Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 ISSN 1979-4851 http://jca.unja.ac.id MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN DAN PROPORSI PERUBAHAN DIVIDEN Maria Rio Rita1), Andreas Puspo Nugroho2) 1) 2) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana [email protected] Abstrak: Tujuan dari penelitiani ini adalah untuk menguji pengaruh antara mekanisme corporate governance, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas pada kebijakan deviden. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Total sampel dalam penelitian ini adalah 36 perusahaan yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Data dianalisis menggunakan multiple linear regressions dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan dan positif pada kebijakan deviden, kepemilikan institusional tidak memilik pengaruh signifikan pada kebjakan deviden, kebijakan hutang memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan pada kebijakan deviden dan profitabilitas memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan pada kebijakan deviden. Kata Kunci: Kebijakan deviden, mekanisme good corporate governance, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah dan memonitor perilaku manajer supaya manajer meningkatkan kemakmuran pemegang saham, tidak melenceng dari tujuan perusahaan. salah satunya dengan pembagian dividen. Pemilik Good Corporate Governance (GCG) modal pada umumnya menyerahkan pengelolaan dewasa ini dipercaya dapat mengurangi conflict perusahaannya kepada para professional yang of disebut sebagai manajer atau insider. Namun, governance dapat melindungi pemegang saham pihak manajer sering mempunyai tujuan yang dari penyalahgunaan wewenang manajemen dan bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dapat memberi keyakinan kepada para investor, tersebut. Manajer sebagai pengelola perusahaan bahwa mereka akan menerima return atas dana mempunyai wewenang untuk mengendalikan yang telah mereka investasikan. Mekanisme ini perusahaan, namun hal inilah yang sering juga digunakan untuk memisahkan antara hak disalahgunakan lebih dan kewajiban manajemen dengan hak dan mementingkan kepentingannya sendiri daripada kewajiban pemegang saham. Mekanisme Good kepentingan Corporate Governance kepentingan antara manajer dengan pemegang manajemen dalam saham inilah yang disebut konflik keagenan. sehingga memudahkan untuk memaksimalkan Konflik dengan nilai dan kinerja dari perusahaan. Kinerja dari mengeluarkan biaya pengawasan (agency cost). perusahaan yang ingin dilihat dalam penelitian ini Biaya pengawasan ini berguna untuk mengawasi adalah dalam pembagian dividen. Dividen adalah oleh manajer pemegang keagenan dapat untuk saham. dikurangi Konflik interest. Penerapan good dapat pengambilan corporate mengawasi keputusan, proporsi laba yang disisihkan untuk dibagikan 44 Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 kepada pemegang saham. Jika perusahaan menurunkan agency problem. Hutang merupakan semakin sering membagi dividen, maka banyak sumber dana eksternal bagi perusahaan dan akan investor akan tertarik untuk menginvestasikan dibayarkan kembali beserta bunga pinjaman dananya di perusahaannya (Cuervo, 2002 dalam kepada kreditur. Dengan adanya hutang, maka Restuningdiah, 2011). manajer harus bekerja lebih keras lagi untuk Dalam penelitian ini mekanisme good dapat membayarkan hutang dan bunga itu. corporate governance yang digunakan adalah Menurut Jensen (1986) dalam Harijito dan kepemilikan Nurfauziah manajerial dan kepemilikan (2006) menemukan bahwa institusional. Kepemilikan manajerial dipilih mekanisme pengawasan masalah agensi adalah karena dengan memberi manajer saham dari dengan mengurangi kas bebas, dengan cara perusahaan, maka diharap akan mensejajarkan meningkatkan hutang atau mendistribusikan kas kepentingan dari manajer dan pemegang saham. kepada pemegang saham melalui dividen ataupun Jadi, setiap keputusan yang diambil manajer, baik pembelian saham kembali. Dengan dana yang itu menguntungkan atau merugikan pemegang dapat disalahgunakan oleh manajer dibatasi saham, akan berpengaruh juga kepada dirinya. jumlahnya, Kepemilikan saham oleh manajemen merupakan berkurang. insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan masalah agensi akan Profitabilitas yang diproksikan melalui akan return on asset (ROA), di mana semakin tinggi menggunakan hutang secara optimal sehingga kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, akan meminimumkan biaya keagenan (Staryo, maka perusahaan memiliki kecukupan dana 2011). untuk dapat membagikan dividen atau untuk Keberadaan manajer sehingga institusional disimpan untuk investasi lebih lanjut. Pemegang dipandang mampu menjadi alat monitoring yang saham sebagai pemilik perusahaan tentu berharap efektif pembayaran dividen akan makin tinggi seiring bagi investor perusahaan, mempunyai kesempatan, kemampuan untuk karena dan dengan naiknya profit dari perusahaan, sehingga pengawasan, diharapkan dapat mengurangi dampak dari menertibkan dan mempengaruhi para manajer agency problem (Dewi, 2008). Penelitian ini perusahaan dalam hal tindakan oportunistik merupakan manajemen (Purwandari, 2011). Dengan adanya sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi (2008), monitoring yang efektif, maka akan dapat Islamiyah (2012), Lucynda dan Lilyana (2012), meningkatkan Sari (2010), Nuringsih (2005) serta juga Marlina mampu sumber mereka melakukan kinerja daya perusahaan, meningkatkan sehingga kepercayaan publik dan Danica pengembangan (2009) dengan dari penelitian menambahkan kepada perusahaan, dan akhirnya mengurangi variabel ukuran perusahaan sebagai variabel agency cost. kontrol. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik Kinerja keuangan dalam penelitian ini dijelaskan dengan profitabilitas, yang kebijakan dipercaya hutang juga persoalan penelitian yaitu apakah kepemilikan dan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dapat hutang dan profitabilitas berpengaruh terhadap 45 46 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... proporsi perubahan dividen pada perusahaan keputusan dan kebijakan yang mengutamakan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia kepentingan pribadinya, karena pengeluaran hasil (BEI) periode 2009 sampai dengan 2012? Hasil keputusan manajer itu akan menambah kos penelitian ini diharapkan mampu memberikan perusahaan kontribusi terkait pembahasan mengenai GCG keuntungan perusahaan dan penurunan dividen serta kinerja keuangan dalam hubungannya yang akan diterima pemegang saham, hal ini dengan diterapkan berlawanan dengan keinginan pemegang saham perusahaan go public, selain itu manfaat bagi yang menginginkan pengembalian berupa dividen investor adalah dapat memberikan pertimbangan yang tinggi. Pemegang saham menginginkan agar dalam pembuatan keputusan investasi saham. kos tersebut dibiayai oleh hutang, tetapi manajer kebijakan dividen yang yang menyebabkan penurunan tidak menyukai dengan alasan bahwa hutang mengandung risiko yang tinggi. TINJAUAN PUSTAKA Konflik Agency Theory Perspektif keagenan merupakan dasar dengan kepentingan pemegang antara manajer ini dapat saham yang digunakan untuk memahami corporate diminimumkan governance. Inti dari hubungan keagenan adalah pengawasan adanya perbedaan kepentingan antara agent mensejajarkan kepentingan antara manajer dan (manajer) dengan principal (pemegang saham), pemegang saham ini. Salah satu caranya adalah yang disebut agency problem. Jensen dan dengan memberi insentif kepada manajer, yang Meckling (1976) menyebutkan bahwa hubungan dapat berupa penambahan gaji, maupun dengan antara manajer memberi manajer saham perusahaan, supaya memberikan gambaran yang utuh mengenai mensejajarkan kepentingan kedua belah pihak hubungan agensi. Hubungan agensi ini berkaitan (Sari, dengan pemisahan kepemilikan dan pengawasan mekanisme dalam struktur perusahaan. Adanya perilaku dari timbulnya suatu kos yang disebut agency cost. manajer Penelitian ini menggunakan agency theory pemegang saham untuk bertindak menguntungkan dirinya dan hanya untuk sendiri dengan sebagai dengan suatu (monitoring) 2010). Namun, pengawasan grand mekanisme yang dengan ini theory dapat munculnya menyebabkan yang melandasi mengorbankan kepentingan pihak lain (pemilik), pengembangan hipotesis. dapat Mekanisme Good Corporate Governance terjadi informasi karena yang lebih manajer mempunyai lengkap mengenai Menurut Daniri 8) dalam mekanisme Good perusahaan, sedangkan informasi tersebut tidak Maherningsih dimiliki oleh pemilik perusahaan, yang biasa Corporate Governance dapat diartikan juga disebut dengan asymmetric information (Ujiyanto sebagai suatu pola hubungan, sistem dan proses dan Pramuka, 2007). yang digunakan oleh organ perusahaan (direksi, Asymmetric mementingkan memungkinkan diri information sendiri mereka dan pada untuk sikap manajer, mengambil (2013) (2005; dewan komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 tetap memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan lainnya, berlandaskan peraturan dan perundangan Kepemilikan saham oleh institusional adalah dan norma yang berlaku. Puspitasari dan salah satu pengendalian ekternal perusahaan. Ermawati (2010) menjelaskan mekanisme Good Perusahaan menjual sahamnya kepada pihak Corporate institusional guna membantu pemegang saham Governance adalah syarat-syarat yang mana berkepentingan Diharapkan dengan adanya pengawasan dari terhadap badan usaha tersebut dapat memastikan pihak eksternal, akan membuat manajer tidak bahwa pihak manajer dan pihak internal badan bertindak untuk kepentingannya tetapi bertindak usaha lainnya dapat memenuhi kepentingan untuk memenuhi tujuan utama perusahaan, yaitu stakeholder. Terdapat lima prinsip dalam Good mensejahterakan pemegang saham sekaligus Corporate Governance, yaitu fairness (keadilan), meningkatkan nilai perusahaan (Staryo, 2011). transparancy Kebijakan Hutang yang (transparansi), accountability (akuntabilitas), (pertanggungjawaban), (independensi). dan manajer. responsibility Kebijakan hutang adalah kebijakan yang independency diambil perusahaan untuk melakukan pembiyaan manfaat melalui hutang. Debt ratio adalah total hutang perlindungan jangka panjang dibagi dengan total aktiva terhadap hak-hak pemegang saham, persamaan (Taufan, 2013). Rasio ini menunjukkan besarnya perlakuan terhadap seluruh pemegang saham, hutang yang digunakan untuk perusahaan dalam peranan dengan rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. perusahaan, keterbukaan dan transparansi, dan Semakin besar rasio menunjukkan semakin besar akuntabilitas dewan komisaris (Emirzon, 2010). tingkat ketergatungan perusahaan terhadap pihak corporate Sedangkan dari pasar. untuk pihak kinerja oleh pelaksanaan sistem dalam suatu badan usaha di berbagai mengawasi dilakukan governance, lima yaitu stakeholders yang terkait Mekanisme corporate governance dapat eksternal (kreditor) dan semakin besar biaya dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu (1) hutang yang harus dibayar perusahaan. hal ini mekanisme pengendalian internal perusahaan akan berdampak pada profitabilitas perusahaan adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan karena sebagian pendapatan digunakan untuk dengan membayar hutang. membuat seperangkat aturan yang mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik Jensen dan Meckling (1976), penggunaan berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko debt yang agent. shareholders dan agent. Crutchley dan Hansen Kepemilikan manajerial adalah salah satu contoh (1989) dalam Sari (2010) melihat dari perspektif mekanisme internal perusahaan. Memberikan keagenan, manajer maka memasukkan memasukkan unsur kekayaan yang kepentingan manajer dan pemegang saham akan dimiliki non-agen atau shareholders yang bukan sama, dengan begitu conflict of interest dapat agen, sehingga kebijakan hutang dapat dilihat dikurangi Mekanisme dari sisi pemegang saham. Semakin banyak pengendalian pemegang saham dengan proporsi kepemilikan disetujui oleh saham (Staryo, pengendalian principal dari perusahaan 2011); eksternal dan (2) adalah akan di mengurangi mana konflik pengukuran antara debt ini 47 48 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... yang semakin kecil (tidak ada suara manyoritas) yang dilakukan oleh perusahaan. dengan kata maka kemampuan monitoring pemegang saham lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik tidak efektif. Diperlukan adanya pihak ketiga produktivitas yang dalam keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan yaitu meningkatkan daya tarik perusahaan kepada debtholders (kreditor) untuk mengurangi agency investor. Peningkatan daya tarik perusahaan cost of equity. Ditinjau dari free cash flow menjadikan perusahaan tersebut makin diminati hypotesis, bila perusahaan mempunyai cukup investor, karena tingkat pengembalian akan banyak cash flow dalam perusahaan maka dengan semakin besar. Semakin tinggi rasio yang pengawasan yang tidak efektif dari pemegang diperoleh maka semakin efisien manajemen aset saham perusahaan. membantu monitoring pemegang dan akan bonding saham manajemen menciptakan perquisites atau asset dalam memperoleh tindakan manajemen untuk menggunakan cash Arilaha (2009) mengungkapkan laba flow tersebut demi kepentingan sendiri. Adanya diperoleh dari selisih antara harta yang masuk pihak ketiga (debtholders) diharapkan membantu (pendapatan dan keuntungan) dan harta yang mengurangi tindakan perquisites ini. Kebijakan keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan hutang lebih efektif dalam mengurangi agency tersebut dapat ditahan sebagai laba ditahan dan cost of equity karena adanya legal liability dari dapat manajemen peningkatan untuk memenuhi kewajibannya dibagi sebagai laba dividen. bersih Sehingga perusahaan akan kepada kreditor yang terkait dengan biaya meningkatkan tingkat pengembalian investasi kebangkrutan. tidak berupa pendapatan dividen bagi investor. Arilaha mempunyai legal liability kepada pemegang (2009) juga menambahkan mengungkapkan juga saham bahwa Dividen kalau di satu perusahaan sisi tidak mampu rasio profitabilitas menunjukkan membayarkan dividen. keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan Profitabilitas keuntungan. Stabilitas keuntungan adalah penting Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang mengurangi risiko apabila terjadi manajemen dalam penurunan laba yang memaksa manejemen untuk perusahaan yang memotong dividen. Perusahaan yang memiliki ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Tingkat stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa pembayaran kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. dengan Oleh mengelola dilakukan untuk kekayaan baik, sedangkan dengan tingkat karena dividen itu, dengan semakin yakin tinggi dan rasio profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa profitabilitas maka semakin besar dividen yang kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja dibagikan kepada investor. manajemen tampak buruk di mata principal Proporsi Perubahan Dividen (Irawan, 2013) Dividen merupakan kompensasi yang Secara garis besar, laba yang dihasilkan diterima oleh pemegang saham di samping perusahaan berasal dari penjualan dan investasi capital gain. Kebijakan dividen membahas Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 keputusan apakah keuntungan yang diperoleh bertambah. perusahaan akan dibagikan dalam dividen atau pemegang saham merasa bahwa manajer telah ditahan dalam bentuk laba ditahan atau retained melakukan tindakan sesuai dengan keinginan earning (Widayanti, dkk, 2009:205). Pemegang mereka, dan ini akan mengurangi konflik saham selalu mengharapkan pembayaran dividen kepentingan (agency problem). secara konstan tahunnya. Jadi bahkan meningkat manajer selaku setiap pengelola Dengan pembayaran dividen, Temuan Nuringsih (2005) menyebutkan bahwa kepemilikan managerial memiliki perusahaan harus berusaha untuk memenuhi pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. keinginan Semakin besar pemegang saham ini dengan keterlibatan manajer dalam meningkatkan laba perusahaan tiap tahunnya. kepemilikan managerial menyebabkan aset yang Dengan pembayaran dividen secara konstan dimiliki tidak terdiversifikasi secara optimal, bahkan naik tiap tahun ini dapat mengurangi sehingga menginginkan dividen yang semakin ketidakpastian dari investor dan juga dapat besar. Perilaku manajer mengarah pada dividen mengurangi yang masalah dari agency problem. relatif tinggi sebagai return atas Dividend Payout Ratio adalah perbandingan kepemilikan saham. Berdasarkan penjelasan di antara dividen yang dibayarkan dengan laba atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh dalam persentase. Semakin tinggi dividend signifikan terhadap proporsi perubahan payout ratio akan menguntungkan para investor, dividen. tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap internal financial karena memperkecil laba Proporsi Perubahan Dividen ditahan. Sebaliknya, makin kecil dividend payout Menurut Listyani (2003) dalam Dewi ratio maka akan merugikan pemegang saham dan (2008), kepemilikan institusional adalah proporsi internal financial perusahaan akan makin kuat saham yang dimiliki oleh pihak institusi pada (Hadiwidjaja, 2007). akhir tahun yang diukur dalam persentase. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Keberadaan investor institusional dipandang Proporsi Perubahan Dividen mampu menjadi alat monitoring yang efektif bagi Kepemilikan manajerial menurut perusahaan, karena mereka mempunyai Wahidahwati dalam Sari (2010) adalah tingkat kesempatan, sumber daya dan kemampuan untuk kepemilikan saham pihak manajemen yang melakukan secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, mempengaruhi para manajer perusahaan dalam misalnya hal direktur dan komisaris. Dengan pengawasan, tindakan menertibkan oportunistik dan manajemen memberikan kepemilikan saham kepada pihak (Purwandari, 2011). Monitoring yang efektif manajemen dengan akan meningkatkan kinerja perusahaan, dan pemegang saham memiliki kepentingan yang berimbas pada peningkatan pembagian dividen sama, yang nantinya diharapkan penggembalian kepada pemegang saham, yang nantinya mampu berupa dividen kepada pemegang saham akan meningkatkan dihadakan manajemen kepercayaan publik kepada 49 50 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... perusahaan, dan akhirnya mengurangi agency keuntungan akan dialokasikan sebagai cadangan cost. Menurut Scott (2000) dalam Dewi (2008), pelunasan hutang (untuk mengurangi agency cost tingkat saham institusional yang tinggi akan of debt). Sebaliknya, pada tingkat hutang yang menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang rendah perusahaan membagikan dividen yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku tinggi sehingga sebagian besar laba digunakan opportunistic manajer, yaitu di mana manajer untuk kesejahteraan pemegang saham (Jensen et melaporkan untuk al., 1992; Dewi, 2008 serta Hadiwidjaja, 2007). pribadinya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan laba secara memaksimumkan oportunis kepentingan Tandellin dan Wilberforce (2002) dalam Dewi hipotesis sebagai berikut: (2008), H3: menyebutkan institusional bahwa berpengaruh kepemilikan positif terhadap kebijakan dividen, karena pihak institusional lebih mementingkan (return) melalului stabilitas pendapatan pembagian dividen. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Kepemilikan posititf berpengaruh terhadap proporsi perubahan dividen. Pengaruh Kebijakan proporsi negatif perubahan dividen. Pengaruh Profitabilitas terhadap Proporsi Perubahan Dividen Profitabilitas berpengaruh positif terhadap cash flow perusahaan sendiri akan makin tinggi, maka perusahaan diharap membayar dividen Hutang terhadap (1992) ini didukung oleh Sudarsi (2002) dalam Dewi (2008) dan juga Sari (2010), yang kebijakan menyatakan bahwa makin besar keuntungan eksternal (laba) perusahaan maka makin besar dalam perusahaan. Menurut Nuringsih (2005) jika pembayaran dividennya. Profitabilitas perusahaan perusahaan mengalami keterbatasan laba ditahan, adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat perusahaan cenderung memanfaatkan hutang, sejauh mana tingkat pengembalian yang akan namum bila penggunaan hutang terlalu besar didapat dari aktivitas investasinya. Berdasar dapat berdampak pada financial distress dan pengertian itu, maka dapat disimpulkan bahwa kebangkrutan. Jensen dan Meckling (1976) dalam profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih Purba (2011) menyatakan bahwa dengan hutang yang berhasil diperoleh perusahaan dari hasil maka perusahaan akan melakukan pembayaran kegiatan operasionalnya. Berdasarkan penjelasan periodik atas bunga dan pokok pinjaman. di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai Kebijakan hutang memiliki pengaruh negatif berikut: terhadap kebijakan dividen, karena penggunaan H4: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan pendanaan yang hutang terhadap berpengaruh yang tinggi pula. Penelitian dari Jensen et al. Proporsi Perubahan Dividen Kebijakan signifikan hutang kebijakan dividen, karena makin tinggi laba maka institusional signifikan Kebijakan adalah bersumber dari hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen yang mana sebagian besar terhadap proporsi perubahan dividen. Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 Model Penelitian Mekanisme Good Corporate Governance Proporsi Perubahan Dividen Kinerja Keuangan Variabel Dependen Variabel Independen Gambar 1. Model Penelitian METODE PENELITIAN jumlah Populasi dan Sampel tahunnya. Populasi dalam penelitian ini adalah yang d) Perusahaan mengalami sampel kenaikan memiliki tiap proporsi seluruh perusahaan manufaktur yang listing di kepemilikan saham oleh para manajernya Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. selama periode 2009-2012. Perusahaan yang dalam e) Perusahaan sampel yang memiliki informasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang kepemilikan institusional selama periode dipilih 2009-2012. berdasarkan menjadi sampel kriteria-kriteria tertentu (purposive judgement sampling), yaitu: Penulis mengambil sampel perusahaan a) Perusahaan sampel merupakan perusahaan manufaktur yang membagikan dividen yang manufaktur yang listing di Bursa Efek mengalami kenaikan tiap tahunnya. Perusahaan Indonesia (BEI) periode 2009-2012. manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur b) Perusahaan sampel yang menyajikan laporan merupakan perusahaan paling dominan di keuangan selama periode 2009- 2012 yang Indonesia dan paling banyak terdaftar di BEI disajikan dalam mata uang rupiah. dengan berbagai sub sektor industri, sehingga c) Perusahaan sampel selama periode 20092012, yang membagikan dividen, dalam dianggap sudah dapat memberikan kesimpulan yang representatif pada seluruh populasi perusahaan yang terdaftar di BEI (tabel 1). Tabel 1 Teknik Pengambilan Sampel Keterangan Perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2009-2012 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang asing tahun 20092012 Perusahaan yang tidak membagi dividen dan dividen tidak mengalami kenaikan setiap tahun dari tahun 2009-2012 Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan manajerial tahun 2009-2012 Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan institusitusional tahun 2009-2012 Jumlah Perusahaan Total data (8x4 tahun) Sumber: www.idx.co.id Jumlah 135 (11) (80) (27) (9) 8 32 51 52 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang berupa data perusahaan laporan manufaktur, keuangan dengan dari kriteria yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id. Definisi Operasional dan Pengukuran tercantum di atas, yang terdaftar dalam Bursa Variabel Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2009 sampai Berikut tabel pengukuran variabel dependen, dengan independen dan variabel kontrol: 2012. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Tabel 2 Pengukuran Variabel Dependen, Independen, Kontrol Variabel Proporsi Perubahan Dividen (∆DPR) Mekanisme Good Corporate Governance Kinerja Keuangan Indikator Pengukuran ∆( Sumber ) ……………....…....... 1 Kepemilikan Managerial (KM) = ............................. 2 Kepemilikan Institusional (KI) = % Kepemilikan institusional …...…......…………... 3 Kebijakan Hutang (DER) = ............................. 4 Profitabilitas (ROA) = ….……….……………... 5 Proporsi perubahan dividen Taufan, 2013 Purba, 2011 Rahardja, 2012 Taufan, 2013 Irawan, 2013 diukur mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR), di lebih stabil dibandingkan nilai penjualan, equity mana dihitung dengan DPRt – DPRt-1. Pemilihan dan jumlah karyawan. indikator berupa dividend payout ratio (DPR) karena DPR dianggap lebihtepat untuk Ukuran perusahaan diukur dari jumlah total aktiva perusahaan sampel yang menggambarkan perilaku oportunistik manajerial ditransformasi dalam bentuk logaritma natural. yaitu dengan melihat seberapa besar keuntungan Penggunaan logaritma natural di dimaksudkan yang dibagi kepada shareholder sebagai dividen untuk menghindari problem data natural yang dan berapa yang disimpan perusahaan. Peneliti tidak berdistribusi normal yang berpotensial juga menambahkan variabel ukuran perusahaan menimbulkan heterokedastisitas. sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan Teknik Analisis Data sendiri adalah suatu skala yang menentukan besar Analisis data dalam penelitian ini kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari nilai meliputi: uji asumsi klasik yang dilakukan equity, nilai penjualan, jumlah karyawan dan nilai sebagai prasyarat untuk melakukan pengujian total aktiva (asset). Tetapi dalam penelitian ini hipotesis dan pengujian hipotesis menggunakan digunakan analisis multiple regression (regresi berganda). nilai total aktiva, dengan Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 Pengujian dilakukan dengan menggunakan d) Uji Multikolinieritas. Uji Multikolonieritas bantuan software SPSS 20. Berikut ini akan bertujuan untuk menguji apakah model tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini: regresi ditemukan adanya korelasi antar a) Uji Asumsi Klasik. Sebelum dilakukan variabel independen. Multikolonearitas pengujian terhadap hipotesis, maka data yang adalah situasi adanya variabel-variabel bebas diperiksa dalam penelitian ini akan diuji diantara satu sama lain. Model regresi yang terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi baik seharusnya tidak terjadi korelasi di dasar. Pengujian yang dilakukan yaitu: antara variabel independen. b) Uji Normalitas Data. Asumsi normalitas digunakan data adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. berdistribusi normal atau tidak. Data yang Pengujian ini akan menggunakan uji Durbin- baik berdistribusi normal. Level of Significant Watson (DW test) yang mensyaratkan adanya yang digunakan adalah 0,05. konstanta (intercept) dalam model regresi c) Uji untuk menguji apakah e) Uji Autokorelasi. Model regresi yang baik Heteroskedastisitas. Uji dan tidak ada variabel lagi di antara variabel heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah independen. dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini variance dari residual satu pengamatan ke menggunakan analisis multiple regression pengamatan yang lain. Level of Significant (regresi berganda). Adapun persamaan multiple yang digunakan adalah 0,05. regression untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah: ∆ DPR = α + β1KM + β2KI + β3DER + β4ROA + ε .….…………..………7 Keterangan: ∆ DPR = perubahan proporsi KI = kepemilikan institusional dividend payout ratio DER = kebijakan hutang α = konstanta ROA = profitabilitas β = koefisien regresi ε = kesalahan regresi KM = kepemilikan manajerial PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 3 berikut menjelaskan variabel dependen dan independen dalam penelitian ini. Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean ∆ DPR (%) 32 -6,484 19,595 5,301 Kepemilikan Manajerial (%) 32 0,002 25,620 4,026 Kepemilikan Institusional (%) 32 6,670 90,030 50,898 Kebijakan Hutang (%) 32 2,830 62,950 12,755 Profitabilitas (%) 32 Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2014) -6,190 32,110 10,702 53 54 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... Proporsi perubahan dividen yang perusahaan sampel memiliki rasio kepemilikan diproksikan oleh Dividend Payout Ratio (DPR) saham oleh institusi yang cukup tinggi. Nilai memiliki rata-rata 5,301 serta batas minimum dan minimum dari kepemilikan institusional adalah maksimum dengan nilai -6,484 dan 19,595. 6,670 yaitu perusahaan PT. Lionmesh Prima Tbk Sedangkan untuk variabel independennya yaitu dan nilai maksimum adalah 90,030 yaitu Mekanisme Good Corporate Governance dengan perusahaan PT. Kimia Farma Tbk. indikator kepemilikan manajerial, kepemilikan Kebijakan hutang memiliki nilai rata-rata institusional, serta Kinerja Keuangan dengan 12,755, dari 32 indikator kebijakan hutang dan profitabilitas, perusahaan memiliki proporsi rasio pendanaan masing-masing diproksikan oleh KM, KI, DER, dari pihak luar di atas rata-rata sebesar 12,755, dan ROA. sehingga dapat perusahaan dikatakan sebanyak sebagian 12 besar Kepemilikan Manajerial memiliki nilai perusahaan sampel memiliki rasio hutang yang rata-rata sebesar 4,026, dari 32 perusahaan ada 24 rendah. Nilai minimum dari kebijakan hutang perusahaan yang memiliki kepemilikan saham adalah 2,830 yaitu perusahaan PT. Mustika Ratu oleh manajerial dibawah 4,026, sehingga dapat Tbk dan nilai maksimum adalah 62,950 yaitu dikatakan bahwa sebagian besar perusahaan perusahaan PT. Arwana Citramulia Tbk. sampel memiliki saham Profitabilitas memiliki nilai rata-rata minimum 10,702, dari 32 perusahaan ada 17 perusahaan kepemilikan manajerial ini adalah 0,002 yaitu yang profitnya berada di bawah rata-rata sebesar perusahaan PT. Kimia Farma Tbk dan nilai 10,702, maksimum adalah 25,620 yaitu PT. Lionmesh perusahaan sampel sebagian besar memiliki rasio Prima Tbk. profitabilitas yang tinggi. Nilai minimum dari manajerial rasio yang kepemilikan rendah. Nilai sehingga dapat dikatakan bahwa Kepemilikan institusional memiliki nilai profitabilitas adalah -6,190 yaitu perusahaan PT. rata-rata yaitu 50,898, dari 32 perusahaan Kedaung Indah Can Tbk dan nilai maksimum sebanyak 13 perusahaan memiliki kepemilikan sebesar 32,110 yaitu perusahaan PT Lionmesh saham oleh institusional di bawah 50,898, Prima Tbk. sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar Pengujian Hipotesis Tabel 4 Hasil Uji Regresi Variabel Penelitian Koefisien Regresi Kepemilikan Manajerial (%) -0,092 -0,672 0,507 Kepemilikan Institusional (%) -0,014 -0,383 0,705 Kebijakan Hutang (%) 0,008 0,113 0,911 Profitabilitas (%) 0,218 1,460 0,156 Adjusted R.Square = -0,093 Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2014) F = 0,473 T Sig. Sig. F = 0,793 Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 Berdasar tabel besarnya koefisien manajerial adalah 4 diketahui regresi -0,092 bahwa dividen, mereka lebih senang hanya dengan kepemilikan mendapatkan current earnings. Penelitian ini dengan tingkat sejalan dengan penelitian Short et al. (2002) dan signifikansi 0,507. Artinya, kepemilikan saham Embara, dkk (2012). oleh pihak manajemen perusahaan (insiders) Besarnya koefisien regresi kebijakan berpengaruh negatif namun tidak signifikan hutang adalah 0,008 dengan tingkat signifikansi terhadap proporsi perubahan dividen. Dengan 0,911, artinya kebijakan hutang berpengaruh demikian hipotesis pertama ditolak. Dewi (2008) positif namun tidak signifikan terhadap proporsi menyebutkan bahwa pada tingkat kepemilikan perubahan dividen. Menurut Hadiwidjaja (2007) saham oleh manajer yang tinggi, maka manajer interaksi antara kebijakan hutang dan kebijakan akan mengalokasikan keuntungan perusahaan dividen dapat dihubungkan dengan asimetris pada laba ditahan daripada membayar dividen, informasi, yakni informasi yang mencakup dengan alasan sumber dana internal lebih efisien informasi dibandingkan sumber dana eksternal (utang). Jika penggunaan keuntungan, artinya ada hubungan perusahaan menggunakan utang yang tinggi, interdependensi antara kebijakan hutang dengan maka akan berakibat pada peningkatan financial kebijakan dividen. Hal ini seperti pecking order distress dan kebangkrutan, sehingga jika hal itu theory dari Myers (1984) dalam Hadiwidjaja terjadi akan mengancam posisi manajer di (2007), di mana perusahaan lebih memilih untuk perusahaan tingkat menggunakan pembiayaan internal dibandingkan kepemilikan managerial yang rendah, manajer eksternal dan akan mengadaptasi target rasio melakukan pembagian dividen yang besar untuk pembayaran dividen mereka ke dalam peluang memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja investasi. itu. Sedangkan, pada tentang prospek perusahaan dan perusahaan masa yang akan datang, sehingga Berdasar hasil pengujian pada tabel 4 di meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan atas, dapat diketahui bahwa besarnya koefisien investor. regresi profitabilitas adalah 0,218 dengan tingkat Besarnya koefisien regresi kepemilikan institusional adalah Artinya, profitabilitas berpengaruh positif namun tidak signifikan signifikansi 0,705. Artinya, kepemilikan saham terhadap proporsi perubahan dividen. Dengan oleh pihak institusional berpengaruh negatif demikian Hipotesis keempat ditolak. Menurut namun proporsi Sari (2010) perusahaan tidak akan membayar perubahan dividen. Dengan demikian hipotesis dividen tinggi untuk menjaga reputasinya ketika kedua ditolak. Menurut Porter (1992) dalam profit yang didapat perusahaan rendah. Hal ini Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan dikarenakan bahwa pihak institusional adalah pemilik yang penelitian ini telah beroperasi dalam kurun waktu lebih memfokuskan pada current earnings. Jadi yang lama dan berada pada tahap maturity. pemegang terlalu Perusahaan-perusahaan ini telah memiliki banyak menginginkan pembagian hasil saham berupa cadangan laba yang telah digunakan baik untuk signifikan saham dengan 0,156. tingkat tidak -0,014 signifikansi terhadap institusi tidak secara umum sampel dalam 55 56 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... diinvestasikan kembali maupun dibagikan dalam penulis memberikan saran untuk menambah bentuk dividen tanpa harus merubah proporsi variabel-variabel dividen bagi pemegang saham yang mana digunakan dalam penelitian ini, seperti free cash sebagian besar merupakan pemegang saham flow, cash position, kepemilikan keluarga dan pengendali (managerial shareholder). Hasil ini umur perusahaan (Sari, 2010). sejalan dengan hasil penelitian Sari (2010). Implikasi Penelitian lain selain variabel yang Perusahaan harus tetap meningkatkan kinerja SIMPULAN DAN SARAN dengan kemampuan memonitor, mengadakan Simpulan perencanaan, pengendalian serta peningkatan Hasil penelitian yang dapat ditampilkan adalah: pengawasan terhadap semua kegiatan perusahaan a) Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif secara intensif dan lebih profesional, supaya namun tidak signifikan terhadap proporsi kondisi perusahaan semakin sesuai dengan tujuan perubahan dividen. perusahaan. Terlebih dalam pelaksanaan Good b) Kepemilikan institusional berpengaruh Corporate Governance, karena dalam penelitian negatif namun tidak signifikan terhadap ini terlihat bahwa praktek Good Corporate proporsi perubahan dividen. Governance belum dilakukan secara optimal c) Kebijakan hutang berpengaruh positif namun dalam perusahaan. tidak signifikan terhadap proporsi perubahan Hasil penelitian ini diharap agar investor tidak dividen. hanya melihat dari berapa jumlah dividen yang d) Profitabilitas berpengaruh positif namun diberikan perusahaan tiap tahun, tetapi juga tidak signifikan terhadap proporsi perubahan mengawasi kinerja dari perusahaan, agar dividen. dikemudian hari perusahaan dapat menghasilkan Keterbatasan dan Saran Penelitian kinerja yang optimal di masa yang akan datang, Dengan melihat nilai Adjusted R square dalam sehingga nantinya akan menguntungkan pihak penelitian ini yang hanya sebesar 18,8%, maka investor selaku pemilik perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Atarwaman, R. J.D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi ADVANTAGE, 2 (2), 19 Februari 2011. Atmaja, L. S. 2013. Dividen: Emang Gua Pikirin? http://kolom.kontan.co.id/news/88/Dividen-Emang-guapikirin. Chen, C. R., dan Steiner, T. L. 1999. Managerial Ownership and Agency Conflicts: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend policy, The Financial Review 34, 1999: 119-136. Dewi, M. P,. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan terhadap Free cash flow dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan-Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58 Dewi, S. C,. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10 (1), April 2008: 47-58. Embara, T. D. L., Wiagustini, N. L. P., Badjra, I. B., 2012. Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen Serta Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, 6 (2), Agustus 2012 Emirzon, J. 2010. Regulatory Driven Dalam Implementasi Prinsip-Prinsip Good Coporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia. Hadiwidjaja, R. D. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, USU e-Repository © 2008. Harijito, D. A., dan Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership dan Kebijakan Dividen dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 10 (2), Desember 2006: 121-136. Hatta, A. J. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi dan Auditting Indonesia 6 (2), Desember: 1-22. Irawan, W. A. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perushaaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011). Islamiyah, R. 2012. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Growth terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jensen, G. R., Solberg, D. P., dan Zorn, T. S. 1992. Simultaneous Detemination of Insider Ownership, Debt, and Dividend Policies. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 27 (2), June 1992. Jensen, M. C, dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October 1976, 3 (4): 305-360. http://ssrn.com/abstract=94043. Lucyanda, J., dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal Dinamika Akuntansi, 4 (2), September: 129-138. Mardiyati, U., Ahmad, G. N., dan Putri, R.. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 3 (1): 1-17. Marheningsih, I. 2013. Good Corporate Governance. www.belajaryuuukkk.blogspot.com. Mariah, Meythi., dan Martusa, R. 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai DEngan Likuiditas Sebagai Variabel Moderating Pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 (Periode 2008-2010). Marlina, L. dan Danica, C. 2009, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividen Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, 2 (1), Januari: 1-6. Moh’d, M. A., Perry, L. G., dan Rimbey, J. N. 1995. The Impact of Ownership Structure On Corporate Debt Policy: a Time-Series Cross-Sectional Analusis. The Financial Review 33, 1998: 85-98. Mulviawan, Y. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2005-2011. Nuringsih, K. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember 2005, 2 (2): 103-123. Purba, L. J. R. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009). Putri, I. F, dan M. Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9, 2006. Padang. Purwandari, I. W. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Praktek Manajemen Laba (Earnings Management). Puspitasari, F., dan E, Ernawati. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 3, No. 2, Agustus 2010. Rahardja, M. D. S.. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). 57 58 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance... Diponegoro Journal of Accounting, 1 (1), 2012: 1-15. http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/accounting. Restuningdiah, N. 2011, Komisaris Independen, Komita Audit, Internal Audit dan Risk Management Comitte Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 15 (3), September 2011: 351362. Sari, I. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008). Sari, R. F. 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen. Short, H., Zhang, H., dan Keasey, K. 2001 The Link Between Dividen Policy and institutional Ownership. Journal of Corporate Finance 8, 2002: 105-122. http://ssrn.com/abstract=1788849. Staryo, F. E. 2011. Monitoring Mechanism dan Nilai Perusahaan, www.staryofe.staff.uns.ac.id. Steven dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13 (3), Desember: 163-181. Taufan, F. A. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Dangan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Serta Pengaruh Pajak Terhadap Kebijakan Dividen. Ujiyanto, M. A., dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2007. Wicaksana, I G. A. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Widayanti, R., Ekawati, H., Dorkas, A., Rita, M. R., dan Sucahyo,U. S.. 2009. Manajemen Keuangan Edisi Revisi. Salatiga: Fakultas Ekonomika Universitas Kristen Satya Wacana. Wijayanti, S., dan Supatmi. 2008. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006).