Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XVI, Nomor: 1, Januari 2017 ISSN : 2301-9425 IMPLEMENTASI ALGORITMA AFFINE CIPHER PADA CITRA MENGGUNAKAN BINOMIAL NEWTON SEBAGAI MATRIKS KUNCI Marta Kharolina 1) Mahasiswa program studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang limun Medan ABSTRAK Citra Digital sebagai salah satu bentuk data digital saat ini banyak dipakai untuk menyimpan photo,gambar ataupun hasil karya dalam format digital. Bila data-data tersebut tidak diamankan, dikuatirkan data tersebut dapat jatuh kepihak yang tidak diinginkan, yang kemudian disalahgunakan untuk hal-hal bersifat negatif. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menyandikan Citra tersebut sehingga bentuk citra menjadi teracak. Sehingga apabila jatuh ketangan yang tidak diinginkan, citra tersebut juga tidak dapat digunakan.Affine Cipher adalah merupakan salah satu bentuk kriptografi klasik yang menggunakan sifat subtitusi dalam proses penyandian datanya dimana prosesnya dilakukan dengan mengalikan masing-masing nilai plaintext dengan sebuah nilai dan menambahkannya dengan sebuah pergeseran. Untuk membuat pesan rahasia tetap aman tidak mudah diketahui orang lain yang tidak berhak, maka untuk menghadapi serangan semacam ini kriptografer harus menggunakan kunci yang lebih kompleks dan tidak mudah ditebak. Affine Cipher menggunakan matriks persegi sebagai kunci M dalam proses penyandiannya, karena hanya melibatkan operasi matriks biasa sehingga prosesnya relatif cepat. Namun cara ini mempunyai kelemahan dimana untuk mengingat kunci yang sangat kompleks tentulah tidak mudah dalam proses operasinya yakni operasi perkalian matriks, penentuan invers dari matriks kunci yang digunakan dan harus juga dipastikan matriks yang digunakan selalu mempunyai invers. Dalam penelitian ini, untuk memastikan bahwa matriks kunci yang digunakan selalu mempunyai invers maka peneliti menggunakan matriks yang entri-entrinya diambil dari koefesien-koefesien binomial newton, ini karena nilai determinan dari ini sama dengan satu. Penyandian citra dengan Affine Cipher menunjukkan keteracakan warna yang cukup signifikan, hal ini menunjukkan bahwa proses enkripsi berhasil dengan baik. Kata Kunci :Enkripsi, Dekripsi, Affine Cipher, Binomial prosesnya dilakukan dengan mengalikan masingmasing nilai plaintext dengan sebuah nilai dan menambahkannya dengan sebuah pergeseran. Affine Cipher sebenarnya merupakan salah satu teknik penyandian teks, tetapi dengan melakukan perubahan perhitungan pada nilai RGB (Red Green Blue) citra maka Affine Cipher juga dapat dipakai untuk menyandikan citra. Untuk membuat pesan rahasia tetap aman tidak mudah diketahui orang lain yang tidak berhak, maka untuk menghadapi serangan semacam ini kriptografer harus menggunakan kunci yang lebih kompleks dan tidak mudah ditebak. Semakin kompleks kunci maka untuk waktu exhaustive search menjadi makin sulit dan bahkan tidak mungkin dilakukan karena waktu yang dibutuhkan semakin lama. Affine Cipher menggunakan matriks persegi sebagai kunci M dalam proses penyandiannya, karena hanya melibatkan operasi matriks biasa sehingga prosesnya relatif cepat. Namun cara ini mempunyai kelemahan dimana untuk mengingat kunci yang sangat kompleks tentulah tidak mudah dalam proses operasinya yakni operasi perkalian matriks, penentuan invers dari matriks kunci yang digunakan dan harus juga dipastikan matriks yang digunakan selalu mempunyai invers. Dalam penelitian ini, untuk 1. PENDAHULUAN Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara menyandikannya kebentuk yang tidak dapat dimengerti orang lagi maknanya. Kriptografi digunakan untuk keamanan komunikasi penting seperti komunikasi di kalangan militer, diplomat, dan mata-mata. Namun saat ini kriptografi bukan hanya sekedar privacy, tetapi juga untuk tujuan data integrity, authentication, dan non repudiation. (Munir. R, 2006; 2). Citra Digital sebagai salah satu bentuk data digital saat ini banyak dipakai untuk menyimpan photo, gambar, ataupun hasil karya dalam format digital. Bila data-data tersebut tidak diamankan, dikuatirkan data tersebut dapat jatuh ke pihak yang tidak diinginkan, yang kemudian disalah gunakan untuk hal-hal bersifat negatif. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menyandikan citra tersebut sehingga bentuk citra menjadi teracak, sehingga apabila jatuh ke tangan yang tidak diinginkan, citra tersebut juga tidak dapat digunakan. Salah satu metode penyandian untuk tujuan di atas adalah menggunakan teknik penyandian Affine Cipher. Affine Cipher adalah merupakan salah satu bentuk kriptografiklasik yang menggunakan sifat subtitusi dalam proses penyandian datanya dimana 52 53 Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XVI, Nomor: 1, Januari 2017 ISSN : 2301-9425 memastikan bahwa matriks kunci yang digunakan selalu mempunyai invers maka peneliti menggunakan matriks yang entri-entrinya diambil dari koefesienkoefesien binomial newton, ini karena nilai determinan dari ini sama dengan satu. Binomial Newton adalah salah satu cara yang digunakan dalam matematika untuk menentukan koefisien dari sebuah perpangkatan suku aljabar yang sangat banyak dan bentuk binomial newton adalah salah satu perpanjangan dari segitiga pascal. Dengan demikian inversnya ada. II. LANDASAN TEORI A. Affine Cipher Affine cipher adalah teknik cipher yang merupakan perluasan dari Caesar cipher. Affine cipher tergolong dalam algoritma klasik yang merupakan algoritma penyandian yang sudah ada sebelum era digital sekarang ini. Algoritma klasik pada dasarnya hanya terdiri dari cipher subtitusi dan cipher tranposisi. Cipher subtitusi yaitu proses mensubtitusi karakter-karakter yang ada pada plaintext. Sedangkan cipher tranposisi yaitu proses pertukaran huruf-huruf yang terdapat dalam suatu string. Affine cipher merupakan metode kriptografi yang menggunakan kunci simetris, yang mana kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi sama dengan kunci yang digunakan untuk dekripsi. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. AnalisaGambar Gambar yang digunakan sebagai plainteks untuk enkripsi dan dekripsi yaitu gambar yang berukuran 20x20 piksel. Adapun bentuk gambar nya dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 1: Plainteks Gambar Algoritma Kasus Enkripsi: 1. Tentukan matriks kunci yang berukuran m x m, yang disepakati oleh pengirim dan penerima. 2. Lakukan transformasi citra untuk citra berwarna sehingga menjadi citra grayscale. 3. Bagi nilai pixel atau citra dalam blok-blok yang bila dinyatakan dalam bentuk matriks, ukuran barisnya sebanyak m. 4. Lakukan enkripsi menggunakan kunci affine cipher untuk masing-masing matriks dari setiap komponen warna. Algoritma Kasus Dekkripsi: 1. Gunakan matriks kunci yang disepakati sebelumnya untuk menentukan matriks invers yang akan digunakan untuk mendekripsi citra menggunakan metode affine cipher. 2. Proses dekripsi menggunakan metode affine cipher prosesnya sama dengan langkah pada proses enkripsi untuk tiap matrik warna. B. Use Case Diagram Dalam Use Case menggambarkan interaksi seorang actor dari sebuah system yang akan dibangun. Gambar 2: Use Case Diagram C. Activity Diagram Menggambarkan alir dari system yang sedang dirancang. Dibawah ini merupakan bentuk activity diagram Affine Cipher. Gambar 3: Activity Diagram IV. Implementasi A. Implementasi Program Berikut adalah hasil implementasi dan program enkripsi dan deskripsi citra menggunakan algoritma affine cipher yang dirancang. 1. Tampilan Form Merubah Citra Asli ke Grayscale Gambar 1:Merubah Citra Asli ke Grayscale 2. Tampilan Form Enkripsi Gambar 2:Form Enkripsi 3. Tampilan Form Dekripsi Gambar 3: Form Dekripsi 54 Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XVI, Nomor: 1, Januari 2017 ISSN : 2301-9425 V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan dan hasil evaluasi dari bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Koefisien-koefesien Binomial Newton dapat dijadikan sebagai entri-entri dari matrik kunci 2. Matriks kunci Affine Cipher yang entri-entri dibentuk dari koefesien-koefesien binomialnewton selalu mempunyai matriks invers karena determinan dari matriks kuncinya selalu sama dengan satu. 3. Proses penyandian citra dengan Affine Cipher menunjukkan keteracakan warna yang cukup signifikan, hal ini menunjukkan bahwa proses enkripsi berhasil dengan baik. 4. Proses dekripsi dengan teknik Affine Cipher dari citra yang telah ter-enkripsi dapat dikembalikan seperti citra semula atau citra asli. Hal ini menunjukkan bahwa proses dekripsi berhasil dengan baik. 4. 5. 6. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. Setyaningsih, E. dkk,2011. Konsep Super Enkripsi Untuk Meningkatkan Keamanan Data Citra, SNASTI 2011, ISLP-7. Supiyanto, 2015. Implementasi Hill Cipher Pada Citra Menggunakan Koefisien Binomial Sebagai Matriks Kunci, Seminar Nasional Informatika 2015 (Semnasif 2015) ISSN: 1979-2328 Upn ”Veteran” Yogyakarta, 14 November 2015 Halim Agung, Budiman, 2015. Implementasi Affine Chiper Dan Rc4 Pada Enkripsi File Tunggal, Pros iding SNATIF Ke -2 Tahun 2015 8. ISBN: 978-602-1180-21-1, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi dan Desain, Universitas Bunda Mulia. Deliana Br Tarigan, 2014. Implementasi Algoritma Kriptografi Hill Cipher Dalam Penyandian Data Gambar, Pelita Informatika Budi Darma, Volume:Vii, Nomor: 2, Agustus 2014 ISSN : 2301-9425. Rahimah, 2014. Implementasi Penyembunyian Dan Penyandian Pesan Pada Citra Menggunakan Algoritma Affine Cipher Dan Metode Least Significant Bit, ISSN : 2301-9425 Rojali, 2011. Studi dan Implementasi Hill Cipher menggunakan binomial newton berbasis komputer. Prosiding pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, 3 Desember 2011. Yoga Religia. Implementasi Algoritma Affine Cipher Dan Vigenere Cipher Untuk Keamanan Login Sistem Inventori Tb Mita Jepara, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah IF5054 Kriptografi, Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, 2006