J. Sains Tek., Agustus 2005, Vol. 11, No. 2 PENERAPAN METODE GEOLISTRIK UNTUK PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Rustadi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35145 Diterima 3 April 2005, disetujui untuk diterbitkan.25 Juli 2005 ABSTRACT The geoelectric method has succesfully been be used to map ground water aquifer. The ability of this method to map the aquifer layer is supported by the resistivity difference in the subsurface layers. The result of aquifer mapping in Lampung Tengah showed that the aquifer layer was found beneath Sumber Baru, Sumber Bahagia, Siswa Bangun and SB-3, with the aquifer thickness is up to 35 m. This data interpretation was obtained by the use of interpolation resistivity against AB/2 data change for the depth of 25 m to 60 m. Keywords: aquifer mapping, geoelectric method 1. PENDAHULUAN Kabupaten Lampung Tengah memiliki posisi strategis. Selain terletak di tengah-tengah Propinsi Lampung, Kabupaten ini merupakan lumbung beras propinsi. Selain sebagai sentra pertanian, Kabupaten Lampung Tengah juga cukup prospektif bagi pengembangan sektor perkebunan dan agroindustri. Hingga saat ini, setidaknya sudah 28 perusahaan besar (PMA dan PMDN) telah berinvestasi di sektor tersebut dan industri gula. Kemampuan metode geolistrik tahanan jenis dalam mendeteksi lapisan konduktif (akuifer), telah dibuktikan oleh Osella2. Dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger, Osella mampu mengamati lapisan akuifer alluvial di Antinaco, Argentina. Selain Osella, Meju3 berhasil mendeteksi kedalaman air tanah menggunakan metode geolistrik yang dipadukan dengan metode elektromagnetik. Sedangkan Nowroozi4, memanfaatkan metode ini untuk memetakan zona intrusi air laut di Virginia, Amerika Serikat. 1.1. Geolistrik Tahanan Jenis Pengembangan lebih lanjut terhadap potensi pertanian dan perkebunan, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air, baik air permukaan maupun air tanah. Untuk keperluan tersebut, maka perlu upaya pemetaan untuk mengetahui potensi air tanah yang ada di Kabupaten Lampung Tengah. Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk memetakan akuifer secara akurat dan murah. Kemampuan metode ini sangat ditunjang oleh keadaan bawah permukaan yang tersusun oleh lapisan-lapisan dengan tahanan jenis berbeda1. Adanya variasi tahanan jenis lapisan, dapat diamati dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dan mencatat beda potensial pada titik-titik pengamatan di permukaan bumi. Dengan mengubahubah jarak elektroda sesuai dengan konfigurasi tertentu, maka dapat diinterpretasi perubahan tahanan jenis secara vertikal dan horizontal. 2005 FMIPA Universitas Lampung Secara teoritis potensial listrik didefinisikan sebagai energi potensial (U) persatuan muatan uji seperti pada Persamaan 1, yaitu : r 1 Q (1) V = ∫ E ⋅ ∂r = 4 πε r ∞ dengan V adalah potensial listrik, E menyatakan medan listrik, Q merupakan muatan listrik, r dan ε masing-masing menyatakan jarak antar muatan dan konstanta permitivitas. Sedangkan arus listrik didefinisikan sebagai gerakan muatan negatif (elektron) pada materi sebagai proses mengatur diri menuju keadaan setimbang. Keadaan tersebut terjadi apabila materi menerima gangguan luar berupa medan listrik. Melalui rumusan matematis, arus listrik dapat dinyatakan oleh Persamaan 2 I = ∂Q ∂t (2) 97 Rustadi…Penerapan Metode Geolistrik Apabila bumi dialiri arus searah I (diberi medan listrik E), maka elemen arus ∂I yang melalui elemen luas ∂A dengan rapat arus J (Persamaan 3) adalah (3) ∂I = J ⋅ ∂A Jika di dalam bumi tidak terdapat gangguan berupa arus listrik, akan dihasilkan bentuk Persamaan Laplace5 seperti pada Persamaan 4. ∂ 2V 2 ∂V (4) + = 0. ∂r 2 r ∂r Penyelesaian umum Persamaan Laplace dalam kasus ini adalah seperti terdapat pada Persamaan 5. C (5) V ( r ) = 1 + C2 r Pada r = ∞ dihasilkan penyelesaian seperti Persamaan 6. C (6) V (r ) = 1 r Jumlah arus yang keluar melalui permukaan bola berjari-jari r adalah: ∂V (7) I = 4πr 2 J = 4πr 2 − σ = 4πσC1 ∂r sehingga Iρ C1 = 4π V (8) ρ = 4πr . I Sedangkan apabila sumber arus terdapat di permukaan bumi, permukaan yang dilalui arus I adalah setengah bola, sehingga Persamaan 8 menjadi Persamaan 9. V (9) ρ = 2πr . I Sedangkan apabila sumber arus terdapat di permukaan bumi, permukaan yang dilalui arus I adalah setengah bola, sehingga Iρ (11) V (r ) = 2πr V (12) ρ = 2πr . I Beda potensial yang terdapat antara M dan N diakibatkan oleh injeksi arus pada A dan B seperti ditunjukkan Gambar 1adalah5: Gambar 1. Dua titik sumber arus dan dua elektroda potensial pada penyelidikan geolistrik5. ∆V = VM − VN = Iρ 2π 1 1 1 1 AM − BM − AN − BN 1 1 1 1 − − − . (13) r1 r2 r3 r4 Sedangkan besarnya tahanan jenis semu atau terbaca pada alat adalah ∆V . (14) ρa = K ∆V = VM − VN = Iρ 2π I Tahanan jenis semu merupakan tahanan jenis terukur hasil superposisi benda bawah permukaan bumi. Sedangkan K adalah faktor geometri pengukuran di lapangan. Untuk konfigurasi Schlumberger, faktor geometri dinyatakan oleh persamaan πL2 . (15) Ks = 2l 98 dengan l menyatakan setengah jarak dari titik M ke titik N, sedangkan L adalah setengah jarak dari titik A ke titik B. 2. METODE PENELITIAN Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1. Lokasi penelitian termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Tengah. 2. Peralatan yang digunakan adalah instrumen geolistrik Naniura buatan Sumber Daya Mineral Bandung, 4 roll kabel, 4 elektroda, 2 meteran panjang dan perlengkapan lainnya. 3. Akuisisi data. Akuisisi menerapkan pendekatan vertical electrical sounding (VES) ditujuh titik pengamatan yang berada di: Sumber Baru, 2005 FMIPA Universitas Lampung J. Sains Tek., Agustus 2005, Vol. 11, No. 2 3. HASIL DAN PEMBAHASAN jenis ditujuh titik pengamatan untuk masingmasing AB/2 diperlihatkan pada Gambar 2. Gradasi warna merepresentasikan nilai tahanan jenis. Warna putih memiliki nilai tahanan jenis antara 90 – 150 Ohm-m, sedangkan warna hitam pekat menyatakan nilai tahanan jenis kurang dari 40 Ohm-m dan hitam kurang dari 70 Ohm-m. Keduanya dapat ditafsirkan sebagai akuifer, dan merupakan bagian yang berpotensi mengandung banyak air tanah. Pemetaan akuifer dimulai dari nilai AB/2 25 m sampai dengan 60 m. Hasil interpolasi tahanan Berdasar pola kontur yang diperlihatkan pada Gambar 2, potensi air tanah cukup tinggi di bawah 4. Sumber Bahagia, Swatika Buana, Siswa Bangun, Sida Winangun, SB-3 dan SB-4. Konfigurasi yang digunakan dalah konfigurasi Schlumberger. Pengolahan data dan Interpretasi Pengolahan data menggunakan program surfer 8, sedangkan akuifer diinterpretasikan memiliki nilai tahanan jenis kurang dari 70 Ohm-m. VES-2 AB/2 25 m VES 1 VES 6 VES 3 VES 4 VES 7 VES 5 30 m 40 m 50 m 60 m Gambar 2. Irisan hasil pemetaan tahanan jenis terhadap AB/2 2005 FMIPA Universitas Lampung 99 Rustadi…Penerapan Metode Geolistrik titik pengamatan VES 1 (Sumber Baru), VES 2 (Sumber Bahagia) VES 4 (Siswa Bangun) dan VES 6 (SB-3). Air tanah dapat diperoleh mulai dari kedalaman 25 m sampai kedalaman lebih dari 60 m, dengan ketebalan lapisan mencapai 35 m. DAFTAR PUSTAKA 1. Ocvianti, M.A., Suyanto, I., dan Hartantyo, E. 2000. Pengolahan Data Resistivitas Mapping Menggunakan Program Probabilitas Tomografi, Prosiding PIT-HAGI 25, Bandung Pola penyebaran akuifer dilihat dari Gambar 2 terlihat bahwa pada kedalaman 25 m lapisan akuifer masih belum menerus ke semua daerah penelitian. Namun semakin ke arah dalam dari kedalaman 30 m sampai dengan 60 meter, pola penyebaran lapisan akuifer tersebut semakin terlihat melingkupi seluruh daerah penelitian. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa daerah target secara garis besar memiliki lapisan akuifer yang luas yang mempunyai ketebalan yang cukup. Jadi daerah penelitian mempunyai cadangan air tanah yang lumayan melimpah. 2. Osella, A., Favetto, A. and Martinelli, P., 1999, Electrical Imaging of an Alluvial Aquifer at the Antinaco-Los Colorado Tectonic Valley in the Sierras Pampeanas, Argentina, J. Appl. Geophys., 41. 3. Meju, M.A., Fontes, S.L., Oliveira, M.F.B., Lima, J.P.R., Ulugergerli, E.U. and Carrasquilla, A.A. 1999. Regional Aquifer Mapping Using Combined VES-TEMAMT/EMAP Methods in the Semiarid Eastern Margin of Parnaiba Basin, Brazil, Geophysics, 64. 4. KESIMPULAN 1. 2. 3. 100 Pemetaan merupakan salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menafsirkan lapisan akuifer. Pendekatan ini cukup baik untuk memetakan bagian-bagian yang mengandung banyak air tanah. Lapisan akuifer ditafsirkan berada di bawah permukaan Sumber Baru, Sumber Bahagia, Siswa Bangun dan SB-3. Ketebalan lapisan akuifer lebih dari 35 m yang memanjang dari kedalaman 25 m dari permukaan sampai kedalaman lebih dari 60 m. Pemboran dititik-titik tersebut perlu dilakukan sebagai upaya justifikasi dan masukan bagi penafsiran model geologi regional Kabupaten Lampung Tengah. 4. Nowroozi, A.A., Horrocks, S.B. and Henderson, P. 1999. Saltwater Intrusion into the Freshwater Aquifer in the Eastern Shore of Virginia; A Recognnaissance Electrical Resistivity Survey, J. Appl. Geophys, 42. 5. Telford W.M., Geldart L.P. and Sheriff R.E. 1990. Applied Geophysics, Second Edition, Cambridge University Press. 2005 FMIPA Universitas Lampung