GAYA BELAJAR SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMP Siti Maemunah, TeguhWibowo, Wharyanti Ika P Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar siswa yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah matematika. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan desain penelitian fenomenologi dan teknik analisis data yang dilakukan adalah triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual lebih baik dalam pemecahan masalah matematika daripada gaya belajar auditorial dan kinestetik. Selain itu, siswa gaya belajar auditorial lebih baik dalam pemecahan masalah daripada siswa gaya belajar kinestetik. Kata kunci : Gaya belajar, pemecahan masalah PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan suatu Negara. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan di Negara ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memahami bagaimana siswa menerima dan menyerap materi yang diberikan guru. Pada dasarnya, masalah yang dihadapi setiap siswa berbedabeda, sehingga setiap siswa memiliki cara sendiri-sendiri dalam memecahkannya.Terutama ketika siswa mengalami permasalah dengan matematika. Matematika merupakan ilmu pasti, akan tetapi hampir setiap siswa tidak menyukainya. Mereka beranggapan bahwa matematika itu sulit, padahal dalam kehidupan sehari-hari matematika selalu digunakan. Oleh sebab itu, matematika dianggap sebagai ratunya ilmu. Menurut Darminto (2013: 12) matematika sebagai ratunya ilmu (mathematics is queen of sciences) mengandung maksud bahwa keberadaan matematika tidak tergantung pada ilmu lain. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, ditetapkan salah satu tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memiliki Ekuivalen: Gaya Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMP 13 kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (Saryantono, 2013: 61). Dalam kegiatan pembelajaran matematika setiap siswa memiliki cara sendiri-sendiri dalam memecahkan masalah matematika. Menurut Mubarik (2013) dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya saat memecahkan masalah, seringkali siswa hanya melihat contoh kemudian melakukan latihan mengerjakan soal. Hal tersebut tidak dilakukan semua siswa, karena selain dengan melihat, ada pula siswa yang suka apabila guru mereka mengajar dengan cara menuliskan semuanya di papan tulis sehingga siswa lebih mudah mengerti apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Selain itu, ada siswa yang lebih suka mendengarkan apa yang disampaikan guru dan lebih mudah untuk dipahami. Berkelompok atau berdiskusi juga termasuk cara siswa dalam menerima materi. Selain dengan kegiatan pembelajaran, disisi lain gaya belajar siswa juga mempengaruhi prestasi dan proses pemecahan masalah. Gaya belajar merupakan cara belajar yang dimiliki setiap individu. Gaya belajar yang ada dalam diri siswa dapat memberikan hasil yang maksimal ketika memecahkan masalah. Menurut Hasrul (2009) terdapat tiga (3) tipe gaya belajar yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar), dan kinestetik (belajarmelalui gerak dan sentuhan). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui gaya belajar yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah matematika dan mengetahui proses dari masing-masing tipe gaya belajar siswa dalam pemecahan masalah matematika. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi (Hasbiansyah, 2008: 166). Penelitian dilakukan pada bulan Septermber 2015 di SMP Nurul Muttaqin Kemiri Purworejo. Subjek penelitian adalah 9 siswa kelas VIII yaitu 3 siswa gaya belajar visual, 3 siswa gaya belajar auditorial, 3 siswa gaya belajar kinestetik. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan metode snowball sampling (Sugiyono, 2012: 300). Instrumen yang digunakan terdiri dari instrument utama dan instrument pendukung. Instrumen utama adalah peneliti 14 Ekuivalen: Gaya Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMP sendiri sedangkan instrument pendukung terdiri atas soal tes, pedoman wawancara dan lembar observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan tes pemecahan masalah, wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada model Miles dan Hurberman yaitu (1) data reduction (reduksi data), data yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian dibuang. Hanya data yang sesuai dengan tujuan penelitin yang dipilih. (2) data display (penyajian data), sebelum menyajikan data terlebih dahulu dilakukan pengujian keasbsahan data dengan metode triangulasi. (3) conclusion drawing (penarikan kesimpulan). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek 1, 2, 3(S1V, S2A, S3K) merupakan siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Peneliti memberikan soal tes pada masing-masing siswa. Di kelasnya mereka menyelesaikan soal yang diberikan peneliti sejumlah 2 soal. Berdasarkan wawancara mereka mampu memahami soal tersebut, akan tetapi mereka belum menyelesaikannya secara maksimal. S1V menyelesaikan soal secara maksimal, sedangkan S2A, S3K kurang maksimal dalam menyelesaikannya. Artinya S 1V memang mampu menyelesaikan soal walaupun hanya dengan melihat soal tersebut, sedangkan S2A dan S3K belum mampu menyelesaikan. S2A merupakan siswa yang mamu menyelesaikan jika mendengarkan penjelasan dari orang lain. S3K merupakan siswa yang mampu menyelesaikan jika langsung praktik. Dalam penelitian ini diantara ketiga tersebut yang mendapatkan hasil terbaik yaitu S1V. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa S1Vmerupakan subjek dengan gaya belajar yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah. S1V merupakan subjek dengan gaya belajar visual. Subjek 4, 5, 6 (S4V, S5A, S6K) merupakan siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Peneliti memberika soal tes pada masing-masing siswa. Di kelasnya mereka menyelesaikan soal yang diberikan peneliti sejumlah 2 soal. Berdasarkan wawancara mereka mampu memahami soal tersebut, akan tetapi mereka belum menyelesaikannya secara maksimal. S4V menyelesaikan soal secara maksimal, sedangkan S5A, S5K kurang maksimal dalam menyelesaikannya. Artinya S 4V memang mampu menyelesaikan soal walaupun hanya dengan melihat soal tersebut, sedangkan S5A dan S6K belum mampu menyelesaikan. S5A merupakan siswa yang mamu Ekuivalen: Gaya Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMP 15 menyelesaikan jika mendengarkan penjelasan dari orang lain. S6K merupakan siswa yang mampu menyelesaikan jika langsung praktik. Dalam penelitian ini diantara ketiga tersebut yang mendapatkan hasil terbaik yaitu S4V. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa S4V merupakan subjek dengan gaya belajar yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah. S4V merupakan subjek dengan gaya belajar visual. Subjek 7, 8, 9 (S7V, S8A, S9K)merupakan siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Peneliti memberika soal tes pada masing-masing siswa. Di kelasnya mereka menyelesaikan soal yang diberikan peneliti sejumlah 2 soal. Berdasarkan wawancara mereka mampu memahami soal tersebut, akan tetapi mereka belum menyelesaikannya secara maksimal. S7V menyelesaikan soal secara maksimal, sedangkan S8A, S9K kurang maksimal dalam menyelesaikannya. Artinya S 7V memang mampu menyelesaikan soal walaupun hanya dengan melihat soal tersebut, sedangkan S8A dan S9K belum mampu menyelesaikan. S8A merupakan siswa yang mamu menyelesaikan jika mendengarkan penjelasan dari orang lain. S9K merupakan siswa yang mampu menyelesaikan jika langsung praktik. Dalam penelitian ini diantara ketiga tersebut yang mendapatkan hasil terbaik yaitu S7V. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa S7V merupakan subjek dengan gaya belajar yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah. S7V merupakan subjek dengan gaya belajar visual. SIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan pembahasan data dari hasil penelitin mengenai gaya belajar dalam pemecahan masalah matematika pada siswa SMP, dapat diambil simpulan yaitu siswa dengan gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah matematika. Siswa dengan gaya belajar visual merupakan siswa yang dapat memecahkan masalah dengan cara melihat. Hal inikarena siswa dengan gaya belajar visual mampu memahami masalah dengan baik dibandingkan gaya belajar auditorial dan kinestetik. Dalam membuat rencana pemecahan masalah siswa gaya belajar visual lebih baik dari siswa gaya belajar auditorial dan kinestetik. Selain itu dalam pemecahan masalah, siswa dengan gaya belajar visual lebih baik dalam melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian dalam pemeriksaan kembali jawaban, setiap siswa gaya belajar visual, auditorial dan 16 Ekuivalen: Gaya Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMP kinestetik belum mampu melakukan pemerikasaan kembali jawabannya. Sehingga dari ketiga gaya belajar yang paling berkontribusi dalam pemecahan masalah adalah gaya belajar visual. Selanjutnya jika dilihat antara gaya belajar auditorial dan kinestetik yang paling berpengaruh dalam pemecahan masalah adalah gaya belajar auditorial. Saran Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa untuk mengetahui gaya belajar siswa tidaklah mudah. Akan tetapi gaya belajar yang dimiliki siswa dapat menjadikan siswa mampu menyelesaikan masalah atau soal. Peneliti melakukan penelitian terhadap siswa yang memiliki satu gaya belajar. Dalam penelitian ini juga terdapat siswa yang memiliki gaya belajar. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya tidak hanya memperhatikan siswa yang memiliki satu gaya belajar, tetapi juga siswa memiliki dua gaya belajar atau tiga gaya belajar. Selain itu dalam memecahkan masalah, siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali. Sehingga dalam hal ini siswa kurang maksimal dalam memecahkan masalah. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat memilih siswa yang melakukan pemeriksaan kembali dan siswa yang memiliki dua gaya belajar atau lebih. DAFTAR PUSTAKA Darminto, Bambang Priyo. 2013. Diktat Strategi Belajar Mengajar Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo. Hasbiansyah, O. 2008. Pendekatan Fenomenologi Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Diakses dari http://academia.edu/9899819/Pendekatan_Fenomenologi_Pengantar_Praktik_ Penelitian_dalam_Ilmu_Sosial_dan_Komunikasi pada 24 November 2015 pada pukul 15.25 WIB. Hasrul. 2009. Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Diakses dari http://ftunm.net/medtek/Jurnal%20Medtek%20Vo.%201_No.2_Oktober%202009/Hasr ul.pdf pada 11 Desember 2014 pada pukul 17: 21 WIB. Mubarik, 2013. Profil Pemecahan Masalah Siswa Auditorial Kelas X SLTA Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Diakses dari http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JEPMT/article/download/1705/1122 pada 13 Desember 2014 pada pukul 12: 49 WIB. Ekuivalen: Gaya Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMP 17 Saryantono, Buang. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X SMA Adiguna Bandar Lampung Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok. Diakses dari http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewFile/859/678 pada 14 Desember 2014 pukul 11: 27 WIB. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 18 Ekuivalen: Gaya Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMP