193 RASA BERSALAH PADA PELAKU SEKS BEBAS FREE SEX

advertisement
RASA BERSALAH PADA PELAKU SEKS BEBAS
FREE SEX OFFENDER’S GUILT
Tedi Dwi Christianto
Fakultas Psikologi Universitas Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasa bersalah pada pelaku seks
bebas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 123 yang merupakan penghuni kos
bebas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik incidental
sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Rasa
Bersalah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa bersalah pada pelaku seks bebas
tergolong pada kategori rata-rata sedang. Rasa bersalah pada dimensi merasa
tanggung jawab, merasa menyesal untuk kelakuan buruk atau tidak senonoh,
merasa menyesal yang sangat dalam dari pemikiran atau sikap yang bersifat
mencela, merasa berhutang karena tidak menyenangkan atau tidak menolong
orang lain, merasa bingung, merasa kehilangan dan malu, menerima tanggung
jawab atas kemalangan atau masalah orang lain, memotivasi untuk mengubah
kesalahan-kesalahan, memiliki perasaan moral yang kuat, berperilaku dengan
terpaksa tergolong pada kategori sedang, dengan ME <MH. Penelitian ini
dilanjutkan dengan menggunakan persentase tertinggi pada semua dimensi rasa
bersalah, yaitu berada pada kategori rendah. Artinya dimensi rasa bersalah
tergolong dalam kategori sedang menuju rendah.
Kata kunci: Rasa Bersalah Pada Pelaku Seks Bebas.
ABSTRACT
This study aimed to determine the free sex offender’s guilt. Subjects in this
study amounted to 123 free boarders. The sampling technique used was incidental
sampling technique. Data were collected using a Guilt Scale. Data were analyzed
by descriptive analysis.
The results showed that the free sex offender’s guilt were classified in the
category of being average. Feeling of guilt on the dimensions of responsibility,
feeling sorry for bad or inappropriate behavior, feeling of deep regret of thinking
or denounced attitude, feeling of being indebted because of not pleasing or not
helping others, feeling confused, feeling lost and ashamed, receive responsibility
for other people's misfortune or problem, motivated to change those errors, have
a strong moral sense, forced to behave were classified as medium category, with
ME <MH. This study was followed by using the highest percentage in all
dimensions of guilt, which was in the low category. It means that the dimensions
of guilt were classified in the heading to low category.
Keywords: guilt, free sex offender’s
193
meningkatnya
PENDAHULUAN
Fenomena
lingkungan
yang
terjadi
masyarakat
di
yang
pranikah,
hubungan
meningkatnya
sosial,
merosotnya
semakin merebak, seiring dengan
siswa
terhadap
perkembangan
jaman
orangtua dan sebagainya.
sering
kita
sekali
mendengar
Seperti
informasi tentang seksualitas, baik
mengenai
melalui
waktu
maupun
televisi,
radio,
internet.
majalah,
Banyaknya
tawuran
antar pelajar, rendahnya keperdulian
berkaitan dengan perilaku seks bebas
sekarang
seks
penghargaan
guru
maupun
kasus-kasus
perilaku
ke
diatas
seksual
waktu
mengkhawatirkan.
dari
semakin
Sementara
di
informasi mengenai hal tersebut
masyarakat terjadi pergeseran nilai-
membuat
seksualitas
nilai moral yang semakin jauh
menjadi semakin kuat, hal ini juga
sehingga masalah tersebut sepertinya
disebabkan oleh mudahnya individu
sudah
mempercayai orang yang belum
Padahal
dikenal dan kurang mendapatkan
merupakan
informasi tersebut dari orang tua,
dihindari oleh setiap individu. Pada
pihak pendidik atau guru disekolah
dasarnya individu mengetahui dan
mengenai seks bebas.
memahami pengetahuan mengenai
pengertian
menjadi
hal
perilaku
sesuatu
yang biasa.
seks
bebas
yang
harus
Semakin merebaknya kasus-
perilaku seks bebas, namun pada
kasus yang berkaitan dengan pelaku
kenyataannya pelanggaran terhadap
seks bebas seperti pemerkosaan,
sistem nilai-nilai moral pun terjadi di
pelecehan pada anak usia dini,
lingkungan
masyarakat
kehamilan di luar nikah dan aborsi.
menimbulkan
perasaan
Seperti yang kita ketahui hal ini
setelah melakukan kesalahan yang
mencerminkan
Bangsa
sudah diketahui akan dampak yang
mengalami
diterima. Kelly (dalam Jess dan
problem sosial moral yang sangat
Gregory, 2008: 478) menyatakan
tinggi. Permasalahan sosial moral
bahwa manusia memahami peran inti
tersebut
dalam
yang memberi rasa identitas dalam
berbagai macam kasus moral seperti
lingkungan sosial, namun jika peran
Indonesia
bahwa
sedang
semakin
terlihat
dan
bersalah,
194
inti itu lemah atau hancur manusia
akan
mengalami
bersalah.
dalam dari pemikiran, perasaan
Selanjutnya Kelly mendefinisikan
atau sikap yang bersifat mencela
rasa
dan tidak menerima tentang diri
bersalah
rasa
c. Perasaan menyesal yang sangat
sebagai
perasaan
karena kehilangan struktur peran inti,
sendiri atau orang lain.
artinya manusia merasa bersalah
d. Merasa berhutang karena tidak
ketika bersikap dengan cara-cara
menyenangkan, tidak menolong,
yang konsisten dengan pengertian
atau
siapa dirinya.
seseorang.
Berk (2012: 356) mengatakan
bahwa
rasa
pemicu
bersalah
penting
bermoral.
e. Merasa
menentramkan
bingung
dan
kurang
merupakan
seimbang karena tidak merespon
perilaku
terhadap suatu situsi dengan tata
bagi
Selanjutnya
tidak
Stets
dan
krama biasa.
Tuner (2006) berpendapat bahwa
f. Merasa
rasa bersalah merupakan pikiran atau
karena
perasaan tidak menyenangkan yang
berkata sesuatu kepada seseorang
melibatkan
yang sudah tidak bersama.
pelanggaran
standar
moral atau sosial.
kehilangan
tidak
g. Menerima
dan
melakukan
tanggungjawab
malu
atau
atas
Bersalah.
kemalangan atau masalah orang
Menurut Jurnal Mental Illness Of
lain dikarenakan ketidakmampuan
Victoria (2008) rasa bersalah dapat
melihat orang tersebut menderita.
Dimensi
Rasa
digambarkan :
h. Memotivasi
a. Merasa tanggung jawab terhadap
keadaan negatif yang telah terjadi
pada dirinya dan orang lain.
buruk atau tidak senonoh, baik
nyata
maupun
yang
dibayang, dimasa lalu maupun
sekarang.
mengubah
kesalahan-kesalahan yang pernah
diperbuat atau dipersepsikan.
i. Memiliki perasaan moral yang
b. Merasa menyesal untuk kelakuan
yang
untuk
kuat
akan
kebenaran,
menghalangi
bagian
kesalahan
dan
yang
mana
untuk
memilih
kesalahan
dari
suatu
tindakan.
195
j. Berperilaku dengan terpaksa atau
akibat adanya pelanggaran norma,
bersembunyi
yang
mana
etika, moral, atau prinsip-prinsip
tersembunyi
kepercayaan
yang
religius. Rasa bersalah sering diiringi
irasional.
oleh
suatu
perasaan
seseorang
terhadap penurunan nilai pribadi dan
suatu perasaan dimana seseorang itu
METODE PENELITIAN
Populasi
yang
harus menebus kesalahan yang telah
digunakan
dalam penelitian ini adalah penghuni
kos-kosan bebas daerah Srondol
Kulon dan Selomulyo, Semarang.
Penulis menggunakan studi populasi
yang ada pada penghuni kos-kosan
bebas sebagai subjek penelitian. Tipe
penelitian ini termasuk dalam tipe
penelitian
deskriptif
kuantitatif
dengan menggunakan mean dan
persentase. Untuk mengumpulkan
data
penelitian,
maka
peneliti
menetapkan skala sebagai alat ukur.
Pada penelitian ini menggunakan
satu
skala
yaitu,
Skala
Rasa
Bersalah.
diperbuatnya.
berfungsi
Rasa bersalah pada pelaku seks
bebas secara umum berada pada
kategori sedang. Hasil penelitian ini
didukung pendapat dari Hall dan
Lindzey (1995) menyatakan bawa
rasa bersalah pada seseorang muncul
untuk
yang
ada
mengarahkan
perilaku manusia. Menurut Kohlberg
(dalam Sarwono, 1994: 92) norma
menentukan mana yang baik (boleh)
dan mana yang buruk (dilarang),
pelanggaran terhadap hal-hal tersebut
menimbulkan rasa bersalah. Dapat
dijelaskan
bahwa
adanya
rasa
bersalah pada pelaku seks bebas
dapat disebabkan oleh pelanggaran
norma, etika, moral atau prinsipprinsip religius. Kohlberg (dalam
Samsunuwiyati,
2005:
206)
menjelaskan bahwa moral adalah
bagian dari penalaran (reasoning),
sehingga
PEMBAHASAN
Norma
individu
mampu
menampakannya dengan penalaran
moral (moral reasoning). Penalaran
atau
pertimbangan
tersebut
berkenaan dengan keluasan wawasan
mengenai relasi antara diri dan orang
lain, hak dan kewajiban. Dengan
demikian,
orang
yang
bertindak
196
sesuai dengan moral adalah orang
menyenangkan atau tidak menolong
yang mendasarkan tindakannya atas
orang lain, merasa bingung, merasa
penilaian
sesuatu.
kehilangan dan malu, menerima
sangat
tanggung jawab atas kemalangan
dibutuhkan individu untuk mengatur
atau masalah orang lain, memotivasi
perilakunya, dengan adanya moral
untuk
individu dapat mengetahui mana
kesalahan, memiliki perasaan moral
perbuatan baik dan perbuatan yang
yang
buruk,
dapat
terpaksa tergolong pada kategori
terhindar dari pelanggaran moral
rata-rata sedang, dengan ME < MH.
yang
Penelitian ini dilanjutkan dengan
baik-buruknya
Artinya
bahwa
moral
sehingga
dapat
individu
menimbulkan
rasa
bersalah.
mengubah
kuat,
kesalahan-
berperilaku
dengan
menggunakan persentase tertinggi
Pengaruh pelanggaran moral
pada semua dimensi rasa bersalah,
tersebut dapat menimbulkan dampak
yaitu berada pada kategori rendah.
negatif bagi rasa bersalah yang
Artinya
ditimbulkan. Rasa bersalah pada
tergolong dalam kategori sedang
pelaku seks bebas tergolong pada
menuju rendah. Hal ini disebabkan
kategori
sedang,
bahwa pelaku seks bebas belum bisa
dimaksudkan bahwa pada dasarnya
mengontrol tingkah lakunya atau
pelaku seks bebas tidak mempunyai
belum bisa menilai tingkah lakunya
rasa bersalah yang baik atas perilaku
sendiri
atau
melanggar
pelanggaran moral, sehingga pelaku
moral. Hal tersebut berkaitan dengan
tidak mempunyai rasa bersalah yang
hasil
rasa
baik pula. Ruma, dkk (1967: 1)
bersalah, bahwa dimensi merasa
menjelaskan bahwa moral secara
tanggung jawab, merasa menyesal
signifikan berhubungan dengan rasa
untuk kelakuan buruk atau tidak
bersalah
senonoh, perasaan menyesal yang
menggunakan
sangat dalam dari pemikiran atau
perkembangan nilai moral Kohlberg.
rata-rata
perbuatan
yang
kategorisasi
dimensi
dimensi
yang
yang
rasa
bersalah
menyebabkan
dinilai
standarisasi
dengan
tahap
sikap yang bersifat mencela, merasa
berhutang
karena
tidak
197
perasaan
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat
sangat
dalam dari pemikiran atau sikap yang
bersifat mencela, merasa berhutang
bersalah pada pelaku seks bebas
karena tidak menyenangkan atau
berada pada kategori sedang menuju
tidak menolong orang lain, merasa
rendah. Hal ini berarti bahwa pelaku
bingung, merasa kehilangan dan
yang melakukan seks bebas belum
malu, menerima tanggung jawab atas
sepenuhnya memiliki rasa bersalah
kemalangan atau masalah orang lain,
atas perilakunya tersebut.
memotivasi
Dimensi rasa bersalah yang berada
kesalahan-kesalahan,
pada kategori sedang menuju rendah,
perasaan
seperti dimensi merasa tanggung
berperilaku dengan terpaksa.
merasa
bahwa
yang
rasa
jawab,
disimpulkan
menyesal
menyesal
untuk
moral
mengubah
memiliki
yang
kuat,
untuk
kelakuan buruk atau tidak senonoh,
DAFTAR PUSTAKA
Jess & Gregory. 2008. Theories Of
Personality. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Berk Laura, E. 2012. Defelopment: Dari
Prenatal Sampai Remaja. Yogakarta :
Pustaka pelajar.
Hall, C.S dan Linsay, G. 1995.
Introduction
To
Theories
Of
Personality. New York: Jhon Wiley
and Sons, Inc.
Ruma, Eleanor, Mosher, Donald. 1967.
Abstrac : Relationship Between Moral
Judgment And Guilty In Delinquent
Boys.
Journal
Of
Abnormal
Psychology, Vol 72 (2), April 1967,
122-127.
Sarwono Sarlito, W. 1994. Psikologi
Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo.
Samsunuwiyati.
2005.
Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Stets & Turner. 2006. Boundary-Spanning
Work
Demands
and
Their
Consequences
for
Guilt
and
Psychological Distress. Journal of
Health and Social Behavior, 43-57.
198
Download