PENDAHULUAN Makanan memang menjadi kebutuhan yang utama untuk manusia. Tetapi akan menjadi berbeda apabila kegiatan makan dilakukan di warung makan ataupun restoran. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh konsumen yang memilih untuk makan di restoran dan tidak makan di rumah? Mereka sebetulnya bisa memasak sendiri, atau memesan makanan dari restoran yang mempunyai layanan antar ke tempat tujuan. Jadi motivasi orang yang makan di restoran sebetulnya bukan hanya ingin menghilangkan rasa lapar. Silverstein and Fiske (2003) mengidentifikasi kebutuhan psikologis di belakang perilaku konsumen yang memilih makan di luar, yaitu : kebutuhan untuk memanjakan diri setelah berhasil menyelesaikan suatu tugas, kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan akan stimulasi intelektual, dan kebutuhan untuk berekspresi. Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Sebagai kebutuhan primer maupun kebutuhan pokok yang paling mendesak makanan sebagai produk yang dapat menjadi obyek penghasil pendapatan yang cukup besar, karena bisnis makanan merupakan bisnis yang sangat dinamis. Pekembangan persaingan bisnis restoran adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk dapat berbisnis global dan menjaring konsumen secara luas, salah satu contohnya adalah restoran siap saji KFC yang telah sukses menjaring konsumen secara luas dan berada di berbagai kota baik di Indonesia. Tapi, untuk dapat menjaring konsumen secara luas maka setiap perusahaan diharuskan untuk dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang di terima dari sebuah produk atau jasa ( Kotler 2000 : 36). Banyak perusahaan makanan yang berhasil dalam menjalankan bisnisnya tetapi tidak sedikit juga yang gulung tikar. Perusahaan yang ingin survive (bertahan) harus mempunyai nilai lebih yang menjadikan perusahaan tersebut berbeda dengan perusahaan lain. Nilai lebih itu ditawarkan untuk semakin mendorong minat beli dari para calon konsumen. Untuk memunculkan minat beli maka sebuah perusahaan harus menumbuhkan rasa suka terlebih dahulu di benak konsumen. Rasa suka terhadap produk dapat dilihat bila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka xiv pilih berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen. Tingginya minat membeli akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan produk di pasar. Salah satu warung makan yang memiliki keunikan dan menjadi pilihan masyarakat Salatiga adalah Waroeng Makan Joglo Bu Rini, yang berlokasi di jalan Imam Bonjol Salatiga. Waroeng Makan joglo Bu Rini memiliki lokasi dan desain tempat yang berbeda dengan rumah makan lainnya. Waroeng Makan Joglo Bu Rini menarik konsumen dengan cara menawarkan produk dengan harga yang pantas, lokasi yang strategis, proses pelayanan yang cepat, sumber daya manusia yang ramah, terampil, dan memiiki kompetensi, ruangan yang nyaman dan asri dengan fasilitas yang lengkap dan informasi yang lengkap dan terpercaya. Telah banyak penelitian tentang lokasi dan desain restoran yang dihubungkan dengan kepuasan pelanggan, seperti yang dilakukan oleh : 1. OLDY ARDHANA (2010) dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Bengkel Caesar Semarang)”. 2. ABDI PATRIA SYAFEI NARIM (2011) dengan judul “Desain Interior Restoran Ikan Di Jalan Gatot Subroto Timur Denpasar ”. Tetapi hanya sedikit yang memperhatikan lokasi dan desain rumah makan terhadap loyalitas konsumen, oleh sebab itu penulis berminat untuk menganalisis pengaruh lokasi dan desain rumah makan terhadap loyaliyas konsumen pada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas terlihat adanya suatu masalah yaitu pengaruh lokasi dan desain restoran terhadap loyalitas konsumen pada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Persoalan Penelitian Persoalan penelitian yang ingin dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : • Apakah lokasi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? xv • Apakah desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? Tujuan penelitian Dari perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: • Untuk mengetahui pengaruh lokasi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga terhadap loyalitas konsumen. • Untuk mengetahui pengaruh desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga terhadap loyalitas konsumen. Manfaat penelitian 1. Teoritis Sebagai bahan tambahan referensi dan wacana khususnya yang berkaitan dengan masalah pengetahuan tentang lokasi dan desain restoran pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen. 2. Praktik Bagi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan tentang tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen. Gambaran Obyek Penelitian Waroeng Makan Joglo Bu Rini beralamat di Jalan Mawar no 5B dengan jalan utamanya yaitu Jalan Imam Bonjol Salatiga. Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” buka dari pukul 08.00 sampai dengan 21.00 WIB. Waroeng Makan Joglo Bu Rini telah berdiri sejak tahun 2007 dan merupakan rumah makan yang tak asing lagi namanya di Salatiga. Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” menggunakan desain rumah makan yang mengusung tema pedesaan. Para konsumen yang datang dibawa untuk masuk ke dalam nuansa pedesaan, dimana konsumen dapat makan di rumah joglonya, di meja – meja makan di pinggiran sawah, atau di gubug – gubug sambil menikmati pemandangan gunung Merbabu, serta persawahan yang terbentang luas dengan angin sepoi – sepoi yang alami, sehingga dapat membuat para konsumen nyaman dan santai berada di sana. xvi Desain Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” yang dibuat berbentuk seperti gubug – gubug ( rumah – rumahan sawah berbentuk joglo ) dengan nuansa alami pedesaan ini di desain langsung oleh sang pemilik yaitu Bapak Arso. Pada awalnya Bapak Arso memilih untuk meyediakan makanan khas “IGA BAKAR dan SUP IGA” saja. Namun seiring berjalannya waktu, Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” membuat perkembangan masakannya, yaitu iga goreng, rica – rica iga sapi, dan asem – asem iga sapi. Kemudian berkembang lagi dengan menambah menu – menu masakan yang di sesuaikan dengan selera masakan indonesia seperti nasi goreng, mie goreng, ayam bakar, dan lain – lainnya. Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” memang terletak tidak jauh dari pusat kota Salatiga, di sekitarnya terdapat banyak area perkantoran pemerintah maupun swasta, sehingga saat jam makan siang selalu banyak di kunjungi oleh para pegawai dari perkantoran pemerintah maupun swasta. TELAAH TEORITIS Lokasi Citra restoran di bentuk mulai dengan lokasinya dari karakter bangunan di dekatnya, jalan – jalan, dan bisnis yang mempengaruhi persepsi orang tentang sebuah restoran. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan usaha. Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Basu Swasta dan Irawan,2003:339). Menurut Heizer (2001) lokasi mempunyai kekuatan untuk mensukseskan ataupun menghancurkan strategi perusahaan. Pemilihan lokasi untuk berbisnis harus dilakukan secara hati-hati, meskipun kesuksesan tidak hanya bergantung pada lokasi bisnis. Maka untuk itu para pelaku bisnis harus mempertimbangkan hal – hal strategis dalam penentuan lokasi. Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005), pemilihan lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktorfaktor berikut: 1. Akses, yaitu lokasi dilalui dan mudah dijangkau sarana transportasi umum. xvii 2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal. 3. Lalu lintas yaitu lokasi yang terdapat banyaknya orang yang berlalu lalang 4. Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman. 5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan lokasi sebuah usaha, perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak usaha yang sejenis atau tidak. Sejalan dengan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar sebuah usaha. Desain Restoran Definisi restoran menurut Soekresno (2000) adalah usaha komersial yang menyediakan pelayanan makan dan minum bagi umum dan di kelola secara profesional. Citra sebuah restoran dibentuk melalui serangkaian prosesi yang di jalani oleh pengunjung ketika mengunjungi sebuah restoran tersebut, mulai dari pandangan atau kesan pertama dari bangunan restoran hingga saat keluar setelah makan. Tema dan gaya desain sebuah restoran merupakan aspek pendukung yang mampu membedakan antara restoran satu dengan lainnya untuk menarik pengunjung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 257), desain adalah kerangka bentuk suatu bangunan (rumah, taman, dsb), motif bangunan, pola bangunan dan corak bangunan. Farelly (2003) mengatakan sebuah perjalanan yang fantastis kedalam sebuah zona culinary yang dibayangkan merupakan salah satu pengalaman dari desain sebuah restoran. Desain pada sebuah restoran adalah perwujudan imaginasi baik dari pemilik maupun arsitek sebagai perancangnya. Yuksel dan Yuksel (2002) meneliti tentang kepuasan konsumen terhadap layanan restoran dan mengatakan bahwa lingkungan layanan berperan penting dalam membentuk perilaku konsumen, reaksi mereka terhadap tempat dan juga interaksi sosialnya. Konsumen akan lebih banyak menghabiskan waktu dan uang di tempat yang lingkungan layanannya memberikan perasaan senang. Sehingga, hal yang terpenting bagi restoran adalah : xviii 1. Faktor lingkungan seperti musik dan dekorasi juga dapat mempengaruhi bagaimana individu memandang makanan di lingkungan restoran. Hal itu dapat menjadi salah satu pertimbangan utama yang secara tidak langsung dapat menbentuk karakter atau citra restoran. 2. Gaya arsitektur Petunjuk visual seperti gaya arsitektur digunakan untuk menginformasikan individu pada jenis pengalaman bersantap. Restoran dengan menggunakan gaya arsitektur tertentu bertujuan untuk mengkomunikasikan jenis penyajian masakan dan memungkinkan pelanggan untuk mengkategorikan dan membedakan antara berbagai jenis restoran. 3. Tata letak restoran juga bagian penting lain dari desain restoran. Sangatlah penting untuk memberikan pelanggan informasi yang cukup tentang restoran yang membuat mereka merasa nyaman, tetapi juga harus dapat menciptakan ruang yang menarik dan visual yang membangkitkan gairah konsumen. 4. Perabot dan Material Penempatan perabotan di restoran sangat mempengaruhi sikap dan aktivitas orang-orang di lingkungan restoran. Memilih perabotan dan meletakkannya di tempat yang tepat adalah kunci untuk membuat tamu merasa nyaman tentang ruang pribadi mereka dan memaksimalkan potensi mendapatkan pengalaman di ruang makan (Robson 2009). 5. Faktor-faktor sosial Desain restoran yang sukses melibatkan pemahaman kegiatan individu dan bagaimana individu bereaksi terhadap faktor-faktor sosial. Kepadatan sebuah restoran akan mengurangi kemampuan untuk menciptakan suasana yang nyaman. Restoran harus dirancang dengan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan untuk dapat berinteraksi sosial dan suasana yang nyaman. 6. Faktor suasana Faktor suasana terdiri dari suasana lingkungan, seperti warna, suara, pencahayaan, dan aroma. Tiga cara agar suasana dapat mempengaruhi perilaku pembelian: • Menciptakan desain yang up to date, warna yang sesuai, ruang gerak yang cukup. xix • Menggunakan media petunjuk visual yang memungkinkan pembeli untuk membedakan antara restoran yang satu dengan restoran yang lain. • Menciptakan menu hidangan yang memiliki aroma yang dapat membangkitkan selera makan konsumen dan sesuai dengan harapan konsumen. Loyalitas konsumen Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Loyalitas menggambarkan kesediaan konsumen untuk menggunakan barang atau jasa secara berulang-ulang dan secara eksklusif, dan dengan sukarela merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada konsumen lain (Lovelock dan Wright, 2005). Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli ulang, loyalitas konsumen menyertakan aspek perasaan perilaku membeli ulang, tidak melibatkan aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Dharmayanti, 2006). Menurut Tjiptono (2000) loyalitas konsumen adalah komitmen konsumen terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Metode pengukuran loyalitas konsumen didasarkan pada sifat responden sebagai berikut (Simamora, 2001) : 1. Switcher (berpindah-pindah) Konsumen yang berada pada tingkat ini adalah konsumenyang berada pada tingkat yang paling dasar. Merek apapun mereka anggap memenuhi serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak adalah mereka membeli produk karena harganya murah. 2. Habitual buyer (konsumenyang bersifat kebiasaan) Konsumen yang berada pada tingkat ini dapat dikategorikan sebagai konsumenyang puas dengan merek produk yang dikonsumsi, atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi xx merek produk tertentu. Dapat disimpulkan bahwa konsumenini dalam membeli sebuah merek didasarkan pada kebiasaan mereka selama ini. 3. Satisfied buyer (konsumenyang puas dengan biaya peralihan) Pada tingkat ini konsumenyang puas apabila mereka mengkonsumsi merek tersebut. Meskipun demikian mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan (switching cost) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih. 4. Likes the brand (menyukai merek) Konsumenyang masuk kedalam loyalitas ini merupakan konsumenyang sungguh-sungguh memakai merek tersebut. Rasa suka konsumenbisa didasari asosiasi yang terkait dengan simbul rangkaian pengamatan atau pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi atau oleh teman. 5. Commited buyer (konsumen yang komit) Pada tingkat ini merupakan konsumen yang setia, memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka. Review Penelitian Sebelumnya Sejumlah penelitian sebelumnya terkait dengan pengaruh lokasi, pelayanan, keragaman menu, harga, desain interior restoran terhadap loyalitas konsumen pernah dilakukan. Berikut dikemukakan beberapa penelitian sebelumnya seperti tampak pada Tabel 1 berikut ini. Peneliti RAHADIAN ALI OETOMO (2012) Judul ANALISIS PENGARUH KERAGAMAN MENU, PERSEPSI HARGA DAN LOKASI TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN (Studi pada Restoran Waroeng Taman Variabel Keragaman menu, Presepsi harga, lokasi, dan minat beli ulang xxi Hasil Ketiga variabel independen yaitu keragaman menu, persepsi harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya yaitu minat beli ulang konsumen. OLDY ARDHANA (2010) Singosari Semarang) ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada Bengkel Caesar Semarang) Kualitas pelayanan, harga, lokasi, dan kepuasan pelanggan FAMEIDA MIRLY (2010) PENGARUH GAYA HIDUP URBAN TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN RESTORAN Gaya Hidup dan Restoran ABDI PATRIA SYAFEI NARIM (2011) DESAIN INTERIOR RESTORAN IKAN DI JALAN GATOT SUBROTO TIMUR DENPASAR Desain Interior Restoran Menunjukkan bahwa 58,4 persen variabel Kepuasan Pelanggan dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 41,6 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar ketiga variabel yang digunakan dalampenelitian ini. Meningkatnya kepadatan aktifitas yang di jalani masyarakat urban berpengaruh pada perubahan gaya hidup masyarkat yang tak lagi sekedar untuk mengenyangan perut saja tetapi juga memperhatikan desain restoran yang dikunjungi. Desain restoran Ikan yang menciptakan suasana tropis bergaya modern berpengaruh pada kenyamanan bagi pengunjung dengan suasana dan fasilitas yang menunjang. Peneliti tertarik melakukan penelitihan tentang Pengaruh lokasi dan desain restoran terhadap Loyalitas konsumen pada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Hal ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh lokasi dan desain restoran terhadap loyalitas konsumen pada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Dalam penelitian ini dapat disusun model sebagai berikut : xxii LOKASI ( X1 ) Loyalitas konsumen (Y) DESAIN RUMAH MAKAN (X2 ) Ho : tidak terdapat pengaruh yang positif variabel lokasi (X1) dan desain restoran (X2) terhadap variabel Loyalitas konsumen (Y) H1 : terdapat pengaruh yang positif variabel lokasi (X1) dan desain restoran (X2) terhadap variabel Loyalitas konsumen (Y) METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan katakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2004). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” Salatiga yang ditemui pada saat survey / penyebaran quesioner dilaksanakan. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang diambil dengan maksud atau tujuan tertentu karena penelitian menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah berkunjung dan membeli minimal tiga kali dari produk yang ditawarkan di Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” Salatiga. Variabel Penelitian Variabel penelitian terdiri dari dua macam, yaitu: variable terikat (dependent variable) atau variable yang tergantung pada variabel lainnya, dan variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya. 1. Variabel terikat (dependent variable) Variabel dependen yang dilambangkan dengan Y adalah variabel yang xxiii menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel depeden yang digunakan dalam sebuah model. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah : Loyalitas konsumen (Y) 2. Variabel tidak terikat (independent variable) Variabel independen yang dilambangkan dengan X adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah : Lokasi (X1), dan desain restoran (X2). Definisi Operasional Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2001). Definisi operasional dalam penelitian ini tampak pada tabel 2 berikut ini: Variabel Lokasi Definisi Dimensi Operasional Lokasi adalah Akses letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat Visibilitas memaksimumk an laba (Basu Swasta dan Irawan,2003:3 39). Lalu lintas Tempat parkir xxiv Indikator empirik Lokasi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga mudah dijangkau sarana transportasi Petunjuk arah Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga dapat terlihat dari jalan raya umum yang sering di lalui oleh masyarakat. Lokasi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga adalah lokasi yang strategis dimana terdapat banyak masyarakat beraktivitas di sekitar lokasi. Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga memiliki area parkir yang luas dan Desain Restoran teratur sehingga pengunjung merasa nyaman dan aman saat berkunjung. Ekspansi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga memiliki area kosong di sekitarnya. Lingkungan Warong Makan Joglo Bu Rini Salatiga Memiliki lingkungan yang mendukung untuk pendirian usaha Belum ada usaha serupa di Kompetisi sekitar Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Desain Desain restoran “joglo” di Faktor Restoran Waroeng Makan Joglo lingkungan adalah Bu Rini Salatiga berbeda perwujudan dengan restoran yang lain imaginasi baik Gaya Waroeng Makan Joglo dari pemilik arsitektur dan Bu Rini Salatiga memiliki maupun arsitek fitur exterior desain gaya arsitektur yang sesuai dengan cara sebagai penyajiannya. perancangnya. Waroeng Makan Joglo (Farelly 2003 ) Tata letak restoran Bu Rini Salatiga Menciptakan desain restoran yang khas Perabot dan Waroeng Makan Joglo Material Bu Rini Salatiga memilih perabotan yang tidak mengganggu kenyamanan pengunjung saat bersantap. Faktor-faktor Waroeng Makan Joglo sosial Bu Rini Salatiga Membuat desain tempat duduk yang nyaman untuk digunakan berkelompok. Faktor Suasana di waroeng suasana Makan Joglo Bu Rini Salatiga tenang dan santai. xxv Loyalitas konsumen Loyalitas konsumen adalah kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen terhadap merek tersebut, dan bermaksud untuk meneruskan pembelian di masa mendatang. (Menurut Dharmesta (1999)). Konsumen membeli produk di Waroeng makan Joglo Bu Rini karena harga lebih murah. Konsumen sudah terbiasa Habitual membeli produk di buyer Waroeng makan Joglo Bu Rini. Konsumen puas dalam Satisfied membeli produk di buyer Waroeng Makan Joglo Bu Rini karena selalu menjaga kualitas produk yang diproduksi. Likes the Waroeng Makan Joglo Bu Rini adalah restoran brand favorit saya. Saya bangga bisa selalu Commited mengkonsumsi produk di buyer Waroeng Makan Joglo Bu Rini. Saya akan merekomendasikan Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga pada orang lain. Switcher Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data • Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari objeknya (Supramono dan Haryanto, 2005). Data primer dalam penelitian ini berupa data mengenai gambaran umum responden, penilaian responden tentang Lokasi, Desain restoran dan loyalitas konsumen. Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut: xxvi n = (Zα)²(p)(q) d² Keterangan: n = jumlah sampel Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α bila α = 0,05 Z = 1,67 p = estimator proporsi populasi q = 1-p d = penyimpangan yang ditolerir Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah: n = (Zα)²(p)(q) d² n = (1,67)²(0,5)(0,5) = 96,04 = 96 orang (0,1)² Jadi yang menjadi sumber data primer dalam penelitian adalah 100 orang konsumen Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. • Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan disini meliputi tiga macam yaitu : 1. Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan responden, yaitu dengan daftar pertanyaan untuk diisi dengan keterangan-keterangan oleh responden selama proses wawancara. 2. Kuesioner Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka dengan jawaban yang telah disediakan, dan harus diisi oleh responden dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia beserta alasannya. Tehnik Analisis Data xxvii Untuk mengetahui skor rata-rata lokasi, desain restoran dan loyalitas konsumen Waroeng Makan joglo Bu Rini Salatiga dari masing-masing faktor, maka perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: Xrata-rata = ∑ f x B n Dimana : X = skor rata-rata lokasi, desain restoran, dan minat beli ualng konsumen f = besar frekuensi B = bobot n = jumlah responden langkah selanjutnya peneliti menggunakan range dengan rumus : Range = bobot tertinggi – bobot terendah Jumlah pilihan jawaban = 5-1 5 = 0,8 Sehingga diperoleh patokan skor rata-rata lokasi dan desain restoran : 1,00 – 1,80 = Sangat tidak setuju 1,81 – 2,60 = Tidak setuju 2,61 – 3,40 = Netral 3,41 – 4,20 = Setuju 4,21 – 5,00 = Sangat setuju Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi-dimensi Lokasi (X1) dan desain restoran (X2) terhadap Loyalitas konsumen (Y). Analisis kuantitatif merupakan metode analisis dengan angka-angka yang dapat dihitung maupun diukur. Analisis kuantitatif ini dimaksudkan untuk besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan alat analisis statistik. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid (sah) dan reliabel (andal). xxviii 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dan data dikatakan valid jika memiliki Corrected Item-Total Correlation (r hitung) lebih besar dari r tabel pada signifikansi 0.05 (5%) dengan jumlah data (n) = 100 yaitu sebesar 0,195. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika masing-masing pertanyaan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Langkah menghitung keseluruhan indikator yang layak diuji dalam perhitungan regresi linear berganda (Sugiyono, 2006) adalah : Y = β 0 + β1X1+ β 2X2 + e Dimana : Y = Loyalitas konsumen X1 = Lokasi X2 = Desain restoran e = kesalahan pengganggu (error) Uji t adalah uji signifikansi apakah variabel independen (lokasi dan desain restoran) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Loyalitas konsumen). Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi. Jika p-value lebih besar dari tingkat signifikansi maka Ho diterima demikian sebaliknya. Ho : lokasi dan desain restoran tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Waroeng Makan joglo bu rini Salatiga. Ha : lokasi dan desain restoran berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. 3. Uji Asumsi Klasik xxix Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat.Model analisis penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi: a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen), karena model regresiyang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sema dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali,2002). Kaidah pengambilan kesimpulan: a. Jika nilai Tolerance > 0,10 atau nilai Variance Infalting Factor < 10 maka tidak terjadi Multikolinearitas. b. Jika nilai Tolerance < 0,10 atau nilai Variance Infalting Factor > 10 maka terjadiMultikolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang bersifat homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat menggunakan model grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya xxx (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukandengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scratter plot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis Heterokedastisitas (Ghozali, 2002) adalah: a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik melebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. c. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebuah regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik, dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data seseungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis tersebut (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden xxxi Penelitian ini dilaksanakan di Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ditampilkan pada Tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Kategori Jumlah % Pria 43 43,0 Wanita 57 57,0 Total 100 100,0 < 25 32 32,0 25 – 30 tahun 20 44,0 31 – 35 tahun 24 24,0 > 35 tahun 24 24,0 Total 100 100,0 SD 1 1,0 SMP 3 3,0 SMA 54 54,0 Sarjana 42 42,0 Total 100 100,0 Sumber: Data Primer, 2013 Dari Tabel 3 diatas, dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dan yang paling dominan adalah responden wanita dengan presentase sebesar 57,0 %. Karakteristik responden berdasarkan usia yang paling dominan adalah berusia < 25 tahun dengan presentase sebesar 32,0%. Karakteristik lain dari responden, yaitu tingkat pendidikan terakhir, menunjukkan bahwa mayoritas responden lulusan SMA dengan jumlah 54 orang (54,0%), diikuti Sarjana sebanyak 42 orang (42,0%). Dengan demikian responden didominasi mereka yang berpendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Data tersebut diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden di Salatiga. xxxii Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Dari penyebaran kuesioner yang telah diberikan kepada 100 orang responden, maka diperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab persoalan penelitian. Dalam melakukan pengujian, langkah awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,5%. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas disajikan dala tabel 4 berikut ini. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi (X1) Desain Restoran (X2) Loyalitas (Y) konsumen Indikator Empirik Validitas (Corrected item - Total Corelation) L1 .255 L2 .489 L3 .392 L4 .436 L5 .298 L6 .310 L7 .460 D1 .585 D2 .423 D3 .487 D4 .606 D5 .638 D6 .543 Y1 .674 Y2 .659 Y3 .702 Y4 .823 Y5 .652 Y6 .636 xxxiii Sumber: Data Primer, 2013 Tabel 4.2 Uji Reliabilitas r Alpha Penilaian Lokasi (X1) .668 Reliabel Desain Restoran (X2) .788 Reliabel Loyalitas konsumen (Y) .707 Reliabel Dimensi Sumber: Data Primer, 2013 Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa setiap pernyatan dari masingmasing variabel dapat dikatakan valid, karena nilai r hitung > dari r tabel yaitu 0,117. Dan dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 (Ghozali,2005:41). Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel dapat dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi yang digunakan berdistribusi normal, bebas dari adanya gejala Multikolinearitas, gejala Heteroskedastisitas dan gejala Autokorelasi (Ghozali, 2005). Uji Normalitas Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian normalitas ditunjukkan pada tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2-tailed) .415 .995 Sumber Data Primer Diolah 2013 Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan angka Kolmogorov-Smirnov Z sebesar xxxiv 0,415 dengan nilai signifikansi 0,995. karena angka signifikan ( Sig. > 0,05 ), sehingga disimpulkan bahwa distribusi data residualnya adalah normal. Uji Multikolinearitas Tabel 6. Uji Multikolinearitas Variabel LOKASI DESAIN RESTORAN Tolerance .554 .554 VIF 1.806 1.806 Sumber Data Primer Diolah 2013 Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas didalam model regresi dilihat dari tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Berikut hasil uji multikolinearitas. Dari Tabel diatas mengacu pada nilai tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Uji Heteroskedastisitas Untuk mengidentifikasi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error 10.591 2.028 lokasi .220 .103 desain_restoran .307 .089 a. Dependent Variable: loyalitas_konsumen Sumber Data Primer Diolah 2013 xxxv Coefficients Beta t Sig. 5.223 .000 .240 2.145 .034 .386 3.455 .001 Dengan menggunakan uji Glejser, koefisien parameter untuk masing-masing varibel independen tidak ada yang signifikan ( Sig. > 0,05 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Analisis Regresi Berganda Pengujian asumsi klasik regresi telah terpenuhi yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas, sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda. Pengujian Hipotesis menggunakan nilai koefisien determinasi (R²), uji F dan uji t. Koefisien Determinasi (R²) Tabel 8. Hasil R Model Summaryb Model 1 R R Square .574a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .330 .316 2.191 a. Predictors: (Constant), desain_restoran, lokasi b. Dependent Variable: loyalitas_konsumen Sumber Data Primer Diolah 2013 Dari Tampilan output SPSS model summary besarnya Adjusted R² adalah 0,316, hal ini berarti 31,6% variasi sikap loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh lokasi dan desain restoran. Sedangkan sisanya (100% - 31,6% = 68.4%) dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi loyalitas konsumen adalah Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Emosional, Harga, Biaya (Swastha dan Handoko 2004: 83). Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 23.875 dengan sigifikansi (Sig. < 0,05), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi loyalitas konsumen xxxvi atau dapat dikatakan lokasi dan desain restoran secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Seperti ditunjukkan pada tabel 9 berikut Tabel 9. Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Sig. Regression 229.320 2 114.660 Residual 465.840 97 4.802 Total 695.160 99 23.875 .000a a. Predictors: (Constant), desain_restoran, lokasi b. Dependent Variable: loyalitas_konsumen Sumber Data Primer diolah 2013 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Dalam pengujian hipotesis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan uji t. Tabel 10 dibawah ini menyajikan hasil uji t Tabel 10. Hasil Uji t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error 10.591 2.028 lokasi .220 .103 desain_restoran .307 .089 Coefficients Beta t Sig. 5.223 .000 .240 2.145 .034 .386 3.455 .001 a. Dependent Variable: loyalitas_konsumen Dari tabel diatas diketahui bahwa uji t menggunakan tingkat signifikansi α = 5% maka variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen di Waroeng makan joglo Bu Rini Salatiga adalah lokasi dan desain xxxvii restoran. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa desain restoran mempunyai pengaruh paling kuat terhadap loyalitas konsumen hal itu dapat dilihat dari nilai β sebesar 0,307. Persamaan untuk model regresi berganda variabel lokasi (X1) dan desain restoran (X2) akan loyalitas konsumen (Y) adalah: Y = 10.591 + 0,220 X1 + 0,307 X2 + e Tabel 11. Hasil Penelitian Hipotesis Pernyataan Hipotesis Sig. Keterangan H1 Lokasi berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen di Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga .034 Signifikan H2 Desain restoran berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen di Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga .001 Signifikan Berdasarkan hasil olah data ditemukan bahwa lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis regresi yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,034 yang nilainya kurang dari batas toleransi kesalahan 0,05. Dengan demikian H1 didukung oleh data. Dalam penelitian ini lokasi diukur dari akses, Visibilitas, lalu lintas, Tempat parkir yang luas, ekspansi, lingkungan, kompetisi. Berkenaan dengan lokasi hasil penelitian menunjukkan seluruh responden menyatakan lingkungan lokasi Waroeng Makan joglo bu rini Sangat mendukung untuk pendirian usaha. Kelebihan lingkungan Waroeng Makan Joglo Bu Rini adalah memiliki posisi lokasi restoran yang strategis yaitu berada tidak jauh dari pusat kota dimana banyak masyarakat beraktifitas di sekitarnya, mudah di jangkau sarana transportasi umum, belum ada usaha serupa di sekitarnya, dan yang utama Waroeng Makan Joglo Bu Rini ini berada di area persawahan yang cukup luas sehingga Para konsumen yang datang dapat sambil menikmati pemandangan gunung Merbabu, serta persawahan yang terbentang luas dengan angin sepoi – sepoi yang alami, hal ini yang dapat membuat para konsumen nyaman dan santai berada di sana. Hampir seluruh responden menyatakan bahwa Lokasi dan desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini sangat mendukung untuk pendirian usaha tersebut. xxxviii Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Waroeng Makan Joglo Bu Rini memiliki kelebihan yang membedakannya dengan restoran lain karena memiliki desain gaya arsitektur yang khas. Waroeng Makan Joglo Bu Rini memiiki lokasi yang mudah di jangkau sehingga memudahkan konsumen untuk berkunjung sehingga sikap konsumen akan menjadi positif. Dari dua variabel lokasi dan desain restoran ini ternyata desain restoran merupakan karakteristik yang paling membantu konsumen dalam mengenali Waroeng Makan Joglo Bu Rini hal itu didukung dari hasil kuesioner bahwa sebagian besar responden menyatakan desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini merupakan pembeda dari restoran yang lain. Dari hasil uji regresi ditemukan desain restoran pengaruhnya paling besar diantara variabel yang lain. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis regresi yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,01 yang nilainya kurang dari batas toleransi kesalahan, yaitu 0,05. Desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini membuat sikap konsumen menjadi positif terhadap Waroeng Makan Joglo Bu Rini. xxxix KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dari dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini (yaitu lokasi dan desain restoran) ternyata variabel kedua variabel berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga Implikasi Terapan Implikasi terapan dalam hal ini saran yang dapat diberikan kepada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Mengingat bahwa tingkat loyalitas konsumen masih berada pada tingkat likes the brand, maka masih dimungkinkan untuk meningkatkan tingkat loyalitas konsumen terhadap Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga pada tingkat yang lebih tinggi baik itu pada tingkat committed buyer. Oleh karena itu maka unsur-unsur dalam Lokasi dan Desain Restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga yang belum begitu tinggi atau maksimal perlu diperbaiki Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tentu tidak terlepas dari adanya keterbatasan. Adapun keterbatasan yang dimaksud adalah adanya nilai yang tidak konsekwensi pada penentuan jumlah sampel yang di ambil dari tingkat estimatorvproporsi populasi. Rekomendasi Penelitian Mendatang Atas dasar keterbatasan penelitian seperti dikemukakan di atas, maka untuk penelitian mendatang sebaiknya menentukan nilai Zα yang konsekwen dengan tingkat estimator proporsi populasi p = 0.5 yaitu α = 0.05 Z = 1.67. xl DAFTAR PUSTAKA Ardhana, Oldy . (2010). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan. Barry & Jay Heizer. (2001). Prinsip-prinsip Management Operasi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas. Farrelly, Lorraine. (2003). Bar and Restaurant Interior Structures. Chichester : John Willey & Sons Ltd. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mirly Fameida. (2010). Pengaruh Gaya Hidup Urban Terhadap Perkembangan Desain Restoran. Narim, Abdi Patria Syafei. (2011). “Desain Interior Restoran Ikan Di Jalan Gatot Subroto Timur Denpasar ”. Rahadian Ali Oetomo. (2012). Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga dan Lokasi Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen. Robson, S. (2009). Build for Comfort and Speed: Designing Your Dining Room for Maximum Performance. Restaurant Startup & Growth, January 2009, 28 - 33. xli Silverstein, M., & Fiske, N. (2003). Trading Up: The New American Luxury. New York: Portfolio. Simamora, Bilson., 2001. Remarketing for Business Recovery. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA. Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA. Supramono dan Haryanto., 2005. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran. Salatiga: Fakultas Ekonomi – UKSW. Supramono dan Haryanto. 2003. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran. Salatiga: Fakultas Ekonomi – UKSW. Soekresno. Manajemen Food and Beverage. 2000 Edisi ke II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Swastha Basu dan T. Hani Handoko, William J. Stanton. 2004. Management Pemasaran Modern. Jakarta: PT. Grasindo Persada. Swastha Basu dan Irawan. 2003. “Manajemen Pemasaran Modern”, edisi kedua cetakan ke sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset. Tjiptono Fandy dan Gregorius Chandra, (2005), Manajemen Kualitas Jasa, Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy., 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi. xlii Yuksel, Atila and Yuksel, Fisun. (2002). Measurement of tourist satisfaction With Resaturant Services: A Segment-Based Approach, Journal Of Vacation MarketingVol. 9No. 1, Henry StewardPublications. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2000. Marketing Management Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.Prenhallindo. Lovelock, C.H., dan Wright, L.K, 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Indeks. Dharmayanti, Diah. 2006. Analisis Dampak Service Performance dan Kepuasan sebagai Moderating Variable terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada Nasabah Tabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya), Jurnal Manajemen Pemasaran Vol 1 No 1 April xliii