peningkatan mutu pendidikan di pendidikan anak usia dini (paud)

advertisement
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI (PAUD) FATIMAH DESA PURBAYAN
KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
NUR’AINI RAHAYU
NIM: 134031016
Tesis Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Mendapatkan Gelar Magister
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2015
ABSTRAK
Nur‟aini Rahayu, (134031016) Peningkatan Mutu Pendidikan di Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo. Tesis: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Pascasarjana, IAIN Surakarta, Nofember 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan
dan memahami faktor yang menyebabkan PAUD Fatimah Desa Purbayan
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo dapat meningkatkan mutu
pendidikan, padahal pada umumnya PAUD sulit untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Faktor-faktor tersebut meliputi tujuan, kepala sekolah, guru, siswa,
sumber daya lainnya (dana, kurikulum, sarana prasarana) dan suasana lingkungan
yang kondusif, hubungan warga sekolah, masyarakat serta instansi lainnya.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kepala sekolah,
guru dan siswa di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo. Informan penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa dan tenaga
administrasi di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo. Adapun pemeriksaan keabsahan data menggunakan metode triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilakukan dengan model interaktif
melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan mutu pendidikan
PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo meliputi:
1) Peningkatan keaktifan guru, kepala sekolah dan administrasi manajemen dalam
mengikuti pelatihan maupun seminar, 2) Peningkatan sumber daya manusia
dengan pembiasaan dan kemampuan dasar sehingga siswa mampu mengendalikan
diri dan berkarakter kuat, 3) Faktor pendukung peningkatan mutu pendidikan pada
PAUD Fatimah yaitu adanya tujuan sekolah, adanya guru; kepala sekolah; dan
tenaga admnistrasi yang professional di bidangnya, adanya siswa aktif; cerdas dan
kreatif, adanya penyempurnaan dan peningkatan sumber daya yang telah ada
(dana, kurikulum, sarana dan prasarana), dan adanya suasana lingkungan yang
kondusif seperti lingkungan yang bersih, serta adanya hubungan yang erat dan
rasa kekerabatan antara guru, orang tua, warga sekolah ataupun satuan kerja
sekolah lainnya.
Kata kunci: Peningkatan, Mutu Pendidikan, PAUD.
ii
ABSTRACT
Nur‟aini Rahayu, (134031016) Improvement of Education Quality at Early
Childhood Education (PAUD) Fatimah Purbayan Baki in
District Sukoharjo Tesis: Study Program Islamic Education
Management, Pascasarjana IAIN Surakarta, October 2015.
Improvement of education quality needs principal professionalism,
teachers‟ ability, management administration and improvement of facilities in
teaching and learning process. This research aims at knowing: 1) Improvement of
education quality at PAUD Fatimah. (2) Supporting factors in improving
education quality at PAUD Fatimah Purbayan, Baki in District Sukoharjo.
This research applied qualitative method and was conducted at PAUD
Fatimah Purbayan, Baki in District Sukoharjo. This research was held for three
months, starting on May until July 2015. Subjects of this research were principal,
teachers, and students. Informants of this research were principal, teachers,
students and administration staffs. Technique of data collection employed method
of observation, interview, and documentation. Meanwhile, data validation used
triangulation of source and method. Technique of data analysis used interactive
model by data collection, data reduction, data display and verification.
The result of this research shows: 1) Improvement of education quality at
PAUD Fatimah Purbayan, Baki in District Sukoharjo, including improvement of
activity of teachers, principal and management administration in joining any
trainings, seminar, and also improvement of students is implemented by
habituation and basic ability, so that they may have self-control and strong
character. 2) The supporting factors of education quality improvement are
school‟s purpose, professional principal and teacher, management administration
which is appropriate with its field, creative and intelligent students, facilities
improvement, conducive environment, and also good relationship among teachers,
parents, staff and other school units.
Key words: Improvement, Education Quality, PAUD
iii
‫امللخص‬
‫نور عيين راهايو‪ )330433431( ،‬ترقية نوعية الًتيبية يف حضانة "فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة‬
‫يباكيت مقاطعة سوكوهارجو‪ .‬الرسالة‪ :‬يبرنامج دراسة إدارة الًتيبية اإلسالمية‪،‬‬
‫الدراسات العليا‪ ،‬جامعة سوراكارتا اإلسالمية احلكومية‪ ،‬أكتويبر ‪.1435‬‬
‫ترقية نوعية التعليم حتتاج إىل املهنية من مدير املدرسة‪ ،‬وقدرة أعضاء هيئة التدريس واإلدارة‬
‫وكذلك ترقية التسهيالت يف عملية أنشطة التعليم والتعلم‪ .‬وهتدف هذه الدراسة إىل حتديد ما يلي‪:‬‬
‫(‪ )3‬ترقية نوعية التعليم يف حضانة "فاطمة"‪ )1( ،‬العوامل اليت تدعم ترقية نوعية التعليم يف حضانة‬
‫"فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة يباكيت مقاطعة سوكوهارجو‪.‬‬
‫استخدم هذا البحث الطريقة النوعية‪ .‬ومكان هذا البحث يف حضانة "فاطمة" يبقرية‬
‫فوريبايان منطقة يباكيت مقاطعة سوكوهارجو‪ .‬وقد جرى هذا البحث ملدة ثالثة أشهر يبداية من مايو‬
‫إىل يوليو سنة ‪ .1435‬وكانت املوضوعات يف هذا البحث مدير املدرسة واملدرسون والتالميذ‪.‬‬
‫واملخبون يف هذا البحث أولئك هم مدير املدرسة واملدرسون والتالميذ واملوظفون اإلداريون‪.‬‬
‫وتقنيات مجع البيانات يباستخدام أسلوب املالحظة واملقايبالت والوثائق‪ .‬وفحص صحة البيانات‬
‫يباستخدام أسلوب تثليث املصدر وتثليث الطريقة‪ .‬وأسلوب حتليل البيانات يباستخدام مناذج تفاعلية‬
‫من خالل مجع البيانات واحلد من البيانات‪ ،‬وعرض البيانات والتحقق منها‪.‬‬
‫ونتائج هذا البحث هي‪ )3( :‬ترقية نوعية الًتيبية يف حضانة "فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة‬
‫يباكيت مقاطعة سوكوهارجو اليت تشمل ترقية نشاط املدرسني ومدير املدرسة والتنظيم اإلداري يف‬
‫اشًتاك التدريبات والندوات وكذلك يف ترقية املوارد البشرية) للتالميذ من خالل التعود والكفاءات‬
‫األساسية‪ ،‬حىت يقدر التالميذ على السيطرة على أنفسهم ولديهم شخصية قوية‪ )1( .‬العوامل اليت‬
‫تدعم ترقية نوعية الًتيبية هي األهداف من املدرسة‪ ،‬ومدير املدرسة واملهين‪ ،‬واملدرسني املهنيني‪ ،‬وهيئة‬
‫التنظيم اإلداري طبق جماالهتم‪ ،‬والتالميذ األذكياء واملبدعني‪ ،‬وترقية التسهيالت والبيئة املرتاحة فضال‬
‫عن عالقة وثيقة يبني املدرسني وآيباء التالميذ وسكان املدارس أو غريها من وحدة العمل املدرسية‪.‬‬
‫كلمات البحث األساسية‪ :‬الًتقية‪ ،‬نوعية الًتيبية‪ ،‬احلضانة‪.‬‬
‫‪iv‬‬
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI (PAUD) FATIMAH DESA PURBAYAN KECAMATAN BAKI
KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun oleh:
NUR’AINI RAHAYU
NIM: 134031016
Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
pada hari Jum‟at, tanggal 15 bulan Januari tahun 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang/Penguji II,
Dr. Moh Bisri, M.Pd
Dr. H. Baidi, M.Pd.
NIP. 19620718 199303 1 003
NIP. 19640302 199603 1 001
Penguji I,
Penguji Utama,
Dr. H. Purwanto, M.Pd.
Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA
NIP. 19700926 200003 1 001
NIP. 19481208 197803 1 001
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd.,Ph.D.
NIP 19600910 199203 1 003
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Magister dari program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapan bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian Tesis ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Surakarta, 15 Januari 2016
Yang Menyatakan,
Nur‟aini Rahayu
NIM: 134031016
vi
MOTTO
    


“Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?”
( Q.S. Ar-Rahman: 13 )
Menikmati kehidupan dan menjalani hidup dengan penuh semangat,
keyakinan, keberanian dan rela berkorban adalah jihad fisabilillah
yang paling nikmat
( Penulis )
vii
PERSEMBAHAN
Setiap buah pikiran yang tertuang dalam lembaran tesis ini merupakan bagian
dari wujud keagungan dan hidayah-Nya, yang diberikan ALLAH SWT kepada
saya dan berwujud kepatuhan saya kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Tesis ini kupersembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibunda tercinta serta keluarga besarku
2. Suamiku tercinta
3. Anak-anakku tersayang “Annafi‟ Nurul „Ilmi Azizah,
Muhammad Arfanda Krisna, Amalina Firda Husnawati”
4. Semua guru BA Aisyiyah Wironanggan
5.
Almameter IAIN Surakarta
viii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusunan tesis ini
berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. Salam dan taslim semoga
selalu tercurahkan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai Nabi
akhir zaman.
Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh
gelar Magister Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Kami
menyadari setiap adanya hasil cipta dan karya manusia di muka bumi ini, tidak
terlepas dari motivasi dan bantuan dari orang-orang terdekatnya. Begitupun
dengan tesis ini tidak begitu saja berjalan dengan baik, pasti ada hambatan yang
datang dan menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian tesis ini. Oleh karena itu
perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan, sebagai Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Dr. H. Purwanto, M.Pd, selaku pembimbing I dan juga sebagai dosen
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh keikhlasan untuk
meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dalam penyusunan tesis ini.
3. Dr. H. Baidi, M.Pd, selaku pembimbing II saya dan juga sebagai dosen
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang telah banyak
memberikan wawasan ilmu, bimbingan dan masukan kepada saya dalam
penyusunan tesis ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Majister Manajemen Pendidikan Islam
Pascasarjana IAIN Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan dan
memberikan arahan dalam penulisan tesis ini.
ix
5. Kepada segenap pimpinan dan staff khususnya di pascasarjana dan
perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang ikut membantu
memberikan kesempatan dan referensi dalam penyusuanan tesis ini.
6. Segenap keluarga besar PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo yang telah
memberikan ijin dan waktunya untuk melaksanakan penelitian dan bantuannya
kepada saya selama proses penelitian berlangsung.
7. Suamiku tercinta yang senantiasa selalu memberiku semangat dan kekuatan.
8. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, dan
memberiku motifasi.
Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat dan dapat memberikan banyak
pelajaran serta pengalaman baru bagi penulis. Tidak ada karya manusia yang
sempurna, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun akan penulis terima
dengan senang hati.
Surakarta, 15 Januari 2016
Penulis,
Nur’aini Rahayu
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................. vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori yang Relevan .................................................................... 9
1. Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).............................. 9
a. Mutu pendidikan.................................................................. 9
b. Pendidikan anak usia dini (PAUD)..................................... 14
xi
2. Peningkatan Mutu Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) ................................................................................... 22
3. Indikator atau Penilaian Mutu Pendidikan PAUD ................. .27
a. Indikator penilaian mutu pendidikan.....................................27
b. Indikator peningkatan mutu pendidikan PAUD...................30
B. Penelitian yang Relevan.................................................................40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 43
B. Latar Seting Penelitian ............................................................... 44
C. Subjek dan Informan Penelitian ................................................. 45
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 45
1. Observasi ................................................................................ 46
2. Wawancara ............................................................................. 47
3. Dokumentasi .......................................................................... 47
E. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 48
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 49
1. Reduksi Data .......................................................................... 51
2. Penyajian Data ....................................................................... 52
3. Penarikan Kesimpulan ........................................................... 52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 53
1. Gambaran Umum PAUD Fatimah Purbayan ........................ 53
a. Letak geografis .................................................................. 53
xii
b. Sejarah dan latar belakang berdirinya PAUD Fatimah ..... 54
c. Visi, misi dan tujuan PAUD Fatimah ............................... 55
d. Struktur oraganisasi PAUD Fatimah ..................................... 55
e. Keadaan guru dan siswa .................................................... 56
2. Peningkatan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah, Purbayan,
Baki, Sukoharjo ..................................................................... 60
a. Pembelajaran guru ............................................................. 60
b. Pembelajaran siswa ........................................................... 74
c. Kepemimpinan kepala sekolah ......................................... 78
d. Administrasi manajemen ................................................... 84
3. Faktor yang Mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan di
PAUD Fatimah ...................................................................... 91
B. Penafsiran ................................................................................... 94
a. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Guru.......94
c. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Siswa......95
d. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Kepala
Sekolah......................................................................................96
a. Peningkatan Mutu Pendidikan oleh Administrasi dan
Manajemen................................................................................98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 103
B. Implikasi........................................................................................105
C. Saran-saran ................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Anak Didik Tahun Pelajaran 2009/2010 – 2013/2014 .......... 5
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian ................................................................. 44
Tabel 3.2 Aktivitas Observasi Terlibat .............................................................. 46
Tabel 3.3 Dokumentasi ...................................................................................... 48
Tabel 4.1 Daftar Guru PAUD Fatimah Purbayan .............................................. 57
Tabel 4.2 Data Guru PAUD Fatimah Purbayan ................................................. 58
Tabel 4.3 Data Siswa PAUD Fatimah Purbayan ............................................... 59
Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana PAUD Fatimah Purbayan ....................... 59
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Penjaminan Mutu ................................................................ 11
Gambar 2.2 Basis Teori Pengembangan Kurikulum .......................................... 16
Gambar 2.3 Ikhtisar Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan di
Indonesia ....................................................................................... 23
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Mattew B.Milles ................................... 50
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PAUD Fatimah Purbayan ............................... 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Panduan Wawancara .................................................................... 114
Lampiran 1.2 Panduan Pengamatan ................................................................... 117
Lampiran 1.3 Panduan Analisis Dokumen ......................................................... 119
Lampiran 2.1 Catatan Lapangan Wawancara dengan Kepala Sekolah .............. 120
Lampiran 2.2 Catatan Lapangan Wawancara dengan Komite Sekolah ............. 123
Lampiran 2.3 Catatan Lapangan Wawancara dengan Tenaga Administrasi ..... 126
Lampiran 2.4 Catatan Lapangan Wawancara dengan Guru ............................... 130
Lampiran 2.5 Catatan Lapangan Wawancara dengan Siswa ............................. 134
Lampiran 3.1 Catatan Lapangan Pengamatan Pembelajaran ............................. 173
Lampiran 3.2 Catatan Lapangan Pengamatan Rapat Koordinasi ....................... 176
Lampiran 3.3 Catatan Lapangan Studi Banding Guru ....................................... 180
Lampiran 3.4 Catatan Lapangan Pelatihan Membuat APE ............................... 184
Lampiran 3.5 Catatan Lapangan Pengamatan Workshop Kurikulum ............... 187
Lampiran 4.1 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Buku Profil Sekolah ........ 191
Lampiran 4.2 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Presensi Mengajar ........... 195
Lampiran 4.3 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Rencana Pembelajaran .... 198
Lampiran 4.4 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Lembar Daftar Siswa ...... 200
Lampiran 4.5 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Lembar Laporan Bulan ... 203
Lampiran 4.6 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Akreditasi ........................ 205
Lampiran 5 Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................... 207
Lampiran 6 Analisa Data .................................................................................... 211
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sangat membutuhkan ilmu pengetahuan di dalam kehidupan
mereka. Ilmu pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui jenjang
pendidikan. Pendidikan dapat membentuk karakter manusia menjadi manusia
yang lebih baik, serta berguna bagi sesama, beriman dan bertaqwa serta
bertanggung jawab. Pendidikan yang dalam UU No. 20 Tahun 2003 (pasal 3)
tentang Sisdiknas bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan dapat diperoleh dari usia dini atau kanak-kanak. Di usia
ini, karakter manusia dapat dibentuk dan diciptakan sesuai dengan pendidikan
yang didapat. Salah satu tujuan adanya pendidikan yaitu dapat menciptakan
keselamatan serta kebahagiaan bagi umat manusia, sesuai dengan pernyataan
Ki Hadjar Dewantara (dalam Burhanuddin, 2013: 3) pendidikan menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara
(dalam Haryanto, 2010) juga menyatakan bahwa beliau juga ingin a)
menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan, b) memandang
1
2
pendidikan sebagai suatu proses yang dengan demikian bersifat dinamis, dan
c) mengutamakan keseimbangan antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak.
Mutu pendidikan merupakan suatu tolak ukur dalam menilai
keberhasilan pihak sekolah dalam menciptakan anak didik yang berkualitas.
Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila di dalam sekolah tersebut terdapat
proses pembelajaran yang baik, serta mempunyai lembaga atau badan-badan
sekolah yang mampu menangani dan bertanggung jawab atas hasil belajar
anak didiknya. Menurut Zahid (2014: 669), mutu pendidikan merupakan
konsep multidimensi meliputi kelembagaan, pengajaran dan hasil belajar
siswa.
Makna peningkatan mutu pendidikan yaitu bukan hanya dapat
menyekolahkan anak untuk menimba ilmu pengetahuan saja, melainkan juga
dapat mengembangkan pengetahuan anak secara komprehensip. Peningkatan
mutu pendidikan juga dapat memberikan harapan bagi siswa guna mendapat
kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Menurut Edward
Sallis (dalam Jasuri, 2014: 15) mengatakan, Total Quality Management
(TQM) adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang
dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan
dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan para pelanggannya, saat ini
dan untuk masa yang akan datang.
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan sejak dini, yang paling
utama dari lingkup keluarga dan sekolah sebagai kelanjutannya. Potensi anak
akan berkembang sangat pesat yakni antara umur 0 sampai dengan 6 tahun,
3
disitulah pentingnya pendidikan usia dini karena umur tersebut adalah
periode usia emas (golden age). Pendidikan di sekolah bagi anak usia dini
memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan
yang menyangkut fisik motorik halus dan kasar, kecerdasan, sosio emosional
bahasa dan komunikasi, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini. Menurut Apriana (2009: 3) Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Tingginya harapan masyarakat dengan adanya pendidikan usia dini
terlihat dari keantusiasan orang tua dalam menyekolahkan putra-putrinya. Hal
ini tidak lepas dari guru yang telah melahirkan penerus yang berkualias. Guru
dinilai baik dalam mengajar yaitu ketika guru mampu menguasai kelas dan
terampil dalam menarik minat siswa untuk belajar dengan baik. Menurut Max
(1991: 187) mengajar membutuhkan keterampilan improvisasi langsung yaitu
dengan mengetahui bagaimana menginterpretasikan situasi yang selalu
berubah, perubahan waktu, tanggap dengan apa yang terjadi pada anak, apa
yang harus dilakukan, bagaimana menyajikan sesuatu, bagaimana menahan,
dan cara membuat nada yang tepat dalam kelas.
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan, Pemerintah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan empat kebijakan,
4
yaitu: pembangunan satuan pendidikan, penyempurnaan sistem pembelajaran,
penyediaan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dan
bantuan pendanaan peserta didik (Freyani, 2013). Peningkatan kualitas atau
mutu pendidikan PAUD tidaklah mudah. Beberapa PAUD tidak mengalami
peningkatan mutu dikarenakan beberapa hal yaitu: a) Masalah pendidiknya,
tidak sedikit lembaga PAUD yang masih asal-asalan berjalan disebabkan
karena usia yang relatif baru sehingga pendidiknya kurang berkualitas, belum
kreatif dan inovatif; b) Lembaga PAUD yang masih baru pelaksanaan
program masih bersifat asal jalan, asal dapat peserta didik tanpa
memperhatikan kualitas pelayanan pendidikan, baik dari segi saranaprasarana, tenaga pendidik/pengasuh, maupun metode pembelajarannya dan
c) Tenaga pendidik yang berkualifikasi dan berkompentensi yang ada sangat
terbatas, serta yang berlatar belakang pendidik PAUD, masih heterogen
bahkan tak sedikit yang berdasar pengalaman semata.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pendidik
yang belum memiliki kualifikasi dan kemampuan sebagai pendidik Ada
beberapa hal yang menjadi acuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas
PAUD. Diantaranya acuan itu adalah sebagai berikut: a) ada standar minimal
sebelum masyarakat atau yayasan mendirikan lembaga PAUD, b) pendidik
yang akan terjun langsung di PAUD seharusnya di latih terlebih dahulu
minimal 2 bulan, sehingga ketika terjun bisa menguasai kelas dengan baik; c)
pendidik PAUD harus tidak berhenti belajar, hendaknya mengikuti pelatihan
rutin baik itu sebulan sekali atau dua minggu sekali, d) pengoptimalan
5
Himpaudi & Forum PAUD, karena anggotanya juga terdiri dari pendidik
yang tentunya lebih mengerti pelatihan yang mendesak harus diadakan itu
apa; e) mengadakan studi banding, f) guru lebih meningkatkan gemar
membaca karena ilmu tentang PAUD sangat luas, apalagi mempelajari anak
yang unik di butuhkan ilmu yang banyak; g) guru atau pendidik harus sekolah
lagi; h) pengalokasian dana dari Pemerintah Daerah untuk peningkatan mutu
pendidik PAUD di daerah masing-masing; dan i) di tumbuhkan jiwa meneliti
bagi para guru karena begitu kompleknya permasalahan anak, maka
setidaknya pendidik harus gemar meneliti jika ada permasalahan yang di rasa
mengganjal (Freyani, 2013).
PAUD Fatimah di desaPurbayan kabupaten Sukoharjo mengalami
peningkatan
dari
tahun
ke
tahun.
Hal
itu
dapat
dilihat
dari
perkembanganjumlah siswa dari tahun ke tahun:
Tabel 1.1
Jumlah Anak Didik Tahun Pelajaran 2009/2010–2013/2014
Kelompok
Tahun
A
B
Jumlah
L
P
L
P
2009/2010
39
34
31
29
133
2010/2011
38
36
40
39
153
2011/2012
29
47
43
66
185
2012/2013
34
50
52
69
205
2013/2014
40
53
62
70
225
Ket:L = Laki-laki
P = Perempuan
Sumber: Data TU PAUD Fatimah, Purbayan, Sukoharjo
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tahun 2009/2010
jumlah anak didik laki-laki ataupun perempuan di kelompok A dan B
berjumlah 133 anak didik. Tahun berikutnya 2010/2011, jumlah anak
6
didikmeningkat menjadi 153 anak didik. Peningkatan juga terjadi di tahun
2011/2012 yang sebelumnya berjumlah 153 anak didik menjadi 185 anak
didik. Tahun berikutnya mengalami kenaikan yang stabil yaitu meningkat
sejumlah 20 anak didik di tahun 2012/2013 dan 2013/2014 yang berjumlah
205 dan 225 anak didik. Bertambahnya jumlah anak didik yang terjadi di tiap
tahunnya tidak mempengaruhi jumlah kelulusan. Bermula dari tahun
2009/2010 sampai 2013/2014 jumlah anak didik semua dinyatakan lulus
dengan nilai yang cukup baik.
Demi mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan mutu
pendidikan di PAUD Fatimah, maka guru dituntut untuk mampu mendidik
anak didik dengan meningkatkan pola pengajaran, meskipun menjadi
pendidik PAUD memang tidak semudah yang dibayangkan. Pendidik tidak
hanya mendidik saja tapi juga sebagai pembimbing, penasehat, motivator,
pengasuh, fasilitator, dan lain-lain. Mendidik lebih sulit daripada mendidik
orang dewasa pada umumnya. Karena itu, banyak guru merancang optimisme
setinggi langit, tetapi kenyataannya gagal. Hal itulah yang mempengaruhi
mutu kualitas pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, mengenai kesulitan
pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan anak didik di usia dini. Hal
tersebut yang mendasari penelitian mengenai “Peningkatan Mutu Pendidikan
di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo”.
7
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Desa
Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo?
2. Mengapa pada umumnya PAUD sulit meningkatkan mutu pendidikan,
PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
dapat meningkatkan mutu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Desa Purbayan
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
2. Faktor yang menyebabkan PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan
Baki Kabupaten Sukoharjo dapat meningkatkan mutu pendidikan,
sedangkan pada umumnya PAUD sulit untuk meningkatkan mutu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan dapat memberikan beberapa manfaat baik
teoritis maupun praktis bagi kepala sekolah, guru ataupun siswa, yaitu
sebagai berikut:
8
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan
sumbangan
pemikiran
bagi
khasanah
keilmuan
dalam
usaha
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. Khususnya bagi penulis
sendiri berguna untuk memperoleh pengalaman profesional yang sangat
berharga dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang pernah penulis
dapatkan di bangku perkuliahan dengan realita yang ada di lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi kepala sekolah
untuk melaksanakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
dengan cara yang lebih baik.
b. Bagi Guru
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
motivasi bagi pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) khususnya tenaga kependidikan yang ada pada dirinnya
sebagai seorang pendidik yang profesional di PAUD Fatimah Desa
Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
c. Bagi Pengurus Yayasan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai wacana pengembangan
dan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan dalam satu
naungan Yayasan Fatimah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori yang Relevan
1. Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
a. Mutu pendidikan
Kebanyakan orang tua menyekolahkan anak-anaknya dengan
mempertimbangkan mutu pendidikan. Tak dapat dipungkiri bahwa
setiap orang setuju akan upaya peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila mempunyai mutu yang
lebih baik atau berkualitas dan begitu juga sebaliknya. Menurut
Kristianty (2005: 107) mutu adalah perasaan menghargai terhadap
sesuatu yang lebih baik daripada yang lain. Sedangkan menurut Edward
Sallis (dalam Nata, 2012: 46) mutu merupakan konsep yang licin. Mutu
mengimplikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang.
Sedangkan menurut Crosby (dalam Abdul dan Nurhayati,
2010: 84) menyatakan bahwa mutu ialah conformance to requirement,
yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk
memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang
telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses
produksi, dan produk jadi.
Mutu tidak hanya menghargai terhadap sesuatu, tetapi juga
mampu menilai karakteristik produk atau jasa. Mutu pendidikan dapat
9
10
memberikan kepuasan terhadap para konsumen. Menurut Bresman
(2009: 78) mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang
dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa
didukung oleh argumentasi yang sama baiknya. Berdasarkan pendapat
tersebut mutu dapat diartikan sebagai penilaian karakteristik dari
produk maupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya sekolah,
penjaminan mutu merupakan tuntutan yang harus difokuskan oleh pihak
sekolah
demi
kemajuan
bersama.
Hal
ini
didasarkan
pada
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan hal yang
menjadi sorotan utama oleh orang tua bahkan sampai ke tingkat satuan
pendidikan pemerintah. Setiap komponen pemangku kepentingan
pendidikan (orang tua, masyarakat, dunia kerja, pemerintah) dalam
peranan dan kepentingannya masing-masing memeiliki kepentingan
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Mutu disebut pula sebagai definisi kualitas menurut produsen.
Kualitas ini dicapai bilamana produk atau jasa memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam suatu prosedur yang konsisten.
Kualitas didemonstrasikan oleh produsen dalam sebuah sistem yang
dikenal sebagai sistem jaminan kualitas, yang memungkinkan produksi
yang konsisten dari produk dan jasa untuk memenuhi standar atau
spesifikasi tertentu. Bilamana produk atau jasa yang dihasilkan telah
11
memenuhi spesifikasi atau standar/kriteria yang telah ditetapkan tadi,
maka produk atau jasa itu berkualitas (lihat ilustrasi berikut).
Standar
Prosedur
Input
Proses
Produk
(Konsistensi)
Tindak lanjut
untuk
memeriksa dan
meningkatkan
produk
Gambar 2.1
Proses Penjaminan Mutu
Mutu pendidikan merupakan suatu tolak ukur dalam menilai
keberhasilan pihak sekolah dalam menciptakan anak didik yang
berkualitas. Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila di dalam sekolah
tersebut terdapat proses pembelajaran yang baik, serta mempunyai
lembaga atau badan-badan sekolah yang mampu menangani dan
bertanggung jawab atas hasil belajar anak didiknya. Menurut Zahid
(2014: 669), mutu pendidikan merupakan konsep multidimensi meliputi
kelembagaan, pengajaran dan hasil belajar siswa.
12
Menurut Suryadi dan Tilaar (dalam Aprilian, 2014), mutu
pendidikan adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan untuk
memanfaatkan sumber-sumber pendidikan sebaik mungkin guna
meningkatkan kemampuan dalam belajar. Kemampuan ini sangat
menunjang anak didik supaya mampu memberikan kualitas atau mutu
yang didambakan sesuai dengan tujuan sekolah.
Makna peningkatan mutu pendidikan yaitu bukan hanya dapat
menyekolahkan anak untuk menimba ilmu pengetahuan saja, melainkan
juga dapat mengembangkan pengetahuan anak secara komprehensip.
Peningkatan mutu pendidikan juga dapat memberikan harapan bagi
siswa guna mendapat kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang. Menurut Edward Sallis (dalam Jasuri, 2014: 15) mengatakan,
total quality management (TQM) adalah sebuah filosofi tentang
perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat
alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan, harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk
masa yang akan datang.
Pendidikan dapat dikatakan mempunyai mutu atau berkualitas
apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Begitu
pula dengan hasil yang didapat memuaskan. Proses belajar mengajar
dapat berjalan lancar apabila guru dan murid bisa berkomunikasi
dengan baik dan lancar, lingkungan belajar yang nyaman, serta
didukung sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses belajar
13
mengajar ini. Mutu pendidikan bila dilihat dari hasil, mengacu pada
prestasi yang diperoleh murid maupun sekolah untuk kurun waktu
tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusanlulusan terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Implementasi
mutu
pendidikan
hingga
saat
ini
masih
menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: a) belum
tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai
acuan mutu pendidikan; b) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di
satuan pendidikan; c) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan
pencapaian mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai
penyelenggara pendidikan; dan d) tindak lanjut hasil pendataan mutu
pendidikan yang belum terkoordinir dari para penyelenggara dan
pelaksana pendidikan pada berbagai tingkatan (Moerdiyanto, 2012: 3).
Para pendidik, lembaga pendidikan dan pemerintah sangat
mengharapkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas. Hal
ini dapat dicapai dengan empat cara, yaitu pemfokusan otonomi,
akuntabilitas, melakukan akreditasi dan evaluasi setiap pengajaran.
Menurut Wirakartakusumah (dalam Bresman, 2009: 78) untuk
mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, diperlukan paradigma
baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas,
akreditasi dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada
akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu. Pendidikan
14
sebagai suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diharapkan
mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi pembangunan
nasional.
b. Pendidikan anak usia dini (PAUD)
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan sejak dini, yang
paling utama dari lingkup keluarga dan sekolah sebagai kelanjutannya.
Potensi anak akan berkembang sangat pesat yakni antara umur 0 sampai
dengan 6 tahun, disitulah pentingnya pendidikan usia dini karena umur
tersebut adalah periode usia emas (golden age). Pendidikan di sekolah
bagi
anak
usia
dini
memberikan
banyak
kesempatan
untuk
mengembangkan berbagai kegiatan yang menyangkut fisik motorik
halus dan kasar, kecerdasan, sosio emosional bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini. Menurut Apriana (2009: 3) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional memuat tentang anak usia dini. Dalam pasal 28 undangundang tersebut dikemukakan bahwa lembaga pendidikan TK
merupakan lembaga formal, sedangkan Kelompok Bermain (KB) dan
15
Taman Pengasuhan Anak (TPA) merupakan lembaga pendidikan nonformal.
PAUD sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
sejak lahir sampai usia enam tahun. Pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani mampu menjadi modal utama anak dalam
mengahdapi kehidupan di masa yang akan datang. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
angka 14 menyatakan bahwa, PAUD adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kerangka dasar
kurikulum pendidikan anak usia dini adalah kerangka dasar yang
dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini dalam
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sedangkan
sasarannya adalah lembaga-lembaga penyelenggara PAUD jalur
pendidikan formal dan nonformal, seperti taman kanak-kanak,
Raudhatul Athfal, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan
Satuan PAUD yang sejenis (Iva, 2014).
16
Gambar 2.2
Basis Teori Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dapat digambarkan seperti halnya
gambar 2.2 di atas. Primamida atau dapat disebut hirarki tersebut
menunjukkan kebutuhan “kognitif” (keingintahuan, memahami dan
mengeksplor) dimana level lima adalah level tertinggi. Sebelum anak
sampai pada kebutuhan ini, terdapat empat tahap lain yang harus
dilaluinya, diantaranya yaitu:
1) Kebutuhan fisik
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar pada semua makhluk
hidup. Anak yang datang ke sekolah dengan rasa lapar akan fokus
17
pada rasa lapar itu. Pada beberapa program PAUD disediakan
sarapan, snack dan makan siang.
2) Keamanan
Keamanan adalah kebutuhan akan rasa aman, bebas dari bahaya.
Ketika anak-anak memasuki lingkungan asing Ia perlu mengetahui
bahwa tempat itu aman baginya. Sebagai guru kita harus melindungi
dan menjaganya selama dia berada di sekolah. Merasa aman akan
memungkinkan anak untuk mengeksplor lingkungan yang kaya.
3) Belongingness
Rasa diterima dan dicintai hadir setelah merasa aman. Kita mungkin
memiliki anak di kelas yang tidak merasa yakin bahwa mereka
diterima dan dicintai. Hal ini harus diusahakan agar anak dapat
diterima dan disayangi orang dewasa di sekitarnya, Anak sering
menunjukkan perilaku menguji apakah mereka diterima. Mereka
berpura-pura melakukan sesuatu untuk menarik perhatian.
4) Harga diri
Harga diri muncul dari pengalaman sehari-hari yang dikonfirmasi
melalui kegiatan yang dapat dilakukan anak. Ketika anak mendapat
pengal;aman positif, harga diri mereka tumbuh dan mereka
menganggap diri mereka sebagai seseorang yang sukses melakukan
sesuatu. Jika anak-anak didominasi dengan pengalaman negatif
mereka akan merasa menderita. Mungkin penting bagi orang dewasa
18
untuk memberi (menyediakan) pengalaman positif dan berupaya
membuat anak menjadi nyaman.
Maslow
menyajikan
hirarki
kebutuhan
di
atas
untuk
mengindikasi bahwa kebutuhan dasar anak-anak usia dini harus
dipenuhi terlebih dahulu, karena kebutuhan ini akan mempengaruhi
kebutuhan dimasa yang akan datang.
Secara spesifik, ada dua tujuan diselenggarakannya PAUD,
tujuan utama dan tujuan penyerta. a) Tujuan utamanya adalah untuk
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar
dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa. b) Tujuan peyerta
adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
(akademik) di sekolah.
PAUD sangatlah penting untuk dilaksanakan dengan berbagai
alasan antara lain: a) Alasan pendidikan, PAUD merupakan pondasi
awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan
pendidikan yang lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan
angka putus sekolah; b) Alasan ekonomi, PAUD merupakan investasi
yang menguntungkan baik bagi keluarga maupun pemerintah; c) Alasan
sosial, PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda
kemiskinan; dan d) Alasan hak/hukum, PAUD merupakan hak setiap
19
anak untuk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang
(UNESCO dalam Sugiharto, 2009).
Pendidikan dalam ilmu keislaman sangat dibutuhkan oleh para
orang tua ataupun guru guna membimbing anak didiknya supaya lebih
berkualitas dan berkarakter. Pendidikan tersebut juga terdapat ruang
lingkup yang mendasari guru dalam membimbing muridnya yaitu
memberikan pendidikan keimanan, memberikan pendidikan yang
berakhlak, memberikan pemahaman di bidang intelektual, memenuhi
pendidikan fisik, serta memberikan kebutuhan psikis.
Ruang lingkup pendidikan anak secara garis besar dibagi
menjadi lima, yaitu: a) Pendidikan keimanan dengan tujuan pendidikan
dalam Islam yang paling hakiki adalah mengenalkan peserta didik
kepada Allah SWT; b) Pendidikan akhlak yaitu Allah mengutus Nabi
Muhammad kepada umat manusia adalah untuk memperbaiki akhlak
manusia;
c)
Pendidikan
intelektual
yang
disesuaikan
dengan
kemampuan berpikir anak; d) Pendidikan fisik yaitu dengan memenuhi
kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas
yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan
aktivitas; dan e) Pendidikan psikis yaitu dalam melaksanakan
pendidikan psikis terhadap anak antara lain: (a) Memberikan kebutuhan
emosi, dengan cara memberikan kasih sayang, pengertian, berperilaku
santun dan bijak; (b) Menumbuhkan rasa percaya diri; dan (c)
Memberikan semangat tidak melemahkan (Anisa, 2011).
20
Anak usia dini merupakan usia awal untuk diberikan ilmu
pengetahuan. Hal ini merupakan tahapan awal yang akan menjadi dasar
apakah anak tersebut akan mempunyai kualitas baik atau kurang.aan
tetapi hal tersebut bukanlah menjadi acuan keberhasilan anak didik di
masa depannya. Maka daripada itu, anak didik dididik untuk mengenal
serta memahami betapa pentingnya ilmu pengetahuan sedini mungkin.
Namun, tidaklah mudah untuk mengajarkan kepada anak didik seperti
halnya anak usia dini 4 sampai 6 tahun. Guru maupun tenaga
kependididkan harus sabar dan tekun dalam melayani anak didik karena
itu merupaka tanggung jawab satuan sekolah guna mendidik dan
menjadikan anak didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Berikut adalah faktor-faktor pendukung dan penghambat
kreatifitas anak usia dini, faktor pendukung yaitu terdiri dari adanya
faktor kebebasan, respek, kedekatan emosional yang sedang, prestasi
bukan angka, orang tua aktif dan mandiri, serta menghargai kreatifitas.
Aktor kebebasan disini adalah orang tua dan tenaga pendidik
memberikan kebebasan anak untuk berkembang dan berkreasi dan tidak
otoriter, tidak terlalu membatasi keinginan anak dan tidak selalu
mengawasi anak mereka. Hal ini mampu menjadikan anak mereka
menjadi anak yang kreatif.
Dilihat dari segi respek yaitu orang tua dan tenaga pendidik
menghormati anak sebagai individu yang percaya akan kemampuan
21
anak. Berpikir bahwa anak merupakan individu yang unik. Hal ini
mampu menjadikan anak didik yang lebih mandiri dan percaya diri.
Faktor selanjutnya yaitu adanya prestasi bukan angka. Yang
dimaksud disini adalah sikap orang tua dan tenaga pendidik mendorong
anaknya untuk lebih kreatif dan menghasilkan karya yang baik namun
tidak berkesan menekankan anak untuk mencapai angka atau peringkat
tertinggi di kelas ataupun di sekolah.
Faktor lain yaitu peran orang tua yang aktif dan mandiri. Orang
tua merupakan sosok penting yang dapat mempengaruhi anak mereka
supaya lebih aktif dan lebih berkembang. Orang tua yang aktif serta
mandiri tidaklah menjadikan status sosial sebagai tolak ukur dalam
pergaulan anak mereka. Orang tua yang baik ialah orang tua yang
memberikan kesempatan kepada anaknya untuk belajar serta bermain
bersama tanpa ada batasan status serta ras tertentu.
Faktor
berikutnya.
menghargai
Anak
kreativitas
mempunyai
anak
kemampuan
merupakan
yang
faktor
berbeda-beda
tergantung dengan minat dan kreativitas anak. Namun, orang tua
hendaknya memuji bahkan memberikan dorongan kepada anak supaya
lebih kreatif meskipun hasil kreativitas anak kurang memuaskan.
Faktor berikutnya yaitu faktor penghambat. Faktor penghambat
disini ialah faktor yang menghambat kreativitas anak dalam berkarya.
Meskipun orang tua kurang mengerti akan tetapi hal ini kadang-kadang
sering dilakukan oleh prang tua kepada anaknya. Berikut faktor
22
penghambat kreativitas anak menurut Amabile (dalam Ramli, 2010),
adanya evaluasi, pemberian hadiah, adanya persaingan atau kompetisi
antar anak, dan lingkungan yang membatasi.
Menurut Tegano (dalam Ramli, 2010) bahwa yang mematikan
kreativitas yaitu menjadikan anak mengharapkan penghargaan atas
pekerjaanya, membuat situasi kompetisi antar anak didik, memfokuskan
anak pada penilaian, terlalu banyak pengawasan terhadap anak, dan
menciptakan pilihan situasi yang terbatas. Anak usia dini merupakan
anak didik yang agak sulit penanganannya. Namun, hal ini tidak
menuntut kemungkinan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak
PAUD dari adanya guru serta tenaga kependidikan yang profesional.
Adanya faktor penghambat dan pendukung kreativitas anak usia dini
dapat menjadikan orang tua atau guru dalam memberikan pengajaran.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa PAUD merupakan pendidikan guna
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
sebelum memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Mutu pendidikan merupakan dasar suatu kesuksesan sekolah dalam
menghasilkan murid yang berkualitas. Orang tua sangat tertarik dengan
sekolah yang mampu memberikan mutu kepada anak mereka. Hal ini yang
mendorong dari pihak sekolah untuk meningkatkan mutu atau kualitas
pendidikan. Sekolah akan lebih berkualitas atau bermutu apabila
23
mempunyai guru atau tenaga pendidik yang terlatih. Guru yang terlatih
dapat memahami dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
mengenai persoalan murid yang biasa dibawah umur 6 tahun. Menurut
Muhson (2008: 1), peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui
peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatih
dan pendidikan, ataupun dengan memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran
secara professional lewat penelitian tindakan secara terkendali.
Gambar 2.3
Ikhtisar Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia
Pada gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa mutu pendidikan
sangatlah dibutuhkan oleh setiap sekolah. Hal ini mampu menjukkan
bahwa sekolah tersebut layak atau tidak untuk dimanfaatkan oleh anak
didik. Penelitian menunjukkan bahwa guru dan sekolah merupakan
24
kontribusi terbesar yang menunjang kualitas anak didik, sehingga guru dan
sekolah yang profesional mampu menghasilkan anak didik yang
berkualitas. Proses penjaminan mutu mengidentifikasi aspek pencapaian
dan prioritas peningkatan, menyediakan data sebagai dasar perencanaan
dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya
peningkatan berkelanjutan. Penjaminan mutu akan berkontribusi terhadap
peningkatan mutu.
Peningkatan mutu pendidikan pada anak usia dini tergantung dari
faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam mencapainya. Faktor
pendukung yaitu antara meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan anak usia dini, sehingga mereka tidak keberatan
menitipkan anaknya pada TPA maupun KB walaupun dengan biaya
yang cukup mahal, hal ini didukung juga gencarnya pemerintah dengan
mensosialisasikan
melalui
dinas
pendidikan
dengan
memberikan
pelatihan-pelatihan baik untuk pengelola maupun tenaga pendidik pada
lembaga PAUD, sehingga diharapkan lembaga PAUD dapat memberikan
layanan yang optimal.
Faktor penghambat, meliputi keterbatasan dana yang dimiliki,
kurangnya sarana dan prasarana, serta rendah dan keterbatasan sumber
daya manusia yang berkualitas serta memiliki keperdulian terhadap
pendidikan anak usia dini, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pendidikan anak usia dini khususnya pada masyarakat pedesaan sehingga
untuk mengatasinya karena keterbatasan dana dengan minta donator dari
25
masyarakat, melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan melalui
program pengayaan maupun mengikutsertakan pengelola maupun pendidik
dalam berbagai pelatihan maupun workshop pendidikan anak usia dini
(Hiryanto, dkk., 2010: 12).
Guna menghasilkan mutu, terdapat empat usaha yang harus
dilakukan oleh lembaga pendidikan, yaitu: a) Menciptakan situasi
“menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi “kalah-menang”
diantara
fihak yang berkepentingan dengan lembaga
pendidikan
(stakeholders); b) Perlu ditumbuh kembangkan motivasi instrinsik pada
setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu; c) Setiap pimpinan
harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang; d) Menggerakkan
segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang
ditetapkan, haruslah dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur
pelaku proses mencapai hasil mutu (Slamet dalam Bresman, 2009: 79).
Menurut Faiq (2009) peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai
melalui berbagai cara, antara lain melalui peningkatan kualitas pendidik
dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan
memberikan
kesempatan
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional lewat penelitian
tindakan secara terkendali.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan PAUD adalah menggunakan sarana bermain dalam bentuk
edukatif. Sarana bermain dalam bentuk Alat Permainan Edukatif (APE),
26
sebagai sarana yang berfungsi membantu pamong dalam menciptakan
situasi pembelajaran serta merangsang dalam pembentukan perilaku
tertentu.
Hampir semua taman penitipan anak maupun kelompok bermain
telah memiliki alat permainan edukatif walupun dilihat dari jumlah dan
jenisnya masing-masing lembaga sangat bervariasi, hal ini tergantung dari
kemampuan lembaga tersebut, ada yang sangat lengkap, tetapi ada juga
yang masih sangat terbatas. Termasuk juga ketersediaan sarana/prasarana
pendukung lainnya seperti ruang belajar, ruang bermain dan perlengkapan
lainnya juga sangat bervariasi (Hiryanto, dkk., 2010: 9).
Pencapaian mutu pendidikan anak usia dini dapat diukur dengan
membandingkan hasil pencapaian program dengan standar nasional yang
telah ditetapkan. Komponen input, proses dan output, lembaga pendidikan
anak usia dini dikatakan bermutu apabila aktivitas pelayanan
yang
dilakukan betul-betul mengarah pada pencapaian hasil yang diharapkan
dengan mendayagunakan input-input yang ada secara terpadu, harmonis
dan optimal.
Standar ini diantaranya meliputi kurikulum, proses pembelajaran,
peserta didik, ketenagaan, sarana dan prasarana, peran serta masyarakat,
organisasi kelembagaan, administrasi dan manajemen serta lingkungan
pendukung dan pembiayaan, dengan kata lain layanan PAUD bermutu
manakala dapat memenuhi Standar Minimal Manajemen (SMM), Standar
27
Minimal Tenaga Kependidikan (SMTK) serta Standar Pelayanan Minimal
(SPM) (Hiryanto, dkk., 2010: 10-11).
3. Indikator atau Penilaian Mutu Pendidikan PAUD
a. Indikator penilaian mutu pendidikan
Penilaian adalah rangkaian suatu kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
dalam pengambilan keputusan (Wikaningtyas, 2012).
Sedangkan menurut Subagio (2011) menyatakan bahwa
penilaian keberhasilan pendidikan di sekolah mencakup empat
komponen:
Penilaian pertama adalah kegiatan dan kemajuan belajar siswa.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
berlangsung, mengetahui proses pembimbingan dan pembinaan kepada
siswa, mengukur efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan,
serta mengukur kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa.
Penilaian kedua yaitu berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan
dinamika tuntutan kebutuhan masyarakat, pencapaian kemampuan
siswa berdasarkan standar budaya sekolah yang telah ditetapkan,
ketersediaan sumber belajar yang relevan dengan tuntutan kurikulum,
cakupan materi muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah setempat,
serta kelancaran pelaksanaan kurikulum sekolah secara keseluruhan.
28
Penilaian ketiga yaitu guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Hal ini difokuskan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan
dan kewenangan profesional masing-masing personil dapat ditampilkan
dalam pekerjaan sehari-hari.
Penilaian keempat yaitu kinerja satuan pendidikan sebagai satu
keseluruhan. Penilaian ini terdiri dari kelembagaan, kurikulum, siswa,
guru dan non guru, sarana/prasarana, administrasi, serta keadaan umum
satuan pendidikan tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana
mutu pendidikan yang bisa dicapai di sekolah itu, dan bagaimana
posisinya jika dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di sekitarnya
maupun secara nasional.
Sedangkan menurut Hermawan (2011), mutu pendidikan dapat
dilihat dari sisi produk yakni apabila lulusan atau siswa dapat
menyelesaikan studi dengan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tujuan pendidikan di
sekolah, memperoleh kepuasan atas hasil pendidikannya karena ada
kesesuaian antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
kebutuhan hidupnya, mampu memanfaatkan secara fungsional ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
hasil
belajarnya
demi
perbaikan
kehidupannya; dan dapat dengan mudah memperoleh kesempatan kerja
sesuai dengan tuntutan dan harapan dunia kerja.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) (dalam
Tobroni, 2010), sekolah dapat dikatakan baik apabila mempunyai
29
kriteria sebagai berikut (1) siswa yang masuk terseleksi dengan ketat
dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik,
psikotes dan tes fisik; (2) sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi
dan kondusif bagi proses pembelajaran, (3) iklim dan suasana
mendukung untuk kegiatan belajar, (4) guru dan tenaga kependidikan
memiliki profesionalisme yang tinggi dan tingkat kesejahteraan yang
memadai, (5) melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi
kebutuhan siswa yang pada umumnya memiliki motivasi belajar yang
tinggi dibandingkandengan siswa seusianya, (6) jam belajar siswa
umumnya lebih lama karena tuntutan kurikulum dan kebutuhan belajar
siswa, (7) proses pembelajaran atau KBM lebih berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada siswa maupun wali siswa, dan
(8) sekolah unggul bermanfaat bagi lingkungannya.
Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Conect (dalam Marjuki:
2014) menyatakan bahwa ada sepuluh indikator kualitas pembelajaran
(instructional quality indicators), yaitu sebagai berikut; (1) lingkungan
fisik yang kaya dan merangsang, (2) iklim kelas yang kondusif untuk
belajar, (3) harapan yang jelas dan tinggi para anak, (4) pembelajaran
yang koheren dan berfokus, (5) wacana ilmiah yang merangsang
pikiran, (6) belajar otentik, (7) asesmen diagnostik belajar yang teratur,
(8) membaca dan menulis dan berkarya sebagai kegiatan regular, (9)
pemikiran matematis, dan (10) penggunaan teknologi secara efektif.
30
Sedangkan, menurut Education Review Office dari New Zealand
menggambarkan indikator mutu pendidikan yang terdiri atas; (1)
tatakelola dan manajemen yang efektif; (2) kepemimpinan profesional,
dan (3) kualitas pengajaran yang tinggi. Ketiga indikator tersebut
melibatkan keluarga dan masyarakat, dan merupakan jaminan untuk
memperoleh indikator lulusan yang dapat diukur.
Menurut Suryana (2014) dalam penelitiannya juga berpendapat
bahwa mutu proses transpormasi, mutu instrumental dan mutu
kelulusan, yang meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar
kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.
Untuk mencapai mutu pendidikan dapat dicapai melalui
beberapa penilaian yaitu adanya standar isi (kurikulum dan materi ajar),
standar proses (KBM), standar kompetensi lulusan (lulusan/siswa),
standar pendidik dan tenaga kependidikan (keprofesionalan guru serta
tenaga pendidik lainnya), standar sarana dan prasarana (terpenuhi dan
kondusif), standar pengelolaan (kinerja karyawan/staff, guru serta
satuan
kerja
pendidik
lainnya),
standar
pembiayaan
(kinerja
administrasi dan managemen), dan standar penilaian pendidikan.
b. Indikator peningkatan mutu pendidikan PAUD
Menurut Suryana (2014) Standar Pendidikan Anak Usia Dini
terdiri atas standar tingkat pencapaian perkembangan, standar pendidik
31
dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, dan penilaian, dan
standar sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Suryana
juga
menyatakan
bahwa
standar
PAUD
juga
memberikan standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam
penyelenggaraan lembaga pendidikan anak usia dini. Guru atau
pendidik anak usia dini harus profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran,
serta melakukan pembimbingan dan perlindungan anak didik.
Kompetensi
pendidik
harus
memiliki
kompetensi
kepribadian,
kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial.
Kompetensi
tenaga
kependidikan
harus
memiliki
kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi manajerial, dan
kompetensi sosial.
Tidak hanya guru yang berperan dalam pencapaian mutu
pendidikan sekolah, namun adapula tenaga kependidikan yang berperan
aktif serta menunjang kualitas pendidikan yang bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis PAUD.
Sedangkan dalam PAUD Jateng (2015) menyatakan bahwa ada
beberapa langkah untuk mencapai mutu layanan pendidikan yaitu
sebagai berikut, (1) meningkatkan mutu penyelenggaraan layanan
PAUD terpadu secara terus-menerus, (2) memenuhi standar layanan
PAUD secara bertahap, (3) mengoptimalkan penanaman pendidikan
32
karakter di PAUD, (4) memperluas layanan PAUD holistik-integratif
yang
mengintegrasikan
layanan
pendidikan,
kesehatan,
gizi,
pengasuhan dan perlindungan anak, (5) meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi PTK PAUD (TK, KB, TPA dan SPS), (6) meningkatkan,
karir, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan PTK PAUD,
(7) meningkatkan jumlah PAUD rujukan di setiap kabupaten/kota untuk
memperluas jejaring mutu dan model layanan PAUD di semua daerah,
dan (8) membenahi manajemen kelembagaan PAUD, khususnya di
tingkat satuan pendidikan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan PAUD merupakan hal
yang perlu diperhatikan oleh satuan pendidikan demi pencapaian
kualitas. Menurut Eli (2011) hal ini dapat dicapai melalui beberapa
langkah yaitu pertama dalam KBM, tenaga pendidik atau guru harus
mempunyai kualifikasi yang mumpuni dan menunjukkan perilaku
seorang muslim yang dapat menjadi panutan siswanya. Kepribadian
islami meliputi kompetensi pedagogik (memandang anak didik sebagai
karakter yang unik, menghargai hak anak untuk bermain, sebagai
fasilisator, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman),
kompetensi kepribadian guru (mengahrgai kelebihan dan keterbatasan
anak didik, membantu anak didik berinteraksi dengan temannya,
membina hubungan posistif), kompetensi profesional (meningkatkan
pengetahuan, interospeksi diri, menjadi tauladan bagi anak didik,
mampu
bekerjasama
serta
profesional),
kompetensi
sosial
33
(merencanakan program pembelajaran, memahami kebijakan serta
peraturan, membina kerjasama, mensosialisasikan perkembangan anak
didik). Langkah kedua yaitu dengan adanya kuyrikulum yang terencana
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran. Langkah ketiga yaitu
pembelajaran menggunakan pendekatan tematik. Hal ini didasarkan
pada minat dan kebutuhan anak didik. Pemilihan topik harus dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan anak didik.
Selain itu, Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Lampiran 3)
menjelaskan tentang adanya kompetensi pengawas, kepala, serta tenaga
administrasi guna meningkatkan mutu pendidikan PAUD. Pertama,
kompetensi pengawas atau pemilik PAUD. Kompetensi pengawas
terdiri dari sebgai berikut:
Kompetensi
kepribadian
terdiri
dari
berakhlak
mulia,
menunjukkan tanggung jawab dan komitmen, menunjukkan kreativitas
dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas penilik,
menunjukkan rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan, dan
menunjukkan motivasi dan etos kerja yang menggambarkan perubahan
pola pikir (mindset) dalam peningkatan mutu pendidikan.
Kompetensi sosial terdiri dari memahami karakteristik sosial,
ekonomi, dan budaya, mampu bekerja sama dengan berbagai pihak,
mampu berperan serta dalam kegiatan organisasi, memiliki kepekaan
terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat setempat, dan
menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara pemecahannya.
34
Kompetensi supervisi manajerial terdiri dari menguasai fungsifungsi manajemen pendidikan, menguasai konsep, prinsip, metode dan
teknik supervisi pendidikan, menguasai teknik penyusunan rancangan
dan pelaksanaan pengendalian mutu dan evaluasi, menguasai metode
dan instrumen kerja, membina pendidik dan tenaga kependidikan,
memahami
pelaksanaan
Standar
Nasional
Pendidikan
dan
memanfaatkan hasilnya, menganalisis data hasil supervisi manajerial
secara komprehensif, menyusun laporan hasil supervisi manajerial
secara komprehensif dan bermakna, dan mengomunikasikan hasil
supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam rangka peningkatan
mutu manajemen sekolah.
Kompetensi penelitian dan pengembangan yang terdiri dari
menerapkan pendekatan, metode, jenis dan prosedur penelitian,
menentukan masalah yang penting untuk diteliti, menyusun karya tulis
ilmiah
berbasis
penelitian
dan
non-penelitian
bidang
PAUD,
menerapkan langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan,
menerapkan teknik penyusunan buku ajar, pedoman, dan petunjuk
teknis, memanfaatkan hasil penelitian, serta membimbing kepala
sekolah dan guru melakukan penelitian tindakan sekolah dan tindakan
kelas serta publikasinya.
Kompetensi Supervisi Akademik meliputi menganalisis konsep,
prinsip dasar, dan teori perkembangan anak usia dini, menganalisis
konsep, prinsip dasar, metode dan teknik pengasuhan, pembelajaran,
35
perlindungan anak usia dini, membimbing pendidik PAUD dalam
menyusun rencana kegiatan dalam pembelajaran, membimbing
pendidik PAUD dalam melaksanakan pengasuhan, pembelajaran,
perlindungan
anak
usia
dini,
membimbing
pendidik
PAUD,
menganalisis hasil supervisi akademik secara komprehensif, menyusun
laporan
hasil
supervisi
akademik
secara
komprehensif
dan
mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Kompetensi Evaluasi Pendidikan terdiri dari menerapkan
konsep dan prinsip-prinsip penilaian pendidikan dan aplikasinya dalam
satuan/program PAUD, mengembangkan instrumen penilaian kegiatan
anak usia dini, memantau pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis
hasilnya, membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam
memanfaatkan hasil penilaian kinerja, dan mengevaluasi kinerja satuan
pendidikan PAUD.
Kompetensi yang kedua yaitu kompetensi kepala PAUD. Pada
penilaian atau indikator kepala
sekolah mempunyai
beberapa
kompetensi yaitu sebagai berikut:
Kompetensi kepribadian yang meliputi menunjukkan akhlak
mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia
bagi
warga di
satuan/program
PAUD,
menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin, menunjukkan
keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala PAUD,
36
menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi, menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD dan menunjukkan bakat dan
minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Kompetensi manajerial yang terdiri dari menyusun perencanaan
satuan/program
PAUD
untuk
berbagai
tingkatan
perencanaan,
mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan
kebutuhan, memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan
sumber
daya
nya
secara
optimal, mengelola
perubahan
dan
pengembangan lembaga menuju organisasi pembelajaran yang efektif,
menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif
dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini, dan mengelola guru dan
tenaga
administrasi
satuan/program
PAUD
dalam
rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Kompetensi sosial yang terdiri dari mengelola sarana dan
prasarana,
hubungan
satuan/program
PAUD
dan
masyarakat,
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, keuangan,
ketatausahaan, unit layanan khusus, sistem informasi satuan/program
PAUD dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan,
memanfaatkan
kemajuan
teknologi
informasi
dan
komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
satuan/program PAUD, melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang
37
tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya, dan menyelesaikan konflik
internal secara bijaksana.
Kompetensi kewirausahaan yang meliputi melakukan inovasi,
bekerja keras, memiliki motivasi yang kuat, pantang menyerah dan
selalu mencari solusi terbaik, memiliki naluri kewirausahaan, kreatif
mengembangkan usaha lembaga PAUD, terampil memanfaatkan
jejaring kemitraan dan memberdayakan potensi warga di sekitar
satuan/program PAUD.
Kompetensi selanjutnya yaitu kompetensi supervisi. Kompetensi
ini meliputi merencanakan program supervisi akademik dan program
supervisi manajerial, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
PAUD dan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah,
menyusun laporan hasil supervisi akademik dan laporan hasil supervisi
manajerial,
melakukan
pembinaan
berdasarkan
hasil
supervisi
akademik guru dan hasil supervisi manajerial tenaga administrasi
sekolah untuk peningkatan kinerja.
Kompetensi sosial yang terdiri dari bekerja sama dengan
pemangku
kepentingan
(stakeholder)
satuan/program
PAUD,
menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial, peduli
terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD, melestarikan dan
memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD, berkomunikasi
38
secara santun dan efektif, dan menunjukkan empati kepada sesama
warga satuan/program PAUD.
Kompetensi yang ketiga yaitu kompetensi tenaga administrasi
PAUD. Kompetensi ini terdiri dari beberapa kompetensi sebagai
berikut:
Kompetensi kepribadian yang terdiri dari berakhlak mulia,
bersikap terbuka, tekun dan ulet, jujur dan bertanggung jawab,
bertindak konsisten dengannilai dan keyakinannya, bertindak secara
tepat, memiliki etos kerja, dan melakukan evaluasi diri.
Kompeensi profesional dalam hal ini meliput beberapa hal
seperti mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi
pendidikan, mendokumentasi data kelembagaan dengan menggunakan
berbagai media, memberi pelayanan administratif kepada pendidik dan
tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik, mengelola sarana
dan prasarana satuan/program PAUD secara optimal, memperlancar
administrasi penerimaan peserta didik dan pengelompokkan peserta
didik, mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien, mengelola ketatausahaan untuk
mendukung pencapaian tujuan, dan melindungi anak dari kekerasan.
Kompetensi sosial yang terdiri dari menjalin kerjasama dengan
seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja
dan pelayanan, memberi layanan administratif dan informasi kepada
orang tua, masyarakat, dan pemerintah, bersikap transparan, terbuka,
39
dan ramah dalam memberikan pelayanan, memiliki kepekaan sosial,
bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan satuan/program
PAUD, dan mengambil peluang untuk mengelola satuan/program
PAUD secara berkesinambungan.
Kompetensi manajerial dalam hal ini terdiri dari merencanakan
program ketatausahaan secara mingguan, bulanan, dan tahunan,
melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan,
membuat laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan, mengelola
dan
mengembangkan
satuan/program
PAUD
dalam
pelayanan
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan, mengkoordinasi pendidik
dan tenaga kependidikan lain dalam menjalankan tugas, dan mengelola
sarana dan prasarana sebagai aset lembaga.
Di samping itu, menurut Eli (2011) standar kompetensi lulusan
PAUD juga sangat menentukan mutu atau kualitas pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari lulusan PAUD. Beberapa kompetensi lulusan anak
didik PAUD dapat dicapai dengan cara sebagai berikut anak mengenal
ajaran
Islam,
menunukkan
perkembangan
dalam
aspek
fisik,
berkemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara baik dengan
lingkungan, menunjukkan kemampuan untuk berbahasa yang santun
dan nilai
kognitif
yang baik, menunjukkan perilaku terpuji,
berkomunikasi secara efektif dan terbiasa hidup sehat.
Berdasarkan pada keterangan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk mencapai mutu pendidikan PAUD dapat dilakukan dengan
40
memfokuskan beberapa kompetensi seperti kompetensi kepela sekolah,
guru atau tenaga pendidik, anak didik atau peserta didik dan juga satuan
kerja pendidik lainnya seperti kompetensi adminitrasi dan menejmen
PAUD.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pertama, Hiryanto, dkk. yang telah melakukan penelitian di
tahun 2010 dengan meneliti pemetaan tingkat pencapaian mutu pendidikan
PAUD Yogyakarta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, dilihat dari
pencapaian mutu pendidikan anak usia dini, maka dengan menggunakan
Standar
Manajemen
Kependidikan (SMTK)
Minimal
serta
(SMM),
Standar
Minimal
Tenaga
Standar Pelayanan Minimal, lembaga
pendidikan anak usia dini di kota Yogyakarta cenderung lebih baik dibanding
dengan yang ada di kabupaten Bantul, terutama dalam tenaga kependidikan.
Hal ini dapat diketahui dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan anak usia dini sehingga mereka tidak keberatan
menitipkan anaknya pada Tempat Penitipan Anak (TPA) maupun Kelompok
Bermain (KB) walaupun dengan biaya yang cukup mahal, hal ini didukung
juga gencarnya pemerintah mensosialisasikan melalui dinas pendidikan
dengan memberikan pelatihan-pelatihan baik untuk pengelola maupun tenaga
pendidik pada lembaga PAUD.
Penelitian ini dengan penelitian di atas mempunyai persamaan yaitu
menggunakan variabel mutu pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini
41
(PAUD) sebagai fokus penelitian. Fokus dari penelitian terdahulu adalah
pemetaan mutu pendidikan yang terdapat di propinsi DIY, dimana perbedaan
sangat terlihat antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul dalam segi
kualitas kependidikan. Kota Yogyakarta dipandang lebih baik dalam mutu
kependidikannya, sedangkan dalam penelitian saat ini peneliti memfokuskan
penelitian pada peningkatan mutu yang terjadi di PAUD Fatimah, Desa
Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian kedua, Nanik Irianwati (2013) yang berjudul “Kegiatan
Peningkatan Mutu Pusat Sumber Belajar Balai Pengembangan Pendidikan
Nonformal dan Informal dan Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”.
Dalam
bidang
pendidikan,
penilaian
menyangkut
seluruh
aspek
perkembangan anak, yaitu motorik, temperamen, bahasa, kognitif dan sosial
emosional. Prinsip penilaian pendidikan anak usia dini antara lain
menyeluruh,
kebermaknaan.
berkesinambungan,
Mengetahui
dan
obyektif,
otentik,
menindaklanjuti
edukatif
dan
pertumbuhan
dan
perkembangan yang dicapai anak. Menyusun laporan pertumbuhan dan
perkembangan setiap anak. Mengetahui efektivitas materi atau konsep
pembelajaran, metode, sumber belajar dan media untuk pencapaian proses
dan hasil pembelajaran. Mengetahui efektivitas materi atau konsep
pembelajaran, metode, sumber belajar & media untuk pencapaian proses &
hasil pembelajaran. Prinsip dasar evaluasi perkembangan anak antara lain
bermanfaat untuk anak, memiliki tujuan khusus yang jelas, memahami
kemungkinan keterbatasan implementasi penilaian dan evaluasi pada anak,
42
sesuai dengan usia anak, terdapat kesesuaian dengan budaya anak, dan
bernilai bagi orangtua. Aspek yang dinilai adalah keseluruhan aspek
perkembangan anak yang mencakup perkembangan nilai-nilai agama dan
moral, kognitif, sosial emosional, bahasa dan fisik-motorik.
Penelitian ini dengan penelitian dari Nanik Irianwati mempunyai
persamaan yaitu menggunakan variabel mutu pendidikan pada Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) sebagai fokus penelitian. Fokus dari penelitian
terdahulu adalah prinsip penilai, tujuan, prinsip dasar dalam evaluasi
perkembangan anak dan aspek yang dinilai dalam mutu pendidikan PAUD,
berbeda dengan dalam penelitian saat ini yang memfokuskan penelitian pada
peningkatan mutu yang terjadi di PAUD Fatimah, Desa Purbayan,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Menurut Purwanto (2010: 163) penelitian adalah formalisasi dari
sebuah proses berpikir untuk memecahkan masalah/cara penemuan
kebenaran atau pemecahan masalah yang dilakukan secara ilmiah. Penelitian
ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan karena
penelitian bertujuan untuk memahami keunikan. Adapun keunikan itu adalah
sebagai berikut: a) PAUD Fatimah mampu meningkatkan mutu pendidikan
secara konsisten; b) Sistem pembelajaran yang diterapkan; dan c) Suasana
lingkungan sekolah di PAUD Fatimah.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014 : 4)
metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Penelitian ini menyajikan gambaran umum tentang
subjek penelitian melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi
yang disajikan dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Tujuan penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh makna dan
pemahaman budaya subjek penelitian (Purwanto, 2010 : 21). Penelitian ini
termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif, dimana jenis
penelitian tersebut menggambarkan permasalahan yang dikemukakan
berdasarkan fakta nyata. Kenyataan yang berpijak pada fakta khusus,
43
44
kemudian diteliti untuk dipecahkan permasalahanannya dan kemudian ditarik
kesimpulan secara umum. Oleh karena itu, penulis akan menggambarkan
implementasi peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Desa
Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo.
B. Latar Seting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PAUD Fatimah yang berada di Desa
Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan
kurang lebih 3 bulan terhitung bulan Mei 2015 – Juli 2015. Adapun jadwal
rencana penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Rencana Penelitian
No.
Jenis Kegiatan
Bulan
Mei
3 4
1
Menyusun
Pedoman
wawancara,
dokumentasi, dan
observasi
2
Wawancara dengan
kepala sekolah
3
4
5
Wawancara dengan
tenaga administrasi
dan managemen
Wawancara dengan
siswa PAUD
Fatimah
Observasi
lingkungan sekolah
dan kegiatan siswa
1
Juni
2 3
x
x
x
x
x
x
4
1
Juli
2 3 4
5
45
No.
Jenis Kegiatan
Bulan
Mei
3 4
1
Juni
2 3
4
1
Juli
2 3 4
5
6
Wawancara dengan
guru
7
Pengumpulan
dokumentasi
x
8
Verifikasi data
x
9
Reduksi data
x
10
Penarikan
kesimpulan
x
x
x
C. Subjek dan Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ialah kepala
sekolah, guru dan siswa, karena ketiganya berperan langsung dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan informan yang tidak terlibat
dalam aktifitas adalah kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, dan tenaga
kependidikan yang lainnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah salah satu cara yang digunakan
untuk mendapatkan data/informasi dalam penelitian. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah field research yaitu penulis terjun langsung ke
lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan, sedangkan metode yang
digunakan adalah:
46
1. Observasi
Observasi merupakan penelitian secara langsung, kegiatan ini
secara langsung mencari data ditempat penelitian. Observasi dalam
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai
sumber data. Melalui observasi memiliki keunggulan dalam hal data yang
diperoleh akan lebih lengkap sampai dapat mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku atau gejala yang muncul. Berikut pedoman kriteria
pengamatan langsung yang dilaksanakan:
Tabel 3.2
Aktivitas Observasi
No.
Aktivitas
Subyek
1.
2.
Guru
3.
4.
1.
Pembelajaran
Siswa
2.
3.
Kepemimpinan
Administrasi
1. Nilai-nilai agama
moral
2. Kognitif
3. Sosial emosional
4. Kualitas lulusan
1.
2.
Kepala Sekolah 3.
4.
Tata Usaha
Hal Yang Diamati
Pengelolaan kelas
Penggunaan media dan
sumber belajar
Penggunaa
metode
pembelajaran
Evaluasi atau penilaian
pembelajaran
1.
2.
3.
4.
Kepribadian
Manajerial
Sosial
Kewirausahaan
Kepribadian
Professional
Sosial
Manajerial
dan
47
2. Wawancara
Teknik ini akan dilaksanakan pada pedoman wawancara (Moleong,
2014: 172). Wawancara adalah proses dalam mendapatkan keterangan
yang jelas tentang suatu fenomena yang dicari atau diteliti dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden. Teknik wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam
atau dalam bahasa inggris disebut in-depth interview memiliki arti yang
beragam, Proses wawancara dilakukan baik secara lisan maupun tertulis
yang bersifat terbimbing sehingga wawancara berlangsung terarah dan
dapat menggali informasi yang benar-benar dibutuhkan dan berkaitan
dengan obyek penelitian, mengenai pelaksanaan pembinaan termasuk
hambatan dan solusi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang terkait dengan fokus
penelitian yang berasal dari sumber utamanya (objek penelitian), seperti
dokumen-dokumen, arsip-arsip, modul, artikel, jurnal, brosur, dan
sebagainya yang terkait dengan permasalahan yang dikaji (Sudijono,
2005: 36). Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi guna
mengutip dan menganalisis data yang telah didokumentasikan di PAUD
Fatimah. Selanjutnya melalui dokumentasi data tersebut akan diperoleh
informasi yang akurat yang berkaitan dengan judul penelitian mengenai
48
peningkatan mutu pendidikan, profil sekolah serta berbagai prestasi yang
telah diraih.
Tabel 3.3
Dokumentasi
No.
Dokumen
1.
Profil PAUD Fatimah
Unsur yang diamati
1. Letak geografis
2. Sejarah
singkat
berdirinya
PAUD Fatimah
3. Visi dan misi PAUD Fatimah
4. Tujuan PAUD Fatimah
2.
Peningkatan SDM
1. Peningkatan SDM siswa
2. Peningkatan SDM guru
3.
Struktur organisasi
PAUD Fatimah
4.
Kurikulum
1. Ketua
2. Pembagian tugas tambahan
1. Penyusunan kurikulum
2. Penjadwalan
3. Perangkat pembelajaran
5.
Sarana dan prasarana
1. Inventaris
2. perawatan
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data menunjukkan sejumlahmana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengumpulan data sering terjadi
perbedaan bahkan pertentangan antara sumber data terhadap data yang
diperoleh. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk mencari keabsahan data.
Dalam penelitian ini untuk mencari keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi data. Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan
49
multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan
dan
menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat
dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika
didekati dari berbagai sudut pandang. Triangulasi ialah usaha mengecek
kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut
pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias
yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data (Mudjia, 2010).
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan data adalah metode
trianggulasi data yaitu dilakukan dengan cara menbandingkan dan mengecek
data atau informasi yang diperoleh dari dokumen dengan hasil observasi dan
wawancara (Moleong, 2014: 330). Adapun triangulasi data yang dilakukan
peneliti di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo dengan cara: a) membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara dengan guru, b) membandingkan apa yang dikatakan
guru yang satu dengan guru yang lain, c) membandingkan keadaan perspektif
seorang guru dengan berbagai pendapat guru lain, d) membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang ada kaitannya dengan PAUD
Fatimah.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif, yang memiliki
sifat uraian dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah
diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk
50
deskriptif. Analisa data menurut Putera (2012: 1) adalah kegiatan mengubah
data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil
kesimpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil.
Proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
model interaktif (interactive model of analysis) yang terdiri dari tiga
komponen analisis data, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), dan penarikan kesimpulan (data conclution: drawing/verying)
(Miles dan Huberman, 1994: 20). Proses ketiga komponen tersebut
merupakan siklus, dimana proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan itu merupakan rangkaian analisis secara berurutan dan saling
susul menyusul. Untuk lebih jelasnya, proses analisis tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Analisis Interaktif Mattew B.Milles
Pengumpulan
data
Penyajian data
Reduksi data
Kesimpulan dan
verifikasi
Kesimpulan Akhir
Sumber: Milles (1994: 20)
51
Berdasarkan model analisis interaktif tersebut, maka analisis data ini
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Peneliti datang ke
lokasi penelitian untuk keperluan wawancara, observasi, dan dokumentasi
dalam rangka mengumpulkan data-data yang terkait dengan masalah
penelitian. b) Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya direduksi, dipilahpilah, dan diklarifikasikan secara sistematis untuk kemudian disajikan. c)
Data hasil sajian kemudian dianalisis, hasil analisis ini kemudian direduksi
agar simpulan yanga diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. d)
Setelah diadakan reduksi data, kemudian data disajikan sebagai simpulan
akhir dalam bentuk deskriptif atau gambaran yang tentunya juga dilengkapi
dengan data-data pendukung untuk kesempurnaan hasil penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti halnya yang dikemukakan oleh Miles
dan Huberman (dalam Agusta, 2009: 10), yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat diambil. Terdapat tiga cara dalam mereduksi data, yaitu: a)
Seleksi ketat atas data; b) Ringkasan atau uraian singkat; dan c)
Menggolongkannya dalam pola yang lebih luas.
52
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Teks naratif: berbentuk catatan
lapangan; dan b) Matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu
dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang
terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis
kembali.
3. Penarikan Kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terusmenerus selama berada di lapangan. Kegiatan bermula dari pengumpulan
data, peneliti mulai mencari data-data, mencatat keteraturan pola-pola
dalam catatan teori, penjelasan data, konfigurasi, alur sebab akibat, dan
proposisi. Kesimpulan penelitian ditangani secara terbuka dan skeptis.
Kesimpulan hasil pengamatan kemudian diverifikasi selama penelitian
berlangsung, dengan cara: pemikiran ulang selama penulisan berlangsung;
tinjauan ulang catatan lapangan, tinjauan kembali dan tukar pikiran antar
teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubyektif; dan
upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
seperangkat data yang lain.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum PAUD Fatimah Purbayan
a. Letak geografis
PAUD Fatimah merupakan sekolah untuk anak usia dini atau
TK yang tergolong sekolah berkualitas sangat baik karena sudah
terakreditasi A. PAUD Fatimah terletak di jalan Bunga Raya
perumahan Tiara Ardi, desa Purbayan, kecamatan Baki, kabupaten
Sukoharjo dengan kode pos 57195. Gedung PAUD Fatimah terdiri dari
dua kampus yaitu kampus I dan kampus II yang mempunyai luas 950
m2. Sekolah ini telah berdiri sejak 05 Juni 1995 dan pada tahun 2000
telah diterbitkan oleh dinas pendidikan setempat dengan nomor SK
pendirian 215/103.31/05/2000. Adapun batas-batas wilayah PAUD
Fatimah adalah sebaai berikut: utara jalan perumahan Purbayan, timur
dan barat berbatasan langsung dengan perumahan penduduk Purbayan,
dan selatan berbatasan dengan kolam renang kora-kora. (18 Juni 2015:
CL/D-01/L-4.1)
PAUD Fatimah terletak di daerah pedesaan yang berkembang.
Pedesaan ini merupakan tempat yang padat penduduk. Mayoritas atau
kebanyakan
penduduk
bekerja
sebagai
pekerja
dan karyawan
perusahaan terdekat seperti PT. Tyfontex, PT. Konimex, PT. Batik
53
54
Keris, PT. DanLiris, PT. Ambassador, PT. Sobisco, PT. Panca Bintang
dan beberapa perusahaan di wilayah Surakarta. Selain bekerja di
perusahaan, penduduk Purbayan juga bekerja sebagai tenaga pengajar
dan petani serta wiraswasta. Penduduk Purbayan sangat diuntungkan
dengan adanya PAUD Fatimah karena dengan berdirinya sekolah ini,
anak-anak mereka dapat belajar tanpa menempuh jarak jauh. Letak
strategis dan bermutu. (18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1)
b. Sejarah dan latar belakang berdirinya PAUD Fatimah
Pada tahun 1995 berdirilah PAUD Fatimah dan disahkan atau
diterbitkan di tahun 2000. PAUD Fatimah Purbayan telah didirkan oleh
pasangan suami isteri ibu Ria Winanti dan bapak Bambang Trisoelo.
Pendirian PAUD Fatimah berawal dari pendirian TK Kanita Tiara. TK
Kanita Tiara yang mempunyai banyak murid, kemudian membuka PAD
Fatimah gua menampung lebih banyak anak didik. Walaupun dapat
menampunglebih
banyak,
namun
kualitas
pendidikan
sangat
diutamakan oleh PAUD ini.
Perjuangan ibu Ria Winanti dan bapak Bambang Trisoelo ketika
mendirikan TK Kanita Tiara tidak semudah yang dibayangkan. Banyak
cobaan telah datang dalam mencapai kesuksesan pendirian TK tersebut,
seperti minimnya jumlah murid, belum adanya fasilitas dan belum
adanya tempat untuk kegiatan belajar mengajar yang layak. Namun,
dengan kegigihan pasangan suami tersebut akhirnya dapat mencapai
kesuksesan secara bertahap.
55
Berdasarkan pada kesuksesan yang telah dicapai, ibu Ria
Winanti dan bapak Bambang Trisoelo berinisiatif untuk membuka
sekolah baru yang diberi nama PAUD Fatimah. Lokasi PAUD Fatimah
juga masih di Purbayan, selokasi dengan TK Kanita Tiara. Para orang
tua dan wali murid yang telah percaya pada kesuksesan ibu Ria Winanti
dan bapak Bambang Trisoelo dalam membimbing anak mereka di TK
Kanita Tiara tidak meragukan anak mereka untuk belajar di PAUD
Fatimah, sehingga PAUD Fatimah dapat berkembang dan maju sampai
sekarang. (18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1)
c. Visi, misi dan tujuan PAUD Fatimah
1) Visi: terwujudnya generasi cerdas, taqwa dan berkarakter bangsa.
2) Misi:
a) Menanamkan akhalqul karimah dalam kehidupan sehari-hari
melalui pembiasaan menanamkan kemandirian sejak usia dini
melalui kegiatan life skill.
b) Melatih dan mengembangkan kecerdasan moral agama, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.
3) Tujuan: menjadikan anak didik yang bertaqwa, cerdas, trampil dalam
era globalisasi.(18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1)
d. Struktur oraganisasi PAUD Fatimah
PAUD Fatimah merupakan sekolah yang telah mempunyai
struktur organisasi yang berjalan sesuai dengan tugas masing-masing. Hal
ini dapat dilihat pada gambar struktur organisasi sebagai berikut:
56
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PAUD Fatimah Purbayan
Kepala Yayasan
Bambang trisoelo,
MBA
Kepala Sekolah
Ria winanti S.Pd, M.Pd
Guru
AI
Guru
A II
Guru
BI
Guru
B II
Guru
Bantu
Nita
widiastuti
Keshinta w.
Luluk artomi
Diyah s.
Purwanti
Fitri utami
Istiqomah
Sholekah s.
Aryuni
Ira utami
Tutik driyanti
Siswa
Sumber: Dokumentasi PAUD Fatimah 2014/2015 (dikutip tanggal 18 Juni 2015: CL/D01/L-4.1).
e. Keadaan guru dan siswa
1) Guru
Guru merupakan peran penting guna memajukan sekolah.
Guru dikatakan bermutu apabila mampu mengantarkan siswanya
untuk maju dan berkembang serta berkualitas atau bermutu sesuai
dengan visi, misi dan tujuan didirakannya sekolah PAUD Fatimah.
57
Adapun guru di PAUD Fatimah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Guru PAUD Fatimah Purbayan
No
Nama
Jabatan
1
Bambang trisoelo, MBA
2
Ria winanti S.Pd, M.Pd
4
5
6
7
Nita widiastuti
Luluk artomi, S. Pdi
Purwanti, S. Pd
Istiqomah, S. Pd
Aryuni, S. Pdi
Kepala
Yayasan
Kepala
Sekolah
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
8
Keshinta windiastuti
Guru
9
Ira utami
Guru
10
Fitri utami
Guru
11
Sholekah setiyaningrum
Guru
12
Dian putri lestari
Guru
13
14
Diyah Sardiyani
Tutik Driyanti
Guru
Guru
Lulusan
Management Bisnis
Teknologi
Pembelajaran
PGTK
Pend. Agama Islam
Akuntansi
PAUD
Pend. Agama Islam
PGTK TADIKA
PURI
Multimedia SMK N
7 Surakarta
PAUD
PGTK TADIKA
PURI
PGTK TADIKA
PURI
Akuntansi
Pend. Agama Islam
Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran
2014/2015 (dikutip tanggal 30 Juli 2015: CL/D-05/L-4.5)
Organisasi sekolah juga menjadi bagian dari kesuksesan
sekolah guna mencapai mutun pendidikan yang diharapkan. Dalam
penyelenggaraan berorganisasi terdapat tugas masing-masing yang
sesuai dengan keahlian, dapat dilihat sesuai tabel di bawah ini:
58
Tabel 4.2
Data Guru PAUD Fatimah Purbayan
No.
Nama
Jabatan
1.
Keshinta
Windiastuti
Administrasi
2.
Dian putri lestari
Administrasi
3.
Keshinta
windiastuti
Sarana dan
Prasarana
4.
Ira utami
Tata Usaha
5.
Fitri utami
Sholekah
setiyaningrum
Bendahara
6.
7.
Yuni
UKS
Ketertiban dan
Keindahan sekolah
Lulusan
PGTK TADIKA
PURI
PGTK TADIKA
PURI
PGTK
Multimedia
SMK N 7
Surakarta
PAUD
PGTK TADIKA
PURI
Pend. Agama
Islam IAIN
Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran
2014/2015 (dikutip tanggal 30 Juli 2015: CL/D-05/L-4.5)
2) Siswa
Siswa merupakan anak didik yang akan diberikan ilmu serta
akan menjadi lulusan yang bermutu etelah lulus dari PAUD
Fatimah. Diketahui dari tahun ke tahun jumlah siswa di PAUD
Fatimah telah mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena
tingkat kepercayaan masyarakat kepada PAUD Fatimah cukup
tinggi. Tidak diragukan siswa yang lulus telah mendapatkan
pengalaman serta keahlian di bidang ilmu pengetahuan serta
agama. Untuk mengetahui jumlah siswa PAUD Fatimah, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
59
Tabel 4.3
Data Siswa PAUD Fatimah Purbayan
Laki-laki
Perempuan
A
B
20
20
24
29
Jumlah
Keseluruhan
Siswa
44
49
Jumlah
40
53
93
A
B
Jumlah
30
32
62
33
37
70
63
69
132
Kelompok
Full Day
Reguler
Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun
Ajaran 2014/2015 (dikutip tanggal 30 Juli 2015: CL/D-05/L-4.5)
3) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sesuatu yang
ikut serta membantu guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Di PAUD Fatimah terdapat sarana dan
prasarana yang memadai seperti terlihat pada tabeldi bawah ini:
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana PAUD Fatimah Purbayan
No
1.
2.
3.
4.
Volume
Jml
Satuan
Keterangan /
Ukuran
18
Set
Kondisi Baik
4
Set
Kondisi Baik
13
Buah
Kondisi Baik
219
Set/buah
Kondisi Baik
Nama Barang
Buku – buku pegangan Guru
PAUD
Kaset dan VCD pegangan
Guru PAUD
Alat Bermain Di Luar Ruangan
Alat Bermain Di Dalam
Ruangan
Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran
2014/2015 (dikutip tanggal 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3)
60
2. Peningkatan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah, Purbayan, Baki,
Sukoharjo
a. Pembelajaran guru
1) Pengelolaan kelas
Di dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
terkadang selalu saja ada hambatan atau halangan yang dialami.
Hal tersebut dapat menghambat kinerja guru, Berikut ini adalah
hasil penelitian yang diperoleh peneliti melalui wawancara
mendalam kepada informan terlibat atau subjek dalam hal ini
adalah guru PAUD Fatimah mengenai pengelolaan kelas,
penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode
pembelajaran dan evaluasi atau penilaian pembelajaran.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan informan yang
peroleh dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015
yang bertempat di ruang kelas PAUD Fatimah adalah sebagai
berikut:
“Memberikan stimulasi berbagai aspek demi menumbuhkan
perkembangan anak. Menenangkan suasana kelas sehingga terjadi
interaksi yang kondusif antara guru dan anak didik. Menggunakan
media yang bisa merangsang perhatian anak sehingga materi yang
akan diajarkan menyenangkan anak-anak...”. (hasil wawancara
dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015:
CL/W-04/L-2.4)
Stimulasi pada anak menjadi wajar dilakukan oleh setiap
guru, guna memberikan wawasan maupun pandangan bagi setiap
anak. Pengendalian kelas supaya kondusif menjadi prioritas utama
61
pembelajaran dalam memberikan ilmu pengetahuan peserta didik.
Peneliti juga memberikan pertanyaan yang sama kepada Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd, dan jawaban informan adalah sebagai berikut:
“Dengan metode bercerita, menggunakan media Alat Permainan
Edukatif (APE) sesuai dengan tema”. (hasil wawancara dengan Ibu
Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2015: CL/W04/L-2.4)
Bercerita dan penggunaan media atau alat bantu ajar
menjadi kewajiban bagi setiap guru, karena sesuai dengan
kemampuan anak diusianya yang masih belia, media tersebut yang
menjadi mudah mereka tangkap dan pahami. Hal yang sama juga
dinyatakan oleh Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. sebagai berikut:
“Dalam memberikan materi yaitu dengan menggunakan media atau
alat bantu pembelajaran yaitu alat permainan edukatif seperti
gambar, benda tiga dimensi atau benda lain yang sesuai dengan
tema pembelajaran...”. (hasil wawancara dengan ibu Diyah
Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2015: CL/W-04/L2.4)
Dari wawancara di atas, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa dengan media bercerita merupakan salah satu langkahlangkah yang digunakan dalam memberikan materi ajar khususnya
menggunakan media atau alat bantu APE. Hal ini dirasa sangat
efektif dalam memudahkan siswa untuk memahami materi ajar
sekaligus guna meningkatkan mutu pendidikan anak.
Lingkungan kelas sebagai tempat belajar siswa menjadi
tempat yang perlu diperhatikan, sehingga perlu adanya langkahlangkah dalam pengelolaannya. Hasil wawancara selanjutnya
62
dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd mengenai langkah guru dalam
mengelola kelas ketika proses KBM berlangsung:
“Pengelolaan kelas berpusat pada anak, anak memiliki sendiri
kegiatan, memberikan kesempatan untuk bermain aktif dan
menggunakan alat permainan yang edukatif”. (hasil wawancara
dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015:
CL/W-04/L-2.4)
Pengelolaan terpusat yang dimaksud adalah pengelolaan
memfokuskan pada satu objek, dimana objek tersebut adalah
peserta didik. Member kebebasan dan terkontrol bagi anak selama
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung,
sehingga
dapat
memberikan rasa percaya diri dan bertanggungjawab bagi setiap
anak. Sedangkan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd memberikan jawaban
yang berbeda, yaitu:
“Pijakan lingkungan, pijakan sebelum main, pijakan saat main,
pijakan setelah main”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Pijakan tersebut diberikan sebagai batasan dan aturan dalam
semua kegiatan anak didik, Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. juga
menyatakan hal yang berbeda tentang pengelolaan kelas. Jawaban
yang disampaikan oleh adalah:
“Memfokuskan anak pada materi ajar dengan APE. Pendekatan
kepada anak yang kurang fokus. Cara mengajar yang tidak
monoton”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd
pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Menurut Ibu Diyah Sardiyani langkah-langkah pengelolaan
kelas diutarakan secara luas, dari segi materi ajar, penggunaan
APE, pendekatan yang diberikan pada anak yang kurang fokus, dan
63
cara mengajar guru. Hal tersebut menunjukkan adanya perhatian
lebih dari guru untuk para anak didik dalam kegiatan belajarnya.
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa langkah guru dalam mengelola kelas ketika
proses KBM berlangsung yaitu dengan menggunakan APE dinilai
sangat efektif. Selain itu, siswa juga dapat lebih aktif dan atraktif
dalam mengikuti segala permintaan guru.
Penggunaan APE selama ini selalu digunakan dan
diupayakan dalam setiap materi pembelajaran, sehingga apa yang
guru dapat dari berbagai pelatihan dapat disalurkan didalamnya.
Selain itu pendekatan-pendekatan juga sering dilakukan dalam
menangani siswa yang kurang fokus bahkan tifak memperhatikan
instruksi guru dan menghindari cara mengajar yang monoton.
Begitu juga dengan adanya APE yang semakin banyak dan
berkembang dapat mengurangi pembelajaran yang monoton.
Pembelajaran dianggap berhasil jika anak didik mengerti
atau paham bahkan dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh
guru. Pada kesempatan yang sama Ibu Luluk Artomi, S.Pd
memberikan jawaban tentang penguasan materi ajar yang dianggap
sempurna oleh para guru adalah:
“Bila anak sudah memiliki tanggungjawab serta kerjasama dan
memiliki kepedulian kepada teman yang lain. Bila anak sudah bisa
mempraktekkan yang diajarkan dan melaksanakan pembiasaanpembiasaan yang baik”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk
Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
64
Sehingga apa yang dimaksud dengan penguasaan materi
ajar adalah rasa tanggungjawab yang dimiliki setiap anak, dapat
berkerjasama dan peduli pada teman serta dapat mempraktekkan
apa yang telah mereka terima sebagai kebaikan. Ibu Tutik Daryanti,
S.Pd menyatakan bahwa kemampuan guru yang dikatakan telah
menguasai materi adalah:
“Mampu menerangkan materi kepada anak dan anak pun juga
paham/mengerti”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti,
S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Sedangkan dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan
bahwa guru dengan penguasaan materi yang baik adalah:
“Seorang guru dinyatakan telah menguasai bahan ajar, jika telah
banyak berperan penting dalam meningkatkan pemahaman anak
didik”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada
hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa guru yang telah menguasai materi ajar di
kelas dapat dilihat dari siswa yang mampu atau dapat memahami
materi ajar. Selain itu, siswa juga dapat mempraktekkan apa yang
telah dicontohkan oleh guru sebagai hal kebaikan. Ini merupakan
cara untuk mengetahui apakah guru sudah mampu dalam
memahami dan menguasai materi ajar ketika proses KBM sedang
berlangsung.
65
2) Penggunaan media dan sumber belajar
Pemanfaatan media dan sumber belajar bagi anak didik
diperlukan bahkan dirasa wajib untuk meningkatkan pemahaman
anak. Informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara
dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd tentang efektifkah guru dalam
memanfaatkan media sumber belajar:
“Media sangat efektif dimanfaatkan agar proses KBM bisa berjalan
dengan tenang, menarik minat, menyenangkan, dan suasana
berjalan kondusif”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi,
S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Secara nyata media belajar dan sumber belajar bermanfaat
dalam berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Menurut
Ibu
Tutik
Daryanti,
S.Pd
bahwa
kefektifan
guru
dalam
memanfaatkan media adalah:
“Seefektif mungkin karena anak akan sulit memahami jika tidak
menggunakan media”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Pernyataan tersebut menunjukkan ketergantungan anak
pada media atau alat bantu belajar, namun hal tersebut wajar bagi
anak diusia dini. Sedangkan dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd.
menyatakan bahwa kefektifan guru dalam memanfaatkan media
dalam prakteknya adalah:
“Sangatlah efektif dan dapat mempercepat anak-anak dalam
memahami, selain itu kami sebagai guru sangat terbantu dengan
adanya media tersebut”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah
Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
66
Berdasarkan pada
pernyataan
di
atas, maka
dapat
disimpulkan bahwa guru telah menggunaan media yang dinilai
sangat efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
membantu guru memudahkan siswa untuk lebih cepat memahami
materi ajar. Media dan sumber belajar yang digunakan juga sangat
membantu guru dalam memberikan materi ajar karena dinilai lebih
efektif dan efisien serta praktis dalam pemanfaatannya. Sumber
belajar yang semakin mudah didapat sepertihalnya sumber dari
internet semakin memperbanyak pengetahuan dan sumber materi
ajar bagi guru
Ruang kelas sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar menjadi faktor pendukung kelangsungan kegiatan
pendidikan, sekaligus ditambah dengan adanya media belajar yang
semakin mendukung. Hasil wawancara mengenai situasi kelas
ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar adalah dari
Ibu Luluk Artomi, S.Pd yang meyatakan bahwa:
“Anak-anak antusias memperhatikan dan anak-anak menjadi
tertarik untuk mencoba hal-hal yang baru”. (Wawancara dengan
Ibu Luluk Artomi, S.Pd, guru PAUD Fatimah, Selasa 7 Juli 2015:
CL/W-04/L-2.4)
Antusiasme anak didik dalam mengikuti materi ajar di kelas
semakin mudah diikuti dengan penggunaan media ajar oleh guru.
Menurut Ibu Tutik Daryanti, S.Pd bahwa penggunaan media ajar
yang menarik adalah:
67
“Tenang semua memperhatikan dan antusias”. (Wawancara dengan
Ibu Tutik Daryanti, S.Pd, guru PAUD Fatimah, Selasa 7 Juli 2015:
CL/W-04/L-2.4)
Dengan adanya media ajar diperoleh ketenangan dan
perhatian lebih dari para siswanya, seperti halnya menurut
pendapat dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. yang menyatakan bahwa
penggunaan media ajar yang menarik dalam prakteknya adalah:
“Anak-anak lebih fokus walau tidak semuanya, setidaknya anakanak terus mengikuti peragaan dari para guru”. (Wawancara
dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd, guru PAUD Fatimah, Selasa 7
Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Berdasarkan pada
pernyataan
di
atas, maka
dapat
disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dan fokus ketika guru
menggunakan
media
ajar.
Namun,
guru
juga
mencoba
mempraktekkan supaya siswa lebih tertarik. Oleh sebab itu,
penggunaan media sangat membantu guru untuk menarik siswa
untuk lebih fokus dan aktif dalam belajar. Dengan adanya media
ajar tersebut juga dapat menarik siswa untuk mencoba hal-hal yang
baru, sebagaimana siswa belum pernah mengalaminya.
3) Penggunaan metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, sehingga penggunaan
metode tersebut haruslah sesuai dengan atuan-aturan maupun jalan
yang telah diatur. Dalam kaitannya tentang metode pembelajaran,
peneliti memberikan pertanyaan tentang penanganan siswa yang
68
kurang fokus ketika KBM berlangsung, Ibu Luluk Artomi, S.Pd
memiliki jawaban sebagai berikut:
“…. dengan pendekatan, memberikan perhatian, pengertian,
memberikan media atau permainan yang bisa menghasilkan
pemahaman pada anak, sehingga secara bertahap bisa fokus dan
mengembangkan imajinasinya”. (hasil wawancara dengan Ibu
Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Imajinasi
anak
dapat
berkembang
dengan
adanya
perhatiannya akan materi ajar, sehingga jika fokus anak-anak
terganggu perlu adanya pendekatan, perhatian, pengertian dan
penggunaan media pembelajaran yang efektif. Menurut Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd bahwa penanganan siswa yang kurang fokus ketika
KBM berlangsung adalah:
“Memberikan media yang menarik, memberikan perhatian,
memberikan reward”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Menurut Ibu Tutik Daryanti pemberian reward atau
penghargaan sebagai salah satu faktor penyemangat siswa dalam
kegiatan belajar. Sedangkan menurut pendapat dari Ibu Diyah
Sardiyani, S.Pd. menyatakan bahwa:
“Pendekatan menjadi langkah awal yang dilanjutkan dengan
memberikan pengertian, yang dapat menghasilkan pemahaman
pada anak”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd
pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Berdasarkan pada
pernyataan
di
atas, maka
dapat
disimpulkan bahwa pendekatan sebagai awal dari tindakan guru
untuk mengajak siswa dalam mengikuti materi pembelajaran.
Selain itu ada penggunaan media dan memberikan permainan yang
69
dapat mendukung pembelajaran, semua itu dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah siswa yang kurang fokus saat belajar.
Guru bersama-sama dengan orangtua sebagai motivator
terdepan dalam peningktan mutu pendidikan anak, sehingga
motivasi berperan penting dalam kelanjutan pendidikan mereka.
Berikut
pertanyaan
mengenai
langkah-langkah
guru
untuk
memotivasi siswa supaya lebih aktif di kelas, menurut Ibu Luluk
Artomi, S.Pd, adalah:
“……. guru menggunakan pendekatan tematik yang berdasarkan
pada minat dan kebutuhan anak. Membantu dan mengembangkan
daya pikir anak. Menghubungkan pengalaman-pengalaman anak
sehingga termotivasi untuk belajar. Memberikan pertanyaan seperti
apa yang diketahui anak, apa yang ingin diketahui dan apa yang
telah dipelajari anak”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi,
S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Sedangkan menurut pendapat Ibu Tutik Daryanti, S.Pd
bahwa langkah-langkah guru dalam memotivasi siswa adalah:
“Memberikan berbagai pertanyaan sehingga anak termotivasi untuk
menjawab. Mengungkapkan yang dia ketahui, bercerita
menggunakan media yang menarik”. (hasil wawancara dengan Ibu
Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Pendapat lain dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan
bahwa:
“Memberikan tantangan yang dapat menimbulkan rasa ingin
melakukan dan bersaing dengan teman-temannya”. (hasil
wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7
Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Berdasarkan
pada
penyataan
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa guru yang telah menyatakan bahwa cara
70
memotivasi siswa dan adanya tantangan atau kompetisi untuk lebih
aktif yaitu dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa.
Sehingga siswa akan berebut untuk menjawab, walau demikian
bobot pertanyaan harus selalu dijaga denga maksud untuk
memancing anak dalam menjawab. Alat bantu dalam pembelajaran
juga memiliki peran penting dalam meningkatkan keaktifan anak,
karena anak masih memiliki jiwa bermain yang tinggi.
4) Evaluasi atau penilaian pembelajaran
Evaluasi dan penilaian adalah tugas penting para guru
diakhir materi atau pembelajaran, dimana setiap guru harus
memiliki catatan khusus untuk disampaikan. Berikut ini hasil
wawancara mengenai bagaimana guru dapat mengetahui hasil
belajar siswa, berdasarkan pernyataan dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd,
adalah:
“Dengan cara melalui evaluasi untuk memantau kemajuan dan
perkembangan anak, membandingkan perkembangan anak saat ini
dan sebelumnya serta menulis laporan perkembangan anak”. (hasil
wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli
2015: CL/W-04/L-2.4)
Menulis laporan perkembangan anak sebagai pengumpulan
data terpenting dalam evaluasi kegiatan anak selama proses
pembelajaran berlangsung. Sama halnya dengan pendapat Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd sebagai guru kelas di PAUD Fatimah, yaitu:
“Dengan evaluasi …..”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
71
Sedangkan menurut jawaban dari Ibu Diyah Sardiyani,
S.Pd. kurang lebih memiliki jawaban yang sama, yaitu:
“Evaluasi diakhir pelajaran sampai dengan evaluasi tahunan, hal
tersebut yang selalu dilakukan oleh setiap guru yang mengajar”.
(hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari
Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Berdasarkan pada
pernyataan di
atas, maka
dapat
disimpulkan bahwa evaluasi secara berkala, pemantauan setiap
waktu dan pencatatan laporan perkembangan anak selama satu
periode penuh merupakan cara yang efektif dan sekaligus menjadi
bahan pengambilan nilai bagi setiap siswa PAUD Fatimah.
Mengenai cara guru memberikan penilaian atau evaluasi
kepada siswa, Ibu Luluk Artomi, S.Pd memberikan keterangannya
sebagai berikut:
“Menulis laporan yang menggambarkan perilaku sehari-hari
disekolah yang mencakup narasi tentang berbagai aspek
perkembangan dan kemajuan anak”. (hasil wawancara dengan Ibu
Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Laporan perkembangan anak yang mencakup narasi tentang
banyak aspek dari perkembangan dan kemajuan anak menjadikan
alat bantu guru dalam memberikan evaluasi dan penilaian. Menurut
Ibu Tutik Daryanti, S.Pd cara guru memberikan penilaian atau
evaluasi kepada siswa adalah:
“Dengan pengamatan hasil karya tanya jawab”. (hasil wawancara
dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015:
CL/W-04/L-2.4)
72
Selain penulisan laporan perkembangan anak guru juga
mengamati hasil karya siswa, dimana dari siswa belum mengetahui
sampai dengan siswa paham dan dapat berkarya adalah suatu
pencapaian lebih bagi siswa tersebut. Sedangkan menurut pendapat
dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd:
“Penulisan laporan, dengan hal tersebut akan dapat menilai maupun
mengevaluasi peserta didik kami”. (hasil wawancara dengan Ibu
Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L2.4)
Sama halnya dengan pendapat sebelumnya, laporan
perkembangan anak adalah alat terpenting dalam mengetahui
perkembangan siswa. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa penilaian atau evaluasi kepada siswa
dapat digunakan dengan cara menulis laporan perkembangan dan
metode pengamatan. Penulisan laporan akan lebih memudahkan
guru dan juga orang tua siswa untuk mengetahui perkembangan
siswa, sedangkan penilaian dari hasil karya siswa adalah sebagai
faktor pendukung dalam menyimpulkan atau mengevalasi hasil
belajar siswa.
Selanjutnya hasil wawancara terakhir yang membahas
tentang evaluasi dan penilaian pembelajaran yang disampaikan
oleh Ibu Luluk Artomi, S.Pd, mengenai apa yang dilakukan guru
untuk mencapai pendidikan yang bermutu. Berikut jawabannya:
“Guru diharapkan memiliki kualifikasi khusus. Guru harus terus
menimba ilmu dan mempelajari cara membelajarkan anak yang
sesuai dengan kaidah agama Islam. Guru harus memiliki
73
kompetensi pedagogik, kepribadian professional dan sosial”. (hasil
wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli
2015: CL/W-04/L-2.4)
Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
banyak kualifikasi khusus bagi guru untuk dapat meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah, diantaranya guru harus terus belajar
serta
mengikuti
pelatihan-pelatihan,
memiliki
kompetensi
pedagogik, kepribadian professional dan sosial. Menurut Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd bahwa yang dilakukan guru untuk mencapai
pendidikan yang bermutu dan terjamin adalah:
“Menanamkan karakter yang baik pada anak, memberikan
ilmu/materi sesuai dengan ilmu pedagogik dan sesuai dengan
umur”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada
hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4)
Penanaman karakter sejak usia dini adalah salah satu
tingkatan dalam meningkatkan mutu pendidikan pada anak, dengan
memiliki karakter manjadikan anak lebih berani dan berkarya
dalam kebaikan. Menurut pendapat dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd.
menyatakan bahwa:
“Harus terus menimba ilmu dan mempelajari cara membelajarkan
anak yang sesuai dengan kaidah agama Islam”. (hasil wawancara
dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015:
CL/W-04/L-2.4)
Menurut Ibu Diyah Sardiyani pencapaian mutu pendidikan
dan kualitas pendidikan adalah mengajarkan anak didik dengan
kaidah agama Islam. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pendidikan yang
74
bermutu, maka guru menggunakan metode penanaman karakter
kepada siswa dan menguasai materi ajar. Penanaman karakter ini
juga sesuai dengan kaidah Islam. Hal ini mampu membantu guru
untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan baik bagi siswa
maupun sekolah.
b. Pembelajaran siswa
Hasil wawancara dengan siswa, dimana dari 10 siswa yang
berkesempatan untuk dilakukan wawancara menunjukkan hasil yang
berbeda-beda. Wawancara yang dilaksanakan pada hari Selasa 9 Juni
2015, menitik beratkan pada nilai-nilai agama dan moral, kognitif,
sosial emosional, dan kualitas lulusan. Berikut hasil wawancara yang
telah dilaksanakan dalam penelitian ini:
1) Nilai-nilai agama dan moral
Nilai-nilai agama dan moral sebagai dasar penanaman
karskter pada siswa, berkenaan dengan hal tersebut sholat lima
waktu sebagai pondasi dasar dari perilaku manusia. Berdasarkan
hal tersebut siswa diberikan pertanyaan mengenai sholat lima
waktu dengan tiga pilihan jawaban, dimana siswa dapat menjawab
dengan “sudah”, “kadang-kadang” dan “belum”.
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa
siswa PAUD Fatimah mayoritas memiliki jawaban sudah mampu
melaksanakan sholat lima waktu. Mereka telah dididik oleh para
guru di sekolah dengan baik, sehingga mereka dapat menerapkan
75
ajaran tersebut baik di sekolah maupun di rumah. Akan tetapi,
selain guru, orang tua juga ikut andil dalam mendidik anak mereka
agar dapat melaksanakan sholat lima waktu dengan baik. Dari segi
mutu pendidikan hal ini sangat dibutuhkan oleh pihak sekolah demi
kemajuan bersama. (hasil wawancara dengan siswa pada hari
Selasa, 9 Juni 2015: CL/W-05/L-2.5)
Hasil wawancara kompetensi kepribadian selanjutnya yaitu
mengenai kemauan siswa jika diperintah oleh guru, sebagai contoh
untuk bernyanyi di depan kelas. Peneliti mendapatkan jawaban dari
siswa bahwa manyoritas siswa memberikan jawaban “mau” untuk
melakukan/melaksanakan perintah dari Ibu guru.
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa siswa PAUD Fatimah mampu dan mau
melaksanakan perintah gurunya untuk bernyanyi di depan kelas.
Dari keaktifan siswa ini dapat diketahui bahwa siswa-siswa
tersebut mampu beradabtasi dengan cepat, sehingga mereka berani
untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam bernyanyi. Namun,
siswa yang kadang-kadang mau bernyanyi dan yang tidak mau
bernyanyi. Mereka dirasa kurang aktif di kelas, sehingga guru lebih
mengajak dan mendekati siswa tersebut dengan sabar dan tekun.
Guru yang memberikan perintah atau ajakan kepada siswa untuk
menjalankan perintahnya seperti bernyanyi, menggambar, serta
menulis dan siswa mampu melaksanakannya dengan baik
76
merupakan salah satu cara untuk mencapai mutu pendidikan yang
lebih baik.
2) Kognitif
Berikutnya, hasil analisa mengenai kompetensi kognitif
anak dalam berhitung dari 1 sampai dengan 20. Hasil analisa
menunjukkan bahwa siswa sudah lancar dalam berhitung.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa siswa sudah lancar berhitung dari angka 1 sampai dengan
20. Siswa telah lancar dalam berhitung menunjukkan bahwa siswa
telah menguasai ilmu berhitung.
Hal tersebut dapat menujukkan bahwa kualitas atau mutu
pendidikan di dalam PAUD Fatimah baik. Karena dengan adanya
siswa yang mahir dalam berhitung maka guru di sekolah tersebut
dirasa cukup berhasil dalam mencapai mutu pendidikan walu hal
tersebut masih terhitung hal mendasar. Kelengkapan alat bantu
mengajar juga menjadi sorotan dalam membantu meningkatkan
mutu pendidikan, hal tersebut tercermin dari hasil pengamatan dan
observasi yang dilakukan peneliti di PAUD Fatimah. (hasil
wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W05/L-2.5 dan dokumentasi lembar daftar siswa pada hari Kamis, 30
Juli 2015: CL/D-04/L-4.4)
77
3) Sosial emosional
Mengenai
kompetensi
emosional,
anak
diberikan
pertanyaan tentang perasaan atau suasana selama belajar di PAUD
Fatimah. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa
menyatakan menyenangkan selama belajar dan bermain di PAUD
Fatimah. Hasil wawancara dapat menjadi kesimpulan, bahwa pihak
sekolah memberikan pelayanan yang baik kepada siswa sehingga
dapat membantu dalam mencapai mutu. Selain itu siswa merasa
senang belajar di PAUD Fatimah, dengan adanya alat bantu belajar
maupun sarana dan prasarana yang ada di sekolah. (hasil
wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W05/L-2.5)
4) Kualitas lulusan
Kompetensi kualitas lulusan, dalam hal ini peneliti menilai
dari hasil belajar siswa selama belajar dan bermain di PAUD
Fatmah. Dari pertanyaan tersebut, mayoritas siswa menjawab
selalu memiliki nilai yang lebih, bahkan ada beberapa anak yang
lantang dengan menjawab “Saya selalu mendapat nilai A!!”. (hasil
wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W05/L-2.5)
Berdasarkan
hasil
wawancara
tersebut,
maka
dapat
disimpulkan bahwa siswa PAUD Fatimah medapatkan nilai yang
baik. Ini dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Nilai yang
78
baik ini dapat mengantarkan siswa menuju sekolah yang lebih baik
yaitu dengan memberikan modal keterampilan dan tentunya siswa
memiliki mutu pendidikan yang baik.
c. Kepemimpinan kepala sekolah
1) Kepribadian
Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan dalam kantor
PAUD Fatimah dimana bertepatan pada hari Selasa 26 Mei 2015.
Pada kompetensi kepribadian terdapat tiga pembahasan, pertama,
mengenai akhlak mulia yang ditunjukkan kepala sekolah. Jawaban
yang diutarakan oleh Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd adalah sebagai
berikut:
“Dengan memberikan contoh, perilaku, sikap yang terpuji, datang
lebih awal, menyapa guru dan melayani semua pihak”. (hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015:
CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa dengan memberikan contoh, perilaku, sikap yang
terpuji, datang lebih awal, menyapa guru dan melayani semua
pihak merupakan hal yang menunjukkan sikap akhlak mulia,
mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD.
Hasil wawancara yang kedua, berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah di PAUD Fatimah.
“Selalu sabar, membuka diri dan wawasan dengan guru, wali
murid, masyarakat dan kedinasan”. (hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
79
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa selalu sabar, membuka diri dan wawasan dengan
guru, wali murid, masyarakat dan kedinasan merupakan tugas
pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah PAUD. Dari hal tersebut
memberikan kedekatan antara guru dengan kepala sekolah,
sehingga kolaborasi diantara mereka dapat mewujudkan tujuan
sekolah.
Sedangkan selanjutnya mengenai pengendalian diri dalam
menghadapi masalah yang ada, berikut ini adalah jawaban
informan:
“Dengan cara bersabar, mengendalikan emosi, mengutamakan
diskusi dengan guru”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa dengan cara bersabar, mengendalikan emosi,
mengutamakan diskusi dengan guru merupakan cara pengendalian
diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
PAUD. Hal terebut tidak terlepas dari kerjasama antara kepala
sekolah dengan guru-guru yang ada.
2) Manajerial
Kompetensi manajerial, pada kompetensi ini terdapat dua
pembahasan. Pertama, untuk menciptakan budaya dan iklim
satuan/program
PAUD
yang
kondusif
dan
inovatif
bagi
80
pembelajaran anak usia dini, yang perlu dilakukan oleh kepala
sekolah adalah:
“Dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat dasar, lanjut
seminar, dan penambahan pengetahuan”. (hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan
diklat dasar, lanjut seminar, dan penambahan pengetahuan maka
kepala
sekolah
satuan/program
dapat
PAUD
menciptakan
yang
kondusif
budaya
dan
iklim
dan
inovatif
bagi
pembelajaran anak usia dini.
Pembahasan selanjutnya, mengenai kepala sekolah dalam
mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD
dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
“Kepala sekolah mampu mengelola guru dan administrasi PAUD
dengan cara diadakannya rapat, kajian, mengikuti diklat, kegiatan
gugus, serta KKG”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada
hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa kepala sekolah mampu mengelola guru dan
administrasi PAUD dengan cara diadakannya rapat, kajian,
mengikuti diklat, kegiatan gugus, serta KKG dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
3) Sosial
Berdasarkan pada kompetensi sosial, terdapat empat
pembahasan yang perlu di tanyakan terhadap Ibu kepala sekolah.
81
Pertama, mengenai pengelolaan hubungan satuan/program PAUD
dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber
belajar,
dan
pembiayaan
sekolah.
Berikut
jawaban
yang
disampaikan oleh Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd:
“Semua itu dapat dilakukan dengan adanya parenting. Dengan
adanya kegiatan ini maka orang tua mendapatkan pengetahuan
sesuai dengan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua. Orang
tua mengetahui dan memahami Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA)”. (hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa dengan adanya parenting, kepala sekolah mampu
mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah. Dengan adanya kegiatan ini maka orang tua mendapatkan
pengetahuan sesuai dengan apa yang harus dilakukan sebagai orang
tua. Orang tua mengetahui dan memahami Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)
Kedua,
mengenai
pemanfaatan
kemajuan
teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran
dan manajemen satuan/program PAUD, dimana hal tersebut telah
lama ada di PAUD Fatimah:
“Kepala sekolah memotivasi guru untuk mencintai Informasi
Teknologi (IT). Hal ini akan direalisasikan di PAUD Fatimah yaitu
akan dipasang internet guna menunjang kegiatan sekolah di tahun
ini”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26
Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
82
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa kepala sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran
dan manajemen satuan/program PAUD yaitu dengan cara
memotivasi guru untuk mencintai Informasi Teknologi (IT).
Selanjutnya, dalam melakukan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur
yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Apa yang harus
dilakukan oleh seorang kepala sekolah, berikut jawaban dari Ibu
Ria Winanti, S.Pd, M,Pd:
“Semua itu dapat dilakukan dengan adanya pelaporan kepada ketua
yayasan secara langsung dan periodik. Adanya rencana,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut”. (hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa kepala sekolah melakukan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya
dilakukan dengan adanya pelaporan kepada ketua yayasan secara
langsung dan periodik. Adanya rencana, pelaksanaan, evaluasi dan
tindak lanjut. Dimana tindak lanjut terus dilakukan dengan adanya
perbaikan jika terdapat kesalahan.
Selanjutnya
mengenai
kegiatan
yang
mencerminkan
kepekaan sosial dari seoarang kepala sekolah, berikut jawaban dari
Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd:
83
“Kepala sekolah mengadakan peduli sosial bencana, menjenguk
teman atau guru yang sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan iuran bersama. Selain itu, diadakan juga koperasi
PAUD”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari
Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa kepala sekolah dalam memprakarsai kegiatan
yang mencerminkan kepekaan sosial yaitu dengan mengadakan
peduli sosial bencana, menjenguk teman atau guru yang sakit. Hal
ini dapat dilakukan dengan melakukan iuran bersama. Selain itu,
diadakan juga koperasi PAUD. Dari sekian kepekaan kepala
sekolah tersebut, adanya inovasi-inovasi terbaru yang harus terus
dimiliki menjadi catatan positif bagi kemajuan mutu pendidikan.
4) Kewirausahaan
Pada
kompetensi
kewirausahaan
penulis
hanya
memfokuskan pada tindakan kepala sekolah dalam keberhasilan
program PAUD. Kerja keras untuk mencapai keberhasilan
satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif,
menurut Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd adalah sebagai berikut:
“Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan
membuka diri dan saling memberi masukan. Selain itu,
meningkatkan kompetensi dan kualitas diri juga penting untuk
dilaksanakan……”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada
hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah
dengan membuka diri dan saling memberi masukan antara guru dan
84
kepala sekolah atau bahkan dengan staff sekolah. Selain itu,
meningkatkan kompetensi dan kualitas diri juga penting untuk
dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD
sebagai organisasi pembelajar yang efektif, hal tersebut tercermin
dengan adanya memberikan kesempatan bagi guru dalam
mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar dan lain sebagainya.
d. Administrasi manajemen
1) Kepribadian
Pada hari Rabu 3 Juni 2015 peneliti berkesempatan untuk
mewawancarai seorang tenaga administrasi yaitu dengan saudari
Keshinta Windiastuti, dikantor PAUD Fatimah. Terdapat dua
pembahasan yang berhubungan dengan kompetensi kepribadian
bagi tenaga administrasi manajemen. Tenaga administrasi dan
manajemen bertindak konsisten dengan nilai dan keyakinannya,
berikut adalah jawaban dari informan:
“Tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai dengan
standar operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau
patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam”. (hasil wawancara
dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak
sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di kantor dan
selalu taat atau patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam untuk
bertindak konsisten dengan nilai dan keyakinannya.
85
Pembahasan kedua, mengenai etos kerja yang harus dimiliki
oleh tenaga administrasi dan manajemen di sekolah, menurut
Keshinta Windiastuti menyatakan bahwa:
“Yang harus dimiliki yaitu ramah, sopan, berkomunikasi dengan
baik, professional terhadap pekerjaan yang telah diberikan serta
bertanggung jawab”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi
pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa etos kerja yang harus dimiliki oleh tenaga
administrasi dan manajemen di sekolah yaitu ramah, sopan,
berkomunikasi dengan baik antar kepala sekolah dan para
guru/tenaga pendidik, professional terhadap pekerjaan yang telah
diberikan serta bertanggung jawab yang diembankan kepadanya
dapat dijalankan dengan baik dan amanah.
2) Professional
Kompetensi professional, pada penelitian ini memiliki tiga
pembahasan utama. Dimana yang pertama, mengaplikasikan
teknologi informasi dalam sistem administrasi dengan pendidikan,
berikut jawaban yang disampaikan oleh Keshinta Windiastuti:
“Sebagian teknologi informasi dalam sistem pendidikan sudah
dengan komputerisasi akan tetapi sebagian juga masih manual”.
(hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni
2015: CL/W-03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa tenaga adminitrasi dan manajemen telah
mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi
86
pendidikan secara nyata, namun masih sebatas kemampuan para
tenaga ahli. Dimana sebagian teknologi informasi dalam sistem
pendidikan sudah dikerjakan dengan komputerisasi, dan sebagian
kecil masih dikerjakan secara manual.
Kedua, mengenai tenaga administrasi dan manajemen
dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Berikut ini
adalah jawaban dari Keshinta Windiastuti:
“Dengan cara merawat, menjaga, menyimpan kembali sarana dan
prasarana pendidikan setelah selesai digunakan”. (hasil wawancara
dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa tenaga administrasi dan manajemen memiliki
tanggungjawab dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan
secara optimal dengan cara merawat, menjaga, menyimpan kembali
sarana dan prasarana pendidikan setelah selesai digunakan. Selain
itu bagi para guru tentunya juga memiliki tanggungjawab yang
sama.
Selanjutnya upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi
dan manajemen dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. Berikut hal
yang dilakukan oleh Keshinta Windiastuti dalam kinerjanya:
“Upaya yang dilakukan adalah dengan cara mencatat di dalam
buku keuangan. Mempunyai tanda bukti penyerahan dan
penerimaan uang. Setiap hari melaporkan uang masuk dan keluar”.
(hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni
2015: CL/W-03/L-2.3)
87
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi
dan manajemen dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien dengan cara
mencatat di dalam buku keuangan. Mempunyai tanda bukti
penyerahan dan penerimaan uang. Setiap hari melaporkan uang
masuk dan keluar, hal tersebut dirasa wajib dan pasti dikerjakan
oleh setiap pelaku administrasi.
3) Sosial
Berdasarkan pada kompetensi sosial, peneliti memberikan
tiga pembahasan kepada informan. Pertama yang diberikan adalah
peran tenaga administrasi dan manajemen dalam menjalin
kerjasama dengan seluruh guru/tenaga pendidik dalam kaitannya
dengan peningkatan kinerja dan pelayanan. Menurut pendapa dari
saudari Keshinta Windiastuti:
“Peran tenaga administrasi dan manajemen yaitu berkomunikasi
dengan semua pendidik tentang informasi yang diterima.
Membantu para pendidik dan seluruh satuan pendidikan apabila
membutuhkan bantuan ketika meminta atau mencari data sekolah”.
(hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni
2015: CL/W-03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan di atas, maka dapat
diketahui bahwa peran tenaga administrasi dan manajemen dalam
menjalin kerjasama dengan seluruh guru/tenaga pendidik guna
meningkatkan kinerja dan pelayanan yaitu berkomunikasi dengan
semua pendidik tentang informasi yang diterima, baik informasi
88
dari luar PAUD maupun dari PAUD sendiri. Membantu para
pendidik dan seluruh satuan pendidikan apabila membutuhkan
bantuan ketika meminta atau mencari data sekolah. Karena setiap
guru maupun satuan pendidikan akan membutuhkan sesuatu yang
berkaitan
dengan
PAUD
Fatimah,
selama
mengabdi
dan
menjalankan tugasnya di PAUD Fatimah.
Yang kedua, dalam hal sosial pada tenaga administrasi dan
manajemen. Berikut jawaban dari saudari Keshinta Windiastuti
kepada peneliti:
“Membantu teman yang mengalami masalah ketika menghadapi
murid, menengok atau menjenguk teman atau murid yang sakit”.
(hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni
2015: CL/W-03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa tenaga administrasi dan manajemen memiliki
kepekaan sosial dalam hal membantu teman yang mengalami
masalah ketika menghadapi murid, menengok atau menjenguk
teman atau murid yang sakit. Karena solidaritas harus terwujud
dalam setiap lingkup organisasi, karena orang yang bekerja dalam
satu ruang lingkup harus memiliki kesadaran dalam hal
kebersamaan/solidaritas.
Sedangkan pembahasan yang ketiga, mengenai upaya
tenaga administrasi dan manajemen dalam memberikan pelayanan
administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah. Menurut saudari Keshinta Windiastuti menyatakan:
89
“Memberikan keterangan mengenai visi dan misi lembaga,
menerangkan kegiatan, memberikan rencana program tahunan.
Orang tua dan masyarakat, dapat diberikan informasi secara
langsung ataupun brosur. Khusus pemerintah, dapat diinfokan
dengan cara online atau mendatangi pusat pendidikan di tingkat
kabupaten”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari
Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3)
Pada pernyataan informan di atas, maka dapat diketahui
bahwa upaya tenaga administrasi dan manajemen memberikan
pelayanan
administratif
dan
informasi
kepada
orang tua,
masyarakat, dan pemerintah yaitu dengan memberikan keterangan
mengenai visi dan misi lembaga (pendidikan), menerangkan
kegiatan, memberikan rencana program tahunan (yang akan
datang). Orang tua dan masyarakat, dapat diberikan informasi
secara langsung ataupun melalui selebaran atau brosur. Secara
khusus informasi kepada pemerintah, dapat diinfokan dengan cara
online sebagai mana telah adanya layanan internet disekolah atau
mendatangi pusat pendidikan di tingkat kabupaten secara berkala.
4) Manajerial
Kompetensi yang terakhir adalah kompetensi manajerial.
Peneliti memberikan dua pembahasan yang sesuai dengan
kompetensi ini. Yang pertama adalah tindakan dalam mengelola
dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan:
“Dengan cara menjaga nama baik PAUD yaitu dengan memberikan
pelayanan yang baik kepada wali murid, pendidikan dan
pengasuhan tenaga pendidik serta anak didik. Selain itu,
perlindungan juga diberikan kepada anak didik, teman sejawat dan
90
PAUD”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari
Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat
diketahui bahwa tindakan tenaga administrasi dan manajemen agar
mampu mengelola dan mengembangkan satuan PAUD dalam
pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan yaitu dengan
memberikan
pelayanan
yang
baik
kepada
wali
murid,
memperhatikan pendidikan dan pengasuhan tenaga pendidik serta
anak didik. Selain itu, perlindungan juga diberikan kepada anak
didik, teman sejawat dan PAUD itu sendiri, sehingga nama baik
PAUD akan selalu terjaga.
Yang terakhir, mengenai tindakan yang harus dilakukan
dalam melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan
terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan. Secara jelas saudari
Keshinta Windiastuti mengatakan bahwa:
“Tenaga adminitrasi dan manajemen membuat laporan harian
tentang apa saja yang dikerjakan dan mengarsipkan semua file atau
data sekolah yang dibutuhkan”. (hasil wawancara dengan Staff
Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3)
Berdasarkan pada pernyataan informan di atas, dapat
diketahui bahwa tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga
administrasi dan manajemen dalam melaksanakan program kerja
secara terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk laporan
kegiatan administrasi bulanan dan tahunan yaitu dengan membuat
91
laporan harian tentang apa saja yang dikerjakan, baik oleh tenaga
pengajar maupun dari lingkup PAUD Fatimah.
Setiap jenis kegiatan maupun semua hal yang bersangkutan
dengan PAUD Fatimah harus memili arsip, karena mengarsipkan
semua
file
atau
data
sekolah
yang
dibutuhkan
adalah
tanggungjawab dari tenaga ahli administrasi dan manajemen
sekolah. Sehingga jika diperlukan pada suatu hari nanti, file
tersebut dapat secara mudah didapat dan dipahami.
3. Faktor-faktor yang Mendukung Peningkatkan Mutu Pendidikan di
PAUD Fatimah
a. Adanya tujuan
Setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh warga
PAUD Fatimah merupakan dorongan untuk untuk mencapai tujuan.
Tujuan yang dicapai sekolah adalah untuk mencapai mutu pendidikan
yang baik. Hal ini mampu membawa PAUD Fatimah menjadi sekolah
yang terakreditasi A. Setiap sekolah yang fokus terhadap tujuan, maka
semua warga sekolah akan terpacu dan melakukan yang terbaik dalam
membimbing dan mengarahkan semua warga sekolah untuk mencapai
tujuan.
b. Kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimipin sekolah. Kepala sekolah
memiliki peran yang penting dalam melakukan upaya-upaya
peningkatan mutu baik itu yang berhubungan dengan input, proses dan
92
output dalam pendidikan. Pemimpin yang professional memicu
bawahannya untuk lebih aktif dan tekun dalam mecapai tujuan. Hal ini
juga terwujud pada kepala sekolah PAUD Fatimah yang telah menjadi
pemimpin yang professional dalam bekerja. Kepala sekolah turut serta
dalam menjalankan aktivitas sekolah serta melakukan pemantauan
langsung
terhadap
bawahannya
sehingga
kinerja
guru
serta
karyawannya dapat dievaluasi secara langsung.
c. Tenaga pendidikan (Guru)
Guru maupun tenaga kependidikan di sekolah yang sangat
penting keberadaanya karena guru dan tenaga kependidikan, sebuah
merupakan suatu lembaga pendidikan yang akan mencetak anak
didiknya sebagai siswa yang berkualitas dan berkarakter sesuai
dengan tujuan sekolah. Guru PAUD Fatimah merupakan guru yang
professional di bidangnya. Kebanyakan dari guru merupakan lulusan
dari PGTK yang sesuai dengan sekolah PAUD. Guru yang berakhlak
mulia, cerdas, terampil dan kreatif merupakan kriteria guru PAUD
Fatimah. Berdasarkan keterampilan dan keprofeionalan guru dalam
mendidik siswa, maka lulusan PAUD Fatimah mampu bersaing di
sekolah unggulan.
d. Peserta didik (Siswa)
Siswa atau anak didik merupakan dari input pendidikan yang
tidak kalah pentingnya dari input pendidikan yang lain. Siswa
merupakan hasil cipta keterampilan dan keprofesionalan guru serta
93
satuan organisasi sekolah yang akan menjadi asset sekolah terbilang
bermutu atau tidak. Siswa PAUD Fatimah merupakan siswa yang
aktif, cerdas dan kreatif. Siswa di didik sedini mungkin sehingga
mampu mengembangkan IQ dan EQ supaya lebih berkembang dan
bisa menjadi anak yang berdaya saing yang tentunya berkualitas.
e. Sumber Daya lainnya (Dana, Kurikulum, Sarana dan Prasarana dll)
Demi tercapainya mutu pendidikan, maka dari pihak sekolah
menyempurnakan sumber daya yang telah ada seperti dana sekolah,
pedoman KBM berdasar kurikulum, peningkatan sarana dan prasaran
sekolah supaya anak dan satuan kerja PAUD Fatimah dapat
memanfaatkan dengan efektif dan efisien. Kelengkapan sarana dan
prasarana juga merupakan faktor bagaimana PAUD Fatimah mampu
bersaing dan memilki mutu yang sangat bagus.
f. Suasana Lingkungan yang Kondusif, Hubungan Warga Sekolah,
Masyarakat, dan Intansi-intansi yang lain
Faktor-tersebut di atas harus mendapat perhatian dan
pengelolaan yang penuh dari pihak sekolah. Lingkungan yang
kondusif, aman dan nyaman merupakan salah satu alasan orang tua
menyekolahkan anak mereka di PAUD Fatimah. Lingkungan yang
bersih serta adanya tanaman hijau yang menjadi faktor pendorong
kesejukan PAUD Fatimah. Selain itu, adanya hubungan yang erat
serta rasa kekerabatan antara guru, orang tua, serta warga sekolah
ataupun satuan kerja sekolah lainnya merupakan hal yang selalu di
94
terapkan oleh pihak PAUD Fatimah, sehingga tidak ada kesenjangan
satu sama lain.
B. Penafsiran
Peningkatan mutu pendidikan merupakan tujuan dari pihak sekolah
guna mencapai siswa yang berkarakter dan juga berprestasi. Hal ini menjadi
faktor pendukung dalam pencapaian kaulitas sekolah, seperti halnya PAUD
Fatimah Purbayan. PAUD Fatimah dalam mencapai mutu pendidikan tidaklah
mudah. Dibutuhkan perjuangan dan kerja keras dalam mencapai PAUD yang
bermutu. Peningkatan mutu pendidikan PAUD Fatimah dapat dirinci sebagai
berikut:
1. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Guru
Keaktifan guru dalam mengikuti pelatihan maupun seminar
ditingkat daerah bahkan provinsi. Hal tersebut secara tidak langsung akan
meningkatkan pula pendidikan di PAUD Fatimah. Bahkan hal tersebut
langsung terwujud dengan peningkatan mutu pendidikan anak, dilihat dari
hasil belajar para siswa, dengan adanya pencapaian terhadap kompetensi
siswa PAUD Fatimah. Penggunaan media khusunya pada APE sering
dilakukan oleh guru dalam proses KBM karena dinilai sangat efektif.
Selain itu, penggunaan APE juga efektif dalam mengelola kelas.
Penggunaan APE juga sangat efektif bagi siswa untuk lebih cepat
memahami materi ajar serta siswa sangat antusias dan fokus sehingga
mampu menangani siswa yang kurang fokus.Selain menggunaan APE,
95
guru juga melakukan pendekatan dan memberikan pertanyaan kepada
siswa untuk memotivasi siswa lebih aktif. Guru melakukan evaluasi
kepada siswa yaitu dengan cara menulis laporan untuk mengetahui hasil
dari pembelajaran atau nilai siswa. Selain itu, guru juga menggunakan
metode penanaman karakter kepada siswa.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Siswa
Peningkatan SDM siswa sangat terlihat dari pencapaian kompetensi
yang telah dicapai, dari segi pembiasaan dan kemampuan dasar siswa telah
melampauinya, walau hanya sedikit siswa yang dinyatakan belum. Siswa
PAUD Fatimah merupakan siswa yang berkarakter dan berkualitas. Siswa
PAUD Fatimah sudah melaksanakan sholat lima waktu walaupun belum
sempurna. Hal ini sudah dinilai baik karena betapa susahnya mengajari
anak usia di bawah enam tahun untuk melaksanakan sholat lima waktu.
Siswa PAUD Fatimah juga dilatih untuk berani bernyanyi di depan
kelas, sehingga siswa mampu mengendalikan diri dan berkarakter kuat.
Siswa PAUD Fatimah dididik untuk berhitung secara rutin. Hal ini mampu
dilaksanakan oleh siswa PAUD Fatimah, misalnya berhitung angka satu
sampai dengan dua puluh. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah oleh
siswa PAUD Fatimah karena sudah terbiasa dengan latihan berhitung.
Siswa PAUD Fatimah merasa senang dan nyaman untuk belajar di PAUD
Fatimah. Hal ini didasarkan pada lingkungan PAUD Fatimah yang asri
serta bersih. Di tempat yang nyaman dan bersih dapat membuat siswa
PAUD Fatimah belajar dengan nyaman dan senang.
96
3. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Kepala Sekolah
Peningkatan kepala PAUD Fatimah dapat dilihat dari keaktifan
kepala sekolah dalam mengikuti seminar maupun pelatihan-pelatihan.
Selain itu, adapula aktivitas yang dilakukan speerti di bawah ini:
a. Kepala sekolah dengan memberikan contoh, perilaku, sikap yang
terpuji, datang lebih awal, menyapa guru dan melayani semua pihak
merupakan
hal
yang
menunjukkan
sikap
akhlak
mulia,
mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD.
b. Kepala sekolah juga selalu sabar, membuka diri dan wawasan dengan
guru, wali murid, masyarakat dan kedinasan merupakan tugas pokok
dan fungsi sebagai kepala sekolah PAUD.
c. Kepala sekolah dengan cara bersabar, mengendalikan emosi,
mengutamakan diskusi dengan guru merupakan cara pengendalian diri
dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD.
d. Kepala sekolah dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat
dasar, lanjut seminar, dan penambahan pengetahuan maka kepala
sekolah dapat menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini.
e. Kepala sekolah mampu mengelola guru dan administrasi PAUD
dengan cara diadakannya rapat, kajian, mengikuti diklat, kegiatan
gugus, serta KKG dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
97
f. Dengan adanya parenting, kepala sekolah mampu mengelola hubungan
satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah. Dengan
adanya kegiatan ini maka orang tua mendapatkan pengetahuan sesuai
dengan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua. Orang tua
mengetahui
dan
memahami
Standar
Tingkat
Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA).
g. Kepala sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
satuan/program PAUD yaitu dengan cara memotivasi guru untuk
mencintai Informasi Teknologi (IT).
h. Kepala sekolah melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat,
serta merencanakan tindak lanjutnya dilakukan dengan adanya
pelaporan kepada ketua yayasan secara langsung dan periodik. Adanya
rencana, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.
i. Kepala sekolah dalam memprakarsai kegiatan yang mencerminkan
kepekaan sosial yaitu dengan mengadakan peduli sosial bencana,
menjenguk teman atau guru yang sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan iuran bersama. Selain itu, diadakan juga koperasi PAUD.
j. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan membuka
diri dan saling memberi masukan. Selain itu, meningkatkan
kompetensi dan kualitas diri juga penting untuk dilaksanakan untuk
98
mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
4. Peningkatan Mutu Pendidikan oleh Administrasi dan Manajemen
Peningkatan juga di alami oleh adminitrasi dan manajemen sekolah
yaitu dengan rutin mengikuti pelatihan-pelatihan serta aktif dalam
berorganisasi. Selain itu, administrasi dan manajemen juga melakukan
aktivitas sebagai berikut:
a. Tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai dengan standar
operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau patuh
terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam untuk bertindak konsisten
dengan nilai dan keyakinannya.
b. Etos kerja yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi dan manajemen
di sekolah yaitu ramah, sopan, berkomunikasi dengan baik,
professional terhadap pekerjaan yang telah diberikan serta bertanggung
jawab.
c. Tenaga adminitrasi dan managemen mengaplikasikan teknologi
informasi dalam sistem administrasi pendidikan yaitu sebagian
teknologi
informasi
dalam
sistem
pendidikan
sudah
dengan
komputerisasi akan tetapi sebagian juga masih manual.
d. Tenaga administrasi dan manajemen mengelola sarana dan prasarana
pendidikan secara optimal dengan cara merawat, menjaga, menyimpan
kembali sarana dan prasarana pendidikan setelah selesai digunakan.
99
e. Upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam
mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akungrafik, transparan, dan efisien dengan cara mencatat di dalam
buku keuangan. Mempunyai tanda bukti penyerahan dan penerimaan
uang. Setiap hari melaporkan uang masuk dan keluar.
f. Peran tenaga administrasi dan manajemen menjalin kerjasama dengan
seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja
dan pelayanan yaitu berkomunikasi dengan semua pendidik tentang
informasi yang diterima. Membantu para pendidik dan seluruh satuan
pendidikan apabila membutuhkan bantuan ketika meminta atau
mencari data sekolah.
g. Tenaga administrasi dan manajemen memiliki kepekaan sosial dalam
hal membantu teman yang mengalami masalah ketika menghadapi
murid, menengok atau menjenguk teman atau murid yang sakit.
h. Upaya tenaga administrasi dan manajemen memberikan pelayanan
administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah yaitu dengan memberikan keterangan mengenai visi dan
misi lembaga, menerangkan kegiatan, memberikan rencana program
tahunan. Orang tua dan masyarakat, dapat diberikan informasi secara
langsung ataupun brosur. Khusus pemerintah, dapat diinfokan dengan
cara online atau mendatangi pusat pendidikan di tingkat kabupaten.
i. Tindakan tenaga administrasi dan manajemen agar mampu mengelola
dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan,
100
pengasuhan, dan perlindungan yaitu dengan memberikan pelayanan
yang baik kepada wali murid, pendidikan dan pengasuhan tenaga
pendidik serta anak didik. Selain itu, perlindungan juga diberikan
kepada anak didik, teman sejawat dan PAUD.
j. Tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga administrasi dan
manajemen dalam melaksanakan program kerja secara terencana, rapi,
dan terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan administrasi bulanan
dan tahunan yaitu dengan membuat laporan harian tentang apa saja
yang dikerjakan dan mengarsipkan semua file atau data sekolah yang
dibutuhkan.
Faktor-faktor PAUD Fatimah dapat meningkatkan mutu pendidikan,
sedangkan sekolah lain sulit untuk meningkatkan mutu sebagai dijelaskan
sebagai berikut:
1. Adanya Tujuan
Tujuan yang dicapai sekolah adalah untuk mencapai mutu
pendidikan yang baik. Hal ini mampu membawa PAUD Fatimah menjadi
sekolah yang terakreditasi A. Setiap sekolah yang fokus terhadap tujuan,
maka semua warga sekolah akan terpacu dan melakukan yang terbaik
dalam membimbing dan mengarahkan semua warga sekolah untuk
mencapai tujuan.
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimipin sekolah. Kepala sekolah yang
professional memicu bawahannya untuk lebih aktif dan tekun dalam
101
mecapai tujuan. Hal ini juga terwujud pada kepala sekolah PAUD Fatimah
yang telah menjadi pemimpin yang professional dalam bekerja. Kepala
sekolah turut serta dalam menjalankan aktivitas sekolah serta melakukan
pemantauan langsung terhadap bawahannya sehingga kinerja guru serta
karyawannya dapat dievaluasi secara langsung.
3. Tenaga Pendidikan (Guru)
Guru PAUD Fatimah merupakan guru yang professional di
bidangnya. Kebanyakan dari guru merupakan lulusan dari PGTK yang
sesuai dengan sekolah PAUD. Guru yang berakhlak mulia, cerdas,
terampil dan kreatif merupakan kriteria guru PAUD Fatimah. Berdasarkan
keterampilan dan keprofeionalan guru dalam mendidik siswa, maka
lulusan PAUD Fatimah mampu bersaing di sekolah unggulan.
4. Peserta Didik (Siswa)
Siswa PAUD Fatimah merupakan siswa yang aktif, cerdas dan
kreatif. Siswa dididik sedini mungkin sehingga mampu mengembangkan
IQ dan EQ supaya lebih berkembang dan bisa menjadi anak yang berdaya
saing yang tentunya berkualitas.
5. Sumber Daya lainnya (Dana, Kurikulum, Sarana dan Prasarana dll)
Demi tercapainya mutu pendidikan, maka dari pihak sekolah
menyempurnakan sumber daya yang telah ada seperti dana sekolah,
pedoman KBM berdasar kurikulum, peningkatan sarana dan prasaran
sekolah supaya anak dan satuan kerja PAUD Fatimah dapat memanfaatkan
dengan efektif dan efisien. Kelengkapan sarana dan prasarana juga
102
merupakan faktor bagaimana PAUD Fatimah mampu bersaing dan
memilki mutu yang sangat bagus.
6. Suasana Lingkungan yang Kondusif, Hubungan Warga Sekolah,
Masyarakat, dan Intansi-intansi yang lain
Lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman merupakan salah
satu alasan orang tua menyekolahkan anak mereka di PAUD Fatimah.
Lingkungan yang bersih serta adanya tanaman hijau yang menjadi faktor
pendorong kesejukan PAUD Fatimah. Selain itu, adanya hubungan yang
erat serta rasa kekerabatan antara guru, orang tua, serta warga sekolah
ataupun satuan kerja sekolah lainnya merupakan hal yang selalu di
terapkan oleh pihak PAUD Fatimah, sehingga tidak ada kesenjangan satu
sama lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan penelitian yang sesuai dengan prosedur
penelitian beserta pembahasannya, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Mutu pendidikan PAUD Fatimah mengalami peningkatan, antara lain
karena keaktifan guru dalam mengikuti pelatihan maupun seminar
ditingkat daerah bahkan provinsi. Hal tersebut secara tidak langsung akan
meningkatkan pula pendidikan di PAUD Fatimah. Bahkan hal tersebut
langsung terwujud dengan peningkatan mutu pendidikan anak, dilihat dari
hasil belajar para siswa, dengan adanya pencapaian terhadap kompetensi
siswa PAUD Fatimah.
2. Peningkatan SDM siswa sangat terlihat dari pencapaian kompetensi yang
telah dicapai yaitu dari segi pembiasaan dan kemampuan dasar siswa.
Siswa PAUD Fatimah sudah melaksanakan sholat lima waktu walaupun
belum sempurna. Siswa PAUD Fatimah juga dilatih untuk berani
bernyanyi di depan kelas, sehingga siswa mampu mengendalikan diri dan
berkarakter kuat. Siswa PAUD Fatimah dididik untuk berhitung secara
rutin.
3. Peningkatan kepala PAUD Fatimah dapat dilihat dari keaktifan kepala
sekolah dalam mengikuti seminar maupun pelatihan-pelatihan. Kepala
103
104
sekolah dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat dasar, lanjut
seminar, dan penambahan pengetahuan maka kepala sekolah dapat
menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran anak usia dini. Kepala sekolah memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD yaitu dengan cara
memotivasi guru untuk mencintai Informasi Teknologi (IT).
4. Tenaga administrasi dan managemen mengaplikasikan teknologi informasi
dalam sistem administrasi pendidikan yaitu sebagian teknologi informasi
dalam sistem pendidikan sudah dengan komputerisasi. Upaya yang
dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam mengelola
keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akungrafik, transparan,
dan efisien dengan cara mencatat di dalam buku keuangan.
5. Faktor pendukung yang dapat meningkatkan mutu pendidikan PAUD
Fatimah adalah sebagai berikut: a) Tujuan yang dicapai sekolah adalah
untuk mencapai mutu pendidikan yang baik. Hal ini mampu membawa
PAUD Fatimah menjadi sekolah yang terakreditasi A. b) Kepala sekolah
sebagai pemimpin yang professional memicu bawahannya untuk lebih
aktif dan tekun dalam mecapai tujuan. Hal ini juga terwujud pada kepala
sekolah PAUD Fatimah yang telah menjadi pemimpin yang professional
dalam bekerja. Kepala sekolah turut serta dalam menjalankan aktivitas
sekolah serta melakukan pemantauan langsung terhadap bawahannya
sehingga kinerja guru serta karyawannya dapat dievaluasi secara langsung.
105
c) Guru PAUD Fatimah merupakan guru yang professional di bidangnya.
Kebanyakan dari guru merupakan lulusan dari PGTK yang sesuai dengan
sekolah PAUD. Guru yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan kreatif
merupakan kriteria guru PAUD Fatimah. Berdasarkan keterampilan dan
keprofesionalan guru dalam mendidik siswa, maka lulusan PAUD Fatimah
mampu bersaing di sekolah unggulan. d) Siswa PAUD Fatimah merupakan
siswa yang aktif, cerdas dan kreatif. Siswa di didik sedini mungkin
sehingga mampu mengembangkan IQ dan EQ supaya lebih berkembang
dan bisa menjadi anak yang berdaya saing yang tentunya berkualitas. e)
Demi
tercapainya
mutu
pendidikan,
maka
dari
pihak
sekolah
menyempurnakan sumber daya yang telah ada seperti dana sekolah,
pedoman KBM berdasar kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana
sekolah supaya anak dan satuan kerja PAUD Fatimah dapat memanfaatkan
dengan efektif dan efisien. f) Lingkungan yang kondusif, aman dan
nyaman merupakan salah satu alasan orang tua menyekolahkan anak
mereka di PAUD Fatimah. Selain itu, adanya hubungan yang erat serta
rasa kekerabatan antara guru, orang tua, serta warga sekolah ataupun
satuan kerja sekolah lainnya merupakan hal yang selalu di terapkan oleh
pihak PAUD Fatimah, sehingga tidak ada kesenjangan satu sama lain.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas penelitian ini mencakup pada dua hal,
yaitu implikasi teoritis dan praktis.
106
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
mutu pendidikan PAUD Fatimah mengalami peningkatan dengan adanya
peran aktif dari seluruh perangkat sekolah, baik kepala sekolah, guru,
siswa, dan bagian administrasi manajemen. Proses dan peran seluruh
pengurus dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan patut
diberikan apresiasi.
Implikasi
yang berkaitan dengan
teori
peningkatan mutu
pendidikan dalam penelitian ini telah berhasil mengamati hal tersebut,
yaitu adanya pelatihan dan strategi pembelajaran guru yang sangat
berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan peserta didik AUD
Fatimah.
Implikasi teoritis yang berkenaan dengan faktor pendukung
peningkatan mutu pendidikan, telah banyak membantu dalam peningkatan
mutu pendidikan di PAUD Fatimah. Faktor awal yang diharapkan adalah
tujuan sekolah untuk berprestasi dan mencapai mutu pendidikan yang baik.
Peran serta kepala sekolah yang professional dalam memimpin dan bekerja
menjadikan motivasi tersendiri bagi para guru dan pengurus lain untuk
lebih meningkatkan kualitas kerja mereka.
2. Implikasi Praktis
Peningkatan mutu pendidikan secara umum terdiri dari berbagai
faktor yaitu peran kepala sekoah, mutu tenaga pendidik (guru), keaktifan
siswa dan peran aktif bagian admnistrasi dan manajemen sekolah tidak
107
terkecuali para pengurus yayasan dan masyarakat yang terus memberikan
kepercayaan dan dukungan pada tenaga pengajar PAUD Fatimah.
C. Saran-saran
1. Kepada Guru
Peran guru sebagai tenaga pengajar diharapkan lebih meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini, sehingga
mampu mendidik siswanya menjadi lulusan yang lebih berkualitas. Selain
itu dapat menjadi guru yang amanah dalam menjalankan pekerjaannya,
serta agar selalu disiplin dan tekun dalam bekerja.
2. Kepada Siswa
Bagi siswa agar selalu rajin belajar, tidak mudah bosan dengan
segala aktivitas ataupun rutinitas sekolah dan menjadikan guru sebagai suri
tauladan yang baik, menghormati dan patuh demi menggapai impian.
3. Kepada Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah agar lebih fokus dalam mengevaluasi satuan
organisasi sekolah. Selain itu lebih memperhatikan kesejahteraan guru dan
karyawan dan selalu mengutamakan kebersamaan di dalam kerjasama
team dan satuan kerja sekolah.
4. Kepada Administrasi dan Manajemen
Bagi staff administrasi dan manajemen harus tetap amanah dalam
pekerjaannya. Selalu disiplin serta berkomunikasi dengan baik bersama
rekan kerja lainnya dan tetap belajar dari pengalaman demi kesuksesan
bersama.
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hadis dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Agusta, Ivanovich. (2009). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. https:
//ivanagusta. files. wordpress. com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-datakualitatif.pdf. diakses pada tanggal 23 Maret 2015.
Anisa. (2011). Makalah Pendidikan Anak Menurut Islam. http://anisachoeriah-paud.
blogspot.com/2011/04/makalah-pendidikan-anak-menurut-islam.html, diakses
pada tanggal 17 Maret 2015.
Apriana, Rista. (2009). “Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan
Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo
Kecamatan Banyumanik Semarang”. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.
Aprilian,
Adam.
(2014).
Makalah
Mutu
Pendidikan.
http://adamaprilian.blogspot.com/2014/12/makalah-mutu-pendidikan.html. diakses pada
tanggal 9 April 2015.
Bungin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Burhanuddin, Afid. (2013). Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan.
https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/10/2-pengertian-dan-unsurunsur-pendidikan.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2015.
Faiq, Muhammad. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model
Pembelajaran. http://penelitiantindakankelas. blogspot. com /2009/02
/penelitian - tindakan - kelas - (PTK) - dan - model - pembelajaran. html.
diakses pada tanggal 10 April 2015.
Freyani, Lydia. (2013). Laporan Tahunan Pendidikan Untuk Semua (PUS) Nasional
Tahun 2012. Forum Koordinasi Nasional (Forkonas) Pendidikan Untuk
Semua.
109
H.B. Sutopo (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Haryanto. (2010). Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara. Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan FIP UNY. Yogyakarta.
Hasan, Erliana. (2011). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian IlmuPemerintahan.
Bandung: Galia Indonesia.
Hermawan, Endang. (2011). Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep dan Aplikasi.
http://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/04/27/pengendalian-mutupendidikan-konsep-dan-aplikasi. diakses pada tanggal 10 April 2015.
Hiryanto, dkk. (2010). Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Propinsi DIY.
Irianwati, Nanik. 2013. “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Balai
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI) Provinsi
Bengkulu.
Jasuri. (2014). Implementasi Total Quality Management pada kelas Internasional dan
Akselerasi MTS. PPMI Assalaam Surakarta. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Walisongo Semarang.
Kristianty, Theresia, (2005). “Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming”.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV / Juli 2005.
Marjuki, Mochammad. (2014). Analisis Pembelajaran. http: //marjuki01.
blogspot.com/2014/08/analisis-pembelajaran.html. diakses tanggal 10 Mei
2015.
Maslikhah, Eli. (2011). Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini.
http://elimaslikah.blogspot.com/2011/06/peningkatan-mutu-pendidikan-anakusia-dini.html. diakses tanggal 10 Mei 2015.
Max, Manen. (1991). Can Teaching Be Taught? Or Are Real Teachers Found or
Made?. Department of Secondary Education. University of Alberta.
110
Miles, Matthwew B. dan Huberman, Michael. (1994). Qualitative Data Analysis.
London: Sage Publication.
Moerdiyanto. (2009). Strategi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
(SPPMP) Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. UNY. http: //staff. uny. ac.
id/sites/default/files/penelitian/Drs.%20Moerdiyanto,%20M.Pd./ARTIKEL%2
0PENJAMINAN%20MUTU%20PENDIDIKAN.pdf, diakses pada tanggal 17
Maret 2015.
Moerdiyanto. (2012). Strategi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
(SPPMP) oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Artikel Penjaminan Mu
Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Muhson, Ali. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Staf Pengajar Jurusan Pendidikan
Ekonomi FSE UNY: Yogyakarta.
Mudjia,
Rahardjo.
(2010).
Triangulasi
dalam
Penelitian
Kualitatif.
http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/270.html. diakses pada tanggal 12
Maret 2015.
Munawara, Noviatul. (2013). Peranan Alat Permainan Edukatif Dalam
Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak di Kelompok B TK PGRI BAIYA.
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nata, Abuddin. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer
tentang Pendidikan Islam. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada.
PAUD Jateng. (2015). Program Peningkatan Mutu Layanan Anak Usia Dini.
http://paudjateng.xahzgs.com/2015/03/program-peningkatan-mutu-layanananak-usia-dini.html. diakses pada tanggal 10 Mei 2015.
Purwanto. (2010). Evaluasi hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
111
Putera, Gembala. (2012). Pengertian Analisa Data. http: //antarberita. blogspot.
com/2012/12/pengertian-analisa-data.html, diakses pada tanggal 18 Maret
2015.
Rajagukguk, Bresman. (2009). “Paradigma Baru dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009.
Ramli, M.Pd. (2010). Cahaya Edukasi-Faktor Pendukung dan Penghambat
Kreativitas Anak. http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/faktor-pendukungdan-penghambat-kreativitas-anak.html. diakses pada tanggal 10 Mei 2015.
Rohendi, Edi; Ernalis; Meha, Nehru; Rustini, Tin; Ananthia, Winti; Rohayati, Etty;
Sri, Margaretha; and Setiaty, Taty. (2012). Cakrawala Dini. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. Vol. 3, No. 1, Mei 2012. Page: 1-13.
Runtuwene, Lastiko. (2008). Manajemen Berbasis Sekolah Sebagai Upaya
Peningkatan
Mutu
Pendidikan.
http:
//sulut.
kemenag.
go.id/file/file/.../mgve1363205702.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2015.
Subagio. 2011. Mengukur Mutu sekolah. http://subagio-subagio. blogspot.com/
2011/01/mengukur-mutu-sekolah-1.html?m=1, diakses pada tanggal 17 April
2015.
Sudijono, Anas. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sugiharto. (2009). Pembelajaran Anak Usia Dini Selaras Perkembangan dalam
Pembentukan Karakter Bangsa. Jurusan IKOR FIK UNNES Semarang.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Suryana, Dadan. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Menjaga Mutu Pelayan
Capaian
Perkembangan
Anak
Usia
Dini.
http://kangdadansuryana.wordpress.com/2014/09/23/pendidikan-anak-usiadini-dalam-menjaga-mutu-pelayan-capaian-perkembangan-anak-usia-dini/.
diakses pada tanggal 11 April 2015.
112
Tobroni. (2010). Teori-teori Mengukur Mutu Sekolah. http: //tobroni. staff. umm. ac.
id/2010/11/25/teori-teori-mengukur-mutu-sekolah/. diakses tanggal 12 Mei
2015.
Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta BP. Dharma Bhakti, 2003.
Vaulia, Iva. (2014). Tujuan dan Landasan PAUD. http://media.kompasiana.com/newmedia/2014/04/30/tujuan-dan-landasan-paud-652593.html, diakses tanggal 17
Maret 2015.
Wikaningtyas, Sih. 2012. Penilaian dan Pengukuran dalam Pendidikan.
http://sihwikaningtyas.blogspot.com/ 2012/ 02/ penilaian - dan - pengukuran
dalam.html?m=1, diakses pada tanggal 24 Mei 2015.
Yanti. (2013). Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. https://yanti164.wordpress.com/
2013/11/17/teknik-pemeriksaan-keabsahan-data/, diakses pada tanggal 18
Maret 2015.
Zahid, Gulnaz. (2014). Role of Career Education Advisor/Expert and Teaching
Quality in Student Employability Skills as the Outcome of Higher Education.
Mediterranean Journal of Social Sciences. MCSER Publishing, Rome-Italy.
Vol 5 No. 27 Desember 2014.
113
LAMPIRAN 1
PANDUAN-PANDUAN
114
Lampiran 1.1
PANDUAN WAWANCARA
KODE
INFORMAN
PERTANYAAN
W.01
Kepala
1. Bagaimana melibatkan partisipasi masyarakat
Sekolah
untuk memajukan sekolah?
2. Bagaimana menjalin hubungan dengan komite
sekolah?
3. Bagaimana menunjukkan akhlak mulia dan
menjadi teladan bagi warga di satuan/program
PAUD?
4. Bagaimana menunjukkan sikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi di
satuan/program PAUD?
5. Bagaimana
menunjukkan
pengendalian
diri
dalam menghadapi masalah pekerjaan sebagai
kepala PAUD?
6. Bagaimana menciptakan budaya dan iklim yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak
usia dini?
7. Bagaimana
administrasi
mengelola
guru
satuan/program
dantenaga
PAUD
dalam
rangka pendaya gunaan sumberdaya manusia
secara optimal?
8. Bagaimana melakukan monitoring, evaluasi dan
pelaporan
pelaksanaan
program
mencapai
keberhasilan
kegiatan
sekolah?
9. Bagaimana
satuan
/program PAUD sebagai organisasi pembelajar
yang efektif?
115
KODE
W-02
INFORMAN
PERTANYAAN
Komite
1. Apakah yang sudah dijalankan komite sekolah?
Sekolah
2. Bagaimana menjalin kemitraan dengan kepala
sekolah?
3. Bagaimana komite sekolah menjalin komunikasi
dengan orang tua/wali?
W-03
TenagaAdmin
istrasi
1. Bagaimana etos kerja yang harus dimiliki
olehtenaga administrasi?
2. Bagaimana mengaplikasikan teknologi informasi
dalam sistem administrasi pendidikan?
3. Bagaimana mengelola keuangan sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan,
danefisien?
4. Bagaimana menjalin kerjasama dengan seluruh
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
dalam
meningkatkan kinerja dan pelayanan?
5. Bagaimana
memberikan
pelayanan
administrative dan informasi kepada orang tua,
masyarakat, danpemerintah?
6. Bagaimana mengelola dan mengembangkan
satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan?
7. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana
pendidikan?
8. Bagaimana melaksanakan program kerja secara
terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk
laporan kegiatan administrasi bulanan dan
tahunan?
116
KODE
INFORMAN
W-04
Guru
PERTANYAAN
1. Bagaimana
langkah-langkah
guru
dalam
memberikan materi ajar di kelas?
2. Bagaimana langkah guru dalam mengelola kelas
ketika proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
berlangsung?
3. Bagaimana guru dikatakan sudah menguasai
materi ajar?
4. Seberapa efektifkah guru dalam memanfaatkan
media sumber belajar dalam proses KBM?
5. Bagaimana situasi kelas ketika guru mengajar
dengan menggunakan media ajar yang menarik?
6. Bagaimana guru menangani siswa yang kurang
fokus ketika KBM berlangsung?
7. Bagaimana
langkah-langkah
guru
untuk
memotivasi siswa supaya lebih aktif di kelas?
8. Bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar
siswa?
9. Bagaimana cara guru memberikan penilaian atau
evaluasi kepada siswa?
W.05
Siswa
1. Bagaimana pengerjaan sholat lima waktu di
rumah?
2. Bagaimana sikap dan ketaatan siswa saat diminta
guru untuk bernyanyi didepan kelas?
3. Bagaimana jika guru meminta siswa untuk
berhitung dari angka 1 sampai dengan 20?
4. Bagaimana perasaan siswa selama belajar di
PAUD Fatimah?
117
Lampiran 1.2
PANDUAN PENGAMATAN
KODE AKTIVITAS
P-01
Pembelajaran
SUBJEK
Guru, siswa
HAL YANG DIAMATI
1. Ruang kelas
2. Suasana kelas selama
pembelajaran
3. Perhatian siswa
4. Gaya guru yang mengajar
5. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
6. Keaktifan bertanya
7. Cara guru menanggapi pertanyaan
P-02
Rapat
Koordinasi
Kepala
1. Ruang rapat
sekolah, guru,
2. Gaya kepala sekolah memimpin
karyawan
rapat
3. Partisipasi peserta rapat
4. Suasana selama rapat
5. Antusiasme peserta rapat
6. Cara kepala sekolah menanggapi
usulan.
7. Cara kepala sekolah mengambil
keputusan
P-03
Studi
Kepala
1. Lingkungan sekolah
Banding
sekolah,
2. Keaktifan guru mengajar
Guru
3. Berbagi pengalaman antar guru
Guru
4. Keaktifan belajar siswa
5. Alat permainan edukatif
118
P-04
Pelatihan
Guru
Membuat
1. Keaktifan guru membuat APE
2. Bahan dan alat yang dipakai
APE
3. Cara mempergunakan APE yang
dibuat
P-05
Workshop
Kepala
1. Ruangan dan media
Kurikulum
sekolah,
2. Keaktifan peserta workshop dalam
Guru
diskusi
3. Kerjasama team membuat RPPM
dan RPPH
119
Lampiran 1.3
PANDUAN ANALISIS DOKUMEN
KODE
JENIS DOKUMEN
D-01
Buku Profil PAUD
Fatimah
HAL YANG DIANALISIS
1. Letak geografis
2. Sejarah berdirinya PAUD Fatimah
3. Visi dan misi PAUD Fatimah
4. Tujuan PAUD Fatimah
5. Prestasi PAUD Fatimah
6. Susunan Pengurus
D-02
Presensi Mengajar
1. Jumlah guru
2. Keaktifan guru mengajar
3. Pembagian tugas guru
4. Beban mengajar guru
5. Jadwal mengajar
D-03
Rencana Pembelajaran
1. Persiapan mengajar guru
2. Administrasi pengajaran guru
3. Kemampuan guru membuat persiapan
mengajar
4. Metode yang digunakan dalam mengajar
5. Evaluasi yang dilakukan
D-04
Lembar Daftar Siswa
1. Kegiatan dan hasil belajar
2. Kondisi anak didik
3. Prestasi anak didik
D-05
D-06
Lembar Laporan
1. Jumlah murid dan pendidik
Bulanan
2. Evaluasi belajar anak didik
Dokumen Akreditasi
1. Kelengkapan dokumen akreditasi
2. Bukti hasil akreditasi
3. Ijin operasional
120
LAMPIRAN 2
CATATAN LAPANGAN
WAWANCARA
121
Lampiran 2.1
CATATAN LAPANGAN
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Hari, Tanggal
: Selasa, 26 Mei 2015
Jam
: 09.00-10.00 WIB
Tempat
: RuangKantor Kepala Sekolah PAUD Fatimah
Metode
: Wawancara
Informan
: Ria Winanti, S.Pd, M,Pd
Kode Panduan
: W-01
Kode CL
: CL/W-01/L-2.1
A. Deskripsi
Pertemuan pertama kali ini saya berkesempatan untuk menemui kepala
sekolah PAUD Fatimah dan observasi lingkungan sekolah, dalam ruangan
terdapat Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd kepala sekolah PAUD Fatimah berserta
tenaga administrasi PAUD Fatimah. Kepada beliau saya menyampaikan ijin
untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan peningkatan mutu
pendidikan di PAUD Fatimah, dengan senag hati beliau langsung mengijinkan
kegiatan yang telah saya rancang dan pada saat itu juga beliau meminta
proposal yang sebelumnya telah saya buat.
Selang beberapa waktu saya memulai mengajukan beberapa pertanyaan
yang sebelumnya telah saya rancang, pertanyaan tersebut digunakan untuk
mengetahui
data-data
yang
diperlukan
dalam
penyusunan
Tesis
122
saya.Pertanyaan pertama tentang letak geografis sekolah dan sejarah
berdirinya, dimana pada pertanyaan tersebut belum masuk dari rancangan awal
saya, akan tetapi perlu dipertanyakan sebagai pembukaan. Selanjutnya
bagaimana kepala sekolah mencontohkan akhlak mulianya, pelaksanaan tugas
pokok, menghadapi permasalahan yang ada, menciptakan budaya yang
kondusif, pendayagunaan SDM secara optimal, mengelola hubungan program
PAUD dan masyarakat, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan, kepekaan sosial,
dan kerja keras untuk mencapai keberhasilan.
Berdasarkan penjelasan Ibu Ria Winanti, S.Pd, M.Pd dan juga menurut
pengamatan saya, dapat diperoleh informasi bahwa PAUD Fatimah terletak di
lingkungan perumahan Purbayan, Baki, Sukoharjo. PAUD Fatimah berdiri
pada tanggal 5 Juni 1995, dengan luas bangunan dan tanah 950 m 2.Berdasarkan
pengamatan, PAUD Fatimah memiliki konstruksi gedung yang baik dan
kokoh.Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, sekaligus memiliki
alat maupun perlengkapan ajar bagi siswa ang sangat lengkap dan dapat
menunjang perkembangan setiap siswanya.
B. Tafsir
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan dengan Ibu Ria
Winanti, S.Pd, M.Pd sebagai kepala sekolah PAUD Fatimah, saya menafsirkan
bahwa beliau telah memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang saya
ajukan. Secara keseluruhan kepala sekolah berperan penting dalam
123
meningkatkan mutu pendidikan siswanya, yaitu dengan menunjukkan akhlak
yang mulia terhadap guru dan siswa.Memotivasi guru dengan mengikutkan
diklat, seminar dan penambahan pengetahuan adalah langkah awal dari kepala
sekolah dalam menciptakan peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah.
Meskipun secara umum telah diketahui baik, akan tetapi hal tersebut harus
terus ditingkatkan dan ditindak lanjuti.
124
Lampiran 2.2
CATATAN LAPANGAN
WAWANCARA DENGAN KOMITE SEKOLAH
Hari, Tanggal
: Jum’at, 24 Juli 2015
Jam
: 10.10-10.45 WIB
Tempat
: RuangKantor PAUD Fatimah
Metode
: Wawancara
Informan
: Bambang Trisoelo,MBA
Kode Panduan
: W-02
Kode CL
: CL/W-2/L-2.2
A. Deskripsi
Pada pertemuan kali ini saya berkesempatan untuk menemui tenaga
administrasi
PAUD
Fatimah, dalam ruangan terdapat
Ibu Keshinta
Windiastuti.Tidak butuh waktu lama dengan obrolan kami, saya memulai
mengajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah saya rancang,
pertanyaan tersebut digunakan untuk mengetahui data-data yang diperlukan
dalam penyusunan Tesis. Pertanyaan pertama tentang konsistensi kerja tenaga
administrasi, dimana tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai
dengan standar operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau
patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam.
Mengenai etos kerjanya harus memiliki sikap ramah, sopan dan selalu
berkomunikasi dengan baik, pengaplikasian teknologi informasi secara
125
keseluruhan belum terjangkau sehingga perlu adanya perkembangan dalam
bidang teknologi informasi, pengelolaan keuangan secara nyata sangat
terkontrol dan terjaga, kerjasama dengan tenaga pendidik sangatlah baik karena
keduanya saling menguntungkan.
Kepekaan sosial dari tenaga administrasi sangat tinggi dengan
menunjukkan bantuannya ktika menemui teman kerja kesulitan dalam
menangani siswanya, pelayanan administratif dan informasi yang selalu
terkontrol terhadap para wali murid, pengelolaandan mengembangkan satuan
PAUD menjadi hal terpenting dalam menjaga nama baik PAUD Fatimah,
pengelolaan sarana dan prasarana terjaga sesuai dengan aturan yang berlaku,
dan program kerja sekolah selalu berjalan sesuai dengan harapan.
B. Tafsir
Berdasarkan penjelasan Ibu Keshinta Windiastuti sebagi wakil
informan dari bidang administrasi dan manajemen serta menurut pengamatan
saya, dapat diperoleh informasi bahwa tenaga ahli dalam hal ini administrasi
dan
manajemen
sekolah
menunjukkan
keprofesionalannya
dalam
bertugas.Semua ini dilakukan untuk peningkatan dan kualitas pendidikan di
PAUD Fatimah.Perlu adanya peningkatan dan tindak lanjut dari semua ini,
walau tidak langsung berhadapan dengan siswa, tenaga administrasi dapat
memberikan kontribusinya dengan terus memajukan sekolah dari segi
teknologi dan informasi.
126
Lampiran 2.3
CATATAN LAPANGAN
WAWANCARA DENGAN TENAGA ADMINISTRASI
Hari, Tanggal
: Rabu, 3 Juni 2015
Jam
: 09.30-10.30 WIB
Tempat
: Ruang Kantor PAUD Fatimah
Metode
: Wawancara
Informan
: Keshinta Windiastuti
Kode Panduan
: W-03
Kode CL
: CL/W-03/L-2.3
A. Deskripsi
Tepat pada pukul 07.30 saya datang ke PAUD Fatimah, dimana para
siswa telah berkumpul bersama untuk masuk kelas.Budaya yang sejak kecil
saya lakukan ternyata masih berjalan, yaitu berdoa dan bersalaman dengan
masing-masing guru maupun pembina kelas.Dari awal inilah pendidikan
dimulai dan desematkan pada setiap individu siswa PAUD Fatimah.Tidak
sampai disitu saja setelah sampai didalam kelas para siswa diajak mengaji
terlebih dahulu, sekitar 15 menit berselang dilanjutkan dengan kegiatan belajar
seperti biasanya.
Pada waktu KBM berjalan saya berkesempatan untuk mewawancarai
Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani,
127
S.Pd untuk memberikan pernyataannya kepada saya, sesuai instruksi Ibu
kepala sekolah yang telah diterima oleh ketiga Ibu guru tersebut. Namun saya
melakukannya satu persatu, dimulai dari pertanyaan langkah-langkah guru
dalam memberikan materi ajar di kelas masng-masing guru memberikan
pernyataannya bahwa penggunaan media atau alat bantu yang digunakan oleh
guru (APE), sangat efektif untuk siswa dalam memahami materi. Banyaknya
ditemukan alat bantu belajar di PAUD Fatimah menunjukkan keseriusan
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan anak sejak dini.
Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana guru dikatakan sudah
menguasai materi ajar, secara nyata siswa yang telah paham dengan materi ajar
menunjukkan bahwa guru telah menguasai materi yang dipelajari. Keefektifan
guru dalam memanfaatkan media sumber belajar sangat dirasakan bagi para
guru terlebih hal tersebut dapat merangsang kecerdasan siswa selama proses
belajar. Situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar
sangatlah kondusif, para siswa terlihat aktif dan ceria saat permainan sekaligus
pelajaran diberikan oleh Ibu guru.
Penanganan siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung menjadi
hal yang mendasar, namun dengan perhatian dan pendekatan dengan media
lain yang selama ini telah dimiliki setiap guru di PAUD Fatimah hal tersebut
tidaklah menjadi masalah besar. Langkah-langkah guru untuk memotivasi
siswa supaya lebih aktif tidaklah mudah, karena dari sekian banyak siswa
memiliki cara yang berbeda-beda, pendekatan tematik sebagai salah satu cara
128
yang digunakan dalam membantu siswa aktif. Salah satunya pemberian
tantangan bagi siswa dengan alat bantu upun permainan lain.
Evaluasi sebagai salah satu langkah guru dalam mengetahui hasil
belajar siswa, setiap waktu akan dipantau perkembangan setiap anak,
membandingkan dengan penilaian sebelumnya dan dengan siswa lain. Setelah
itu pelaporan kepada orang tua siswa juga dilakukan setiap harinya, agar para
orang tua mengetahui dan dapat malanjutkan proses pembelajaran dirumah.
Untuk mencapai pendidikan yang bermutu di PAUD Fatimah setiap guru
memiliki riwayat pelatihan-pelatihan, seminar, dan selain itu masih banyak
penanaman karakter dengan metode lain yang diberikan pada setiap guru di
PAUD Fatimah.
Secara keseluruhan PAUD Fatimah telah memiliki semuanya, dari segi
guru maupun alat bantu ajar/alat permaianan edukatif sangatlah lengkap dan
memiliki tingkatan pembelajaran yang tinggi dari masing-masing alat
permainan. Sehingga tidak mengejutkan jika PAUD Fatimah berkembang
secara cepat dan konsisten.
B. Tafsir
Berdasarkan penjelasan dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd dan hasil pangamatan saya
diperoleh hasil yang sangat mengejutkan. Keseriusan dari pihak sekolah sangat
terlihat dari hasil wawancara dan observasi yang saya lakukan, dari segi
kesiapan tenaga pengajar yang memiliki etos kerja dan karakter pendidik
129
nomor satu. Hal tersebut yang menjadi senjata ampuh dalam peningkatan mutu
pendidikan di PAUD Fatimah, didukung juga dengan alat bantu ajar/alat
permainan edukatif yang lengkap. Bukan tidak mungkin PAUD Fatimah
menjadi idola bagi setiap orang tua yang hendak menyekolahkan anakanaknya.
130
Lampiran 2.4
CATATAN LAPANGAN
WAWANCARA DENGAN GURU
Hari, Tanggal
: Selasa, 7 Juli 2015
Jam
: 09.00-11.00
Tempat
: Ruang Kelas PAUD Fatimah
Metode
: Wawancara
Informan
: Ibu Luluk Artomi, S.Pd
Ibu Tutik Daryanti, S.Pd
Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd
Kode Panduan
: W-04
Kode CL
: CL/W-04/L-2.4
A. Deskripsi
Tepat pada pukul 07.30 saya datang ke PAUD Fatimah, dimana para
siswa telah berkumpul bersama untuk masuk kelas. Budaya yang sejak kecil
saya lakukan ternyata masih berjalan, yaitu berdoa dan bersalaman dengan
masing-masing guru maupun pembina kelas. Dari awal inilah pendidikan
dimulai dan desematkan pada setiap individu siswa PAUD Fatimah. Tidak
sampai disitu saja setelah sampai didalam kelas para siswa diajak mengaji
terlebih dahulu, sekitar 15 menit berselang dilanjutkan dengan kegiatan belajar
seperti biasanya.
131
Pada waktu KBM berjalan saya berkesempatan untuk mewawancarai
Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani,
S.Pd untuk memberikan pernyataannya kepada saya, sesuai instruksi Ibu
kepala sekolah yang telah diterima oleh ketiga Ibu guru tersebut. Namun saya
melakukannya satu persatu, dimulai dari pertanyaan langkah-langkah guru
dalam memberikan materi ajar di kelas masng-masing guru memberikan
pernyataannya bahwa penggunaan media atau alat bantu yang digunakan oleh
guru (APE), sangat efektif untuk siswa dalam memahami materi. Banyaknya
ditemukan alat bantu belajar di PAUD Fatimah menunjukkan keseriusan
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan anak sejak dini.
Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana guru dikatakan sudah
menguasai materi ajar, secara nyata siswa yang telah paham dengan materi ajar
menunjukkan bahwa guru telah menguasai materi yang dipelajari. Keefektifan
guru dalam memanfaatkan media sumber belajar sangat dirasakan bagi para
guru terlebih hal tersebut dapat merangsang kecerdasan siswa selama proses
belajar. Situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar
sangatlah kondusif, para siswa terlihat aktif dan ceria saat permainan sekaligus
pelajaran diberikan oleh Ibu guru.
Penanganan siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung menjadi
hal yang mendasar, namun dengan perhatian dan pendekatan dengan media
lain yang selama ini telah dimiliki setiap guru di PAUD Fatimah hal tersebut
tidaklah menjadi masalah besar. Langkah-langkah guru untuk memotivasi
siswa supaya lebih aktif tidaklah mudah, karena dari sekian banyak siswa
132
memiliki cara yang berbeda-beda, pendekatan tematik sebagai salah satu cara
yang digunakan dalam membantu siswa aktif. Salah satunya pemberian
tantangan bagi siswa dengan alat bantu upun permainan lain.
Evaluasi sebagai salah satu langkah guru dalam mengetahui hasil
belajar siswa, setiap waktu akan dipantau perkembangan setiap anak,
membandingkan dengan penilaian sebelumnya dan dengan siswa lain. Setelah
itu pelaporan kepada orang tua siswa juga dilakukan setiap harinya, agar para
orang tua mengetahui dan dapat malanjutkan proses pembelajaran dirumah.
Untuk mencapai pendidikan yang bermutu di PAUD Fatimah setiap guru
memiliki riwayat pelatihan-pelatihan, seminar, dan selain itu masih banyak
penanaman karakter dengan metode lain yang diberikan pada setiap guru di
PAUD Fatimah.
Secara keseluruhan PAUD Fatimah telah memiliki semuanya, dari segi
guru maupun alat bantu ajar/alat permaianan edukatif sangatlah lengkap dan
memiliki tingkatan pembelajaran yang tinggi dari masing-masing alat
permainan. Sehingga tidak mengejutkan jika PAUD Fatimah berkembang
secara cepat dan konsisten.
B. Tafsir
Berdasarkan penjelasan dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik
Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd dan hasil pangamatan saya
diperoleh hasil yang sangat mengejutkan. Keseriusan dari pihak sekolah sangat
terlihat dari hasil wawancara dan observasi yang saya lakukan, dari segi
133
kesiapan tenaga pengajar yang memiliki etos kerja dan karakter pendidik
nomor satu. Hal tersebut yang menjadi senjata ampuh dalam peningkatan mutu
pendidikan di PAUD Fatimah, didukung juga dengan alat bantu ajar/alat
permainan edukatif yang lengkap. Bukan tidak mungkin PAUD Fatimah
menjadi idola bagi setiap orang tua yang hendak menyekolahkan anakanaknya.
134
Lampiran 2.5
CATATAN LAPANGAN
WAWANCARA DENGAN SISWA
Hari, Tanggal
: Selasa, 9 Juni 2015
Jam
: 08.30-11.00
Tempat
: Ruang Kelas PAUD Fatimah
Metode
: Wawancara (Forum Group Discution)
Informan
: Citra Ningrum Azizah
Divaio Ikhsan Afif Dzulfikar
Sherin Atallah Febiyanti
Alafta Khoirul Ilma
Rasya Ammar Fazli R
Waldan Labib Ristyan
Muhammad Ibam Danutirta
Shahwa Zafira Annidya D
Luthfia Aisha Kamila
Hamdan Fikri Maulana Irwanto
Kode Panduan
: W-05
Kode CL
: CL/W-05/L-2.5
A. Deskripsi
Pertemuan yang keempat ini, saya menjadwalkan menemui 10 siswa
PAUD Fatimah secara acak dan dengan seijin guru dikelasnya masing-
135
masing.Sedikit sulit dalam mengajak siswa untuk diwawancara, namun atas
bantuan guru pendamping dan nasehatnya kami dapat menjalankan kegiatan ini
secara nyaman. Berawal dari jam 08.30 sampai dengan 11.00 merupakan
waktu yang cukup lama melihat sifat anak yang berbeda-beda antara satu sama
lain. Pertanyaan awal yang saya berikan adalah tentang kepribadian anak
dalam menjalankan sholat lima waktu, dari sekian banyak siswa menjawab
telah melakukannya. Hal tersebut tidak lepas dari pengawasan orang tua yang
sebelumnya telah mendapat arahan dari guru maupun kepala sekolah disaat
pertemuan maupun melalui buku evaluasi siswa.
Pertanyaan kedua tentang perintah guru untuk bernyanyi didepan kelas,
para siswa menjawab “mau”.Sehingga rasa mandiri dan percaya diri dari siswa
telah ada dan dapat ditunjukkan dengan keberanian siswa. Selain bernyanyi
siswa dituntut untuk berhitung, dari segi berhitung sebagai besar siswa PAUD
Fatimah telah lancar, sekalipun saya sambil member tebakan setelah angka 12
itu angka berapa dan lain sebagainya. Siswa juga saya beri pertanyaan apakah
belajar di PAUD Fatimah menyenangkan, dan kebanyakan mengungkapkan
rasa senang dan suka dengan sekolah di PAUD Fatimah. Selain itu siswa juga
memberikan rasa senang dengan permainan-permainan yang ada dan dengan
guru-guru PAUD Fatimah, sesekali mereka juga menyebutkan nama guru yang
dimaksud.
Pertanyaan terakhir yang saya berikan bagi masing-masing siswa adalah
tentang nilai yang diperoleh selama ini, seperti yang saya perkirakan dari awal
ternyata siswa memiliki nilai-niai yang cukup memuaskan.Dengan hal ini
136
menunjukkan bahwa model pembelajaran sangat efektif dan dapat dipahami
para siswa PAUD Fatimah. Sekali lagi peran guru dan alat bantu maupun
media pembelajaran yang banyak dan lengkap.
B. Tafsir
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa PAUD Fatimah dan
pengamatan saya saat wawancara berlangsung menyimpulkan bahwa siswa
memiliki nilai agama, kognitif, sosial-emosional, dan kualitas siswa itu sendiri
tergolong baik dan memuaskan.Penerapan sistem belajar dan penggunaan
media yang telah tersedia menjadikan siswa-siswa PAUD Fatimah memiliki
kualitas diatas rata-rata.Semua hal tersebut tidak lepas dari peran guru maupun
kepala sekolah yang aktif dan tentu orang tua siswa yang selalu menjadi
pengontrol anak disaa dirumah menjadi satu alasan adanya peningkatan mutu
pendidikan di PAUD Fatimah sampai saat ini.
138
LAMPIRAN 3
CATATAN LAPANGAN
PENGAMATAN
139
Lampiran 3.1
CATATAN LAPANGAN
PENGAMATAN PEMBELAJARAN
Hari, Tanggal
: Rabu, 10 Juni 2015
Jam
: 08.45-10.20
Tempat
: Ruang Kelas PAUD Fatimah
Aktivitas
: Pembelajaran
Subjek
: Guru dan Siswa
Metode
: Pengamatan
Kode Panduan
: P-01
Kode CL
: CL/P-01/L-3.1
A. Deskripsi
Tepat pukul 08.45 saya masuk kelas, yang sebelumnya telah mendapat
ijin dari kepala sekolah Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd untuk melakukan
observasi di kelas-kelas PAUD Fatimah. Kebetulan guru yang berada ditempat
adalah Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd yang mana
keduanya adalah guru yang sebelumnya saya wawancarai beberapa hari lalu.
Pengamatan awal yang saya lakukan adalah ruangan kelas, dimana
ruangan terasa nyaman dengan memiliki banyak hiasan ditiap dinding ruang
kelas. Suasana kelas selama kegiatan belajar mengajar terdengar ramai karena
masing-masing siswa ada bercerita, bermain, bernyanyi dan lain sebagainya.
140
Namun secara keseluruhan siswa merasa senang dan nyaman selama belajar,
perhatian siswa saat guru mengajar dan memberikan instruksi-instruksi selalu
diperhatikan walau terdapat beberapa anak yang masih asik dengan mainannya.
Gaya guru dalam memberikan pelajaran saya rasa sangat nyaman bagi
siswa, karena mengajarnya menggunakan alat permainan edukatif dan beliau
menguasainya dan semua siswa dapat dikendalikan. Metode yang digunakan
selama proses belajar mengajar berlangsung, seperti halnya uraian dari
wawancara sebelumnya oleh Ibu Tutik Daryanti, S.Pd, menggunakan metode
bercerita yang dikombinasikan dengan APE. Keaktifan siswa menjadi salah
satu ciri bahwa metode yang digunakan tepat dan efektif, alat permainan
edukatif yang digunakan adalah balok-balok bangunan.
Ibu Tutik Daryanti, S.Pd memberikan arahan untuk membuat sebuah
bangunan sepertihalnya rumah siswa masing-masing, ketanggapan siswa dalam
merespon dan pengerjaan sesuai instruksi sangatlah mencerminkan betapa
efektifnya APE yang digunakan. Alat permainan edukatif yang digunakan
cukup bervariasi, karena memiliki tingkatan kesulitan yang berbeda dalam
pembuatan bangunannya. Tidak malu-malu para siswa terus bertanya dengan
apa yang akan mereka kerjakan, mungkin karena siswa belum paham cara
membangunnya. Namun hal tersebut langsung diberikan solusi atau jawaban
oleh Ibu Tutik Daryanti, sehingga anak dapat melanjutkan tugasnya.
Kreatifitas guru dalam penyampaian materi dirasa cukup sukses untuk
dipahami para siswa, keaktifan guru dalam berbicara, bergerak, memberi
contoh cukup gesit, sehingga anak menjadi senang dan antusias dalam
141
mendengarkan dan menyahut jika Ibu Tutik Daryanti, S.Pd memberikan
pertanyaan dan arahan. Selama proses belajar mengajar berlangsung saya juga
sempat melihat RPP dan silabus yang dibuat Ibu Tutik Daryanti, S.Pd danIbu
Diyah Sardiyani, S.Pd, semua tersusun dengan rapidan mudah dipahami walau
saya baru membacanya. Kesiapan guru dalam kegiatan belajar mengajar
menjadi pondasi awal guru mengajar sehingga dapat disimpulkan bahwa
kesuksesan guru terletak dari kesiapannya.
B. Tafsir
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan pada proses belajar
mengajar dikelas, dapat diketahui bahwa langkah awal guru dalam
mempersiapkan mengajar begitu lengkap. Ruang kelas tertata rapi dan nyaman
untuk dilangsungkan kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran
berlangsung nyaman dan menyenangkan. Metode yang digunakan kretifitas
guru saat menyampaikan materi begitu baik,setiap guru memiliki semangat dan
motivasi mengajar yang sangat tinggi. Langkah awal sampai dengan proses
mengajar berlangsung perlu terus dikembangkan, sehingga siswa akan
mendapat apa yang diharapkan dari rencana awal mengajar.
142
Lampiran 3.2
CATATAN LAPANGAN
PENGAMATAN RAPAT KOORDINASI
Hari, Tanggal
: Senin, 15 Juni 2015
Jam
: 08.50-12.00
Tempat
: PAUD Fatimah
Aktifitas
: Rapat Koordinasi
Subjek
: Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan PAUD Fatimah
Metode
: Pengamatan
Kode Panduan
: P-02
Kode CL
: CL/P-02/L-3.2
A. Deskripsi
Tepat pada pukul 08.50 saya datang, PAUD Fatimah terasa sunyi
hening. Setelah saya mendekat disetiap ruang tidak terdapat satupun siswa, ya
sebenarnya kemarin saya sudah diberi tahu bahwa hari ini siswa libur dan ada
rapat kerja untuk seluruh staff dan guru di PAUD Fatimah. Pada pukul 09.15
terlihat para guru sudah berdatangan ternyata saya terlalu awal datangnya.
Dengan membawa perlengkapan observasi, dimana kamera sangat
dibutuhkan untuk mengambil gambar dan catatan serta alat tulis yang sudah
saya siapkan. Saya akan mengikuti jalan nyarapat di PAUD Fatimah pagi ini,
143
para guru telah bersiap-siap untuk mengikuti rapat tidak terkecuali tenaga
administrasi dan tentunya Ibu kepala sekolah PAUD Fatimah.
Pengamatan pada hari ini saya tujukan pada rapat kerja dari satuan
pendidik di PAUD Fatimah, diantaranya ruang rapat, gaya kepala sekolah
dalam memimpin rapat, dan lain sebagainya. Berdasarkan pegamatan yang
saya amati terlihat bahwa ruang rapat yang digunakan tidak begitu luas
maupun sempit, pas dengan jumlah guru dan pegawai yang ada. Semua terlihat
rapi, nyaman,ruangan berpendingin dan lampu cukup terang.
Kepala sekolah sebagai ketua pimpinan rapat saat ini memiliki wibawa
yang besar, dapat dilihat dari pakaian dan suaranya yang cukup keras dan tegas
namun tetap memiliki senyum disela-sela pembicaraannya. Sehingga dapat
dilihat gaya beliau memimpin rapat begitu baik dan disegani oleh para guru
dan pegawai lainnya. Peserta rapat sangat antusias dalam partisipasinya, hal
tersebut terlihat dari kefokusan peserta jika ada peserta lain maupun kepala
sekolah berbicara, dan tentunya aktif dalam bertanya dan memberikan
masukan.
Suasana selama rapat berlangsung tergolong sangat ramai “aktif dalam
mengemukakan pendapat dan bertanya” sehingga tidak terlihat membosankan.
Hal tersebut menunjukkan antusiasme peserta terhadap rapat, sempat saya
bertanya dengan guru disebelah saya “apakah kejadian seperti ini terjadi di
rapat-rapat yang lain?” dan beliau mengiyakan, hal tersebut menunjukkan
bahwa disetiap rapat berjalan semua peserta rapat sangat aktif dan antusias.
144
Dari sekian banyak keunggulan maka dari sudut pandang saya saat
mengamati kepala sekolah memberi tanggapan saat menanggapi usulan, beliau
secara cepat merespon dan mengembalikan kembali kepada peserta apakah hal
tersebut dapat diterima atau tidak. Setelah ada beberapa pertimbangan maka
kepala sekolah langsung memberikan keputusannya. Sehingga kepala sekolah
tidak begitu saja mengambil keputusan, melainkan memusyawarahkannya
terlebih dahulu.
Tepat pukul 11.00 saya berpamitan dengan Ibu kepala sekolah dengan
sedikit perbincangan tentang pengamatan yang saya lakukan pada hari tersebut.
Banyak arahan yang diberikan kepala sekolah pada saya, salah satunya
motivasinya bagi saya untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. Begitu
perhatian dan loyalnya Ibu kepala sekolah PAUD Fatimah, sehingga membuat
para guru pendidik beserta stafnya nyaman dan senang dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing, begitu pula dengan saya yang selama ini sering
bercengkrama dengan beliau.
B. Tafsir
Pengamatan yang saya lakukan diketahui banyak pelajaran yang dapat
dipetik dari segi rapat kerja di PAUD Fatimah kali ini. Para guru dan tenaga
ahli di PAUD Fatimah memiliki kedisiplinan tinggi dan respon yang baikserta
antusias terhadap pelaksanaan rapat kerja. Selain itu gaya kepemimpinan
seorang kepala sekolah terlihat dalam rapat tersebut, tegas dan tanggap dengan
145
apa yang beliau terima. Harapannya regenerasi harus terus dilakukan guna
melanjutkan dinasti yang selama ini telah terbangun.
146
Lampiran 3.3
CATATAN LAPANGAN
STUDI BANDING GURU
Hari, Tanggal
: Selasa, 16 Juni 2015
Jam
: 09.00-11.30
Tempat
: PAUD Surya Ceria Aisyiyah Karanganyar
Aktivitas
: Study Banding Guru
Metode
: Pengamatan
Subjek
: Kepala sekolah dan Guru
Kode Panduan
: P-03
Kode CL
: CL/P-03/L-3.3
A. Deskripsi:
Pada kesempatan kali ini saya mengikuti studi banding bersama guru
dan kepala sekolah PAUD Fatimah, sebagaimana sesuai dengan agenda yang
telah dibuat.Pada studi banding akhir semester ini kami mengunjungi PAUD
Surya Ceria Aisyiyah Karanganyar, dimana tempat tersebut ditunjuk
sebagaimana rujukan/saran dari ibu kepala sekolah. Tepat pukul 09.00 kami
sampai dan langsung menuju ruang/kantor kepala sekolah, dengan rencana
awal kami akan melihat lingkungan sekolah, dimana tidak jauh berbeda dengan
PAUD Fatimah. PAUD Surya Ceria Aisyiyah memiliki lingkungan ditengah
perkampungan dan perumahan Karanganyar kota, sehingga tepat digunakan
sebagai studi banding para pengajar dari PAUD Fatimah.
147
Studi banding guru perlu dilakukan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pendidikan akan berhasil, bila terjadi perubahan
paradigma pendidik terhadap anak dan pembelajaran. Pendidik harus
mempunyai paradigma bahwa anak adalah individu yang berpotensi untuk
berkembang, memiliki rasa ingin tahu dan individu yang aktif. Pembelajaran
harus dimulai dari diri anak, oleh anak dan untuk anak. Pendidik berperan
sebagai fasilitator dan motivator.
PAUD Surya Ceria Aisyiyah tidak susah dalam perekrutan siswa baru
disetiap tahun ajaran baru, dan tentunya kualitas tidak boleh dikesampingkan.
Sebagaimana uraian pembicaraan kami dengan pihak PAUD Surya Ceria
Aisyiyah, yang terus berbenah dan meningkatkan mutu pendidikan dan lulusan
dari PAUD. Dengan adanya suasana yang mendukung secara langsung dapat
berpengaruh terhadap kinerja para guru. Suasana kerja sangat baik dan
memiliki pengaruh yang besar bagi siswa dan warga sekitar. Keaktifan para
tenaga pendidik dan karyawan membuat PAUD Surya Ceria Aisyiyah dikenal
sebagai unggulan.
Setelah menilik suasana kerja guru, kami berlanjut masuk ruang kelas
dimana pada saat itu terdapat kegiatan belajar mengajar. Suasana ruang kelas
nyaman dan anak-anak terlihat aktif, tidak begitu terganggu dengan kedatangan
kami. Banyaknya gambar hasil karya siswa dan berbagai hiasan diding
menunjukkan aktifnya siswa dan guru dalam menghias ruangan. Dari segi
peralatan permainan edukatif PAUD Surya Ceria Aisyiyah juga telah
memilikinya, kelengkapannya didukung dengan permainan tradisional/daerah.
148
Dengan adanya APE tersebut menjadikan nilai plus bagi PAUD Surya Ceria
Aisyiyah, karena pada PAUD lain belum tentu memilikinya.
Sarana dan prasarana sekolah begitu lengkap walau ada beberapa sarana
yang kurang terawat, sehingga diperlukan adanya perawatan berkala disetiap
sarana dan prasarana yang dimiliki. Setelah kami memutari dan masuk setiap
ruang yang ada di PAUD Surya Ceria Aisyiyah, kami berkesempatan untuk
berbincang sedikit dengan guru PAUD Surya Ceria Aisyiyah. Dalam
perbincangan tersebut guru PAUD Fatimah berbagi pengalaman dengan guru
PAUD Surya Ceria Aisyiyah. Banyak hal yang didapat, dari segi teknik
pengajaran sampai perawatan sarana dan prasarana kami. Sampai dengan pukul
11.30 kami memohon ijin dan tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
pada kepala sekolah dan para guru PAUD Surya Ceria Aisyiyah dalam
sambutan dan kesempatannya untuk studi banding.
B. Tafsir:
Dari berbagai hal yang dibahas diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kegiatan studi banding untuk kepala sekolah dan guru sangat penting guna
menunjang peningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah dan guru
memperoleh pengalaman dan ilmu dari sekolah lain secara langsung.
Lingkungan sekolah sebagai modal berharga untuk meningkatkan mutu
pendidikan, karena dari hal tersebut menjadikan suasana kerja guru dan
suasana belajar semakin kondusif dan aktif. Perlunya kepemilikan APE
disetiap PAUD guna meningkatkan pengetahuan serta IQ siswa. Penjagaan dan
149
perawatan sarana dan prasarana menjadi pembahasan kami pada saat bertukar
pengalaman antar guru, dimana hal tersebut menjadikan bahan renungan dan
evaluasi bagi kami bersama.
Guru memperoleh sejumlah pengalaman mengajar. Keberhasilan
mutupendidikan merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai
gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum,
persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata
kelola
pelaksanaan
kurikulumtermasuk
pembelajaran dan kurikulum.
pembelajarandan
penilaian
150
Lampiran 3.4
CATATAN LAPANGAN
PELATIHAN MEMBUAT APE
Hari, Tanggal
: Rabu, 17 Juni 2015
Jam
: 08.15-08.40
Tempat
: PAUD Fatimah
Aktifitas
: Pelatihan Membuat APE
Metode
:Pengamatan
Subjek
: Guru
Kode Panduan
: P-04
Kode CL
: CL/P-04/L-3.4
A. Deskripsi:
Pengamatan saya lanjutkan pada aktivitas yang dilakukan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Saya melanjutkan untuk melaksanakan
pengamatan berikutnya, yaitupelatihan membuat APE. Sebagai penunjang
kreatifitas guru dalam penggunaan APE, guru PAUD Fatimah juga melakukan
pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang diikuti sebelumnya telah memiliki jadwal,
sehingga anggaran pelatihan dapat diwujudkan sebelumnya.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini diharapkan menjadi fundamental penyiapan peserta didik menjadi lebih
siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Untuk pencapaian tujuan
tersebut maka perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat
151
dijadikan sebagai rujukan para pendidik menerapkan kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya. Dalam pelatihannya
diharapkan setiap guru mampu menggunakan APE dengan baik dan benar,
senada dengan harapannya guru PAUD Fatimah telah menjalankannya dengan
baik, hal tersebut terlihat disaat saya melakukan observasi dikelas pada hari
sebelumnya.
Guru yang ikut serta dalam pelatihan adalah semua guru-guru PAUD
Fatimah, yang dihadiri 25 guru. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan guru
mampu menerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang diharapkan
mampu mengoptimalkan potensi anak, sehingga anak usia dini tumbuh dan
berkembang menjadi sumber daya manusia yang mempuni, handal, kompetitif,
kreatif, dan tangguh.
Para peserta terliat sangat antusias dan aktif dalam membuat alat
permainan edukatif, peserta saling bekerjasama menyiapkan bahan dan alat
yang akan digunakan untuk membuat alat permainan. Kreatifitas guru semakin
terlihat saat presentasi dan demonstrasi mempraktekkan langsung hasil karya
alat peraga pendidikan yang mereka ciptakan sendiri.
B. Tafsir:
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peningkatan mutu pendidikan
di PAUD Fatimah dan dari hasil wawancara saya dengan Ibu Diyah Sardiyani,
S.Pd maka dapat saya simpulkan bahwa sekolah terus meningkatkan mutu
pendidikan dari segi tenaga pengajar. Peningkatan mutu tersebut diantaranya
152
berasal dari pelatihan membuat APE. Dari hasil pengamatan yang saya
lakukan, setidaknya guru telah memiliki ilmu dan pemahaman yang luas dalam
meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didiknya dari segi alat permainan
edukatif. Sehingga harapannya hal tersebut dapat terus berjalan dan selalu ada
peningkatan disetiap tahunnya, dengan adanya pelatihan-pelatihan yang
berkelanjutan.
153
Lampiran 3.5
CATATAN LAPANGAN
PENGAMATAN WORKSHOP KURIKULUM
Hari, Tanggal
: Rabu, 17 Juni 2015
Jam
: 08.45-09.20
Tempat
: PAUD Fatimah
Aktivitas
: Workshop Kurikulum
Metode
: Pengamatan
Subjek
: Kepala Sekolah dan Guru
Kode Panduan
: P-05
Kode CL
: CL/P-05/L-3.5
A. Deskripsi:
Pengamatan lain pada hari ini yang saya lakukan adalah mengenai
workshop kurikulum. Workshop sendiri juga telah diagendakan bagi guru dan
kepala sekolah di PAUD Fatimah, untuk pelaksanaan kegiatan tersebut telah
memiliki anggaran yang cukup besar dari anggaran umum PAUD Fatimah.
Sehingga harapannya guru dapat menggunakan dengan baik kesempatan untuk
mengikuti pelatihan maupun workshop yang telah menjadi agenda rutin dari
PAUD Fatimah.
Waktu menunjukkan pukul 07.00, hari ini adalah diadakannya kegiatan
workshop
kurikulum
untuk guru
PAUD.Acara
ini
dihadiri
dari
9
TK/RA/PAUDberjumlah sekitar 125 tenaga pengajar.Kegiatan ini di
154
laksanakan untuk meningkatkan kompetensi pendidik sebagai tenaga
kependidikan yang harus selalu berinovasi dalam meningkatkan ilmu
pengetahuannya.Berkaitan dengan kegiatan tersebut, melatih guru-guru untuk
mendisiplinkan kerja sekolah. Demi suksesnya kegiatan tersebut, perlu adanya
kerjasama antar team.
Sebelum workshop dimulai penulis berangkat lebih awal dari tamu
yang diundang. Di sana penulis mengamati panitia penyelenggara sedang sibuk
mempersiapkan ruangan yang akan dipakai, sound sistem, media dll. Mereka
bekerja dengan sangat senang.Mereka terlihat bekerja sambil tertawa ada juga
yang sambil bernyanyi riang. Terlihat sangat kompak dan menyenangkan.
Di sana juga terlihat kepala sekolah beserta guru–guru yang lain sedang
menyambut tamu yang sudah mulai hadir dari beberapa rombongan masingmasing sekolah. Petugas penerima tamupun sudah mempersiapkan buku tamu
(daftar hadir). Dengan sangat ramah ibu Ria Winanti menyambut tamu dan
mempersilahkan mereka masuk ruangan. Tidak lama kemudian, mobil mewah
warna silfer memasuki halaman PAUD Fatimah.Kepala sekolah pun segera
menghampiri mobil tersebut.Sesosok laki-laki berbaju batik keluar dari dalam
mobil.Kepala sekolah langsung menjabat tangan dan mengajaknya ke ruang
tamu. Setelah saya tanya kepada salah satu panitia ternyata beliau adalah yang
akan mengisi materi.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh menit.Tamu
undangan pun sudah duduk rapi di tempat duduk yang telah disediakan oleh
panitia.Terlihat pembawa acara membuka acara workshop tersebut.Suara
155
nyaring, melengking membuat para tamu undangan terdiam dan mendengarkan
suara
protokol.Setelah
beberapa
saat
kemudian,
acara
intipun
di
mulai.Pembicarapun segera memulai kegiatan tersebut.
Ruangan yang nyaman dan media yang lengkap membuat para peserta
workshop leluasa dalam berdiskusi dan nampak antusias mengikuti kegiatan
tersebut, disamping bisa bertemu guru-guru yang berbeda namun acara ini
membawa angin segar bagi mereka. Yang jelas menambah pengalaman dan
memperkaya ilmu pengetahuan.Karena dalam acara ini bukan hanya disodori
materi yang bikin orang ngantuk, namun acara ini juga dilatih untuk bernyanyi
agar anak tidak bosan dan jenuh pada saat guru menyampaikan materi
pelajaran.
Setelah nara sumber menyampaikan materi, para peserta membentuk
team kerja secara berkelompok membuat Rencana Program Pembelajaran
Mingguan (RPPM) dan Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPH).
Kemudian masing-masing kelompok menunjuk salah satu peserta mewakili
menyampaikan hasil kerja. Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul sebelas
lebih tiga puluh menit.Acara inipun dilanjutkan setelah salat zuhur.
B.Tafsir
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peningkatan mutu pendidikan
di PAUD Fatimah dapat saya simpulkan bahwa sekolah terus meningkatkan
mutu pendidikan melalui workshop penyusunan kurikulum.Kerjasama team
menunjukkan perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan gambaran
156
konkrit dari kemampuan mendaya gunakan sumber-sumber kualitas, yang
berdampak
pada
mengembangkan
keberhasilan
keberhasilan
eksistensi
suatu
mewujudkan,
organisasi
kegiatan
diperlukan
mempertahankan
(sekolah).
Berkaitan
kedisiplinan
dan
dengan
masing-masing
team.Sebagaimana implementasi yang dilakukan, pengembangan terhadap
silabus dan RPP cukup signifikan. Karena dari kedua hal tersebut para guru
telah menjalankannya dan dari hasil pengamatan saya selama mempelajari
silabus dan RPP para guru, pengembangan tersebut dapat meningkatkan kinerja
dan mutu pendidikan siswa-siswanya.
Hasil dari workshop kurikulum tersebut diharapkan bisa meningkatkan
pemahaman
pelatih
dan
peserta
pelatihan
dalam
menyusun
dan
mengembangkan kurikulum pendidikan anak usia dini. Aspek yang berkaitan
penyusunan dan pengembangan kurikulum mulai dari pemahaman konsep
dasar tentang kurikulum, pengembangan kurikulum, dan penilaian kurikulum.
157
LAMPIRAN 4
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN
158
Lampiran 4.1
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN BUKU PROFIL SEKOLAH
Hari, Tanggal
: Kamis, 18 Juni 2015
Jam
: 09.30-10.10
Tempat
: Kantor Sekolah PAUD Fatimah
Metode
: Analisis Dokumen
Jenis Dokumen
: Buku Profil PAUD Fatimah
Kode Panduan
: D-01
Kode CL
: CL/D-01/L-4.1
A. Deskripsi
Pada hari ini Rabu 17 Juni 2015 tepat pukul 09.00 saya datang ke
PAUD Fatimah, namun sayang sebagian guru dan kepala sekolah ada rapat
sehingga saya menunggu beberapa saat untuk melakukan observasi dokumen.
Setelah rapat selesai sekitar pukul 09.30, Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd sudah
dapat ditemui. Saya meminta ijin untuk meminjam beberapa dokumen, guna
melengkapi penelitian saya. Setelah diijinkan kemudian beliau bertanya
“Dokumen apa saja yang dibutuhkan bu?” dan saya menjawab Buku Profil
PAUD Fatimah, presensi mengajar, rencana pembelajaran, lembar daftar siswa,
lembar laporan bulan dan dokumen akreditasi.
159
Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd kemudian mempersilahkan dan
mencarikan beberapa dokumen yang saya butuhkan.Pertama buku profil
PAUD Fatimah dimana dalam buku tersebut terdapat beberapa poin tentang
PAUD Fatimah. Berdasarkan buku tersebut menyebutkan bahwa dari segi letak
geografis, PAUD Fatimah berada di area perumahanpurbayan, tepatnya di jalan
Bunga Raya, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo.
Sejarah singkat dari PAUD Fatimah berawal dari tahun 1995, sebagai
mana berdirinya PAUD Fatimah pada tanggal 5 Juni 1995. Berawal dengan
nama TK Islam Kanita Tiara, yang berawaldari sebuah bangunan, dan berada
pada bagian belakang rumah atau biasa disebut Garasi Rumah. Dari rumah
kerumah Bunda Ria berkeliling menyebarkan brosur pendaftaran murid baru
ajaran 1995/1996, dengan berjalan kaki keseluruh penghuni perumahan Tiara
Ardi yang saat itu belum begitu banyak, Bunda Ria juga keperkampungan
Purbayan yang ada disekitar Perumahan Tiara Ardi. Usaha tersebut ternyata
tidaklah sia-sia, sampai pada tahun 2000 diresmikan oleh pemerintahan
setempat dan berlanut sampai dengan sekarang.
Visi sekolah terwujudnya generasi cerdas, taqwa dan berkarakter
bangsa, dengan misi yang pertama menanamkan akhalqul karimah dalam
kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan menanamkan kemandirian sejak usia
dini melalui kegiatan life skill. Misi yang kedua melatih dan mengembangkan
kecerdasan moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan
seni. Tujuan dari berdirinya PAUD Fatimah adalah menjadikan anak didik
yang bertaqwa, cerdas, trampil dalam era globalisasi.
160
Dengan visi misi yang tersebut diatas PAUD Fatimah juga telah banyak
mengikuti perlombaan, baik perlombaan untuk siswa, sekolah (PAUD
Fatimah), dan guru/kepala sekolah PAUD Fatimah. Prestasi siswa yang
diperoleh diantaranya juara melukis, juara anak berprestasi, juara Drum Band,
Fashion, juara tari dan masih banyak juara-juara lainnya. Dari PAUD Fatimah
sendiri diantaranya adalah terpilihnya artikel metodika tingkat propinsi, juara I
lembaga inovatif 2011, dan berkesempatan melakukan PTS. Dan prestasi oleh
guru dan kepala tidak kalah banyaknya, diantaranya yaitu juara lomba melukis,
mendongeng, berpidato, dan banyak lainnya yang diterima oleh Ibu Ria
Winanti SPd, MPd sebagai kepala sekolah PAUD Fatimah.
Selain hal-hal diatas peneliti juga berkesempatan meliht susunan
pengurus Yayasan TK Islam Kanita Tiara dimana PAUD Fatimah terdapat
didalamnya. Berikut susunan pengurusnya:
PELINDUNG
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
BENDAHARA
SEKSI PENDIDIKAN
: BP BUDI SRIYANTO
: BAMBANG TRISOELO
: RIA WINANTI
: 1. ALI MUHAMMAD HISBULLAH
2. MUHAMMAD FURQAN BAHESTI
: 1. MUHAMMAD HUSAIN MUTHAHHARI
2. MUHAMMAD BAGHIR SADR
: 1. HUSIN MULACHAELA
2. ZAENAL, SH
3. MUHAMMAD IKHSAN SH
4. DIBYO ISMANTOYO
5. NONO HARTANTO
B. Tafsir
Berdasarkan pengamatan saya dari buku panduan PAUD Fatimah, saya
tafsirkan bahwa dari segi letak geografis PAUD Fatimah sangat strategis, dekat
161
dengan perumahan. Dengan sejarah yang begitu mengesankan sehingga
terwujudnya lembaga pendidikan yang memiliki akreditasi A. dari segi visi
misi dan tujuan PAUD Fatimah memiliki cita-cita yang tinggi dengan tahapantahapan yang kokoh dan kuat.
Prestasi dari sekolah, guru, dan siswa-siswanya tidak kalah, karena
memiliki prestasi yang banyak dan beragam. Sehingga hal tersebut dapat
dijadikan gambaran bahwa PAUD Fatimah memiliki tenaga pendidik yang
handal dan baik sekaligus memiliki peserta didik yang bermutu dan
berkualitas. Saya yakin PAUD Fatimah dapat terus menciptakan mutu
pendidikan yang terus berkembang dan dapat bersaing hingga tinggkat yang
lebih tinggi.
162
Lampiran 4.2
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN PRESENSI MENGAJAR
Hari, Tanggal
: Selasa, 28 Juli 2015
Jam
: 10.00-10.30
Tempat
: Kantor Sekolah PAUD Fatimah
Metode
: Analisis Dokumen
Jenis Dokumen
: Presensi Mengajar
Kode Panduan
: D-02
Kode CL
: CL/D-02/L-4.1
A. Deskripsi:
Pada hari ini selasa 28 Juli saya melanjutkan mengobservasi dari
dokumen-dokumen yang dimiliki PAUD Fatimah. Dimana pada hari ini saya
akan melakukan dua analisa dokumen, yang pertama mengenai presensi dari
tenaga pengajar. Tepat pada pukul 10.00 saya memulai untuk menganalisa,
yang mana sebelumnya telah meminta ajin kepada kepala sekolah, sebelum
beliau berpamitan untuk keluar guna mengikuti rapat di tingkat kecamatan.
Dari presentasi mengajar ini yang akan kami analisa antara lain
jumlahguru, keaktifan guru mengajar, pembagian tugas guru, beban mengajar
guru, jadwal mengajar.
Analisa yang pertama berkenaan dengan jumlah guru di PAUD
Fatimah, dimana jumlah gurunya sebanyak 12 orang sekaligus merangkap
163
sebagai tenaga ahli di PAUD Fatimah. Dari data yang saya terima keaktifan
guru dalam mengajar sangat optimal, karena secara keseluruhan telah
dilakukan pembagian tugas, beban mengajar dan jadwal mengajar dari masingmasing guru yang ada. Beban mengajar tiap guru rata-rata 24 jam per minggu,
dengan jadwal mengajar tiap hari mengampu 5 aspek pengembangan.
Dari segi beban mengajar, para guru dirasa sudah sangat siap dalam
menyiapkan segala hal yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar
dikelas. Dari segi penyusunan sesuai dengan kurikulum, terlihat tertata dengan
rapi, sehingga saya dapat memahaminya dengan jelas. Penjadwalan secara
nyata sangat baik, dari segi penjadwalan selama satu tahun penuh dirasa wajar
dan dari segi variasi kegiatan juga sangat beragam.
B. Tafsir:
Berdasarkan
analisis
yang
saya
lakukan,
PAUD
Fatimah
mengamanatkan bahwa seluruh PTK PAUD harus memiliki kualifikasi dan
kompetensi minimum agar dapat melakukan pelayanan kepada peserta didik
secara maksimal. Berbagai cara dilakukan kepala sekolah untuk terus
mendorong peningkatan kualitas PTK PAUD, yang pada akhirnya diharapkan
menjadi agen bagi peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan
jumlah guru, keaktifan para guru, pembagian tugas, beban mengajar sampai
dengan jadwal mengajar begitu detail dan baik. Pembagian tugas, beban
mengajar guru dan jadwal mengajar dibuat tiap awal semester. Perbaikanperbaikan ada kalanya mesti ada, dan perlu evaluasi disetiap tahunnya sehingga
164
proses belajar mengajar berjalan makksimal dan sesuai tujuan yang hendak
dicapai.
165
Lampiran 4.3
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN
Hari, Tanggal
: Selasa, 28 Juli 2015
Jam
: 10.30-11.00
Tempat
: Kantor Sekolah PAUD Fatimah
Metode
:Analisis Dokumen
Jenis Dokumen
: Rencana Pembelajaran
Kode Panduan
: D-03
Kode CL
: CL/D-03/CL-4.3
A. Deskripsi:
Pada hari yang sama dengan waktu yang berbeda, yakni pada pukul
10.30 saya melanjutkan untuk menganalisa rencana pembelajaran yang ada di
PAUD Fatimah. Terdapat beberapa poin yang akan saya cari tahu, diantaranya
persiapan mengajar, aministrasi pengajaran guru sampai dengan evaluasi. Dari
segi persiapan mengajar guru telah diketahui sebelumnya, bahwa dari setiap
guru yang ada di PAUD Fatimah telah menyiapkan persiapan yang begitu
matang baik dari segi administrasi, sehingga para guru dapat langsung terjun
dan sangat menguasai proses pembelajaran.
Pekerjaan guru merupakan profesi yang membutuhkan kemampuankemampuan khusus dalam proses pembelajaran. Guru harus meningkatkan
166
kualitas pekerjaannya, agar menjadi guru yang profesional.Kemampuan guru
dalam membuat persiapan mengajar dengan membuat RPP, silabus dan
menyiapkan metode ajar dengan menggunakan alat permainan edukatif (APE)
sebagai metode mutahir dalam melakukan pengajaran langsung media tersebut
sangat membantu dan membuat siswa aktif dalam belajar. Selain itu evaluasi
yang dilakukan dilakukan terhadap metode yang digunakan, dan bagi siswa
setiap hari yang dilakukan oleh masing-masing pendamping/guru, mingguan,
bulanan dan tahunan.
B. Tafsir:
Berdasarkan analisis dokumen yang telah saya laksanakan, diketahui
bahwa rencana pembelajaran yang sejak awal direncanakan secara nyata tertata
dan memiliki persiapan yang matang. Untuk mengaplikasikan hasil belajar,
guru sebagai pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan
mengembangkan strategi pembelajaran. Suasana dan pembelajaran itu
diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
aktifitas belajar yang lebih aplikatif. Pembelajaran bagi anak usia dini, lebih
banyak aktifitas uji coba, bermain sosial seperti halnya bermain peran, dan
kegiatan stimulatif lainnya.Persiapan mengajar guru dalam menyiapkan
administrasi dampai dengan menyiapkan alat bantu ajar dan metode yang
digunakan sangat terinsi dan baik. Selanjutnya langkah terakhirnya adalah
evaluasi belajar, baik untuk guru maupun siswa. Karena dengan adanya
evaluasi, maka perbaikan diwaktu yang akan datang akan terlaksana.
167
Lampiran 4.4
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN LEMBAR DAFTAR SISWA
Hari, Tanggal
: Kamis, 30 Juli 2015
Jam
: 09.00-09.20
Tempat
: Kantor Sekolah PAUD Fatimah
Metode
: Analisis Dokumen
Jenis Dokumen
: Lembar Daftar Siswa
Kode Panduan
: D-04
Kode CL
: CL/D-04/L-4.4
A. Deskripsi
Pada hari terakhirini Kamis 30 Juli 2015 saya melanjutkan analisis
dokumen, dimana kali ini menganalisa lembar data siswa.Pada pukul 09.00
saya berkesempatan bertatap muka dengan Ibu kepala sekolah kembali, dengan
meminta ijin beliau untuk melanjutkan analisa dokumen. Dalam peningkatan
mutubaik pendidikan dan siswa sangat terlihat dari pencapaian kompetensi
yang telah dicapai, dari segi pembiasaan dan kemampuan dasar siswa telah
melampauinya, walau hanya sedikit siswa yang dinyatakan belum.
Berdasar daftar siswa yang saya peroleh dokumennya, diketahui bahwa
dari awal siswa masuk sekolah sampai dengan lulus, terdapat peningkatan yang
optimal dari masing-masing siswa. Terlihat dari data yang saya lihat diketahui
168
bahwa lembar daftar siswa yang dimiliki PAUD Fatimah begitu banyak, dan
siswa yang dimiliki terhitung banyak. Sehingga menunjukkan bahwa PAUD
Fatimah sangat favorit dalam mata masyarakat sekitar.
Setidaknya PAUD Fatimah telah melaksanakan kewajibannya untuk
meningkatkan mutu pendidikan bagi setiap peserta didiknya, tidak terkecuali
selama ini PAUD Fatimah juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas
guru. Dilihat dari kondisi anak selama ini tergolong baik, dari hasil evaluasi
pada dokumen yang saya peroleh menunjukkan bahwa siswa memiliki
kecerdasan dan akhlak yang baik. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap
prestasi anak didik, dimana dari setiap loba yang diikuti siswa hampir
semuanya menghasilkan prestasi tersendiri bagi siswa dan sekolah. Sehingga
tidak dapat dipungkiri prestasi sekolah maupun diluar sekolah menjadi hal
yang wajar bagi siswa-siswa PAUD Fatimah.
B. Tafsir
Berdsarkan hasil analisis dokumentasi yang saya lakukan, diketahui
bahwa PAUD Fatimah memiliki histori yang panjang dalam perjuangannya
untuk menjadi PAUD percontohan. Dari segi siswa/peserta didik PAUD
Fatimah memiliki siswa yang tergolong banyak dan dibarengi prestasi disetiap
tahunnya, hal tersebut yang menjadi poin plus dari PAUD tersebut. Berkasberkas yang saya temui cukup untuk dikatakan sebagai bukti adanya
peningkatan mutu pendidikan siswa di PAUD Fatimah, karena adanya bukti
169
tersebut menjadi bukti shahih dalam perwujudannya sebagai PAUD
percontohan di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya.
170
Lampiran 4.5
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN LEMBAR LAPORAN BULAN
Hari, Tanggal
: Kamis, 30 Juli 2015
Jam
: 09.20-09.45
Tempat
: Kantor Sekolah PAUD Fatimah
Metode
: Analisis Dokumen
Jenis Dokumen
: Lembar Laporan Bulanan
Kode Panduan
: D-05
Kode CL
: CL/D-05/L-4.5
A. Deskripsi
Selanjutnya saya menganalisa lembar laporan bulanan PAUD Fatimah,
dimana setiap hal yang berkenaan dengan sekolah sampai dengan siswa
memiliki lembar laporan bulanan, dari dokumen yang saya lihat tidak hanya
laporan bulanan saja yang dibuat, melainkan setiap minggunya juga ada.
Sehingga begitu rinci dan transparan dalam menunjang peningkatan mutu
pedidikan di PAUD Fatimah tersebut.
Dari manajemen PAUD, laporan bulanan wajib dibuat dan dimiliki
guna melakukan pelaporan pada Yayasan dan Komite sekolah. Hal tersebut
dirasa wajib guna dilakukan evaluasi dari pihak tersebut, dengan adanya hal
tersebut secara tidak langsung akan terus meningkatkan mutu sekolah ke yang
171
lebih baik. Selain bagi manajemen, laporan hasil belajar siswa dan evaluasinya
wajib dibuat.
Lembar laporan bulan bagi siswa ialah dokumen hasil belajar dan
evaluasi belajar siswa, setiap ada evaluasi pasti akan dibarengi dengan cara
meningkatkan mutu pendidikan dari sisi yang berbeda. Evaluasi menjadi
kewajiban bagi setiap guru untuk membuatnya, sehingga awal dari semua ini
adalah hasil pengerjaan dari setiap guru kelas dan diteruskan oleh tenaga kerja
administrasi.
B. Tafsir
Berdasarkan hasil analisis dokumentasi yang saya lakukan, diketahui
bahwa PAUD Fatimah sangat memperhatikan laporan bulan baik dari sekolah
secara umum dan evaluasi siswa. Berkas-berkas yang saya temui cukup untuk
dikatakan sebagai bukti adanya peningkatan mutu di PAUD Fatimah, karena
adanya bukti tersebut menjadi bukti shahih dalam perwujudannya sebagai
PAUD percontohan di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya.
172
Lampiran 4.6
CATATAN LAPANGAN
ANALISIS DOKUMEN AKREDITASI
Hari, Tanggal
: Kamis, 30 Juli 2015
Jam
: 09.50-10.15
Tempat
: Kantor Sekolah PAUD Fatimah
Metode
: Analisis Dokumen
Jenis Dokumen
: Dokumen Akreditasi
Kode Panduan
: D-06
Kode CL
: CL/D-06/L-4.6
A. Deskripsi
Analisis dokumen selanjutnya yang saya kerjakan adalah menganalisa
dokumen akreditasi sekolah. Sehingga selain hal diatas dokumen akreditasi
juga harus dimiliki oleh sekolah swasta, seperti halnya PAUD Fatimah yang
dinaungi Yayasan Kanita Tiara sangat mengandalkan akreditasi dari Dinas
Pendidikan. Dengan mengandalkan akreditasi A menjadikan PAUD Fatimah
sebagai PAUD percontohan di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya.
Adanya ijin operasioanal dari dinas pendidikan menyebutkan bahwa
PAUD Fatimah memiliki masa berlaku 8 tahun sejak diterbitkannya tahun
2009.Sehingga secara langsung dua tahun yang akan datang sekolah harus
berupaya untuk mempertahankan akreditasi tersebut. Namun secara kasat mata
PAUD Fatimah pasti dapat mempertahankan akreditasi tersebut, bahkan saat
173
nantinya akan dilakukan verifikasi oleh dinas, PAUD Fatimah dirasa telah siap
untuk semua itu.
Semua kelengkapan dokumen akreditasi, bukti hasil akreditasi dan terus
melakukan pembenahan dan kegiatan yang telah direncanakan, bukan tidak
mungkin ijin operasional juga akan diperpanjang seperti halnya ijin awal
sekolah. “Nilai plus sekolah sebenarnya bukan hanya kelengkapan sarana dan
prasarana yang memadai, akan tetapi akreditasi sekolah juga sangat penting.
Karena saat ini masyarakat akan melihat dari akreditasi dari sekolah yang akan
dijadikan tempat belajar putra-putrinya” seperti itulah sedikit kutipan dari
berbincangan saya dengan Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd, saat saya menanyakan
mengenai nilai plus sekolah PAUD Fatimah.
B. Tafsir
Berdasarkan
analisis
dokumentasiyang
telah
saya
laksanakan,
memperlihatkan bahwa dokumen akreditasi begitu penting dan dapat
mendongkrak kinerja PAUD Fatimah. Selain itu harapannya siswa semakin
termotivasi, karena orang tua mereka menyekolahkan anaknya untuk dapat
berprestasi.
174
LAMPIRAN 5
PEMERIKSAAN
KEABSAHAN DATA
175
Lampiran 5
PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
A. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (Kode: A.1)
No.
Kode
Data
1.
A.1.1
Ruangan kelas yang nyaman
2.
A.1.2
Proses belajar mengajar yang efektif
3.
A.1.3
Sarana-prasarana yang memadai
4.
A.1.4
Lingkungan yang aman dan tertib
5.
A.1.5
Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
6.
A.1.6
Sekolah memiliki kemandirian
7.
A.1.7
Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat
8.
A.1.8
Sekolah
melakukan
evaluasi
dan
perbaikan
secara
berkelanjutan
9.
A.1.9
Komunikasi yang baik
10.
A.1.10 Sekolah memiliki akuntabilitas
Kesimpulan:
Sekolah selalu berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan
PAUD Fatimah, pengelolaan tenaga pengajar dan partisipasinya dalam setiap
kegiatan peningkatan mutu. Setiap melaksanakan kegiatan diakhiri dengan
evaluasi dan selanjutnya melakukan perbaikan guna selalu meningkatkan mutu
pendidikan PAUD fatimah.
B. Keikutsertaan Guru dan Antusiasme dalam Rapat Pengurus (Kode: A.2)
No.
Kode
1.
A.2.1
Data
Para guru hadir dalam setiap rapat pengurus
176
No.
Kode
Data
2.
A.2.2
Kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin rapat
3.
A.2.3
Guru memberikan masukan dan usulan
4.
A.2.4
Kepala sekolah menanggapi masukan dan usulan serta
ketepatan dalam mengambil keputusan
Kesimpulan:
Pelaksanaan rapat pengurus memiliki makna yang baik bagi setiap
pengurus, selain menjalin silaturohmi rapat juga selalu menghasilkan
keputusan-keputusan yang sekiranya dapat meningkatkan mutu pendidikan di
PAUD Fatimah.
C. Pelaksanaan Study Banding (Kode: A.3)
No.
Kode
Data
1.
A.3.1
Pelaksanaan study banding dilaksanakan guna melihat
secara dekat peningkatan mutu pendidikan di sekolah lain
2.
A.3.2
Keikutsertaan guru dan kepala sekolah dalam setiap
pelaksanaannya
Kesimpulan:
Ada beberapa faktor yang dijadikan study banding sebagai sarana
peningkatan mutu pendidikan, diantaranya mempelajari hal baru yang belum aa
di PAUD Fatimah, motivasi disetiap pelaksanaan study banding guna
mendorong para guru dalam mendidik siswa-siswanya.
177
D. Keikutsertaan Guru dalam Pelatihan Membuat APE (Kode: A.4)
No.
Kode
Data
1.
A.4.1
Adanya jadwal/agenda pelatihan yang dimiliki sekolah
disetiap tahunnya
2.
A.4.2
Para guru memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dalam
mengikuti pelatihan
3.
A.4.3
Keaktifan guru disetiap pelatihan
4.
A.4.4
Pengetahuan yang semakin bertambah luas dalam hal
pembuatan APE
5.
A.4.5
Kreatifitas guru semakin meningkat dalam meningkatkan
mutu pendidikan di PAUD Fatimah
Kesimpulan:
Pelaksanaan dan keikutsertaan guru dan kepala sekolah dalam
pelatihan membuat APE karena pelatihan tersebut telah diagendakan dan
memiliki anggaran khusus setiap tahunnya. Keikutsertaan para guru juga
menambah wawasan luas bagi guru tentang APE dan menambah kreatifitas
guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di PAUD Fatimah.
E. Keikutsertaan Guru dan Kepala Sekolah dalam Workshop Kurikulum
(Kode:A.5)
No.
Kode
Data
1.
A.5.1
Adanya jadwal/agenda workshop yang dimiliki sekolah
disetiap tahunnya
2.
A.5.2
Para guru memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dalam
mengikuti workshop
3.
A.5.3
Pengetahuan para guru dalam segala hal yang bersangkutan
178
No.
Kode
Data
dengan peningkatan mutu pendidikan telah banyak didapat
dari adanya workshop disetiap semesternya
Kesimpulan:
Pelaksanaan dan keikutsertaan guru dalam workshop memiliki peran
penting untuk meningkatkan mutu pendidikan PAUD Fatimah. Workshop
kurikulum selalu menjadi prioritas bagi para guru, karena workshop tersebut
telah diagendakan dan memiliki anggaran khusus setiap tahunnya.
LAMPIRAN 6
ANALISA DATA
180
Lampiran 6
ANALISA DATA
A. Data yang Absah
No.
Kode
Data
1.
A.1
Pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas sangat
kondusif walau terdengar riuh dan ramai, dengan banyaknya
hiasan disetiap sudut kelas menjadikan suasana ruang kelas
meriah. Proses belajar mengajar yang aktif dan atraktif dari
setiap guru menjadi siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
2.
A.2
Selain tepat waktu kehadiran para guru dalam mengikuti
rapat pengurus juga aktif dalam menyampaikan pendapan
dan usulan. Para guru memiliki peran yang sangat penting
dalam perkembangan PAUD Fatimah, karena mereka
memiliki pemahaman yang lebih dibanding dengan komite
sekolah dalam hal masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan
yang terjadi di PAUD Fatimah.
3.
A.3
Pelaksanaan study banding sangat membantu dalam
peningkatan mutu pendidikan sekolah, lingkungan sekolah
sebagai
modal
berharga
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan, karena dari hal tersebut menjadikan suasana
kerja guru dan suasana belajar semakin kondusif dan aktif.
Adanya APE (alat permainan edukatif) di PAUD menjadi
faktor penting dalam meningkatkan pengetahuan serta IQ
siswa. Penjagaan dan perawatan sarana dan prasarana
menjadi hal penting, guna merawat kepemilikannya.
4.
A.4
Peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah tak lepas
181
No.
Kode
Data
dari keikutsertaan para guru dalam setiap pelatihan, salah
satunya pelatihan membuat APE (alat permainan edukatif).
Guru telah memiliki ilmu dan pemahaman yang luas dalam
meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didiknya dari
segi alat permainan edukatif.
5.
A.5
Peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah sangat baik
dan terus ada peningkatan disetiap tahunnya, tak terlepas
dari adanya beberapa pelatihan dan workshop. Dengan
adanya
pelatihan
memberikan
dan
workshop
pengalamannya
para
untuk
guru
mengajar
dapat
peserta
didiknya, hasilnya sangat membantu dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi.
B. Reduksi Data
No.
Kode
Data
1.
A.3
Pelaksanaan study banding sangat membantu dalam
peningkatan mutu pendidikan sekolah, lingkungan sekolah
sebagai
modal
berharga
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan, karena dari hal tersebut menjadikan suasana
kerja guru dan suasana belajar semakin kondusif dan aktif.
2.
A.4
Keikutsertaan para guru dalam setiap pelatihan, salah
satunya pelatihan membuat APE (alat permainan edukatif).
3.
A.5
Adanya
pelatihan
memberikan
dan
workshop
pengalamannya
untuk
para
guru
mengajar
dapat
peserta
didiknya, hasilnya sangat membantu dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi.
182
C. Penyajian Data
No.
Kode
1.
A.1
Aspek
Proses Belajar
Mengajar
Uraian
1. Ruang kelas yang memiliki banyak
alat peraga dan APE
2. Suasana kelas selama pembelajaran
berlangsung
3. Perhatian siswa
4. Gaya guru dalam mengajar peserta
didik
5. Partisipasi
siswa
dalam
pembelajaran
6. Keaktifan bertanya siswa
7. Cara guru menanggapi pertanyaan
memberikan wawasan bagi siswa
2
A.2
Rapat Pengurus
1. Ruang rapat yang nyaman
2. Gaya kepala sekolah memimpin
rapat
memiliki
wibawa
dan
dihormati
3. Partisipasi peserta rapat yang aktif
4. Suasana selama rapat kondusif
5. Antusiasme peserta rapat yang
ditunjukkan
dengan
beberapa
pertanyaan dan usulan
6. Cara kepala sekolah menanggapi
usulan dari para guru
7. Cara kepala sekolah mengambil
keputusan
dan
menetapkan
peraturan
3.
A.3
Studi Banding
1. Lingkungan sekolah yang aman
183
No.
Kode
Aspek
Guru
Uraian
dan kondusif menjadi salah satu
keunggulan sekolah
2. Keaktifan guru mengajar
3. Berbagi pengalaman antar guru
menjadi prioitas penting disaat
pelaksanaan studi banding
4. Keaktifan belajar siswa
5. Alat
permainan
edukatif
yang
lengkap sebagai faktor pendukung
dalam
peningkatan
mutu
pendidikan
6. Sarana
dan
prasarana
yang
memadai
4.
A.4
Pelatihan Membuat 1. Guru yang berperan serta dalam
APE
mengikuti pelatihan-pelatihan
2. Tingkat pengetahuan guru yang
semakin luas
3. Keaktifan guru membuat APE,
menyiapkan bahan dan alat yang
dipakai dan cara mempergunakan
APE yang dibuat.
5.
A.5
Workshop
Kurikulum
1. Guru yang mengikuti workshop
kurikulum
memiliki
tambahan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan
yang luas
2. Ruangan yang nyaman dan media
yang
memadai
mendukung
keaktifan peserta workshop dalam
diskusi
dan
kerjasama
team
184
No.
Kode
Aspek
Uraian
membuat RPPM dan RPPH.
Penarikan Kesimpulan
Dari penyajian data yang telah diuraikan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan yang terjadi di PAUD
Fatimah Sukoharjo ditandai dengan beberapa hal yaitu peningkatan mutu
pendidikan PAUD Fatimah dimana siswa yang lulus telah memiliki bekal yang
cukup untuk mengikuti jenjang pendidikan berikutnya, PAUD Fatimah
menjadi sekolah favorit dan menjadi sekolah percontohan di wilayah
Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.
Faktor-faktor yang mendorong meningkatkan mutu pendidikan di
PAUD Fatimah adalah meningkatnya pengetahuan guru dari berbagai
pelatihan-pelatihan, workshop, study banding dan peran guru disaat
berlangsungnya rapat kerja/pengurus. Selain itu dukungan dari kepala sekolah
dan komite sekolah menjadikan faktor pendukung dari internal Yayasan,
dimana kepala sekolah sangat berperan aktif dalam mengikutsertakan para guru
dalam pelatihan dan workshop kurikulum. Komite sekolah sebagai faktor
pendukung juga telah memberikan banyak hal terutama mengenai pemberian
bantuan dalam pembangunan gedung sekolah yang baru selain itu adanya
sarana dan prasana yang memadai dan cukup membantu untuk peningkatan
mutu pendidikan.
113
LAMPIRAN 1
PANDUAN-PANDUAN
114
Lampiran 1.1
PANDUAN WAWANCARA
KODE
INFORMAN
PERTANYAAN
W.01
Kepala
1. Bagaimana melibatkan partisipasi masyarakat
Sekolah
untuk memajukan sekolah?
2. Bagaimana menjalin hubungan dengan komite
sekolah?
3. Bagaimana menunjukkan akhlak mulia dan
menjadi teladan bagi warga di satuan/program
PAUD?
4. Bagaimana menunjukkan sikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi di
satuan/program PAUD?
5. Bagaimana
menunjukkan
pengendalian
diri
dalam menghadapi masalah pekerjaan sebagai
kepala PAUD?
6. Bagaimana menciptakan budaya dan iklim yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak
usia dini?
7. Bagaimana
administrasi
mengelola
guru
satuan/program
dantenaga
PAUD
dalam
rangka pendaya gunaan sumberdaya manusia
secara optimal?
8. Bagaimana melakukan monitoring, evaluasi dan
pelaporan
pelaksanaan
program
mencapai
keberhasilan
kegiatan
sekolah?
9. Bagaimana
satuan
/program PAUD sebagai organisasi pembelajar
yang efektif?
115
KODE
W-02
INFORMAN
PERTANYAAN
Komite
1. Apakah yang sudah dijalankan komite sekolah?
Sekolah
2. Bagaimana menjalin kemitraan dengan kepala
sekolah?
3. Bagaimana komite sekolah menjalin komunikasi
dengan orang tua/wali?
W-03
TenagaAdmin
istrasi
1. Bagaimana etos kerja yang harus dimiliki
olehtenaga administrasi?
2. Bagaimana mengaplikasikan teknologi informasi
dalam sistem administrasi pendidikan?
3. Bagaimana mengelola keuangan sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan,
danefisien?
4. Bagaimana menjalin kerjasama dengan seluruh
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
dalam
meningkatkan kinerja dan pelayanan?
5. Bagaimana
memberikan
pelayanan
administrative dan informasi kepada orang tua,
masyarakat, danpemerintah?
6. Bagaimana mengelola dan mengembangkan
satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan?
7. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana
pendidikan?
8. Bagaimana melaksanakan program kerja secara
terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk
laporan kegiatan administrasi bulanan dan
tahunan?
116
KODE
INFORMAN
W-04
Guru
PERTANYAAN
1. Bagaimana
langkah-langkah
guru
dalam
memberikan materi ajar di kelas?
2. Bagaimana langkah guru dalam mengelola kelas
ketika proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
berlangsung?
3. Bagaimana guru dikatakan sudah menguasai
materi ajar?
4. Seberapa efektifkah guru dalam memanfaatkan
media sumber belajar dalam proses KBM?
5. Bagaimana situasi kelas ketika guru mengajar
dengan menggunakan media ajar yang menarik?
6. Bagaimana guru menangani siswa yang kurang
fokus ketika KBM berlangsung?
7. Bagaimana
langkah-langkah
guru
untuk
memotivasi siswa supaya lebih aktif di kelas?
8. Bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar
siswa?
9. Bagaimana cara guru memberikan penilaian atau
evaluasi kepada siswa?
W.05
Siswa
1. Bagaimana pengerjaan sholat lima waktu di
rumah?
2. Bagaimana sikap dan ketaatan siswa saat diminta
guru untuk bernyanyi didepan kelas?
3. Bagaimana jika guru meminta siswa untuk
berhitung dari angka 1 sampai dengan 20?
4. Bagaimana perasaan siswa selama belajar di
PAUD Fatimah?
117
Lampiran 1.2
PANDUAN PENGAMATAN
KODE AKTIVITAS
P-01
Pembelajaran
SUBJEK
Guru, siswa
HAL YANG DIAMATI
1. Ruang kelas
2. Suasana kelas selama
pembelajaran
3. Perhatian siswa
4. Gaya guru yang mengajar
5. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
6. Keaktifan bertanya
7. Cara guru menanggapi pertanyaan
P-02
Rapat
Koordinasi
Kepala
1. Ruang rapat
sekolah, guru,
2. Gaya kepala sekolah memimpin
karyawan
rapat
3. Partisipasi peserta rapat
4. Suasana selama rapat
5. Antusiasme peserta rapat
6. Cara kepala sekolah menanggapi
usulan.
7. Cara kepala sekolah mengambil
keputusan
P-03
Studi
Kepala
1. Lingkungan sekolah
Banding
sekolah,
2. Keaktifan guru mengajar
Guru
3. Berbagi pengalaman antar guru
Guru
4. Keaktifan belajar siswa
5. Alat permainan edukatif
118
P-04
Pelatihan
Guru
Membuat
1. Keaktifan guru membuat APE
2. Bahan dan alat yang dipakai
APE
3. Cara mempergunakan APE yang
dibuat
P-05
Workshop
Kepala
1. Ruangan dan media
Kurikulum
sekolah,
2. Keaktifan peserta workshop dalam
Guru
diskusi
3. Kerjasama team membuat RPPM
dan RPPH
119
Lampiran 1.3
PANDUAN ANALISIS DOKUMEN
KODE
JENIS DOKUMEN
D-01
Buku Profil PAUD
Fatimah
HAL YANG DIANALISIS
1. Letak geografis
2. Sejarah berdirinya PAUD Fatimah
3. Visi dan misi PAUD Fatimah
4. Tujuan PAUD Fatimah
5. Prestasi PAUD Fatimah
6. Susunan Pengurus
D-02
Presensi Mengajar
1. Jumlah guru
2. Keaktifan guru mengajar
3. Pembagian tugas guru
4. Beban mengajar guru
5. Jadwal mengajar
D-03
Rencana Pembelajaran
1. Persiapan mengajar guru
2. Administrasi pengajaran guru
3. Kemampuan guru membuat persiapan
mengajar
4. Metode yang digunakan dalam mengajar
5. Evaluasi yang dilakukan
D-04
Lembar Daftar Siswa
1. Kegiatan dan hasil belajar
2. Kondisi anak didik
3. Prestasi anak didik
D-05
D-06
Lembar Laporan
1. Jumlah murid dan pendidik
Bulanan
2. Evaluasi belajar anak didik
Dokumen Akreditasi
1. Kelengkapan dokumen akreditasi
2. Bukti hasil akreditasi
3. Ijin operasional
Download