dasar-dasar manajemen - RP2U Unsyiah

advertisement
MODUL KULIAH
DASAR-DASAR MANAJEMEN
Oleh :
Lukman Hakim, S.P, M.P
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2009
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul kuliah dengan judul Dasar-Dasar
Manajemen. Tujuan penulisan semata-mata untuk memberikan arahan utama bagi
pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian yang ingin mendalami ilmu DasarDasar Manajemen.
Modul ini dibuat berdasarkan kebutuhan belajar dan mengajar di Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala dan sebagai salah satu upaya untuk memperkaya
khasanah pengetahuan dan bahan bacaan bagi mahasiswa, baik yang bersifat teoritis
maupun yang mengarah kepada aplikatif. Penyusunan modul ini bersumber dari menggali
dan menggabungkan beberapa referensi yang sudah ada serta menambah disana-sini.
Diharapkan bahwa modul kuliah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas
Pertanian dan bagi pencinta ilmu manajemen, termasuk penulis sendiri. Modul ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan perbaikan guna
kemajuan kita bersama. Akhirnya, penulis mengucapkan selamat membaca dan
mempelajari semoga dengan rahmat Allah bisa dipahami dan ada manfaatnya.
Darussalam, 05 Oktober 2009
Penulis
i
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................................
ii
BAGIAN 1
ARTI, SARANA, DAN FUNGSI MANAJEMEN ..............................
1
BAGIAN 2
PERENCANAAN ................................................................................
15
BAGIAN 3
PENGORGANISASIAN......................................................................
20
BAGIAN 4
DEPARTEMENTASI ..........................................................................
25
BAGIAN 5
STAF DAN PANITIA..........................................................................
26
BAGIAN 6
DELEGASI ..........................................................................................
30
BAGIAN 7
MEMPEROLEH PEGAWAI ...............................................................
32
BAGIAN 8
MEMAJUKAN PEGAWAI .................................................................
35
BAGIAN 9
MEMANFAATKAN PEGAWAI ........................................................
38
BAGIAN 10 MEMBERI PERINTAH.......................................................................
40
BAGIAN 11 PENGAWASAN ..................................................................................
44
BAGIAN 12 PROSES PENGAWASAN ..................................................................
47
KEPUSTAKAAN ........................................................................................................
48
ii
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
BAGIAN 1
ARTI, SARANA, DAN FUNGSI MANAJEMEN
1. Arti Manajemen
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian:
A. Manajemen sebagai suatu proses
B. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen
C. Manajemen sebagai suatu seni (suatu art) dan sebagai suatu
ilmu
A. Manajemen  Proses
Encylopedia of the Social Sciences, Manajemen  suatu proses
dengan proses mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi
Haimann, manajemen  fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai tujuan bersama
George R. Terry, manajemen  pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain
Ada 3 pokok penting dalam definisi manajemen tersebut:
 Adanya tujuan yang ingin dicapai
 Tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang-orang
lain
 Kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
1
B. Manajemen  Kolektivitas
Manajemen  kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen  segenap orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen dalam suatu badan tertentu  manajemen
Manajer  pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya
tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain
C. Manajemen  Seni/ilmu
Manajemen  suatu seni atau suatu ilmu
Chester I Barnard, bukunya ”The Function of the Executive”,
Manajemen  seni dan juga sebagai ilmu. Demikian pula dengan
Henry Fayol, Alfin Brown Harold Koontz, Cyril O’donnel, dan
George R. Terry.
Manajemen sebagai seni  untuk mencapai tujuan yang nyata
mendatangkan hasil/manfaat
Manajemen sebagai ilmu  menerangkan fenomena-fenomena
(gejala-gejala),
kejadian-kejadian,
keadaan-keadaan,
jadi
memberikan penjelasan-penjelasan
 Manajemen  seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
2
2. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan maka para manajer menggunakan ”Enam
M”
Sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan  Men,
Money, Material, Methods, Mechine dan Market  sumberdaya
3. Fungsi-Fungsi Manajemen
Louis A. Allen  Leading, Planning, Organizing, Controlling
Prajudi Atmosudirjo  Planning, Organizing, Directing, atau
Actuating, Controlling
John Robert Beishline,
Commanding, Controlling
Ph.D
Henry Fayol  Planning,
Coordinating, Controlling

Planning,
Organizing,
Organizing,
Commanding,
Luther Gullich  Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting
Koontz dan O’Donnel  Organizing, Staffing, Directing,
Planning, Controlling
William H. Newman  Planning, Organizing, Assembling,
Resources, Directing, Controlling
Dr. S.P. Siagian, MPA  Planning, Organizing, Motivating,
Controlling
Wilim Spriegel  Planning, Organizing, Controlling
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
3
George R. Terry  Planning, Organizing, Actuating, Controlling
Lyndal F. Urwick  Forecasting, Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, Controlling
Dr. Winasdi. SE  Planning, Organizing, Coordinating,
Actuating, Leading, Communication, Controlling
The Liang Gie  Planning, Decision making, Directing,
Coordinating, Controlling, Improving
 Fungsi-fungsi manajemen sbb:
1. Forecasting
2. Planning termasuk Budgeting
3. Organizing
4. Staffing atau Assembling Resources
5. Directing atau Commanding
6. Leading
7. Coordinating
8. Motivating
9. Controlling
10. Reporting
Forecasting atau prevoyance (Prancis)  kegiatan meramalkan,
memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih
pasti dapat dilakukan
Planning  penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai
sesuatu hasil yang diinginkan. (merumuskan perencanaan sebagai
penetapan apa yang harus dicapai/What, bila hal itu dicapai/When,
dimana hal itu harus dicapai/Where, bagaimana hal itu harus
dicapai/How, siapa yang bertanggung jawab/Who, dan penetapan
mengapa hal itu harus dicapai/Why
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
4
Organizing  pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni
penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari
setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan
kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut
Staffing atau Assembling Resources  penyusunan personalia
pada sesuatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap petugas
memberi daya guna maksimal kepada organisasi
Directing atau Commanding  fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran-saran,
perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam
pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada
tujuan yang telah ditetapkan semula
Leading  pekerjaan yang dilakukan oleh manajer yang
menyebabkan orang-orang lain bertindak. (Pekerjaan meliputi
lima: mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada
bahasa yang sama antara manajer & bawahan, memberi semangat
inspirasi & dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak,
memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
memperbaiki pengetahuan & sikap-sikap bawahan agar mereka
trampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan)
Coordinating  melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubung-hubungkan, menyatupadukan & menyelaraskan
pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang
terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan
organisasi
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
5
Motivating  pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela
sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut
Controlling  mengadakan penilaian & sekaligus bila perlu
mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai
tujuan yang sudah digariskan semula.
Reporting  penyampaian perkembangan / hasil kegiatan /
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan
tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik
secara lisan maupun secara tertulis sehingga yang menerima
laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas
orang yang memberi laporan
4. Fungsi-fungsi Lain dari Seorang Manajer
Fungsi-fungsi manajemen  Perencanaan, Pengorganisasian,
Penyusunan, Pengarahan, dan Pengawasan
Seorang manajer yang mengerjakan kelima fungsinya sehari-hari
dan bergerak dalam berbagai bidang seperti: bidang-bidang
penjualan, pembelian, produksi, keuangan personalia dan lainlain/(Bidang-bidang manajemen).
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
6
Perencanaan
Pengawasan
Pengorganisasian
Pengarahan
Penyusunan
Gambar 1. Fungsi Manajer dilihat dari sudut proses
Bidang
Penjualan
Pembelian
Produksi
Keuangan
Personalia
Proses
Perencanaan
Pengorganisasian
Penyusunan
Lainlain
KEGIATAN2
MANAJER
Pengarahan
Pengawasan
Gambar 2. Fungsi Manajer di lihat dari dua sudut: proses dan bidang
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
7
Fungsi-fungsi manajer ke dalam perusahaan (internal function of
a manager), dapat dilihat dari dua sudut yaitu:
1. sudut proses  perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan
2. sudut subyek/bidang  keuangan, personalia, pemasaran,
pembelian, produksi, dsb.
Fungsi-fungsi manajer ke luar perusahaan (External function of
a manager), ada tiga jenis yaitu:
1. mewakili perusahaan di bidang pengadilan
2. mengambil kegiatan sebagai warga negara biasa
3. mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat
Untuk menghadapi masyarakat luar, manajer perusahaan harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan sbb:
1. mengadakan pengumuman-pengumuman, komunike-komunike
dan artikel-artikel
2. menyelenggarakan konferensi-konferensi pers dan pertemuanpertemuan
3. menyelenggarakan pameran-pameran
4. mengatur siaran-siaran melalui radio
5. mengadakan kontak dengan unsur-unsur pemerintah dan
masyarakat
6. membuat analisa dari pendapat umum
7. menerima kunjungan pihak luar ke dalam perusahaan
Dalam sudut bidang, fungsi-fungsi pokok seorang manajer 
keuangan, personalia, produksi, pembelian, dan pemasaran.
Bidang keuangan  para manager harus berusaha agar posisi
keuangannya setiap saat dapat membiayai kegiatan-kegiatannya
sehari-hari seperti pembayaran upah pegawai, pembelian bahanbahan mentah & pembantu, pembayaran hutang-hutang pada
waktunya dll dengan tidak melupakan akan rentabilitas perusahaan
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
8
Bidang personalia  para manager harus berusaha agar diperoleh
tenaga kerja yang kompeten sehingga dapat bekerja dengan
kualitas yang diinginkan
Bidang produksi  para manager harus mengusahakan agar
barang dapat diproduksikan dengan teknik-teknik yang
memudahkan pekerjaan pegawai, sehingga dapat diproduksikan
barang dengan biaya, sekecil mungkin dengan kualitas yang baik
dalam jumlah yang diinginkan dan dalam waktu secepat mungkin
Bidang pembelian  para manager harus mengusahakan agar
bahan-bahan dapat dibeli pada tempat yang tepat dengan dengan
waktu yang tepat dengan harga dan layanan yang tepat sehingga
tidak akan mengganggu kegiatan-kegiatan di bidang produksi
Bidang pemasaran  para manager harus mengusahakan agar
hasil-hasil produksinya dapat disalurkan dari saluran-saluran
distribusi yang tepat sehingga harga penjualannya dapat dijangkau
oleh tenaga pembeli kaum konsumen
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
9
5. Tingkat-tingkat Manajer
Top Manager
Board of Manager
(Managing the
Business)
President
(Managing Manager)
Middle Manager
(managing the work)
Supervisory
Manager
Department/
Division Head
Superintendents
General
Foreman
Foreman
(Managing
the workers)
Non
Manager
Operator
Gambar 3. Tingkat-tingkat Manajer & corak-corak kegiatannya
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
10
Skema di atas terlihat bahwa ada tiga tingkatan manajer yaitu:
a. Top Manager/Manajer Tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan.
Yang termasuk dalam golongan ini  anggota-anggota Board
of Manager (Dewan Direksi) & presiden perusahaan
b. Middle Manager/Manajer Menengah. Golongan ini  kepalakepala bagian, kepala-kepala divisi & kepala-kepala seksi
c. Supervisory Manager/First Line Manager Tingkat Pertama.
Golongan ini  kepala mandor dan mandor
Corak kegiatan manajer dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:
1. Board
of
Manager
bergerak
dalam
memimpin
organisasi/perusahaan
keseluruhannya
(managing
the
organization/business)
2. Presiden memimpin para manajer agar terdapat team work
(managing manager)
3. Departemen/Division Heads memimpin pekerja yang meliputi
bidang-bidangnya (managing the work)
4. Superintendent, General Foremen & Foremen memimpin para
pekerja supaya melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
tujuan organisasi/tujuan perusahaan (managing the workers)
6. Tokoh-Tokoh Manajemen
Diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai
sejak tahun 1900.
Menurut caranya memecahkan masalah, maka oleh Beishline
manajemen digolongkan ke dalam tiga kelas yaitu:
1. manajemen konvensional
2. manajemen sistematis
3. manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
11
Manajemen berdasar ilmu pengetahuan langkah-langkah yang
ditempuh sebelum mengambil keputusan  mengumpulkan datadata, menganalisa data-data tsb, mempertimbangkan tujuan dalam
hubungan daripada data-data yang sudah terkumpul, barulah
kemudian menetapkan apa yang menjadi putusan.
Adapun tokoh-tokoh manajemen sbb:
1. Frederich Winslow Taylor (1856 – 1915)
F.W. Taylor  seorang manajer dan penasihat perusahaan
dan merupakan salah seorang tokoh terbesar dari manajemen.
Taylor dianggap  pencipta Scientific Management. Dia
berkata bahwa hakekat Scientific Management: ”A great
mental revolution” atau revolusi mental yang mahabesar,
karena itu menyangkut manajer dan para karyawan.
2. Henry Fayol (1841 – 1925)
Henry Fayol  seorang tokoh manajemen peranannya dapat
disejajarkan dengan F.W. Taylor. Kedua tokoh tersebut
sama-sama berpendapat bahwa ada prinsip-prinsip
manajemen tertentu dan itu dapat diajarkan dan dipelajari.
Perbedaan keduanya, Henry Fayol terfokus perhatiannya
kepada pimpinan tingkat atas. Sedangkan Taylor
menitikberatkan pada pimpinan menengah dan pertama.
3. Robert Owen (1771 – 1858)
Owen  seorang produsen tekstil yang berhasil di
Skotlandia. Mencurahkan perhatiannya baik kepada faktor
produksi mesin maupun faktor produksi tenaga kerja serta
perhatian kepada perombakan struktur masyarakat. dimana
sukses yang diperolehnya dalam bidang kebijaksanaan
personalia menarik perhatian yang besar sungguhpun hanya
sedikit yang mencontohnya.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
12
4. Charles Babbage (1792 – 1871)
Charles Babbage  seorang sarjana matematika Inggris yang
menaruh perhatian ke bidang manajemen. Ia berpendapat
bahwa ada prinsip-prinsip manajemen, dan itu dapat
ditentukan melalui pengalaman. Dia menganjurkan supaya
terjadi pertukaran-pertukaran pengalaman antara para
manajer dan dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
5. Kapten Henry Metcalfe (1847 – 1917)
K.H. Metcalfe  seorang militer tamatan West Point tahun
1868. dalam kegiatannya di bidang militer inilah ia
memajukan dan menerapkan metoda-metoda yang
diciptakannya. Menurut pendapatnya  Science of
administration (ilmu pengetahuan) manajemen, berdasar
kepada prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada
keadaan-keadaan yang beranekaragam. Prinsip dapat
diperoleh dengan pencatatan, observasi, dan membandingkan
6. Henry Robinson Towne (1844 – 1924)
H.R. Towne  pendiri dan presiden daripada Yale dan
Towne Manufacturing Company, selama 48 tahun terus
menerus. Ia menganjurkan  agar para manajer itu
mengadakan pertukaran pengalaman yang diselenggarakan
atau dibantu oleh Organisasi Sarjana Mesin-mesin yang ada
di Amerika ketika itu.
7. Henry Laurence Gantt (1861 – 1919)
Selama bertahun-tahun H.L. Gantt, menjadi asisten
Frederick. W. Taylor, kemudian berdiri sendiri menjadi
seorang konsultan. Dalam berbagai aspek pendapat F.W.
Taylor, ia memberikan titik perhatian kepada unsur manusia
dalam menaikkan produktivitas. Sungguhpun ia tidak
melecehkan peranan penggunaan metoda yang baik dan
kemahiran kerja daripada pegawai. Dalam pembayaran upah
pegawai, Gantt memperkenalkan sistem bonus.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
13
8. Russell Robb (1864 – 1927)
Russell Robb selama 36 tahun bekerja pada Store & Webster
Inc, di Boston, beranggapan bahwa manajemen merupakan
suatu teknik horizontal dan dapat diterapkan pada segala
jenis aktivitas. Ia mengatakan bahwa  para manajer dapat
lebih banyak belajar dari pengalaman berabad-abad dari
organisasi militer, tetapi harus selalu mengingat prinsip
bahasa jenis organisasi yang dipilih tergantung kondisi dan
kepada jenis hasil yang ingin mereka peroleh.
9. Harrington Emerson (1853 – 1931)
Emerson  aktif mengajar dalam perbankan, pembangunan
perumahan, dari perindustrian dan akhirnya membuka biro
konsultan tahun 1901. ia merupakan salesman yang bertaut
dan berusaha sungguh-sungguh mempromosikan prinsipprinsip dan praktek manajemen dalam dunia perusahaan. Ia
berpendapat bahwa prinsip pokok adalah tujuan yang
digambarkan secara jelas.
10. Selain daripada tokoh-tokoh tersebut, sesungguhnya masih
terdapat banyak lagi tokoh-tokoh manajemen lainnya.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
14
BAGIAN 2
PERENCANAAN
1. Batasan Perencanaan
Menurut Newman  ”Planning is deciding in advance what is to
be done”. Perencanaan  penentuan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan
Menurut Louis A. Allen  ”Planning is the determination of a
course of action to achieve a desired result”. Perencanaan 
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang
diinginkan
Menurut Charles Bettleheim  ”A plan emsist of the totality of
arrangements decided upon in order to carry out a project”. Setiap
rencana terdapat 2 elemen:
1. a project, that is an end which one proposes to achieve
2. the arrangement decided upon in order that this end may be
achieved, that is the determination of the means.
Charles B. berpendapat  dalam setiap rencana terdapat 2 elemen
 tujuan & alat yang perlu untuk mencapai tujuan itu.
Beishline menyatakan  fungsi perencanaan memberi jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa, apabila, dimana,
bagaimana & mengapa. Tegasnya:
”...perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (penentuan
waktu secara kualitatif) dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal
itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang harus
bertanggung jawab, mengapa hal itu harus dicapai”.
Koontz dan O’Donnel berkata  ”planning is the function of a
manager which involves the selection from among alternatives of
objectives, policies, procedures and programs”. Perencanaan 
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
15
fungsi seorang manager yang berhubungan dengan pemilihan dari
berbagai alternative daripada tujuan-tujuan, kebijaksanaankebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program.
2. Unsur-unsur Sesuatu Rencana
Umumnya suatu rencana berisikan 6 unsur  The what, The way,
The where, The when, The who dan The how.
Suatu rencana harus menjawab 6 pertanyaan sbb:
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
3. Dimanakah tindakan itu harus dilaksanakan?
4. Kapankah tindakan itu dilaksanakan?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
Dari jawaban pertanyaan diatas, sesuatu rencana harus memuat
hal-hal sbb:
1. Penjelasan & perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkannya,
faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat
dihasilkan.
2. Penjelasan mengapa kegiatan-kegiatan itu harus dikerjakan dan
mengapa tujuan yang tertentu itu yang harus dicapai.
3. Penjelasan tentang lokasi fisik dimana setiap kegiatan harus
dikerjakan sehingga dengan demikian tersedia segala fasilitasfasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu.
4. Penjelasan mengenai waktu-waktu dimulainya pekerjaan dan
diselesaikannya pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian pekerjaan
maupun untuk seluruh pekerja. Disini pula harus ditetapkan
standar waktu untuk mengerjakan baik bagian-bagian pekerjaan
maupun untuk seluruh pekerjaan.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
16
5. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan
pekerjaannya baik mengenai kuantitas, maupun mengenai
kualitas yaitu kualifikasi-kualifikasi pegawai seperti keahlian,
pengalaman, dsb. Disini pula harus dijelaskan authority,
responsibility dan accountability dari masing-masing pegawai.
6. Penjelasan tentang teknik mengerjakan pekerjaan.
Suatu rencana mengandung unsur-unsur sbb:
1. Tujuan perusahaan
2. Politik perusahaan
3. Prosedur
4. Budget
5. Program
Menurut Louis A. Allen, kegiatan-kegiatan pada fungsi
perencanaan terdiri-dari:
1. Meramalkan (forecasting)
2. Menetapkan maksud-maksud tujuan atau establishing objectives
3. Mengacarakan (Programming)
4. Menyusun Tata Waktu (Scheduling)
5. Menyusun Anggaran Belanja (Budgeting)
6. Memperkembangkan prosedur (developing prosedure)
7. Menetapkan dan menafsirkan kebijaksanaan (Establishing &
interpreting policy)
3. Sifat Sesuatu Rencana yang Baik
Suatu rencana yang baik, harus mengandung sifat-sifat sbb:
1. pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang/jelas.
2. fleksibel
3. mempunyai stabilitas
4. ada dalam perimbangan
5. meliputi semua tindakan yang diperlukan
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
17
4. Proses Pembuatan Rencana
Untuk membuat suatu rencana ada beberapa tindakan / langkahlangkah yang harus dilalui sbb:
1. menetapkan tugas dan tujuan
2. mengobservasi dan menganalisa
3. mengadakan kemungkinan-kemungkinan
4. membuat sintesa
5. menyusun rencana
5. Siapa Pembuat Rencana
Pembuat rencana dapat ditugaskan kepada:
a. Panitia Perencana
b. Bagian Perencanaan
c. Tenaga Staf
6. Tujuan Perusahaan
Dalam menetapkan tujuan perusahaan tidaklah mudah, karena
sering sekali kedapatan beberapa tujuan yang satu sama lain adalah
sama-sama penting.
Misalnya sebuah perusahaan mempunyai tujun sbb:
a. Tempat yang terbaik untuk bekerja
b. Perusahaan yang menjual hasil produksi semurah mungkin
c. Perusahaan yang baik, untuk penanaman modal dan
d. Perusahaan yang membantu pemerintah dalam merealisasikan
pembangunan lima tahun
7. Klasifikasi Tujuan-tujuan
Menurut R.C. Davis, klasifikasi tujuan-tujuan baik dalam kalangan
ketentaraan maupun dilingkungan industri dijadikan pedoman sbb:
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
18
A. Primair
Tujuan-tujuan pengabdian:
a. Tujuan-tujuan organisasi:
3. Umum
4. Besar
5. Kecil
6. Perorangan
b. Tujuan-tujuan operasi dalam penyelesaian proyek tertentu:
1. Perantara
2. Terakhir
B. Kolateral
1. Tujuan-tujuan Sosial Kolateral
2. Tujuan-tujuan Pribadi
a. perseorangan
b. rombongan
C. Sekunder
1. Ekonomi
2. Efektivitas
8. Peranan Tujuan pada Tugas-tugas Pemimpin
Tujuan Perusahaan merupakan hal yang penting dalam
pelaksanaan tugas-tugas planning, organizing, staffing, directing
dan controlling.
Tujuan perusahaan merupakan alat atau standar bagi mereka yang
mengawasi pelaksanaan tugas-tugas daripada bawahan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Newman, ”Goals are a sine qua
non for administrative control”, maka dengan demikian tujuan itu
memberikan sumbangannya baik dalam proses perencanaan, dalam
proses pelaksanaan maupun dalam proses pengawasan.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
19
BAGIAN 3
PENGORGANISASIAN
1. Pengertian Organisasi
Perkataan organisasi, berasal dari istilah Yunani ”organon”, dan
istilah Latin ”organum” yang dapat berarti: alat, bagian, anggota
atau badan.
Menurut James D. Mooney, Organisasi  bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Menurut Chester I. Barnard, Organisasi  suatu sistem daripada
aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Beberapa penulis mengemukakan bahwa ada 3 ciri dari suatu
organisasi yaitu:
1. Adanya sekelompok orang-orang,
2. Antar hubungan terjadi dalam suatu kerjasama yang harmonis,
3. Kerjasama didasarkan atas hak, kewajiban atau tanggung
jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi itu
dapat didefinisikan sbb:
1. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang
bekerjasama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan
tertentu.
2. Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran
secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari
orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai
sesuatu tujuan.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
20
2. Organisasi Formal dan Informal
Organisasi Statis (sering disebut Bagan Organisasi/Ranji
organisasi/Skema organisasi)  gambaran secara skematis tentang
hubungan-hubungan kerjasama dan orang-orang yang terdapat
dalam suatu badan dalam rangka usaha mencapai sesuatu tujuan.
Organisasi Dinamis  setiap kegiatan yang berhubungan dengan
usaha
merencanakan
skema
organisasi,
mengadakan
departementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung
jawab orang-orang dalam suatu badan.
Organisasi Formal (sebenarnya tidak lain daripada Organisasi
Statis)  suatu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih dan dikoordinir dengan sadar untuk mencapai sesuatu
tujuan tertentu.
Organisasi informal  kumpulan hubungan antarperseorangan
tanpa tujuan bersama yang disadari, meskipun pada akhirnya
hubungan-hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama
Ciri-ciri organisasi ada tiga yakni:
a. Sekelompok orang
b. Kerjasama atau pembagian pekerjaan dan
c. Tujuan bersama
3. Bentuk-bentuk Organisasi
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
a. Bentuk organisasi Garis  bentuk organisasi yang tertua dan
paling sederhana  diciptakan oleh Henry Fayol  Prancis 
sering disebut organisasi militer karena digunakan pada zaman
dahulu di kalangan militer.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
21
Ciri-ciri bentuk organisasi garis  organisasi masih kecil,
jumlah karyawan sedikit dan saling kenal serta spesialisasi kerja
masih belum begitu tinggi.
Kebaikan:
1. kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pimpinan
berada diatas satu tangan.
2. proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena
jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit atau
tidak ada sama sekali.
3. rasa solidaritas di antara karyawan umumnya tinggi karena
saling mengenal.
Keburukan:
1. seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang
sehingga kalau seorang itu tidak mampu, seluruh organisasi
akan terancam kehancuran.
2. adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis
3. kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas
b. Bentuk organisasi Fungsional
Bermula diciptakan oleh F.W. Taylor  dimana segelintir
pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap
atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
Kebaikan:
1. pembidangan tugas-tugas jelas
2. spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan
semaksimal mungkin
3. digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai
dengan fungsi-fungsinya
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
22
Keburukan:
1. karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan tour of duty
2. para karyawan telah mementingkan bidangnya, sehingga
sukar dilaksanakan koordinasi
c. Bentuk organisasi Garis dan Staf
Umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas,
dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta
rumit, serta jumlah karyawannya banyak. Terdapat satu atau
lebih tenaga staf (orang yang ahli dalam bidang tertentu yang
tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidangnya kepada
pimpinan dalam organisasi tersebut  diciptakan oleh
Harrington Emerson.
Kebaikan:
1. dapat digunakan oleh setiap organisasi besar apapun
tujuannya, betapapun luas tugasnya dan betapapun kompleks
susunan organisasinya
2. pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat
diambil, karena adanya staf ahli
3. perwujudan ”the right man in the right place” lebih mudah
dilaksanakan
Keburukan:
1. karena karyawan tidak lagi saling mengenal, solidaritas sukar
diharapkan
2. karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi koordinasi
kadang-kadang sukar diterapkan
d. Bentuk organisasi Fungsional dan Staf  kombinasi dari bentuk
organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf.
Kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini  kebaikan
dan keburukan dari bentuk organisasi yang dikombinasikan.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
23
4. Prinsip-prinsip Organisasi
Asas-asas/prinsip-prinsip organisasi sbb:
1. Perumusan tujuan dengan jelas
2. Pembagian kerja
3. Delegasi kekuasaan (delegation of authority)
4. Rentangan kekuasaan
5. Tingkat-tingkat Pengawasan
6. Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab (Unity of Command
and Responsibility)
7. Koordinasi
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
24
BAGIAN 4
DEPARTEMENTASI
Tindakan pertama dalam mengorganisir  departementasi
Istilah lain yang sering digunakan Misalnya: departementation,
divisionalization, grouping activities, pembagian pekerjaan dll.
Dasar-dasar departementasi dapat dibeda-bedakan sebagai berikut:
a. dasar territorial (daerah)
departementasi atas dasar territorial, dimaksud membagi-bagi
kegiatan berdasar daerah geografis. Jadi segala kegiatankegiatan yang dilakukan pada suatu daerah tertentu,
digolongkan menjadi suatu kesatuan yang diawasi oleh
seorang atasan.
b. dasar produksi
departementasi atas dasar produksi, terjadi bilamana kegiatan
pimpinan itu dibagi-bagi atas dasar produksi, hasil atau servis
yang diberikan atau dijual.
c. dasar langganan
pembagian pekerjaan atas dasar langganan yang dilayani,
disebut penggolongan kegiatan atas dasar langganan. Hal
seperti ini kita dapati pada perusahaan-perusahaan yang
menjual barang-barang secara besar-besaran, dimana kita
jumpai ada bagian yang mengurus langganan pemerintah,
pedagang besar dan pedagang eceran.
d. Dasar fungsi
Keuntungan dari departementasi atas dasar fungsi 
keuntungan yang diakibatkan karena adanya spesialisasi.
Masing-masing orang yang bertugas dalam tiap-tiap bagian
memusatkan perhatiannya kepada bagiannya itu saja, dan
akibatnya dari mereka dapat diharapkan adanya keahlian
yang mendalam dalam lapangan masing-masing.
e. dasar Proses, Perkakas dan Waktu
penggolongan aktivitas atas dasar proses berarti bahwa
aktifitas dibagi atas urutan-urutan pelaksanaannya.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
25
BAGIAN 5
STAF DAN PANITIA
Staf  setiap petugas yang khususnya diangkat untuk memberi
layanan dan nasihat kepada manajer di dalam sesuatu organisasi di
dalam sesuatu bidang khusus yang menjadi keahliannya.
Panitia  sejumlah orang yang diangkat atau dipilih untuk
berkumpul pada suatu dasar tersusun (organized basic) guna
mempertimbangkan soal-soal yang diajukan kepadanya.
Tugas-Tugas Staf
Tugas staf menurut Moony dan Reily, disebutkannya sbb:
”Fungsi staf dalam organisasi  pengabdian yang berupa pemberi
pendapat atau nasihat, sesuatu fungsi yang dapat dibedakan dari
fungsi kekuasaan atau komando. Pengabdian itu mempunyai tiga
taraf yang timbul dalam hubungan yang terjalin jelas. Taraf-taraf
tersebut memberikan keterangan, memberi pendapat dan
mengawasi.
Beishline berkata sbb:
”salah satu tujuan organisasi staf  memungkinkan spesialisasi
dalam manajemen. Tetapi anggota-anggota staf tidak boleh
memberi perintah langsung kepada anggota-anggota organisasi,
kecuali kepada anggota-anggota bagian staf mereka sendiri, oleh
karena mereka tidak memiliki kekuasaan memberi komando.
Kualifikasi Seorang Staf
Beishline, mengajukan enam pokok hal sebagai kualifikasi seorang
staf, yaitu:
1. pengetahuan yang luas tentang organisasi badan atau
perusahaan dimana ia bekerja.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
26
2. mempunyai sifat-sifat pribadi seperti kesetiaan, tenaga yang
besar, kesehatan, inisiatif, pertimbangan yang baik dan
kepandaian bergaul.
3. mempunyai semangat kerjasama yang ramah tamah
4. kestabilan emosi dan tingkah laku yang sopan
5. kesederhanaan
6. kemauan baik dan optimisme
Jenis-Jenis Staf
Atas dasar penggolongan, maka staf dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Specialist Staff atau Staf Khusus
2. Personnel Staff atau Staf Pribadi
Sifat khusus daripada specialist staff sbb:
1. ia terbatas dalam pemberian nasihat dan bantuan dan tidak
mempunyai kekuasaan terhadap elemen-elemen lain dalam
organisasi.
2. nasihat dan bantuan yang diberikannya ditujukan kepada
seluruh bagian-bagian atau seksi-seksi dan pula kepada staf
lain.
3. ia memberikan nasihat dan bantuan untuk suatu lapangan
tertentu, jadi misalnya untuk bidang hukum atau bidang
marketing dan lain sebagainya.
Panitia
Panitia sinonim  dewan, senat, majelis, komisi committee,
board, commission, task group court, dan satuan tugas (satgas)
Sebuah panitia dapat berposisi lini dapat pula berposisi staf,
tergantung daripada tugas-tugas panitia tersebut. Panitia yang
bertugas sebagai penasihat atau pelayan bagi unsur lain di dalam
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
27
organisasi, terang berposisi staf, sebaliknya panitia yang
melakukan tugas-tugas pemimpin yakni yang mengambil decision
berposisi sebagai lini.
Kebaikan-Kebaikan Panitia
Kebaikan yang utama dari pembentukan panitia dalam sebuah
perusahaan  memungkinkan adanya pertimbangan dan putusan
yang merupakan grup judgement yaitu pendapat atau timbangan
golongan.
Keburukan-Keburukan Panitia
Keburukan yang utama  disamping menambah biaya
administrasi, tetapi kemungkinan pekerjaan atau tugas terlalu lama
dikerjakan (untuk mengambil keputusan dibutuhkan waktu yang
agak lama, karena sebelum panitia mengambil keputusan, terlebih
dahulu diadakan penyelidikan dan harus meminta pendapat dari
setiap mereka yang menjadi anggota dari panitia yang
bersangkutan.
Bila Panitia Diperlukan
Panitia itu perlu ada bilamana:
1. dibutuhkan informasi yang perlu dari berbagai bagian, yang
dianggap perlu untuk mencapai putusan yang sehat.
2. keputusan yang akan diambil itu demikian pentingnya, sehingga
dianggap perlu untuk mengetahui pendirian-pendirian dari
beberapa orang yang dianggap kompeten.
3. Pelaksanaan hendaknya berhasil. Berhasilnya pelaksanaan itu
tergantung sekali atas pengertian dan meresapnya rencana
tersebut bagi mereka yang akan melaksanakannya.
4. diperlukan koordinasi antara beberapa bagian, agar supaya
dapat menjamin koordinasi yang efisien. Koordinasi itu dapat
sebaik-baiknya diselenggarakan melalui sistem panitia.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
28
Bila Panitia Tidak Perlu
Newman berpendapat, bahwa panitia itu tidak perlu ada di dalam
hal sebagai berikut:
1. bilamana diperlukan putusan yang cepat
2. bilamana putusan itu tidak begitu penting
3. bilamana orang yang cakap tidak diperoleh
4. bilamana persoalan itu adalah soal pelaksanaan, dan bukan
merupakan putusan pokok.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
29
BAGIAN 6
DELEGASI
Unsur-unsur Delegasi
Dengan delegasi kita artikan kegiatan seorang manajer untuk
menugaskan bawahannya untuk mengerjakan bagian daripada
tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu yang bersamaan
memberikan kekuasaan kepada bawahan tersebut, sehingga
bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik-baiknya
atau dapat mempertanggungjawabkan hal-hal yang dideleger
kepadanya.
Dalam proses delegasi terdapat tiga unsur yaitu:
Tugas, kekuasaan, dan pertanggungjawaban
authority dan accountability).
(responsibility,
Tahap pertama seorang manajer dalam proses delegasi, memberi
tugas (responsibility) dan kekuasaan (authority) kepada bawahan.
Tugas atau Responsibility  pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan oleh seorang pada sesuatu jabatan tertentu.
Kekuasaan atau outhority  hak atau wewenang untuk
memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya
itu.
Tahap kedua bawahan yang menerima tugas dan kekuasaan dari
manajer tersebut, melaksanakan tugas dengan mempergunakan
kekuasaan yang diterimanya
Tahap ketiga bawahan memberikan pertanggungjawaban
(accountability) kepada orang yang mendeleger tugas dan
kekuasaan tersebut.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
30
Pertanggungjawaban  pemberian laporan bagaimana tugas-tugas
dilaksanakan dan cara bagaimana kekuasaan dipakai.
Delegasi yang Efektif
Salah satu hal yang amat penting dalam masalah delegasi 
bagaimana supaya delegasi itu efektif. Untuk mencapai hal itu ada
beberapa hal yang dapat dipedomani:
1. unsur delegasi harus lengkap dan jelas. Seorang manajer yang
mendeleger harus memperhatikan ketiga unsur delegasi dan
memberi penjelasan akan masing-masing unsur delegasi
tersebut.
2. manajer harus mendeleger kepada orang yang tepat. Tepat
tidaknya seseorang untuk menerima delegasi dapat diketahui
bila ia sudah memenuhi kualifikasi fisik dan psikis sebagai
dibutuhkan oleh jabatannya.
3. manajer yang mendeleger harus memberikan peralatan yang
cukup dan mengusahakan keadaan sekitar yang efisien. Untuk
dapat melaksanakan sesuatu tugas dengan baik, perlulah
seseorang itu mempunyai peralatan yang cukup, selanjutnya
keadaan sekitar tempat dimana seseorang melaksanakan
tugasnya mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang dalam
melaksanakan tugasnya.
4. manajer yang mendeleger harus memberikan insentif. Agar
seseorang mau melaksanakan sesuatu tugas sebaik-baiknya,
maka kepadanya harus diberi insentif atau perangsang.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
31
BAGIAN 7
MEMPEROLEH PEGAWAI
Fungsi personalia meliputi tugas-tugas memperoleh pegawai,
memajukan pegawai dan memanfaatkan pegawai.
Fungsi memperoleh pegawai meliputi tugas-tugas menganalisa
jabatan, menyeleksi pegawai dan memperkenalkan pegawai ke
dalam perusahaan.
Analisa Jabatan
Suatu usaha untuk mendapatkan keterangan-keterangan terperinci
tentang sesuatu jabatan, terutama mengenai hal-hal sebagai
berikut:
1. Apa yang pegawai kerjakan pada jabatan itu
2. wewenang dan tanggung jawab pegawai
3. perkakas yang dipergunakan
4. kondisi-kondisi pekerjaan dan bahaya-bahaya yang in haerent
5. latihan dan pendidikan yang dibutuhkan
6. besarnya upah, lama jam kerja, kemungkinan promosi, dll.
Tiga metoda pengumpulan informasi guna menetapkan kualifikasi
seorang pejabat tertentu:
1. penyusunan daftar pertanyaan
2. menginterview petugas
3. mengadakan penilaian oleh penganalisaan jabatan
Sumber-sumber Pegawai
Sumber-sumber pegawai bagi suatu perusahaan, dapat digolongkan
atas sumber-sumber sbb:
1. dari dalam perusahaan itu sendiri
2. teman-teman pegawai perusahaan
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
32
3.
4.
5.
6.
jawatan penempatan tenaga
lembaga-lembaga pendidikan
melalui advertensi
sumber-sumber lain
Seleksi Pegawai
Pada umumnya proses seleksi pegawai itu sbb:
1. pengisisan formulir-formulir
2. tes psychologi
3. wawancara
4. referensi
Formulir isian memuat untuk diisi keterangan-keterangan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. keterangan pengenal seperti: nama, alamat dan nomor telepon.
2. keterangan perorangan seperti: kawin, belum kawin, umur,
tanggungan, jumlah saudara, tempat dan alamat orang tua.
3. keterangan fisik seperti: tinggi, berat, kesehatan, cacat dan
sebagainya.
4. pendidikan
5. pengalaman
6. keterangan lain-lain seperti hobby, keanggotaan dalam
organisasi dan sebagainya.
Secara garis besar jenis tes dapat digolongkan kedalam lima
golongan besar yaitu:
1. Achievements tests  bermaksud mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh seorang pelamar pada saat ia melamar.
2. Aptitude tests  bermaksud mengukur kesanggupan atau bakat
seorang calon pegawai.
3. Intelligence tests  biasanya juga disebut mental ability tests,
mengukur aspek-aspek inteligensia seseorang.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
33
4. Interest tests  segala jenis tes-tes psychologi yang bermaksud
menentukan aktivitas mana yang paling menarik perhatian
seorang calon pegawai.
5. Personality tests  segala jenis tes-tes yang bermaksud
menentukan sifat kepribadian seseorang calon pegawai.
Wawancara modern (wawancara berencana) mengandung 5 pokok
hal:
1. Orang yang bertugas menginterview bekerja atas dasar
kualifikasi yang tercantum dalam analisa jabatan
2. Si penginterview mengetahui pertanyaan apa yang akan
diajukannya, artinya telah direncanakan terlebih dahulu apa
yang akan ditanyakan kepada calon pegawai
3. Orang yang bertugas menginterview telah mendapat latihan
dalam teknik menginterview
4. Orang yang bertugas menginterview, memiliki sifat-sifat
obyektif dalam menginterpretasikan dan menilai keteranganketerangan yang diperoleh dari calon pegawai
5. Orang yang bertugas menginterview adalah ahli dalam soal
menginterview
Memperkenalkan Pegawai
Memberikan gambaran keseluruhan berarti memberikan penjelasan
kepada pegawai baru, terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
1. sejarah perusahaan
2. barang-barang yang dihasilkan perusahaan
3. struktur organisasi perusahaan
4. tata kerja dalam perusahaan
5. pedoman-pedoman tentang kesejahteraan pegawai
6. pedoman-pedoman tentang kemungkinan promosi
7. dan lain sebagainya
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
34
BAGIAN 8
MEMAJUKAN PEGAWAI
Latihan-latihan untuk memajukan pegawai dapat dibedakan atas:
1. Memperkenalkan pegawai ke dalam perusahaan
2. Melatih pegawai-pegawai baru
3. Melatih pegawai yang akan dipromosikan
4. Melatih para manajer
Untuk para manajer ada berbagai macam cara latihan yaitu:
1. cara konferensi  dilaksanakan dengan mengumpulkan
pengikut latihan. Mereka bersama-sama membicarakan sesuatu
masalah yang mereka hadapi bersama dalam praktek seharihari. Dengan cara ini para pengikut latihan belajar menghargai
pendapat orang-orang lain.
2. cara berkuliah  dilaksanakan dengan jalan si pelatih memberi
kuliah kepada para pengikut latihan.
3. cara rotasi jabatan  direalisasikan dengan mengerjakan para
manajer tersebut diberbagai bagian perusahaan, silih berganti
dari bagian yang satu kebagian lainnya.
4. cara metoda kasus  direalisasikan dengan membagi-bagikan
beberapa peristiwa perusahaan kepada pengikut latihan untuk
dipelajari di rumah atau di dalam kelas.
5. cara proses insiden  hampir sama dengan cara keempat, hanya
perbedaannya kalau pada cara pertama seluruh data-data
mengenai peristiwa bersangkutan sudah ada dalam peristiwa
perusahaan, maka pada cara yang terakhir hanya peristiwanya
(insidennya) yang diberikan.
Promosi
Promosi  memberi kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih
besar kepada bawahan dari pada kekuasaan dan tanggung jawab
sebelumnya adalah salah satu usaha untuk memajukan pegawai.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
35
Promosi  salah satu motivasi bagi para pegawai untuk
menunjukkan prestasi-prestasinya yang besar.
 Pada umumnya dasar tindakan promosi haruslah hasil yang
tertulis pada daftar penilaian kecakapan pegawai yang
bersangkutan.
Pemindahan
Baik pemindahan karena keinginan pimpinan ataupun sematamata karena keinginan pegawai pada umumnya bertujuan
memajukan pegawai.
Replacement transfer misalnya:  pemindahan pegawai yang
sudah lama masa dinasnya kedepartemen yang lain dalam jabatan
yang sama untuk menggantikan pegawai yang masa dinasnya
masih sedikit dan yang diberhentikan tidaklah dimaksudkan untuk
memajukan pegawai. Demikian juga pada jenis Temporary transfer
 pemindahan sementara pegawai untuk memangku jabatan orang
lain karena orang lain itu berhalangan datang tidaklah
dimaksudkan untuk memajukan pegawai yang dipindahkan itu.
Penilaian Kecakapan
Penilaian kecakapan  penilaian secara sistematik terhadap
seseorang pegawai oleh atasannya atau oleh beberapa orang yang
cakap yang mengetahui benar cara melaksanakan tugas pegawai
yang dinilai.
Dewasa ini penilaian kecakapan secara obyektif adalah sukar,
terutama karena sebab sbb:
1. Sukar menetapkan ukuran penilaian
2. Sukar menetapkan kualitas apa yang harus dinilai dari
pelaksanaan pekerjaan pegawai untuk menyatakan cakap
tidaknya.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
36
Menurut Neuner ada tiga kemungkinan yang melakukan penilaian
kecakapan, yakni:
1. Penilaian kecakapan oleh atasan langsung kemudian direvisi
oleh kepala bagian.
2. Penilaian kecakapan oleh atasan langsung dengan dibantu oleh
satu atau dua orang pembantunya.
3. Penilaian kecakapan oleh atasan langsung dan jika tidak
memuaskan dibuat suatu verifikasi dengan melakukan penilaian
kecakapan sekali lagi oleh satu atau dua orang teman pegawai
yang bersangkutan.
Menurut kedudukan penilai, pendapat lain mengemukakan bahwa
penilaian kecakapan dapat dibedakan atas penilaian vertikal dan
horizontal.
Penilaian vertikal ada dua yakni:
Penilaian dilakukan oleh atasan dan penilaian dilakukan oleh
bawahan terhadap atasan.
Penilaian horizontal  penilaian yang dilakukan oleh teman-teman
setingkat.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
37
BAGIAN 9
MEMANFAATKAN PEGAWAI
Memajukan pegawai  setiap kegiatan pimpinan untuk menambah
keahlian, efisiensi bawahan di dalam melaksanakan tugas-tugasnya
dan menempatkan ia pada jabatan yang setepat-tepatnya.
Memanfaatkan pegawai  kegiatan pimpinan yang bermaksud
untuk mempekerjakan pegawai yang memberi prestasi besar atau
menguntungkan ke dalam perusahaan.
Ada dua aspek fungsi memanfaatkan pegawai  mempekerjakan
pegawai yang memberi manfaat bagi perusahaan dan tidak
mempekerjakan pegawai yang tidak bermanfaat bagi perusahaan.
Pemberhentian
Pemberhentian pegawai dapat terjadi karena keinginan pegawai,
karena keinginan pimpinan perusahaan, dapat pula karena
meninggalnya pegawai dan karena penetapan dalam perjanjian
kerja antara perusahaan dengan buruh (pegawai).
Perusahaan terpaksa memberhentikan pegawainya karena alasan
utama, yaitu pegawai tersebut tidak bermanfaat bagi perusahaan
baik ditinjau dari sudut material maupun dari sudut moral
perusahaan.
Pemensiunan
Salah satu tindakan yang paling lunak kepada pegawai yang parasit
kepada perusahaan ialah dengan jalan pemensiunan. Di
perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia, pemensiunan sebagai
suatu tindakan memanfaatkan pegawai perusahaan belumlah
umum dianut. Lain halnya pada sementara perusahaan-perusahaan
negara dan pada pegawai-pegawai negeri di Indonesia.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
38
Motivasi
Salah satu aspek memanfaatkan pegawai  pemberian motivasi
kepada pegawai (pemberian kegairahan bekerja).
Jenis-jenis insentif itu dapat digolongkan ke dalam tiga golongan
yaitu:
1. material incentive (segala daya perangsang yang dapat dinilai
dengan uang)
2. semi material incentive
3. nonmaterial incentive (semua jenis perangsang yang tidak dapat
dinilai uang mis: penempatan yang tepat, latihan sistematik,
promosi yang obyektif, pekerjaan yang terjamin, turut sertanya
wakil-wakil pegawai dalam pengambilan keputusan-keputusan
di dalam perusahaan, kondisi-kondisi pekerjaan yang
menyenangkan, pemberian informasi tentang perusahaan,
fasilitas-fasilitas, rekreasi, penjagaan kesehatan, perumahan
dsb.)
Upah, sebagai salah satu insentif
Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan
tingkat upah seorang pegawai yaitu:
1. pendidikan
2. pengalaman
3. tanggungan
4. kemampuan perusahaan
5. keadaan ekonomi
6. kondisi-kondisi pekerjaan
realisasi keadilan dalam pemberian upah dalam sesuatu perusahaan
dapat dimungkinkan dengan tindakan job evaluation, atau
penilaian jabatan.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
39
BAGIAN 10
MEMBERI PERINTAH
Tujuan utama dalam pemberian perintah oleh atasan kepada
bawahan  untuk mengkoordinir kegiatan bawahan, agar kegiatan
masing-masing bawahan yang beraneka macam itu terkoordinir
kepada suatu arah yaitu kepada tujuan perusahaan.
Memerintah bawahan  salah satu alat berkomunikasi antara
pimpinan dan bawahan, juga bermaksud memberikan pendidikan
kepada bawahan itu sendiri.
Definisi Perintah
Suatu perintah  suatu instruksi resmi dari seorang atasan kepada
bawahan untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu,
guna merealisasi tujuan kepada realisasi tujuan perusahaan.
Ada empat unsur suatu perintah:
1. instruksi resmi
2. dari atasan kepada bawahan
3. mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu hal
4. realisasi tujuan perusahaan
Sesuatu perintah  sesuatu instruksi resmi, baik berbentuk lisan
ataupun tulisan.
Salah satu unsur penting dari suatu perintah  bahwa perintah itu
mempunyai tujuan akhir merealisasi tujuan perusahaan.
Seorang sarjana besar berkata bahwa tujuan besar fungsi memberi
komando  mengkoordinasikan usaha berbagai unsur organisasi
dengan cara yang seefektif-efektifnya untuk mencapai tujuan.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
40
Komunikasi dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
Komunikasi vertikal  proses menyampaikan sesuatu warta dari
pihak pimpinan kepada pihak pegawai atau sebaliknya.
Komunikasi vertikal dapat dibedakan atas dua:
Komunikasi ke bawah  diwujudkan oleh pimpinan dengan jalan
pemberian perintah atau dengan jalan pemberian petunjuk.
Komunikasi ke atas  diwujudkan dengan pemberian laporanlaporan oleh bawahan kepada atasan.
Komunikasi horizontal  menjamin hubungan yang baik antara
pimpinan yang setingkat dan diwujudkan dengan mengadakan
pertemuan-pertemuan secara berkala.
Dalam dua hal, Perintah dapat diberikan dalam bentuk lisan
apabila:
1. tugas yang diberikan itu merupakan tugas yang sederhana.
2. dalam keadaan darurat
Perintah lisan dapat juga dipergunakan dalam keadaan-keadaan
sbb:
1. bawahan yang diperintah sudah pernah mengerjakan perintah
itu
2. perintah itu dapat selesai dalam waktu singkat
3. bila dalam mengerjakan tugas itu ada kekeliruan, tidak akan
membawa akibat yang besar.
4. untuk menjelaskan perintah tertulis.
5. bila bawahan yang diperintah adalah buta huruf.
Meskipun pemakaian perintah lisan itu adalah terbatas, tetapi harus
dinyatakan bahwa perintah lisan mengandung beberapa sifat
kebaikan:
1. tidak membutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkannya.
2. mempunyai kemungkinan untuk menjelaskan hal-hal yang
kurang jelas.
3. dapat dipergunakan kepada banyak orang.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
41
Kekurangan yang utama dari perintah lisan  bahwa dia tidak
sebegitu dipersiapkan atau direncanakan. Tambahan pula perintah
lisan itu terlalu fleksibel.
Perintah tertulis mengandung kebaikan-kebaikan sebagai berikut:
1. perintah tertulis dapat mudah diperiksa guna memelihara
kebenaran.
2. adanya perintah tertulis menyebabkan orang yang menerima
perintah mengetahui benar tanggung jawabnya.
3. perintah tertulis merupakan cara terbaik untuk menjamin
persamaan dan keserupaan pelaksanaan di seluruh unsur
organisasi.
Beberapa keburukan daripada perintah tertulis yakni:
1. memakan waktu
2. menelan biaya
3. mengandung infleksibilitas
Pada umumnya perintah tertulis dapat diberikan dalam hal-hal sbb:
1. pada pekerjaan yang ruwet, memerlukan keterangan detail,
angka-angka yang pasti dan teliti.
2. bila pegawai yang diperintah berada di tempat lain.
3. jika pegawai yang diperintah sering lupa
4. jika tugas yang diperintahkan itu berlangsung dari suatu bagian
ke bagian lain.
5. jika dalam pelaksanaan perintah itu, kesalahan yang terjadi
dapat menimbulkan akibat yang besar.
Perintah itu dapat pula digolong-golongkan berdasar atas macammacam situasi maupun penerima perintah sbb:
1. jenis demand, hendaknya dihindarkan, kecuali dalam keadaan
darurat atau luar biasa. Perintah semacam ini dapat memperoleh
tindakan yang segera daripada pegawai yang luntur
semangatnya. Dalam keadaan yang normal pemberian perintah
semacam ini hanya akan menimbulkan suasana yang tegang.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
42
2. jenis request, sering diberikan dalam situasi kerja normal.
Perintah semacam ini akan lebih berhasil jika diberikan kepada
pegawai-pegawai yang berpengalaman atau kepada pegawaipegawai yang mudah tersinggung.
3. jenis suggestion, kerapkali diberikan untuk mendorong
timbulnya inisiatif, pula dalam hal kita menghadapi pegawaipegawai yang kompeten dan pegawai-pegawai yang segera mau
menerima tanggung jawab.
4. jenis volunteer, sering diberikan untuk tugas-tugas dimana
pegawai-pegawai biasanya enggan untuk melaksanakannya,
misalnya tugas-tugas pada waktu pegawai sedang beristirahat.
Prinsip-prinsip perintah sbb:
1. perintah harus jelas
2. perintah diberi satu persatu
3. perintah harus positif
4. perintah harus diberikan kepada orang yang tepat
5. perintah harus erat dengan motivasi
6. perintah satu aspek berkomunikasi.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
43
BAGIAN 11
PENGAWASAN
Arti dan Tujuan Pengawasan
Perencanaan berhubungan erat dengan fungsi pengawasan, karena
dapat dikatakan rencana itulah sebagai standar atau alat
pengawasan bagi pekerjaan yang sedang dikerjakan.
George R. Terry mengemukakan, ” Control is to determine what is
accomplished, evaluate it, and apply corrective measures, if
needed, to insure result in keeping with the plan.
Newman mengatakan, ”Control is assurance that the performance
conform to plan”.
Henry Fayol mengatakan, ”Control consist in verifying whether
everything occure in conformity with the plan adopted, the
instruction issued and principles established. It has for object to
point out weaknesses and errors in order to reactivity them and
prevent recurrance. It operate in everything peoples, actions”.
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya
dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Tujuan utama pengawasan  mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan.
Pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuanpenemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya
baik pada waktu itu atau pun waktu-waktu yang akan datang.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
44
Prinsip-prinsip pengawasan
Dua prinsip pokok, yang merupakan suatu conditio sine qua non
bagi suatu sistem pengawasan yang efektif  adanya rencana
tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi, serta
wewenang-wewenang kepada bawahan.
Suatu sistem pengawasan haruslah pula mengandung prinsipprinsip berikut:
1. dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari
kegiatan-kegiatan yang harus diawasi
2. dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan
3. fleksibel
4. dapat mereflektir pola organisasi
5. ekonomis
6. dapat dimengerti
7. dapat menjamin diadakannya tindakan korektif
Tujuan utama dari pengawasan  mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan.
Suatu sistem pengawasan adalah efektif, bilamana sistem
pengawasan itu memenuhi prinsip fleksibilitas. Ini berarti bahwa
sistem pengawasan itu tetap dapat dipergunakan, meskipun terjadi
perubahan-perubahan terhadap rencana di luar dugaan.
Suatu sistem pengawasan barulah dapat dikatakan efektif, bila
dapat segera melaporkan kegiatan-kegiatan yang salah, dimana
kesalahan-kesalahan itu terjadi, dan siapa yang bertanggung jawab
akan terjadinya kesalahan tersebut.
Jenis-jenis Pengawasan
Ada empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan yakni:
1. waktu pengawasan
2. obyek pengawasan
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
45
3. subyek pengawasan
4. cara mengumpulkan fakta-fakta guna pengawasan
Cara-cara Mengawasi
Ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-fakta yaitu:
1. peninjauan pribadi
2. interview atau lisan
3. laporan tertulis
4. laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa.
Cara-cara Membuat Laporan Guna Pengawasan
James Williamson, ada tujuh landasan pokok dalam penulisan
laporan sbb:
1. jelas
5. tulus
2. lengkap
6. mengandung kepribadian
3. ringkas
7. teliti
4. sopan
John C. Johnson, ada lima pedoman pokok dalam menyusun suatu
laporan yaitu:
1. periksalah semua fakta-fakta yang dibutuhkan sebelum
membuat laporan
2. aturlah keterangan-keterangan itu sebaik mungkin
3. laporan harus singkat tetapi lengkap
4. pergunakanlah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
5. cantumkanlah badan-badan yang dapat membantu atasan untuk
mendapat gambaran yang lebih jelas.
Ada lima unsur penting dari sesuatu laporan yaitu:
1. judul
2. daftar isi dan intisari
3. ringkasan
4. tubuh laporan dan
5. appendix
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
46
BAGIAN 12
PROSES PENGAWASAN
Proses pengawasan dimana pun juga atau pengawasan yang
berobyekkan apa pun juga terdiri dari fase sbb:
1. menetapkan alat pengukur (standart) atau cut point.
2. mengadakan penilaian (evaluate)
3. mengadakan tindakan perbaikan (corrective action)
1. Menetapkan Alat Pengukur (standard)
Bila kita bermaksud mengukur sesuatu/menilai sesuatu, maka
tugas itu baru bisa dilaksanakan apabila kita mempunyai alat
pengukur sesuatu itu. Misalnya:
Bila kita bermaksud mengukur panjang, kita pergunakan alat
pengukur: meter, kilometer, dsb. Bila kita bermaksud mengukur
berat, kita pergunakan kilogram/gram, dsb.
Bila kita mau mengukur/menilai pelaksanaan atau hasil pekerjaan
bawahan, kita harus mempunyai alat penilai alat pengukur/standar.
Alat penilai/alat pengukur nilai (kuantitas, kualitas). Alat penilai
itu harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum bawahan
melaksanakan pekerjaannya dan bawahan harus mengetahui benar
alat penilai (standar) yang dipergunakan atasannya untuk menilai
pekerjaannya. Dan syarat lainnya  bahwa bawahan mengerti
benar apa yang menjadi tanggung jawabnya (principles of job
definition).
Jenis-jenis standar itu dapat kita golongkan ke dalam tiga golongan
besar yaitu:
1. Standar dalam bentuk fisik
a. Kuantitas hasil produksi
b. Kualitas hasil produksi
c. Waktu
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
47
2. Standar dalam bentuk uang
a. Standar biaya
b. Standar penghasilan
c. Standar investasi
3. Standar intangible
Ad. 1. Standar dalam bentuk fisik (physical standard)  semua
standar yang dipergunakan untuk menilai/mengukur hasil
pekerjaan bawahan dan bersifat nyata tidak dalam bentuk uang.
Jenis yang pertama bersifat kuantitatif. Misalnya: jumlah hasil
produksi untuk tiap jam mesin kerja, panjangnya kawat untuk
setiap ton tembaga, jumlah jam mesin kerja untuk setiap unit hasil
produksi dsb. Jenis yang kedua bersifat kualitatif, misalnya: berapa
lamanya sesuatu hasil produksi tahan dipakai dsb. Jenis yang
ketiga dalam bentuk waktu, misalnya berapa hari atau berapa jam
mesin kerja atau berapa jam kerja sesuatu unit hasil produksi
diselesaikan.
Ad. 2. Standar dalam bentuk uang  semua standar yang
dipergunakan untuk menilai/mengukur hasil pekerjaan bawahan
dalam bentuk jumlah uang. Jenis pertama yang termasuk golongan
ini  standar biaya, yakni ditentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk menghasilkan atau mengerjakan sesuatu
pekerjaan tertentu. Jenis kedua  standar penghasilan, yakni
berapa penghasilan yang harus diterima dari suatu penjualan
tertentu, agen penjualan tertentu dsb. Jenis terakhir  standar
investasi artinya ditentukan keefektifan tertentu dalam penggunaan
modal, misalnya: ditentukan keuntungan bersih yang harus
diperoleh dari setiap penggunaan modal sebesar 10% dsb.
Ad. 3. Standar golongan terakhir  standar yang biasa digunakan
untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan yang sukar diukur
baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Misalnya:
untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan
kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
48
perusahaan kita mempergunakan intangible standard seperti:
banyaknya keluhan-keluhan pegawai yang disampaikan,
banyaknya saran-saran pegawai kepada pemimpin, banyaknya
pegawai yang mangkir, banyaknya pegawai yang minta berhenti
untuk pindah bekerja pada perusahaan-perusahaan lain dsb.
2. Menilai (evaluasi)
Fase kedua dalam proses pengawasan  menilai atau evaluasi 
membandingkan hasil pekerjaan bawahan (actual result) dengan
alat pengukur (standar) yang sudah ditentukan. Jadi jelaslah bahwa
untuk melaksanakan tugas ini ada dua hal yang harus tersedia
yaitu:
1. standar atau alat pengukur dan
2. actual result atau hasil pekerjaan bawahan.
Pekerjaan bawahan dapat diketahui melalui berbagai cara yakni:
1. dari laporan tertulis yang disusun bawahan baik laporan rutin
maupun laporan istimewa.
2. langsung mengunjungi bawahan untuk menanyakan hasil
pekerjaannya atau bawahan dipanggil untuk memberikan
laporan lisan.
3. Mengadakan Tindakan Perbaikan (corrective action)
Untuk dapat melaksanakan tindakan perbaikan, maka pertamatama haruslah dianalisa apa yang menyebabkan terjadinya
perbedaan itu.
Penyimpangan itu mungkin terjadi karena satu atau beberapa sebab
sbb:
1. kekurangan faktor produksi, sehingga pengiriman barangbarang dipesan langganan terlambat.
2. tidak cakap pimpinan penjualan untuk mengorganisir human
resources dan natural resources lainnya dalam lingkungannya.
3. sikap-sikap pegawai di bagian penjualan menjadi apatis
4. dan sebagainya.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
49
KEPUSTAKAAN
Allen, Louis A, 1958, Management and Organization, Mc Graw Hill Book Company,
New York.
Beishline, John Robert, 1957, Perencanaan, Organisasi, Komando dan Kontrol dalam
Pertahanan Nasional, Diterjemahkan Daan Yahya dan Mohammad Said B.B.A,
Indira, Jakarta.
Gie, Drs. The Liang, 1962, Organisasi dan Administrasi Kantor Modern, Percetakan
Negara, Yogyakarta.
H. Siagian, Drs., 1977, Manajemen Suatu Pengantar, Alumni, Bandung.
Koontz, Harold dan Cyril O’Donnel, Principles of Management, an analysis of
Managerial Functions, Asian Students Edition, Kogakusha Company, Ltd.,
Tokyo.
Lee, Drs. Oey Liang, Pengertian Manajemen, B.P.A, Universitas Gadjah Mada, Bulletin
No.1, Yogyakarta.
Manullang, Drs., 1985, Dasar-Dasar Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Merril, F. Harwood (ed), Classics in Management, Second Printing, American
Management Assosiations, New York.
Neuner, John J.W., 1959, Office Management, Principles and Practices, 4th Edition,
South Western Publishing Company.
Newman, William H., 1957, Administrative Action, Prentice Hall Inc., Engle-wood
Cliffs, New Jersey.
Spriegel, William R., dan Richard H. Lansburgh, Industrial Management, Charles M.
Tutle Co., Tokyo.
Sujono, 1963, Administrasi Pensiun di Indonesia, Bulletin No. 9, Balai Pembinaan
Administrasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sutarto, Drs., 1980, Pokok-Pokok Pengertian Ilmu Organisasi, B.P.A, Akademi
Administrasi Negara, Yogyakarta.
Terry, George R., 1968, Principles of Management, Saduran Drs. T. Sujai, Penerbit
Grafika, Bandung.
Westra, Drs. Pariata, S.H., 1980, Pokok-Pokok Pengertian Ilmu Manajemen, B.P.A,
Akademi Administrasi Negara, Yogyakarta.
Yoder, Dale, Personnel Management and Industrial Relations, Fourth Edition, Maruzen
Asian Edition, Maruzen Company, Ltd., Tokyo.
Modul Kuliah Dasar-dasar Manajemen
Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P
50
Download