ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN PABRIK BAGIAN AIR BLAZT FREZEE (ABF) PADA PT XXX Komarudin, Mohamad Ragapaty Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta e-mail: [email protected] dan [email protected] ABSTRACT PT XXX is the company that produces frozen fish. The company was established as a promising market opportunities and benefits to create jobs for local people. In order PT XXX This can be run in accordance with a predetermined plan is to expand its production area, it is necessary to the feasibility analysis that can be used as consideration for the employers to continue his efforts. Basically the feasibility analysis is required to reduce the risk of errors that cause harm in conducting a business investment. This feasibility analysis activities need to be supported by a variety of aspects such as: markets and marketing aspects, technical and technological aspects, as well as financial aspects. Judging from these aspects are considered adequate and feasible to run both aspects concerning the location, physical planning and construction, market opportunities, as well as from the financial aspect. Based on projections of Income and Cash Flow (Cashflow) which has been compiled and analyzed, the importance of the Net Present Value of Rp. 222 847 832 132, -, payback period for 3 years 4 months 1 day, 2.96 Profitability Index and Internal Rate of Return of 58.75%, and. Of the four methods of investment analysis obtained a ruling that the expansion project for the ABF PT XXX feasible to build. Keywords: feasibility, Air blazt freeze, Projection 1. PENDAHULUAN PT XXX adalah suatu industri yang bergerak dalam bidang perikanan dengan orientasi pasar domestic (dalam negeri). Dalam proses pembuatan produk, perusahaan dituntut untuk menggunakan spesifikasi produk yang telah ditetapkan oleh konsumen untuk meningkatkan daya saing. PT XXX merupakan perusahaan yang menghasilkan macam-macam jenis produk ikan. Sebagaimana pengamatan manajemen, bahwa produk perikanan sudah merupakan komoditi yang sangat umum dan merakyat di dunia karena merupakan salah satu produk pangan yang dikonsumsi sehari hari. Bahkan bisa dibilang produk perikanan dapat bertahan dan tidak terkena resesi, begitu juga saat Indonesia dilanda krisis berat, komoditi perikanan tetap bertahan walaupun ada 1 penurunan harga dan perpindahan segmentasi pasar. Untuk mengatasi hal itu perusahaan berniat untuk menambah kapasitas dari kapasitas yang sudah ada. Perusahaan yakin langkah yang diambil untuk menambah kapasitas produk akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, diantaranya perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada sebelumnya. Perusahaan ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan pesaing lain yang ada di Indonesia yaitu perusahaan ini memiliki kualitas produk yang bagus sehingga meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Sehingga perusahaan ini berniat untuk memperluas pabrik pada bagian produksi ABF yang merupakan bagian untuk membekukan ikan hingga temperature -35°. Permasalahan yang terjadi yaitu dimana bagian produksi ABF yang sudah tidak cukup lagi untuk menampung produk yang dihasilkan dari bagian pemilahan bahan baku yang didatangkan dari supplier sesuai permintaan konsumen sehingga bagian produksi ABF perlu ditambah ruangannya untuk memperlancar arus produksi. Sasaran dan tujuan penelitian ini yaitu perencanaan perluasan pabrik yang dibangun melalui penataan ulang (Re-layout) setelah dilakukan tinjauan atau analisis terhadap kelayakan dari aspek investasi. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Investasi Proyek Investasi bagi suatu badan usaha pada umumnya merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan, baik pada saat awal badan usaha tersebut didirikan, maupun pada periodeperiode berikutnya. Investasi proyek adalah upaya menanamkan faktor produksi langka pada proyek tertentu (baru atau perluasan), pada lokasi tertentu, dalam jangka menengah atau panjang (Siswanto Sutojo, 2002). Faktor produksi langka dapat berbentuk dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil serta teknologi tingkat madya atau tingkat tinggi. Investasi atau penanaman modal didalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian) yang menguntungkan di masa yang akan datang (Suratman, 2001). Sedangkan Downes dan Goodman memberikan pengertian investasi sebagai berikut : “Investment can refer to financial investment (where an investor puts money into a vehicle) or to an investment of effort and time on the part of individual who wants to reaf profits from the success of his labor ”. Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa investasi pada prinsipnya adalah penggunaan sumber keuangan atau usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang menginginkan keuntungan darinya. Jenis - jenis Investasi Berdasarkan jangka waktu penanamannya, investasi di dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam (Suratman, 2001), yaitu : 1. Investasi Jangka Pendek 2. Investasi Jangka Panjang Sedangkan dalam prakteknya investasi dibagi dua macam (Kasmir dan Jakfar, 2003), yaitu : 1. Investasi nyata (real investment) 2. Investasi finansial (financial invesment) Aspek - aspek Studi Kelayakan Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan diteliti. Fokus utama studi kelayakan proyek terpusat pada empat macam aspek (Siswanto Sutojo, 2002) yaitu: a. Aspek pasar dan Pemasaran b. Aspek Teknis dan Teknologis c. Aspek Manajeman dan Sumber Daya Manusia d. Aspek Keuangan dan Ekonomi 3 Sedangkan secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir dan Jakfar, 2003) adalah sebagai berikut : a. Aspek Hukum b. Aspek Pasar dan Pemasaran c. Aspek Teknis dan Operasi d. Aspek Manajemen dan Organisasi e. Aspek Ekonomi Sosial f. Aspek Keuangan g. Aspek Dampak Lingkungan Aspek-aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain, dengan demikian dalam mengevaluasi aspek penelitian tertentu, tidak boleh mengabaikan aspek penelitian yang lain. Aspek Pasar dan Pemasaran Fakta Lapangan Aspek Teknis dan Teknologi Aspek Keuangan Aspek Lainnya Gambar 1.2. Contoh alur informasi antar aspek yang diteliti 2.2. Aspek Pasar dan Pemasaran Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Permintaan adalah jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkatan harga (Husein Umar, 2003). Di sisi lain, penawaran diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Pemasaran adalah kegiatan yang meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial (Husein Umar, 2003). Selain itu, menurut Philip Kotler, pemasaran merupakan tindak lanjut dari proses produksi dimana hasil produksi dari suatu perusahaan tidak akan bermanfaat apabila tidak dapat dipasarkan. Pemasaran juga merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk mencapai penjualan barang dan jasa secara lebih efisien dengan menganalisa kebutuhan dan keinginan konsumen, keadaan pasar serta mengembangkan suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan konsumen. Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan proyek. Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan proyek yang akan datang diperkirakan dengan cermat. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti, kemungkinan yang akan dihadapi proyek kedepannya adalah terancam kesulitan yang timbul karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Fokus evaluasi aspek pasar dan pemasaran produk yang akan dihasilkan proyek yang akan dibangun, mencakup tiga hal (Siswanto Sutojo, 2002) yaitu: 1. Memperoleh gambaran apakah pada masa yang akan datang, terdapat cukup permintaan pasar yang dapat menyerap barang atau jasa yang akan dihasilkan. 2. Memperoleh gambaran bagaimana suasana persaingan di pasar pada masa yang akan datang, siapa saja perusahaan pesaing, dan apakah produk yang akan dihasilkan mampu memperoleh pangsa pasar (market share) yang memadai. 4 3. Memperoleh gambaran tentang prospek perkembangan faktor ekstern perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan di pasar. Permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh kelompok industri menurut Suratman (2001) merupakan permintaan efektif atau penjualan produksi, sedangkan selisih antara permintaan pasar dengan penjualan produksi adalah peluang pasar. Sementara itu yang dimaksud dengan pangsa pasar (market share) adalah bagian dari potensi pasar yang dapat diraih oleh perusahaan, sedangkan potensi pasar adalah sejumlah konsumen yang mempunyai minat dan kemampuan untuk membeli tawaran produk tertentu. Agar dapat meraih pangsa pasar, perusahaan harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang efektif. 2.3. Aspek Teknis dan Teknologis Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan atas garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek. Pengkajian aspek teknis amat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama aspek finansial dan pasar. Hubungan erat disini diartikan sebagai saling memberi masukan dimana keputusan mengenai aspek yang satu tergantung pada bagaimana dampaknya terhadap aspek yang lain atau sebaliknya. Bila hasil evaluasi pasar dan pemasaran menunjukkan gambaran masa depan yang lebih cerah bagi proyek yang direncanakan, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan aspek teknis dan teknologis. Aspek teknis dan teknologis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rencana awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Halhal yang harus diperhatikan dalam analisis aspek teknis dan teknologis (Suratman, 2001) adalah : 1. Penentuan Lokasi Proyek 2. Pemilihan Mesin, Peralatan lain dan Teknologi. 3. Penentuan Lay-out 4. Penentuan Model Bangunan 5. Penentuan Skala Operasi (Luas Produksi) 6. Penanggulangan limbah hasil produksi 7. Pengelolaan Limbah 8. Minimasi Limbah 9. Reduksi Limbah pada Sumbernya 10. Pemanfaatan Limbah 2.4. Aspek Keuangan Dalam studi kelayakan proyek, evaluasi aspek keuangan baru dilakukan setelah evaluasi aspek-aspek lain rencana invesatsi proyek telah selesai (Suratman, 2001). Hal ini disebabkan karena banyak keputusan dan analisis keuangan belum dapat dilakukan sebelum berbagai macam keputusan penting aspek-aspek tertentu diambil. Sebagai contoh jumlah anggaran pembelian mesin dan peralatan belum dapat dianggarkan, apabila dari aspek produksi belum diputuskan. 2.5. Kebutuhan dan Pengalokasian Dana Secara umum taksiran kebutuhan dana untuk proyek investasi dipengaruhi oleh kompleksitasnya seperti lokasi dimana proyek akan dibangun, rencana bangunan untuk gedung perkantoran dan pabrik, jenis peralatan dan jenis teknologi yang dipilih, dan faktor pendukung lainnya (Suratman, 2001). Lokasi dimana proyek akan dibangun berkaitan dengan harga tanah dan ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya dana untuk proyek investasi, semakin mahal harga tanah akan semakin besar dana untuk proyek investasi. Jenis peralatan dan jenis teknologi yang dipilih juga berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya proyek investasi. Pengalokasian dana untuk proyek investasi secara umum dialokasikan ke dalam 5 dua kelompok yakni untuk aktiva tetap dan untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu periode normal operasi perusahaan (satu tahun), dibeli tidak untuk dijual kembali melainkan digunakan untuk operasi dan setiap periodenya disusutkan. Tidak termasuk disusutkan adalah tanah. Itulah sebabnya pengeluaran dana untuk aktiva tetap ini biasanya disebutkan dengan pengeluaran modal (capital expenditure). Sedangkan yang tidak termasuk kriteria diatas digolongkan kedalam aktiva lancar (modal kerja). Dengan demikian modal kerja adalah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan yang diharapkan dalam satu periode normal operasi perusahaan (satu tahun) dapat berubah menjadi kas. Pengeluaran yang berkaitan dengan modal kerja biasanya disebut dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). 2.6. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap Aktiva tetap meliputi aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud (Suratman, 2001). Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki bentuk/wujud secara fisik seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin dan aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap yang tidak memiliki bentuk/wujud secara fisik seperti hak patent, lisensi, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra operasi dan lain sebagainya. Jenis harta tetap yang diperlukan investasi diantaranya bisa diklasifikasikan (Siswanto Sutojo, 2002) sebagai berikut: a. Tanah dan pembebasannya b. Gedung dan bangunan lain c. Mesin dan peralatan d. Kendaraaan 2.7. Alokasi Dana untuk Modal Kerja Secara umum modal kerja dapat diartikan sebagai gross working capital dan net working capital. Gross working capital menunjukkan keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi. Sedangkan net working capital menunjukkan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja adalah pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan (Iman Soeharto, 1987). 2.8. Sumber Dana dan Biaya Modal Untuk mengoperasikan suatu proyek diperlukan dana yang cukup, sehingga proyek tersebut dapat beroperasi sebagaimana mestinya (Suratman, 2001). Adapun proyek dapat dibiayai dari dua sumber yaitu sebagai berikut : 1. Modal Sendiri (equity of capital) 2. Modal Pinjaman 2.9. Estimasi Aliran Kas Proyek Para investor dalam memutuskan investasi, berharap akan memperoleh tingkat keuntungan dari investasi tersebut. Informasi yang biasanya mereka gunakan adalah informasi mengenai aliran kasnya, bukan laba akuntansi. Namun demikian untuk mengestimasi aliran kas dapat dilakukan cara menyesuaikan laba akuntansi tersebut. Untuk mengestimasi aliran kas proyek, terlebih dahulu dipahami jenis-jenis aliran kas proyek (Suratman, 2001). 2.10. Analisis Penilaian Usulan Proyek Investasi Setelah semua data keuangan diringkas dan disusun dalam bentuk aliran kas proyek, selanjutnya akan dilakukan analisis untuk menilai apakah dari aspek keuangan usulan proyek layak dilaksanakan atau tidak. Di samping mendasarkan pada aliran kas, penilaian investasi harus mempertimbangkan konsep nilai waktu uang (time value of money). Menurut Suratman (2001), konsep nilai waktu uang sangat penting mengingat terdapat faktor 6 bunga, sehingga semakin lama waktu berjalan nilai uang semakin menurun. Jadi dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan evaluasi investasi dilakukan adalah untuk : i. Memilih alternatif (kombinasi alternatif yang ada) investasi, yang dapat memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan segala kendala sumber daya (permodalan) yang ada. ii. Menentukan apakah suatu rencana investasi layak untuk dilaksanakan. Dalam menganalisa kelayakan suatu proyek diperlukan beberapa metode yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dan resiko proyek tersebut, (Suratman, 2001) diantaranya : 1. Metode Payback Period (PP) Payback period adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan proyek dengan membandingkan antara waktu pengembalian jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomis proyek. Bila payback period lebih pendek/kecil dari umur ekonomi proyek, maka usulan proyek dinyatakan layak dan sebaliknya jika lebih panjang/besar dinyatakan tidak layak. Kelemahan yang mendasari penggunaan metode ini adalah diabaikan konsep nilai waktu uang dan aliran kas setelah periode payback. Informasi aliran kas setelah periode payback menunjukkan tingkat keuntungan yang mestinya harus diketahui oleh investor. 2. Metode Net Present Value (NPV) Net Present Value yaitu selisih antara Present Value (nilai saat ini) dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Husein Umar, 2003). Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. 3. Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. 4. Metode Profitability Index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Jadi 3. PENGOLAHAN DATA 3.1. Data Aspek pasar dan pemasaran Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang berkaitan dengan potensi pasar untuk melihat permintaan konsumen terhadap peluang pasar yang ada terhadap produk yang dijual. 3.2. Potensi Pasar Perusahaan di Indonesia yang memproduksi FROZEN FISH sangat banyak, tetapi PT XXX memiliki peluang untuk memasarkan produknya dan persaingan antar mereka juga semakin keras. Pada keadaan yang demikian aspek pasar menempati kedudukan yang utama dalam studi kelayakan proyek. Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan selama masa yang akan datang diperkirakan dengan cermat. Pemasaran bukan hanya meliputi kegiatan jual beli atau kegiatan pasar saja tetapi juga merupakan upaya memindahkan produk dari produsen ke konsumen. Dalam arti yang luas pemasaran, bukan hanya mengenai barang-barang, tetapi jasa-jasa yang ditawarkan. Aspek pasar merupakan komponen yang vital dalam suatu perencanaan pembuatan usaha disamping aspek-aspek lainnya. Titik awal adanya kegiatan pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan ini muncul karena manusia berusaha mempertahankan hidup. 7 Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari jumlah dan jenis barang atau jasa yang dipakai atau dibeli oleh konsumen sehingga penentuan pasar sasaran harus jelas, spesifik, dan tertentu, hal ini memudahkan dalam perencanaan. Sasaran atau target harus dapat diukur secara kuatitatif atau kualitatif melalui realitas yang ada. Hal ini memerlukan ketelitian pemilik proyek terhadap lingkungan dimana usaha tersebut dibangun. Oleh karena itu PT XXX mempunyai strategi pemasaran sendiri yaitu sebagai berikut : a. Pemasaran Untuk pemasaran ikan beku/frozen fish PT XXX Mendistribusikan melalui Customer Distributor. b. Penjualan Penjualan ikan beku telah tersebar ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Karena banyak sekali orang yang mengkonsumsi ikan. 3.3. Permintaan frozen fish Frozen fish/ikan beku merupakan komoditi yang setiap orang dapat membelinya. Permintaan frozen fish terus berkembang seiring dengan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi ikan. Data dibawah ini menunjukkan volume permintaan frozen fish untuk wilayah Jabotabek dan PT XXX pada tahun 2006-2010 Data diatas menunjukkan bahwa permintaan frozen fish setiap tahunnya mengalami peningkatan. Perhitungan Proyeksi permintaan frozen fish dengan menggunakan Metode Least Squares dapat dilihat pada tabel III.3. Permintaan frozen fish untuk wilayah Jabotabek diproyeksikan berdasarkan tabel III.3 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Persamaan garis Y = a + bx a Yi n b XiYi n Maka : Dimana : a & b = parameter peramalan, x = jumlah periode didepan Dari perhitungan didapat : Y = 4005 + 650 X Untuk tahun 2012, X = 3 proyeksi luas tanamnya adalah : 8 Y = 4005 + 650 (3) Y = 5955 Untuk tahun 2013, X = 4 proyeksi luas tanamnya adalah : Y = 4005 + 650 (4) Y = 6605 Proyeksi permintaan frozen fish di jabotabek untuk periode 2012-2021 dapat dilihat pada tabel III.4 adalah sebagai berikut : untuk mengetahui berapa besar peluang pasar yang akan diambil oleh PT XXX. Data daftar penawaran frozen fish digunakan untuk mengetahui seberapa besar supply frozen fish yang telah beredar, sehingga dari data tersebut dapat diketahui peluang pasar yang dapat diraih. Adapun data penawaran frozen fish di jabotabek dapat dilihat pada tabel III.7 berikut ini : Berikut ini adalah Market Share PT XXX yang didapat dari hasil perhitungan permintaan Frozen fish pada tabel III.1 dan III.2 diatas. Persamaan garis Y = a + bx a Yi n b XiYi n Maka : Dengan perhitungan sebagai berikut : 3.4. Penawaran frozen fish Data jumlah penawaran frozen fish oleh berbagai pergudangan sekitar wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi, digunakan Y=a+bX Dimana : a & b = parameter peramalan, X = jumlah periode didepan Dari perhitungan didapat : Y = 2824 + 655 X Untuk tahun 2012, X = 3 proyeksi luas tanamnya adalah : Y = 2824 + 655 (3) Y = 4789 Untuk tahun 2013, X = 4 proyeksi luas tanamnya adalah : 9 Y = 2824 + 655 (4) Y = 5444 Proyeksi penawaran Frozen fish untuk periode 2012-2022 dapat dilihat pada Tabel III.8 adalah sebagai berikut : 3.5. Peluang pasar Berdasarkan data permintaan dan penawaran frozen fish, maka dapat dihitung peluang pasar yang masih tersedia yaitu dapat dilihat pada tabel III.9 dibawah ini : Maka dengan perhitungan sebagai berikut : Permintaan - Penawaran = Peluang Pasar x Pangsa Pasar 5955 - 4789 = 1166 x 74% Dilihat dari data diatas dapat disimpulkan bahwa proyeksi peluang pasar yang akan diperoleh sangat besar sekali, setiap tahunnya terjadi peningkatan permintaan dan penawaran. 3.6. Sistem Distribusi Ikan beku / Frozen fish Frozen fish yang diproduksi oleh PT XXX dipasarkan melalui pergudangan yang mendistribusikan frozen fish . Berikut beberapa Customer PT XXX dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : 3.7. Data Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis dan teknologis merupakan aspek yang berkaitan dengan teknologi produksi yang akan digunakan dalam proses produksi, bahan baku, penentuan lokasi pabrik, kapasitas produksi, tata letak dan lain sebagainya yang merupakan bagian dari teknik pelaksanaan proyek. 3.8. Deskripsi Produk Produk yang akan dibuat adalah Frozen fish atau ikan beku, yaitu ikan yang diawetkan dengan metode pembekuan hingga -30. Dimana titik beku -30 ikan akan tetap steril terhadap bakteri dan dalam proses pengiriman hingga ke kumsumen akhir ikan akan dalam keadaan segar. Penentuan Lokasi Pabrik PT. XXX terletak di Jl Raya Tanjung Merah Kema, Desa Tanjung Merah Kec.Matuari Bitung – Sulawesi Utara . Adapun pertimbangan pemilihan tersebut antara lain: c. Tersedia lokasi tanah pabrik yang relatif luas dan murah. d. Dekat dengan sumber bahan baku 10 e. Jumlah tenaga kerja terampil cukup tersedia di daerah sekitarnya. f. Upah tenaga kerja relatif murah di karenakan persaingan sedikit. g. Arus kendaraan cukup lancar, yang menjamin kelancaran arus pasokan bahan baku dekat dengan pelabuhan. 3.9. Proses Produksi Dalam melakukan kegiatan proses produksinya, maka PT XXX terdapat sejenis proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan beberapa bentuk size dan jenis ikan. Dalam proses produksi size dan jenis ikan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penyiapan Bahan baku b. Pembekuan Bahan Baku c. Set up d. Packaging e. Pengendalian kualitas 3.10. Data Aspek keuangan Aspek ini merupakan inti dari seluruh penelitian yang dilakukan, namun aspek ini bukan satu-satunya aspek utama, tapi aspek keuangan merupakan analisa data yang dapat dilihat secara nominal dan dapat dipertanggungjawabkan secara argumenta tive yang akurat. 3.11. Estimasi Modal Aktiva Tetap Modal aktiva tetap merupakan asset yang diperlukan untuk pendirian pabrik dan organisasi perusahaan. Adapun aktiva tetap dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan tetap tidak berwujud. Pada tabel III.13 yang terdapat pada halaman berikutnya dapat dilihat data investasi yang diperlukan untuk menganalisis keuangan proyek perluasan pabrik pembekuan ikan pada PT XXX. Tabel III.13. Data Investasi Gambar 3.2 alur proes frezing fish 3.10 Bahan Baku dan Penolong Bahan baku utama proses produksi ikan beku di produksi langsung oleh PT XXX, sedangkan untuk bahan penolong dibeli, karena tidak dapat diproduksi sendiri. Adapun bahan baku dan penolong dilihat dari tabel III.11 Dibawah ini : 11 Dari data diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan modal aktiva tetap adalah sebesar Rp. Rp 8.922.600.000,3.12. Modal Kerja Modal kerja adalah suatu modal atau dana yang dikeluarkan untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan. Adapun estimasi modal kerja yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut ini 3.14. Depresiasi dan Nilai Sisa Mesin-mesin dan barang-barang yang ditanamkan pada proyek perluasan pabrik ini akan mengalami penyusutan (depresiasi), adapun umur ekonomis yang dimiliki investasi ini adalah selama + 10 tahun. Adapun perhitungan depresiasi menggunakan metode garis lurus (straight line) dengan rumus sebagai berikut : Berdasarkan Kep. Menteri Keuangan No. 520/KMK/04/2000 perhitungan nilai sisa depresiasi untuk investasi kantor sebesar 25%, mesin produksi 10%, bangunan 5%, kendaraan 25%, dan pra investasi 15%. Nilai sisa = Capital cost x Prsentase Depresiasi Perhitungan depresiasi dapat dilihat pada tabel III.15 dbawah ini: Dari tabel III.14 dapat dilihat bahwa kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan untuk satu tahun adalah sebesar Rp,105.205.450.000,- sehingga kebutuhan modal kerja untuk 1 bulan hanya sebesar Rp, 8.767.120.800, Dari tabel III.13 dan tabel III.14 dapat dilihat jumlah keseluruhan dana untuk investasi adalah Rp 8.922.600.000,+Rp105.205.450.000,=Rp 114.128.050.000,-. 3.13. Sumber Dana Sumber dana yang digunakan dalam perluasan pabrik ini pada bagian ABF ini bersumber sepenuhnya dari PT XXX sendiri. 3.15. Amortisasi Merupakan perhitungan yang dilakukan perusahaan terhadap biaya-biaya pra operasi dengan perhitungan adalah 15 % per tahun. Tarif ini sesuai dengan Kep. Menteri Keuangan No. 520/KMK/04/2000. Adapun perhitungan amortisasi dapat dilihat pada tabel III.16 berikut ini : Dengan perhitungan Amortisasi adalah : Amortisasi = 16.875.000 12 4. HASIL DAN PEMABAHASAN 4.1.Proyeksi Laporan Keuangan Pada aspek keuangan ini, penulis akan memproyeksikan laporan keuangan selama 10 tahun dari 2012 sampai dengan tahun 2021 pada PT XXX. Beberapa laporan keuangan yang akan diproyeksikan meliputi ; Proyeksi laba rugi, Proyeksi Arus Kas Netto Operasional dan Proyeksi neraca. 4.2.Payback Period (PP) Payback period merupakan metode yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Semakin pendek payback dari yang telah disyaratkan, maka proyek dinilai layak. Namun, jika payback lebih lama dari yang telah disyaratkan maka proyek ditolak. Untuk menghitung Payback Period menggunakan beberapa kali tahap. Dari tabel perhitungan arus kas diatas dapat diketahui payback period pada PT XXX. Berikut adalah perhitungan dari payback period PT XXX : Karena umur ekonomis proyek 10 tahun, maka berdasarkan analisis payback period usulan proyek PT XXX dapat dilaksanakan atau layak, artinya dalam waktu 3 tahun 4 bulan 1 hari seluruh dana yang diinvestasikan dalam proyek diharapkan dapat diterima kembali, selanjutnya semua aliran kas bersih yang diharapkan sesudah masa itu akan menjadi keuntungan bersih. 4.3. Net Present Value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. Untuk menghitung NPV menggunakan rumus di bawah ini dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel V.2 n CF t NPV = - I0 (1 i ) t t 1 Dimana : = aliran kas pertahun pada periode t CFt I0 = investasi awal pada tahun 0 i = suku bunga (discount rate) Berdasarkan tabel IV.2 di atas, hasil perhitungan NPV selama 10 tahun menunjukkan angka positif yaitu Rp. 222.847.832.132, artinya proyek perluasan pabrik frozen fish dikatakan layak. Internal Rate of Return (IRR) Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah suatu usulan proyek investasi dianggap layak atau tidak dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau diisyaratkan. Perhitungan IRR dilakukan dengan cara mencari discount rate yang dapat menyamakan antara present value 13 dari revenue (pendapatan) dengan present value dari expenses (pengeluaran). Hasil perhitungan IRR dapat dilihat pada tabel IV.3 dan V.4. Rumus yang digunakan untuk mencari IRR adalah sebagai berikut : Dimana : Karena IRR lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diisyaratkan yakni 58,75 % > 30 % maka usulan proyek investasi perluasan pabrik frozen fish di bitung dinyatakan layak. 4.4. Profitability Index (PI) Teknik Profitability Index disebut juga dengan teknik analisis benefit cost ratio (B/C ratio). Dalam teknik ini untuk mengukur layak tidaknya suatu usulan proyek investasi cukup membandingkan antara present value aliran kas proyek dengan present value. Jika nilai PI lebih besar dari 1, usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil usulan proyek dinyatakan tidak layak. Perhitungan profitability index adalah sebagai berikut : Jumlah Present Value = Rp. 336.975.882.132 Investasi Awal = Rp. 114.128.050.000 = 2,96 Dari hasil perhitungan didapat PI>1 yaitu sebesar 2,96 maka usulan proyek investasi pada PT XXX dinyatakan layak. 5. SIMPULAN Dari hasil perhitungan diperoleh I1 = 57% dan I2 = 59%. Perhitungan masingmasing NPV ada pada tabel IV.3 dan tabel IV.4 yang hasilnya adalah sebagai berikut : - NPV1, 57% = Rp. 4,140,438,424 - NPV2, 59% = Rp. (-2,836,662,148) Dengan demikian dapat diperoleh IRR dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dibahas, maka dapat diambil kesimpulan diantaranya dilihat dari aspek berikut ini : 1. Ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran penambahan ABF sangat dinilai layak karena Permintaan dan penawaran frozen fish atau ikan beku diproyeksikan dalam beberapa tahun kedepan akan mengalami kenaikan ini dengan rata rata market share sebsar 74% dalam kurun waktu 10 tahun kedepan dengan tambahan penjualan ratarata di perkiraan sebesar 800 hingga 863 ton/ tahunnya. 14 2. Ditinjau dari Aspek teknis dan teknologis ABF layak ditambahkan dikarenakan masih ada ruang tersedia di bagian produksi. 3. Ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan, proyek perluasan pabrik Frozen fish dinilai layak. Hasil kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut : a. payback period (PP) selama 3 tahun 4 bulan 1 hari dengan standart selama 10 tahun maka dinlai layak b. net present value (NPV) sebesar Rp. 222.847.832.132-, maka dnilai layak untuk diinvestasikan karena standartnya NPV>0 c. internal rate of return (IRR) sebesar 58,75%, dengan mengacu standart 30% maka dinyatakan layak d. profitability index (PI) sebesar 2,96. Karena PI>1 maka dinyatakan layak 9. Sutojo, Siswanto, 2002, Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik dan Kasus, Edisi Baru Seri Manajemen Bank, Jakarta 10. Umar, Husein, 2003, Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif, Edisi Kedua, Jakarta DAFTAR PUSTAKA 1. A. Sofjan, 1984, Teknik dan Metoda Peramalan : Penerapannya dalam Ekonomi dan Dunia Usaha, Edisi Satu, Jakarta 2. Gustian, Djuanda dan Irwansyah, Lubis, 2000, Pelaporan Pajak Penghasilan, Erlangga 3. Husnan, Suad dan Suwarsono, Muhammad, 2000, Studi Kelayakan Proyek, Edisi ke Empat, Yogyakarta 4. J.A.Musselman, 1989, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Erlangga, Jakarta 5. Kresnohadi, Ariyoto, 1980, Feasibility Study : Teknik Evaluasi Gagasan Usaha, Muhara, Jakarta 6. Purnomo, Han, 2000, Pengantar Teknik Industri, Erlangga, Jakarta 7. Moestadjab, 1987, Salesmanship : Kecakapan Menjual, Usaha Nasional, Surabaya 8. Suratman, 2001, Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan, Edisi Pertama, Yogyakarta 15