1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DNA (deoxyribonucleic acid) adalah bahan penyusun gen. Gen merupakan suatu unit penurunan sifat yang meneruskan informasi dari induk pada keturunannya. Kumpulan gen membentuk genom yaitu keseluruhan penurunan sifat atau materi genetik yang dimiliki sel suatu organisme. Disarikan dari Campbell (2002), ketika suatu sel bereproduksi sendiri dengan cara membelah maka DNA akan disalin dan diteruskan dari satu generasi sel ke generasi sel berikutnya. Informasi genetik yang memprogram semua aktivitas sel terdapat dalam bentuk kode di dalam molekul DNA. Tiap molekul DNA terdiri atas dua rantai panjang berbentuk heliks yang masing-masing tersusun dari empat jenis blok penyusun kimiawi yang disebut nukleotida. Nukleotida DNA dibentuk dari tiga komponen yaitu basa nitrogen, gula pentosa dan gugus fosfat. Basanya berupa adenina (A), timina (T), guanina (G) dan sitosina (C). Untai DNA merupakan urutan basa di sepanjang gen yang akan menspesifikasi sekuen asam amino suatu protein tertentu, urutan yang terdiri atas tiga nukleotida ini disebut kodon. Cara DNA meneruskan informasi seperti menyusun huruf menjadi rangkaian kata dengan arti tertentu, nukleotida dianggap sebagai alfabet untuk penurunan sifat. Urutan susunan yang spesifik dari keempat huruf kimiawi ini mengkodekan dengan tepat informasi tertentu di dalam suatu gen. DNA mampu mengarahkan replikasinya sendiri dan mengontrol sintesis protein melalui RNA (ribonucleic acid). Suatu molekul RNA terdiri atas satu untai tunggal dan secara kimiawi serupa dengan DNA, dengan ribosa sebagai gulanya dan memiliki basa nitrogen urasil (U) bukan timina (T). Basa RNA disusun pada cetakan DNA maka dalam pengkodean digunakan urasil (U) untuk menentukan kodon dari himpunan basa nukleotida {A, C, G, U} yang diurutkan secara alfabet. Himpunan huruf dari basa nukleotida ini setara dengan himpunan bilangan bulat modulo n ( ℤ n ), untuk n = 4 . Himpunan kodon dari kode genetik {A, C, G, U} tidak dapat menganalisis daerah non kode dalam genom yang disebabkan oleh mutasi penghapusan serta penyisipan pada barisan genomik DNA. Mutasi penghapusan dan penyisipan merupakan pengurangan atau penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen (Campbell, 2002). Dalam karya ilmiah ini himpunan kodon diperluas dengan menambahkan huruf O untuk menguraikan mutasi tersebut sehingga memperpanjang alfabet sumber kode genetik menjadi {O, A, C, G, U}. Huruf O menandakan penghapusan atau penyisipan dalam kodon untuk semua triplet diperluas X1 X 2 X 3 , X i ∈ {O, A, C, G, U} dari susunan genom DNA. Bagian untai DNA tanpa mutasi membangun blok gen pengkode yang direpresentasikan oleh 2-grup homosiklik yang diuraikan dengan aljabar ℤ 64 dari kode genetik (Cg ) , sedangkan bagian untai DNA yang dipengaruhi oleh mutasi membangun daerah bukan pengkode direpresentasikan oleh 5-grup homosiklik. Grup homosiklik adalah jumlah langsung grup siklik yang mempunyai unsur sama banyaknya (Sanchez, 2005). Setelah diperoleh jumlah langsung dari grup homosiklik 2-grup dan 5-grup maka dapat didefinisikan grup abelian berhingga S atas barisan genomik DNA dengan panjang K kodon. Selain itu, akan diidentifikasi struktur blok genom melalui suatu tata bahasa reguler yang dapat merepresentasikannya. 1.2 Tujuan Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mempelajari grup kodon diperluas dari kode genetik DNA dan merepresentasikan grup abelian berhingga dari barisan genomik DNA ke dalam jumlah langsung p -grup homosiklik. II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan teori yang menjadi landasan pengerjaan karya ilmiah ini. Berikut diberikan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini.