INFORMASI SINGKAT BENIH No. 169. November 2013 Gnetum gnemon Linn. Taksonomi dan Tatanama Famili : Gnetaceae Sinonim : Gnetum acutatum Miq. (1860), Gnetum vinosum Elmer (1915). Nama Indonesia : Melinjo Nama lokal/daerah : Ki tangkil, Maninjo, Tangkil sake (Sunda), Bagu (JaTim), Batang baguak (Minangkabau), wit grintul (Jawa); mulieng (Aceh), manenjo (Belitung). Penyebaran dan Habitat Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanahtanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Kegunaan Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah dan daunnya. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Pohon Melinjo memiliki perakaran kuat sehingga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis sehingga direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan. Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan yang dikonsumsi secara berlebihan. Melinjo adalah sumber protein fungsional yang cocok untuk dijadikan sebagai suplemen makanan, substansi yang punya manfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit. Manfaat melinjo yaitu bisa mengusir radikal bebas, pemicu kanker dan melancarkan proses persalinan. Deskripsi Pohon Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berkelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus sekali, tingginya 5-10 m; kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata; cabang-cabangnya berbagai ukuran dan letaknya melingkari batang, terus sampai di pangkal batang. Cabang itu menebal di pangkalnya. Daun-daunnya berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x (2,5-10) cm; tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang celah tua, panjangnya 3-6 cm, dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 58 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-3>5 cm, apiculate pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung jika matang. Gambar Pohon Melinjo (Foto: BPTH Sulawesi) Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan Deskripsi Buah dan Benih Tanaman melinjo termasuk tumbuhan berbiji terbuka, tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Pada tumbuhan melinjo buah yang kita lihat bukan buah sejati yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging. Daging ini terasa pahit, mempunyai kulit yang berwarna kuning, kemerah-merahan atau lembayung. membengkak.Tumbuhnya perakaran berlangsung 2 bulan atau lebih. Cangkokan itu harus dipelihara selama beberapa waktu setelah dipisahkan dari pohon induknya sebelum ditanam di lapangan. Cangkokan hendaknya dipangkas untuk menjadikan seimbang antara bagian atas dan perakarannya, dan ditanam dalam pot besar, serta disimpan di bawah naungan. Gambar Biji Melinjo (Foto: BPTH Sulawesi) Gambar Batang Melinjo (Foto: BPTH Sulawesi) Perbanyakan dan Penanaman Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek). Untuk memperoleh bibitnya, buah-buah matang yang berukuran besar yang telah berjatuhan dari pohonnya, dikumpulkan. Kulit buahnya dibuang dan bijinya dikering-anginkan serta disimpan. Benih yang akan ditumbuhkan diprasemaikan (pre-germinated) dalam kotak yang diisi dengan beberapa lapis pasir yang letaknya berselangseling dengan lapisan benih. Setelah 3 bulan disirami setiap hari, kecambah sudah mulai tumbuh, benih dapat dipindahkan ke persemaian. Semai-semai dipelihara lebih lanjut, mula-mula di bawah naungan selama 6 bulan atau lebih, kemudian dipindahtanamkan ke lapangan pada awal musim hujan. Penggunaan cangkokan memiliki keuntungan, bahwa kita dapat memilih pohon induk terbaik, juga tanaman mudanya dapat berbuah dalam 2-3 tahun secelah penanaman, dan hanya pohon betina (yang mampu menghasilkan biji) yang akan diperoleh. Keberhasilan pencangkokan bergantung kepada letak tempat pengirisan, bagian atas dari cincin kulit luar yang akan dibuang harus berada di ujung buku yang Pembiakan dan Pemeliharaan Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60x60x75 cm dengan jarak tanam 6 8 m. Pemeliharaan tanaman melinjo terdiri dari pemupukan, penyiraman, penyiangan, pemberantasan hama/penyakit dan pemangkasan. Pohon melinjo harus sering dipangkas untuk membatasi tinggi pohon, dengan maksud untuk merangsang terjadinya pucuk secara serempak, yang akan dimanfaatkan sebagai sayuran, atau untuk memperbaiki bentuk pohon setelah berulang-ulang dipanen pucuknya. Daftar Pustaka Hatta Sunarto, Ir., Budidaya Melinjo dan Usaha Produksi Emping. 1991. Yogyakarta : Kanisius. Mulyanto, Joko. Budidaya Melinjo. 1995. Yogyakarta : Kanisius. DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI Penulis: Wanti Tampubolon (BPTH Sulawesi) BPTH SULAWESI Jl.Perintis Kemerdekaan Km.17,5 Makassar Telepon/Fax : (0411) 550076/554501 Website : www.bpthsulawesi.net Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan