95 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT

advertisement
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT ISOMORPHIC DAN RUBRIKNYA
PADA MATERI HUKUM II NEWTON BERBASIS
MULTIREPRESENTASI
(1)
Novita Anggraini (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2)
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, [email protected]
(2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila
Abstract: Development assessment isomorphic instrument and its heading on
the material of newton II theory in multirepresentation principle. According to
the research, it was known that students thought that physics was a very difficult
subject because of it used many formulas and concept development. This
research used a method which was adapted by procedural development
according to Borg & Gall that had been modified by Research Central of
Education Policy and Innovation, Research and Developing Agency, National
Education Department which is synthesized with assessment instrumental
standardization procedure of scientific behavior. The result of expert test showed
that the developed instrument of assessment isomorphic appropriated with the
theory and suitable to be used for instrument judgement. The next testing step
done toward 36 students of class X2 of SMAN 1 Way Tenong. According to the
data achieved by this test, 86,11% students passed the minimal passing grade
criterion.
Abstrak: Pengembangan instrumen assessment isomorphic dan rubriknya
pada materi hukum II Newton berbasis multirepresentasi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan diketahui bahwa siswa menganggap fisika merupakan
pelajaran yang sangat sulit karena terlalu banyak menggunakan rumus-rumus
dan pengembangan konsep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang
diadaptasi dari prosedur pengembangan menurut Borg & Gall yang dimodifikasi
oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional yang disintesiskan dengan
prosedur pembakuan instrumen penilaian sikap ilmiah. Hasil uji ahli
menunjukkan instrumen assessment isomorphic yang dikembangkan telah sesuai
dengan teori dan layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Tahap pengujian
selanjutnya dilakukan terhadap 36 siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Way Tenong.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui uji ini, sebesar 86,11 % siswa tuntas
KKM.
Kata kunci: pengembangan, instrumen assessment isomorphic,
multirepresentasi.
95
PENDAHULUAN
Permendiknas
16
dengan menggunakan bahasa yang
standar
baik dan benar serta komunikatif
kualifikasi akademik dan kompetensi
sesuai dengan taraf perkembangan
guru mata pelajaran menyatakan
peserta didik.
Tahun
2007
bahwa
Nomor
tentang
kompetensi
mata
Setiap pembelajaran khusus-
adalah
nya fisika, seorang guru hendaknya
mengembangkan instrumen penilai-
dapat mengembangkan instrumen
an hasil belajar.
penilaian hasil belajar sesuai dengan
pelajaran
antara
guru
lain
Kualitas instrumen penilaian
tujuan-tujuan
pengajaran
mata
hasil belajar berpengaruh langsung
pelajaran fisika yang tidak hanya
dalam keakuratan status pencapaian
menekankan pada ranah kognitif
hasil belajar siswa. Oleh karena itu
akan tetapi juga ranah afektif dan
kedudukan instrumen penilaian hasil
psikomotor.
belajar
sangat
pengambilan
strategis
keputusan
dalam
pendidik
Sudjana (2009: 3) penilaian
diartikan
sebagai
proses
me-
(guru) dan sekolah terkait pencapai-
nentukan nilai suatu objek. Untuk
an hasil belajar siswa. Selanjutnya
menentukan nilai atau harga suatu
Permendiknas Nomor 20 Tahun
objek diperlukan adanya ukuran dan
2007 tentang standar penilaian pen-
kriteria. Misalnya untuk mengatakan
didikan dibagian C.5 menyatakan
baik, sedang, kurang, diperlukan
bahwa instrumen penilaian hasil
adanya ketentuan atau ukuran yang
belajar yang digunakan pendidik me-
sangat jelas bagaimana baik, sedang,
menuhi persyaratan: (a) substansi,
dan kurang. Ukuran itulah yang
yaitu dengan cara merepresentasi-
dinamakan kriteria. Dari pengertian
kan kompetensi yang dinilai, (b)
tersebut dapat dikatakan bahwa ciri
konstruksi, yaitu dengan memenuhi
penilaian adalah adanya objek atau
persyaratan teknis sesuai dengan
program yang dinilai dan adanya
bentuk instrumen yang akan
di-
kriteria sebagai dasar untuk mem-
gunakan, dan (c) bahasa, yaitu
bandingkan antara kenyataan atau
96
apa adanya dengan kriteria atau apa
kondisi tersebut, maka penulis men-
seharusnya.
coba membuat instrumen assesment
Hasil
wawancara
dengan
guru di SMA Negeri 1 Way Tenong,
isomorphic dan rubriknya berbasis
multirepresentasi.
guru memang mengalami kendala
dalam
melaksanakan
Sumadi (2008:52) Pengertian
penilaian,
instrumen dalam lingkup evaluasi
karena ketika siswa diminta untuk
didefinisikan sebagai perangkat yang
menggambarkan diagram gaya-gaya
digunakan untuk mengukur hasil
yang bekerja pada suatu sistem.
belajar siswa yang mencakup hasil
Ternyata
siswa
belajar dalam ranah kognitif, afektif
mengerti apa yang mereka gambar-
dan psikomotor. Bentuk instrumen
kan dan mereka belum mampu
dapat berupa tes dan non tes.
menguraikan gaya-gaya apa saja
Instrumen bentuk tes mencangkup
yang bekerja pada sistem tersebut.
tes uraian, tes pilihan ganda, jawab-
Tentu saja akan membuat siswa
an singkat, menjodohkan, benar-
sangat kesulitan dalam menyelesai-
salah, unjuk kerja, dan portofolio.
kan soal-soal aplikasi fisika. Jika
Instrumen bentuk non tes mencakup
kesulitan
segera
wawancara, angket dan pengamatan
diatasi, maka akan mengganggu
(observasi). Sebelum instrumen akan
hasil belajar mereka karena masih
digunakan, hendaknya instrumen itu
rendahnya
pemahaman
dianalisis terlebih dahulu. Ada dua
konsep siswa pada mata pelajaran
karakteristik penting dalam meng-
tersebut.
analisis instrumen yaitu validitas dan
tidak
semua
tersebut
tingkat
tidak
Berdasarkan hasil wawancara
reliabilitasnya. Instrumen dikatakan
yang penulis lakukan dengan empat
valid apabila instrumen digunakan
orang siswa SMA mereka meng-
untuk mengukur apa yang seharus-
anggap fisika merupakan pelajaran
nya diukur. Dalam hal ini sasaran
yang sulit karena terlalu banyak
kepada
menggunakan
ditujukan merupakan salah satu
pengembangan
rumus-rumus
konsep.
dan
siapa
instrumen
itu
Melihat
97
aspek yang harus dipertimbangkan
rumus
yang
sama
dalam menganalisis validitas suatu
pertanyaan berbeda.
walaupun
instrumen. Aspek lainnya misalnya
Menurut Hadijah (2012: 7)
kesesuaian indikator dengan butir
representasi yang ditampilkan siswa
soal, kesesuaian penggunaan bahasa
sebagai bentuk pengganti dari suatu
yang digunakan, kesesuaian dengan
situasi masalah yang digunakan
kurikulum yang berlaku, dan kaidah-
untuk
kaidah dalam penulisan butir soal
masalah yang dihadapinya sebagai
dsb.
hasil
Menurut Sudrajat (2013: 1)
menemukan
interpretasi
Representasi
solusi
dari
pemikirannya.
juga
merupakan
assessment merupakan penerapan
sesuatu yang menggambarkan atau
berbagai
cara
dan
menyimbolkan
beragam
alat
penilaian
memperoleh
penggunaan
informasi
untuk
tentang
obyek
dan
atau
proses. Siswa dapat merepresentasikan
suatu objek nyata kedalam
sejauh mana hasil belajar peserta
representasi gambar. Melalui cara
didik atau ketercapaian kopetensi
representasi gambar tersebut siswa
(rangkaian
dapat merepresentasikan diagram
kemampuan)
peserta
didik.
dari keadaan objek tersebut. Ketika
Menurut Shih Yin-Lin dalam
siswa mampu merepresentasikan
Wati (2012: 22) Soal yang isomorphic
suatu
yaitu soal berbentuk problem solving
representasi lain tentu akan mem-
yang dapat diselesaikan dengan
bantu siswa dalam menyelesaikan
konsep
masalah.
yang
sama.
Sedangkan
konsep
kedalam
bentuk
representasi merupakan
menurut Singh, soal yang isomorfik
kemampuan seseorang untuk meng-
tidak hanya soal bentuk problem
komunikasikan suatu konsep dari
solving
diselesaikan
suatu masalah yang digunakan untuk
dengan konsep yang sama dan
menemukan solusi dengan suatu
pertanyaan yang sama, tetapi juga
cara yang berbeda berdasarkan
soal-soal
dapat
interpretasi pikirannya menjadi lebih
diselesaikan dengan persamaan atau
bermakna. Adapun cara yang di-
yang
dapat
konsep
yang
98
gunakan untuk meyatakan suatu
dimana dimodifikasi oleh Tim Pusat
konsep
berupa
Penelitian Kebijakan dan Inovasi
gambar,
Pendidikan Badan Penelitian dan
tersebut
representasi
dapat
verbal,
diagram, grafik, dan matematika.
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 11) yang
METODE PENELITIAN
disintesiskan dengan prosedur pem-
Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan
bakuan instrumen penilaian sikap
ilmiah. prosedur pengembangannya
yaitu:
Analisis Kebutuhan
produk tertentu dan berfungsi untuk
menguji
keefektifaan
produk
tersebut (Sugiyono, 2009: 407).
Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian pengembangan
(research
and
Pengembangan
adalah
development).
yang
pembuatan
Assessment
isomorphic
dilakukan
instrumen
berbasis
multirepresentasi pada pembelajar-
perlukan
adanya
pengembangan
instrumen assessment isomorphic
berbasis
multirepresentasi
pada
pembelajaran fisika. Saat Analisis
kebutuhan ini dilakukan metode
yang
digunakan
dengan
meng-
gunakan metode wawancara dan
observasi. Sasaran wawancara ini
adalah guru mata pelajaran fisika
an fisika.
Sasaran dari pengembangan
ini adalah materi Hukum II Newton
SMA/MA kelas X. Subjek uji coba
produk penelitian pengembangan
terdiri atas ahli isi/materi, uji satu
lawan satu dan uji kelompok kecil.
Pada prosedur pengembangan ini
mengacu langkah-langkah penelitian
yang diadaptasi dari
Mengumpulkan informasi bahwa di-
prosedur
pengembangan menurut Borg & Gall
kelas X SMA Negeri 1 Way Tenong.
Pengembangan Produk Awal
Pengembangan produk yang dilakukan
adalah
mengembangkan
Instrumen assessment isomorphic
berbasis multirepresentasi. Dalam
proses pengembangan ini dilakukan
beberapa tahapan yaitu tahapan
mengumpulkan bahan berupa pengumpulan materi-materi yang berasal
99
dari sumber yang teruji, membuat
keefektifan
soal-soal beserta pembahasannya,
telah ada diuji kemudian diuji
dan membuat rubrik penilaian untuk
cobakan kepada siswa kelas X2 SMA
jawaban soal yang telah dibuat.
Negeri 1 Way Tenong pada semester
Validasi Ahli dan Revisi
produk. Produk yang
ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
Produk prototype I diuji kelayakan-
Produk Akhir
nya. Uji ahli bidang isi atau materi
Setelah semua tahap penelitian
untuk mengevaluasi isi atau materi
pengembangan ini dilakukan jadilah
hukum II Newton untuk SMA/MA
produk
yaitu dilakukan oleh dua dosen
assessment isomorphic dan rubrik-
P.MIPA Universitas Lampung yang
nya berbasis multirepresentasi yang
berlatar belakang pendidikan fisika.
dapat digunakan oleh guru sebagai
Dari hasil uji ahli yang dilakukan ter-
contoh instrumen penilaian untuk
dapat beberapa perbaikan. Setelah
mengukur hasil belajar siswa.
akhir
berupa
instrumen
prototype I diperbaiki pada aspekaspek yang belum sesuai, hasil dari
perbaikannya
kemudian
disebut
dengan prototype II.
Berdasarkan Hasil dari prototype I
jadilah prototype II yang kemudian
dikenakan uji satu lawan satu (one
on one) dan uji kelompok. Uji satu
lawan satu (one on one) digunakan
produk
mengetahui
oleh
kemenarikan,
kemanfaatan
pengguna,
yaitu:
kemudahan
peng-
gunaan, dan kemanfaatan produk.
Sedangkan uji instrumen soal yang
digunakan
untuk
Hasil Penelitian Pengembangan
Hasil utama dari penelitian
Uji Coba Produk dan Revisi
untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui
pengembangan yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Way Tenong ini adalah
Instrumen Assessment Isomorphic
dan Rubriknya pada materi hukum II
Newton berbasis Multirepresentasi.
Adapun secara rinci hasil dari setiap
tahapan prosedur pengembangan
yang dilakukan sebagai berikut.
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi terhadap guru bidang
studi khususnya fisika kelas X SMA
100
Negeri 1 Way Tenong diketahui
persamaan baru. Oleh karena itu,
bahwa guru memang mengalami
dikembangkanlah suatu instrumen
kendala dalam mengadakan penilai-
Assessment
an karena ketika siswa diminta
Rubriknya pada Materi Hukum II
untuk
Newton berbasis Multirepresentasi.
menggambarkan
diagram
Isomorphic
dan
gaya-gaya yang bekerja pada suatu
Pengembangan Produk
sistem. Ternyata tidak semua siswa
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan
mengerti apa yang mereka gambar-
yang telah dilakukan sebelumnya,
kan dan mereka belum mampu
maka pada tahap pengembangan
menguraikan gaya-gaya apa saja
produk awal dikembangkan suatu
yang bekerja pada sistem tersebut.
instrumen Assessment Isomorphic
Tentu saja akan membuat siswa
dan Rubrikya pada Materi Hukum II
sangat
men-
Newton berbasis Multirepresentasi
nyelesaikan soal-soal aplikasi fisika.
pada pembelajaran fisika. Tahap
Jika kesulitan tersebut tidak segera
pengembangan produk awal berupa
diatasi, maka akan mengganggu
Penyusunan
hasil belajar mereka karena masih
Instrumen Assessment Isomorphic
rendahnya
pemahaman
yang dibuat berupa soal pilihan
konsep siswa pada mata pelajaran
ganda dimana ada beberapa soal
tersebut. Kemampuan siswa dalam
dengan tipe soal yang berbeda
menganalisis dan menguraikan gaya-
permasalahannya tetapi dapat di-
gaya akan membantu memudahkan
selesaikan
siswa dalam memahami konsep
rumus yang sama sehingga dapat
yang diajarkan. Sehingga diperlukan
memudahkan
suatu instrumen penilaian yang
nyelesaikan
cocok untuk diterapkan pada mata
suatu materi sehingga saat siswa
pelajaran fisika, khususnya pada
diberi 2 atau lebih soal yang mem-
materi Hukum II Newton yang
punyai representasi berbeda siswa
banyak menggunakan representasi
dapat menyelesaikan permasalahan
diagram untuk membentuk suatu
itu dengan mudah. Setelah soal
kesulitan
tingkat
dalam
Spesifikasi
dengan
siswa
produk,
konsep
dalam
permasalahan
atau
medalam
101
selesai dibuat dilakukan uji validitas
nama prototype I.
isi, validitas isi ini dibuat dengan
Validasi Ahli dan Revisi
menyocokkan apakah indikator dan
Setelah angket dan prototype I
soal yang dibuat sudah baik dan
komponen kelayakan isi materi,
sesuai. Setelah dilakukan uji validitas
akurasi
selanjutnya dibuat rubrik penilaian.
merangsang
Rubrik yang dibuat ini mempunyai
pendukung penyajian materi, yang
manfaat
pengembang
memberikan
informasi
materi,
kemutahiran,
keingintahuan
percayakan
dan
kepada
bobot tiap jawaban yang diisi oleh
ahli instrumen penilaian materi,
siswa dan dapat digunakan oleh
yang pertama dari lingkup dosen
guru dalam menilai atau memberi
PTN sendiri, adapun hasil uji ahli
tingkat dari hasil setiap pekerjaan
materi dapat dilihat pada Tabel 1.
siswa. Hasil pengembangan ini diberi
Tabel 1 Hasil Uji Ahli Isi/ Materi
No
Aspek Penilaian
1.
Cangkupan materi
3,33
Sangat Baik
2.
Akurasi Materi
3,41
Sangat Baik
3.
Kemutakhiran
3,00
Baik
4.
Merangsang Keingintahuan
3,50
Sangat Baik
5.
Pendukung Penyajian Materi
3,33
Sangat Baik
Berdasarkan
Tabel
Rerata Skor
1
di-
Pernyataan Kualitatif
Hasil prototype II yang sudah dibuat
peroleh hasil uji ahli instrumen pe-
kemudian dikenakan uji satu lawan
nilaian materi dan didapati catatan-
satu (one on one) dan uji kelompok.
catatan
Uji satu lawan satu (one on one)
mengenai
kekurangan
prototype I, dan kemudian prototype
digunakan
I diperbaiki pada aspek-aspek belum
kemanfaatan produk oleh pengguna,
sesuai, dan Hasil dari perbaikannya
yaitu:
kemudian disebut prototype II.
penggunaan,
Uji Coba Produk dan Revisi
untuk
kemenarikan,
dan
mengetahui
kemudahan
kemanfaatan
produk. Sedangkan uji instrumen
102
soal digunakan untuk mengetahui
lawan satu dapat dilihat pada
keefektifan produk. Hasil uji satu
Tabel 2.
Tabel 2 Respon dan Penilaian Guru dalam Uji Eksternal Satu Lawan Satu
terhadap Penggunaan Prototype II
No
Jenis Uji
Rerata Skor
Pernyataan Kualitatif
1.
Instrumen Kesesuaian
3,33
Sangat Baik
2.
Instrumen Kemudahan
3,41
Sangat Baik
3.
Instrumen Kemanfaatan
3,00
Sangat Baik
Sedangkan untuk uji instrumen
prototype II sebagai instrumen untuk
soal dikenakan kepada kelas X2
menilai hasil belajar siswa ketika
SMAN 1 Way tenong dengan jumlah
melakukan tes. Adapun hasil dari
siswa sebanyak 36 orang siswa,
penilaian ini dapat dilihat pada
dalam tahap ini guru menggunakan
Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Kelas X2 Setelah Menggunakan Prototype II
No
Kelas KKM Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rerata % Kelulusan
1.
X2
70
60
93
75,8
86,11%
Berdasarkan Tabel 3 Uji ke-
oleh guru sebagai contoh instrumen
efektifan mengikuti standar nilai
penilaian untuk mengukur hasil
KKM pada pokok bahasan Hukum II
belajar siswa.
Newton SMAN 1 Way Tenong yaitu
sebesar 70, hasil dari uji tersebut
86,11 % siswa telah tuntas KKM.
Produk Akhir
pengembangan dilakukan jadilah
Instrumen assessment isomorphic
rubriknya
Disajikan kajian tentang hasil dari
produk pengembangan yang telah
Setelah semua tahap penelitian
dan
Pembahasan
berbasis
multi-
representasi yang dapat digunakan
direvisi, meliputi kesesuaian produk
yang dihasilkan dengan tujuan dari
pengembangan dan kelebihan serta
kekurangan pada produk dari hasil
pengembangan.
103
Kesesuaian Produk yang di-
lagi siswa yang bingung ketika suatu
hasilkan dengan Tujuan
soal tersebut disajikan dalam bentuk
Pengembangan
yang berbeda walaupun maksudnya
Tujuan
dari
penelitian
sama.
pengembangan ini adalah membuat
Pengembangan ini juga dapat
Instrumen Assessment Isomorphic
memberikan sumbangan pengetahu-
dan Rubriknya pada Materi Hukum II
an bagi guru dalam mengembangkan
Newton berbasis Multirepresentasi.
instrumen Assessment Isomorphic
Instrumen penilaian ini berbentuk
berbasis
soal
pembelajaran fisika.
isomorphic
dan
rubriknya
Multirepresentasi
pada
berbasis multirepresentasi dimana
Uji instrumen assessment ini
dari ada beberapa tipe soal dalam
dilakukan pada siswa X2 SMA Negeri
satu indikator, soal-soal tersebut
1 Way Tenong tahun 2013/2014
disajikan
yang
sebanyak 36 siswa. Uji keefektifan
berbeda-beda diantaranya disajikan
mengikuti standar nilai KKM pada
secara verbal, gambar, grafik, dan
pokok bahasan Hukum II Newton KD
perhitungan
pe-
2.3 Fisika kelas X di sekolah tersebut
mecahan masalah dari beberapa
yaitu sebesar 70, hasil dari uji
soal tersebut dapat diselesaikan
tersebut 86,11 % siswa telah tuntas
dengan menggunakan konsep yang
KKM. Hal ini menunjuk-kan bahwa
sama.
soal yang diujikan layak digunakan
dalam
bentuk
matematika,
Dengan
multirepresentasi
menggunakan
yang
disajikan
secara verbal, gambar, grafik, dan
perhitungan
matematika
sebagai instrumen untuk menilai
hasil belajar siswa.
dapat
Berdasarkan data tersebut
membantu siswa dan membuat
dapat diketahui bahwa penilaian
siswa berfikir secara formal. Jadi
hasil belajar siswa dengan instrumen
ketika siswa diberi suatu tipe soal
assessment
yang berbeda siswa tersebut dapat
multirepresentasi yang dikembang-
dengan mudahnya mengerjakan soal
kan
yang diberikan sehingga tidak ada
membantu siswa dalam memecah-
pada
isomorphic
pembelajaran
berbasis
fisika
104
kan permasalahan. Dimana siswa
apa bila siswa diberi soal kualitatif
lebih
dan kuantitatif siswa lebih memilih
mudah
mengerjakan
soal
berbentuk konsep dengan meng-
kualitatif
gunakan representasi yang berbeda
sehingga saat siswa diberi banyak
dan sebagian besar siswa telah
soal-soal
menunjukkan hasil belajar yang baik.
konseptual dan soalnya berupa soal
Ini berarti sebagian besar siswa
kualitatif ternyata hasil tes yang
sudah mencapai kompetensi aspek
didapatkan sangat baik.
instrumen penilaian
belajaran
fisika.
pada pem-
Hal
ini
sesuai
dari
pada
yang
kuantitatif
berupa
soal
Berdasarkan hasil evaluasi,
hasil uji dan revisi yang telah
dengan penelitian yang dikembang-
dilakukan,
kan oleh Sudarto (2012) yaitu tes
pengembangan ini, yaitu menghasil-
isomorphic problem meningkatkan
kan
pemahaman konsep mahasiswa dan
Assessment
untuk
kemampuan
Rubriknya pada Materi Hukum II
mahasiswa. Pengukuran kemampu-
Newton berbasis Multirepresentasi
an pemahaman konsep siswa dapat
dan dapat digunakan sebagai salah
diketahui dari hasil pekerjaan siswa,
satu
Selain itu assessment isomorphic
melihat hasil belajar siswa untuk
problem ini dapat membantu guru
mata pelajaran fisika di SMA.
untuk
mengetahui
mengetahui
maka
produk
kemampuan
berupa
tujuan
Instrumen
Isomorphic
instrumen
penilaian
dan
untuk
Kelebihan dan Kelemahan
Produk Hasil Pengembang-
siswa pada materi tersebut.
an
Penelitian pengembangan ini
sesuai dengan penelitian yang telah
Produk hasil pengembangan
dilakukan oleh Singh (2008) yang
ini memiliki beberapa kelebihan
menyatakan bahwa siswa memiliki
yaitu Membuat siswa berfikir lebih
kemampuan yang lebih baik secara
formal
signifikan
diberikan
dalam
menyelesaikan
karena
tidak
soal-soal
hanya
yang
berupa
permasalahan yang berbentuk per-
perhitungan yang matematis saja,
tanyaan konseptual, dan ternyata
tetapi soal disajikan dalam bentuk
berbeda-beda baik berupa gambar,
105
grafik,
verbal
dan
perhitungan
SIMPULAN DAN SARAN
matematika. Soal yang disajikan
dapat dijawab meng-gunakan suatu
Simpulan
pada
penelitian
konsep yang sama walaupun soal
pengembangan ini adalah dihasilkan
yang ada disajikan dalam bentuk
Instrumen Assessment Isomorphic
yang berbeda-beda sehingga dapat
dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
representasi Pada Materi Hukum II
Dimana soal yang dibuat itu berasal
Newton, dan telah teruji sesuai teori
dari
dengan kualitas: sangat menarik,
satu
indikator
representasikan
yang
dengan
di-
Rubriknya
berbasis
Multi-
meng-
sangat
mudah
gunakan grafik, diagram, verbal dan
sangat
bermanfaat.
perhitungan
Rubrik
perolehan hasil belajar siswa yang
yang disajikan dapat memudahkan
mencapai nilai rata-rata 75,8 dengan
guru dalam menilai hasil belajar
persentase kelulusan siswa sebesar
siswa. Dapat dijadikan contoh oleh
86,11% pada uji terhadap siswa
guru
pembuatan
kelas X2 SMA Negeri 1 Way Tenong
instrumen penilaian yang berfungsi
semester ganjil Tahun Pelajaran
sebagai pola ukur sehingga dapat
2013/2014.
matematika.
dalam
rangka
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kelemahan produk hasil pengembangan
materi
yaitu
dapat
tidak
semua
Saran
digunakan,
dan
Berdasarkan
penelitian
pengem-
bangan ini Guru hendaknya menggunakan
instrumen
Assessment
direpresentasikan
Isomorphic dan rubriknya berbasis
menggunakan gambar, grafik dan
Multirepresentasi yang telah penulis
diagram, dan membutuhkan lebih
kembangkan untuk menilai hasil
banyak waktu dan tenaga dalam
belajar siswa. Guru atau peneliti
melakukan penilaian.
yang
hendak
instrumen
ini
menggunakan
hendaknya
dapat
mengembangkan instrumen ini pada
materi lain.
106
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Penilaian Kelas.
http://www.depdiknas.go.id.
8 Mei 2013.
Hadijah. 2012. Pengaruh Skill
Representasi Grafik terhapa
Penguasaan Konsep Gerak Siswa
SMP. Skripsi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung. Tidak
diterbitkan.
Sumadi,
Suryabra
2008.
Metodologi Penelitian. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Wati, Dhea Destia. 2012. Analisis
Pola Scraffolding Pada Tes Mata
Pelajaran Fisika dengan Soal
Isomarfik Untuk Mendeskripsi
kan Kemempuan Analogi Siswa.
Skripsi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Singh, Chandralekha. 2008. Using an
isomorphic problem pair to
learn introductory physics:
Transferring from a two-step
problem to a three-step
problem.
(Online)
Journal
Physics Education Research,
Volume 9, No. 020114
Sudarto. 2011. Pengembangan Tes
Ishomorphic Problem Bentuk
Uraian dan Pilihan Ganda untuk
Menggali Pemahaman Konsep
Optimal
Siswa.
Tersedia:
http://repository.upi.edu.
(15 Maret 2013).
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad. 2013. Penilaian
Hasil Belajar. (Online) Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpre
ss.com (15 Maret 2013).
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
107
Download