1 STUDI TENTANG MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI CENGKEH DI DESA LINGADAN KECAMATAN DAKOPEMEAN KABUPATEN TOLITOLI SRI WAHYUNI J URNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2015 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 2 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul Penelitian : Studi Tentang Mobilitas Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Cengkeh di Desa Lingadan Kecamatan Dakopemean Kabupaten Tolitoli. Penulis : Sri Wahyuni Nomor Stambuk : A 351 10 001 Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Nuraedah, M.Pd NIP. 19741006 200604 2 001 Abdul Hamid Alie, S.Ag., M.Pd.I NIP. 19760818 200912 1 004 Mengetahui Ketua Jurusan P.IPS FKIP Universitas Tadulako Drs. Charles Kapile, M.Hum NIP. 19650104 199203 1 004 Koordinator Program Studi Pendidikan Geogradi Widyastuti, S.Si., M.Si NIP. 19760505 200801 2 039 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 3 ABSTRAK Sri wahyuni. (2015). Studi Tentang Mobilitas Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Cengkeh di Desa Lingadan Kecamatan Dakopemean Kabupaten Tolitoli. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing: (1) Nuraedah dan Pembimbing: (2) Abdul Hamid. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana proses mobilitas sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat petani cengkeh di desa Lingadan” . Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 537 petani cengkeh dan yang dijadikan sampel sebanyak 54 petani cengkeh. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket, teknik analisis data menggunakan presentase melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lingadan sebelum menjadi petani cengkeh relatif sederhana dengan persentase 20% saja yang mencapai kesejahteraan, setelah menjadi petani cengkeh dapat terlihat adanya mobilitas sosial ekonomi pada masyarakat desa Lingadan dengan persentase 80% yang telah mencapai tingkat kesejahteraan, perubahan status sosial pada masyarakat desa Lingadan dikarenakan adanya penambahan pekerjaan juga disebabkan oleh faktor pendidikan dan perbedaan fertilitas (kelahiran), faktor pendorong mobilitas sosial ekonomi masyarakat petani cengkeh adalah membiayai pendidikan anak dan keinginan menjadi petani yang lebih sukses dan maju. Sedangkan faktor penghambat dalam bertani cengkeh pada umumnya disebabkan oleh faktor modal, lahan dan cuaca serta ditutupnya salah satu sarana tempat untuk pemasaran cengkeh Koperasi Unit Desa (KUD), sehingga dalam pemasaran cengkeh harus membutuhkan biaya yang besar lagi karena pengeluaran biaya transportasi pengiriman barang ke kota. Kata Kunci : Mobilitas Sosial Ekonomi, Petani Cengkeh Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 4 ABSTRACT Sri Wahyuni (2015). This skripsi is entitled Socio-economic mobility clove farmers in rural communities lingadan subdistrict dakopemen Tolitoli. Skripsi, Under the supervision of nuraedah and abdul hamid The problems are studied in this thesis are; How does the process of socio-economic mobility in farming communities in rural Lingadan clove. The method used is descriptive qualitative. The population in this study was 537 clove farmers and sampled as many as 54 farmers clove. Techniques of collecting data through interviews and questionnaires, data analysis techniques using percentage through three stages: data reduction, data presentation and conclusion. These results indicate that socio-economic life of village communities Lingadan before it becomes relatively simple clove farmers with a percentage of 20% are to prosper, after becoming clove farmers can be seen for socio-economic mobility in rural communities Lingadan with a percentage of 80% which has reached the level of welfare, changes in the social status of rural communities Lingadan due to the addition of jobs is also due to educational factors and differences in fertility (births), the drivers of socio-economic mobility clove farmers is to finance the education of children and the desire to become a more successful farmer and advanced. While limiting factor in farming clove is generally caused by a factor of capital, land and weather as well as the closing of one means a place for marketing cloves Village Unit Cooperatives (KUD), so that the clove marketing should require huge costs because expenses transporting goods to the city. Keywords: Social Mobility Economics, Clove Farmers Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 5 I PENDAHULUAN Masyarakat perdesaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan produksi, terutama disektor pertanian dengan orientasi hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi baik ditingkat desa itu sendiri atau ditingkat lain yang lebih luas. Mudah dimengerti apabila sebagian besar warga masyarakat perdesaan melakukan kegiatan utamanya dalam kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam setempat. Aktivitas pertanian hingga kini masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat pedesaan di Indonesia, sekalipun diberbagai daerah ekosistem wilayahnya sebagian sudah berubah menjadi sebuah daerah perkotaan dan perindustrian. Namun begitu pertanian masih tetap merupakan andalan utama bagi kehidupan masyarakat. Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tidak seorangpun didunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerjasama dengan orang lain. Disisi lain kehidupan dimasyarakat tidaklah sama, ada yang miskin dan ada juga yang kaya. Ada yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan adapula yang mempunyai kedudukan yang rendah. Perbedaan tersebut dapat mendorong manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya agar dapat naik ke strata yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang berada pada strata bawah. Observasi awal pada tanggal 20 Maret 2014 di Desa Lingadan yang merupakan salah satu desa penghasil cengkeh di Kecamatan Dakopemean Kabupaten Tolitoli, yang dominan masyarakatnya mengandalkan cengkeh sebagai penghasilan terbesar guna memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun dalam jangka waktu yang panjang. Masyarakat Desa Lingadan awalnya berprofesi sebagai petani sawah kemudian, beralih menanam cengkeh karena penghasilan cengkeh lebih besar dari pada bertani sawah, karena dapat menunjang perekonomian masyarakat desa setempat. Sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Lingadan menekuni pekerjaan sebagai petani cengkeh, mereka menekuni pekerjaan tersebut semenjak tahun 1970 hingga sekarang, (sekitar 43 tahun). Pekerjaan masyarakat sebagai petani cengkeh di Desa Lingadan sudah terbilang cukup lama, sehingga kehidupan atau tingkat kesejahteraan mereka juga sudah terbilang cukup memadai hingga saat ini. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 6 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; “ Bagaimana proses mobilitas sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat petani cengkeh di Desa Lingadan” . Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah; “ Untuk menjelaskan proses mobilitas sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat petani cengkeh di Desa Lingadan” . II METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui pendekatan deskriptif, menurut Tika (2005: 8-12) “ Penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut; Observasi, Wawancara, Kuisioner/Angket, Dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk angket dan dibantu dengan kamera foto yang digunakan untuk menggambarkan kondisi objek penelitian. Setiap pertanyaan yang terdapat dalam daftar pertanyaan di skalakan menggunakan skala Likert menjadi 5 skor dari masing-masing pertanyaan. Skala likert adalah sekala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang yang telah terkumpul melalui kuesioner , kemudian penulis olah kedalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut; Tabel 2.1 Penilaian Skala Likert Alter na tif Skor Sangat Positif ( SP) Positif (P) Ragu-ragu Negatif (N) Sangat Negatif (SN) 5 4 3 2 1 Sumber : Sugiyono (2009:135) Hasil analisis tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan model kualitatif versi Miles & Huberman dalam Usman dan Setiady (2008) yaitu: a. Reduksi Data Reduksi data dilakukan sebagai proses memilih, merefleksi data dan menyederhanakan data yang terdapat dalam catatan pada saat melaksanakan penelitian. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 7 Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang penelitian. b. Penyajian Data Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun sekumpulan informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga memberikan kemungkinan adanya penafsiran kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk pemaparan. c. Penarikan Kesimpulan/verifikasi Data Penarikan kesimpulan dilakukan setelah informasi yang telah tersusun melalui penyjian data yang diperoleh, kesimpulan-kesimpulan yang telah disusun kemudian diverifikasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas data. III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lingadan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dakopemean yang jaraknya kurang lebih 20 Km dari ibu kota kecamatan, sedangkan jarak dari ibu kota kabupaten kurang lebih 50 Km. Wilayah desa ini memanjang dari selatan ke utara dengan luas wilayah kurang lebih 77 Km 2. Desa Lingadan terletak pada ketinggian 0-3000 meter dari permukaan laut, sebagain besar adalah pegunungan yang dimanfaatkakn untuk lahan perkebunan, sebagaian lagi terdiri dari dataran rendah yang dimanfaaatkan untuk lahan pertanian. Desa Lingadan berada pada jalur transpotarsi lintas daerah kabupaten (Kabupaten Tolitoli –Kabupaten Buol. Letak strategis ini yang mendukung petani dalam memasarkan hasil produksinya ke ibukota kabupaten, secara administratif Desa ini berbatasan : 1. Sebelah Utara, berbatasan dengan wilayah Laut Selatan 2. Sebelah Timu, dengan Desa Santigi 3. Sebelah Selatan, dengan Desa Kapas 4. Sebelah Barat, dengan wilayah Laut Sulawesi Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 8 3.2. Hasil Penelitian Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengetahui bagaimana tingkat mobilitas sosial tiap responden pada setiap indikator pertanyaan yaitu: 1. Menentukan skor maksimum yaitu dari satu pertanyaan dan lima indikator dengan jumlah sampel 54 maka nilai maksimumnya dapat diperoleh dengan cara (jumlah sampel x jumlah item soal x skor tertinggi dalam indikator) / 54 x 1 x 5 = 270 1. Menentukan skor minimum, (jumlah sampel x jumlah item soal x skor terendah dalam indikator) / 54 x 1 x 1 = 54. Dengan interval, ((skor maksimum –skor minimum) : jumlah indikator) / ((270 –54) : 2. 5) = 43 Untuk mengetahui tingkat mobilitas sosial masyarakat dapat dilihat pada kategori berikut: a. Sangat Baik, bila memiliki skor : 227-270 b. Baik, bila memiliki skor : 183-226 c. Cukup, bila memiliki skor : 139-182 d. Kurang Baik, bila memiliki skor : 95-138 e. Sangat Tidak Baik, bila memiliki skor : 51-94 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 9 Mobilitas sosial Masyarakat Desa Lingadan dapat diketahui dengan menggunakan metode kuantitatif dengan skala Likert. Satu item soal dan lima indikator, maka dengan jumlah sampel 54 responden, dapat diketahui bahwa skor minimum untuk tingkat persepsi masyarakat dari tiap indikator pertayaan (54x1x1) adalah 54 dan skor maksimum (54x1x5) adalah 270, maka intervalnya ((270-54)/5) adalah 43. Tabel 3.1. Status Sosial Masyarakat Sebelum Menjadi Petani Cengkeh No Ka tegor i Ska la Fr ekuen si Skor 54 139 1 Sta tu s sosial ma sya r akat sebelum menja di peta ni cengkeh a Sangat Baik 5 0 0 b Baik 4 10 40 c Cukup 3 17 51 d Kurang Baik 2 21 42 e Sangat Tidak Baik 1 6 6 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa status sosial masyarakat sebelum menjadi petani cengkeh, diperoleh skor sebesar 139 dimana skor tersebut berada pada interval 139-182 yang berarti status sosial masyrakat sebelum menjadi petani cengkeh itu cukup baik. Tabel 3.2. Kondisi Perekonomian Masyarakat Sebelum Menjadi Petani Cengkeh 2 Kondisi per ekonomia n M a syar aka t sebelum menjadi peta ni cengkeh a Sangat Sejtera b 54 140 5 0 0 Sejatera 4 9 36 c Cukup 3 19 57 d Kurang Sejatera 2 21 42 e Sangat Tidak Sejatera 1 5 5 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Tabel diatas menjelaskan bahwa kondisi perekonomian sebelum menjadi petani cengkeh, diperoleh skor sebesar 140 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 yang berarti kondisi perekonomian masyarakat sebelum menjadi petani cengkeh adalah baik. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 10 Tabel 3.3. Status Sosial Masyarakat Setelah Menjadi Petani Cengkeh 3 Sta tu s sosia l ma sya r akat setelah menja di peta ni cengkeh a Sangat Baik b 54 228 5 21 105 Baik 4 24 96 c Cukup 3 9 27 d Kurang Baik 2 0 0 e Sangat Tidak Baik 1 0 0 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel 3.3, dijelaskan bahwa status sosial masyarakat sesudah menjadi petani cengkeh, diperoleh skor sebesar 228 dimana skor tersebut berada pada interval 227-270 yang berarti status sosial masyarakat sesudah menjadi petani cengkeh adalah sangat baik. Tabel 3.4. Banyaknya Jumlah Anak Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Keluarga 4 Ba nyaknya jumla h a na k mempenga r uhi tingka t per ekonomia n kelua r ga a Sangat Berpengaruh b 54 208 5 16 80 Berpengaruh 4 19 76 c Cukup 3 14 42 d Kurang Berpengaruh 2 5 10 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 0 0 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Tabel diatas menjelaskan bahwa banyaknya anak mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat, diperoleh skor sebesar 208 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 adalah baik, yang berarti banyaknya anak mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat. Tabel 3.5. Rendahnya tingkat kelahiran dalam keluarga dapat mempengaruhi status sosial 5 R endahnya tingka t kela hir a n dala m kelua r ga da pat mempenga r uhi sta tu s sosia l a Sangat Berpengaruh b 54 180 5 12 60 Berpengaruh 4 11 44 c Cukup 3 18 54 d Kurang Berpengaruh 2 9 18 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 4 4 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 11 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa rendahnya tingkat kelahiran, mempengaruhi status sosial, diperoleh skor sebesar 180 dimana skor tersebut berada pada interval 139-182 yang berarti rendahnya tingkat kelahiran dalam keluarga cukup mempengaruhi status sosial masyarakat. Tabel 3.6. Pengaruh Status Sosial Keluarga Terhadap Tumbuh Kembang Anak 6 Penga r uh sta tu s sosia l kelua r ga ter hada p tumb uh kemba ng a nak a Sangat Berpengaruh b 54 189 5 15 75 Berpengaruh 4 11 44 c Cukup 3 17 51 d Kurang Berpengaruh 2 8 16 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 3 3 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa status sosial keluarga terhadap tumbuh kembang anak, diperoleh skor sebesar 189 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 yang berarti status sosial keluarga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Tabel 3.7. Setujukah Untuk Memberikan Jarak Kelahiran Pada Setiap Anak 7 Setu juk a h untuk member ika n kela hir a n pa da setia p ana k a Sangat setuju b ja r a k 54 186 5 18 90 Setuju 4 16 64 c Cukup 3 0 0 d Kurang Setuju 2 12 24 e Sangat Kurang Setuju 1 8 8 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel 3.7, dapat dijelaskan bahwa memberi jarak terhadap kelahiran pada setiap anak, diperoleh skor sebesar 186 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 yang berarti masyarakat setuju untuk memberikan jarak terhadap kelahiran pada setiap anak. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 12 Tabel 3.8. Rendanya Tingkat Kelahiran Dapat Memberikan Kesempatan Kepada Masyarakat Lapisan Bawah Untuk Menempati Kedudukan Sosial Yang Lebih Baik 8 R endahnya tingka t kela hir a n da pa t member ikan kesempa ta n kepa da ma syar aka t la pisan bawa h untuk menempa ti kedu duk an sosia l ya ng lebih ba ik a Sangat setuju b 54 191 5 17 85 Setuju 4 18 72 c Cukup 3 0 0 d Kurang Setuju 2 15 30 e Sangat Kurang Setuju 1 4 4 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Rendahnya tingkat kelahiran dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat lapisan bawah untuk menempati kedudukn sosial yang lebih baik, diperoleh skor sebesar 191 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 yang berarti masyarakat setuju apabila rendah tingkat kelahiran pada keluarga lapisan bawah untuk menempati kedudukan status sosial yang lebih baik. Tabel 3.9. Kelahiran Yang Tinggi Akan Sulit Terjadi Mobilitas Sosial Vertikal Naik 9 Kela hir a n ya ng tinggi aka n sulit ter ja di mobilita s sosia l ver tika l na ik a Sangat setuju b 54 178 5 16 80 Setuju 4 15 60 c Cukup 3 0 0 d Kurang Setuju 2 15 30 e Sangat Kurang Setuju 1 8 8 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa kelahiran yang tinggi akan sulit terjadi mobilitas sosial vertical naik, diperoleh skor sebesar 178 dimana skor tersebut berada pada interval 139-182 yang berarti pendapat masyarakat hanya berada pada kategori cukup. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 13 Tabel 3.10. Perbedaan Status Sosial Akan Berpengaruh Terhadap Pendidikan Anak 10 Per beda a n sta tu s sosia l a ka n ber pengar uh ter ha da p pend idika n ana k a Sangat setuju b 54 169 5 9 45 Setuju 4 21 84 c Cukup 3 0 0 d Kurang Setuju 2 16 32 e Sangat Kurang Setuju 1 8 8 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Tabel diatas menjelaskan bahwa perbedaan status sosial akan berpengaruh terhadap pendidikan anak, diperoleh skor sebesar 169 dimana skor tersebut berada pada interval 139-182 yang berarti pendapat masarakat mengenai perbedaan status sosisl terhadap pendidikan anak itu berada pada kategori cukup. Tabel 3.11. Perubahan Sikap Masyarakat Lebih Mementingkan Pedidikan Mendorong Terjadi Mobilitas Sosial 11 Per ubaha n sika p ma sya r akat lebih mementingk a n pedidika n mendor ong ter ja di mobilitas sosial a Sangat Berpengaruh b 54 222 5 21 105 Berpengaruh 4 18 72 c Cukup 3 15 45 d Kurang Berpengaruh 2 0 0 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 0 0 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa faktor Pendidikan mendorong terjadinya mobilitas sosial, diperoleh skor sebesar 222 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 yang berarti faktor pendidikan berpengaruh dalam mendorong terjadinya mobilitas sosial. Tabel 3.12. Perubahan Sikap Masyarakat Ingin Maju Mendorong Terjadi Mobilitas Sosial 12 Per ubaha n sikap ma sya r aka t ingin ma ju mendor ong ter ja di mobilita s sosia l a Sangat Berpengaruh b 54 238 5 22 110 Berpengaruh 4 32 128 c Cukup 3 0 0 d Kurang Berpengaruh 2 0 0 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 0 0 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 14 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa perubahan sikap masyarakat ingin maju mendorong terjadinya mobilitas sosial, diperoleh skor sebesar 238 dimana skor tersebut berada pada interval 227-270 yang berarti perubahan sikap masyarakat yang ingin maju sangat berpengaruh terhadap terjadinya mobilitas sosial. Tabel 3.13. Sikap Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan Mendorong Terjadi Mobilitas Sosial 13 Sikap menyesuaika n dir i denga n lingkungan mendor ong ter ja di mobilita s sosia l A Sangat Berpengaruh B 54 177 5 14 70 Berpengaruh 4 8 32 C Cukup 3 16 48 D Kurang Berpengaruh 2 11 22 E Sangat Tidak Berpengaruh 1 5 5 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa sikap menyesuaikan diri dengan lingkungan mendorong terjadinya mobilitas sosial, diperoleh skor sebesar 177 dimana skor tersebut berada pada interval 139-182 yang berarti sikap menyesuaikan diri masyarakat dengan lingkungan untuk mendorong terjadinya mobilitas sosial itu berada pada kategori cukup. Tabel 3.14. Apakah Hujan Mempengaruhui Proses Pengeringan Cengkeh 14 Apa ka h huj an mempenga r uhu i penger inga n cengkeh a Sangat Berpengaruh b pr oses 54 246 5 30 150 Berpengaruh 4 24 96 c Cukup 3 0 0 d Kurang Berpengaruh 2 0 0 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 0 0 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa terjadinya hujan sangat mempengaruhi proses pengeringan cengkeh, dimana diperoleh skor sebesar 246 dimana skor terseut berada pada interval 227-270 yang berarti mempengaruhi. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD sangat 15 Tabel 3.15. Luas Lahan Mempengaruhi Proses Bertani 15 Lua s la ha n mempenga r uhi pr oses ber tani 54 209 a Sangat Berpengaruh 5 21 105 b Berpengaruh 4 11 44 c Cukup 3 16 48 d Kurang Berpengaruh 2 6 12 e Sangat Tidak Berpengaruh 1 0 0 Sumber: Analisis Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa luas lahan mempengaruhi proses bertani, diperoleh skor sebesar 209 dimana skor tersebut berada pada interval 183-226 yang berarti luas lahan berpengaruh terhadap proses bertani masyarakat. 3.3. Pembahasan Untuk mengetahui mobilitas sosial ekonomi masyarakat petani cengkeh di desa Lingadan dilakukan berdasarakan variable yang telah ditentukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Disamping itu didukung juga dengan pengamatan dan data hasil temuan di lapangan berupa kueisioner kepada responden dan wawancara kepada informan yang terpilih. Petani cengkeh pada dasar menginginkan sebuah kondisi dimana lahan pertanian mereka dapat memberikan hasil yang banyak serta dapat dikelolah dan dimanfaatkan secara berkesinambungan sehingga salah satu tujuan masyarakat petani cengkeh yaitu berkeinginan untuk memberikan pendidikan yang cukup bagi anak-anaknya. Proses mobilitas sosial ekonomi masyarakat petani cengkeh di desa Lingadan masih dipengaruhi oleh beberapa faktor diataranya perbedaan penghasilan/pendapatan yang membuat petani cengkeh untuk mencapai jenjang status sosial yang lebih baik. Selain tingkat pendapatan/penghasilan masyarakat petani cengkeh menjadi faktor yang mempengaruhi proses mobilitas sosial ekonomi masyarakat petani cengkeh juga dipengaruhi oleh perbedaan fertilitas dalam sebuah keluarga, dimana kelahiran anak menimbulkan konsekuensi yang dilandasi oleh komitmen orang tua untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak, termasuk penuhan gizi dan kesehatan yang pada nantinya anak akan tumbuh menjadi anak yang berada di usia sekolah, yang tentunya membutuhkan pendidikan. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 16 IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1) Proses mobilitas sosial ekonomi masyarakat petani cengkeh di desa Lingadan dipengaruhi oleh perbedaan pendapatan/penghasilan serta tingkat fertilitas dalam keluarga; (2) Proses mobilitas sosial ekonomi masyarakat petani cengkeh di desa Lingadan juga didorong oleh keinginan masyarakat untuk sukses dan lebih maju serta keinginan untuk menyekolahkan anak (pendidikan). 4.2. Sar an Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang disampaikan demi kesejahteraan masyarakat Desa Lingadan, antara lain; (1) Kepada masyarakat Desa Lingadan untuk selalu menjaga keadaan lingkungan agar proses pertanian masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Karena lingkungan sumber daya alam yang dikelola secara baik dan benar akan menghasilkan hasil panen yang baik yang tentunya akan menguntungkan masyarakat itu sendiri; (2) Kepada petani cengkeh di Desa Lingadan agar selalu menjaga silaturrahmi, meningkatkan kerjasama dan interaksi antar sesama petani cengkeh sehingga dapat mewujudkan kerjasama yang baik dan dapat mencapai kesejahteraan bersama dalam kehidupan sosial masyarakat. V DAFTAR RUJ UKAN Narwoko, J. D. dan Suyanto, B. (2011). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada Media Group Kencana. Rahardjo. (2004). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Safriani. (2014). Studi Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kapuk di Desa Dalaka Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako (Tidak diterbitkan). Sedarmayanti & Hidayat, S. (2002) Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju Soekartawi, et al. (1986) Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI Press) Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD 17 Tika, M. P. (2005) Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD