KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016
ISSN 0854-2172
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM
PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR)
Mundasah
SD Negeri 02 Wiradesa Kab. Pekalongan
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode Give The Real (GTR) dengan
cara bermain kartu dalam mengidentifikasi benda di lingkungan sekitar. Subjek uji coba adalah 39
siswa, dengan desain penelitian terdiri tahap planning, acting, observing dan reflecting. Masing-masing
tahap terkait satu sama lain yang membentuk sebuah siklus. Prestasi belajar siswa meningkat
dengan permainan kartu untuk mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar. Mereka
terlihat antusias untuk mencocokan pasangan kartu dan aktif menjawab yang diajukan guru
mengenai jawaban dari kegunaan benda yang ditunjuk. Pra siklus menunjukan bahwa 11 siswa
(28%) belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar ≥ 75 sebagai indikator
pencapaian. Kemudian, terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 49% dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 92% setelah dilakukan perbaikan terhadap siklus I. Hal ini menunjukan bahwa
siswa lebih senang belajar sambil bermain dengan kartu yang merupakan metode GTR.
© 2016 Dinamika
Kata Kunci: Give the real, Pembelajaran IPA, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara
berhak mendapatkan pengajaran”. Amanat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia menjadi sebuah
keharusan dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah, agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran pendidikan yang baik dan bermutu. Tujuan pendidikan
nasional dijelaskan lagi menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2007, bahwa untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos
kerja profesional, bertanggungjawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Fakta di lapangan hasil evaluasi belajar IPA kelas I SD Negeri 02 Wiradesa UPT Pendidikan
Wiradesa, Kab. Pekalongan tahun pelajaran 2009/2010, menunjukkan bahwa dalam
mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar yang mendapat nilai kurang dari 75 ada 28
siswa dari 39 siswa. 11 sisanya mendapat lebih dari 75 dimana 75 merupakan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPA. Hal ini menunjukkan 72% siswa belum tuntas dalam
mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar.
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELJARAN IPA MELALUI
METODE GIVE THE REAL (GTR)
Mundasah
1
Rendahnya taraf serap ini, diduga karena belum terampil mengidentifikasi kegunaan benda di
lingkungan sekitar. Hal tersebut terjadi karena perhatian siswa terhadap pembelajaran kurang. Siswa
lebih suka diam ketika diberi pertanyaan. Selain itu, mereka pasif dan hanya belajar ketika di sekolah
saja, mereka melupakan materi yang telah diberikan terkait mengidentifikasi kegunaan benda di
lingkungan sekitar ketika di rumah.
Maka untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti berusaha melakukan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode GTR dengan cara bermain kartu tentang benda di
lingkungan sekitar untuk meningkatkan keterampilan mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan
sekitar dalam proses pembelajaran IPA.
Setelah identifikasi masalah telah diketahui, peneliti mencoba merumuskan masalah yang
terdapat pada latar belakang penelitian ini, diantaranya adalah bagaimana pengaruh penerapan
metode GTR dengan permainan kartu pada prestasi dan ketuntasan belajar siswa dalam
mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar.
METODE PENELITIAN
1.
a.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kelas I SD Negeri 02 Wiradesa UPT Pendidikan Wiradesa
Kabupaten Pekalongan.
b. Waktu penelitian antara bulan Januari sampai dengan Juli 2010 (1 semester).
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas I berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 25 siswa
laki-laki dan 14 siswa perempuan.
3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
a. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan adalah butir soal tes (instrumen
soal/ulangan akhir), lembar pengamatan siswa/daftar cocok (check list) dalam bentuk tabel. Butir soal
ulangan harian yang berupa beberapa pertanyaan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran. Lembar pengamatan/check list digunakan untuk mengukur tingkat
kualitas pembelajaran yang menggunakan metode GTR dengan bermain kartu. Kualitas lebih
ditekankan pada aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk
ulangan harian, observasi dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mendapat data tentang siswa yang
mengalami kesulitan belajar dilihat dari hasil perolehan nanti. Jika hasil yang diperoleh tidak
memenuhi kriteria, maka bisa dikatakan bahwa siswa tersebut belum memahami materi. Observasi
digunakan untuk mendapat data tentang kualitas proses pembelajaran. Sedangkan, dokumentasi
digunakan untuk mendapat data tentang hasil belajar siswa, sebelum, sedang dan setelah siswa
menggunakan metode GTR dengan bermain kartu.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk melakukan tabulasi data adalah analisis deskriptif komparatif dan
analisis deskriptif kualitatif.
2
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6. No. 2, April. (2016)
a.
Analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan hasil belajar melalui tes antar
siklus.
b. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan
hasil observasi.
5. Indikator Kinerja
Dalam menentukan indikator keberhasilan, peneliti yang dalam hal ini juga bertindak sebagai
guru dan observer melihat berbagai sudut seperti lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat sekitar,
latar belakang keluarga siswa dan tingkat kemampuan siswa.
Indikator keberhasilan juga disusun oleh peneliti berdasarkan refleksi pembelajaran 2 tahun
terakhir. Peneliti menetapkan indikator keberhasilan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan
dicapai apabila persentase ketuntasan minimal hasil belajar sebesar 75% dari seluruh jumlah siswa.
Hal tersebut berarti siswa dikategorikan berhasil apabila mendapat nilai lebih dari atau sama dengan
75.
Untuk hasil observasi tentang kualitas hasil pembelajaran hanya diukur untuk mengetahui
bagaimana pengaruh penerapan metode GTR terhadap keaktivan mereka selama mengikuti
pembelajaran.
6. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Hal tersebut merujuk pada
Sulfan (2008) yang secara tegas mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas harus dilakukan
sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan beruntun, informasi dari siklus yang kedua, ketiga dan
seterusnya, tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus tampak
digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya.
Penelitian dilakukan melalui penggunaan metode GTR sebagai upaya untuk memperjelas
pemahaman siswa dalam mengidentifikasikan kegunaan benda di lingkungan sekitar. Sehingga,
diharapkan pemahaman siswa dalam mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar
meningkat. Yang mana, hasil belajar mereka pun meningkat tergambar dari hasil ulangan harian.
GTR merupakan inovasi yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Hal ini bertujuan untuk lebih
mengembangkan atau menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan di lapangan. Modifikasi
ini diharapkan dapat lebih memperjelas dan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru di kelas.
Teknik pembelajaran yang dilakukan adalah siswa diberi satu paket kartu yang di dalamnya
berisi gambar-gambar benda di lingkungan sekitar dan kartu yang berisi kegunaan dari benda-benda
tersebut secara berpasangan. Tugas siswa adalah mencocokan antara benda dan kegunaanya dengan
tepat. Selanjutnya, pembelajaran berlangsung dengan diskusi bersama tentang jawaban yang benar
dari kegunaan masing-masing gambar tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keaktivan siswa,
yakni dalam menjawab, keminatan dalam mengikuti pembelajaran, dsb.
Dengan demikian, maksud dari Give The Real adalah memberikan sesuatu yang terlihat nyata
agar mereka mampu memahami dengan pasti apa benda yang dilihat dan apa fungsi dari dari benda
tersebut. Karena, dengan melihat gambar visual mereka akan mampu mengingat lebih lama daripada
hanya sekedar kata-kata.
Adapun perencanaan tindakan setiap siklusnya adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi kegunaan benda di lingkungan
sekitar.
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELJARAN IPA MELALUI
METODE GIVE THE REAL (GTR)
Mundasah
3
Di dalamnya tersusun kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dalam mengajar, termasuk
strategi GTR.
2) Menyusun instrumen pengumpulan data prestasi belajar berupa soal tes formatif.
3) Menyususn instrumen observasi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas (Acting)
Peneliti sebagai guru melakukan tindakan kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun.
c. Pengamatan (Observing)
Pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan diskusi, observer
(pengamat) mengamati pelaksanaan pembelajaran untuk mendapat data observasi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersama-sama.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada akhir pembelajaran, diadakan tes formatif atau ulangan harian. Hasil ulangan harian
kemudian dianalisis, begitu juga hasil observasi untuk mendapatkan data yang akan dijadikan umpan
balik pada tindakan siklus berikutnya.
2. Siklus II
Refleksi pada siklus I diperbaiki dalam siklus II, mulai dari perencanaan dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan kelas. Berikut adalah uraian dari tahapan siklus kedua.
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan perbaikan dari siklus I dengan
materi yang masih sama.
2) Menyusun instrumen pengumpulan data prestasi belajar berupa soal tes formatif.
3) Menyususn instrumen observasi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas (Acting)
Guru melakukan tindakan kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap
perencanaan siklus II.
c. Pengamatan (Observing)
Masih sama dengan pengamatan siklsu I, pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran
ketika berlangsung.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada akhir pembelajaran, diadakan tes formatif atau ulangan harian kembali untuk mengukur
hasil dari perbaikan yang telah dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah peneliti melaksanakan proses penelitian, dari mulai pra siklus, siklus I dilanjut siklus
II. Ternyata, terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dimana nilai ketuntasan siswa dalam
mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar meningkat. Hal tersebut terlihat dari hasil
ulangan harian sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Tabel Hasil Ulangan Harian Pra Siklus
No
Uraian
Jumlah Siswa
Keterangan
1
Tuntas : 10 siswa
39 siswa
25 %
2
Belum tuntas : 30 siswa
39 siswa
75 %
Sumber : Hasil Analisis Data
4
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6. No. 2, April. (2016)
Pada tabel diatas, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebesar 75 diperoleh sebanyak 10
dari 39 siswa. Sedangkan, yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 30 siswa. Hal ini berarti lebih
dari sebagian siswa belum memahami materi yang dipelajarinya. Kemudian, siswa yang belum tuntas
akan dilakukan treatment atau perbaikan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
ketuntasan belajar mereka.
Setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terlaksana pada siklus I, maka
diperoleh hasil analisis I berupa nilai ulangan harian seperti dibawah ini.
Tabel 2. Tabel Hasil Ulangan Harian Siklus I
No
Uraian
Jumlah Siswa
Keterangan
1
Tuntas : 19 siswa
39 siswa
49 %
2
Belum tuntas : 20 siswa
39 siswa
51 %
Sumber : Hasil Analisis Data
Apabila dibandingkan dengan pra siklus, kegiatan pada siklus I dapat dikatakan meningkat.
Terlihat dari bertambahnya jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Hal ini didasari dari
keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam belajar menggunakan
kartu dan mencocokanya dengan fungsi masing-masing benda dalam gambar. Dari kejadian ini, dapat
diketahui bahwa mereka bosan dengan metode belajar yang selama ini mereka jalani. Dengan metode
baru ini, mereka merasa menemukan hal baru dengan belajar sambil bermain.
Keaktifan juga terlihat ketika guru mencoba mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari
jawaban mana yang benar tentang gambar yang tertera. Beberapa diantara mereka bersemangat
menjawab dengan suara lantang. Dengan begitu, metode GTR sekiranya mampu menanggulangi
permasalahan yang terjadi di kelas ini.
Namun, karena hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator pencapaian kinerja, maka
perlu dilakukan siklus II. Dalam perencanaanya, gambar benda di lingkungan sekitar lebih
diperbanyak dan dibuat menarik. Karena, dari hasil pengamatan terlihat siswa bersemangat
mencocokan pasangan kartu dengan kegunaanya.
Inilah hasil analisis ulangan harian kedua setelah dilakukan perbaikan, dapat diketahui
melalui tabel 3. di bawah ini.
Tabel 3. Tabel Hasil Ulangan Harian Siklus II
No
Uraian
Jumlah Siswa
Keterangan
1
Tuntas : 36 siswa
39 siswa
92 %
2
Belum tuntas : 3 siswa
39 siswa
8%
Sumber : Hasil Analisis Data
Keberhasilan peneliti dalam menerapkan metode GTR dengan kartu telah mencapai kriteria
ketuntasan. Persentase jumlah siswa yang mencapai kriteria telah terpenuhi. Oleh sebab itu, siklus
berhenti sampai pada siklus II ini.
Hasil observasi diperoleh, bahwa pada siklus I sudah pasti menunjukan adanya peningkatan keaktivan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran jika dibandingkan sebelum penerapan metode GTR.
Mereka lebih aktif dalam mencocokan pasangan kartu dan mau berdiskusi bersama untuk
mencocokan jawaban yang benar dengan guru tentang benda di sekeliling dan kegunaanya. Dalam
hal ini, perolehan skor keaktivan siswa dari hasil tabulasi data pada instrumen observasi menyatakan
56 % siswa cukup aktif. Sedangkan, hasil perolehan siklus II mengalami peningkatan kembali dengan
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELJARAN IPA MELALUI
METODE GIVE THE REAL (GTR)
Mundasah
5
perolehan skor 86% yang menyatakan siswa sangat aktif. Tentu saja setelah dilakukan perbaikan yang
berkala pada tindakan siklus II yang mampu memberikan pengaruh keaktivan ini.
Berikut adalah grafik peningkatan prestasi dan keaktivan siswa yang dapat dicermati melalui
gambar berikut.
100
92
90
86
Persen (%)
80
70
60
49
50
56
prestasi
keaktivan
40
30
25
20
10
0
0
pra siklus
siklus I
siklus II
Gambar 1. Grafik peningkatan prestasi dan keaktivan siswa
.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Penerapan metode Give The Real (GTR) dengan bermain kartu dapat meningkatkan kompetensi
siswa pada pembelajaran IPA dalam mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar di
SD Negeri 02 Wiradesa Kab. Pekalongan.
2. Penerapan metode Give The Real (GTR) dengan bermain kartu benda di lingkungan sekitar dapat
meningkatkan ketuntasan belajar
DAFTAR PUSTAKA
-------. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Tingkat SD-MI untuk kelas 1. Jakarta : Depdiknas.
-------. 2007. Standart Penilaian Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPS SD/MI. Jakarta : Diknas.
Cleave, Janice Van. 2001. Mengajarkan Keasyikan Sains. Bandung : Pakar Karya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2007 tentang Standart
Isi Pendidikan SD/MI. Semarang : LPMP Jawa Tengah.
Djamarah, S. B. dan A. Zan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
6
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6. No. 2, April. (2016)
Indrastuti, dkk. 2007. Buana Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 SD. Bogor : Yudistira.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Kooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta : Grasindo.
Slavin, R. E. 1994. Cooperative Learning Teori, Research and Pratktis. Busron : Ailya Baton.
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELJARAN IPA MELALUI
METODE GIVE THE REAL (GTR)
Mundasah
7
Download