Pengaruh Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth dan

advertisement
Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...
ISSN 2356 - 4385
Pengaruh Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth
dan Liability Growth terhadap Earning Response
Yunita 1), Lucia Ari Diyani 2)
Akuntansi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jalan Pulomas Selatan Kav 22, Jakarta Timur
1)
Email: [email protected]
2)
Email: [email protected]
Abstract: The Effect of Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth, and Liability Growth toward to Earning
Response. This research aims to investigate empirically the effect of Income Smoothing, BI Rate, Asset
Growth and Liability Growth toward Earning Response which is measured by Cumulative Abnormal
Return from 30 day before and 3 day after earning announcement to Indonesian Stock Exchange. 60
samples used is Property & Real Estate together with Construction and Building Company by purposive
sampling and Index Eckel to get income smoothing identification. Using normality, multico-linearity,
homogeneity and autocorrelation test. Hypothesis tested by multiple regression analysis models. The
results show that partially Income Smoothing, BI Rate and Asset Growth are significant influence
Earning Response but not statistically influence for Liability. In other hand all factors together are
significantly influence Earning Response at Sig. 0,001 with F test 5,457 and F table 2,528.
Keywords: asset growth, BI rate, earnings response, income smoothing, liability growth
Abstrak: Pengaruh Perataan Laba, Suku Bunga, Pertumbuhan Harta dan Pertumbuhan Utang
terhadapp Respon Pasar. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris pengaruh variabel
tindakan Perataan Laba, Suku Bunga BI, Pertumbuhan Harta, dan Pertumbuhan Utang terhadap
Respon Pasar diproksikan dengan CAR yang diteliti selama masa pengamatan 30 hari sebelum
dan 3 hari sesudah pengumuman laba pada BEI. Memiliki 60 sampel perusahan Properti & Real
Estate, Konstruksi dan Bangunan dengan Metode purposive sampling. Status perataan laba dengan
indeks Eckel. Menggunakan Uji Asumsi Klasik normalitas, multikolinearitas, heterokedasitisitas dan
autokorelasi serta analisis Regresi Linear Berganda. Kesimpulan penelitian secara parsial perataan
laba, suku bunga dan pertumbuhan harta berpengaruh signifikan terhadap respon pasar, sedangkan
pertumbuhan utang tidak berpengaruh terhadap respon pasar. Namun secara simultan seluruh variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap respon pasar dengan nilai F hitung 5,457 dan F tabel 2,528
dan signifikansi 0,001.
Kata kunci: perataan laba, pertumbuhan harta, pertumbuhan utang, respon pasar, suku bunga BI.
I. PENDAHULUAN
Laporan Keuangan merupakan laporan yang berisikan
informasi-informasi bermanfaat bagi berbagai pihak,
baik pihak internal maupun eksternal. Bagi perusahaan
yang sudah Go Public, wajib menyampaikan
laporan keuangannya secara terbuka di Bursa Efek
Indonesia. Laporan keuangan yang disampaikan
sudah selayaknya harus lengkap, akurat dan dapat
diandalkan, karena pihak-pihak yang berkepentingan,
seperti karyawan, manajemen, pemerintah dan
tentunya yang tidak kalah penting adalah pemegang
saham (investor) memiliki kepentingan terhadap
segala informasi perusahaan tersebut. Maka dari itu,
guna menarik perhatian para investor, tidak jarang para
manajemen berlomba-lomba melakukan manipulasi
laporan keuangan mereka. Hal ini yang biasa kita
kenal dengan istilah kreatif akuntansi atau “creative
accounting” Istilah Akuntansi dalam Harahap (2003:
4) merupakan suatu seni pencatatan, penggolongan,
dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam
suatu ukuran moneter, transaksi, dan kejadiankejadian yang pada umumnya berkaitan dengan
keuangan. Dalam hal ini termasuk juga menafsirkan
hasil-hasilnya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia,
kata kreatif mengandung arti memiliki daya cipta;
memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sehingga
kreatif akuntansi dapat disimpulkan merupakan suatu
keahlian atau kemampuan pihak manajemen untuk
memodifikasi penyajian laporan keuangan, yang
menyangkut transaksi, pencatatan, penggolongan
dengan harapan laporan menjadi terlihat lebih baik.
11
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014
Usaha ini dianggap merupakan cara untuk menarik
para investor potensial.
Salah satu cata yang dianggap baik adalah
dengan melakukan manajemen laba yaitu dengan
menyajikan laporan keuangan, khususnya laporan
laba rugi melalui metode perataan laba (income
smoothing). Tindakan Income Smoothing ini biasanya
dilakukan saat perusahaan mengalami fluktuasi yang
cukup signifikan. Cara inilah yang digunakan untuk
menarik perhatian para investor dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan
tersebut. Cara lain yang biasa dilakukan adalah
dengan menstabilkan posisi harta ataupun utang
yang dimilikinya, hal ini diduga bisa membuat para
investor merasa cukup aman dan bebas risiko, karena
jika posisi harta dan utang terlalu bergerak fluktuatif
ini menimbulkan risiko kecemasan akan jaminan
kelangsungan bisnis dimasa yang akan datang.
Penelitian dengan judul Pengaruh Income
Smothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth
terhadap Earning Response ini dilakukan pada
Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate serta
Jasa Konstruksi dan Bangunan. Saat ini kedua sektor
jasa ini sedang dalam keadaan pesat-pesatnya. Bukti
nyata ditunjukkan dengan keberadaan bangunan Mal
atau pusat perbelanjaan, Apartemen serta bagunan
hiburan dan hunian lainnya dimana-mana dengan
harga yang bisa dibilang cukup bersaing dan menarik
banyak peminat.
Sampai saat ini, di Jakarta saja kurang lebih
terdapat 80 (delapan puluh) bangunan pusat
perbelanjaan dan 60 (enam puluh) apartemen.
Serta mempertimbangkan kurs BI yang tidak
selalu stabil, maka dari itu peneliti tertarik untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya bagi pasar
jika perusahaan melakukan Perataan Laba (Income
Smoothing) dengan menyesuaikan pergerakan BI
Rate, harta dan utang yang dimiliki.
Dengan adanya latar belakang yang telah
dijabarkan di atas, tentunya para investor sangat
menginginkan tingkat pengembalian (return) yang
tinggi dan mendapat informasi laporan keuangan
yang dapat diandalkan dan dipercaya untuk
memberikan keuntungan yang maksimal. Maka
penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian
ini adalah: Bagaimana pengaruh Perataan Laba
(Income Smoothing), BI Rate, Asset Growth dan
Liability Growth terhadap Earning Response.
Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah
untuk mengkaji pengaruh Perataan Laba (Income
Smoothing), BI Rate, Asset Growth dan Liability
12
Growth terhadap Earning Response. Secara praktis,
terdapat tiga manfaat, yang pertama yaitu bagi peneliti
guna untuk menambah pengetahuan baru serta daya
analisa akan pengaruh tindakan yang dilakukan
oleh para manajemen perusahaan melalui tindakan
perataan laba, pergerakan kurs BI, pertumbuhan
harta dan pertumbuhan utang terhadap respon pasar
pada perusahaan sampel. Lalu yang kedua kepada
pembaca yaitu untuk untuk meningkatkan dan
memperbaharui pengetahuan pembaca akan topik
mengenai pengaruh Income Smoothing, BI Rate,
Asset Growth dan Liability Growth terhadap Earning
Response. Dimana jika pembaca berperan sebagai
investor, maka ini akan sangat membantu untuk
memperoleh pencerahan dan perhatian lebih dalam
pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada suatu
perusahaan serta memperhitungkan dengan matang
risiko kerugian yang akan diterima. Hal ini tentunya
dengan tidak semata melihat dari aspek Laporan Laba
Rugi secara umum yang mungkin saja terlihat cantik
namun ternyata sudah mengalami perataan laba oleh
pihak manajemen perusahaan tersebut atau hanya
sekedar tertuju pada besar kecilnya harta dan utang
dalam Laporan Posisi Keuangan perusahaan. Manfaat
yang ketiga yaitu kepada peneliti selanjutnya guna
memberikan inspirasi dan referensi materi penelitian
dengan tema terkait di masa yang akan datang.
II. METODE PENELITIAN
A. Laporan Keuangan dan Investor
Menurut SAK 1 Revisi 2009 (2012) paragraf
ke-7 menjelaskan laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Menurut Kieso (2011: 7)
laporan keuangan merupakan laporan yang bertujuan
menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat
bagi berbagai pihak yang berkepentingan seperti
investor, kreditur dalam pengambilan keputusan
dalam pemanfaatan modalnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan laporan keuangan adalah suatu
laporan yang memaparkan suatu informasi keuangn
mengenai kinerja perusahaan, apakah itu baik atau
tidak, dan menjadi salah satu bahan pertimbangan
para pemegang saham apakah operasi layak
dilanjutkan atau tidak dan juga kepada pihak-pihak
berkepentingan lainnya seperi kreditur, karyawan,
pemerintah dan masyarakat.
Dalam pembahasan ini, laporan posisi keuangan
pada akhir periode (neraca) dan laporan laba rugi
komprehensif lain selama periode (laba rugi) menjadi
Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...
sorotan khusus bagi para pengguna laporan keuangan.
Maka sudah selayaknya laporan ini memegang
peranan penting dalam pertimbangan para investor
untuk menanamkan modal serta mempertimbangkan
return yang bisa didapatkan di masa akan datang.
Dari laporan keuangan tersebut dilakukanlah
analisis-analisis. Biasanya analisis ini dilakukan
dengan berbagai kepentingan, baik dari pihak
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
Menurut Gitman (2012: 56), melalui analisis laporan
keuangan, para pembuat laporan dapat mengerti
bagaimana penyusunan laporan pemegang saham,
bagaimana menghitung dan menginterpretasi rasio
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.
Begitu pentingnya arti sebuah laporan keuangan
sehingga hasil yang dilaporkan haruslah akurat dan
dapat diandalkan. Suatu analisis keuangan yang baik
dapat mengenali komponen laba uang stabil dan dapat
diprediksi atau dengan kata lain komponen yang
mampu “bertahan” (persistent). Sehingga analisis
ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba
untuk penilaian yang andal di masa yang akan datang.
Subramanyam dan John (2005: 286).
Selain istilah laporan keuangan di atas, terdapat
juga istilah investor. Investor menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah orang atau badan
yang melakukan tindakan investasi, baik dalam
uang, perhiasan, bangunan dan lain-lain. Investasi
merupakan tindakan penaman uang atau modal
dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan.
B. Manajemen Laba dan Income Smoothing
Lalu istilah berikutnya yang tidak akan lepas dari
pembahasan dalam penelitian ini adalah laba. Pada
umumnya setiap manusia pasti lebih menghendaki
keuntungan, bukan kerugian. Menurut Subramanyam
dan John (2012: 109) Pada dasarnya Laba ditugaskan
dalam 2 kategori yaitu:
1. Untuk
menyediakan,
baik
pengukuran
perubahan harta kekayaan pemegang saham
selama periode maupun mengestimasi laba
usaha sekarang, biaya operasi perusahaan
dapat ditanggung sampai sejauh mana dan
menghasilkan pengembalian kepada pemegang
sahamnya.
2. Sebagai indikator profitabilitas perusahaan,
membantu dalam mengestimasi potensi laba
di masa depan. Maka memahami konsep laba
merupakan hal yang sangat krusial bagi seorang
analis laporan keuangan.
Perusahaan yang melaporkan hasil laba yang
minim atau bahkan merugi, memberikan signal
negatif bagi segala pihak baik shareholder maupun
stakeholder, terutama investor. Maka sebegitu
pentingnya arti laba yang dipublikasikan dalam
laporan keuangan tersebut, maka diperlukan keahlian
yang baik dari para sisi penyaji laporan maupun
pembaca laporan. Laba merupakan informasi
perusahan yang paling diminati dalam pasar uang.
Selain itu pengumuman laba memberikan ringkasan
informasi penting mengenai posisi keuangan dan
kinerja perusahaan baik secara kuartal maupun
tahunan. Dimana Laporan Keuangan menyajikan
informasi rinci yang berguna untuk analisis.
Subramanyam dan John (2012: 109).
Karena begitu besar peranan laporan laba
rugi, maka tak jarang pihak menajemen melakukan
modifikasi dan manipulasi laporan laba rugi. Salah
satunya adalah dengan melakukan manajemen laba
Manajemen laba merupakan usaha para manajemen
mengatur pelaporan laba perusahaan dengan berbagai
teknik namun masih tetap mengikuti kaidah dan
aturan akuntansi yang berlaku dan menyimpulkan
manejemen laba sebagai pertimbangan manajemen
dalam pemilihan kebijakan akuntansi perusahaan
namun tetap memperhatikan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dalam pelaporan keuangan.
Laporan keuangan menjadi sangat penting
bagi Stakeholder. Stakeholder adalah pihak-pihak
yang berkepentingan pada suatu perusahaan yang
terdiri dari karyawan, pihak manajemen, masyarakat,
pemerintah serta pemilik perusahaan itu sendiri.
Skousen et al (2012: 286) juga menyebutkan bahwa,
untuk memenuhi harapan-harapan pihak ekternal, hal
yang menarik adalah perusahaan yang dapat secara
konsisten bertahan (survive), sehingga karyawan
bisa terjamin akan masa depan dalam hal karier
dan termasuk perningkatan gaji, THR dan bonus.
Begitu juga bagi Supplier mendapatkan jaminan
akan pembayaran tetap pada waktu, tidak melewati
batas jatuh tempo, serta pemilik perusahaan juga
tentunya mengharapkan pengembalian yang baik
dari modalnya. Maka jika perusahaan melaporkan
“Negative Earnings” tentunya ini akan menjadi
sinyal negatif pula bagi para stakeholder.
Menurut Schipper dalam Subramanyam dan
John (2012: 131) menjelaskan Manajemen laba dapat
didefinisikan sebagai “intervensi manajemen dengan
sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk
memenuhi tujuan pribadi. Dikatakan juga bahwa
biasanya proses ini usaha mempercantik laporan
13
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014
keuangan, dengan istilah lainnya adalah manajemen
kosmetik laba.
Salah satu teknik manajemen laba yang
biasa dilakukan adalah dengan perataan laba
(income smoothing). Dalam strategi ini manajer
meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan
untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba juga
mencakup tidak melaporkan laba pada periode baik
dengan menciptakan cadangan atau “bank” laba dan
kemudian melaporkan laba ini pada periode buruk.
C. Harta dan Utang
The South African Institute of Chartered
Accountants (SAICA) mendefinisikan asset sebagai
sumber daya dan utang adalah kewajiban. Sedangkan
Kieso et al. (2012:12) berpendapat bahwa asset
merupakan sumber bisnis. Asset tersebut untuk
membiayai keberlangsungan hidup perusahaan,
seperti diantaranya produksi dan penjualan. Maka
dari itu asset merupakan salah satu komponen
yang tidak kalah pentingnya bagi perusahaan untuk
mempertahankan keberlangsungan hidup dalam
jangka panjang. Karateristik asset versi Kieso et al.
(2012: 12) adalah “the capacity to provide future
service or benefits.”
Utang merupakan kewajiban yang harus
dipertanggungjawabkan oleh suatu entitas baik
sekarang atau di masa yang akan datang yang
mempengaruhi pergerakan arus kas yang dimilikinya.
Utang yang terlalu besar akan mempengaruhi
performance perusahaan. Pada umumnya perusahaan
yang sedang berkembang biasanya banyak
membutuhkan dana atau ekspansi, sehingga dana
yang dibutuhkan tidak berasal dari dalam perusahaan
saja namun luar, dalam hal ini adalah utang. Selain
itu juga Kieso et al. (2011: 456) mengatakan besarnya
utang mempengaruhi minimum level of Retained
Earning, TIER serta arus kas. Maka dari itu penting
bagi perusahaan untuk bisa mengontrol pergerakan
harta maupun utang.
D. Respon Pasar
Dari teknik Perataan Laba dan fluktuasi BI Rate
tersebut yang berdampak pada nilai perusahaan, maka
secara otomatis akan mempengaruhi Respon Pasar
terhadap perusahaan tersebut. Para pemegang saham
tentunya akan memberikan respon yang lebih kepada
perusahaan yang mempunyai peluang keuntungan
yang lebih besar karena akan memberikan manfaat
yang lebih di masa yang akan datang.
14
Biasanya perusahaan yang baik memiliki
reporting responsibility yang cukup tinggi sehingga
hal ini bisa mengindikasikan meningkatnya respon
pasar terhadap perusahaan tersebut. Respon pasar
(Earning Response) ini akan dilihat dari Cummulative
Abnormal Return (CAR) dimana Abnormal Return
itu sendiri adalah selisih dari actual return dengan
expected return.
E. Jenis dan Data Penelitian
Kuncoro (2003: 124) menyimpulkan bahwa
Data Kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala
numerik (angka). Maka penelitian ini merupakan
penelitian dalam kategori Kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan data sekunder.
Menurut Kuncoro (2003: 127), data sekunder
merupakan data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data.
F. Populasi dan Sampel Penelitian
Martono (2012: 74) memaparkan bahwa
populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syaratsyarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang
lingkup yang akan diteliti. Membedakan populasi
dengan sampel, masih menyambung pendapat
Martono, sampel merupakan bagian dari populasi
yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang
akan diteliti. Dengan kata lain, sampel bisa diartikan
sebagai anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
dapat mewakili populasi.
Dalam penelitian ini, populasinya adalah
merupakan seluruh perusahaan properti dan real
estate serta perusahaan konstruksi dan bangunan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dengan teknik
pengambilan sampel “purposive sampling” yaitu
dengan melakukan pertimbangan tertentu untuk
mencapai tujuan penelitian yang dikehendaki, maka
didapatkan jumlah sampel sebanyak 60 (enam puluh)
perusahaan properti dan real estate serta konstruksi
dan bangunan.
G. Definisi Variabel Operasional Penelitian
Terdapat empat variabel bebas yaitu yang
pertama Income Smoothing, kedua BI Rate, ketiga
pertumbnuhan harta (Asset Growth) dan ke empat
pertumbuhan utang (Liability Growth) dengan satu
variabel terikat yaitu Earning Response.
Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...
Variabel bebas yang pertama perusahaan perata
dan bukan perata diidentifikasikan dengan Indeks
Eckel, rumus = CV △I / CV △S dimana △I adalah
perubahan laba dalam suatu periode, △S merupakan
perubahan penjualan dalam suatu periode, CV
merupakan koefisien variasi yang didapatkan dari
perhitungan standar deviasi dibagi dengan rata-rata.
Jika dirumuskan secara matematika, maka penentuan
indeks eckel adalah sebagai berikut:
H 1
:
Perataan
Laba
(Income
Smoothing)
berpengaruh terhadap Earning Response.
H2: BI Rate berpengaruh terhadap Earning
Response.
H3: Asset Growth berpengaruh terhadap Earning
Response.
H4: Liability Growth
Earning Response.
berpengaruh
terhadap
H5 : Perataan Laba (Income Smoothing), BI Rate,
Asset Growth dan Liability Growth berpengaruh
terhadap Earning Response.
Dikatakan perusahaan melakukan tindakan
perataan laba jika hasil perbandingan antara koefisien
variasi perubahan laba dengan koefisien variasi
perubahan penjualan lebih kecil dari 1 (satu). Jika
hasil perbandingan lebih besar dari 1 (satu), maka
perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang
tidak melakukan tindakan perataan laba.
Variabel bebas kedua adalah suku bunga BI
yang didapatkan dari data website www.bi.go.id.
Data yang diambil adalah rata-rata suku bunga dari
tiap bulannya selama tahun 2009 sampai dengan
tahun 2012.
Variabel bebas selanjutnya adalah pertumbuhan
harta (asset growth) dan pertumbuhan utang (liability
growth). Data ini didapatkan dari perhitungan selisih
antara harta tahun (n) dengan tahun (n-1), begitu juga
dengan pertumbuhan utang.
Variabel terikat Earning Response diproksikan
dengan CAR (cumulative abnormal return). CAR
ini dikalkulasikan dari selisih perbandingan antara
actual return dengan expected return, data yang
diamati adalah harga penutupan saham selama 30
(tiga puluh) hari sebelum sampai dengan 3 (tiga) hari
setelah pengumuman laba di Bursa Efek Indonesia.
Perhitungan CAR dijelaskan dengan rumusan berikut:
Pt  Pt 1
Pt 1
Actual Return (Rit)

Expected Return E(Rit)
  E ( Rit )
t 30
j t 1
Abnormal Return (ARit)
= Rit - E(Rit)
Cumulative Abnormal Return (CAR) = ∑ ARit
Dari seluruh variabel bebas dan variabel
Ho dierima
terikat tersebut di atas, maka 5 (lima) hipotesis yang
Ho ditolak
ditolak berikut:
dirumuskanHosebagai
-t tabel
t tabel
Gambar 1 Daerah Penerimaan Uji t
H. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Prayitno (2008: 73) analisis regresi
linear berganda adalah hubungan secara linear antara
dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat.
Dengan analisis ini dapat diketahui arah hubungan
antar variabel, apakah itu positif atau negatif.
Dikatakan positif jika variabel bebas naik maka nilai
variabel terikat juga naik, begitu juga sebaliknya.
Sebelum dilakukan analisis regresi berganda,
dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji normalitas,
Uji Heterokedastisitas, Uji Multikolinieritas,
Uji Autokorelasi. Uji yang pertama adalah, uji
normalitas. Uji normalitas merupakan syarat
utama dalam regresi linear berganda. Pengujian
normalitas dengan Normal probability plots melihat
perbandingan antara data rill dengan data distribusi
normal. Menurut Sunyoto (2011: 159) Data dikatakan
berdistribusi dengan normal jika garis garis data rill
mengikuti garis diagonal. Serta pengujian tambahan
untuk mendukung Uji Normalitas adalah dengan
Uji Non-Parametik dengan Kolmogorov – Smirnov
Test. Data bisa dikatakan terdistribusi dengan normal
jika Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) < Z-tabel dan
membandingkan p-value dilihat dari Asymp. Sig.
(2-tailed) dengan α (derajat signifikasi), jika p-value
> α, maka data berdistribusi normal. Dalam penelitian
ini derajat signifikansi digunakan sebesar 5%.
Lalu pengujian yang berikutnya adalah uji
multikolinearitas. Pengujian ini digunakan untuk
melihat adanya hubungan linear antar variabel bebas
dalam model regresi. Hasil yang disyaratkan dalam
uji linear adalah tidak terjadinya multikolinearitas.
Prayitno (2008: 41) melihat ada tidaknya gejala
multikolinearitas ini dari nilai inflationfactor (VIF)
pada model regresi, jika VIF lebih kecil dari 5 maka
bisa diduga bahwa antar variabel bebas tidak terjadi
persoalan Multikolinearitas.
15
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014
Selanjutnya, uji heterokedastisitas merupakan
pengujian akan adanya ketidaksamaan variabel dari
residu untuk semua pengamatan. Menurut Sunyoto
(2011: 158) Persamaan Regresi yang baik, jika bebas
dari heterokedasitsitas. Metode yang dipilih dalam
pengujian ini adalah Uji Gletser dan Scatterplot karena
dinilai cukup sederhana dan mewakili syarat yang
diharapkan. Dari metode gletser dibandingkan nilai
absolute residual dengan nilai nilai prediksinya. Jika
Signifikasi > dari 0,05 maka data bisa dikatakan bebas
dari heterokedastisitas. Dengan metode scatterplots,
dikatakan bebas dari gejala heterokedastisitas jika
titik-titik tersebut menyebar dan tidak membentuk
suatu pola tertentu.
Terakhir adalah uji autokorelasi. Hasil yang
disyaratkan dalam pengujian ini adalah sama dengan
uji asumsi klasik yang telah dilakukan sebelumnya
yaitu tidak adanya Autokorelasi. Uji autokorelasi
dengan Runs Test dinilai dari Asymp. Sig. (2-tailed),
jika lebih besar dari 0,05 maka data bebas dari
autokorelasi. Metode yang paling sering digunakan
untuk menguji autokorelasi adalah Metode DurbinWatson atau yang biasa dikenal dengan Uji DW.
variabel terikat. Pada uji koefisien regresi secara
parsial (uji t), dilakukan perbandingan P
antara
nilai
t  Pt 1
Actual Return (Rit)

t hitung yang didapatkan dari output SPSSPkolom t
t 1
dengan t tabel serta signifikasi dari kolom Sig hasil
output SPSS. Jika Sig < 0,05 maka dapat dikatakan
t 30
Expectedantar
Returnvariabel
E(Rit) tersebut adalah
 signifikan.
E ( Rit )
pengaruh
t1
Sesuai dengan namanya, uji ini dilakukan j untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
Abnormal Return (ARit)
= Rit - E(Rit)
variabel terikat secara parsial, dalam hal X1 terhadap
Y,Cumulative
X2 terhadap
Y, X3 terhadap
dan X
Y.
Abnormal
Return Y
(CAR)
=4∑terhadap
ARit
Dalam hal ini, adalah untuk mengetahui pengaruh
tindakan income smoothing
terhadap earning
Ho dierima
respone, BI rate terhadap earning respone,
asset
Ho ditolak
Ho ditolak
growth terhadap earning respone dan liability growth
terhadap earning respone.
-t tabel
t tabel
Langkah-langkah dalam melakukan uji t adalah
Gambar
1 Daerah
Penerimaan Uji t
dijelaskan dalam
Tabel
1 berikut:

Tabel 1 Langkah-langkah analisis uji t
Langkah-langkah
Menentukan
hipotesis
Menentukan
Keterangan
Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel
terikat
Ha: Secara parsial ada pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat
Signifikansi α = 0,05 menggunakan uji
Setelah uji asumsi klasik dilakukan, penelitian
tingkat
 Pt 1
kurva 2 sisi maka α =P
0,025
Return (Rit)
Signifikansi
 t
dapat dilanjutkan dengan analisis regresi berganda,Actual
Pt 1
Menentukan t
b
analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Lihat dari kolom t tabel Coefficeints
hitung
analisis korelasi ganda (R), analisis determinasi
Dengan Ms. Excel =tinv(0,05,df)
t 30
Menentukan
t
tabel
(R2), uji koefisien regresi secara parsial (uji t) danExpected
Return E(Rit)df = jumlah sampel– jumlah
E
( Rvariabel
it )
bebas – 1 (angka 1 adalah konstanta)
uji koefisien regresi secara simultan (uji F). Pada
j t 1
Menggambar batas Sesuai angka t hitung dan t tabel yang
analisis korelasi ganda (R), output yang dilihat adalah
daerah penerimaan sudah didapatkan
Return (ARitJika
) t hitung berada= diRluar
daerah
it - E(R
it)
Model Summaryb Kolom R menunjukkan seberapaAbnormal
Menarik
penerimaan (–tabel dan t tabel) maka
kesimpulan
baik variabel-variabel bebas memprediksikan hasil
Ho ditolak
Cumulative
Abnormal Return
(CAR) = ∑ ARit
(multiple correlation coefficients). Semakin nilai R
mendekati angka 1, maka semakin kuat variabelHo dierima
variabel bebas memprediksikan variabel terikat
Langkah-langkah
Keterangan
Ho ditolak
Ho ditolak
dan sebaliknya jika semakin mendekati 0 artinya
Ho: Tidak ada pengaruh secara
hubungan antar variabel adalah semakin lemah.
signifikan antara semua variabel bebas

-t tabel
t tabel
secara bersama-sama terhadap variabel
Sedangkan untuk analisis determinasi (R2) hasil
Menentukan
terikat
b
HipotesisGambar 1 Daerah penerimaan Uji t
yang dianalisis adalah Model Summary kolom R
Ha:Penerimaan
Ada pengaruh
signifikan
Gambar 1 Daerah
Ujisecara
t
semua variabel
bebas secara
Square. Penelitian semakin baik jika semakin besar
Analisis untuk antara
menentukan
pengaruh
semua
bersama-sama terhadap variabel terikat
pula R Square-nya, karena artinya semakin besar variabel bebas (X1, X
,
dan
X
)
secara
bersamaan
2
4
Menentukan tingkat
Keterangan
Signifikansi
α = 0,05
sumbangsih pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3 danLangkah-langkah
terhadap
variabel
terikat
Y. Kesimpulannya
dapat
Signifikansi
Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh
a
a
Menentukan
Lihat dari
kolom
F tabel ANOVA
X4) secara bersamaan terhadap variabel terikat Y. diambil
dariF hitung
hasil
output
Tabel
ANOVA
kolom
F
antara variabel bebas dengan variabel
Menentukan
Dengan
Ms.
Excel
=finv(0,05,df
,df
)
1
2
Ukuran dalam persentase kolom R Square dikalikan dan kolom Sig.terikat
Kolom F sama dengan Uji t di atas
hipotesis
df = jumlah variabel-1 df2 = jumlah
Ha: Secara1 parsial
ada pengaruh
antara
Menentukanperbandingan
F tabel
100% itulah sumbangsi atau kontribusi atas variabel dilakukan
antara
hitungbebas-1
dengan F
sampel
jumlahFvariabel
variabel bebas dengan variabel terikat
1 adalah konstanta)
bebas yang diteliti, sisanya 100% dikurangi denganMenentukan
tabel dan kolom Sig (angka
menunjukkan
besarnya angka
Signifikansi
0,05 menggunakan
Menarik kesimpulan
Jika αF =hitung
> F tabel makauji
Ho ditolak
nilai tersebut merupakan kontribusi dari faktor-faktortingkat
probabilitas
atau
signifikansi
pada perhitungan
kurva 2 sisi maka α = 0,025
lain yang mempengaruhi variabel terikat. SedangkanSignifikansi
ANOVAa Nilai yang tertera digunakan untuk uji
Menentukan t
Lihat
dari kolom
t tabel Coefficeints
kolom Std. Error of the Estimate lebih baik jikahitung
kelayakan Model
Analisis,
dimana
sejumlah bvariabel
semakin kecil, karena SEE yang semakin kecil x mempengaruhi
variabel
y. Jika
Sig. < 0,05, maka
Dengan
Ms. Excel
=tinv(0,05,df)
t tabel df
= jumlah layak.
sampel – jumlah variabel
semakin baik dalam model regresi memprediksikanMenentukan
model analisis
dianggap
16
Menggambar batas
daerah penerimaan
Menarik
kesimpulan
bebas – 1 (angka 1 adalah konstanta)
Sesuai angka t hitung dan t tabel yang
sudah didapatkan
Jika t hitung berada di luar daerah
penerimaan (–tabel dan t tabel) maka
Ho ditolak
Menentukan t
hitung
Lihat dari kolom t tabel Coefficeintsb
Dengan Ms. Excel =tinv(0,05,df)
df = jumlah sampel – jumlah variabel
bebas – 1 (angka 1 adalah konstanta)
Menggambar batas Sesuai angka t hitung dan t tabel yang
daerah penerimaan sudah didapatkan
Langkah-langkah
yang
dilakukan
dalam
Jika t hitung
berada di
luar daerah
Menarik
penerimaandijelaskan
(–tabel dan t tabel)
maka
melakukan
uji
F
adalah
dalam
Tabel
2
kesimpulan
Ho ditolak
Menentukan t tabel
Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...
berikut:
Kolmogorov-Smirnov Z < Z-tabel, dalam hal ini Z
tabel adalah 1,96 maka 1,014 < 1,96 dan p-value
0,255 > 0,05, maka data terdistribusi dengan normal.
Tabel 2 Langkah-langkah analisis uji F
Tabel 3 Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov
Langkah-langkah
Menentukan
Hipotesis
Menentukan tingkat
Signifikansi
Menentukan F hitung
Menentukan F tabel
Menarik kesimpulan
Keterangan
Ho: Tidak ada pengaruh secara
signifikan antara semua variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel
terikat
Ha: Ada pengaruh secara signifikan
antara semua variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat
Signifikansi α = 0,05
Lihat dari kolom F tabel ANOVAa
Dengan Ms. Excel =finv(0,05,df1,df2)
df1= jumlah variabel-1 df2 = jumlah
sampel jumlah variabel bebas-1
(angka 1 adalah konstanta)
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak
III. PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
60 (enam puluh) data dari kumpulan-kumpulan
perusahan Property & Real Estate beserta Konstruksi
& Bangunan. Data berupa laporan keuangan Laba
Rugi dan Neraca perusahaan yang diambil dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2012.
B. Analisis Regresi Berganda
Berikut hasil dari masing-masing uji asumsi
klasik yang telah dilakukan.
1. Uji Normalitas
Gambar 2 Output SPSS – Normal P-Plot
Gambar 2 menjelaskan bahwa data-data
terdistribusi dengan normal karena titik-titik data rill
mengikuti garis diagonal. Dari Uji Non-Parametik
dengan Kolmogorov – Smirnov Test di bawah ini
juga menyimpulkan bahwa data bisa dikatakan
terdistribusi dengan normal karena Z-hitung atau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
60
Test -2.1218
Normal One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Mean
Parametersa,b
Unstandardized
Std.
0.0613
Residual
Deviation
N
60
Most
Extreme Absolute
.131
Normal
Mean
Differences
Positive
.095
-2.1218
Parametersa,b
Negative
-.131
Std.
0.0613
Kolmogorov-Smirnov Z Deviation
1.014
Asymp.
.255
Most Sig. (2-tailed)
Extreme Absolute
.131
Positive
.095
a.Differences
Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Negative
-.131
One-Sample ZKolmogorov-Smirnov Test 1.014
Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Asymp. Sig. (2-tailed)Coefficientsa
.255
2. Uji
Multikolinearitas
Residual
a. Test
distribution is Normal. Collinearity Statistics
N Calculated from data.
60
b.
Model
Tolerance
VIF
Tabel
4 Uji Multikolinearitas
Normal
Mean
-2.1218
a,b
1 (Constant)
a
Parameters
Std.
Coefficients
0.0613
IS
.963
1.038
DeviationCollinearity
Statistics
BIRate
.884
1.131
Most
Extreme AbsoluteTolerance
.131
Model
VIF
AGw
.651
1.535
Differences
Positive
.095
1 LGw
(Constant)
.594
1.682
Negative
-.131
IS
.963
1.038
a. Dependent
Variable:
Kolmogorov-Smirnov
Z CAR
1.014
BIRate
.884
1.131
Asymp.
Sig. (2-tailed)
.255
.651
1.535
a. TestAGw
distribution is Normal.
LGw from data.
.594
1.682
b. Calculated
a
a. Dependent Variable:
CAR
Coefficients
a
Coefficients
Unstandardized
Dari Tabel 4 nilai VIF
Income
Smoothing
adalah
Collinearity
Statistics
Coefficients
Model
B 1,131,
Std.
Error
Sig.
Model
Tolerance
VIF
1,038,
VIF BI Rate adalah
VIF
Asset
Growth
a
Coefficients
1
(Constant)
-.052
.083
.535
1
(Constant)
adalah 1,525 dan VIF Liability Growth adalah 1,682.
Unstandardized
IS
-.012
.015
.402
.963
1.038
Nilai VIFISdari semua variabel
bebas
< 5, maka
data
Coefficients
BIRate
1.604
1.257
.207
BIRate
.884
1.131
Std. Error
Sig.
bebasModel
dari
Multikolinearitas.
AGw
.005B
.028
.851
AGw
.651
1.535
1 LGw
(Constant)
-.052
.083
.535
-.007
.014
.605
LGw
.594
1.682
IS
-.012
.015
.402
3. Uji
Heterokedastisitas
a.a.Dependent
Variable:
Absres
Dependent
Variable:
CAR
BIRate
1.604
1.257
.207
AGw
.005
.028
Tabel 5 Output SPSS – Uji Heterokedastisitas.851
LGw
-.007
.014
.605
a
a. Dependent Variable:
Absres
Coefficients
Runs Test
Unstandardized
Unstandardized Residual
Coefficients
Test Valuea
.0029
Model
B
Std. Error
Sig.
Cases
< Test Value
30
Runs Test
1 >=
(Constant)
.083
.535
Cases
Test Value -.052
30
IS
-.012 Unstandardized
.015
.402
Total Cases
60
Residual
a
Number
of Runs
38
BIRate
1.604
1.257
.207
Test Value
.0029
ZCases AGw
1.823
< Test Value
30
.005
.028
.851
Asymp.
Sig.
(2-tailed)
.068
Cases LGw
>=
Test
Value -.007
30
.014
.605
Cases
60
a.Total
Median
a. Dependent
Variable: Absres
Number of Runs
38
Z
1.823
Nilai Sig.
Sig(2-tailed)
dari Income Smoothing adalah .068
0,402,
Asymp.
Sig a.dari
BI Rate adalah 0,207 lalu Sig dari Asset
Median
Runs Test
Growth adalah 0,851 Ho
dandierima
Sig dari Liability Growth
Unstandardized
Residual
Ho ditolak
Ho ditolak
adalah
data
Test0,605.
Valuea Maka dapat disimpulkan bahwa
.0029
penelitian
ini
Heterokedastisitas
Cases-t<tabel
Test bebas
Value dari gejala
30
t hitung
t tabel
2,087
Cases
>= Sig
Test >
Value
30
-2,001
karena
nilai
0,05Ho dierima2,001
Total
Cases
Ho ditolak 60
Ho ditolak
Number of Runs
38
Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji t
Z
1.823
t
hitung
t tabel
-t tabel
17
2,087
Asymp.
Sig. (2-tailed)
.068
2,001
-2,001
a. Median
Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji t
Model
Tolerance
1 (Constant)
KalbisocioISVolume 1, Nomor 1, Agustus 2014.963
BIRate
.884
AGw
.651
LGw
.594
a. Dependent Variable: CAR
VIF
1.038
1.131
1.535
1.682
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
Sig.
1 (Constant)
-.052
.083
.535
IS
-.012
.015
.402
BIRate
1.604
1.257
.207
AGw
.005
.028
.851
LGw 3. Heterokedastisitas
-.007
.014
.605
Gambar
- scatterplot
a. Dependent Variable: Absres
4. Uji Autokorelasi (Runs Test & Durbin Watson)
Tabel 6 Uji Autokorelasi (Runs Test)
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea
.0029
Cases < Test Value
30
Cases >= Test Value
30
Total Cases
60
Number of Runs
38
Z
1.823
Asymp. Sig. (2-tailed)
.068
a. Median
Asymp. Sig. (2-tailed) dari Runs Test di atas
adalah 0,068 atau hampir mendekati 0,07 yaitu >
0,05. Dengan demikian
data yang digunakan cukup
Ho dierima
random
artinya tidak terdapat masalah Autokorelasi.
Ho ditolak
Ho ditolak
Tabel 7 Uji Autokorelasi (Durbin Watson)
-t tabel
-2,001
Model
1
t tabel
b
Model Summary
2,001
t hitung
2,087
Std.
Adjusted
Error of DurbinR
R
R
Gambar
4 Daerah Penerimaan
Uji
thet Watson
Square
Square
Estimate
.533a
.284
.232
.0635754
2.248
a. Predictors: (Constant), LGw, IS, BIRate, AGw
b. Dependent Variable: CAR
Dapat dilihat dari hasil output di atas nilai DW
yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,248.
Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan
jumlah data (n) = 60, seta k = 4 dimana k merupakan
jumlah variabel independen, lalu diperoleh nilai dL
sebesar 1.4443 dan dU sebesar 1.7274. Dari hasil
output SPSS pada Tabel 3.7 nilai DW adalah 2,248
dan DW berada pada daerah antara dU dan 4-dU,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yaitu
tidak terjadi Autokorelasi. Selanjutnya, persamaan
regresi berganda yang didapatkan adalah Y = 0,357
+ 0,044X1 + (6,102)X2 + (0,090)X3 + (0,015)X4.
Dimana artinya adalah Y Earning Response = 0,357
+ 0,044 IS + (6,102) BI Rate + (0,090) Asset Growth
+ (0,015) Liability Growth. Untuk perusahaan yang
18
melakukan perataan laba persamaannya adalah Y
Earning Response = 0,357 + 0,044 (1) + (-6,102)
BI Rate + (-0,090) Asset Growth + (-0,015) Liability
Growth, dan untuk perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba persamaannya adalah Y Earning
Response = 0,357 + 0,044 (0) + (-6,102) BI Rate +
(-0,090) Asset Growth + (-0,015) Liability Growth.
Konstanta sebesar 0,357 pada perusahaan yang
melakukan tindakan perataan laba artinya adalah jika
BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth bernilai
nol (0) maka Earning Response nilainya sebesar
0,3657 + 0,044 dan untuk perusahaan yang tidak
melakukan tindakan perataan laba artinya adalah jika
BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth bernilai
nol (0) maka Earning response memiliki nilai sebesar
0,3657.
Koefisien regresi BI Rate sebesar -6,102 artinya
jika variabel lainnya tetap dan BI Rate mengalami
kenaikan sebesar 1% maka Earning Response akan
mengalami penurunan sebesar 6,102. Asset Growth
memiliki nilai koefisien regresi -0,015 artinya jika
variabel lainnya tetap dan Asset Growth mengalami
kenaikan sebesar 1% maka Earning Response akan
mengalami penurunan sebesar 0,090 dan Liability
Growth memiliki koefisien regresi -0,090 artinya
jika variabel lainnya tetap dan Liability Growth
mengalami kenaikan sebesar 1% maka Earning
Response akan mengalami penurunan sebesar 0,015.
Analisis korelasi ganda (R) menghasilkan
output nilai R pada output Model Summaryb sebesar
0,533 dan angka 0,533 ini menurut Sugiyono (2007)
dalam Prayitno (2008: 78) termasuk dalam korelasi
sedang atau moderat untuk menjelaskan hubungan
antara Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth
dan Liability Growth terhadap Earning Rsponse.
Lalu masih pada output yang sama, diperoleh angka
R2 (R Square) sebesar 0,284 atau mendekati 29%.
Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangsih
pengaruh variabel bebas Income Smoothing, BI Rate,
Asset Growth dan Liability Growth terhadap variabel
terikat (Earning Response) yang diproksikan dengan
Cumulative Abnormal Return adalah sebesar 29%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Hasil uji koefisien korelasi regresi secara parsial
(uji t), dijelaskan secara parsial sebagai berikut:
1. Pengaruh Income Smoothing terhadap
Earning Response
Nilai t untuk Income smoothing adalah 2,087
dan t tabel adalah 2,004, karena 2,087 > 2,004 berada
di luar daerah penerimaan, maka Ho ditolak, artinya
Income Smoothing berpengaruh signifikan terhadap
Earning Response.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Restuningdyah (2010:48)
namun berbeda dengan Mudjiono (2010:57) yang
menyatakan tidak ada perbedaan reaksi pasar antara
perusahan perata dan non perata, jadi tindakan income
smoothing tidak berpengaruh terhadap respon pasar.
2. Pengaruh BI Rate terhadap Earning Response
Nilai t untuk BI Rate adalah -3,404 dan t tabel
adalah 2,004 karena -3,404 < -2,004 berada di luar
daerah penerimaan, maka Ho ditolak, artinya BI Rate
berpengaruh signifikan terhadap Earning Response.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Kewal
(2012:58) yang menyatakan bahwa variabel Suku
Bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil ini tidak sesuai juga dengan penelitian yang
sependapat seperti Kewal bahwa Suku Bunga tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Namun sesuai
dengan yang mengakui bahwa BI Rate berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
3. Pengaruh Asset Growth terhadap Earning
Response
Nilai t untuk Asset Growth adalah -2,298 dan
t tabel adalah 2,004 maka karena -2,298 < -2,004
berada di luar daerah penerimaan, maka Ho ditolak,
artinya Asset Growth berpengaruh signifikan terhadap
Earning Response.
Hasil ini menentang hasi penelitian Mulviawan
(2013: 50) dan Nurfitriyati (2013: 53) yang menyatakan
Pertumbuhan Aset tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Namun sesuai dengan Kesumajaya (2011:53)
yang menyatakan bahwa perubahan total aktiva
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan (harga saham) didukung oleh penelitian
terdahulu Prihantini (2009:46) ROA berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham. Sedikit
berbeda dengan Kesuma (2009:52) yang menyatakan
struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap harga saham.
4. Pengaruh Liability Growth terhadap Earning
Response
Nilai t hitung untuk Liability Growth adalah
0,783 dan t tabel adalah 2,004 karena -2,004 < 0,783
< 2,004 berada di dalam daerah penerimaan, maka Ho
diterima, artinya Liability Growth tidak berpengaruh
terhadap Earning Response. Hasil yang sedikit
berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Kesuma
Coefficients
Model
B
Std. Error
Sig.
1 (Constant)
-.052
.083
.535
Pengaruh
(Perataan Laba), Rate, Asset ...
IS Income Smoothing
-.012
.015
.402
BIRate
1.604
1.257
.207
AGw
.005
.028
.851
(2009:52) yang menyatakan bahwa Rasio Hutang
LGw
-.007
.014
.605
mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap
a. Dependent Variable: Absres
harga saham.
Berikut gambar 4 merupakan gambaran
mengenai contoh pengambilan keputusan atas Uji
Runs Test
t untuk pengaruh Income Smoothing
(IS) terhadap
Unstandardized Residual
a
Earning
Response (CAR). Dimulai dari penentuan
Test Value
.0029
Cases < Test
Value lalu menentukan batas daerah
30
Hipotesis
Statistik
Cases >= Test Value
30
penerimaa
Hipotesis.
Total Cases
60
of Runs
38
HoNumber
: Secara
parsial tidak ada pengaruh Income
Z
1.823
Smoothing terhadap Earning Response. .068
Asymp. Sig. (2-tailed)
Median parsial ada pengaruh Income Smoothing
Haa.
:Secara
terhadap Earning Response.
Ho dierima
Ho ditolak
Ho ditolak
-t tabel
-2,001
t tabel
2,001
t hitung
2,087
Gambar 2 Daerah penerimaan Uji t
Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji t
Sedangkan untuk uji koefisien regresi secara
bersama (simultan) dalam uji F berikut menghasilkan
output adalah Nilai F hitung sebesar 5,457 dan
F tabel adalah 2,53, karena 5,457 > 2,53 maka
kesimpulannya adalah variabel Income Smoothing,
BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth secara
simultan berpengaruh terhadap Earning Response
yang diproksikan dengan Cumulative Abnormal
Return.
IV. SIMPULAN
Secara umum penelitian ini menguji pengaruh
Perataan Laba (Income Smoothing), BI Rate, Asset
Growth dan Liability Growth terhadap Respon Pasar
(Earning Response) pada perusahaan Properti dan
Real Estate serta Konstruksi dan Bangunan yang
terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dipaparkan dalam Bab IV dan perumusan
masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, maka
peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal berikut:
Pengujian Hipotesis pertama (H1) yaitu
terdapat pengaruh Income Smoothing terhadap
Earning Response dapat diterima. Income Smooting
berpengaruh signifikan terhadap Earning Response
dengan arah korelasi positif. Jika Income Smoothing
meningkat maka respon pasar (Earning Response)
akan meningkat juga. Maka bisa dikatakan para
investor lebih tertarik terhadap perusahaan yang
memiliki laba yang cenderung stabil.
19
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014
Pengujian Hipotesis kedua (H2) yaitu terdapat
pengaruh BI Rate terhadap Earning Response
juga dapat diterima, karena BI Rate berpengaruh
signifikan dengan arah korelasi negatif. Artinya jika
BI Rate meningkat maka akan menurunkan Respon
Pasar (Earning Response).
Pengujian Hipotesis ketiga (H3) yaitu terdapat
pengaruh Asset Growth terhadap Earning Response
diterima juga, karena Asset Growth berpengaruh
signifikan dengan arah korelasi negatif. Artinya jika
nilai Asset Growth meningkat maka menurunkan
Respon Pasar (Earning Response). Maka dikatakan
pasar cenderung lebih menyukai perusahaan yang
memiliki Asset yang cenderung fluktuatif.
waktu perkiraan estimated return saham dari 30
hari menjadi 100 hari sebelum dan 10 hari setelah
diumumkannya laba di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian Hipotesis keempat (H4) yaitu
terdapat pengaruh Liability Growth terhadap Earning
Response ditolak.
Kewal, S. S. (2012). “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs,
Pengujian Hipotesis (H5) yaitu terdapat
pengaruh Income Smooting, BI Rate, Asset Growth
dan Liability Growth secara bersama-sama terhadap
Earning Response diterima. Hasil penelitian
menunjukan secara simultan (bersama-sama) Income
Smooting, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth
berpengaruh signifikat terhadap Earning Response.
Dari kesimpulan yang dihasilkan dalam
penelitian, melihat pasar bereaksi positif signifikan
terhadap tindakan perataan laba, maka pihak
manajemen perlu dengan cermat dalam penyajian
laporan keuangan, dimana didapatkan para investor
lebih menyukai laporan yang cenderung stabil. Namun
perlu diperhatikan pula jika Asset yang disajikan
terlalu besar atau dengan pertumbuhan positif, maka
pasar akan bereaksi negatif signifikan sejalan dengan
peningkatan suku bunga BI. Sera dapat melakukan
pendanaan dari aspek hutang, karena didapatkan
kesimpulan bahwa pasar tidak memberikan respon
terhadap pertumbuhan hutang.
Tentunya dalam hal ini, pihak investor juga
perlu berhati-hati dan cermat dalam membaca dan
menganalisis Laporan Keuangan yang diterima,
sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan
keputusan dan benar adanya investasi yang dilakukan
memberikan manfaat sesuai yang diharapkan.
Tentunya penulis menyadari dalam penelitian ini
masih ada kekurangan dan hal-hal yang masih harus
diperbaiki. Penulis menyarankan pada penelitian
yang akan datang peneliti dapat menambah sampel
yang digunakan tidak hanya terbatas yang melakukan
IPO setelah tahun 2000 saja, atau memperpanjang
rentan waktu penelitian tidak hanya 4 tahun laporan
keuangan saja atau bisa juga dengan menambah
20
V. DAFTAR RUJUKAN
Gitman, L. J. & Zutter. C. J. (2012). Principles of Managerial
Finance 13th edition. USA: Prentice Hall.
Kesuma, A. (2009). “Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Serta Pengaruhnya terhadap Harga
Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public ”.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 11,
Nomor 1, Maret 2009: 38-45.
dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan” Jurnal Economica, Volume 8, Nomor 1,
April 2012.
Kieso, D. M. et al. (2011). Financial Accounting IFRS edition.
USA: John Wiley and Sons, Inc.
Kieso, D. M. et al. (2012). Accounting Principle 10th edition.
USA: John Wiley and Sons, Inc.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi.
Jakarta: Erlangga
Kusumajaya, D. K. O. (2011). “Pengaruh Struktur Modal dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap profitabilitas dan
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia”.
Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Mudjiono. (2010). “Pengaruh Tindakan Perataan Laba
terhadap Reaksi Pasar dengan Kualitas Auditor dan
Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi”.
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010.
Mulviawan, Y. (2013). “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Aset, dan Ukuran Perusahaan terhadap Debt to Equity
Ratio pada Perusahaan Real Estate dan Property di
BEI Tahun 2005-2011”.
Prayitno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Prihantini, R. (2009). “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar,
ROA, DER dan CR terhadap Return Saham (Industri
Real Estate and Property)”. Tesis Pascasarjana
Magister
Manajemen
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Restuningdyah, N. (2010). “Perataan Laba terhadap Reaksi
Pasar dengan Mekanisme GCG dan CSR Disclosure”.
Integritas – Jurnal Manejemen Bisnis Vol. 3 No. 3
December 2010 – Maret hal 241 -260.
Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...
Skousen, K. F. et al. (2007). Intermediate Accounting 16th
edition. South Western: Thomson.
Subramanyam, K.R & John J. W. (2012). Financial Statement
Analysis 11 edition. (1). Jakarta: Salemba Empat.
st
Subramanyam, K.R & John J. W. (2005). Financial Statement
Analysis 11st edition. (2). Jakarta: Salemba Empat.
Sunyoto, D. (2011). Metodologi Penelitian Ekonomi.
Yogyakarta: CAPS.
21
Download