GEREJA MINAHASA.

advertisement
PEDOMAN DASAR GM
Den-Haag, 14 Juni 2014
PERATURAN RUMAH TANGGA GM (PRT-GM) .
GEREJA MINAHASA.
GEREJA MINAHASA.
Gereja adalah pernyataan Tubuh Kristus di dunia ini, yg terbentuk dan hidup dari dan oleh
Firman Allah, merupakan persekutuan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pembukaan
Pedoman Rumah-Tangga GM ini disusun sebagai pejabaran dari dan tidak bertentangan
dengan Pedoman Dasar GM, dalam menata dan mengarahkan lebih konkrit persekutuan
gereja GM, yang seiman itu, dan kekeluargaan Kawanua, secara berdayaguna (efisiën), dan
berhasilguna (efektif).
Persekutuan orang percaya tersebut yang di dalamnya terdiri dari orang Minahasa , yang
berada atau berdiam di negeri Belanda, berhimpun dalam suatu persekutuan jemaat
membentuk suatu wadah persekutuan gereja yang dinamakan Gereja Minahasa, yang
berkedudukan di Negeri Belanda, dan yang disingkat GM.
GM didirikan di negeri Belanda terutama untuk orang-orang Minahasa yang berada/berdiam
di negeri Belanda dan tidak atau belum menguasai bahasa Belanda. Untuk itu segala
pelayanan dan kegiatan GM berlangsung dalam bahasa Indonesia, dan sedapat mungkin
diusahakan terjemahannya dalam bahasa Belanda.
Pembentukan Gereja Minahasa sebagai suatu panggilan iman untuk mensyukuri panggilan
Tuhan Yesus Kristus dalam memberi jawaban atas keperluan pelayanan rohani orang-orang
Minahasa, juga terhadap mereka yg terkait dengan orang Minahasa maupun dgn orang-orang
yang simpati dengan Minahasa.
Agama dan Kebudayaan. …Wahyu 21:26 “… ke dalam Yerusalem yang Baru bangsa-bangsa
akan membawa masuk kemuliaan mereka”. Agama dan kebudayaan (seni budaya) adalah
dua hal yang merupakan bagian dari hidup manusia, yang saling berhubungan erat secara
komplementer, dan tidak dapat dipisahkan. Peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya di
Indonesia, khususnya di tanah Minahasa, menunjukkan hubungan erat antara kesenian dan
kehidupan beragma; karya-karya seni budaya dengan nilai-nilai spiritual religius, contoh
tari-tarian Maengket, Kabasaran, adat istiadat lainnya dll.; candi-candi yg terdapat di
Indonesia. Selain itu di dunia Barat, terdapat karya-karya seni budaya yg dijiwai oleh
pemahaman tentang iman dan nilai-nilai spiritual gerejawi, contoh a.l. bagi penganut gereja
orthodox (Yunani dan Rusia) peranan ikon-ikon yg merupakan karya seni yg sangat besar
nilainya dalam kehidupan spiritual mereka. Sekali lagi jelas di sini bagaimana peranan seni
budaya dalam kehidupan beragama.
Pembukaan
Pelayanan Gereja Minahasa mengekspresikan keyakinan Kristiani dalam budaya keMinahasa-an. Walaupun pelayanan Gereja Minahasa diekspresikan dalam bentuk budaya
Kristen Minahasa, Gereja Minahasa terbuka bagi siapa pun dan mengakomodasi seluruh
bentuk dan keyakinan dari semua warganya.
Untuk dapat melaksanakan Tugas Panggilan-Nya dengan tertib, maka Gereja Minahasa
menetapkan Aturan Dasar yang bersumber pada Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru sebagai firman Allah, dan yang dinamakan Peraturan Dasar Tugas Panggilan
Gereja Minahasa , disingkatkan PD-GM, serta Peraturan Rumah Tangga Gereja Minahasa,
disingkat PRT-GM, yang adalah lanjutan melengkapi dan menjelaskan PD-GM
.
Catatan / Voetnoot :
Di Mana Minahasa ?. Minahasa terletak di ujung utara pulau Sulawesi. Sulawesi adalah
salah satu pulau utama di Indonesia. Minahasa termasuk di dalam daerah Propinsi
Sulawesi Utara Republik Indonesia ; dan terletak antara koördinat masing-masing: 1°-2°
L.U (lintang utara/noorder breedtecirkel) dan 124°-126° B.T. (bujur timur
/meridian/lengtecirkel).
Apakah arti kata Minahasa ? “Minahasa” atau “Minaesa” berarti “menjadi satu”. “Esa”
berarti “satu”. Minahasa merupakan sebuah representasi dari pada grup-grup etnis di
bagian utara pulau Sulawesi, menjadi satu grup.
Kata Minahasa mulai dipakai pada pada tahun 1789 oleh J.D. Schierstein, seorang
pegawai Belanda pada saat itu. Nama-nama yang dipakai sebelum Minahasa termasuk
“Batasaine”, yang dipakai oleh orang-orang Spanyol. Batasaine adalah versi Spanyol
daripada “Wata Esa Ene”, yang berarti “satu iya kata”. Pada waktu orang-orang Spanyol
tiba di Minahasa, mereka menemukan penduduk setempat yang mempunyai pemimpinpemimpin yang “bersatu kata”, dengan rasa kesatuan.
1
[ ↓ PD-GM ↓ ]
-------------------------------------------------------------------------------------------- -------------------PERATURAN DASAR TUGAS PANGGILAN GEREJA MINAHASA.
BAB I.
NAMA, WAKTU BERDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN .
Pasal 1. Nama. . . Persekutuan gereja yang dimaksud seperti telah dinyatakan pada
pembukaan adalah GEREJA MINAHASA yang disingkat dengan GM.
Pasal 2. Waktu dan Tempat Kedudukan.
Wujud persekutuan gereja dari orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus tersebut
yang disebut GEREJA MINAHASA , gereja yang Esa , Kudus dan Am, berkedudukan di
Nederland tempat Sekertariat Badan Pengurus GM ,
1. didirikan pada tanggal 23 Juli 2004 ,
2. untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
Where is Minahasa ? Minahasa is located at the northern tip of the island of Sulawesi.
Sulawesi is one of the main islands in Indonesia. Minahasa is a region in the province of
North Sulawesi, in the Republic of Indonesia.
What does Minahasa mean ? “Minahasa” or “Minaesa” means “to be one”. “Esa”
means “one”. Minahasa represents the unification of the ethnic groups, who lived on the
northern tip og the island of Sulawesi, into one group.
The word Minahasa was not used formally to represent the people of the northern tip of
Sulawesi until 1789 by J.D. Schierstein, the local Dutch Official at that time.
Previous names included “Batasaine”, which was used by the Spaniards. Batasaine is the
Spanish sounding version in Minahasa, they found that the people had leaders who were of
“one word”, with a sense of unity.
------------------------------------------------------------------------------------------------PERATURAN RUMAH TANGGA GM.
BAB II.
PANGGILAN DAN PENYELENGGARAAN PANGGILAN GEREJA.
Pasal 3. Panggilan Gereja. Gereja Minahasa terpanggil untuk ikut serta dalam karya
Allah di dunia, dengan memberlakukan kasih, sukacita, kebenaran, keadilan, dan
damai sejahtera sebagai perwujudan tubuh Kristus yang bersekutu, melayani dan
bersaksi dalam lingkungan gereja dan masyarakat, beralaskan iman, pengharapan dan kasih
(1 Korintus 13: 13)
Pasal 4. Penyelenggaraan Panggilan Gereja.
1.
Penyelenggaraan panggilan GEREJA MINAHASA sebagimana yang
disebutkan dalam pasal 3, adalah menyelenggaraan tugas panggilan GEREJA yang
DIEKSPRESIKAN DALAM BENTUK BUDAYA KRISTEN MINAHASA.
2. Gereja Minahasa dalam menyelenggarakan Tugas Panggilannya senantiasa
mengakui dan oleh karena itu mengakomodasi seluruh bentuk dan keyakinan semua warga
yang didasarkan pada Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
3. Gereja Minahasa karena panggilan keesaan gerejawinya, terbuka untuk
berhubungan dan bekerjasama dengan gereja serta lembaga gerejawi lainnya, baik yang ada
di Belanda maupin di negara lain.
4. Gereja Minahasa dalam upaya mencari kehendak Allah di sepanjang sejarah,
terus menerus mengkaji relevansi Tugas dan PanggilannNya dan membaharui visi dan
misinya sesuai realitas dan panggilan jaman tempat ia berada.
5. Gereja Minahasa terpanggil untuk mengembangkan berbagai anugerah dan
berkat Tuhan yang diberikan kepada Gereja Minahasa .
BAB I.
Pasal-1 : Nama … (cukup - jelas )
Pasal-2 : Waktu dan Tempat Kedudukan … (cukup jelas )
BAB-II.
Pasal-3 : Panggilan Gereja …(cukup - jelas )
Pasal-4 : Penyelenggaraan Panggilan Gereja.
1. …(cukup - jelas )
2. …(cukup - jelas ) [ lihat juga PD Pasal 6 ]
3. …(cukup - jelas ) [ lihat juga PD Pasal 20 ayat-2 ]
4….…(cukup - jelas )
5……(cukup - jelas ) .[ bandingkan dgn PD Pasal-6 (kemandirian) dan PRT Pasal-6 ]
2
[ ↓ PD-GM ↓ ]
BAB III.
Pasal 5: Pengakuan Gereja.
Gereja Minahasa mengaku percaya pada Allah yang Esa yaitu Bapa yang
Mahakuasa yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya yang menyatakan diri dalam
Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan Juruselamat dunia, dan Kepala Gereja ,
sumber kebenaran dan hidup, yang menghimpun dan menumbuhkan dan memelihara gereja
dalam Roh Kudus , sesuai dengan firman Allah dalam Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. (Ulangan 7:6 ; Matius 16:18 ; 1 Korintus 3 : 11 ; Efesus 4: 15)
selanjutnya sesuai isi “Pengakuan Iman Rasuli , Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel dan
Pengakuan Iman dalam Kitab Injil Filipi 2 ayat 5-11” (lihat lampiran PD/PRT GM)
Pasal- 6
Sifat.
GM yg oikoumene menyatakan kehidupan persekutuan gereja yg mencakupi segala
keyakinan dan tradisi setiap kepercayaan.
Persekutuan gereja GM sebagai gereja Kristen yang Esa , dalam menjalankan kesaksian dan
tugas pelayanannya di negeri Belanda bersifat atau dalam tingkat nasional, berdiri sendiri
(mandiri) dalam kesaksian dan pelayanannya.
Gereja Kristen yang Esa, seperti yang terungkap dalam doa Tuhan Yesus di dalam
Yohanes 17 : 21 “…. Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa , di
dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau , agar mereka juga di dalam Kita , supaya dunia
percaya , bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.”
Berdiri sendiri atau Kemandirian GM adalah semua kemampuan (potensi) dan
pemberian Tuhan secara bebas dan bertanggung-jawab bagi Persekutuan (Koinonia),
Pelayanan (Diakonia) dan Kesaksian (Marturia).
BAB IV. KEBAKTIAN, SAKRAMEN, DAN PENGGEMBALAAN.
Pasal 7
Kebaktian.
1. Gereja Minahasa menyelenggarakan ibadah: setiap hari Minggu, Perjamuan
dan Baptisan, Pemberkatan dan Peneguhan Nikah, Pengucapan Syukur, Natal, Jumat
Agung, Paskah, Kenaikan, Pentakosta, dan ibadah keluarga, Pemahaman Alkitab, serta
ibadah lainnya sesuai keperluan anggota jemaat..
2. Gereja Minahasa menggunakan unsur Tata Ibadah (liturgi), nyanyian dari
berbagai tradisi gereja dan unsur-unsur Budaya Minahasa seperti bahasa dalam dialek
Manado, nyanyian-nyanyian daerah Minahasa, dan bahasa dari berbagai sub-etnis Minahasa
yaitu: Tolour, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, Tontemboan, Bantik, Ponosakan , dan
menggunakan alat-alat musik baik yang modern maupun tradisional.
3. . Dalam menggunakan liturgi dan nyanyian rohani, terutama dalam pelayanan
untuk segala bentuk keyakinan (denominasi), disesuaikan dengan Pimpinan Kebaktian yang
bertugas saät itu , dan liturgi tersebut disusun bersama Pemimpin kebaktian (voorganger).
Pasal 8 . Sakramen.
1. Sakramen adalah tanda dan meterai perjanjian suci kasih karunia Allah dengan
umatNya, yang dilaksanakan oleh gereja berdasarkan amanat Tuhan Yesus.
2. GM melaksanakan sakramen sesuai keperluan jemaat dan keyakinan masingmasing
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
BAB III.
Pasal-5 .. Pengakuan Gereja ….…(cukup - jelas )
Pasal- 6 . Sifat.
-Gereja Kristen yang Esa. Jiwa ayat ini dipakai sebagai petunjuk, bahwa ke-esaan gereja itu
mempunyai kaitan langsung dengan kesaksian.
Kemandirian GM berarti memiliki kepribadian yang dapat berdiri sendiri dalam hubungan
secara langsung dengan Kristus sebagai sumber segala-galanya. Ketergantungan kepada
Kristus ini membawa tiap orang percaya pada “Kesatuan Iman” (Efesus 4:13) untuk saling
membantu dalam menciptakan kemandirian.
-Kemandirian GM mencakup: Kemandirian teologi, kemandirian daya dan kemandirian dana
Kamandirian di bidang teologi pd hakekatnya adalah kemampuan gereja yaitu warga dan
para pejabatnya untuk menetapkan pandangan dan sikap yg perlu diambil dalam menjawab
persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat,
gereja, yang berpedoman pada petunjuk dan motivasi yg diperoleh dari pemahaman akan
Firman Tuhan.
Kemandirian di bidang daya diartikan sebagai usaha untuk melengkapi meningkatkan mutu
dan memanfaatkan setiap warga gereja untuk menjalankan tugas kesaksian dan pelayanannya
dengan terarah tepat dan kontekstual. Dan hal ini terletak pada kedewasaan iman, mental,
pengetahuan dan ketrampilan; termasuk pula kejelasan pemahaman tentang misi gereja,
konsistensi dalam memperjuangkan sesuatu dan ketrampilan dalam mengelola sebaikbaiknya potensi-potensi yg ada.
Kemandirian di bidang dana dapat diartikan sebagai kemampuan gereja/GM untuk menggali
sumber-sumber kekayaan dan melipatgandakan mengamankan dan menggunakan secara
tepat-guna harta-benda yang diberikan Tuhan untuk pelaksanaan misinya.”Allah sanggup
melimpahkan kasih karunia kepada kamu supaya senantiasa berkecukupan di dalam segala
sesuatu dan malah berkelebihan dalam pelbagai kebajikan” (2 Korintus 9:8), (selanjutnya
baca juga 2Korinus 9: 8, 10)
- Kerjasama oikoumene. [lihat PD Pasal-4 ayat-3 dan Pasal-20 ayat-3 ]
BAB IV
Kebaktian , Sakramen , dan Penggembalaan
Pasal-7.…Kebaktian
1. …(cukup - jelas )
2. …(cukup - jelas )
3….…(cukup - jelas )
Pasal-8.
Sakramen …(cukup - jelas )
3
[ ↓ PD-GM ↓ ]
Pasal 9 . Penggembalaan.
Penggembalaan Gereja Minahasa adalah untuk menjaga, memelihara, membangun dan
meningkatkan iman anggota jemaat
BAB V. KEANGGOTAAN .
Pasal -10 Anggota.
1. Anggota Penuh, yaitu mereka yang terdaftar.
2. Anggota Simpatisan, yaitu : a). mereka yang bersimpati dengan Gereja Minahasa.
b). mereka ini dapat mengikuti kegiatan GM, selama tidak
bertentangan dengan PD-PRT-GM dan peraturan serta
keputusan GM yang ada.
c) Donateur
d) mereka yang tidak terdaftar tapi bersimpati kepada GM.
Pasal. 11
Hak Anggota.
1. Setiap anggota Gereja Minahasa (Anggota Penuh, Anggota Simpatisan ) berhak menerima
pelayanan.
2. Setiap anggota Gereja Minahasa (Anggota Penuh, Anggota Simpatisan) berhak menerima
informasi program pelayanan dan program kegiatan.
3. Setiap anggota Anggota Penuh dan Anggota Simpatisan berhak menerima surat-surat
Gerejawi yang dikeluarkan oleh Gereja Minahasa.
4a. Setiap Anggota Simpatisan berhak mengikuti rapat anggota dan berhak bicara
tetapi tidak berhak suara .
4b. Setiap Anggota Simpatisan tidak berhak memilih dan tidak berhak dipilih serta tidak
dapat ikut serta dalam pengambilan keputusan.
5. Setiap Anggota Penuh berhak mengikuti rapat-rapat umum GM, berhak bicara dan berhak
suara serta berhak ikut mengambil keputusan, berhak memilih dan berhak dipilih sebagai
anggota Badan Pengurus, Majelis Jemaat dan Badan Pengawas Perbendaharaan serta jabatan
lainnya dalam persekutuan GM .
Pasal 12 Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan mentaäti Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah
Tangga GM.
2. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan mentaäti peraturan-peraturan yang tercantum
dalam PD / PRT GM dan peraturan tertulis yang sah lainnya.
3. Setiap anggota bertanggungjawab atas penyelenggaraan tugas panggilan pelayanan.
4. Sertiap anggota bertanggungjawab atas beaya tugas penyelenggaraan panggilan.
5. Setiap anggota bertanggungjawab menjaga dan memlihara persekutuan gereja.
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
Pasal-9
Penggembalaan ……(cukup - jelas )
BAB V. KEANGGOTAAN
Pasal – 10.
Anggota.
Anggota Penuh adalah seorang dewasa yg sudah menerima
“permandian kudus”. Bilamana hal ini belum terjadi maka anggota tsb masih diberi
kesempatan untuk menerima permandian kudus tersebut, dan bilamana anggota tsb menolaknya , maka anggota tsb dapat didaftarkan sebagai Anggota Simpatisan .
Pasal-11 Hak Anggota….…(butir 1 s/d 4 cukup - jelas )
5. Yang dimaksud dengan rapat-rapat umum adalah : Rapat Anggota GM , Persidangan atau
Kongres GM.
Pasal-12
Kewajiban Anggota……(cukup - jelas )
Pasal-13. Tata cara penerimaan anggota . (cukup - jelas )
Pasal-13. Tata cara penerimaan anggota.
1. Calon anggota menyatakan menerima, mengakui dan tunduk / taät kepada PD / PRT GM.
2. Pendaftaran keanggotaan melalui pengisian dan menandatangani formulir pendaftaran.
4
[ ↓ PD-GM ↓ ]
Pasal -14. Pemberhentian, kehilangan, pemecatan keanggotaan :
1.a. karena meninggal dunia.
b. . atas permintaan sendiri secara tertulis, dengan menyatakan alasannya.
2. a. karena melanggar PD/PRT GM,
dan / atau melanggar keputusan GM yang ada,
dan / atau pada hakekatnya telah mencemarkan nama baik GM.
b. mereka yang telah dicabut keanggotaannya atau yg telah dipecat dalam butir 2.a. ,
seterusnya tidak bisa diterima kembali menjadi anggota GM.
c. Dalam hal tertentu dan atas pertimbangan Rapat Anggota GM, maka mereka yang
telah dipecat, setelah 4-tahun, dapat ajukan diri mendaftarkan kembali sebagai anggota
GM .
BAB VI. STRUKTUR ORGANISASI dan KEPEMIMPINAN.
Pasal 15 . Struktur Organisasi.
1. BPH-GM , Majelis Jemaat, dan Badan Pengawas Perbendaharaan Gereja.
2. Masa layan BPH-GM (=Badan Pengurus Harian) , Majelis Jemaat, Badan Pengawas
Perbendaharaan Gereja masing-masing 4 (empat) tahun.
3. BPH, Majelis Jemaat dan Badan Perbendahraan Gereja dipilih oleh rapat anggota Penuh..
4. BPL-GM (Badan Pengurus Lengkap) terdiri dari BPH dan BPK-GM =(Bidang-bidang
Pelayanan dari Kepengurusan). BPHGM setelah dipilih anggota jemaat GM dalam
persidangan- nya, lalu membentuk BPK-GM sesuai yg diperlukan. Setelah BPK terbentuk
lalu bersama BPH, yg adalah BPL (=Badan Pengurus lengkap) bersama diteguhkan dalam
suatu kebaktian jemaat. Masa layan BPK-GM adalah 4 (empat) tahun.
Pasal-16 Organisasi BPH-GM.
I. 1). Pimpinan. Yang memimpin persekutuan gereja GM adalah BPH-GM, yang telah
dipilih dan disyahkan oleh anggota jemaat dalam sidang/rapat anggota jemaat GM.
2) Masa bakti. Masa bakti BPH-GM adalah 4 (empat) tahun.
3) a. Tugas dan wewenang pimpinan GM. BPH-GM mempunyai tugas dan
wewenang untuk menyelenggarakan usaha-usaha guna mencapai tujuannya,
terutama sesuai program-kerja GM.
3) b. Tugas kedalam: memimpin GM sesuai tugas panggilan,dan ketetapan yg ada..
Tugas keluar : a) BPH-GM mewakili GM dalam menjalin hubungan dengan
gereja-gereja mitra, organisasi/persekutuan Kristen, instansi Pemerintah Belanda,
b) selain itu,juga mereka atau angg. Jemaat GM yang ditugaskan oleh BPH-GM.
3) c. Setiap angg. GM tidak bisa menjalin hubungan keluarGM , tanpa surat tugas
dari BPH-GM
4).Pertanggungjawaban Pimpinan. BPH-GM bertanggungjawab kepada persekutuan
gereja GM dalam dan melalui sidang / rapat anggota jemaat GM.
BPK-GM (Bidang-bidang Pelayanan dari kepengurusan) bertanggung-jawab kepada BPH-GM
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
Pasal-14. Pemberhentian, pemecatan keanggotaan.
1.b. BPH-GM mengeluarkan surat pemberhentian dengan hormat.
2.a. Proses pemecatan. BPH-GM memberikan teguran secara tertulis maksimal 3 (tiga) kali
berturut-turut kepada yang bersangkutan. Y.b.s. diwajibkan memberi jawaban tertulis dgn
menyatakan dan berjanji akan memperbaiki diri, serta menyatakan bersedia taät dan
menjalankan PD/PRT GM beserta semua keputusannya, dan juga menyatakan bersedia
memelihara nama baik GM. Bilamana teguran-teguran tsb tidak ditaäti, maka BPH-GM
mencabut keanggotaan ybs melalui surat keputusan pemecatan tidak dengan hormat.
2.b. … ……(cukup - jelas )
2c. Prosedur penerimaan kembali warga GM yang telah dipecat:
2c.1. Yang bersangkutan mengajukan surat tertulis, menyatakan: penyesalan atas tingkah
lakunya, menyatakan dan berjanji akan memperbaiki diri, serta menyatakan bersedia tunduk
dan taät serta menjalankan PD/PRT GM beserta semua keputusannya, dan juga menyatakan
bersedia memelihara nama baik GM. Dan berjanji tidak akan berbuat kembali kesalahan
yang telah terjadi.
BAB VI. STRUKTUR ORGANISASI dan KEPEMIMPINAN.
Pasal-15.
Struktur Organisasi….…(cukup - jelas )
[catatan: Bidang Pelayanan Kerohanian / seksi kerohanian ditangani langsung oleh Majelis
Jemaat ]
Pasal-16 …Organisasi BPH.
I. …….(cukup - jelas )
1) …….(cukup - jelas )
2) …….(cukup - jelas )
3) …….(cukup - jelas )
4) …….(cukup - jelas
5
[ ↓ PD-GM ↓ ]
5). Sarana pengambilan keputusan
a. Keputusan-keputusan yang menyangkut rencana kerja GM, pemilihan BPH-GM dan
pertanggungan-jawab BPH-GM, diambil dalam dan melalui sidang/rapat anggota GM
b. Keputusan-keputusan BPH-GM diambil dalam dan melalui rapat BPH-GM.
6). Badan Pembantu. Dalam pelaksanaan segala kegiatannya dan untuk tugas khusus,
maka BPH-GM dapat didampingi oleh Badan Pembantu yang bertanggung jawab
kepada BPH-GM.
II. Keanggotaan kepengurusan, terutama BPH-GM.
a. Mereka yang bisa menjadi anggota dan memegang jabatan dalam BPH-GM
harus dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
b.
1. Setiap anggota BPH-GM yang telah berakhir masa baktinya sebagai BP-GM
dapat dipilih kembali , dengan ketentuan seseorang tidak boleh menjadi anggota
BPH-GM lebih dari 2 (dua) masa bakti berturut-turut , dan dalam hal ini setelah satu
periode kepengurusan, maka yang bersangkutan dapat mencalonkan diri lagi utk
jabatan pengurus .
2. Dalam situasi tertentu Rapat Anggota GM dapat mengambil keputusan bahwa
seseorang anggota BP-GM dapat melanjutkan jabatan kepengurusannya.
Pasal-17. Musyawarah atau Sidang / Rapat Anggota Jemaat GM
1. Musyawarah atau Sidang/Rapat Anggota Jemaat GM adalah badan tertinggi dan
mempunyai kekuasaan tertinggi.
2. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM terdiri dari para anggota jemaat GM.
3 Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3
tahun
4..Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM ini memilih dan mengesahkan BPH-GM
5. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM dapat membubarkan Badan Pengurus GM.
6. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM mengesahkan PD/PRT GM bersama
Perubahannya; dan juga mengesahkan Lampiran serta Pelengkap yang diajukan.
7. Musyawarah/Sidang Angg.Jemaat GM mengesahkan program kerja GM dan keputusan
GM .
8. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM memeriksa,mengesahkan keuangan GM bersama
Badan Pemeriksa Keuangan/Perbendaharaan.
9. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM mengesahkan anggaran GM .
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
5). Sarana pengambilan keputusan.
Keputusan-keputusan dalam musyawarah / Sidang GM diambil dengan cara
bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan.
Bila hal ini tidak berhasil menetapkan keputusan, maka diadakan pemungutan suara
secara langsung / bebas dari peserta sidang/rapat (cara demokrasi). Dalam hal ini
suara terbanyak yang memutuskan.
6). ………. (cukup - jelas) .
II. Keanggotaan kepengurusan BP-GM, terutrama BPH-GM.
a. Yang bisa duduk memegang jabatan dalam BPH-GM dan kepengurusan lainnya adalah
mereka yang memenuhi persyaratan di bawah ini, sbb.:
1. adalah penganut agama Kristen, menerima/mengakui Pengakuan Iman sesuai Bab
Bab III Pasal 5) , dan bersedia bersaksi mengabarkan Injil Tuhan Yesus Kristus,
Juruslamat dunia dan Kepala gereja, serta pelayanan dalam memenuhi
tugas panggilan gereja dan jemaat.
2. sudah dipermandikan atau sudah menerima permandian kudus (sakramen
permandian).
3. sebaiknya juga adalah anggota Sidi (aanbevolen geloofsbelijdenis reeds afgelegd)
4. Sudah dewasa, berperasaan tanggung-jawab, wajar (berbudi pekerti…),dipercaya,
penuh pengabdian, beramal, kerelaan sumbang tenaga, waktu, pikiran secara sekarela.
5 SAH berada/berdiam di negeri Belanda : memiliki kewarganegaraan Belanda, atau
memiliki izin tinggal tetap atau mempunyai visum untuk negeri Belanda (min. 4 tahun)
6. Berkelakuan baik. Tidak pernah melanggar Hukum baik terhadap pemerintah
Belanda, pemerintah Indonesia maupun pemerintah Negara lain di dunia ini.
7. Sekurang-kurangnya telah berdiam di negeri Belanda selama 1 (satu) tahun
berturut- turut.
8. Sekurang-kurangnya telah menjadi Anggota Penuh jemaat terdaftar dan aktip dalam
Segala kegiatan GM sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun berturut-turut.
9. Mempunyai pendapatan tetap utk hidup,a.l. gaji atau pensiun atau AOW atau
tunjangan pemerintah Belanda lainnya, serta mempunyai tempat tinggal di negeri
Belanda
Pasal-17. Musyawarah atau Sidang / Rapat Anggota Jemaat GM
1. Sidang/Rapat Anggota GM dapat membatalkan keputusan yg ada, dan berada di atas
PD/PRT-GM , dapat merobah/membatalkan PD/PRT-GM
2…. …….(cukup - jelas )
3….…….(cukup - jelas )
4….…….(cukup - jelas )
5. BPH setelah dibubarkan , lalu berstatus demisioner, hanya lanjutkan tugas rutin, tidak bisa
ambil keputusan baru; secepat mungkin bentuk BPH-GM yg baru melalui Rapat Angg. GM.
Bilamana pembubaran BPH disebabkan konflik intern, maka setelah dibubarkan lalu
kepengurusan GM dipegang oleh “Care Taker” yg bertugas secepat mungkin membentuk
BPH-GM baru; masa tugas Care-Taker maksimal 2 (dua) tahun. Bila perlu dibentuk ‘Komisi
Penyelesaian’’ (…Geschillen comm..)
6
[ ↓ PD-GM ↓ ]
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
10. Selain sidang atau rapat yg telah ditetapkan, maka musyawarah/Sidang Angg. Jemaat
GM dapat diselenggarakan atas permintaan atau atas panggilan BPH-GM atau atas
permintaan / panggilan anggota jemaat GM
11. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM dinyatakan SAH apabila dihadiri oleh 2/3 dari
Jumlah anggota GM.
12. Keputusan-keputusan dalam musyawarah / Sidang GM diambil dengan cara
bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan.
Bila hal ini tidak berhasil menetapkan keputusan, maka diadakan pemungutan suara
secara langsung / bebas dari peserta sidang/rapat (cara demokrasi). Dalam hal ini
suara terbanyak yang memutuskan.
13. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM mengesahkan keputusan-keputusan yang
diajukan BPH-GM.
6. , 7., 8. 9 …………….(cukup - jelas )
Pasal-18.
Susunan Kekuasaan.
1. Musyawarah/Sidang Angg. Jemaat GM adalah badan tertinggi dan mempunyai kekuasaan
tertinggi dalam persekutuan gereja GM.
2. Badan Pengurus Harian GM adalah Badan Pelaksana tertinggi untuk melaksanakan
keputusan- keputusan Sidang/rapat anggota jemaat GM.
3. Majelis Jemaat, bersama Majelis Kerohanian, bertanggung-jawab kepada BPH-GM dan
kepada anggota jemaat GM dalam dan melalui sidang / rapat anggota jemaat GM.
4. Badan Pemeriksan Perbendaharaän GM bertanggung-jawab kepada anggota jemaat
GM dalam dan melalui sidang / rapat anggota jemaat GM .
5. BPK (Bidang-bidang Pelayanan dari Kepengurusan) bertanggungjawab kepada BPH
Pasal-18. Susunan Kekuasaan.
Pasal -19
Pasal 19
Azas kepemimpinan. Berdasarkan persekutuan yang bertanggungjawab .
Pasal-20 Ikatan-ikatan dan Hubungan-hubungan serta kerjasama oikumene.
1. GM adalah persekutuan gereja yg berdiri sendiri , tidak mempunyai ikatan dan/atau tidak
berlindung, tidak bernaung , dan tidak berafiliasi dengan persekutuan, organisasi, yayasan,
instansi, lembaga lain apapun dan di manapun juga di dunia ini.
2. GM dapat menjalin hubungan atas dasar kebersamaan , dengan instansi , lembaga di manapun juga selama tidak bertentangan dengan PD/PRT GM.
3. Panggilan oikumenis semesta. [Hubungan kerjasama antar gereja]
Berdasarkan pengakuan bahwa tiap gereja adalah ungkapan dari gereja yang Esa , Kudus
dan Am, dan bahwa semua gereja di segala zaman dan tempat terpanggil untuk
melaksanakan tugas panggilan gereja, yang sama dan satu, yang tidak pernah berubah itu,
maka GM dan gereja-gereja di manapun juga melaksanakan tugas panggilan itu dalam
persekutuan gereja dan kerjasama serta saling menghormati dan menghargai keberadaan
masing-masing.
Dalam mengemban panggilan oikumenis semesta , maka hubungan dan kerjasama oikumenis
perlu terus dibina.
10. Syarat permintaan/panggilan rapat oleh anggota jemaat, adalah atas permintaan
(50% + 1) dari jumlah Anggota terdaftar
11. ……………….(cukup - jelas )
12. ……………….(cukup - jelas )
13. ……………….(cukup - jelas )
….(cukup - jelas )
Azas kepemimpinan ……(cukup jelas) .
Pasal-20. Ikatan-ikatan dan Hubungan-hubungan , serta kerjasama oikoumene
…………….(cukup - jelas )
7
[ ↓ PD-GM ↓ ]
BAB VII. PIMPINAN AGAMA / KEROHANIAN (ROHANIAWAN)
Pasal-21 .
1. Sesuai isi dan jiwa dari ‘Pembukaan Peraturan/Pedoman Dasar GM’ ini, maka
Pimpinan Kerohanian GM dipegang oleh satu tim ‘Majelis Kerohanian’ (Pimpinan
Berganda) GM ,yaitu Rohaniawan yang terdiri dari seorang Pastor (RK), seorang
Evangelis atau Gembala (Pinkster/Pantekosta) dan seorang Pendeta Protestan (Injili) ,dan
yang masing-masing sekurang-kurangnya adalah tamatan/lulusan pendidikan Agama
tingkat akademis/universitas, serta sedapat mungkin seorang warga Minahasa / Kawanua.
2. Anggota Majelis Kerohanian menguasai bahasa Indonesia yang baik dan mengenal
kebudayaan Minahasa.
3. Majelis Kerohanian GM ditetapkan oleh Majelis Jemaat bersama BPH-GM, dan disahkan
oleh Jemaat GM dalam Sidang / rapat Anggota Jemaat GM.
4. Keanggotaan Majelis Kerohanian GM dapat dirobah, dicabut oleh Jemaat GM dalam /
melalui Sidang / Rapat Anggota Jemaat GM.
5. Anggota Majelis Jemaat GM dapat mengundurkan diri atau meletakkan jabatannya
dengan mengajukan surat pengunduran diri dengan mencantumkan alasannya.
6. Tim Majelis Kerohanian GM adalah pemimpin Majelis Jemaat GM.
7. Masa layan / jabatan Majelis Kerohanian adalah 5 (lima) tahun dan/atau selanjutnya
sesuai ketetapan Sidang / Rapat Anggota Jemaat GM.
8. Majelis Kerohanian GM adalah sebagai Pimpinan Agama tetap dalam tubuh GM.
9. Selain dari anggota Majelis Kerohanian GM, maka GM dapat mengundang seorang
Pimpinan Kebaktian GM lainnya, seorang Pendeta atau Pastor atau Gembala, sebagai
Pimpinan Rohani tamu atau tidak tetap.
10. Hal-hal lainnya dapat diatur dalam PRT –GM, sesuai keputusan khusus untuk itu.
BAB VIII. LEMBAGA PELAYANAN KHUSUS.
Pasal-22.
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
BAB VII. Pimpinan – Agama (Kerohanian).
Pasal-21.
GM yang oikoumene menyatakan kehidupan persekutuan gereja yang mencakupi segala
keyakinan dan tradisi setiap kepercayaan (denominasi atau golongan).
Pimpinan agama yaitu mereka yang terpanggil untuk :
a. pelayanan Firman Tuhan dan Sakramen dalam GM
b. pengkhotbahan Firman Tuhan di dunia
c. tugas penggembalaan , pengamalan tugas panggilannya
d. pengawasan, pemeliharaan dasar-dasar kerohanian / keimanan.
e. Pembinaan, pendidikan, pengembangan iman percaya jemaat dan GM.
f. Perlengkapan perbekalan Kerohanian jemaat dan GM.
BAB VIII. LEMBAGA PELAYANAN KHUSUS
Pasal-22 … ….(cukup - jelas )
1. Lembaga yang dibentuk untuk mengembangkan tugas panggilan gereja dalam bidangbidang pelayanan tertentu
2. Dalam penyelenggaraan usaha berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada Badan
Pengurus dan Majelis Jemaat.
BAB IX. Harta Milik.
Pasal. 23.
. 1. Harta milik GM, yang diawasi oleh Badan Pengawas Perbendaharaan Gereja, terdiri dari
1.1. Uang tunai.
1.2. Barang bergerak (inboedel)
1.3. Barang tidak bergerak (vastgoed , opstal).
2. Dalam hal liquidasi atau pembubaran GM, maka harta milik GM disumbangkan ke
Badan Sosial , yang ditetapkan oleh Sidang/Rapat anggota Jemaat GM.
BAB IX. Harta Milik
Pasal-23 …….(cukup - jelas )
8
[ ↓ PD-GM ↓ ]
BAB X.
Pasal-24.
Sumber Pembiayaan Pelayanan atau Keuangan GM.
1. Uang Kolekte .
2. Uang iuran .
3. Persembahan sukarela bulanan dari anggota.
4. Sumbangan-sumbangan lainnya yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan
PD/PRT GM, adalah antara lain :
3.a. sumbangan pribadi dari orang yang bersimpati
3.b. Sumbangan lembaga-lembaga dan perusahaan-perusahaan
5. Usaha-usaha lainnya yang SAH dan tidak bertentangan dengan PD/PRT dan tidak
bertentangan dengan tujuan dan aktivitas GM ,
BAB. XI.
Pasal – 25 Badan Pengawas Perbendaharaan Gereja Minahasa.
1. Dipilih oleh Rapat Anggota dan ditetapkan oleh Badan Pengurus Harian GM.
2. Masa layan Badan Pengawas Perbendaharaan Gereja Minahasa adalah 4 tahun.
3. Badan Pengawas Perbendaharaan GM bertanggungjawab kepada Rapat Anggota GM.
BAB. XII.
Pasal -26 .
Rapat.
1. Menjadi tempat untuk bersama-sama berdoa dan menerima kehendak Tuhan Allah.
2. Menjadi tempat untuk bermusyawarah dan mengambil keputusan bersama menghadapi
tugas dan masalah yang timbul dalam rangka pelaksanaan tugas panggilan gereja.
3. Menjadi tempat untuk saling membina dan saling menggembalakan
Pasal-27 Jenis-jenis Rapat.
1. Rapat Anggota atau rapat umum diselenggarakan berdasarkan keperluan dalam rangka
memberi kesempatan kepada seluruh anggota jemaat untuk turut memikirkan dan mengambil
bagian dalam pelaksanaan tugas panggilan GM.
2. Rapat Badan Pengurus Harian GM diselenggarakan berdasarkan keperluan untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban Badan Pengurus dan dalam rangka menetapkan kebijakan
pelaksanaan panggilan GM.
3. Rapat Badan Pengurus Lengkap (BPL), yg terdiri dari BPH dan utusan BPK (Bidang-bidang
Pelayanan dari Kepengurusan) , diselenggarakan berdasarkan keperluan kepengurusan,
terutama dalam menata, koördinasi tugas-tugas rutin
4. Rapat Majelis Jemaat, diselenggrakan berdasarkan keperluan untuk menggumuli tugas
panggilan GM.
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
BAB X. Sumber Pembiayaan Pelayanan (Keuangan)
Pasal-24. …..…….(cukup - jelas )
BAB XI. Badan Pengawas Perbendaharaan Gereja Minahasa.
Pasal – 25….…..…….(cukup - jelas )
BAB. XII
Rapat
Pasal - 26
RAPAT……
Selain yang telah ditetapkan, maka Rapat Anggota Jemaat GM dapat diselenggarakan :
1. atas permintaan (50% +1) jumlah anggota terdaftar ,
2. atas permintaan BPH-GM.
3.a.) Sidang/Rapat Anggota Jemaat GM dipimpin oleh Pimpinan-Persidangan, yang disebut
“Majelis Ketua, yg dilengkapi dgn secertaris persidangan”, anggota Majelis ketua adalah
bukan mereka yg duduk dalam kepengurusan GM. Demikian halnya dgn pinpinan kongres
dan konperensi.
b). untuk kelancaran persidangan diatur dgn Acara-Rapat , Tata-Tertib Rapat.
c) untuk pembentukan BPH-GM yg baru, dapat dibentuk Panitia Nominasi..
Pasal - 27
Jenis-jenis Rapat.
1. ….……….(cukup - jelas )
2…..……….(cukup - jelas )
3. ………….(cukup - jelas )
4. ………….(cukup - jelas )
5. Konperensi dan Kongres dapat diselenggarakan bilamana diperlukan.
9
[ ↓ PD-GM ↓ ]
BAB. XIII.
Pasal – 28. Lambang , Lencana dan Lagu.
Lambang , Lencana , dan Lagu untuk persekutuan gereja GM diatur dalam PRT-GM.
BAB. XIV. PERUBAHAN dan TAMBAHAN.
Pasal – 29.
1. Perubahan dan tambahan PD / GM ini dapat diadakan oleh Sidang / Rapat Anggota
Jemaat GM, jikalau itu dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota jemaat GM dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari
Jumlah suara yang hadir.
2. Perubahan dan tambahan PD-GM tersebut hanya berlaku sesudah disahkan oleh Sidang
/ Rapat Anggota Jemaat GM.
BAB XV. Tata – Laksana.
Pasal – 30.
1. Hal-hal yang belum diatur dalam PD-GM ini dapat ditetapkan dalam Pedoman Rumah
Tangga GM (PRT-GM).
2. Pelaksanaan lebih lanjut dari PD-GM ini diatur dalam PRT-GM.
3. PD-GM dan PRT-GM dilengkapi lagi dengan Lampiran-lampiran dan Pelengkappelengkapnya, yang SAH, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan PD-GM /
PRT-GM. Lampiran-lampiran dan Pelengkap-pelengkap tersebut merupakan bagian yang
tidak terpisah dari PD-PRT-GM ini.
BAB XVI. PEMBUBARAN.
Pasal – 31.
1. Pembubaran GM dilaksanakan dalam Sidang / Rapat Anggota Jemaat GM dan yang
diadakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah Anggota Jemaat GM.
2. GM dinyatakan bubar , apabila disetujui oleh 3/4 (tiga per empat) dari jumlah suara
yang hadir dalam rapat tersebut dalam butir no.1 pasal 31 ini.
3. Harta milik GM, yang sudah dibubarkan itu, diserahkan pada badan sosial di Minahasa
atau sesuai yang ditetapkan pelaksanaannya oleh sidang/rapat pembubaran tsb
[ ↓ PRT-GM ↓ ]
BAB. XIII. Lambang, Lencana dan Lagu.
Pasal-28.
Lambang : [ lihat lampiran ]
Lagu. Lagu khusus untuk GM dapat digubah demikian rupa hingga menggambarkan isi dan
jiwa yang sesuai dengan kehidupan persekutuan gereja GM. Hal ini dapat ditetapkan dalam
suatu surat keputusan.
Lencana: lencana dapat diciptakan dgn menggambarkan kehidupan GM sebagai persekutuan
gereja, dan yang berfungsi sebagai tanda-pengenal khusus GM.
BAB. XIV. …Perubahan dan Tambahan
Pasal-29 . Untuk mempersiapkan/menyusun konsep perubahan PD/PRT GM :
a) Sidang/Rapat Angg. Jemaat GM dapat membentuk kelompok-kerja untuk itu , atau
b) BPH-GM dapat membentuk kelompok-kerja yang dimaksud, dengan suatu surat
keputusan BPH-GM dan yang dipertanggung jawabkan kepada anggota GM dalam
persidangan jemaat GM.
c). Semua keputusan dan lampiran serta pelengkapnya yang berkenaan dengan Pedoman
Dasar dan Pedoman Rumah Tangga GM ini adalah dokumen-dokumen yang sah pula dan
tidak lepas dari Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga GM .
d) Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga GM dan lampiran serta pelengkapnya,
dalam setiap 4 (empat) tahun dapat ditinjau kembali dan disempurnakan sesuai permintaan
dan keputusan Rapat Anggota GM, dan sesudah itu diSAHkan kembali oleh Rapat Anggota
GM.
BAB. XV. … Tata Laksana
Pasal-30. …..(cukup - jelas )
BAB. XVI…Pembubaran.
Pasal-31. …..(cukup - jelas )
BAB XVII PENUTUP.
Pasal – 32.
Hal-hal yang belum diatur dalam PD-GM ini dapat diatur dan ditetapkan dalam
Peraturan atau Pedoman Rumah Tangga GM (PRT-GM) ,
dan yang isinya tidak boleh bertentangan dengan Peraturan atau Pedoman Dasar GM
(PD-GM) ini.
BAB. XVII.. Penutup
Pasal-32. …..(cukup - jelas )
BAB XVIII PENGESAHAN.
Pasal – 33. PD-GM ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dilengkapi dengan
penjelasannya yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari PD-GM ini.
BAB. XVIII. Pengesahan
Pasal-33 …..(cukup - jelas )
10
Ditetapkan pada Sidang / Rapat Anggota Jemaat Gereja Minahasa di Negeri Belanda
yang diselenggerakan di Amsterdam, pada tanggal 1 Juni 2014.
MAJELIS KETUA PERSIDANGAN:
SEKRETARIS PERSIDANGAN:
Bapak Boéng Dotulong
Bapak Martin Rintjap
“Konsep perubahaan , penyempurnaan Peraturan / Pedoman Dasar GM dan konsep baru
Pedoman Rumah Tangga GM” telah disusun dan disiapkan oleh Kelompok-Kerja Pedoman
Dasar – Pedoman Rumah Tangga , sesuai SURAT
PENUGASAN, Nomor
04/SP/BPGM/kep.rapat2Maret2014 , tanggal 2 Maret 2014 .
Dalam menjalankan tugasnya, Kelompok Kerja tsb menggunakan materi, yaitu “Peraturan
Dasar Tugas Panggilan Gereja Minahasa”, tertanggal Houten/Utrecht, 30 Oktober 2004, dan
juga Konsep “Peraturan / Pedoman Dasar GM dan Peraturan / Pedoman Rumah Tangga
GM”, yaitu hasil kerja Kelompok Kerja yang ditetapkan dalam Surat Keputusan GM
No.02/Kep BPH 07-08 tgl. 20 Juli 2008, yang dipimpin oleh Bp Martin Rintjap.
“Konsep perubahaan , penyempurnaan Peraturan / Pedoman Dasar GM dan konsep baru
Pedoman Rumah Tangga GM” , hasil karya Kelompok Kerja tsb di atas, setelah diserahkan
kepada BPH-GM , dan setelah itu melalui pertimbangannya maka Badan Pengurus Harian
GM mengajukannya kepada Anggota Jemaat GM melalui Rapat Anggota Jemaat GM
tertanggal Amsterdam 1 Juni 2014 .
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BPH-GM terdiri dari :
Bp. Chris Tans , Ketua GM.
Ny. Jelly Tangkau-Masengi , wakil Ketua merangkap Koordinator Majelis Gereja GM
Ny. Rita de Steur-Rorimpandey, wakil Ketua GM
Ny. Franciska Lang - van Dijk, Sekertaris
Ny. Hesty Sloot-Ulao, wakil Sekertaris.
Ny. Jane Kroonenburg-Pioh , Bendahara GM.
B. Kelompok Kerja (POKJA) Pedoman Dasar / Pedoman Rumah Tangga GM, sesuai
SURAT PENUGASAN, Nomor 04/SP/BPGM/kep.rapat2Maret2014, tanggal 2 Maret 2014 ,
terdiri dari :
1. Ny. Jelly Tangkau-Masengi (Ketua Kelompok Kerja) .
2. Bp. Martin Rintjap (Anggota).
3. Bp. Willy Tiwow (Anggota) .
4. Ny. Franciska Lang - van Dijk , ( Notulist).
11
Download