pengaruh good corporate governance dan corporate social

advertisement
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
ISBN 978-602-70083-4-2
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
Maureen Erna Marius1, Indah Masri2
1,2
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila, Jakarta)
ABSTRACT: This study aim to determine the effect of Good Corporate Governance
(Managerial Ownership, institutional Ownership and audit committee) and Corporate Social
Responsibility on firm value. This study was conducted at manufacturing companies listed on
at Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2015. Purposive sampling was used as
sampling tehcnique, nineteen firms were used as study data with total of sample is fifty seven.
The analysis methods in this study use classical assumption test and multiple regression and
using SPSS 21.0 for windows operating system. The results of this study are : (1) Managerial
Ownership is positive effect and no significant on firm value. (2) Institutional Ownership is
negative effect and significant on firm value. (3) Audit Committe is negative effect and
significant on firm value (4) Corporate Social Responsibility is positive effect and significant
on firm value.
Keywoords : Firm value, Manajerial ownnership, Institutional ownership, Audit Committe,
and Corporate Social Responsibilty
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap perusahaan mempunyai tujuan tersendiri. perusahaan yang dikelola secara strategis pada
umumnya memiliki tujuan laba, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk laba per saham. Salah satu
alat terpenting untuk menilai kekuatan dari suatu perusahaan adalah analisis keuangan, akan tetapi
analisis ini tidak dapat secara otomatis dapat dijadikan asumsi untuk menilai kekuatan suatu
organisasi, ada pendekatan lain yang tidak kalah penting dalam meningkatkan nilai perusahaan yaitu
adanya penerapan Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility dalam
perusahaan.
Pada saat kasus Enron terkuak dimana perusahaan terbukti melakukan berbagai manipulasi
akuntansi yang melibatkan eksekutif puncak perusahaan, hal tersebut mengakibatkan harga saham
perusahaan turun dari kisaran delapan puluh dolar lebih per saham menjadi hanya sebesar satu dolar
per lembar saham pada tahun 2001, penurunan harga saham ini tidak hanya merugikan para investor
yang membeli saham perusahan berdasarkan informasi keuangan yang keliru, melainkan penurunan
harga saham ini juga telah mengakibatkan kerugian bagi para karyawan yang memiliki saham
perusahaan sebagai cadangan bagi dana pensiun karyawan. Manipulasi akuntasi yang dilakukan telah
menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Solihin, 2015:118-119).
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Kasus yang menimpa Enron disebabkan oleh tidak diterapkannya Corporate Governance yang
baik. Kasus-kasus tersebut semakin menguatkan tuntutan dari para investor agar perusahaan
menerapkan GCG. Mekanisme Corporate Governance yang berperan penting antara lain yaitu struktur
kepemilikan dan komite audit. Mekanisme struktur kepemilikan disini adalah kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional. Selain itu dengan adanya struktur kepemilikan tersebut dapat
meminimalisasi conflict agency yang sering terjadi di perusahaan. dimana pemegang saham bisa
sebagai pengendali atas perusahaan dalam mengawasi kebijakan dan keputusan yang diambil oleh
manajemen untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham bukan untuk kepentingan manajemen
dan golongan tertentu. Komite audit juga mempunyai peran penting dalam penerapan Good Corporate
Governance dimana tanggung jawab komite audit yaitu memberikan kepastian bahwa perusahaan
telah tunduk terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku juga melakukan kontrol yang
efektif terhadap konflik kepentingan yang akan merugikan perusahaan dan menurunkan nilai
perusahaan.
Disamping kasus Enron diatas yang mengharuskan adanya penerapan Good Corporate
Governance. Menurut Bowen dalam Solihin (2015:1), 1985, pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk
mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang
sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Karena dengan dilaksanakan kewajiban dan kebijakan
terhadap masyarakat sekitar, perusahaan akan mendapatkan dukungan dari masyarakat.Pada tahun
1990-an terjadi peningkatan kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin cepat
yang berdampak terhadap ekonomi dan pembangunan sosial. Korporasi atau perusahaan diharapkan
tidak hanya menjalankan usaha untuk kepentingan pemegang saham, karyawan, serta pelanggan dan
pemasok melainkan perusahaan juga harus memberi perhatian terhadap masyarakat disekitar tempat
perusahan beroperasi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan bisnis secara berkelanjutan dan jangka
panjang, karena dengan adanya dukungan dari masyarakat sekitar, perusahaan dapat beroperasi secara
aman, dengan rasa aman tersebut perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri dan
tentunya dapat meningkatnya nilai perusahaannya.
Untuk bisa mewujudkan bisnis secara berkelanjutan diperlukan adanya pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) oleh setiap perusahaan.Program CSR dalam penelitian ini mengangkat
tema lingkungan, karena lingkungan sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Perusahaan
manufaktur sangat berhubungan dengan lingkungan karena polusi dan limbah yang ditimbulkan dari
proses produksi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, oleh karena itu perusahaan
manufaktur diharapkan peduli dan berperan aktif terhadap lingkungan yang ada disekitarnya dengan
cara menerapkan CSR dalam bidang lingkungan.
Beberapa penelitian telah dilakukan tentang pengaruh Good Corporate Governance yang
diproksikan dalam (Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Komite Audit) dan
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dan ditemukan hasil yang beragam.
Menurut Sholekah dan Venusita (2014), semakin tinggi jumlah saham yang dimiliki oleh Manajemen
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan, agency conflict bisa diatasi dengan memasukan
manajer dalam struktur kepemililkan saham oleh karena itu kepemilikan manajerial berpengaruh
positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Sari dan Riduwan (2011) serta Nuraina
(2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai
perusahaan, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian
yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam
perusahaan akan semakin berkurang dan dan nilai perusahan juga dapat semakin meningkat.
Menurut Fidyati dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) Kepemilikan Insitusional dapat
menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena Kepemilikan Institusional yang
ada adalah pemilik sementara (transfer owner) yang hanya berfokus pada laba sekarang, jika
perusahaan dirasakan tidak menguntungkan, maka investor akan menarik sahamnya secara besarbesaran. Penelitian Fidyati didukung oleh penelitian Prihantoro serta Sutrisno dalam Kurniawati,
Manalu dan Octavianus (2015) mengungkapkan para pemegang saham mempunyai tujuan utama
meningkatkan kesejahteraannya, yaitu mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden maupun
capital gain. Dengan pengembalian deviden yang lebih besar akan mengurangi sumber dana intern
yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan yang nantinya akan mengurangi nilai
perusahaan itu sendiri..
Isti’adah (2015) menyatakan komite audit dapat meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan
dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya, komite Audit dapat mengadakan rapat
secara periodik sebagaimana telah diatur oleh BAPEPAM dan ditetapkan dalam anggaran dasar. Hasil
yang berbeda dengan apa yang ditemukan oleh Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) Komite audit
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena komite audit
bukanlah menjadi salah satu faktor penentu untuk meningkatkan efektifitas fungsi komite audit,
khususnya yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan,
dan kecurangan (FCGI, 2008), semakin tinggi frekuensi pertemuan semakin sering dibicarakan
benturan kepentingan tersebut.
Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai
Perusahaan, pengungkapan CSR oleh Perusahaan akan memberikan respon positif bagi investor yang
nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Fridagustina, 2014). Penelitian Fridagustina didukung
oleh penelitian Hariarti dan Rihatiningtyas (2015)
yang menyatakan bahwa meningkatnya
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh Perusahaan, akan menciptakan citra yang baik terhadap
perusahaan sehingga investor akan melihat hal ini sebagai hal yang positif untuk berinvestasi di
perusahan tersebut disamping itu apabila perusahaan manufaktur mampu memperhatikan pengelolaan
lingkungannya, maka keberadaan perusahaan tersebut akan direspon positif oleh masyarakat, sehingga
citra/image-nya meningkat yang akan diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Good Corporate Governance dan Coporate Social Responsibility terhadap nilai
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
perusahaan” (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013 – 2015)
1.2.
Permasalahan dan Tujuan Penelitian
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: apakah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit
dan csr berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
komite audit dan csr berpengaruh terhadap nilai perusahaa
II.
2.1.
KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Corporate Governance
Menurut Tim Studi pengkajian Prinsip-Prinsip OECD 2004 yang dibentuk oleh Badang
Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dalam Solihin (2015:119), terdapat dua teori yang
dapat digunakan untuk menjelaskan konsep Corporate Governance :
1. Stewardship theory
Teori ini dibangun atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yang pada hakikatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, serta memiliki integritas dan kejujuran
terhadap pihak lain. Bila asumsi stewardship theory ini diterapkan dalam manajemen perusahaan,
maka stewardship theory memandang manajamen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak
sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun para pemegang saham (shareholders)
pada khususnya.
2. Agency Theory
Teori ini memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham,
akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri (self-interest) bukan sebagai
pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam
stewardship theory, agency theory
memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk
bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya dan para pemegang saham
khususnya.
. Menurut Anthony dan Govindarajan (2012:269) Hubungan Agensi ini ada ketika salah satu
pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal
itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu
korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham
menyewa CEO dan mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Ditingkat yang lebih
rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agennya.
2.2.
Model Corporate Governance
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Buchholz dalam Solihin (2015:120) menjelaskan adanya tiga model corporate governance yang
menunjukkan bagaimanan kekuasaan untuk menjalankan dan mengawasi perusahaan dibagi diantara
para pemangku kepentingan.
1) Traditional Mode
Dalam model ini, corporate goverance suatu perusahaan didasarkan atas hak kepemilikan (property
rights). Menurut model ini, adanya pemegang kendali atas perusahaan merupakan faktor utama dalam
proses corporate governance. Sebagai pemasok modal bagi perusahaan, pemegang saham memiliki
hak kepemilikan atas perusahaan dan memiliki hak-hak hukum untuk memastikan bahwa kekayaan
yang mereka berikan kepada perusahaan dan digunakan untuk memajukan kepentingan mereka.
2) Co-determination model
Model alternatif Corporate governance, ditemukan di berbagai negara Eropa dimana bentuk
demokrasi industri sudah mengakar disana. Di negara-negara tersebut terdapat tekanan kepada
perusahaan untuk menempatkan wakil karyawan di dewan direksi yang berperan dalam proses
Corporate Governance. Beberapa negara Eropa juga telah menerbitkan undang-undang yang
memungkinkan para pekerja memiliki partisipasi dalam proses Corporate Governance. Disebut Codetermination model karena modal (yang berasal dari pemegang saham) dan tenaga kerja sama-sama
berperan dalam proses corporate governance.
3) Stakeholder model
Model ini didasarkan kepada perkembangan teori manajemen pemangku kepentingan yang
menyatakan bahwa selain para karyawan dan pemegang saham (kedua-duanya dikategorikan sebagai
pemangku kepentingan internal) masih terdapat kelompok lain di dalam masyarakat yang merupakan
tanggung jawab perusahaan jika operasi perusahaan memiliki dampat terhadap kelompok tersebut
serta perusahaan harus menyelaraskan pencapaian tujuannya dengan kepentingan berbagai konstituen
yang seringkali bertentangan satu dengan lainnya.
2.3.
Komite Audit
Dalam Effendi (2016:59-60) Komite audit hendaknya dapat melakukan komunikasi secara
efektif dengan komisaris, direksi, maupun auditor internal dan eksternal. Salah satu fungsi komite
audit adalah menjembatani antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan kegiatan
pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen, serta auditor internal dan eksternal, salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah melakukan rapat internal secara rutin dengan dewan komisaris dan
manajemen.
Rapat rutin dengan dewan komisaris untuk melaporkan hasil tugas yang dibebankan oleh
komisaris dalam bentuk laporan berkala, sedangkan rapat rutin dengan manajemen untuk
membicarakan semua pokok-pokok persoalan yang dapat mempengaruhi kinerja finansial atau non
finansial organisasi secara “terbuka” sehubungan dengan perannya untuk mengawasi Corporate
Governance.
2.4.
Jenis-Jenis Corporate Social Responsibility
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Ada 4 komitmen dalam Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial) menurut
Pearce dan Robinson (2016:55) :
1.
Tanggung Jawab Ekonomi (Economic Responsibilities)
Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab sosial yang paling mendasar. Untuk memenuhi
tanggung jawab ekonomi perusahan, perusahaan harus memaksimalkan laba. Dalam menjalankan
tanggung jawab ekonomi, perusahaan juga dapat bertanggung jawab secara sosial dengan
menyediakan pekerjaan yang produktif bagi angkatan kerja, membayar pajak untuk pemerintah lokal,
negara bagian dan federal.
2.
Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibilities)
Tanggung jawab ini mencerminkan kewajiban
perusahaan untuk mematuhi undang-undang yang
mengatur aktivitas bisnis. Gerakan lingkungan hidup memiliki dampak terhdap undang-undang bisnis.
Gerakan ini membuat undang-undang perlindungan lingkungan yang sudah ada ditegakkan dengan
lebih dan mendorong diberlakukannya undang-undang baru yang lebih komperhensif, seperti undangundang Kebijakan Lingkungan hidup Nasional (National Environmental Policy Act) yang ditujukan
untuk melindungi keseimbangan ekologi di AS dan membuat perlindungan lingkungan hidup sebagai
sasaran kebijakan pemerintah federal.
3.
Tanggung Jawab Etis (Ethical Responsibilities)
Tanggung jawab ini mencerminkan gagasan perusahaan mengenai perilaku bisnis yang benar dan
layak. Perusahaan diharapkan untuk berperilaku secara etis
4.
Tanggung Jawab disreksi (Discretionary Responsibilities)
Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab secara sukarela dilakukan oleh suatu organisasi
bisnis. Tanggung jawab ini mencakup aktivitas hubungan masyarakat, manajer berusaha memperkuat
citra perusahaan, produk serta jasa mereka dengan mendukung gerakan yang bermanfaat. Bentuk
tanggung jawab disreksi ini memiliki dimensi layanan mandiri.
2.5.
Pengembangan Hipotesis
2.5.1. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Nurhayati dan Medyawati (2012) serta Wongso (2013) Kepemilikan Manajemen
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan hal ini disebabkan karena kepemilikan
Manajerial belum dapat dipandang sebagai mekanisme yang tepat untuk mengurangi konflik
kepentingan antara pemilik dan manajer. Manajer biasanya akan mengedepankan kepentingannya
sendiri dari pada kepentingan perusahaan. Penelitan Nurhayati dan Medyawati serta Wongso tidak
sejalan dengan penelitian Sholekah dan Venusita (2014) yang menyatakan bahwa Kepemilikan
Manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang artinya semakin tinggi
jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahan
karena proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajerial dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan yang nantinya dapat menyejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
sehingga manajamen akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan dan dapat menurunkan
agency cost dan meningkatkan nilai perusahan.
Penelitian Sholekah dan Venusita (2014) mendukung apa yang disebutkan dalam Prinsip-Prinsip
OECD yaitu agency cost timbul karena adanya agency theory. Dengan adanya kepemilikan saham
oleh Manajerial dapat menyelaraskan kepentingan pemegang saham dengan manajemen serta dapat
mengurangi agency cost. oleh sebab itu hipotesis pada penelitian ini adalah :
H1: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2.5.2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Permanasari (2010) dan Isti’adah (2015) meneliti bahwa Kepemilikan institusional
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebakan karena pemilik
investor mayoritas memiliki kecenderungan untuk melakukan kompromi dengan manajemen dan
mengabaikan kepentingan investor minoritas. Tindakan manajemen atas kebijakan yang tidak optimal
dan cenderung mengarah pada kepentingan pribadinya mengakibatkan strategi aliansi pihak
manajemen dan investor institusional ditanggapi negatif oleh pasar.
Wongso (2013) serta Hariati dan Rihatiningtyas (2015) menyebutkan bahwa kepemilikan
Institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan
rendahnya persentasi kepemilikan institusional tidak dapat secara maksimal untuk melakukan
pengawasan terhadapa kinerja manajemen, apabila pengawasannya tidak maksimal, manajemen akan
melakukan keputusan-keputusan yang memakmurkan dirinya sendiri, sehingga kemakmuran
pemegang saham diabaikan, hal ini akan direspon negatif oleh pasar dan dapat menurunkan nilai
perusahaan.
Penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian Fidyati dalam Rachmawati dan Triatmoko
(2007) menyebutkan Kepemilikan Institusional dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan, hal
itu disebabkan karena Kepemilikan Institusional yang ada adalah pemilik sementara (transfer owner)
yang hanya berfokus pada laba sekarang, jika perusahaan dirasakan tidak menguntungkan, maka
investor akan menarik sahamnya secara besar-besaran. Penelitian Fidyati didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Prihantoro serta Sutrisno dalam Kurniawati, Manalu dan Octavianus (2015)
mengungkapkan para pemegang saham mempunyai tujuan utama meningkatkan kesejahteraannya,
yaitu mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden maupun capital gain. Dengan pengembalian
deviden yang lebih besar akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk
mengembangkan perusahaan yang nantinya akan mengurangi nilai perusahaan itu sendiri.
Penelitian Sari dan Riduwan (2011) serta Nuraina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan
institusi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi tingkat kepemilikan
institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap
perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang dan dan
nilai perusahan juga dapat semakin meningkat.
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Penelitian Nuraina serta Sari dan Riduwan membenarkan apa yang dikatakan oleh Buchholz
mengenai Traditional Mode
yang menyatakan bahwa pemegang saham mempunyai hak dan
kekuasaan untuk mengawasi jalannya perusahaan, hal ini untuk memastikan bahwa kekayaan yang
mereka berikan kepada perusahaan digunakan untuk memajukan kepentingan mereka.Dengan adanya
pengawasan dari pemegang saham institusi, dapat meningkatkan kepercayaan investor dan tentunya
nilai perusahaan akan ikut meningkat. Karena beragamnya hasil pengujian pengaruh kepemilikan
Institusional terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis pada penelitian ini adalah
H2: Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
2.5.3.
Pengaruh Komite Audit terhadap nilai perusahaan
Hasil Penelitian Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) mengungkapkan bahwa Komite audit
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena komite audit
bukanlah menjadi salah satu faktor penentu untuk meningkatkan efektifitas fungsi komite audit,
khususnya yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan,
dan kecurangan (FCGI, 2008 ). Frekuensi pertemuan yang tinggi akan menyebabkan intensnya
pembicaraan mengenai benturan kepentingan tersebut,
sehingga pasar menganggap keberadaan
komite audit bukanlah faktor yang mereka pertimbangkan dalam mengapresiasi nilai perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian Isti’adah (2015) yang menyatakan bahwa Komite audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan karena keberadaan Komite Audit serta
perannya dalam mengadakan rapat secara periodik dalam mendiskusikan isu-isu signifikan dapat
menambah kepercayaan investor untuk menanam saham di perusahan tersebut.
Hasil penelitian Isti’adah selaras dengan apa yang dikatakan Effendi (2016) bahwa dengan
diadakan rapat secara rutin dan berkala, Komite audit dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja
manajemen dalam bidang finansial maupun non finansial. Banyaknya rapat yang diadakan komite
audit dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat atas perusahaan tersebut. Oleh sebab itu
hipotesis pada penelitian ini adalah :
H3 : Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.5.4.
Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan
Hasil penelitian Dian dan Lidyah (2012) serta Nurhayati dan Medyawati (2013) menemukan
bahwa CSR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena
pengungkapan CSR sebuah perusahaan belum tentu dapat meningkatkan nilai perusahaan dan
perusahaan yang tidak meningkatkan nilai perusahaannya belum tentu memiliki nilai perusahaan yang
rendah. Hal ini terjadi karena apa yang dijalankan didalam CSR tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan masyarakat sekitar, sehingga yang apa yang dilakukan oleh perusahaan belum mendapat
respon yang baik dari masyarakat sekitar
Penelitian Dian dan Lidyah serta Nurhayati dan Medyawati tidak sejalan dengan penelitian
Fridagustina (2014) serta Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) yang menyatakan bahwa meningkatnya
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh Perusahaan, akan menciptakan citra yang baik terhadap
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
perusahaan sehingga investor akan melihat hal ini sebagai hal yang positif untuk berinvestasi di
perusahan tersebut disamping itu apabila perusahaan manufaktur mampu memperhatikan pengelolaan
lingkungannya, maka keberadaan perusahaan tersebut akan direspon positif oleh masyarakat, sehingga
citra/image-nya meningkat yang akan diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Pearce dan Robinson mengenai
komitmen dalam Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial) yang dituang dalam
Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibilities) dimana Perusahaan mempunyai kewajiban dalam
mematuhi undang-undang yang mengatur aktivitas bisnis, khususnya tanggung jawab dalam
perlindungan lingkungan, karena dengan dilakukannya tanggung jawab terhadap lingkungan
perusahaan akan mendapatkan citra (Image) yang positif dari masyarakat luas dan dapat meningkatkan
nilai perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu hipotesis pada penelitian ini adalah :
H4 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
III.
3.1.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013–2015. Sedangkan sampel penelitian ini dipilih
dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dengan kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selamatahun 2013-2015.
b. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah dan telah diaudit.
c. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) secara konsisten dan
lengkap pada tahun 2013-2015.
d. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel penelitian pada akhir periode 31
Desember 2013 sampai 31 Desember 2015
3.2.
Definisi dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan adalah sebuah
nilai yang menunjukkan cerminan dari ekuitas dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar
ekuitas, nilai buku dari total utang dan nilai buku dari total ekuitas. Nilai Perusahaan dapat
diidentifikasi dengan melihat harga penutupan saham perusahaan di pasar atau bursa.
Dalam penelitian ini menggunakan Rasio Price Book Value (PBV) digunakan dalam penelitian ini
sebagai indikator dalam penilaian nilai perusahaan. Price to Book Value Ratio adalah harga saham
biasa perusahaan per lembar terhadap nilai buku per lembar dimana nilai buku tersebut diperoleh
dari hasil bagi ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi PBV
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.Variabel Nilai Perusahaan (NP) dalam
Peneletian ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
PBV=
β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ π‘π‘’π‘Ÿ π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š
π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘π‘’π‘˜π‘’
2. Variabel Bebas (independent variable)
a. Kepemilikan Manajerial
Menurut Downes dan Goodman dalam Sukirni (2013) Kepemilikan Manajerial adalah para
pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan yang
bersangkutan. Manajer dalam hal ini memegang peranan penting karena manajer melaksanakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambil keputusan.
Variabel Kepemilikan Manajemen (KM) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
KM =
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Ž β„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘šπ‘–π‘™π‘–π‘˜π‘– π‘šπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘›
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
π‘₯ 100%
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional merupakan kondisi dimana institusi memiliki saham dalam suatu
perusahaan. Institusi tersebut dapat berupa institusi pemerintah, institusi swasta, domestik,
maupun asing, yang memiliki saham lebih dari 5% (Widarjo dalam Rahmawati, 2016). Variabel
Kepemilikan Institusional (KI) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
KI =
c.
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Ž β„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘šπ‘–π‘™π‘–π‘˜π‘– πΌπ‘›π‘ π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
π‘₯ 100%
Komite Audit (X3)
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefinisikan Komite Audit adalah Suatu komite
yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan,
dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (atau
dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan (Oversight) atas proses pelaporan
keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate governance
di perusahaan-perusahaan. Variabel Komite Audit (KA) dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
KA = Jumlah Rapat Komite Audit dalam Satu Tahun
d.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Prinsip-Prinsip CERES telah merumuskan mengenai CSR dalam bidang lingkungan
dimana mereka telah “Menetapkan etika lingkungan hidup yang memiliki kriteria dengan
mana investor dan pihak lain dapat menilai kinerja lingkungan hidup dari perusahaan.
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Perusahaan-perusahaan yang menandatangani prinsip ini berjanji akan secara sukarela
melakukan lebih dari sekedar mematuhi aturan yang berlaku”. Bentuk upaya pelestarian
lingkungan yang paling banyak ditemukan adalah upaya kelestarian sumber daya alam dan
mengeliminasi pencemaran lingkungan, tindakan-tindakan semacam ini sering disebut
kepedulian untuk “menghijaukan”.
Dalam penelitian ada tujuh pengungkapan CSR dalam bidang lingkungan yang akan
diukur (Permanasari, 2010) yaitu :
1. Kebijakan Lingkungan
2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan)
4. Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya)
5. Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah)
6. Dukungan pada konservasi lingkungan
7. Dukungan pada konservasi satwa
Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Variabel dummy yaitu :
Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan
Score CSR =
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Ž β„Ž π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’π‘”π‘œπ‘Ÿπ‘–
7 π‘–π‘‘π‘’π‘š π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘π‘Žπ‘›
Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode uji asumsi klasik dan regresi
berganda. Adapun model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
NP = α + b1 KM + b2 KI + b3 KA + b4 CSR + b5-7 dummy tahun + e
Keterangan:
NP = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
b1-b4 = Koefisien Regresi
KM = Kepemilikan Manajemen
KI = Kepemilikan Instutional
KA = Komite Audit
CSR = Corporate Social Responsibility
B5-7 = dummy tahun variabel
e = Error
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
IV.
4.1.
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2013–2015. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan motode
purposive sampling, sehingga sampel yang didapat merupakan representasi dari populasi sampel yang
ada serta sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan metode tersebut, diperoleh 57 sampel
perusahaan yang memenuhi kriteria dengan rincian pada Tabel 1
4.2.
Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 2, hasil analisis statistik deskriptif terhadap nilai perusahaan
menunjukan bahwa Variabel Nilai Perusahaan (NP) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,8248 dan
standar deviasi adalah 0,57032 yang berarti nilai pasar perusahaan pada sampel yang diteliti relatif
kecil. Nilai Perusahaan (NP) mempunyai nilai minimum sebesar 0,11 pada Perusahaan Indospring
Tbk, PT dan Nilai Maksimum sebesar 2,59 pada Perusahaan Astra International Tbk, PT
Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,0595928
dengan standar deviasi sebesar 0,11028059 yang berarti bahwa Kepemilikan Manajerial (KM)
banyak terdapat dalam sampel yang diteliti. Kepemilikan Manajerial (KM) mempunyai nilai
minimunya sebesar 0,00005 pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk, PT dan nilai maksimum
sebesar 0,47522 pada perusahaan Wismilak inti Makmur Tbk, PT,
Variabel Kepemilikan Institusional (KI) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,7113519
dan standar deviasi sebesar 0,18987368, ini menunjukan bahwa kepemilikan Instutional (KI) pada
perusahaan manufaktur tidak banyak. Kepemilikan Institusional (KI) mempunyai nilai minimum
sebesar 0,22478 pada perusahaan Wismilak inti Makmur Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar
0,98001 pada perusahaan Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT.
Variabel Komite Audit (KA) mempunyai nilai rata-rata sebesar 6,49 dan standar deviasi
sebesar 3,616, hal ini menunjukan bahwa, rapat komite audit yang dilakukan relatif banyak.
Komite Audit (KA) mempunyai nilai minimum sebesar 1 pada perusahaan Wismilak inti Makmur
Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar 15 pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk
Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai nilai rata-rata 0,46867 dan
standar deviasi 0,178576 yang berarti bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
relatif sedikit. Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai nilai minimum sebesar 0,143
pada perusahaan Indospring Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar 0,857 pada perusahaan Asahimas
Flat Glass Tbk, PT .
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dari gambar 1 dan 2 menunjukan bahwa grafik memberikan pola distribusi normal,
sedangkan pada grafik terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan menggunakan tabel 3 Hasil uji Kolmogorovmenunjukan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,552 dengan tingkat probabilitas signifikan
sebesar 0,921 Karena nilai p 0,921 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
residual terdistribusi secara normal. dengan kata lain, model regresi yang digunakan memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Hasil uji Multikolinearitas pada tabel 4 menunjukan bahwa besaran Tolerance untuk
Kepemilikian Manajerial (KM) 0,588, Kepemilikan Institusional (KI) 0,626, Komite Audit
(KA) 0,763 dan Corporate Social Responsibility (CSR) 0,812 sedangkan besaran Variance
Inflation Factor (VIF) untuk kepemilikan Manajerial (KM) 1,669, Kepemilikan Institusional
(KI) 1,597, Komite Audit (KA) 1,310 dan Corporate Social Responsibility (CSR) 1,232 Dengan
demikian Tolerance untuk seluruh variabel independen diatas 0,1 dan
Variance Inflation
Factor (VIF) dibawah 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dari
variabel-variabel independen yang diteliti.
c. Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil uji pada tabel 5 nilai sebesar DW 0,661 , Nilai DL sebesar 1,4385,
Nilai Du sebesar 1,7266, berdasarkan kriteria autokorelasi durbin watson didapatkan bahwa 0 <
0,661 <1,4385, yang berarti tidak ada autokorelasi positif dengan keputusan di tolak atau
dengan kata lain pengujian ini berautokorelasi.
Masalah autokorelasi biasanya sering terjadi pada data time series dan jarang terjadi
pada data Cross Section dan data panel, karena data yang diteliti adalah data panel untuk
masalah autokorelasi dapat diabaikan (Ghozali 2016:107)
d. Uji Heteroskedasitas
Berdasarkan gambar 3 terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini menunjukan tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk menilai Nilai Perusahaan berdasarkan masukan Variabel Independennya.
3. Pengujian Hipotesis
a. KoefisienDeterminasi (R2)
Berdasarkan tabel 6 diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,484 atau 48% hal ini berarti
bahwa 48% Nilai Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu Good
Corporate Governance (GCG) yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Institusional dan Komite Audit, Juga Corporate Social Responsibility (CSR), sisanya sebesar
52% (100 % - 48%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji f)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7 dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung
sebesar 7,803 lebih besar dari F tabel yaitu 2,77 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau
lebih kecil dari 0,05 (alpha α = 5%) dengan demikian penelitian ini secara simultan diterima.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Berdasarkan hasil perhitungan uji t pada tabel 8 maka dapat disimpulkan bahwa
Variabel kepemilikan Manajerial memiliki t hitung sebesar -0,774 lebih kecil dari t tabel
sebesar 1,674 dengan probabilitas signifikansi 0,442 atau lebih besar dari 0,05 (alpha α =
5%), dengan demikian
penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis awal yang
mengatakan bahwa “Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan” oleh karena itu untuk hipotesis pertama ditolak.
Variabel kepemilikan Institusional memiliki t hitung sebesar -3,494 lebih kecil dari t
tabel sebesar 2,005 dengan probabilitas signifikansi 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha α =
5%), dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis awal yang mengatakan
bahwa “Kepemilikan Institusional
berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan”oleh karena itu untuk hipotesis kedua diterima
Variabel Komite Audit memiliki t hitung sebesar -2,601 lebih kecil dari t tabel
sebesar 2,005 dengan probabilitas signifikansi 0,012 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha α = 5%),
dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis awal yang mengatakan bahwa
“Komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan” oleh karena itu
untuk hipotesis ketiga diterima.
Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki t hitung sebesar 5,313
lebih besar dari t tabel sebesar 1,674 dengan probabilitas signifikansi 0,000 atau lebih kecil
dari 0,05 (alpha α = 5%), dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis
awal yang mengatakan bahwa “Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan” oleh karena itu untuk hipotesis keempat diterima.
4.3.
Pembahasan
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Variabel Kepemilikan Manajerial dalam penelitian ini diproksikan dalam rasio Jumlah
Saham yang dimiliki Manajemen dengan total saham yang beredar. Hasilnya menunjukan bahwa
Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh
karena itu hipotesis pertama (H1) ditolak. Hal ini menunjukan bahwa kepemilikan manajerial
belum dapat dipandang sebagai mekanisme yang tepat untuk mengurangi konflik kepentingan
antara pemilik dan manajer, dimana manajer akan menggunakan utilitas untuk membuat keputusankeputusan yang ada. Hasil ini sejalan dengan penelitian penelitian Nurhayati dan Medyawati
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
(2012) serta Wongso (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi
nilai perusahaan
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Variabel Kepemilikan Institusional dalam penelitian ini diproksikan dalam rasio jumlah
saham yang dimiliki Institusional dengan total saham yang beredar. Hasilnya menunjukan bahwa
Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh
karena itu hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini kemungkinan bisa disebabkan oleh dua faktor
,faktor yang pertama adalah kemungkinan Investor institusional yang ada pada perusahaan yang
diteliti adalah pemilik sementara (transfer owner) bukan investor yang berpengalaman
(sophisticated). Atau investor lebih terfokus pada laba masa datang (future earnings) sehingga
transfer owner hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings). Investor akan melakukan
keputusan besar dengan menarik seluruh sahamnya apabila perusahaan dianggap sudah tidak
mengguntungkan. Penarikan saham secara besar-besaran dapat direspon negatif oleh Pasar dan
akan menurunkan nilai perusahan (Fidyati dalam Rachmawati dan Triatmoko, 2007)
Faktor yang kedua adalah Investor institusional yang ada pada perusahaan yang diteliti
adalah investor yang mempunyai saham mayoritas dengan rata- rata kepemilikan saham sebesar
70% dengan pengembalian deviden yang besar dan berdampak pada berkurangnya jumlah laba
yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern perusahaan untuk
mengembangkan perusahaan sehingga
menurunkan nilai sahaan itu sendiri. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Prihantoro serta Sutrisno dalam Kurniawati, Manalu dan Octavianus (2015)
3. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
Variabel Komite Audit diproksikan dalam jumlah rapat komite audit dalam satu tahun.
Hasilnya menunjukan bahwa Komite Audit berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan . Sehingga Hipotesis ketiga (H3) diterima. Hasil penelitian ini menguatkan apa yang
ditemukan oleh Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) dimana komite audit bukanlah menjadi salah satu
faktor penentu untuk meningkatkan efektifitas fungsi komite audit, khususnya yang berhubungan
dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan (FCGI, 2008),
semakin tinggi frekuensi pertemuan bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu perusahaan akan
membaik, sebaliknya yang terjadi bahwa semakin sering frekuensi pertemuan, semakin sering
benturan kepentingan tersebut dibicarakan. Benturan kepentingan dalam komite audit apabila
diketahui oleh pihak investor dapat berpengaruh ke harga saham sehingga dapat menurunkan harga
saham.
4. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan.
Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) diproksikan dalam rasio total kategori
yang diungkapkan dengan tujuh item pengungkapan Hasil penelitian menunjukan bahwa Corporate
Social Responsibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan artinya semakin
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
banyak
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
pengungkapan CSRnya semakin tinggi Nilai perusahaan. Oleh karena itu hipotesis
keempat (H4) diterima. Hal ini menunjukan bahwa dengan dilakukannya tanggung jawab hukum
dibidang lingkungan dengan melaksananakan kewajiban dalam mematuhi undang-undang dalam
perlindungan lingkungan, perusahaan akan direspon positif oleh investor karena citra (image)
perusahaan jadi meningkat dan tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fridagustina (2014) serta Hariarti dan Rihatiningtyas
(2015) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi nilai
perusahaan.
V.
5.1.
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemilikan manajerial bepengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5.2.
Implikasi
1. Kepemilikan Institusional dan komite audit dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang
negatif terhadap nilai perusahaan. Perlu menjadi perhatian dalam mekanisme Corporate
Governance bahwa terdapat benturan kepentingan baik dalam kepemilkan institusional maupun
komite audit yang dapat berpengaruh kepada harga saham sehingga menurunkan nilai
perusahaan.
2. CSR lingkungan pada perusahaan manufaktur terbukti meningkatkan perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh pada perusahaan manufaktur,
dimana seperti diketahui dari pemberitaan banyak perusahaan manufaktur yang merusak
lingkungan. Sehingga apabila perusahaan manufaktur tersebut melakukan CSR terhadap
lingkungan akan direspon positif oleh investor. Selain itu perusahaan manufaktur harus juga
lebih meningkatkan perannya dalam pengungkapan CSR dengan memperluas pengungkapannya
dengan ikut serta dalam CSR lainnya yaitu CSR dalam bidang Kemayarakatan, produk dan
konsumen serta ketenagakerjaan.
5.3.
Keterbatasan dan Saran
1. Periode pengamatan hanya dilakukan selama tiga tahun, yaitu 2013 - 2015. Sedangkan periode
pengamatan dalam jangka waktu yang lebih panjang akan membuat hasil penelitian semakin baik.
2. Variabel yang diteliti hanya terdiri dari empat variabel, antara lain Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Komite Audit dan Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan
masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang perlu
diperhatikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang yaitu 5 tahun atau lebih.
b. Menggunakan lebih banyak variasi variabel dalam penelitiannya, seperti ROA, ROE, Leverage
dan lainnya yang dapat menunjukan pengaruh nilai perusahan dari sisi keuangan.
c. Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme CG dapat menurunkan nilai perusahaan, karena
adanya faktor-faktor benturan kepentingan. Sehingga dapat dilakukan penelitian faktor-faktor
benturan kepentingan apa saja yang dapat mempengaruhi mekanisme CG.
REFERENSI
Ismail Solihin. (2015). Corporate Social Responsibility from charity to sustainability. Jakarta :
Penerbit salemba empat.
Sholekah, F. W., & Venusita, L. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Leverage, Firm size dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan High Profile yang terdaftar di Burse Efek Indonesia Periode tahun 20082012. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, Volume.2. Nomor. 3. Hal : 795-807.
Sari, E. F., & Riduwan, A. (2011). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan:
Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.Volume.1.
Nomor.1. Hal : 1-19.
Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan
Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI). Jurnal AKRUAL, 4(1). Hal : 51-70.
Rachmawati, A., & Triatmoko, H. (2007). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan
nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, 1-26.
Kurniawati, L, Manalu, S, dan Octavianus, R, J, N (2015). Pengaruh Kepemilikan Institusional
terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham. Vol 15 No 1. Hal : 59-73.
Isti’adah, U. (2015). Faktor-faktor Anthony, R.N., Govindarajan, V (2012), Management Control
System Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi.11. Buku.2. (diterjemahka oleh : Drs.F.X.
Kurniawan Tjakrawala, M.Si.Akt, Krista S.E.Ak), Jakarta : Penerbit salemba empat.
Hariarti, I. Dan Rihatiningtyas, Y.W (2015). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja
Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), 2008. Peranan Dewan Komisaris dan Komite
Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. Seri Tata Kelola Perusahaan Jilid 11.
Fridagustina, K., Udayana, M. A. U., & Bali, I. A. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan
Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahan. Hal : 107-113.
Anthony, R.N., Govindarajan, V (2012), Management Control System Sistem Pengendalian
Manajemen. Edisi.11. Buku.2. (diterjemahkan oleh : Drs.F.X. Kurniawan Tjakrawala,
M.Si.Akt, Krista S.E.Ak), Jakarta : Penerbit salemba empat.
Isti’adah, U. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Nominal. Volume IV Nomor 2. Hal : 57-72.
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Effendi, M. A., (2016). The power of Good Corporate Governance teori dan implementasi. Edisi 2.
Jakarta : Penerbit salemba empat.
Pearce, J.A., Robinson, R. B., (2016). Manajemen Strategis formulasi, implementasi dan
pengendalian. Edisi 12. Buku 1. (diterjemahkan oleh : Nia Paramita Sari), Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.
Nurhayati, M dan Medyawati, H . (2012). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate
Governance Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar
Dalam LQ45 pada Tahun 2009-2011. Jurnal Akuntansi, 1, Hal : 1-13.
Wongso, A. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan Kebijakan Hutang
Terhadap Nilai Perusahaan Dalam Perspektif Teori Agensi dan Teori Signaling. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Manajemen, 1(5). Hal : 1-20.
Permanasari, W. I., (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Skripsi. Program Studi Akuntansi.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Sukirni D (2012) Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan
Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal Volume
1 No. 2. Hal: 1-12.
Rahmawati,A , Endang, M, G, Agusti, R, R (2016), Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Vol 10 No 1. Hal : 1-9.
Dian, F., & Lidyah, R. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusi terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar di
BEI. Hal : 1-10.
LAMPIRAN
Tabel 1
Sampel Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
Kriteria Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama tahun 2013-2015.
Perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan
keuangan dalam satuan rupiah dan telah diaudit.
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan
(annual report) secara konsisten dan lengkap pada tahun
2013-2015
Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan
variabel penelitian pada akhir periode 31 Desember 2013
sampai 31 Desember 2015
Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel
Total unit of Analysis (dengan tahun pengamatan 3 tahun)
Jumlah
144
(15)
129
(15)
114
(89)
25
(6)
19
57
(Sumber : data diolah, 2017)
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
NP
KM
KI
KA
CSR
57
57
57
57
57
Minimum
,11
,00005
,22478
1
,143
Maximum
2,59
,47522
,98001
15
,857
Mean
,8248
,0595928
,7113519
6,49
,46867
Std.
Deviation
,57032
,11028059
,18987368
3,616
,178576
(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)
Gambar 1
Grafik Histogram
(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)
Tabel 3
Grafik Normal P-P Plot
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Gambar 2
Grafik Normal P-P Plot
one-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
Normal Parameters
a,b
N
57
Mean
,0000000
Std.
,40985054
Deviation
Absolute
,073
Positive
,073
Negative
-,055
Kolmogorov-Smirnov Z
,552
Asymp. Sig. (2-tailed)
,921
Most Extreme
Differences
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Tabel 4
Hasil Multikolinearitas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1 (Constant)
Tolerance
VIF
KM
,588
1,699
KI
,626
1,597
KA
,763
1,310
CSR
,812
1,232
a.Dependent Variable: NP
(Sumber : SPSS 21,0, 2017)
Tabel 5
Tabel Autokorelasi (DW test)
K=4
N
57
DW
DL
DU
0,661
1,4385
1,7266
(Sumber : Data diolah, 2017)
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedasitas
(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
2-3 Maret 2017
Tabel 6
Hasil uji Koefisien determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
1
R
Square
R
,695
a
Adjusted
R
Square
Std. Error of
the Estimate
,422
,43375
,484
DurbinWatson
,661
(Sumber :Output SPSS 21,0, 2017)
Tabel 7
Hasil Uji Simultan (Uji F)
a
ANOVA
Model
Sum of
Squares
8,808
Regression
1
Residual
Total
df
6
Mean
Square
1,468
9,407
50
,188
18,215
56
F
7,803
Sig.
,000
b
( Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)
Tabel 8
Hasil Uji parsial (Uji t)
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
(Constant)
1,343
,365
KM
-,531
,685
KI
-1,348
KA
CSR
a
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
3,675
,001
-,103
-,774
,442
,386
-,449
-3,494
,001
-,048
,018
-,303
-2,601
,012
1,914
,360
,599
5,313
,000
a. Dependent Variable: NP
(Sumber: Output SPSS 21.0, 2017)
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
Phone: 021-7873710
Email: [email protected]
www.kia4pancasila.com
ekonomi.univpancasila.ac.id
Download