pengaruh porsi kepemilikan saham publik, leverage, likuiditas

advertisement
1
PENGARUH PORSI KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, LEVERAGE,
LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN UMUR LISTING PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014.
Noni Fitriani
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran tentang pengungkapan sukarela
yang dilakukan oleh perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan mengetahui pengaruh Porsi Kepemilikan Saham Publik,
Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, dan Umur Listing terhadap Pengungkapan
Sukarela pada periode 2012-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada periode
tersebut diketahui bahwa jumlah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar
sebanyak 37 perusahaan. Sebanyak 17 perusahaan menjadi sampel dalam penelitian
ini.
Berdasarkan analisis regresi berganda hasilnya adalah Porsi Kepemilikan
Saham Publik secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sukarela. Namun Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas berpengaruh secara negatif
terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. Sedangkan Umur Listing berpengaruh
secara positif terhadap pengungkapan sukarela. Secara simultan Porsi Kepemilikan
Saham Publik, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, dan Umur Listing berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
Kata Kunci : Pengungkapan Sukarela, Porsi Kepemilikan Saham Publik, Leverage,
Likuiditas, Profitabilitas, dan Umur Listing perusahaan.
2
Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan media dan bentuk pertanggungjawaban untuk
mengungkapkan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai pengguna informasi dalam mengambil keputusan ekonomi. Bagi manajemen,
laporan keuangan dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban atas wewenang yang
dimilikinya. Munawir (2004: 2) menyatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan adalah cara yang tepat untuk
memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan stakeholder, tetapi tidak semua
perusahaan mengungkapkan informasi-informasi yang sama dalam pengungkapan
mereka dikarenakan perbedaan karakteristik dari masing-masing perusahaan.
Pemegang saham publik merupakan bagian dari stakeholder yang
membutuhkan informasi untuk menganalisis imbal hasil atas investasi saham yang
ditanamkan terhadap perusahaan tersebut, sehingga pemegang saham publik juga
memiliki kepentingan terhadap informasi kelangsungan usaha perusahaan, Faktor lain
yang juga dapat mendukung kelangsungan usaha perusahaan adalah leverage.
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang, hutang
yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari pemegang
saham ataupun investor.
Selain leverage, likuiditas juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha perusahaan, likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Selain likuiditas, profitabilitas juga
merupakan faktor pendukung kelangsungan usaha perusahaan. Profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan perusahaan
sehingga mempengaruhi tingkat pengungkapan. Selain faktor-faktor diatas tersebut,
faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan adalah
mengenai umur listing perusahaan.
Dari uraian latar belakang tersebut, masalah penelitian ini dirumuskan dengan
pertanyaan berikut: apakah porsi kepemilikan saham publik, leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan umur listing perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2014.
Sesuai dengan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh porsi kepemilikan saham publik, leverage, likuiditas, profitabilitas, dan
3
umur listing perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela pada
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014.
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat
antara lain, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi
tentang porsi kepemilikan saham publik, leverage, likuiditas, profitabilitas, dan umur
listing perusahaan terhadap pengungkapan sukarela yang diperlukan oleh stakeholder
untuk menganalisis kelangsungan usaha perusahaan, dan mampu memberi
pengetahuan mengenai jenis-jenis informasi yang bersifat sukarela (voluntary), dan
juga membantu perusahaan dalam mengidentifikasi item-item pengungkapan sukarela
yang memadai bagi penggunanya.
2. Landasan Teori
2.1 Pengungkapan Laporan Keuangan
Menurut Suwardjono (2005:578) pengungkapan adalah mengkomunikasikan
atau menjelaskan tentang posisi dan kondisi keuangan perusahaan kepada pihakpihak eksternal atau pengguna laporan keuangan. Pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan dilakukan untuk melindungi hak pemegang saham yang cenderung
terabaikan akibat terpisahnya pihak manajemen yang mengelola perusahaan dan
pemegang saham yang memiliki modal. Informasi dalam laporan keuangan harus
disajikan dengan memadai untuk memungkinkan dilakukannya sebuah prediksi
kondisi keuangan, arus kas, dan profitabilitas perusahaan dimasa depan.
2.2 Keluasan dan Kerincian Pengungkapan
Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus
diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan (levels of disclosure). Evans
(2003:336) dalam Suwardjono (2005:581) mengidentifikasi tiga tingkat
pengungkapan yaitu:
1. Memadai (Adequate Disclosure)
2. Wajar (Fair Disclosure)
3. Penuh (Full Disclosure)
Informasi dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok,yaitu:
1. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
2.3 Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di
luar dari apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau badan pengawas,
Suwardjono (2005:583). Teori pensignalan (signalling theory) melandasi
4
pengungkapan sukarela. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan
informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan
pemegang saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik.
Manajemen juga berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan
kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak
diwajibkan.
Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini menurut Wardani (2012)
adalah sebagai berikut:
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘‘π‘–π‘Ÿ π‘–π‘›π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘π‘˜π‘Žπ‘›
IPS = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘šπ‘’π‘Ž π‘π‘’π‘‘π‘–π‘Ÿ π‘–π‘›π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š π‘π‘’π‘›π‘’π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘Žπ‘› 𝑖𝑛𝑖
2.4 Porsi Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham oleh publik memberikan arti bahwa publik ikut ambil
bagian memiliki perusahaan sebesar porsi saham yang dimilikinya terhadap
perusahaan tersebut. Simanjuntak dan Widiastuti (2004) dalam Wardani (2012)
menyatakan bahwa semakin banyak kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik,
maka perusahaan kemungkinan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas
karena berhubungan dengan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Adapun rumus untuk mengukur porsi saham publik menurut Indriani dkk
(2014) adalah sebagai berikut:
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘ƒπ‘’π‘π‘™π‘–π‘˜
Porsi Kepemilikan Saham Publik = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π΅π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
2.5 Leverage
Leverage menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.
Leverage diukur dengan menggunakan rasio debt to total assets atau debt ratio, rasio
ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan utang perusahaan. Dimana
rasio ini membandingkan antara total utang dengan total aset, Irham Fahmi (2012).
Dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Total Assets =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ 
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
2.6 Likuiditas
Rasio likuiditas atau rasio kelancaran menunjukkan tingkat kelancaran
suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
memberikan gambaran tentang seberapa mampu perusahaan membayar semua
kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Biasanya rasiorasio dalam kelompok ini berkaitan dengan unsur aset lancar dan kewajiban lancar,
Gumanty (2011: 112). Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
5
perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek, Wahyudiono (2014: 78).
Tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio yang merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, dengan rumus sebagai
berikut:
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
Current Ratio =πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ 
2.7 Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang
ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitablitas maka semakin
baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan,
Irham Fahmi (2012: 135).
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, dan sebagainya, Harahap (2010). Tingkat profitabilitas diukur dengan
menggunakan return on assets yang merupakan perbandingan antara laba setelah
pajak dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan, dengan rumus sebagai berikut:
Return on Assets =
πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π΄π‘“π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘Žπ‘₯ (𝐸𝐴𝑇)
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
2.8 Umur Listing Perusahaan
Umur listing perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu
bertahan di bursa. Umur listing perusahaan adalah pengelompokkan perusahaan
berdasarkan kriteria lamanya perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia.
Semakin panjang umur listing perusahaan akan memberikan pengungkapan lebih luas
dibandingkan perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan
tersebut memiliki pengungkapan laporan tahunan (annual report) dengan pengalaman
lebih dalam.
Dalam penelitian ini, pengukuran umur perusahaan sama seperti pengukuran
yang digunakan dalam penelitian Indriani (2014) yaitu diukur dengan lamanya waktu
perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak listing sampai tahun 2013 yang
merupakan periode penelitian.
Umur Listing = Tahun penelitian yang diambil – Tahun awal listing
(Periode penelitian tahun 2012-2014)
6
1. Pengaruh Porsi Kepemilikan Saham Publik terhadap Pengungkapan Sukarela
Sutomo (2004) dalam Indriani dkk (2014) menyatakan bahwa semakin besar
porsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, maka akan semakin
banyak pihak yang akan membutuhkan informasi mengenai perusahaan, sehingga
semakin banyak item-item yang harus diungkapkan dalam laporan tahunan.
Pengertian publik dalam hal ini adalah masyarakat yang berada di luar manajemen
dan tidak memiliki hubungan istimewa terhadap perusahaan. Dari penjelasan tersebut
diatas maka hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1: Porsi kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.
2. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela
Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan semakin besar pula agency cost,
atau dengan kata lain, semakin besar kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran
dari kreditor jangka panjang kepada pemegang saham dan manajer, sehingga untuk
mengurangi hal tersebut perusahaan dituntut untuk melakukan pengungkapan yang
lebih luas guna memenuhi kebutuhan informasi kreditor jangka panjang, Fitriany
(2001) dalam budianto (2009). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kedua adalah:
H2: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.
3. Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sukarela
Penilaian kinerja perusahaan melalui tingkat likuiditas yang lemah cenderung
memotivasi pihak manajemen perusahaan untuk menyajikan pengungkapan informasi
yang lebih rinci dalam rangka usahanya memberi penjelasan lemahnya kinerja.
Indriani dkk (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan
memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela, namun pengaruh tersebut
memiliki arah pengaruh negatif. Berdasarkan uraian tersebut di atas hipotesis ketiga
yang diajukan adalah :
H3: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sukarela
Wardani (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin tinggi
profitabilitas, maka semakin luas pengungkapan yang dipublikasikan oleh
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas hipotesis keempat adalah :
H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.
5. Pengaruh Umur Listing Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela
Wardani (2012) dalam penelitiannya menguji pengaruh umur listing perusahaan
terhadap luas pengungkapan sukarela pada perusahaan sektor riil yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2009 yang menyimpulkan bahwa umur perusahaan
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan, namun pengaruhnya
7
menunjukkan arah yang negatif. Artinya, semakin lama suatu perusahaan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, maka akan semakin sedikit pengungkapan sukarela yang
dilakukan oleh perusahaan. Sehingga hipotesis kelima yang diajukan adalah sebagai
berikut
H5: Umur listing perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.
6. Pengaruh Porsi Kepemilikan Saham Publik, Leverage, Likuiditas,
Profitabilitas, dan Umur Listing Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sukarela.
Baskaraningrum dan Merkusiwati (2013) menyatakan bahwa secara bersamasama variabel bebas profitabilitas, leverage, dan likuiditas mempunyai pengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang keenam adalah sebagai berikut:
H6: Porsi kepemilikan saham publik, likuiditas, leverage, profitabilitas, dan umur
listing perusahaan berpengaruh simultan terhadap pengungkapan sukarela.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain yang bersumber dari data laporan
tahunan perusahaan industri barang konsumsi pada periode tahun 2012, 2013 dan
2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumenter, dengan cara menelusuri laporan tahunan yang terpilih menjadi sampel,
yaitu perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) secara berturut – turut untuk periode 2012, 2013 dan 2014. Data tersebut
diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara
studi kepustakaan, yaitu melalui pengumpulan dan data sekunder. Studi kepustakaan
diperoleh dari buku, jurnal terdahulu dan situs internet.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan sektor barang konsumsi yang
terdaftar di BEI yang berjumlah 37 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan
metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
atau kriteria tertentu, Sugiyono (1999). Kriteria yang telah ditentukan adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
secara berturut – turut untuk periode 2012, 2013, dan 2014.
8
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap
untuk periode 2012, 2013, dan 2014.
3. Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode 2012, 2013, dan 2014.
4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode 2012,2013, dan 2104.
Dari kriteria tersebut diperoleh sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kode
ADES
CEKA
DLTA
HMSP
INDF
KAEF
KDSI
KICI
KLBF
MERK
MLBI
MYOR
PYFA
ROTI
TCID
Nama Perusahaan
PT Akasha Wira International Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
Handjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Kedawung Setia Industrial Tbk
PT Kedaung Indah Can Tbk
PT Kalbe Farma Tbk
PT Merck Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Mayora Indah Tbk
PT Pyridam Farma Tbk
PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
PT Mandom Indonesia Tbk
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
16 ULTJ
Company Tbk
17 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
Sumber: http://www.idx.co.id
Tanggal Listing
14 Juli 1994
09 Juli 1996
27 Februari 1984
15 Agustus 1990
14 Juli 1994
04 Juli 2001
29 Juli 1996
28 Oktober 1993
30 Juli 1991
23 Juli 1981
13 Januari 2011
04 Juli 1990
16 Oktober 2001
28 Juni 2010
30 September 1993
2 Juli 1990
11 Januari 1982
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen yaitu
pengungkapan sukarela, dan lima variabel independen yaitu porsi kepemilikan saham
publik (X1), leverage (X2), Likuiditas (X3), Profitabilitas (X4), dan Umur Listing
Perusahaan (X5).
9
3.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan meliputi:
a. Analisis Statistik Deskriptif
b. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi.
c. Analisis Regresi Berganda
Adapun bentuk persamaan regresi dalam penelitian adalah sebagai berikut:
DISCL = α + b1X1 + b2X2 + b3X 3 + b4X4 + b5X15 + ε
Dimana:
DISCL = Disclosure atau pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh
perusahaan.
X1
= Porsi saham publik
X2
= Likuiditas
X3
= Leverage
X4
= Profitabilitas
X5
= Umur Listing
α = Konstanta
πœ€
= Variabel Pengganggu
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien Regresi
d. Uji Hipotesis yang terdiri dari Uji Statistik F, Uji Statistik t, dan Uji Koefisien
Determinasi.
4 . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penenlitian ini hipotesis dikembangkan dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS
20.0 diperoleh keluaran regresi liniear berganda sebagai berikut:
Tabel 4.1
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized t
Sig.
Coefficients
Coefficients
B
Std.
Beta
Error
(Constant) ,620
,077
8,093
,000
PORSI
,048
,078
,090
,618
,540
1
LEV
-,300
,124
-,552
-2,430
,019
LIKUID
-,027
,012
-,496
-2,154
,037
10
PROFIT
-,298
,125
-,474
-2,386
,021
LISTING ,007
,002
,549
2,883
,006
Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil persamaan regresi linier sebagai
berikut:
Y = 0.620 + 0.048 X1– 0. 300 X2 – 0. 027 X3 – 0. 298 X4 + 0.007 X5 + e
Dari persamaan model regresi linier tersebut , dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta (α) sebesar 0.620 menunjukkan bahwa apabila variabel porsi
kepemilikan saham publik, leverage, likuiditas, profitabilitas, dan umur listing
konstan, maka nilai variabel pengungkapan sukarela 0.620.
2. Koefisien β1 untuk variabel porsi kepemilikan saham publik
Besarnya nilai koefisien regresi β1 sebesar 0.048, nilai β1 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel pengungkapan sukarela
dengan variabel porsi kepemilikan saham publik yang artinya jka nilai porsi
kepemilikan saham publik naik sebesar 1 satuan, maka nilai pengungkapan sukarela
akan naik sebesar 0.048 satuan. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
3. Koefisien β2 untuk variabel leverage
Besarnya nilai koefisien regresi β2 sebesar – 0. 300, nilai β2 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel pengungkapan
sukarela dengan variabel leverage yang artinya jka nilai leverage naik sebesar 1
satuan, maka nilai pengungkapan sukarela akan turun sebesar 0. 300 satuan. Dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
4. Koefisien β3 untuk variabel likuiditas
Besarnya nilai koefisien regresi β3 sebesar – 0. 027, nilai β3 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel pengungkapan
sukarela dengan variabel likuiditas yang artinya jka nilai likuiditas naik sebesar 1
satuan, maka nilai pengungkapan sukarela akan turun sebesar 0. 027 satuan. Dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
5. Koefisien β4 untuk variabel profitabilitas
Besarnya nilai koefisien regresi β4 sebesar – 0. 298, nilai β4 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel pengungkapan
sukarela dengan variabel profitabilitas yang artinya jka nilai profitabilitas naik
sebesar 1 satuan, maka nilai pengungkapan sukarela akan turun sebesar 0. 274 satuan.
Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
6. Koefisien β5 untuk variabel umur listing
11
Besarnya nilai koefisien regresi β5 sebesar 0.007, nilai β5 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel pengungkapan sukarela
dengan variabel umur listing yang artinya jka nilai umur listing naik sebesar 1 satuan,
maka nilai pengungkapan sukarela akan naik sebesar 0.007 satuan. Dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
Uji Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari rata-rata,
standar deviasi, maksimum, dan minimum adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
IPS
51
,32
,65
,5276
,09010
PORSI
51
,02
,67
,2153
,16929
LEV
51
,13
,75
,4186
,16554
LIKUID
51
,51
7,90
2,5188 1,67605
PROFIT
51
,02
,66
,1669
,14343
LISTING
51
2,50
33,40
21,2094 7,53093
Valid
N
51
(listwise)
Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Berdasarkan hasil data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:
1. Jumlah data (N) sebanyak 51 data, ini berdasarkan jumlah sampel sebanyak 15
perusahaan dan periode penelitian selama 3 tahun (17x3=51).
2. Variabel pengungkapan sukarela dengan nilai n=51, memiliki nilai
minimum=0.32, nilai maksimum=0.65, mean=0.5276, standar deviation=0.09010.
3. Variabel porsi kepemilikan saham publik dengan nilai n=51, memiliki nilai
minimum=0.02, nilai maksimum=0.67, mean=0.2153 , standar deviation=0.16929.
4. Variabel leverage dengan nilai n=51, memiliki nilai minimum=0,13, nilai
maksimum=0.75, mean=0.4186, standar deviation=0.16554.
5. Variabel likuiditas dengan n=51, memiliki nilai minimum=0.51, nilai
maksimum=7.90 mean=2.5188, standar deviation=1.67605
6. Variabel profitabilitas dengan nilai n=51, memiliki nilai minimum=0.02, nilai
maksimum=0.66, mean=0.1669, standar deviation=0.14343.
7. Variabel umur listing dengan nilai n=51, memiliki nilai minimum=2.50, nilai
maksimum=33.40 , mean=21.2094, standar deviation=7.53093.
12
Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui kontribusi dari variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dilihat dari Adjusted R Square. Koefisien determinasi
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi seperti terlihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square Adjusted R Std. Error of
Square
the Estimate
a
1
,491
,241
,157
,08272
a. Predictors: (Constant), LISTING, LEV, PORSI, PROFIT, LIKUID
b. Dependent Variable: IPS
Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel diatas menghasilkan nilai Adjusted R
Square sebesar 0.157 atau 15.7%. Nilai Adjusted R Square ini menunjukkan bahwa
besarnya kontribusi variabel independen (porsi kepemilikan saham publik, leverage,
likuiditas, profitabilitas, dan umur listing) terhadap variabel dependen (pengungkapan
sukarela) adalah sebesar 15.7% sedangkan sisanya sebesar 84.3% ditentukan oleh
variabel lain yang yang tidak diteliti dalam model.
b. Uji Parsial (Uji t)
Untuk melihat pengaruh antar variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
T
Sig.
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
,620
,077
8,093
,000
PORSI
,048
,078
,090
,618
,540
1
LEV
-,300
,124
-,552
-2,430
,019
LIKUID
-,027
,012
-,496
-2,154
,037
PROFIT
-,298
,125
-,474
-2,386
,021
13
LISTING
,007
,002
,549
a. Dependent Variable: IPS
b. Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
2,883
,006
Berdasarkan hasil uji t, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk variabel porsi kepemilikan saham publik menunjukkan nilai t hitung 0.618 <
t tabel 2.01410 dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 51 – 5 – 1 = 45 dan nilai
signifikansi 0.540 yang lebih besar dari 𝛼 = 0.05 (0.540 > 0.05), maka hipotesis
ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel independen yang berupa
porsi kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
2. Untuk variabel leverage menunjukkan nilai t hitung -2.430 < t tabel -2.01410
dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 51 – 5 – 1 = 45 dan nilai signifikansi 0.019
yang lebih kecil dari 𝛼 = 0.05 (0.019 < 0.05), maka hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variabel independen yang berupa leverage
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
3. Untuk variabel likuiditas menunjukkan nilai t hitung -2.154 < t tabel -2.01410
dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 51 – 5 – 1 = 45 dan nilai signifikansi 0.037
yang lebih kecil dari 𝛼 = 0.05 (0.037 < 0.05), maka hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variabel independen yang berupa likuiditas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
4. Untuk variabel profitabilitas menunjukkan nilai t hitung -2.386 < t tabel -2.01410
dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 51 – 5 – 1 = 45 dan nilai signifikansi 0.021
yang lebih kecil dari 𝛼 = 0.05 (0.021 < 0.05), maka hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variabel independen yang berupa profitabilitas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
5. Untuk variabel umur listing menunjukkan nilai t hitung 2.883 > t tabel 2.01410
dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 51 – 5 – 1 = 45 dan nilai signifikansi 0.006
yang lebih kecil dari 𝛼 = 0.05 (0.006 < 0.05), maka hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variabel independen yang berupa umur listing
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
14
c. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.5
Uji Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
df
Mean
F
Sig.
Squares
Square
Regression
,098
5
,020
2,864
,025b
1
Residual
,308
45
,007
Total
,406
50
a. Dependent Variable: IPS
b. Predictors: (Constant), LISTING, LEV, PORSI, PROFIT, LIKUID
Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Dari uji ANOVA atau uji F test diatas didapat nilai Fhitung sebesar 2.864
dengan signifikansi 0.025. Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel ,
dengan derajat kebebasan n – k - 1= 51 – 5 – 1 = 45, dengan 𝛼 = 0.05 dimana 0.025 <
0.05. Dari Fhitung 2.996 dan Ftabel 2.42, maka Fhitung > Ftabel (2.996 > 2.42),
dengan demikian secara bersama-sama porsi kepemilikan saham publik, leverage,
likuiditas, profitabilitas, dan umur listing berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi.
Uji Asumsi Klasik
Tabel 4.6
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
51
Normal
Mean
0E-7
a,b
Parameters
Std. Deviation
,07847674
Absolute
,122
Most Extreme
Positive
,051
Differences
Negative
-,122
Kolmogorov-Smirnov Z
,874
Asymp. Sig. (2-tailed)
,430
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
15
Dari gambar normalitas pada grafik normal probility plots titik-titik menyebar
berhimpit disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual
terdistribusi secara normal. Selain itu juga digunakan uji Kolmogorof – Smirnov Test
dimana signifikansi pada hasil uji normalitas tersebut adalah 0.430 > 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Tabel 4.7
Uji Multikolinieritas
Coefficients
Model
Unstandardized Standardize
t
Coefficients
d
Coefficients
B
Std.
Beta
Error
(Constant)
,620
,077
8,093
PORSI
,048
,078
,090
,618
LEV
-,300
,124
-,552 -2,430
1
LIKUID
-,027
,012
-,496 -2,154
PROFIT
-,298
,125
-,474 -2,386
LISTING
,007
,002
,549 2,883
a. Dependent Variable: IPS
Sumber: Output pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Sig.
Collinearity
Statistics
Toleranc
e
,000
,540
,019
,037
,021
,006
,785
,327
,318
,428
,464
VIF
1,274
3,055
3,147
2,339
2,154
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan
tolerance. Nilai VIF pada sampel penelitian ini tidak ada yang melebihi 10 dan nilai
tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10. Hal ini berarti bahwa hasil nilai
menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitis.
Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-Watson
Square
the Estimate
1
,491a
,241
,157
,08272
2,136
16
a. Predictors: (Constant), LISTING, LEV, PORSI, PROFIT, LIKUID
b. Dependent Variable: IPS
Sumber: Output pengolahan data SPSS. V. 20. 0(2015)
Nilai DW adalah 2.136, nilai ini akan kita bandingkan dengan menggunakan
nilai signifikansi 0.05, jumlah sampel (n=51) dan jumlah variabel independen (k=5).
Nilai du pada tabel Durbin Watson adalah 1.770, oleh karena nilai DW sebesar 2.136
lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 4 – 1.770, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.9
Uji Spearmen’s Rho
Correlations
Unstanda PORSI
rdized
Residual
Correlation
1,000
-,187
Unstand Coefficient
ardized Sig. (2.
,190
Residual tailed)
N
51
51
Correlation
-,187
1,000
Coefficient
PORSI Sig. (2,190
.
tailed)
Spearma
N
51
51
n's rho
Correlation
-,043
,092
Coefficient
LEV
Sig. (2,766
,521
tailed)
N
51
51
Correlation
,196
,050
Coefficient
LIKUID
Sig. (2,168
,727
tailed)
LEV
LIKUID PROFI LISTIN
T
G
-,043
,196
,037
-,017
,766
,168
,796
,906
51
51
51
51
,092
,050 -,402**
-,239
,521
,727
,003
,091
51
51
51
51
1,000
-,840**
-,030
-,035
.
,000
,833
,808
51
51
51
51
-,840**
1,000
-,066
,123
,000
.
,644
,389
17
N
51
51
51
51
51
Correlation
,037 -,402**
-,030
-,066 1,000
Coefficient
PROFIT Sig. (2,796
,003
,833
,644
.
tailed)
N
51
51
51
51
51
Correlation
-,017
-,239
-,035
,123 ,702**
Coefficient
LISTIN
Sig. (2G
,906
,091
,808
,389
,000
tailed)
N
51
51
51
51
51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Output pengolahan data SPSS. V. 20. 0(2015)
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
5 .KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh porsi kepemilikan saham
publik, likuiditas, leverage, profitabilitas, dan umur listing terhadap pengungkapan
sukarela pada perusahaan industri sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2014. Berdasarkan hasil temuan dan pengujian hipotesis
yang telah diajukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Besarnya pengaruh yang diberikan porsi kepemilikan saham publik, leverage,
likuiditas, profitabilitas, dan umur listing terhadap pengungkapan sukarela adalah
0.278 atau 27.8% variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan sisanya sebesar 0.722 atau 72.2%
dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.
2. Secara parsial porsi kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
3. Secara parsial leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela
pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014.
4. Secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela
pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014.
51
,702**
,000
51
1,000
.
51
18
5. Secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sukarela pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
6. Secara parsial umur listing berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sukarela pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
7. Secara simultan porsi kepemilikan saham publik, leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan umur listing berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sukarela pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah sampel penelitian dan
memperpanjang periode penelitian untuk memprediksi luasnya pengungkapan
sukarela di tahun yang akan datang.
2. Dalam merancang penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan penambahan
variabel lain yang dimungkinkan memiliki pengaruh lebih pada pengungkapan
sukarela.
3. Untuk perusahaan agar lebih detail menerbitkan item-item pengungkapan sukarela.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Nurseto. 2012. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas
Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009”. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Budianto, Arief Satrya. 2009. “Pengaruh Faktor- faktor Fundamental terhadap
Kualitas Pengungkapan sukarela dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi Kontemporer. Vol. 1.
No. 2.
Baskaraningrum, M.R. dan Merkusiwati. 2013. Pengungkapan Sukarela Laporan
Keuangan Tahunan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Studi pada
Saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011). Jurnal.
Universitas Udayana Indonesia.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Gumanty, Tatang Ari. 2011. Manajemen Investasi. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
19
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi Tujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Horngren, Charles T., Walter T. Harrison., dan Linda S. Bamber. 2006. Akuntansi.
Edisi Keenam Jilid Satu. Jakarta: Penerbit Indeks.
Indriani, Ernawati., Muhammad Khafid., dan Indah Anisykurillah. 2014. “Faktorfaktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya
terhadap Asimetri Informasi”. Simposuim Nasional Akuntansi 1.
Munawir, Ak. Drs. H. S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat Cetakan
Ketigabelas. Yogyakarta: Liberty.
Mujiyono dan Magdalena Nany. 2006. “Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas,
dan Saham Publik terhadap Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan
Tahunan”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 6, No. 1, februari 2006: 23-28.
Priyatno, Dwi. 2011. SPSS Analisis statistik Data. Yogyakarta: mediakom
Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Cetakan
Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Riahi, Ahmed Belkaoui. 2011. Teori Akuntansi. Edisi Kelima Buku Satu. Jakarta.
Penerbit Salemba Empat.
Saragih, Analisa Rosiah. 2014. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan , Tipe
Kepemilikan, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Tahunan Perushaan Tambang yang Terdaftar di BEI periode 20102012”. Jurnal Audit dan Akuntansi FE-Universitas Tanjungpura. Vol. 3. No.
1.
Simatupang, Mangasa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana.
Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sudarmadji dan Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure
Laporan Keuangan Tahunan. Dalam Proceeding PESAT (Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitek, dan Sipil). Vol. 2.
Sutanto, F. D dan Supatmi. 2012. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Tingkat Pengungkapan Informasi Intellectual Capital didalam Laporan
Tahunan (Studi pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2009)”. Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana.
Wahyudiono, Bambang. 2014. Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Raih
Asa Sukses.
Wardani, Puruwita. 2012. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 14. No. 1.
www. idx. co. id
Download