FAKTOR IMBUHAN UNTUK KEBERLANJUTAN AKUIFER BEBAS

advertisement
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
FAKTOR IMBUHAN UNTUK KEBERLANJUTAN AKUIFER BEBAS
AFFIX FACTOR FOR THE SUSTAINABILITY OF THE
UNCONFINED AQUIFER
Juandi Muhammad
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau,Pekanbaru
Kampus Binawidya. Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Panam Pekanbaru 28293
Email : [email protected].
ABSTRACT
sustainability analysis of the unconfined aquifer Pekanbaru city must consider factors
affixes because it can provide repair the unconfined aquifer in a safe condition. 5% affixes
factors provide improvements of the unconfined aquifer for 2013, 2014 and 2015 in a safe
condition the percentage deviation respectively were 40.57% and 11.02%. -29.62%.
Factors affixes 8% improved condition of the unconfined aquifer 2016 from condition
troubled be safe (-29.41%), 2017 from critical condition be troubled (-48.97%) and 2018
from a damaged condition become critical (-63.76%).
Keywords: sustainability, unconfined aquifer, affixes.
ABSTRAK
Analisa keberlanjutan akuifer bebas Kota Pekanbaru harus mempertimbangkan faktor
imbuhan karena dapat memberikan perbaikan akuifer bebas dalam kondisi aman. Faktor
imbuhan 5 % memberikan perbaikan akuifer bebas untuk tahun 2013, 2014 dan 2015
dalam kondisi aman dengan persentase penyimpangan berturut - turut 40,57% dan
11,02%. -29,62%. Faktor imbuhan 8% memperbaiki kondisi akuifer bebas tahun 2016
dari kondisi rawan menjadi aman (-29,41%), tahun 2017 dari kondisi kritis menjadi rawan
(-48,97%) dan tahun 2018 dari kondisi rusak menjadi kritis (-63,76%).
Kata Kunci :Keberlanjutan, akuifer bebas, imbuhan.
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, bahwa telah berlaku perubahan guna lahan
cukup berarti di Kota Pekanbaru. Kerusakan Lingkungan disebabkan oleh cara pandang
terhadap lingkungan [1].
Daerah resapan (Recharge) disebut sebagai daerah dimana arah aliran air tanah
menjauhi permukaan. Perhitungan Resapan ini perlu mempertimbangkan sifat fisik
batuan/tanah dan lokasi yang ada. Besarnya resapan ini dihitung dengan menggunakan
persamaan [2].
=
×
× ..........................................................................................(1)
dimana:
A adalah luas dari jenis tanah/batuan yang dihitung ( m2 )
C
adalah koefisien resapan (%)
P
adalah presipitasi (mm/hari)
R
adalah resapan ( m 3 / tahun)
319
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
Penyelidikan air bawah tanah telah banyak dilakukan peneliti seperti: Penelitian
keberadaan air tanah dan keluaran air daerah karst di Kabupaten Sumba Barat
berdasarkan interpretasi geolistrik [3]. Penyelidikan kondisi air tanah di kota Merauke
Propinsi Papua tentang pemanfaatan air tanah sebagai sumber air baku PAM [4]. Teknik
matematika dapat digunakan untuk identifikasi potensi kontaminasi air bawah tanah [5].
Aplikasi metode geolistrik untuk menyelidiki sistim air bawah permukaan yang telah
mengalami pencemaran [6].
Analisa pengaruh parameter akuifer transmisivitas,
terhadap keberlanjutan akuifer bebas [7]. Analisa konduktivitas hidrolik pada sistim
akuifer bebas [8]. Penyelidikan head hydrolik sistim akuifer bebas untuk aliran steady
state [9]. Model matematis untuk memprediksi deformasi tekanan pada cekungan [10].
Kajian faktor–faktor lingkungan yang berhubungan dengan limbah untuk melihat
kaitannya terhadap kualitas air tanah selama 10 tahun kedepan [11]. Ahli hydrologi harus
mengidentifikasi
kebijakan
pemerintah
yang
berdampak
pada
lingkungan
dan
menunjukkan perlunya suatu kebijakan dalam hal–hal prosedur pengeloloaan air bawah
tanah yang berkelanjutan [12]. Penelitian bersifat teoritis yang dilakukan menetapkan
bahwa sikap lingkungan sebagai predictor kuat dari prilaku ekologis yang mengkaji
masalah lingkungan global, polusi dan pertumbuhan penduduk tantangan cara orang
hidup, psikologi mencoba mengembangkan masyarakat manusia agar kurang eksploitatif
dalam penggunaan sumber daya alam bumi [13]. Penelitian yang dilakukan telah melihat
,bahwa dampak eksploitasi air tanah terhadap keberlanjutan air bawah tanah [14].
Berdasarkan kajian–kajian yang telah ada, belum menunjukkan pengaruh faktor
imbuhan dan etika serta kebijakan untuk keberlanjutan akuifer bebas di Kota Pekanbaru.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh faktor imbuhan untuk keberlanjutan
akuifer bebas di Kota Pekanbaru.
2.
METODE PENELITIAN
a. LokasiPenelitian
Lokasi penelitian adalah berada di daerah administrative kota Pekanbaru. Secara
geografis lokasi penelitian berada pada 1000 14’ - 1010 34’BujurTimurdan 00 25’ – 00
45’ lintang Utara. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
320
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
`
Gambar 1.Lokasi penelitian [15].
Data biofisik
Untuk menentukan imbuhan diperlukan data curah hujan tahunan,
permeabilitis
tanah, dimensi volume sumur resapan, koefisien resapan, ketebalan akuifer dan luas
lahan terbuka hijau.
BahandanAlat
1. Bahan yang diperlukan; peta geologi lembar Pekanbaru.
2. Alat yang diperlukan GPS, Water Level Indikator.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Model diuji perilakunya untuk akuifer bebas Kota Pekanbaru agar terjadi
keberlanjutan hingga tahun 2018 adalah faktor imbuhan dengan penambahan imbuhan
2%, 3% dan 5 % seperti ditunjukkan dalam Tabel 1, 2 dan 3. Adapun alas an pemilihan
factor-faktor imbuhan tersebut, karena itu adalah nilai minimum yang diperlukan agar
terjadi keberlanjutan akuifer bebas Kota Pekanbaru. Pemilihan nilai imbuhan yang lebih
besar dihindari karena keterbatasan lahan untuk ruang resapan air bawah tanah.
Berdasarkan Tabel.1 dapat dilihat bahwa tahun 2013 sampai 2018 nilai head
hydrolik berkisar dari minimum -0,464 m, dan maksimum 12,096 m.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi akuifer bebas dalam kondisi aman (baik).
Kondisi membaik ini disebabkan karena faktor imbuhan model telah mampu memberikan
perbaikan artinya pengambilan akuifer bebas untuk tahun 2013 dan 2014 dapat
diimbangi oleh imbuhan bahkan memberikan kondisi aman.Tahun 2015 penyimpangan
321
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
nilai head hydrolik -29,62% artinya harga head hydrolik di bawah nilai head hydrolik
alamiah namun angka penyimpangan masih menunjukkan kondisi akuifer bebas dalam
keadaan aman pada tahun 2015. Tahun 2016 s/d 2018 faktor penambahan imbuhan 5%
belum mampu mengimbangi pengambilan air akuifer bebas baik domestic dan industri
sehingga memberikan penyimpangan yang cukup besar yaitu -53,15%, -72,73% dan 87,53%. Hal ini menyebabkan akuifer bebas tidak dalam kondisi aman tetapi berturut–
turut dalam kondisi rawan, kritis dan rusak, sehingga model masih perlu diperbaiki agar
terjadi keberlanjutan akuifer bebas Kota Pekanbaru hingga tahun 2018.
Tabel 1.Faktor imbuhan untuk keberlanjutan akuifer bebas Kota Pekanbaru
hinggatahun 2018
Faktor
Biosentrisme
imbuhan
Headhydrolik (m)
No
Tahun
Minimum
Maksimum
1
2013
2%
8,387
8,638
3%
9,008
9,183
5%
10,252
10,271
2
2014
2%
7,008
10,355
3%
7,630
10,936
5%
8,874
12,096
3
2015
2%
3,533
7,112
3%
4,155
7,692
5%
5,399
8,853
4
2016
2%
1,879
5,568
3%
2,501
6,148
5%
3,745
7,309
5
2017
2%
0,755
4,518
3%
1,377
5,098
5%
2,620
6,259
6
2018
2%
-0,464
3,381
3%
0,158
3,961
5%
1,402
5,122
322
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
14
Head hydrolik minimum (m)
12
10
8
Imbuhan 2%
6
Imbuhan 3%
4
Imbuhan 5%
2
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-2
Tahun
Gambar 2. Pengaruh Imbuhan terhadap head hydrolik minimum
Gambar 2 menunjukkan bahwa faktor imbuhan dapat memperbaiki kondisi akuifer
bebas yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan nilai head hydrolik yang cendrung
semakin besar dari tahun 2013 s/d 2018.
Selanjutnya model yang dipilih ini akan digunakan untuk menganalisis zonasi
akuifer bebas di Kota Pekanbaru hingga tahun 2018. Hasil ini akan berguna agar terjadi
keberlanjutan akuifer bebas di Kota Pekanbaru hingga tahun 2018.
Berdasarkan hasil model keberlanjutan akuifer bebas untuk Kota Pekanbaru yang
dipilih (Gambar 2), maka dapat ditentukan kebelanjutan akuifer bebas Kota Pekanbaru
seperti ditunjukkan pada Tabel 2
Tabel 2. Akuifer bebas Kota Pekanbaru dengan factor penambahan imbuhan 8% per
tahun.
Head
Persentase Penurunan dari
hydrolik
No
Tahun
Rata-rata (m)
kondisi alamiah (%)
1
2013
10.25
41,18
2
2014
8.89
22,45
3
2015
5.41
-25,5
4
2016
3,76
48
5
2017
2,64
-63,64
6
2018
1,42
-80,44
BerdasarkanTabel.
2
dapat
dilihat
penambahan imbuhan 8 % per tahunnya.
323
telah
terjadi
perubahan
zonasi
jika
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
Tabel 3. Zonasi akuifer bebas Kota Pekanbaru dengan faktor penambahan imbuhan 8 %
per tahun.
Persentase penurunan
Head hydrolik
No
Tahun
dari kondisi alamiah (%)
rata-rata (m)
1
2016
5.63
-22,45
2
2017
4,50
-38,02
3
2018
3,28
-54,82
4. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa, faktor imbuhan 5%
memberikan perbaikan akuifer bebas untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 dalam kondisi
aman dengan persentase penyimpangan berturut-turut 40,57 % dan 11,02 %. -29,62 %.
Faktor imbuhan 8% memperbaiki kondisi akuifer bebas tahun 2016 dari kondisi rawan
menjadi aman (-29,41%), tahun 2017 dari kondisi kritis menjadi rawan (-48,97 %) dan
tahun 2018 dari kondisi rusak menjadi kritis (-63,76%).
SARAN
Agar terjadi keberlanjutan akuifer bebas hingga tahun 2018 di Kota Pekanbaru,
maka perlu pemerintah mempertimbangan tentang penambahan faktor imbuhan.
DAFTAR PUTAKA
[1]. Yusri, O., Khairul, N. A. M., dan Toriman, M. E., 2010, Kajian Kualitatif Perubahan
Guna Tanah Kawasan Bandar Pekanbaru Dengan Menggunakan Sistem Maklumat
Geografi (GIS). J. Sains Malaysia 39(5): 705-709.
[2]. Binnie and Partners, 1984, Applied hydrogeologi, Third edition, Prentice Hall
Englewood Cliffs, New Jersey.
[3]. Bambang, S., 2004, Identifikasi Keberadaan Air Tanah dan Keluaran Air Daerah
Karst di Kabupaten Sumba Barat, Journal, JLP, 18(54):12-22.
[4]. Adang, S.S., Iskandar, A. Y., dan Yuningsih, S.M., 2003. Kondisi Air Tanah di Kota
Merauke Propinsi Papua, Journal JLP, 17(52):67-75.
[5]. Laton, W. R., Whitley, R. J., and Hromadka, II. T. V., 2007, A new mathematical
technique
for
identifying
potential
sources
of
groundwater
contamination.
Hydrogeology Journal (15): 333–338.
[6]. Neyamadpour, A., Samsudin, T., and Abdullah ,W. A , T, 2009, An Application of
three-Dimensional electrical resistivity imaging for the detection of undergrouand
wastewater system, Geophys (53): 389-402.
324
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 319 - 325
[7].
Juandi, M., Adrianto, A., Edisar, M., Syamsulduha, 2013, Analisis Parameter Akuifer
Bebas Kota Pekanbaru Untuk Keberlanjutan Air Bawah Tanah,Jurnal Ilmu
Lingkungan Pascasarjana Universitas Riau, edisi September.
[8].
Juandi, M., Adrianto, A., Edisar, M., Syamsulduha, 2012, Analisa Konduktivitas
Hydrolika Pada Sistim Akuifer Bebas, Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia, Vol. 9,
No. 4.
[9].
Juandi, M., Adrianto, A., Edisar, M., Syamsulduha, 2013, Penyelidikan Head
HydrolikSistim Akuifer Bebas Untuk Kondisi Aliran Steady State, Proceding
Semirata, Lampung.
[10]. Shemin, G. E., and Garven, G., 1992, Hydromechanical Modeling of Tectonically
Driven Groundwater Flow With Application to The Arkoma Foreland Basin.
Geophysical Research (97): 9119 - 9144.
[11]. Rajamanickam, R., and
Amaravathi
River
Nagan,
Basin
of
S., 2010. Groundwater Quality Modeling of
Karur
District,
Tamil
Nadu,
Using
Visual
Modflow.International Journal of Environmental Sciences, Vol.1, No.1.
[12]. Ramon, L., William B., and Jean M., 1992, Groundwater Use : Equilibrium
Between Social Benefits and Potential Environmental Cost. Hydrogeology Journal,
Springer online Journal Archives: 1860 – 2000.
[13]. Florian, G. K., Wolfing,
S., and Fuhrer, U., 1999, Environmental Attitude and
Ecological Behaviour. Journal of Environmental Psychology (19): 1 – 19.
[14]. Trabelsi, R., Zouari, K., 2010, Numerical simulation of Groundwater flow of the
System South – Eastern Djeffara Aquifer. Journal of Modelling and Simulation of
Systems. Vol.1. pp. 147 – 156.
[15]. Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru, 2013. Kota Pekanbaru dalam angka.
325
Download