BAHAN KULIAH HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL Match Day 7 STRUKTUR ORGANISASI INTERNASIONAL A.PEMBENTUKAN ORGAN-ORGAN OI Pembentukan organ-organ suatu OI tentunya tidak lepas dari dari pembentukan organisasi-organisasi itu sendiri. Tidak mungkin mendirikan sebuah OI tanpa adanya organorgan untuk melaksanakan kegiatan OI. Juga tidak mungkin suatu organisasi dapat bergerak tanpa adanya organ-organ yang dilengkapi dengan kekuasaan bertindak dan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan atas nama organisasi. Suatu OI baru terbentuk secara definitif setelah dibentuknya organ-organ yang diperlukan.1 Organ-organ OI ada organ-organ yang terdiri dari wakil-wakil pemerintah dan organorgan yang terdiri dari pegawai-pegawai internasional serta organ-organ yang terdiri dari wakil-wakil sosio profesional. 1.Pembentukan Melalui Akta Konstitutif Adalah akta konstitutif dari masing-masing organisasi untuk menentukan struktur organiknya. Negara-negara pendiri dapat membentuk dan menetukan hirarki organ sebanyak yang diperlukan agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai. Pasal 7 Piagam PBB bukan saja mendirikan enam organ utama, tetapi juga bila perlu dapat mendirikan organorgan subsider. Di samping itu, dalam kehidupannya, suatu OI dapat melakukan perubahanperubahan institusional melalui revisi formal akta konstitutif sesuai dengan ketentuanketentuan yang ada dalam akta tersebut. Untuk menghindarkan terjadinya revisi semaunya, para pendiri organisasi merumuskan beberapa ketentuan pelindung. Untuk suatu amandemen atau revisi misalnya, sering diminta suara bulat negara atau paling tidak mayoritas suara negara anggota. Contoh seperti tercantum dalam Pasal 109 Piagam PBB, sesuai dengan ayat 2 pasal tersebut, bukan saja dibutuhkan ratifikasi oleh 2/3 negara anggota, tetapi didalamnya juga harus termasuk ratifikasi semua anggota tetap DK PBB bagi setiap perubahan yang dilakukan terhadap Piagam.2 2. Pembentukan Atas Dasar Keputusan Organisasi Hampir seluruh akta konstitutif OI berisikan ketentuan-ketentuan yang memberikan wewenang kepada organ-organ asli untuk mendirikan organ-organ subsider. Bahkan tanpa adanya ketentuan tersebut diakui bahwa wewenang demikian merupakan bagian dari 1 2 Boer Mauna, 2000, Hukum Internasional; Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, hlm. 444. Ibid., hlm. 445. wewenang implisit setiap OI. Pada gilirannya organ buatan ini dapat pula membentuk organ-organ lain yang menyebabkan bertambah bertanya organisasi inisial.3 Prosedur pembentukan organ beranting ini sering digunakan bila masalah-masalah cara kerja organisasi menjadi lebih rumit karena bertambanhnya jumlah negara dan OI, beraneka ragamnya kegiatan yang dilakukan disamping bertambahnya perluasan geografis tugas-tugas yang dilaksanakan organisasi.4 B. SEKRETARIAT OI Dalam setiap OI selalu ada sekretariat, yaitu organ yang berperan sangat penting bagi kehidupan dan kelancaran kegiatan organisasi. Keberadaan sekretariat merupakan manifestasi nyata dari sifat kepermanenan OI.5 Fungsi sekretariat berbeda antar organisasi, ada yang berperan hanya sebagai kantor penghubung antar negara, ada juga yang berperan penting sebagi penjamin dan promotor dari kepentingan bersama yang dijelmakannya mulai dari melakukan berbagai misi penengah sampai pada menyiapkan keputusan-keputusan dari organ-organ pemerintah. Sekretariat suatu OI dipimpin oleh kepala sekretariat yang dinamakan Sekretaris Jenderal atau Direktur Jenderal. Ia adalah pegawai paling tinggi dalam organisasi.6 Di luar konsepsi administratif murni ini, beberapa akta konstitutif memberikan kekuasaan politis pada Sekretaris Jenderal. Sering pula terjadi kekuasaan politik itu diperolehnya dalam praktek kehidupan organisasi. Sebagai contoh dalam fungsi inisiatif yang diberikan Pasal 99 Piagam PBB, Sekjen PBB dapat meminta perhatian DK PBB atas masalah yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan dan keamanan internasional. Atas dasar ketentuan ini, semenjak lahirnya organisasi tersebut, para Sekjen PBB sering meminta dicantumkannya mata acara-mata acara yang dianggapnya perlu di DK atau Majelis Umum, menetukan sikap atas masalah-masalah yang dapat mengancam perdamaian, mencari berbagai informasi, memberikan jasa-jasa baik bagi penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota dan lain-lainnya.7 MP7™ 3 Ibid., hlm. 446. Ibid. 5 Ibid., hlm. 452. 6 Ibid. 7 Ibid. 4