inventarisasi dan evaluasi mineral logam

advertisement
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM
DI DAERAH KABUPATEN PASAMAN
DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROPINSI SUMATERA BARAT
Oleh :
Hotma Simangunsong
ABSTRACT
Activity of inventory and evaluation for metallic mineral in Kabupaten Pasaman and
Kabupaten Pasaman Barat conducted by gathering of primary data / information (by geological
study area) and secondary data / information (by collected reports which have been done from
both area) and also laboratory analysis.
The result of secondary data and information gathering for both area as follows :
• Kabupaten Pasamana area consist of gold (12 locations), iron (2 locations) and galena (1
location) mineral commodities.
• Kabupaten Pasaman Barat area consist of gold (4 locations), iron sand (1 location) and
chromit (3 locations) mineral commodities.
The geological study from Air Manggis area (Kabupaten Pasaman) indicating that this area
consist of iron ore deposits with hypotetical resources = 3,075,977 tons with rate of Fe total =
40.35 %.
The geochemical study from 38 soil samples was conducted from Batang Tongar area the
results showed that anomaly of Ni > 5685.38 ppm, Cr > 4034.16 ppm, Fe > 245793.59 ppm, Mg
> 15896.78 ppm and Al > 84067.99 ppm.
The result of analysis from 16 rock samples, also was conducted from Batang Tongar area
showed that average value of Ni = 2421 ppm, Cr = 1064 ppm, Fe = 54000 ppm, Mg = 188941
ppm and Al = 2258 ppm.
From the anomaly of soil samples and average value of rock samples not showed the extrimly
value, except from average value of Mg in rock > 188941 ppm (> 18 %) is good value for
fertilizer industry.
SARI
Kegiatan inventarisasi dan evaluasi mineral logam dilakukan dengan cara pengumpulan
data/informasi primer, data/informasi sekunder dan analisis laboratorium.
Hasil pengumpulan data/informasi sekunder antara lain adalah sebagai berikut :
• Di daerah Kabupaten Pasaman terdapat terdapat bahan galian logam yang terdiri dari
bahan galian emas (12 lokasi), besi(2 lokasi) dan timah hitam (1 lokasi)
• Di daerah Kabupaten Pasaman Barat terdapat terdapat bahan galian logam yang terdiri
dari bahan galian emas(4 lokasi), kromit(3 lokasi) dan pasirbesi (1 lokasi).
Uji petik yang dilakukan didaerah Air Manggis (Kabupaten Pasaman) menunjukkan bahwa
didaerah ini terdapat bahan galian logam besi dengan potensi sumber daya = 3.075.977 ton
dengan kadar rata2 Fe total = 40,35 %.
Sedangkan uji petik yang dilakukan didaerah Batang Tongar (Kabupaten Pasaman Barat)
berdasarkan analisis hasil laboratorium dari 38 conto tanah didapat harga anomali unsur Ni >
5685.38 ppm, Cr > 4034.16 ppm, Fe > 245793.59 ppm, Mg > 15896.78 ppm dan Al > 84067.99
ppm. Hasil analisis dari 16 conto batuan didapat harga rata-rata unsur Ni = 2421 ppm, Cr =
1064 ppm, Fe = 54000 ppm, Mg = 188941 ppm dan Al = 2258. Dari harga anomali dan harga
rata-rata tersebut tidak menunjukkan harga yang menyolok kecuali harga rata-rata Mg dalam
batuan > 188941 ppm (>18 %) merupakan harga yang baik untuk dimamfaatkan dalam industri
pupuk.
PENDAHULUAN
Untuk
membatu
memudahkan
pemerintah Kabupaten Pasaman dan
Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka
pengembangan wilayah dan menggali
pendapatan
asli
daerah
dibidang
pertambangan maka bahan galian mineral
logam merupakan sumber daya yang
potensial untuk dimamfaatkan.
Berdasarkan penyelidik terdahulu antara
lain Direktorat Sumberdaya Mineral (1981
dan
1983),
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Geologi (1983), PT.
Mangani Mineral (1986 – 1990), PT. Antam
Barisan Mining (1986 – 1990) memberikan
informasi bahwa kedua daerah penyelidikan
memungkinkan untuk mendapatkan bahan
galian logam.
TEKTONIK
Secara tektonik Pulau Sumatera
terbentuk sebagai akibat adanya interaksi
subduksi antara Lempeng Samudera Hindia
atau “Indian-Australia Oceanic Crust”
dengan Lempeng Benua Asia “Asia
Continental Crust” (Gambar 1).
Secara umum daerah penyelidikan dan
sekitarnya termasuk dalam Zona Busur
Muka dan Busur Magmatik dari Tatanan
Tektonik Sumatera.
Gambar 1. Penampang Kedudukan
Tektonik P. Sumatera.
GEOLOGI
Urutan stratigrafi daerah ini dari tua ke
muda adalah sebagai berikut : Batuan alas
malihan dan metasedimen Paleozoikum
yang disebut Kelompok Batuan Tapanuli;
Batuan Mesozoikum tersusun atas Batuan
Metasedimen
Mesozoikum-Paleozoikum
dan Kelompok Batuan Woyla; Batuan Beku
Paleozoikum-Mesozoikum; Batuan Beku
Mesozoikum ( berumur Jura – Kapur);
Batuan Intrusi Mesozoikum - Kenozoikum
(Kapur - Oligosen); Batuan Sedimen Tersier
(Oligosen – Miosen); Batuan gunung api
Tersier (Miosen – Pliosen); Batuan Intrusi
Tersier (Miosen-Pliosen); Batuan gunung
api Kuarter (Plestosen – Holosen); Batuan
Sedimen dan Endapan Permukaan Kuarter
(Plestosen – Holosen). Peta geologi daerah
ini secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.
Mineralisasi ditemukan pada daerah
batuan yang berumur Perm – Jura – Kapur,
seperti batuan metasedimen Kelompok
Batuan Woyla dan Kelompok Batuan
Tapanuli yang diterobos oleh batuan intrusi
yang berumur Oligosen – Miosen – Pliosen.
STRUKTUR
Sesar-sesar utama yang berkembang di
daerah ini terdiri dari: sesar normal dan sesar
mendatar/geser menganan yang umumnya
berarah baratlaut – tenggara (searah dengan
Sesar
Semangko).
Sesar-sesar
ini
berhubungan dengan pembentukan Batuan
Intrusi Mesozoikum. Sedangkan beberapa
sesar normal yang berarah relatif barattimur, diduga erat kaitannya dengan intrusi
granitik, granodiorit dan diorit Tersier dan
pembentukan
batuan
metasedimen
Mesozoikum.
Sesar-sesar
tersebut
diperkirakan sebagai pengontrol jalannya
larutan hidrotermal yang membentuk
mineralisasi emas dan logam dasar di daerah
penyelidikan.
• Satuan Batuan Metasedimen Formasi
Kuantan,
terdiri
dari
batuan
muskovit-biotit
sekis, amfibolit,
batulempung meta konglomeratik,
filit, batusabak, kuarsit, batupasir
meta, batugamping meta. Penyebaran
satuan ini mencapai sekitar 60% dari
luas daerah penyelidikan, satuan
batuan ini berumur Trias – Jura.
• Satuan Batuan Granitik, dilapangan
ditemukan terdiri dari : granit,
granodiorit granit porfiritik dan
mikrodioritik, berumur Permo Karbon.
Gambar 2 :
Penyelidikan
Peta
Geologi
Daerah
UJI PETIK DAERAH AIR MANGGIS
(KABUPATEN PASAMAN)
Morfologi
Morfologi di daerah penyelidikan dapat
dibagi dalam dua satuan morfologi, yaitu :
• Satuan morfologi dataran Aluvial,
kenampakan morfologi daerah ini
berupa dataran rendah dengan lereng
datar – landai, tersusun atas endapan
kipas alluvial, yang terdiri dari
konglomerat,
bongkah-bongkah
berukuran boulder – kerikil, pasir
sedang – kasar, lempung dan lumpur.
• Satuan
Morfologi
Perbukitan
Bergelombang, menempati sebagian
besar luas daerah penyelidikan atau
sekitar 80%. Elevasi ketinggian yang
terdapat pada daerah ini berkisar 530
m sampai dengan 1620 meter diatas
permukaan laut, merupakan daerah
kaki Pegunungan Bukit Bariasan,
tersusun atas litologi: Satuan Batuan
Metasedimen
Formasi
Kuantan,
Satuan Granit dan Satuan Batuan
Vulkanik.
Stratigrafi
Urutan stratigrafi daerah ini dari yang
berumur tua sampai muda adalah sebagai
berikut :
• Satuan Batuan Vulkanik, ditemukan
dilapangan berupa lava andesitik –
basaltic, menutupi secara tidak
selaras diatas intrusi Batuan Granitik
dan menurut Silitonga dan Kastowo
1975 satuan batuan ini berumur
Kuarter (Plestosen – Holosen).
• Satuan Kipas Alluvial terdiri dari
konglomerat dan pasir kasar – sedang,
lempung dan lumpur. Konglomerat
terdiri dari material-material fragmen
berukuran bongkah – kerikil, agak
terkonsolidasi, tersementasi oleh
lumpur dan lempung. berumur
Kuarter (Plestosen – Holosen).
Struktur
Struktur
geologi
utama
yang
berkembang di daerah penyelidikan adalah
Sesar Geser Turun (Sesar Oblik) yang
berarah relatif barat laut –tenggara ( N 160 °
E s/d N 170° E), sesar ini searah dengan
jalur utama Sesar Semangko. Indikasi sesar
ini ditemukan berupa gawir yang memotong
batuan granit di S. Giran dengan kedudukan
N 170° E/55 ° dan di cabang kiri hulu S.
Kabun Gadang kontak dengan mineralisasi
Bijih Besi, dengan kedudukan gawir N 165°
E/85°. Secara keseluruhan geologi daerah ini
dapat dilihat pada Gambar 3.
• Satuan Morfologi Perbukitan, tersebar
sebagian besar atau sekitar 80% dari luas
daerah penyelidikan, elevasi ketinggian
pada satuan ini berkisar dari 220 m s/d
820 meter diatas permukaan laut,
mempunyai kemiringan lereng sedang –
terjal, terdiri dari Batuan Beku Ultrabasa
Dunit – Harzburgit.
Stratigrafi
Urutan stratigrafi daerah ini dari yang
berumur tua sampai muda adalah sebagai
berikut :
• Satuan Batuan Ultrabasa, terdiri dari,
Gambar 3 : Geologi Daerah Air Manggis
Hasil Uji Petik
Didaerah ini terdapat 2 endapan bijih
besi, yakni bijih besi Bukit Pandahan (Bijih
Besi I ), ditemukan pada puncak bukit
Pandahan, terdiri dari endapan bijih primer
dan endapan bijih deluvial dan endapan
Bijih Besi II, dijumpai di lereng bukit serta
lembah sungai Kabun Gadang (Gambar 3).
Potensi endapan bijih besi daerah Air
Manggis masih merupakan sumberdaya
hipotetik dengan rincian sebagai berikut :
• Bijih Besi I :
- Bijih besi primer = 582.167 ton
- Bijih besi deluvial = 249.906 ton
• Bijih Besi II :
- Bijih besi primer = 2.243.904 ton +
Jumlah
= 3.075.977 ton
dengan kadar rata2 Fe total = 40,35 %.
UJI
PETIK
DAERAH
BATANG
TONGAR (KABUPATEN PASAMAN
BARAT)
Morfologi
• Satuan Morfologi Dataran, tersebar
dibagian selatan dengan luas sekitar 20%
dari
daerah
penyelidikan,
elevasi
ketinggian berkisar 160 m s/d 220 meter
diatas permukaan laut, mempunyai
kemiringan lereng datar sampai landai.
sungai utama yang berkembang di daerah
ini adalah Sungai Tongar, ditempati oleh
satuan endapan alluvial dan Satuan Batuan
vulkanik Gn. Talamau.
Harzburgit, ciri litologi batuan ini
berwarna abu-abu gelap kehijauan,
komposisi olivine dan piroksen, sebagian
ditemukan telah mengalami ubahan
serpentinisasi,
terkekarkan
kuat.
Penyebaran litologi ini sekitar 65 % luas
daerah penyelidikan, mulai dari lereng
barat sampai lereng timur bukit Tongar.
Dunit, ciri litologi satuan ini dijumpai
berwarna abu-abu gelap, mengandung
dominasi olivine, kompak, terkekarkan, di
beberapa tempat mengalami ubahan
serpentinisasi. Penyebaran batuan ini
sesuai peta geologi diduga melensa dalam
batuan Ultrabasa Peridotit. Kedua batuan
ultrabasa tersebut berumur Jura akhir –
Kapur Awal.
• Satuan Batuan Gunungapi, ditemukan
dilapangan terdiri dari Lava, breksi
laharik, agglomerat dan bongkah-bongkah
breksi andesit laharik, penyebaran satuan
ini berada dibagian tenggara daerah
penyelidikan, berumur Kuarter (Plestosen
– Holosen).
• Satuan Endapan Alluvium, dijumpai
berupa pasir, kerikil, lanau dan lumpur,
yang merupakan material lepas-lepas tidak
tersementasi, penyebaran satuan ini
terdapat di sepanjang S.Tongar. Satuan
endapan alluvial ini membentuk bidang
erosional terhadap batuan dibawahnya,
diperkirakan berumur Resen/Holosen.
Struktur
Struktur geologi yang ditemukan di
daerah ini berupa kekar-kekar yang
memotong batuan peridotit dan dunit. Arah
umum kekar yang ditemukan berkisar N
150° E sampai N 170° E, dengan kemiringan
50° sampai 75°. Diduga struktur ini
terbentuk merupakan akibat dari sesar utama
regional yang berada dibagian utara dan
barat daerah penyelidikan. Gambar 4
merupakan gambaran geologi keseluruhan
dari daerah Batang Tongar.
Gambar 4 : Geologi Daerah Batang
Tongar
Hasil Uji Petik
Hasil analisa terhadap 38 conto tanah
yang dilakukan terhadap unsur Ni, Cr, Fe,
Mg dan Al menunjukkan harga anomali
sebagai berikut : Ni > 5685.38 ppm, Cr >
4034.16 ppm, Fe > 245793.59 ppm, Mg >
15896.78 ppm dan Al > 84067.99 ppb
(Gambar 5), harga destriktif statistik dapat
dilihat pada Tabel 1. Hubungan antar unsur
Ni, Cr, Fe, Mg dan Al dapat dilihat pada
Tabel 2, dimana terlihat umumnya unsurunsur tersebut berdiri sendiri, hanya
hubungan unsur Mg-Al dan Cr-Fe saja yang
terlihat lebih sering bersamaan.
Tabel 1 : Harga destriktif statistik unsur-unsur logam daerah Batang Tongar, Kecamatan
Pasaman,Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat.
Jumlah conto (n) :
Harga minimum :
Harga maksimum :
Harga rata-rata (X) :
Standart deviasi (S) :
X+S:
X + 2S :
Ni (ppm) :
Cr (ppm) :
Fe (ppm) :
Mg (ppm) :
Al (ppm) :
38
1640
7460
4137.30
1548.08
5685.38
72334.46
38
500
5380
2922.11
1112.05
4034.16
5146.21
38
106000
300000
198894.74
46898.85
245793.59
292692.44
38
1230
28250
9028.49
6868.29
15896.78
22765.07
38
33838
103334
68990.45
15077.54
84067.99
99145.53
untuk unsur Ni, Cr, Fe, Al dan sebaran tidak
normal untuk unsur Mg.
Tabel 2 : Hubungan antar unsure Ni, Cr, Fe,
Mg dan Al
Ni
Cr
Fe
Mg
Al
Ni
1
0,17
0,26
-0,05
-0,02
Cr
0,17
1
0,58
0,00
-0,21
Fe
0,26
0,58
1
-0,26
-0,17
Mg
0,05
0,02
0,00
-0,26
1
0,71
-0,21
-0,17
0,71
1
Al
Gambar 5 : Peta Anomali Gabungan
Unsur Ni, Cr, Fe, Mg dan Al daerah
Batang Tongar.
Histogram dari unsur logam Ni, Cr, Fe,
Mg dan Al dapat dilihat pada Gambar 6 dan
menunjukkan histogram sebaran normal
BAHAN
GALIAN
LOGAM
KABUPATEN PASAMAN
Hasil pengumpulan data primer dan
sekunder yang didapat dari laporan-laporan
serta Data Base Direktorat Inventarisasi
Sumber Daya Mineral, Dinas Pertambangan
Propinsi
Sumatra
Barat,
Kantor
Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasaman, juga dari laporanlaporan perusahaan swasta yang pernah
melakukan eksplorasi di daerah ini, endapan
bahan galian logam yang ditemukan adalah
emas, timah hitam dan besi.
Terdapat terdapat 15 lokasi bahan
galian logam (Gambar 7) yang terdiri dari :
12 lokasi bahan galian emas, 2 lokasi
bahan galian besi dan 1 lokasi bahan galian
timah hitam.
Histogram Cr
Histogram Fe
Fe (ppm)
5967,31
5186,27
More
More
111697,92
100575,08
89452,23
78329,38
Frequency
44960,85
More
292298,39
230198,93
0
67206,54
5
12
10
8
6
4
2
0
56083,69
Frequency
Frequency
10
168099,46
4405,22
Histogram Al
15
106000,00
3624,18
Cr (ppm)
Ni (ppm)
Frequency
2843,13
Frequency
500,00
More
7263,58
5389,05
3514,53
2
0
2062,09
Frequency
6
4
12
10
8
6
4
2
0
1281,04
Frequency
10
8
1640,00
Frequency
Histogram Ni
Al (ppm)
15
Frequency
10
5
More
27338,10
18635,40
9932,70
0
1230,00
Frequency
Histogram Mg
20
Mg (ppm)
Gambar 6. Histogram Penyebaran Unsur Ni, Cr, Fe, Mg dan Al.
Terdapat 8 lokasi bahan galian logam
(Gambar 8) yang terdiri dari : 4 lokasi bahan
galian emas, 3 lokasi bahan galian kromit
dan 1 lokasi bahan galian pasir besi.
Gambar 7 : Peta Lokasi Bahan Galian
Logam
dan
Kawasan
Hutan
Kab.Pasaman.
BAHAN GALIAN LOGAM
KABUPATEN PASAMAN BARAT
Dari hasil pengumpulan data primer
dan sekunder untuk daerah Kabupaten
Pasaman Barat, Endapan Bahan Galian
Logam yang didapat adalah emas dan kromit
dan pasir besi.
Gambar 8 : Peta Lokasi Bahan Galian
Logam dan Kawasan Hutan Kabupaten
Pasaman Barat.
PROSPEK
PEMAMFAATAN
DAN
PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN
Untuk daerah Kabupaten Pasaman
logam besi dan emas merupakan bahan
galian yang prospek untuk dimamfaatkan
dalam waktu dekat. Potensi bijih besi dari
hasil eksplorasi PT. Dempo di daerah
Jambak, Nagari Binjai, Kecamatan Tigo
Nagari dengan jumlah sumberdaya ±
22.386.480 ton dengan kadar Fe total
diantara 63,90 - 67,00 % dan hasil uji petik
yang dilakukan oleh Direktorat Inventarisasi
Sumberdaya Mineral di daerah Air Manggis,
merupakan bahan galian yang paling
prospek.
Sedang untuk daerah Kabupaten
Pasaman Barat emas, pasir besi dan
magnesium merupakan bahan galian yang
prospek untuk dimanfaatkan.
PERMASALAHAN
Secara umum penyelidikan mineral
logam di daerah Kabupaten Pasaman dan
Pasaman
Barat
masih
merupakan
penyelidikan pendahuluan, berdasarkan SNI
maka potensi bahan galian logam dikedua
daerah ini masih merupakan sumberdaya,
sehingga untuk mengetahui potensi bahan
galian logam tersebut dalam cadangan masih
perlu dilakukan penyelidikan lanjutan.
Selain itu hampir seluruh keterdapatan
bahan galian logam berada dalam daerah
hutan lindung, hal ini merupakan suatu
hambatan besar untuk dapat memamfaatkan
dan mengembangkan potensi bahan galian
logam dari kedua daerah ini. Untuk
memamfaatkan
dan
mengembangkan
potensi bahan galian logam tersebut secara
maksimum
perlu
diusahakan
oleh
pemerintah
daerah
setempat
untuk
pembebasan daerah lokasi bahan galian
logam tersebut dari daerah hutan lindung
dengan mengadakan kordinasi dengan
instansi atau departemen terkait.
KESIMPULAN
1. Dari hasil pengumpulan data primer dan
data sekunder maka jumlah lokasi
keterdapatan bahan galian logam untuk
Kabupaten Pasaman terdapat 15 lokasi
bahan galian logam yang terdiri dari : 12
lokasi bahan galian emas, 2 lokasi bahan
galian besi dan 1 lokasi bahan galian
timah hitam, sedang untuk daerah
Kabupaten Pasaman Barat terdapat 8
lokasi bahan galian logam yang terdiri
dari : 4 lokasi bahan galian emas, 3 lokasi
bahan galian kromit dan 1 lokasi bahan
galian pasir besi.
2. Hasil uji petik menunjukkan bahwa daerah
Air Manggis, Kecamatan Lubuk Sikaping,
Kabupataen Pasaman ditemukan bijih besi
dengan jumlah sumber daya hipotetik ±
3.078.160 ton, dengan kadar rata-rata Fe
total = 40,34 % dan uji petik daerah
Batang Tongar, Kecamatan Pasaman,
Kabupaten Pasaman Barat dari hasil
analisa batuan bahwa daerah ini prospek
untuk magnesit (Mg) yang berguna untuk
industri pupuk dengan kadar rata-rata Mg
= 188941 ppm (>18 %).
3. Mineral logam besi dan emas merupakan
bahan galian logam yang paling prospek
untuk dimanfaatkan dalam waktu dekat.
4. Secara umum mineralisasi ditemukan
pada daerah batuan yang berumur Perm –
Jura – Kapur, seperti batuan metasedimen
Kelompok Batuan Woyla dan Kelompok
Batuan Tapanuli yang diterobos oleh
batuan intrusi yang berumur Oligosen –
Miosen – Pliosen.
5. Hampir seluruh bahan galian logam pada
kedua kabupaten masih dalam bentuk
sumberdaya, belum dalam bentuk
cadangan.
6. Kebanyakan lokasi endapan bahan galian
berada pada hutan lindung.
SARAN
1. Diperlukan usaha untuk membebaskan
lokasi endapan bahan galian dari hutan
lindung.
2. Untuk
dapat
memanfaatkan
dan
mengembangkan endapan bahan galian
mineral sebesar-besarnya merupakan
usaha yang beresiko tinggi, untuk
mengurangi resiko tersebut diperlukan
usaha untuk menarik investor untuk
masuk dalam bidang pertambangan ini.
Untuk
itu
diperlukan
usaha
mempromosikan keterdapatan bahan
galian mineral dari masing-masing
kabupaten dan menyajikannya dalam
bentuk yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Djaswadi, Sukirno, 1997, Prospective Of
Base Metal Mineral1`s in Indonesia,
page 24 –37, Directorate Of Mineral
Rercources, Bandung.
Guilbert, J. M and J. D. Lowell, 1974.
Variations in Zoning patterns in
porphyry copper deposits, Can. Inst.
Min. Metall. Bull., 67(Feb.):99-109.
Hanafi Saad, 1990, Second Relinquishment
Of the Contrat of Work Area North
and West Sumatera, PT. Antam
Barisan Mining, Bukit Tinggi.
Helman, P. L. dan Turvey D.J, 1986, Final
Geological Report PT. Mangani
Mineral Contrat Of Work, West
Sumatra, Bukit Tinggi.
JICA (Japan International Cooperation
Agency),
1983,
Report
On
Cooperative Mineral Exploration Of
Northern Sumatra, Ministry of Mines
and Energy, Republic of Indonesia; and
Metal Mining Agency of Japan
J.C.
Carlile, A.H.G. Mitchell, 1993,
Magmatic arcs and associated gold
and
copper
mineralization
in
Indonesia, p.91 – 142, Jurn.
Geochem. Expl., vol. 50-Nos.1-3,
March 1994, Elsevier.
John M. Guilbert and Charles F. Park, Jr,
1986, The Geology Ore Deposits, W.
H. Freeman and Company.
Katili, J.A., 1974, Geological Environment
of the Indonesia Mineral Deposit, A
Plate Tectonic Approach, Publikasi
teknik – Seri Geologi Ekonomi No. 7,
Direktorat Jenderal Pertambangan,
Departemen Pertambangan.
Katili, J.A., 1980, Geotectonic of
Indonesia, A modern view, Directorate
General of Mines, (VII+) 271 pp., 75
Figs., 23 Tables, Jakarta.
…………, 2005, Laporan Penyelidikan
Umum Bijih Besi, Nagari Binjai, Kec.
Tigo Nagari, Kab. Pasaman, Prop.
Sumatera Barat, PT. DEMPO MULTI
MINERAL MAGNETIK, Padang.
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat,
Desember 2002, POTENSI BAHAN
GALIAN PROPINSI SUMATERA
BARAT, Dinas Pertambangan dan
Energi, Padang.
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat,
Desember 2004, SUMBERDAYA
BAHAN
GALIAN
PROPINSI
SUMATERA
BARAT,
Dinas
Pertambangan dan Energi, Padang.
Rock, N.M.S., dkk, Peta Geologi
Lembar
Lubuk
Sikaping,
Sumatera,
Skala 1: 250.000,
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Geologi,
Bandung.
Download