pengaruh penggunaan bahan ajar tematik berbasis lingkungan

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR TEMATIK
BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN III TANGGUNG
Ari Metalin Ika Puspita
STKIP PGRI Trenggalek
Email: [email protected]
Jl. Supriyadi 22 KP. 66319 Trenggalek
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah
penggunaan bahan ajar tematik berbasis lingkungan. Sampel pada penelitian ini yaitu
siswa SD kelas II yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Desain dalam
penelitian ini menggunakan pretest dan postest. Uji coba yang digunakan yaitu Paired
Sample T-Test (uji parametrik). Hasil pengolahan data diambil dari aktivitas dan hasil
belajar siswa yang diuji menggunakan uji normalitas. Pada aktivitas siswa karena data
merupakan data ordinal (skala likert) maka menggunakan uji coba Non Parametik
wilxocon. Hasil uji coba terlihat pada kolom asymp sig (2-tailed) didapat probabilitas
0.003 dibawah 0,05, maka terdapat perbedaan antara pretest dan postest, sehingga
Penggunaan bahan ajar tematik berbasis lingkungan berpengaruh pada nilai aktivitas
belajar siswa. Uji normalitas terdapat hasil belajar siswa diperoleh bahwa pretest dan
postest berdistribusi normal. Hasil pretest 0,948 dan postest 0,742 dimana masing-masing
data memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dikatakan berdistribusi normal.
Hasil Uji Paired Sample T-Test diperoleh hasil sig. ( 2-tailed ) 0,001 < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima jadi kesimpulannya ada perbedaan hasil belajar terhadap nilai
pretest dan postest. Kesimpulannya bahwa Bahan Ajar Tematik Berbasis Lingkungan
yang dikembangkan berpengaruh baik terhadap aktivitas siswa di dalam pembelajaran
dan juga hasil belajar siswa.
Kata Kunci: bahan ajar, berbasis lingkungan, aktivitas belajar, hasil belajar
Abstract: This research aims to see the effect before and after application of thematic
Instructional materials based environment. Samples in this research are students of grade
II were selected using purposive sampling technique. This research used pretest and
posttest design. The trials used is Paired Sample T-Test (parametric test). Results taken
from the data processing activities and student learning score were tested using normality
test. Student activity score used Likert Scale because the data is ordinal. Thus, it used non
parametric – wilcoxon. The trial results seen in asymp column sig (2-tailed) 0.003
probability obtained below 0.05, then there is a difference between pretest and posttest, so
the use of instructional materials based thematic environmental effect on the score of
learning activities of students. Normality test are obtained student learning score that
pretest and posttest normal distribution. Results pretest and posttest 0.948 0.742 where in
each of the data have a significance score greater than 0.05, it means the data has normal
distribution. Test Results Paired Sample T-Test results obtained sig. (2-tailed) 0.001
<0.05 then H0 and H1 accepted so the conclusion is no difference in learning score
against the pretest and posttest score. The conclusion is the Thematic-Based Instructional
Materials Environment developed a good effect on the activity of students in the learning
and student result.
Keywords:Instructional materials, based environment, learning activities, learning
result
39
40 DEWANTARA, VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2017
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu pembelajaran
tolak ukur utama kemajuan suatu bangsa. mudahnya
di kelas; 5)
cepat
dan
mendapatkan sumber
bahan
Perencanaan pendidikan yang bermutu pelajaran; 6) lingkungan sekitar pada saat
mampu menciptakan sumber daya manusia proses
unggul
yang
mampu
pembelajaran.
Pendidikan
di
meningkatkan sekolah akan berhasil mencapai tujuan
pembangunan disegala bidang. Pendidikan yang diharapkan jika seluruh perangkat
yang efektif adalah pendidikan yang pembelajaran
dapat
terpenuhi
secara
mendorong peserta didik untuk belajar maksimal.
dengan menyenangkan, sehinggan tujuan
Bahan ajar menjadi salah satu
pembelajaran yang sudah disusun dapat
faktor penentu keberhasilan tujuan
terwujud. Pendidikan menurut Undang-
pendidikan. Menurut Panen (2001)
Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003
mengungkapkan bahwa bahan ajar
adalah sebagai usaha sadar dan terencana
merupakan bahan-bahan atau materi
untuk mewujudkan suasana belajar dan
pelajaran
proses
sistematis, yang digunakan guru dan
pembelajaran
supaya
sedemikian
peserta
didik
rupa
dapat
yang
peserta
didik
disusun
secara
dalam
proses
mengembangkan potensi dirinya secara
pembelajaran (Prastowo:2011).
aktif supaya memiliki pengendalian diri,
Sedangkan
kecerdasan,
Pembinaan Sekolah Menengah Atas
keterampilan
bermasyarakat,
keagamaan,
dalam
kekuatan
kepribadian
spiritual
pengertian
Direktorat
bahan
ajar
akhlak
adalah segala bentuk bahan yang
mulia. Tujuan pendidikan akan berhasil
digunakan untuk membantu guru
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.
dalam melaksanakan kegiatan belajar
Menurut Djamarah
diantaranya
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
sebagai pengelola
berupa bahan tertulis maupun bahan
adalah 1) diri
guru
(2002)
proses pembelajaran; 2)
pemeran
utama
serta
(2008:6),
menurut
siswa
dalam
pembelajaran; 3) tujuan
selaku
tidak tertulis. Berdasarkan definisi-
proses
definisi tersebut, dapat disimpulkan
pembelajaran
bahwa
bahan
ajar
menjadi
yang menjadi sasaran dari pencapaian
komponen yang sangat penting di
proses pembelajaran;
4)
ajar
dalam proses pembelajaran yang
sebagai bahan
digunakan
untuk
digunakan oleh guru sebagai bahan
proses
belajar penunjang bagi siswa dan
membantu
yang
guru
dalam
bahan
Puspita, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar.....41
membantu
guru
melaksanakan
di
proses
dalam
materi yang diberikan , (3) mengikuti
belajar
suatu
mengajar di kelas.
urutan
yang
benar,
(4)
berisiskan informasi yag dibutukan,
Bahan ajar yang baik adalah
dan (5) adanya latihan praktek, (6)
bahan ajar yang mampu membantu
dapat memberikan umpan balik, (7)
siswa untuk memahami materi yang
tersedia tes yang sesuai dengan
disampaikan oleh guru. Bahan ajar
materi yang diberikan, (8) tersedia
terdiri dari bahan ajar yang sudah
petunjuk untuk tindak lanjut ataupun
jadi
kemajuan
atau
bahan
ajar
yang
umum
dikembangkan oleh guru sendiri.
lajaran(9) tersedia
Bahan
peserta
ajar
harus
mampu
didik
pembe-
petunjuk
untuk
bagi
tahap-tahap
merangsang siswa untuk membangun
aktivitas yang dilakukan, dan (10)
pengetahuan
dapat diingat dan ditranfer. Bahan
yang
Pengetahuan
yang
didapat.
dan
ajar yang digunakan saat ini di
pengetahuan yang baru bersinergi
sekolah-sekolah seluruh Indonesia
sehingga, penyampaian materi dapat
memuat materi secara luas, akibatnya
diterima secara utuh dan dapat
siswa menjadi kurang mengenal
bertahan lama.
dengan lingkungan terdekat. Materi
Bahan
lama
ajar
yang
yang terlalu luas akan membuat
dikembangkan oleh guru haruslah
tujuan yang sudah dirancang tidak
disesuaikan
dapat
dengan
lingkungan
tercapai,
disebabkan
sekitar siswa. Bahan Ajar Tematik
karaktersitik
Berbasis Lingkungan dapat menjadi
berada
salah satu pemecahan masalah untuk
operational
mengatasi
permasalahan
tentang
menerima materi dalam
substansi
bahan
sendiri.
global.
ajar
Sedangkan dalam hal pengembangan
siswa
yang
tahap
masih
perkembangan
konkret
belum
siap
lingkup
Bahan Ajar Tematik Berbasis
bahan ajar, Dick danCarey (1996:
Lingkungan
228), mengajukan hal-hal berikut
digunakan
untuk
Bahan ajar ini mengaitkan materi
diperhatikan,
memperhatikan
yang
diinginkan,
yaitu:
motivasi
(2)
(1)
belajar
kesesuaian
yang
sangat
dalam
dipelajari
tepat
jika
pembelajaran.
siswa
dengan
lingkungan terdekat siswa. Sehingga
42 DEWANTARA, VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2017
siswa belajar dari lingkup terdekat
membuat
kemudian ke lingkup yang jauh.
pengetahuan
Pendekatan
lingkungan
dengan penerapan dalam kehidupan
merangsang siswa untuk belajar
mereka sebagai anggota keluarga dan
penuh makna. Siswa didorong untuk
masyarakat.
mengembangkan kompetensi yang
pembelajaran berbasis lingkungan
dimiliki
menghadirkan
berbasis
dan
permasalahan
menyelesaikan
seputar
kehidupan
hubungan
yang
antara
dimilikinya
Dengan
demikian,
lingkungan
alami
sehingga proses pembelajaran lebih
sehari-hari. Teori belajar konstektual
bermakna
menyatakan bahwa belajar itu terjadi
disamping bahan ajar berkualitas
hanya
serta
ketika
memproses
peserta
pengetahuan
didik
dan
dan
hidup.
berbasis
pengelolaan
kelas
Namun,
lingkungan
tentu
harus
informasi baru sedemikian rupa,
diperhatikan oleh guru. Karena tiga
sehingga dapat dipertimbangkannya
hal tersebut sangat terkait, agar
dalam
menghasilkan
kerangka
acuan
mereka
sendiri (memori mereka sendiri,
pembelajaran
yang
berkualitas.
pengalaman, dan tanggapan), dan
Pengelolaan
kelas
yang
fokus belajar kontekstual itu sendiri
tersusun secara baik sebagai penentu
adalah pada berbagai aspek yang ada
keberhasilan
di lingkungan belajar (Blanchard:
sudah dirancang. Guru harus dapat
2001). Karena itu, menurut teori
merancang skenario pembelajaran,
kontekstual, proses belajar dan nilai
sehingga
langkah-langkah
informasi
belajaran
yang
hendaknya
didasarkan
pembelajaran
sudah
yang
pem-
dirancang
pada kebutuhan peserta didik, dan
sebelumnya dapat berjalan sesuai
informasi yang disajikan hendaknya
harapan.
berhubungan dengan pengatahuan
pembelajaran berlangsung, aktivitas
yang telah dimiliki sebelumnya.
siswa dalam mengikuti pembelajaran
Sedangkan menurut Nurhadi (2002)
haruslah diperhatikan secara teliti.
Pendekatan Kontekstual merupakan
Penilaian tidak hanya dilakukan saat
suatu konsep belajar dimana guru
akhir pembelajaran, namun penilaian
menghadirkan situasi dunia nyata di
proses
dalam kelas, dan mendorong siswa
pembelajaran berlangsung. Penilaian
Pada
saat
dilaksanakan
proses
saat
Puspita, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar.....43
proses merupakan penilaian yang
Menurut
menitik beratkan sasaran penilaian
Struktur desain penelitian ini sebagai
pada tingkat efektivitas kegiatan
berikut:
belajar
mengajar
pencapaian
dalam
tujuan
Sugiyono
(2014:111)
rangka
O₁ x O₂
pengajaran.
Penilaian proses belajar mengajar
Ket.: O₁ = Nilai Pretest (sebelum
menyangkut
penggunaan bahan ajar), O₂ = nilai
penilaian
terhadap
kegiatan guru, kegiatan siswa, pola
interaksi
guru-siswa
keterlaksanaan
proses
Postest
dan
(sesudah penggunaan bahan
belajar
ajar), x =perlakuan dengan bahan
mengajar. Tujuan penilaian proses
belajar mengajar pada hakikatnya
ajar berbasis
kontekstual.
adalah untuk mengetahui kegiatan
Gambar 1 Desain Penelitian Pretest-
belajar mengajar, terutama efesiensi,
Postest
keefektifan, dan produktivitas dalam
mencapai
tujuan
pengajaran.
Data
pada
penelitian
ini
Dimensi penilaian proses belajar
diperoleh dari nilai prestest dan
mengajar
postest
berkenaan
dengan
yang
dianalisis
secara
komponen-komponen proses belajar
statistik dengan Uji Paired Sampel
mengajar seperti tujuan pengajaran,
T-Test. Data kualitatif diperoleh dari
metode,
pengajaran,
hasil observasi, wawancara, dan
pengelolaan kelas, dan alat penilaian.
aktivitas siswa selama mengikuti
bahan
proses pembelajaran yang dianalisis
dan dijelaskan secara deskriptif.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di
Hasil
pengolahan
data
SDN III Tanggung. Sampel pada
diambil dari aktivitas dan hasil
penelitian ini adalah siswa kelas II
belajar siswa berupa nilai pretest dan
yang dipilih dengan teknik purposive
postest yang diuji menggunakan uji
sampling. Desain yang digunakan
normalitas. Pada nilai aktivitas siswa
dalam
pada umumnya jika ada dua sampel
penelitian
ini
adalah
menggunakan pretest dan postest.
yang saling berhubungan uji coba
44 DEWANTARA, VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2017
yang digunakan yaitu Paired Sample
berpengaruh terhadap nilai aktivitas
T-Test (uji parametrik), tetapi karena
belajar siswa.
data yang digunakan pada nilai
aktivitas siswa yaitu
Pada hasil belajar siswa dapat
skala ordinal
terilhat, dari uji normalitas diperoleh
(skala bertingkat dalam hal ini
hasil bahwa data pretest dan postest
menggunakan likert), maka uji coba
berdistribusi normal. Hasil pretest
yang digunakan yaitu
0,948 dan postest 0,742 dimana
Nonparametrik
uji coba
Pada
masing-masing data memiliki nilai
aktivitas hasil belajar, dimana guru
signifikansi lebih dari 0,05 sehingga
melihat dari proses belajar siswa
dikatakan berdistribusi normal. Hasil
dalam menggunakan bahan ajar yang
Uji Paired Sample T-Test diperoleh
sudah dikembangkan, terlihat bahwa
hasil sig. ( 2-tailed ) 0,001 < 0,05
pada kolom asymp sig (2-tailed)
maka H0 ditolak dan H1 diterima
didapat probabilitas 0.003 dibawah
jadi kesimpulannya ada perbedaan
0,05, maka Ho ditolak, sehingga Hi
antara nilai pretest dan postest.
diterima dengan kesimpulan bahwa
Kesimpulannya bahwa Bahan Ajar
terdapat perbedaan antara pretest dan
Tematik Berbasis Lingkungan yang
postest
dikembangkan
atau
Wilxocon.
dengan
kata
lain
positif.
memberikan
hasil
ketika
dapat
treatment Penggunaan bahan ajar
yang
tematik berbasis lingkungan dapat
melihatperbedaan dari nilai hasil
belajar siswa.
Puspita, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar.....45
Gambar 2. Nilai Aktivitas siswa menggunakan
bahan ajar berbasis linkungan
Hasil
pretest
dan
postest
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
aktivitas siswa di dalam proses
Bahan
pembelajaran
Lingkungan mampu meningkatkan
disajikan
dalam
gambar berikut ini. Gambar di atas
menunjukkan bahwa aktivitas siswa
dalam
mengikuti
proses
Ajar
Tematik
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Hasil
Belajar
Berbasis
Ajar Tematik Berbasis Lingkungan
dalam gambar di bawah ini
menggunakan
melalui
skala
penilaian
likert
siswa
menggunakan Bahan Ajar Tematik
pembelajaran menggunakan Bahan
meningkat,
Berbasis
nilai
postest lebih tinggi dari nilai pretest,
tidak ada siswa yang nilai postest
lebih rendah dari pada nilai pretest.
Gambar 3. Nilai Hasil Belajar Siswa
Lingkungan
disajikan
46 DEWANTARA, VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2017
Berdasarkan gambar 3 di atas dapat
Berbasis
Lingkungan.
tertarik
ketika menggunakan Bahan Ajar Tematik
dikembangkan.
Berbasis Lingkunga, nilai postest lebih
mengisi
tinggi dari pada nilai pretest. Dari 14
bahan ajar. Berdasarkan respon siswa,
siswa, hanya 1 siswa yang nilainya di
siswa sangat mudah memahami materi
bawah 70, 4 siswa mendapat nilai diantara
yang ada di dalam bahan ajar. Materi yang
70-80, dan 9 siswa mendapat nilai di atas
ada
80. Sehingga penggunaan Bahan Ajar
lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa
Tematik
efektif
tidak merasa kesulitan dalam memahami
digunakan di dalam pembelajaran untuk
materi yang ada di dalam bahan ajar,
meningkat nilai hasil belajar siswa.
karena siswa tidak merasa asing terhadap
Lingkungan
Setelah menggunakan Bahan Ajar
Tematik
Berbasis
Ada
angket
dalam
14
setelah
bahan
ajar
yang
siswa
yang
menggunakan
ajar
berbasis
materi yang dipelajari. Gambar-gambar
siswa
yang ada di dalam bahan ajar membuat
diminta untuk mengisi angket respon
siswa tidak membuat siswa merasa bosan.
siswa, hal ini bertujuan untuk mengetahui
Pada evaluasi di akhir pembelajaran, siswa
tanggapan siswa setelah menggunakan
tidak merasa kesulitan, karena evaluasi
Bahan Ajar Tematik Berbasis Lingkungan.
pada
Hasil
Lingkungan
di
bahan
sangat
dipaparkan bahwa hasil belajar siswa
Berbasis
terhadap
Siswa
Angket
Respon
siswa
ditunjukkan pada gambar berikut.
akhir
pembelajaran
disesuaikan
dengan materi yang sudah dipelajari siswa,
walaupun ada 1 anak yang menyebutkan
Gambar 4. Respon Siswa Menggunakan Bahan Ajar
Tematik Berbasis Lingkungan
Dari hasil angket respon siswa
bahwa materi yang ada di dalam bahan
dapat dipaparkan bahwa respon siswa
ajar sulit dan evaluasi akhir membuat
setelah menggunakan Bahan Ajar Tematik
siswa bingung.
Berbasis lingkungan, bahwa siswa senang
menggunakan
Bahan
Ajar
Tematik
Berdasarkan angket respon siswa
ini, Peneliti akan menggunakannya sebagai
Puspita, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar.....47
bahan
revisi
terhadap
produk
yang
Paired Sampel T-Test.. Berdasarkan hasil
dikembangkan. Revisi ini bertujuan untuk
penelitian
memperbaiki kualitas bahan ajar yang
Tematik Berbasis Lingkungan terdapat
dikembangkan.Revisi
ini
perbedaan. Aktivitas dan hasil belajar
telah
siswa yang dilakukan dengan pretest dan
dikembangkan dapat dipergunakan secara
protest terdapat pengaruh sebelum dan
lebih luas, serta untuk meningkatkan hasil
sesudah
proses pembelajaran.
Tematik Berbasis Lingkungan. Respon
diharapkan
agar
produk
produk
yang
penggunaan
menggunakan
Bahan
Ajar
Bahan
Ajar
siswa setelah menggunakan Bahan Ajar
Tematik Berbasis Lingkungan yaitu siswa
SIMPULAN
Bahan ajar memegang peranan
penting
untuk
mencapai
tujuan
merasa senang, tertarik, semangat, dan
mudah memahami materi yang ada di
pembelajaran. Bahan ajar penunjang perlu
dalam
bahan
dikembangkan oleh guru, tujuannya yaitu
Lingkungan.
Ajar
tematik
berbasis
untuk melengkapi kekurangan dari bahan
Peneliti memberikan saran kepada
ajar utama. Namun, Bahan ajar yang
penulis lain, bahwa bahan ajar yang akan
dikembangkan harus memenuhi beberapa
dikembangkan
kriteria yaitu bahan ajar harus disesuaikan
kebutuhan,
dengan masalah yang terjadi di lapangan
karakteristik siswa, agar bahan ajar yang
dan kebutuhan siswa.
dikembangkan dapat membantu siswa
harus
lingkungan
berdasarkan
terdekat,
dan
Bahan Ajar berbasis lingkungan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
merupakan salah satu bentuk bahan ajar
sudah dikembangkan. Bahan ajar yang
yang dirasa sesuai digunakan dalam
dibuat sendiri akan mampu membuat siswa
membantu proses pembelajaran. Bahan
tertarik, materi mudah dipahami, dan
ajar ini dirancang berdasarkan lingkungan
tujuan dari pembelajaran dapat terwujud.
siswa, sehingga siswa tidak merasa asing
Guru-guru
terhadap materi yang diajarkan. Dengan
mengembangkan
belajar dari lingkungan terdekat siswa,
sehingga tidak hanya berpacu pada bahan
bahan ajar ini akan menjadikan siswa
ajar dari Kemendikbud, karena bahan ajar
merasa semangat dan keingin tahuan siswa
yang dikembangkan sendiri oleh guru akan
terhadap materi yang ada di dalam bahan
lebih efektif digunakan di dalam proses
ajar.
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pretest dan postest dengan Uji
harus
bahan
aktif
ajar
untuk
sendiri,
48 DEWANTARA, VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2017
DAFTAR PUSTAKA
Borg, W. R. & Gall, M. D. 2003.
Educationonal
Research:
An
Introduction (5th ed). New York:
Longman.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
Bahan Ajar. (Online). (http//:
www.depdiknas.co.id, diakses pada
16 september 2016
Johnson, E. B. Contextual Teaching and
Learning. 2009: Penerbit MLC
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta:Diva Press
Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan
Ajar Tematik. Yogyakarta:Diva
Press
Prastowo,A.2014.Pengembangan Bahan
Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva
Press
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Penerbit
Alfabeta
Trianto. 2013. Desain Pengembangan
Pembelajaran Tematik Bagi Anak
Usia Dini TK/RA dan Anak Usia
Awal
SD/MI.Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip
Desain
Pembelajaran.
Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Download