INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM DI DAERAH KABUPATEN PASAMAN DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT PROPINSI SUMATERA BARAT Oleh : Hotma Simangunsong ABSTRACT Activity of inventory and evaluation for metallic mineral in Kabupaten Pasaman and Kabupaten Pasaman Barat conducted by gathering of primary data / information (by geological study area) and secondary data / information (by collected reports which have been done from both area) and also laboratory analysis. The result of secondary data and information gathering for both area as follows : • Kabupaten Pasamana area consist of gold (12 locations), iron (2 locations) and galena (1 location) mineral commodities. • Kabupaten Pasaman Barat area consist of gold (4 locations), iron sand (1 location) and chromit (3 locations) mineral commodities. The geological study from Air Manggis area (Kabupaten Pasaman) indicating that this area consist of iron ore deposits with hypotetical resources = 3,075,977 tons with rate of Fe total = 40.35 %. The geochemical study from 38 soil samples was conducted from Batang Tongar area the results showed that anomaly of Ni > 5685.38 ppm, Cr > 4034.16 ppm, Fe > 245793.59 ppm, Mg > 15896.78 ppm and Al > 84067.99 ppm. The result of analysis from 16 rock samples, also was conducted from Batang Tongar area showed that average value of Ni = 2421 ppm, Cr = 1064 ppm, Fe = 54000 ppm, Mg = 188941 ppm and Al = 2258 ppm. From the anomaly of soil samples and average value of rock samples not showed the extrimly value, except from average value of Mg in rock > 188941 ppm (> 18 %) is good value for fertilizer industry. SARI Kegiatan inventarisasi dan evaluasi mineral logam dilakukan dengan cara pengumpulan data/informasi primer, data/informasi sekunder dan analisis laboratorium. Hasil pengumpulan data/informasi sekunder antara lain adalah sebagai berikut : • Di daerah Kabupaten Pasaman terdapat terdapat bahan galian logam yang terdiri dari bahan galian emas (12 lokasi), besi(2 lokasi) dan timah hitam (1 lokasi) • Di daerah Kabupaten Pasaman Barat terdapat terdapat bahan galian logam yang terdiri dari bahan galian emas(4 lokasi), kromit(3 lokasi) dan pasirbesi (1 lokasi). Uji petik yang dilakukan didaerah Air Manggis (Kabupaten Pasaman) menunjukkan bahwa didaerah ini terdapat bahan galian logam besi dengan potensi sumber daya = 3.075.977 ton dengan kadar rata2 Fe total = 40,35 %. Sedangkan uji petik yang dilakukan didaerah Batang Tongar (Kabupaten Pasaman Barat) berdasarkan analisis hasil laboratorium dari 38 conto tanah didapat harga anomali unsur Ni > 5685.38 ppm, Cr > 4034.16 ppm, Fe > 245793.59 ppm, Mg > 15896.78 ppm dan Al > 84067.99 ppm. Hasil analisis dari 16 conto batuan didapat harga rata-rata unsur Ni = 2421 ppm, Cr = 1064 ppm, Fe = 54000 ppm, Mg = 188941 ppm dan Al = 2258. Dari harga anomali dan harga rata-rata tersebut tidak menunjukkan harga yang menyolok kecuali harga rata-rata Mg dalam batuan > 188941 ppm (>18 %) merupakan harga yang baik untuk dimamfaatkan dalam industri pupuk. PENDAHULUAN Untuk membatu memudahkan pemerintah Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka pengembangan wilayah dan menggali pendapatan asli daerah dibidang pertambangan maka bahan galian mineral logam merupakan sumber daya yang potensial untuk dimamfaatkan. Berdasarkan penyelidik terdahulu antara lain Direktorat Sumberdaya Mineral (1981 dan 1983), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1983), PT. Mangani Mineral (1986 – 1990), PT. Antam Barisan Mining (1986 – 1990) memberikan informasi bahwa kedua daerah penyelidikan memungkinkan untuk mendapatkan bahan galian logam. TEKTONIK Secara tektonik Pulau Sumatera terbentuk sebagai akibat adanya interaksi subduksi antara Lempeng Samudera Hindia atau “Indian-Australia Oceanic Crust” dengan Lempeng Benua Asia “Asia Continental Crust” (Gambar 1). Secara umum daerah penyelidikan dan sekitarnya termasuk dalam Zona Busur Muka dan Busur Magmatik dari Tatanan Tektonik Sumatera. Gambar 1. Penampang Kedudukan Tektonik P. Sumatera. GEOLOGI Urutan stratigrafi daerah ini dari tua ke muda adalah sebagai berikut : Batuan alas malihan dan metasedimen Paleozoikum yang disebut Kelompok Batuan Tapanuli; Batuan Mesozoikum tersusun atas Batuan Metasedimen Mesozoikum-Paleozoikum dan Kelompok Batuan Woyla; Batuan Beku Paleozoikum-Mesozoikum; Batuan Beku Mesozoikum ( berumur Jura – Kapur); Batuan Intrusi Mesozoikum - Kenozoikum (Kapur - Oligosen); Batuan Sedimen Tersier (Oligosen – Miosen); Batuan gunung api Tersier (Miosen – Pliosen); Batuan Intrusi Tersier (Miosen-Pliosen); Batuan gunung api Kuarter (Plestosen – Holosen); Batuan Sedimen dan Endapan Permukaan Kuarter (Plestosen – Holosen). Peta geologi daerah ini secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2. Mineralisasi ditemukan pada daerah batuan yang berumur Perm – Jura – Kapur, seperti batuan metasedimen Kelompok Batuan Woyla dan Kelompok Batuan Tapanuli yang diterobos oleh batuan intrusi yang berumur Oligosen – Miosen – Pliosen. STRUKTUR Sesar-sesar utama yang berkembang di daerah ini terdiri dari: sesar normal dan sesar mendatar/geser menganan yang umumnya berarah baratlaut – tenggara (searah dengan Sesar Semangko). Sesar-sesar ini berhubungan dengan pembentukan Batuan Intrusi Mesozoikum. Sedangkan beberapa sesar normal yang berarah relatif barattimur, diduga erat kaitannya dengan intrusi granitik, granodiorit dan diorit Tersier dan pembentukan batuan metasedimen Mesozoikum. Sesar-sesar tersebut diperkirakan sebagai pengontrol jalannya larutan hidrotermal yang membentuk mineralisasi emas dan logam dasar di daerah penyelidikan. • Satuan Batuan Metasedimen Formasi Kuantan, terdiri dari batuan muskovit-biotit sekis, amfibolit, batulempung meta konglomeratik, filit, batusabak, kuarsit, batupasir meta, batugamping meta. Penyebaran satuan ini mencapai sekitar 60% dari luas daerah penyelidikan, satuan batuan ini berumur Trias – Jura. • Satuan Batuan Granitik, dilapangan ditemukan terdiri dari : granit, granodiorit granit porfiritik dan mikrodioritik, berumur Permo Karbon. Gambar 2 : Penyelidikan Peta Geologi Daerah UJI PETIK DAERAH AIR MANGGIS (KABUPATEN PASAMAN) Morfologi Morfologi di daerah penyelidikan dapat dibagi dalam dua satuan morfologi, yaitu : • Satuan morfologi dataran Aluvial, kenampakan morfologi daerah ini berupa dataran rendah dengan lereng datar – landai, tersusun atas endapan kipas alluvial, yang terdiri dari konglomerat, bongkah-bongkah berukuran boulder – kerikil, pasir sedang – kasar, lempung dan lumpur. • Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang, menempati sebagian besar luas daerah penyelidikan atau sekitar 80%. Elevasi ketinggian yang terdapat pada daerah ini berkisar 530 m sampai dengan 1620 meter diatas permukaan laut, merupakan daerah kaki Pegunungan Bukit Bariasan, tersusun atas litologi: Satuan Batuan Metasedimen Formasi Kuantan, Satuan Granit dan Satuan Batuan Vulkanik. Stratigrafi Urutan stratigrafi daerah ini dari yang berumur tua sampai muda adalah sebagai berikut : • Satuan Batuan Vulkanik, ditemukan dilapangan berupa lava andesitik – basaltic, menutupi secara tidak selaras diatas intrusi Batuan Granitik dan menurut Silitonga dan Kastowo 1975 satuan batuan ini berumur Kuarter (Plestosen – Holosen). • Satuan Kipas Alluvial terdiri dari konglomerat dan pasir kasar – sedang, lempung dan lumpur. Konglomerat terdiri dari material-material fragmen berukuran bongkah – kerikil, agak terkonsolidasi, tersementasi oleh lumpur dan lempung. berumur Kuarter (Plestosen – Holosen). Struktur Struktur geologi utama yang berkembang di daerah penyelidikan adalah Sesar Geser Turun (Sesar Oblik) yang berarah relatif barat laut –tenggara ( N 160 ° E s/d N 170° E), sesar ini searah dengan jalur utama Sesar Semangko. Indikasi sesar ini ditemukan berupa gawir yang memotong batuan granit di S. Giran dengan kedudukan N 170° E/55 ° dan di cabang kiri hulu S. Kabun Gadang kontak dengan mineralisasi Bijih Besi, dengan kedudukan gawir N 165° E/85°. Secara keseluruhan geologi daerah ini dapat dilihat pada Gambar 3. • Satuan Morfologi Perbukitan, tersebar sebagian besar atau sekitar 80% dari luas daerah penyelidikan, elevasi ketinggian pada satuan ini berkisar dari 220 m s/d 820 meter diatas permukaan laut, mempunyai kemiringan lereng sedang – terjal, terdiri dari Batuan Beku Ultrabasa Dunit – Harzburgit. Stratigrafi Urutan stratigrafi daerah ini dari yang berumur tua sampai muda adalah sebagai berikut : • Satuan Batuan Ultrabasa, terdiri dari, Gambar 3 : Geologi Daerah Air Manggis Hasil Uji Petik Didaerah ini terdapat 2 endapan bijih besi, yakni bijih besi Bukit Pandahan (Bijih Besi I ), ditemukan pada puncak bukit Pandahan, terdiri dari endapan bijih primer dan endapan bijih deluvial dan endapan Bijih Besi II, dijumpai di lereng bukit serta lembah sungai Kabun Gadang (Gambar 3). Potensi endapan bijih besi daerah Air Manggis masih merupakan sumberdaya hipotetik dengan rincian sebagai berikut : • Bijih Besi I : - Bijih besi primer = 582.167 ton - Bijih besi deluvial = 249.906 ton • Bijih Besi II : - Bijih besi primer = 2.243.904 ton + Jumlah = 3.075.977 ton dengan kadar rata2 Fe total = 40,35 %. UJI PETIK DAERAH BATANG TONGAR (KABUPATEN PASAMAN BARAT) Morfologi • Satuan Morfologi Dataran, tersebar dibagian selatan dengan luas sekitar 20% dari daerah penyelidikan, elevasi ketinggian berkisar 160 m s/d 220 meter diatas permukaan laut, mempunyai kemiringan lereng datar sampai landai. sungai utama yang berkembang di daerah ini adalah Sungai Tongar, ditempati oleh satuan endapan alluvial dan Satuan Batuan vulkanik Gn. Talamau. Harzburgit, ciri litologi batuan ini berwarna abu-abu gelap kehijauan, komposisi olivine dan piroksen, sebagian ditemukan telah mengalami ubahan serpentinisasi, terkekarkan kuat. Penyebaran litologi ini sekitar 65 % luas daerah penyelidikan, mulai dari lereng barat sampai lereng timur bukit Tongar. Dunit, ciri litologi satuan ini dijumpai berwarna abu-abu gelap, mengandung dominasi olivine, kompak, terkekarkan, di beberapa tempat mengalami ubahan serpentinisasi. Penyebaran batuan ini sesuai peta geologi diduga melensa dalam batuan Ultrabasa Peridotit. Kedua batuan ultrabasa tersebut berumur Jura akhir – Kapur Awal. • Satuan Batuan Gunungapi, ditemukan dilapangan terdiri dari Lava, breksi laharik, agglomerat dan bongkah-bongkah breksi andesit laharik, penyebaran satuan ini berada dibagian tenggara daerah penyelidikan, berumur Kuarter (Plestosen – Holosen). • Satuan Endapan Alluvium, dijumpai berupa pasir, kerikil, lanau dan lumpur, yang merupakan material lepas-lepas tidak tersementasi, penyebaran satuan ini terdapat di sepanjang S.Tongar. Satuan endapan alluvial ini membentuk bidang erosional terhadap batuan dibawahnya, diperkirakan berumur Resen/Holosen. Struktur Struktur geologi yang ditemukan di daerah ini berupa kekar-kekar yang memotong batuan peridotit dan dunit. Arah umum kekar yang ditemukan berkisar N 150° E sampai N 170° E, dengan kemiringan 50° sampai 75°. Diduga struktur ini terbentuk merupakan akibat dari sesar utama regional yang berada dibagian utara dan barat daerah penyelidikan. Gambar 4 merupakan gambaran geologi keseluruhan dari daerah Batang Tongar. Gambar 4 : Geologi Daerah Batang Tongar Hasil Uji Petik Hasil analisa terhadap 38 conto tanah yang dilakukan terhadap unsur Ni, Cr, Fe, Mg dan Al menunjukkan harga anomali sebagai berikut : Ni > 5685.38 ppm, Cr > 4034.16 ppm, Fe > 245793.59 ppm, Mg > 15896.78 ppm dan Al > 84067.99 ppb (Gambar 5), harga destriktif statistik dapat dilihat pada Tabel 1. Hubungan antar unsur Ni, Cr, Fe, Mg dan Al dapat dilihat pada Tabel 2, dimana terlihat umumnya unsurunsur tersebut berdiri sendiri, hanya hubungan unsur Mg-Al dan Cr-Fe saja yang terlihat lebih sering bersamaan. Tabel 1 : Harga destriktif statistik unsur-unsur logam daerah Batang Tongar, Kecamatan Pasaman,Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat. Jumlah conto (n) : Harga minimum : Harga maksimum : Harga rata-rata (X) : Standart deviasi (S) : X+S: X + 2S : Ni (ppm) : Cr (ppm) : Fe (ppm) : Mg (ppm) : Al (ppm) : 38 1640 7460 4137.30 1548.08 5685.38 72334.46 38 500 5380 2922.11 1112.05 4034.16 5146.21 38 106000 300000 198894.74 46898.85 245793.59 292692.44 38 1230 28250 9028.49 6868.29 15896.78 22765.07 38 33838 103334 68990.45 15077.54 84067.99 99145.53 untuk unsur Ni, Cr, Fe, Al dan sebaran tidak normal untuk unsur Mg. Tabel 2 : Hubungan antar unsure Ni, Cr, Fe, Mg dan Al Ni Cr Fe Mg Al Ni 1 0,17 0,26 -0,05 -0,02 Cr 0,17 1 0,58 0,00 -0,21 Fe 0,26 0,58 1 -0,26 -0,17 Mg 0,05 0,02 0,00 -0,26 1 0,71 -0,21 -0,17 0,71 1 Al Gambar 5 : Peta Anomali Gabungan Unsur Ni, Cr, Fe, Mg dan Al daerah Batang Tongar. Histogram dari unsur logam Ni, Cr, Fe, Mg dan Al dapat dilihat pada Gambar 6 dan menunjukkan histogram sebaran normal BAHAN GALIAN LOGAM KABUPATEN PASAMAN Hasil pengumpulan data primer dan sekunder yang didapat dari laporan-laporan serta Data Base Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Dinas Pertambangan Propinsi Sumatra Barat, Kantor Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman, juga dari laporanlaporan perusahaan swasta yang pernah melakukan eksplorasi di daerah ini, endapan bahan galian logam yang ditemukan adalah emas, timah hitam dan besi. Terdapat terdapat 15 lokasi bahan galian logam (Gambar 7) yang terdiri dari : 12 lokasi bahan galian emas, 2 lokasi bahan galian besi dan 1 lokasi bahan galian timah hitam. Histogram Cr Histogram Fe Fe (ppm) 5967,31 5186,27 More More 111697,92 100575,08 89452,23 78329,38 Frequency 44960,85 More 292298,39 230198,93 0 67206,54 5 12 10 8 6 4 2 0 56083,69 Frequency Frequency 10 168099,46 4405,22 Histogram Al 15 106000,00 3624,18 Cr (ppm) Ni (ppm) Frequency 2843,13 Frequency 500,00 More 7263,58 5389,05 3514,53 2 0 2062,09 Frequency 6 4 12 10 8 6 4 2 0 1281,04 Frequency 10 8 1640,00 Frequency Histogram Ni Al (ppm) 15 Frequency 10 5 More 27338,10 18635,40 9932,70 0 1230,00 Frequency Histogram Mg 20 Mg (ppm) Gambar 6. Histogram Penyebaran Unsur Ni, Cr, Fe, Mg dan Al. Terdapat 8 lokasi bahan galian logam (Gambar 8) yang terdiri dari : 4 lokasi bahan galian emas, 3 lokasi bahan galian kromit dan 1 lokasi bahan galian pasir besi. Gambar 7 : Peta Lokasi Bahan Galian Logam dan Kawasan Hutan Kab.Pasaman. BAHAN GALIAN LOGAM KABUPATEN PASAMAN BARAT Dari hasil pengumpulan data primer dan sekunder untuk daerah Kabupaten Pasaman Barat, Endapan Bahan Galian Logam yang didapat adalah emas dan kromit dan pasir besi. Gambar 8 : Peta Lokasi Bahan Galian Logam dan Kawasan Hutan Kabupaten Pasaman Barat. PROSPEK PEMAMFAATAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN Untuk daerah Kabupaten Pasaman logam besi dan emas merupakan bahan galian yang prospek untuk dimamfaatkan dalam waktu dekat. Potensi bijih besi dari hasil eksplorasi PT. Dempo di daerah Jambak, Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari dengan jumlah sumberdaya ± 22.386.480 ton dengan kadar Fe total diantara 63,90 - 67,00 % dan hasil uji petik yang dilakukan oleh Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral di daerah Air Manggis, merupakan bahan galian yang paling prospek. Sedang untuk daerah Kabupaten Pasaman Barat emas, pasir besi dan magnesium merupakan bahan galian yang prospek untuk dimanfaatkan. PERMASALAHAN Secara umum penyelidikan mineral logam di daerah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat masih merupakan penyelidikan pendahuluan, berdasarkan SNI maka potensi bahan galian logam dikedua daerah ini masih merupakan sumberdaya, sehingga untuk mengetahui potensi bahan galian logam tersebut dalam cadangan masih perlu dilakukan penyelidikan lanjutan. Selain itu hampir seluruh keterdapatan bahan galian logam berada dalam daerah hutan lindung, hal ini merupakan suatu hambatan besar untuk dapat memamfaatkan dan mengembangkan potensi bahan galian logam dari kedua daerah ini. Untuk memamfaatkan dan mengembangkan potensi bahan galian logam tersebut secara maksimum perlu diusahakan oleh pemerintah daerah setempat untuk pembebasan daerah lokasi bahan galian logam tersebut dari daerah hutan lindung dengan mengadakan kordinasi dengan instansi atau departemen terkait. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengumpulan data primer dan data sekunder maka jumlah lokasi keterdapatan bahan galian logam untuk Kabupaten Pasaman terdapat 15 lokasi bahan galian logam yang terdiri dari : 12 lokasi bahan galian emas, 2 lokasi bahan galian besi dan 1 lokasi bahan galian timah hitam, sedang untuk daerah Kabupaten Pasaman Barat terdapat 8 lokasi bahan galian logam yang terdiri dari : 4 lokasi bahan galian emas, 3 lokasi bahan galian kromit dan 1 lokasi bahan galian pasir besi. 2. Hasil uji petik menunjukkan bahwa daerah Air Manggis, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupataen Pasaman ditemukan bijih besi dengan jumlah sumber daya hipotetik ± 3.078.160 ton, dengan kadar rata-rata Fe total = 40,34 % dan uji petik daerah Batang Tongar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dari hasil analisa batuan bahwa daerah ini prospek untuk magnesit (Mg) yang berguna untuk industri pupuk dengan kadar rata-rata Mg = 188941 ppm (>18 %). 3. Mineral logam besi dan emas merupakan bahan galian logam yang paling prospek untuk dimanfaatkan dalam waktu dekat. 4. Secara umum mineralisasi ditemukan pada daerah batuan yang berumur Perm – Jura – Kapur, seperti batuan metasedimen Kelompok Batuan Woyla dan Kelompok Batuan Tapanuli yang diterobos oleh batuan intrusi yang berumur Oligosen – Miosen – Pliosen. 5. Hampir seluruh bahan galian logam pada kedua kabupaten masih dalam bentuk sumberdaya, belum dalam bentuk cadangan. 6. Kebanyakan lokasi endapan bahan galian berada pada hutan lindung. SARAN 1. Diperlukan usaha untuk membebaskan lokasi endapan bahan galian dari hutan lindung. 2. Untuk dapat memanfaatkan dan mengembangkan endapan bahan galian mineral sebesar-besarnya merupakan usaha yang beresiko tinggi, untuk mengurangi resiko tersebut diperlukan usaha untuk menarik investor untuk masuk dalam bidang pertambangan ini. Untuk itu diperlukan usaha mempromosikan keterdapatan bahan galian mineral dari masing-masing kabupaten dan menyajikannya dalam bentuk yang menarik. DAFTAR PUSTAKA Djaswadi, Sukirno, 1997, Prospective Of Base Metal Mineral1`s in Indonesia, page 24 –37, Directorate Of Mineral Rercources, Bandung. Guilbert, J. M and J. D. Lowell, 1974. Variations in Zoning patterns in porphyry copper deposits, Can. Inst. Min. Metall. Bull., 67(Feb.):99-109. Hanafi Saad, 1990, Second Relinquishment Of the Contrat of Work Area North and West Sumatera, PT. Antam Barisan Mining, Bukit Tinggi. Helman, P. L. dan Turvey D.J, 1986, Final Geological Report PT. Mangani Mineral Contrat Of Work, West Sumatra, Bukit Tinggi. JICA (Japan International Cooperation Agency), 1983, Report On Cooperative Mineral Exploration Of Northern Sumatra, Ministry of Mines and Energy, Republic of Indonesia; and Metal Mining Agency of Japan J.C. Carlile, A.H.G. Mitchell, 1993, Magmatic arcs and associated gold and copper mineralization in Indonesia, p.91 – 142, Jurn. Geochem. Expl., vol. 50-Nos.1-3, March 1994, Elsevier. John M. Guilbert and Charles F. Park, Jr, 1986, The Geology Ore Deposits, W. H. Freeman and Company. Katili, J.A., 1974, Geological Environment of the Indonesia Mineral Deposit, A Plate Tectonic Approach, Publikasi teknik – Seri Geologi Ekonomi No. 7, Direktorat Jenderal Pertambangan, Departemen Pertambangan. Katili, J.A., 1980, Geotectonic of Indonesia, A modern view, Directorate General of Mines, (VII+) 271 pp., 75 Figs., 23 Tables, Jakarta. …………, 2005, Laporan Penyelidikan Umum Bijih Besi, Nagari Binjai, Kec. Tigo Nagari, Kab. Pasaman, Prop. Sumatera Barat, PT. DEMPO MULTI MINERAL MAGNETIK, Padang. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, Desember 2002, POTENSI BAHAN GALIAN PROPINSI SUMATERA BARAT, Dinas Pertambangan dan Energi, Padang. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, Desember 2004, SUMBERDAYA BAHAN GALIAN PROPINSI SUMATERA BARAT, Dinas Pertambangan dan Energi, Padang. Rock, N.M.S., dkk, Peta Geologi Lembar Lubuk Sikaping, Sumatera, Skala 1: 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.