Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58

advertisement
Jurnal Cakrawala Akuntansi
Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
ISSN 1979-4851
http://jca.unja.ac.id
MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN
DAN PROPORSI PERUBAHAN DIVIDEN
Maria Rio Rita1), Andreas Puspo Nugroho2)
1) 2)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
[email protected]
Abstrak: Tujuan dari penelitiani ini adalah untuk menguji pengaruh antara mekanisme corporate governance,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas pada kebijakan deviden. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012.
Total sampel dalam penelitian ini adalah 36 perusahaan yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Data
dianalisis menggunakan multiple linear regressions dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian
ini menunjukkan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan dan positif pada kebijakan deviden,
kepemilikan institusional tidak memilik pengaruh signifikan pada kebjakan deviden, kebijakan hutang memiliki
pengaruh negatif namun tidak signifikan pada kebijakan deviden dan profitabilitas memiliki pengaruh positif namun
tidak signifikan pada kebijakan deviden.
Kata Kunci: Kebijakan deviden, mekanisme good corporate governance, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan
Tujuan
utama
perusahaan
adalah
dan memonitor perilaku manajer supaya manajer
meningkatkan kemakmuran pemegang saham,
tidak melenceng dari tujuan perusahaan.
salah satunya dengan pembagian dividen. Pemilik
Good
Corporate
Governance
(GCG)
modal pada umumnya menyerahkan pengelolaan
dewasa ini dipercaya dapat mengurangi conflict
perusahaannya kepada para professional yang
of
disebut sebagai manajer atau insider. Namun,
governance dapat melindungi pemegang saham
pihak manajer sering mempunyai tujuan yang
dari penyalahgunaan wewenang manajemen dan
bertentangan dengan tujuan utama perusahaan
dapat memberi keyakinan kepada para investor,
tersebut. Manajer sebagai pengelola perusahaan
bahwa mereka akan menerima return atas dana
mempunyai wewenang untuk mengendalikan
yang telah mereka investasikan. Mekanisme ini
perusahaan, namun hal inilah yang sering
juga digunakan untuk memisahkan antara hak
disalahgunakan
lebih
dan kewajiban manajemen dengan hak dan
mementingkan kepentingannya sendiri daripada
kewajiban pemegang saham. Mekanisme Good
kepentingan
Corporate
Governance
kepentingan antara manajer dengan pemegang
manajemen
dalam
saham inilah yang disebut konflik keagenan.
sehingga memudahkan untuk memaksimalkan
Konflik
dengan
nilai dan kinerja dari perusahaan. Kinerja dari
mengeluarkan biaya pengawasan (agency cost).
perusahaan yang ingin dilihat dalam penelitian ini
Biaya pengawasan ini berguna untuk mengawasi
adalah dalam pembagian dividen. Dividen adalah
oleh
manajer
pemegang
keagenan
dapat
untuk
saham.
dikurangi
Konflik
interest.
Penerapan
good
dapat
pengambilan
corporate
mengawasi
keputusan,
proporsi laba yang disisihkan untuk dibagikan
44
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
kepada
pemegang
saham.
Jika
perusahaan
menurunkan agency problem. Hutang merupakan
semakin sering membagi dividen, maka banyak
sumber dana eksternal bagi perusahaan dan akan
investor akan tertarik untuk menginvestasikan
dibayarkan kembali beserta bunga pinjaman
dananya di perusahaannya (Cuervo, 2002 dalam
kepada kreditur. Dengan adanya hutang, maka
Restuningdiah, 2011).
manajer harus bekerja lebih keras lagi untuk
Dalam penelitian ini mekanisme good
dapat membayarkan hutang dan bunga itu.
corporate governance yang digunakan adalah
Menurut Jensen (1986) dalam Harijito dan
kepemilikan
Nurfauziah
manajerial
dan
kepemilikan
(2006)
menemukan
bahwa
institusional. Kepemilikan manajerial dipilih
mekanisme pengawasan masalah agensi adalah
karena dengan memberi manajer saham dari
dengan mengurangi kas bebas, dengan cara
perusahaan, maka diharap akan mensejajarkan
meningkatkan hutang atau mendistribusikan kas
kepentingan dari manajer dan pemegang saham.
kepada pemegang saham melalui dividen ataupun
Jadi, setiap keputusan yang diambil manajer, baik
pembelian saham kembali. Dengan dana yang
itu menguntungkan atau merugikan pemegang
dapat disalahgunakan oleh manajer dibatasi
saham, akan berpengaruh juga kepada dirinya.
jumlahnya,
Kepemilikan saham oleh manajemen merupakan
berkurang.
insentif bagi para manajer untuk meningkatkan
kinerja
perusahaan
dan
masalah
agensi
akan
Profitabilitas yang diproksikan melalui
akan
return on asset (ROA), di mana semakin tinggi
menggunakan hutang secara optimal sehingga
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba,
akan meminimumkan biaya keagenan (Staryo,
maka perusahaan memiliki kecukupan dana
2011).
untuk dapat membagikan dividen atau untuk
Keberadaan
manajer
sehingga
institusional
disimpan untuk investasi lebih lanjut. Pemegang
dipandang mampu menjadi alat monitoring yang
saham sebagai pemilik perusahaan tentu berharap
efektif
pembayaran dividen akan makin tinggi seiring
bagi
investor
perusahaan,
mempunyai
kesempatan,
kemampuan
untuk
karena
dan
dengan naiknya profit dari perusahaan, sehingga
pengawasan,
diharapkan dapat mengurangi dampak dari
menertibkan dan mempengaruhi para manajer
agency problem (Dewi, 2008). Penelitian ini
perusahaan dalam hal tindakan oportunistik
merupakan
manajemen (Purwandari, 2011). Dengan adanya
sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi (2008),
monitoring yang efektif, maka akan dapat
Islamiyah (2012), Lucynda dan Lilyana (2012),
meningkatkan
Sari (2010), Nuringsih (2005) serta juga Marlina
mampu
sumber
mereka
melakukan
kinerja
daya
perusahaan,
meningkatkan
sehingga
kepercayaan
publik
dan
Danica
pengembangan
(2009)
dengan
dari
penelitian
menambahkan
kepada perusahaan, dan akhirnya mengurangi
variabel ukuran perusahaan sebagai variabel
agency cost.
kontrol. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik
Kinerja keuangan dalam penelitian ini
dijelaskan
dengan
profitabilitas,
yang
kebijakan
dipercaya
hutang
juga
persoalan penelitian yaitu apakah kepemilikan
dan
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan
dapat
hutang dan profitabilitas berpengaruh terhadap
45
46 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
proporsi perubahan dividen pada perusahaan
keputusan dan kebijakan yang mengutamakan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
kepentingan pribadinya, karena pengeluaran hasil
(BEI) periode 2009 sampai dengan 2012? Hasil
keputusan manajer itu akan menambah kos
penelitian ini diharapkan mampu memberikan
perusahaan
kontribusi terkait pembahasan mengenai GCG
keuntungan perusahaan dan penurunan dividen
serta kinerja keuangan dalam hubungannya
yang akan diterima pemegang saham, hal ini
dengan
diterapkan
berlawanan dengan keinginan pemegang saham
perusahaan go public, selain itu manfaat bagi
yang menginginkan pengembalian berupa dividen
investor adalah dapat memberikan pertimbangan
yang tinggi. Pemegang saham menginginkan agar
dalam pembuatan keputusan investasi saham.
kos tersebut dibiayai oleh hutang, tetapi manajer
kebijakan
dividen
yang
yang
menyebabkan
penurunan
tidak menyukai dengan alasan bahwa hutang
mengandung risiko yang tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
Konflik
Agency Theory
Perspektif keagenan merupakan dasar
dengan
kepentingan
pemegang
antara
manajer
ini
dapat
saham
yang digunakan untuk memahami corporate
diminimumkan
governance. Inti dari hubungan keagenan adalah
pengawasan
adanya perbedaan kepentingan antara agent
mensejajarkan kepentingan antara manajer dan
(manajer) dengan principal (pemegang saham),
pemegang saham ini. Salah satu caranya adalah
yang disebut agency problem. Jensen dan
dengan memberi insentif kepada manajer, yang
Meckling (1976) menyebutkan bahwa hubungan
dapat berupa penambahan gaji, maupun dengan
antara
manajer
memberi manajer saham perusahaan, supaya
memberikan gambaran yang utuh mengenai
mensejajarkan kepentingan kedua belah pihak
hubungan agensi. Hubungan agensi ini berkaitan
(Sari,
dengan pemisahan kepemilikan dan pengawasan
mekanisme
dalam struktur perusahaan. Adanya perilaku dari
timbulnya suatu kos yang disebut agency cost.
manajer
Penelitian ini menggunakan agency theory
pemegang
saham
untuk
bertindak
menguntungkan
dirinya
dan
hanya
untuk
sendiri
dengan
sebagai
dengan
suatu
(monitoring)
2010).
Namun,
pengawasan
grand
mekanisme
yang
dengan
ini
theory
dapat
munculnya
menyebabkan
yang
melandasi
mengorbankan kepentingan pihak lain (pemilik),
pengembangan hipotesis.
dapat
Mekanisme Good Corporate Governance
terjadi
informasi
karena
yang
lebih
manajer
mempunyai
lengkap
mengenai
Menurut
Daniri
8)
dalam
mekanisme
Good
perusahaan, sedangkan informasi tersebut tidak
Maherningsih
dimiliki oleh pemilik perusahaan, yang biasa
Corporate Governance dapat diartikan juga
disebut dengan asymmetric information (Ujiyanto
sebagai suatu pola hubungan, sistem dan proses
dan Pramuka, 2007).
yang digunakan oleh organ perusahaan (direksi,
Asymmetric
mementingkan
memungkinkan
diri
information
sendiri
mereka
dan
pada
untuk
sikap
manajer,
mengambil
(2013)
(2005;
dewan komisaris, RUPS) guna memberikan nilai
tambah
kepada
pemegang
saham
secara
berkesinambungan dalam jangka panjang dengan
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders
perusahaan
lainnya, berlandaskan peraturan dan perundangan
Kepemilikan saham oleh institusional adalah
dan norma yang berlaku. Puspitasari dan
salah satu pengendalian ekternal perusahaan.
Ermawati (2010) menjelaskan mekanisme Good
Perusahaan menjual sahamnya kepada pihak
Corporate
institusional guna membantu pemegang saham
Governance
adalah
syarat-syarat
yang
mana
berkepentingan
Diharapkan dengan adanya pengawasan dari
terhadap badan usaha tersebut dapat memastikan
pihak eksternal, akan membuat manajer tidak
bahwa pihak manajer dan pihak internal badan
bertindak untuk kepentingannya tetapi bertindak
usaha lainnya dapat memenuhi kepentingan
untuk memenuhi tujuan utama perusahaan, yaitu
stakeholder. Terdapat lima prinsip dalam Good
mensejahterakan pemegang saham sekaligus
Corporate Governance, yaitu fairness (keadilan),
meningkatkan nilai perusahaan (Staryo, 2011).
transparancy
Kebijakan Hutang
yang
(transparansi),
accountability
(akuntabilitas),
(pertanggungjawaban),
(independensi).
dan
manajer.
responsibility
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang
independency
diambil perusahaan untuk melakukan pembiyaan
manfaat
melalui hutang. Debt ratio adalah total hutang
perlindungan
jangka panjang dibagi dengan total aktiva
terhadap hak-hak pemegang saham, persamaan
(Taufan, 2013). Rasio ini menunjukkan besarnya
perlakuan terhadap seluruh pemegang saham,
hutang yang digunakan untuk perusahaan dalam
peranan
dengan
rangka menjalankan aktivitas operasionalnya.
perusahaan, keterbukaan dan transparansi, dan
Semakin besar rasio menunjukkan semakin besar
akuntabilitas dewan komisaris (Emirzon, 2010).
tingkat ketergatungan perusahaan terhadap pihak
corporate
Sedangkan
dari
pasar.
untuk
pihak
kinerja
oleh
pelaksanaan sistem dalam suatu badan usaha di
berbagai
mengawasi
dilakukan
governance,
lima
yaitu
stakeholders
yang
terkait
Mekanisme corporate governance dapat
eksternal (kreditor) dan semakin besar biaya
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu (1)
hutang yang harus dibayar perusahaan. hal ini
mekanisme pengendalian internal perusahaan
akan berdampak pada profitabilitas perusahaan
adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan
karena sebagian pendapatan digunakan untuk
dengan
membayar hutang.
membuat
seperangkat
aturan
yang
mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik
Jensen dan Meckling (1976), penggunaan
berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko
debt
yang
agent.
shareholders dan agent. Crutchley dan Hansen
Kepemilikan manajerial adalah salah satu contoh
(1989) dalam Sari (2010) melihat dari perspektif
mekanisme internal perusahaan. Memberikan
keagenan,
manajer
maka
memasukkan memasukkan unsur kekayaan yang
kepentingan manajer dan pemegang saham akan
dimiliki non-agen atau shareholders yang bukan
sama, dengan begitu conflict of interest dapat
agen, sehingga kebijakan hutang dapat dilihat
dikurangi
Mekanisme
dari sisi pemegang saham. Semakin banyak
pengendalian
pemegang saham dengan proporsi kepemilikan
disetujui
oleh
saham
(Staryo,
pengendalian
principal
dari
perusahaan
2011);
eksternal
dan
(2)
adalah
akan
di
mengurangi
mana
konflik
pengukuran
antara
debt
ini
47
48 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
yang semakin kecil (tidak ada suara manyoritas)
yang dilakukan oleh perusahaan. dengan kata
maka kemampuan monitoring pemegang saham
lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
tidak efektif. Diperlukan adanya pihak ketiga
produktivitas
yang
dalam
keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan
yaitu
meningkatkan daya tarik perusahaan kepada
debtholders (kreditor) untuk mengurangi agency
investor. Peningkatan daya tarik perusahaan
cost of equity. Ditinjau dari free cash flow
menjadikan perusahaan tersebut makin diminati
hypotesis, bila perusahaan mempunyai cukup
investor, karena tingkat pengembalian akan
banyak cash flow dalam perusahaan maka dengan
semakin besar. Semakin tinggi rasio yang
pengawasan yang tidak efektif dari pemegang
diperoleh maka semakin efisien manajemen aset
saham
perusahaan.
membantu
monitoring
pemegang
dan
akan
bonding
saham
manajemen
menciptakan
perquisites
atau
asset
dalam
memperoleh
tindakan manajemen untuk menggunakan cash
Arilaha (2009) mengungkapkan laba
flow tersebut demi kepentingan sendiri. Adanya
diperoleh dari selisih antara harta yang masuk
pihak ketiga (debtholders) diharapkan membantu
(pendapatan dan keuntungan) dan harta yang
mengurangi tindakan perquisites ini. Kebijakan
keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan
hutang lebih efektif dalam mengurangi agency
tersebut dapat ditahan sebagai laba ditahan dan
cost of equity karena adanya legal liability dari
dapat
manajemen
peningkatan
untuk
memenuhi
kewajibannya
dibagi
sebagai
laba
dividen.
bersih
Sehingga
perusahaan
akan
kepada kreditor yang terkait dengan biaya
meningkatkan tingkat pengembalian investasi
kebangkrutan.
tidak
berupa pendapatan dividen bagi investor. Arilaha
mempunyai legal liability kepada pemegang
(2009) juga menambahkan mengungkapkan juga
saham
bahwa
Dividen
kalau
di
satu
perusahaan
sisi
tidak
mampu
rasio
profitabilitas
menunjukkan
membayarkan dividen.
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
Profitabilitas
keuntungan. Stabilitas keuntungan adalah penting
Profitabilitas merupakan suatu indikator
kinerja
yang
mengurangi
risiko
apabila
terjadi
manajemen
dalam
penurunan laba yang memaksa manejemen untuk
perusahaan
yang
memotong dividen. Perusahaan yang memiliki
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Tingkat
stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat
profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa
pembayaran
kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan
mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka.
dengan
Oleh
mengelola
dilakukan
untuk
kekayaan
baik,
sedangkan
dengan
tingkat
karena
dividen
itu,
dengan
semakin
yakin
tinggi
dan
rasio
profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa
profitabilitas maka semakin besar dividen yang
kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja
dibagikan kepada investor.
manajemen tampak buruk di mata principal
Proporsi Perubahan Dividen
(Irawan, 2013)
Dividen merupakan kompensasi yang
Secara garis besar, laba yang dihasilkan
diterima oleh pemegang saham di samping
perusahaan berasal dari penjualan dan investasi
capital gain. Kebijakan dividen membahas
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
keputusan apakah keuntungan yang diperoleh
bertambah.
perusahaan akan dibagikan dalam dividen atau
pemegang saham merasa bahwa manajer telah
ditahan dalam bentuk laba ditahan atau retained
melakukan tindakan sesuai dengan keinginan
earning (Widayanti, dkk, 2009:205). Pemegang
mereka, dan ini akan mengurangi konflik
saham selalu mengharapkan pembayaran dividen
kepentingan (agency problem).
secara
konstan
tahunnya.
Jadi
bahkan
meningkat
manajer
selaku
setiap
pengelola
Dengan
pembayaran
dividen,
Temuan Nuringsih (2005) menyebutkan
bahwa
kepemilikan
managerial
memiliki
perusahaan harus berusaha untuk memenuhi
pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
keinginan
Semakin besar
pemegang
saham
ini
dengan
keterlibatan
manajer
dalam
meningkatkan laba perusahaan tiap tahunnya.
kepemilikan managerial menyebabkan aset yang
Dengan pembayaran dividen secara konstan
dimiliki tidak terdiversifikasi secara optimal,
bahkan naik tiap tahun ini dapat mengurangi
sehingga menginginkan dividen yang semakin
ketidakpastian dari investor dan juga dapat
besar. Perilaku manajer mengarah pada dividen
mengurangi
yang
masalah dari agency problem.
relatif
tinggi
sebagai
return
atas
Dividend Payout Ratio adalah perbandingan
kepemilikan saham. Berdasarkan penjelasan di
antara dividen yang dibayarkan dengan laba
atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan
H1:
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
dalam persentase. Semakin tinggi dividend
signifikan terhadap proporsi perubahan
payout ratio akan menguntungkan para investor,
dividen.
tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
internal financial karena memperkecil laba
Proporsi Perubahan Dividen
ditahan. Sebaliknya, makin kecil dividend payout
Menurut Listyani (2003) dalam Dewi
ratio maka akan merugikan pemegang saham dan
(2008), kepemilikan institusional adalah proporsi
internal financial perusahaan akan makin kuat
saham yang dimiliki oleh pihak institusi pada
(Hadiwidjaja, 2007).
akhir tahun yang diukur dalam persentase.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
Keberadaan investor institusional dipandang
Proporsi Perubahan Dividen
mampu menjadi alat monitoring yang efektif bagi
Kepemilikan
manajerial
menurut
perusahaan,
karena
mereka
mempunyai
Wahidahwati dalam Sari (2010) adalah tingkat
kesempatan, sumber daya dan kemampuan untuk
kepemilikan saham pihak manajemen yang
melakukan
secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan,
mempengaruhi para manajer perusahaan dalam
misalnya
hal
direktur
dan
komisaris.
Dengan
pengawasan,
tindakan
menertibkan
oportunistik
dan
manajemen
memberikan kepemilikan saham kepada pihak
(Purwandari, 2011). Monitoring yang efektif
manajemen
dengan
akan meningkatkan kinerja perusahaan, dan
pemegang saham memiliki kepentingan yang
berimbas pada peningkatan pembagian dividen
sama, yang nantinya diharapkan penggembalian
kepada pemegang saham, yang nantinya mampu
berupa dividen kepada pemegang saham akan
meningkatkan
dihadakan
manajemen
kepercayaan
publik
kepada
49
50 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
perusahaan, dan akhirnya mengurangi agency
keuntungan akan dialokasikan sebagai cadangan
cost. Menurut Scott (2000) dalam Dewi (2008),
pelunasan hutang (untuk mengurangi agency cost
tingkat saham institusional yang tinggi akan
of debt). Sebaliknya, pada tingkat hutang yang
menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang
rendah perusahaan membagikan dividen yang
lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku
tinggi sehingga sebagian besar laba digunakan
opportunistic manajer, yaitu di mana manajer
untuk kesejahteraan pemegang saham (Jensen et
melaporkan
untuk
al., 1992; Dewi, 2008 serta Hadiwidjaja, 2007).
pribadinya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan
laba
secara
memaksimumkan
oportunis
kepentingan
Tandellin dan Wilberforce (2002) dalam Dewi
hipotesis sebagai berikut:
(2008),
H3:
menyebutkan
institusional
bahwa
berpengaruh
kepemilikan
positif
terhadap
kebijakan dividen, karena pihak institusional
lebih
mementingkan
(return)
melalului
stabilitas
pendapatan
pembagian
dividen.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2:
Kepemilikan
posititf
berpengaruh
terhadap
proporsi
perubahan dividen.
Pengaruh
Kebijakan
proporsi
negatif
perubahan
dividen.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Proporsi
Perubahan Dividen
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
cash flow perusahaan sendiri akan makin tinggi,
maka perusahaan diharap membayar dividen
Hutang
terhadap
(1992) ini didukung oleh Sudarsi (2002) dalam
Dewi (2008) dan juga Sari (2010), yang
kebijakan
menyatakan bahwa makin besar keuntungan
eksternal
(laba) perusahaan maka makin besar dalam
perusahaan. Menurut Nuringsih (2005) jika
pembayaran dividennya. Profitabilitas perusahaan
perusahaan mengalami keterbatasan laba ditahan,
adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat
perusahaan cenderung memanfaatkan hutang,
sejauh mana tingkat pengembalian yang akan
namum bila penggunaan hutang terlalu besar
didapat dari aktivitas investasinya. Berdasar
dapat berdampak pada financial distress dan
pengertian itu, maka dapat disimpulkan bahwa
kebangkrutan. Jensen dan Meckling (1976) dalam
profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih
Purba (2011) menyatakan bahwa dengan hutang
yang berhasil diperoleh perusahaan dari hasil
maka perusahaan akan melakukan pembayaran
kegiatan operasionalnya. Berdasarkan penjelasan
periodik atas bunga dan pokok pinjaman.
di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
Kebijakan hutang memiliki pengaruh negatif
berikut:
terhadap kebijakan dividen, karena penggunaan
H4: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan
pendanaan
yang
hutang
terhadap
berpengaruh
yang tinggi pula. Penelitian dari Jensen et al.
Proporsi Perubahan Dividen
Kebijakan
signifikan
hutang
kebijakan dividen, karena makin tinggi laba maka
institusional
signifikan
Kebijakan
adalah
bersumber
dari
hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan
penurunan dividen yang mana sebagian besar
terhadap proporsi perubahan dividen.
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
Model Penelitian
Mekanisme Good Corporate
Governance
Proporsi Perubahan Dividen
Kinerja Keuangan
Variabel Dependen
Variabel Independen
Gambar 1. Model Penelitian
METODE PENELITIAN
jumlah
Populasi dan Sampel
tahunnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah
yang
d) Perusahaan
mengalami
sampel
kenaikan
memiliki
tiap
proporsi
seluruh perusahaan manufaktur yang listing di
kepemilikan saham oleh para manajernya
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012.
selama periode 2009-2012.
Perusahaan
yang
dalam
e) Perusahaan sampel yang memiliki informasi
penelitian adalah perusahaan manufaktur yang
kepemilikan institusional selama periode
dipilih
2009-2012.
berdasarkan
menjadi
sampel
kriteria-kriteria
tertentu
(purposive judgement sampling), yaitu:
Penulis mengambil sampel perusahaan
a) Perusahaan sampel merupakan perusahaan
manufaktur yang membagikan dividen yang
manufaktur yang listing di Bursa Efek
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Perusahaan
Indonesia (BEI) periode 2009-2012.
manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur
b) Perusahaan sampel yang menyajikan laporan
merupakan
perusahaan
paling
dominan
di
keuangan selama periode 2009- 2012 yang
Indonesia dan paling banyak terdaftar di BEI
disajikan dalam mata uang rupiah.
dengan berbagai sub sektor industri, sehingga
c) Perusahaan sampel selama periode 20092012, yang membagikan dividen, dalam
dianggap sudah dapat memberikan kesimpulan
yang
representatif
pada
seluruh
populasi
perusahaan yang terdaftar di BEI (tabel 1).
Tabel 1 Teknik Pengambilan Sampel
Keterangan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2009-2012
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang asing tahun 20092012
Perusahaan yang tidak membagi dividen dan dividen tidak mengalami kenaikan
setiap tahun dari tahun 2009-2012
Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan manajerial tahun 2009-2012
Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan institusitusional tahun 2009-2012
Jumlah Perusahaan
Total data (8x4 tahun)
Sumber: www.idx.co.id
Jumlah
135
(11)
(80)
(27)
(9)
8
32
51
52 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder,
yang
berupa
data
perusahaan
laporan
manufaktur,
keuangan
dengan
dari
kriteria
yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia,
www.idx.co.id.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran
tercantum di atas, yang terdaftar dalam Bursa
Variabel
Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2009 sampai
Berikut tabel pengukuran variabel dependen,
dengan
independen dan variabel kontrol:
2012.
Adapun
sumber
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
Tabel 2 Pengukuran Variabel Dependen, Independen, Kontrol
Variabel
Proporsi
Perubahan
Dividen (∆DPR)
Mekanisme Good
Corporate
Governance
Kinerja
Keuangan
Indikator Pengukuran
∆(
Sumber
) ……………....…....... 1
Kepemilikan Managerial (KM) =
............................. 2
Kepemilikan Institusional (KI) =
% Kepemilikan institusional …...…......…………... 3
Kebijakan Hutang (DER) =
............................. 4
Profitabilitas (ROA) =
….……….……………... 5
Proporsi
perubahan
dividen
Taufan, 2013
Purba, 2011
Rahardja, 2012
Taufan, 2013
Irawan, 2013
diukur
mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif
menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR), di
lebih stabil dibandingkan nilai penjualan, equity
mana dihitung dengan DPRt – DPRt-1. Pemilihan
dan jumlah karyawan.
indikator berupa dividend payout ratio (DPR)
karena
DPR
dianggap
lebihtepat
untuk
Ukuran perusahaan diukur dari jumlah
total
aktiva
perusahaan
sampel
yang
menggambarkan perilaku oportunistik manajerial
ditransformasi dalam bentuk logaritma natural.
yaitu dengan melihat seberapa besar keuntungan
Penggunaan logaritma natural di dimaksudkan
yang dibagi kepada shareholder sebagai dividen
untuk menghindari problem data natural yang
dan berapa yang disimpan perusahaan. Peneliti
tidak berdistribusi normal yang berpotensial
juga menambahkan variabel ukuran perusahaan
menimbulkan heterokedastisitas.
sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan
Teknik Analisis Data
sendiri adalah suatu skala yang menentukan besar
Analisis
data
dalam
penelitian
ini
kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari nilai
meliputi: uji asumsi klasik yang dilakukan
equity, nilai penjualan, jumlah karyawan dan nilai
sebagai prasyarat untuk melakukan pengujian
total aktiva (asset). Tetapi dalam penelitian ini
hipotesis dan pengujian hipotesis menggunakan
digunakan
analisis multiple regression (regresi berganda).
nilai
total
aktiva,
dengan
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
Pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan
d) Uji Multikolinieritas. Uji Multikolonieritas
bantuan software SPSS 20. Berikut ini akan
bertujuan untuk menguji apakah model
tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini:
regresi ditemukan adanya korelasi antar
a) Uji Asumsi Klasik. Sebelum dilakukan
variabel
independen.
Multikolonearitas
pengujian terhadap hipotesis, maka data yang
adalah situasi adanya variabel-variabel bebas
diperiksa dalam penelitian ini akan diuji
diantara satu sama lain. Model regresi yang
terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
dasar. Pengujian yang dilakukan yaitu:
antara variabel independen.
b) Uji Normalitas Data. Asumsi normalitas
digunakan
data
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
berdistribusi normal atau tidak. Data yang
Pengujian ini akan menggunakan uji Durbin-
baik berdistribusi normal. Level of Significant
Watson (DW test) yang mensyaratkan adanya
yang digunakan adalah 0,05.
konstanta (intercept) dalam model regresi
c) Uji
untuk
menguji
apakah
e) Uji Autokorelasi. Model regresi yang baik
Heteroskedastisitas.
Uji
dan tidak ada variabel lagi di antara variabel
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
independen.
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini
variance dari residual satu pengamatan ke
menggunakan
analisis
multiple
regression
pengamatan yang lain. Level of Significant
(regresi berganda). Adapun persamaan multiple
yang digunakan adalah 0,05.
regression untuk pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
∆ DPR = α + β1KM + β2KI + β3DER + β4ROA + ε .….…………..………7
Keterangan:
∆ DPR = perubahan proporsi
KI
= kepemilikan institusional
dividend payout ratio
DER
= kebijakan hutang
α
= konstanta
ROA
= profitabilitas
β
= koefisien regresi
ε
= kesalahan regresi
KM
= kepemilikan manajerial
PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 3 berikut menjelaskan variabel dependen dan independen dalam penelitian ini.
Tabel 3 Statistik Deskriptif
Variabel Penelitian
N
Minimum
Maximum
Mean
∆ DPR (%)
32
-6,484
19,595
5,301
Kepemilikan Manajerial (%)
32
0,002
25,620
4,026
Kepemilikan Institusional (%)
32
6,670
90,030
50,898
Kebijakan Hutang (%)
32
2,830
62,950
12,755
Profitabilitas (%)
32
Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2014)
-6,190
32,110
10,702
53
54 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
Proporsi
perubahan
dividen
yang
perusahaan sampel memiliki rasio kepemilikan
diproksikan oleh Dividend Payout Ratio (DPR)
saham oleh institusi yang cukup tinggi. Nilai
memiliki rata-rata 5,301 serta batas minimum dan
minimum dari kepemilikan institusional adalah
maksimum dengan nilai -6,484 dan 19,595.
6,670 yaitu perusahaan PT. Lionmesh Prima Tbk
Sedangkan untuk variabel independennya yaitu
dan nilai maksimum adalah 90,030 yaitu
Mekanisme Good Corporate Governance dengan
perusahaan PT. Kimia Farma Tbk.
indikator kepemilikan manajerial, kepemilikan
Kebijakan hutang memiliki nilai rata-rata
institusional, serta Kinerja Keuangan dengan
12,755,
dari
32
indikator kebijakan hutang dan profitabilitas,
perusahaan memiliki proporsi rasio pendanaan
masing-masing diproksikan oleh KM, KI, DER,
dari pihak luar di atas rata-rata sebesar 12,755,
dan ROA.
sehingga
dapat
perusahaan
dikatakan
sebanyak
sebagian
12
besar
Kepemilikan Manajerial memiliki nilai
perusahaan sampel memiliki rasio hutang yang
rata-rata sebesar 4,026, dari 32 perusahaan ada 24
rendah. Nilai minimum dari kebijakan hutang
perusahaan yang memiliki kepemilikan saham
adalah 2,830 yaitu perusahaan PT. Mustika Ratu
oleh manajerial dibawah 4,026, sehingga dapat
Tbk dan nilai maksimum adalah 62,950 yaitu
dikatakan bahwa sebagian besar perusahaan
perusahaan PT. Arwana Citramulia Tbk.
sampel
memiliki
saham
Profitabilitas memiliki nilai rata-rata
minimum
10,702, dari 32 perusahaan ada 17 perusahaan
kepemilikan manajerial ini adalah 0,002 yaitu
yang profitnya berada di bawah rata-rata sebesar
perusahaan PT. Kimia Farma Tbk dan nilai
10,702,
maksimum adalah 25,620 yaitu PT. Lionmesh
perusahaan sampel sebagian besar memiliki rasio
Prima Tbk.
profitabilitas yang tinggi. Nilai minimum dari
manajerial
rasio
yang
kepemilikan
rendah.
Nilai
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
Kepemilikan institusional memiliki nilai
profitabilitas adalah -6,190 yaitu perusahaan PT.
rata-rata yaitu 50,898, dari 32 perusahaan
Kedaung Indah Can Tbk dan nilai maksimum
sebanyak 13 perusahaan memiliki kepemilikan
sebesar 32,110 yaitu perusahaan PT Lionmesh
saham oleh institusional di bawah 50,898,
Prima Tbk.
sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar
Pengujian Hipotesis
Tabel 4 Hasil Uji Regresi
Variabel Penelitian
Koefisien Regresi
Kepemilikan Manajerial (%)
-0,092
-0,672
0,507
Kepemilikan Institusional (%)
-0,014
-0,383
0,705
Kebijakan Hutang (%)
0,008
0,113
0,911
Profitabilitas (%)
0,218
1,460
0,156
Adjusted R.Square = -0,093
Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2014)
F = 0,473
T
Sig.
Sig. F = 0,793
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
Berdasar
tabel
besarnya
koefisien
manajerial
adalah
4
diketahui
regresi
-0,092
bahwa
dividen, mereka lebih senang hanya dengan
kepemilikan
mendapatkan current earnings. Penelitian ini
dengan
tingkat
sejalan dengan penelitian Short et al. (2002) dan
signifikansi 0,507. Artinya, kepemilikan saham
Embara, dkk (2012).
oleh pihak manajemen perusahaan (insiders)
Besarnya
koefisien
regresi
kebijakan
berpengaruh negatif namun tidak signifikan
hutang adalah 0,008 dengan tingkat signifikansi
terhadap proporsi perubahan dividen. Dengan
0,911, artinya kebijakan hutang berpengaruh
demikian hipotesis pertama ditolak. Dewi (2008)
positif namun tidak signifikan terhadap proporsi
menyebutkan bahwa pada tingkat kepemilikan
perubahan dividen. Menurut Hadiwidjaja (2007)
saham oleh manajer yang tinggi, maka manajer
interaksi antara kebijakan hutang dan kebijakan
akan mengalokasikan keuntungan perusahaan
dividen dapat dihubungkan dengan asimetris
pada laba ditahan daripada membayar dividen,
informasi, yakni informasi yang mencakup
dengan alasan sumber dana internal lebih efisien
informasi
dibandingkan sumber dana eksternal (utang). Jika
penggunaan keuntungan, artinya ada hubungan
perusahaan menggunakan utang yang tinggi,
interdependensi antara kebijakan hutang dengan
maka akan berakibat pada peningkatan financial
kebijakan dividen. Hal ini seperti pecking order
distress dan kebangkrutan, sehingga jika hal itu
theory dari Myers (1984) dalam Hadiwidjaja
terjadi akan mengancam posisi manajer di
(2007), di mana perusahaan lebih memilih untuk
perusahaan
tingkat
menggunakan pembiayaan internal dibandingkan
kepemilikan managerial yang rendah, manajer
eksternal dan akan mengadaptasi target rasio
melakukan pembagian dividen yang besar untuk
pembayaran dividen mereka ke dalam peluang
memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja
investasi.
itu.
Sedangkan,
pada
tentang
prospek
perusahaan
dan
perusahaan masa yang akan datang, sehingga
Berdasar hasil pengujian pada tabel 4 di
meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan
atas, dapat diketahui bahwa besarnya koefisien
investor.
regresi profitabilitas adalah 0,218 dengan tingkat
Besarnya koefisien regresi kepemilikan
institusional
adalah
Artinya,
profitabilitas
berpengaruh positif namun tidak signifikan
signifikansi 0,705. Artinya, kepemilikan saham
terhadap proporsi perubahan dividen. Dengan
oleh pihak institusional berpengaruh negatif
demikian Hipotesis keempat ditolak. Menurut
namun
proporsi
Sari (2010) perusahaan tidak akan membayar
perubahan dividen. Dengan demikian hipotesis
dividen tinggi untuk menjaga reputasinya ketika
kedua ditolak. Menurut Porter (1992) dalam
profit yang didapat perusahaan rendah. Hal ini
Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan
dikarenakan
bahwa pihak institusional adalah pemilik yang
penelitian ini telah beroperasi dalam kurun waktu
lebih memfokuskan pada current earnings. Jadi
yang lama dan berada pada tahap maturity.
pemegang
terlalu
Perusahaan-perusahaan ini telah memiliki banyak
menginginkan pembagian hasil saham berupa
cadangan laba yang telah digunakan baik untuk
signifikan
saham
dengan
0,156.
tingkat
tidak
-0,014
signifikansi
terhadap
institusi
tidak
secara
umum
sampel
dalam
55
56 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
diinvestasikan kembali maupun dibagikan dalam
penulis memberikan saran untuk menambah
bentuk dividen tanpa harus merubah proporsi
variabel-variabel
dividen bagi pemegang saham yang mana
digunakan dalam penelitian ini, seperti free cash
sebagian besar merupakan pemegang saham
flow, cash position, kepemilikan keluarga dan
pengendali (managerial shareholder). Hasil ini
umur perusahaan (Sari, 2010).
sejalan dengan hasil penelitian Sari (2010).
Implikasi Penelitian
lain
selain
variabel
yang
Perusahaan harus tetap meningkatkan kinerja
SIMPULAN DAN SARAN
dengan kemampuan memonitor, mengadakan
Simpulan
perencanaan, pengendalian serta peningkatan
Hasil penelitian yang dapat ditampilkan adalah:
pengawasan terhadap semua kegiatan perusahaan
a) Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
secara intensif dan lebih profesional, supaya
namun tidak signifikan terhadap proporsi
kondisi perusahaan semakin sesuai dengan tujuan
perubahan dividen.
perusahaan. Terlebih dalam pelaksanaan Good
b) Kepemilikan
institusional
berpengaruh
Corporate Governance, karena dalam penelitian
negatif namun tidak signifikan terhadap
ini terlihat bahwa praktek Good Corporate
proporsi perubahan dividen.
Governance belum dilakukan secara optimal
c) Kebijakan hutang berpengaruh positif namun
dalam perusahaan.
tidak signifikan terhadap proporsi perubahan
Hasil penelitian ini diharap agar investor tidak
dividen.
hanya melihat dari berapa jumlah dividen yang
d) Profitabilitas berpengaruh positif namun
diberikan perusahaan tiap tahun, tetapi juga
tidak signifikan terhadap proporsi perubahan
mengawasi
kinerja
dari
perusahaan,
agar
dividen.
dikemudian hari perusahaan dapat menghasilkan
Keterbatasan dan Saran Penelitian
kinerja yang optimal di masa yang akan datang,
Dengan melihat nilai Adjusted R square dalam
sehingga nantinya akan menguntungkan pihak
penelitian ini yang hanya sebesar 18,8%, maka
investor selaku pemilik perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Atarwaman, R. J.D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi ADVANTAGE, 2 (2), 19 Februari 2011.
Atmaja, L. S. 2013. Dividen: Emang Gua Pikirin? http://kolom.kontan.co.id/news/88/Dividen-Emang-guapikirin.
Chen, C. R., dan Steiner, T. L. 1999. Managerial Ownership and Agency Conflicts: A Nonlinear
Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend
policy, The Financial Review 34, 1999: 119-136.
Dewi, M. P,. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan terhadap Free cash flow dan
Kebijakan Dividen pada Perusahaan-Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 44-58
Dewi, S. C,. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10
(1), April 2008: 47-58.
Embara, T. D. L., Wiagustini, N. L. P., Badjra, I. B., 2012. Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap
Kebijakan Dividen Serta Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, 6 (2), Agustus 2012
Emirzon, J. 2010. Regulatory Driven Dalam Implementasi Prinsip-Prinsip Good Coporate Governance
Pada Perusahaan Di Indonesia.
Hadiwidjaja, R. D. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur di Indonesia, USU e-Repository © 2008.
Harijito, D. A., dan Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership dan Kebijakan
Dividen dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia, 10 (2), Desember 2006: 121-136.
Hatta, A. J. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi dan Auditting
Indonesia 6 (2), Desember: 1-22.
Irawan, W. A. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perushaaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011).
Islamiyah, R. 2012. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Growth terhadap
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jensen, G. R., Solberg, D. P., dan Zorn, T. S. 1992. Simultaneous Detemination of Insider Ownership,
Debt, and Dividend Policies. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 27 (2), June 1992.
Jensen, M. C, dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and
Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October 1976, 3 (4): 305-360.
http://ssrn.com/abstract=94043.
Lucyanda, J., dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividend
Payout Ratio, Jurnal Dinamika Akuntansi, 4 (2), September: 129-138.
Mardiyati, U., Ahmad, G. N., dan Putri, R.. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2005-2010. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 3 (1): 1-17.
Marheningsih, I. 2013. Good Corporate Governance. www.belajaryuuukkk.blogspot.com.
Mariah, Meythi., dan Martusa, R. 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi Terhadap
Kebijakan Dividen Tunai DEngan Likuiditas Sebagai Variabel Moderating Pada Emiten Pembentuk
Indeks LQ45 (Periode 2008-2010).
Marlina, L. dan Danica, C. 2009, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on
Assets Terhadap Dividen Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, 2 (1), Januari: 1-6.
Moh’d, M. A., Perry, L. G., dan Rimbey, J. N. 1995. The Impact of Ownership Structure On Corporate
Debt Policy: a Time-Series Cross-Sectional Analusis. The Financial Review 33, 1998: 85-98.
Mulviawan, Y. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Debt to
Equity Ratio pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2005-2011.
Nuringsih, K. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
Juli-Desember 2005, 2 (2): 103-123.
Purba, L. J. R. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009).
Putri, I. F, dan M. Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan.
Simposium Nasional Akuntansi 9, 2006. Padang.
Purwandari, I. W. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan
Leverage Terhadap Praktek Manajemen Laba (Earnings Management).
Puspitasari, F., dan E, Ernawati. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 3, No. 2, Agustus 2010.
Rahardja, M. D. S.. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).
57
58 Rita dan Nugroho, Mekanisme Good Corporate Governance...
Diponegoro
Journal
of
Accounting,
1
(1),
2012:
1-15.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/accounting.
Restuningdiah, N. 2011, Komisaris Independen, Komita Audit, Internal Audit dan Risk Management
Comitte Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 15 (3), September 2011: 351362.
Sari, I. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional
(Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008).
Sari, R. F. 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen.
Short, H., Zhang, H., dan Keasey, K. 2001 The Link Between Dividen Policy and institutional Ownership.
Journal of Corporate Finance 8, 2002: 105-122. http://ssrn.com/abstract=1788849.
Staryo, F. E. 2011. Monitoring Mechanism dan Nilai Perusahaan, www.staryofe.staff.uns.ac.id.
Steven dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13 (3), Desember: 163-181.
Taufan, F. A. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap
Kebijakan Dividen Dangan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Serta Pengaruh Pajak
Terhadap Kebijakan Dividen.
Ujiyanto, M. A., dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur). Simposium Nasional
Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2007.
Wicaksana, I G. A. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Widayanti, R., Ekawati, H., Dorkas, A., Rita, M. R., dan Sucahyo,U. S.. 2009. Manajemen Keuangan Edisi
Revisi. Salatiga: Fakultas Ekonomika Universitas Kristen Satya Wacana.
Wijayanti, S., dan Supatmi. 2008. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kebijakan Dividen (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006).
Download
Study collections