MANGAN (Mn) DALAM SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD)

advertisement
MAKALAH BIOANORGANIK
“MANGAN (Mn) DALAM SUPEROXIDE DISMUTASE
(SOD)”
OLEH :
FITRI WULAN SARI
KIMIA A 2011/11030234012
AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI
KIMIA A 2011/11030234016
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
keberadaan dan kegunaan Mn dalam tubuh, khususnya MnSOD.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada banyak pihak yang turut
membantu dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes., selaku dosen pengampu mata kuliah
Bioanorganik
2. Ibu Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si., selaku dosen pengampu mata
kuliah Bioanorganik
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama
pengerjaan makalah ini
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang bersifat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Surabaya, 24 November 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 2
C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH ............................................. 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
A. MANGAN .............................................................................................. 3
B. SUPEROKSIDA ................................................................................... 7
BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................ 7
A. SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) ................................................... 9
B. MnSOD .................................................................................................. 10
BAB IV : PENUTUP ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
PERTANYAAN DAN JAWABAN ............................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Energi yang dimiliki oleh manusia berasal dari makanan, dimana
makanan tersebut diolah di dalam tubuh manusia pada sistem
pencernaan. Energi yang terbentuk merupakan hasil dari sistem
metabolisme, baik karbohidrat, protein, maupun lemak. Mitokondria
merupakan organel yang paling penting dalam sistem metabolisme.
Selain
menghasilkan
energi,
proses
metabolisme
juga
menghasilkan radikal bebas dalam tubuh. Molekul ini memiliki satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan pas orbital terluarnya.
Radikal bebas memiliki reaktivitas tinggi terhadap molekul sehingga
memiliki daya perusak yang tinggi terhadap substansi biologis, seperti
protein, liprotein, DNA, karbohidrat, dan asam lemak (Pincemail,
1995). Dalam proses biokimia, radikal bebas dibentuk secara terus
menerus melalui proses fosforilasi oksidatif pada respirasi sel. Salah
satu radikal bebas endogen yang terdapat di dalam tubuh adalah
superoksida (O2•_).
Pembentukan superoksida terjadi secara spontan, terutama pada
lingkungan aerob yang kaya akan elektron, misalnya di sekelililng
membran dalam mitokondria atau di lingkungan dimana rantai
respirasi sel terjadi. Dua buah molekul superoksida dapat mengalami
dismutasi menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen, terjadinya
reaksi ini dapat dipercepat dengan adanya enzim superoksida
dismutase.
Peningkatan radikal bebas superoksida menyebabkan stress
oksidatif,
yakni
dalam
kondisi
ini
diperlukan
SOD
untuk
mengkatalisis perubahan superoksida menjadi oksigen dan hidrogen
peroksida. Keadaan ini dapat menyebabkan aktivitas enzim SOD
dalam sel menurun (Wresdiati dkk., 2008).
1
Superoxide dismutase (SOD) adalah salah satu enzim antioksidan
primer. SOD berfungsi sebagai enzim yang mengkatalisis proses
dismutasi ion superoksida (O2•_) melalui reaksi oksidasi dan reduksi.
Sisi aktif yang bertanggung jawab terhadap terjadinya reaksi dismutasi
ion superoksida pada SOD adalah inti logam yang merupakan
kofaktor protein SOD. Salah satu logam yang menjadi inti SOD
adalah Mangan (Mn).
Berdasarkan kofaktor (logam), SOD dibedakan menjadi 3 tipe
utama, yaitu mengikat logam tembaga dan seng (CuZnSOD),
mengikat logam besi atau mangan (FeSOD dan MnSOD), dan
mengikat logam Ni (NiSOD) (Halliwel & Gutteridge, 1999). Bentuk
isozim SOD pada sitoplasma dan cairan ekstrasel memiliki inti logam
Cu dan Zn, sedangkan isozim SOD pada mitokondria memiliki inti
Mn (Noor et al., 1992). Berdasarkan uraian yang telah disampaikan,
maka makalah ini akan membahas mengenai keberadaan Mn dalam
tubuh, khususnya dalam MnSOD.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran Mangan (Mn) sebagai MnSOD?
2. Bagaimana fungsi biologis dari MnSOD?
C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui peran Mangan (Mn) sebagai MnSOD.
2. Untuk mengetahui fungsi biologis dari MnSOD.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MANGAN
Mangan adalah kimia logam aktif, abu-abu merah muda yang
ditunjukkan oleh simbol Mn dan nomor atom 25. Ini adalah elemen
pertama di golongan 7 pada sistem tabel periodik. Mangan merupakan
dua belas unsur paling berlimpah di kerak bumi (sekitar 0,1%) yang
terjadi secara alamiah. Mangan merupakan logam keras dan sangat
rapuh. Sulit untuk meleleh, tetapi mudah teroksidasi. Mangan bersifat
reaktif ketika murni, dan sebagai bubuk itu akan terbakar dalam
oksigen, bereaksi dengan air dan larut dalam asam encer. Menyerupai
besi tapi lebih keras dan lebih rapuh. Mangan termasuk logam berat
dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion Mangan
bersifat paramagnetik. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi
penuh pada konfigurasi elektron. Mangan mempunyai isotop stabil,
yaitu 55Mn.
Mangan termasuk golongan transisi . Memiliki titik lebur yang
tinggi kira-kira 1250°C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk
Mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan cukup elektropositif
dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain titik
cairnya yang tinggi, daya hantar listrik merupakan sifat-sifat Mangan
yang lainnya. Selain itu, Mangan memiliki kekerasan yang sedang
akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk membentuk
ikatan logam.
Senyawa Mangan secara alami ada dalam lingkungan sebagai
padatan di dalam tanah dan partikel kecil di dalam air. Partikel
Mangan di udara yang hadir dalam partikel debu. Biasanya ini
menetap ke bumi dalam waktu beberapa hari. Pengambilan Mangan
oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti bayam, teh, dan
rempah-rempah. Bahan makanan yang mengandung konsentrasi tertinggi
3
adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur, kacang-kacangan,
minyak zaitun, kacang hijau dan tiram.
Fungsi Biologis Mangan
a) Pada tumbuhan
Pada tumbuhan, ion Mangan diangkut ke daun setelah
pengambilan dari tanah. Bila terlalu sedikit Mangan dapat diserap
dari tanah ini menyebabkan gangguan pada mekanisme tanaman.
Misalnya gangguan dari pembagian air untuk hidrogen dan
oksigen, dimana Mangan memainkan peranan penting.
b) Pada hewan
Bagi hewan, Mangan adalah komponen yang lebih penting dari
tiga puluh enam enzim yang digunakan untuk metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak.
c) Pada manusia
Mangan adalah zat mineral dari makanan yang memiliki
manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti membangun struktur tulang
yang sehat, metabolisme tulang, dan membantu menciptakan enzim
penting untuk membangun tulang. Selain itu juga bekerja sebagai
koenzim untuk membantu aktivitas metabolisme dalam tubuh
manusia. Mangan juga diperlukan di dalam sistem anti-oksidan.
Hal ini dikarenakan konsentrasi tertinggi Mangan di dalam tubuh
terdapat di dalam mitokondria.
Mangan merupakan mineral alami dalam tubuh kita dalam
jumlah yang sangat kecil. Di dalam tubuh kita kemungkinan paling
banyak terdapat 20 mg Mangan, yang terkonsentrasi di ginjal,
pankreas, hati dan tulang. Mangan juga sangat penting untuk fungsi
normal otak dan aktivitas normal sistem saraf kita seluruh tubuh.
Disamping sehubungan dengan enzim, Mn juga ada kaitannya
dengan asam nukleat dan sebagian berada dalam kompartemen
mineral tulang, walaupun tidak untuk proses klasifikasi (Mn tulang
4
juga merupakan simpanan yang tidak dapat digunakan melalui
jaringan lunak) (Linder, 2006).
Mangan merupakan logam yang penting bagi kesehatan
manusia,
yang
mutlak
diperlukan
untuk
pengembangan,
metabolisme, dan sistem anti-oksidan. Golongan enzim yang
memiliki kofaktor Mangan adalah oksidoreduktase, transferase,
hidrolase, liases, isomerase, ligases, lektin, dan integrin. Contoh
polipetida yang mengandung Mangan adalah arginase, dan Mn ada
dalam superoksida dismutase (Mn-SOD).
Mangan diperlukan untuk aktivitas superoksida dismutase. MnSOD adalah jenis SOD yang terdapat dalam mitokondria
eukariotik, dan juga di sebagian besar bakteri (fakta ini sesuai
dengan teori bakteri asal mitokondria). Enzim Mn-SOD mungkin
salah satu yang paling kuno, hampir semua organisme hidup
menggunakannya untuk mengatasi efek racun dari superoksida (O2
), yang terbentuk dari penurunan 1-elektron dioksigen. Yang lebih
menarik
ialah
hubungannya
dengan
beberapa
enzim
mukopolisakarida, glikoprotein, dan produksi lipopolisakarida,
termasuk transferase galaktose dan transferase glikosil lain yang
terikat dalam membran. Mangan juga mempunyai implikasi dalam
produksi melanin dan dopamin, dalam sintesis asam lemak dan
dalam pembentukan membran inositol fosfatidil.
Sebagian besar struktur dan fungsi mitokondria dipengaruhi oleh
keadaan Mangan. Hal ini dikarenakan konsentrasi tertinggi Mangan
di dalam tubuh terdapat di dalam mitokondria dan berfungsi
sebagai faktor penting untuk pengaktifan glikosiltransferase yang
berperan
sebagai
sintesis
oligosakarida,
glikoprotein,
dan
proteoglikan. Mangan juga berfungsi mengaktifkan banyak enzim,
misalnya hidrolase, transferase, kinase, dan dekarboksilase.
Mangan
mengaktifkan
enzim-enzim
yang
terkait
dengan
metabolisme asam lemak dan sintesis protein serta terlibat dalam
fungsi neurologis. Mangan merupakan konstituen beberapa enzim.
5
Salah satu metaloenzim Mangan yang paling dikenal adalah piruvat
karboksilase, yaitu enzim yang mengubah piruvat menjadi
oksaloasetat. Enzim lainnya adalah arginase, yang terlibat di dalam
perubahan asam amino arginin menjadi urea.
Gambar 1. Gambaran umum siklus urea (sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-tahapan-danproses-siklus-urea-pada-manusia-dan-hewan.html)
Mangan berkaitan dengan sejumlah enzim dalam beberapa
proses metabolisme, termasuk piruvat dan karboksilase asetil-CoA
dan dehidrogenase isositrat dalam siklus Krebs dan mitokondria;
bentuk mitokondria : dismutase superoksida yang menolong
melindungi membran mitokondria (Hurley, 1982); arginase, enzim
terminal dalam produksi urea; enzim sitosol lain yang terlibat
dalam
lintasan
pentosa-fosfat-shunt,
glikolisis
(glukokinase)
metabolisme serin (tranferase hidroksimetil) (Linder, 1978).
Walaupun keterlibatannya luas dalam metabolisme, namun
defisiensi Mangan tidak luas pengaruhnya, hal ini mungkin karena
banyak ion-ion Mg2+ yang dapat mensubstitusi Mn2+ dalam banyak
6
fungsi yang berkaitan dengan enzim, seperti karboksilase piruvat,
yang aktivitasnya tidak berubah bila menggunakan Mg2+ dalam
defisiensi Mn2+ (Leach, 197).
B. SUPEROKSIDA (O2•_)
Radikal bebas dalam tubuh dihasilkan dari proses metabolisme.
Molekul ini memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan
pas orbital terluarnya. Radikal bebas memiliki reaktivitas tinggi
terhadap molekul sehingga memiliki daya perusak yang tinggi
terhadap substansi biologis, seperti protein, liprotein, DNA,
karbohidrat, dan asam lemak (Pincemail, 1995).
Radikal bebas dapat berasal dari proses biokimia di dalam dan di
luar sel, selain itu juga dihasilkan oleh sel fagosit pada berbagai proses
inflamasi. Dalam proses biokimia, radikal bebas dibentuk secara terus
menerus melalui proses fosforilasi oksidatif pada respirasi sel. Salah
satu radikal bebas endogen yang terdapat di dalam tubuh adalah
superoksida (O2•_).
Gambar 2. Gambaran radikal bebas di dalam tubuh manusia.
Superoksida merupakan spesies hasil penambahan satu elektron
pada O2. Radikal superoksida di dalam tubuh dihasilkan melalui
proses enzimatik maupun non-enzimatik, misalnya pada proses
7
transpor elektron di dalam mitokondria, reaksi hidroksilasi pada
retikulum
endoplasma,
reaksi
oksidasi
xanthin,
autooksidasi
katekolamin yang semuanya merupakan proses biokimia yang penting
untuk kelangsungan proses fisiologi tubuh.
Gambar 3. Gambaran terbentuknya superoksida di dalam tubuh.
Pembentukan superoksida terjadi secara spontan, terutama pada
lingkungan aerob yang kaya akan elektron, misalnya di sekelililng
membran dalam mitokondria atau di lingkungan dimana rantai
respirasi sel terjadi. Dua buah molekul superoksida dapat mengalami
dismutasi menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen, terjadinya
reaksi ini dapat dipercepat dengan adanya enzim superoksida
dismutase.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD)
Peningkatan radikal bebas superoksida menyebabkan stress
oksidatif,
yakni
dalam
kondisi
ini
diperlukan
SOD
untuk
mengkatalisis perubahan superoksida menjadi oksigen dan hidrogen
peroksida. Keadaan ini dapat menyebabkan aktivitas enzim SOD
dalam sel menurun (Wresdiati dkk., 2008).
Superoxide dismutase (SOD) adalah salah satu enzim antioksidan
primer. SOD berfungsi sebagai enzim yang mengkatalisis proses
dismutasi ion superoksida (O2•_) melalui reaksi oksidasi dan reduksi.
Sisi aktif yang bertanggung jawab terhadap terjadinya reaksi dismutasi
ion superoksida pada SOD adalah inti logam yang merupakan
kofaktor protein SOD. Ion logam yang menjadi kofaktor SOD adalah
logam yang memiliki nilai valensi 2 atau lebih. Berikut adalah reaksi
dismutasi ion superoksida (O2•_) oleh SOD (Fee and Bull, 1986) :
Mn+ + O2•_  M(n-1)+ + O2
M(n-1)+ + O2•_ + 2H+  Mn+ + H2O2
SOD pertama kali ditemukan pada tahun 1969 oleh J. McCord dan
I. Fridovich. Pada manusia, terdapat tiga bentuk isozim SOD, yakni
SOD yang terletak di sitoplasma, mitokondria, dan ekstrasel.
Berdasarkan kofaktor (logam), SOD dibedakan menjadi 3 tipe utama,
yaitu mengikat logam tembaga dan seng (CuZnSOD), mengikat logam
besi atau mangan (FeSOD dan MnSOD), dan mengikat logam Ni
(NiSOD) (Halliwel & Gutteridge, 1999). Bentuk isozim SOD pada
sitoplasma dan cairan ekstrasel memiliki inti logam Cu dan Zn,
sedangkan isozim SOD pada mitokondria memiliki inti Mn (Noor et
al., 1992).
9
Gambar 4. SOD pada lapisan membran mitokondria (sumber:
http://2.bp.blogspot.com).
B. MnSOD
MnSOD merupakan SOD yang memiliki kofaktor logam Mn.
MnSOD pertama kali diisolasi dari E. coli, dalam perkembangannya
enzim ini ditemukan pada mitokondria sel eukariotik. MnSOD
merupakan metaloenzim yang ditemukan di dalam semua organisme
aerob dari bakteri sampai manusia, dan bahkan anaerob. MnSOD
dibagikan merata melalui sitoplasma di dalam sel prokariotik.
Menurut Wispe (1989), pembentukan MnSOD diawali dengan
pengkodean MnSOD oleh kromatin nukleat dalam sel eukariotik.
mRNA MnSOD berpindah ke sitosol. MnSOD dibuat di ribosom
dalam bentuk prekursor. Setelah ditranslasi, prekursor MnSOD
diangkut ke amtriks mitokondria. Mitokondria target dipotong oleh
protease secara berurutan, bergantung pada energi. MnSOD eukariotik
berada dalam matriks mitokondria.
MnSOD berfungsi sebagai enzim antioksidan primer yang
melindungi sel dari oksidasi dengan mengkatalisasi dismutasi
superoksida (O2•_) menjadi hidrogen peroksida dan oksigen di dalam
mitokondria sel eukariotik. Pada umumnya, mitokondria merupakan
sumber
utama
dalam
produksi
O2•_.
Beberapa
penelitian
mengindikasikan bahwa MnSOD berperan penting dalam melindungi
sel dari stress oksidatif dan menghambat pertumbuhan tumor.
10
MnSOD manusia bersifat homotetramer (dimer dari dimer), yang
tiap subunitnya terdiri dari dua domain (Whittaker, 2003). Sisi aktif
kompleks logam dibentuk dari empat sisi kunci protein. Subunit
MnSOD terdiri dari dua domain, yakni ujung amino dan karboksil,
masing-masing berukuran 22 kDa (Cabelli et al., 1998). Pada ujung
amino, terdapat dua residu asam amino histidin yang berinteraksi
dengan atom Mn. Sedangkan pada ujung karboksil, dua asam amino
yang berinteraksi dengan atom Mn adalah aspartat dan histidin
(Cabelli et al., 1998). Struktur protein MnSOD dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 5. Struktur MnSOD (sumber: Cabelli et al., 1998).
Mangan yang berada di sisi aktif melakukan transfer satu elektron
antara dua radikal bebas superoksida (O2•_). Sejumlah residu yang
termasuk ke dalam kelompok MnSOD sangat penting untuk fungsi
katalitik. Aktivitas MnSOD menurun pada pH alkali.
Penelitian dasar mekanisme MnSOD katalisis telah dijelaskan dari
studi kinetik. Reaksi enzimatik oleh MnSOD terdiri dari reaksi
biomolekuler dengan siklus katalitik yang melibatkan dua setengahreaksi yang berbeda, dimana dalam reaksi oksidasi, substrat (O2•_)
dioksidasi menjadi O2 dan dalam reaksi reduksi, O2•_ diubah menjadi
H2O2. Reaksi katalisis yang terjadi pada MnSOD adalah sebagai
berikut:
11
Mn(III) + O2•_  (Mn(III) – O2•_)  Mn+ + O2
Mn+ + O2•_  (Mn2+ – O2•_) + 2H+  Mn(III) + H2O2
Gambar 6. Reaksi katalisis MnSOD (sumber: Jun Luo, 2001).
Proses konjugasi logam MnSOD diduga terjadi dengan dua cara,
yakni melalui pembukaan domain serta disosiasi subunit. Hipotesis
mekanisme konjugasi logam pada MnSOD ditunjukkan pada gambar
3. Pada (A) terjadi proses pembukaan domain, sedangkan pada (B)
terjadi proses pemisahan subunit. Pada (C) dan (D) ditunjukkan
konjugasi logam melalui pembukaan domain dan pemisahan subunit
(Whittaker, 2003).
Gambar 7. Hipotesis mekanisme konjugasi logam pada MnSOD (sumber:
Whittaker, 2003).
12
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka simpulan yang dapat diambil adalah:
1.
Mn merupakan kofaktor logam MnSOD. Mangan yang berada di sisi
aktif melakukan transfer satu elektron antara dua radikal bebas
superoksida (O2•_).
2.
MnSOD berfungsi sebagai enzim antioksidan primer yang
melindungi sel dari oksidasi dengan mengkatalisasi dismutasi
superoksida (O2•_) menjadi hidrogen peroksida dan oksigen di dalam
mitokondria sel eukariotik. Reaksi enzimatik MnSOD melibatkan
dua setengah-reaksi yang berbeda, dimana dalam reaksi oksidasi,
substrat (O2•_) dioksidasi menjadi O2 dan dalam reaksi reduksi, O2•_
diubah menjadi H2O2.
B. SARAN
Saran untuk penyusunan makalah selanjutnya adalah mohon dijelaskan
lebih rinci aktivitas Mangan dalam metabolisme asam amino arginin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
Katabolisme
Mineral
Mangan.
(online),
(https://robiamzr.wordpress.com/2012/11/25/katabolisme-mineralMangan-mn/, diakses pada tanggal 7 November 2014).
Anonim. Manganese. (online), (http://en.wikipedia.org/wiki/Manganese,
diakses pada tanggal 8 November 2014).
Hasanah,
Cici,
dkk..
2014.
Metabolisme
Mineral.
(online),
(https://www.scribd.com/doc/243669075/metabolisme-mineral-docx,
diakses pada tanggal 11 November 2014).
Khuntari,
Wiwit.
2012.
Mangan.
(online),
(http://akuwewete.blogspot.com/2012/11/mangan.html, diakses pada
tanggal 10 November 2014)
Luo, Jun. 2001. Manganese Superoxide Dismutase (MnSOD). Iowa City:
The University of Iowa.
Mathew et al.. 2013. Biochemistry: 4th edition. Kanada: Prentice Hall
Canada.
Mursalina,
Nuryanti.
2010.
Metabolisme.
(online),
(http://election-
b.blogspot.com/2010/10/rangkuman-matebolisme-nuryanti.html,
diakses pada tanggal 8 November 2014).
Nelson, David L. and Cox, Michael M.. 2004. Lehninger Principles of
Biochemistry: 4th edition. New York : W.H. Freeman.
Zakaria, Pratama. 2013. Metabolisme II (Katabolisme dan Anabolisme).
(online),
(http://pratamafistum.blogspot.com/2013/09/metabolisme-ii-
katabolisme-dan.html, diakses pada tanggal 9 November 2014)
14
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Kenapa reaksi yang terjadi pada MnSOD termasuk reaksi bolak-balik?
(Muhamad Ghadafi/11030234019)
Jawaban : Karena SOD termasuk ke dalam golongan enzim, di mana
SOD hanya membantu mempercepat reaksi yang mengubah superoksida
menjadi hidrogen peroksida dan oksigen. Sebagaimana enzim pada
umumnya, setelah menjalankan fungsinya, SOD akan kembali pada
keadaan awalnya.
2. Apa perbedaan kedua jalur MnSOD dalam mengikat superoksida?
(Lailatul Hasanah/11030234010)
Jawaban : Sampai saat ini, rangkaian proses terjadinya ikatan MnSOD
dengan superoksida belum dapat diteliti ataupun dipastikan. Pada
hipotesis yang diutarakan dalam pustaka yang kami gunakan,
digambarkan ada dua jalur saat MnSOD membuka untuk berikatan
dengan superoksida. Kedua jalur tersebut jelas berbeda, terlihat dari
gambar yang kami tampilkan. Meskipun hasil akhir dari kedua jalur
sama.
3. SOD memiliki beragam kofaktor logam, apakah tidak terjadi persaingan
dalam menjalankan fungsinya? (Muhamad Ghadafi/11030234019)
Jawaban : Tentu saja tidak, karena tiap SOD berada pada tempat yang
berbeda. Seperti yang telah ditampilkan dalam presentasi kami, MnSOD
berada di membran mitokondria, sedangkan CuZnSOD berada di
sitoplasma. Karena tempat mereka berbeda, maka tidak terjadi
persaingan antara keduanya.
15
Download