Fungsi Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) (Studi Kasus Terhadap Korban Pelecehan Seksual Anak Di Kota Tanjungpinang) Dewi Afrianti Mahasiswa Administrasi Negara, FISIP, UMRAH [email protected] ABSTRAK Pemenuhan hak-hak anak perlu ditingkatkan agar pembangunan nasional dapat berjalan dengan lancar, untuk itu Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) melaksanakan fungsi nya dalam mengawasi permasalahan anak terutama permasalahan pelecehan seksual. Hal ini Jelas bahwa pengawasan sangat menentukan fungsi Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) dalam usaha pencapaian tujuan dan rencana yang harus direalisasikan serta pembuatan kebijaksanaan yang harus disosialisasikan kepada publik. Peneitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan fungsi Komisi Pengawasan Dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Terhadap Korban Pelecehan Seksual Anak Di Kota Tanjungpinang. Hasil akhir penelitian menyatakan bahwa fungsi Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) masih belum maksimal, yaitu masih kurang sosialisasi sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa saat terjadi kasus harus terlebih dahulu melapor ke Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD), masih kurangnya komisioner dalam mendampingi korban pelecehan seksual dan belum maksimal dalam melakukan pengawasan penyelesaian kasus karena terlalu banyak mengulur waktu atau terlalu banyak proses yang harus dilalui oleh perwakilan korban sehingga permasalahan untuk menyelesaikan kasus lamban terselesaikan. Adapun saran yaitu Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) harus sering melakukan sosialisasi kemasyarakat, harus menambahkan komisioner dan lebih meningkatkan kerjasamanya terutama dalam melakukan pengawasan terhadap penyelesaian kasus pelecehan seksual. Kata kunci: Fungsi , Pengawasan, dan Pelecehan Seksual 1 ABSTRACT Fulfillment of children's rights need to be improved so that national development can proceed smoothly, to the Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Riau Islands Province carry out the functions in supervising children's problems, especially problems of sexual harassment. It is clear that monitoring will determine the functions of Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah in the achievement of business goals and plans that must be realized as well as policy-making that should be disseminated to the public, which for all of them require the functions that are effective in harmonious relationship with all parties. This study used a qualitative descriptive method. Data used in conducting this research is primary data and secondary data. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. The purpose of this study was to determine the functions and inhibiting factors functions of the Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Against Child Sexual Abuse Victims In Tanjungpinang. Based on research that has been done, the end result of research stated that the functions Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah to victims of sexual abuse Child in Tanjungpinang still not maximal, which is still less socialization and Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah so there are many people do not know that when there is a case must first report to the Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah, still lack the commissioner in assisting victim’s of sexual abuse and is not maximized in overseeing the completion of harassment sexual because to much gain time or too many processes that must be passed by the complainant or victim’s representative so that the problem to solve the case of the complainant or victim’s representative to be slow resolved, as for the suggestion that the author made, namely Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah must often to socialize the society oversight Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah must add the commissioner so that the problem will be more easily and quickly resolved, and the Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah together with the police and Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) related to improve work together especially the completion of cases of sexual harassment. Keywords: Functions, supervision, sexual harassment 2 mengenai manusia. Sebagai sesama manusia PENDAHULUAN kita yang ada dalam suatu masyarakat dapat Masalah perlindungan anak adalah pula mengembangkan rasa tanggung jawab sesuatu yang kompleks dan menimbulkan terhadap sesama anggota masyarakat yang berbagai permasalahan lebih lanjut yang sangat tidak kegiatan perlindungan anak. selalu dapat diatasi secara perseorangan, tetapi harus secara bersama- diperlukan dalam pelaksanaan Disini masalah perlindungan anak sama dan menjadi tanggungjawab bersama. adalah Menurut Gosita bahwa “Perlindungan anak merupakan suatu adalah suatu hasil interaksi karena adanya Pemenuhan hak-hak anak sudah dijamin interrelasi antara fenomena yang ada dan dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2002 saling mempengaruhi”. Oleh sebab itu, tentang perlindungan anak dan perundang- apabila mau mengetahui adanya, terjadinya undangan lain yang terkait dengan anak. Di perlindungan anak yang baik atau buruk, Provinsi Kepulauan Riau, pemenuhan hak- tepat atau tidak memperhatikan suatu masalah manusia kenyataan yang sosial. tepat, maka harus hak anak diperkuat dengan adanya Peraturan fenomena mana yang Daerah No 7 Tahun 2010 tentang Perlindungan Anak relevan, yang mempunyai peran penting Penyelenggaraan dalam terjadinya kegiatan Provinsi Kepulauan Riau dan Peraturan perlindungan anak. Daerah lainnya. Perlu diketahui bahwa yang Dengan adanya Undang-undang dan sebenarnya pengertian tentang manusia dan Peraturan Daerah tentang anak ternyata kemanusiaan faktor yang dapat dilihat bahwa pada kenyataannya anak menghadapi dan masih belum terlindungi sehingga banyak menyelesaikan permasalahan perlindungan terjadi kasus-kasus anAak, salah satunya anak permasalahan kasus pelecehan seksual atau pencabulan Disini yang terhadap anak. Sejumlah kasus kekerasan menjadi objek dan subjek pelayanan dalam seksual terhadap anak merupakan fenomena kegiatan dominan merupakan dalam yang kehidupan merupakan manusia juga. perlindungan anak sama-sama yang dan kewajiban, kesadaran sosial akan pentingnya penciptaan motivasi seseorang untuk mau ikut serta kesehatan jiwa dilingkungan masyarakat. secara tekun dan gigih dalam kegiatan Dari sudut pandang anak, anak yang menjadi perlindungan anak, pandangan bahwa setiap korban tindak pidana atau disebut anak anak itu wajar dan berhak mendapat korban adalah manusia yang belum genap perlindungan mental, fisik, sosial dari orang berusia tuanya, anggota masyarakat dan Negara, penderitaan fisik, mental dan atau kerugian pandangan pernyataan-pernyataan tersebut ekonomi jelas berdasarkan pengertian yang tepat pidana. Korban tidak saja dipahami sebagai mempunyai hak-hak 3 memilukan 18 tahun yang yang yang disebabkan menghentak mengalami oleh tindak obyek dari suatu kejahatan tetapi juga harus dengan dipahami perlu Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah mendapat perlindungan secara sosial dan (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau berperan hukum. penting dalam mengawasi permasalahan sebagai subyek yang lancar, untuk itu Komisi Berdasarkan data yang didapat bahwa anak. (Laporan tahunan Komisi Pengawasan kasus pelecehan seksual terhadap anak terus dan Perlindungan Anak Daerah Provinsi mengalami peningkatan yaitu terdapat 33 Kepulauan Riau tahun 2012) kasus pencabulan anak Kota Pengawasan sebagai salah satu fungsi Tanjungpinang selama bulan Agustus 2013. manajemen mempunyai peranan yang sangat Sementara pada 2012 lalu di bulan yang penting dalam suatu proses manajemen. sama hanya terjadi 25 kasus. Artinya ada Karena dengan adanya pengawasan dapat peningkatan kasus dibandingkan tahun lalu. diamati Secara keseluruhan, untuk semua jenis sesuai dengan yang telah direncanakan atau pengaduan yang masuk dari Januari - tidak. Agustus 2012 ada 99 pengaduan. Namun, Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah pada meningkat (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau adalah pengaduan. mengawasi, mengawal pemenuhan hak-hak Januari-Agustus menjadi 2013 103 di apakah Pada pelaksanaan prinsipnya, Kepulauan Riau pekerjaan tugas dan Komisi (http://sindikasi.inilah.com/read/detail/2026 di memberikan 686/kasus-pencabulan-anak-di- perlindungan sesuai dengan Undang-Undang tanjungpinang-meningkat) perlindungan anak dan Peraturan Daerah Masalah pelecehan seksual anak perlu penyelenggaraan perlindungan anak. Tidak mendapat perhatian intensif dan serius lagi, terpenuhinya hak-hak anak, terutama hak hal ini mengingat bahwa akibat yang dasar seperti hak sipil, hak pendidikan, hak ditimbulkan sangat merugikan bagi korban kesehatan, hak kesejahteraan dasar, dan hak baik fisik maupun mental yang mungkin saja anak berujung pada trauma. Tingginya kasus khusus pencabulan yang terjadi di Tanjungpinang persoalan yang harus diselesaikan Komisi selain faktor lain, juga dipicu oleh faktor Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah bebasnya (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau. anak dan kalangan pelajar memboking kamar hotel tanpa ada larangan, yang membutuhkan maka menjadi perlindungan perhatian dan Kehadiran Komisi Pengawasan dan pacaran ditempat gelap, kurangnya razia Perlindungan oleh Satpol PP maupun kepolisian dan Kepulauan Riau merupakan salah satu masih kurangnya sosialisasi kemasyarakat. wujud kepedulian agar penyelenggaraan Agar tidak terjadinya pencabulan terhadap hak-hak anak yang dilakukan di jajaran anak harus ditekan dengan pengawasan. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemenuhan hak-hak anak perlu ditingkatkan terkait bisa berjalan maksimal. Jika Satuan agar pembangunan nasional dapat berjalan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) fokus pada 4 Anak Daerah (KPPAD) pemenuhan hak anak, maka Komisi Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah 1) Bagaimana Fungsi Komisi Pengawasan (KPPAD) fokus pada pengawasan dan Dan perlindungan anak yang merupakan salah (KPPAD) Terhadap Korban Pelecehan satu fungsi dari KPPAD. Seksual Anak Di Kota Tanjungpinang? Fungsi dan keberadaan Komisi Perlindungan Anak Daerah 2) Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Fungsi (KPPAD) adalah melakukan pengawasan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) dan pemantauan bagaimana masing-masing Terhadap Korban Pelecehan Seksual SKPD Anak Di Kota Tanjungpinang? dan lembaga teknis tersebut Komisi Pengawasan dan melakukan tugas penyelenggaraan hak-hak anak. Jelaslah bahwa pengawasan sangat Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: menentukan fungsi Komisi Pengawasan dan 1) Untuk mengetahui Fungsi Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) dalam Pengawasan Dan Perlindungan Anak usaha pencapaian tujuan dan rencana yang Daerah (KPPAD) Terhadap Korban harus Pelecehan Seksual Anak direalisasikan serta pembuatan kebijaksanaan yang harus disosialisasikan Di Kota Tanjungpinang. kepada publik, yang untuk kesemuanya itu 2) Untuk mengetahui Faktor-faktor memerlukan peranan yang efektif dalam Penghambat menjalin Komisi Pengawasan Dan Perlindungan hubungan kerjasama yang harmonis dengan semua pihak. Anak Dari permasalahan di atas, dengan terhadap anak, peneliti Daerah Fungsi (KPPAD) Terhadap Korban Pelecehan Seksual Anak Di adanya fenomena mengenai kasus pelecehan seksual Pelaksanaan Kota Tanjungpinang. ingin mengetahui apakah fungsi yang dilakukan Sedangkan kegunaan dari penelitian ini Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak yaitu: Daerah (KPPAD) sudah berjalan sesuai 1) Untuk menambah ilmu pengetahuan tugas pokok dan fungsi dalam Peraturan terutama dalam melakukan pengawasan Daerah atau belum, sehingga peneliti tertarik terhadap perlindungan anak. meneliti lebih lanjut dan dibuat dalam 2) Manfaat Praktis sebuah penelitian dengan judul: “Fungsi Memberikan sumbangan pemikiran dan Komisi Pengawasan dan Perlindungan masukan kepada pihak yang terkait dalam Anak penyelenggaraan Daerah (KPPAD) Terhadap perlindungan anak Korban Pelecehan Seksual Anak Di Kota diperlukan pengawasan yang maksimal oleh Tanjungpinang”. Komisi Pengawasan Anak Daerah Tanjungpinang. 5 Dan (KPPAD) Perlindungan Di Kota berarti cepat atau lambatnya KONSEP TEORITIS kegagalan perencanaan-perencanaan A. dan suksesnya perencanaan berarti Fungsi Fungsi adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam suksesnya pengawasan. suatu D. Perlindungan anak organisasi atau lembaga. Adapun dalam Kamus Indonesia, adalah Umum Bahasa mengemukakan jabatan atau Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak fungsi menyebutkan kedudukan. Perlindungan pengertian Anak, dari sebagaimana Fungsi menandakan suatu jabatan tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) dalam yaitu: sebuah menggambarkan fungsinya. organisasi akan Menurut yang segala kegiatan untuk tugas dan menjamin dan melindungi anak dan Sule dan hak-haknya agar dapat hidup, berkembang, dan Saefullah mendefinisikan fungsi- tumbuh, fungsi manajemen sebagai berpartisipasi, secara optimal sesuai serangkaian kegiatan yang dijalankan dengan dalam kemanusiaan, manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing mengikuti satu harkat dan perlindungan tahapan-tahapan diskriminasi. dan serta dari martabat mendapat kekerasan dan tertentu dalam pelaksanaannya (Sule, 2006:8). B. KONSEP OPERASIONAL Pelecehan C. Maksud konsep operasional adalah Korban pelecehan seksual adalah penjabaran lebih lanjut tentang gejala yang segala macam bentuk prilaku yang diteliti dan dikelompokkan dalam variable berkonotasi atau mengarah kepada penelitian hal-hal dilakukan mempermudah menjelaskan gejala-gejala sepihak atau tidak diharapkan oleh yang diteliti. Dalam melaksanakan tugas- orang yang menjadi sasaran sehingga tugas menimbulkan reaksi negatif seperti Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) harus malu, marah, benci, tersinggung dan menjalankan tanggung jawab yang sudah sebagainya pada diri individu yang ditetapkan didalam Peraturan Gubernur menjadi korban pelecehan tersebut. Kepulauan Riau Nomor 39 Tahun 2011 Pengawasan Pasal 3 mengenai tugas pokok dan fungsi seksual seksual yang Terry (2006:396) pengawasan dan nya Komisi digunakan untuk Pengawasan dan Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak dilaksanakan untuk mengusahakan Daerah agar sebagai konsep operasional yang terdiri dari: komitmen-komitmen tersebut dilaksanakan. Kegagalan pengawasan 6 (KPPAD) sehingga dijadikan seperti sosialisasi kepada anak, orang 1) Menerima Pengaduan masyarakat Pengaduan Komisi yang tua, guru, dan masyarakat. Indikator diterima Pengawasan dari melakukan sosialisasi yaitu: dan a) Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Sosialisasi mengenai kasus b) Upaya sosialisasi terkait kasus dan permasalahan anak, 4) baik sebagai korban maupun anak Melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi sebagai pelaku. Pengaduan tersebut Merupakan langkah strategis diselesaikan sesuai mekanisme yang Komisi ada Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) sesuai dengan jenis kasus. untuk masyarakat yaitu: terhadap a) memantau kasus-kasus anak yang Pengaduan secara langsung ditanggapi dan dari Pengawasan a) Pengawasan dan Perlindungan Anak anak dengan melakukan penelaahan, Penyelesaian b) Pemantauan Sesuai Perundang- dimaksud dengan pengawasan yaitu undangan setiap kasus atau permasalahan anak 5) yang ditangani Komisi Pengawasan Anak Kemampuan Masalah Daerah (KPPAD) tahun 2013 yang 3) hak-hak pemantauan dan evaluasi yaitu: Berdasarkan laporan Komisi Perlindungan perlindungan diberitakan dimedia massa. Indikator didampingi dan melakukan dan Indikator dari menerima pengaduan b) Pengaduan 2) Pengawasan Melakukan pengumpulan data dan informasi Daerah Merupakan suatu langkah yang (KPPAD) disertai dengan mekanisme lakukan oleh Komisi Pengawsasan pengawasan sehingga kasus tersebut dan selesai. Indikator dari pengawasan (KPPAD) yaitu: penyelenggaraan perlindungan anak a) dengan mencari data dan informasi Pengawasan setelah pengaduan Perlindungan Anak dengan Daerah pelaksanaan b) Pengawasan efektif tentang anak yang merupakan suatu Melakukan sosialisasi bentuk kepedulian terhadap hak anak. Melakukan dari melakukan merupakan upaya perlindungan yang pengumpulan data dan informasi dilakukan Komisi Pengawasan dan yaitu: Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) a) tentang perlakuan b) Hambatan salah dan dampaknya bagi anak, informasi bentuk-bentuk sosialisasi Indikator sehingga dilakukan upaya preventif 7 Mencari informasi pengumpulan 6) Memberikan laporan dan masukan yang dibahas, penulis mengambil data kepada Gubernur Kepulauan Riau sebagai berikut : Merupakan langkah terakhir yang dilakukan Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak a) Daerah Data primer adalah data yang peneliti (KPPAD) dengan dibuat dalam suatu dapat secara langsung dari komisioner bentuk laporan yang berisi tentang Komisi kinerja Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) berbagai pihak Indikator dari memberikan laporan masyarakat dan memberikan pengaduan kasus anak. masukan kepada Gubernur Melaporkan kepada masukan atau Study) dengan mempelajari sejumlah kepada buku. 4. Informan atau Responden Jumlah METODE PENELITIAN penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 6 orang responden yaitu: adalah sebagai berikut: 1) Ketua Jenis Penelitian Komisi Pengawasan Dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) penelitian merupakan Provinsi Kepulauan Riau yaitu dalam penelitian deskriptif kualitatif, dimana kapasitas tugasnya pernah menjadi penulis penanggungjawab hanya ini menguraikan dan menjelaskan penelitian sesuai dengan optimalisasi kondisi pengawasan sebenarnya tanpa terhadap pemenuhan dalam klaster dan hak menghubungkan atau mengkaitkan kesehatan dasar dan kesejahteraan terhadap unsur-unsur yang lain dalam anak. penelitian. 2) Perwakilan korban pelecehan seksual Lokasi Penelitian Kantor Komisi yang Pengawasan dan 5. Provinsi Kepulauan Riau. mendapatkan pelaporan Teknik Alat Pengumpulan Data a. Jenis Data Untuk memberikan berjumlah 5 (lima) orang. Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) 3. melapor bersumber dari kepustakaan (Library Gubernur Kepulauan Riau Jenis dan Data sekunder adalah data yang Gubernur Kepulauan Riau Langkah-langkah yang Riau b) Data Sekunder kasus b) Memberikan Kepulauan Dan Provinsi a) 2. Pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak. Kepulauan Riau yaitu: 1. Data Primer Observasi Sugiyono (2011:166) mengemukakan data yang bahwa teknik observasi merupakan berhubungan dengan permasalahan suatu proses yang kompleks dan sulit, yang tersusun dari perbagai proses 8 biologis b. dan proses psikologis b. diantaranya yang terpenting adalah Sebagai pengamatan dan ingatan tersusun Wawancara kemungkinan Wawancara terstruktur dilakukan oleh kesimpulan peneliti bila dia mengetahui secara tindakan. jelas dan terperinci apa informasi c. Penyajian data c. yang informasi memberikan adanya dan penarikan pengambilan Menarik kesimpulan yang dibutuhkan dan memiliki satu Ketika pengambilan data dilakukan, daftar sudah seorang penganalisis kualitatif mulai ditentukan atau disusun yang akan mencari arti benda-benda, mencatat disampaikan kepada responden yaitu keteraturan, pihak-pihak konfigurasi-konfigurasi pertanyaan yang yang terlibat dalam pola-pola, penjelasan, yang penyelengaraan perlindungan anak di mungkin, alur sebab akibat, dan Kota Tanjungpinang. proposisi. Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan data LANDASAN TEORI melalui buku-buku ataupun literatur- 1. literatur Pengertian Fungsi yang berkaitan dengan Pengertian fungsi menurut penelitian yang dilakukan, misalnya Kamus Lengkap Bahasa Indonesia literatur Fungsi, merupakan kegunaan suatu hal, daya perlindungan anak, dan faktor-faktor guna serta pekerjaan yang dilakukan. penghambat. Adapun menurut Gie (Zainal, 2008), tentang fungsi Dalam hal ini data dianalisis menurut dan Huberman (dalam merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis TEKNIK ANALISA DATA Miles sekumpulan yang sama berdasarkan sifatnya, Ulber pelaksanaan ataupun pertimbangan 2009:339-341) kegiatan analisis terdiri dari lainnya. Definisi tersebut memiliki tiga alur kegiatan, yaitu sebagai berikut : persepsi yang sama dengan definisi a. Reduksi data fungsi Reduksi data diartikan sebagai proses 2008:22) adalah rincian tugas yang pemilihan, pemusatan perhatian pada sejenis atau erat hubungannya satu penyederhanaan, sama lain untuk dilakukan oleh pengabstraksian, menurut pegawai Sutarto tertentu (Zainal, dan tranformasi data kasar yang seorang muncul dari catatan-catatan tertulis masing-masing dilapangan. sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya. 9 yang berdasarkan 2. Pengertian Korban mana Pelecehan penyimpangan, penyalahgunaan, Seksual Pelecehan seksual kebocoran, kekurangan, pemborosan, sesungguhnya bukan sekedar bentuk kemubaziran, pelanggaran hukum terhadap hak lain-lain kendala dimasa yang akan orang lain yang tergolong tindak datang. kriminal. Adapun yang dimaksud pelecehan seksual 2010:248) adalah 4. dan Pengertian Perlindungan Anak (Bagong, sebuah penyelewengan Undang-undang No. 7 Tahun bentuk 2010 tentang Peraturan Daerah pemberian perhatian seksual, baik Tentang secara lisan, tulisan, maupun fisik Perlindungan terhadap diri perempuan. Pelecehan tercantum dalam Pasal 3 ayat (2) seksual adalah tindakan baik secara yaitu: Perlindungan anak bertujuan terang-terangan atau untuk menjamin terpenuhinya hak- sembunyi dipaksakan yang sembunyi- Penyelenggaraan Anak sebagaimana atas hak anak agar dapat hidup, tumbuh, seorang anak dibawah umur 18 tahun. berkembang, dan berpartisipasi secara Dari penjelasan di atas maka optimal sesuai dengan harkat dan pelecehan seksual dapat dirumuskan martabat kemanusiaan, serta sebagai perbuatan yang melanggar mendapat perlindungan dari atau bertentangan dengan Undang- kekerasan, diskriminasi, dan undang. Arti dari pelecehan itu keterlantaran demi terwujudnya anak sendiri merupakan bentuk pembedaan Kepulauan Riau yang beriman dan dari kata kerja melecehkan yang bertaqwa, berarti berakhlak mulia dan sejahtera. menghinakan, memandang cerdas, berkualitas, rendah dan mengabaikan. 3. Pengertian Pengawasan PEMBAHASAN Pengawasan (Syafiie, 2006:8182) adalah salah satu A. fungsi Fungsi Komisi Perlindungan manajemen untuk menjamin agar Pengawasan Anak dan Daerah (KPPAD) pelaksanaan kerja berjalan sesuai Setiap laporan atan pengaduan dengan standar yang telah ditetapkan yang masuk ke Komisi Pengawasan dalam Apabila dan dengan (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau perencanaan. pelaksanaan tidak sesuai Perlindungan Anak standar perencanaan, walaupun secara selalu tidak sengaja tetap ke arah yang lebih didampingi bila kasus tersebut perlu baik. pendampingan hingga kasus tersebut Dengan demikian melalui pengawasan dapat diawasi sejauh selesai. 10 ditindaklanjuti, Daerah Demi tercapainya bahkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien, tetapi masih banyak kasus yang maka belum tugas-tugas tersebut harus (wawancara dirancang dengan benar dan juga dilakukan pada tanggal 5 November dapat 2014). dijabarkan Pelaksanaan secara jelas. tugas-tugas atau Dari jawaban key informan pada dapat dianalisis bahwa pengaduan pekerjaan tersebut berdasar tugas pokok dan fungsi organisasi. Tugas Pokok dan secara langsung oleh pelapor atau Fungsi perwakilan korban dapat diproses dan dikantor atau melapor secara media Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) yaitu melalui telepon. Contoh kasus sudah ditetapkan didalam Peraturan yang dapat dilaporkan secara yaitu Gubernur Kepulauan Riau Nomor 39 kekerasan Tahun 2011 Pasal 3, jadi untuk seksual, anak yang terkena pidana mengetahui Fungsi tersebut dapat serta hak asuh anak. (wawancara dilihat dari Tugas Pokok dan Fungsi dilakukan pada tanggal 6 November Komisi 2014). Komisi Pengawasan Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) 2. dan indikator-indikator. fisik, fsikologis, dan Pengawasan itu sendiri dengan beberapa dimensi 1. terselesaikan. Berdasarkan jawaban-jawaban Adapun informan dari perwakilan korban penjelasan tersebut adalah sebagai pelecehan seksual, dapat dianalisis berikut: bahwa Menerima Pengaduan Masyarakat Perlindungan Anak Daerah sudah Berdasarkan jawaban informan Komisi melakukan Pengawasan pengawasan dan tetapi dari perwakilan korban pelecehan pengawasan masih belum berjalan seksual, bahwa dengan baik karena terlalu banyak pengaduan kasus pelecehan seksual mengulur waktu atau terlalu banyak lebih banyak melakukan pengaduan proses yang harus dilalui oleh pelapor secara atau perwakilan korban. dapat langsung dianalisis kepada pihak kepolisian karena masyarakat tidak Berdasarkan jawaban-jawaban mengetahui bahwa saat terjadinya informan dari perwakilan korban kasus harus melapor ke Komisi pelecehan seksual, dapat dianalisis Pengawasan dan Perlindungan Anak bahwa Daerah. Perlindungan Anak Daerah belum Berdasarkan jawaban dari R4, Komisi berjalan dengan Pengawasan efektif dan karena R5, R6, R7, R8 tersebut penulis kurangnya kerjasama dengan pihak dapat kepolisian Pengaduan menyimpulkan masyarakat bahwa ditanggapi sehingga permasalahan untuk menyelesaikan kasus tersebut 11 dari pelapor atau perwakilan korban sosialisasi menjadi terjadi lamban terselesaikan. kasus mengetahui harus saat secepatnya (wawancara dilakukan pada tanggal 5 melapor dan merupakan kewajiban November 2014). masyarakat dalam melindungi anak. Berdasarkan hasil dari (wawancara dilakukan pada tanggal 5 wawancara yang dilakukan kepada November 2014). key informan dapat dianalisis bahwa Berdasarkan hasil dari pengawasan telah dilakukan secara wawancara yang dilakukan oleh key berjalan informan baik itu proses hukum dapat dianalisis bahwa maupun pemenuhan hak-hak anak sosialisasi dilakukan setiap bulan oleh yang menjadi pelapor atau perwakilan Komisi korban. Perlindungan Anak Daerah dengan Komisi Perlindungan bekerja Pengawasan dan Anak sama Daerah dengan juga berbagai Pengawasan kegiatan salah dan satunya lembaga- kegiatan seminar yang membutuhkan lembaga penyelenggara perlindungan anggaran dan perlu adanya kerjasama anak yang ada di Kota Tanjungpinang dengan serta secara umum yang ada di (wawancara dilakukan pada tanggal 6 Provinsi November 2014). Kepulauan Riau. (wawancara dilakukan pada tanggal 6 4. November 2014). 3. bisa pihak terkait Melakukan lainnya. Penelaahan, Pemantauan, Evaluasi Berdasarkan jawaban-jawaban Melakukan Sosialisasi Berdasarkan jawaban-jawaban informan dari perwakilan korban informan dari perwakilan korban pelecehan seksual tersebut, maka pelecehan seksual tersebut, dapat dapat dianalisis bahwa pemantauan dianalisis yang dilakukan Komisi Pengawasan informan bahwa yang ada tidak sebagian mengetahui dan Perlindungan Anak mampu sosialisasi yang dilakukan Komisi menyelesaikan permasalahan Pengawasan dan Perlindungan Anak dihadapi korban pelecehan seksual Daerah, dan ada yang menjawab tetapi masih belum maksimal dalam Komisi penyelesaian kasus tersebut karena Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah belum yang terlalu banyak mengulur waktu. pernah melakukan sosialisasi. Berdasarkan jawaban-jawaban Berdasarkan jawaban-jawaban informan dari perwakilan korban informan dari perwakilan korban pelecehan seksual, dapat dianalisis pelecehan seksual tersebut, dapat bahwa pemantauan yang dilakukan dianalisis bahwa sosialisasi sangat Komisi penting Perlindungan karena dengan adanya 12 Pengawasan Anak sudah dan cukup sesuai dengan perlindungan anak keseimbangan perwakilan perwakilan dalam mencari informasi karena ada mengenai Komisi Pengawasan dan antara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) jawaban korban. (wawancara karena sibuk dengan pekerjaan. dilakukan pada tanggal 5 November (wawancara dilakukan pada tanggal 5 2014). November 2014). Berdasarkan hasil dari Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan kepada wawancara yang dilakukan kepada key informan dapat dianalisis bahwa key informan dapat dianalisis bahwa pemantauan sudah dilakukan Komisi dalam Pengawasan dan Perlindungan Anak informasi tidak ada batu sandungan Daerah Provinsi Kepulauan Riau karena semua yang berada distruktur sesuai perundangan dapat dilibatkan dalam pembagian dengan tugas, hanya saja untuk mendapatkan terbentuknya laporan dapat dilihat pengumpulan data per Kota atau per bahwa masih belum maksimalnya Kabupaten itu yang agak lambat pihak-pihak terkait dalam melindungi karena Pergerakan Mahasiswa Peduli hak-hak anak. (wawancara dilakukan Anak Daerah (RMPAD) hanya ada di pada tanggal 6 November 2014). Batam sedangkan daerah Kepulauan dengan perlindungan 5. perundangan Melakukan anak Pengumpulan Riau Data lainnya pergerakan Dan Informasi Berdasarkan jawaban-jawaban hampir 6. semua informasi Komisi Pengawasan belum memiliki mahasiswa tersebut. Memberikan Masukan perwakilan korban belum pernah mengetahui dan November 2014). pelecehan seksual tersebut, dapat bahwa data (wawancara dilakukan pada tanggal 6 informan dari perwakilan korban dianalisis pengumpulan Laporan Kepada dan Gubernur Kepulauan Riau mengenai Berdasarkan jawaban-jawaban dan informan dari perwakilan korban Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) pelecehan seksual tersebut, dapat karena dianalisis bahwa semua perwakilan kurangnya masyarakat sosialisasi dan yang kurang korban tidak pernah pelecehan melaporkan kepeduliannya terhadap permasalahan kasus seksual anak. Gubernur Kepulauan Riau. kepada Berdasarkan jawaban-jawaban Berdasarkan jawaban-jawaban informan dari perwakilan korban informan dari perwakilan korban pelecehan seksual, dapat dianalisis pelecehan seksual, dapat dianalisis bahwa bahwa semua yang menjadi hambatan 13 perwakilan korban tidak pernah memberikan masukan anak kepada Gubernur Kepulauan Riau. Kepulauan Riau masih butuh (wawancara dilakukan pada tanggal 5 banyak November 2014). perlindungan anak seperti Panti Berdasarkan hasil dari belum Di infrastruktur Rehabilitasi, Panti Sosial, wawancara yang dilakukan kepada Rumah Perlindungan Sosial key informan dapat dianalisis bahwa Anak (RPSA), dan lainnya. telah dilakukan koordinasi untuk 3. Penyalahgunaan kekerasan memberikan masukan serta saran oleh aparat penegak hukum yang dan egosentural Satuan Kerja terkait mengenai penyelenggaraan perlindungan anak oleh Komisi Pengawasan Perangkat Daerah (SKPD). dan 4. Peran media massa dan dunia Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) usaha terhadap instansi terkait contohnya perhatiannya SKPD yang menangani kasus anak perlindungan serta pelaporan kepada Gubernur kebijakan dalam pro anak. Kepulauan Riau. masih kurang dalam anak serta (wawancara dilakukan pada tanggal 6 November KESIMPULAN DAN SARAN 2014). A. Kesimpulan Adapun B. maksimal. kesimpulan Faktor Penghambat Pelaksanaan Komisi Fungsi Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Perlindungan (Studi Anak Daerah Kasus Dan Terhadap Korban Pelecehan Seksual Anak Di Kota (KPPAD) Faktor Pelaksanaan Pengawasan Fungsi Penghambat Fungsi Tanjungpinang) Komisi secara yakni: Pengaduan oleh perwakilan langsung Pengawasan dan Perlindungan Anak korban dapat diproses dikantor secara Daerah (KPPAD) Provinsi Kepulauan langsung atau melalui media yaitu Riau antara lain: melalui telepon. Contoh pengaduan 1. Belum adanya data dan langsung pihak Komisi informasi yang valid mengenai Pengawasan dan Perlindungan Anak anak di Satuan Kerja Perangkat Daerah (KPPAD) Provinsi Kepulauan Daerah Riau yaitu kekerasan fisik, pelecehan (SKPD) terkait penyelenggaraan perlindungan seksual, serta hak asuh anak. anak. 2. kepada Infrastruktur Komisi untuk Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) penyelenggaraan perlindungan Provinsi 14 Kepulauan Riau dalam pengawasan telah dilakukan secara diinformasikan. Untuk pengumpulan baik belum berjalan dengan efektif data per Kota dan Kabupaten ini yang karena kurangnya kerjasama dengan agak lembaga-lembaga mempunyai data yang valid. penyelenggara perlindungan anak yang lainnya yang lambat karena Memberikan belum laporan dan ada di Kota Tanjungpinang serta masukan dari Komisi Pengawasan secara umum yang ada di Provinsi dan Kepulauan Riau. (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau Untuk sosialisasi Perlindungan Anak Daerah yang ke Gubernur belum dilakukan secara dilakukan Komisi Pengawasan dan langsung tetapi KPPAD memberikan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) masukan kepada penyelenggara atau Provinsi instansi terkait yang menangani kasus Kepulauan Riau telah dilakukan setiap bulan dalam bentuk anak kegiatan seminar tetapi ada juga kepada Gubernur Kepulauan Riau. sebagian masyarakat yang tidak untuk jawaban KPPAD karena sosialisasi sangat pelecehan penting Komisi melaporkan masyarakat kejadian untuk tentang dari perwakilan seksual maka Pengawasan korban fungsi dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) perlindungan anak. masih belum maksimal melaksanakan Pemantauan yang dilakukan Komisi laporan Berdasarkan hasil dari analisis mengetahui adanya sosialisasi oleh bagi melaporkan Pengawasan tugasnya. Hal-hal yang menyebabkan dan masih belum maksimalnya fungsi Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Komisi Provinsi Kepulauan Riau telah sesuai Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) dengan yaitu masih kurang sosialisasi yang perundang-undangan perlindungan dan dengan dilakukan Komisi Pengawasan dan terbentuknya laporan-laporan yang Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) terkait dalam perlindungan hak-hak sehingga masih banyak masyarakat anak, serta mampu menyelesaikan yang tidak mengetahui bahwa saat masalah terjadi kasus harus terlebih dahulu yang anak Pengawasan dihadapi korban pelecehan seksual. melapor ke Komisi Pengawasan dan Dalam pengumpulan data dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD), informasi tidak begitu ada hambatan masih kurangnya pegawai atau yang karena semua berada di struktur dan disebut komisioner KPPAD dalam dapat dilibatkan hanya saja untuk mendampingi informasi ke seksual dan belum maksimal dalam masyarakat belum sepenuhnya bisa melakukan pengawasan penyelesaian yang lebih luas 15 korban pelecehan kasus pelecehan seksual karena B. Saran terlalu banyak mengulur waktu atau Adapun saran-saran yang dapat terlalu banyak proses yang harus peneliti ungkapkan yaitu: dilalui oleh pelapor atau perwakilan 1. Saat terjadinya kasus anak korban sehingga permasalahan untuk masyarakat menyelesaikan kasus tersebut dari melapor kepada lembaga yang pelapor menangani permasalahan anak atau perwakilan korban menjadi lamban terselesaikan. Adapun penghambat Komisi faktor hak anak. Fungsi Pengawasan segera dan lebih peduli mengenai hakyang Pelaksanaan harus 2. Dan Komisi Pengawasan Perlindungan Anak dan Daerah Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau yaitu Belum melakukan sosialisasi bukan adanya data dan informasi yang valid hanya sosialisasi formal saja mengenai anak di Satuan Kerja tetapi Perangkat Daerah (SKPD) terkait langsung ke masyarakat. penyelenggaraan perlindungan anak, 3. harus harus sering mampu Dalam turun melaksanakan infrastruktur untuk penyelenggaraan fungsinya yaitu mendampingi perlindungan anak belum maksimal. korban Di pengadilan, Kepulauan Riau masih hingga keproses Komisi membutuhkan sumber daya manusia Pengawasan dan Perlindungan dan Anak Daerah (KPPAD) harus infrastruktur yang memadai sebagaimana yang diamanatkan oleh lebih peraturan daerah komisioner penyelenggaraan menambahkan sehingga perlindungan anak yang sampai saat permasalahan ini belum dibangun seperti Panti mudah dan cepat terselesaikan. Rehabilitasi, Panti Sosial, Rumah 4. Komisi Perlindungan dan (KPPAD) Masih penyalahgunaan aparat penegak terjadinya lebih Pengawasan Perlindungan Sosial Anak (RPSA), lainnya. akan dan Anak Daerah bersama pihak kekerasan oleh kepolisian dan Satuan Kerja hukum dan Perangkat Daerah egosentural Satuan Kerja Perangkat terkait Daerah (SKPD), kemudian peran kerjasamanya terutama dalam media massa dan dunia usaha masih melakukan kurang terhadap penyelesaian kasus perhatiannya dalam perlindungan anak serta kebijakan lebih (SKPD) meningkatkan pelecehan seksual. dalam pro anak. 16 pengawasan Polda DIY). Skripsi. Ilmu hukum. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Universitas Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (cetakan ke-14). Jakarta: Renika Sunan Sunandar, Arie. 2013, Fungsi Partai Golkar Makmur. 2009, Teori Manajemen Stratejik Pemerintahan Negeri Kalijaga. Yogyakarta. Cipta. Dalam Islam Dalam Melaksanakan Politik Di Kota Pendidikan Tanjungpinang, dan Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial Dan Pembangunan. Bandung : PT Refika Politik Universitas Maritim Raja Ali Aditama. Haji Tanjungpinang. Moleong, Lexy. 2007, PenelitianKualitatif. Metode Bandung: Laporan Tahunan Komisi Pengawasan Dan PT Perlindungan Remaja Rosdakarya. Siagian, Sondang. Anak Daerah ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2012. 2007, Fungsi-fungsi Laporan Tahunan Komisi Pengawasan Dan Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Perlindungan Anak Daerah Provinsi Silalahi, Ulber. 2009, Metode Penelitian Kepulauan Riau Tahun 2013. Sosial, Bandung: Refika Aditama. http://www.google.com/gwt/x?hl=en&u=htt Soekanto, Soejono. 2007. Sosiologi Suatu p://pengertian+Pelecehan+seksual, Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo (diakses tanggal 5 Februari 2013, jam Persada. 01.36 WIB) Sugiyono. 2007, Metode Penelitian httpdigilib.uinsuka.ac.id93411BAB%20I,%2 Administrasi, Bandung: Alfabeta. ------------ 2011, Metode 0V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Penelitian , (diakses tanggal 3 Juli 2014, jam Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Edisi 12.19 WIB) ke-14). Bandung: Alfabeta. http://sindikasi.inilah.com/read/detail/20266 Suyanto, Bagong. 2010, Masalah Sosial 86/kasus-pencabulan-anak-di Anak. Jakarta: Kencana Syafiie, Inu Kencana. Administrasi tanjungpinang-meningkat 2006. Publik. Ilmu Jakarta: tanggal 12 Desember 2014, jam PT 17.50WIB) Rineka Cipta Terry, George http.google.comgws_rd=ssl#q=jbptunikomp R. 2006, Asas-Asas p-gdl-s1-2006-ekawisnurh-3405-bab- Manajemen, Bandung: PT Alumni. ii-2, (diakses tanggal 30 Desember Wexley dan Yuki. 2005, Perilaku Organisasi 2014, jam 10.41 WIB) dan Psikologi personalia. Jakarta: PT http://jbptunikompp-gdl-teliajinim-22691-8- Rineka Cipta. Arifah, 2013. Terhadap (diakses 13.bab-i (diakses tanggan 10 Maret Perlindungan Anak Sebagai Hukum 2015, jam 11.06 WIB) Korban Zainal, Nining Haslinda, 2008. Analisis Pelecehaan Seksual (Studi Kasus Kesesuaian Tugas Pokok dan Fungsi 17 dengan Kompetensi 10 Pegawai Pada Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Sekretariat Pemerintah Makassar. Skripsi sarjana pada Penyelenggaraan Perlindungan Anak. Hasanudin, Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor Universitas Kota Nomor 7 Tahun 2010 Tentang (http://repository.unhas.ac.id/bitstrea 39 Tahun 2011 Tentang Komisi m/handle/123456789/1733/BAB%20I Pengawasan dan Perlindungan Anak I%20Skripi%20(Fixed).pdf?sequence Daerah Provinsi Kepulauan Riau. =2) diakses tanggal 5 Maret 2015, jam 04.36 WIB. 18