Ringkasan Khotbah - 03 Juni 2012 Minggu, 03 Juni 2012 ALLAH TRINITAS : DIA YANG JAUH MENDEKATKAN DIRI KARENA KASIH S uatu hari, seorang guru bijak mendatangi sebuah penjara. Ia bermaksud menemui para narapidana kelas berat yang telah melakukan pelbagai tindakan biadab. Guru bijak itu bertanya, “Seandainya Tuhan memberi kesempatan kepada kalian untuk bisa hidup satu kali lagi, apakah kalian masih mau dilahirkan menjadi seorang seperti sekarang ini? Ataukah kalian ingin menjadi orang yang berbeda? Lalu sikap, tindakan dan pekerjaan apa yang kalian inginkan? “Gak mau! Saya tidak mau lahir lagi menjadi orang yang sama seperti sekarang ini. Hidup saya banyak bergelimangan dosa, makanya ada di tempat seperti ini. Kalau Tuhan mengijinkan saya terlahir kembali, saya ingin lahir sebagai orang yang berbeda. Siapa tahu saya bisa menjadi orang baik dan bisa lebih berbahagia.” Jawab seorang anak muda yang dipenjarakan karena merampok sebuah bank dan menewaskan seorang ibu dalam aksinya. “Jika saya diberi kesempatan kehidupan sekali lagi, saya tidak mau jadi seperti saya sekarang ini; hidup penuh dengan kegagalan. Selalu menyusahkan dan membuat malu orang tua. Saya ingin menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna.” Kata seorang lelaki muda yang terlibat dalam jaringan narkoba. 1/5 Ringkasan Khotbah - 03 Juni 2012 Minggu, 03 Juni 2012 “Jika benar-benar ada yang namanya reinkarnasi atau kehidupan kembali, saya mohon kepada Tuhan untuk tidak dilahirkan menjadi orang yang seperti sekarang ini. Hidup saya penuh dengan pikiran-pikiran negatif dan keserakahan terhadap harta kekayaan,” pinta seorang bapak yang masuk penjara karena kasus korupsi dan penggelapan uang negara. “Amit-amit jabang bayi, saya bersumpah tidak mau jadi diri saya seperti sekarang ini. Saya adalah orang yang biadab. Di otak saya yang ada adalah nafsu binatang dan keinginan-keinginan untuk memuaskan diri,” ungkap seorang ayah sambil tersedu menangis karena ia merasa berdosa telah memperkosa putrinya sendiri. Komentar senada juga disampaikan oleh para narapidana lainnya. Ada teroris, pembunuh, pencetak uang palsu, pelaku kekerasan dan rumah tangga, dan lainnya yang sebagian besar tidak ada yang mau menjadi dirinya kembali jika Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk hidup satu kali lagi. “Jika demikian, mengapa kalian tidak melakukan perubahan itu sekarang juga? Sehingga kalian bisa menjadi orang yang kalian dambakan? Mengapa harus menunggu Tuhan memberikan hidup satu kali lagi? Tanya guru bijak itu kepada para narapidana. “Masalahnya sekarang sudah terlanjur, kami semua sudah menjadi orang berdosa dan sulit untuk menghapus predikat yang sudah melekat di dalam masyarakat, lebih baik kami memulai hidup baru lagi nanti, ketika Tuhan benar-benar memberikan hidup satu kali lagi.” Jawab mereka memberi alasan. 2/5 Ringkasan Khotbah - 03 Juni 2012 Minggu, 03 Juni 2012 “Jika demikian, bunuhlah dirimu sekarang juga!” seru guru bijak itu dengan wajah serius. Para nara pidana tersentak mendengar perkataan itu. Mereka ketakutan karena mengira dirinya diminta serius untuk bunuh diri. “Bukan nyawamu yang dibunuh, tetapi kelakuan dan pikiran yang buruk yang bersemayam di dalam dirimu itu yang harus kalian bunuh. Nafsu serakah, emosi yang tidak terkendali, iri hati, kesombongan, kemarahan, kemalasan, kebodohan, dan pikiran-pikiran negatif lainnya harus dimusnahkan. Kubur dalam-dalam dirimu yang kemarin itu. Jadilah orang yang berbeda hari ini, seperti apa yang kalian dambakan, sehingga orang lain akan melihat kalian sebagai pribadi yang berbeda,” ungkap sang guru sambil menegaskan bahwa sesungguhnya setiap saat Tuhan memberikan kesempatan kepada kita, tetapi kita sendiri yang tidak memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. “Coba kalian ingat, ketika kalian sembuh dari sakit, bukankah Tuhan sudah memberikan kesempatan hidup satu kali lagi? Ketika kalian lolos dari musibah dan marabahaya, bukankah Tuhan sudah memberikan kesempatan hidup satu kali lagi? Ketika kalian beroleh pengampunan dari sebuah kesalahan besar, bukankah Tuhan telah memberikan kesempatan hidup sekali lagi?” Lanjut sang guru. “Yang penting bukan keinginan atau berandai-andai. Tetapi tekad yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan itu sekarang juga. Sebab, kalau tidak memiliki komitmen dan motivasi yang kuat, berapa kali pun kalian diberi kesempatan oleh Tuhan untuk hidup, kalian pasti akan lahir kembali menjadi orang yang sama seperti yang kalian keluhkan saat ini.” Saya membayangkan apa yang disampaikan oleh para narapidana kepada sang guru bijak hampir sama dengan respon Nikodemus, seorang Farisi, ahli Taurat, terhadap pernyataan Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”(Yoh.3:3). Nikodemus menyanggahnya, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim 3/5 Ringkasan Khotbah - 03 Juni 2012 Minggu, 03 Juni 2012 ibunya dan dilahirkan lagi?”(Yoh.3:4) . Tanggapan Nikodemus ini gak nyambung dengan ide yang disampaikan Yesus mengenai seseorang yang akan melihat Kerajaan Allah. Melihat Kerajaan Allah berarti mengalami, berpartisipasi dalam Kerajaan itu. Untuk dapat mengalami itu, kata Yesus, seseorang harus dilahirkan kembali. Kelahiran kembali yang dimaksud adalah dilahirkan oleh air dan Roh (ανώθέν έκ ΰδατος και πνευματος) Kali ini Yesus berbicara lahir dari air dan Roh, apa maksudnya? Kata “air dan Roh” menyimbulkan Roh. Tentu Roh yang dimaksud adalah Roh Kudus. Kata “dan” mengandung makna epeksegetik sehingga dapat berarti, “lahir dari air, yaitu dari Roh”. Hidup alamiah orang di dunia ini ada karena Allah meniupkan roh ( nefesy haya: nafas kehidupan) ke dalam daging manusia, sehingga manusia menjadi makhluk yang hidup, bergerak dan dinamis. Hidup abadi (baca: mengalami Kerajaan Allah) juga dimulai dari prakarsa Allah yang memberikan Roh Kudus itu kepada manusia. Pernyataan Yesus itu mau menjelaskan perlunya mempunyai eksistensi atau keberadaan baru (populernya: hidup baru) untuk masuk dalam Kerajaan Allah. Hidup baru bukan tampilannya saja melainkan terbarukan dalam batin. Dalam dialog selanjutnya, Yesus membuat kontras antara lahir dari Roh dan lahir dari daging / fisik. “Lahir dari daging/fisik” ditempatkan sejajar dengan lahir oleh keinginan laki-laki. Dengan demikian, lahir dari daging berarti lahir dari bapak dan ibu manusiawi, semua orang terlahir seperti itu. Ini jugalah yang dipersoalkan oleh Nikodemus, “Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan kembali?” Kelahiran seperti itu bukan jaminan seseorang masuk dalam Kerajaan Sorga. Yesus menegaskan kembali bahwa untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, orang harus dilahirkan oleh Allah dalam air dan Roh Kudus. Di sinilah peran Roh Kudus, yakni memungkinkan manusia dapat “terlahir kembali.” 4/5 Ringkasan Khotbah - 03 Juni 2012 Minggu, 03 Juni 2012 Seorang manusia yang baru dilahirkan dari rahim ibunya ia bisa dikatakan manusia baru (νεος, neos), baru nongol di dunia. Tetapi seorang berdosa yang menyadari kesalahannya, kini ia mengarahkan hidupnya ke jalan yang benar, mengubah tabiat dan prilakunya. Ia ada di jalan Tuhan. Mungkin tampilan fisiknya tidak berubah tetapi kini ia disebut manusia kainos (καινος) , manusia baru! Hal ini sangat mungkin terjadi jika manusia itu mau menanggapi karya Roh Kudus yang bekerja di dalam dirinya. Perubahan pasti terjadi: manusia yang menyambut karya Roh Kudus itu akan hidup menurut Roh bukan menuruti hawa nafsunya lagi. Hidupnya kini κατα πνευμα (hidup menurut Roh) bukan lagi κατα ςαρκα (hi dup menurut daging) maka ia akan mengerjakan apa yang baik. Orang-orang seperti inilah yang layak disebut anak-anak Allah (Roma 8:14). Maksudnya bukan Allah beranak secara biologis. Tetapi orang-orang yang selalu berorientasi dan mengerjakan apa yang Allah kehendaki. Ia melakukan persis seperti apa yang diinginiNya. Orang Kristen meyakini Roh Kudus pada hakekatnya adalah Allah sendiri yang bekerja di dalam diri manusia. Roh Kudus mengingatkan, menyadarkan dan menunjukkan manusia kepada karya kasih Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Allah yang menyelamatkan manusia. Di dalam diri Yesus Kristus manusia dapat mengenal cinta kasih Allah; Allah yang mengampuni dan menerima kembali yang terhilang. 5/5