Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 ANALISIS INVESTASI PROYEK PELAKSANAAN DI KONSESI PENAMBANGAN BATUBARA Surono Diharjo1) dan Christiono Utomo2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail: [email protected] 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Sebagian besar pemilik konsesi penambangan batubara di Indonesia menggunakan jasa kontraktor dalam mengelola sumber dayanya dengan melihat banyaknya aktivas dalam proses penambangan batubara, kontraktor menawarkan banyak pendapatan bagi pemilik konsesi penambangan dengan melihat pengalaman yang dimiliki dan mendistribusikan potensi resiko terhadap tingginya biaya penambangan. Adanya rencana proyek pelaksanaan penambangan dari pemilik konsesi penambangan batubara sehingga diperlukan sebuah study untuk mengukur batas-batas penerimaan proyek ini dari segi penganggaran modal dan biaya modal dalam bentuk analisis investasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendapatan, biaya dan keputusan investasi dalam proyek penambangan batubara untuk mendapatkan kelayakan suatu proyek dengan metode penelitian yang bersifat kuantitatif, karena penelitian ini mencari besarnya nilai indikator-indikator kelayakan suatu proyek investasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan dengan hasil yang didapatkan adalah NPV USD 1,579,318, IRR 18.63% dengan MARRInvestasi 14.70% dan analisa sensitivitas menunjukan bahwa investasi ini bisa diterima dengan batas-batas diantara penurunan pendapatan 3.35% yang disebabkan turunnya produksi dan maksimum kenaikan biaya operasional sebesar 3.44% Kata kunci: Analisa Sensitivitas, IRR, Kelayakan Investasi, Kontraktor Tambang Batubara, NPV, Pemilik Konsesi Penambangan Batubara. PENDAHULUAN Sebagian besar pemilik konsesi penambangan menggunakan jasa outsourcing atau kontraktor dalam mengelola sumber dayanya, kontraktor pertambangan menawarkan keuntungan bagi pemilik konsesi pertambangan, keuntungan ini meliputi: belanja modal lebih rendah, tenaga kerja yang lebih kecil, berfokus pada budaya keselamatan, akses terhadap pembiayaan yang kompetitif, biaya penambangan yang lebih rendah, fleksibilitas dalam peralatan dan rencana tambang, total integrasi terhadap tim penambangan, berbagi risiko, menyelaraskan arah bisnis dengan membagi modal untuk dibelanjakan pada peluang pengembangan bisnis seperti akuisisi dan eksplorasi, masalah industri lebih sedikit dan dapat memimpin dalam strategi perbaikan terus-menerus, (Kirk, 2000). Pemilik konsesi penambangan dengan melihat resiko yang tinggi terhadap biaya penambangan sehingga mendistribusikan resiko ini kepada kontraktor dengan melihat bahwa kontraktor memiliki pengalaman terhadap biaya dan data produktivitas pada berbagai macam peralatan pertambangan yang berbeda sedangkan pemilik konsesi penambangan biasanya memiliki armada yang jauh lebih terbatas dan kurang pengalaman dalam operasional langsung. Kontraktor juga sering mampu memobilisasi peralatan tambahan atau penggantian dalam waktu singkat, untuk jangka pendek dalam memenuhi permintaan dalam pelaksanaan operasional penambangan (Kirk, 2000). ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 Untuk mencapai tujuan perusahaan yang pada umumnya adalah keuntungan, salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah biaya, dimana pada industri penambangan, penambahan biaya menurut (Akinci, 1998) secara umum didistribusikan antara pemilik konsesi penambangan dan kontraktor pelaksana. Biaya pengupasan batubara merupakan biaya terbesar dalam suatu aktivitas penambangan batubara selama masa hidup tambang. Bagi perusahaan kontraktor, biaya pengupasan ini adalah pendapatan bagi perusahaan. Adanya rencana proyek pelaksanaan penambangan dari pemilik konsesi penambangan batubara sehingga diperlukan sebuah study untuk mengukur batas-batas penerimaan proyek ini dari segi penganggaran modal dan biaya modal dalam bentuk analisis investasi. Studi mengenai investasi proyek penambangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti, dimana terdapat sepuluh penelitian terdahulu yang dijadikan dasar referensi dalam bentuk jurnal, tesis dan laporan teknis antara lain seperti (Akinci, 1998) menyimpulkan bahwa pembengkakan biaya dalam industry tambang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu 1) faktor terkendali (estimasi biaya dan biaya final) dan 2) faktor tidak terkendali yaitu tipe dari kontrak dan isi dari kontrak, hal ini sejalan dengan (Ahamad, 2010) terhadap faktor terkendali dalam investasi tambang yang menggunakan metode break-even analisis dimana titik break-even adalah total pendapatan sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang dijual. Disisi lain dalam penelitian mengenai biaya operational tambang, secara umum biaya operational termasuk faktor yang dapat diperhitungkan akan tetapi akan selalu menjadi perhatian penting walaupun biaya pada kontraktor kurang dari total biaya dari proyek tapi berpengaruh signifikan terhadap keuangan proyek (Akinci, 1998), hal ini seperti yang terlihat dalam penelitian (Shafiee, 2009) yang menggunakan metodologi model ekonometrik untuk memperkirakan biaya operasi berfokus pada ketebalan rata-rata deposit, stripping ratio, biaya modal dan tingkat produksi harian sebagai variabel independen dan biaya operasional sebagai variabel dependen untuk memperhitungkan biaya rata-rata dari open pit mining di Australia, (Plessis, 2007) yang menggunakan studi literatur untuk menganalisa keputusan penggantian alat berat dalam industry tambang di Afrika Selatan sebagai strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam memproduksi batubara dengan biaya rendah, dan untuk mengoptimalkan pendapatan dengan biaya rendah (Moselhi, 2000) membuat penelitian mengenai system otomatis untuk mengestimasi biaya dalam operasional penambangan menggunakan metode 1) simulation/optimization module. 2) reporting module 3) equipment database. Secara keseluruhan dalam analisa study kelayakan untuk keputusan investasi dalam industry tambang dari hulu sampai hilir selain memperhitungkan pendapatan dan biaya yang ditimbulkan untuk menghasilkan produk juga memperhitungkan tingkat pengembalian dari suatu investasi, dimana hal ini sejalan dengan penelitian (Bikerman Engineering & Technology Associates, Inc, 2007), (Snowden Mining Industry Consultants, 2012), (Tentra Tech Wardrop, 2012) dalam technical report yang menggunakan model investasi dengan kriteria Internal Rate Return (IRR), Net Present Value (NPV), Discounted Cash Flow (DCF), Profitability Index (PI) dan Sensitivity Analysis untuk memastikan rekomendasi kelayakan suatu investasi. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan, biaya dan keputusan investasi yang dilakukan oleh kontraktor dalam proyek penambangan batubara untuk mendapatkan kelayakan suatu proyek. ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 METODE Pada penelitian ini akan digunakan teknik penelitian yang bersifat kuantitatif, karena penelitian ini mencari besarnya nilai indikator-indikator kelayakan suatu proyek investasi berdasarkan rumus-rumus perhitungan untuk menganalisis investasi proyek penambangan batubara di lokasi konsesi penambangan PT.ABC di Kabupaten Tenggarong, Provinsi Kalimantan Timur. Tahapan Analisa Dalam melakukan analisa data dengan tahapan sebagai berikut: 1. Melakukan perhitungan biaya rata-rata berdasarkan biaya yang ditimbulkan dan kemampuan produksi untuk mendapatkan biaya satuan 2. Biaya rata-rata sebagai biaya satuan akan ditambahkan dengan estimasi pendapatan dan memperhitungkan fluktuasi biaya dalam eskalasi harga berdasarkan rumusan dalam kajian literatur yang dibandingkan dengan estimasi dari owner untuk memperoleh pendapatan tertinggi, dimana hasil dari perhitungan akan menjadi harga satuan yang digunakan sebagai dasar perhitungan pendapatan 3. Melakukan analisis kelayakan berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan dalam kajian pustaka dan penelitian terdahulu untuk memperoleh nilai NPV, B/C Ratio, Profitability Index, IRR dan Payback Periods dan melakukan pengujian kriteria investasi menggunakan analisis sensitivitas dengan mempertimbangkan parameter-parameter investasi yang mungkin berubah selama masa investasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Rata-Rata Satuan Berdasarkan hasil perhitungan dan assumsi yang digunakan terhadap produksi dan biaya yang ditimbulkan, didapatkan hasil biaya rata-rata terhadap overburden removal USD 2.185 per bcm dan Coal removal sebesar USD 1.181 per mton seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Rata-Rata Proyek Pelaksanaan Penambangan NO UNIT COST (dalam USD) ITEM 2014 1 2016 TOTAL 2017 2018 PRODUKSI (dalam bcm) - Overburden 2 2015 3,867,000 5,734,000 6,110,000 5,138,000 4,983,000 25,832,000 - Coal removal 441,700 767,900 884,800 904,400 855,400 3,854,200 - Stripping ratio 8.75 7.47 6.91 5.68 5.83 6.70 BIAYA Biaya tetap - Infrastruktur 207,727 0 62,318 0 62,318 332,364 94,044 0 0 0 0 94,044 1,693,678 3,120,331 3,990,040 3,797,956 1,324,484 13,926,488 - Peralatan pendukung 46,000 0 0 0 0 46,000 - Mobilisasi 14,773 0 0 0 0 14,773 - Equipment preparation - Heavy equipment Depresiasi unit lama, unit baru & replacement ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 UNIT COST (dalam USD) NO ITEM TOTAL 2014 - Demobilisasi 2015 2016 2017 2018 0 0 0 0 14,773 14,773 16,301 0 0 0 0 16,301 2,072,523 3,120,331 4,052,358 3,797,956 1,401,575 14,444,743 - Biaya langsung 5,733,815 8,744,323 9,554,728 8,472,609 8,436,118 40,941,592 - Biaya tidak langsung 1,907,757 2,426,553 2,684,023 2,964,410 3,234,796 13,217,538 382,179 558,645 612,038 571,952 583,647 2,708,461 8,023,751 11,729,521 12,850,788 12,008,971 12,254,561 56,867,591 10,096,274 14,849,851 16,903,146 15,806,927 13,656,135 71,312,334 9,451,627 11,272,701 12,462,133 11,597,744 11,668,268 56,452,473 644,647 948,162 1,079,265 1,009,272 871,944 4,553,289 - Overburden 2.444 1.966 2.040 2.257 2.342 2.185 - Coal removal 1.459 1.235 1.220 1.116 1.019 1.181 - Manpower Sub total Biaya operational - Biaya tidak terduga Sub total TOTAL BIAYA - Overburden - Coal removal 3 UNIT COST Harga Rata-Rata Satuan Harga rata-rata satuan didapatkan berdasarkan hasil perhitungan dan membandingkan dengan owner estimed, dimana dari hasil penelitian harga estimed owner yang digunakan karena merupakan harga satuan tertinggi yang memberikan pendapatan terbesar, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Owner Estimed Price NO 1 ACTIVITY Overburden Removal, Max 1000 Mtr ESTIMED RATE RANGE USD/Bcm 1.453 FUEL INDEX MIN MAX 1.744 Ltr/Bcm 0.698 $ 2.267 $ 2.557 0.025 $ 0.063 $ 0.070 0.490 $ 1.231 $ 1.363 2 Overhaul Distance USD/100 mtr 0.034 0.041 Ltr/Bcm/100 Mtr 3 Coal Getting USD/Mt 0.660 0.792 Ltr/Mt Sumber. PT.ABC Eskalasi Harga Satuan Eskalasi harga ditujukan terhadap kondisi dimana terjadinya kenaikan biaya produksi yang diakibatkan 3 faktor utama yaitu berikut ini: 1. Kenaikan Upah Minimum Sektor Pertambangan (UMSP) dengan UMSP awal sebesar Rp, 2,110,000 (Xo) dan Xi adalah perubahan 2. Kenaikan harga bahan bakar solar dengan harga bahan bakar solar awal Rp. 12,825 per liter (Zo) dan Zi adalah perubahan 3. Kenaikan harga sparepart indek dengan indek awal part (Yo) sebesar 1 dan Yi adalah perubahan yang di rumuskan berdasarkan struktur biaya sebagai berikut: K Konstanta 36% Labors 16% X Part 14% X Fuel 33% X Analisa Pemodalan dan Penentuan MARRInvestasi Komposisi modal dalam proyek pelaksanaan penambangan terlihat pada Tabel 3. ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 Tabel 3. Komposisi Modal KOMPOSISI MODAL (dalam USD) NO ITEM TOTAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Modal sendiri 8,555,663 12,041,554 13,312,111 12,388,766 12,464,100 58,762,193 2 Modal pinjaman 1,524,310 2,808,298 3,591,036 3,418,161 1,192,035 12,533,840 PROSENTASE 85% 81% 79% 78% 91% 82% 15% 19% 21% 22% 9% 18% Berdasarkan komposisi modal dan perhitungan pembobotan WACC (Weight Average Cost of Capital), maka di peroleh MARRInvestasi sebesar 14.70%, dimana di rumuskan sebagai berikut : MARRInvestasi = (% hutang X cost of capitalhutang) + (% modal X cost of capitalmodal) = (18% X 10.68%) + (82% X 4.02%) = 14.70% (2) Discounted Cash Flow Analisis arus kas dalam penelitian ini menggunakan metode discounted cash flow untuk meramalkan kondisi keuangan di masa yang akan datang berdasarkan kondisi saat sekarang untuk menghitung net present value (NPV), dimana modal investasi yang dibutuhkan adalah USD 71,296,032 dengan pembagian komposisi modal sendiri sebesar 82% sebesar USD 58,762,193 dan modal pinjaman 18% sebesar USD 12,533,840 Hasil yang didapat dari analisis cash flow dengan metode discounted cash flow pada MARRInvestasi sebesar 14.70% adalah Net Present Value (NPV) positif USD 1,579,318 dengan Internal Rate Return (IRR) sebesar 18.63%. Tabel 4 menunjukan secara detail analisis discounted cash flow. Tabel 4. Aliran Kas Proyek Pelaksanaan Penambangan Batubara CASH FLOW (dalam USD) NO ITEM 0 1 2 3 BIAYA AWAL - Infrastruktur - Equipment preparation - Heavy equipment - Peralatan pendukung - Mobilisasi - Manpower persiapan awal - Biaya operasional 3 bulan pertama -207,727 -94,044 -1,127,981 -46,000 -14,773 -17,995 Sub Total Biaya Awal -3,201,700 PENDAPATAN - Overburden removal - Coal removal - Eskalasi 2014 2015 2016 2017 2018 -1,693,179 9,889,483 602,168 0 14,664,158 1,046,875 528,748 15,625,742 1,206,244 1,204,420 13,139,945 1,232,964 1,642,587 12,743,547 1,166,163 2,260,367 Total Pendapatan 10,491,651 16,239,780 18,036,406 16,015,496 16,170,077 PENGELUARAN Biaya Tetap - Infrastruktur 0 0 62,318 0 62,318 312,033 312,033 399,004 379,796 132,448 - Pembayaran uang muka (10%) terhadap peralatan baru dan penggantian - Demobilisasi peralatan 0 0 0 0 14,773 Sub Total Biaya Tetap 312,033 312,033 461,322 379,796 209,539 ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 CASH FLOW (dalam USD) NO ITEM 0 2014 2015 2016 2017 2018 Biaya Operational - Biaya langsung - Biaya tidak langsung - Biaya tidak terduga - Pinjaman bank 4,040,635 1,907,757 382,179 824,056 8,744,323 2,426,553 558,645 3,661,974 9,554,728 2,684,023 612,038 4,666,840 8,472,609 2,964,410 571,952 4,653,746 8,436,118 3,234,796 583,647 1,155,793 Sub Total Biaya Operational 7,154,627 15,391,494 17,517,629 16,662,716 13,410,354 Total Pengeluaran 7,466,660 15,703,527 17,978,951 17,042,512 13,619,893 3,024,991 536,253 57,455 -1,027,016 2,550,184 -1,693,678 -26,626 -3,120,331 0 -3,990,040 0 -3,797,956 0 -1,324,484 -24,514 1,304,687 -2,584,078 -3,932,585 -4,824,972 1,201,186 1,693,678 3,120,331 3,990,040 3,797,956 1,324,484 2,998,365 536,253 57,455 -1,027,016 2,525,670 2,998,365 536,253 57,455 -1,027,016 4,595,258 2,614,077 407,603 38,074 -593,352 2,314,617 PENDAPATAN SEBELUM PAJAK DAN DEPRESIASI - Depresiasi - Pajak (Pph pasal 23) PENDAPATAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI - Depresiasi ALIRAN KAS OPERATIONAL - Terminal value ALIRAN KAS MARR PRESENT VALUE 2,069,587 -3,201,700 14.70% -3,201,700 Kriteria Keputusan Penganggaran Modal Berdasarkan aliran kas dengan metode discounted cashflow didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Payback Period selama 1 tahun 5 bulan 2. Net Present Value (NPV) sebesar USD 1,579,318 dengan MARRInvestasi yaitu sebesar 14.70% 3. Profitability Index (PI) sebesar 1.49 4. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 18.63 % Sehingga dalam penelitian ini di simpulkan bahwa berdasarkan kriteria investasi proyek pelaksanaan penambangan batubara memenuhi kelayakan investasi Analisis Sensitivitas Setelah perhitungan menganai analisis investasi telah dilakukan kemudian dilakukan analisis sensitivitas dengan menganalisis parameter-parameter peubah yang dapat mempengaruhi kelayakan investasi kontraktor pada proyek penambangan batubara di masa mendatang. Parameter-parameter tersebut juga digunakan untuk mengetahui batas-batas kelayakan dari nilai NPV yang dapat diterima. Parameter-parameter peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Kenaikan biaya operational yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti; kenaikan biaya sparepart yang lebih tinggi dari index eskalasi dari supplier resmi hal ini dikarenakan tidak semua sparepart yang digunakan berasal dari supplier resmi, penggunaan bahan bakar yang lebih tinggi dari index fuel dan 2) Penurunan produksi yang diakibatkan kondisi peralatan, produktivitas rendah, kondisi cuaca yang berbeda dengan prediksi, kondisi operational penambangan yang berat, dimana berdasarkan analisis sensitivitas didapatkan hasil bahwa penurunan pendapatan lebih sensitif (NPV=0 pada penurunan pendapatan 3.35%) dibandingkan dengan kenaikan ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 biaya operasional (NPV=0 pada kenaikan biaya operasional 3.44%), Gambar 1 menunjukan grafik sensitivitas proyek pelaksanaan penambangan batubara. 2,000,000 1,500,000 $1,579,318 NPV=0,Penurunan pendapatan 3.35% $1,579,318 1,000,000 $660,784 500,000 NPV=0,Kenaikan biaya 3.44% $636,116 $(257,750) 0 0% 2% -500,000 4% $(307,086) 6% $(1,176,284) -1,000,000 $(1,250,287) -1,500,000 KENAIKAN BIAYA OPERATIONAL PENURUNAN PENDAPATAN Gambar 1. Grafik Sensitivitas pada Proyek Pelaksanaan Penambangan Batubara KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Total biaya dalam proyek pelaksanaan ini adalah USD 71,296,032 dengan pembagian 82% adalah modal sendiri dan 18% modal pinjaman 2. Pendapatan yang diperhitungkan dalam penelitian ini berdasarkan estimasi produksi baik overburden maupun batubara yang dikalikan dengan harga satuan satuan (unit price) 3. Pendapatan dari proyek juga diperoleh dari indek penyesuaian harga atau indek eskalasi harga terhadap 3 item perubahan dari nilai awal yang ditetapkan yaitu Upah Minimum Sektor Pertambangan (UMSP), bahan bakar dan sparepart peralatan 4. Berdasarkan analisa investasi menggunakan metode discounted cashflow diperoleh NPV sebesar USD 1,579,318, IRR 18.63%, Profitability Index 1.49 dengan MARRInvestasi 14.70% dan kriteria investasi Payback Period sebesar 1 tahun 5 bulan 5. Pengujian sensitivitas dilakukan terhadap 2 hal yaitu penurunan pendapatan yang diakibatkan penurunan produksi dan terhadap kenaikan biaya operational dengan hasil pengujian sensivitas menunjukan NPV = 0 jika penurunan pendapatan sama dengan 3.35% dan kenaikan biaya operational sama dengan 3.44% 6. Hasil pengujian sensivitas menunjukan bahwa penurunan pendapatan lebih sensitif dibandingkan dengan kenaikan biaya operational DAFTAR PUSTAKA A Guide to the Project Management Body of Knowledge. (2008). Pennsylvania: Project Management Institute, inc. ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-7 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 Ahamad, C. (2010). Break-Even Analysis of Mining Project. Mumbay: National Institute of Technology Rourkela. Akinci. (1998). Factors Effecting Contractor' Risk of Overburden. Bikerman Engineering & Technology Associates, Inc. (2007). Johnson Camp Mine Project Feasibility Study. Connecticut. Haruman T, R. S. (2007). Penyusunan Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Keown, M. P. (1996). Financial Management: Principles and Applications. Pearson Prentice Hall. Kirk. (2000). Owner versus contract mining. Komatsu Corporation. (2004). Komatsu Specifications & Application Handbook. Japan: Komatsu Ltd. M3 Engineering & Technology Corporation. (2012). Rosemont Copper Project. Arizona. Mohapatra D. (2009). Investment Analysis in Mining Industry. Moselhi, M. M. (2000). Automated System For Cost Estimating of Earthmoving Operations. Proceedings of the 17th ISARC. Montreal. Olsson, T. (2012). Economic evaluation as a component of quality effectiveness research: methodological and practical benefit. Child Youth Care Forum. Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Pertambangan Mineral dan Batubara No.4. Jakarta: Republik Indonesia. Philippine Government Procurement. (2004). Revised Guidelines for Contract Price Escalation. Philippine Government Procurement. Plessis. (2007). Replacement Of Earthmoving Equipment At Surface Coal Mining Operations In South Africa. Shafiee, N. M. (2009). Estimating Average Total Cost of Open Pit Coal Mines in Australia. Australian Mining Technology Conference. Snowden Mining Industry Consultants. (2012). Coalspur Mines Limited: Feasibility Study of the Vista Coal Project, Hinton, Alberta. Calgary. Tentra Tech Wardrop. (2012). Sangdong Project Feasibility Study. Swindon. Thompson, R. (2005). Surface Strip Coal Mining Handbook. Johannesburg: South African Colliery Managers Association (SACMA). Tung, T. (1992). Engineering Economics for Capital Investment Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. World Coal Institute. (2009). Tinjauan Lengkap Mengenai Batu Bara Indonesia. Indonesia: World Coal Institute. ISBN : 978-602-70604-0-1 B-16-8