analisis kelayakan perluasan pabrik bagian air blazt frezee

advertisement
ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN PABRIK
BAGIAN AIR BLAZT FREZEE (ABF) PADA PT XXX
Komarudin, Mohamad Ragapaty
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jakarta
e-mail: [email protected] dan [email protected]
ABSTRACT
PT XXX is the company that produces frozen fish. The company was established as a
promising market opportunities and benefits to create jobs for local people.
In order PT XXX This can be run in accordance with a predetermined plan is to expand
its production area, it is necessary to the feasibility analysis that can be used as consideration
for the employers to continue his efforts. Basically the feasibility analysis is required to reduce
the risk of errors that cause harm in conducting a business investment.
This feasibility analysis activities need to be supported by a variety of aspects such as:
markets and marketing aspects, technical and technological aspects, as well as financial aspects.
Judging from these aspects are considered adequate and feasible to run both aspects concerning
the location, physical planning and construction, market opportunities, as well as from the
financial aspect.
Based on projections of Income and Cash Flow (Cashflow) which has been compiled and
analyzed, the importance of the Net Present Value of Rp. 222 847 832 132, -, payback period for
3 years 4 months 1 day, 2.96 Profitability Index and Internal Rate of Return of 58.75%, and. Of
the four methods of investment analysis obtained a ruling that the expansion project for the ABF
PT XXX feasible to build.
Keywords: feasibility, Air blazt freeze, Projection
1. PENDAHULUAN
PT XXX adalah suatu industri yang
bergerak dalam bidang perikanan dengan
orientasi pasar domestic (dalam negeri). Dalam
proses pembuatan produk, perusahaan dituntut
untuk menggunakan spesifikasi produk yang
telah ditetapkan oleh konsumen untuk
meningkatkan daya saing. PT XXX merupakan
perusahaan yang menghasilkan macam-macam
jenis produk ikan. Sebagaimana pengamatan
manajemen, bahwa produk perikanan sudah
merupakan komoditi yang sangat umum dan
merakyat di dunia karena merupakan salah satu
produk pangan yang dikonsumsi sehari hari.
Bahkan bisa dibilang produk perikanan dapat
bertahan dan tidak terkena resesi, begitu juga
saat Indonesia dilanda krisis berat, komoditi
perikanan tetap bertahan walaupun ada
1
penurunan harga dan perpindahan segmentasi
pasar. Untuk mengatasi hal itu perusahaan
berniat untuk menambah kapasitas dari
kapasitas yang sudah ada. Perusahaan yakin
langkah yang diambil untuk menambah
kapasitas produk akan membawa dampak yang
positif
bagi
perusahaan,
diantaranya
perusahaan akan memperoleh keuntungan yang
lebih besar daripada sebelumnya.
Perusahaan ini memiliki kelebihan
dibandingkan dengan pesaing lain yang ada di
Indonesia yaitu perusahaan ini memiliki
kualitas produk yang bagus sehingga
meningkatnya permintaan konsumen terhadap
produk yang dihasilkan. Sehingga perusahaan
ini berniat untuk memperluas pabrik pada
bagian produksi ABF yang merupakan bagian
untuk membekukan ikan hingga temperature
-35°.
Permasalahan yang terjadi yaitu dimana
bagian produksi ABF yang sudah tidak cukup
lagi untuk menampung produk yang dihasilkan
dari bagian pemilahan bahan baku yang
didatangkan dari supplier sesuai permintaan
konsumen sehingga bagian produksi ABF perlu
ditambah ruangannya untuk memperlancar arus
produksi.
Sasaran dan tujuan penelitian ini yaitu
perencanaan perluasan pabrik yang dibangun
melalui penataan ulang (Re-layout) setelah
dilakukan tinjauan atau analisis terhadap
kelayakan dari aspek investasi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Investasi Proyek
Investasi bagi suatu badan usaha pada
umumnya merupakan suatu kegiatan yang
harus dilakukan, baik pada saat awal badan
usaha tersebut didirikan, maupun pada periodeperiode berikutnya. Investasi proyek adalah
upaya menanamkan faktor produksi langka
pada proyek tertentu (baru atau perluasan),
pada lokasi tertentu, dalam jangka menengah
atau panjang (Siswanto Sutojo, 2002). Faktor
produksi langka dapat berbentuk dana,
kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil serta
teknologi tingkat madya atau tingkat tinggi.
Investasi atau penanaman modal
didalam perusahaan tidak lain adalah
menyangkut penggunaan sumber-sumber yang
diharapkan akan
memberikan
imbalan
(pengembalian) yang menguntungkan di masa
yang akan datang (Suratman, 2001).
Sedangkan Downes dan Goodman memberikan
pengertian investasi sebagai berikut :
“Investment can refer to financial investment
(where an investor puts money into a vehicle)
or to an investment of effort and time on the
part of individual who wants to reaf profits
from the success of his labor ”.
Dari pengertian di atas menunjukkan
bahwa investasi pada prinsipnya adalah
penggunaan sumber keuangan atau usaha
dalam waktu tertentu dari setiap orang yang
menginginkan keuntungan darinya.
Jenis - jenis Investasi
Berdasarkan
jangka
waktu
penanamannya, investasi di dalam perusahaan
dapat dibedakan menjadi dua macam
(Suratman, 2001), yaitu :
1. Investasi Jangka Pendek
2. Investasi Jangka Panjang
Sedangkan dalam prakteknya investasi
dibagi dua macam (Kasmir dan Jakfar, 2003),
yaitu :
1. Investasi nyata (real investment)
2. Investasi finansial (financial invesment)
Aspek - aspek Studi Kelayakan
Untuk melakukan studi kelayakan,
terlebih dahulu ditentukan aspek-aspek apa
saja yang akan diteliti. Fokus utama studi
kelayakan proyek terpusat pada empat macam
aspek (Siswanto Sutojo, 2002) yaitu:
a. Aspek pasar dan Pemasaran
b. Aspek Teknis dan Teknologis
c. Aspek Manajeman dan Sumber Daya
Manusia
d. Aspek Keuangan dan Ekonomi
3
Sedangkan secara umum prioritas
aspek-aspek yang perlu dilakukan studi
kelayakan (Kasmir dan Jakfar, 2003) adalah
sebagai berikut :
a. Aspek Hukum
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
c. Aspek Teknis dan Operasi
d. Aspek Manajemen dan Organisasi
e. Aspek Ekonomi Sosial
f. Aspek Keuangan
g. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan satu
sama
lain,
dengan
demikian
dalam
mengevaluasi aspek penelitian tertentu, tidak
boleh mengabaikan aspek penelitian yang lain.
Aspek Pasar
dan
Pemasaran
Fakta
Lapangan
Aspek Teknis
dan Teknologi
Aspek
Keuangan
Aspek
Lainnya
Gambar 1.2. Contoh alur informasi antar
aspek yang diteliti
2.2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar adalah tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli atau saling bertemunya
antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga. Permintaan
adalah jumlah barang yang dibutuhkan
konsumen yang mempunyai kemampuan untuk
membeli pada berbagai tingkatan harga
(Husein Umar, 2003). Di sisi lain, penawaran
diartikan sebagai berbagai kuantitas barang
yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat
harga.
Pemasaran adalah kegiatan yang
meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan
dengan
kegiatan-kegiatan
usaha,
yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga,
hingga mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun
yang potensial (Husein Umar, 2003).
Selain itu, menurut Philip Kotler,
pemasaran merupakan tindak lanjut dari proses
produksi dimana hasil produksi dari suatu
perusahaan tidak akan bermanfaat apabila tidak
dapat dipasarkan. Pemasaran juga merupakan
fungsi manajemen yang bertujuan untuk
mencapai penjualan barang dan jasa secara
lebih efisien dengan menganalisa kebutuhan
dan keinginan konsumen, keadaan pasar serta
mengembangkan suatu produk atau jasa yang
dapat memenuhi dan memuaskan konsumen.
Aspek pasar dan pemasaran menempati
urutan pertama dalam studi kelayakan proyek.
Pada tahap ini besar permintaan produk serta
kecenderungan perkembangan permintaan
selama masa kehidupan proyek yang akan
datang diperkirakan dengan cermat. Tanpa
perkiraan jumlah permintaan produk yang
diteliti, kemungkinan yang akan dihadapi
proyek kedepannya adalah terancam kesulitan
yang timbul karena adanya kekurangan atau
kelebihan permintaan.
Fokus evaluasi aspek pasar dan
pemasaran produk yang akan dihasilkan
proyek yang akan dibangun, mencakup tiga hal
(Siswanto Sutojo, 2002) yaitu:
1. Memperoleh gambaran apakah pada masa
yang akan datang, terdapat cukup
permintaan pasar yang dapat menyerap
barang atau jasa yang akan dihasilkan.
2. Memperoleh gambaran bagaimana suasana
persaingan di pasar pada masa yang akan
datang, siapa saja perusahaan pesaing, dan
apakah produk yang akan dihasilkan
mampu memperoleh pangsa pasar (market
share) yang memadai.
4
3. Memperoleh gambaran tentang prospek
perkembangan faktor ekstern perusahaan
yang dapat mempengaruhi permintaan
produk dan suasana persaingan di pasar.
Permintaan pasar yang dapat dipenuhi
oleh kelompok industri menurut Suratman
(2001) merupakan permintaan efektif atau
penjualan produksi, sedangkan selisih antara
permintaan pasar dengan penjualan produksi
adalah peluang pasar. Sementara itu yang
dimaksud dengan pangsa pasar (market share)
adalah bagian dari potensi pasar yang dapat
diraih oleh perusahaan, sedangkan potensi
pasar adalah sejumlah konsumen yang
mempunyai minat dan kemampuan untuk
membeli tawaran produk tertentu. Agar dapat
meraih pangsa pasar, perusahaan harus dapat
menerapkan strategi pemasaran yang efektif.
2.3. Aspek Teknis dan Teknologis
Pengkajian aspek teknis dalam studi
kelayakan dimaksudkan untuk memberikan
batasan atas garis besar parameter-parameter
teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik
proyek. Pengkajian aspek teknis amat erat
hubungannya dengan aspek-aspek lain,
terutama aspek finansial dan pasar.
Hubungan erat disini diartikan sebagai
saling memberi masukan dimana keputusan
mengenai aspek yang satu tergantung pada
bagaimana dampaknya terhadap aspek yang
lain atau sebaliknya.
Bila hasil evaluasi pasar dan pemasaran
menunjukkan gambaran masa depan yang lebih
cerah bagi proyek yang direncanakan, maka
penelitian dapat dilanjutkan dengan aspek
teknis dan teknologis.
Aspek teknis dan teknologis merupakan suatu
aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut
selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula
dapat diketahui rencana awal penaksiran biaya
investasi termasuk biaya eksploitasinya. Halhal yang harus diperhatikan dalam analisis
aspek teknis dan teknologis (Suratman, 2001)
adalah :
1. Penentuan Lokasi Proyek
2. Pemilihan Mesin, Peralatan lain dan
Teknologi.
3. Penentuan Lay-out
4. Penentuan Model Bangunan
5. Penentuan Skala Operasi (Luas Produksi)
6. Penanggulangan limbah hasil produksi
7. Pengelolaan Limbah
8. Minimasi Limbah
9. Reduksi Limbah pada Sumbernya
10. Pemanfaatan Limbah
2.4. Aspek Keuangan
Dalam studi kelayakan proyek, evaluasi
aspek keuangan baru dilakukan setelah
evaluasi aspek-aspek lain rencana invesatsi
proyek telah selesai (Suratman, 2001). Hal ini
disebabkan karena banyak keputusan dan
analisis keuangan belum dapat dilakukan
sebelum berbagai macam keputusan penting
aspek-aspek tertentu diambil. Sebagai contoh
jumlah anggaran pembelian mesin dan
peralatan belum dapat dianggarkan, apabila
dari aspek produksi belum diputuskan.
2.5. Kebutuhan dan Pengalokasian Dana
Secara umum taksiran kebutuhan dana
untuk proyek investasi dipengaruhi oleh
kompleksitasnya seperti lokasi dimana proyek
akan dibangun, rencana bangunan untuk
gedung perkantoran dan pabrik, jenis peralatan
dan jenis teknologi yang dipilih, dan faktor
pendukung lainnya (Suratman, 2001). Lokasi
dimana proyek akan dibangun berkaitan
dengan harga tanah dan ini akan berpengaruh
terhadap besar kecilnya dana untuk proyek
investasi, semakin mahal harga tanah akan
semakin besar dana untuk proyek investasi.
Jenis peralatan dan jenis teknologi yang dipilih
juga berpengaruh langsung terhadap besar
kecilnya proyek investasi.
Pengalokasian dana untuk proyek
investasi secara umum dialokasikan ke dalam
5
dua kelompok yakni untuk aktiva tetap dan
untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva
yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu
periode normal operasi perusahaan (satu
tahun), dibeli tidak untuk dijual kembali
melainkan digunakan untuk operasi dan setiap
periodenya disusutkan. Tidak termasuk
disusutkan adalah tanah. Itulah sebabnya
pengeluaran dana untuk aktiva tetap ini
biasanya disebutkan dengan pengeluaran
modal (capital expenditure). Sedangkan yang
tidak termasuk kriteria diatas digolongkan
kedalam aktiva lancar (modal kerja). Dengan
demikian modal kerja adalah aktiva yang
digunakan dalam operasi perusahaan yang
diharapkan dalam satu periode normal operasi
perusahaan (satu tahun) dapat berubah menjadi
kas. Pengeluaran yang berkaitan dengan modal
kerja biasanya disebut dengan pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure).
2.6. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap
Aktiva tetap meliputi aktiva tetap berwujud
dan aktiva tetap tidak berwujud (Suratman,
2001). Aktiva tetap berwujud adalah aktiva
yang memiliki bentuk/wujud secara fisik
seperti tanah, gedung perkantoran dan
peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin
dan aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak
berwujud adalah aktiva tetap yang tidak
memiliki bentuk/wujud secara fisik seperti hak
patent, lisensi, biaya pendahuluan, biaya-biaya
pra operasi dan lain sebagainya.
Jenis harta tetap yang diperlukan
investasi diantaranya bisa diklasifikasikan
(Siswanto Sutojo, 2002) sebagai berikut:
a. Tanah dan pembebasannya
b. Gedung dan bangunan lain
c. Mesin dan peralatan
d. Kendaraaan
2.7. Alokasi Dana untuk Modal Kerja
Secara umum modal kerja dapat diartikan
sebagai gross working capital dan net working
capital. Gross working capital menunjukkan
keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan
dalam operasi. Sedangkan net working capital
menunjukkan kelebihan aktiva lancar diatas
utang lancar.
Modal kerja adalah pengeluaran untuk
membiayai keperluan operasi dan produksi
pada waktu pertama kali dijalankan (Iman
Soeharto, 1987).
2.8. Sumber Dana dan Biaya Modal
Untuk mengoperasikan suatu proyek
diperlukan dana yang cukup, sehingga proyek
tersebut dapat beroperasi sebagaimana
mestinya (Suratman, 2001). Adapun proyek
dapat dibiayai dari dua sumber yaitu sebagai
berikut :
1. Modal Sendiri (equity of capital)
2. Modal Pinjaman
2.9. Estimasi Aliran Kas Proyek
Para investor dalam memutuskan
investasi, berharap akan memperoleh tingkat
keuntungan dari investasi tersebut. Informasi
yang biasanya mereka gunakan adalah
informasi mengenai aliran kasnya, bukan laba
akuntansi.
Namun
demikian
untuk
mengestimasi aliran kas dapat dilakukan cara
menyesuaikan laba akuntansi tersebut. Untuk
mengestimasi aliran kas proyek, terlebih
dahulu dipahami jenis-jenis aliran kas proyek
(Suratman, 2001).
2.10. Analisis Penilaian Usulan Proyek
Investasi
Setelah semua data keuangan
diringkas dan disusun dalam bentuk aliran kas
proyek, selanjutnya akan dilakukan analisis
untuk menilai apakah dari aspek keuangan
usulan proyek layak dilaksanakan atau tidak.
Di samping mendasarkan pada aliran kas,
penilaian investasi harus mempertimbangkan
konsep nilai waktu uang (time value of money).
Menurut Suratman (2001), konsep nilai waktu
uang sangat penting mengingat terdapat faktor
6
bunga, sehingga semakin lama waktu berjalan
nilai uang semakin menurun.
Jadi dari uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan evaluasi investasi
dilakukan adalah untuk :
i. Memilih alternatif (kombinasi alternatif
yang ada) investasi, yang dapat
memaksimalkan keuntungan dengan
mempertimbangkan
segala
kendala
sumber daya (permodalan) yang ada.
ii. Menentukan apakah suatu rencana
investasi layak untuk dilaksanakan.
Dalam menganalisa kelayakan suatu
proyek diperlukan beberapa metode yang
digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan
dan resiko proyek tersebut, (Suratman, 2001)
diantaranya :
1. Metode Payback Period (PP)
Payback period adalah teknik yang
digunakan untuk menentukan kelayakan
proyek dengan membandingkan antara waktu
pengembalian jumlah dana untuk investasi
dengan umur ekonomis proyek. Bila payback
period lebih pendek/kecil dari umur ekonomi
proyek, maka usulan proyek dinyatakan layak
dan sebaliknya jika lebih panjang/besar
dinyatakan tidak layak. Kelemahan yang
mendasari penggunaan metode ini adalah
diabaikan konsep nilai waktu uang dan aliran
kas setelah periode payback. Informasi aliran
kas setelah periode payback menunjukkan
tingkat keuntungan yang mestinya harus
diketahui oleh investor.
2. Metode Net Present Value (NPV)
Net Present Value yaitu selisih antara
Present Value (nilai saat ini) dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas
bersih (aliran kas operasional maupun aliran
kas terminal) di masa yang akan datang
(Husein Umar, 2003). Untuk menghitung nilai
sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang
relevan.
3. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari
tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang, atau penerimaan kas dengan
mengeluarkan investasi awal.
4. Metode Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan
antara nilai sekarang (present value) dari
rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang dengan nilai sekarang
(present value) dari investasi yang telah
dilaksanakan. Jadi
3. PENGOLAHAN DATA
3.1. Data Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran merupakan
aspek yang berkaitan dengan potensi pasar
untuk melihat permintaan konsumen terhadap
peluang pasar yang ada terhadap produk yang
dijual.
3.2. Potensi Pasar
Perusahaan
di
Indonesia
yang
memproduksi FROZEN FISH sangat banyak,
tetapi PT XXX memiliki peluang untuk
memasarkan produknya dan persaingan antar
mereka juga semakin keras. Pada keadaan yang
demikian aspek pasar menempati kedudukan
yang utama dalam studi kelayakan proyek.
Pada tahap ini besar permintaan produk serta
kecenderungan perkembangan selama masa
yang akan datang diperkirakan dengan cermat.
Pemasaran bukan hanya meliputi
kegiatan jual beli atau kegiatan pasar saja
tetapi juga merupakan upaya memindahkan
produk dari produsen ke konsumen. Dalam arti
yang luas pemasaran, bukan hanya mengenai
barang-barang,
tetapi
jasa-jasa
yang
ditawarkan.
Aspek pasar merupakan komponen
yang vital dalam suatu perencanaan pembuatan
usaha disamping aspek-aspek lainnya. Titik
awal adanya kegiatan pemasaran adalah
kebutuhan manusia. Kebutuhan ini muncul
karena manusia berusaha mempertahankan
hidup.
7
Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat
dari jumlah dan jenis barang atau jasa yang
dipakai atau dibeli oleh konsumen sehingga
penentuan pasar sasaran harus jelas, spesifik,
dan tertentu, hal ini memudahkan dalam
perencanaan. Sasaran atau target harus dapat
diukur secara kuatitatif atau kualitatif melalui
realitas
yang ada. Hal ini memerlukan
ketelitian pemilik proyek terhadap lingkungan
dimana usaha tersebut dibangun. Oleh karena
itu PT XXX mempunyai strategi pemasaran
sendiri yaitu sebagai berikut :
a. Pemasaran
Untuk pemasaran ikan beku/frozen fish
PT XXX Mendistribusikan melalui
Customer Distributor.
b. Penjualan
Penjualan ikan beku telah tersebar ke
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan
Bekasi. Karena banyak sekali orang
yang mengkonsumsi ikan.
3.3. Permintaan frozen fish
Frozen fish/ikan beku merupakan
komoditi yang setiap orang dapat membelinya.
Permintaan frozen fish terus berkembang
seiring dengan banyaknya masyarakat yang
mengkonsumsi ikan.
Data dibawah ini menunjukkan volume
permintaan frozen fish untuk wilayah
Jabotabek dan PT XXX pada tahun 2006-2010
Data diatas menunjukkan bahwa permintaan
frozen fish setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Perhitungan Proyeksi permintaan
frozen fish dengan menggunakan Metode Least
Squares dapat dilihat pada tabel III.3.
Permintaan frozen fish untuk wilayah
Jabotabek diproyeksikan berdasarkan tabel
III.3 dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Persamaan garis
Y = a + bx
a


Yi
n
b 

XiYi
n
Maka :
Dimana : a & b = parameter peramalan,
x = jumlah periode didepan
Dari perhitungan didapat :
Y = 4005 + 650 X
Untuk tahun 2012, X = 3 proyeksi luas
tanamnya adalah :
8
Y = 4005 + 650 (3)
Y = 5955
Untuk tahun 2013, X = 4 proyeksi luas
tanamnya adalah :
Y = 4005 + 650 (4)
Y = 6605
Proyeksi permintaan frozen fish di
jabotabek untuk periode 2012-2021 dapat
dilihat pada tabel III.4 adalah sebagai berikut :
untuk mengetahui berapa besar peluang pasar
yang akan diambil oleh PT XXX.
Data daftar penawaran frozen fish
digunakan untuk mengetahui seberapa besar
supply frozen fish yang telah beredar, sehingga
dari data tersebut dapat diketahui peluang pasar
yang dapat diraih. Adapun data penawaran
frozen fish di jabotabek dapat dilihat pada tabel
III.7 berikut ini :
Berikut ini adalah Market Share PT XXX
yang didapat dari hasil perhitungan permintaan
Frozen fish pada tabel III.1 dan III.2 diatas.
Persamaan garis
Y = a + bx
a


Yi
n
b 

XiYi
n
Maka :
Dengan perhitungan sebagai berikut :
3.4. Penawaran frozen fish
Data jumlah penawaran frozen fish oleh
berbagai pergudangan sekitar wilayah Jakarta,
Bogor, Tangerang dan Bekasi, digunakan
Y=a+bX
Dimana : a & b = parameter peramalan,
X = jumlah periode didepan
Dari perhitungan didapat :
Y = 2824 + 655 X
Untuk tahun 2012, X = 3 proyeksi luas
tanamnya adalah :
Y = 2824 + 655 (3)
Y = 4789
Untuk tahun 2013, X = 4 proyeksi luas
tanamnya adalah :
9
Y = 2824 + 655 (4)
Y = 5444
Proyeksi penawaran Frozen fish untuk
periode 2012-2022 dapat dilihat pada Tabel
III.8 adalah sebagai berikut :
3.5. Peluang pasar
Berdasarkan data permintaan dan
penawaran frozen fish, maka dapat dihitung
peluang pasar yang masih tersedia yaitu dapat
dilihat pada tabel III.9 dibawah ini :
Maka dengan perhitungan sebagai berikut :
Permintaan - Penawaran = Peluang Pasar x
Pangsa Pasar
5955 - 4789 = 1166 x 74%
Dilihat dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa proyeksi peluang pasar yang akan
diperoleh sangat besar sekali, setiap tahunnya
terjadi peningkatan permintaan dan penawaran.
3.6. Sistem Distribusi Ikan beku / Frozen fish
Frozen fish yang diproduksi oleh PT
XXX dipasarkan melalui pergudangan yang
mendistribusikan frozen fish . Berikut beberapa
Customer PT XXX dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
3.7. Data Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dan teknologis merupakan
aspek yang berkaitan dengan teknologi
produksi yang akan digunakan dalam proses
produksi, bahan baku, penentuan lokasi pabrik,
kapasitas produksi, tata letak dan lain
sebagainya yang merupakan bagian dari teknik
pelaksanaan proyek.
3.8. Deskripsi Produk
Produk yang akan dibuat adalah Frozen fish
atau ikan beku, yaitu ikan yang diawetkan
dengan metode pembekuan hingga -30.
Dimana titik beku -30 ikan akan tetap steril
terhadap bakteri dan dalam proses pengiriman
hingga ke kumsumen akhir ikan akan dalam
keadaan segar.
Penentuan Lokasi Pabrik
PT. XXX terletak di Jl Raya Tanjung Merah
Kema, Desa Tanjung Merah Kec.Matuari
Bitung – Sulawesi Utara . Adapun
pertimbangan pemilihan tersebut antara lain:
c. Tersedia lokasi tanah pabrik yang
relatif luas dan murah.
d. Dekat dengan sumber bahan baku
10
e. Jumlah tenaga kerja terampil cukup
tersedia di daerah sekitarnya.
f. Upah tenaga kerja relatif murah di
karenakan persaingan sedikit.
g. Arus kendaraan cukup lancar, yang
menjamin kelancaran arus pasokan
bahan baku dekat dengan pelabuhan.
3.9. Proses Produksi
Dalam melakukan kegiatan proses
produksinya, maka PT XXX terdapat sejenis
proses produksi yang bertujuan untuk
menghasilkan beberapa bentuk size dan jenis
ikan. Dalam proses produksi size dan jenis ikan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penyiapan Bahan baku
b. Pembekuan Bahan Baku
c. Set up
d. Packaging
e. Pengendalian kualitas
3.10. Data Aspek keuangan
Aspek ini merupakan inti dari seluruh
penelitian yang dilakukan, namun aspek ini
bukan satu-satunya aspek utama, tapi aspek
keuangan merupakan analisa data yang dapat
dilihat
secara
nominal
dan
dapat
dipertanggungjawabkan secara argumenta tive
yang akurat.
3.11. Estimasi Modal Aktiva Tetap
Modal aktiva tetap merupakan asset
yang diperlukan untuk pendirian pabrik dan
organisasi perusahaan. Adapun aktiva tetap
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
aktiva tetap berwujud dan tetap tidak
berwujud. Pada tabel III.13 yang terdapat pada
halaman berikutnya dapat dilihat data investasi
yang diperlukan untuk menganalisis keuangan
proyek perluasan pabrik pembekuan ikan pada
PT XXX.
Tabel III.13. Data Investasi
Gambar 3.2 alur proes frezing fish
3.10 Bahan Baku dan Penolong
Bahan baku utama proses produksi ikan
beku di produksi langsung oleh PT XXX,
sedangkan untuk bahan penolong dibeli, karena
tidak dapat diproduksi sendiri. Adapun bahan
baku dan penolong dilihat dari tabel III.11
Dibawah ini :
11
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan
modal aktiva tetap adalah sebesar Rp. Rp
8.922.600.000,3.12. Modal Kerja
Modal kerja adalah suatu modal atau
dana yang dikeluarkan untuk membiayai
keperluan operasi dan produksi pada waktu
pertama kali dijalankan. Adapun estimasi
modal kerja yang dibutuhkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini
3.14. Depresiasi dan Nilai Sisa
Mesin-mesin dan barang-barang
yang ditanamkan pada proyek perluasan pabrik
ini akan mengalami penyusutan (depresiasi),
adapun umur ekonomis yang dimiliki investasi
ini adalah selama + 10 tahun.
Adapun perhitungan depresiasi menggunakan
metode garis lurus (straight line) dengan rumus
sebagai berikut :
Berdasarkan Kep. Menteri Keuangan No.
520/KMK/04/2000 perhitungan nilai sisa
depresiasi untuk investasi kantor sebesar 25%,
mesin produksi 10%, bangunan 5%, kendaraan
25%, dan pra investasi 15%.
Nilai sisa = Capital cost x Prsentase Depresiasi
Perhitungan depresiasi dapat dilihat pada tabel
III.15 dbawah ini:
Dari tabel III.14 dapat dilihat bahwa kebutuhan
modal kerja yang dibutuhkan untuk satu tahun
adalah sebesar Rp,105.205.450.000,- sehingga
kebutuhan modal kerja untuk 1 bulan hanya
sebesar Rp, 8.767.120.800, Dari tabel III.13 dan tabel III.14 dapat dilihat
jumlah keseluruhan dana untuk investasi
adalah
Rp
8.922.600.000,+Rp105.205.450.000,=Rp
114.128.050.000,-.
3.13. Sumber Dana
Sumber dana yang digunakan dalam
perluasan pabrik ini pada bagian ABF ini
bersumber sepenuhnya dari PT XXX sendiri.
3.15. Amortisasi
Merupakan
perhitungan
yang
dilakukan perusahaan terhadap biaya-biaya pra
operasi dengan perhitungan adalah 15 % per
tahun. Tarif ini sesuai dengan Kep. Menteri
Keuangan No. 520/KMK/04/2000. Adapun
perhitungan amortisasi dapat dilihat pada tabel
III.16 berikut ini :
Dengan perhitungan Amortisasi adalah :
Amortisasi
= 16.875.000
12
4. HASIL DAN PEMABAHASAN
4.1.Proyeksi Laporan Keuangan
Pada aspek keuangan ini, penulis akan
memproyeksikan laporan keuangan selama 10
tahun dari 2012 sampai dengan tahun 2021
pada PT XXX. Beberapa laporan keuangan
yang akan diproyeksikan meliputi ; Proyeksi
laba rugi, Proyeksi Arus Kas Netto
Operasional dan Proyeksi neraca.
4.2.Payback Period (PP)
Payback period merupakan metode yang
digunakan untuk mengukur seberapa cepat
investasi bisa kembali. Semakin pendek
payback dari yang telah disyaratkan, maka
proyek dinilai layak. Namun, jika payback
lebih lama dari yang telah disyaratkan maka
proyek ditolak. Untuk menghitung Payback
Period menggunakan beberapa kali tahap.
Dari tabel perhitungan arus kas diatas
dapat diketahui payback period pada PT XXX.
Berikut adalah perhitungan dari payback
period PT XXX :
Karena umur ekonomis proyek 10 tahun, maka
berdasarkan analisis payback period usulan
proyek PT XXX dapat dilaksanakan atau
layak, artinya dalam waktu 3 tahun 4 bulan 1
hari seluruh dana yang diinvestasikan dalam
proyek diharapkan dapat diterima kembali,
selanjutnya semua aliran kas bersih yang
diharapkan sesudah masa itu akan menjadi
keuntungan bersih.
4.3. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara
nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan
kas
bersih
(operasional maupun terminal cash flow) di
masa yang akan datang. Untuk menghitung
NPV menggunakan rumus di bawah ini dan
hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel
V.2
n
CF t
NPV = 
- I0
(1  i ) t
t 1
Dimana :
= aliran kas pertahun pada periode t
CFt
I0
= investasi awal pada tahun 0
i
= suku bunga (discount rate)
Berdasarkan tabel IV.2 di atas, hasil
perhitungan
NPV
selama
10
tahun
menunjukkan angka positif yaitu Rp.
222.847.832.132, artinya proyek perluasan
pabrik frozen fish dikatakan layak.
Internal Rate of Return (IRR)
Analisis ini digunakan untuk menentukan
apakah suatu usulan proyek investasi dianggap
layak atau tidak dengan cara membandingkan
antara IRR dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan atau diisyaratkan. Perhitungan IRR
dilakukan dengan cara mencari discount rate
yang dapat menyamakan antara present value
13
dari revenue (pendapatan) dengan present
value dari expenses (pengeluaran). Hasil
perhitungan IRR dapat dilihat pada tabel IV.3
dan V.4. Rumus yang digunakan untuk
mencari IRR adalah sebagai berikut :
Dimana :
Karena IRR lebih besar dibandingkan dengan
keuntungan yang diisyaratkan yakni 58,75 % >
30 % maka usulan proyek investasi perluasan
pabrik frozen fish di bitung dinyatakan layak.
4.4. Profitability Index (PI)
Teknik Profitability Index disebut juga
dengan teknik analisis benefit cost ratio (B/C
ratio). Dalam teknik ini untuk mengukur layak
tidaknya suatu usulan proyek investasi cukup
membandingkan antara present value aliran
kas proyek dengan present value. Jika nilai PI
lebih besar dari 1, usulan proyek dinyatakan
layak, sebaliknya jika PI lebih kecil usulan
proyek dinyatakan tidak layak. Perhitungan
profitability index adalah sebagai berikut :
Jumlah Present Value = Rp. 336.975.882.132
Investasi Awal
= Rp. 114.128.050.000
= 2,96
Dari hasil perhitungan didapat PI>1
yaitu sebesar 2,96 maka usulan proyek
investasi pada PT XXX dinyatakan layak.
5. SIMPULAN
Dari hasil perhitungan diperoleh I1 =
57% dan I2 = 59%. Perhitungan masingmasing NPV ada pada tabel IV.3 dan tabel
IV.4 yang hasilnya adalah sebagai berikut :
- NPV1, 57% = Rp. 4,140,438,424
- NPV2, 59% = Rp. (-2,836,662,148)
Dengan demikian dapat diperoleh IRR
dengan menggunakan rumus adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil pengolahan data
yang telah dibahas, maka dapat diambil
kesimpulan diantaranya dilihat dari aspek
berikut ini :
1. Ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran
penambahan ABF sangat dinilai layak
karena Permintaan dan penawaran frozen
fish atau ikan beku diproyeksikan dalam
beberapa tahun kedepan akan mengalami
kenaikan ini dengan rata rata market share
sebsar 74% dalam kurun waktu 10 tahun
kedepan dengan tambahan penjualan ratarata di perkiraan sebesar 800 hingga 863
ton/ tahunnya.
14
2. Ditinjau dari Aspek teknis dan teknologis
ABF layak ditambahkan dikarenakan masih
ada ruang tersedia di bagian produksi.
3. Ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan,
proyek perluasan pabrik Frozen fish dinilai
layak. Hasil kriteria penilaiannya adalah
sebagai berikut :
a. payback period (PP) selama 3 tahun 4
bulan 1 hari dengan standart selama 10
tahun maka dinlai layak
b. net present value (NPV) sebesar Rp.
222.847.832.132-, maka dnilai layak
untuk
diinvestasikan
karena
standartnya NPV>0
c. internal rate of return (IRR) sebesar
58,75%, dengan mengacu standart
30% maka dinyatakan layak
d. profitability index (PI) sebesar 2,96.
Karena PI>1 maka dinyatakan layak
9. Sutojo, Siswanto, 2002, Studi Kelayakan
Proyek : Konsep, Teknik dan Kasus, Edisi
Baru Seri Manajemen Bank, Jakarta
10. Umar, Husein, 2003, Studi Kelayakan
Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan
Rencana Bisnis Secara Komprehensif,
Edisi Kedua, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Sofjan, 1984, Teknik dan Metoda
Peramalan : Penerapannya dalam Ekonomi
dan Dunia Usaha, Edisi Satu, Jakarta
2. Gustian, Djuanda dan Irwansyah, Lubis,
2000, Pelaporan Pajak Penghasilan,
Erlangga
3. Husnan, Suad dan Suwarsono, Muhammad,
2000, Studi Kelayakan Proyek, Edisi
ke
Empat, Yogyakarta
4. J.A.Musselman, 1989, Pengantar Ekonomi
Perusahaan, Erlangga, Jakarta
5. Kresnohadi, Ariyoto, 1980, Feasibility Study
: Teknik Evaluasi Gagasan Usaha,
Muhara, Jakarta
6. Purnomo, Han, 2000, Pengantar Teknik
Industri, Erlangga, Jakarta
7. Moestadjab,
1987,
Salesmanship
:
Kecakapan Menjual, Usaha Nasional,
Surabaya
8. Suratman, 2001, Studi Kelayakan Proyek :
Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan,
Edisi Pertama, Yogyakarta
15
Download