CUT AND DEVELOPMENT Salah satu jalan komposisi musik VISHNU SATYAGRAHA Disampaikan pada Workshop 6,5 Composers Yogyakarta, 4 Oktober 2016 KONTEKS Bagi saya, komposisi musik merupakan hasil pengolahan dan penataan bunyi dalam suatu durasi waktu. Sifat dan jenis bunyi amat dipengaruhi banyak hal baik itu frekuensi, amplitudo, warna suara, instrumen, akustik ruang, dan sebagainya. Dengan demikian, komposisi musik memiliki kemungkinan yang sangat amat banyak. Produk‐produk komposisi musik menjadi amat beragam. Sejarah musik menceritakan kepada kita betapa luas jelajah komposisi musik. Dulunya hanya sajian perkusif, kemudian olahan modus, tangga nada, serial, kemudian elektronik dan seterusnya. Dari berjuta‐juta kemungkinan musik yang dapat terjadi, hari ini, saya akan membagikan pengalaman saya untuk mengembangkan suatu kalimat tema musik. BATASAN Olahan yang akan dibicarakan disini adalah sebuah salah satu alternatif pengembangan suatu tema musik menjadi karya musik yang utuh dan baru. Studi kasus yang akan saya bagikan adalah arransemen untuk string orkestra sebuah lagu anak‐anak “Naik Kereta Api” yang saya olah dan disajikan pada akhir tahun 2015. Tema ini amat dikenal di Indonesia, dan menjadi materi yang tepat untuk rekan‐rekan 6,5 untuk menunjukkan beberapa alternatif pengembangan suatu tema musik. Cara pengembangan ini bukanlah hal yang baru, dan secara teoritis bisa kita dapatkan dari buku Fundamental of Musical Composition karangan Arnold Schoenberg. Saya pribadi menyebut tekhnik ini sebagai cut and development; potong dan kembangkan. Suatu kalimat musik yang utuh kita potong‐potong. Menjadi suatu unit‐unit nada atau frase. Kemudian dari unit‐unit atau frase tadi, kita buat kalimat baru. MEMAH HAMI CUT & D DEVELOPMEENT Seperti m melihat sebuah gambar 4 wanitaa dan seoran ng pria berku umis yang m membawa kuccing berwarn na kuning. Dari situ kita bisa meengarang seb buah cerita. Wanita p pertama adalah seorang aahli sulam. Wanita kkedua adalah h teman wan nita pertama yang sangat suka berdan ndan tetapi teerlalu cerewet. Wanita kketiga sangatt menyukai seni tari, nam mun tidak boleh oleh oran ng tuanya karrena dia ketu urunan bangsaw wan. Wanita kkeempat adaalah gadis dengan bakat m meramal yang luar biasa. Juga sangat percaya bah hwa bumi itu datarr. Pria berkkumis selalu merapikan kkumisnya setiap pagi. Kucing ittu berwarna kuning. Dan namanya si emas. Dia seelalu berada d di dekat Pria Berkumis, karena pria berkumis itu adalah n nelayan denggan bau amiss yang menyenangkannyaa. Inilah salah satu mod de pengembaangan: satu kkalimat poko ok, telah dikeembangkan m menjadi 6 kalimat. Sebuah m model pemb belajaran yang kita kenal d di Sekolah Daasar dan ini b bisa kita teraapkan dalam pembuattan komposisi musik. Apakah a anda mempu unyai cerita u untuk gamba ar ini? Petruk M Mantu – Djokko Pekik PEMBAH HASAN Materi p pembahasan Judul : Arranseemen Naik Keereta Api Format : String O Orkestra Panjang Birama Durasi : 165 biraama : 4.30 sam mpai 5.00 Materi aasli Nyanyian “Naik Keretaa Api” Kode : Lingkaran merah : A Lingkaran hijau : B Lingkaran biru : C Lingkaran pink : D Lingkaran kuning : E Birama 1 1‐15 : Intro: b berupa pengenalan ritem m, dan pembaangunan imaajinasi melalu ui bunyi, yaitu dengan memainkan rangkaiaan nada di staasiun kereta (mi do re sol, sol re mi do o) dan peluitt kereta. Birama 1 16‐31 : Pengeembangan daari frase musik A. Gerakaan frase mussik A diberi prrogressi chorrd yang diinginkaan. hord I dan V banyak ditah han. Kalimat ini memiliki cchord I ‐ V –– II – V. Gaya chord ditahaan ini 16‐21 Ch sangat b biasa ditemukkan dalam kaarya‐karya musik klasik. 24‐31 Ch hord lebih baanyak bergerak. Kalimat ini memiliki cchord I‐III‐vi –I7 – IV – iv – I – V ‐I Frase mu usik A dikembangkan menjadi kalimatt musik yangg lebih panjan ng, dengan m memanfaatkaan progresi chord yaang diinginkan. Birama 3 32‐42 : Melod di kontras daari melodi aw wal. Melodi in ni tidak berassal dari temaa lagu pokok.. Bagian ini menjadi semacam traansisi yang leebih berfunggsi memberikkan kontras : Melodi sebeelumnya banyak staccato, di sini lebih h legato. Merrupakan banggunan dari 2 frase berulaang dalam tan ngga nada beerbeda ( A mayor‐C C mayor – A m mayor ). Frase pada biram ma 32‐33 sam ma persis den ngan 36‐37 h hanya registeer bass yang berrbeda; sebuaah tekhnik yaang sangat effisien untuk m membuat variasi dengan perubahan yyang sedikit namun efek yyang sangat terasa.. Birama 4 43‐51 : Melod di yang diban ngun dari kallimat A denggan rekapitulaasi, chord yang ditahan, m modulasi dari G m mayor ke C maayor. Birama 5 51‐54 : Melod di yang tidakk dibangung d dari kalimat lagu, namun memiliki fun ngsi menghantarkan ke chord V karena sangaat dibutuhkaan untuk chord I pada frasse selanjutnyya. Birama 5 55‐61 : Melod di yang diban ngung dari kaalimat lagu B B. Dimainkan oleh registeer bass sebaggai kontras dari frasee sebelum daan sesudahnya. Pada biraama 57 creseendo violin 1 amat memb bantu tensi m menjadi lebih naiik. Pada biram ma 60 unison n dari ensam mbel pada reggister itu akan menimbulkkan efek yang sedikit keruh daan kuat. Ini amat membantu kesan ko ontras untuk kalimat selanjutanya yan ng akan dimaainkan oleh violin 1 p pada registerr tinggi. Birama 6 61.04‐77 : Meelodi dibangun dari kalim mat lagu C dan kalimat laggu D. Diulangg‐ulang dengan variasi dan seku uens. Kalimatt lagu diakhirri dengan fraase yang sama sekali berb beda dari kalimat lagu aslli. Birama 7 78 – 81 : Biraama berisi transisi.Memaakai melodi yyang sama deengan beberaapa birama aawal (nada di stasiun); namun deengan nilai n nada yang beerbeda. Birama 8 82 – 89 : Biraama berisi m melodi yang saama dengan birama 16 –– 23 dengan o orkestrasi yang berbeda. Melodi berasal dari kalimat melodi A A yang dimainkan oleh ceello. Layer “n nada stasiun”” tetap dipertah hankan untukk mendapatkkan kesan berkelanjutan d dengan frasee sebelumnyaa. Birama 9 90 – 97 : Biraama berisi m melodi yang saama dengan birama 24 –– 31 dengan o orkestrasi yang berbeda. Melodi berasal dari kalimat melodi A A. Birama 90 0‐93 melodi d dimainkan oleh violin 2 dan viola, sementaara violin 1 m memainkan co ounter melod di. Birama 9 98 – 108 : sam ma persis dengan 32‐42, hanya dalam m ulangan kedua ini dia m memiliki Geneeral Pause. Birama 1 109‐116 : Meelodi yang dib bangun dari kalimat A deengan rekapittulasi, chord yang ditahan n, modulassi dari G mayor ke C. padaa birama 113 3, Melodi den ngan paralel 4 untuk men nimbulkan keesan luas dan men nghindari pen ngulangan yaang sama den ngan awal baagian tadi. 117‐120 : Meelodi yang tid dak dibangun n dari kalimatt lagu, namun memiliki fu ungsi menghantarkan Birama 1 ke chord d V karena saangat dibutuh hkan untuk cchord I pada ffrase selanju utnya. Ritmis ritemnya leb bih rapat dan mem miliki aksen. Birama 1 125 – 132 : Melodi yang dibanggun dari kalim mat A pada C mixolydian d dan diakhiri d dengan chord A mayor untukk menghantaarkan duet biiola dan cello o pada kalimaat berikutnyaa. Mixolydian n memiliki kesan yaang amat teraang (bahkan lebih terangg dari mayor, karena leading tonenya berjarak satu u alias tidak settajam mayor). Birama 1 132– 145 : Bagian ini berisi melodi utuh yan ng disajikan o oleh Violin daan Cello. Forrmat ini menjadi kontras dengan frase‐fraase sebelumn nya dan sesu udahnya. Ilmu u yang bisa d diterapkan dii sini adalah ilmu kontrapu ung. Hubunggan antara vio olin dan cello o, bukan melodi dan chorrd iringan, naamun lebih merupakkan melodi d dan counter m melodi; sebuah cara yangg sangat efisien dalam meenghadapi du ua instrumeen melodis. Birama 1 146 – 157 : Laagu utuh dim mainkan oleh full ensambel string. Dengan empat layer berbed da; melodi, counter melody, ritem, dan line b bass. Bagian ini merupakaan bagian deengan teksturr yang lengkaap. Birama 1 158‐162 : Laggu melodi han nya mengulaang frase belaakang dari kaalimat lagu sebagai pengh hantar menuju ccoda. Birama 1 163‐165 : Laggu ditutup deengan melodi dan sukat yyang berbedaa, diharapkan n memberi keejutan. Melodi yyang disusun tidak berdassarkan lagu d dasar. Permaainan tiga layyer yang dimaainkan secara ff akan memban ntu mendapaatkan klimakss di akhir mu usik. CODA Begitu banyak cara yyang bisa kitaa tempuh meembuat musik. Begitu banyak juga keemungkinan rrangkaian bunyi baaru yang bisa kita ciptakan. Mulai darii eksplorasi ggaya lama maaupun pencaarian bunyi‐bunyi atau rangkaiaan bunyi‐bunyi baru. Apa yang kita bahas ini meru upakan salah satu cara daari jutaan cara yang bisa kita tempuh unttuk berkarya musik. Cut a and Developm ment ini adalah suatu cara yang sangaat efektif untuk membuat suattu karya mussik, dan bisa d diterapkan d dalam musik apapun. Sem moga Berman nfaat. Salam Bu udaya. www.mu usicinu.com