BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

advertisement
BAB X
ASURANSI
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat
memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada
sangat mendukung manusia modern untuk melakukan segala kegiatannya, akan tetapi
disamping dampak positif yang ditimbulkan ada juga dampak negatif yang ada bagi
kehidupan manusia.
Pada dasarnya dalam menjalani kehidupan, manusia senantiasa akan selalu
menghadapi kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan yang
kalau terjadi akan menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun menyangkut
orang lain. Kerugian yang terjadi tersebut dapat mendatangkan kerugian baik materiil
maupun imateriil. Manusia yang diberi olehNYA akal dan pikiran tentu akan
melakukkan upaya-upaya untuk menghindari atau menekan sekecil mungkin adanya
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian risiko tersebut. Salah satu cara yng dapat
ditempuh yaitu dengan mengalihkan atau mendistribusikan risiko yang dialaminya pada
pihak lain yang mau menerima pengalihan atau pendistribusian risiko tersebut yaitu pihak
asuransi atau disebut juga sebagai lembaga pertanggungan.
Lembaga asuransi atau lembaga pertanggungan telah dikenal manusia sejak lama,
di Indonesia sendiri telah dikenal dari sebelum Indonesia merdeka sampai merdeka,
hingga saat ini perkembangan lembaga asuransi dirasa sangat pesat, walaupun pada saat
Indonesia mengalami krisis ekonomi lembaga asuransi ini pengalami penurunan.
Dikalangan pengusaha dalam dunia usaha lembaga asuransi ini mempunyai
kedudukan yang strategis, karena disamping memberikan perlindungan juga dapat
memberikan kelansungan berusaha pengusaha.
A. DEFINISI ASURANSI
Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian
disebutkan,
”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung,
karena kerugian, kerusakkan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepasa pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”
Adapun pengertian asuransi atau pertanggungan dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) adalah sebangi berikut,
”Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tidak tertentu”
Herman Darmawi mengatakan bahwa asuransi merupakan bisnis yang unik yang
dapat dipandang dari berbagai aspek. Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan
metode mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkobinasikan ketidak
pastian akan adanya kerugian keuangan (financial) . Dari sudut pandang hukum, asuransi
merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antar tertanggung dengan
penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang
dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara
periodik kepada penanggung. Menurut pandang bisnis, asuransi adalah sebuah
perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak
lain dan memperoleh keuntungan dengan berbagai risiko dari pihak lain dan memperoleh
keuntungan dengan berbagai risiko (sharing of risk) diantara sejumlah nasabahnya.
Dari sudut pandang hukum asuransi merupakan suatu kontrak atau perjanjian,
yang pada intinya merupakan perjanjian pengganti rugian jika apa yang diperjanjikan
terjadi.Untuk itu suatu perjanjian /kontrak asuransi haruslah memenuhi syarat-syarat
sebagai sahnya suatu perjanjian, yakni syarat umum sahnya perjanjian yang ada dalam
KUH Perdata (Pasal 1320 dan Pasal 1338).Namun demikian perjanjian asuransi juga
masih harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam KUHD, sebagai syarat khusus
oleh karena itu perjanjian asuransi sering disebut sebagai perjanjian yang unik.
Beberapa definisi yang telah diuraikan diatas, dapat kita ketemukan beberapa
istilah yang ada dalam asuransi sebagai berikut,
1. Tertanggung,
Tertanggung atau insured adalah pihak pertama yang melimpahkan risiko dan
mempunyai hak untuk menerima sejumlah uang dari penanggung sebagai ganti rugi
atas terjadinya suatu risiko sebagaimana tercantum dalam perjanjian asuransi
2. Penanggung
Penanggung atau insurer adalah pihak yang menerima pelimpahan risiko dengan
imbalan premi
3. Obyek pertanggungan
Obyek pertanggungan atau insurance object adalah suatu kepentingan yang
merupakan dasar berlakunya suatu pertanggungan asuransi. Kepentingan dapat
berupa kepentingan terhadap kehidupan seseorang, benda, atau terhadap tanggung
gugat pada pihak ke tiga
4. Premi
Adalah sejumlah uang yang dibayar tertanggung kepada penanggung yang telah
mengambil alih risiko tertanggung untuk mengikat kewajiban penanggung untuk
membayar ganti atas terjadinya suatu risiko.
5. Jangka waktu pertanggungan
Jangka waktu pertanggungan menunjukan lamanya suatu pertanggungan berlaku atau
dengan kata lain jangka waktu berlakuknya pelimpahan risiko dimana tertanggung
dan penanggung mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan ketentuan yang
ada.
6. Tanggal dimulainya pertanggungan
Merupakan tanggal saat asuransi dimulai. Tanggal dimana penanggung mulai
menanggung risiko yang dilimpahkannya.
7. Berakhirnya masa pertanggungan
Masa pertanggungan habis dan saat pertanggungan tidak berlaku lagi.
8. Tanggal dikeluarkannya polis
Tanggal diterbitkannya polis merupakan tanggal yang tercantum pada polis, saat
polis dikeluarkan atau diterbitkan.
9. Polis asuransi
Merupakan bukti otentik berupa akte mengenai adanya perjanjian asuransi.
10. Jumlah uang pertanggungan
Merupakan jumlah uang yang dinyatakan dalam polis sebagai proteksi maksimum
yang akan dan atau dapat dibayarkan kepada tertanggung dari penanggung sebagai
ganti rugi atas terjadinya suatu risiko.
Secara umum dalam praktek sistimatika asuransi dapat dibedakan menjadi tiga
golongan yakni,
1. Asuransi Kerugian (loss insurance)
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property), kepentingan keuangan(pecuniary)
tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi kecelakaan diri (personal accident)
2. Asuransi Jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa sering dikenal dengan asuransi sejumlah uang. Perjanjian
pertanggungan sering disebut dengan perjanjain pertanggungan yang tidak
sesungguhnya, hal ini terlihat dari unsur bahwa peristiwanya tidak pasti. Peristiwa
dalam asuransi jiwa adalah kematian, karena kematian merupakan peristiwa yang
pasti akan terjadi namun datangnya tidak dapat dipastikan. Sedangkan peristiwa
tidak tertentu dalam asuransi kerugian pada umumnya adalah suatu peristiwa yang
menurut pendapat manusia tidak diharapkan terjadinya
3. Asuransi Sosial (Social Insurance)
Adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan
Undang-Undang
B. MACAM-MACAM ASURANSI
Pertumbuhan ekonomi yang kuat membuat perkembangan bisnis asuransi semakin
luas, untuk melayani permintaan dan kebutuhan asuransi dari masyarakat, maka ada
beberapa perkembangan jenis-jenis asuransi yang beredar di masyarakat selain yang telah
disebutkan diatas, sehingga ada asuransi yang telah ada pengaturannya dalam KUHD,
ada juga jenis asuransi yang belum diatur dalam KUHD, yakni
1. Asuransi kecelakaan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Asuransi kesehatan
Asuransi penerbangan
Asuransi gangguan usaha
Asuransi tanggung jawab hukum
Asuransi jaminan
Asuransi kredit
Asuransi kecurian/perampokan
Asuransi malpraktek dsb
Pada uraian mengenai asuransi ini tidak akan dibahas semua jenis asuransi yang
ada, melainkan hanya beberapa jenis asuransi yang kaitanya dengan kegiatan bisnis saja.
Misalnya asuransi kebakaran, asuransikendaraan bermotor, asuransi ganguan usaha,
asuransi sosial.
1.
Asuransi Kebakaran.
Jenis asuransi ini telah dikenal lama oleh masyarakat umum khususnya
pelaku usaha, karena sangat dibutuhkan kegunaannya bagi masyarakat industri,
pengangkutan.maupun masyarakat biasa (rumah tangga) guna melindungi diri dari
kerugian yang diakbatkan oleh kebakaran.
Di Indonesia ada pembatasan mengenai apa yang dimaksud dengan
kebakaran.yaitu dalam Polis Standar Kebakaran Indonesia sebagai berikut,
”Kebakaran yang terjadi karena api sendiri, tidak berhati-hati, kesalahan atau
kejahatan pelayan sendiri, tetangga, musuh, perampokan dan lain-lain apapun
sebutannya atau karena kebakaran benda lain yang berdekatan, seperti kerusakan
atau berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan karena
air atau alat yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran ,
demikian juga kerugian yang disebabkan oleh dimusnahkannya seluruh atau
sebagian barang-barang yang dipertanggungkan atas perintah yang berwajib untuk
menghindarkan menjalarnya kebakaran itu.
Pasal 290 KUHD mengatur tentang bahaya-bahaya yang menyebabkan
timbulnya kebakaran yakni,
1. petir, api sendiri, kurang hati-hati, atau kecelakaan
2. kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga,musuh , perampok
3. sebab-sebab lain dengan nama apa saja, dengan cara bagaimanapun kebakaran
itu terjadi, direncanakan atau tidak baisa atau luar biasa dengan tiada
kecualinya.
Apabila apa yang telah diperjanjikan dalam polis mengenai risiko yang
dipertanggungkan itu terjadi dan bahaya-bahaya yang dipertanggungkan tersebut
tidak melanggar ketentuan yang ada maka penanggung berkewajiban memberikan
penggantian kerugian, namun sebelumnya penanggung akan membuktikan terlebih
dahulu bahwa kebakaran itu terjadi tidak ada kelalaian dan kesengajaan dari
tertanggung.
a. Perluasan risiko
Dalam asuransi kebakaraan dimungkinkan untuk menutup risiko-risiko lain yang ada
di luar risiko standar seperti,
 risiko kerusuhan, pemogokan akibat perbuatan jahat, tertabrak kendaraan dan
karena asap
 risiko gempa bumi, letusan gunung berapi
 risiko angin topan badai, banjir dan kerusakan akibat air
 biaya pembersihan
 biaya pemadam kebakaran
 gangguan usaha
b. Tata cara tuntutan ganti rugi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajukan klaim yakni, menyerahkan polis
asuransi kebakaran yang aseli, surat keterangan dari yang berwajib (lurah,/polisi
setempat), memberikan laporan sebab-sebab terjadinya kebakaran, jangka waktu 7
hari untuk pemberitauan apa yang diketahui mengenai kerugian tersebut.
2.
Asuransi kendaraan bermotor
Kendaraan bermotor sebagai aset bagi diri pribadi maupun perusahaan,untuk
mencegah adanya kerugian yang menimpa, maka perlu diasuransikan . Tujuan dari
asuransi kendaraan bermotor ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada
pemilik kendaraan bermotor atau yang berkepentingan terhadap kerugian yang
disebabkan kerusakan atau kerugian secara phisik kendaraan bermotor serta kerugian
akibat tuntutan hukum yang harus dibayar oleh pemilik atau pemegang kendaraan
bermotor terhadap pihak ke tiga.
a. Risiko-risiko yang dijamin
Risiko yang dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor pada dasarnya dibagi dalam
tiga kelompok, yaitu,
 Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor, Kerugian atau kerusakaan disini
diarahkan kepada phisik dari pada kendaraan bermotor itu sendiri yang bersumber
pada hal-hal sebagai berikut,
1. karena tergelincir, tubrukan, benturan, terbailk akibat kesalahan konstruksi,
atau material atau sebab lain
2. niat jahat orang lain, kecuali keluarga atau orang yang bekerja pada
tertanggung
3. pencurian kendaraan bermotor dan atau peralatan standar
4. pada waktu diangkut dengan alat pengangkutn lain yang diketahui oleh
penanggung
5. biaya penarikan kendaraan bermotor ke bengkel yang terdekat
 kerugian karena kebakaran baik yang bersumber dari api, disambar petir, atau
sebab lain dari niat jahat orang lain
 Tanggung jawab hukum terutama dari pihak ketiga
b. Tuntutan ganti rugi
Apabila terjadi suatu kerugian atau kerusakaan atas kendaraan yang
dipertanggungkan, maka tertanggung wajib melakukan tindakan-tindakan sebagai
berikut,
 Memberikan laporan dalam waktu 72 jam setelah terjadinya kerugian atau
kerusakan atas kendaraan tersebut akibat peristiwa yang menurut tertanggung
dijamin
 Membuat laporan kerugian dan menjelaskan tentang peristiwa kecelakaan tersebut
 Melakukan tindakan untuk mengamankan atau menekan timbulnya kerugian yang
lebih besar
 Mempersiapkan dan menyampaikan laporan kerugian dari pihak yang berwajib
 Memberikan taksiran atas kerugian yang dialami
c. Batalnya tuntutan ganti rugi
 Apabila dalam waktu 12 bulan tidak dilakukan tuntutan ganti rugi
 Jika penggantian kerugian yang telah ditetapkan tidak ditagih dalam jangka
waktu 3 bulan setelah ditetapkan
 Tertanggung memberikan keterangan yang salah atau menyembunyikan hal
yang sebenarnya
 Apabila penanggung membayar ganti rugi, maka tertanggung harus
menyerahkan subrogasi kepada tertanggung.
Dalam asuransi kendaraan bermotor ini terdapat juga persetujuan antar
perusahaan asuransi yang dikenal dengan ”knock for knock agreement”dimana
apabila terjadi tabrakan atau benturan antara dua jenis kendaraan yang sama
diasuransikan maka masing-masing perusahaan asuransi hanya menanggung
kerugian atau kerusakan yang diderita tertanggungya saja tanpa melihat siapa yang
bersalah
3. Asuransi gangguan usaha
Kegiatan suatu perusahaan memerlukan proteksi disemua unsur yang mendukung
proses produksi, tidak saja karena risiko kerugian akibat kebakaran, tetapi juga
karena kerusakan mesin-mesin, terhentinya supply bahan baku yang semuanya itu
kalau terjadi akan berdampak pada kerugian perusahaan, disatu sisi perusahaan
masih harus menanggung biaya-biaya yang harus tetap dikeluarkan misalnya , gaji
pegawai, membayar hutang, kehilangan pangsa pasar sampai berhentinya proses
produksi.
Soni Dwi Harsono, menjelaskan kontrak asuransi gangguan usaha ini dapat
dibuat berdasarkan,
a. Kontrak berdasarkan unsur waktu/polis berdasarkan unsur waktu
Adalah mengukur kerugian dalam kondisi jangka waktu tertentu atau
dengan kata lain mengukur kerugian dalam kondisi jangka waktu tertentu atau
dengan kata lain mengukur kerugian keuangan secara tidak langsung untuk setiap
kesatuan waktu yang harus dilalui atau dibutuhkan sampai subyek tersebut pulih
kembali, bentuk-bentuk kontrak ini antara lain;
 Business interuption insurance adalah,
Suatu pertanggungan yang menjamin ganti rugi kepada tertanggung atas
kehilangan keuntungan serta pengeluaran biaya tetap dalam jangka waktu
tertentu akibat kegiatan usaha terhenti sementara karena suatu evenement
tertentu (kebakaran).
 Contigent business interuption insurance
Suatu pertanggungan yang menjamin ganti rugi kepada tertanggung akibat
terhentinya kegiatan usaha sementara waktu disebabkan karena supplier atau
costumer utama.
b. Kontrak bukan berdasarksn unsur waktu
Dalam asuransi gangguan usaha ditujukan untuk memberikan jaminan atas
kerugian yang bersumber dari kebakaran ataupun karena waktu yang tertunda,
antara lain,
 Profit insurance
Suatu pertanggungan yang memberikan jaminan ganti rugi kepada
tertanggung untuk kerugian kehilangan kuntungan yang diharapkan dari
penjualan barang jadi.
 Accounts receivable insurance
Suatu pertanggungan yang menjamin kerugian karena gagal menagih piutang
disebabkan terbakarnya dokumen-dokumen keuangan perusahaan.
Perkembangan asuransi gangguan usaha ini terus berjalan mengingat
banyaknya perkembangan jenis usaha yang ada.
4. Asuransi sosial
Beberapa jenis asuransi sosial yang ada seperti, asuransi sosial tenaga kerja,.
Asuransi kesehatan, jamsostek merupakan asuransi wajib (compiulsary insurance)
artinya asuransi jenis ini diharuskan oleh Undang-Undang bahkan karena perjanjian
dan bertujuan untuk memecahkan masalah sosial sehingga seluruh masyarakat diikut
sertakan, apabila dikaitkan dengan perusahaan, maka akan menambah kesejahteraan
karyawan, secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
karena meningkatnya kinerja karyawan.
Download