PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT ISOMORPHIC DAN RUBRIKNYA PADA MATERI HUKUM II NEWTON BERBASIS MULTIREPRESENTASI (1) Novita Anggraini (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, [email protected] (2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila Abstract: Development assessment isomorphic instrument and its heading on the material of newton II theory in multirepresentation principle. According to the research, it was known that students thought that physics was a very difficult subject because of it used many formulas and concept development. This research used a method which was adapted by procedural development according to Borg & Gall that had been modified by Research Central of Education Policy and Innovation, Research and Developing Agency, National Education Department which is synthesized with assessment instrumental standardization procedure of scientific behavior. The result of expert test showed that the developed instrument of assessment isomorphic appropriated with the theory and suitable to be used for instrument judgement. The next testing step done toward 36 students of class X2 of SMAN 1 Way Tenong. According to the data achieved by this test, 86,11% students passed the minimal passing grade criterion. Abstrak: Pengembangan instrumen assessment isomorphic dan rubriknya pada materi hukum II Newton berbasis multirepresentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sangat sulit karena terlalu banyak menggunakan rumus-rumus dan pengembangan konsep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang diadaptasi dari prosedur pengembangan menurut Borg & Gall yang dimodifikasi oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional yang disintesiskan dengan prosedur pembakuan instrumen penilaian sikap ilmiah. Hasil uji ahli menunjukkan instrumen assessment isomorphic yang dikembangkan telah sesuai dengan teori dan layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Tahap pengujian selanjutnya dilakukan terhadap 36 siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Way Tenong. Berdasarkan data yang diperoleh melalui uji ini, sebesar 86,11 % siswa tuntas KKM. Kata kunci: pengembangan, instrumen assessment isomorphic, multirepresentasi. 95 PENDAHULUAN Permendiknas 16 dengan menggunakan bahasa yang standar baik dan benar serta komunikatif kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai dengan taraf perkembangan guru mata pelajaran menyatakan peserta didik. Tahun 2007 bahwa Nomor tentang kompetensi mata Setiap pembelajaran khusus- adalah nya fisika, seorang guru hendaknya mengembangkan instrumen penilai- dapat mengembangkan instrumen an hasil belajar. penilaian hasil belajar sesuai dengan pelajaran antara guru lain Kualitas instrumen penilaian tujuan-tujuan pengajaran mata hasil belajar berpengaruh langsung pelajaran fisika yang tidak hanya dalam keakuratan status pencapaian menekankan pada ranah kognitif hasil belajar siswa. Oleh karena itu akan tetapi juga ranah afektif dan kedudukan instrumen penilaian hasil psikomotor. belajar sangat pengambilan strategis keputusan dalam pendidik Sudjana (2009: 3) penilaian diartikan sebagai proses me- (guru) dan sekolah terkait pencapai- nentukan nilai suatu objek. Untuk an hasil belajar siswa. Selanjutnya menentukan nilai atau harga suatu Permendiknas Nomor 20 Tahun objek diperlukan adanya ukuran dan 2007 tentang standar penilaian pen- kriteria. Misalnya untuk mengatakan didikan dibagian C.5 menyatakan baik, sedang, kurang, diperlukan bahwa instrumen penilaian hasil adanya ketentuan atau ukuran yang belajar yang digunakan pendidik me- sangat jelas bagaimana baik, sedang, menuhi persyaratan: (a) substansi, dan kurang. Ukuran itulah yang yaitu dengan cara merepresentasi- dinamakan kriteria. Dari pengertian kan kompetensi yang dinilai, (b) tersebut dapat dikatakan bahwa ciri konstruksi, yaitu dengan memenuhi penilaian adalah adanya objek atau persyaratan teknis sesuai dengan program yang dinilai dan adanya bentuk instrumen yang akan di- kriteria sebagai dasar untuk mem- gunakan, dan (c) bahasa, yaitu bandingkan antara kenyataan atau 96 apa adanya dengan kriteria atau apa kondisi tersebut, maka penulis men- seharusnya. coba membuat instrumen assesment Hasil wawancara dengan guru di SMA Negeri 1 Way Tenong, isomorphic dan rubriknya berbasis multirepresentasi. guru memang mengalami kendala dalam melaksanakan Sumadi (2008:52) Pengertian penilaian, instrumen dalam lingkup evaluasi karena ketika siswa diminta untuk didefinisikan sebagai perangkat yang menggambarkan diagram gaya-gaya digunakan untuk mengukur hasil yang bekerja pada suatu sistem. belajar siswa yang mencakup hasil Ternyata siswa belajar dalam ranah kognitif, afektif mengerti apa yang mereka gambar- dan psikomotor. Bentuk instrumen kan dan mereka belum mampu dapat berupa tes dan non tes. menguraikan gaya-gaya apa saja Instrumen bentuk tes mencangkup yang bekerja pada sistem tersebut. tes uraian, tes pilihan ganda, jawab- Tentu saja akan membuat siswa an singkat, menjodohkan, benar- sangat kesulitan dalam menyelesai- salah, unjuk kerja, dan portofolio. kan soal-soal aplikasi fisika. Jika Instrumen bentuk non tes mencakup kesulitan segera wawancara, angket dan pengamatan diatasi, maka akan mengganggu (observasi). Sebelum instrumen akan hasil belajar mereka karena masih digunakan, hendaknya instrumen itu rendahnya pemahaman dianalisis terlebih dahulu. Ada dua konsep siswa pada mata pelajaran karakteristik penting dalam meng- tersebut. analisis instrumen yaitu validitas dan tidak semua tersebut tingkat tidak Berdasarkan hasil wawancara reliabilitasnya. Instrumen dikatakan yang penulis lakukan dengan empat valid apabila instrumen digunakan orang siswa SMA mereka meng- untuk mengukur apa yang seharus- anggap fisika merupakan pelajaran nya diukur. Dalam hal ini sasaran yang sulit karena terlalu banyak kepada menggunakan ditujukan merupakan salah satu pengembangan rumus-rumus konsep. dan siapa instrumen itu Melihat 97 aspek yang harus dipertimbangkan rumus yang sama dalam menganalisis validitas suatu pertanyaan berbeda. walaupun instrumen. Aspek lainnya misalnya Menurut Hadijah (2012: 7) kesesuaian indikator dengan butir representasi yang ditampilkan siswa soal, kesesuaian penggunaan bahasa sebagai bentuk pengganti dari suatu yang digunakan, kesesuaian dengan situasi masalah yang digunakan kurikulum yang berlaku, dan kaidah- untuk kaidah dalam penulisan butir soal masalah yang dihadapinya sebagai dsb. hasil Menurut Sudrajat (2013: 1) menemukan interpretasi Representasi solusi dari pemikirannya. juga merupakan assessment merupakan penerapan sesuatu yang menggambarkan atau berbagai cara dan menyimbolkan beragam alat penilaian memperoleh penggunaan informasi untuk tentang obyek dan atau proses. Siswa dapat merepresentasikan suatu objek nyata kedalam sejauh mana hasil belajar peserta representasi gambar. Melalui cara didik atau ketercapaian kopetensi representasi gambar tersebut siswa (rangkaian dapat merepresentasikan diagram kemampuan) peserta didik. dari keadaan objek tersebut. Ketika Menurut Shih Yin-Lin dalam siswa mampu merepresentasikan Wati (2012: 22) Soal yang isomorphic suatu yaitu soal berbentuk problem solving representasi lain tentu akan mem- yang dapat diselesaikan dengan bantu siswa dalam menyelesaikan konsep masalah. yang sama. Sedangkan konsep kedalam bentuk representasi merupakan menurut Singh, soal yang isomorfik kemampuan seseorang untuk meng- tidak hanya soal bentuk problem komunikasikan suatu konsep dari solving diselesaikan suatu masalah yang digunakan untuk dengan konsep yang sama dan menemukan solusi dengan suatu pertanyaan yang sama, tetapi juga cara yang berbeda berdasarkan soal-soal dapat interpretasi pikirannya menjadi lebih diselesaikan dengan persamaan atau bermakna. Adapun cara yang di- yang dapat konsep yang 98 gunakan untuk meyatakan suatu dimana dimodifikasi oleh Tim Pusat konsep berupa Penelitian Kebijakan dan Inovasi gambar, Pendidikan Badan Penelitian dan tersebut representasi dapat verbal, diagram, grafik, dan matematika. Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 11) yang METODE PENELITIAN disintesiskan dengan prosedur pem- Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan bakuan instrumen penilaian sikap ilmiah. prosedur pengembangannya yaitu: Analisis Kebutuhan produk tertentu dan berfungsi untuk menguji keefektifaan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and Pengembangan adalah development). yang pembuatan Assessment isomorphic dilakukan instrumen berbasis multirepresentasi pada pembelajar- perlukan adanya pengembangan instrumen assessment isomorphic berbasis multirepresentasi pada pembelajaran fisika. Saat Analisis kebutuhan ini dilakukan metode yang digunakan dengan meng- gunakan metode wawancara dan observasi. Sasaran wawancara ini adalah guru mata pelajaran fisika an fisika. Sasaran dari pengembangan ini adalah materi Hukum II Newton SMA/MA kelas X. Subjek uji coba produk penelitian pengembangan terdiri atas ahli isi/materi, uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Pada prosedur pengembangan ini mengacu langkah-langkah penelitian yang diadaptasi dari Mengumpulkan informasi bahwa di- prosedur pengembangan menurut Borg & Gall kelas X SMA Negeri 1 Way Tenong. Pengembangan Produk Awal Pengembangan produk yang dilakukan adalah mengembangkan Instrumen assessment isomorphic berbasis multirepresentasi. Dalam proses pengembangan ini dilakukan beberapa tahapan yaitu tahapan mengumpulkan bahan berupa pengumpulan materi-materi yang berasal 99 dari sumber yang teruji, membuat keefektifan soal-soal beserta pembahasannya, telah ada diuji kemudian diuji dan membuat rubrik penilaian untuk cobakan kepada siswa kelas X2 SMA jawaban soal yang telah dibuat. Negeri 1 Way Tenong pada semester Validasi Ahli dan Revisi produk. Produk yang ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Produk prototype I diuji kelayakan- Produk Akhir nya. Uji ahli bidang isi atau materi Setelah semua tahap penelitian untuk mengevaluasi isi atau materi pengembangan ini dilakukan jadilah hukum II Newton untuk SMA/MA produk yaitu dilakukan oleh dua dosen assessment isomorphic dan rubrik- P.MIPA Universitas Lampung yang nya berbasis multirepresentasi yang berlatar belakang pendidikan fisika. dapat digunakan oleh guru sebagai Dari hasil uji ahli yang dilakukan ter- contoh instrumen penilaian untuk dapat beberapa perbaikan. Setelah mengukur hasil belajar siswa. akhir berupa instrumen prototype I diperbaiki pada aspekaspek yang belum sesuai, hasil dari perbaikannya kemudian disebut dengan prototype II. Berdasarkan Hasil dari prototype I jadilah prototype II yang kemudian dikenakan uji satu lawan satu (one on one) dan uji kelompok. Uji satu lawan satu (one on one) digunakan produk mengetahui oleh kemenarikan, kemanfaatan pengguna, yaitu: kemudahan peng- gunaan, dan kemanfaatan produk. Sedangkan uji instrumen soal yang digunakan untuk Hasil Penelitian Pengembangan Hasil utama dari penelitian Uji Coba Produk dan Revisi untuk HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui pengembangan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Way Tenong ini adalah Instrumen Assessment Isomorphic dan Rubriknya pada materi hukum II Newton berbasis Multirepresentasi. Adapun secara rinci hasil dari setiap tahapan prosedur pengembangan yang dilakukan sebagai berikut. Analisis Kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap guru bidang studi khususnya fisika kelas X SMA 100 Negeri 1 Way Tenong diketahui persamaan baru. Oleh karena itu, bahwa guru memang mengalami dikembangkanlah suatu instrumen kendala dalam mengadakan penilai- Assessment an karena ketika siswa diminta Rubriknya pada Materi Hukum II untuk Newton berbasis Multirepresentasi. menggambarkan diagram Isomorphic dan gaya-gaya yang bekerja pada suatu Pengembangan Produk sistem. Ternyata tidak semua siswa Berdasarkan hasil analisis kebutuhan mengerti apa yang mereka gambar- yang telah dilakukan sebelumnya, kan dan mereka belum mampu maka pada tahap pengembangan menguraikan gaya-gaya apa saja produk awal dikembangkan suatu yang bekerja pada sistem tersebut. instrumen Assessment Isomorphic Tentu saja akan membuat siswa dan Rubrikya pada Materi Hukum II sangat men- Newton berbasis Multirepresentasi nyelesaikan soal-soal aplikasi fisika. pada pembelajaran fisika. Tahap Jika kesulitan tersebut tidak segera pengembangan produk awal berupa diatasi, maka akan mengganggu Penyusunan hasil belajar mereka karena masih Instrumen Assessment Isomorphic rendahnya pemahaman yang dibuat berupa soal pilihan konsep siswa pada mata pelajaran ganda dimana ada beberapa soal tersebut. Kemampuan siswa dalam dengan tipe soal yang berbeda menganalisis dan menguraikan gaya- permasalahannya tetapi dapat di- gaya akan membantu memudahkan selesaikan siswa dalam memahami konsep rumus yang sama sehingga dapat yang diajarkan. Sehingga diperlukan memudahkan suatu instrumen penilaian yang nyelesaikan cocok untuk diterapkan pada mata suatu materi sehingga saat siswa pelajaran fisika, khususnya pada diberi 2 atau lebih soal yang mem- materi Hukum II Newton yang punyai representasi berbeda siswa banyak menggunakan representasi dapat menyelesaikan permasalahan diagram untuk membentuk suatu itu dengan mudah. Setelah soal kesulitan tingkat dalam Spesifikasi dengan siswa produk, konsep dalam permasalahan atau medalam 101 selesai dibuat dilakukan uji validitas nama prototype I. isi, validitas isi ini dibuat dengan Validasi Ahli dan Revisi menyocokkan apakah indikator dan Setelah angket dan prototype I soal yang dibuat sudah baik dan komponen kelayakan isi materi, sesuai. Setelah dilakukan uji validitas akurasi selanjutnya dibuat rubrik penilaian. merangsang Rubrik yang dibuat ini mempunyai pendukung penyajian materi, yang manfaat pengembang memberikan informasi materi, kemutahiran, keingintahuan percayakan dan kepada bobot tiap jawaban yang diisi oleh ahli instrumen penilaian materi, siswa dan dapat digunakan oleh yang pertama dari lingkup dosen guru dalam menilai atau memberi PTN sendiri, adapun hasil uji ahli tingkat dari hasil setiap pekerjaan materi dapat dilihat pada Tabel 1. siswa. Hasil pengembangan ini diberi Tabel 1 Hasil Uji Ahli Isi/ Materi No Aspek Penilaian 1. Cangkupan materi 3,33 Sangat Baik 2. Akurasi Materi 3,41 Sangat Baik 3. Kemutakhiran 3,00 Baik 4. Merangsang Keingintahuan 3,50 Sangat Baik 5. Pendukung Penyajian Materi 3,33 Sangat Baik Berdasarkan Tabel Rerata Skor 1 di- Pernyataan Kualitatif Hasil prototype II yang sudah dibuat peroleh hasil uji ahli instrumen pe- kemudian dikenakan uji satu lawan nilaian materi dan didapati catatan- satu (one on one) dan uji kelompok. catatan Uji satu lawan satu (one on one) mengenai kekurangan prototype I, dan kemudian prototype digunakan I diperbaiki pada aspek-aspek belum kemanfaatan produk oleh pengguna, sesuai, dan Hasil dari perbaikannya yaitu: kemudian disebut prototype II. penggunaan, Uji Coba Produk dan Revisi untuk kemenarikan, dan mengetahui kemudahan kemanfaatan produk. Sedangkan uji instrumen 102 soal digunakan untuk mengetahui lawan satu dapat dilihat pada keefektifan produk. Hasil uji satu Tabel 2. Tabel 2 Respon dan Penilaian Guru dalam Uji Eksternal Satu Lawan Satu terhadap Penggunaan Prototype II No Jenis Uji Rerata Skor Pernyataan Kualitatif 1. Instrumen Kesesuaian 3,33 Sangat Baik 2. Instrumen Kemudahan 3,41 Sangat Baik 3. Instrumen Kemanfaatan 3,00 Sangat Baik Sedangkan untuk uji instrumen prototype II sebagai instrumen untuk soal dikenakan kepada kelas X2 menilai hasil belajar siswa ketika SMAN 1 Way tenong dengan jumlah melakukan tes. Adapun hasil dari siswa sebanyak 36 orang siswa, penilaian ini dapat dilihat pada dalam tahap ini guru menggunakan Tabel 3. Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Kelas X2 Setelah Menggunakan Prototype II No Kelas KKM Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rerata % Kelulusan 1. X2 70 60 93 75,8 86,11% Berdasarkan Tabel 3 Uji ke- oleh guru sebagai contoh instrumen efektifan mengikuti standar nilai penilaian untuk mengukur hasil KKM pada pokok bahasan Hukum II belajar siswa. Newton SMAN 1 Way Tenong yaitu sebesar 70, hasil dari uji tersebut 86,11 % siswa telah tuntas KKM. Produk Akhir pengembangan dilakukan jadilah Instrumen assessment isomorphic rubriknya Disajikan kajian tentang hasil dari produk pengembangan yang telah Setelah semua tahap penelitian dan Pembahasan berbasis multi- representasi yang dapat digunakan direvisi, meliputi kesesuaian produk yang dihasilkan dengan tujuan dari pengembangan dan kelebihan serta kekurangan pada produk dari hasil pengembangan. 103 Kesesuaian Produk yang di- lagi siswa yang bingung ketika suatu hasilkan dengan Tujuan soal tersebut disajikan dalam bentuk Pengembangan yang berbeda walaupun maksudnya Tujuan dari penelitian sama. pengembangan ini adalah membuat Pengembangan ini juga dapat Instrumen Assessment Isomorphic memberikan sumbangan pengetahu- dan Rubriknya pada Materi Hukum II an bagi guru dalam mengembangkan Newton berbasis Multirepresentasi. instrumen Assessment Isomorphic Instrumen penilaian ini berbentuk berbasis soal pembelajaran fisika. isomorphic dan rubriknya Multirepresentasi pada berbasis multirepresentasi dimana Uji instrumen assessment ini dari ada beberapa tipe soal dalam dilakukan pada siswa X2 SMA Negeri satu indikator, soal-soal tersebut 1 Way Tenong tahun 2013/2014 disajikan yang sebanyak 36 siswa. Uji keefektifan berbeda-beda diantaranya disajikan mengikuti standar nilai KKM pada secara verbal, gambar, grafik, dan pokok bahasan Hukum II Newton KD perhitungan pe- 2.3 Fisika kelas X di sekolah tersebut mecahan masalah dari beberapa yaitu sebesar 70, hasil dari uji soal tersebut dapat diselesaikan tersebut 86,11 % siswa telah tuntas dengan menggunakan konsep yang KKM. Hal ini menunjuk-kan bahwa sama. soal yang diujikan layak digunakan dalam bentuk matematika, Dengan multirepresentasi menggunakan yang disajikan secara verbal, gambar, grafik, dan perhitungan matematika sebagai instrumen untuk menilai hasil belajar siswa. dapat Berdasarkan data tersebut membantu siswa dan membuat dapat diketahui bahwa penilaian siswa berfikir secara formal. Jadi hasil belajar siswa dengan instrumen ketika siswa diberi suatu tipe soal assessment yang berbeda siswa tersebut dapat multirepresentasi yang dikembang- dengan mudahnya mengerjakan soal kan yang diberikan sehingga tidak ada membantu siswa dalam memecah- pada isomorphic pembelajaran berbasis fisika 104 kan permasalahan. Dimana siswa apa bila siswa diberi soal kualitatif lebih dan kuantitatif siswa lebih memilih mudah mengerjakan soal berbentuk konsep dengan meng- kualitatif gunakan representasi yang berbeda sehingga saat siswa diberi banyak dan sebagian besar siswa telah soal-soal menunjukkan hasil belajar yang baik. konseptual dan soalnya berupa soal Ini berarti sebagian besar siswa kualitatif ternyata hasil tes yang sudah mencapai kompetensi aspek didapatkan sangat baik. instrumen penilaian belajaran fisika. pada pem- Hal ini sesuai dari pada yang kuantitatif berupa soal Berdasarkan hasil evaluasi, hasil uji dan revisi yang telah dengan penelitian yang dikembang- dilakukan, kan oleh Sudarto (2012) yaitu tes pengembangan ini, yaitu menghasil- isomorphic problem meningkatkan kan pemahaman konsep mahasiswa dan Assessment untuk kemampuan Rubriknya pada Materi Hukum II mahasiswa. Pengukuran kemampu- Newton berbasis Multirepresentasi an pemahaman konsep siswa dapat dan dapat digunakan sebagai salah diketahui dari hasil pekerjaan siswa, satu Selain itu assessment isomorphic melihat hasil belajar siswa untuk problem ini dapat membantu guru mata pelajaran fisika di SMA. untuk mengetahui mengetahui maka produk kemampuan berupa tujuan Instrumen Isomorphic instrumen penilaian dan untuk Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Pengembang- siswa pada materi tersebut. an Penelitian pengembangan ini sesuai dengan penelitian yang telah Produk hasil pengembangan dilakukan oleh Singh (2008) yang ini memiliki beberapa kelebihan menyatakan bahwa siswa memiliki yaitu Membuat siswa berfikir lebih kemampuan yang lebih baik secara formal signifikan diberikan dalam menyelesaikan karena tidak soal-soal hanya yang berupa permasalahan yang berbentuk per- perhitungan yang matematis saja, tanyaan konseptual, dan ternyata tetapi soal disajikan dalam bentuk berbeda-beda baik berupa gambar, 105 grafik, verbal dan perhitungan SIMPULAN DAN SARAN matematika. Soal yang disajikan dapat dijawab meng-gunakan suatu Simpulan pada penelitian konsep yang sama walaupun soal pengembangan ini adalah dihasilkan yang ada disajikan dalam bentuk Instrumen Assessment Isomorphic yang berbeda-beda sehingga dapat dan meningkatkan hasil belajar siswa. representasi Pada Materi Hukum II Dimana soal yang dibuat itu berasal Newton, dan telah teruji sesuai teori dari dengan kualitas: sangat menarik, satu indikator representasikan yang dengan di- Rubriknya berbasis Multi- meng- sangat mudah gunakan grafik, diagram, verbal dan sangat bermanfaat. perhitungan Rubrik perolehan hasil belajar siswa yang yang disajikan dapat memudahkan mencapai nilai rata-rata 75,8 dengan guru dalam menilai hasil belajar persentase kelulusan siswa sebesar siswa. Dapat dijadikan contoh oleh 86,11% pada uji terhadap siswa guru pembuatan kelas X2 SMA Negeri 1 Way Tenong instrumen penilaian yang berfungsi semester ganjil Tahun Pelajaran sebagai pola ukur sehingga dapat 2013/2014. matematika. dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Kelemahan produk hasil pengembangan materi yaitu dapat tidak semua Saran digunakan, dan Berdasarkan penelitian pengem- bangan ini Guru hendaknya menggunakan instrumen Assessment direpresentasikan Isomorphic dan rubriknya berbasis menggunakan gambar, grafik dan Multirepresentasi yang telah penulis diagram, dan membutuhkan lebih kembangkan untuk menilai hasil banyak waktu dan tenaga dalam belajar siswa. Guru atau peneliti melakukan penilaian. yang hendak instrumen ini menggunakan hendaknya dapat mengembangkan instrumen ini pada materi lain. 106 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Penilaian Kelas. http://www.depdiknas.go.id. 8 Mei 2013. Hadijah. 2012. Pengaruh Skill Representasi Grafik terhapa Penguasaan Konsep Gerak Siswa SMP. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Tidak diterbitkan. Sumadi, Suryabra 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wati, Dhea Destia. 2012. Analisis Pola Scraffolding Pada Tes Mata Pelajaran Fisika dengan Soal Isomarfik Untuk Mendeskripsi kan Kemempuan Analogi Siswa. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Singh, Chandralekha. 2008. Using an isomorphic problem pair to learn introductory physics: Transferring from a two-step problem to a three-step problem. (Online) Journal Physics Education Research, Volume 9, No. 020114 Sudarto. 2011. Pengembangan Tes Ishomorphic Problem Bentuk Uraian dan Pilihan Ganda untuk Menggali Pemahaman Konsep Optimal Siswa. Tersedia: http://repository.upi.edu. (15 Maret 2013). Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudrajat, Akhmad. 2013. Penilaian Hasil Belajar. (Online) Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpre ss.com (15 Maret 2013). Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 107