25 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di PPI Muara Angke Jakarta karena PPI Muara angke berperan penting dalam pemasaran hasil tangkapan di Jakarta (Gambar 1). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan yang berupa survei terhadap atribut hasil tangkapan yang diperhatikan konsumen dalam membeli ikan dan pengambilan sampel ikan untuk pengukuran panjang cagak. Penelitian pendahuluan ini dilakukan pada bulan Mei 2009 di pasar Muara Angke. Tahap kedua adalah penelitian utama untuk pengumpulan data melalui sampel konsumen di perumahan penduduk di RW 11 Muara Angke, pedagang ikan segar di pasar Muara Angke dan armada pukat cincin yang mendaratkan hasil tangkapan di PPI Muara Angke pada bulan JuniJuli 2009. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat tulis, meteran kain, papan jalan dan kamera digital. Kuesioner tersebut merupakan alat untuk mengumpulkan data tentang karakteristik konsumen, karakteristik pedagang ikan, karakteristik armada penangkapan, preferensi konsumen, persepsi pedagang ikan, dan persepsi nelayan. 3.3 Metode Penelitian Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mewawancarai pedagang dengan tujuan: (1) Mengetahui atribut ikan yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan; dan (2) Mengambil sampel ikan untuk diukur panjang cagaknya (fork length) di Pasar Muara Angke (Gambar 2). Pengukuran panjang cagak bertujuan untuk menentukan kisaran ukuran ikan dari dua kategori, yaitu kecil dan besar. Penelitian utama dilakukan dengan mewawancarai konsumen berdasarkan kuesioner di perumahan penduduk di RW 11 Muara Angke (Lampiran 1). sebanyak 30 orang, 12 pedagang ikan segar di pasar Muara Angke serta mewawancarai 4 nakhoda kapal pukat cincin di PPI Muara Angke. 26 Jakarta Teluk Jakarta Lokasi Penelitian U Gambar 1 Lokasi penelitian. 14 27 Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan wawancara dengan pedagang untuk mengetahui atribut ikan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ikan dan pengukuran panjang cagak (fork length) terhadap sampel dari tiga jenis ikan pelagis yang dominan dibeli oleh konsumen di pasar Muara Angke (Lampiran 2). Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui apakah ikan yang dijual ukurannya di bawah atau di atas length at first maturity (Lm) (ukuran pertama kali matang gonad); Gambar 2 Pengukuran fork length ikan selar bentong (Caranx crumenophtalmus). 2) Wawancara dengan konsumen atau pembeli ikan pelagis berdasarkan kuesioner di perumahan penduduk Muara Angke (Lampiran 3) untuk mengumpulkan data dari konsumen mengenai preferensi konsumen terhadap hasil tangkapan yang dibeli untuk dikonsumsi; 3) Wawancara dengan pedagang pengecer ikan segar berdasarkan kuesioner yang ada di pasar Muara Angke (Lampiran 4) untuk mengetahui bagaimana persepsi pedagang pengecer ikan terhadap kesukaan konsumen tersebut. Peneliti tidak mengambil sampel pedagang grosir karena umumnya pedagang grosir telah bekerja sama dengan pemilik kapal; 4) Wawancara dengan nakhoda (kapten kapal) untuk mengumpulkan data mengenai unit penangkapan pukat cincin dan mengetahui persepsi nelayan mengenai keinginan (preferensi) konsumen terhadap hasil tangkapan; dan 5) Mengumpulkan data sekunder dari pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, Dinas Perikanan, Peternakan dan Kelautan DKI Jakarta serta dari 28 Unit Pelaksana Teknis Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (UPT PKPP) Muara Angke. 3.4 Metode Pengambilan Sampel Sampel konsumen dan nelayan diambil secara purposive sampling, yaitu responden diambil secara sengaja berdasarkan tujuan tertentu dari penelitian. Metode ini diterapkan karena beberapa pertimbangan yaitu keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006). Pedagang pengecer ikan segar diambil secara sensus yaitu seluruh pedagang ikan diwawancarai. Peneliti dalam mengumpulkan data membutuhkan waktu selama 45 hari. Saat mengumpulkan data peneliti ditemani oleh seorang teman dan menggunakan dana sendiri. Penelitian ini melibatkan 30 konsumen, jumlah ini sudah cukup dari syarat minimum statistika yang diutarakan Walpole (1992), yaitu ukuran minimum sampel yang dapat digunakan sebagai desain penelitian minimum 30 responden. Selain itu Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253 ) yang dikutip oleh Sugiyono (2008) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini. 1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500; 2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30 orang; dan 3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian ada 5 maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Hal ini dikarenakan variabel yang digunakan dalam penelitian berjumlah tiga variabel yaitu kesegaran, harga, dan ukuran. Sampel konsumen individu yaitu penduduk perumahan di RW 11 Muara Angke sebanyak 30 orang, sampel pedagang adalah pedagang yang berjualan ikan segar di pasar Muara 29 Angke berjumlah 12 orang, dan sampel terhadap armada pukat cincin yang dianggap mewakili keseluruhan armada pukat cincin di PPI Muara Angke. Sampel armada ini adalah kapal pukat cincin yang berlabuh dan mendaratkan hasil tangkapan di PPI Muara Angke. Jumlah sampel armada yang diambil dalam penelitian ini adalah empat kapal dan responden adalah kapten kapal atau nakhoda. Jumlah sampel yang diambil hanya empat armada pukat cincin karena pada saat pengambilan data banyak kapal pukat cincin yang lebih memilih mendaratkan hasil tangkapannya bukan di PPI Muara Angke karena hasil tangkapan berukuran kecil sehingga nilai jual hasil tangkapan di PPI Muara Angke rendah. 3.5 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan relevansinya terhadap tujuan penelitian maka data penelitian yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder (Tabel 3). Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara konsumen, pedagang ikan dan nelayan pukat cincin di PPI Muara Angke meliputi karakteristik konsumen, pedagang ikan, armada pukat cincin dan preferensi konsumen serta persepsi pedagang dan nelayan terhadap preferensi konsumen. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data BPS (Badan Pusat Statistik), data dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta serta data dari pihak UPT PKPP dan PPI Muara Angke yang meliputi data umum perikanan tangkap Jakarta Utara dan PPI Muara Angke, data produksi hasil tangkapan PPI Muara Angke dan data tambat labuh kapal PPI Muara Angke. 30 Tabel 3 Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian analisis preferensi konsumen terhadap ikan pelagis di Muara Angke Jakarta Data 1. Data Primer a. Karakteristik konsumen - Usia - Jenis kelamin - Pekerjaan - Pendapatan - Pendidikan terakhir - Tingkat konsumsi ikan - Jumlah anggota keluarga b. Data preferensi konsumen - Kualitas (kesegaran) - Ukuran ikan - Harga c. Data persepsi pedagang d. Data persepsi nelayan 2. Data Sekunder a. Data umum PPI Muara Angke b. Data produksi hasil tangkapan c. Data tambat labuh kapal Jenis Data Kuantitatif Kualitatif Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif dan kualitatif Kualitatif Kualitatif Kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif dan kualitatif 3.6 Analisis Data Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik dan ekonometrika atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik pengolahan datanya seperti pada pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini hanya membaca tabel-tabel, grafik atau angka-angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran (Hasan, 2008). Analisis kualitatif dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif yaitu alat analisis yang menggunakan model-model seperti model matematika misal fungsi multivariat, model statistik dan ekonometrika. Hasil analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian (Hasan, 2008). Analisis kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis konjoin. 31 3.6.1 Analisis deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk data kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian sederhana. Berdasarkan hasil analisis ini diperoleh informasi mengenai proporsi karakteristik konsumen yang membeli ikan di pasar Muara Angke, karakteristik pedagang ikan di pasar Muara Angke, karakteristik armada pukat cincin serta persepsi dari pedagang ikan perantara dan nelayan mengenai keinginan (preferensi) konsumen terhadap ikan pelagis. 3.6.2 Analisis konjoin Analisis konjoin merupakan teknik yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yaitu bagaimana tingkat kepentingan sejumlah atribut suatu produk. Analisis konjoin tergolong metode tidak langsung (indirect method). Kesimpulan diambil berdasarkan respons subjek (responden) terhadap perubahan sejumlah atribut dari produk. Respons ini muncul karena adanya stimuli oleh karena itu perlu dipastikan terlebih dahulu apa saja atribut suatu produk. Produk yang akan diukur dalam preferensi konsumen adalah tiga jenis ikan pelagis yang dominan dibeli oleh konsumen di pasar Muara Angke yaitu ikan kembung, selar bentong, dan tongkol. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menduga tingkat kepentingan atribut. Nilai kepentingan atribut yang tertinggi menunjukkan atribut tersebut relatif lebih diperhatikan konsumen daripada atribut-atribut lain yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk (Supranto, 2004 dan Simamora 2005). Langkah-langkah/proses dasar analisis konjoin antara lain: 1) Menentukan atribut-atribut dan taraf-taraf (bagian dari atribut) yang dianggap penting dan akan dilibatkan dalam mengevaluasi hasil tangkapan. Pada penelitian ini, berdasarkan survei dari pedagang terdapat tiga atribut yang paling sering dipertimbangkan konsumen dalam hal membeli ikan antara lain ukuran, kesegaran, dan harga (Tabel 4). Ukuran ikan dibedakan menjadi dua kategori yaitu ikan kecil dan ikan besar. Perbedaan antara kedua kategori tersebut ditentukan oleh length at first maturity (Lm). Sebagai contoh, jika seekor ikan tongkol panjang cagaknya kurang dari Lm yang sebesar 30 cm maka ikan tersebut dimasukkan ke dalam kategori ikan kecil begitu juga sebaliknya. Harga 32 dibedakan menjadi dua kategori yaitu murah dan mahal. Penetapan batasan harga berdasarkan harga jual ikan yang berlaku saat penelitian. Penentuan harga murah berdasarkan harga jual terendah yang pernah terjadi begitu juga sebaliknya. Penentuan kategori segar yaitu ikan yang masih utuh, bagus dan diberi es sedangkan kategori ikan tidak segar yaitu ikan yang sudah diolah, karena di pasar Muara Angke juga terdapat pedagang ikan hasil olahan; Tabel 4 Atribut penilaian konsumen terhadap ikan pelagis yang dibeli Ikan Atribut Ukuran Tongkol Kesegaran Harga Ukuran Kembung Kesegaran Harga Ukuran Selar bentong Kesegaran Harga Taraf 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Level Kecil (panjang cagak (FL)) < 30 cm) Besar (panjang cagak (FL) ≥ 30 cm) Segar (diberi es dan masih bagus) Tidak segar (sudah diolah) Murah ( < Rp. 15.000,00) Mahal ( >Rp. 15.000,00) Kecil (panjang cagak (FL)) < 19 cm) Besar (panjang cagak (FL)) ≥ 19 cm) Segar (diberi es dan masih bagus) Tidak segar (sudah diolah) Murah ( < Rp. 17.000,00) Mahal ( > Rp. 17.000,00) Kecil (panjang cagak (FL)) < 16.5 cm) Besar (panjang cagak (FL)) ≥ 16.5 cm) Segar (diberi es dan masih bagus) Tidak segar (sudah diolah) Murah ( < Rp. 17.000,00) Mahal ( > Rp. 17.000,00) 2) Mendesain stimuli. Kombinasi antara atribut dengan taraf disebut sebagai satu stimuli. Pada kasus ini, atribut ukuran terdiri dari 2 taraf, kesegaran terdiri dari 2 taraf, dan harga terdiri dari 2 taraf. Dengan demikian jumlah kombinasi stimuli sebanyak 8 stimuli. Ini berarti bahwa setiap responden harus memberi pendapat terhadap 8 stimuli tersebut; 3) Pengumpulan data. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data yaitu: 33 (1) Pendekatan full profile Dalam pendekatan ini, responden diminta untuk membuat urutan (rangking) atau memberikan nilai sebagian atau seluruh kombinasi taraf-taraf dari atribut (stimuli) yang menggambarkan profil secara lengkap. (2) Pendekatan pair wise Pendekatan ini membandingkan pasangan profil dari dua atribut. Pendekatan ini meminta responden untuk menilai (rating) profil mana yang lebih disukai dari setiap pasangan profil yang dibuat. Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan pendekatan full profile. Pendekatan tersebut digunakan karena dapat menampilkan profil produk secara lengkap dan selain itu disebabkan pula atribut yang diteliti banyak. Stimuli dirancang menggunakan perangkat lunak SPSS 17 for Windows dan diperoleh sebanyak 8 stimuli dengan menggunakan fractional factorial design dengan konsep orthogonal. Delapan stimuli tersebut merupakan jumlah minimum yang terbentuk (Tabel 5). Tabel 5 Stimuli atau kombinasi dari tiga atribut ikan yang dinilai oleh konsumen No 1 2 3 4 5 6 7 8 Ukuran ikan Besar Besar Besar Besar Kecil Kecil Kecil Kecil Kesegaran ikan Segar Segar Tidak Segar Tidak Segar Tidak Segar Segar Tidak Segar Segar Harga ikan Mahal Murah Mahal Murah Mahal Murah Murah Mahal Ranking* * Diisi peringkat preferensi berdasarkan pendapat konsumen 4) Mengumpulkan pendapat responden terhadap stimuli yang ada. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility, yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan konjoin. Pada analisis ini, responden diminta membuat trade of judgement, yaitu memilih suatu atribut yang disukai dengan mengorbankan atribut lain pada saat bersamaan. Dengan demikian, responden akan membuat urutan kombinasi dari atribut, tingkat kepentingan atribut dan tarafnya. Profil produk ini adalah stimuli yang 34 merupakan kombinasi taraf-taraf dari suatu atribut. Profil produk tersebut pemilihannya dirancang menurut suatu tipe rancangan faktorial. Menurut Supranto (2004) dan Simamora (2005) model dasar dari analisis konjoin adalah sebagai berikut: m k U (X) = ∑ ∑ βij Xij i=1 j=1 Keterangan: U (X) = Utilitas total βij = Nilai kegunaan dari atribut ke-i taraf ke-j k = Taraf ke-j dari atribut ke-i m = Jumlah atribut Xij = Variabel dummy atribut ke-i taraf ke-j Variabel dummy merupakan bilangan yang dibangkitkan dari taraf-taraf atribut, bernilai 1 bila ada taraf yang bersangkutan ada dan bernilai 0 bila taraf yang bersangkutan tidak ada. Jumlah variabel dummy dari suatu atribut sebanyak n-1, dimana n adalah banyaknya taraf dalam suatu atrribut. Untuk menduga nilai kegunaan dari taraf tiap atribut dan tingkat kepentingan relatif atribut yang mempengaruhi responden maka menggunakan rumus: NPRi = UTi - URi k ∑ (UTi – URi) i=1 Keterangan: NPRi = Nilai penting relatif atribut ke-i UTi = Nilai kegunaan tertinggi taraf atribut ke-i URi = Nilai kegunaan terendah taraf atribut ke-i k = Banyaknya atribut 5) Menentukan predictive accuracy (ketepatan prediksi) dari hasil konjoin untuk mengetahui apakah prediksi yang telah dilakukan mempunyai ketepatan yang tinggi. Selanjutnya delapan stimuli yang telah dirancang akan digunakan sebagai kuesioner preferensi konsumen terhadap ikan pelagis. Setelah data preferensi konsumen terkumpul kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS 17 for Windows.