Impala UB Menganalisa Kebudayaan Ciptagelar

advertisement
Impala UB Menganalisa Kebudayaan Ciptagelar
Dikirim oleh humas3 pada 27 Februari 2014 | Komentar : 0 | Dilihat : 4021
Anggota muda eks diklatsar 37
IMPALA UB
Anggota muda eks diklatsar 37 IMPALA UB melakukan analisa sosial ilmiah "Eksplorasi Kebudayaan Nusantara"
selama 11 hari (4-14/2) dengan mengangkat ketujuh unsur,yaitu pendidikan,sistem pemerintahan dan organisasi
sosial, teknologi, mata pencaharian,bahasa, religi dan kesenian.
Kebudayaan Nusantara yang mereka pilih untuk eksplorasi adalah Ciptagelar yang merupakan pusat dari
kasepuhan adat Banten Kidul, yang membawahi 586 kampung bagian dari kasepuhan adat ciptagelar, Desa
Sirnarasa,Kecamatan Cisolok,Kabupaten Sukabumi, yang terletak di lereng bukit selatan Gunung Halimun dan
Taman Nasional Gunung Halimun.
Dalam analisa tersebut mereka mendapat kesimpulan bahwa pendidikan di Ciptagelar sama dengan pendidikan
pada umumnya hanya saja unsur adat yang masih kental lebih terasa. Dari bangku Sekolah Dasar (SD) siswa-siswi
disini sudah dikenalkan dengan kebudayaan leluhur mereka. Dalam bidang pendidikan minat dari masyarakat akan
pendidikan sangatlah kurang, kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk menikah muda membina keluarga baru
daripada melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam sistem pemerintahan dan organisasi sosial masyarakat, mereka mengenal Abah Ugi yang memiliki peranan
dan pengaruh yang sangat penting dalam masyarakatnya. Kemudian ada pejabat- pejabat yang disebut "rorokan"
yang bekerja sebagai kaki tangan Abah dalam kepengurusan sistem pemerintahan di kampung ciptagelar. Di
Kasepuhan Ciptagelar tidak ada organisasi tertentu, mereka lebih ke gotong-royong dalam melakukan segala
halnya.
Penduduk ciptagelar adalah masyarakat yang mandiri dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Mata pencaharian masyarakat ciptagelar bekerja sebagai petani dan bercocok tanam padi, pekerjaan lainnya
sebagai peternak, berkebun, buruh, tukang, kuli bangunan, guru, pedagang dan penambang emas.
Masyarakat kampung masih menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan sosial dalam bermasyarakat, untuk
teknologipun mereka juga tidak ketinggalan namun tetap mempertahankan tradisi lama.
Di bidang religi atau agama, penduduk Ciptagelar seluruhnya beragama islam,tetapi unsur animisme dan
dinamisme masih sangat kental,karena mereka masih berpegang teguh pada kepercayaan akan leluhur,adat istiadat
dan kebiasaan nenek moyang mereka. Masyarakat meyakini adanya Tuhan, namun mereka lebih patuh dan taat
pada peraturan yang sudah ditetapkan leluhur. Upacara adat, ritual, dan perayaan-perayaan lainnya yang bersifat
magis maupun tahayul masih sering kita dapati di kasepuhan adat Ciptagelar ini. Salah satunya ritual Seren Taun,
yaitu puncak acara dari segala kegiatan masayarakat kasepuhan yang hanya dilakukan dipusat kepemimpinan
ciptagelar setiap tahunnya. [oky]
Artikel terkait
Rektor Sambut Kedatangan Tim Expedisi Elbrus UB
Menuju HUT Ke-41 IMPALA UB
MUSANG IMPALA 2013
IMPALA Akan Selenggarakan MUSANG 2013
Tim IMPALA UB Mengadakan Pelatihan Fotografi di Dalam Gua
Download