Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 RANCANGAN TATA KELOLA KETERSEDIAAN LAYANAN TI BERDASAR PADA FRAMEWORK ISO/IEC 20000:2005, ISO/IEC 27001:2005 DAN COBIT PADA PT BGR LOGISTICS DESIGN OF THE IT SERVICE AVAILAILITY GOVERNANCE FRAMEWORK BASED ON ISO/IEC 20000:2005, ISO/IEC 27001:2005 AND COBIT IN PT. BGS LOGOSTICS Agoes Nur Budiman1, *), Joko Lianto Buliali2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl.Cokroaminoto 12 A, Surabaya, Indonesia 1 Email : [email protected], 2Email: [email protected] ABSTRAK Saat ini peranan TI dalam suatu organisasi sudah mencapai pada tingkatan frontoffice, Sedangkan dari fungsinya TI yang dulunya hanya berperan sebagai End Data Processing, sekarang sudah menjadi kekuatan utama yang mendukung kelangsungan bisnis dan tidak menuntut kemungkinan menjadi faktor utama tumbuhnya peluang bisnis baru. Secara fakta tingkat ketergantungan bisnis organisasi terhadap kemajuan TI menjadikan kekhawatiran tersendiri bagi organisasi, karena permasalahan yang terjadi dalam proses kerja TI akan menjadikan permasalahan pula pada bisnis organisasi. Penelitian ini membahas mengenai tata kelola terhadap layanan TI di PT BGR Logistics sebagai upaya pengendalian internal untuk memastikan bahwa tingkatan layanan TI yang diberikan telah memenuhi standar. Didalam penelitian ini permasalahan ketersediaan layanan TI akan dinilai menggunakan 3 (tiga) Framework diantaranya ISO/IEC 20000 untuk mendukung dan menyajikan layanan yang teratur dalam memenuhi kebutuhan persyaratan bisnis, sedangkan Framework lain yang digunakan yaitu ISO/IEC 27001 dan CobiT yang selanjutnya akan dipetakan satu sama lain. Hasil dari penelitian ini akan dihasilkan dokumentasi tata kelola berupa daftar kebijakan dan standard terkait ketersediaan layanan TI PT BGR Logistics yang dapat menjadi acuan untuk operasional layanan divisi TI dan mendukung IT Master Plan PT BGR yang sudah ada. Kata kunci: Ketersediaan layanan TI, framework, ISO/IEC 20000, CoBit, ISO/IEC 27001, IT Master Plan ABSTRACT Currently the role of IT in an organization has reached the level of front-office, while the IT functions that were once only act as End Data Processing, has now become a major force that supports business continuity and does not demand likely to be a major factor in new business growth. In fact the level of business dependence on the progress of the IT organization makes its own concern for the organization, because the problems occurred in the process of IT work will make the problems well in business organizations. This study ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 discusses the governance of IT services to PT BGR Logistics as an internal control efforts to ensure that the level of IT services provided meets the standards. In this study problems of availability of IT services will be assessed using the 3 Framework including ISO / IEC 20000 to support and provide regular services to meet the needs of business requirements, while others are used ie Framework ISO / IEC 27001 and COBIT which would then be mapped one other. The results of this study will produce a list of documentation governance policies and standards related to the availability of IT services PT BGR Logistics can be a reference to the operational services division of IT and IT Master Plan of PT BGR. Keywords: Availability of IT Services, framework, ISO/IEC 20000, COBIT, ISO/IEC 27001, IT Master Plan PENDAHULUAN Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat signifikan pada masa ini sehingga perannya terasa di berbagai bidang, baik di sektor bisnis, pendidikan, pemerintahan, kesehatan maupun sekedar untuk kepentingan pribadi.Terlebih di sektor bisnis, dalam hal area kerja, TI yang dulunya hanya bermain di back-office sekarang sudah merambah ke front-office suatu organisasi. Sedangkan dari segi fungsi, TI dulunya hanya berperan sebagai End Data Processing, dan saat ini TI menjadi pilar utama yang mendukung keberlangsungan bisnis, bahkan menjadi faktor pemungkin terciptanya peluang bisnis baru. Tidak mudah saat ini menemukan organisasi yang menjalankan bisnisnya tanpa melibatkan dukungan TI. Pada faktanya TI tidak hanya memiliki sisi terang tetapi juga dibarengi dengan sisi gelap yang datang mengiringi kehadirannya. Tingkat ketergantungan bisnis organisasi yang tinggi terhadap TI menimbulkan kerawanan tersendiri karena TI bisa mengalami berbagai permasalahan dalam proses kerjanya, baik itu kerusakan pada hardware, kesalahan pada software atau aplikasi, kekurangan kapasitas pada storage, terputusnya jaringan komputer, hingga celah keamanan yang terdapat pada berbagai perangkat TI. Permasalahan ini bisa timbul karena faktor teknis maupun non-teknis, serta dapat terjadi setiap waktu meskipun berbagai rencana antisipasi sudah dirangkai sedemikian rupa di tahap perencanaan. Kondisi demikian akan berdampak pada kegagalan TI untuk memberikan dukungan yang disyaratkan oleh bisnis yang berujung pada terganggunya bisnis itu sendiri. PT BGR Logistics merupakan salah satu dari 114 BUMN yang memiliki bisnis utama dalam jasa pergudangan seperti stock management dan Collateral Management. Untuk menunjang bisnis utamanya PT BGR Logistics juga menyelenggarakan jasa pengurusan transoprtasi baik darat , laut maupun udara. Adapun salah satu visi dan misi PT BGR logistics yang berkaitan dengan ketersediaan layanan berbasis TI yaitu “Menyelenggarakan jasa logistik dan pergudangan yang cepat, aman, kompetitif didukung dengan teknologi informasi yang komprehensif dan handal” Investasi dalam hal ketersediaan layanan TI oleh PT. BGR Logistics dalam jumlah Rp 3,5 milyar dari total Rp 7,5 milyar anggaran tentunya diharapkan akan memberikan keunggulan kompetitif bukan justru sebaliknya. Layanan TI dituntut tampil prima ketika mendukung proses bisnis dengan menjangkau keseluruhan organisasi.Dalam penerapannya dibutuhkan berbagai kebijakan, standar, dan prosedur terkait layanan sehingga pemanfaatan TI dapat dilakukan secara maksimal dan risiko yang mengiringi TI dapat ditekan seminimal mungkin. Hal tersebut berujung pada adanya kepastian bahwa TI benar-benar memberikan pelayanan yang baik dan mendukung bisnis organisasi. ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 Dengan latar belakang yang telah disampaikan, merupakan hal yang penting untuk melakukan penelitian mengenai perancangan ketersediaan layanan TI yang merupakan bagian dari tata kelola TI untuk PT. BGR Logistics. METODE Dalam penelitian untuk membuat Rancangan Tata Kelola Ketersediaan Layanan TI ini, penyusun menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut : Mulai Studi Literatur dan Kajian Pustaka Identifikasi Layanan TI Pengumpulan data melalui wawancara dan dokumen terkait layanan TI Identifikasi Layayan TI ke framework ISO 20000, ISO 27001 dan Cobit Pengelompokan Layanan TI PT BGR Logistics Pemetaan ISO 20000 ke Cobit dan ISO 27001 ke CoBit Penilaian resiko pada masing masing layanan TI Dampak =D Kemungkinan = M Resiko =R (R=D*M) Perancangan Tata Kelola ketersediaan Layanan TI Selesai ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-3 Check list berdasar pada 3 framework ISO 20000, ISO 27001 dan Cobit pada tiap tiap layanan Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 - Studi Literatur dan kajian pustaka : Penelitian diawali dengan pengumpulan dokumen organisasi yang nantinya akan menghasilkan beberapa dokumen terkait penelitian seperti : IT Master Plan 2010 2014 , Laporan Tahunan 2011, RJPP( Rencana jangka panjang perusahaan ) 20102014, Tugas, fungsi dan tanggung jawab divisi TI, Strategi Map 2011. Selain dilakukan kajian pustaka dalam melakukan pemahaman mengenai 3 framework yang digunakan yaitu ISO 20000, ISO 27001 dan CoBit. - Identifikasi layanan TI saat ini yang mendukung proses bisnis : Dari dokumen terkait identifikasi layanan TI yang berjalan saat ini yang mendukung proses bisnis organisasi. Tahap ini dikombinasikan dengan wawancara pada pihak terkait untuk meyakinkan keakuratan informasi. - Identifikasi permasalahan pada layanan TI dengan pedoman dokumen ISO 20000, ISO 27001 dan CoBit. Setelah daftar layanan TI berhasil diidentifikasi , dilanjutkan dengan mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan layanan tersebut. Digunakan metode wawancara yang kemudian dilanjutkan menggunakan pendekatan checklist dengan berdasarkan pada ISO 20000, ISO 27001 ,Cobit yang dilakukan satu persatu pada tiap layanan, sehingga diperoleh rincian permasalahan yang terjadi pada setiap layanan TI saat ini. Pendekatan ini menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan jawaban pada setiap hal yang diisyaratkan yaitu : a. Ya, berarti hal yang disyaratkan sudah dipenuhi oleh layanan yang bersangkutan. b. Tidak, berarti hal yang disyaratkan belum dipenuhi oleh layanan yang bersangkutan. Hal ini yang kemudian dikategorikan sebagai permasalahan layanan TI. c. Tidak, karena Not Applicable (N/A), berarti hal yang disyaratkan tidak dapat diterapkan pada layanan bersangkutan karena tidak terkait dengan proses bisnis organisasi. - Pengelompokkan layanan TI berdasarkan karakteristiknya. Setelah permasalahan diidentifikasi , dilakukan pengelompokkan layanan TI berdasarkan karakteristiknya menjadi beberapa kelompok. - Pemetaan permasalahan layanan TI ke dalam CoBit Selanjutnya pada setiap kelompok layanan TI dilakukan 2 (dua) pemetaan yaitu pemetaan permasalahan pada ISO/IEC 20000 ke permasalahan pada CobiT dan pemetaan permasalahan pada ISO/IEC 27001 ke permasalahan pada CobiT. Permasalahan pada ISO/IEC 20000 dan ISO/IEC 27001 yang tidak memiliki padanan terhadap permasalahan pada CobiT kemudian diabaikan sehingga hanya permasalahan yang memiliki keterkaitan di antara tiga framework yang menjadi obyek penelitian pada langkah selanjutnya. - Penilaian risiko dari permasalahan pada masing-masing kelompok layanan TI Permasalahan yang diperoleh kemudian dinilai risikonya terhadap bisnis dengan berdasar pada dampak dan Kecenderungannya. Permasalahan dengan nilai risiko tertinggi kemudian menjadi prioritas dalam perancangan tata kelola layanan TI. Penilaian ini dilakukan pada tiap kelompok layanan TI. Pada PT. BGR, risiko dominan dari permasalahan layanan TI adalah kehilangan peluang (opportunity loss) yang nilainya belum ada hitungan nominal yang jelas. Sehingga risiko yang ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 dinyatakan di sini merupakan risiko operasional. Risiko yang didapatkan merupakan hasil perkalian antara dampak dan kemungkinan tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari total 33 (tiga puluh tiga) layanan yang diidentifikasi pada penelitan ini dapat dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) kelompok untuk dilakukan pemetaan ke ISO 20000, ISO 27001 dan CoBit : Tabel 1. Pemetaan ke ISO 20000, ISO 27001 dan CoBit No 1 Kategori Layanan Aplikasi Nama Layanan General Ledger (GL) Account Receiveable (AR) Audit Inventarisasi Aset Human Capital Management System (HCMS) Scorecard System / Strategic Plan Information System (SPIS) WMS Symphony WMS Pupuk WMS Collateral Management System WMS Manufaktur Human Capital Management System (HCMS) Portal BGR Tracking System Freight Management System (FMS) Data Warehouse SDM Data Warehouse Pelanggan Kelompok Layanan Karakteristik A Layanan yang operasionalnya hanya melibatkan internal PT. BGR. Terdapat hubungan dengan pihak luar (pemasok atau pelanggan) namun terjadi secara tidak langsung. Layanan pada kelompok ini tidak terlibat langsung pada proses transaksi, namun mengolah data hasil dari transaksi yang berlangsung. B Layanan sistem pengelolaan untuk jasa pergudangan yang ditawarkan PT. BGR kepada pelanggan. Layanan ini berlangsung pada tingkat transaksional, sehingga berinteraksi langsung dengan pelanggan. C Layanan yang operasionalnya hanya melibatkan pihak internal PT. BGR. Hasil keluaran dari layanan ini digunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan untuk strategi bisnis pada masa depan. D Layanan yang mendukung berbagai operasional aplikasi yang terkait dengan proses bisnis PT. BGR. Layanan ini dikelola sendiri oleh divisi TI PT. BGR. Data Warehouse Gudang 2 Infrastru ktur Database Server 1(WindowsSQL Server) Database Server 2 (LinuxOracle) Mail Server Web & Application Server Backup Server Primary Domain Control (PDC) Server Proxy Server Switch Wireless Access Point Printer Router Internet Firewall Router VPN Voip Gateway Koneksi VPN E F G Koneksi Internet ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-5 Layanan yang berperan pada konektivitas perangkat TI yang ada (server, worskstation pc, router, firewall) dan mendukung operasional bisnis sebagai alat keluaran hasil olahan data. Layanan yang operasionalnya melibatkan pihak ketiga (penyuplai) berupa perangkat kendali keamanan jaringan komputer. Layanan yang operasionalnya melibatkan pihak ketiga (penyuplai) berupa jalur komunikasi data antar kantor PT. BGR. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 Permasalahan layanan TI kelompok A dan penyederhanaanya : Mendefinisikan daftar layanan Melaporkan pencapaian tingkat layanan Memastikan bahwa laporan disesuaikan dengan pihak penerima laporan Menjalankan lingkungan TI sejalan dengan tingkat layanan yang disepakati, dengan instruksi yang jelas dan pengawasan yang dekat. CoBit Pengelolaan Kesepakatan Tingkat Layanan (SLA) ISO/IEC 20000 Memberikan masukan ke perencanaan strategis mengenai kebutuhan akan layanan baru dan layanan yang perlu diperbarui. Gambar 1. Permasalahan layanan TI kelompok A dan penyederhanaanya Dari hasil penilaian risiko yang dilakukan tidak diperoleh permasalahan dengan nilai risiko maksimal yaitu 9 (sembilan). Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan yang diidentifikasi pada tiap kelompok layanan TI belum ada yang tergolong pada kategori kritis yaitu memiliki dampak tinggi dengan kemungkinan terjadinya tinggi. Namun tetap diperoleh permasalahan dengan tingkat risiko tinggi yaitu permasalahan mengenai “Pengelolaan Keamanan Sistem” yang memiliki nilai risiko 6 (enam) pada mayoritas kelompok layanan TI kecuali pada layanan TI kelompok C yang memiliki nilai risiko 2 (dua). Pada tingkat risiko sedang ditempati oleh permasalahan mengenai “Pengelolaan Keberlanjutan Layanan TI” yang memiliki nilai risiko 4 (empat) pada layanan TI kelompok B, D, E, F, dan G. Sedangkan untuk tingkat risiko rendah yang ditempati oleh permasalahan “Pengelolaan Kinerja dan Kapasitas” yang memperoleh nilai risiko 2 (dua) pada layanan TI kelompok B dan C. Selain itu permasalahan “Pengelolaan Pelatihan Pengguna” juga menempati tingkat risiko rendah yang memperoleh nilai risiko 2 (dua) pada layanan TI kelompok A. Empat permasalahan yang disebutkan di atas menjadi prioritas dalam perancangan tata kelola ketersediaan layanan TI PT. BGR Logistics. Pengelolaan keamanan sistem : 1. Pihak manajemen yang memiliki otorisasi mengkomunikasikan kebijakan keamanan informasi yang telah ditetapkan ke seluruh anggota organisasi dan pelanggan. 2. Pengendalian keamanan digunakan untuk penerapan kebijakan keamanan informasi dan pengelolaan risiko yang terkait dengan akses ke layanan. 3. Pegendalian keamanan didokumentasikan. Pada dokumentasi tersebut terdapat penjelasan mengenai risiko, bentuk operasional, dan pemeliharaan terkait pengendalian tersebut. 4. Dampak dari perubahan pengendalian harus dinilai terlebih dahulu sebelum perubahan tersebut diterapkan. 5. Segala pengaturan pada layanan yang melibatkan organisasi eksternal yang memiliki akses terhadap layanan tersebut didasarkan pada kesepakatan resmi yang menetapkan seluruh kebutuhan keamanan. 6. Seluruh insiden keamanan harus dilaporkan segera dan tercatat sesuai dengan prosedur pengelolaan insiden. ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 7. Harus terdapat mekanisme untuk mengukur dan memantau tipe, volume, dampak, dan kerusakan akibat insiden keamanan. 8. Melakukan penilaian ancaman melalui identifikasi pada insiden dan entitas yang dapat menyebabkan terhentinya proses bisnis. 9. Menggunakan hasil dari penilaian ancaman untuk melakukan penilaian risiko. 10. Meninjau ulang dan mengesahkan alat kendali keamanan yang digunakan untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar industri keamanan, misalnya ISO 27001. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Antara ISO/IEC 20000, ISO/IEC 27001, dan CobiT memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pengidentifikasian permasalahan layanan TI PT. BGR. CobiT menjadi penghubung antara ketiga framework tersebut saat dilakukan pemetaan permasalahan layanan TI yang sudah diidentifikasi. CobiT sebagai best practices dalam Tata Kelola Teknologi Informasi menjadi panduan utama dalam identifikasi permasalahan layanan TI yang kemudian dilengkapi oleh dua standar lainnya sebagai petunjuk teknis pelaksanaan solusi. 2. Pada layanan TI pada PT. BGR teridentifikasi 11 (sebelas) permasalahan yang terkait hal berikut: a. pengelolaan kesepakatan tingkat layanan (SLA), b. pengelolaan keberlanjutan layanan TI, c. pengelolaan keamanan sistem, d. pengelolaan pelatihan pengguna, e. pengelolaan konfigurasi, f. pengelolaan kinerja dan kapasitas, g. pengelolaan service desk dan insiden, h. pengelolaan permasalahan, i. pengelolaan data, j. pengelolaan operasional, k. pengelolaan layanan pihak ketiga. 3. Terdapat 4 (empat) permasalahan dengan nilai prioritas tertinggi yaitu: pengelolaan keamanan sistem, pengelolaan keberlanjutan layanan TI, pengelolaan kinerja dan kapasitas, serta pengelolaan pelatihan pengguna. Dari penelitian yang sudah dilakukan Penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. PT. BGR mendefinisikan organisasi TI yang menyeluruh demi terciptanya manajemen layanan TI yang diharapkan. 2. PT. BGR menambah jumlah staf TI dan memberikan pelatihan yang memadai agar layanan TI dapat menunjukkan kinerja yang sesuai dengan tingkat harapan bisnis organisasi. 3. PT. BGR melakukan tinjauan ulang terhadap IT Master Plan yang dimiliki saat ini, dan melakukan pembaruan sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya IT Master Plan. ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-7 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 DAFTAR PUSTAKA Purnomo, Lukman H.D (2010), “Perancangan Model Tata Kelola Ketersediaan Layanan TI Menggunakan Framework COBIT pada BPK-RI”, Tesis, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Leopoldi, Rick.2004. IT Service Management - Policy Based IT Service Management White Paper. RL Consulting. Brand, Koen & Boonen, Harry (2007),IT Governance Implementation Based on COBIT 4.1, A Management Guide, Van Haren Publishing, Amersfoort, Netherlands. ISO/IEC.2005.International Standard ISO/IEC 20000-1 – Information Technology Service Management.ISO, Switzerland. Surendro, Kridanto, (2009), Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Informatikan Bandung, Bandung, Indonesia. Schiesser, Rich (2010), IT Systems Management 2nd edition, Pearson Education, Inc., Massachusetts, USA. Arnason, Sigurjon Thor and Willet, Keith D. 2008.How to Achieve 27001 Certification: An Example of Applied Complience Management. Aurbach Publications, New York, USA. ISBN : 978-602-97491-4-4 C-46-8