PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FATIMAH DESA PURBAYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO NUR’AINI RAHAYU NIM: 134031016 Tesis Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Magister PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2015 ABSTRAK Nur‟aini Rahayu, (134031016) Peningkatan Mutu Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Tesis: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana, IAIN Surakarta, Nofember 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan dan memahami faktor yang menyebabkan PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo dapat meningkatkan mutu pendidikan, padahal pada umumnya PAUD sulit untuk meningkatkan mutu pendidikan. Faktor-faktor tersebut meliputi tujuan, kepala sekolah, guru, siswa, sumber daya lainnya (dana, kurikulum, sarana prasarana) dan suasana lingkungan yang kondusif, hubungan warga sekolah, masyarakat serta instansi lainnya. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Informan penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa dan tenaga administrasi di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Adapun pemeriksaan keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilakukan dengan model interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan mutu pendidikan PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo meliputi: 1) Peningkatan keaktifan guru, kepala sekolah dan administrasi manajemen dalam mengikuti pelatihan maupun seminar, 2) Peningkatan sumber daya manusia dengan pembiasaan dan kemampuan dasar sehingga siswa mampu mengendalikan diri dan berkarakter kuat, 3) Faktor pendukung peningkatan mutu pendidikan pada PAUD Fatimah yaitu adanya tujuan sekolah, adanya guru; kepala sekolah; dan tenaga admnistrasi yang professional di bidangnya, adanya siswa aktif; cerdas dan kreatif, adanya penyempurnaan dan peningkatan sumber daya yang telah ada (dana, kurikulum, sarana dan prasarana), dan adanya suasana lingkungan yang kondusif seperti lingkungan yang bersih, serta adanya hubungan yang erat dan rasa kekerabatan antara guru, orang tua, warga sekolah ataupun satuan kerja sekolah lainnya. Kata kunci: Peningkatan, Mutu Pendidikan, PAUD. ii ABSTRACT Nur‟aini Rahayu, (134031016) Improvement of Education Quality at Early Childhood Education (PAUD) Fatimah Purbayan Baki in District Sukoharjo Tesis: Study Program Islamic Education Management, Pascasarjana IAIN Surakarta, October 2015. Improvement of education quality needs principal professionalism, teachers‟ ability, management administration and improvement of facilities in teaching and learning process. This research aims at knowing: 1) Improvement of education quality at PAUD Fatimah. (2) Supporting factors in improving education quality at PAUD Fatimah Purbayan, Baki in District Sukoharjo. This research applied qualitative method and was conducted at PAUD Fatimah Purbayan, Baki in District Sukoharjo. This research was held for three months, starting on May until July 2015. Subjects of this research were principal, teachers, and students. Informants of this research were principal, teachers, students and administration staffs. Technique of data collection employed method of observation, interview, and documentation. Meanwhile, data validation used triangulation of source and method. Technique of data analysis used interactive model by data collection, data reduction, data display and verification. The result of this research shows: 1) Improvement of education quality at PAUD Fatimah Purbayan, Baki in District Sukoharjo, including improvement of activity of teachers, principal and management administration in joining any trainings, seminar, and also improvement of students is implemented by habituation and basic ability, so that they may have self-control and strong character. 2) The supporting factors of education quality improvement are school‟s purpose, professional principal and teacher, management administration which is appropriate with its field, creative and intelligent students, facilities improvement, conducive environment, and also good relationship among teachers, parents, staff and other school units. Key words: Improvement, Education Quality, PAUD iii امللخص نور عيين راهايو )330433431( ،ترقية نوعية الًتيبية يف حضانة "فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة يباكيت مقاطعة سوكوهارجو .الرسالة :يبرنامج دراسة إدارة الًتيبية اإلسالمية، الدراسات العليا ،جامعة سوراكارتا اإلسالمية احلكومية ،أكتويبر .1435 ترقية نوعية التعليم حتتاج إىل املهنية من مدير املدرسة ،وقدرة أعضاء هيئة التدريس واإلدارة وكذلك ترقية التسهيالت يف عملية أنشطة التعليم والتعلم .وهتدف هذه الدراسة إىل حتديد ما يلي: ( )3ترقية نوعية التعليم يف حضانة "فاطمة" )1( ،العوامل اليت تدعم ترقية نوعية التعليم يف حضانة "فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة يباكيت مقاطعة سوكوهارجو. استخدم هذا البحث الطريقة النوعية .ومكان هذا البحث يف حضانة "فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة يباكيت مقاطعة سوكوهارجو .وقد جرى هذا البحث ملدة ثالثة أشهر يبداية من مايو إىل يوليو سنة .1435وكانت املوضوعات يف هذا البحث مدير املدرسة واملدرسون والتالميذ. واملخبون يف هذا البحث أولئك هم مدير املدرسة واملدرسون والتالميذ واملوظفون اإلداريون. وتقنيات مجع البيانات يباستخدام أسلوب املالحظة واملقايبالت والوثائق .وفحص صحة البيانات يباستخدام أسلوب تثليث املصدر وتثليث الطريقة .وأسلوب حتليل البيانات يباستخدام مناذج تفاعلية من خالل مجع البيانات واحلد من البيانات ،وعرض البيانات والتحقق منها. ونتائج هذا البحث هي )3( :ترقية نوعية الًتيبية يف حضانة "فاطمة" يبقرية فوريبايان منطقة يباكيت مقاطعة سوكوهارجو اليت تشمل ترقية نشاط املدرسني ومدير املدرسة والتنظيم اإلداري يف اشًتاك التدريبات والندوات وكذلك يف ترقية املوارد البشرية) للتالميذ من خالل التعود والكفاءات األساسية ،حىت يقدر التالميذ على السيطرة على أنفسهم ولديهم شخصية قوية )1( .العوامل اليت تدعم ترقية نوعية الًتيبية هي األهداف من املدرسة ،ومدير املدرسة واملهين ،واملدرسني املهنيني ،وهيئة التنظيم اإلداري طبق جماالهتم ،والتالميذ األذكياء واملبدعني ،وترقية التسهيالت والبيئة املرتاحة فضال عن عالقة وثيقة يبني املدرسني وآيباء التالميذ وسكان املدارس أو غريها من وحدة العمل املدرسية. كلمات البحث األساسية :الًتقية ،نوعية الًتيبية ،احلضانة. iv HALAMAN PENGESAHAN TESIS PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FATIMAH DESA PURBAYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Disusun oleh: NUR’AINI RAHAYU NIM: 134031016 Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta pada hari Jum‟at, tanggal 15 bulan Januari tahun 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) Ketua Sidang, Sekretaris Sidang/Penguji II, Dr. Moh Bisri, M.Pd Dr. H. Baidi, M.Pd. NIP. 19620718 199303 1 003 NIP. 19640302 199603 1 001 Penguji I, Penguji Utama, Dr. H. Purwanto, M.Pd. Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA NIP. 19700926 200003 1 001 NIP. 19481208 197803 1 001 Direktur Program Pascasarjana Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd.,Ph.D. NIP 19600910 199203 1 003 v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri. Adapan bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian Tesis ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Surakarta, 15 Januari 2016 Yang Menyatakan, Nur‟aini Rahayu NIM: 134031016 vi MOTTO “Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?” ( Q.S. Ar-Rahman: 13 ) Menikmati kehidupan dan menjalani hidup dengan penuh semangat, keyakinan, keberanian dan rela berkorban adalah jihad fisabilillah yang paling nikmat ( Penulis ) vii PERSEMBAHAN Setiap buah pikiran yang tertuang dalam lembaran tesis ini merupakan bagian dari wujud keagungan dan hidayah-Nya, yang diberikan ALLAH SWT kepada saya dan berwujud kepatuhan saya kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Tesis ini kupersembahkan kepada: 1. Ayah dan Ibunda tercinta serta keluarga besarku 2. Suamiku tercinta 3. Anak-anakku tersayang “Annafi‟ Nurul „Ilmi Azizah, Muhammad Arfanda Krisna, Amalina Firda Husnawati” 4. Semua guru BA Aisyiyah Wironanggan 5. Almameter IAIN Surakarta viii KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim, Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusunan tesis ini berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. Salam dan taslim semoga selalu tercurahkan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai Nabi akhir zaman. Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Kami menyadari setiap adanya hasil cipta dan karya manusia di muka bumi ini, tidak terlepas dari motivasi dan bantuan dari orang-orang terdekatnya. Begitupun dengan tesis ini tidak begitu saja berjalan dengan baik, pasti ada hambatan yang datang dan menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian tesis ini. Oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan, sebagai Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 2. Dr. H. Purwanto, M.Pd, selaku pembimbing I dan juga sebagai dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh keikhlasan untuk meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dalam penyusunan tesis ini. 3. Dr. H. Baidi, M.Pd, selaku pembimbing II saya dan juga sebagai dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang telah banyak memberikan wawasan ilmu, bimbingan dan masukan kepada saya dalam penyusunan tesis ini. 4. Seluruh Dosen Program Studi Majister Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan dan memberikan arahan dalam penulisan tesis ini. ix 5. Kepada segenap pimpinan dan staff khususnya di pascasarjana dan perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang ikut membantu memberikan kesempatan dan referensi dalam penyusuanan tesis ini. 6. Segenap keluarga besar PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo yang telah memberikan ijin dan waktunya untuk melaksanakan penelitian dan bantuannya kepada saya selama proses penelitian berlangsung. 7. Suamiku tercinta yang senantiasa selalu memberiku semangat dan kekuatan. 8. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, dan memberiku motifasi. Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat dan dapat memberikan banyak pelajaran serta pengalaman baru bagi penulis. Tidak ada karya manusia yang sempurna, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Surakarta, 15 Januari 2016 Penulis, Nur’aini Rahayu x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................. vi MOTTO ................................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Teori yang Relevan .................................................................... 9 1. Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).............................. 9 a. Mutu pendidikan.................................................................. 9 b. Pendidikan anak usia dini (PAUD)..................................... 14 xi 2. Peningkatan Mutu Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ................................................................................... 22 3. Indikator atau Penilaian Mutu Pendidikan PAUD ................. .27 a. Indikator penilaian mutu pendidikan.....................................27 b. Indikator peningkatan mutu pendidikan PAUD...................30 B. Penelitian yang Relevan.................................................................40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 43 B. Latar Seting Penelitian ............................................................... 44 C. Subjek dan Informan Penelitian ................................................. 45 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 45 1. Observasi ................................................................................ 46 2. Wawancara ............................................................................. 47 3. Dokumentasi .......................................................................... 47 E. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 48 F. Teknik Analisis Data .................................................................. 49 1. Reduksi Data .......................................................................... 51 2. Penyajian Data ....................................................................... 52 3. Penarikan Kesimpulan ........................................................... 52 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ............................................................................ 53 1. Gambaran Umum PAUD Fatimah Purbayan ........................ 53 a. Letak geografis .................................................................. 53 xii b. Sejarah dan latar belakang berdirinya PAUD Fatimah ..... 54 c. Visi, misi dan tujuan PAUD Fatimah ............................... 55 d. Struktur oraganisasi PAUD Fatimah ..................................... 55 e. Keadaan guru dan siswa .................................................... 56 2. Peningkatan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah, Purbayan, Baki, Sukoharjo ..................................................................... 60 a. Pembelajaran guru ............................................................. 60 b. Pembelajaran siswa ........................................................... 74 c. Kepemimpinan kepala sekolah ......................................... 78 d. Administrasi manajemen ................................................... 84 3. Faktor yang Mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah ...................................................................... 91 B. Penafsiran ................................................................................... 94 a. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Guru.......94 c. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Siswa......95 d. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Kepala Sekolah......................................................................................96 a. Peningkatan Mutu Pendidikan oleh Administrasi dan Manajemen................................................................................98 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 103 B. Implikasi........................................................................................105 C. Saran-saran ................................................................................. 106 DAFTAR PUSTAKA xiii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Anak Didik Tahun Pelajaran 2009/2010 – 2013/2014 .......... 5 Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian ................................................................. 44 Tabel 3.2 Aktivitas Observasi Terlibat .............................................................. 46 Tabel 3.3 Dokumentasi ...................................................................................... 48 Tabel 4.1 Daftar Guru PAUD Fatimah Purbayan .............................................. 57 Tabel 4.2 Data Guru PAUD Fatimah Purbayan ................................................. 58 Tabel 4.3 Data Siswa PAUD Fatimah Purbayan ............................................... 59 Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana PAUD Fatimah Purbayan ....................... 59 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Penjaminan Mutu ................................................................ 11 Gambar 2.2 Basis Teori Pengembangan Kurikulum .......................................... 16 Gambar 2.3 Ikhtisar Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia ....................................................................................... 23 Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Mattew B.Milles ................................... 50 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PAUD Fatimah Purbayan ............................... 56 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Panduan Wawancara .................................................................... 114 Lampiran 1.2 Panduan Pengamatan ................................................................... 117 Lampiran 1.3 Panduan Analisis Dokumen ......................................................... 119 Lampiran 2.1 Catatan Lapangan Wawancara dengan Kepala Sekolah .............. 120 Lampiran 2.2 Catatan Lapangan Wawancara dengan Komite Sekolah ............. 123 Lampiran 2.3 Catatan Lapangan Wawancara dengan Tenaga Administrasi ..... 126 Lampiran 2.4 Catatan Lapangan Wawancara dengan Guru ............................... 130 Lampiran 2.5 Catatan Lapangan Wawancara dengan Siswa ............................. 134 Lampiran 3.1 Catatan Lapangan Pengamatan Pembelajaran ............................. 173 Lampiran 3.2 Catatan Lapangan Pengamatan Rapat Koordinasi ....................... 176 Lampiran 3.3 Catatan Lapangan Studi Banding Guru ....................................... 180 Lampiran 3.4 Catatan Lapangan Pelatihan Membuat APE ............................... 184 Lampiran 3.5 Catatan Lapangan Pengamatan Workshop Kurikulum ............... 187 Lampiran 4.1 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Buku Profil Sekolah ........ 191 Lampiran 4.2 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Presensi Mengajar ........... 195 Lampiran 4.3 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Rencana Pembelajaran .... 198 Lampiran 4.4 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Lembar Daftar Siswa ...... 200 Lampiran 4.5 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Lembar Laporan Bulan ... 203 Lampiran 4.6 Catatan Lapangan Analisis Dokumen Akreditasi ........................ 205 Lampiran 5 Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................... 207 Lampiran 6 Analisa Data .................................................................................... 211 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sangat membutuhkan ilmu pengetahuan di dalam kehidupan mereka. Ilmu pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan. Pendidikan dapat membentuk karakter manusia menjadi manusia yang lebih baik, serta berguna bagi sesama, beriman dan bertaqwa serta bertanggung jawab. Pendidikan yang dalam UU No. 20 Tahun 2003 (pasal 3) tentang Sisdiknas bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dapat diperoleh dari usia dini atau kanak-kanak. Di usia ini, karakter manusia dapat dibentuk dan diciptakan sesuai dengan pendidikan yang didapat. Salah satu tujuan adanya pendidikan yaitu dapat menciptakan keselamatan serta kebahagiaan bagi umat manusia, sesuai dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara (dalam Burhanuddin, 2013: 3) pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara (dalam Haryanto, 2010) juga menyatakan bahwa beliau juga ingin a) menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan, b) memandang 1 2 pendidikan sebagai suatu proses yang dengan demikian bersifat dinamis, dan c) mengutamakan keseimbangan antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak. Mutu pendidikan merupakan suatu tolak ukur dalam menilai keberhasilan pihak sekolah dalam menciptakan anak didik yang berkualitas. Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila di dalam sekolah tersebut terdapat proses pembelajaran yang baik, serta mempunyai lembaga atau badan-badan sekolah yang mampu menangani dan bertanggung jawab atas hasil belajar anak didiknya. Menurut Zahid (2014: 669), mutu pendidikan merupakan konsep multidimensi meliputi kelembagaan, pengajaran dan hasil belajar siswa. Makna peningkatan mutu pendidikan yaitu bukan hanya dapat menyekolahkan anak untuk menimba ilmu pengetahuan saja, melainkan juga dapat mengembangkan pengetahuan anak secara komprehensip. Peningkatan mutu pendidikan juga dapat memberikan harapan bagi siswa guna mendapat kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Menurut Edward Sallis (dalam Jasuri, 2014: 15) mengatakan, Total Quality Management (TQM) adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan sejak dini, yang paling utama dari lingkup keluarga dan sekolah sebagai kelanjutannya. Potensi anak akan berkembang sangat pesat yakni antara umur 0 sampai dengan 6 tahun, 3 disitulah pentingnya pendidikan usia dini karena umur tersebut adalah periode usia emas (golden age). Pendidikan di sekolah bagi anak usia dini memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan yang menyangkut fisik motorik halus dan kasar, kecerdasan, sosio emosional bahasa dan komunikasi, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Apriana (2009: 3) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tingginya harapan masyarakat dengan adanya pendidikan usia dini terlihat dari keantusiasan orang tua dalam menyekolahkan putra-putrinya. Hal ini tidak lepas dari guru yang telah melahirkan penerus yang berkualias. Guru dinilai baik dalam mengajar yaitu ketika guru mampu menguasai kelas dan terampil dalam menarik minat siswa untuk belajar dengan baik. Menurut Max (1991: 187) mengajar membutuhkan keterampilan improvisasi langsung yaitu dengan mengetahui bagaimana menginterpretasikan situasi yang selalu berubah, perubahan waktu, tanggap dengan apa yang terjadi pada anak, apa yang harus dilakukan, bagaimana menyajikan sesuatu, bagaimana menahan, dan cara membuat nada yang tepat dalam kelas. Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan, Pemerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan empat kebijakan, 4 yaitu: pembangunan satuan pendidikan, penyempurnaan sistem pembelajaran, penyediaan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dan bantuan pendanaan peserta didik (Freyani, 2013). Peningkatan kualitas atau mutu pendidikan PAUD tidaklah mudah. Beberapa PAUD tidak mengalami peningkatan mutu dikarenakan beberapa hal yaitu: a) Masalah pendidiknya, tidak sedikit lembaga PAUD yang masih asal-asalan berjalan disebabkan karena usia yang relatif baru sehingga pendidiknya kurang berkualitas, belum kreatif dan inovatif; b) Lembaga PAUD yang masih baru pelaksanaan program masih bersifat asal jalan, asal dapat peserta didik tanpa memperhatikan kualitas pelayanan pendidikan, baik dari segi saranaprasarana, tenaga pendidik/pengasuh, maupun metode pembelajarannya dan c) Tenaga pendidik yang berkualifikasi dan berkompentensi yang ada sangat terbatas, serta yang berlatar belakang pendidik PAUD, masih heterogen bahkan tak sedikit yang berdasar pengalaman semata. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pendidik yang belum memiliki kualifikasi dan kemampuan sebagai pendidik Ada beberapa hal yang menjadi acuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas PAUD. Diantaranya acuan itu adalah sebagai berikut: a) ada standar minimal sebelum masyarakat atau yayasan mendirikan lembaga PAUD, b) pendidik yang akan terjun langsung di PAUD seharusnya di latih terlebih dahulu minimal 2 bulan, sehingga ketika terjun bisa menguasai kelas dengan baik; c) pendidik PAUD harus tidak berhenti belajar, hendaknya mengikuti pelatihan rutin baik itu sebulan sekali atau dua minggu sekali, d) pengoptimalan 5 Himpaudi & Forum PAUD, karena anggotanya juga terdiri dari pendidik yang tentunya lebih mengerti pelatihan yang mendesak harus diadakan itu apa; e) mengadakan studi banding, f) guru lebih meningkatkan gemar membaca karena ilmu tentang PAUD sangat luas, apalagi mempelajari anak yang unik di butuhkan ilmu yang banyak; g) guru atau pendidik harus sekolah lagi; h) pengalokasian dana dari Pemerintah Daerah untuk peningkatan mutu pendidik PAUD di daerah masing-masing; dan i) di tumbuhkan jiwa meneliti bagi para guru karena begitu kompleknya permasalahan anak, maka setidaknya pendidik harus gemar meneliti jika ada permasalahan yang di rasa mengganjal (Freyani, 2013). PAUD Fatimah di desaPurbayan kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal itu dapat dilihat dari perkembanganjumlah siswa dari tahun ke tahun: Tabel 1.1 Jumlah Anak Didik Tahun Pelajaran 2009/2010–2013/2014 Kelompok Tahun A B Jumlah L P L P 2009/2010 39 34 31 29 133 2010/2011 38 36 40 39 153 2011/2012 29 47 43 66 185 2012/2013 34 50 52 69 205 2013/2014 40 53 62 70 225 Ket:L = Laki-laki P = Perempuan Sumber: Data TU PAUD Fatimah, Purbayan, Sukoharjo Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tahun 2009/2010 jumlah anak didik laki-laki ataupun perempuan di kelompok A dan B berjumlah 133 anak didik. Tahun berikutnya 2010/2011, jumlah anak 6 didikmeningkat menjadi 153 anak didik. Peningkatan juga terjadi di tahun 2011/2012 yang sebelumnya berjumlah 153 anak didik menjadi 185 anak didik. Tahun berikutnya mengalami kenaikan yang stabil yaitu meningkat sejumlah 20 anak didik di tahun 2012/2013 dan 2013/2014 yang berjumlah 205 dan 225 anak didik. Bertambahnya jumlah anak didik yang terjadi di tiap tahunnya tidak mempengaruhi jumlah kelulusan. Bermula dari tahun 2009/2010 sampai 2013/2014 jumlah anak didik semua dinyatakan lulus dengan nilai yang cukup baik. Demi mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan mutu pendidikan di PAUD Fatimah, maka guru dituntut untuk mampu mendidik anak didik dengan meningkatkan pola pengajaran, meskipun menjadi pendidik PAUD memang tidak semudah yang dibayangkan. Pendidik tidak hanya mendidik saja tapi juga sebagai pembimbing, penasehat, motivator, pengasuh, fasilitator, dan lain-lain. Mendidik lebih sulit daripada mendidik orang dewasa pada umumnya. Karena itu, banyak guru merancang optimisme setinggi langit, tetapi kenyataannya gagal. Hal itulah yang mempengaruhi mutu kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, mengenai kesulitan pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan anak didik di usia dini. Hal tersebut yang mendasari penelitian mengenai “Peningkatan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo”. 7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo? 2. Mengapa pada umumnya PAUD sulit meningkatkan mutu pendidikan, PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dapat meningkatkan mutu? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. 2. Faktor yang menyebabkan PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dapat meningkatkan mutu pendidikan, sedangkan pada umumnya PAUD sulit untuk meningkatkan mutu. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dimaksudkan dapat memberikan beberapa manfaat baik teoritis maupun praktis bagi kepala sekolah, guru ataupun siswa, yaitu sebagai berikut: 8 1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi khasanah keilmuan dalam usaha pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. Khususnya bagi penulis sendiri berguna untuk memperoleh pengalaman profesional yang sangat berharga dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang pernah penulis dapatkan di bangku perkuliahan dengan realita yang ada di lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi kepala sekolah untuk melaksanakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dengan cara yang lebih baik. b. Bagi Guru Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan motivasi bagi pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya tenaga kependidikan yang ada pada dirinnya sebagai seorang pendidik yang profesional di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. c. Bagi Pengurus Yayasan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai wacana pengembangan dan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan dalam satu naungan Yayasan Fatimah. BAB II KAJIAN TEORI A. Teori yang Relevan 1. Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) a. Mutu pendidikan Kebanyakan orang tua menyekolahkan anak-anaknya dengan mempertimbangkan mutu pendidikan. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang setuju akan upaya peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila mempunyai mutu yang lebih baik atau berkualitas dan begitu juga sebaliknya. Menurut Kristianty (2005: 107) mutu adalah perasaan menghargai terhadap sesuatu yang lebih baik daripada yang lain. Sedangkan menurut Edward Sallis (dalam Nata, 2012: 46) mutu merupakan konsep yang licin. Mutu mengimplikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. Sedangkan menurut Crosby (dalam Abdul dan Nurhayati, 2010: 84) menyatakan bahwa mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Mutu tidak hanya menghargai terhadap sesuatu, tetapi juga mampu menilai karakteristik produk atau jasa. Mutu pendidikan dapat 9 10 memberikan kepuasan terhadap para konsumen. Menurut Bresman (2009: 78) mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya. Berdasarkan pendapat tersebut mutu dapat diartikan sebagai penilaian karakteristik dari produk maupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya sekolah, penjaminan mutu merupakan tuntutan yang harus difokuskan oleh pihak sekolah demi kemajuan bersama. Hal ini didasarkan pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan hal yang menjadi sorotan utama oleh orang tua bahkan sampai ke tingkat satuan pendidikan pemerintah. Setiap komponen pemangku kepentingan pendidikan (orang tua, masyarakat, dunia kerja, pemerintah) dalam peranan dan kepentingannya masing-masing memeiliki kepentingan terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Mutu disebut pula sebagai definisi kualitas menurut produsen. Kualitas ini dicapai bilamana produk atau jasa memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam suatu prosedur yang konsisten. Kualitas didemonstrasikan oleh produsen dalam sebuah sistem yang dikenal sebagai sistem jaminan kualitas, yang memungkinkan produksi yang konsisten dari produk dan jasa untuk memenuhi standar atau spesifikasi tertentu. Bilamana produk atau jasa yang dihasilkan telah 11 memenuhi spesifikasi atau standar/kriteria yang telah ditetapkan tadi, maka produk atau jasa itu berkualitas (lihat ilustrasi berikut). Standar Prosedur Input Proses Produk (Konsistensi) Tindak lanjut untuk memeriksa dan meningkatkan produk Gambar 2.1 Proses Penjaminan Mutu Mutu pendidikan merupakan suatu tolak ukur dalam menilai keberhasilan pihak sekolah dalam menciptakan anak didik yang berkualitas. Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila di dalam sekolah tersebut terdapat proses pembelajaran yang baik, serta mempunyai lembaga atau badan-badan sekolah yang mampu menangani dan bertanggung jawab atas hasil belajar anak didiknya. Menurut Zahid (2014: 669), mutu pendidikan merupakan konsep multidimensi meliputi kelembagaan, pengajaran dan hasil belajar siswa. 12 Menurut Suryadi dan Tilaar (dalam Aprilian, 2014), mutu pendidikan adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan untuk memanfaatkan sumber-sumber pendidikan sebaik mungkin guna meningkatkan kemampuan dalam belajar. Kemampuan ini sangat menunjang anak didik supaya mampu memberikan kualitas atau mutu yang didambakan sesuai dengan tujuan sekolah. Makna peningkatan mutu pendidikan yaitu bukan hanya dapat menyekolahkan anak untuk menimba ilmu pengetahuan saja, melainkan juga dapat mengembangkan pengetahuan anak secara komprehensip. Peningkatan mutu pendidikan juga dapat memberikan harapan bagi siswa guna mendapat kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Menurut Edward Sallis (dalam Jasuri, 2014: 15) mengatakan, total quality management (TQM) adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Pendidikan dapat dikatakan mempunyai mutu atau berkualitas apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Begitu pula dengan hasil yang didapat memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar apabila guru dan murid bisa berkomunikasi dengan baik dan lancar, lingkungan belajar yang nyaman, serta didukung sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses belajar 13 mengajar ini. Mutu pendidikan bila dilihat dari hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh murid maupun sekolah untuk kurun waktu tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusanlulusan terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Implementasi mutu pendidikan hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: a) belum tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan mutu pendidikan; b) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di satuan pendidikan; c) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan pencapaian mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai penyelenggara pendidikan; dan d) tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan yang belum terkoordinir dari para penyelenggara dan pelaksana pendidikan pada berbagai tingkatan (Moerdiyanto, 2012: 3). Para pendidik, lembaga pendidikan dan pemerintah sangat mengharapkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas. Hal ini dapat dicapai dengan empat cara, yaitu pemfokusan otonomi, akuntabilitas, melakukan akreditasi dan evaluasi setiap pengajaran. Menurut Wirakartakusumah (dalam Bresman, 2009: 78) untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, diperlukan paradigma baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu. Pendidikan 14 sebagai suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi pembangunan nasional. b. Pendidikan anak usia dini (PAUD) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan sejak dini, yang paling utama dari lingkup keluarga dan sekolah sebagai kelanjutannya. Potensi anak akan berkembang sangat pesat yakni antara umur 0 sampai dengan 6 tahun, disitulah pentingnya pendidikan usia dini karena umur tersebut adalah periode usia emas (golden age). Pendidikan di sekolah bagi anak usia dini memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan yang menyangkut fisik motorik halus dan kasar, kecerdasan, sosio emosional bahasa dan komunikasi, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Apriana (2009: 3) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memuat tentang anak usia dini. Dalam pasal 28 undangundang tersebut dikemukakan bahwa lembaga pendidikan TK merupakan lembaga formal, sedangkan Kelompok Bermain (KB) dan 15 Taman Pengasuhan Anak (TPA) merupakan lembaga pendidikan nonformal. PAUD sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani mampu menjadi modal utama anak dalam mengahdapi kehidupan di masa yang akan datang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa, PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini adalah kerangka dasar yang dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sedangkan sasarannya adalah lembaga-lembaga penyelenggara PAUD jalur pendidikan formal dan nonformal, seperti taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD yang sejenis (Iva, 2014). 16 Gambar 2.2 Basis Teori Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum dapat digambarkan seperti halnya gambar 2.2 di atas. Primamida atau dapat disebut hirarki tersebut menunjukkan kebutuhan “kognitif” (keingintahuan, memahami dan mengeksplor) dimana level lima adalah level tertinggi. Sebelum anak sampai pada kebutuhan ini, terdapat empat tahap lain yang harus dilaluinya, diantaranya yaitu: 1) Kebutuhan fisik Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar pada semua makhluk hidup. Anak yang datang ke sekolah dengan rasa lapar akan fokus 17 pada rasa lapar itu. Pada beberapa program PAUD disediakan sarapan, snack dan makan siang. 2) Keamanan Keamanan adalah kebutuhan akan rasa aman, bebas dari bahaya. Ketika anak-anak memasuki lingkungan asing Ia perlu mengetahui bahwa tempat itu aman baginya. Sebagai guru kita harus melindungi dan menjaganya selama dia berada di sekolah. Merasa aman akan memungkinkan anak untuk mengeksplor lingkungan yang kaya. 3) Belongingness Rasa diterima dan dicintai hadir setelah merasa aman. Kita mungkin memiliki anak di kelas yang tidak merasa yakin bahwa mereka diterima dan dicintai. Hal ini harus diusahakan agar anak dapat diterima dan disayangi orang dewasa di sekitarnya, Anak sering menunjukkan perilaku menguji apakah mereka diterima. Mereka berpura-pura melakukan sesuatu untuk menarik perhatian. 4) Harga diri Harga diri muncul dari pengalaman sehari-hari yang dikonfirmasi melalui kegiatan yang dapat dilakukan anak. Ketika anak mendapat pengal;aman positif, harga diri mereka tumbuh dan mereka menganggap diri mereka sebagai seseorang yang sukses melakukan sesuatu. Jika anak-anak didominasi dengan pengalaman negatif mereka akan merasa menderita. Mungkin penting bagi orang dewasa 18 untuk memberi (menyediakan) pengalaman positif dan berupaya membuat anak menjadi nyaman. Maslow menyajikan hirarki kebutuhan di atas untuk mengindikasi bahwa kebutuhan dasar anak-anak usia dini harus dipenuhi terlebih dahulu, karena kebutuhan ini akan mempengaruhi kebutuhan dimasa yang akan datang. Secara spesifik, ada dua tujuan diselenggarakannya PAUD, tujuan utama dan tujuan penyerta. a) Tujuan utamanya adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa. b) Tujuan peyerta adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. PAUD sangatlah penting untuk dilaksanakan dengan berbagai alasan antara lain: a) Alasan pendidikan, PAUD merupakan pondasi awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah; b) Alasan ekonomi, PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik bagi keluarga maupun pemerintah; c) Alasan sosial, PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda kemiskinan; dan d) Alasan hak/hukum, PAUD merupakan hak setiap 19 anak untuk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang (UNESCO dalam Sugiharto, 2009). Pendidikan dalam ilmu keislaman sangat dibutuhkan oleh para orang tua ataupun guru guna membimbing anak didiknya supaya lebih berkualitas dan berkarakter. Pendidikan tersebut juga terdapat ruang lingkup yang mendasari guru dalam membimbing muridnya yaitu memberikan pendidikan keimanan, memberikan pendidikan yang berakhlak, memberikan pemahaman di bidang intelektual, memenuhi pendidikan fisik, serta memberikan kebutuhan psikis. Ruang lingkup pendidikan anak secara garis besar dibagi menjadi lima, yaitu: a) Pendidikan keimanan dengan tujuan pendidikan dalam Islam yang paling hakiki adalah mengenalkan peserta didik kepada Allah SWT; b) Pendidikan akhlak yaitu Allah mengutus Nabi Muhammad kepada umat manusia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia; c) Pendidikan intelektual yang disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak; d) Pendidikan fisik yaitu dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas; dan e) Pendidikan psikis yaitu dalam melaksanakan pendidikan psikis terhadap anak antara lain: (a) Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih sayang, pengertian, berperilaku santun dan bijak; (b) Menumbuhkan rasa percaya diri; dan (c) Memberikan semangat tidak melemahkan (Anisa, 2011). 20 Anak usia dini merupakan usia awal untuk diberikan ilmu pengetahuan. Hal ini merupakan tahapan awal yang akan menjadi dasar apakah anak tersebut akan mempunyai kualitas baik atau kurang.aan tetapi hal tersebut bukanlah menjadi acuan keberhasilan anak didik di masa depannya. Maka daripada itu, anak didik dididik untuk mengenal serta memahami betapa pentingnya ilmu pengetahuan sedini mungkin. Namun, tidaklah mudah untuk mengajarkan kepada anak didik seperti halnya anak usia dini 4 sampai 6 tahun. Guru maupun tenaga kependididkan harus sabar dan tekun dalam melayani anak didik karena itu merupaka tanggung jawab satuan sekolah guna mendidik dan menjadikan anak didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Berikut adalah faktor-faktor pendukung dan penghambat kreatifitas anak usia dini, faktor pendukung yaitu terdiri dari adanya faktor kebebasan, respek, kedekatan emosional yang sedang, prestasi bukan angka, orang tua aktif dan mandiri, serta menghargai kreatifitas. Aktor kebebasan disini adalah orang tua dan tenaga pendidik memberikan kebebasan anak untuk berkembang dan berkreasi dan tidak otoriter, tidak terlalu membatasi keinginan anak dan tidak selalu mengawasi anak mereka. Hal ini mampu menjadikan anak mereka menjadi anak yang kreatif. Dilihat dari segi respek yaitu orang tua dan tenaga pendidik menghormati anak sebagai individu yang percaya akan kemampuan 21 anak. Berpikir bahwa anak merupakan individu yang unik. Hal ini mampu menjadikan anak didik yang lebih mandiri dan percaya diri. Faktor selanjutnya yaitu adanya prestasi bukan angka. Yang dimaksud disini adalah sikap orang tua dan tenaga pendidik mendorong anaknya untuk lebih kreatif dan menghasilkan karya yang baik namun tidak berkesan menekankan anak untuk mencapai angka atau peringkat tertinggi di kelas ataupun di sekolah. Faktor lain yaitu peran orang tua yang aktif dan mandiri. Orang tua merupakan sosok penting yang dapat mempengaruhi anak mereka supaya lebih aktif dan lebih berkembang. Orang tua yang aktif serta mandiri tidaklah menjadikan status sosial sebagai tolak ukur dalam pergaulan anak mereka. Orang tua yang baik ialah orang tua yang memberikan kesempatan kepada anaknya untuk belajar serta bermain bersama tanpa ada batasan status serta ras tertentu. Faktor berikutnya. menghargai Anak kreativitas mempunyai anak kemampuan merupakan yang faktor berbeda-beda tergantung dengan minat dan kreativitas anak. Namun, orang tua hendaknya memuji bahkan memberikan dorongan kepada anak supaya lebih kreatif meskipun hasil kreativitas anak kurang memuaskan. Faktor berikutnya yaitu faktor penghambat. Faktor penghambat disini ialah faktor yang menghambat kreativitas anak dalam berkarya. Meskipun orang tua kurang mengerti akan tetapi hal ini kadang-kadang sering dilakukan oleh prang tua kepada anaknya. Berikut faktor 22 penghambat kreativitas anak menurut Amabile (dalam Ramli, 2010), adanya evaluasi, pemberian hadiah, adanya persaingan atau kompetisi antar anak, dan lingkungan yang membatasi. Menurut Tegano (dalam Ramli, 2010) bahwa yang mematikan kreativitas yaitu menjadikan anak mengharapkan penghargaan atas pekerjaanya, membuat situasi kompetisi antar anak didik, memfokuskan anak pada penilaian, terlalu banyak pengawasan terhadap anak, dan menciptakan pilihan situasi yang terbatas. Anak usia dini merupakan anak didik yang agak sulit penanganannya. Namun, hal ini tidak menuntut kemungkinan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak PAUD dari adanya guru serta tenaga kependidikan yang profesional. Adanya faktor penghambat dan pendukung kreativitas anak usia dini dapat menjadikan orang tua atau guru dalam memberikan pengajaran. Sehingga, dapat dikatakan bahwa PAUD merupakan pendidikan guna mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sebelum memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi. 2. Peningkatan Mutu Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutu pendidikan merupakan dasar suatu kesuksesan sekolah dalam menghasilkan murid yang berkualitas. Orang tua sangat tertarik dengan sekolah yang mampu memberikan mutu kepada anak mereka. Hal ini yang mendorong dari pihak sekolah untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Sekolah akan lebih berkualitas atau bermutu apabila 23 mempunyai guru atau tenaga pendidik yang terlatih. Guru yang terlatih dapat memahami dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi mengenai persoalan murid yang biasa dibawah umur 6 tahun. Menurut Muhson (2008: 1), peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatih dan pendidikan, ataupun dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara professional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Gambar 2.3 Ikhtisar Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia Pada gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa mutu pendidikan sangatlah dibutuhkan oleh setiap sekolah. Hal ini mampu menjukkan bahwa sekolah tersebut layak atau tidak untuk dimanfaatkan oleh anak didik. Penelitian menunjukkan bahwa guru dan sekolah merupakan 24 kontribusi terbesar yang menunjang kualitas anak didik, sehingga guru dan sekolah yang profesional mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas. Proses penjaminan mutu mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, menyediakan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan berkelanjutan. Penjaminan mutu akan berkontribusi terhadap peningkatan mutu. Peningkatan mutu pendidikan pada anak usia dini tergantung dari faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam mencapainya. Faktor pendukung yaitu antara meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini, sehingga mereka tidak keberatan menitipkan anaknya pada TPA maupun KB walaupun dengan biaya yang cukup mahal, hal ini didukung juga gencarnya pemerintah dengan mensosialisasikan melalui dinas pendidikan dengan memberikan pelatihan-pelatihan baik untuk pengelola maupun tenaga pendidik pada lembaga PAUD, sehingga diharapkan lembaga PAUD dapat memberikan layanan yang optimal. Faktor penghambat, meliputi keterbatasan dana yang dimiliki, kurangnya sarana dan prasarana, serta rendah dan keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki keperdulian terhadap pendidikan anak usia dini, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan anak usia dini khususnya pada masyarakat pedesaan sehingga untuk mengatasinya karena keterbatasan dana dengan minta donator dari 25 masyarakat, melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan melalui program pengayaan maupun mengikutsertakan pengelola maupun pendidik dalam berbagai pelatihan maupun workshop pendidikan anak usia dini (Hiryanto, dkk., 2010: 12). Guna menghasilkan mutu, terdapat empat usaha yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan, yaitu: a) Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi “kalah-menang” diantara fihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan (stakeholders); b) Perlu ditumbuh kembangkan motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu; c) Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang; d) Menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, haruslah dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu (Slamet dalam Bresman, 2009: 79). Menurut Faiq (2009) peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan PAUD adalah menggunakan sarana bermain dalam bentuk edukatif. Sarana bermain dalam bentuk Alat Permainan Edukatif (APE), 26 sebagai sarana yang berfungsi membantu pamong dalam menciptakan situasi pembelajaran serta merangsang dalam pembentukan perilaku tertentu. Hampir semua taman penitipan anak maupun kelompok bermain telah memiliki alat permainan edukatif walupun dilihat dari jumlah dan jenisnya masing-masing lembaga sangat bervariasi, hal ini tergantung dari kemampuan lembaga tersebut, ada yang sangat lengkap, tetapi ada juga yang masih sangat terbatas. Termasuk juga ketersediaan sarana/prasarana pendukung lainnya seperti ruang belajar, ruang bermain dan perlengkapan lainnya juga sangat bervariasi (Hiryanto, dkk., 2010: 9). Pencapaian mutu pendidikan anak usia dini dapat diukur dengan membandingkan hasil pencapaian program dengan standar nasional yang telah ditetapkan. Komponen input, proses dan output, lembaga pendidikan anak usia dini dikatakan bermutu apabila aktivitas pelayanan yang dilakukan betul-betul mengarah pada pencapaian hasil yang diharapkan dengan mendayagunakan input-input yang ada secara terpadu, harmonis dan optimal. Standar ini diantaranya meliputi kurikulum, proses pembelajaran, peserta didik, ketenagaan, sarana dan prasarana, peran serta masyarakat, organisasi kelembagaan, administrasi dan manajemen serta lingkungan pendukung dan pembiayaan, dengan kata lain layanan PAUD bermutu manakala dapat memenuhi Standar Minimal Manajemen (SMM), Standar 27 Minimal Tenaga Kependidikan (SMTK) serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Hiryanto, dkk., 2010: 10-11). 3. Indikator atau Penilaian Mutu Pendidikan PAUD a. Indikator penilaian mutu pendidikan Penilaian adalah rangkaian suatu kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, dalam pengambilan keputusan (Wikaningtyas, 2012). Sedangkan menurut Subagio (2011) menyatakan bahwa penilaian keberhasilan pendidikan di sekolah mencakup empat komponen: Penilaian pertama adalah kegiatan dan kemajuan belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung, mengetahui proses pembimbingan dan pembinaan kepada siswa, mengukur efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta mengukur kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa. Penilaian kedua yaitu berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dinamika tuntutan kebutuhan masyarakat, pencapaian kemampuan siswa berdasarkan standar budaya sekolah yang telah ditetapkan, ketersediaan sumber belajar yang relevan dengan tuntutan kurikulum, cakupan materi muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah setempat, serta kelancaran pelaksanaan kurikulum sekolah secara keseluruhan. 28 Penilaian ketiga yaitu guru dan tenaga kependidikan lainnya. Hal ini difokuskan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan dan kewenangan profesional masing-masing personil dapat ditampilkan dalam pekerjaan sehari-hari. Penilaian keempat yaitu kinerja satuan pendidikan sebagai satu keseluruhan. Penilaian ini terdiri dari kelembagaan, kurikulum, siswa, guru dan non guru, sarana/prasarana, administrasi, serta keadaan umum satuan pendidikan tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana mutu pendidikan yang bisa dicapai di sekolah itu, dan bagaimana posisinya jika dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di sekitarnya maupun secara nasional. Sedangkan menurut Hermawan (2011), mutu pendidikan dapat dilihat dari sisi produk yakni apabila lulusan atau siswa dapat menyelesaikan studi dengan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah, memperoleh kepuasan atas hasil pendidikannya karena ada kesesuaian antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan hidupnya, mampu memanfaatkan secara fungsional ilmu pengetahuan dan teknologi hasil belajarnya demi perbaikan kehidupannya; dan dapat dengan mudah memperoleh kesempatan kerja sesuai dengan tuntutan dan harapan dunia kerja. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) (dalam Tobroni, 2010), sekolah dapat dikatakan baik apabila mempunyai 29 kriteria sebagai berikut (1) siswa yang masuk terseleksi dengan ketat dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik, psikotes dan tes fisik; (2) sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi dan kondusif bagi proses pembelajaran, (3) iklim dan suasana mendukung untuk kegiatan belajar, (4) guru dan tenaga kependidikan memiliki profesionalisme yang tinggi dan tingkat kesejahteraan yang memadai, (5) melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi kebutuhan siswa yang pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tinggi dibandingkandengan siswa seusianya, (6) jam belajar siswa umumnya lebih lama karena tuntutan kurikulum dan kebutuhan belajar siswa, (7) proses pembelajaran atau KBM lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa maupun wali siswa, dan (8) sekolah unggul bermanfaat bagi lingkungannya. Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Conect (dalam Marjuki: 2014) menyatakan bahwa ada sepuluh indikator kualitas pembelajaran (instructional quality indicators), yaitu sebagai berikut; (1) lingkungan fisik yang kaya dan merangsang, (2) iklim kelas yang kondusif untuk belajar, (3) harapan yang jelas dan tinggi para anak, (4) pembelajaran yang koheren dan berfokus, (5) wacana ilmiah yang merangsang pikiran, (6) belajar otentik, (7) asesmen diagnostik belajar yang teratur, (8) membaca dan menulis dan berkarya sebagai kegiatan regular, (9) pemikiran matematis, dan (10) penggunaan teknologi secara efektif. 30 Sedangkan, menurut Education Review Office dari New Zealand menggambarkan indikator mutu pendidikan yang terdiri atas; (1) tatakelola dan manajemen yang efektif; (2) kepemimpinan profesional, dan (3) kualitas pengajaran yang tinggi. Ketiga indikator tersebut melibatkan keluarga dan masyarakat, dan merupakan jaminan untuk memperoleh indikator lulusan yang dapat diukur. Menurut Suryana (2014) dalam penelitiannya juga berpendapat bahwa mutu proses transpormasi, mutu instrumental dan mutu kelulusan, yang meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Untuk mencapai mutu pendidikan dapat dicapai melalui beberapa penilaian yaitu adanya standar isi (kurikulum dan materi ajar), standar proses (KBM), standar kompetensi lulusan (lulusan/siswa), standar pendidik dan tenaga kependidikan (keprofesionalan guru serta tenaga pendidik lainnya), standar sarana dan prasarana (terpenuhi dan kondusif), standar pengelolaan (kinerja karyawan/staff, guru serta satuan kerja pendidik lainnya), standar pembiayaan (kinerja administrasi dan managemen), dan standar penilaian pendidikan. b. Indikator peningkatan mutu pendidikan PAUD Menurut Suryana (2014) Standar Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas standar tingkat pencapaian perkembangan, standar pendidik 31 dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, dan penilaian, dan standar sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Suryana juga menyatakan bahwa standar PAUD juga memberikan standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan anak usia dini. Guru atau pendidik anak usia dini harus profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan dan perlindungan anak didik. Kompetensi pendidik harus memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Kompetensi tenaga kependidikan harus memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial. Tidak hanya guru yang berperan dalam pencapaian mutu pendidikan sekolah, namun adapula tenaga kependidikan yang berperan aktif serta menunjang kualitas pendidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis PAUD. Sedangkan dalam PAUD Jateng (2015) menyatakan bahwa ada beberapa langkah untuk mencapai mutu layanan pendidikan yaitu sebagai berikut, (1) meningkatkan mutu penyelenggaraan layanan PAUD terpadu secara terus-menerus, (2) memenuhi standar layanan PAUD secara bertahap, (3) mengoptimalkan penanaman pendidikan 32 karakter di PAUD, (4) memperluas layanan PAUD holistik-integratif yang mengintegrasikan layanan pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan dan perlindungan anak, (5) meningkatkan kualifikasi dan kompetensi PTK PAUD (TK, KB, TPA dan SPS), (6) meningkatkan, karir, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan PTK PAUD, (7) meningkatkan jumlah PAUD rujukan di setiap kabupaten/kota untuk memperluas jejaring mutu dan model layanan PAUD di semua daerah, dan (8) membenahi manajemen kelembagaan PAUD, khususnya di tingkat satuan pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan PAUD merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh satuan pendidikan demi pencapaian kualitas. Menurut Eli (2011) hal ini dapat dicapai melalui beberapa langkah yaitu pertama dalam KBM, tenaga pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi yang mumpuni dan menunjukkan perilaku seorang muslim yang dapat menjadi panutan siswanya. Kepribadian islami meliputi kompetensi pedagogik (memandang anak didik sebagai karakter yang unik, menghargai hak anak untuk bermain, sebagai fasilisator, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman), kompetensi kepribadian guru (mengahrgai kelebihan dan keterbatasan anak didik, membantu anak didik berinteraksi dengan temannya, membina hubungan posistif), kompetensi profesional (meningkatkan pengetahuan, interospeksi diri, menjadi tauladan bagi anak didik, mampu bekerjasama serta profesional), kompetensi sosial 33 (merencanakan program pembelajaran, memahami kebijakan serta peraturan, membina kerjasama, mensosialisasikan perkembangan anak didik). Langkah kedua yaitu dengan adanya kuyrikulum yang terencana mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran. Langkah ketiga yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan tematik. Hal ini didasarkan pada minat dan kebutuhan anak didik. Pemilihan topik harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Selain itu, Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Lampiran 3) menjelaskan tentang adanya kompetensi pengawas, kepala, serta tenaga administrasi guna meningkatkan mutu pendidikan PAUD. Pertama, kompetensi pengawas atau pemilik PAUD. Kompetensi pengawas terdiri dari sebgai berikut: Kompetensi kepribadian terdiri dari berakhlak mulia, menunjukkan tanggung jawab dan komitmen, menunjukkan kreativitas dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas penilik, menunjukkan rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan, dan menunjukkan motivasi dan etos kerja yang menggambarkan perubahan pola pikir (mindset) dalam peningkatan mutu pendidikan. Kompetensi sosial terdiri dari memahami karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya, mampu bekerja sama dengan berbagai pihak, mampu berperan serta dalam kegiatan organisasi, memiliki kepekaan terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat setempat, dan menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara pemecahannya. 34 Kompetensi supervisi manajerial terdiri dari menguasai fungsifungsi manajemen pendidikan, menguasai konsep, prinsip, metode dan teknik supervisi pendidikan, menguasai teknik penyusunan rancangan dan pelaksanaan pengendalian mutu dan evaluasi, menguasai metode dan instrumen kerja, membina pendidik dan tenaga kependidikan, memahami pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan dan memanfaatkan hasilnya, menganalisis data hasil supervisi manajerial secara komprehensif, menyusun laporan hasil supervisi manajerial secara komprehensif dan bermakna, dan mengomunikasikan hasil supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu manajemen sekolah. Kompetensi penelitian dan pengembangan yang terdiri dari menerapkan pendekatan, metode, jenis dan prosedur penelitian, menentukan masalah yang penting untuk diteliti, menyusun karya tulis ilmiah berbasis penelitian dan non-penelitian bidang PAUD, menerapkan langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan, menerapkan teknik penyusunan buku ajar, pedoman, dan petunjuk teknis, memanfaatkan hasil penelitian, serta membimbing kepala sekolah dan guru melakukan penelitian tindakan sekolah dan tindakan kelas serta publikasinya. Kompetensi Supervisi Akademik meliputi menganalisis konsep, prinsip dasar, dan teori perkembangan anak usia dini, menganalisis konsep, prinsip dasar, metode dan teknik pengasuhan, pembelajaran, 35 perlindungan anak usia dini, membimbing pendidik PAUD dalam menyusun rencana kegiatan dalam pembelajaran, membimbing pendidik PAUD dalam melaksanakan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini, membimbing pendidik PAUD, menganalisis hasil supervisi akademik secara komprehensif, menyusun laporan hasil supervisi akademik secara komprehensif dan mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kompetensi Evaluasi Pendidikan terdiri dari menerapkan konsep dan prinsip-prinsip penilaian pendidikan dan aplikasinya dalam satuan/program PAUD, mengembangkan instrumen penilaian kegiatan anak usia dini, memantau pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasilnya, membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam memanfaatkan hasil penilaian kinerja, dan mengevaluasi kinerja satuan pendidikan PAUD. Kompetensi yang kedua yaitu kompetensi kepala PAUD. Pada penilaian atau indikator kepala sekolah mempunyai beberapa kompetensi yaitu sebagai berikut: Kompetensi kepribadian yang meliputi menunjukkan akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD, menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin, menunjukkan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala PAUD, 36 menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD dan menunjukkan bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. Kompetensi manajerial yang terdiri dari menyusun perencanaan satuan/program PAUD untuk berbagai tingkatan perencanaan, mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan kebutuhan, memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan sumber daya nya secara optimal, mengelola perubahan dan pengembangan lembaga menuju organisasi pembelajaran yang efektif, menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini, dan mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. Kompetensi sosial yang terdiri dari mengelola sarana dan prasarana, hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat, pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, keuangan, ketatausahaan, unit layanan khusus, sistem informasi satuan/program PAUD dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD, melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang 37 tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya, dan menyelesaikan konflik internal secara bijaksana. Kompetensi kewirausahaan yang meliputi melakukan inovasi, bekerja keras, memiliki motivasi yang kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, memiliki naluri kewirausahaan, kreatif mengembangkan usaha lembaga PAUD, terampil memanfaatkan jejaring kemitraan dan memberdayakan potensi warga di sekitar satuan/program PAUD. Kompetensi selanjutnya yaitu kompetensi supervisi. Kompetensi ini meliputi merencanakan program supervisi akademik dan program supervisi manajerial, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru PAUD dan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah, menyusun laporan hasil supervisi akademik dan laporan hasil supervisi manajerial, melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik guru dan hasil supervisi manajerial tenaga administrasi sekolah untuk peningkatan kinerja. Kompetensi sosial yang terdiri dari bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) satuan/program PAUD, menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial, peduli terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD, melestarikan dan memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD, berkomunikasi 38 secara santun dan efektif, dan menunjukkan empati kepada sesama warga satuan/program PAUD. Kompetensi yang ketiga yaitu kompetensi tenaga administrasi PAUD. Kompetensi ini terdiri dari beberapa kompetensi sebagai berikut: Kompetensi kepribadian yang terdiri dari berakhlak mulia, bersikap terbuka, tekun dan ulet, jujur dan bertanggung jawab, bertindak konsisten dengannilai dan keyakinannya, bertindak secara tepat, memiliki etos kerja, dan melakukan evaluasi diri. Kompeensi profesional dalam hal ini meliput beberapa hal seperti mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan, mendokumentasi data kelembagaan dengan menggunakan berbagai media, memberi pelayanan administratif kepada pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik, mengelola sarana dan prasarana satuan/program PAUD secara optimal, memperlancar administrasi penerimaan peserta didik dan pengelompokkan peserta didik, mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien, mengelola ketatausahaan untuk mendukung pencapaian tujuan, dan melindungi anak dari kekerasan. Kompetensi sosial yang terdiri dari menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan, memberi layanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah, bersikap transparan, terbuka, 39 dan ramah dalam memberikan pelayanan, memiliki kepekaan sosial, bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan satuan/program PAUD, dan mengambil peluang untuk mengelola satuan/program PAUD secara berkesinambungan. Kompetensi manajerial dalam hal ini terdiri dari merencanakan program ketatausahaan secara mingguan, bulanan, dan tahunan, melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan, membuat laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan, mengelola dan mengembangkan satuan/program PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan, mengkoordinasi pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam menjalankan tugas, dan mengelola sarana dan prasarana sebagai aset lembaga. Di samping itu, menurut Eli (2011) standar kompetensi lulusan PAUD juga sangat menentukan mutu atau kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari lulusan PAUD. Beberapa kompetensi lulusan anak didik PAUD dapat dicapai dengan cara sebagai berikut anak mengenal ajaran Islam, menunukkan perkembangan dalam aspek fisik, berkemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara baik dengan lingkungan, menunjukkan kemampuan untuk berbahasa yang santun dan nilai kognitif yang baik, menunjukkan perilaku terpuji, berkomunikasi secara efektif dan terbiasa hidup sehat. Berdasarkan pada keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai mutu pendidikan PAUD dapat dilakukan dengan 40 memfokuskan beberapa kompetensi seperti kompetensi kepela sekolah, guru atau tenaga pendidik, anak didik atau peserta didik dan juga satuan kerja pendidik lainnya seperti kompetensi adminitrasi dan menejmen PAUD. B. Penelitian yang Relevan Penelitian pertama, Hiryanto, dkk. yang telah melakukan penelitian di tahun 2010 dengan meneliti pemetaan tingkat pencapaian mutu pendidikan PAUD Yogyakarta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, dilihat dari pencapaian mutu pendidikan anak usia dini, maka dengan menggunakan Standar Manajemen Kependidikan (SMTK) Minimal serta (SMM), Standar Minimal Tenaga Standar Pelayanan Minimal, lembaga pendidikan anak usia dini di kota Yogyakarta cenderung lebih baik dibanding dengan yang ada di kabupaten Bantul, terutama dalam tenaga kependidikan. Hal ini dapat diketahui dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini sehingga mereka tidak keberatan menitipkan anaknya pada Tempat Penitipan Anak (TPA) maupun Kelompok Bermain (KB) walaupun dengan biaya yang cukup mahal, hal ini didukung juga gencarnya pemerintah mensosialisasikan melalui dinas pendidikan dengan memberikan pelatihan-pelatihan baik untuk pengelola maupun tenaga pendidik pada lembaga PAUD. Penelitian ini dengan penelitian di atas mempunyai persamaan yaitu menggunakan variabel mutu pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini 41 (PAUD) sebagai fokus penelitian. Fokus dari penelitian terdahulu adalah pemetaan mutu pendidikan yang terdapat di propinsi DIY, dimana perbedaan sangat terlihat antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul dalam segi kualitas kependidikan. Kota Yogyakarta dipandang lebih baik dalam mutu kependidikannya, sedangkan dalam penelitian saat ini peneliti memfokuskan penelitian pada peningkatan mutu yang terjadi di PAUD Fatimah, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian kedua, Nanik Irianwati (2013) yang berjudul “Kegiatan Peningkatan Mutu Pusat Sumber Belajar Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal dan Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Dalam bidang pendidikan, penilaian menyangkut seluruh aspek perkembangan anak, yaitu motorik, temperamen, bahasa, kognitif dan sosial emosional. Prinsip penilaian pendidikan anak usia dini antara lain menyeluruh, kebermaknaan. berkesinambungan, Mengetahui dan obyektif, otentik, menindaklanjuti edukatif dan pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai anak. Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Mengetahui efektivitas materi atau konsep pembelajaran, metode, sumber belajar dan media untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran. Mengetahui efektivitas materi atau konsep pembelajaran, metode, sumber belajar & media untuk pencapaian proses & hasil pembelajaran. Prinsip dasar evaluasi perkembangan anak antara lain bermanfaat untuk anak, memiliki tujuan khusus yang jelas, memahami kemungkinan keterbatasan implementasi penilaian dan evaluasi pada anak, 42 sesuai dengan usia anak, terdapat kesesuaian dengan budaya anak, dan bernilai bagi orangtua. Aspek yang dinilai adalah keseluruhan aspek perkembangan anak yang mencakup perkembangan nilai-nilai agama dan moral, kognitif, sosial emosional, bahasa dan fisik-motorik. Penelitian ini dengan penelitian dari Nanik Irianwati mempunyai persamaan yaitu menggunakan variabel mutu pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai fokus penelitian. Fokus dari penelitian terdahulu adalah prinsip penilai, tujuan, prinsip dasar dalam evaluasi perkembangan anak dan aspek yang dinilai dalam mutu pendidikan PAUD, berbeda dengan dalam penelitian saat ini yang memfokuskan penelitian pada peningkatan mutu yang terjadi di PAUD Fatimah, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Menurut Purwanto (2010: 163) penelitian adalah formalisasi dari sebuah proses berpikir untuk memecahkan masalah/cara penemuan kebenaran atau pemecahan masalah yang dilakukan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan karena penelitian bertujuan untuk memahami keunikan. Adapun keunikan itu adalah sebagai berikut: a) PAUD Fatimah mampu meningkatkan mutu pendidikan secara konsisten; b) Sistem pembelajaran yang diterapkan; dan c) Suasana lingkungan sekolah di PAUD Fatimah. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014 : 4) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menyajikan gambaran umum tentang subjek penelitian melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi yang disajikan dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Tujuan penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh makna dan pemahaman budaya subjek penelitian (Purwanto, 2010 : 21). Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif, dimana jenis penelitian tersebut menggambarkan permasalahan yang dikemukakan berdasarkan fakta nyata. Kenyataan yang berpijak pada fakta khusus, 43 44 kemudian diteliti untuk dipecahkan permasalahanannya dan kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Oleh karena itu, penulis akan menggambarkan implementasi peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo. B. Latar Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan di PAUD Fatimah yang berada di Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan kurang lebih 3 bulan terhitung bulan Mei 2015 – Juli 2015. Adapun jadwal rencana penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian No. Jenis Kegiatan Bulan Mei 3 4 1 Menyusun Pedoman wawancara, dokumentasi, dan observasi 2 Wawancara dengan kepala sekolah 3 4 5 Wawancara dengan tenaga administrasi dan managemen Wawancara dengan siswa PAUD Fatimah Observasi lingkungan sekolah dan kegiatan siswa 1 Juni 2 3 x x x x x x 4 1 Juli 2 3 4 5 45 No. Jenis Kegiatan Bulan Mei 3 4 1 Juni 2 3 4 1 Juli 2 3 4 5 6 Wawancara dengan guru 7 Pengumpulan dokumentasi x 8 Verifikasi data x 9 Reduksi data x 10 Penarikan kesimpulan x x x C. Subjek dan Informan Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ialah kepala sekolah, guru dan siswa, karena ketiganya berperan langsung dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan informan yang tidak terlibat dalam aktifitas adalah kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, dan tenaga kependidikan yang lainnya. D. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan data/informasi dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah field research yaitu penulis terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan, sedangkan metode yang digunakan adalah: 46 1. Observasi Observasi merupakan penelitian secara langsung, kegiatan ini secara langsung mencari data ditempat penelitian. Observasi dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data. Melalui observasi memiliki keunggulan dalam hal data yang diperoleh akan lebih lengkap sampai dapat mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku atau gejala yang muncul. Berikut pedoman kriteria pengamatan langsung yang dilaksanakan: Tabel 3.2 Aktivitas Observasi No. Aktivitas Subyek 1. 2. Guru 3. 4. 1. Pembelajaran Siswa 2. 3. Kepemimpinan Administrasi 1. Nilai-nilai agama moral 2. Kognitif 3. Sosial emosional 4. Kualitas lulusan 1. 2. Kepala Sekolah 3. 4. Tata Usaha Hal Yang Diamati Pengelolaan kelas Penggunaan media dan sumber belajar Penggunaa metode pembelajaran Evaluasi atau penilaian pembelajaran 1. 2. 3. 4. Kepribadian Manajerial Sosial Kewirausahaan Kepribadian Professional Sosial Manajerial dan 47 2. Wawancara Teknik ini akan dilaksanakan pada pedoman wawancara (Moleong, 2014: 172). Wawancara adalah proses dalam mendapatkan keterangan yang jelas tentang suatu fenomena yang dicari atau diteliti dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam atau dalam bahasa inggris disebut in-depth interview memiliki arti yang beragam, Proses wawancara dilakukan baik secara lisan maupun tertulis yang bersifat terbimbing sehingga wawancara berlangsung terarah dan dapat menggali informasi yang benar-benar dibutuhkan dan berkaitan dengan obyek penelitian, mengenai pelaksanaan pembinaan termasuk hambatan dan solusi. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang terkait dengan fokus penelitian yang berasal dari sumber utamanya (objek penelitian), seperti dokumen-dokumen, arsip-arsip, modul, artikel, jurnal, brosur, dan sebagainya yang terkait dengan permasalahan yang dikaji (Sudijono, 2005: 36). Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi guna mengutip dan menganalisis data yang telah didokumentasikan di PAUD Fatimah. Selanjutnya melalui dokumentasi data tersebut akan diperoleh informasi yang akurat yang berkaitan dengan judul penelitian mengenai 48 peningkatan mutu pendidikan, profil sekolah serta berbagai prestasi yang telah diraih. Tabel 3.3 Dokumentasi No. Dokumen 1. Profil PAUD Fatimah Unsur yang diamati 1. Letak geografis 2. Sejarah singkat berdirinya PAUD Fatimah 3. Visi dan misi PAUD Fatimah 4. Tujuan PAUD Fatimah 2. Peningkatan SDM 1. Peningkatan SDM siswa 2. Peningkatan SDM guru 3. Struktur organisasi PAUD Fatimah 4. Kurikulum 1. Ketua 2. Pembagian tugas tambahan 1. Penyusunan kurikulum 2. Penjadwalan 3. Perangkat pembelajaran 5. Sarana dan prasarana 1. Inventaris 2. perawatan E. Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan data menunjukkan sejumlahmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengumpulan data sering terjadi perbedaan bahkan pertentangan antara sumber data terhadap data yang diperoleh. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk mencari keabsahan data. Dalam penelitian ini untuk mencari keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan 49 multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data (Mudjia, 2010). Metode yang digunakan untuk pemeriksaan data adalah metode trianggulasi data yaitu dilakukan dengan cara menbandingkan dan mengecek data atau informasi yang diperoleh dari dokumen dengan hasil observasi dan wawancara (Moleong, 2014: 330). Adapun triangulasi data yang dilakukan peneliti di PAUD Fatimah Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dengan cara: a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan guru, b) membandingkan apa yang dikatakan guru yang satu dengan guru yang lain, c) membandingkan keadaan perspektif seorang guru dengan berbagai pendapat guru lain, d) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang ada kaitannya dengan PAUD Fatimah. F. Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif, yang memiliki sifat uraian dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk 50 deskriptif. Analisa data menurut Putera (2012: 1) adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil kesimpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil. Proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif (interactive model of analysis) yang terdiri dari tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (data conclution: drawing/verying) (Miles dan Huberman, 1994: 20). Proses ketiga komponen tersebut merupakan siklus, dimana proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan itu merupakan rangkaian analisis secara berurutan dan saling susul menyusul. Untuk lebih jelasnya, proses analisis tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Mattew B.Milles Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan Akhir Sumber: Milles (1994: 20) 51 Berdasarkan model analisis interaktif tersebut, maka analisis data ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Peneliti datang ke lokasi penelitian untuk keperluan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam rangka mengumpulkan data-data yang terkait dengan masalah penelitian. b) Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya direduksi, dipilahpilah, dan diklarifikasikan secara sistematis untuk kemudian disajikan. c) Data hasil sajian kemudian dianalisis, hasil analisis ini kemudian direduksi agar simpulan yanga diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. d) Setelah diadakan reduksi data, kemudian data disajikan sebagai simpulan akhir dalam bentuk deskriptif atau gambaran yang tentunya juga dilengkapi dengan data-data pendukung untuk kesempurnaan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti halnya yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Agusta, 2009: 10), yaitu sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Terdapat tiga cara dalam mereduksi data, yaitu: a) Seleksi ketat atas data; b) Ringkasan atau uraian singkat; dan c) Menggolongkannya dalam pola yang lebih luas. 52 2. Penyajian Data Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Teks naratif: berbentuk catatan lapangan; dan b) Matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali. 3. Penarikan Kesimpulan Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terusmenerus selama berada di lapangan. Kegiatan bermula dari pengumpulan data, peneliti mulai mencari data-data, mencatat keteraturan pola-pola dalam catatan teori, penjelasan data, konfigurasi, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan penelitian ditangani secara terbuka dan skeptis. Kesimpulan hasil pengamatan kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung, dengan cara: pemikiran ulang selama penulisan berlangsung; tinjauan ulang catatan lapangan, tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubyektif; dan upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum PAUD Fatimah Purbayan a. Letak geografis PAUD Fatimah merupakan sekolah untuk anak usia dini atau TK yang tergolong sekolah berkualitas sangat baik karena sudah terakreditasi A. PAUD Fatimah terletak di jalan Bunga Raya perumahan Tiara Ardi, desa Purbayan, kecamatan Baki, kabupaten Sukoharjo dengan kode pos 57195. Gedung PAUD Fatimah terdiri dari dua kampus yaitu kampus I dan kampus II yang mempunyai luas 950 m2. Sekolah ini telah berdiri sejak 05 Juni 1995 dan pada tahun 2000 telah diterbitkan oleh dinas pendidikan setempat dengan nomor SK pendirian 215/103.31/05/2000. Adapun batas-batas wilayah PAUD Fatimah adalah sebaai berikut: utara jalan perumahan Purbayan, timur dan barat berbatasan langsung dengan perumahan penduduk Purbayan, dan selatan berbatasan dengan kolam renang kora-kora. (18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1) PAUD Fatimah terletak di daerah pedesaan yang berkembang. Pedesaan ini merupakan tempat yang padat penduduk. Mayoritas atau kebanyakan penduduk bekerja sebagai pekerja dan karyawan perusahaan terdekat seperti PT. Tyfontex, PT. Konimex, PT. Batik 53 54 Keris, PT. DanLiris, PT. Ambassador, PT. Sobisco, PT. Panca Bintang dan beberapa perusahaan di wilayah Surakarta. Selain bekerja di perusahaan, penduduk Purbayan juga bekerja sebagai tenaga pengajar dan petani serta wiraswasta. Penduduk Purbayan sangat diuntungkan dengan adanya PAUD Fatimah karena dengan berdirinya sekolah ini, anak-anak mereka dapat belajar tanpa menempuh jarak jauh. Letak strategis dan bermutu. (18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1) b. Sejarah dan latar belakang berdirinya PAUD Fatimah Pada tahun 1995 berdirilah PAUD Fatimah dan disahkan atau diterbitkan di tahun 2000. PAUD Fatimah Purbayan telah didirkan oleh pasangan suami isteri ibu Ria Winanti dan bapak Bambang Trisoelo. Pendirian PAUD Fatimah berawal dari pendirian TK Kanita Tiara. TK Kanita Tiara yang mempunyai banyak murid, kemudian membuka PAD Fatimah gua menampung lebih banyak anak didik. Walaupun dapat menampunglebih banyak, namun kualitas pendidikan sangat diutamakan oleh PAUD ini. Perjuangan ibu Ria Winanti dan bapak Bambang Trisoelo ketika mendirikan TK Kanita Tiara tidak semudah yang dibayangkan. Banyak cobaan telah datang dalam mencapai kesuksesan pendirian TK tersebut, seperti minimnya jumlah murid, belum adanya fasilitas dan belum adanya tempat untuk kegiatan belajar mengajar yang layak. Namun, dengan kegigihan pasangan suami tersebut akhirnya dapat mencapai kesuksesan secara bertahap. 55 Berdasarkan pada kesuksesan yang telah dicapai, ibu Ria Winanti dan bapak Bambang Trisoelo berinisiatif untuk membuka sekolah baru yang diberi nama PAUD Fatimah. Lokasi PAUD Fatimah juga masih di Purbayan, selokasi dengan TK Kanita Tiara. Para orang tua dan wali murid yang telah percaya pada kesuksesan ibu Ria Winanti dan bapak Bambang Trisoelo dalam membimbing anak mereka di TK Kanita Tiara tidak meragukan anak mereka untuk belajar di PAUD Fatimah, sehingga PAUD Fatimah dapat berkembang dan maju sampai sekarang. (18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1) c. Visi, misi dan tujuan PAUD Fatimah 1) Visi: terwujudnya generasi cerdas, taqwa dan berkarakter bangsa. 2) Misi: a) Menanamkan akhalqul karimah dalam kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan menanamkan kemandirian sejak usia dini melalui kegiatan life skill. b) Melatih dan mengembangkan kecerdasan moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. 3) Tujuan: menjadikan anak didik yang bertaqwa, cerdas, trampil dalam era globalisasi.(18 Juni 2015: CL/D-01/L-4.1) d. Struktur oraganisasi PAUD Fatimah PAUD Fatimah merupakan sekolah yang telah mempunyai struktur organisasi yang berjalan sesuai dengan tugas masing-masing. Hal ini dapat dilihat pada gambar struktur organisasi sebagai berikut: 56 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PAUD Fatimah Purbayan Kepala Yayasan Bambang trisoelo, MBA Kepala Sekolah Ria winanti S.Pd, M.Pd Guru AI Guru A II Guru BI Guru B II Guru Bantu Nita widiastuti Keshinta w. Luluk artomi Diyah s. Purwanti Fitri utami Istiqomah Sholekah s. Aryuni Ira utami Tutik driyanti Siswa Sumber: Dokumentasi PAUD Fatimah 2014/2015 (dikutip tanggal 18 Juni 2015: CL/D01/L-4.1). e. Keadaan guru dan siswa 1) Guru Guru merupakan peran penting guna memajukan sekolah. Guru dikatakan bermutu apabila mampu mengantarkan siswanya untuk maju dan berkembang serta berkualitas atau bermutu sesuai dengan visi, misi dan tujuan didirakannya sekolah PAUD Fatimah. 57 Adapun guru di PAUD Fatimah adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Guru PAUD Fatimah Purbayan No Nama Jabatan 1 Bambang trisoelo, MBA 2 Ria winanti S.Pd, M.Pd 4 5 6 7 Nita widiastuti Luluk artomi, S. Pdi Purwanti, S. Pd Istiqomah, S. Pd Aryuni, S. Pdi Kepala Yayasan Kepala Sekolah Guru Guru Guru Guru Guru 8 Keshinta windiastuti Guru 9 Ira utami Guru 10 Fitri utami Guru 11 Sholekah setiyaningrum Guru 12 Dian putri lestari Guru 13 14 Diyah Sardiyani Tutik Driyanti Guru Guru Lulusan Management Bisnis Teknologi Pembelajaran PGTK Pend. Agama Islam Akuntansi PAUD Pend. Agama Islam PGTK TADIKA PURI Multimedia SMK N 7 Surakarta PAUD PGTK TADIKA PURI PGTK TADIKA PURI Akuntansi Pend. Agama Islam Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 (dikutip tanggal 30 Juli 2015: CL/D-05/L-4.5) Organisasi sekolah juga menjadi bagian dari kesuksesan sekolah guna mencapai mutun pendidikan yang diharapkan. Dalam penyelenggaraan berorganisasi terdapat tugas masing-masing yang sesuai dengan keahlian, dapat dilihat sesuai tabel di bawah ini: 58 Tabel 4.2 Data Guru PAUD Fatimah Purbayan No. Nama Jabatan 1. Keshinta Windiastuti Administrasi 2. Dian putri lestari Administrasi 3. Keshinta windiastuti Sarana dan Prasarana 4. Ira utami Tata Usaha 5. Fitri utami Sholekah setiyaningrum Bendahara 6. 7. Yuni UKS Ketertiban dan Keindahan sekolah Lulusan PGTK TADIKA PURI PGTK TADIKA PURI PGTK Multimedia SMK N 7 Surakarta PAUD PGTK TADIKA PURI Pend. Agama Islam IAIN Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 (dikutip tanggal 30 Juli 2015: CL/D-05/L-4.5) 2) Siswa Siswa merupakan anak didik yang akan diberikan ilmu serta akan menjadi lulusan yang bermutu etelah lulus dari PAUD Fatimah. Diketahui dari tahun ke tahun jumlah siswa di PAUD Fatimah telah mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena tingkat kepercayaan masyarakat kepada PAUD Fatimah cukup tinggi. Tidak diragukan siswa yang lulus telah mendapatkan pengalaman serta keahlian di bidang ilmu pengetahuan serta agama. Untuk mengetahui jumlah siswa PAUD Fatimah, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 59 Tabel 4.3 Data Siswa PAUD Fatimah Purbayan Laki-laki Perempuan A B 20 20 24 29 Jumlah Keseluruhan Siswa 44 49 Jumlah 40 53 93 A B Jumlah 30 32 62 33 37 70 63 69 132 Kelompok Full Day Reguler Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 (dikutip tanggal 30 Juli 2015: CL/D-05/L-4.5) 3) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sesuatu yang ikut serta membantu guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di PAUD Fatimah terdapat sarana dan prasarana yang memadai seperti terlihat pada tabeldi bawah ini: Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana PAUD Fatimah Purbayan No 1. 2. 3. 4. Volume Jml Satuan Keterangan / Ukuran 18 Set Kondisi Baik 4 Set Kondisi Baik 13 Buah Kondisi Baik 219 Set/buah Kondisi Baik Nama Barang Buku – buku pegangan Guru PAUD Kaset dan VCD pegangan Guru PAUD Alat Bermain Di Luar Ruangan Alat Bermain Di Dalam Ruangan Sumber : Data Sekolah PAUD Fatimah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 (dikutip tanggal 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) 60 2. Peningkatan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah, Purbayan, Baki, Sukoharjo a. Pembelajaran guru 1) Pengelolaan kelas Di dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkadang selalu saja ada hambatan atau halangan yang dialami. Hal tersebut dapat menghambat kinerja guru, Berikut ini adalah hasil penelitian yang diperoleh peneliti melalui wawancara mendalam kepada informan terlibat atau subjek dalam hal ini adalah guru PAUD Fatimah mengenai pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran dan evaluasi atau penilaian pembelajaran. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan informan yang peroleh dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015 yang bertempat di ruang kelas PAUD Fatimah adalah sebagai berikut: “Memberikan stimulasi berbagai aspek demi menumbuhkan perkembangan anak. Menenangkan suasana kelas sehingga terjadi interaksi yang kondusif antara guru dan anak didik. Menggunakan media yang bisa merangsang perhatian anak sehingga materi yang akan diajarkan menyenangkan anak-anak...”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Stimulasi pada anak menjadi wajar dilakukan oleh setiap guru, guna memberikan wawasan maupun pandangan bagi setiap anak. Pengendalian kelas supaya kondusif menjadi prioritas utama 61 pembelajaran dalam memberikan ilmu pengetahuan peserta didik. Peneliti juga memberikan pertanyaan yang sama kepada Ibu Tutik Daryanti, S.Pd, dan jawaban informan adalah sebagai berikut: “Dengan metode bercerita, menggunakan media Alat Permainan Edukatif (APE) sesuai dengan tema”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2015: CL/W04/L-2.4) Bercerita dan penggunaan media atau alat bantu ajar menjadi kewajiban bagi setiap guru, karena sesuai dengan kemampuan anak diusianya yang masih belia, media tersebut yang menjadi mudah mereka tangkap dan pahami. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. sebagai berikut: “Dalam memberikan materi yaitu dengan menggunakan media atau alat bantu pembelajaran yaitu alat permainan edukatif seperti gambar, benda tiga dimensi atau benda lain yang sesuai dengan tema pembelajaran...”. (hasil wawancara dengan ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2015: CL/W-04/L2.4) Dari wawancara di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dengan media bercerita merupakan salah satu langkahlangkah yang digunakan dalam memberikan materi ajar khususnya menggunakan media atau alat bantu APE. Hal ini dirasa sangat efektif dalam memudahkan siswa untuk memahami materi ajar sekaligus guna meningkatkan mutu pendidikan anak. Lingkungan kelas sebagai tempat belajar siswa menjadi tempat yang perlu diperhatikan, sehingga perlu adanya langkahlangkah dalam pengelolaannya. Hasil wawancara selanjutnya 62 dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd mengenai langkah guru dalam mengelola kelas ketika proses KBM berlangsung: “Pengelolaan kelas berpusat pada anak, anak memiliki sendiri kegiatan, memberikan kesempatan untuk bermain aktif dan menggunakan alat permainan yang edukatif”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Pengelolaan terpusat yang dimaksud adalah pengelolaan memfokuskan pada satu objek, dimana objek tersebut adalah peserta didik. Member kebebasan dan terkontrol bagi anak selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sehingga dapat memberikan rasa percaya diri dan bertanggungjawab bagi setiap anak. Sedangkan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd memberikan jawaban yang berbeda, yaitu: “Pijakan lingkungan, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan setelah main”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Pijakan tersebut diberikan sebagai batasan dan aturan dalam semua kegiatan anak didik, Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. juga menyatakan hal yang berbeda tentang pengelolaan kelas. Jawaban yang disampaikan oleh adalah: “Memfokuskan anak pada materi ajar dengan APE. Pendekatan kepada anak yang kurang fokus. Cara mengajar yang tidak monoton”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Menurut Ibu Diyah Sardiyani langkah-langkah pengelolaan kelas diutarakan secara luas, dari segi materi ajar, penggunaan APE, pendekatan yang diberikan pada anak yang kurang fokus, dan 63 cara mengajar guru. Hal tersebut menunjukkan adanya perhatian lebih dari guru untuk para anak didik dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa langkah guru dalam mengelola kelas ketika proses KBM berlangsung yaitu dengan menggunakan APE dinilai sangat efektif. Selain itu, siswa juga dapat lebih aktif dan atraktif dalam mengikuti segala permintaan guru. Penggunaan APE selama ini selalu digunakan dan diupayakan dalam setiap materi pembelajaran, sehingga apa yang guru dapat dari berbagai pelatihan dapat disalurkan didalamnya. Selain itu pendekatan-pendekatan juga sering dilakukan dalam menangani siswa yang kurang fokus bahkan tifak memperhatikan instruksi guru dan menghindari cara mengajar yang monoton. Begitu juga dengan adanya APE yang semakin banyak dan berkembang dapat mengurangi pembelajaran yang monoton. Pembelajaran dianggap berhasil jika anak didik mengerti atau paham bahkan dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru. Pada kesempatan yang sama Ibu Luluk Artomi, S.Pd memberikan jawaban tentang penguasan materi ajar yang dianggap sempurna oleh para guru adalah: “Bila anak sudah memiliki tanggungjawab serta kerjasama dan memiliki kepedulian kepada teman yang lain. Bila anak sudah bisa mempraktekkan yang diajarkan dan melaksanakan pembiasaanpembiasaan yang baik”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) 64 Sehingga apa yang dimaksud dengan penguasaan materi ajar adalah rasa tanggungjawab yang dimiliki setiap anak, dapat berkerjasama dan peduli pada teman serta dapat mempraktekkan apa yang telah mereka terima sebagai kebaikan. Ibu Tutik Daryanti, S.Pd menyatakan bahwa kemampuan guru yang dikatakan telah menguasai materi adalah: “Mampu menerangkan materi kepada anak dan anak pun juga paham/mengerti”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Sedangkan dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan bahwa guru dengan penguasaan materi yang baik adalah: “Seorang guru dinyatakan telah menguasai bahan ajar, jika telah banyak berperan penting dalam meningkatkan pemahaman anak didik”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru yang telah menguasai materi ajar di kelas dapat dilihat dari siswa yang mampu atau dapat memahami materi ajar. Selain itu, siswa juga dapat mempraktekkan apa yang telah dicontohkan oleh guru sebagai hal kebaikan. Ini merupakan cara untuk mengetahui apakah guru sudah mampu dalam memahami dan menguasai materi ajar ketika proses KBM sedang berlangsung. 65 2) Penggunaan media dan sumber belajar Pemanfaatan media dan sumber belajar bagi anak didik diperlukan bahkan dirasa wajib untuk meningkatkan pemahaman anak. Informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd tentang efektifkah guru dalam memanfaatkan media sumber belajar: “Media sangat efektif dimanfaatkan agar proses KBM bisa berjalan dengan tenang, menarik minat, menyenangkan, dan suasana berjalan kondusif”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Secara nyata media belajar dan sumber belajar bermanfaat dalam berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Menurut Ibu Tutik Daryanti, S.Pd bahwa kefektifan guru dalam memanfaatkan media adalah: “Seefektif mungkin karena anak akan sulit memahami jika tidak menggunakan media”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Pernyataan tersebut menunjukkan ketergantungan anak pada media atau alat bantu belajar, namun hal tersebut wajar bagi anak diusia dini. Sedangkan dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan bahwa kefektifan guru dalam memanfaatkan media dalam prakteknya adalah: “Sangatlah efektif dan dapat mempercepat anak-anak dalam memahami, selain itu kami sebagai guru sangat terbantu dengan adanya media tersebut”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) 66 Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru telah menggunaan media yang dinilai sangat efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat membantu guru memudahkan siswa untuk lebih cepat memahami materi ajar. Media dan sumber belajar yang digunakan juga sangat membantu guru dalam memberikan materi ajar karena dinilai lebih efektif dan efisien serta praktis dalam pemanfaatannya. Sumber belajar yang semakin mudah didapat sepertihalnya sumber dari internet semakin memperbanyak pengetahuan dan sumber materi ajar bagi guru Ruang kelas sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi faktor pendukung kelangsungan kegiatan pendidikan, sekaligus ditambah dengan adanya media belajar yang semakin mendukung. Hasil wawancara mengenai situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar adalah dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd yang meyatakan bahwa: “Anak-anak antusias memperhatikan dan anak-anak menjadi tertarik untuk mencoba hal-hal yang baru”. (Wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd, guru PAUD Fatimah, Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Antusiasme anak didik dalam mengikuti materi ajar di kelas semakin mudah diikuti dengan penggunaan media ajar oleh guru. Menurut Ibu Tutik Daryanti, S.Pd bahwa penggunaan media ajar yang menarik adalah: 67 “Tenang semua memperhatikan dan antusias”. (Wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd, guru PAUD Fatimah, Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Dengan adanya media ajar diperoleh ketenangan dan perhatian lebih dari para siswanya, seperti halnya menurut pendapat dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. yang menyatakan bahwa penggunaan media ajar yang menarik dalam prakteknya adalah: “Anak-anak lebih fokus walau tidak semuanya, setidaknya anakanak terus mengikuti peragaan dari para guru”. (Wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd, guru PAUD Fatimah, Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dan fokus ketika guru menggunakan media ajar. Namun, guru juga mencoba mempraktekkan supaya siswa lebih tertarik. Oleh sebab itu, penggunaan media sangat membantu guru untuk menarik siswa untuk lebih fokus dan aktif dalam belajar. Dengan adanya media ajar tersebut juga dapat menarik siswa untuk mencoba hal-hal yang baru, sebagaimana siswa belum pernah mengalaminya. 3) Penggunaan metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, sehingga penggunaan metode tersebut haruslah sesuai dengan atuan-aturan maupun jalan yang telah diatur. Dalam kaitannya tentang metode pembelajaran, peneliti memberikan pertanyaan tentang penanganan siswa yang 68 kurang fokus ketika KBM berlangsung, Ibu Luluk Artomi, S.Pd memiliki jawaban sebagai berikut: “…. dengan pendekatan, memberikan perhatian, pengertian, memberikan media atau permainan yang bisa menghasilkan pemahaman pada anak, sehingga secara bertahap bisa fokus dan mengembangkan imajinasinya”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Imajinasi anak dapat berkembang dengan adanya perhatiannya akan materi ajar, sehingga jika fokus anak-anak terganggu perlu adanya pendekatan, perhatian, pengertian dan penggunaan media pembelajaran yang efektif. Menurut Ibu Tutik Daryanti, S.Pd bahwa penanganan siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung adalah: “Memberikan media yang menarik, memberikan perhatian, memberikan reward”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Menurut Ibu Tutik Daryanti pemberian reward atau penghargaan sebagai salah satu faktor penyemangat siswa dalam kegiatan belajar. Sedangkan menurut pendapat dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan bahwa: “Pendekatan menjadi langkah awal yang dilanjutkan dengan memberikan pengertian, yang dapat menghasilkan pemahaman pada anak”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan sebagai awal dari tindakan guru untuk mengajak siswa dalam mengikuti materi pembelajaran. Selain itu ada penggunaan media dan memberikan permainan yang 69 dapat mendukung pembelajaran, semua itu dimaksudkan untuk mengurangi jumlah siswa yang kurang fokus saat belajar. Guru bersama-sama dengan orangtua sebagai motivator terdepan dalam peningktan mutu pendidikan anak, sehingga motivasi berperan penting dalam kelanjutan pendidikan mereka. Berikut pertanyaan mengenai langkah-langkah guru untuk memotivasi siswa supaya lebih aktif di kelas, menurut Ibu Luluk Artomi, S.Pd, adalah: “……. guru menggunakan pendekatan tematik yang berdasarkan pada minat dan kebutuhan anak. Membantu dan mengembangkan daya pikir anak. Menghubungkan pengalaman-pengalaman anak sehingga termotivasi untuk belajar. Memberikan pertanyaan seperti apa yang diketahui anak, apa yang ingin diketahui dan apa yang telah dipelajari anak”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Sedangkan menurut pendapat Ibu Tutik Daryanti, S.Pd bahwa langkah-langkah guru dalam memotivasi siswa adalah: “Memberikan berbagai pertanyaan sehingga anak termotivasi untuk menjawab. Mengungkapkan yang dia ketahui, bercerita menggunakan media yang menarik”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Pendapat lain dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan bahwa: “Memberikan tantangan yang dapat menimbulkan rasa ingin melakukan dan bersaing dengan teman-temannya”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Berdasarkan pada penyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru yang telah menyatakan bahwa cara 70 memotivasi siswa dan adanya tantangan atau kompetisi untuk lebih aktif yaitu dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa. Sehingga siswa akan berebut untuk menjawab, walau demikian bobot pertanyaan harus selalu dijaga denga maksud untuk memancing anak dalam menjawab. Alat bantu dalam pembelajaran juga memiliki peran penting dalam meningkatkan keaktifan anak, karena anak masih memiliki jiwa bermain yang tinggi. 4) Evaluasi atau penilaian pembelajaran Evaluasi dan penilaian adalah tugas penting para guru diakhir materi atau pembelajaran, dimana setiap guru harus memiliki catatan khusus untuk disampaikan. Berikut ini hasil wawancara mengenai bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar siswa, berdasarkan pernyataan dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd, adalah: “Dengan cara melalui evaluasi untuk memantau kemajuan dan perkembangan anak, membandingkan perkembangan anak saat ini dan sebelumnya serta menulis laporan perkembangan anak”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Menulis laporan perkembangan anak sebagai pengumpulan data terpenting dalam evaluasi kegiatan anak selama proses pembelajaran berlangsung. Sama halnya dengan pendapat Ibu Tutik Daryanti, S.Pd sebagai guru kelas di PAUD Fatimah, yaitu: “Dengan evaluasi …..”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) 71 Sedangkan menurut jawaban dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. kurang lebih memiliki jawaban yang sama, yaitu: “Evaluasi diakhir pelajaran sampai dengan evaluasi tahunan, hal tersebut yang selalu dilakukan oleh setiap guru yang mengajar”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara berkala, pemantauan setiap waktu dan pencatatan laporan perkembangan anak selama satu periode penuh merupakan cara yang efektif dan sekaligus menjadi bahan pengambilan nilai bagi setiap siswa PAUD Fatimah. Mengenai cara guru memberikan penilaian atau evaluasi kepada siswa, Ibu Luluk Artomi, S.Pd memberikan keterangannya sebagai berikut: “Menulis laporan yang menggambarkan perilaku sehari-hari disekolah yang mencakup narasi tentang berbagai aspek perkembangan dan kemajuan anak”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Laporan perkembangan anak yang mencakup narasi tentang banyak aspek dari perkembangan dan kemajuan anak menjadikan alat bantu guru dalam memberikan evaluasi dan penilaian. Menurut Ibu Tutik Daryanti, S.Pd cara guru memberikan penilaian atau evaluasi kepada siswa adalah: “Dengan pengamatan hasil karya tanya jawab”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) 72 Selain penulisan laporan perkembangan anak guru juga mengamati hasil karya siswa, dimana dari siswa belum mengetahui sampai dengan siswa paham dan dapat berkarya adalah suatu pencapaian lebih bagi siswa tersebut. Sedangkan menurut pendapat dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd: “Penulisan laporan, dengan hal tersebut akan dapat menilai maupun mengevaluasi peserta didik kami”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L2.4) Sama halnya dengan pendapat sebelumnya, laporan perkembangan anak adalah alat terpenting dalam mengetahui perkembangan siswa. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian atau evaluasi kepada siswa dapat digunakan dengan cara menulis laporan perkembangan dan metode pengamatan. Penulisan laporan akan lebih memudahkan guru dan juga orang tua siswa untuk mengetahui perkembangan siswa, sedangkan penilaian dari hasil karya siswa adalah sebagai faktor pendukung dalam menyimpulkan atau mengevalasi hasil belajar siswa. Selanjutnya hasil wawancara terakhir yang membahas tentang evaluasi dan penilaian pembelajaran yang disampaikan oleh Ibu Luluk Artomi, S.Pd, mengenai apa yang dilakukan guru untuk mencapai pendidikan yang bermutu. Berikut jawabannya: “Guru diharapkan memiliki kualifikasi khusus. Guru harus terus menimba ilmu dan mempelajari cara membelajarkan anak yang sesuai dengan kaidah agama Islam. Guru harus memiliki 73 kompetensi pedagogik, kepribadian professional dan sosial”. (hasil wawancara dengan Ibu Luluk Artomi, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa banyak kualifikasi khusus bagi guru untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, diantaranya guru harus terus belajar serta mengikuti pelatihan-pelatihan, memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian professional dan sosial. Menurut Ibu Tutik Daryanti, S.Pd bahwa yang dilakukan guru untuk mencapai pendidikan yang bermutu dan terjamin adalah: “Menanamkan karakter yang baik pada anak, memberikan ilmu/materi sesuai dengan ilmu pedagogik dan sesuai dengan umur”. (hasil wawancara dengan Ibu Tutik Daryanti, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Penanaman karakter sejak usia dini adalah salah satu tingkatan dalam meningkatkan mutu pendidikan pada anak, dengan memiliki karakter manjadikan anak lebih berani dan berkarya dalam kebaikan. Menurut pendapat dari Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd. menyatakan bahwa: “Harus terus menimba ilmu dan mempelajari cara membelajarkan anak yang sesuai dengan kaidah agama Islam”. (hasil wawancara dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd pada hari Selasa 7 Juli 2015: CL/W-04/L-2.4) Menurut Ibu Diyah Sardiyani pencapaian mutu pendidikan dan kualitas pendidikan adalah mengajarkan anak didik dengan kaidah agama Islam. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pendidikan yang 74 bermutu, maka guru menggunakan metode penanaman karakter kepada siswa dan menguasai materi ajar. Penanaman karakter ini juga sesuai dengan kaidah Islam. Hal ini mampu membantu guru untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan baik bagi siswa maupun sekolah. b. Pembelajaran siswa Hasil wawancara dengan siswa, dimana dari 10 siswa yang berkesempatan untuk dilakukan wawancara menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Wawancara yang dilaksanakan pada hari Selasa 9 Juni 2015, menitik beratkan pada nilai-nilai agama dan moral, kognitif, sosial emosional, dan kualitas lulusan. Berikut hasil wawancara yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini: 1) Nilai-nilai agama dan moral Nilai-nilai agama dan moral sebagai dasar penanaman karskter pada siswa, berkenaan dengan hal tersebut sholat lima waktu sebagai pondasi dasar dari perilaku manusia. Berdasarkan hal tersebut siswa diberikan pertanyaan mengenai sholat lima waktu dengan tiga pilihan jawaban, dimana siswa dapat menjawab dengan “sudah”, “kadang-kadang” dan “belum”. Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa PAUD Fatimah mayoritas memiliki jawaban sudah mampu melaksanakan sholat lima waktu. Mereka telah dididik oleh para guru di sekolah dengan baik, sehingga mereka dapat menerapkan 75 ajaran tersebut baik di sekolah maupun di rumah. Akan tetapi, selain guru, orang tua juga ikut andil dalam mendidik anak mereka agar dapat melaksanakan sholat lima waktu dengan baik. Dari segi mutu pendidikan hal ini sangat dibutuhkan oleh pihak sekolah demi kemajuan bersama. (hasil wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W-05/L-2.5) Hasil wawancara kompetensi kepribadian selanjutnya yaitu mengenai kemauan siswa jika diperintah oleh guru, sebagai contoh untuk bernyanyi di depan kelas. Peneliti mendapatkan jawaban dari siswa bahwa manyoritas siswa memberikan jawaban “mau” untuk melakukan/melaksanakan perintah dari Ibu guru. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa PAUD Fatimah mampu dan mau melaksanakan perintah gurunya untuk bernyanyi di depan kelas. Dari keaktifan siswa ini dapat diketahui bahwa siswa-siswa tersebut mampu beradabtasi dengan cepat, sehingga mereka berani untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam bernyanyi. Namun, siswa yang kadang-kadang mau bernyanyi dan yang tidak mau bernyanyi. Mereka dirasa kurang aktif di kelas, sehingga guru lebih mengajak dan mendekati siswa tersebut dengan sabar dan tekun. Guru yang memberikan perintah atau ajakan kepada siswa untuk menjalankan perintahnya seperti bernyanyi, menggambar, serta menulis dan siswa mampu melaksanakannya dengan baik 76 merupakan salah satu cara untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih baik. 2) Kognitif Berikutnya, hasil analisa mengenai kompetensi kognitif anak dalam berhitung dari 1 sampai dengan 20. Hasil analisa menunjukkan bahwa siswa sudah lancar dalam berhitung. Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa sudah lancar berhitung dari angka 1 sampai dengan 20. Siswa telah lancar dalam berhitung menunjukkan bahwa siswa telah menguasai ilmu berhitung. Hal tersebut dapat menujukkan bahwa kualitas atau mutu pendidikan di dalam PAUD Fatimah baik. Karena dengan adanya siswa yang mahir dalam berhitung maka guru di sekolah tersebut dirasa cukup berhasil dalam mencapai mutu pendidikan walu hal tersebut masih terhitung hal mendasar. Kelengkapan alat bantu mengajar juga menjadi sorotan dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan, hal tersebut tercermin dari hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti di PAUD Fatimah. (hasil wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W05/L-2.5 dan dokumentasi lembar daftar siswa pada hari Kamis, 30 Juli 2015: CL/D-04/L-4.4) 77 3) Sosial emosional Mengenai kompetensi emosional, anak diberikan pertanyaan tentang perasaan atau suasana selama belajar di PAUD Fatimah. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa menyatakan menyenangkan selama belajar dan bermain di PAUD Fatimah. Hasil wawancara dapat menjadi kesimpulan, bahwa pihak sekolah memberikan pelayanan yang baik kepada siswa sehingga dapat membantu dalam mencapai mutu. Selain itu siswa merasa senang belajar di PAUD Fatimah, dengan adanya alat bantu belajar maupun sarana dan prasarana yang ada di sekolah. (hasil wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W05/L-2.5) 4) Kualitas lulusan Kompetensi kualitas lulusan, dalam hal ini peneliti menilai dari hasil belajar siswa selama belajar dan bermain di PAUD Fatmah. Dari pertanyaan tersebut, mayoritas siswa menjawab selalu memiliki nilai yang lebih, bahkan ada beberapa anak yang lantang dengan menjawab “Saya selalu mendapat nilai A!!”. (hasil wawancara dengan siswa pada hari Selasa, 9 Juni 2015: CL/W05/L-2.5) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa siswa PAUD Fatimah medapatkan nilai yang baik. Ini dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Nilai yang 78 baik ini dapat mengantarkan siswa menuju sekolah yang lebih baik yaitu dengan memberikan modal keterampilan dan tentunya siswa memiliki mutu pendidikan yang baik. c. Kepemimpinan kepala sekolah 1) Kepribadian Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan dalam kantor PAUD Fatimah dimana bertepatan pada hari Selasa 26 Mei 2015. Pada kompetensi kepribadian terdapat tiga pembahasan, pertama, mengenai akhlak mulia yang ditunjukkan kepala sekolah. Jawaban yang diutarakan oleh Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd adalah sebagai berikut: “Dengan memberikan contoh, perilaku, sikap yang terpuji, datang lebih awal, menyapa guru dan melayani semua pihak”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa dengan memberikan contoh, perilaku, sikap yang terpuji, datang lebih awal, menyapa guru dan melayani semua pihak merupakan hal yang menunjukkan sikap akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD. Hasil wawancara yang kedua, berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah di PAUD Fatimah. “Selalu sabar, membuka diri dan wawasan dengan guru, wali murid, masyarakat dan kedinasan”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) 79 Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa selalu sabar, membuka diri dan wawasan dengan guru, wali murid, masyarakat dan kedinasan merupakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah PAUD. Dari hal tersebut memberikan kedekatan antara guru dengan kepala sekolah, sehingga kolaborasi diantara mereka dapat mewujudkan tujuan sekolah. Sedangkan selanjutnya mengenai pengendalian diri dalam menghadapi masalah yang ada, berikut ini adalah jawaban informan: “Dengan cara bersabar, mengendalikan emosi, mengutamakan diskusi dengan guru”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa dengan cara bersabar, mengendalikan emosi, mengutamakan diskusi dengan guru merupakan cara pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD. Hal terebut tidak terlepas dari kerjasama antara kepala sekolah dengan guru-guru yang ada. 2) Manajerial Kompetensi manajerial, pada kompetensi ini terdapat dua pembahasan. Pertama, untuk menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi 80 pembelajaran anak usia dini, yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah adalah: “Dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat dasar, lanjut seminar, dan penambahan pengetahuan”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat dasar, lanjut seminar, dan penambahan pengetahuan maka kepala sekolah satuan/program dapat PAUD menciptakan yang kondusif budaya dan iklim dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini. Pembahasan selanjutnya, mengenai kepala sekolah dalam mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. “Kepala sekolah mampu mengelola guru dan administrasi PAUD dengan cara diadakannya rapat, kajian, mengikuti diklat, kegiatan gugus, serta KKG”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa kepala sekolah mampu mengelola guru dan administrasi PAUD dengan cara diadakannya rapat, kajian, mengikuti diklat, kegiatan gugus, serta KKG dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 3) Sosial Berdasarkan pada kompetensi sosial, terdapat empat pembahasan yang perlu di tanyakan terhadap Ibu kepala sekolah. 81 Pertama, mengenai pengelolaan hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah. Berikut jawaban yang disampaikan oleh Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd: “Semua itu dapat dilakukan dengan adanya parenting. Dengan adanya kegiatan ini maka orang tua mendapatkan pengetahuan sesuai dengan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua. Orang tua mengetahui dan memahami Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa dengan adanya parenting, kepala sekolah mampu mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah. Dengan adanya kegiatan ini maka orang tua mendapatkan pengetahuan sesuai dengan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua. Orang tua mengetahui dan memahami Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) Kedua, mengenai pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD, dimana hal tersebut telah lama ada di PAUD Fatimah: “Kepala sekolah memotivasi guru untuk mencintai Informasi Teknologi (IT). Hal ini akan direalisasikan di PAUD Fatimah yaitu akan dipasang internet guna menunjang kegiatan sekolah di tahun ini”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) 82 Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa kepala sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD yaitu dengan cara memotivasi guru untuk mencintai Informasi Teknologi (IT). Selanjutnya, dalam melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah, berikut jawaban dari Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd: “Semua itu dapat dilakukan dengan adanya pelaporan kepada ketua yayasan secara langsung dan periodik. Adanya rencana, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa kepala sekolah melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya dilakukan dengan adanya pelaporan kepada ketua yayasan secara langsung dan periodik. Adanya rencana, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Dimana tindak lanjut terus dilakukan dengan adanya perbaikan jika terdapat kesalahan. Selanjutnya mengenai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial dari seoarang kepala sekolah, berikut jawaban dari Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd: 83 “Kepala sekolah mengadakan peduli sosial bencana, menjenguk teman atau guru yang sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan iuran bersama. Selain itu, diadakan juga koperasi PAUD”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa kepala sekolah dalam memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial yaitu dengan mengadakan peduli sosial bencana, menjenguk teman atau guru yang sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan iuran bersama. Selain itu, diadakan juga koperasi PAUD. Dari sekian kepekaan kepala sekolah tersebut, adanya inovasi-inovasi terbaru yang harus terus dimiliki menjadi catatan positif bagi kemajuan mutu pendidikan. 4) Kewirausahaan Pada kompetensi kewirausahaan penulis hanya memfokuskan pada tindakan kepala sekolah dalam keberhasilan program PAUD. Kerja keras untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif, menurut Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd adalah sebagai berikut: “Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan membuka diri dan saling memberi masukan. Selain itu, meningkatkan kompetensi dan kualitas diri juga penting untuk dilaksanakan……”. (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari Selasa, 26 Mei 2015: CL/W-01/L-2.1) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan membuka diri dan saling memberi masukan antara guru dan 84 kepala sekolah atau bahkan dengan staff sekolah. Selain itu, meningkatkan kompetensi dan kualitas diri juga penting untuk dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif, hal tersebut tercermin dengan adanya memberikan kesempatan bagi guru dalam mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar dan lain sebagainya. d. Administrasi manajemen 1) Kepribadian Pada hari Rabu 3 Juni 2015 peneliti berkesempatan untuk mewawancarai seorang tenaga administrasi yaitu dengan saudari Keshinta Windiastuti, dikantor PAUD Fatimah. Terdapat dua pembahasan yang berhubungan dengan kompetensi kepribadian bagi tenaga administrasi manajemen. Tenaga administrasi dan manajemen bertindak konsisten dengan nilai dan keyakinannya, berikut adalah jawaban dari informan: “Tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam untuk bertindak konsisten dengan nilai dan keyakinannya. 85 Pembahasan kedua, mengenai etos kerja yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi dan manajemen di sekolah, menurut Keshinta Windiastuti menyatakan bahwa: “Yang harus dimiliki yaitu ramah, sopan, berkomunikasi dengan baik, professional terhadap pekerjaan yang telah diberikan serta bertanggung jawab”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa etos kerja yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi dan manajemen di sekolah yaitu ramah, sopan, berkomunikasi dengan baik antar kepala sekolah dan para guru/tenaga pendidik, professional terhadap pekerjaan yang telah diberikan serta bertanggung jawab yang diembankan kepadanya dapat dijalankan dengan baik dan amanah. 2) Professional Kompetensi professional, pada penelitian ini memiliki tiga pembahasan utama. Dimana yang pertama, mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi dengan pendidikan, berikut jawaban yang disampaikan oleh Keshinta Windiastuti: “Sebagian teknologi informasi dalam sistem pendidikan sudah dengan komputerisasi akan tetapi sebagian juga masih manual”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa tenaga adminitrasi dan manajemen telah mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi 86 pendidikan secara nyata, namun masih sebatas kemampuan para tenaga ahli. Dimana sebagian teknologi informasi dalam sistem pendidikan sudah dikerjakan dengan komputerisasi, dan sebagian kecil masih dikerjakan secara manual. Kedua, mengenai tenaga administrasi dan manajemen dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Berikut ini adalah jawaban dari Keshinta Windiastuti: “Dengan cara merawat, menjaga, menyimpan kembali sarana dan prasarana pendidikan setelah selesai digunakan”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa tenaga administrasi dan manajemen memiliki tanggungjawab dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara optimal dengan cara merawat, menjaga, menyimpan kembali sarana dan prasarana pendidikan setelah selesai digunakan. Selain itu bagi para guru tentunya juga memiliki tanggungjawab yang sama. Selanjutnya upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. Berikut hal yang dilakukan oleh Keshinta Windiastuti dalam kinerjanya: “Upaya yang dilakukan adalah dengan cara mencatat di dalam buku keuangan. Mempunyai tanda bukti penyerahan dan penerimaan uang. Setiap hari melaporkan uang masuk dan keluar”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) 87 Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien dengan cara mencatat di dalam buku keuangan. Mempunyai tanda bukti penyerahan dan penerimaan uang. Setiap hari melaporkan uang masuk dan keluar, hal tersebut dirasa wajib dan pasti dikerjakan oleh setiap pelaku administrasi. 3) Sosial Berdasarkan pada kompetensi sosial, peneliti memberikan tiga pembahasan kepada informan. Pertama yang diberikan adalah peran tenaga administrasi dan manajemen dalam menjalin kerjasama dengan seluruh guru/tenaga pendidik dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja dan pelayanan. Menurut pendapa dari saudari Keshinta Windiastuti: “Peran tenaga administrasi dan manajemen yaitu berkomunikasi dengan semua pendidik tentang informasi yang diterima. Membantu para pendidik dan seluruh satuan pendidikan apabila membutuhkan bantuan ketika meminta atau mencari data sekolah”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan di atas, maka dapat diketahui bahwa peran tenaga administrasi dan manajemen dalam menjalin kerjasama dengan seluruh guru/tenaga pendidik guna meningkatkan kinerja dan pelayanan yaitu berkomunikasi dengan semua pendidik tentang informasi yang diterima, baik informasi 88 dari luar PAUD maupun dari PAUD sendiri. Membantu para pendidik dan seluruh satuan pendidikan apabila membutuhkan bantuan ketika meminta atau mencari data sekolah. Karena setiap guru maupun satuan pendidikan akan membutuhkan sesuatu yang berkaitan dengan PAUD Fatimah, selama mengabdi dan menjalankan tugasnya di PAUD Fatimah. Yang kedua, dalam hal sosial pada tenaga administrasi dan manajemen. Berikut jawaban dari saudari Keshinta Windiastuti kepada peneliti: “Membantu teman yang mengalami masalah ketika menghadapi murid, menengok atau menjenguk teman atau murid yang sakit”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa tenaga administrasi dan manajemen memiliki kepekaan sosial dalam hal membantu teman yang mengalami masalah ketika menghadapi murid, menengok atau menjenguk teman atau murid yang sakit. Karena solidaritas harus terwujud dalam setiap lingkup organisasi, karena orang yang bekerja dalam satu ruang lingkup harus memiliki kesadaran dalam hal kebersamaan/solidaritas. Sedangkan pembahasan yang ketiga, mengenai upaya tenaga administrasi dan manajemen dalam memberikan pelayanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Menurut saudari Keshinta Windiastuti menyatakan: 89 “Memberikan keterangan mengenai visi dan misi lembaga, menerangkan kegiatan, memberikan rencana program tahunan. Orang tua dan masyarakat, dapat diberikan informasi secara langsung ataupun brosur. Khusus pemerintah, dapat diinfokan dengan cara online atau mendatangi pusat pendidikan di tingkat kabupaten”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Pada pernyataan informan di atas, maka dapat diketahui bahwa upaya tenaga administrasi dan manajemen memberikan pelayanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah yaitu dengan memberikan keterangan mengenai visi dan misi lembaga (pendidikan), menerangkan kegiatan, memberikan rencana program tahunan (yang akan datang). Orang tua dan masyarakat, dapat diberikan informasi secara langsung ataupun melalui selebaran atau brosur. Secara khusus informasi kepada pemerintah, dapat diinfokan dengan cara online sebagai mana telah adanya layanan internet disekolah atau mendatangi pusat pendidikan di tingkat kabupaten secara berkala. 4) Manajerial Kompetensi yang terakhir adalah kompetensi manajerial. Peneliti memberikan dua pembahasan yang sesuai dengan kompetensi ini. Yang pertama adalah tindakan dalam mengelola dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan: “Dengan cara menjaga nama baik PAUD yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik kepada wali murid, pendidikan dan pengasuhan tenaga pendidik serta anak didik. Selain itu, perlindungan juga diberikan kepada anak didik, teman sejawat dan 90 PAUD”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan, maka dapat diketahui bahwa tindakan tenaga administrasi dan manajemen agar mampu mengelola dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik kepada wali murid, memperhatikan pendidikan dan pengasuhan tenaga pendidik serta anak didik. Selain itu, perlindungan juga diberikan kepada anak didik, teman sejawat dan PAUD itu sendiri, sehingga nama baik PAUD akan selalu terjaga. Yang terakhir, mengenai tindakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan. Secara jelas saudari Keshinta Windiastuti mengatakan bahwa: “Tenaga adminitrasi dan manajemen membuat laporan harian tentang apa saja yang dikerjakan dan mengarsipkan semua file atau data sekolah yang dibutuhkan”. (hasil wawancara dengan Staff Administrasi pada hari Rabu, 3 Juni 2015: CL/W-03/L-2.3) Berdasarkan pada pernyataan informan di atas, dapat diketahui bahwa tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan yaitu dengan membuat 91 laporan harian tentang apa saja yang dikerjakan, baik oleh tenaga pengajar maupun dari lingkup PAUD Fatimah. Setiap jenis kegiatan maupun semua hal yang bersangkutan dengan PAUD Fatimah harus memili arsip, karena mengarsipkan semua file atau data sekolah yang dibutuhkan adalah tanggungjawab dari tenaga ahli administrasi dan manajemen sekolah. Sehingga jika diperlukan pada suatu hari nanti, file tersebut dapat secara mudah didapat dan dipahami. 3. Faktor-faktor yang Mendukung Peningkatkan Mutu Pendidikan di PAUD Fatimah a. Adanya tujuan Setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh warga PAUD Fatimah merupakan dorongan untuk untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dicapai sekolah adalah untuk mencapai mutu pendidikan yang baik. Hal ini mampu membawa PAUD Fatimah menjadi sekolah yang terakreditasi A. Setiap sekolah yang fokus terhadap tujuan, maka semua warga sekolah akan terpacu dan melakukan yang terbaik dalam membimbing dan mengarahkan semua warga sekolah untuk mencapai tujuan. b. Kepala sekolah Kepala sekolah sebagai pemimipin sekolah. Kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam melakukan upaya-upaya peningkatan mutu baik itu yang berhubungan dengan input, proses dan 92 output dalam pendidikan. Pemimpin yang professional memicu bawahannya untuk lebih aktif dan tekun dalam mecapai tujuan. Hal ini juga terwujud pada kepala sekolah PAUD Fatimah yang telah menjadi pemimpin yang professional dalam bekerja. Kepala sekolah turut serta dalam menjalankan aktivitas sekolah serta melakukan pemantauan langsung terhadap bawahannya sehingga kinerja guru serta karyawannya dapat dievaluasi secara langsung. c. Tenaga pendidikan (Guru) Guru maupun tenaga kependidikan di sekolah yang sangat penting keberadaanya karena guru dan tenaga kependidikan, sebuah merupakan suatu lembaga pendidikan yang akan mencetak anak didiknya sebagai siswa yang berkualitas dan berkarakter sesuai dengan tujuan sekolah. Guru PAUD Fatimah merupakan guru yang professional di bidangnya. Kebanyakan dari guru merupakan lulusan dari PGTK yang sesuai dengan sekolah PAUD. Guru yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan kreatif merupakan kriteria guru PAUD Fatimah. Berdasarkan keterampilan dan keprofeionalan guru dalam mendidik siswa, maka lulusan PAUD Fatimah mampu bersaing di sekolah unggulan. d. Peserta didik (Siswa) Siswa atau anak didik merupakan dari input pendidikan yang tidak kalah pentingnya dari input pendidikan yang lain. Siswa merupakan hasil cipta keterampilan dan keprofesionalan guru serta 93 satuan organisasi sekolah yang akan menjadi asset sekolah terbilang bermutu atau tidak. Siswa PAUD Fatimah merupakan siswa yang aktif, cerdas dan kreatif. Siswa di didik sedini mungkin sehingga mampu mengembangkan IQ dan EQ supaya lebih berkembang dan bisa menjadi anak yang berdaya saing yang tentunya berkualitas. e. Sumber Daya lainnya (Dana, Kurikulum, Sarana dan Prasarana dll) Demi tercapainya mutu pendidikan, maka dari pihak sekolah menyempurnakan sumber daya yang telah ada seperti dana sekolah, pedoman KBM berdasar kurikulum, peningkatan sarana dan prasaran sekolah supaya anak dan satuan kerja PAUD Fatimah dapat memanfaatkan dengan efektif dan efisien. Kelengkapan sarana dan prasarana juga merupakan faktor bagaimana PAUD Fatimah mampu bersaing dan memilki mutu yang sangat bagus. f. Suasana Lingkungan yang Kondusif, Hubungan Warga Sekolah, Masyarakat, dan Intansi-intansi yang lain Faktor-tersebut di atas harus mendapat perhatian dan pengelolaan yang penuh dari pihak sekolah. Lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman merupakan salah satu alasan orang tua menyekolahkan anak mereka di PAUD Fatimah. Lingkungan yang bersih serta adanya tanaman hijau yang menjadi faktor pendorong kesejukan PAUD Fatimah. Selain itu, adanya hubungan yang erat serta rasa kekerabatan antara guru, orang tua, serta warga sekolah ataupun satuan kerja sekolah lainnya merupakan hal yang selalu di 94 terapkan oleh pihak PAUD Fatimah, sehingga tidak ada kesenjangan satu sama lain. B. Penafsiran Peningkatan mutu pendidikan merupakan tujuan dari pihak sekolah guna mencapai siswa yang berkarakter dan juga berprestasi. Hal ini menjadi faktor pendukung dalam pencapaian kaulitas sekolah, seperti halnya PAUD Fatimah Purbayan. PAUD Fatimah dalam mencapai mutu pendidikan tidaklah mudah. Dibutuhkan perjuangan dan kerja keras dalam mencapai PAUD yang bermutu. Peningkatan mutu pendidikan PAUD Fatimah dapat dirinci sebagai berikut: 1. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Guru Keaktifan guru dalam mengikuti pelatihan maupun seminar ditingkat daerah bahkan provinsi. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan pula pendidikan di PAUD Fatimah. Bahkan hal tersebut langsung terwujud dengan peningkatan mutu pendidikan anak, dilihat dari hasil belajar para siswa, dengan adanya pencapaian terhadap kompetensi siswa PAUD Fatimah. Penggunaan media khusunya pada APE sering dilakukan oleh guru dalam proses KBM karena dinilai sangat efektif. Selain itu, penggunaan APE juga efektif dalam mengelola kelas. Penggunaan APE juga sangat efektif bagi siswa untuk lebih cepat memahami materi ajar serta siswa sangat antusias dan fokus sehingga mampu menangani siswa yang kurang fokus.Selain menggunaan APE, 95 guru juga melakukan pendekatan dan memberikan pertanyaan kepada siswa untuk memotivasi siswa lebih aktif. Guru melakukan evaluasi kepada siswa yaitu dengan cara menulis laporan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran atau nilai siswa. Selain itu, guru juga menggunakan metode penanaman karakter kepada siswa. 2. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Siswa Peningkatan SDM siswa sangat terlihat dari pencapaian kompetensi yang telah dicapai, dari segi pembiasaan dan kemampuan dasar siswa telah melampauinya, walau hanya sedikit siswa yang dinyatakan belum. Siswa PAUD Fatimah merupakan siswa yang berkarakter dan berkualitas. Siswa PAUD Fatimah sudah melaksanakan sholat lima waktu walaupun belum sempurna. Hal ini sudah dinilai baik karena betapa susahnya mengajari anak usia di bawah enam tahun untuk melaksanakan sholat lima waktu. Siswa PAUD Fatimah juga dilatih untuk berani bernyanyi di depan kelas, sehingga siswa mampu mengendalikan diri dan berkarakter kuat. Siswa PAUD Fatimah dididik untuk berhitung secara rutin. Hal ini mampu dilaksanakan oleh siswa PAUD Fatimah, misalnya berhitung angka satu sampai dengan dua puluh. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah oleh siswa PAUD Fatimah karena sudah terbiasa dengan latihan berhitung. Siswa PAUD Fatimah merasa senang dan nyaman untuk belajar di PAUD Fatimah. Hal ini didasarkan pada lingkungan PAUD Fatimah yang asri serta bersih. Di tempat yang nyaman dan bersih dapat membuat siswa PAUD Fatimah belajar dengan nyaman dan senang. 96 3. Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD Fatimah oleh Kepala Sekolah Peningkatan kepala PAUD Fatimah dapat dilihat dari keaktifan kepala sekolah dalam mengikuti seminar maupun pelatihan-pelatihan. Selain itu, adapula aktivitas yang dilakukan speerti di bawah ini: a. Kepala sekolah dengan memberikan contoh, perilaku, sikap yang terpuji, datang lebih awal, menyapa guru dan melayani semua pihak merupakan hal yang menunjukkan sikap akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD. b. Kepala sekolah juga selalu sabar, membuka diri dan wawasan dengan guru, wali murid, masyarakat dan kedinasan merupakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah PAUD. c. Kepala sekolah dengan cara bersabar, mengendalikan emosi, mengutamakan diskusi dengan guru merupakan cara pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD. d. Kepala sekolah dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat dasar, lanjut seminar, dan penambahan pengetahuan maka kepala sekolah dapat menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini. e. Kepala sekolah mampu mengelola guru dan administrasi PAUD dengan cara diadakannya rapat, kajian, mengikuti diklat, kegiatan gugus, serta KKG dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 97 f. Dengan adanya parenting, kepala sekolah mampu mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah. Dengan adanya kegiatan ini maka orang tua mendapatkan pengetahuan sesuai dengan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua. Orang tua mengetahui dan memahami Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). g. Kepala sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD yaitu dengan cara memotivasi guru untuk mencintai Informasi Teknologi (IT). h. Kepala sekolah melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya dilakukan dengan adanya pelaporan kepada ketua yayasan secara langsung dan periodik. Adanya rencana, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. i. Kepala sekolah dalam memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial yaitu dengan mengadakan peduli sosial bencana, menjenguk teman atau guru yang sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan iuran bersama. Selain itu, diadakan juga koperasi PAUD. j. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan membuka diri dan saling memberi masukan. Selain itu, meningkatkan kompetensi dan kualitas diri juga penting untuk dilaksanakan untuk 98 mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 4. Peningkatan Mutu Pendidikan oleh Administrasi dan Manajemen Peningkatan juga di alami oleh adminitrasi dan manajemen sekolah yaitu dengan rutin mengikuti pelatihan-pelatihan serta aktif dalam berorganisasi. Selain itu, administrasi dan manajemen juga melakukan aktivitas sebagai berikut: a. Tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam untuk bertindak konsisten dengan nilai dan keyakinannya. b. Etos kerja yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi dan manajemen di sekolah yaitu ramah, sopan, berkomunikasi dengan baik, professional terhadap pekerjaan yang telah diberikan serta bertanggung jawab. c. Tenaga adminitrasi dan managemen mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan yaitu sebagian teknologi informasi dalam sistem pendidikan sudah dengan komputerisasi akan tetapi sebagian juga masih manual. d. Tenaga administrasi dan manajemen mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara optimal dengan cara merawat, menjaga, menyimpan kembali sarana dan prasarana pendidikan setelah selesai digunakan. 99 e. Upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akungrafik, transparan, dan efisien dengan cara mencatat di dalam buku keuangan. Mempunyai tanda bukti penyerahan dan penerimaan uang. Setiap hari melaporkan uang masuk dan keluar. f. Peran tenaga administrasi dan manajemen menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan yaitu berkomunikasi dengan semua pendidik tentang informasi yang diterima. Membantu para pendidik dan seluruh satuan pendidikan apabila membutuhkan bantuan ketika meminta atau mencari data sekolah. g. Tenaga administrasi dan manajemen memiliki kepekaan sosial dalam hal membantu teman yang mengalami masalah ketika menghadapi murid, menengok atau menjenguk teman atau murid yang sakit. h. Upaya tenaga administrasi dan manajemen memberikan pelayanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah yaitu dengan memberikan keterangan mengenai visi dan misi lembaga, menerangkan kegiatan, memberikan rencana program tahunan. Orang tua dan masyarakat, dapat diberikan informasi secara langsung ataupun brosur. Khusus pemerintah, dapat diinfokan dengan cara online atau mendatangi pusat pendidikan di tingkat kabupaten. i. Tindakan tenaga administrasi dan manajemen agar mampu mengelola dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan, 100 pengasuhan, dan perlindungan yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik kepada wali murid, pendidikan dan pengasuhan tenaga pendidik serta anak didik. Selain itu, perlindungan juga diberikan kepada anak didik, teman sejawat dan PAUD. j. Tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan yaitu dengan membuat laporan harian tentang apa saja yang dikerjakan dan mengarsipkan semua file atau data sekolah yang dibutuhkan. Faktor-faktor PAUD Fatimah dapat meningkatkan mutu pendidikan, sedangkan sekolah lain sulit untuk meningkatkan mutu sebagai dijelaskan sebagai berikut: 1. Adanya Tujuan Tujuan yang dicapai sekolah adalah untuk mencapai mutu pendidikan yang baik. Hal ini mampu membawa PAUD Fatimah menjadi sekolah yang terakreditasi A. Setiap sekolah yang fokus terhadap tujuan, maka semua warga sekolah akan terpacu dan melakukan yang terbaik dalam membimbing dan mengarahkan semua warga sekolah untuk mencapai tujuan. 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah sebagai pemimipin sekolah. Kepala sekolah yang professional memicu bawahannya untuk lebih aktif dan tekun dalam 101 mecapai tujuan. Hal ini juga terwujud pada kepala sekolah PAUD Fatimah yang telah menjadi pemimpin yang professional dalam bekerja. Kepala sekolah turut serta dalam menjalankan aktivitas sekolah serta melakukan pemantauan langsung terhadap bawahannya sehingga kinerja guru serta karyawannya dapat dievaluasi secara langsung. 3. Tenaga Pendidikan (Guru) Guru PAUD Fatimah merupakan guru yang professional di bidangnya. Kebanyakan dari guru merupakan lulusan dari PGTK yang sesuai dengan sekolah PAUD. Guru yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan kreatif merupakan kriteria guru PAUD Fatimah. Berdasarkan keterampilan dan keprofeionalan guru dalam mendidik siswa, maka lulusan PAUD Fatimah mampu bersaing di sekolah unggulan. 4. Peserta Didik (Siswa) Siswa PAUD Fatimah merupakan siswa yang aktif, cerdas dan kreatif. Siswa dididik sedini mungkin sehingga mampu mengembangkan IQ dan EQ supaya lebih berkembang dan bisa menjadi anak yang berdaya saing yang tentunya berkualitas. 5. Sumber Daya lainnya (Dana, Kurikulum, Sarana dan Prasarana dll) Demi tercapainya mutu pendidikan, maka dari pihak sekolah menyempurnakan sumber daya yang telah ada seperti dana sekolah, pedoman KBM berdasar kurikulum, peningkatan sarana dan prasaran sekolah supaya anak dan satuan kerja PAUD Fatimah dapat memanfaatkan dengan efektif dan efisien. Kelengkapan sarana dan prasarana juga 102 merupakan faktor bagaimana PAUD Fatimah mampu bersaing dan memilki mutu yang sangat bagus. 6. Suasana Lingkungan yang Kondusif, Hubungan Warga Sekolah, Masyarakat, dan Intansi-intansi yang lain Lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman merupakan salah satu alasan orang tua menyekolahkan anak mereka di PAUD Fatimah. Lingkungan yang bersih serta adanya tanaman hijau yang menjadi faktor pendorong kesejukan PAUD Fatimah. Selain itu, adanya hubungan yang erat serta rasa kekerabatan antara guru, orang tua, serta warga sekolah ataupun satuan kerja sekolah lainnya merupakan hal yang selalu di terapkan oleh pihak PAUD Fatimah, sehingga tidak ada kesenjangan satu sama lain. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melaksanakan penelitian yang sesuai dengan prosedur penelitian beserta pembahasannya, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Mutu pendidikan PAUD Fatimah mengalami peningkatan, antara lain karena keaktifan guru dalam mengikuti pelatihan maupun seminar ditingkat daerah bahkan provinsi. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan pula pendidikan di PAUD Fatimah. Bahkan hal tersebut langsung terwujud dengan peningkatan mutu pendidikan anak, dilihat dari hasil belajar para siswa, dengan adanya pencapaian terhadap kompetensi siswa PAUD Fatimah. 2. Peningkatan SDM siswa sangat terlihat dari pencapaian kompetensi yang telah dicapai yaitu dari segi pembiasaan dan kemampuan dasar siswa. Siswa PAUD Fatimah sudah melaksanakan sholat lima waktu walaupun belum sempurna. Siswa PAUD Fatimah juga dilatih untuk berani bernyanyi di depan kelas, sehingga siswa mampu mengendalikan diri dan berkarakter kuat. Siswa PAUD Fatimah dididik untuk berhitung secara rutin. 3. Peningkatan kepala PAUD Fatimah dapat dilihat dari keaktifan kepala sekolah dalam mengikuti seminar maupun pelatihan-pelatihan. Kepala 103 104 sekolah dengan cara penguatan, motivasi, mengikutkan diklat dasar, lanjut seminar, dan penambahan pengetahuan maka kepala sekolah dapat menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini. Kepala sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD yaitu dengan cara memotivasi guru untuk mencintai Informasi Teknologi (IT). 4. Tenaga administrasi dan managemen mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan yaitu sebagian teknologi informasi dalam sistem pendidikan sudah dengan komputerisasi. Upaya yang dilakukan oleh tenaga administrasi dan manajemen dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akungrafik, transparan, dan efisien dengan cara mencatat di dalam buku keuangan. 5. Faktor pendukung yang dapat meningkatkan mutu pendidikan PAUD Fatimah adalah sebagai berikut: a) Tujuan yang dicapai sekolah adalah untuk mencapai mutu pendidikan yang baik. Hal ini mampu membawa PAUD Fatimah menjadi sekolah yang terakreditasi A. b) Kepala sekolah sebagai pemimpin yang professional memicu bawahannya untuk lebih aktif dan tekun dalam mecapai tujuan. Hal ini juga terwujud pada kepala sekolah PAUD Fatimah yang telah menjadi pemimpin yang professional dalam bekerja. Kepala sekolah turut serta dalam menjalankan aktivitas sekolah serta melakukan pemantauan langsung terhadap bawahannya sehingga kinerja guru serta karyawannya dapat dievaluasi secara langsung. 105 c) Guru PAUD Fatimah merupakan guru yang professional di bidangnya. Kebanyakan dari guru merupakan lulusan dari PGTK yang sesuai dengan sekolah PAUD. Guru yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan kreatif merupakan kriteria guru PAUD Fatimah. Berdasarkan keterampilan dan keprofesionalan guru dalam mendidik siswa, maka lulusan PAUD Fatimah mampu bersaing di sekolah unggulan. d) Siswa PAUD Fatimah merupakan siswa yang aktif, cerdas dan kreatif. Siswa di didik sedini mungkin sehingga mampu mengembangkan IQ dan EQ supaya lebih berkembang dan bisa menjadi anak yang berdaya saing yang tentunya berkualitas. e) Demi tercapainya mutu pendidikan, maka dari pihak sekolah menyempurnakan sumber daya yang telah ada seperti dana sekolah, pedoman KBM berdasar kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana sekolah supaya anak dan satuan kerja PAUD Fatimah dapat memanfaatkan dengan efektif dan efisien. f) Lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman merupakan salah satu alasan orang tua menyekolahkan anak mereka di PAUD Fatimah. Selain itu, adanya hubungan yang erat serta rasa kekerabatan antara guru, orang tua, serta warga sekolah ataupun satuan kerja sekolah lainnya merupakan hal yang selalu di terapkan oleh pihak PAUD Fatimah, sehingga tidak ada kesenjangan satu sama lain. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas penelitian ini mencakup pada dua hal, yaitu implikasi teoritis dan praktis. 106 1. Implikasi Teoritis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mutu pendidikan PAUD Fatimah mengalami peningkatan dengan adanya peran aktif dari seluruh perangkat sekolah, baik kepala sekolah, guru, siswa, dan bagian administrasi manajemen. Proses dan peran seluruh pengurus dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan patut diberikan apresiasi. Implikasi yang berkaitan dengan teori peningkatan mutu pendidikan dalam penelitian ini telah berhasil mengamati hal tersebut, yaitu adanya pelatihan dan strategi pembelajaran guru yang sangat berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan peserta didik AUD Fatimah. Implikasi teoritis yang berkenaan dengan faktor pendukung peningkatan mutu pendidikan, telah banyak membantu dalam peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah. Faktor awal yang diharapkan adalah tujuan sekolah untuk berprestasi dan mencapai mutu pendidikan yang baik. Peran serta kepala sekolah yang professional dalam memimpin dan bekerja menjadikan motivasi tersendiri bagi para guru dan pengurus lain untuk lebih meningkatkan kualitas kerja mereka. 2. Implikasi Praktis Peningkatan mutu pendidikan secara umum terdiri dari berbagai faktor yaitu peran kepala sekoah, mutu tenaga pendidik (guru), keaktifan siswa dan peran aktif bagian admnistrasi dan manajemen sekolah tidak 107 terkecuali para pengurus yayasan dan masyarakat yang terus memberikan kepercayaan dan dukungan pada tenaga pengajar PAUD Fatimah. C. Saran-saran 1. Kepada Guru Peran guru sebagai tenaga pengajar diharapkan lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini, sehingga mampu mendidik siswanya menjadi lulusan yang lebih berkualitas. Selain itu dapat menjadi guru yang amanah dalam menjalankan pekerjaannya, serta agar selalu disiplin dan tekun dalam bekerja. 2. Kepada Siswa Bagi siswa agar selalu rajin belajar, tidak mudah bosan dengan segala aktivitas ataupun rutinitas sekolah dan menjadikan guru sebagai suri tauladan yang baik, menghormati dan patuh demi menggapai impian. 3. Kepada Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah agar lebih fokus dalam mengevaluasi satuan organisasi sekolah. Selain itu lebih memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan dan selalu mengutamakan kebersamaan di dalam kerjasama team dan satuan kerja sekolah. 4. Kepada Administrasi dan Manajemen Bagi staff administrasi dan manajemen harus tetap amanah dalam pekerjaannya. Selalu disiplin serta berkomunikasi dengan baik bersama rekan kerja lainnya dan tetap belajar dari pengalaman demi kesuksesan bersama. 108 DAFTAR PUSTAKA Abdul, Hadis dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Agusta, Ivanovich. (2009). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. https: //ivanagusta. files. wordpress. com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-datakualitatif.pdf. diakses pada tanggal 23 Maret 2015. Anisa. (2011). Makalah Pendidikan Anak Menurut Islam. http://anisachoeriah-paud. blogspot.com/2011/04/makalah-pendidikan-anak-menurut-islam.html, diakses pada tanggal 17 Maret 2015. Apriana, Rista. (2009). “Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang”. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Aprilian, Adam. (2014). Makalah Mutu Pendidikan. http://adamaprilian.blogspot.com/2014/12/makalah-mutu-pendidikan.html. diakses pada tanggal 9 April 2015. Bungin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Burhanuddin, Afid. (2013). Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan. https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/10/2-pengertian-dan-unsurunsur-pendidikan.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2015. Faiq, Muhammad. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model Pembelajaran. http://penelitiantindakankelas. blogspot. com /2009/02 /penelitian - tindakan - kelas - (PTK) - dan - model - pembelajaran. html. diakses pada tanggal 10 April 2015. Freyani, Lydia. (2013). Laporan Tahunan Pendidikan Untuk Semua (PUS) Nasional Tahun 2012. Forum Koordinasi Nasional (Forkonas) Pendidikan Untuk Semua. 109 H.B. Sutopo (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Haryanto. (2010). Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNY. Yogyakarta. Hasan, Erliana. (2011). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian IlmuPemerintahan. Bandung: Galia Indonesia. Hermawan, Endang. (2011). Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep dan Aplikasi. http://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/04/27/pengendalian-mutupendidikan-konsep-dan-aplikasi. diakses pada tanggal 10 April 2015. Hiryanto, dkk. (2010). Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Propinsi DIY. Irianwati, Nanik. 2013. “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI) Provinsi Bengkulu. Jasuri. (2014). Implementasi Total Quality Management pada kelas Internasional dan Akselerasi MTS. PPMI Assalaam Surakarta. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. Kristianty, Theresia, (2005). “Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming”. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV / Juli 2005. Marjuki, Mochammad. (2014). Analisis Pembelajaran. http: //marjuki01. blogspot.com/2014/08/analisis-pembelajaran.html. diakses tanggal 10 Mei 2015. Maslikhah, Eli. (2011). Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini. http://elimaslikah.blogspot.com/2011/06/peningkatan-mutu-pendidikan-anakusia-dini.html. diakses tanggal 10 Mei 2015. Max, Manen. (1991). Can Teaching Be Taught? Or Are Real Teachers Found or Made?. Department of Secondary Education. University of Alberta. 110 Miles, Matthwew B. dan Huberman, Michael. (1994). Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication. Moerdiyanto. (2009). Strategi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPPMP) Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. UNY. http: //staff. uny. ac. id/sites/default/files/penelitian/Drs.%20Moerdiyanto,%20M.Pd./ARTIKEL%2 0PENJAMINAN%20MUTU%20PENDIDIKAN.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2015. Moerdiyanto. (2012). Strategi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPPMP) oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Artikel Penjaminan Mu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Muhson, Ali. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Ekonomi FSE UNY: Yogyakarta. Mudjia, Rahardjo. (2010). Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif. http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/270.html. diakses pada tanggal 12 Maret 2015. Munawara, Noviatul. (2013). Peranan Alat Permainan Edukatif Dalam Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak di Kelompok B TK PGRI BAIYA. Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nata, Abuddin. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada. PAUD Jateng. (2015). Program Peningkatan Mutu Layanan Anak Usia Dini. http://paudjateng.xahzgs.com/2015/03/program-peningkatan-mutu-layanananak-usia-dini.html. diakses pada tanggal 10 Mei 2015. Purwanto. (2010). Evaluasi hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 111 Putera, Gembala. (2012). Pengertian Analisa Data. http: //antarberita. blogspot. com/2012/12/pengertian-analisa-data.html, diakses pada tanggal 18 Maret 2015. Rajagukguk, Bresman. (2009). “Paradigma Baru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009. Ramli, M.Pd. (2010). Cahaya Edukasi-Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas Anak. http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/faktor-pendukungdan-penghambat-kreativitas-anak.html. diakses pada tanggal 10 Mei 2015. Rohendi, Edi; Ernalis; Meha, Nehru; Rustini, Tin; Ananthia, Winti; Rohayati, Etty; Sri, Margaretha; and Setiaty, Taty. (2012). Cakrawala Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 3, No. 1, Mei 2012. Page: 1-13. Runtuwene, Lastiko. (2008). Manajemen Berbasis Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. http: //sulut. kemenag. go.id/file/file/.../mgve1363205702.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2015. Subagio. 2011. Mengukur Mutu sekolah. http://subagio-subagio. blogspot.com/ 2011/01/mengukur-mutu-sekolah-1.html?m=1, diakses pada tanggal 17 April 2015. Sudijono, Anas. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiharto. (2009). Pembelajaran Anak Usia Dini Selaras Perkembangan dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Jurusan IKOR FIK UNNES Semarang. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta. Suryana, Dadan. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Menjaga Mutu Pelayan Capaian Perkembangan Anak Usia Dini. http://kangdadansuryana.wordpress.com/2014/09/23/pendidikan-anak-usiadini-dalam-menjaga-mutu-pelayan-capaian-perkembangan-anak-usia-dini/. diakses pada tanggal 11 April 2015. 112 Tobroni. (2010). Teori-teori Mengukur Mutu Sekolah. http: //tobroni. staff. umm. ac. id/2010/11/25/teori-teori-mengukur-mutu-sekolah/. diakses tanggal 12 Mei 2015. Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta BP. Dharma Bhakti, 2003. Vaulia, Iva. (2014). Tujuan dan Landasan PAUD. http://media.kompasiana.com/newmedia/2014/04/30/tujuan-dan-landasan-paud-652593.html, diakses tanggal 17 Maret 2015. Wikaningtyas, Sih. 2012. Penilaian dan Pengukuran dalam Pendidikan. http://sihwikaningtyas.blogspot.com/ 2012/ 02/ penilaian - dan - pengukuran dalam.html?m=1, diakses pada tanggal 24 Mei 2015. Yanti. (2013). Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. https://yanti164.wordpress.com/ 2013/11/17/teknik-pemeriksaan-keabsahan-data/, diakses pada tanggal 18 Maret 2015. Zahid, Gulnaz. (2014). Role of Career Education Advisor/Expert and Teaching Quality in Student Employability Skills as the Outcome of Higher Education. Mediterranean Journal of Social Sciences. MCSER Publishing, Rome-Italy. Vol 5 No. 27 Desember 2014. 113 LAMPIRAN 1 PANDUAN-PANDUAN 114 Lampiran 1.1 PANDUAN WAWANCARA KODE INFORMAN PERTANYAAN W.01 Kepala 1. Bagaimana melibatkan partisipasi masyarakat Sekolah untuk memajukan sekolah? 2. Bagaimana menjalin hubungan dengan komite sekolah? 3. Bagaimana menunjukkan akhlak mulia dan menjadi teladan bagi warga di satuan/program PAUD? 4. Bagaimana menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di satuan/program PAUD? 5. Bagaimana menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah pekerjaan sebagai kepala PAUD? 6. Bagaimana menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini? 7. Bagaimana administrasi mengelola guru satuan/program dantenaga PAUD dalam rangka pendaya gunaan sumberdaya manusia secara optimal? 8. Bagaimana melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program mencapai keberhasilan kegiatan sekolah? 9. Bagaimana satuan /program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif? 115 KODE W-02 INFORMAN PERTANYAAN Komite 1. Apakah yang sudah dijalankan komite sekolah? Sekolah 2. Bagaimana menjalin kemitraan dengan kepala sekolah? 3. Bagaimana komite sekolah menjalin komunikasi dengan orang tua/wali? W-03 TenagaAdmin istrasi 1. Bagaimana etos kerja yang harus dimiliki olehtenaga administrasi? 2. Bagaimana mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan? 3. Bagaimana mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, danefisien? 4. Bagaimana menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan? 5. Bagaimana memberikan pelayanan administrative dan informasi kepada orang tua, masyarakat, danpemerintah? 6. Bagaimana mengelola dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan? 7. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana pendidikan? 8. Bagaimana melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan? 116 KODE INFORMAN W-04 Guru PERTANYAAN 1. Bagaimana langkah-langkah guru dalam memberikan materi ajar di kelas? 2. Bagaimana langkah guru dalam mengelola kelas ketika proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung? 3. Bagaimana guru dikatakan sudah menguasai materi ajar? 4. Seberapa efektifkah guru dalam memanfaatkan media sumber belajar dalam proses KBM? 5. Bagaimana situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar yang menarik? 6. Bagaimana guru menangani siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung? 7. Bagaimana langkah-langkah guru untuk memotivasi siswa supaya lebih aktif di kelas? 8. Bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar siswa? 9. Bagaimana cara guru memberikan penilaian atau evaluasi kepada siswa? W.05 Siswa 1. Bagaimana pengerjaan sholat lima waktu di rumah? 2. Bagaimana sikap dan ketaatan siswa saat diminta guru untuk bernyanyi didepan kelas? 3. Bagaimana jika guru meminta siswa untuk berhitung dari angka 1 sampai dengan 20? 4. Bagaimana perasaan siswa selama belajar di PAUD Fatimah? 117 Lampiran 1.2 PANDUAN PENGAMATAN KODE AKTIVITAS P-01 Pembelajaran SUBJEK Guru, siswa HAL YANG DIAMATI 1. Ruang kelas 2. Suasana kelas selama pembelajaran 3. Perhatian siswa 4. Gaya guru yang mengajar 5. Partisipasi siswa dalam pembelajaran 6. Keaktifan bertanya 7. Cara guru menanggapi pertanyaan P-02 Rapat Koordinasi Kepala 1. Ruang rapat sekolah, guru, 2. Gaya kepala sekolah memimpin karyawan rapat 3. Partisipasi peserta rapat 4. Suasana selama rapat 5. Antusiasme peserta rapat 6. Cara kepala sekolah menanggapi usulan. 7. Cara kepala sekolah mengambil keputusan P-03 Studi Kepala 1. Lingkungan sekolah Banding sekolah, 2. Keaktifan guru mengajar Guru 3. Berbagi pengalaman antar guru Guru 4. Keaktifan belajar siswa 5. Alat permainan edukatif 118 P-04 Pelatihan Guru Membuat 1. Keaktifan guru membuat APE 2. Bahan dan alat yang dipakai APE 3. Cara mempergunakan APE yang dibuat P-05 Workshop Kepala 1. Ruangan dan media Kurikulum sekolah, 2. Keaktifan peserta workshop dalam Guru diskusi 3. Kerjasama team membuat RPPM dan RPPH 119 Lampiran 1.3 PANDUAN ANALISIS DOKUMEN KODE JENIS DOKUMEN D-01 Buku Profil PAUD Fatimah HAL YANG DIANALISIS 1. Letak geografis 2. Sejarah berdirinya PAUD Fatimah 3. Visi dan misi PAUD Fatimah 4. Tujuan PAUD Fatimah 5. Prestasi PAUD Fatimah 6. Susunan Pengurus D-02 Presensi Mengajar 1. Jumlah guru 2. Keaktifan guru mengajar 3. Pembagian tugas guru 4. Beban mengajar guru 5. Jadwal mengajar D-03 Rencana Pembelajaran 1. Persiapan mengajar guru 2. Administrasi pengajaran guru 3. Kemampuan guru membuat persiapan mengajar 4. Metode yang digunakan dalam mengajar 5. Evaluasi yang dilakukan D-04 Lembar Daftar Siswa 1. Kegiatan dan hasil belajar 2. Kondisi anak didik 3. Prestasi anak didik D-05 D-06 Lembar Laporan 1. Jumlah murid dan pendidik Bulanan 2. Evaluasi belajar anak didik Dokumen Akreditasi 1. Kelengkapan dokumen akreditasi 2. Bukti hasil akreditasi 3. Ijin operasional 120 LAMPIRAN 2 CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 121 Lampiran 2.1 CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH Hari, Tanggal : Selasa, 26 Mei 2015 Jam : 09.00-10.00 WIB Tempat : RuangKantor Kepala Sekolah PAUD Fatimah Metode : Wawancara Informan : Ria Winanti, S.Pd, M,Pd Kode Panduan : W-01 Kode CL : CL/W-01/L-2.1 A. Deskripsi Pertemuan pertama kali ini saya berkesempatan untuk menemui kepala sekolah PAUD Fatimah dan observasi lingkungan sekolah, dalam ruangan terdapat Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd kepala sekolah PAUD Fatimah berserta tenaga administrasi PAUD Fatimah. Kepada beliau saya menyampaikan ijin untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah, dengan senag hati beliau langsung mengijinkan kegiatan yang telah saya rancang dan pada saat itu juga beliau meminta proposal yang sebelumnya telah saya buat. Selang beberapa waktu saya memulai mengajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah saya rancang, pertanyaan tersebut digunakan untuk mengetahui data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tesis 122 saya.Pertanyaan pertama tentang letak geografis sekolah dan sejarah berdirinya, dimana pada pertanyaan tersebut belum masuk dari rancangan awal saya, akan tetapi perlu dipertanyakan sebagai pembukaan. Selanjutnya bagaimana kepala sekolah mencontohkan akhlak mulianya, pelaksanaan tugas pokok, menghadapi permasalahan yang ada, menciptakan budaya yang kondusif, pendayagunaan SDM secara optimal, mengelola hubungan program PAUD dan masyarakat, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan, kepekaan sosial, dan kerja keras untuk mencapai keberhasilan. Berdasarkan penjelasan Ibu Ria Winanti, S.Pd, M.Pd dan juga menurut pengamatan saya, dapat diperoleh informasi bahwa PAUD Fatimah terletak di lingkungan perumahan Purbayan, Baki, Sukoharjo. PAUD Fatimah berdiri pada tanggal 5 Juni 1995, dengan luas bangunan dan tanah 950 m 2.Berdasarkan pengamatan, PAUD Fatimah memiliki konstruksi gedung yang baik dan kokoh.Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, sekaligus memiliki alat maupun perlengkapan ajar bagi siswa ang sangat lengkap dan dapat menunjang perkembangan setiap siswanya. B. Tafsir Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan dengan Ibu Ria Winanti, S.Pd, M.Pd sebagai kepala sekolah PAUD Fatimah, saya menafsirkan bahwa beliau telah memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan. Secara keseluruhan kepala sekolah berperan penting dalam 123 meningkatkan mutu pendidikan siswanya, yaitu dengan menunjukkan akhlak yang mulia terhadap guru dan siswa.Memotivasi guru dengan mengikutkan diklat, seminar dan penambahan pengetahuan adalah langkah awal dari kepala sekolah dalam menciptakan peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah. Meskipun secara umum telah diketahui baik, akan tetapi hal tersebut harus terus ditingkatkan dan ditindak lanjuti. 124 Lampiran 2.2 CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN KOMITE SEKOLAH Hari, Tanggal : Jum’at, 24 Juli 2015 Jam : 10.10-10.45 WIB Tempat : RuangKantor PAUD Fatimah Metode : Wawancara Informan : Bambang Trisoelo,MBA Kode Panduan : W-02 Kode CL : CL/W-2/L-2.2 A. Deskripsi Pada pertemuan kali ini saya berkesempatan untuk menemui tenaga administrasi PAUD Fatimah, dalam ruangan terdapat Ibu Keshinta Windiastuti.Tidak butuh waktu lama dengan obrolan kami, saya memulai mengajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah saya rancang, pertanyaan tersebut digunakan untuk mengetahui data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tesis. Pertanyaan pertama tentang konsistensi kerja tenaga administrasi, dimana tenaga adminitrasi dan manajemen bertindak sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di kantor dan selalu taat atau patuh terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam. Mengenai etos kerjanya harus memiliki sikap ramah, sopan dan selalu berkomunikasi dengan baik, pengaplikasian teknologi informasi secara 125 keseluruhan belum terjangkau sehingga perlu adanya perkembangan dalam bidang teknologi informasi, pengelolaan keuangan secara nyata sangat terkontrol dan terjaga, kerjasama dengan tenaga pendidik sangatlah baik karena keduanya saling menguntungkan. Kepekaan sosial dari tenaga administrasi sangat tinggi dengan menunjukkan bantuannya ktika menemui teman kerja kesulitan dalam menangani siswanya, pelayanan administratif dan informasi yang selalu terkontrol terhadap para wali murid, pengelolaandan mengembangkan satuan PAUD menjadi hal terpenting dalam menjaga nama baik PAUD Fatimah, pengelolaan sarana dan prasarana terjaga sesuai dengan aturan yang berlaku, dan program kerja sekolah selalu berjalan sesuai dengan harapan. B. Tafsir Berdasarkan penjelasan Ibu Keshinta Windiastuti sebagi wakil informan dari bidang administrasi dan manajemen serta menurut pengamatan saya, dapat diperoleh informasi bahwa tenaga ahli dalam hal ini administrasi dan manajemen sekolah menunjukkan keprofesionalannya dalam bertugas.Semua ini dilakukan untuk peningkatan dan kualitas pendidikan di PAUD Fatimah.Perlu adanya peningkatan dan tindak lanjut dari semua ini, walau tidak langsung berhadapan dengan siswa, tenaga administrasi dapat memberikan kontribusinya dengan terus memajukan sekolah dari segi teknologi dan informasi. 126 Lampiran 2.3 CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN TENAGA ADMINISTRASI Hari, Tanggal : Rabu, 3 Juni 2015 Jam : 09.30-10.30 WIB Tempat : Ruang Kantor PAUD Fatimah Metode : Wawancara Informan : Keshinta Windiastuti Kode Panduan : W-03 Kode CL : CL/W-03/L-2.3 A. Deskripsi Tepat pada pukul 07.30 saya datang ke PAUD Fatimah, dimana para siswa telah berkumpul bersama untuk masuk kelas.Budaya yang sejak kecil saya lakukan ternyata masih berjalan, yaitu berdoa dan bersalaman dengan masing-masing guru maupun pembina kelas.Dari awal inilah pendidikan dimulai dan desematkan pada setiap individu siswa PAUD Fatimah.Tidak sampai disitu saja setelah sampai didalam kelas para siswa diajak mengaji terlebih dahulu, sekitar 15 menit berselang dilanjutkan dengan kegiatan belajar seperti biasanya. Pada waktu KBM berjalan saya berkesempatan untuk mewawancarai Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, 127 S.Pd untuk memberikan pernyataannya kepada saya, sesuai instruksi Ibu kepala sekolah yang telah diterima oleh ketiga Ibu guru tersebut. Namun saya melakukannya satu persatu, dimulai dari pertanyaan langkah-langkah guru dalam memberikan materi ajar di kelas masng-masing guru memberikan pernyataannya bahwa penggunaan media atau alat bantu yang digunakan oleh guru (APE), sangat efektif untuk siswa dalam memahami materi. Banyaknya ditemukan alat bantu belajar di PAUD Fatimah menunjukkan keseriusan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan anak sejak dini. Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana guru dikatakan sudah menguasai materi ajar, secara nyata siswa yang telah paham dengan materi ajar menunjukkan bahwa guru telah menguasai materi yang dipelajari. Keefektifan guru dalam memanfaatkan media sumber belajar sangat dirasakan bagi para guru terlebih hal tersebut dapat merangsang kecerdasan siswa selama proses belajar. Situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar sangatlah kondusif, para siswa terlihat aktif dan ceria saat permainan sekaligus pelajaran diberikan oleh Ibu guru. Penanganan siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung menjadi hal yang mendasar, namun dengan perhatian dan pendekatan dengan media lain yang selama ini telah dimiliki setiap guru di PAUD Fatimah hal tersebut tidaklah menjadi masalah besar. Langkah-langkah guru untuk memotivasi siswa supaya lebih aktif tidaklah mudah, karena dari sekian banyak siswa memiliki cara yang berbeda-beda, pendekatan tematik sebagai salah satu cara 128 yang digunakan dalam membantu siswa aktif. Salah satunya pemberian tantangan bagi siswa dengan alat bantu upun permainan lain. Evaluasi sebagai salah satu langkah guru dalam mengetahui hasil belajar siswa, setiap waktu akan dipantau perkembangan setiap anak, membandingkan dengan penilaian sebelumnya dan dengan siswa lain. Setelah itu pelaporan kepada orang tua siswa juga dilakukan setiap harinya, agar para orang tua mengetahui dan dapat malanjutkan proses pembelajaran dirumah. Untuk mencapai pendidikan yang bermutu di PAUD Fatimah setiap guru memiliki riwayat pelatihan-pelatihan, seminar, dan selain itu masih banyak penanaman karakter dengan metode lain yang diberikan pada setiap guru di PAUD Fatimah. Secara keseluruhan PAUD Fatimah telah memiliki semuanya, dari segi guru maupun alat bantu ajar/alat permaianan edukatif sangatlah lengkap dan memiliki tingkatan pembelajaran yang tinggi dari masing-masing alat permainan. Sehingga tidak mengejutkan jika PAUD Fatimah berkembang secara cepat dan konsisten. B. Tafsir Berdasarkan penjelasan dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd dan hasil pangamatan saya diperoleh hasil yang sangat mengejutkan. Keseriusan dari pihak sekolah sangat terlihat dari hasil wawancara dan observasi yang saya lakukan, dari segi kesiapan tenaga pengajar yang memiliki etos kerja dan karakter pendidik 129 nomor satu. Hal tersebut yang menjadi senjata ampuh dalam peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah, didukung juga dengan alat bantu ajar/alat permainan edukatif yang lengkap. Bukan tidak mungkin PAUD Fatimah menjadi idola bagi setiap orang tua yang hendak menyekolahkan anakanaknya. 130 Lampiran 2.4 CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN GURU Hari, Tanggal : Selasa, 7 Juli 2015 Jam : 09.00-11.00 Tempat : Ruang Kelas PAUD Fatimah Metode : Wawancara Informan : Ibu Luluk Artomi, S.Pd Ibu Tutik Daryanti, S.Pd Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd Kode Panduan : W-04 Kode CL : CL/W-04/L-2.4 A. Deskripsi Tepat pada pukul 07.30 saya datang ke PAUD Fatimah, dimana para siswa telah berkumpul bersama untuk masuk kelas. Budaya yang sejak kecil saya lakukan ternyata masih berjalan, yaitu berdoa dan bersalaman dengan masing-masing guru maupun pembina kelas. Dari awal inilah pendidikan dimulai dan desematkan pada setiap individu siswa PAUD Fatimah. Tidak sampai disitu saja setelah sampai didalam kelas para siswa diajak mengaji terlebih dahulu, sekitar 15 menit berselang dilanjutkan dengan kegiatan belajar seperti biasanya. 131 Pada waktu KBM berjalan saya berkesempatan untuk mewawancarai Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd untuk memberikan pernyataannya kepada saya, sesuai instruksi Ibu kepala sekolah yang telah diterima oleh ketiga Ibu guru tersebut. Namun saya melakukannya satu persatu, dimulai dari pertanyaan langkah-langkah guru dalam memberikan materi ajar di kelas masng-masing guru memberikan pernyataannya bahwa penggunaan media atau alat bantu yang digunakan oleh guru (APE), sangat efektif untuk siswa dalam memahami materi. Banyaknya ditemukan alat bantu belajar di PAUD Fatimah menunjukkan keseriusan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan anak sejak dini. Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana guru dikatakan sudah menguasai materi ajar, secara nyata siswa yang telah paham dengan materi ajar menunjukkan bahwa guru telah menguasai materi yang dipelajari. Keefektifan guru dalam memanfaatkan media sumber belajar sangat dirasakan bagi para guru terlebih hal tersebut dapat merangsang kecerdasan siswa selama proses belajar. Situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar sangatlah kondusif, para siswa terlihat aktif dan ceria saat permainan sekaligus pelajaran diberikan oleh Ibu guru. Penanganan siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung menjadi hal yang mendasar, namun dengan perhatian dan pendekatan dengan media lain yang selama ini telah dimiliki setiap guru di PAUD Fatimah hal tersebut tidaklah menjadi masalah besar. Langkah-langkah guru untuk memotivasi siswa supaya lebih aktif tidaklah mudah, karena dari sekian banyak siswa 132 memiliki cara yang berbeda-beda, pendekatan tematik sebagai salah satu cara yang digunakan dalam membantu siswa aktif. Salah satunya pemberian tantangan bagi siswa dengan alat bantu upun permainan lain. Evaluasi sebagai salah satu langkah guru dalam mengetahui hasil belajar siswa, setiap waktu akan dipantau perkembangan setiap anak, membandingkan dengan penilaian sebelumnya dan dengan siswa lain. Setelah itu pelaporan kepada orang tua siswa juga dilakukan setiap harinya, agar para orang tua mengetahui dan dapat malanjutkan proses pembelajaran dirumah. Untuk mencapai pendidikan yang bermutu di PAUD Fatimah setiap guru memiliki riwayat pelatihan-pelatihan, seminar, dan selain itu masih banyak penanaman karakter dengan metode lain yang diberikan pada setiap guru di PAUD Fatimah. Secara keseluruhan PAUD Fatimah telah memiliki semuanya, dari segi guru maupun alat bantu ajar/alat permaianan edukatif sangatlah lengkap dan memiliki tingkatan pembelajaran yang tinggi dari masing-masing alat permainan. Sehingga tidak mengejutkan jika PAUD Fatimah berkembang secara cepat dan konsisten. B. Tafsir Berdasarkan penjelasan dari Ibu Luluk Artomi, S.Pd, Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd dan hasil pangamatan saya diperoleh hasil yang sangat mengejutkan. Keseriusan dari pihak sekolah sangat terlihat dari hasil wawancara dan observasi yang saya lakukan, dari segi 133 kesiapan tenaga pengajar yang memiliki etos kerja dan karakter pendidik nomor satu. Hal tersebut yang menjadi senjata ampuh dalam peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah, didukung juga dengan alat bantu ajar/alat permainan edukatif yang lengkap. Bukan tidak mungkin PAUD Fatimah menjadi idola bagi setiap orang tua yang hendak menyekolahkan anakanaknya. 134 Lampiran 2.5 CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN SISWA Hari, Tanggal : Selasa, 9 Juni 2015 Jam : 08.30-11.00 Tempat : Ruang Kelas PAUD Fatimah Metode : Wawancara (Forum Group Discution) Informan : Citra Ningrum Azizah Divaio Ikhsan Afif Dzulfikar Sherin Atallah Febiyanti Alafta Khoirul Ilma Rasya Ammar Fazli R Waldan Labib Ristyan Muhammad Ibam Danutirta Shahwa Zafira Annidya D Luthfia Aisha Kamila Hamdan Fikri Maulana Irwanto Kode Panduan : W-05 Kode CL : CL/W-05/L-2.5 A. Deskripsi Pertemuan yang keempat ini, saya menjadwalkan menemui 10 siswa PAUD Fatimah secara acak dan dengan seijin guru dikelasnya masing- 135 masing.Sedikit sulit dalam mengajak siswa untuk diwawancara, namun atas bantuan guru pendamping dan nasehatnya kami dapat menjalankan kegiatan ini secara nyaman. Berawal dari jam 08.30 sampai dengan 11.00 merupakan waktu yang cukup lama melihat sifat anak yang berbeda-beda antara satu sama lain. Pertanyaan awal yang saya berikan adalah tentang kepribadian anak dalam menjalankan sholat lima waktu, dari sekian banyak siswa menjawab telah melakukannya. Hal tersebut tidak lepas dari pengawasan orang tua yang sebelumnya telah mendapat arahan dari guru maupun kepala sekolah disaat pertemuan maupun melalui buku evaluasi siswa. Pertanyaan kedua tentang perintah guru untuk bernyanyi didepan kelas, para siswa menjawab “mau”.Sehingga rasa mandiri dan percaya diri dari siswa telah ada dan dapat ditunjukkan dengan keberanian siswa. Selain bernyanyi siswa dituntut untuk berhitung, dari segi berhitung sebagai besar siswa PAUD Fatimah telah lancar, sekalipun saya sambil member tebakan setelah angka 12 itu angka berapa dan lain sebagainya. Siswa juga saya beri pertanyaan apakah belajar di PAUD Fatimah menyenangkan, dan kebanyakan mengungkapkan rasa senang dan suka dengan sekolah di PAUD Fatimah. Selain itu siswa juga memberikan rasa senang dengan permainan-permainan yang ada dan dengan guru-guru PAUD Fatimah, sesekali mereka juga menyebutkan nama guru yang dimaksud. Pertanyaan terakhir yang saya berikan bagi masing-masing siswa adalah tentang nilai yang diperoleh selama ini, seperti yang saya perkirakan dari awal ternyata siswa memiliki nilai-niai yang cukup memuaskan.Dengan hal ini 136 menunjukkan bahwa model pembelajaran sangat efektif dan dapat dipahami para siswa PAUD Fatimah. Sekali lagi peran guru dan alat bantu maupun media pembelajaran yang banyak dan lengkap. B. Tafsir Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa PAUD Fatimah dan pengamatan saya saat wawancara berlangsung menyimpulkan bahwa siswa memiliki nilai agama, kognitif, sosial-emosional, dan kualitas siswa itu sendiri tergolong baik dan memuaskan.Penerapan sistem belajar dan penggunaan media yang telah tersedia menjadikan siswa-siswa PAUD Fatimah memiliki kualitas diatas rata-rata.Semua hal tersebut tidak lepas dari peran guru maupun kepala sekolah yang aktif dan tentu orang tua siswa yang selalu menjadi pengontrol anak disaa dirumah menjadi satu alasan adanya peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah sampai saat ini. 138 LAMPIRAN 3 CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN 139 Lampiran 3.1 CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015 Jam : 08.45-10.20 Tempat : Ruang Kelas PAUD Fatimah Aktivitas : Pembelajaran Subjek : Guru dan Siswa Metode : Pengamatan Kode Panduan : P-01 Kode CL : CL/P-01/L-3.1 A. Deskripsi Tepat pukul 08.45 saya masuk kelas, yang sebelumnya telah mendapat ijin dari kepala sekolah Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd untuk melakukan observasi di kelas-kelas PAUD Fatimah. Kebetulan guru yang berada ditempat adalah Ibu Tutik Daryanti, S.Pd dan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd yang mana keduanya adalah guru yang sebelumnya saya wawancarai beberapa hari lalu. Pengamatan awal yang saya lakukan adalah ruangan kelas, dimana ruangan terasa nyaman dengan memiliki banyak hiasan ditiap dinding ruang kelas. Suasana kelas selama kegiatan belajar mengajar terdengar ramai karena masing-masing siswa ada bercerita, bermain, bernyanyi dan lain sebagainya. 140 Namun secara keseluruhan siswa merasa senang dan nyaman selama belajar, perhatian siswa saat guru mengajar dan memberikan instruksi-instruksi selalu diperhatikan walau terdapat beberapa anak yang masih asik dengan mainannya. Gaya guru dalam memberikan pelajaran saya rasa sangat nyaman bagi siswa, karena mengajarnya menggunakan alat permainan edukatif dan beliau menguasainya dan semua siswa dapat dikendalikan. Metode yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung, seperti halnya uraian dari wawancara sebelumnya oleh Ibu Tutik Daryanti, S.Pd, menggunakan metode bercerita yang dikombinasikan dengan APE. Keaktifan siswa menjadi salah satu ciri bahwa metode yang digunakan tepat dan efektif, alat permainan edukatif yang digunakan adalah balok-balok bangunan. Ibu Tutik Daryanti, S.Pd memberikan arahan untuk membuat sebuah bangunan sepertihalnya rumah siswa masing-masing, ketanggapan siswa dalam merespon dan pengerjaan sesuai instruksi sangatlah mencerminkan betapa efektifnya APE yang digunakan. Alat permainan edukatif yang digunakan cukup bervariasi, karena memiliki tingkatan kesulitan yang berbeda dalam pembuatan bangunannya. Tidak malu-malu para siswa terus bertanya dengan apa yang akan mereka kerjakan, mungkin karena siswa belum paham cara membangunnya. Namun hal tersebut langsung diberikan solusi atau jawaban oleh Ibu Tutik Daryanti, sehingga anak dapat melanjutkan tugasnya. Kreatifitas guru dalam penyampaian materi dirasa cukup sukses untuk dipahami para siswa, keaktifan guru dalam berbicara, bergerak, memberi contoh cukup gesit, sehingga anak menjadi senang dan antusias dalam 141 mendengarkan dan menyahut jika Ibu Tutik Daryanti, S.Pd memberikan pertanyaan dan arahan. Selama proses belajar mengajar berlangsung saya juga sempat melihat RPP dan silabus yang dibuat Ibu Tutik Daryanti, S.Pd danIbu Diyah Sardiyani, S.Pd, semua tersusun dengan rapidan mudah dipahami walau saya baru membacanya. Kesiapan guru dalam kegiatan belajar mengajar menjadi pondasi awal guru mengajar sehingga dapat disimpulkan bahwa kesuksesan guru terletak dari kesiapannya. B. Tafsir Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan pada proses belajar mengajar dikelas, dapat diketahui bahwa langkah awal guru dalam mempersiapkan mengajar begitu lengkap. Ruang kelas tertata rapi dan nyaman untuk dilangsungkan kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung nyaman dan menyenangkan. Metode yang digunakan kretifitas guru saat menyampaikan materi begitu baik,setiap guru memiliki semangat dan motivasi mengajar yang sangat tinggi. Langkah awal sampai dengan proses mengajar berlangsung perlu terus dikembangkan, sehingga siswa akan mendapat apa yang diharapkan dari rencana awal mengajar. 142 Lampiran 3.2 CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN RAPAT KOORDINASI Hari, Tanggal : Senin, 15 Juni 2015 Jam : 08.50-12.00 Tempat : PAUD Fatimah Aktifitas : Rapat Koordinasi Subjek : Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan PAUD Fatimah Metode : Pengamatan Kode Panduan : P-02 Kode CL : CL/P-02/L-3.2 A. Deskripsi Tepat pada pukul 08.50 saya datang, PAUD Fatimah terasa sunyi hening. Setelah saya mendekat disetiap ruang tidak terdapat satupun siswa, ya sebenarnya kemarin saya sudah diberi tahu bahwa hari ini siswa libur dan ada rapat kerja untuk seluruh staff dan guru di PAUD Fatimah. Pada pukul 09.15 terlihat para guru sudah berdatangan ternyata saya terlalu awal datangnya. Dengan membawa perlengkapan observasi, dimana kamera sangat dibutuhkan untuk mengambil gambar dan catatan serta alat tulis yang sudah saya siapkan. Saya akan mengikuti jalan nyarapat di PAUD Fatimah pagi ini, 143 para guru telah bersiap-siap untuk mengikuti rapat tidak terkecuali tenaga administrasi dan tentunya Ibu kepala sekolah PAUD Fatimah. Pengamatan pada hari ini saya tujukan pada rapat kerja dari satuan pendidik di PAUD Fatimah, diantaranya ruang rapat, gaya kepala sekolah dalam memimpin rapat, dan lain sebagainya. Berdasarkan pegamatan yang saya amati terlihat bahwa ruang rapat yang digunakan tidak begitu luas maupun sempit, pas dengan jumlah guru dan pegawai yang ada. Semua terlihat rapi, nyaman,ruangan berpendingin dan lampu cukup terang. Kepala sekolah sebagai ketua pimpinan rapat saat ini memiliki wibawa yang besar, dapat dilihat dari pakaian dan suaranya yang cukup keras dan tegas namun tetap memiliki senyum disela-sela pembicaraannya. Sehingga dapat dilihat gaya beliau memimpin rapat begitu baik dan disegani oleh para guru dan pegawai lainnya. Peserta rapat sangat antusias dalam partisipasinya, hal tersebut terlihat dari kefokusan peserta jika ada peserta lain maupun kepala sekolah berbicara, dan tentunya aktif dalam bertanya dan memberikan masukan. Suasana selama rapat berlangsung tergolong sangat ramai “aktif dalam mengemukakan pendapat dan bertanya” sehingga tidak terlihat membosankan. Hal tersebut menunjukkan antusiasme peserta terhadap rapat, sempat saya bertanya dengan guru disebelah saya “apakah kejadian seperti ini terjadi di rapat-rapat yang lain?” dan beliau mengiyakan, hal tersebut menunjukkan bahwa disetiap rapat berjalan semua peserta rapat sangat aktif dan antusias. 144 Dari sekian banyak keunggulan maka dari sudut pandang saya saat mengamati kepala sekolah memberi tanggapan saat menanggapi usulan, beliau secara cepat merespon dan mengembalikan kembali kepada peserta apakah hal tersebut dapat diterima atau tidak. Setelah ada beberapa pertimbangan maka kepala sekolah langsung memberikan keputusannya. Sehingga kepala sekolah tidak begitu saja mengambil keputusan, melainkan memusyawarahkannya terlebih dahulu. Tepat pukul 11.00 saya berpamitan dengan Ibu kepala sekolah dengan sedikit perbincangan tentang pengamatan yang saya lakukan pada hari tersebut. Banyak arahan yang diberikan kepala sekolah pada saya, salah satunya motivasinya bagi saya untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. Begitu perhatian dan loyalnya Ibu kepala sekolah PAUD Fatimah, sehingga membuat para guru pendidik beserta stafnya nyaman dan senang dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, begitu pula dengan saya yang selama ini sering bercengkrama dengan beliau. B. Tafsir Pengamatan yang saya lakukan diketahui banyak pelajaran yang dapat dipetik dari segi rapat kerja di PAUD Fatimah kali ini. Para guru dan tenaga ahli di PAUD Fatimah memiliki kedisiplinan tinggi dan respon yang baikserta antusias terhadap pelaksanaan rapat kerja. Selain itu gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah terlihat dalam rapat tersebut, tegas dan tanggap dengan 145 apa yang beliau terima. Harapannya regenerasi harus terus dilakukan guna melanjutkan dinasti yang selama ini telah terbangun. 146 Lampiran 3.3 CATATAN LAPANGAN STUDI BANDING GURU Hari, Tanggal : Selasa, 16 Juni 2015 Jam : 09.00-11.30 Tempat : PAUD Surya Ceria Aisyiyah Karanganyar Aktivitas : Study Banding Guru Metode : Pengamatan Subjek : Kepala sekolah dan Guru Kode Panduan : P-03 Kode CL : CL/P-03/L-3.3 A. Deskripsi: Pada kesempatan kali ini saya mengikuti studi banding bersama guru dan kepala sekolah PAUD Fatimah, sebagaimana sesuai dengan agenda yang telah dibuat.Pada studi banding akhir semester ini kami mengunjungi PAUD Surya Ceria Aisyiyah Karanganyar, dimana tempat tersebut ditunjuk sebagaimana rujukan/saran dari ibu kepala sekolah. Tepat pukul 09.00 kami sampai dan langsung menuju ruang/kantor kepala sekolah, dengan rencana awal kami akan melihat lingkungan sekolah, dimana tidak jauh berbeda dengan PAUD Fatimah. PAUD Surya Ceria Aisyiyah memiliki lingkungan ditengah perkampungan dan perumahan Karanganyar kota, sehingga tepat digunakan sebagai studi banding para pengajar dari PAUD Fatimah. 147 Studi banding guru perlu dilakukan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan akan berhasil, bila terjadi perubahan paradigma pendidik terhadap anak dan pembelajaran. Pendidik harus mempunyai paradigma bahwa anak adalah individu yang berpotensi untuk berkembang, memiliki rasa ingin tahu dan individu yang aktif. Pembelajaran harus dimulai dari diri anak, oleh anak dan untuk anak. Pendidik berperan sebagai fasilitator dan motivator. PAUD Surya Ceria Aisyiyah tidak susah dalam perekrutan siswa baru disetiap tahun ajaran baru, dan tentunya kualitas tidak boleh dikesampingkan. Sebagaimana uraian pembicaraan kami dengan pihak PAUD Surya Ceria Aisyiyah, yang terus berbenah dan meningkatkan mutu pendidikan dan lulusan dari PAUD. Dengan adanya suasana yang mendukung secara langsung dapat berpengaruh terhadap kinerja para guru. Suasana kerja sangat baik dan memiliki pengaruh yang besar bagi siswa dan warga sekitar. Keaktifan para tenaga pendidik dan karyawan membuat PAUD Surya Ceria Aisyiyah dikenal sebagai unggulan. Setelah menilik suasana kerja guru, kami berlanjut masuk ruang kelas dimana pada saat itu terdapat kegiatan belajar mengajar. Suasana ruang kelas nyaman dan anak-anak terlihat aktif, tidak begitu terganggu dengan kedatangan kami. Banyaknya gambar hasil karya siswa dan berbagai hiasan diding menunjukkan aktifnya siswa dan guru dalam menghias ruangan. Dari segi peralatan permainan edukatif PAUD Surya Ceria Aisyiyah juga telah memilikinya, kelengkapannya didukung dengan permainan tradisional/daerah. 148 Dengan adanya APE tersebut menjadikan nilai plus bagi PAUD Surya Ceria Aisyiyah, karena pada PAUD lain belum tentu memilikinya. Sarana dan prasarana sekolah begitu lengkap walau ada beberapa sarana yang kurang terawat, sehingga diperlukan adanya perawatan berkala disetiap sarana dan prasarana yang dimiliki. Setelah kami memutari dan masuk setiap ruang yang ada di PAUD Surya Ceria Aisyiyah, kami berkesempatan untuk berbincang sedikit dengan guru PAUD Surya Ceria Aisyiyah. Dalam perbincangan tersebut guru PAUD Fatimah berbagi pengalaman dengan guru PAUD Surya Ceria Aisyiyah. Banyak hal yang didapat, dari segi teknik pengajaran sampai perawatan sarana dan prasarana kami. Sampai dengan pukul 11.30 kami memohon ijin dan tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada kepala sekolah dan para guru PAUD Surya Ceria Aisyiyah dalam sambutan dan kesempatannya untuk studi banding. B. Tafsir: Dari berbagai hal yang dibahas diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan studi banding untuk kepala sekolah dan guru sangat penting guna menunjang peningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah dan guru memperoleh pengalaman dan ilmu dari sekolah lain secara langsung. Lingkungan sekolah sebagai modal berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena dari hal tersebut menjadikan suasana kerja guru dan suasana belajar semakin kondusif dan aktif. Perlunya kepemilikan APE disetiap PAUD guna meningkatkan pengetahuan serta IQ siswa. Penjagaan dan 149 perawatan sarana dan prasarana menjadi pembahasan kami pada saat bertukar pengalaman antar guru, dimana hal tersebut menjadikan bahan renungan dan evaluasi bagi kami bersama. Guru memperoleh sejumlah pengalaman mengajar. Keberhasilan mutupendidikan merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulumtermasuk pembelajaran dan kurikulum. pembelajarandan penilaian 150 Lampiran 3.4 CATATAN LAPANGAN PELATIHAN MEMBUAT APE Hari, Tanggal : Rabu, 17 Juni 2015 Jam : 08.15-08.40 Tempat : PAUD Fatimah Aktifitas : Pelatihan Membuat APE Metode :Pengamatan Subjek : Guru Kode Panduan : P-04 Kode CL : CL/P-04/L-3.4 A. Deskripsi: Pengamatan saya lanjutkan pada aktivitas yang dilakukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Saya melanjutkan untuk melaksanakan pengamatan berikutnya, yaitupelatihan membuat APE. Sebagai penunjang kreatifitas guru dalam penggunaan APE, guru PAUD Fatimah juga melakukan pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang diikuti sebelumnya telah memiliki jadwal, sehingga anggaran pelatihan dapat diwujudkan sebelumnya. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamental penyiapan peserta didik menjadi lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat 151 dijadikan sebagai rujukan para pendidik menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya. Dalam pelatihannya diharapkan setiap guru mampu menggunakan APE dengan baik dan benar, senada dengan harapannya guru PAUD Fatimah telah menjalankannya dengan baik, hal tersebut terlihat disaat saya melakukan observasi dikelas pada hari sebelumnya. Guru yang ikut serta dalam pelatihan adalah semua guru-guru PAUD Fatimah, yang dihadiri 25 guru. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan guru mampu menerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang diharapkan mampu mengoptimalkan potensi anak, sehingga anak usia dini tumbuh dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang mempuni, handal, kompetitif, kreatif, dan tangguh. Para peserta terliat sangat antusias dan aktif dalam membuat alat permainan edukatif, peserta saling bekerjasama menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk membuat alat permainan. Kreatifitas guru semakin terlihat saat presentasi dan demonstrasi mempraktekkan langsung hasil karya alat peraga pendidikan yang mereka ciptakan sendiri. B. Tafsir: Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah dan dari hasil wawancara saya dengan Ibu Diyah Sardiyani, S.Pd maka dapat saya simpulkan bahwa sekolah terus meningkatkan mutu pendidikan dari segi tenaga pengajar. Peningkatan mutu tersebut diantaranya 152 berasal dari pelatihan membuat APE. Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, setidaknya guru telah memiliki ilmu dan pemahaman yang luas dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didiknya dari segi alat permainan edukatif. Sehingga harapannya hal tersebut dapat terus berjalan dan selalu ada peningkatan disetiap tahunnya, dengan adanya pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan. 153 Lampiran 3.5 CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN WORKSHOP KURIKULUM Hari, Tanggal : Rabu, 17 Juni 2015 Jam : 08.45-09.20 Tempat : PAUD Fatimah Aktivitas : Workshop Kurikulum Metode : Pengamatan Subjek : Kepala Sekolah dan Guru Kode Panduan : P-05 Kode CL : CL/P-05/L-3.5 A. Deskripsi: Pengamatan lain pada hari ini yang saya lakukan adalah mengenai workshop kurikulum. Workshop sendiri juga telah diagendakan bagi guru dan kepala sekolah di PAUD Fatimah, untuk pelaksanaan kegiatan tersebut telah memiliki anggaran yang cukup besar dari anggaran umum PAUD Fatimah. Sehingga harapannya guru dapat menggunakan dengan baik kesempatan untuk mengikuti pelatihan maupun workshop yang telah menjadi agenda rutin dari PAUD Fatimah. Waktu menunjukkan pukul 07.00, hari ini adalah diadakannya kegiatan workshop kurikulum untuk guru PAUD.Acara ini dihadiri dari 9 TK/RA/PAUDberjumlah sekitar 125 tenaga pengajar.Kegiatan ini di 154 laksanakan untuk meningkatkan kompetensi pendidik sebagai tenaga kependidikan yang harus selalu berinovasi dalam meningkatkan ilmu pengetahuannya.Berkaitan dengan kegiatan tersebut, melatih guru-guru untuk mendisiplinkan kerja sekolah. Demi suksesnya kegiatan tersebut, perlu adanya kerjasama antar team. Sebelum workshop dimulai penulis berangkat lebih awal dari tamu yang diundang. Di sana penulis mengamati panitia penyelenggara sedang sibuk mempersiapkan ruangan yang akan dipakai, sound sistem, media dll. Mereka bekerja dengan sangat senang.Mereka terlihat bekerja sambil tertawa ada juga yang sambil bernyanyi riang. Terlihat sangat kompak dan menyenangkan. Di sana juga terlihat kepala sekolah beserta guru–guru yang lain sedang menyambut tamu yang sudah mulai hadir dari beberapa rombongan masingmasing sekolah. Petugas penerima tamupun sudah mempersiapkan buku tamu (daftar hadir). Dengan sangat ramah ibu Ria Winanti menyambut tamu dan mempersilahkan mereka masuk ruangan. Tidak lama kemudian, mobil mewah warna silfer memasuki halaman PAUD Fatimah.Kepala sekolah pun segera menghampiri mobil tersebut.Sesosok laki-laki berbaju batik keluar dari dalam mobil.Kepala sekolah langsung menjabat tangan dan mengajaknya ke ruang tamu. Setelah saya tanya kepada salah satu panitia ternyata beliau adalah yang akan mengisi materi. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh menit.Tamu undangan pun sudah duduk rapi di tempat duduk yang telah disediakan oleh panitia.Terlihat pembawa acara membuka acara workshop tersebut.Suara 155 nyaring, melengking membuat para tamu undangan terdiam dan mendengarkan suara protokol.Setelah beberapa saat kemudian, acara intipun di mulai.Pembicarapun segera memulai kegiatan tersebut. Ruangan yang nyaman dan media yang lengkap membuat para peserta workshop leluasa dalam berdiskusi dan nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut, disamping bisa bertemu guru-guru yang berbeda namun acara ini membawa angin segar bagi mereka. Yang jelas menambah pengalaman dan memperkaya ilmu pengetahuan.Karena dalam acara ini bukan hanya disodori materi yang bikin orang ngantuk, namun acara ini juga dilatih untuk bernyanyi agar anak tidak bosan dan jenuh pada saat guru menyampaikan materi pelajaran. Setelah nara sumber menyampaikan materi, para peserta membentuk team kerja secara berkelompok membuat Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPH). Kemudian masing-masing kelompok menunjuk salah satu peserta mewakili menyampaikan hasil kerja. Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul sebelas lebih tiga puluh menit.Acara inipun dilanjutkan setelah salat zuhur. B.Tafsir Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah dapat saya simpulkan bahwa sekolah terus meningkatkan mutu pendidikan melalui workshop penyusunan kurikulum.Kerjasama team menunjukkan perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan gambaran 156 konkrit dari kemampuan mendaya gunakan sumber-sumber kualitas, yang berdampak pada mengembangkan keberhasilan keberhasilan eksistensi suatu mewujudkan, organisasi kegiatan diperlukan mempertahankan (sekolah). Berkaitan kedisiplinan dan dengan masing-masing team.Sebagaimana implementasi yang dilakukan, pengembangan terhadap silabus dan RPP cukup signifikan. Karena dari kedua hal tersebut para guru telah menjalankannya dan dari hasil pengamatan saya selama mempelajari silabus dan RPP para guru, pengembangan tersebut dapat meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan siswa-siswanya. Hasil dari workshop kurikulum tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemahaman pelatih dan peserta pelatihan dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum pendidikan anak usia dini. Aspek yang berkaitan penyusunan dan pengembangan kurikulum mulai dari pemahaman konsep dasar tentang kurikulum, pengembangan kurikulum, dan penilaian kurikulum. 157 LAMPIRAN 4 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN 158 Lampiran 4.1 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN BUKU PROFIL SEKOLAH Hari, Tanggal : Kamis, 18 Juni 2015 Jam : 09.30-10.10 Tempat : Kantor Sekolah PAUD Fatimah Metode : Analisis Dokumen Jenis Dokumen : Buku Profil PAUD Fatimah Kode Panduan : D-01 Kode CL : CL/D-01/L-4.1 A. Deskripsi Pada hari ini Rabu 17 Juni 2015 tepat pukul 09.00 saya datang ke PAUD Fatimah, namun sayang sebagian guru dan kepala sekolah ada rapat sehingga saya menunggu beberapa saat untuk melakukan observasi dokumen. Setelah rapat selesai sekitar pukul 09.30, Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd sudah dapat ditemui. Saya meminta ijin untuk meminjam beberapa dokumen, guna melengkapi penelitian saya. Setelah diijinkan kemudian beliau bertanya “Dokumen apa saja yang dibutuhkan bu?” dan saya menjawab Buku Profil PAUD Fatimah, presensi mengajar, rencana pembelajaran, lembar daftar siswa, lembar laporan bulan dan dokumen akreditasi. 159 Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd kemudian mempersilahkan dan mencarikan beberapa dokumen yang saya butuhkan.Pertama buku profil PAUD Fatimah dimana dalam buku tersebut terdapat beberapa poin tentang PAUD Fatimah. Berdasarkan buku tersebut menyebutkan bahwa dari segi letak geografis, PAUD Fatimah berada di area perumahanpurbayan, tepatnya di jalan Bunga Raya, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo. Sejarah singkat dari PAUD Fatimah berawal dari tahun 1995, sebagai mana berdirinya PAUD Fatimah pada tanggal 5 Juni 1995. Berawal dengan nama TK Islam Kanita Tiara, yang berawaldari sebuah bangunan, dan berada pada bagian belakang rumah atau biasa disebut Garasi Rumah. Dari rumah kerumah Bunda Ria berkeliling menyebarkan brosur pendaftaran murid baru ajaran 1995/1996, dengan berjalan kaki keseluruh penghuni perumahan Tiara Ardi yang saat itu belum begitu banyak, Bunda Ria juga keperkampungan Purbayan yang ada disekitar Perumahan Tiara Ardi. Usaha tersebut ternyata tidaklah sia-sia, sampai pada tahun 2000 diresmikan oleh pemerintahan setempat dan berlanut sampai dengan sekarang. Visi sekolah terwujudnya generasi cerdas, taqwa dan berkarakter bangsa, dengan misi yang pertama menanamkan akhalqul karimah dalam kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan menanamkan kemandirian sejak usia dini melalui kegiatan life skill. Misi yang kedua melatih dan mengembangkan kecerdasan moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Tujuan dari berdirinya PAUD Fatimah adalah menjadikan anak didik yang bertaqwa, cerdas, trampil dalam era globalisasi. 160 Dengan visi misi yang tersebut diatas PAUD Fatimah juga telah banyak mengikuti perlombaan, baik perlombaan untuk siswa, sekolah (PAUD Fatimah), dan guru/kepala sekolah PAUD Fatimah. Prestasi siswa yang diperoleh diantaranya juara melukis, juara anak berprestasi, juara Drum Band, Fashion, juara tari dan masih banyak juara-juara lainnya. Dari PAUD Fatimah sendiri diantaranya adalah terpilihnya artikel metodika tingkat propinsi, juara I lembaga inovatif 2011, dan berkesempatan melakukan PTS. Dan prestasi oleh guru dan kepala tidak kalah banyaknya, diantaranya yaitu juara lomba melukis, mendongeng, berpidato, dan banyak lainnya yang diterima oleh Ibu Ria Winanti SPd, MPd sebagai kepala sekolah PAUD Fatimah. Selain hal-hal diatas peneliti juga berkesempatan meliht susunan pengurus Yayasan TK Islam Kanita Tiara dimana PAUD Fatimah terdapat didalamnya. Berikut susunan pengurusnya: PELINDUNG KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS BENDAHARA SEKSI PENDIDIKAN : BP BUDI SRIYANTO : BAMBANG TRISOELO : RIA WINANTI : 1. ALI MUHAMMAD HISBULLAH 2. MUHAMMAD FURQAN BAHESTI : 1. MUHAMMAD HUSAIN MUTHAHHARI 2. MUHAMMAD BAGHIR SADR : 1. HUSIN MULACHAELA 2. ZAENAL, SH 3. MUHAMMAD IKHSAN SH 4. DIBYO ISMANTOYO 5. NONO HARTANTO B. Tafsir Berdasarkan pengamatan saya dari buku panduan PAUD Fatimah, saya tafsirkan bahwa dari segi letak geografis PAUD Fatimah sangat strategis, dekat 161 dengan perumahan. Dengan sejarah yang begitu mengesankan sehingga terwujudnya lembaga pendidikan yang memiliki akreditasi A. dari segi visi misi dan tujuan PAUD Fatimah memiliki cita-cita yang tinggi dengan tahapantahapan yang kokoh dan kuat. Prestasi dari sekolah, guru, dan siswa-siswanya tidak kalah, karena memiliki prestasi yang banyak dan beragam. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan gambaran bahwa PAUD Fatimah memiliki tenaga pendidik yang handal dan baik sekaligus memiliki peserta didik yang bermutu dan berkualitas. Saya yakin PAUD Fatimah dapat terus menciptakan mutu pendidikan yang terus berkembang dan dapat bersaing hingga tinggkat yang lebih tinggi. 162 Lampiran 4.2 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN PRESENSI MENGAJAR Hari, Tanggal : Selasa, 28 Juli 2015 Jam : 10.00-10.30 Tempat : Kantor Sekolah PAUD Fatimah Metode : Analisis Dokumen Jenis Dokumen : Presensi Mengajar Kode Panduan : D-02 Kode CL : CL/D-02/L-4.1 A. Deskripsi: Pada hari ini selasa 28 Juli saya melanjutkan mengobservasi dari dokumen-dokumen yang dimiliki PAUD Fatimah. Dimana pada hari ini saya akan melakukan dua analisa dokumen, yang pertama mengenai presensi dari tenaga pengajar. Tepat pada pukul 10.00 saya memulai untuk menganalisa, yang mana sebelumnya telah meminta ajin kepada kepala sekolah, sebelum beliau berpamitan untuk keluar guna mengikuti rapat di tingkat kecamatan. Dari presentasi mengajar ini yang akan kami analisa antara lain jumlahguru, keaktifan guru mengajar, pembagian tugas guru, beban mengajar guru, jadwal mengajar. Analisa yang pertama berkenaan dengan jumlah guru di PAUD Fatimah, dimana jumlah gurunya sebanyak 12 orang sekaligus merangkap 163 sebagai tenaga ahli di PAUD Fatimah. Dari data yang saya terima keaktifan guru dalam mengajar sangat optimal, karena secara keseluruhan telah dilakukan pembagian tugas, beban mengajar dan jadwal mengajar dari masingmasing guru yang ada. Beban mengajar tiap guru rata-rata 24 jam per minggu, dengan jadwal mengajar tiap hari mengampu 5 aspek pengembangan. Dari segi beban mengajar, para guru dirasa sudah sangat siap dalam menyiapkan segala hal yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar dikelas. Dari segi penyusunan sesuai dengan kurikulum, terlihat tertata dengan rapi, sehingga saya dapat memahaminya dengan jelas. Penjadwalan secara nyata sangat baik, dari segi penjadwalan selama satu tahun penuh dirasa wajar dan dari segi variasi kegiatan juga sangat beragam. B. Tafsir: Berdasarkan analisis yang saya lakukan, PAUD Fatimah mengamanatkan bahwa seluruh PTK PAUD harus memiliki kualifikasi dan kompetensi minimum agar dapat melakukan pelayanan kepada peserta didik secara maksimal. Berbagai cara dilakukan kepala sekolah untuk terus mendorong peningkatan kualitas PTK PAUD, yang pada akhirnya diharapkan menjadi agen bagi peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan jumlah guru, keaktifan para guru, pembagian tugas, beban mengajar sampai dengan jadwal mengajar begitu detail dan baik. Pembagian tugas, beban mengajar guru dan jadwal mengajar dibuat tiap awal semester. Perbaikanperbaikan ada kalanya mesti ada, dan perlu evaluasi disetiap tahunnya sehingga 164 proses belajar mengajar berjalan makksimal dan sesuai tujuan yang hendak dicapai. 165 Lampiran 4.3 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN Hari, Tanggal : Selasa, 28 Juli 2015 Jam : 10.30-11.00 Tempat : Kantor Sekolah PAUD Fatimah Metode :Analisis Dokumen Jenis Dokumen : Rencana Pembelajaran Kode Panduan : D-03 Kode CL : CL/D-03/CL-4.3 A. Deskripsi: Pada hari yang sama dengan waktu yang berbeda, yakni pada pukul 10.30 saya melanjutkan untuk menganalisa rencana pembelajaran yang ada di PAUD Fatimah. Terdapat beberapa poin yang akan saya cari tahu, diantaranya persiapan mengajar, aministrasi pengajaran guru sampai dengan evaluasi. Dari segi persiapan mengajar guru telah diketahui sebelumnya, bahwa dari setiap guru yang ada di PAUD Fatimah telah menyiapkan persiapan yang begitu matang baik dari segi administrasi, sehingga para guru dapat langsung terjun dan sangat menguasai proses pembelajaran. Pekerjaan guru merupakan profesi yang membutuhkan kemampuankemampuan khusus dalam proses pembelajaran. Guru harus meningkatkan 166 kualitas pekerjaannya, agar menjadi guru yang profesional.Kemampuan guru dalam membuat persiapan mengajar dengan membuat RPP, silabus dan menyiapkan metode ajar dengan menggunakan alat permainan edukatif (APE) sebagai metode mutahir dalam melakukan pengajaran langsung media tersebut sangat membantu dan membuat siswa aktif dalam belajar. Selain itu evaluasi yang dilakukan dilakukan terhadap metode yang digunakan, dan bagi siswa setiap hari yang dilakukan oleh masing-masing pendamping/guru, mingguan, bulanan dan tahunan. B. Tafsir: Berdasarkan analisis dokumen yang telah saya laksanakan, diketahui bahwa rencana pembelajaran yang sejak awal direncanakan secara nyata tertata dan memiliki persiapan yang matang. Untuk mengaplikasikan hasil belajar, guru sebagai pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran. Suasana dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya melalui aktifitas belajar yang lebih aplikatif. Pembelajaran bagi anak usia dini, lebih banyak aktifitas uji coba, bermain sosial seperti halnya bermain peran, dan kegiatan stimulatif lainnya.Persiapan mengajar guru dalam menyiapkan administrasi dampai dengan menyiapkan alat bantu ajar dan metode yang digunakan sangat terinsi dan baik. Selanjutnya langkah terakhirnya adalah evaluasi belajar, baik untuk guru maupun siswa. Karena dengan adanya evaluasi, maka perbaikan diwaktu yang akan datang akan terlaksana. 167 Lampiran 4.4 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN LEMBAR DAFTAR SISWA Hari, Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015 Jam : 09.00-09.20 Tempat : Kantor Sekolah PAUD Fatimah Metode : Analisis Dokumen Jenis Dokumen : Lembar Daftar Siswa Kode Panduan : D-04 Kode CL : CL/D-04/L-4.4 A. Deskripsi Pada hari terakhirini Kamis 30 Juli 2015 saya melanjutkan analisis dokumen, dimana kali ini menganalisa lembar data siswa.Pada pukul 09.00 saya berkesempatan bertatap muka dengan Ibu kepala sekolah kembali, dengan meminta ijin beliau untuk melanjutkan analisa dokumen. Dalam peningkatan mutubaik pendidikan dan siswa sangat terlihat dari pencapaian kompetensi yang telah dicapai, dari segi pembiasaan dan kemampuan dasar siswa telah melampauinya, walau hanya sedikit siswa yang dinyatakan belum. Berdasar daftar siswa yang saya peroleh dokumennya, diketahui bahwa dari awal siswa masuk sekolah sampai dengan lulus, terdapat peningkatan yang optimal dari masing-masing siswa. Terlihat dari data yang saya lihat diketahui 168 bahwa lembar daftar siswa yang dimiliki PAUD Fatimah begitu banyak, dan siswa yang dimiliki terhitung banyak. Sehingga menunjukkan bahwa PAUD Fatimah sangat favorit dalam mata masyarakat sekitar. Setidaknya PAUD Fatimah telah melaksanakan kewajibannya untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi setiap peserta didiknya, tidak terkecuali selama ini PAUD Fatimah juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas guru. Dilihat dari kondisi anak selama ini tergolong baik, dari hasil evaluasi pada dokumen yang saya peroleh menunjukkan bahwa siswa memiliki kecerdasan dan akhlak yang baik. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap prestasi anak didik, dimana dari setiap loba yang diikuti siswa hampir semuanya menghasilkan prestasi tersendiri bagi siswa dan sekolah. Sehingga tidak dapat dipungkiri prestasi sekolah maupun diluar sekolah menjadi hal yang wajar bagi siswa-siswa PAUD Fatimah. B. Tafsir Berdsarkan hasil analisis dokumentasi yang saya lakukan, diketahui bahwa PAUD Fatimah memiliki histori yang panjang dalam perjuangannya untuk menjadi PAUD percontohan. Dari segi siswa/peserta didik PAUD Fatimah memiliki siswa yang tergolong banyak dan dibarengi prestasi disetiap tahunnya, hal tersebut yang menjadi poin plus dari PAUD tersebut. Berkasberkas yang saya temui cukup untuk dikatakan sebagai bukti adanya peningkatan mutu pendidikan siswa di PAUD Fatimah, karena adanya bukti 169 tersebut menjadi bukti shahih dalam perwujudannya sebagai PAUD percontohan di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya. 170 Lampiran 4.5 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN LEMBAR LAPORAN BULAN Hari, Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015 Jam : 09.20-09.45 Tempat : Kantor Sekolah PAUD Fatimah Metode : Analisis Dokumen Jenis Dokumen : Lembar Laporan Bulanan Kode Panduan : D-05 Kode CL : CL/D-05/L-4.5 A. Deskripsi Selanjutnya saya menganalisa lembar laporan bulanan PAUD Fatimah, dimana setiap hal yang berkenaan dengan sekolah sampai dengan siswa memiliki lembar laporan bulanan, dari dokumen yang saya lihat tidak hanya laporan bulanan saja yang dibuat, melainkan setiap minggunya juga ada. Sehingga begitu rinci dan transparan dalam menunjang peningkatan mutu pedidikan di PAUD Fatimah tersebut. Dari manajemen PAUD, laporan bulanan wajib dibuat dan dimiliki guna melakukan pelaporan pada Yayasan dan Komite sekolah. Hal tersebut dirasa wajib guna dilakukan evaluasi dari pihak tersebut, dengan adanya hal tersebut secara tidak langsung akan terus meningkatkan mutu sekolah ke yang 171 lebih baik. Selain bagi manajemen, laporan hasil belajar siswa dan evaluasinya wajib dibuat. Lembar laporan bulan bagi siswa ialah dokumen hasil belajar dan evaluasi belajar siswa, setiap ada evaluasi pasti akan dibarengi dengan cara meningkatkan mutu pendidikan dari sisi yang berbeda. Evaluasi menjadi kewajiban bagi setiap guru untuk membuatnya, sehingga awal dari semua ini adalah hasil pengerjaan dari setiap guru kelas dan diteruskan oleh tenaga kerja administrasi. B. Tafsir Berdasarkan hasil analisis dokumentasi yang saya lakukan, diketahui bahwa PAUD Fatimah sangat memperhatikan laporan bulan baik dari sekolah secara umum dan evaluasi siswa. Berkas-berkas yang saya temui cukup untuk dikatakan sebagai bukti adanya peningkatan mutu di PAUD Fatimah, karena adanya bukti tersebut menjadi bukti shahih dalam perwujudannya sebagai PAUD percontohan di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya. 172 Lampiran 4.6 CATATAN LAPANGAN ANALISIS DOKUMEN AKREDITASI Hari, Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015 Jam : 09.50-10.15 Tempat : Kantor Sekolah PAUD Fatimah Metode : Analisis Dokumen Jenis Dokumen : Dokumen Akreditasi Kode Panduan : D-06 Kode CL : CL/D-06/L-4.6 A. Deskripsi Analisis dokumen selanjutnya yang saya kerjakan adalah menganalisa dokumen akreditasi sekolah. Sehingga selain hal diatas dokumen akreditasi juga harus dimiliki oleh sekolah swasta, seperti halnya PAUD Fatimah yang dinaungi Yayasan Kanita Tiara sangat mengandalkan akreditasi dari Dinas Pendidikan. Dengan mengandalkan akreditasi A menjadikan PAUD Fatimah sebagai PAUD percontohan di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya. Adanya ijin operasioanal dari dinas pendidikan menyebutkan bahwa PAUD Fatimah memiliki masa berlaku 8 tahun sejak diterbitkannya tahun 2009.Sehingga secara langsung dua tahun yang akan datang sekolah harus berupaya untuk mempertahankan akreditasi tersebut. Namun secara kasat mata PAUD Fatimah pasti dapat mempertahankan akreditasi tersebut, bahkan saat 173 nantinya akan dilakukan verifikasi oleh dinas, PAUD Fatimah dirasa telah siap untuk semua itu. Semua kelengkapan dokumen akreditasi, bukti hasil akreditasi dan terus melakukan pembenahan dan kegiatan yang telah direncanakan, bukan tidak mungkin ijin operasional juga akan diperpanjang seperti halnya ijin awal sekolah. “Nilai plus sekolah sebenarnya bukan hanya kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai, akan tetapi akreditasi sekolah juga sangat penting. Karena saat ini masyarakat akan melihat dari akreditasi dari sekolah yang akan dijadikan tempat belajar putra-putrinya” seperti itulah sedikit kutipan dari berbincangan saya dengan Ibu Ria Winanti, S.Pd, M,Pd, saat saya menanyakan mengenai nilai plus sekolah PAUD Fatimah. B. Tafsir Berdasarkan analisis dokumentasiyang telah saya laksanakan, memperlihatkan bahwa dokumen akreditasi begitu penting dan dapat mendongkrak kinerja PAUD Fatimah. Selain itu harapannya siswa semakin termotivasi, karena orang tua mereka menyekolahkan anaknya untuk dapat berprestasi. 174 LAMPIRAN 5 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA 175 Lampiran 5 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA A. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (Kode: A.1) No. Kode Data 1. A.1.1 Ruangan kelas yang nyaman 2. A.1.2 Proses belajar mengajar yang efektif 3. A.1.3 Sarana-prasarana yang memadai 4. A.1.4 Lingkungan yang aman dan tertib 5. A.1.5 Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif 6. A.1.6 Sekolah memiliki kemandirian 7. A.1.7 Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat 8. A.1.8 Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan 9. A.1.9 Komunikasi yang baik 10. A.1.10 Sekolah memiliki akuntabilitas Kesimpulan: Sekolah selalu berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan PAUD Fatimah, pengelolaan tenaga pengajar dan partisipasinya dalam setiap kegiatan peningkatan mutu. Setiap melaksanakan kegiatan diakhiri dengan evaluasi dan selanjutnya melakukan perbaikan guna selalu meningkatkan mutu pendidikan PAUD fatimah. B. Keikutsertaan Guru dan Antusiasme dalam Rapat Pengurus (Kode: A.2) No. Kode 1. A.2.1 Data Para guru hadir dalam setiap rapat pengurus 176 No. Kode Data 2. A.2.2 Kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin rapat 3. A.2.3 Guru memberikan masukan dan usulan 4. A.2.4 Kepala sekolah menanggapi masukan dan usulan serta ketepatan dalam mengambil keputusan Kesimpulan: Pelaksanaan rapat pengurus memiliki makna yang baik bagi setiap pengurus, selain menjalin silaturohmi rapat juga selalu menghasilkan keputusan-keputusan yang sekiranya dapat meningkatkan mutu pendidikan di PAUD Fatimah. C. Pelaksanaan Study Banding (Kode: A.3) No. Kode Data 1. A.3.1 Pelaksanaan study banding dilaksanakan guna melihat secara dekat peningkatan mutu pendidikan di sekolah lain 2. A.3.2 Keikutsertaan guru dan kepala sekolah dalam setiap pelaksanaannya Kesimpulan: Ada beberapa faktor yang dijadikan study banding sebagai sarana peningkatan mutu pendidikan, diantaranya mempelajari hal baru yang belum aa di PAUD Fatimah, motivasi disetiap pelaksanaan study banding guna mendorong para guru dalam mendidik siswa-siswanya. 177 D. Keikutsertaan Guru dalam Pelatihan Membuat APE (Kode: A.4) No. Kode Data 1. A.4.1 Adanya jadwal/agenda pelatihan yang dimiliki sekolah disetiap tahunnya 2. A.4.2 Para guru memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dalam mengikuti pelatihan 3. A.4.3 Keaktifan guru disetiap pelatihan 4. A.4.4 Pengetahuan yang semakin bertambah luas dalam hal pembuatan APE 5. A.4.5 Kreatifitas guru semakin meningkat dalam meningkatkan mutu pendidikan di PAUD Fatimah Kesimpulan: Pelaksanaan dan keikutsertaan guru dan kepala sekolah dalam pelatihan membuat APE karena pelatihan tersebut telah diagendakan dan memiliki anggaran khusus setiap tahunnya. Keikutsertaan para guru juga menambah wawasan luas bagi guru tentang APE dan menambah kreatifitas guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di PAUD Fatimah. E. Keikutsertaan Guru dan Kepala Sekolah dalam Workshop Kurikulum (Kode:A.5) No. Kode Data 1. A.5.1 Adanya jadwal/agenda workshop yang dimiliki sekolah disetiap tahunnya 2. A.5.2 Para guru memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dalam mengikuti workshop 3. A.5.3 Pengetahuan para guru dalam segala hal yang bersangkutan 178 No. Kode Data dengan peningkatan mutu pendidikan telah banyak didapat dari adanya workshop disetiap semesternya Kesimpulan: Pelaksanaan dan keikutsertaan guru dalam workshop memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu pendidikan PAUD Fatimah. Workshop kurikulum selalu menjadi prioritas bagi para guru, karena workshop tersebut telah diagendakan dan memiliki anggaran khusus setiap tahunnya. LAMPIRAN 6 ANALISA DATA 180 Lampiran 6 ANALISA DATA A. Data yang Absah No. Kode Data 1. A.1 Pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas sangat kondusif walau terdengar riuh dan ramai, dengan banyaknya hiasan disetiap sudut kelas menjadikan suasana ruang kelas meriah. Proses belajar mengajar yang aktif dan atraktif dari setiap guru menjadi siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. 2. A.2 Selain tepat waktu kehadiran para guru dalam mengikuti rapat pengurus juga aktif dalam menyampaikan pendapan dan usulan. Para guru memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan PAUD Fatimah, karena mereka memiliki pemahaman yang lebih dibanding dengan komite sekolah dalam hal masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan yang terjadi di PAUD Fatimah. 3. A.3 Pelaksanaan study banding sangat membantu dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah, lingkungan sekolah sebagai modal berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena dari hal tersebut menjadikan suasana kerja guru dan suasana belajar semakin kondusif dan aktif. Adanya APE (alat permainan edukatif) di PAUD menjadi faktor penting dalam meningkatkan pengetahuan serta IQ siswa. Penjagaan dan perawatan sarana dan prasarana menjadi hal penting, guna merawat kepemilikannya. 4. A.4 Peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah tak lepas 181 No. Kode Data dari keikutsertaan para guru dalam setiap pelatihan, salah satunya pelatihan membuat APE (alat permainan edukatif). Guru telah memiliki ilmu dan pemahaman yang luas dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didiknya dari segi alat permainan edukatif. 5. A.5 Peningkatan mutu pendidikan di PAUD Fatimah sangat baik dan terus ada peningkatan disetiap tahunnya, tak terlepas dari adanya beberapa pelatihan dan workshop. Dengan adanya pelatihan memberikan dan workshop pengalamannya para untuk guru mengajar dapat peserta didiknya, hasilnya sangat membantu dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi. B. Reduksi Data No. Kode Data 1. A.3 Pelaksanaan study banding sangat membantu dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah, lingkungan sekolah sebagai modal berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena dari hal tersebut menjadikan suasana kerja guru dan suasana belajar semakin kondusif dan aktif. 2. A.4 Keikutsertaan para guru dalam setiap pelatihan, salah satunya pelatihan membuat APE (alat permainan edukatif). 3. A.5 Adanya pelatihan memberikan dan workshop pengalamannya untuk para guru mengajar dapat peserta didiknya, hasilnya sangat membantu dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi. 182 C. Penyajian Data No. Kode 1. A.1 Aspek Proses Belajar Mengajar Uraian 1. Ruang kelas yang memiliki banyak alat peraga dan APE 2. Suasana kelas selama pembelajaran berlangsung 3. Perhatian siswa 4. Gaya guru dalam mengajar peserta didik 5. Partisipasi siswa dalam pembelajaran 6. Keaktifan bertanya siswa 7. Cara guru menanggapi pertanyaan memberikan wawasan bagi siswa 2 A.2 Rapat Pengurus 1. Ruang rapat yang nyaman 2. Gaya kepala sekolah memimpin rapat memiliki wibawa dan dihormati 3. Partisipasi peserta rapat yang aktif 4. Suasana selama rapat kondusif 5. Antusiasme peserta rapat yang ditunjukkan dengan beberapa pertanyaan dan usulan 6. Cara kepala sekolah menanggapi usulan dari para guru 7. Cara kepala sekolah mengambil keputusan dan menetapkan peraturan 3. A.3 Studi Banding 1. Lingkungan sekolah yang aman 183 No. Kode Aspek Guru Uraian dan kondusif menjadi salah satu keunggulan sekolah 2. Keaktifan guru mengajar 3. Berbagi pengalaman antar guru menjadi prioitas penting disaat pelaksanaan studi banding 4. Keaktifan belajar siswa 5. Alat permainan edukatif yang lengkap sebagai faktor pendukung dalam peningkatan mutu pendidikan 6. Sarana dan prasarana yang memadai 4. A.4 Pelatihan Membuat 1. Guru yang berperan serta dalam APE mengikuti pelatihan-pelatihan 2. Tingkat pengetahuan guru yang semakin luas 3. Keaktifan guru membuat APE, menyiapkan bahan dan alat yang dipakai dan cara mempergunakan APE yang dibuat. 5. A.5 Workshop Kurikulum 1. Guru yang mengikuti workshop kurikulum memiliki tambahan pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang luas 2. Ruangan yang nyaman dan media yang memadai mendukung keaktifan peserta workshop dalam diskusi dan kerjasama team 184 No. Kode Aspek Uraian membuat RPPM dan RPPH. Penarikan Kesimpulan Dari penyajian data yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan yang terjadi di PAUD Fatimah Sukoharjo ditandai dengan beberapa hal yaitu peningkatan mutu pendidikan PAUD Fatimah dimana siswa yang lulus telah memiliki bekal yang cukup untuk mengikuti jenjang pendidikan berikutnya, PAUD Fatimah menjadi sekolah favorit dan menjadi sekolah percontohan di wilayah Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya. Faktor-faktor yang mendorong meningkatkan mutu pendidikan di PAUD Fatimah adalah meningkatnya pengetahuan guru dari berbagai pelatihan-pelatihan, workshop, study banding dan peran guru disaat berlangsungnya rapat kerja/pengurus. Selain itu dukungan dari kepala sekolah dan komite sekolah menjadikan faktor pendukung dari internal Yayasan, dimana kepala sekolah sangat berperan aktif dalam mengikutsertakan para guru dalam pelatihan dan workshop kurikulum. Komite sekolah sebagai faktor pendukung juga telah memberikan banyak hal terutama mengenai pemberian bantuan dalam pembangunan gedung sekolah yang baru selain itu adanya sarana dan prasana yang memadai dan cukup membantu untuk peningkatan mutu pendidikan. 113 LAMPIRAN 1 PANDUAN-PANDUAN 114 Lampiran 1.1 PANDUAN WAWANCARA KODE INFORMAN PERTANYAAN W.01 Kepala 1. Bagaimana melibatkan partisipasi masyarakat Sekolah untuk memajukan sekolah? 2. Bagaimana menjalin hubungan dengan komite sekolah? 3. Bagaimana menunjukkan akhlak mulia dan menjadi teladan bagi warga di satuan/program PAUD? 4. Bagaimana menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di satuan/program PAUD? 5. Bagaimana menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah pekerjaan sebagai kepala PAUD? 6. Bagaimana menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini? 7. Bagaimana administrasi mengelola guru satuan/program dantenaga PAUD dalam rangka pendaya gunaan sumberdaya manusia secara optimal? 8. Bagaimana melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program mencapai keberhasilan kegiatan sekolah? 9. Bagaimana satuan /program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif? 115 KODE W-02 INFORMAN PERTANYAAN Komite 1. Apakah yang sudah dijalankan komite sekolah? Sekolah 2. Bagaimana menjalin kemitraan dengan kepala sekolah? 3. Bagaimana komite sekolah menjalin komunikasi dengan orang tua/wali? W-03 TenagaAdmin istrasi 1. Bagaimana etos kerja yang harus dimiliki olehtenaga administrasi? 2. Bagaimana mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan? 3. Bagaimana mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, danefisien? 4. Bagaimana menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan? 5. Bagaimana memberikan pelayanan administrative dan informasi kepada orang tua, masyarakat, danpemerintah? 6. Bagaimana mengelola dan mengembangkan satuan PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan? 7. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana pendidikan? 8. Bagaimana melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan dalam bentuk laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan? 116 KODE INFORMAN W-04 Guru PERTANYAAN 1. Bagaimana langkah-langkah guru dalam memberikan materi ajar di kelas? 2. Bagaimana langkah guru dalam mengelola kelas ketika proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung? 3. Bagaimana guru dikatakan sudah menguasai materi ajar? 4. Seberapa efektifkah guru dalam memanfaatkan media sumber belajar dalam proses KBM? 5. Bagaimana situasi kelas ketika guru mengajar dengan menggunakan media ajar yang menarik? 6. Bagaimana guru menangani siswa yang kurang fokus ketika KBM berlangsung? 7. Bagaimana langkah-langkah guru untuk memotivasi siswa supaya lebih aktif di kelas? 8. Bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar siswa? 9. Bagaimana cara guru memberikan penilaian atau evaluasi kepada siswa? W.05 Siswa 1. Bagaimana pengerjaan sholat lima waktu di rumah? 2. Bagaimana sikap dan ketaatan siswa saat diminta guru untuk bernyanyi didepan kelas? 3. Bagaimana jika guru meminta siswa untuk berhitung dari angka 1 sampai dengan 20? 4. Bagaimana perasaan siswa selama belajar di PAUD Fatimah? 117 Lampiran 1.2 PANDUAN PENGAMATAN KODE AKTIVITAS P-01 Pembelajaran SUBJEK Guru, siswa HAL YANG DIAMATI 1. Ruang kelas 2. Suasana kelas selama pembelajaran 3. Perhatian siswa 4. Gaya guru yang mengajar 5. Partisipasi siswa dalam pembelajaran 6. Keaktifan bertanya 7. Cara guru menanggapi pertanyaan P-02 Rapat Koordinasi Kepala 1. Ruang rapat sekolah, guru, 2. Gaya kepala sekolah memimpin karyawan rapat 3. Partisipasi peserta rapat 4. Suasana selama rapat 5. Antusiasme peserta rapat 6. Cara kepala sekolah menanggapi usulan. 7. Cara kepala sekolah mengambil keputusan P-03 Studi Kepala 1. Lingkungan sekolah Banding sekolah, 2. Keaktifan guru mengajar Guru 3. Berbagi pengalaman antar guru Guru 4. Keaktifan belajar siswa 5. Alat permainan edukatif 118 P-04 Pelatihan Guru Membuat 1. Keaktifan guru membuat APE 2. Bahan dan alat yang dipakai APE 3. Cara mempergunakan APE yang dibuat P-05 Workshop Kepala 1. Ruangan dan media Kurikulum sekolah, 2. Keaktifan peserta workshop dalam Guru diskusi 3. Kerjasama team membuat RPPM dan RPPH 119 Lampiran 1.3 PANDUAN ANALISIS DOKUMEN KODE JENIS DOKUMEN D-01 Buku Profil PAUD Fatimah HAL YANG DIANALISIS 1. Letak geografis 2. Sejarah berdirinya PAUD Fatimah 3. Visi dan misi PAUD Fatimah 4. Tujuan PAUD Fatimah 5. Prestasi PAUD Fatimah 6. Susunan Pengurus D-02 Presensi Mengajar 1. Jumlah guru 2. Keaktifan guru mengajar 3. Pembagian tugas guru 4. Beban mengajar guru 5. Jadwal mengajar D-03 Rencana Pembelajaran 1. Persiapan mengajar guru 2. Administrasi pengajaran guru 3. Kemampuan guru membuat persiapan mengajar 4. Metode yang digunakan dalam mengajar 5. Evaluasi yang dilakukan D-04 Lembar Daftar Siswa 1. Kegiatan dan hasil belajar 2. Kondisi anak didik 3. Prestasi anak didik D-05 D-06 Lembar Laporan 1. Jumlah murid dan pendidik Bulanan 2. Evaluasi belajar anak didik Dokumen Akreditasi 1. Kelengkapan dokumen akreditasi 2. Bukti hasil akreditasi 3. Ijin operasional