Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) PERAN GURU KELAS DALAM MENANGANI KESULITAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR Dra.Samisih M.Pd. ABSTRAK Anak – anak usia sekolah dasar menganggap bahwa belajar itu harus di sekolah dan diberikan oleh guru bukan oleh orang tua, sehingga anggapan ini mengakibatkan anak tidak mau lagi belajar di rumah. Anak – anak masih menganggap bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang membosankan, karena harus dituntut (baik orangtua maupun guru) untuk selalu belajar dan mengerjakan tugas - tugas yang diberikan oleh guru.Keluhan yang dikemukakan tersebut dapat menjadi hambatan ataupun kesulitan dalam belajar. Jika kesulitan belajar ini tidak dapat tertangani dengan baik maka akan menjadikan prestasi siswa tidak baik pula. Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawireligius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar – mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu: (a) Mengarahkan siswa agar lebih mandiri; (b) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa; (c) Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan; (d) Pemahaman siswa secara empatik; (e) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu, dsb. 58 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) BAB I A. Latar Belakang Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat atau hasil dari pengalaman masa lalu.Belajar juga merupakan upaya, adanya perubahan perilaku menjadi lebih baik daripada sebelumnya.Kegiatan belajar untuk siswa sekolah dasar berbeda dengan kegiatan belajar untuk orang dewasa. Anak – anak usia sekolah dasar menganggap bahwa belajar itu harus di sekolah dan diberikan oleh guru bukan oleh orangtua, sehingga anggapan ini mengakibatkan anak tidak mau lagi belajar di rumah. Mereka menganggap bahwa berangkat ke sekolah adalah untuk belajar dan jika diberikan tugas oleh guru untuk dikerjakan di rumah, mereka menganggap sebagai tugas yang tidak menyenangkan, karena mereka akan belajar di rumah. Pulang sekolah bagi anak – anakadalah waktu yang paling menyenangkan karena mereka dapat bermain dengan teman – temannya(baik teman di rumah maupun teman sekolahnya). Kegiatan belajar bagi siswa sekolah dasar merupakan kegiatan yang dirasa tidak menyenangkan.Banyak sekali alasan yang mereka ungkapkan jika para pendidik (baik orangtua maupun guru) meminta mereka untuk belajar (di sekolah maupun di rumah).Anak – anakmasihmenganggap bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang membosankan, karena harus dituntut (baik orangtua maupun guru) untuk selalu belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.Keluhan yang dikemukakan tersebut dapat menjadi hambatan ataupun kesulitan dalam belajar. Jika kesulitan belajar ini tidak dapat tertangani dengan baik maka akan menjadikan prestasi siswa tidak baik pula. Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Bimbingan belajar adalah bimbingan yang diberikan oleh tenaga ahli (konselor)untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yangberkaitan dengan belajar (Yusuf,dkk. 2005). Bimbingan belajar bagi siswa sekolah dasar lebih difokuskan pada usaha – usahauntuk meningkatkan prestasi belajar.Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, diperlukan adanya kerja sama antara konselor sekolah dengan para guru. Konselor di sekolah dasar pada kenyataannya tidak secara khusus menjadi konselor (guru BK) tetapi merupakan guru kelas.Oleh karena itu, guru kelas menjadi pokok utama dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah dasar. Selama ini belum teridentifikasi tentang bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan belajar.Hal ini ditunjukkan dengan masih munculnya permasalahan belajar yang dialami oleh siswa sekolah dasar. Sebagai contoh prestasi belajar yang rendah, malas untuk berangkat sekolah, mengganggu temannya ketika proses pembelajaran berlangsung, dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Purwanti (2009) bahwa terdapat43% siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan belajar dan hal ini belum ditangani dengan baik oleh guru kelas.Berdasarkan penelitian tersebut, dalam makalah ini mencoba untuk 59 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) menguraikan tentang pelaksanaan layanan bimbingan belajar yang diberikan guru kelas (sebagai konselor sekolah) khususnya dalam mengurangi kesulitan belajar siswa sekolah dasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini akan menyampaikan peran guru kelas dalam menangani kesulitan belajar siswa sekolah dasar melalui layanan bimbingan belajar. 60 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) BAB II A. Layanan bimbingan belajar 1. Pengertian Layanan Bimbingan Belajar Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah “ Gudance “ dalambahasa inggris dengan istilahnya, maka bimbingan dapat di artikan secaraumum sebagai suatu “ bantuan “ namun dalam pengertian yangsebenarnya tidak setiap bantuan dalam arti “ bimbingan “ membutuhkan syarat, bentuk, prosedur dan pelaksanaan, tertentu, sesuai denganprinsipnya dan tujuannya. Bimbingan juga dianggap sebagai Bimbingan juga dianggap sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman, penerimaan,pengembangan, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkatperkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya(H.M Surya, dkk. 2007). Pengertian belajar adalah : a. Prosesi tingkah laku ( dalam arti luas ) di timbulkan atau di ubah melalui praktek dan tingkat latihan. b.Belajaradalahprosesperubahanpengetahuanatauperilakusebagaihasildaripengalaman – pengalaman ini terjadimelalui intruksi antara individu dengan lingkungannya. c. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadapsituasi tertentu, yang disebabkan oleh pengalamannya yangberulang – ulang dalam situasi itu dimana perubahan tingkah laku itutidak dapat dijelaskan berdasarkan atas kecenderungan,tanggapan,bawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seorang. Jadi layanan bimbingan belajar merupakan upaya untuk membantu siswa untuk mengatasi masalah belajarnya dan untuk bisa belajar dengan lebih efektif. 2. Macam-macam bimbingan belajar Ada beberapa macam bimbingan belajar yaitu: a. Bimbingan belajar dengan carayang efisien. b. Bimbingan belajar dengan cara mmbaca buku. c. Bimbingan belajar dengan cara mengikuti pelajaran. d. Bimbingan belajar dengan cara menyiapkan diri untuk ujian. 3. Masalah – Masalah Dalam Bimbingan Belajar Apakah masalah belajar itu ?masalah belajar adalah suatu kondisitertentu yang dialami seseorang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan – kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi 61 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) dirinya.Masalah – masalah belajar itu tidak hanya dialami oleh murid – murid yang terbelakang saja.Tetapi juga dapat menimpa yang pandai atau yang cerdas. a. Pada dasarnya masalah belajar dapat di golongkan menjadi : Sangat cepat dalam belajar. Keterlambatan akademik: murid – murid yang memiliki intelgensi normal tapi tidak bisa memanfaatkan secara baik . Lambat belajar: yaitu murid – murid yang tampak memiliki kemampuan yang kurang memadai. Kurang motivasi belajar: murid – murid yang kurang semangat dalam belajar. Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar. Kehadiran di sekolah. Dalam suatu mata pelajaran pastilah menemukan / menjumpai adanya siswa yang mengalami kesulitan / permasalahan dalam belajarnya.Adanya permasalahan tersebut diperlukan adanya bimbingan yang dapat membantu setiap pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis maupun sosial. 4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar a. Internal mencakup ⇒ Kondisi fisik, ( seperti kesehatan organ tubuh ) ⇒ Kondisi psikis ( seperti kemampuan intelktual ) ⇒ Emosional dan kondisi sosial ( seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan ) Kesempurnaan dan kualitas kondisis internal yang dimiliki oleh pembelajar akan mempengaruhi terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar. b. Eksternal mencangkup ⇒ Variasi dan derajat ( kesulitan materi stimulus ) yang dipelajari ( direspon ),tempat belajar iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan proses dari hasil belajar. Dengan adanya faktor yang sangat mempengaruhi siswa dalam belajar tersebut.Seorang guru sebaiknya harus benar – benar memahami keadaan yang bisa mendukung siswa dalam belajar terutama dalam pembelajaran di kelas.Karena selama pembelajaran berlangsung perilaku belajar siswa dapat teramati.Guru kelas dapat memahami perubahan atau kebiasan belajar masing – masing siswa yang membutuhkan bantuan dalam belajarnya. Diharapkan guru kelas dapat memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan bimbingan belajar, sehingga siswa mampu menyelesaikan dan menemukan solusi dari permasalahan belajarnya.Siswa yang mampu menemukan solusi dari permasalahan belajarnya dapat meninggkatkan prestasi belajarnya dan tidak lagi mengalami kesulitan dalam belajar. B. Kesulitan belajar 62 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) Kesulitan belajar merupakan permasalahan yang dihadapi individu berkaitan dengan kegiatan belajar.Menurut (Grossman, 2001) kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana prestasi tidak tercapai sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.Senada dengan hal tersebut, Sugihartono, dkk. (2007) menjelaskan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Hamalik Oemar (2007) mengemukakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui kriteria yang didasarkan pada : a. Grade level, terjadi pada siswa yang tidak naik kelas hingga dua kali b. Age level, terjadi pada siswa yang usianya tidak sesuai dengan kelasnya, misal kelas 4 tapi usianya 13 tahun c. Intelligensi level, terjadi pada siswa yang underachievers d. General level, terjadi pada siswa yang secara umum dapat mencapai prestasi tetapi pada beberapa mata pelajaran hasilnya dibawah standar. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian kesulitan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada individu dimana prestasi belajar tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.Pada kenyataannya banyak hal yang menjadikan munculnya kesulitan belajar pada siswa sekolah dasar. Menurut Sugihartono (2007) lebih lanjut menjelaskan tentang ciri – ciri anak yang mengalami kesulitan belajar dan hal ini yang menjadi indikator kesulitan belajar: a. Prestasi belajar yang rendah, ditandai dengan adanya nilai yang diperoleh di bawah standar yang telah ditetapkan (di bawah nilai 6), mendapatkan rangking yang terakhir di kelasnya. b. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, ditandai dengan sering mengikuti les tambahan tetapi hasilnya tidak maksimal 6. c. Lambat dalam melakukan tugas – tugas kegiatan belajar maupun terlambat datang ke sekolah. d. Menunjukkan sikap yang tidak peduli dalam mengikuti pelajaran, ditandai dengan mengobrol dengan teman ketika proses pelajaran berlangsung, makan di dalam kelas ketika mengikuti pelajaran. e. Menunjukkan perilaku yang menyimpang, seperti suka membolos sekolah, keluar masuk kelas ketika mengikuti pelajaran. f. Menunjukkan adanya gejala emosional yang menyimpang, misalnya mudah marah, pemurung, teriak – teriak ketika mengikuti pelajaran dan sebagainya. Ciri – Ciri anak yang mengalami kesulitan belajar termasuk gejala – gejalanya tersebut dialami oleh semua peserta didik termasuk siswa sekolah dasar.Pada siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas 1, 2, 3) yang mengalami kesulitan belajar, sering ditunjukkan dengan lambat dalam melakukan tugas – tugasbelajar.Hal ini dikarenakanbahwa siswa 63 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) sekolah dasar kelas rendah masih membutuhkan penyesuaian dirinya setelah mereka melewati pendidikan di Taman Kanak – kanak. Sedangkan untuk siswasekolah dasar kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) sering menunjukkan adanya hasil belajar yang rendah, menunjukkan perilaku yang menyimpang (tidak mengerjakan tugas – tugasbelajar, suka berjalan – jalandi dalamkelas, suka membolos, suka menganggu teman).Berdasarkan uraian tentang kesulitan belajar tersebut, maka indikator kesulitanbelajar siswa sekolah dasar adalah prestasi belajar yang menurun, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, lamban dalam mengerjakantugas, menunjukkan sikap yang tidak peduli pada mata pelajaran, menunjukkan perilaku yang menyimpang, dan menunjukkan gejala emosional yang menyimpang. C. Peran guru kelas Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Peran guru kelas/mata pelajaran Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa.Kendati demikian, bukan berarti guru lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar – mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu: a. Mengarahkan siswa agar lebih mandiri b. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa. c. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan. 64 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) d. Pemahaman siswa secara empatik. e. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu. f. Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa. g. Kekonkretan dalam menyatakan diri. h. Penerimaan siswa secara apa adanya. i. Perlakuan terhadap siswa secara permissive. j. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu. k. Pengembangan terhadap siswa menjadi individu yang lebih dewasa. 2. Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses belajar – mengajar, sebagai berikut : a. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. b. Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya. c. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. d. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik. e. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya. Dapat dikatakan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama dengan shakholder sekolah dalam proses pembelajaran. Namun guru kelas yang juga berperan sebagai konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa, hal ini karena tenaga guru kelas masih sangat terbatas, mengingat tugas selain mengajar juga memberikan layanan dan bantuan kepada siswa sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup banyak tidak bisa dilakukan secara intensif, dan tidak mungkin untuk dapat memberikan semua bentuk layanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan sebagainya. Di samping itu guru juga mempunyai keterbatasan – keterbatasan dalam memberi bimbingan terhadap murid, diantaraya : Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu. 65 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif.Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung. 66 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) BAB III KESIMPULAN Perkembangan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab yang besar dari kegiatan pendidikan.Oleh karena itu, pemahaman potensi pribadi sangat penting untuk perkembangan siswa sebagai manusia yang utuh.Disamping itu, dalam perkembangannya siswa sering kali menghadapi masalah yang tidak mampu dipecahkan sendiri, sehingga mengganggu keberhasilan belajarnya. Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang dihadapi sering kali siswa memerluakan bantuan professional. Sekolah harus dapat menyediakan layanan professional yang dimaksud berupa layanan bimbingan dan koseling, karena sekolah merupakan lingkungan yang terpenting setelah keluarga. Layanan ini dalam batas tertentu seperti pada sekolah dasar dapat dilakukan oleh guru kelas, maka diharapkan guru kelas mampu memberikan layanan bimbingan belajar pada siswa yang membutuhkan. Layanan bimbingan belajar dapat diberikan kepada siswa yang mengalami masalah belajarnya, seperti: kesulitan belajar. Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau mengenal permasalahan belajar siswa. Pekerjaannya di dalam kelas serta kegiatan bimbingannya tidak akan memperoleh hasil yang memadai, jika seorang guru belum/ tidak memahami murid- muridnya. Maka agar proses bimbingan dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang optimal, guru harus mengenal dan memahami siswa-siswinya terlebih dahulu. Sejalan dengan kebutuhan selama pelaksanaan pembelajaran, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya.Selain guru mampu menyampaikan materi secara professional, mampu mengenali kebutuhan siswa dalam belajarnya dan mampu memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang membutuhkan. 67 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014 Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar (Dra. Samisih M.Pd.) DAFTAR PUSTAKA H.M. Surya, dkk. 2007. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Sofyan S. Willis. 2005. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Purwanti, 2009.Makalah Peran Guru Kelas Dalam Bimbingan Konseling.http://makalahdi.blogspot.com/2009/11/makalah-peran-guru-kelas-dalam.html diakses tanggal 11 desember 2013. Wina Senjaya. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sugihartono, Kartika N. F. Farida Harapan. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta.UNY Press. Hamalik Oemar. 2004. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Transito. Yusuf. S, Nuriksan. J. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Biodata Penulis Nama : Dra. Samisih, M.Pd. Pendidikan : S1 IKIP Yogyakarta S2 UNS Surakarta Pengalaman Pekerjaan : Sebagai staf pengajar Dpk pada FKIP UTP Surakarta sejak Tahun 1983- sekarang Alamat Kantor : FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31 Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188 68 Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN; 2356 – 3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014