Bab 6.indd

advertisement
KTSP
bahasa indonesia
RAGAM KALIMAT
Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK – KTSP 2006
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Kebahasaan
1.
Menguasai
berbagai
komponen
kebahasaan lisan dan tulis.
1.1. Membedakan berbagai jenis kalimat
ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1.
Memahami konsep dasar kalimat.
2.
Menguasai dan memahami konsep dasar kalimat efektif atau kalimat baku.
3.
Memahami konsep dasar kalimat majemuk.
4.
Memahami konsep dasar kalimat perintah.
5.
Memahami konsep dasar kalimat tanya.
A.
KALIMAT BAKU
a.
Pengertian Kalimat Baku
Kalimat adalah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau kumpulan kata
disertai intonasi yang menunjukkan kesatuan itu sudah lengkap. Kumpulan kata berupa
satu klausa atau lebih yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai
satu satuan.
1
K
e
l
a
s
XI
Kalimat baku adalah kalimat yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa baku serta
dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Ragam bahasa baku digunakan dalam:
1.
Komunikasi resmi, misalnya surat menyurat resmi (surat dinas, surat niaga, dan
lainnya), pengumuman instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan
peristilahan resmi, dan sebagainya.
2.
Wacana teknis, seperti laporan resmi, karya ilmiah, buku pelajaran, dan lainnya.
3.
Pembicaraan di depan umum, seperti ceramah, kuliah, diskusi, dan sebagainya.
4.
Pembicaraan sesuai dengan tempat, situasi, dan kondisi, misalnya dengan orang
yang lebih tua atau dihormati.
Catatan: Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, yaitu kalimat baku,
sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan resmi.
b.
Ciri-Ciri Kalimat Baku
Dalam penulisan atau ujaran kalimat baku terdapat beberapa ciri-ciri yang harus dipenuhi
sebagai berikut.
1.
Minimal memiliki subjek dan predikat
Jika kalimat tidak memiliki subjek atau predikat atau kedua-duanya, kalimat tersebut
merupakan kalimat tidak baku.
Contoh:
•
Dalam obat itu mengandung racun. (KPO/tidak baku)
Dalam obat itu terkandung racun. (KPS/baku)
Obat itu mengandung racun. (SPO/baku)
•
Kepada para siswa perlu diajar bahasa Indonesia. (KPO/tidak baku)
Para siswa perlu diajar bahasa Indonesia. (SPO/baku)
Bahasa Indonesia perlu diajarkan kepada para siswa. (SPK/baku)
•
Dengan kejadian itu menunjukkan pekerjaannya tidak beres. (KPO/tidak baku)
Kejadian itu menunjukkan pekerjaannya tidak beres. (SPO/baku)
2.
Hemat penggunaan kata atau tidak pleonasme
Hemat maksudnya tidak menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu, tetapi tidak melanggar kaidah tata bahasa.
Contoh:
•
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama. (tidak baku)
2
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama. (baku)
•
Ayah sudah menantimu sejak dari pagi. (tidak baku)
Ayah sudah menantimu sejak pagi. (baku)
•
Banyak penonton-penonton kecewa dengan acara yang disajikan. (tidak
baku)
Penonton-penonton kecewa dengan acara yang disajikan. (baku)
Banyak penonton kecewa dengan acara yang disajikan. (baku)
•
Pengemis itu menengadah ke atas. (tidak baku)
Pengemis itu menengadah. (baku)
3.
Memiliki keparalelan atau kesejajaran
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata sebelum dan sesudah kata hubung dalam
satu kalimat.
Contoh:
•
Tindak kekejaman, kekerasan, dan menindas adalah perbuatan tidak terpuji.
(tidak baku)
Tindak kekejaman, kekerasan, dan penindasan adalah perbuatan tidak terpuji.
(baku)
•
Ayah menolong anak itu dengan dituntunnya ke pinggir jalan. (tidak baku)
Ayah menolong anak itu dengan menuntunnya ke pinggir jalan. (baku)
Anak itu ditolong ayah dengan dituntunnya ke pinggir jalan. (baku)
•
Harga BBM dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak baku)
Harga BBM dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (baku)
4.
Logis (masuk akal)
Logis adalah masuk akal dan ide kalimat dapat dengan mudah dipahami. Hubungan
unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis.
Contoh:
•
Buku itu membahas masalah pencemaran lingkungan. (tidak baku)
Dalam buku itu dibahas masalah pencemaran lingkungan. (baku)
•
Rumput itu memakan kambing. (tidak baku)
Kambing memakan rumput itu. (baku)
•
Indrawati memetiki setangkai mawar. (tidak baku)
Indrawati memetik setangkai mawar. (baku)
3
5.
Tidak ambigu
Kalimat baku atau kalimat efektif bertujuan agar orang yang diajak berkomunikasi
dapat mengerti maksud dari kalimat yang ada sehingga tidak terjadi salah
penafsiran.
Contoh:
•
Ayah membeli tujuh karung beras. (tidak baku)
Ayah membeli beras sebanyak tujuh karung. (baku)
•
Perancang busana wanita itu tewas mengenaskan di kamar hotel. (tidak baku)
Perancang busana khusus wanita itu tewas mengenaskan di kamar hotel.
(baku)
•
Lukisan Affandi mahal sekali. (tidak baku)
Lukisan karya Affandi mahal sekali. (baku)
6.
Menggunakan ejaan yang tepat
Kaidah yang terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia harus digunakan dalam kalimat
baku, di antaranya penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan angka
dan lambang bilangan, penggunakan pungtuasi (tanda baca), penulisan partikel,
penggunaan kata sandang, penulisan akronim dan singkatan, penulisan kata serapan
(kata baku), dan penulisan kata baku.
Contoh:
•
Seorang dokter harus pandai menganalisa pasien. (tidak baku)
Seorang dokter harus pandai menganalisis pasien. (baku)
•
Mereka akan menemui walikota Jakarta Timur. (tidak baku)
Mereka akan menemui Wali Kota Jakarta Timur. (baku)
7.
Tepat menggunakan konjungsi
Kesalahan sering dilakukan pada penggunakan konjungsi korelatif (berpasangan).
•
Konjungsi yang harus digunakan bersamaan (berpasangan)
baik ... maupun …
tidak ..., tetapi…
bukan …, melainkan…
lebih … daripada…
•
Konjungsi yang tidak dapat dipakai secara bersamaan
meskipun…, tetapi…
4
karena … maka…
karena… sehingga…
walaupun… namun…
jika… maka…
kalau… maka…
Contoh:
-
Baik laki-laki dan perempuan tidak diizinkan untuk keluar. (tidak baku)
Baik laki-laki maupun perempuan tidak diizinkan untuk keluar (baku)
-
Jika kamu belajar dengan tekun, maka kamu akan berhasil. (tidak baku)
Jika kamu belajar dengan tekun, kamu akan berhasil. (baku)
8.
Tepat menggunakan preposisi
•
Penggunaan preposisi yang melekat pada kata kerja dengan benar, seperti
bertemu dengan, berbicara tentang, sampai ke-, menuju keContoh:
Ia membicarakan tentang hari perkawinan. (tidak baku)
Ia membicarakan hari perkawinan. (baku)
Ia berbicara tentang hari perkawinan. (baku)
•
Penggunaan preposisi di, ke, daripada dengan benar.
Contoh:
-
Argha Zamzami belajar di malam hari. (tidak baku)
Argha Zamzami belajar pada malam hari. (baku)
-
Kursi itu terbuat daripada rotan. (tidak baku)
Kursi itu terbuat dari rotan. (baku)
9.
Meletakkan keterangan aspek dengan tepat
Keterangan aspek, yaitu ingin, mau, akan, harus, belum, telah, hendak
Contoh:
Saya ingin bicarakan masalah itu kepada Anda. (tidak baku)
Saya ingin membicarakan masalah itu kepada Anda. (baku)
Ingin saya bicarakan masalah itu kepada Anda. (baku)
5
10. Dalam bahasa lisan baku gunakan lafal baku yang bebas dialek bahasa daerah dan
unsur leksikal dan gramatikal dialek daerah
Contoh:
•
Kenapa kamu datang ke mari? (tidak baku)
Mengapa kamu datang ke mari? (baku)
•
Jangan maen sama dia! (tidak baku)
Jangan bermain dengan dia! (baku)
B.
KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat gabungan dari beberapa kalimat tunggal. Kalimat
majemuk jumlah klausanya dua atau lebih. Dibagi menjadi dua jenis, yakni kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
a.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara kedua polanya sederajat.
Hubungan setara itu dapat diperinci lagi atas beberapa bagian sebagai berikut.
1.
Setara menggabungkan, yaitu kata hubung yang dipakai berupa dan, lagi, serta,
lalu, dan kemudian.
Contoh:
2.
•
Saya membaca majalah dan adik membaca komik.
•
Ibu mencuci baju lalu menjemurnya.
•
Kami sekeluarga mengumpulkan sampah di pekarangan rumah kemudian
menguburnya.
Setara memilih, yaitu kata hubung yang dipakai berupa atau.
Contoh:
3.
•
Engkau ingin tetap di sini atau ikut bersamaku.
•
Pilih ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN atau ikut seleksi PPKB
UI.
Setara mempertentangkan, yaitu kata hubung yang dipakai berupa tetapi,
melainkan, dan sedangkan.
Contoh:
•
Sepatu gadis itu tidak berwarna merah, melainkan berwarna hitam.
6
4.
•
Dony sangat rajin belajar, tetapi Deny, saudara kembarnya, malas belajar.
•
Kecerdasan hanya sepuluh persen menentukan keberhasilan, sedangkan
motivasi sembilan puluh persennya.
Setara menguatkan, yaitu kata hubung yang digunakan berupa bahkan dan lagipula.
Contoh:
b.
•
Calon mahasiswa ini pintar bahkan sangat baik budi pekertinya.
•
Jono mengerjakan tugas sekolahnya sendiri dari petang bahkan sampai larut
malam.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua
klausa, yaitu klausa atasan dan klausa bawahan.
Kalimat kompleks ditandai dengan kata hubung yang menyatakan hubungan sebagai
berikut.
1.
Waktu (temporal): tatkala, ketika, waktu, sesudah, setelah, sebelum, sementara,
sewaktu, sejak, semenjak, seketika.
2.
Tujuan (final): biar, untuk, supaya, agar.
3.
Syarat (kondisonal): asal, asalkan, jika, jikalau, bilamana.
4.
Perlawanan (konsesif ): maupun, meskipun, bagaimanapun, walaupun, kalaupun,
kendatipun, andaipun, adapun, ataupun, biarpun, sungguhpun, sekalipun.
5.
Sebab-akibat: karena, sehingga, sebab.
Contoh:
•
Sebelum hasil perhitungan suara pilpres diumumkan KPU, capres dan cawapres
nomor urut satu mundur dari proses perhitungan suara.
•
Harga BBM diumumkan naik ketika berita kematian artis ternama itu sedang
marak dibicarakan di berbagai media.
Catatan:
1.
Jika induk kalimat mendahului anak kalimat, tidak digunakan tanda koma.
2.
Jika anak kalimat mendahului anak kalimat digunakan tanda koma (,).
Anak kalimat , Induk kalimat
3.
Eksplisit: dalam kalimat majemuk digunakan kata penghubung
Contoh: Ketika hujan turun deras, saya tiba di rumah.
Implisit: dalam kalimat majemuk tidak menggunakan kata penghubung.
7
C.
KALIMAT PERINTAH
a.
Pengertian Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang mengandung permintaan agar orang
kedua melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu sesuai dengan kata kerja yang
dimaksud.
Ciri kalimat perintah:
b.
1.
Menggunakan intonasi perintah.
2.
Ditandai dengan tanda baca seru (!) pada akhir kalimat.
Macam-Macam Kalimat Perintah
1.
Kalimat perintah biasa, yaitu perintah biasa bervariasi dari perintah yang lunak
sampai perintah yang sangat keras dan dibedakan dengan variasi intonasinya.
Contoh:
2.
•
Kerjakan soal-soal ini sebaik-baiknya! (lunak)
•
Usirlah anjing itu! (sedang)
•
Pergilah dari sini! (keras)
•
Pergi! (sangat keras)
Kalimat perintah permintaan, yaitu perintah yang halus dan orang yang menyuruh
bersikap merendah.
Contoh:
3.
•
Tolong bawa buku itu ke sini!
•
Kalau ada waktu, bacalah buku ini!
•
Saya minta dengan hormat supaya Anda pergi dari sini!
•
Coba dengarkan baik-baik!
Kalimat perintah mengizinkan, yaitu perintah biasa yang ditambahkan dengan
pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
•
Ambillah majalah itu, seberapa kau suka!
•
Makanlah, semampu Anda!
•
Silakan Anda beristirahat di ruang kerja saya!
8
4.
Kalimat perintah ajakan, yaitu perintah ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan
seperti marilah, baiklah.
Contoh:
5.
•
Marilah kita berdoa lebih dulu!
•
Baiklah kamu jalan duluan!
•
Ayo, kita kejar pencuri itu!
Kalimat perintah bersyarat, yaitu perintah yang mengandung syarat untuk
terpenuhinya suatu hal.
Contoh:
6.
•
Bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!
•
Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkan kepadamu!
•
Kamu ingin berhasil, ikuti saran ibumu!
Kalimat perintah sindiran, yaitu perintah yang berisi ajakan karena yakin orang
yang diperintah tidak mampu melaksanakannya.
Contoh:
7.
•
Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!
•
Dekatilah anjing itu kalau berani!
•
Angkatlah meja itu, jika bisa!
•
Kamukan cerdas, coba pecahkan kode sandi itu!
Kalimat perintah larangan, yaitu perintah yang melarang seseorang melakukan
suatu hal. Apabila larangan itu bersifat umum dan resmi, gunakan kata dilarang,
apabila tidak resmi gunakan kata jangan.
Contoh:
•
Dilarang membuang sampah di sini!
•
Jangan merokok!
•
Sedang ujian, dilarang berisik!
D.
KALIMAT TANYA
a.
Pengertian Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang berisi permintaan agar orang kedua memberikan
informasi.
9
Ciri-ciri kalimat tanya adalah sebagai berikut.
b.
1.
Intonasi yang digunakan adalah intonasi tanya.
2.
Menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana, berapa, bagaimana, mengapa.
3.
Ditandai dengan tanda baca tanya (?) pada akhir kalimat.
4.
Dapat juga menggunakan partikel –kah dan penambahan –kah pada kata tanya
apakah, kapankah, siapakah.
Jenis-Jenis Kalimat Tanya
1.
Kalimat tanya dengan pertanyaan total, yaitu kalimat tanya dengan meminta
informasi mengenai seluruh isi pertanyaan. Penanya biasanya menggunakan partikel
–kah atau apakah. Jawaban yang dibutuhkan adalah kata ya atau tidak/bukan.
Contoh:
2.
•
Apakah kamu pemain biola?
•
Pandaikah ia bermain gitar?
•
Apakah Anda menyontek saat ujian tadi?
Kalimat tanya dengan pertanyaan parsial, yaitu kalimat tanya yang hanya meminta
informasi sebagian dari pertanyaan itu. Kata tanya seperti ini menggunakan kata
tanya tertentu.
Contoh:
•
Ayah pergi ke mana nanti sore?
•
Apakah yang menunjang keberhasilan dalam mencapai cita-cita?
•
Bagaimana menurut Anda tentang kecemburuan terhadap golongan
nonpribumi?
LATIHAN SOAL
1.
Presiden membicarakan tentang serangan Amerika terhadap Afghanistan dalam sidang
kabinet kemarin.
Kalimat tersebut akan menjadi kalimat baku apabila diperbaiki menjadi ….
A. Presiden membicarakan serangan Amerika terhadap Afghanistan dalam sidang
kabinet kemarin.
B. Dalam sidang kabinet, presiden membicarakan tentang serangan Amerika terhadap
Afghanistan.
10
C. Presiden membicarakan tentang serangan Amerika terhadap Afghanistan.
D. Presiden berbicara serangan Amerika terhadap Afghanistan di depan sidang
kabinet.
E. Presiden membicarakan tentang serangan Amerika terhadap Afghanistan kemarin di
depan siding kabinet.
2.
Kalimat berikut yang termasuk kalimat baku adalah .…
A. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa hobi adalah kegemaran,
kesenangan, dan bukan pekerjaan utama.
B. Dalam suasana akademik yang kondusif menuntut setiap civitas akademik bertindak
secara kreatif dan bertanggung jawab.
C. Memperhatikan perilaku yang aneh-aneh pikiran yang jenuh menjadi segar.
D. Menindaklanjuti usulan proyek perbaikan jalan yang telah dikirimkan, perlu
pembahasan bersama dengan para pamong desa.
E. Setelah membaca dan mempertimbangkan proposal Anda, kami bersedia
memberikan dana sekitar 50% dari total anggaran.
3.
Kalimat-kalimat berikut yang bukan merupakan kalimat baku adalah ....
4.
A.
Demikianlah informasi yang dapat kami berikan agar Bapak dan Ibu maklum.
B.
Demikian bunyi maklumat itu.
C.
Bapak Ardi mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah kami.
D.
Adik berkuliah di Fakultas Sastra.
E.
Dalam rapat itu membicarakan masalah pemilihan kepala desa.
Berikut yang bukan kalimat baku adalah ….
A. Sehubungan dengan akan diberlakukannya undang-undang hak cipta, maka setiap
pengusaha jasa fotokopi harus berhati-hati.
B. Perusahaan bujan bermaksud untuk memberatkan karyawannya, melainkan untuk
menyelamatkan aset yang dimilikinya.
C. Walaupun sudah dilakukan pendataan secara cermat masih ada keluarga miskin yang
belum terdaftar untuk mendapatkan bantuan.
D. Karena kurangnya koordinasi antarpihak penentu kebijakan, semua peraturan yang
dibuat selalu menimbulkan masalah.
E. Jika para manajer perusahaan itu tidak segera menyatukan visi dan misinya,
perusahaan tersebut akan hancur.
11
5.
Di antara kalimat-kalimat berikut yang merupakan kalimat majemuk bertingkat adalah ….
A. Dia mengetahui bahwa yang membohonginya itu masih saudaranya.
B. Argha suka matematika, sedangkan Syafna suka sejarah.
C. Para mahasiswa bekerja keras, sedangkan Amir bermalas-malasan saja.
D. Bapak membaca Koran; ibu bekerja di dapur; saya menyelesaikan makalah.
E. Rifky datang menjemput Auliya lalu mereka pergi ke pantai.
6.
(1) Ayah senang memelihara burung perkutut
(2) Burung perkutut sangat merdu suaranya
(3) Harga burung perkutut sangat mahal
Kalimat-kalimat tunggal tersebut dapat digabungkan menjadi kalimat majemuk
bertingkat. Penggabungan kalimat yang tepat adalah ….
A. Burung perkutut sangat merdu suaranya dan ayah senang memeliharanya, tetapi
mahal.
B. Ayah senang memelihara burung perkutut karena sangat merdu suaranya walaupun
harganya mahal.
C. Karena suaranya merdu, ayah senang memelihara perkutut yang harganya mahal
itu.
D. Harga burung perkutut sangat mahal, sedangkan ayah senang memeliharanya
biarpun begitu.
E. Burung perkutut mahal harganya atau merdu suaranya itulah sebab ayah senang
memeliharanya.
7.
Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan syarat terdapat pada kalimat ….
A. Dia tidak masuk sekolah karena sakit.
B. Sejak kecil dia sudah senang membaca.
C. Tutup pintunya kembali agar anjing tidak masuk.
D. Engkau boleh pergi asal pulang sebelum pukul sepuluh.
E. Ketika hujan turun, aku masih di sekolah.
8.
Berikut ini adalah kata-kata penghubung untuk kalimat majemuk setara adalah ….
A. kemudian
B. tetapi
C. bahwa
D. atau
E. sedangkan
12
9.
Kalimat-kalimat di bawah ini yang tidak tergolong kalimat perintah permintaan adalah ….
A. Saya mohon kebijaksanaan saudara untk menyelesaikan masalah ini!
B. Kerjakan soal ini dengan teliti agar nilaimu bagus!
C. Bolehkah saya tidur di sini!
D. Tolong bawakan keranjang itu nak!
E. Coba dengarkan baik-baik kata-kataku ini!
10.
Akan tetapi, kini kondisi sarana dan prasarana KA makin memprihatinkan. Jika pada
1939 panjang rel mencapai 6.811 kilometer, pada 1955 mulai berkurang menjadi 6.096
kilometer dan pada 2000 hanya tersisa 4.030 kilometer. Untuk jumlah lokomotif, pada
1939 dimiliki sebanyak 1.314 unit, tetapi pada 2000 hanya 330 unit.
Kalimat tanya yang jawabannya terdapat dalam kutipan di atas adalah .…
A. Apa yang menyebabkan panjang rel terus berkurang?
B. Berapa panjang rel pada 2004?
C. Apakah pemerintah sudah melakukan antisipasi terhadap kasus tersebut?
D. Berapakah penurunan panjang rel dari tahun 1955 sampai tahun 2000?
E. Bagaimana kondisi perkeretaapian saat ini?
13
Download