1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama 15

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 15 tahun terakhir, reptil mulai banyak digemari sebagai hewan
kesayangan (Ballard dan Cheek, 2003). Jenis reptil yang sering dijadikan hewan
kesayangan antara lain ular, kura-kura, dan berbagai jenis kadal. Iguana iguana
merupakan salah satu jenis kadal yang paling populer dan banyak dipelihara
sebagai hewan kesayangan. Menurut Ballard dan Cheek (2003), Iguana iguana
merupakan reptil yang pertama kali didomestikasi oleh manusia.
Ophio sebagai wadah organisasi pencinta reptil di Yogyakarta sudah sering
menggelar kontes reptil dan memiliki banyak anggota (Rina, 2011). Hal ini
menunjukkan bahwa ketertarikan masyarakat terhadap reptil sebagai hewan
peliharaan sangatlah tinggi.
Pengetahuan masyarakat mengenai reptil, khususnya Iguana iguana masih
terbatas. Kurangnya pengetahuan menyebabkan berbagai masalah dalam
pemeliharaan Iguana iguana sebagai hewan kesayangan. Salah satu contoh
masalah dalam pemeliharaan reptil adalah kesalahan pemberian pakan yang
menyebabkan defisiensi nutrisi dan vitamin D (Knotek et al., 2003). Pemberian
pakan berupa jagung, kedelai dan biji-bijian lain dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, malnutrisi, dan gangguan pencernaan pada Iguana iguana (Kaplan,
1999). Pengetahuan pemilik memegang peranan penting terkait timbulnya
masalah pencernaan hewan peliharaannya. Menurut Mader (2005), pada reptil
penyakit metabolik sama pentingnya dengan penyakit infeksius atau parasit.
1
2
Perbandingan sistem pencernaan antar kelas dari hewan tingkat rendah
hingga mamalia dan antar spesies dalam satu kelas menunjukkan adanya
perbedaan (Kardong , 2012). Perbedaan sistem pencernaan pada masing-masing
hewan dapat dipengaruhi oleh jenis makanannya. Berdasarkan jenis makanannya,
hewan dapat dibedakan menjadi karnivora, herbivora, dan omnivora (Reece,
2005). Hewan herbivora seperti kelinci dan kuda memiliki proporsi sekum yang
lebih besar untuk tempat fermentasi dibandingkan kucing dan anjing yang
termasuk hewan karnivora. Sekum pada sapi tidak berkembang seperti pada kuda,
meskipun sama-sama termasuk hewan herbivora namun memiliki rumen yang
berkembang sebagai tempat fermentasi. Kuda tidak memiliki kantung empedu
sedangkan kebanyakan mamalia baik herbivora maupun karnivora dan ominvora
memilikinya (Dellman dan Brown, 1992). Usus halus pada hewan omnivora
relatif lebih panjang dibandingkan hewan herbivora maupun karnivora, misalnya
babi (Reece, 2005).
Struktur histologi organ-organ penyusun sistem pencernaan pada reptil
belum banyak diteliti dibandingkan mamalia. Organ pada sistem pencernaan
terdiri dari saluran pencernaan dan organ ekstramural (Banks, 1993). Organ
ekstramural merupakan bagian dari sistem pencernaan yang duktusnya bermuara
pada saluran pencernaan. Organ ekstramural terdiri dari kelenjar saliva, hati,
kantung empedu, dan bagian eksokrin pankreas.
3
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur histologi organ
ekstramural Iguana iguana, meliputi kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan
kelenjar pankreas.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi tambahan informasi mengenai
gambaran normal histologi organ ekstramural Iguana iguana. Deskripsi struktur
histologi organ ekstramural Iguana iguana, yang meliputi kelenjar saliva, hati,
kantung empedu, dan kelenjar pankreas dapat digunakan sebagai acuan untuk
memudahkan diagnosa pada kondisi patologis.
Download