Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I 125120307111024 Pendahuluan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu pendidikan yang ditujukkan untuk anak prasekolah dengan tujuan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak sejak dini hingga dapat berkembang wajar sebagai anak. Pendidikan Anak usia Dini juga berusaha merangsang intelektual, kepedulian sosial, dan emosi anak sesuai dengan perkembangan dan tingkat usia anak untuk membangun anak dengan karakter yang berkualitas. Berbagai kegiatan dilakukan semenarik mungkin untuk membuat anak tertarik untuk memperlajarinya baik dengan permainan atau hal lainnya. Anak usia dini adalah anak dari usia nol hingga 6 tahun, dimana pada usia itu merupakan usia yang sangat menentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani, 2009:7). Oleh karena itu sangat pentinglah menumbuhkan suatu karakter yang baik untuk anak yang akan digunakan hingga anak itu tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat pada nantinya. Membentuk karakter lebih baik dilakukan sejak dini, karena pada usia ini anak lebih cepat untuk menyerap perilaku yang ditunjukkan oleh lingkungan disekitarnnya. Oleh karena itu lingkungan yang baik akan berpengaruh baik kepada anak begitupula sebaliknya, lingkungan yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pula pada anak. Salah satu karakter yang sangat penting untuk ditumbuhkan pada diri seorang anak adalah rasa tanggung jawab. Mengembangkan rasa tanggung jawab pada anak tentu menjadi bagian penting yang harus dikenalkan sejak usia dini, dimulai dari hal-hal sederhana dan contoh yang ringan (Salaman, 2012). Karena pada dasarnya ketika anak-anak itu besar nanti akan dihadapkan dengan berbagai hal yang sangat membutuhkan tanggung jawab, misalnya ketika anak harus menentukan suatu keputusan dan harus dilandasi dengan tanggung jawab dari keputusan yang telah ditentukkan. Tetapi dapat diketahui untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini tidaklah mudah, maka dari itu perlu adanya peran dari lingkungan anak-anak itu tumbuh terutama dalam lingkungan pendidikan. Menurut Mena (2005:12) menyatakan bahwa pada Pendidikan Anak Usia Dini inilah yang sangat tepat untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab seorang anak dan peran pendidik atau guru dirasakan sangat penting. Selain untuk mengajarkan anak untuk berperilaku dan memiliki rasa tanggung jawab, guru juga dituntut untuk memberikan contoh perilaku bertanggung jawab yang nyata kepada anak. Karena guru merupakan pemilik peran yang sangat besar terkhusus dalam pembentukan karakter anak didik (Wibowo, 2012:107). Pada kenyataannya peran pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini yang dirasa sangat tidak mudah, membuat tidak sembarang orang bisa menjalankannya. Karena peran guru terutama dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab yang termasuk dalam pendidikan karakter sangat menentukan keberhasilan dalam mendidik anak didiknya, terutama dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Menurut Wibowo (2012) seorang guru PAUD adalah pendidik yang mampu melaksanakan berbagai macam upaya untuk meningkatkan mutu dan innovasi pendidikan dan bertanggung jawab pada proses keberlangsungan pendidikan di PAUD. Dengan kata lain seorang guru pendidik anak usia dini harus mempunyai berbagai macam keahlian yang harus dimiliki karena peran yang begitu kompleks untuk keberhasilan proses belajar anak didik. Sementara pendidikan anak usia dini pada umumnya terutama dalam hal menumbuhkan rasa tanggung jawab di sekolah lebih banyak menerapkan konsep dan teori saja yang kurang bisa diserap oleh anak usia dini. Oleh karena itu akan dibahas mengenai peran guru dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab anak pada pendidikan anak usia dini. Kajian Teoritis 1. Pengertian Guru Guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 adalah pendidik professional yang memiliki tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusai peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan mengah. Pendidik sendiri dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 dijelaskan sebagai tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama pedidik perguruan tinggi. Dapat dikatakan bahwa guru PAUD adalah pendidik professional yang mampu menggantikan posisi orang tua ketika anak berada dalam sekolah juga sosok yang memiliki tanggung jawab merencanakan, melaksanakan, menilai, melakukan pembimbingan dan pelatihan, dalam pembelajaran pada anak usia dini. Dimana jika dibandingkan dengan jenjang lainnya pada jenjang pendidikan anak usia dini, guru lebih memiliki peran yang kompleks. Karena pada jenjang ini adalah saatnya guru membuat pondasi untuk menghadapi pendidikanpendidikan pada jenjang selanjutnya yang lebih tinggi. Dan keberhasilan guru dalam mendidik anak didik pada jenjang ini akan menentukan keberhasilan anak di jenjang yang lebih tinggi nantinya. Seorang guru anak usia dini mampu melaksanakan berbagai macam upaya untuk meningkatkan mutu dan innovasi pendidikan dan bertanggung jawab pada proses keberlangsungan pendidikan di PAUD (Wibowo, 2012). Dengan kata lain memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena pada usia saat ini anak-anak belum bisa seutuhnya terlepas dari orang tua, di situlah peran guru PAUD benar-benar terlihat kompleks. 2. Pengertian Anak Usia Dini Menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, karena memiliki pola perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Mansur, 2005). Pada usia ini biasanya anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yang tidak akan diulang lagi pada masa mendatang. Dalam perkembangan kognisi menurut Piaget (dalam Ormrod, 2008) anak usia dini masuk dalam fase sensory-motor (0-2tahun) sampai fase perkembangan praoperasional (27tahun). Dimana pada fase praoperasional ini perkembangan anak mengenai skema-skema mulai dapat merepresentasikan objek –objek yang berada di luar jangkauan pandangan, namun belum mampu melakukan penalaran logis seperti orang dewasa. Oleh karena itu anak usia dini sangat mudah meniru dan menyerap apa yang di dapatkan dari lingkungan sekitar dimana dia tumbuh, lingkungan yang baik akan berpengaruh baik kepada anak begitupula sebaliknya, lingkungan yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pula pada anak. 3. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Majory (dalam Hibana, 2005) Pendidikan Anak Usia Dini adalah pelayanan pada anak mulai lahir sampai usia delapan tahun baik berupa pelayanan jasmani maupun rohani. Pendidikan Anak Usia Dini sendiri merupakan upaya terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan membantu anak untuk mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Dapat dikatakan PAUD juga sebagai proses pembinaan tumbuh kembang anak usia 0-8 tahun secara menyeluruh baik mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan mental, intelektual, emosional, moral dan sosial (NEST, 2007). Program atau kegiatan dalam PAUD tentu berbeda dengan kegiatan di jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan yang dirancang dalam PAUD sengaja dibuat untuk membuat anak mampu merangsang intelektual, kepedulian sosial, dan emosi anak sesuai dengan perkembangan dan tingkat usia anak untuk membangun anak dengan karakter yang berkualitas. Program tersebut bisa berupa sebuah permainan baik individu ataupun kelompok juga tugas-tugas tertentu yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak tersebut dan juga sesuai dengan kurikulum pendidikan anak usia dini. Dalam pendidikan ini tentunya tidak hanya mengajarkan mengenai pengetahuan intelektual tetapi pada usia inilah saat yang tepat bagi anak usia dini dalam menumbuhkan suatu karakter. Karena pada usia ini anak lebih cepat untuk menyerap perilaku yang ditunjukkan oleh lingkungan disekitarnnya. Mengembangkan rasa tanggung jawab pada anak tentu menjadi bagian penting yang harus dikenalkan sejak usia dini, dimulai dari hal-hal sederhana dan contoh yang ringan (Salaman, 2012). 4. Rasa Tanggung Jawab Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab merupakan keadaan dimana individu wajid menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Dalam hal ini rasa tanggung jawab merupakan suatu karakter yang harus dimiliki anak sejak usia dini. Rasa tanggung jawab yang ditumbuhkan pada anak usia dini bukanlah tanggung jawab yang terlalu besar seperti tanggung jawab seorang dewasa melainkan tanggung jawab dari hal yang dirasakan paling sederhana untuk anak usia dini. lebih tepatnya rasa ketika anak mulai merasa memiliki kewajiban yang harus dilakukan ketika anak selesai melakukan sesuatu. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini, karena pada usia dini adalah usia kritis bagi pembentukan karakter seorang anak (Lassa, 2012). Maka menumbuhkan rasa tanggung jawab ini sangat perlu dilakukan pada anak usia dini sehingga kelak ketika anak tumbuh maka ia mampu mengambil keputusan yang bisa dipertanggung jawabkan dalam segala hal. Dengan tujuan agar anak didik mampu menerapkan dan mempraktikkannya dalam lingkungan sosial baik keluarga, lingkungan pendidikan, dan juga lingkungan masyarakat secara luas. Rasa tanggung jawab dapat diberikan dengan memberikan pengetahuan tentang baik-buruk, dengan memelihara hal baik dan mampu mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu rasa tanggung jawab dapat ditumbuhkan pada anak dengan memberikan kewajiban melakukan suatu hal setelah melakukan kegiatan yang dilakukan, seperti menyelesaikan tugas dari sekolah atau kegiatan lainnya. Pembahasan Dalam penerapan Pendidikan Anak Usia dini pada umumnya sangat dominan dengan permainan dan berbagai kegiatan berkelompok guna merangsang anak untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan. Tanpa disadari penanaman karakter juga sangat dibutuhkan untuk anak sejak dini. Peran guru PAUD tidak hanya terfokus pada akademik, melainkan berperan dalam hal pembelajaran mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Kemudian berperan juga dalam proses administrasi kelas, selain itu juga berperan dalam perkembangan psikologis anak dimulai dari pencegahan, penanganan, hingga rehabilitasi anak itu sendiri. Pencegahan yang dimaksud adalah guru harus mencegah munculnya karakter yang buruk dengan mengajarkan karakter yang baik dan memperbaiki karakter yang kurang baik yang dimiliki anak. Penanaman karakter di sekolah membutuhkan pendidik yang dapat dijadikan tokoh sekaligus perancang dalam proses pembentukan karakter yang dimaksud. Peran guru terutama dalam pendidikan karakter sangat menentukan berhasil tidaknya pendidikan karakter pada anak terutama pada anak usia dini. terdapat kecenderungan bahwa makin tinggi level pendidikan formal, maka makin rendah peran dan kontribusi dari guru dalam kesuksesan maupun pembentukan karakter anak didik (Wibowo, 2012). Sampai pada kenyataannya karena begitu pentingnya peranan guru di PAUD membuat tidak semua orang bisa menjalani profesi ini. Guru dalam Pendidikan Anak Usia Dini memiliki tugas yang sangat kompleks dalam menghadapi anak yang dapat dikatakan memiliki usia yang sangat muda yaitu usia dini. Sehingga dapat dikatakan untuk mendidik anak dengan usia yang masih dini tidaklah mudah, perlu adanya teknik atau siasat khusus terutama dalam hal pembentukan karakter (Lassa, 2012). Pada dasarnya pada usia dini anak akan belajar dengan melihat, mendengar dan merasakan stimulus yang ada di lingkungan sekitar mereka. Maka dari itu dalam memberikan suatu ilmu atau pengetahuan peran guru tidak hanya sebagai pembicara yang memberikan konsep dan teori tetapi harus bisa melakukan langsung di hadapan anak didiknya dan dilakukan secara berulang. Karena dengan pengulangan anak akan lebih mudah menerapkan langsung karena terbiasa melihat contoh perilaku dari sang guru. Peran guru Pendidikan Anak Usia Dini dapat disimpulkan adalah selain sebagai pendidik, juga sebagai panutan, pecancang pengembangan, konsultan dan mediator. Peran guru tersebut terutama dalam menumbuhkan karakter rasa tanggung jawab dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Guru PAUD sebagai pendidik Guru PAUD bukan sekedar orang yang memberikan ilmu ke anak-anak, namun lebih kompleks dari itu. Guru merupakan orang yang berperan memberikan konsep ilmu bahkan pembentukan karakter sikap dan perilaku untuk anak didiknya. Pendidik pada tingkat PAUD secara langsung membuat rancangan pengembangan perilaku karakter pada anak, melaksanakan, dan mengembangkannya sehingga menjadi cara hidup anak yang akan diterapkan dalam kehidupannya. Guru PAUD pada dasarnya perlu menguasai strategi dan berbagai cara guna menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini sehingga rencana yang sudah disusun dapat dilaksanakan sesuai tujuan pengembangan. Guru PAUD perlu memahami karakteristik anak sesuai usia, budaya, dan lingkungan sekitar anak sehingga apa yang disampaikan tidak terlalu jauh atau dapat dikatakan sesuai dengan kehidupan anak seharihari. Hal ini juga agar perilaku yang akan ditanamkan dapat diamati dan ditiru anak sesuai sifat anak itu sendiri dengan mengamati dan meniru guru. b. Guru PAUD sebagai panutan Guru PAUD adalah orang yang paling dekat dengan anak juga dapat dikatakan sebagai orang tua kedua anak ketika disekolah. Oleh karena itu setiap sikap yang terlihat atau ditunjukkan oleh guru di lingkungan PAUD secara langsung akan dicontoh anak didiknya. Anak usia dini belum mampu memilih perilaku mana yang boleh ditiru dan yang tidak sehingga informasi apa yang didapat atau perilaku apa yang di peroleh saat itu akan langsung diserap oleh anak didik. Setiap perilaku yang teramati oleh anak, dianggapnya sebagai perilaku yang boleh ditiru. Guru perlu memahami bagaimana bersikap dan berperilaku di depan anakanak agar sikap dan perilaku yang dicontoh anak adalah perilaku yang diharapkan tertanam pada anak saja. Anak paling mudah mempelajari sesuatu dari mengamati dan meniru, terutama dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab ini. Cara paling mudah menumbuhkan rasa tanggung jawab ini adalah melalui pembiasaan perilaku yang diharapkan tersebut dalam setiap aktivitas anak. Keberhasilan pembiasaan akan menentukan keberhasilan pembentukan karakter anak yang berpengaruh pada pembentukan karakter bangsa nantinya. Rasa tanggung jawab yang paling sederhana adalah seperti dengan merapikan kembali mainan setelah menggunakannya, menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan beberapa kegiatan lain yang masih mampu diterima oleh anak-anak. c. Guru PAUD sebagai perancang pengembangan Dalam kegiatan yang dilakukan di sekolah baik dalam hal pembelajaran ataupun kegiatan lainnya pasti memerlukan sebuah perancangan, terutama dalam kegiatan menanamkan rasa tanggung jawab pada anak. Semua program rancangan dalam pembentukan karakter perlu dirancang dengan baik agar jelas tujuannya dan tepat dalam menentukan cara tepat yang digunakan. Semua program tersebut di rancang oleh guru, rancangan selalu dipadukan dengan segala kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari baik anak di sekolah maupun ketika anak berada di rumah. Guru juga menyiapkan materi pembiasaan yang perlu untuk dirancang meliputi kepedulian dan rasa empati, kerjasama, berani, suka menolong dan kejujuran. Perilaku mandiri, percaya diri, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab, serta toleran juga sangat perlu di tumbuhkan pada anak sejak usia dini. Semua kegiatan ini dapat dirancang dalam kegiatan yang bersifat individu maupun kelompok baik berupa permainan atau hal lain yang merangsang karakter anak. Dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab ini perancangan kegiatan yang sesuai adalah seperti permainan kelompok dimana adanya tanggung jawab untuk menjaga suatu barang agar tidak diambil oleh kelompok lain. Atau kegiatan lain yang membantu pengembangan rasa tanggung jawab anak. d. Guru PAUD sebagai konsultan dan mediator anak Guru di PAUD merupakan orang yang dirasa paling benar bagi anak-anak sehingga segala aduan, keluhan, kesulitan yang dialami anak akan terlebih dahulu disampaikan pada guru sebelum kepada orang lain. Ketika teman menjahili atau ketika mengalami kesulitan pasti guru adalah orang pertama di fikiran anak untuk mengadu. Guru sering dijadikan tempat berbagi untuk anak, karena anak merasa aman ketika berbagi kepada guru dan segala rahasia akan terjaga karena anak merasa dilindungi orang yang lebih besar darinya. Karenanya guru juga perlu memiliki kemampuan menyelesaikan permasalahan anak ketika mereka mengadu. Jika ada konflik diantara sesama anak, guru perlu mencari tahu sebab konflik tersebut sebelum menyelesaikannya. Dalam keadaan seperti ini akan secara langsung di tumbuhkan sikap jujur, berani, dan bertanggung jawab pada anak. Karena ketika anak selesai mengadu guru akan mengarahkan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anak, dan anak akan berusaha mencari jalan menyelesaikan masalah yang dia hadapi. Seperti contohnya ketika anak mengadu telah mematahkan pensil temannya maka guru akan mengarahkan anak untuk meminta maaf. Rasa tanggung jawab yang ditumbuhkan oleh guru adalah ketika kita melakukan kesalahan pada orang lain maka kita harus meminta maaf. Itu adalah cotoh menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak yang sederhana dan sangat mudah untuk dilakukan. Kesimpulan Dalam proses belajar mengajar terutama dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini yang masih berada pada fase praoperasional di PAUD membutuhkan strategi yang tepat karena dirasa sangat tidak mudah. Guru PAUD adalah orang yang sesuai dalam membentuk karakter seorang anak, salah satunya dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab anak. Tetapi untuk menjadi guru PAUD pun tidak mudah karena memiliki tugas yang sangat kompleks, karena yang dihadapi adalah anak-anak yang masih belum bisa melakukan penalaran logis atau belum bisa menentukan yang benar dan yang salah. Rasa tanggung jawab adalah karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini, karena pada usia dini adalah usia kritis bagi pembentukan karakter seorang anak dan menumbuhkan rasa tanggung jawab ini sangat perlu dilakukan pada anak usia dini sehingga kelak ketika anak tumbuh maka ia mampu mengambil keputusan yang bisa dipertanggung jawabkan dalam segala hal. Peran guru dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini antara lain adalah sebagai pendidik yaitu yang berperan memberikan konsep ilmu bahkan pembentukan karakter sikap dan perilaku tanggung jawab untuk anak didiknya dengan memahami karakteristik anak sesuai usia, budaya, dan lingkungan sekitar anak sehingga apa yang disampaikan sesuai dengan kehidupan anak sehari-hari. Kemudian guru sebagai panutan dimana setiap sikap yang terlihat atau ditunjukkan oleh guru di lingkungan PAUD secara langsung akan dicontoh anak didiknya. Selanjutnya guru sebagai perancang pengembangan dimana untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini guru harus merancang suatu kegiatan atau kebiasaan yang harus dilakukan oleh siswa baik secara individu ataupun kelompok untuk melatih rasa tanggung jawab itu. Dan yang terakhir yaitu guru sebagai konsultan dan mediator anak yaitu ketika guru adalah orang yang paling benar dimata anak-anak, maka semua masalah atau berbagai hal yang dialami anak akan disampaikan kepada guru, dan guru akan mencari sebab kemudian berusaha membantu anak menyelesaikan masalahnya dengan dilandasi rasa tanggung jawab dari anak. Daftar Pustaka Lassa, Maria Silvia. 2012. SKIRPSI: “Profil Perilaku Disiplin Pada Anak Di Kelas A TK Pasifikus Pontianak (Studi Kasus Pada Anak Usia 5-6 Tahun)”. Pontianak: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mena, Janet Gonzales. (2005). Foundations of Early Childhood Education. New York: McGraw Hill. NEST TEAM. 2007. Modul Perkembangan Anak untuk PAUD. Jakarta: Dir.PAUD, Kemendiknas. Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan (edisi ke-6). Jakarta: Penerbit Erlangga. Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Pers. Salaman. (2012). Menumbuhkan Perilaku Tanggung Jawab Pada Anak. (http://padiemas.blogdetik.com/2012/02/14/menumbuhkan-perilakutanggung-jawabkepada-anak/) diakses 15 Maret 2015 18:00 WIB). Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter Usia Dini Strategi Membangun Karakter di Usia Emas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.