KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM Nomor : /K/ STIKes-MBP/XII/2016 Tentang Pedoman Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Menimbang : a) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu menetapkan kinerja akademik sebagai bagian dari cita - cita STIKes Mitra Bunda Persad sesuaai peraturan yang berlaku. b) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu merevisi kinerja akademik tersebut untuk mendapatkan jaminan diperolehnya hasil pendidikan STIKes Mitra Bunda Persada yang terukur dan memenuhi syarat standar profesi. c) Bahwa untuk kegiatan peningkatan kualitas akademik di perlukan peningkatan standar muu secara terus menerus. d) Bahwa dalam mencapai tujuan tersebut diatas badan penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada 1 telah menyiapkan pedoman penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada. e) Bahwa pedoman penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada dapat dijadikan acuan peningkatan standar mutu di STIKes Mitra Bunda Persada. f) Bahwa pedoman penjaminan mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada tersebut ditetapkan dengan keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada. g) Bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi harus menjunjung tinggi nilai nilai mutu dan tuntutan akuntabilitas sehingga menjadikan penjamin mutu akademik yang tersistem merupakan kebutuhan pokok Mengingat : a) Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional b) Undang - Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen c) Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi 2 d) Peraturan pemerintah No 37 tahun 2009 tentang Dosen e) Peraturan pemerintah No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi f) Peraturan pemerintah No 4 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi g) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 124/D/O/2006 tentang Ijin Operasional STIKes Mitra Bunda Persada Batam. h) Keputusan Ketua Yayasan No...................Tentang Pengangkatan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada i) Statuta Pendirian STIKes Mitra Bunda Persada MEMUTUSKAN Menetapkan : Surat Keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada Tentang Standar Mutu Perguruan Tinggi Mitra Bunda Persada. PERTAMA - Menetapkan Pedoman Penjamin Mutu Akademik STIKes Mitra Bunda Persada Sebagai Acuan Untuk Penyelenggaraaan Penjamin Mutu Di STIKes Mitra Bunda Persada 3 - Memberlakukan Dokumen Standar Akademik Yang Merupakan Bagian Tak Terpisahkan Dari Keputusan Ini Di Lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada KEDUA - Penjabaran Standar - Standar Mutu Secara Operasional Serta Upaya Peningkatan Standar Mutu Secara Terus Menerus Dilakukan Di Tingkat Program Studi. KETIGA - Dengan berlakunya surat keputusan ini, maka surat keputusan STIKes No 05/ K/ STIKes-MBP/II/2015 tidak berlaku lagi KETIGA - Surat Keputusan Ini Berlaku Sejak Tanggal Di Tetapkan Dengan Ketentuan Apabila Di Kemudian Hari Terdapat Kekeliruan Dalam Keputusan Ini Akan Di Adakan Perbaikan Sebagai Mana Mestinya. Ditetapkan Di Batam November 2016 STIKes Mitra Bunda Persada Ketua (dr.H.MAWARDI BADAR, MM) 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang penuh tantangan telah menimbulkan persaingan antar bangsa semakin tajam terutama dalam bidang ekonomi dan bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin sulit dan agar dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara maka perguruan tinggi melalui Direktorat Jenderal, Dikti Depdiknas mencanangkan Higher Education Long Term Strategy (HELTS 2003 - 2010) dalam tiga kebijakan dan program pendidikan tinggi, yaitu : (1). pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Berdasarkan pada kebijakan dan program tersebut, proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Peningkatan kualitas, efektifitas, efisiensi, produktifitas merupakan aspek-aspek mutlak yang harus dipenuhi demi mewujudkan suatu visi suatu perguruan tinggi. 5 Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi menekankan pentingnya otonomi institusi yang berlandaskan pada akuntabilitas, evaluasi, dan akreditasi dan bermuara pada tujuan akhir peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Di pihak lain, kecenderungan globalisasi, kebutuhan masyarakat dan tuntutan persaingan yang semakin ketat menuntut komitmen yang tinggi pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Penyusunan penjamin mutu STIKes Mitra Bunda Persada mengacu kepada UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Dan permenristekdikti No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi 1.2 Tujuan Dan Fungsi Buku pedman ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi program studi dalam melaksanakan manajemen mutu akademik di lingkungn masing - masing. Selain itu buku ini dimaksudkan untuk mempermudah pengelola dalam menyelenggarakan kegiatan akademik sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada. 6 1.3 Sasaran Sasaran buku pedoman ini adalah penyelenggara kegiatan akademik pada masing - masing program studi. 7 BAB II KETENTUAN UMUM 2.1 Definisi Sistem Penjaminan Mutu Internal Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah Kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement). Dalam arti bahwa SPMISTIKes Mitra Bunda Persada Batam dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang ada di STIKes Mitra Bunda Persada Batam melalui Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance). 2.2 Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam Bagian unit kerja didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes. 8 2.3. Landasan hukum Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas b. Permenristekdikti No 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi c. Permen No 50 tahun 2014 tentang Sisiem Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi d. Surat Keputusan yang Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam /K/ STIKes-MBP/XI/206 tentang Standar Mutu Pendidikan Tinggi STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 2.4. Visi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam Terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu yang mampu membawa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan. Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengutamakan dan mengembangkan budaya mutu dalam setiap aktifitasnya. 9 2.5. Misi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam. 1. Menetapkan harkat mutu program studi di STIKes Mitra Bunda Persada secara berkala. 2. Memberikan saran perbaikan terhadap proses Pendidikan, Penelitian, Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat (P2M), serta program pengembangan akademik di STIKes Mitra Bunda Persada; 3. Memberikan saran terhadap perbaikan dan peningkatan mutu akademik secara bertahap dan berkelanjutan 4. Mendampingi persiapan program studi untuk akreditasi 5. Memberikan masukan terhadap masalah-masalah tertentu yang dihadapi oleh pengelola STIKes Mitra Bunda Persada berkaitan dengan penjaminan mutu 6. Mempersiapkan personil Badan Penjamin Mutu Akademik yang kompeten dalam penjaminan mutu akademik. 2.6. Tugas Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut : 1. Menyiapkan data dari semua unit kerja yang ada di STIKes Mitra Bunda Persada Batam 10 2. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan SPMSTIKes Mitra Bunda Persada Batam 3. Menyusun dokumen-dokumen mutu dan perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam 4. Melakukan koordinasi pelaksanaan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam 5. Memantau, menilai, mengaudit dan mengevaluasi pelaksanaan SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam Mitra Bunda Persada Batam 6. Melakukan kajian - kajian terhadap pelaksanaan penjaminan mutu pada unit kerja dan menyampaikan hasil kajiannya kepada ketua STIKES, dengan tembusan sebagai masukan untuk Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam 7. Menyiapkan sumberdaya manusia yang kompeten melaksanakan penjaminan mutu, maupun penjaminan mutu (auditor internal) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam 11 2.7. Fungsi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan konsultasi terkait kegiatan pada unit kerja keempat prodi di STIKes Mitra Bunda Persada Batam Mitra Bunda Persada Batam 2. Badan Penjaminan menyelenggarakan Mutu sistem bertanggungjawab penjaminan mutu secara keseluruhan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan mencapai indikator - indikator kinerja sesuai target yang telah ditetapkan. 3. Mengembangkan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan (Continuous Quality Improvement) di STIKes Mitra Bunda Persada Batam 4. Memberikan layanan konsultasi, pendampingan dan kerjasama dalam bidang penjaminan mutu perguruan tinggi. 5. Mengembangkan sistem informasi penjaminan mutu yang adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 12 2.8. Organisasi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah Suatu lembaga didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes. Yang bertugas menyelenggarakan sistem penjaminan mutu di STIKes Mitra Bunda Persada Batam guna mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Sistem penjaminan mutu dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat STIKes, Prodi dan Unit Penunjang (perpustakaan, laboratorium). Badan Penjaminan Mutu/Quality Assurance STIKes Mitra Bunda Persada Batam dilengkapi dengan unit – unit penunjang antara lain : 1. Unit pelaksana pangkalan data 2. Unit pelaksana penjaminan mutu akademik 3. Unit pengembangan SDM 4. Unit pengelola sistem informasi dan soft skill akademik 5. Unit pengelola alumni 6. Unit sarana dan prasarana Pada tingkat STIKES dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, serta Unit Tugas Badan 13 Penjaminan Mutu yaitu suatu tim yang dibentuk oleh Kepala Badan untuk suatu penugasan tertentu. Kepala Badan Penjaminan Mutu bertanggung jawab langsung kepada Ketua, serta berkoordinasi dengan para Pembantu Ketua dan pimpinan unitunit kerja dalam pelaksanaan penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam . Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) diangkat dan diberhentikan oleh Ketua STIKes untuk masa jabatan tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk maksimal 2 (dua) kali masa jabatan berikutnya.. Mekanisme serupa berlaku pula untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam, dengan diketuai oleh Kepala unit kerja yang bersangkutan. 2.9. Mekanisme Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Mitra Bunda Persada 2.9.1. Sistem Penjaminan Mutu Berkelanjutan STIKes Mitra Bunda Persada Upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang dilakukan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam diharapkan akan menumbuhkan budaya mutu sehingga akan tercapai peningkatan standar yang berkelanjutan (continous quality improvement). Salah satu model manajemen kendali 14 mutu yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action), yang menghasilkan pengembangan yang berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu perguruan tinggi. Model manajemen kendali mutu berbasis PDCA, dapat digambarkan sebagai berikut : Continous Improvement/K aizen P D C SDC A SDC A P D C A A P D C SDC A SDC A A S= Standard D = Do C= Check A= Action P = Plan D = Do C= Check A= Action Gambar 2.2 Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA 15 Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikir dan pola tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah : a. Quality first yaitu Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus memrioritaskan mutu . b. Stakeholder-in yaitu Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus ditujukan pada kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan eksternal). c. The next process is our stakeholders yakni Setiap orang yang menjalankan tugasnya dalam proses pendidikan pada PT harus menganggap orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya tersebut sebagai pemangku kepentingan yang harus dipuaskan. d. Speak with data yaitu Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses pendidikan pada PT seyogianya didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan pada asumsi atau rekayasa e. Upstream management yaitu Setiap pengambilan keputusan / kebijakan dalam proses pendidikan pada 16 PT seyogianya dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan otoritatif . Sedangkan untuk proses peningkatan mutu secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : KEBIJAKAN & STANDAR PELAKSANAAN KERJA MONITORING STANDAR BARU PENINGKATAN MUTU RUMUSAN KOREKSI AUDIT OLEH AMI EVALUASI DIRI OLEH UNIT KERJA Gambar 2.3. Skema Peningkatan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada. 17 2.9.2. Menajemen Kendali Mutu dalam SPMI STIKes Mitra Bunda Persada Batam . PENENTUAN STANDAR MUTU AUDIT BUTIR MUTU KESENJANGAN STANDAR MUTU DAN HASIL AUDIT YA IDENTIFIKASI ACTION UNTUK MEMENUHI STANDAR MUTU MELAKSANAKAN ACTION TIDAK GABUNGAN PADA PROSES PDCA BERIKUTNYA EVALUASI PENINGKATAN STANDAR MUTU Gambar 2.4. Manajemen Kendali Mutu 18 2.9.3 Menuju Pemenuhan Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam dilakukan atas dasar Penjaminan Mutu Internal (PMI), Penjaminan Mutu Eksternal (PME), dan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang dikaitkan dengan perijinan penyelenggaraan program studi. PMI- STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam (internally driven). Sistem beserta parameter dan metoda yang dilakukan untuk mengukur hasil ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu pada visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. PME-STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Lembaga akreditasi mewakili masyarakat sehingga sifatnya mandiri. Penjaminan mutu eksternal ini yang menghasilkan akreditasi wajib dilakukan oleh program studi seperti yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas. EPSBED adalah 19 bentuk pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah, sesuai dengan amanah UndangUndang Sisdiknas, dan dikaitkan dengan izin penyelenggaraan program studi. Dokumen ini terutama menuju pada Pemenuhan Penjaminan Mutu Internal, STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang sejak dari awal berdirinya komit pada mutu, melekatkan tugas ini pada tugas struktural. Sejalan dengan perkembangannya dan sesuai dengan harapan dari pemerintah, maka di samping Senat Akademik dalam badan penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam terdapat Senat Akademik dan Unit Jaminan Mutu. 2.9.4. Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda Persada Batam Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda Persada Batam, Berdasarkan Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi meliputi:: 1. Standar Nasional Pendidikan a. Standar kompetensi lulusan b. Standar isi pembelajaran 20 c. Standar proses pembelajaran d. Standar penilaian pembelajaran e. Standar dosen dan tenaga kependidikan f. Standar sarana dan prasarana pembelajaran g. Standar pengelolaan pembelajaran h. Standar pembiayaan pembelajaran 2. Standar Nasional Penelitian a. Standar hasil penelitian b. Standar isi penelitian c. Standar proses penelitian d. Standar penilaian penelitian e. Standar peneliti f. Standar sarana dan prasarana penelitian g. Standar pengelolaan penelitian h. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian 3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat 21 g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat STIKES Mitra Bunda Persada Batam menambahkan sejumlah standar selain selain yang terdapat pada SNPT, misalnya : 1. Standar identitas 2. Standar kerjasama 3. Standar kemahasiswaan 4. Standar pengelolaan 5. Standar suasana akademik 6. Standar Sarana dan prasarana 7. Standar lahan praktik 2.9.5. Perangkat Sistem Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam a. Visi, misi, dan tujuan b. Kebijakan c. Renstra d. Renop dan Anggaran e. Peraturan dan Prosedur ( SOP) 22 f. Laporan g. Audit 2.9.6. Proses Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan akademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi, STIKES Mitra Bunda Persada Batam mengatur melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut diatas, senat menetapkan kebijakan dan standar. 2. Tahap kedua, berdasarkan kebijakan dan standar yang telah ditetapkan, pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam menyusun renstra yang berisi rencana kerja untuk kurun waktu 3 tahun. Penyusunan renstra dilakukan melalui pembahasan pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi, Unit Pelayanan Teknis (UPT) terkait. Pengesahan renstra dilakukan oleh Senat STIKES Persada Batam dan Pengurus Yayasan. 23 Mitra Bunda 3. Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan, Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam bersama Kepala Program Studi, UPT terkait menyusun renop dan anggaran yang berisi rencana kerja secara lebih rinci untuk kurun waktu 1 tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang akademik dilakukan oleh Senat pimpinan Program Studi, UPT terkait dan Pengurus Yayasan. 4. Tahap keempat, berdasarkan renop yang telah disahkan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan, STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi, UPT terkait menyusun standar operasional kegiatan akademik. Pengesahan standar akademik ini dilakukan oleh Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 5. Tahap kelima, berdasarkan renop dan standar operasional yang telah disahkan, pimpinan Program Studi, UPT terkait, menyusun ketentuan dan peraturan akademik serta Standard Operating Procedure (SOP) agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan di Program Studi, UPT terkait. 24 6. Tahap keenam, secara periodik ( minimal setiap semester ) Pimpinan Program Studi, UPT terkait. membuat laporan pelaksanaan kegiatan akademik beserta realisasi anggarannya. 7. Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh pimpinan Program Studi, UPT terkait, Ketua STIKES melakukan evaluasi dengan meminta UPT Penjaminan Mutu (UPT-JM) melakukan audit. Laporan hasil audit oleh UPT-JM akan diserahkan ke Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait. Laporan hasil audit dan rekomendasi UPT-JM akan dijadikan dasar oleh Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kebijakan, standar, mendatang. 25 dan peraturan/SOP dimasa BAB III STANDAR MUTU 3.1 Pengertian Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Standar Mutu adalah : Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan). Pernyataan berisi jabaran/rincian karakteristik dari suatu hal (mis: kompetensi lulusan dan kualifikasi dosen). Pernyataan berisi perintah untuk melakukan sesuatu. Pernyataan tentang sesuatu yang harus terjadi atau cita-cita atau ide Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam adalah Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam. Contoh : Paling lambat pada tahun 2015 tercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:20 26 Setiap dosen pada perguruan tinggi X paling lambat pada tahun 2015 harus telah memiliki : Setiap dosen gelar minimal magister Setiap dosen jabatan akademik minimal asisten ahli Setiap dosen memiliki sertifikat dosen 3.2 Jumlah Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam Tidak ada jumlah ideal standar mutu dalam SPMI, SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam, berlandaskan pada Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi menetapkan 3 standar mutu yang wajib , yaitu : 1. Standar Nasional Pendidikan 2. Standar Nasional Penelitian 3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam menambah jumlah standar minimum dengan cara : Menambah jumlah standar secara horizontal Misal standar penelitian ilmiah, kesejahteraan, kerjasama, sistem informasi 27 Menambah jumlah standar secara vertikal yaitu di atas dielaborasi lebih rinci menjadi beberapa standar turunan. Misal standar sarana dan prasarana dijabarkan menjadi standar kebersihan dan standar pemeliharaan ,Sedangkan melampaui secara kuantitatif berarti Stikes Mitra Bunda Persada Batam menambahkan sejumlah standar yang dijabarkan pada visi perguruan tinggi, misalnya : 1. Standar identitas 2. Standar kerjasama 3. Standar pengelolaan 4. Standar suasana akademik 5. Standar Sarana dan prasarana 6. Standar pembiayaan 3.3 Penetapan Standar STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar, yaitu: Standar adalah penjabaran visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi Kepatuhan pada peraturan perundangundangan yang relevan dengan bidang pendidikan tinggi 28 Kesesuaian standar dengan kebutuhan, tuntutan atau harapan pemangku kepentingan. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study) 3.3.1. Teknik Perumusan Standar Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat diukur, contoh: menetapkan, membuat, menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami, merasakan Rumusan standar harus memenuhi unsur : 1. AUDIENCE 2. BEHAVIOR 3. COMPETENCE 4. DEGREE Contoh Perumusan Standar Standar Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenangan melakukan masing-masing rekrutasi, pembinaan, harus dan pengembangan dosen tetap agar paling lambat pada tahun 2015 tercapai mahasiswa sebesar 1:25. 29 rasio dosen dan Contoh Perumusan Standar Anatomi Standar Audience (subjek yang harus melakukan sesuatu): Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai dengan kewenangan masing masing Behavior harus (apa yang harus dilakukan/dicapai): melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengambangan dosen tetap Competence (kriteria, target, cita-cita): tercapai rasio dosen mahasiswa sebesar 1:20 Degree (tingkat/level/periode/frekuensi dari behavior ): paling lambat tahun 2015 3.3.2. Tahap Penetapan Standar 1. Tim dibentuk sesuai dengan jenis standar yang akan disusun beranggota antara lain unsur pimpinan, unsur dosen, tenaga kependidikan, dan eksternal stakeholders , yang disetujui oleh perguruan tinggi 2. Analisis kebutuhan standar dilakukan oleh Tim. Analisis bermanfaat lingkup, jenis 30 dan untuk menentukan jumlah standar ruang yang dibutuhkan. Untuk perguruan tinggi yang telah memiliki standar, analisis kebutuhan dilakukan sebagai bagian dari tindak lanjut atas hasil evaluasi penerapan standar. 3. Standar dirumuskan perudang-undangan berdasarkan terkait, peraturan hasil evaluasi diri tentang kinerja yang sedang berjalan, masukan dari stakeholders , dan hasil studi pelacakan (kalau diperlukan). 4. Alternatif standar mempertimbangkan dianalisis kondisi dan dengan kemampuan perguruan tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ada, ataupun benchmarking . Standar ditetapkan dengan meramu visi dengan kebutuhan stakeholders . 5. Sebelum disahkan, konsep standar disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika, umpan balik (apabila ada) dan perumusan ulang oleh tim 6. Standar perlu disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing masing perguruan tinggi. 31 3.3.3. Formulir 1. Dokumen/formulir dibutuhkan dalam (sebagai rangka dokumen yang penerapan, SPMI), dirancang bersamaan dengan perumusan standar mutu. 2. Dokumen/formulir dapat berupa berbagai bentuk dan jenis formulir, buku laporan, petunjuk operasional (SOP), catatan tertulis dari pengguna standar maupun pengelola SPMI (auditor) 32 BAB IV STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4.1 Definisi Tujuan utama dari penyelenggaraan program studi (selanjutnya disebut prodi) yang terdapat pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah menghasilkan lulusan sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Stikes sebagai pengelola prodi itu. Kriteria kelulusan mahasiswa dari suatu prodi lazimnya dirumuskan dalam bentuk standar Kompetensi Lulusan. untuk jenjang pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, maupun vokasi, keberadaan standar ini menjadi sangat mutlak dan strategis sifatnya. Pasal 5 butir 1 Permen no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi , menyebulkan bahwa "Standar Kompetensi Lulusan merupakan k tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan". Pasal 5 butir 2 sampai dengan 3 dari peraturan yang sama disebutkan bahwa : 1. Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan 33 capaian pembelajaran lulusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar dosen tenaga pendidikan dan standar sarana prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran 2. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengacu capaian pembelajaran lulusan KKNI, memiliki kesetaraan dan jenjang kualifikasi pada KKNI. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak keterampilan,kemandirian, mulia, dan sikap memiliki pengetahuan, untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan'. Terakhir, Pasal 27 ayat (2) menegaskan bahwa "Standar Kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam". Pada bagian penjelasannya diketahui bahwa "Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi dikembangkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam sesuai dengan karakteristik progmm studi akademik, vokasi, dan profesi". 34 Sementara 045/U12002 itu Pasal tentang 1 Keputusan Kurikulum Mendiknas lnti Pendidikan No. Tinggi, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah "seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung – jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu". Kemudian, Pasal 2 ayat (1) menyebut bahwa "Kompetensi hasildidik suatu program studilerdiri atas: (a). kompetensi utama (b). kompetensi pendukung, (C) kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama”. Kompetensi utama adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu prodi yang membedakan dengan lulusan prodi lainnya. Ayat 2 pada pasal yang sama hanya menyebutkan bahwa elemen kompetensi terdiri atas :(a) landasan kepribadian, (b) penguasaan ilmu dan keterampilan, (c) kemampuan berkarya, (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat kehalian berdasaarkan ilmu dan keterampilan dikuasai, (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. 35 4.2 Mekanisme Penetapan Standar Kompetensi Lulusan Berdasarkan keputisan Mendiknas tahun 2002 tentang Kurikulum inti pendidikan Tinggi, sebagaimana dikutip diatas, dapatlah dikatakan bahwa setiap perguruan tinggi perlu mengidentifikasi terlebih dahulu jenis atau ragam kopetensi lulusannya sesuai dengan tiga kategori kopetensi yang disebut dalam Keputusan Mendiknas tersebut sebelum menyusun atau merumuskan isi dari standar Kompetensi kelulsan. Oleh karena peraturan perundang-undangan tersebut tidak menyebutkan criteria tentang masing-masing kategori kopetensi ( kecuali kompetensi utama yang disebut sebagai kompetensi yang membedakan lulusan dari setiap prodi ), maka setiap perguruan tinggi memiliki kebebasan untuk membuat criteria tersebut yang tentunya harus sesuai atau sejalan dengan: a. Visi misi dan tujuan dari perguruan tinggi ; dan b. Visi, misi dan tujuan dari setiap fakultas / jurusan / program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tersebut Oleh karena itu, kompetensi utama lulusan dari ilmu kebidanan pasti berbeda dengan kompetensi utama lulusan dari prodi keprawatan , prodi DIII keperawatan berbeda dengan prodi S! keperawatan , dstnya walaupun semuannya adalah lulusan dari Stikes Mitra Bunda Persada. 36 Lebih lanjut terbuka juga kemungkinan bahwa stikes mitra bunda persada menetapkan pula kompetensi lulusan yang sifatnya lebih umum yang harus dimiliki oleh para lulusan terlepas dari apapun prodinya. Dengan demikian lulusan dari stikes mitra bunda persada tersebut harus memiliki kompetensi yang khas atau sesuai dengan prodinya, dan kompetensinya yang lebih umum sifatnya yang juga dimiliki oleh rekanya lulusan dari prodi lain. Sebagai contoh kompetensi lulusan yang sifatnya umum adalah sebagai berikut :” setiap lulusan program Statra ! di Stikes mitra bunda persada harus memiliki kecakapan berbahasa inggris yang ditentukan berdasarkan nlai minimum TOEFEL 550”. Contoh lain misalnya kompetensi yang menyangkut sikap atau perilaku yang terbuka ( inklusif, demikratis, dan toleran ). Tentunya dapat dipahami mengapa kompetensi berupa kecakapan berbahasa inggris menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Stikes Mitra Bunda Persada apapun asal prodinya. Demikian juga kompetensi berupa sikap dan perilaku yang peduli pada mereka yang tersisih tidak cukup hanya disyaratkan bagi lulusan prodi tertentu melainkan untuk lulusan semua prodi dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Kompetensi yang sifanya lebih umum ini dapat diturunkan atau diolah dari nilai-nilai dasar ( basic values ) yang menjiwai penyelenggaraan suatu STIKES Mitra 37 Bunda Persada batam. Sedangkan contoh kompetensi lulusan yang sifatnya khusus / khas prodi ( atau kompetensi utama menurut keputusan mentri diatas ) adalah sebagai berikut “ setiap lulusan program studi ilmu kebidanan STIKES Mitra bunda persada batam harus : a. Memiliki kemahiran untuk pelayanan antenatal care b. Memiliki kemahiran untuk membantu persalinan normal c. Memiliki kemahiran untuk pelayanan setelah melahirkan d. Memiliki kemahiran untuk merawat bayi baru lahir e. memiliki pengalaman sebagai mahasiswa magang pada pusat pelayanan ibu dan anak selama 3 bulan,dst Sampai pada contoh ini memang dapat muncul pertanyaan: bila mengacu pada Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002, maka ke dalam kategori kompetensi apa rumusan kompetensi umum di atas (misal kemampuan berbahasa asing, bersikap toleran dan terbuka, dsbnya) Layak dikategorikan? apakah masuk ke dalam kategori kompetensi pendukung atau kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi ulama? Jawabannya : terserah pada masing-masing prodi dari setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk menatanya sendiri 38 dengan memperhatikan masukan dari masyarakat profesi dan dunia kerja sebagai pengguna lulusan. penataan atau penjabaran jenis kompetensi kedalam beberapa kategori/ kelompok inidapat dilakukan bersamaan misalnya dengan penataan kurikulum prodi termaksud. Perlu diingat bahwa walaupun terdapat berbagai kompetensilulusan. semuanya tidak namun kategori boleh saling bertentangan atau tumpang tindih. Kompetensi lulusan tentunya juga menyesuaikan dengan visi, misi, nilai dasar STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Sehingga bisa dirumuskan beberapa pertanyaan sebelum menetapkan standar kompetensi lulusan : apa yang menjadi visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam anda? a) apa yang menjadi visi dan misi fakultas / jurusan / program studi anda? b) apa nilai-nilai dasar yang diyakini oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam / fakultas / jurusan/ c) prodi anda? sudahkah fakultas / jurusan / program studi anda mengidentifikasi kategori d) kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusannya? sudahkah fakultas / jurusan I program studi anda memperhatikan keselarasan antara 39 e) visidan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, fakultas/ jurusan / prodidengan kategori kompetensiyang harus dimiliki oleh lulusan? apakah STIKES Mitra Bunda Persada Batam anda juga mensyaratkan kompetensi yang sifatnya umum f) yang tidak hanya harus dimiliki oleh lulusan dari prodi anda? bagaimana seluruh kompetensi lulusan tersebut mendapat tempat di dalam isi g) kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda? sudahkah kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda diramu sedemikian rupa h) sehingga mendukung proses pembelajaran agar lulusannya dapat menguasai seluruh kompetensi lersebut? siapa saja yang bertanggungjawab untuk memenuhi isistandarersebut (audiences), i) apakah dosen, dekan, ketua jurusan, ketua prodi, atau lainnya? siapa pemangku kepentingan (stakeholders) yang harus dilibatkan dalam upaya j) menetapkan kompetensi lulusan, dan bagaimana caranya? 40 4.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan Agar Standar memudahkan pelaksanaan Kompetensi Lulusan, atau pemenuhan isi maka sebaiknya dalam merumuskan isi standar perlu diperhatikan bahwa: 1) Standar berupa pemyataan yang menggambarkan sesuatu hal (dapat berupa kondisi,keadaan, atau lainnya) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi (what should be) 2) Agar standar tersebut dapat dilaksanakan atau diupayakan pemenuhannya, mengikuti maka rumusan rumus atau prinsip standar sebaiknya Audience, Behaviour, Competence, dan Degree (ABCD). Artinya, isi sebuah standar idealnya : a. Menyebutkan siapa pengelolanya atau siapa yang ditugasi untuk menjalankan atau menjamin terpenuhinya isi standar (Audience). Bila dibandingkan dengan struktursebuah kalimat lengkap, maka audience ini menunjuk pada subyek kalimat b. Memuat kondisi/keadaan yang bersifat 'should be' yang selalu harus dapat diukur. Hal yang dapat diukur ini lazimnya akan berupa perilaku (Behaviour). Dalam struktur kalimat lengkap,bagian ini dapat disamakan dengan predikat. c. Memuat target I sasaran / tugas /materi / obyek , seperti 41 obyek dalam struktur sebuah kalimat lengkap. Bagian ini disebut Competence d. Memuat tingkatan / satuan waktu / periode yang disebut Degree. Bagian ini mirip dengan kata keterangan dalam struktur sebuah kalimat. Berikut ini beberapa contoh rumusan isi Standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi unsure ABCD tersebut : 1)"Ketua program studi menetapkan kualifikasi kompetensi rumusan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.', Dalam rumusan ini Audience nya adalah ketua prodi, Behaviournya adalah menetapkan, competence nya adarah kualifikasi kompetensi rurusan, dan Degree nya pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2) "Ketua menetapkan kompetensi utama yang harus dimiriki oleh lulusan dari prodi ilmu Teknik Sipil dengan syarat sebagai berikut: a) harus meliputi kompetensi daram ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. b) perbandingan bobot masing-masing kelompok kompetensi pada butir “a” harus proporsional udiencenya adalah Dekan Fakultas, Behaviournya kompetensi utama rumusan, 42 menetapkan competencenya kedua syarat tersebut 3) "Untuk menentukan kompetensi utama lulusan dari prodi ilmu keperawatan, dengan organisasi Ketua program Studi profesi". Audiencenya berkonsultasi adalah Ketua program Studi, Behaviournya berkonsultasi, competencenya untuk menentukan 4) kompetensi utama lulusan. 5) "Setiap dosen pada setiap awal semester harus membuat satuan Acara Perkuliahan untuk mata kuliah yang diasuhnya dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: a) mengidentifikasi jenis kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai mahasiswa melalui mata kuliah tersebut. b) menyebut metode pembelajarannya. c) Dsbnya 6)".Setiap dosen adalah Audience, harus membuat SAP adalah Behaviour, seperangkat kriteria sebuah SAP adalah competence, dan setiap awal semester adalah Degree. 4.4 Mekanisme Pengendalian Standar Kompetensi Lulusan Mekanisme pengendalian Standar Kompetensi Lulusan mensyaratkan agar setiap unit didalam lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus mampu mengontrol dan 43 memantau penerapan standar secara konsisten di lapangan atau pada kondisi faktual. Kemudian, bilamana perlu pimpinan unit tersebut segera mengambil tindaka korektif apa bila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Dengan kata lain, pesan utama dalam mekanisme ini adalah agar unit yang bersangkutan selalu melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati. Sebagai pedoman, mekanisme pengendalian standar ini harus mengacu pada aturan normatif (bila ada), visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan/atau fakultas/jurusan/prodi, serta keterkaitannya dengan isi standar lain yang relevan di dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Untuk kepentinga pengembangan isi standar pada siklus penjaminan mutu berikutnya (misalnya bila SPMISTIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut dievaluasi berkala setiap 5 tahun), maka sebaiknya pengelola Standar Kompetensi Lulusan membuat catatan tertulis yang memuat semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar, penyebab terjadinya ketidaksesuaia antara tingkat pencapaian dengan substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil. Sebagai contoh konkrit, isi Standar Kompetensi Lulusan yang mewajibkan penguasaan kemampuan berbahasa lnggris setiap 44 mahasiswa ekuivalen dengan nilai TOEFL minimal 500, dalam penerapannya temyata menghadapi kendala atau bahkan gagal dicapai sebab terbukti misalnya hanya 40% dari jumlah lulusan keseluruhan setiap tahun yang mampu meraih nilai tersebut. Apabila hal ini lerjadi maka Dekan Fakultas dan/atau Kepata Prodi serta Pimpinan Universitas harus mampu mencari penyebab kegagalan pencapaian isi standar mutu tersebut dan kemudian mengambil tindakan korektif dengan tepat sambil mencatat semua penemuan itu untuk kepentingan penyempumaan standar mutu pada siklus berikutnya. Mungkin saja, pejabat atau para pengelola standar mutu Kompetensi Lulusan tersebut menemukan bahwa penyebab kegagalan adalah (a). jumlah kelas terstruktur untuk matakuliah Bahasa lnggris terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang harus mengambil matakuliah tersebut, atau (b). metode penyelenggaraan kursus Bahasa lnggris ternyata tidak tepat / tidak sesuai dengan pola test TOEFL, atau (c). kualifikasi pengajar Bahasa inggris temyata belum memenuhi standar (unqualified), atau mungkin juga (d). mutu mahasiswanya yang temyata jauh di bawah standar karena sistem rekruitasi calon mahasiswa sejak awal yang tidak baik, dsbnya. 45 Pada akhirnya, Kompetensi mekanisme Lulusan pengendalian kemudian Standar akan diikuti dengan mekanisme pengembangan Standar Kompetensi Lulusan setelah terlewatinya jangka waktu tertentu, misalnya 5 atau 7 tahun. Tujuan dari mekanisme pengembangan standar ini adalah untuk mengevaluasi sejauh-mana pencapaian isi standar oleh para pengelola standar, dan menjajagi kemungkinan untuk meningkatkan isi standar agar terjadi peningkatan mutu secara bertahap dan berkelanjutan. Tahap inilah yang disebut sebagai langkah akhir dari satu siklus penjaminan mutu secara utuh, dan sekaligus menjadi langkah awal dari siklus berikutnya Sebagai penutup, dapatditambahkan bahwa setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat memperluas isi dari Standar Kompetensi Lulusan dengan misalnya memasukkan unsur-unsur lain yang tetap berkaitan erat dengan kompetensi lulusan. Sebagai contoh, misalnya tentang dapat peningkatan kemampuan ditetapkan standar mutu para lulusan seperti penyediaan informasi bagi para lulusan baru (fresh graduates) untuk meniti karir, dan penyediaan kursus/pelatihan/pendidikan berkela njutan dalam upaya meningkatkan kompetensi lulusan. Dengan kata lain, isi standar mutu Kompetensi Lulusan tidak hanya berhenti pada upaya peningkatan mulu para calon 46 lulusan saja, melainkan juga ditujukan untuk para alumni STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan 47 BAB V STANDAR ISI PEMBELAJARAN 5.1 Definisi Buku tentang Standar isi ini dimaksudkan untuk memberi inspirasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam melaksanakan SPMI, khususnya dalam hal menetapkan, melaksanakan, dan mengendalikan Standar Isi. Tentunya, pelaksanaan pemenuhan berbagai standar dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada bertahap sesuai Batam, termasuk Standar Isi, dengan kesiapan perlu STIKes Mitra Bunda Persada Batam, namun sebaiknya perlu disusun kerangka waktu yang jelas untuk pelaksanaannya atau perlu disusun Blue Print. Berdasarkan Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2006) ada beberapa formulasi SPMI, tetapi apabila dicermati lebih dalam, maka dapat dicatat beberapa kata kunci yang sama terkandung dalam kegiatan tersebut, yaitu : 1. Penetapan standar 2. Pelaksanaan 3. Monitoring dan Evaluasi 48 4. Audit mutu Internal (AMI) 5. Peningkatan kualitas dan benchmarking Pada prinsipnya, STIKES Mitra Bunda Persada Batam apabila akan merumuskan dan menetapkan substansi dari berbagai standar mutu dalam SPMI nya, dan khusus dalam hal ini tentang Standar Isi, seyogjanya terlebih dahulu memahami peraturan perundang-undangan yang mengatur, atau yang relevan dengan, Standar Isi. Dalam konteks ini, peraturan tersebut adalah (a). Permen No. 44 tahun 2015 tentang SNPT). Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dan (c). Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. 5.2 Mekanisme Penetapan Standar Isi Standar Isi Stikes Mitra Bunda Persada Batam adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa pada Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Hal ini berarti bahwa substansi Standar Isi tidak lain adalah tentang kurikulum, dan standar ini akan berkaitan dengan standar mutu lain di dalam SPMI - Stikes 49 Mitra Bunda Persada Batam yaitu Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian pendidikan, dan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk memperjelas posisi Standar Isi dalam kurikulum suatu program studi dan kaitannya dengan Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan dapat dilihat skema kurikulum pada Tabel 5.1 Kandungan dalam Kurikulum STIKES Mitra Bunda Persada Batam KURIKULUM DOKUMEN KEGIATAN NYATA (CURRICULUM PLAN) (ACTUAL CURRICULUM) Serangkaian Mata Kuliah Proses Pembelajaran Silabus Proses Evaluasi Program Kegiatan (Assessment) Pembelajaran (RPS) Penciptaan Suasana Pembelajaran Berdasarkan Tabel. dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Standar Isi dalam SNP adalah dokumen kurikulum 50 (curriculum plan) suatu program studi. Kegiatan nyata kurikulum (actual curriculum) yaitu proses pembelajaran dan penciptaan suasana pembelajaran sama dengan standar proses dalam SNP dan proses evaluasi (assessment) sama dengan standar penilaian pendidikan dalam SNP. Adapun kualifikasi kemampuan lulusan pendidikan tinggi yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang tercakup dalam kurikulum tersebut dinyatakan dalam standar kompetensi lulusan dalam SNP. Berdasarkan informasi ini dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam suatu program studi karena menyangkut 4 butir standar dalam SNP. Untuk itu peningkatan mutu kurikulum merupakan keniscayaan bagi suatu perguruan tinggi. Karena Standar Isi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan kurikulum maka untuk memperjelas maksud Standar Isi dalam bab ini dituliskan definisi kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana clan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan penilaiannya pedoman penyelenggaraan yang digunakan sebagai kegiatan belajarmengajar diperguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Psl. 1 butir 6). Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai 51 kegiatan nyata pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi. Kurikulum tersusun atas dua hal yaitu : 1. Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama. 2. Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari kurikulum STIKes Mitra Bunda Persada Batam, komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan (SK Mendiknas No. 145/D/O/2009). Kurikulum disusun berdasarkan atas elemen – elemen kompentensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain. Proses penetapan Standar Isi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai di tingkat STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan tingkat program studi. Penetapan standar mutu di tingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan standar menyempurnakannya, mutu ditingkat yang lebih tinggi sehingga standar mutu dan tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing unit kerja . Standar Isi STIKes Mitra Bunda Persada merupakan penjabaran Batam secara deduktif visi STIKes Mitra Bunda Persada 52 Batam dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stakeholders dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Proses penetapan Standar lsi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai ditingkat Stikes, kemudian dan tingkat program studi. Penetapan standar mutu ditingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan menyempumakannya, sehingga standar mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing institusi. Standar lsi perguruan tinggi secara deduKif merupakan penjabaran visi perguruan tinggidan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stakehalders dari perguruan tinggi tersebut. Apa substansi (atau kriteria) dari Standar lsi yang perlu dirumuskan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam agar dapat dikatakan memenuhi kriteria dari SNP? Jawabannya adalah dengan mempelajari isi dari Pasal 5, 9,15, 17 ayat (4), dan 18 dari Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 sebagaimana telah dikutip di atas, dan berikut ini diulang kembali dalam bentuk Tabel 4.l. Dalam Tabel l terlihat ada substansi dari Standar lsi yang telah ditetapkan oleh PP. No. 19/2005 dan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas), tetapi ada juga yang perlu ditetapkan oleh 53 STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Jumlah substansi standar yang perlu ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam relatif lebih banyak dari pada yang telah ditetapkan oleh Permenristekdikti No. 44/2015 dan Permendiknas. Hal ini dapat disikapi dengan suatu pemikiran yang positif bahwa pemerintah memberi keleluasaan terhadap STIKES Mitra Bunda Persada Batam sesuai untuk berkembang dengan kondisi, kemampuan, dan budaya masing-masing. Suatu perguruan tinggiwajib menetapkan dan melaksanakan secara konsisten'dan bekelanjutan kandungan Standar lsitersebut. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi dapat memenuhi SNP bahkan selanjutnya dapal melampaui SNP baik dalam jumlah maupun level dari substansi (kriteria) standar tersebut. Dalam proses penetapan Standar lsi, tim atau satuan tugas SPMl- STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu memetakan dan merum uskan secaia lebih detil substansi dari Standar lsi, baik yang secara minimal telah diatur oleh Pemerintah melalui SNP seperti disebut di atas, ataupun substansi Standar lsi yang melebihi standar minimal menurut SNP itu. Berikut ini contoh dari pemetaan tersebut. 54 I. Substansi Standar Isi minimum berdasarkan SNP : a. Substansi Standar Isi yang telah ditetapkan oleh PP. No. 19/2005: 1. Kurikulum memuat tingkat mata pendidikan kuliah tinggi wajib Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan , Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, pada program sarjana dan diploma. 2. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika b. Substansi Standar isi yang telah ditetapkan oleh Per mendiknas: 1. Beban sks pendidikan minimal pada dan maksimal pendidikan program tinggi dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen (perlu mengacu permen yang akan ada). 2. Kalender akademik untuk perguruan tinggi diatur lebih lanjut dengan Permen (perlu mengacu permen yang akan ada). c. Substansi Standar Isi yang perlu ditetapkan oleh STIKES 55 Mitra Bunda Persada Batam : 1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum STIKes Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk setiap program studi. 2. Dalam mengembangkan kerangka dasar dan struktur kurikulum, STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan. 3. Kurikulum tingkat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan kedalaman muatannya diatur oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam. 4. Beban sks efektif diatur oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 5. Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di Stikes Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu 56 Tabel 4.2 Anatomi Standar Isi Menurut PP No.19 TAhun 2005 Tentang SNP Diatur Oleh PP.No.19 / 2005 Permen Diknas Perguruan Tinggi Kurikulum Beban sks Kerangka tingkat minimal dan dasar dan pendidikan maksimal struktur tinggi wajib program kurikulum memuat mata pendidikan pendidikan kuliah pada tinggi pendidikan pendidikan dikembangkan agama, tinggi oleh PT ybs. pendidikan dirumuskan Untuk setiap kewarganegara oleh BNSP program studi. an, Bahasa dan Indonesia, dan ditetapkan mengembangk Bahasa Inggris, dengan an kerangka pada program Permen. dasar dan Kalender struktur akademik kurikulum, sarjaa dan diploma. 57 Dalam Kurikulum untuk perguruan tingkat perguruan tinggi pendidikan tinggi diatur melibatkan tinggi program lebih lanjut asosiasi sarjana dan dengan profesi, diploma wajib Permen. instansi memuat mata pemerintah kuliah yang terkait, dan bermuatan kelompok ahli kepribadian, yang relevan. kebudayaan Kurikulum serta mata Tingkat kuliah pendidikan Statistika, tinggi dan dan/atau kedalaman Matematika. muatannya diatur oleh perguruan tinggi masingmasing. Beban SKS efektif 58 program pendidikan tinggi diatur oleh masingmasing perguruan tinggi. Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masingmasing perguruan tinggi dengan mengacu pada SNPO. 59 II. Substansi Standar Isi yang melampaui SNP Salah satu cara sederhana dan praktis dalam perumusan substansi Standar Isi yang melampaui SNP dapat dilakukan dengan Cara memperhatikan dua aspek tersebut dan merujuk pada Standar Penjaminan Mutu Eksternal (akreditasi atau sertifikasi) yang dicita citakan. Tim yang ditunjuk melakukan pencermatan substansi yang sesuai dengan visi dan kebutuhan stakeholders dan yang ada dalam Standar yang diacu tersebut tetapi belum ada dalam SNP. Penetapan Standar Isi seyogyanya secara bertahap sesuai dengan kemampuan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut tetapi terprogram dengan baik. Tabel 4.3 Standar isi yang ditetapkan oleh per guruan tinggi sesuai dengan SNP dan melampaui SNP Standar Isi Suatu Standar Isi Suatu Prodi Prodi sesuai dengan diluar SNP No 1 Sub Kriteria Struktur No 1 60 Sub Kriteria Kesesuaian Kurikulum Kurikulum dengan visi dan misi program studi. 2 Cakupan 2 Kurikulum 3 Ketersediaan Peta Kurikulum Relevansi 3 Kurikulum Urutan (sequence) mata kuliah di dalam peta kurikulum 4 Beban Kredit 4 Kurikulum Urutan (sequence) pelaksanaan kuliah di mata dalam kurikulum dibandingkan peta kurikulum 5 Integrasi 5 Kurikulum Kesesuaian keahlian dosen dengan mata kuliah yang diajarkan 6 Fleksibilitas 6 Kurikulum Relevansi peninjauan kurikulum 7 Fleksibilitas mata kuliah pilihan 8 61 Kesesuaian keahlian dosen matakuliah dengan yang diajarkan 9 Kesesuaian Praktikum 10 Kecukupan modul praktikum 5.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Isi Mekanisme Pehan Standar Isi oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan untuk mendapatkan standar isi sebagai mana yang diharapkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Pemenuhan standar isi dapat dinyatakan dalam tahapan kegiatan mulai dari penyusunan, penyempurnaan atau peninjauan kurikulum oleh STIKes Mitra Bunda Persada dokumen kurikulum. 62 Batam yang menghasilkan Gambar 4.1. Diagram Alir Kegiatan Peninjauan Kurikulum 5.4 Mekanisme Pengendalian Standar Isi Manejemen pengendalian standar isi mengandung dua makna yaitu : evaluasi dan usaha peningkatan standar. Oleh karena itu dalam tahap ini dilaksanakan kegiatan evaluasi terhadap implementasi Standar Isi (Proses pembelajaran, Proses evaluasi dan menciptakan suasana pembelajaran) yang selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dilakukan usaha peningkatan yang berkelanjutan (Continous Quality Improvement/CQI). 63 Secara umum kegiatan evaluasi pemenuhan standar isi bertujuan mengetahui kesesuaian dan ketercapaian pelaksanaan standar isi dibandingkan ditetapkan. Untuk dengan standar isi yang telah itu, kegiatan evaluasi harus didasarkan atas : (1) implementasi dokumen kurikulum, (2) kalender akademik (proses pembelajaran, proses evaluasi dan penciptaan suasana pembelajaran) (3) evaluasi penyempurnaan kurikulum yang dilaksanakan secara terus menerus setiap akhir semester dan (4). Evaluasi peninjauan kurikulum dilaksanakan setiap 4 – 5 tahun sekali. 64 Tabel 4.4. Mekanisme manajemen pengendalian standar isi Kegiatan Penanggung jawab Perumusan Standar Mutu Prodi : Ket.Jurusan/Ka.Pro Misi dan Visi Prodi dan Spesifikasi di dan disyahkan Prodi dan Kompetensi Lulusan, rapat jurusan . Bila Kurikulum diperlukan dibentuk tim perumus Pemenuhan standar Ket.Jurusan/Ka.Pro Kegiatan Akademik dan penunjang di/Sek.Jurusan/Sek. Prodi Kegiatan Perkuliahan, Kerja Praktek, Sek.Jurusan/Sek.Pr Penelitian Mahasiswa dan Tugas Akhir odi/Pembantu Pengurus Jurusan 1 (PPJ 1) Kegiatan kerjasama, penelitian dan Pembantu pengabdian masyarakat Pengurus Jurusan 2 Kegiatan co-kurikuler : Success skill training, personal Pembantu development programs, career Pengurus Jurusan 3 workshop, dll Pengendalian standar Sek.Jurusan/Sek.Pr Evaluasi Penyempurnaan Kurikulum odi/PPJ 65 1/Dosen/Mahasisw a Pengendalian Standar Badan Penasehat, Evaluasi Peninjauan Kurikulum Penguji dari luar, Alumni, Pengguna, Mahasiswa 66 BAB VI STANDAR PROSES PEMBELAJARAN 6.1 Definisi Di dalam Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan RI.No.44/2015 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dilingkungan pendidikan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam interaksi yang berpusat pada mahasiswa (student Centered Learning ) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam empat kognitif , kemampuan yaitu ranah, yang yang pengetahuan, penalaran atau pikiran, disebut ranah berkenaan dengan ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi - reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, misalnya penerimaan, partisipasi, penentuan sikap ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, misalnya persepsi, kreativitas, ranah kooperatif, yaitu kemampuan untuk bekerjasama. Agar proses pembelajaran dapat rnenghasilkan perubahan 67 pada mahasiswa dalam empat ranah seperti dikemukakan di atas dan bermutu (memenuhi standar kompetensi lulusan), diperlukan standar mutu proses pemberajaran yang disusun berdasarkan peraturan perundangan, visi dan misi perguruan tinggi serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang dibutuhkan stakeholders. Pelaksanaan proses harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik perkelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterrelasi. Komponen – komponen tersebut adalah dosen, mahasiswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran. Komponen-komponen yang mempengaruhi kebesaran proses pembejaran seperti dikemukakan di atas, (yang ditetapkan, dilaksanakan dikendalikan oleh perguruan Tinggi, perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan mutu pembelajaran yang baik pula. Untuk itulah diperlukan standar mutu untuk berbagai komponen tersebut. 68 6.2 Mekanisme Penetapan Standar Proses Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah keseluruhan tolok ukur pencapaian Minimal pada suatu siklus penjaminan mutu tentang seluruh proses kegiatan pembelajaran pada setiap program studi yang diselenggarakan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam, serta pengembangannya secara berkelanjutan. Tujuan standar ini adalah menjamin pemenuhan mutu seluruh proses pembelajaran di dalam lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, kreatif yang mampu memotivasi dan meningkatkan psikomotorik, kemampuan dan kooperatif, aspek kognitif, afektif, secara utuh, menyeluruh, dan berkelanjutan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Untuk menetapkan Standar Proses Pembelajaran di STIKes Mitra Bunda Persada Batam, dapat dilakukan melalui langkah – langkah sebagai berikut : 1. Melakukan ketentuan studi normatif pendahuluan penelusuran yaitu peraturan terhadap perundangan yang mengatur tentang proses pembelajaran. Selain ketentuan normatif, harus pula diperhatikan visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam sebagai landasan sekaligus 69 tujuan dalam menentukan isi standar proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, tentukan standar yang rnenggambarkan sesuatu (dapat berupa keadaan, proses ) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi. 2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analysis. 3. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui kebutuhan stakeholders tentang kompetensi lulusan. 4. Rumuskan standar prinsip Audience, dengan menggunakan rumus Behaviour, Competence, dan atau Degree (ABCD), dengan memperhatikan acuan normatif yaitu perundang – undangan yang relevan, nilai – nilai dasar, visi, misi, tujuan dan sasaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam, serla keterkaitan antar standar. Penjelasan : 1. Studi Pendahuluan Penelusuran Terhadap Ketentuan Normatif a. Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan RI.No.49/2014 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 70 b. Pasal 35 ayat (1) UU No. 20/2O03 tentang Sistem Pendidikan Nasional, proses harus berkara. yang ditingkatkan Hal intinya bahwa secara ini dimaksudkan standar berencana dan untuk meningkatkan keunggulan lokal, kepentingan nasional, keadilan, dan kompetisi antar bangsa dalam peradaban dunia. c. Pasal 60 huruf b UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa tugas keprofesionalan dosen adalah merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. d. Pasal 19 PP No- 19/2005 tentang standar Nasional pendidikan, yang intinya: 1). Proses pembelajaran diserenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi aktif, peserta didik untuk berpartisipasi serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2). Pendidik memberikan keteladanan. 3). Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, 71 pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, e. Pasal 12 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional pendidikan : Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,dan penilaian hasil belajar. f. Pasal 21 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional pendidikan : Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan didik jumlah maksimal peserta perkelas dan beban mengajar maksimal perpendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. g. Pasal 23 PP No. 19/2005 tentang standar Nasional pendidikan : Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan 72 dan Mekanisme penetapan standar proses pembelajaran adalah tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan proses pembelajaran oleh Prodi di STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Seluruh proses pembelajaran tersebut perlu ditetapkan standar mutunya, yaitu: a. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam b. Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam. c. Standar Pengawasan Proses Pembelajaran oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam 2. Evaluasi Diri Dengan Menerapkan SWOT Analysis Setelah perumus standar mutu dalam SPMl- STIKES Mitra Bunda Persada Batam menetapkan komponen atau unsur – unsur apa saja yang sebaiknya ditetapkan di dalam standar mutu tentang perencanaan, pengawasan proses perundangan sebagaimana pelaksanaan, pembelajaran dipaparkan sesuai di dan peraturan atas, maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis swot ( strengths, weaknesses, apportunities, and Threats dengan dukungan studi pelacakan. 73 ) Untuk aspek Strengths, yang harus menjadi fokus analisis adalah keunggulan berbagai dari hal yang menjadi kekuatan/ STIKes Mitra Bunda Persada Batam, sedangkan untuk aspek weaknesses, yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi kelemahan/ kekurangan STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Jadi, analisis terhadap kedua aspek ini lebih berupa analisis terhadap faktor intemal STIKes Mitra Bunda Persada Batam, seperti misalnya jumlah dosen, kualifikasi dosen, ketersediaan ruangan dll. Threaths Sedangkan untuk aspek Opportunities dan yang harus menjadi fokus analisis adalah berbagai hal yang merupakan peluang dan ancaman bagi STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis terhadap kedua aspek terakhir harus diarahkan pada faktor eksternal STIKes Mitra Bunda Persada Batam, misalnya perkembangan teknologi informasi, peraturan Perundangan dll. Dengan standar demikian, Perencanaan untuk merumuskan substansi Proses Pembelajaran, Pelaksanaan Proses Pembelajaran, dan Pengawasan Proses Pembelajaran, harus mengetahui lebih dahulu kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dihadapi STIKES Mitra 74 Bunda Persada Batam melalui analisis SWOT. Jika dilakukan secara cermat, terarah sesuai cita-cita bersama, dan melibatkan segenap potensi yang ada, maka analisis SWOT dapat mengidentifikasi arah pengembangan STIKes Mitra Bunda Persada akurasi Batam yang sangat didukung dengan yang minimal baik Hasil hasil dengan tingkat analisis SWOT yang kajian normative peraturan perundangan yang relevan, kemudian diramu dengan visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam sehingga menghasilkan rumusan substansi standar proses dari Stikes Mitra Bunda Persada Batam. 3. Merumuskan standar dengan rumus ABCD Penjabaran rumus ABCD ke dalam perumusan, bahasa, standar mutu adalah sebagai berikut : a. Siapa yang bertugas untuk menjalankan atau menjamin terpenuhinya isi standar (Audience). b. Kondisi atau keadaan atau proses yang diharapkan terjadi. Kondisi tersebut sifatnya harus terukur. (Behaviour). c. Apa sasaran/ target tugas yang harus dicap ai (Competence). d. Tentukan periode atau satuan waktu, yang disebut 75 (Degree). Contoh perumusan standar dengan rumus tersebut: 1). Setiap awal semester Dekan menentukan dan mempersiapkan jadwal perkuliahan, jadwal ujian, ruang kuliah, dan dosen pengampu matakuliah. 2). Setiap dosen wajib menyusun bahan ajar yang dibagikan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan. 3). Setiap awal tahun akademik, Dekan masing-masing fakultas menyelenggarakan untuk menentukan rapat dosen matakuliah lengkap yang akan diselenggarakan dan dosen pengajamya. 4. Uji publik untuk mengetahui kebutuhan stakeholders Setelah isi standar proses telah berhasil dirumuskan, maka sebelum standar ter sebut resmi ditetapkan, lebih dahulu disosialisasikan kepada publik, khususnya ke pada perwakilan dari unsur pemangku hepentingan STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Tujuannya antara lain untuk memperkenalkan dan/atau menguji sejauh mana tingkat akses STIKES Mitra Bunda Persada Batam, abilitas dan akurasi dari isi standar tsb menurut penilaian mereka, dan untuk memperoleh usulan – usulan yang konstruktif. 76 Dari hasil uji coba ini, bila perlu isi standar dapat disempurnakan. 6.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Proses Pembelajaran 1. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran oleh Prodi di STIKES Mitra Bunda Persada Batam Standar mutu tentang perencanaan proses pembelajaran yang sekurang-kurangnya mengatur berbagai hal berikut ini: a. Penetapan matakuliah yang dilaksanakan pada semester tersebut b. Penunjukan PJMK c. Jadwal perwalian akademik d. Jadwal pendaftaran matakuliah (Kartu Rencana Studi) oleh mahasiswa. e. Penetapan kalender perkuliahan f. Jadwal dan tempat perkuliahan g. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Dan ditambahkan Kode matakuliah, jumlah SKS dalam Diskusi,Praktika/Lab,Klinik), distribusi (Ceramah- PJMK, Diskripsi matakuliah, Waktu dan Tatap muka perkuliahan. 77 Demikian pula merencanakan halnya proses dengan dosen, pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan proses pembelajaran yang telah ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam (cq. program studi). Untuk menetapkan standar mutu perencanaan proses pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam, beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan : a. Standar silabus, standar perwalian akademik, standar Kartu Rencana Studi, standar pembelajaran, standar penilaian harus mengacu pada visi - misi program studi yang diturunkan dari v isi – misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam b. Menetapkan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan stakeholders c. Substansi matakuliah, yang sesuai dengan visi dan misi program studi, kebutuhan stakeholders, dan keunggulan lokal. d. Strategi pemberajaran yang sesuai, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan demikian, pembelajaran, penyusunan langkah pemanfaatan 78 berbagai – langkah fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya. e. Metode pengajaran, yaitu untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran dapat digunakan beberapa metode, karena itu dosen harus dapat menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien. 2. Standar pelaksanaan proses pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Pelaksanaan proses pembelajaran yang sekurang – kurangnya mengatur perihal : a. Jumlah ± 40 mahasiswa/kelas b. Beban megajar seorang dosen 8 SKS / equivalen 112 Jam / Semester, yang lain menyesuaikan kebijakan institusi c. Rasio jumlah mahasiswa untuk setiap dosen tetap : 1 : 20 d. Prasarana dan sarana perkuliahan : Kursi mahasiswa, Meja-Kursi dosen-pengajar, White board-Spidolnya, LCD projector, AC, Sound System. Pelaksanaan perkuliahan : 79 a. Penguasaan Materi Kuliah oleh dosen/ pengajar b. Kemampuan Menjelaskan Materi Kuliah c. Sistematika menjelaskan kuliah d. Kemampuan Membangkitkan minat belajar bagi mahasiswa e. Kemampuan memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan f. kedisiplinan (Kehadiran dan ketepatan waktu) g. Kesediaan membantu mahasiswa diluar jam kuliah h. Kepatuhan terhadap silabus i. Kejelasan kompetensi yang akan diperoleh setelah mengikuti kuliah j. Kejelasan rangkaian mata kuliah ini dengan matakuliah lainnya k. Tugas yang diber ikan sesuai dengan beban kuliah l. Manfaat kuliah bagi mahasiswa m. Pemanfaatan sarana/fasilitas pendukung perkuliahan 3. Standar pengawasan proses pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, terutama oleh dosen, maka perlu ada mekanisme 80 untuk mengawasinya dan mekanisme pengawasan ini perlu dibuatkan standar mutunya. Standar mutu pengawasan proses pembelajaran, meliputi : a. Pemantauan Adanya suatu kegiatan pengawasan secara terus menerus oleh PJMK, Sekprodi, Kaprodi dan Ketua dalam pelaksanaan proses pembelajaran b. Supervisi Adanya suatu kegiatan pengawasan secara berkala oleh Sekprodi, Kaprodi dan Ketua dalam pelaksanaan proses pembelajaran c. Evaluasi Kegiatan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan menilai. d. Standar kegiatan mengukur : Ujian (UTS dan UAS, Ujian Perbaikan), Tugas Presensi. e. Standar pelaksanaan dan soal ujian : 1). Ujian boleh dilaksanakan bila jumlah tatap muka perkuliahan mencapai 75 % dari rencana. 2). Menetapkan jadual ujian satu minggu sebelum ujian 81 dilaksanakan 3). Menetapkan pengawas dan tempat ujian satu minggu sebelum ujian dilaksanakan. 4). Adanya tempat pengamanan soal ujian. 5). Melengkapi berita acara dan daftar hadir mahaiswa dalam ujian. 6). PJMK diperkenankan memberikan kisi – kisi soal. 7). PJMK diharuskan menyerahkan soal maksimal satu minggu sebelum ujian dilaksanakan. 8). Pembuatan soal disesuaikan dengan tujuan pembelajaran f. Menilai (menentukan katagori kemampuan mahasiswa) 1). Penilaian PAP atau PAN 2). Nilai diserahkan maksimal dua minggu setelah ujian dilaksanakan 6.4 Mekanisme Pengendalian Standar Proses Pembelajaran Pemenuhan standar pada prinsipnya menuntut setiap program studi danatau dosen sesuai dengan tugas dan kewenangan masing – masing berdasarkan struktur organisasi STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan secara konsisten memenuhi atau melaksanakan Standar Proses Pembelajaran yang telah 82 ditetapkan. Dengan demikian pejabat atau pimpinan unit atau dosen harus menjadikan standar ini sebagai tolok ukur dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing – masing. Dalam tahap ini, pimpinan unit perlu melakukan sosialisasi isi Standar Proses Pembelajaran kepada para pemangku kepentingan internal, khususnya dosen dan tenaga kependidikan. Setelah upaya ini dilakukan, pimpinan unit mulai bekerja untuk memenuhi atau melaksanakan isi standar tersebut. Pada tahap ini, pimpinan juga harus rnemperhatikan semua ketentuan normatif yang relevan (bila ada), agar upaya pemenuhan isi standar tidak melanggar peraturan perundangan. sebagai bagian dari mekanisme pemenuhan standar Proses Pembelajaran, pengelola standar harus pula menyiapkan perangkat dokumen tertulis seperti formulir borang, bagan checklist, tabel atau instrumen lain yang relevan dengan administrasi isi standar pelaksanaannya, ini.Untuk maka semua memudahkan instrument Tertulis tersebut harus diberi nama dan kode numerasi tertentu. Beberapa contoh dikemukakan di bawah ini. Pemenuhan standar perencanaan proses pembelajaran, termasuk juga administrasi kegiatan pendukung proses pembelajaran dilakukan secara transparan dan akuntabel. 83 Program studi sesuai dengan kewenangan masing – masing mempersiapkan administrasi kegiatan pendukung proses pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui : Penyelenggaraan rapat dosen lengkap dengan acara : 1). Memahami kembali visi dan misi program studi Penetapan standar administrasi kegiatan pendukung proses pembelajaran, antara lain: a). Jumlah tatap muka rata-rata persemester, Jika semester sebelumnya mencapai 75 %, maka pada semester berjalan ditargetkan meningkat menjadi 80 %' b). Jumlah penugasan kepada mahasiwa rata - rata persemester, jika semester sebelumnya mencapai 50 % dari tugas yang seharusnya diberikan, maka pada semester berjalan ditargetkan 60 %. c). Jumlah kelulusan dalam suatu mata kuliah, jika semester sebelumnya mencapai rata - rata 90 %, maka pada semester berjalan ditargetkan 95 % dengan parameter yang sama dengan semester sebelumnya. d). Kualitas kelulusan mahasiswa dari suatu mata kuliah, jika pada semester sebelumnya rata-rata 84 dominan pada nilai akhir c, maka pada semester berjalan ditargetkan dorninasi nilai akhir B dengan parameter yang sama dengan semester sebelumnya. 2). Koordinasi materi perkuliahan, termasuk evaluasi RPS 3). Pengembangan metode pengajaran (bila ada) 4). Manajemen kelas Koordinasi metode evaluasi proses pembelajaran. dll 6.5 Pemenuhan Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran Penyelenggraan proses pebelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka yang diselenggarakan selama 16 minggu termasuk UTS dan UAS atau kegiatan lain yang setara dan bahkan lebih baik dan alat bantu berupa : a. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang dibagikan kepada seluruh mahasiswa peserta suatu mata kuliah, untuk memantau kelengkapan pemberian dan pentahapan materi pembelajaran. b. Berita acara tatap muka perkuliahan yang berisi data dan informasi tentang materi pembelajaran, tugas yang telah diberikan kepada mahasiswa, penggunaan alat bantu pembelajaran. c. presensi (daftar kehadiran) mahasiswa dan dosen untuk memantau standar minimal kehadiran mahasiswa dan dosen, 85 misalnya sebanyak 90 % dari 14 minggu tatap muka dalam satu semester. d. Pemberian tugas kepada mahasisrva untuk menunjang keberhasilan kegiatan tatap muka, yang dapat terdiri atas penyusunan makalah, praktek di laboratorium, kuliah kerja, penelitian, workshop, dan lain – lain sesuai dengan kebutuhan mata kuliah terkait. Pemberian test formatif (test penyerapan) kepada mahasiswa, untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh mahasiswa. Hasil test formatif digunakan oleh dosen untuk menguatkan materi pembelajaran yang telah berhasil diserap oleh mahasiswa, dan/atau memperbaiki pemberian materi pembelajaran yang belum kurang/tidak dapat diserap oleh mahasiswa hingga Tujuan lnstruksional Khusus (TlK) yang dicantumkan dalam SAP dapat dicapai. 6.6 Pemenuhan Standar Pengawasan Proses Pembelajaran a. Prodi menyiapkan berita acara tatap muka/ perkuliahan yang berisi pembelajaran, data dan tugas yang informasi telah tentang materi diberikan kepada mahasiswa. b. Prodi menyiapkan presensi mahasiswa dan dosen untuk 86 (daftar kehadiran) memantau standar minimal kehadiran mahasiswa dan dosen. 6.7 Mekanisme Pengendalian Standar Pengawasan Proses Pembelajaran Pengendalian perencanaan, Standar Proses pelaksanaan, pembelajaran) harus Pembelajaran dan dilakukan oleh pengawasan (tentang proses STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang dalam hal ini dilakukan oleh pejabat yang berwenang (misalnya, Ketua dan Program Studi). Tujuannya adalah untuk nemantau penerapan standar secara konsisten tersebut pada segera kondisi Prodi. mengambil Bilamana tindakan perlu pejabat korektif apabila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Jadi setiap unit akademik (Prodi) yang bersangkutan selalu melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati. Pengendalian Standar Perencanaan Proses Pembelajaran yang dilakukan terhadap dosen: a. Prodi mengecek pada dosen koordinator mata kuliah sebelum suatu semester dimulai, apakah sudah menyerahkan RPS mata kuliah yang dibinanya agar dapat dibagikan kepada mahasiswa sebelum kuliah pada awal semester dimulai. 87 b. Prodi mengecek pada Dosen apakah sudah mempersiapkan diktat perkuliahan atau power point sebagai bahan ajar. Pengendalian standar Pelaksanaan Proses pembelajaran yang dilakukan terhadap dosen : Pengendalian oleh ketua/program studi dilakukan dengan pengisian daftar hadir dosen dan mahasiswa, pengisian Berita Acara Perkuliahan, penyiapan bahan ajar dan teknologi informasi , peralatan Up to date yang siap digunakan. Pengendalian oleh dosen: a. Dosen memperhatikan mutu pembelajaran dengan mengikut sertakan secara aktif mahasiswa (student centered). Konsep pembelajaran berfungsi untuk memfasiliiasi pembelajaran berdasarkan standar yang telah ditetakan. b. Dosen menciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran kolaboratif (colaborative learning). c. Dosen memenuhi standar kualitas pembelajaran, dengan: mendorong mahasiswa belajar mandiri dan dapat memilih sendiri pengembangan lebih lanjut model belajar untuknya mendorong pengembangan kualitas pribadinya memberi kemungkinan 88 proses pemt-.elajaran berlangsung dengan tujuan life long learning menjamin bahwa mahasiswa aktif selama proses pernbelajaran, yang dicerminkan pengalaman dan dalam pengenalan memiliki wawasan yang luas. 89 penguasaan teori, problem nyata, dan BAB VII STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN 7.1 Pendahuluan Paradigm baru dalam system pendidikan tinggi yang di tuangkan dalam HELTS 2003-2010 dan kemudian di jabarkan dalam beberapa peraturan dan undang undang system pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 ( Sisdiknas ) dan peraturan pemerintah No. 19/2005 tentang standar Nasioanl Pendidikan ( SNP ) telah memberikan wacana berkelanjutan. Dalam PP tentang SNP, proses penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: 1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik ( dosen ) 2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian hasil hasil belajar oleh pendidik ( dosen ) dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan untuk mematau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam berbentuk tugas /test/ujian. Bahwa system penilaian dan Sedangkan hasil penilaian pencapaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua kuliah.lebih lanjut, PP tersebut juga menetapkan penjaminna standar mutunya di tetapkan oleh 90 masing – masing PT dengan tetap mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku. 7.2 Mekanisme Penetapan Standar Penilaian Pendidikan Sebagaimana disebutkan di atas, standar penilaian pendidikan pada intinya terdiri dari 2 ( dua ) standar turunan, yaitu a. Standar penilaian pendidikan oleh dosen b. Standar penilaian pendidikan oleh PT Kedua standar turunan di dalam kelompok standar penilaian pendidikan ini betujuan untuk menetapkan tolok ukur minimum penilaian atas hasil dari proses pembelajaran terhadap mahasiswa. 1. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika hendak menetapkan standar penilaian pendidikan pertama hendaknya di pahami terlebih dahulu seluruh peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang system penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi. Peraturan perundang – undang tersebut dapat berupa undang – undang, peraturan pemerintah, ataupun keputusan menteri bpendidikan nasional. Tujuannya 91 agar substansi atau isi standar tersebut tidak bertentangan dengan peraturan normative yang berlaku secara nasional itu. Kedua, PT juga harus memastikan bahwa substansibstandar benar – benar selaras dengan visi, misi dan tujuan dari PT yang bersangkutan. Ketiga, PT juga seyogianya mencari dan memperhatiakan masukan/ konstribusi pemikiran dari para stakeholders termasuk alumni, dan/ atau dari asosi. Keempat, dalam proses penetapan standar penilaian pendidikan terhadap empat aspek yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu: 1. validitas isi dan konsep penilaian pendidikan yang sesuai dengan tujuan penilaian. 2. Reabilitas informasi dan konsistenssi penilaian 3. Kepraktisan prosedur dalam melakukan penalian 4. Memberikan efek terhadap system pendidikan secara keseluruhan, khusunya pada improving quality of education system. 2. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika hendak menetapkan standar turunan pendidikan oleh dosen 92 yaitu standar penilaian Sejalan dengan paradigm dalam system pembelajaran di PT yang mengacu pada pengembangan dan penerapan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ), ada pergeseran pada aspek “ method of delivery “ atau dari “teacher – centered learning “ menuju student – centered learning “membawa konsekuensi pada perlunya perbaikan sistem penilaian pendidikan yang dapat mencerminkan mutu kompetensi lulusan sesuai dengan tuntutan pengguna ( market demand ). If we wish to discover the truth about an educational system, we must look into its assessment procedures, pertanyataan tersebut memiliki arti yang cukup mendalam terkait dengan arti pentinggnya dan peran suatu proses penilaian dalam sistem pendidikan. Dilain pihak, masih banyak pertanyaan yang muncul dalam prosess pendidikan, antara lain: a. apakah yang di maksud dengan penilaian adalah pemberian angka pada hasil belajar mahasiswa? b. Ranah kemampuan apa yang akan di nilai dari mahasiswa, kognitif psikomotorik dan efektif? c. Apakah teknik penilaian paper / karangan, syair, matematika, maket patung, menggunakan cara yang sama? 93 ujian tulis, apakah d. Apakah tes dan ujian tulis merupakan satu – satunya cara yang tepat untuk melihat kemampuan mahasiswa? Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan di atas, perlu rasanya kitasamakan persepsi tentang apa yang di maksud dengan penilaian dan lingkup batasannya pada pendidikan. Berikut kita mencoba melihat lebih dalam lagi terkait tujuan kita melakukan penilaian hasil belajar mahasiswa, yaitu antara lain: a. Mengetahui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh mahasiswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu b. Mengetahui posisi atau kedudukan seorang mahasiswa dalam kelompok. c. Mengetahui tingkat usaha yang di lakukan oleh mahasiswa dalam belajar. d. Mengatahui hingga sejauh mana mahasiswa telah mendaya gunakan dosen dalam proses pembelajaran. Sedangkan kegunaa lebih lanjut dari hasil penilaian nantinya dapat mendudkung dalam proses pengambilan keputusan – keputusan yang berhubungan dengan (i) proses dan hasil pembelajaran, (ii )diagnosis dan usaha – 94 usaha perbaikan yang berkelanjutan, (iii)placement test dan seleksi, (iv) bimingan dan konseling, (v) kurikulum dan ( vi ) penilaian kelembagaan. Ada beberapa model atau metode penilaian hasil pembelajaran yang telah di kembangkan oleh para ajli pendidikan. Pada umumnya yang dijadikan dasar pengembangan moel penilaian adalah tujuan yang gendak dicapai dalam melakuka proses tersebut, apa yang akan kita nilai? Metode penilaian yang lazim dilakukan adalah seperti terlihat paga Gambar 1, 95 BAB VIII STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 8.1 Definisi Mengawali uraian tentang praktik baik yang telah dilakukan oleh perguruan Tinggi (Stikes Mitra Bunda Persada Batam) dalam menetapkan, melaksanakan (memenuhi), dan mengendalikan standar pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai bagian dari sistem penjaminan Mutu Internal , akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian darisebutan pendidik dan tenaga kependidikan dalam bab ini. Ketentuan umum dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional (UU sisdiknas) menyebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyerenggaraan pendidikan; sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi seperti guru, dosen, konselor, pamong penbelajaran, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator, serta sebutan lainnya yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyerenggarakan pendidikan. 96 Namun kemudian, dalam pasal 39 disebutkan bahwa Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan- Sedangkan pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, merakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi, Jadi, tampak ada sedikit inkonsistensi : di satu sisi Tenaga Kependidikan seolah mempunyai arti yang luas sebab mencakup Pendidik, namun di sisi lain Tenaga Kependidikan diartikan hanyalah sebagai pelaksana administratif dan teknis untuk menunjang proses pendidikan, sehingga Pendidik terkesan 'dikeluarkan' dari pengertian itu. Sementara itu, dalam PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP SNP) walaupun ditemukan Standar Pendidik dan Tenaga definisi Kependidikan, dari yaitu pendidikan prajabaian dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan, tetapi tidak ditemukan definisi dari sebutan Pendidik dan Tenaga Kependidikan itu sendiri. 97 Lebih lanjut, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dengan tegas menggunakan istilah Dosen untuk merujuk pada pengertian Pendidik pada jenjang pendidikan tinggi, yaitu pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, menyebarluaskan melalui ilmu pendidikan, mengembangkan, pengetahuan, teknologi, penelitian, dan dan dan pengabdian seni kepada masyarakat (Pasal 1). Oleh sebab itu, dalam bab ini digunakan istilah Dosen dan Tenaga Kependidikan, dengan catatan bahwa yang terakhir ini meliputi pula laboran, pustakawan, teknisi, pegawai adminisirasi, sopir, hingga pekarya. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dapat pula disebut Standar Sumberdaya Manusia sebagaimana disebutkan di dalam lnstrumen Akreditasi lnstitusi Badan Akreditasi Nasional perguruan Tinggi (BAN-PT). merupakan salah satu standar dari delapan standar yang terdapat di dalarn PP tentanq SNP. Di dalam bab ini diuraikan praktik baik yang berlaku pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam tentang bagaimana menetapkan, melaksanakan, dan mengendalikan standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sebagai bagian dalam SPMl-STIKES Mitra Bunda Persada 98 Batam. Perlu diingat bahwa standar yang diberlakukan di suatu STIKES Mitra Bunda Persada Batam belum tentu cocok apabila diterapkan pada STIKES Mitra Bunda Persada Batam lain karena, bagaimanapun, visi dan misi adalah hal dasar yang perlu diperhatikan didalam penetapan sebuah standar. 8.2 Mekanisme Penetapan Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Seperti penetapan seluruh standar di dalam SPMlSTIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka untuk nenetapkan standar Dosen dan Tenaga Kependidikan ini sebaiknya ditempuh langkah – langkah sebagai berikut: 1. Melakukan studi terlebih ketentuan normative dahulu terhadap seluruh berupa peraturan perundang- undangan yang mengatur lentang dosen dan nondosen. 2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analysis. 3. Melakukan uji publik, apabila perlu, terhadap rancangan isi standar dengan mengundang penvakilan dari unsur-unsur para pemangku ke pentingan (stakeholders) STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 99 A. Uraian rinci setiap langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Studi Pendahuluan Terhadap Ketentuan Normatif Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah pemerintah melalui perundang-undangan telah menetapkan standar minimum nasional tentang Dosen dan Tenaga Kependidikan. Apabila standar minimum nasional itu temyata telah ada, maka setiap Stikes Mitra Bunda Persada Batam harus terlebih dahulu memenuhi standar nasional tersebut. Dengan demikian setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam akan taat asas dan patuh pada aturan nonnatif yang berlaku. Berikut ini uraian detil tentang perundangundangan tersebut : a) Hak – Hak normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan Setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam menetapkan standar mutu Dosen dan Tenaga Kependidikan harus menjamin terpenuhinya semua hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 40 UU Sisdiknas, yaitu: 1). Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai 2). Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja 100 3). Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas 4). Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual 5). kesempatan prasarana, untuk menggunakan dan fasilitas sarana, pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Khusus Dosen, Pasal 51 menambahkan bahwa UU Guru dalam dan Dosen melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak : 1). Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 2). Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; 3). Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peserta didik; dan 4). Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/organisasi profesi keilmuan. b) Kewajiban normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan Setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam 101 menetapkan standar mutu bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan harus pula memperhatikan kewajiban normatif mereka sebagaimana secara minimum diatur oleh pasar 40 UU Sisdiknas, sebagai berikut : 1). Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; 2). Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan 3). Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Lebih jauh, UU Guru dan Dosen menambahkan bahwa Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, wajib untuk : 1). Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat 2). Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 3). Meningkatkan akademik dan dan mengembangkan kompetensi kualifikasi secara berkeranjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 102 4). Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran 5). Menjunjung tinggi peraturan perundang_undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Dapat saja Stikes Mitra Bunda Persada Batam menambahkan kewajiban bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan untuk, misalnya, memberi perhatian lebih pada masyarakat tersisih, apabila hal ini memang sesuaidengan visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. c) Kualifikasi Akademik Dosen Pasal 26 permen tentang SNPT menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi jasmani untuk dan sebagai rohani, mewujudkan agen pembelajaran, serta memiliki kemampuan tujuan pendidikan sehat nasional, Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kualifikasi 103 akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yarg belaku. Kualifikasi pendidikan minimum menurut Permen tersebut adalah : 1). Dosen proram diploma tiga dan diploma empat harus berkualifikasi akademik paling rendah magister atau magister terapan yang relevan dengan program 2). Dosen proram sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. 3). Dosen program profesi harus berkualifikasi akademik paling rendah magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. 4). Dosen yang bertugas di Program Vokasi atau Program Profesi selain mempunyai ijazah, juga harus mempunyai sertifikat kompetensi yang sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan atau dihasilkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Pasal 45 dan 46 UU 104 tentang Guru dan Dosen, menetapkan ketentuan yang agak lebih tinggi yaitu dosen wajib memiliki kualifikasi pendidik, akademik kompetensi,bersertifikat sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dosen tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian Standar rninimum kualifikasi akademik dosen menurut UU ini adalah 1). lulusan program rnagister untuk program diploma atau program sarjana 2). lulusan program doktor untuk program pascasarjana. Dengan demikian, jumlah dan kualifikasi dosen tetap untuk setiap program studi jenjang sarjana di STIKES Mitra Bunda Persada Batam sekarang minimal adalah 6 dosen tetap bergelar magister (bukan lagi 2 magister dan 4 sarjana seperti diatur dalam Keputusan 105 Mendiknas Nomor 234 N1206 Tentang Pedoman Pendirian Stikes Mitra Bunda Persada Batam). Perlu diingat pula bahwa gelar sarjana, magisler dan doktor yang dimiliki oleh dosen harus sama/sesuai dengan program studi/ jurusan yang menjadi tempat bertugas dosen tersebut (Pasal 8 Keputusan tersebut). STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang menyelenggarakan program studi jenjang pascasarjana tentu harus mempunyai dosen tetap bergelar doktor lebih banyak. Kondisi ideal, yaitu lebih dari 80% dosen tetap bergelar minimal magister dan lebih dari 35% dosen tetap bergelar doktor, sebagaimana tercantum di daram lnstrumen Akreditasi institusi BAN-PT, merupakan contoh praktik baik di perguruan tinggi yang mempunyai program pascasarjana. d) Sertifikasi Dosen Pasal 3 UU tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesionar pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat perundangan. tenaga sesuai dengan peraturan pengakuan kedudukan dosen sebagai profesional tersebut 106 dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Perlu dicatat bahwa sertifikat pendidik yang dimaksud kompetensi yang disini bukanlah sertifikat harus dimiliki oleh dosen yang bertugas di program vokasi atau program profesi, melainkan sertifikasi yang diperoleh melalui program sertifikasi dosen yang diselenggarakan oleh PT yang penyelenggara sertifikasi Dosen. e) Kompetensi Dosen Kompetensi, menurut pasal 1 UU tentang Guru dan Dosen, adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oreh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Uraian lebih rinci tentang kompetensi, khususnya untuk guru, justru terdapat di dalam pasal 28 PP tentang SNP, yaitu kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan pendidikan pedagogik, anak dasar dan menengah usia dini meliputi: serta kompetensi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keempat ranah kompetensi ini dapat saja diterapkan pada dosen, namun dengan penyesuaian: kompetensi pedagogik 107 yang perlu diubah rnenjadi kompelensi andragogik karena yang mengalami proses pembelajaran adalah manusia dewasa (mahasiswa), bukan anak –anak (siswa). f) Jabatan Akademik Dosen Tentang jabatan akademik dosen diatur dalam pasal 48 Ayat 2 UU tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa jeniang jabatan akademik dosen tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan menyebutkan profesor. Kemudian bahwa STIKES ayat 4 MITRA BUNDA PERSADA BATAM dapat mengatur kewenangan jenjang jabatan akademik dan dosen tidak – tetap sesuai dengan peraturan perUUan. Kewenangan untuk masing-masing jenjang jabatan akademik yang masih berlaku dapat dilihat di dalam : 1). Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara 3B/Kep/Mk.Waspan/8/1999 Nomon Tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya dan 2). Keputusan Menteri 108 Pendidikan NasionaI Nomor: 36/D/O/2001 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Dosen Perlu penjelasan Angka Kredit diperhatikan Pasal48, yang bahwa dimaksud Jabatan sesuai dengan dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu. Jabatan akademik tertinggi, yaitu profesor, hanya dapat dicapai oleh dosen dengan gelar akademik doktor, sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 48 UU tentang Guru dan Dosen. Bergantung pada visi dan misinya, STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat saja menerapkan standar lebih tinggi dari itu, misalnya untuk mencapai jabatan akademik lektor kepala, seorang dosen harus mempunyai gelar akademik doktor. Sebagai pedoman, persentase ideal yang terdapat didalam Instrumen Akreditasi Institusi BANSTIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat digunakan, yaitu dosen akademik profesor lebih tetap dari berjabatan 20% (untuk universitas, institut, atau sekolah tinggi) dan 109 dosen tetap berjabatan akademik lektor kepala lebih dari 50 % (untuk politeknik dan akademi). Sebagaimana ditetapkan di dalam Pasal 71 UU tentang Guru dan Dosen, kualifikasi akademik dan kompetensi dosen perlu dibina dan dikembangkan oleh : Pemerintah (untuk STIKES PT/BHMN), dan Perguruan Tinggi (STIKes Mitra Bunda Persada Batam). Agar pembinaan dan pengembangan dosen dapat dilakukan dengan baik, peta distribusi dosen di STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM maupun di tingkat program studi, perlu ada. g) Beban Tugas Dosen Sesuai ketentuan pasal 72 UU tentang Guru dan Dosen, beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok rnelaksanakan yaitu merencanakan proses pembelajaran, pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbjng dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Keseruruhan kegiatan dosen tersebut dapat dirangkum menjadi kegiatan Tridharma Stikes Mitra 110 Bunda Persada Batam dan kegiatan penunjangnya. Beban kerja tersebut sepadan dengan 12 – kurangnya sekurang (dua beras) satuan kredit semester dan sebanyak-banyaknya 16 (enam belas; satuan kredit semester, yang besarnya diatur oleh setiap satuan peraturan pendidikan tinggi – perundang sesuai undangan. dengan Komposisi penugasan dosen didalam masing – masing kegiatan sebaiknya diatur sesuai visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat saja mengatur penugasan dosen dengan titik berat pada dharma penelitian, apabila visi dan misinya memang kearah tersebut. Sejumlah Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang melengkapi formulir penugasan dosen (yang diisi disetiap awal semester) dengan formulir kinerja dosen (yang diisi di setiap akhir semester) merupakan contoh praktik baik penjaminan mutu dosen. h) Rasio Dosen Tetap : Mahasiswa Agar seluruh proses pelaksanaan Tridharma STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat terlaksana 111 dengan baik, bukan hanya kualifikasi dosen yang harus memadai jumlah dosen, terutama dosen tetap, harus memadai. Rasio jumlah dosen ietap dan jumlah mahasiswa yang ideal menurut lnstrumen Akreditasi lnstitusi BAN-PT sebesar 1 : 15, dapat saja digunakan sebagai standar mutu Stikes Mitra Bunda Persada Batam, sejauh hal ini sesuai dengan kebutuhan Stakeholders dan sesuai visi dan misi Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Perlu diperhatikan bahwa didalam menetapkan rasio ini, STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu memerhatikan pola pembelajaran yang dilaksanakannya. Sebagai contoh, dengan pola pembelajaran jarak jauh (e-learning) mungkin saja rasio dosen tetap dibanding mahasiswa 1 : 100, atau lebih dari itu. i) Rekrutasi Dosen UU tentang Guru dan Dosen, Pasal 50 mengamanatkan bahwa STIKES Mitra Bunda Persada Batam. harus melakukan proses rekrutasi dosen dengan prinsip tanpa diskriminasi. Artinya, suku, agama, ras, jenis kelamin, dan golongan tidak 112 dapat digunakan sebagai dasar di dalam rekrutasi dosen. Stikes Mitra Persada Batam harus menggunakan kualifikasi akademik, kompetensi, dan pengalaman sebagai dasar rekrutasi dosen. Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang telah sangat maju dengan misi mensyaratkan research university dapat saja kualifikasi akademik berupa gelar akademik doktor di dalam proses rekrutasinya. j) Tenaga Kependidikan PP tentang SNP dalam Pasal 36 menetapkan bahwa tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, sertifikasi sesuai Kualifikasi, kompetensi, dikembangkan dengan oleh dan kompetensi, dan bidang tugasnya. sertifikasi tersebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Sementara Peraturan Menteri dimaksud belum ada, ketentuan yang ada di dalam Keputusan Mendiknas tentang Pedoman Pendirian STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagaimana ditunjukkan didalam Tabel 4 dapat digunakan sebagai standar minimum. Untuk peningkatan 113 kompetensi tenaga kependidikan, Stikes Mitra Bunda Persada Batam perlu melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, pustakawan, misalnya, harus mengikuti pelatihan kepustakaan, terutama apabila gelar sarjana yang diperolehnya bukan sarjana perpustakaan. Bahkan, bidang tugas tenaga kependidikan tertentu mungkin membutuhkan lulusan minimal magister, misalnya pengembang sistem informasi perguruan tinggi. Sertifikasi yang sesuai dengan bidang tugas tenaga kependidikan merupakan amanat PP tentang SNP. Kondisi ideal, sebagaimana disebutkan didalam lnstrumen Akreditasi lnstitusi BAN-PT, adalah lebih dari 70 % tenaga kependidikan (khususnya laboran, teknisi, pustakawan, seperti pada standar Dosen, rekrutasi yang tidak diskriminatif juga harus ada di dalam standar Tenaga Kependidikan. Rekrutasi ini harus memerhatikan kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan pengalaman tenaga kependidikan. Dengan demikian, dari studi terhadap ketentuan perundang – undangan sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa Pemerintah telah menetapkan berbagai tolak ukur minimum yang harus dipenuhi 114 terlebih dahulu oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam dalam menjalankan SPMI khususnya ketika Stikes Mitra Bunda Persada Batam menetapkan Standar Dosen dan tersebut Tenaga Kependidikan. Apabila Stikes Mitra Bunda Persada Batam menghendaki substansi standar yang lebih tinggi dari ketentuan minimum tersebut tentu saja hal itu akan lebih baik. kriteria/ukuran/tolok ukur Semakin sebuah tinggi standar maka tentunya mutunya akan lebih tinggi. Kecuali itu, Stikes Mitra Bunda Persada Batam juga dapat menambah jumlah standar mutu yang tergabung dalam kelompok Dosen dan Tenaga Kependidikan ini, misalnya, menetapkan standar mutu tentang kinerja dosen kesejahteraan dan dosen dan tenaga tenaga kependidikan, kependidikan, pembinaan karir dosen dan tenaga kependidikan, perjalanan dinas dosen, dan sebagainya. k) Evaluasi Diri Menqgunakan SWOT Analysis Setelah perumus standar mutu di dalam SPMI-STIKES Mitra Bunda Persada Batam menetapkan substansi atau butir115 butir standar mutu apa saja yang masuk ke dalam lingkup Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan (seperti Kualifikasi, Kompetensi, Rekrutasi, dan sebagainya, seperti dijelaskan di atas), maka mulailah melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dengan dukungan data. Untuk merumuskan isi Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dengan menggunakan analisis SWOT dibutuhkan adanya kerjasama antara Stikes Mitra Bunda Persada Batam dengan para pemangku kepentingan (stakehoLders) internal rnaupun eksternal. Sebagaimana diketahui, untuk aspek Strengths dan Weaknesses suatu Stikes Mitra Bunda Persada Batam, yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan institusi tersebut, berfokus pada factor internal yang berarti analisis ini institusi, seperti misalnya ketersediaan dana, sarana, serta prasarana, faktor fungsional dari unit-unit dalam institusi, dan sebagainya Untuk aspek opportunities dan Threats Stikes Mitra Bunda Persada Batam, yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi peluang dan ancaman institusi tersebut, yang berarti analisis ini berfokus pada faktor ekstemal institusi tersebut, misalnya keadaan perkembangan Stikes Mitra Bunda Persada Batam 116 lain, perkembangan teknologi informasi, perubahan peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Setelah melakukan analisis SWOT, barulah substansi standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dapat disusun. Dengan cara demikian, suatu Stikes Mitra Bunda Persada Batam tidak akan menetapkan suatu standar yang secara nyata tidak dapat dipenuhinya. sebagai ilustrasi, tidak mungkin sebuah Stikes Mitra Bunda Persada BAtam dapat mempunyai standar 80 % dosen-tetap bergelar doktor'', tanpa melakukan analisis terlebih dahulu pada ketersediaan dana di Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut, tersedianya peluang mendapatkan beasiswa studi lanjut doktor, pemetaan gelar akademik dosen tetap, dan sebagainya. B. Uji Publik Dengan Para pemangku Kepentingan Apabila substansi/isi standar Dosen dan Tenaga Kependidikan telah dirumuskan, maka sebelum standar itu resmi dilaksanakan sebaiknya disosialisasikan terlebih dahulu kepada publik, khususnya dari unsure pemangku kepentingan Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Tujuannya antara lain adalah untuk memperkenalkan dan/atau menguji sejauhmana tingkat aksesabilitas dan akurasi dari isi standar tersebut 117 menurut penilaian mereka, dan untuk memperoleh usulan – usulan yang konstruktif. Dari hasil uji publik ini bila perlu isi standar dapat lebih disempurnakan. Dengan demikian diharapkan pada akhimya seluruh isi standar didalam SPMlStikes Mitra Bunda Persada Batam dapat diterima sebagai standar oleh seluruh unsur pemangku kepentingan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut sebagai ilustrasi, apabila standar tentang tenaga mensyaratkan pendidikan perpustakaan, standar ini maka harus kependidikan minimal pustakawan siap untuk pustakawan Magister yang studi di bidang belum mencapai lanjut di bidang Perpustakaan, atau siap untuk dipindahkan ke bidang tugas lain yang sesuai, atau kemungkinan terburuk berupa pemutusan hubungan kerja pensiun dini. Apabila sosialisasi telah dijalankan dengan baik, maka apapun kemungkinan yang terjadi diharapkan tidak akan menimbulkan gejolak di semua unsur pemangku kepentingan. 8.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dosen pada umumnya bekerja diunit akademik (urusan, fakultas) sedangkan tenaga kependidikan ada yang bekerja di 118 unit akademik dan ada pula yang bekerja di unit penunjang (biro, unit pelaksana teknis). Keseluruhan unit tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing didalam struktur organisasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut, harus pemenuhan melakukan Standar – langkah Dosen dan langkah untuk Tenaga Kependidikan, misalnya, persiapan administrative dan keuangan, sosialisasi substansi standar, serta upaya pencapaian pemenuhan standar secara konsisten. sebagaicontoh praktik baik, pada Tabel 5 ditunjukkan formulir/dokumen yang diperlukan untuk mengukur pemenuhan Standar Dosen yang tentu saja dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kebutuhan suatu STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Sebagai ilustrasi, formulir penugasan dosen, dalam hal ini dosen tetap, persemester dapat dilihat di dalam Lampiran 1 Bab ini. Tabel 8.1 Pemenuhan standar dosen dan tenaga kependidikan STIKES Mitra Persada Batam Standar Contoh Formulir / Dokumen Yang dibutuhkan 119 Kualifikasi akademik Ijazah, Transkip akademik setiap dosen dosen Kompetensi dosen Formulir rekam jejak kompetensi dosen Sertifikasi dosen Daftar dosen yang sudah dan belum mempunyai sertifikat dosen Jabatan Akademik Dosen Foemulir pengusulan jabatan akademik dosen, keputusan pihak berwenang tentang jabatan akademik setiap dosen. Beban kerja dosen Rasio dosen Mahasiswa tetap Formulir penugasan dosen : Peta komposisi dosen berdasarkan gelar akademik dan jabatan akademik ditingkat program studi dan di tingkat perguruan tinggi. Peta komposisi mahasiswa disetiap program studi dan perguruan tinggi,. Rekrutasi Dosen Formulir penilaian wawancara dosen, soal seleksi dosen, misalnya tes potensi akademik dan bahasa inggris. 120 Kualifikasi akademik dosen Ijazah, transkrip akademik setiap dosen Kompetensi dosen Sertifikasi dosen Formulir rekam jejak kompetensi dosen Daftar dosen yang sudah dan belum mempunyai sertifikat dosen Jabatan akademik dosen Formulir pengusulan jabatan akademik dosen, keputusan pihak berwenang tentang jabatan akademik setiap dosen Beban kerja dosen Formulir penugasan dosen Rasio dosen tetap : Peta komposisi dosen berdasarkan gelar akademik dan jabatan akademik di tingkat program dan di tingkat perguruan tinggi. Peta komposisi mahasiswa di setiap program studi dan di perguruan tinggi . Rekruitasi Dosen Formulir penilaian wawancara dosen, soal seleksi dosen, misalnya test potensi akademik dan bahasa inggris 8.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Maksud dari pengendalian standar, dalam hal ini standar Dosen dan Tenaga kependidikan, adalah setiap unit di STIKes Mitra Bunda Persada memonitor dan mengevaluasi konsisten dan Batam pemenuhan harus mampu standar secara pada kondisi faktual, untuk selanjutnya mengambil tindakan korektif apabila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Hal terpenting adalah setiap unit, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing 121 dalam sruktur organisasidi perguruan tinggi, harus selalu melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati. Bila sebuah standar belum terpenuhi, perlu dicari apa penyebabnya dan dapat segera diketahui upaya untuk memenuhi standar tersebut. Sebagai contoh, misalkan standar Kualifi kasi Akademik Dosen menetapkan bahwa Dosen yang mengajar disuatu program sarjana sebuah Stikes Mitra Bunda Persada Batam minimal bergelar akademik magister. Apabila setelah dilakukan pemantauan di Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut, ternyata di salah satu program sarjana ternyata ada dosen tidak tetap yang belum bergelar magister, maka perlu dicari penyebabnya. Apabila peyebabnya adalah idak ada dosen tetap yang mempunyai bidang keahlian sama dengan dosen tidak tetap ersebut (sebut saja bidang keahlian A), maka beberapa alternatif upaya pemenuhan standar tersebut adalah: (a) nencari dosen tidak tetap lain yang mepunyai bidang keahlian A. namun bergelar magister, (b) melakukan pengembangan, misalnya rekrutasi dosen tetap baru bergelar minimal magister dengan yang mempunyai bidang keahlian A, atau (e) memagangkan dosen tetap yang telah bergelar magister kedosen tidak tetap dengan bidang keahlian A 122 tersebut. Altematif mana yang dipilih, bergantung pada tingkat urgensi pemenuhan standarersebut. apabila setelah dievaIuasi temyata seluruh program sarjana di Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut telah memenuhi standar Kualifikasi Dosen sebagaimana disebutkan di atas, maka Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat meningkatkan standarnya menjadi, misalnya, 30% dosen yang mengajar di program sarjana bergelar minimal bergelar akademik akademik magisler. berkelanjutan seperti ini doktor dan sisanya Peningkatan standar secara dikenal dengan continuous improvement atau kaizen. Hal inilah yang diharapkan terjadi didalam sistem penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Pencatatan / pendokumentasian adalah bagian penting didalam pengendalian standar. Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat merancang dua formulir, masing-masing untuk pemenuhan Standar dan pengendalian standar. Cara lain adalah dengan menggunakan formulir yang sekaligus dapat dipakai untuk kedua langkah tersebut. Sebagai contoh, di dalam formulir penugasan dosen di suatu semester dapat dilengkapi dengan kolom atau bagian yang menunjukkan proses monitor dan evaluasi atas pelaksanaan tugas dosen tersebut. 123 UntukTenaga Kependidikan, yang mencakup administrasi, teknisi, laboran, dan pustakawan, formulir/dokumen yang dibutuhkan untuk pemenuhan standar dan pengendalian standar dapat berbeda-beda untuk masing-masing bidang tugas tersebut. Untuk administrasi, misalnya, kemampuan menggunakan pengolah kata, sertifikat dan pengolahan basis data, mungkin dibutuhkan di suatu STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Untuk laboran, misalnya, sertifikat penggunaan suatu alat uji serta pemeliharaannya, diperlukan di suatu laboratorium. Untuk memastikan apakah penggunaan dan pemeliharaan alat tersebut sesuai dengan standar yang ada, dibutuhkan formulir pengendalian standar, yang tentu saja tidak sama dengan formulir pengendalian yang digunakan pada tenaga administrasi. 8.5 Monitoring, Evaluasi dan Kinerja Tenaga Pendidik 1. Monitoring Tenaga Pendidik Pemantauan program merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program, untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai 124 dengan yang direncanakan. Monitoring atau pemantauan sering kali disebut ”evaluasi proses”. Monitoring (pemantauan) dilingkungan STIKes Mitra Bunda Persada dilakukan pada kegiatan proses belajar mengajar pada, dan kegiatan pengabdian masyarakat. Monitoring dilakukan untuk dosen dan untuk mahasiswa. Format Monitoring Terlampir. 2. Evaluasi Tenaga Pendidik Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya kesuksesan dalam mencapai tujuan yang sudah di tetapkan sebelumnya. Evaluasi bukanlah tujuan, melainkan alat dalam mencapai tujuan. Evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya, dan berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Evaluasi dilakukan dalam setiap kegiatan dan diperbaiki di setiap tahap proses evaluasi. Evaluasi tenaga pendidik dilakukan berjenjang sbb : a. Evaluasi oleh mahasiswa b. Evaluasi Tri Dharma Perguruan Tinggi c. Penilaian Kinerja Dosen 125 Masing-masing Format Evaluasi terlampir. 3. Kinerja Tenaga Pendidik Penilaian Kinerja Dosen yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi di tuangkan dalam suatu daftar yang di sebut Daftar Penilaian Kinerja Dosen (DPKD). Unsur unsur yang dinilai dan bobot dalam Daftar Penilaian Kinerja Dosen (DPKD) terdiri dari : a. Proses Belajar Mengajar 1. Memenuhi Jumlah Tatap muka sesuai dengan yang di jadwalkan, termasuk hadir dan selesai tepat waktu dengan bobot 10% 2. Membuat soal ujian, jawaban dan mengoreksi tepat waktu dengan bobot 10% 3. Mengawas Ujian sesuai dengan penjadwalan dengan bobot 5% 4. Menguji magang kerja dan skripsi sesuai penjadwalan dengan bobot 5% 5. Hasil feed back/penilaian dari mahasiswa tentang proses belajar mengajar dengan bobot 10%. b. Bimbingan dan Konsultasi 1. Memberikan bimbingan magang kerja / KKN & Skripsi dengan bobot 10% 126 2. Menjadi Penasehat akademik (Dosen Wali) dengan bobot 10% c. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 1. Membuat karya ilmiah : penelitian, makalah, buku, diktat, artikel di jurnal / majalah / koran dsb dengan bobot 10% 2. Melakukan pengabdian masyarakat : Bakti sosial, memberikan penyuluhan/pelatihan, termasuk membina mahasiswa dengan bobot 10% d. Tugas lain lain di luar tugas utama : 1. Bertugas sebagai panitia dengan bobot 5% 2. Menghadiri Kegiatan yang diselenggarakan STIKes Mitra Bunda Persada Batam berupa seminar, pelatihan, simposium, rapat kerja, upacara dsb. dengan bobot 5% e. Disiplin dan Kesehatan 1. Pemenuhan Jam Kerja dengan bobot 5% 2. Absensi (skit, ijin, alpha) dengan bobot 5% f. Faktor Pengurang 1. Surat Teguran 1 dengan bobot -2% 2. Surat Teguran 2 dengan bobot -4% 3. Surat Teguran 3 dengan bobot -5% 127 4. Surat Peringatan 1 dengan bobot -10% 5. Surat Peringatan 2 dengan bobot -15% 6. Surat Peringatan 3 dengan bobot -20% Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk menentukan kenaikan gaji. Tujuan jangka menengah dan panjangnya adalah untuk menyusun program pelatihan, promosi dan pengembangan karier, mutasi, demosi dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tujuan penilaian kinerja dalam kaitannya penentuan kenaikan gaji misalnya pada tahun dengan 2003 manajemen/yayasan perguruan tinggi menetapkan kenaikan maksimal adalah 20%. Agar tujuan ini dapat memotivasi dosen, maka dapat dilakukan kenaikan secara proporsional berdasarkan kinerja seorang dosen dibandingkan dengan kenaikan yang telah ditetapkan perguruan tinggi. Pada hasil penilaian kinerja di atas, kenaikan gaji dosen yang bersangkutan ialah : 128 Tahapan terakhir dalam kaitannya dengan penilaian kinerja ialah melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja yang telah dilakukan. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mendapatkan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kinerja, termasuk alat ukur yang dipakai, penilai, kesesuaian komponen yang dinilai dengan kondisi pekerjaan dan perguruan tinggi. Evaluasi dapat dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi maupun tim dosen yang dibentuk. Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk memperoleh masukan mengenai pedoman penilaian kinerja yang telah diterapkan. Evaluasi penilaian kinerja yang efektif harus melibatkan pihak yang dinilai dan penilai (Bernadin & Russell, 1993 : 399). Ada lima kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi penilaian kinerja (Dessler, 1997 : 17) yaitu : a. Faktor kejelasan : waktu pelaksanaan, tujuan, siapa yang menilai, kriteria yang dinilai dan prosesdur penilaian. b. Faktor motivasi : dampak terhadap promosi, kompensasi, penghargaan dan keterlibatan penilai dan yang dinilai. c. Faktor keadilan : objektif penilai, penilai adalah orang yang tepat. 129 d. Faktor feed back : laporan/salinan hasil penilaian, hasil penilaian dibicarakan dengan karyawan. e. Faktor tindak lanjut : pembinaan terhadap dosen yang kinerjanya kurang, evaluasi terhadap pedoman dan pelaksanaan penilaian. Untuk memudahkan evaluasi, faktor-faktor tersebut di atas dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan atau kuesioner yang diisi oleh dosen dan penilai. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, manajemen dapat mengambil keputusan untuk memperbaiki keseluruhan penilaian, mulai dari alat ukur, proses penilaian sampai ke evaluasinya. 4. Kinerja Tenaga Kependidikan (Staff) Penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan di tuangkan dalam suatu daftar yang disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Unsur – Unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah : a. Kesetiaan. Kesetiaan adalah ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan Pemerintah. b. Prestasi Kerja. 130 Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang di capai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya. c. Tanggung Jawab Tanggung Jawab adalah kesanggupan seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan sebaik baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. d. Ketaatan Ketaatan adalah kesanggupan seorang karyawan untuk mentaati segala peraturan perundang – undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang di berikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang di tentukan. e. Kejujuran Kejujuran adalah ketulusan hati seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang di berikan kepadanya. f. Kerjasama 131 Kerjasama adalah kemampuan seseorang karyawan untuk bekerja bersama sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang di tentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar – besarnya. g. Prakarsa Prakarsa adalah kemampuan seorang karyawan untuk mengambil keputusan, langkah – langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang di perlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan. h. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seorang karyawan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat di kerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsur kepemimpinan di kenakan kepada karyawan yang memangku jabatan struktural. Pejabat Penilai adalah atasan langsung karyawan yang dinilai, dengan ketentuan serendah rendahnya kepala/ketua Program Studi. 132 Skala ukur hasil evaluasi pembelajaran mahasiswa dinyatakan sebagai berikut: NO Nilai absolut Rentang Lambang 1 79-100 3,51-4,00 A 2 68-78 2,75 – 3,3 B 3 56 -67 2,00-2,74 C 4 41- 55 1,00-1,99 D 5 0-40 0,00-0,99 E 133 BAB IX STANDAR SARANA DAN PRASARANA 9.1 Definisi Penjaminan mutu pendidikan tinggi sangat penting agar lulusan pendidikan tinggi dapat menyelesaikan permasalahan individu dan bangsa. Untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi diperlukan (1) tujuan yang jelas, (2) rencana mutu keluaran dan perkiraan out comes, (3) proses pendidikan, (4) input, (5) sumberdaya, (6) prasarana dan sarana. Prasarana dan sarana adalah salah satu bagian input ( sedangkan input merupakan salah satu subsistem dari sistem penjaminan mutu internal PT. Dengan demikian, didalam SPMI-PT perlu dibuat standar mutu prasarana dan sarana sesuai dengan kemampuan setiap PT sepanjang standar minimum yang berlaku secara nasional dipenuhi oreh PT yang bersangkutan. Khusus tentang sarana dan prasarana ini, peraturan pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Slandar Nasionar pendidikan (SNP) menyatakan perlu adanya standar mutu sebagai tolok ukur minimal untuk menilai tingkat mutu penyediaan, pemanfaatan, pemeriharaan, dan pengembangan sarana dan prasarana yang tersedia pada 134 setiap perguruan Tinggi. Memang, didalam PP tersebut disebutkan bahwa standar nasional untuk sarana dan prasarana masih harus ditetapkanpemerintah (menteri) namun demikian peraturan yang rama hingga saat ini masih berlaku yaitu Keputusan Mendiknas No.234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi (PT). Didalam peraturan ini misalnya (pada bagian Lampiran), ditetapkan persyaratan minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada setiap PT di lndonesia. Sesuai dengan prinsip di dalam Sistem Penjaminan Mutu lnternal Perguruan Tinggi (SPMl-PT) yaitu bahwa setiap PT di lndonesia hendaknya memiliki seperangkat standar mutu yang sangat esensial dan diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, maka sangatlah wajar apabila salah satu standar mutu tersebut adalah tentang Sarana dan prasarana. Substansi atau isi dari standar mutu tersebut minimal sama dengan standar minimal yang berlaku secara nasional, namun di sisi lain PT memiliki otonomi yang luas untuk meningkatkan / meninggikan / memperluas substansi standar itu. Semakin tinggi tolok ukur yang dipakai untuk menilai tingkat mutu, maka berarti semakin tinggi pula mutu institusi itu. Standar mutu ini harus ditingkatkan secara berkelanjutan 135 agar tercapai peningkatan mutu berkelanjutan. Bab ini menguraikan praktik baik yang berlaku di banyak PT dalam melakukan penjaminan mutu khusus di bidang sarana dan prasarana, baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan lain yang menunjang dimaksudkan seluruh untuk tridharma PT. memberikan Uraian inspirasi ini kepada penyelenggara PT, bahwa kebijakan di bidang prasarana dan sarana merupakan open ended solution. Artinya prasarana dan sarana yang diperlukan tergantung situasi dan kondisi terlentu, tetapi terbaik dalam penyelenggara PTwajib keterbatasan yang melakukan ada. Agar yang terjadi persamaan persepsi, maka dalam bab ini definisi tenlang Standar Sarana dan Prasarana yang dipakai adalah definisi di dalam PP tentang SNP, yaitu standar pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpuslakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, proses pembelajaran yang diperlukan termasuk informasi dan komunikasi. 136 untuk menunjang penggunaan teknologi 9.2 Mekanisme Penetapan Standar Prasarana Dan Sarana Dalam menetapkan Standar Sarana dan Prasarana perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini, yaitu : a. Substansi atau isi dari Standar Sarana dan Prasarana harus sesuai atau tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang relevan dengan bidang sarana dan prasarana untuk PT. Konkritnya, substansi standar tersebut minimaI harus memenuhi terlebih dahulu ketentuan yang telah diatur dalam perundang - undangan, setelah itu apabila PT yang bersangkutan memang benar-benar sangat mampu maka dapatlah dibuat standar dengan substansi yang melebihi standar minimal nasional. b. Substansl standar tersebut juga harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari PT yang bersangkutan dan bila perlu juga harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari unit – unit di dalarn lingkungan PT seperti Prodi, jurusan, dan program studi c. Substansi standar tersebut juga harus sedapal mungkin selaras dengan keinginan, masukan atau saran dari para stakeholders PT Agar substansi Standar Sarana dan Prasarana yang akan ditetapkan olehPT didalam SPMI nya 137 tidak bertentangan dengan ketentuan normatif yang berlaku secara nasional, maka perlu dipahami terlebih dahulu aturan tersebut yang antara lain terdapat dalam PP tentang SNP dan Keputusan Mendiknas tentang Pedoman Pendirian PT. sebagaimana disebut pada bagian Pendahuluan. Pasal 42 hinqga 47 PP No. 19 lahun 2005 tentang SNP menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan, dalam konteks pendidikan tinggi adalah PT, wajib mempunyai standar Mutu Sarana dan Prasarana, yang mengalur tenlang : a. Sarana dan prasarana apa saja yang minimal harus dipunyai oleh setiap Perguruan Tinggi (PT). b. Jenis dan jumlah peralatan minimal laboratorium yang harus tersedia yang dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan permahasiswa. c. Jenis dan jumlah buku perpustakaan khususnya buku teks yang dinyatakan dalam rasio rninimal jumlah buku teks pelajaran untuk setiap mata kuliah permahasiswa d. Jenis dan jumlah sumber belajar lainnya yang dinyatakan dalam rasio jumlah minimal sumber belajar tersebui permahasiswa. e. Lahan untuk bangunan PT, lahan praktik, lahan untuk 138 prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. yang dinyatakan dalam rasio luas lahan permahasiswa. f. Letak lahan bangunan PT juga harus memperhatikan, antara lain, pertimbangan keamanan, kenyamanan, kesehatan lingkungan, dan jarak tempuh maksimal yang harus dilalui mahasiswa untuk menjangkau bangunan tersebut. g. Rasio luas ruang kuliah per mahasiswa. h. Kualitas bangunan minimal yaitu kelas A dan/atau bangunan tersebut harus tahan gempa khususnya apabila terletak didaerah yang rawan gempa. i. Fasilitas khusus untuk mahasiswa, dosen, dan tenaga non-dosen yang memerlukan layanan khusus karena keterbatasan fisik mereka (kaum difabel). Pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala dan berkesinambungan. Dari kutipan PP di atas tampak bahwa substansi Standar Sarana dan Prasarana yang harus dimiliki oleh setiap PT sekurang – kurangnya harus : mengatur atau menetapkan berbagai hal sebagaimana tercantum dalam butir “a” hingga ” j” di alas Jadi, misalnya saja harusdapat ditetapkan standar 139 mutu yang menetapkan lolok ukur minimum yang berlaku pada suatu PT tentang : (1). jenis sarana dan prasarana apa saja yang harus disediakan oleh penyelenggara PT yang bersangkutan (2). perlengkapan minimum yang harus tersedia pada setiap laboratorium di dalam lingkungan PT yang bersangkutan (3). rasio luas ruang kuliah untuk tiap mahasiswa (4). Rasio buku teks untuk setiap matakuliah untuk setiap mahasiswa yang harus tersedia di perpustakaan PT dan seterusnya, hingga standar tentang bagairnana PT tersebut harus memelihara seluruh sarana dan prasarana yang tersedia secara berkala dan berkelanjutan. Sebagai contoh berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa standar mutu yang terdapat di dalam kelompok Standar Sarana dan Prasarana berdasarkan praktek baik pada beberapa PT : 1. Standar Prasarana dan Sarana bangunan, kesehatan serta ketenangan lingkungan 2. Standar Prasarana dan Sarana sumber belajar (leaming resources) 3. Standar pengadaan, pengoperasian, perawatan dan perbaikan alat 4. Standar prasarana umum berupa air, listrik' dan telefon 140 Ad 1. Standar Prasarana dan Sarana (PS) bangunan, kesehatan dan ketenangan lingkungan substansi standar ini mencakup infrastruktur perguruan tinggi, harus memenuhi persyaratan teknis dan peraturan bangunan, Serta kesehatan lingkungan yang berlaku untuk daerah tersebut, dan dengan memperhatikan pertumbuhan akademik. standar PS fasilitas pembelajaran mencakup ruang kelas lengkap dengan sarana dan cukup untuk melaksanakan kurikulum. Standar PS laboratorium mencakup peralatan laboratorium, sesuai dengan jenis laboratorium masing – masing program studi. Dalam praktek baik, jumlah butir standar dalam setiap jenis standar ditetapkan olehprogram studi, sesuai dengan visi, kebutuhan stakeholders, serta urgensi dan kemampuan program studi yang bersangkutan standar PS sumber belaiar (leaming resources) antara lain terdiri atas peralatan, bahan, dan teknologi informasi. Ad 2. Standar Prasarana dan Sarana (PS) Sumber belajar utama Substansi standar ini terdiri atas buku – buku teks (perpustakaan/lainnya), laboratorium, jumal, majalah, lembar informasi, intemet dan intranet, CDROM' dan citra satelit. Sumber belajar harus diseleksi, dipilah, dan disinkronkan dengan tujuan Pembelajaran. 141 Ad 3. Standar pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan perbaikan alat Standar mutu ini sangat diperlukan agar peralatan dapat dioperasikan dengan baik dan sesuai fungsinya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan perawatan dan apa bila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat sehingga mengurangi waktu mati (down time) atau out of work dari peralatan tertentu tersebut. Ad 4. Standar Prasarana dan Sarana (PS) umum Standar mutu tentang penyediaan dan ketersediaan air, listrik, dan telefon merupakan bagian penting dalam kegiatan perguruan tinggi, karena itu perlu dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan tata kelola yang jelas dan pasti sehingga penyediaan prasaran-sarana umum terselenggara secara baik dengan keandalan tinggi. Proses penyusunan standar PS tidak berdiri sendiri, tetapi dilaksanakan bersama - sama dengan penyusunan standar akademik secara keseluruhan dan lengkap. Hanya saja tiap PT dapat menentukart butir mutu yang akan diprioritaskan dilakukan untuk oleh suatu dilaksanakan. Penyusunan tim ad hoc yang Standar diangkat oleh pimpinan PT. Tim terdiri atas wakil-wakil tingkat perguruan tinggi dan Prodi. Tim seperti ini terkadang dirasa terlalu 142 besar, sehingga dapat menurunkan efisiensi kerja dan penyebabkan perlu waktu lama untuk menghasilkan standar. Untuk menghindari tim yang terlalu besar, maka anggota tim tidak diambil dari semua Prodi, tetapi diambil Dari wakil cluster atau kelompok bidang ilmu. Dalam pembuatan standar PS perlu dlpertimbangkan standar PS untuk gedung. Standar PS gedung harus memenuhi persyaralan teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang ditentukan oleh perguruan tinggi dan departemen teknis terkait.Perlu juga diperhatikan keamanan dan kenyamanan mahasiswa di dalam ruang kuliah, diperpustakaan, dan di laboratorium. Dalam penyusunan standar, panitia meminta masukan dari Prodi, lembaga laboratorium, dan unit akademik lain dilingkungan Stikes Mitra Bunda. Perlu dikemukakan bahwa penyusunan standar tidak sama dengan penyusunan daftar pengadaan barang. Penyusunan standar tidak menghasilkan daftar yang sangat rinci, tetapi berupa patokan. Yang harus diperhatikan dalam penyusunan standar PS adalah agar PS dapat digunakan secara optimal dan harus dirawat dengan baik, sehingga PS dapat dipakai secara efektif dengan selalu 143 memperhatikan keamanan penggunanya Draf standar PS yang telah disusun oleh panitia ad hoc STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat dikirim ke Prodi untuk dikaji ulang, dikoreksi, dan disempurnakan. Hasil kaji ulang ini dipakai oleh panitia untuk menyusun draff akhir standar. Draff akhir dikirim ke eksekutif yang akan mempelajari dan menyempurnakannya lagi, sebelum dikirim untuk dibahas di Senat Akademik untuk diolah dan disahkan menjadi standar mutu Sarana dan Prasarana STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 9.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Prasarana Dan Sarana Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut : 1. Pemenuhan Visi, Misi, Strategi, dan program Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik, pada dengan Stikes tahap awal diperlukan kejelasan visi dan memperhatikan misi aspirasi seluruh stakeholders Mitra Bunda Persada. visi dan misi lersebut menjadi tujuan dan sasaran pengembangan ke depan dan memberikan gambaran atas bagaimana bentuk ideal Stikes Mitra Bunda Persada dimasa yang akan datang. 144 2. Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan suasana kerja yang kondusif. 3. Penguatan Kelembagaan Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi Stikes Mitra Bunda Persada Batam, tersebut perlu maka perangkat kelembagaan dilengkapi dengan beberapa instrumen organisasi seperti : a. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang ditetapkan pemerintah dandokumen-dokumen acuan kerja yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop, b. Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/ kuatifikasi jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi tersebur. penetapan ini dapat dirangkum ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK). 145 dalam c. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif. d. Pembakuan mekanisme kerja kelembagaan dan mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut telah mampu bekerja dan berkinerja yang optimal. 4. Pelatihan dan Sosialisasi Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan yang kuat maka program pelatihan dan sosialisasi yang dilaksanakaan Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini antara lain untuk membangun kesadaran stakeholders internal untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk mencapai visi dan misi tersebut. Program pelatihan dan sosialisasi tersebut berjenjang, sebagai berikut.: 146 dapat dilakukan Secara 1. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru, yang merupakan tahap pengenalan organisasi dan pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan sistem/mekanis medalam organisasi. 2. Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang merupakan tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan tersebut. 3. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama/ baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan tupoksi suatu jabatan tertentu terkait dengan perkembangan ke butuhan dan tuntutan masyarakat 5. Penguatan Suasana Kerja Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang kondusif yang melibatkan seluruh stake holders yang terkait dengan pelaksanaan tugas kelembagaan serta secara dinamis mengikuti perkembangan dan tuntutan masyarakat sebagai pengguna layanan. Keterlibatan setiap 147 anggota organisasi pelaksanaan, dalam monitoring proses dan perencanaan, evaluasi program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja. Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat secara luas dan pemerintah. Membangun kepatuhan tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan. Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai tanggung jawab terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk kesadaran internal yang mengakar pada setiap individu dan organisasi. 9.4 Mekanisme Pengendalian Standar Prasarana Dan Sarana Manajemen diarahkan untuk pengendalian standar pada dasarnya mengoptimalkan berlangsungnya proses peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Dalam hal ini perlu diatur satu siklusSPMB-PS, dengan keyakinan terjadinya peningkatan pada setiap tahun (rentang waktu tertentu) dapat dijamin. Betapapun kecilnya peningkatan apa bila selalu ada pada setiap tahun (rentang waktu tertentu), 148 SPMB-PS akan berlangsung baik. Suatu siklus SPMB-PS wajib dirancang terintegrasi dengan SPMB keseluruhan. Sebagai satu ilustrasi, untuk proses pembelajaran dapat dikembangkan peraturan, pengaturan, dan kesepakatan menyangkut kata – kata kunci berikut ini : 1. Pada tingkat perguruan tinggil/Prodi jurusan, standar PS dinyatakan dalam daftar prasarana dan sarana, serta tersedia organisasidan tata kerja (OTS) dalam pemakaiannya. 2. Pada tingkat program studi, standar PS dinyatakan dalam spesifikasi prasarana dan sarana yang lebih spesifik, terkait dengan implementasi Rencana Program Evaluasi dilakukan lerhadap utility factor dan unjuk hasil kinerja pemakaian prasarana dan sarana. Berdasar hasil evaluasi dengan siklus tahunan, setiap tahun Cilakukan perbaikan standar dan penjaminan dalam SPMB-PS sebagai bagian SPMB keseluruhan 149 BAB X STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN 10.1 Pendahuluan 1. Proses Utama Pendidikan Tinggi STIKes Mitra Bunda Persada Batam merupakan lembaga yang memiliki fungsi dan kompetensi dalam menjalankan dan mengembangkan proses pendidikan tinggi, mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta menerapkan keunggulan iptek tersebut untuk kemanfaatan bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Disamping melaksanakan fungsi tersebut di atas, STIKes Mitra Bunda Persada Batam juga menjadi salah satu pilar dalam upaya menegakkan demokrasi, menjaga nilai-nilai moral dan kemanusiaan, serta menjunjung tinggi rasa keadilan bagi masyarakat. Peran STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang demikian penting tersebut harus didukung dengan upayaupaya untuk selalu meningkatkan mutu, relevansi, daya saing, tata kelola baik, akuntabilitas, pencitraan publik, serta menjaga pemerataan dan perluasan akses atas layanan pendidikan tinggi bagi masyarakat. Layanan 150 akademik lembaga pendidikan tinggi dicakup dalam istilah tridarma STIKes Mitra Bunda Persada pendidikan, penelitian, Batam dan pengabdian yaitu kepada masyarakat. Dengan memperhatikan karakter pendidikan tinggi dan tuntutan masyarakat atas peran strategis STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka proses utama pendidikan tinggi dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut : Untuk melaksanakan tridarma STIKes Mitra Bunda Persada Batam diperlukan serangkaian input yang mencakup kurikulum, mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas fisik, informasi, dan keuangan. Output kegiatan tridarma adalah lulusan, karya penelitian, dan karya pengabdian kepada masyarakat. Penggunaan outp ut kegiatan tridarma adalah kalangan pemerintah maupun swasta. Untuk mengelola keseluruhan proses dan berbagai faktor input dan ouput diperlukan suatu manajemen kelembagaan yang tepat. Ada suatu keyakinan bahwa semakin baik output suatu STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka penghargaan masyarakat terhadap STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut akan semakin baik 151 dan berdampak pada input yang semakin baik pula. 2. Manajemen Kelembagaan Manajemen sistematis merupakan menuju langkah pencapaian dinamis dan tujuan dengan menggunakan dukungan sumber daya yang tersedia sumberdaya manusia, bahan, peralatan, metode kerja, modal, dan potensi besar). Kegiatan manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan evaluasi. Tujuan dalam manajemen pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak (moving target) yang ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal dan eksternal serta kesiapan sumber raya yang dimiliki. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu disertai dengan upaya penguatan terusmenerus sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan secara berkelanjutan. 152 GOAL SCOOPE OF MANAGEMENT PLANNING CONTROLLING DIRECTING EVALUATING RESOURCES MAN MATERIAL MACHINERY METHOD MONEY MARKET Gambar10.2 Prinsip Dasar Manajemen Manajemen menghasilkan kelembagaan layanan tridarma diharapkan dapat STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang terwadahi oleh organisasi formal yang memiliki kekuatan hukum. Dengan cara demikian diharapkan masyarakat dapat memperoleh layanan pendidikan tinggi secara berkelanjutan dengan rasa aman dan kepercayaan 153 tinggi. Selanjutnya dalam kerangka hukum formal berbagai bentuk kesepakatan antar pihak perlu dituangkan dalam perjanjian yang bersifat tertulis sehingga mempunyai kekuatan hukum formal. 3. Dasar Hukum dan Kebijakan Tentang Manajemen Kelembagaan Prinsip manajemen kelembagaan pendidikan tinggi diatur dalam UU No.20/Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (sisdiknas) : Pasal 51 ayat 2 : “Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan atas prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu dan evaluasi yang transparan ". Sesuai prinsip otonomi dan akuntabilitas tersebut setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam diharapkan dapat merumuskan visi dan misi yang diemban, proses utama pendidikan yang diselenggarakan, dan wadah kelembagaannya. - Rencana Strategis pendidikan Nasional 2007 - 2025 Pilar pertama : pemerataan dan perluasan Akses 154 Pilar kedua : peningkatan mutu. Relevansi, dan Daya Saing PilarKetiga : penguatan Tata Kerola, Akuntabilitas, dan pencitraan publik - Higher Education LongTerm Strategy (HELTS) 2003 2010 Pokok Pikiran pertama : Nation Competitiveness Pokok Pikiran Kedua : University Autonomy Pokok Pikiran Ketiga : Organizational Health Pokok pikiran ketiga dalam HELTS 2003 - 2010 tersebut menetapkan organization Health dengan beberapa point penting antara lain : University Governance, capacity Building, Hurnan Resources, Financial performance, dan Quality Assurance sebagai pikiran dasar tentang manajemen kelembagaan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 10.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengelolaan Standar disusun dengan rnemperhatikan proses utama pendidikan tinggi, prinsip – prinsip manajemen kelembagaan 155 dan peraturan-peraturan yang berlaku serta kebijakan manajemen STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 1. Penetapan Visi, Misi, Strategi dan Program Yang Jelas Dalam mendirikan STIKes Mitra Bunda Persada Batam para pendiri yang dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat tentu memiliki alasan dan maksud yang kuat. Perumusan alasan dan maksud tersebut perlu dituangkan ke dalam visi, misi, nilai – nilai dan strategi pengembangan Batam. STIKes Mitra Bunda Persada Dokumen-dokumen pemikiran dasar manajemen yang memuat pokok kelembagaan adalah STATUTA bagi Stikes Mitra Bunda Persada Batam serta Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran.Rumah Tangga (ART) bagi STIKES Mitra Bunda Persada Batam Konsep dasar pendirian STIKes Mitra Bunda Persada Batam selanjutnya perlu dijabarkan kedalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dijabarkan lebih lanjut pada tataran operasional ke dalam dokumen Rencana Operasional (Renop) yang memuat sasaran-sasaran baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kedua dokumen itu menjadi dasar pelaksanaan program kerja 156 oleh para pimpinan dan seluruh stakeholder Stikes Mitra Bunda Persada Batam. 2. Penetapan Mekanisme Kepemimpinan Yang Efektif STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus memiliki mekanisme kepemimpinan untuk melaksanakan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen statuta, renstra, dan renop tersebut. Pemimpin STIKES Mitra Bunda Persada Batam dipilih melalui suatu mekanisme yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. Mekanisme kepemimpinan harus diselenggarakan secara transparan dengan melibatkan sivitas akademika STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Penetapan pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan diikuti oleh penetapan pimpinan lembaga/unit lain di lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada penetapan kepemimpinan Batam. Mekanisme tersebut menjadi dasar legitimasi seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam menjalankan strategi dan program untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran. 157 3. Pembentukan Kelembagaan Yang Efektif dan Efisien Untuk melaksanakan statuta, renstra dan renop diperlukan lembaga – lembaga atau unit – unit dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang saling mendukung dan melengkapi. Besar atau kecilnya lembaga/unit disesuaikan dengan tupoksi dan pertimbangan efisiensi serta efektifitas kinerja lembaga/unit lembaga/unit tersebut harus tersebut. Bentuk mempertimbangkan hubungan kerja vertikal ke atas dan ke bawah dan hubungan horisontal dengan lembaga di sampingnya untuk menjaga fungsi koordinasi dan komunikasi antar lembaga di dalam maupun di luar organisasi. Pembentukan kelembagaan harus didasarkan pada suatu bentuk keputusan yang berkekuatan hukum formal dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berada di atasnya, misal: Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Dirjen, dll. Gambaran umum tentang peran masing-masing tupoksi dan kelembagaan dalam menunjang proses utama pendidikan tinggi dapat dilihat pada gambar di bawah ini 158 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN SUMBER DAYA MANAJEMEN AKADEMIK MANAJEMEN KEMAHASISWAAN VISI/ MISI MEKANISME KEPEMIMPINAN KOORDINASI/MO NITORING LEMBAGA PELAKSANA STRATEGI/P ROGRAM PENJAMINAN MUTU INTERNAL AUDIT MANAJEMEN FASILITAS/INFRASTRUKT UR SUMBER DAYA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PROSES PENDIDIKAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI PROSES PENELITIAN MANAJEMEN KEUANGAN PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Gambar.10.3 Manejemen Kelembagaan Pendidikan Tinggi a. Manajemen Akademik Unsur utama manajemen akademik yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses 159 pembelajaran, layanan sarana penunjang proses pembelajaran, dan penjaminan mutu proses pembelajaran. Proses utama manajemen akademik meriputi : seleksi calon mahasiswa baru, pendaftaran, pembayaran SPP dan pengisian KRS, pembelajaran di kelas dan di luar kelas (laboratorium, workshop, studio dan perpustakaan) serta berbagai kegiatan penunjang kemahasiswaan seperti : kegiatan minat dan bakat, penalaran dan kesejahteraan mahasiwa. Keseluruhan proses ini disusun dan dievaluasi dalam kerangka acuan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pengembangan manajemen akademik tersebut akan semakin kompleks dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang tercatat dalam STIKES Mitra Bunda Persada Batam, sehingga sistem administrasi perlu dilaksanakan dengan rapih dan didukung dengan sistem informasi yang memadai. Kebijakan manajemen akademik ditetapkan oleh pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan operasionarisasinya dilaksanakan oleh beberapa lembaga/unit yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala Bagian Akademik, Pusat Penjaminan mutu (PPM), pusat pengkajian dan Pengembangan Akitifitas Instruksional 160 (P3AT), dan berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan akademik (seperti: UPT Multi Media, UPT Perpustakaan, UPT Pusat Komputer, UPT penerbita, dil). b. Manajemen Kemahasiswaan STIKes Mitra Bunda Persada mengembangkan berbagai layanan Batam yang perlu melengkapi kegiatan mahasiswa selain proses – proses pembelajaran di kelas dan laboratorium. Kegiatan kemahasiswaan antara lain terdiri atas : pengembangan minat dan bakat, pengembangan kegiatan penalaran dan pengembangan fasilitas kesejahteraan untuk mahasiswa. Kegiatan – kegiatan tersebut perlu didukung dengan berbagai fasilitas penunjang dan organisasi yang mengelolanya. Fasilitas tersebut dapat berupa: asrama mahasiswa, fasilitas olahraga, kantin, berbagai toko yang menyediakan kebutuhan mahasiswa, sarana kesehatan dll. organisasi pengelola fasilitas tersebut perlu dibentuk khusus berupaya dan dalam untuk melaksanakan dapat harus menampung berbagai aspirasi mahasisara yang sangat beragam. 161 tugasnya Manajemen kemahasiswaan tersebut secara kebijakan di bawah pimpinan universitas dan secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala Bagian Kemahasiswaan, dan berbagai Unit pelaksana Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan kemahasiswaan (seperti: UPT Asrama, UPT Fasilitas Olah raga, UPT Medical Centre, UPT SAC dit). c. Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Salah satu keluaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Karya tersebut merupakan hasil dari proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik dan kependidikan beserta mahasiswa, sebagai respon atas kebutuhan yang berkembang dimasyarakat dan tuntutan untuk mengembangkan iptek, dukungan SelaIu Kegiatan tersebut memerlukan sumber daya STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang harus dikelola secara profesional. Manajemen penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tersebut Secara kebijakan di bawah pimpinan STIKES Mitra Bunda 162 Persada Batam dan secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga Penelitian dan berbagai unit yang relevan Pengabdian untuk danpengabdian seperti : Lembaga kepada Masyarakat dan penunjang kegiatan penelitian kepada masyarakat (seperti ; UPT Laboratorium Terpadu, Laboratorium ditingkat jurusan, dll). d. Manajemen Fasilitas dan Infrastruktur Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi maka diperlukan sejumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang meliputi : ruang kelas, laboratorium, studio, workshop, perpustakaan, ruang dosen dan administrasi dan berbagai penunjang lainnya, seperti : asrama, fasilitas olah rag, kantin, dll. Fasilitas dan infra struktur tersebut perlu dikelola dengan baik, dengan beberapa tahap pelaksanaan inventarisasi seperti operasi dan : proses pemeliharaan, penghapusan (bila telah rusak berat) serta pengadaan, perbaikan, administrasi pembukuan yang rapih agar dapat diketahui nilai aset yang dimiliki Pada setiap saat. Manajemen fasilitas dan infrastruktur secara universitas dan kebijakan di secara operasional 163 bawah pimpinan dikelola oleh Biro Administrasi umurn dan Kepegawaian, dan ditingkat fakultas dibawah Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan di tingkat unit dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemeliharaan, UPT. Asrama, UPT Fasum dll' e. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka sumber daya manusia yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan merupakan faktor yang penting. Manajemen sumber daya manusia meliputi tahapan : rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan baru, penempatanpada tugas dan jabatan yang sesuai, penyusunan jenjang karir, pelatihan dan penguatan kapasitas diri, penegakan disiplin dan pemberian penghargaan serta persiapan pensiun. Pengembangan sumber daya manusia tersebut perlu didukung oleh sistem administrasi yang rapi yang memungkinkan semua pihak untuk memperoleh akses informasi yang terkait dengan rencana pengembangan karir masing-masing. Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut secara kebijakan di bawah pimpinan perguruan dilaksanakan oleh tinggi beberapa 164 dan secara lembaga operasional yang relevan seperti: Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas, serta berbagai Unit Pelaksana sumberdaya Teknis (UPT) untuk manusia penunjang kegiatan (seperti:UPT Medical Centre, Koperasi Pegawai, dll). f. Manajemen Keuangan Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka pembiayaan menjadi faktor kunci yang sangat menentukan keberhasilan program dan layanan kepada masyarakat. Kemampuan untuk merencanakan potensi penerimaan dan rencana pengeluaran yang berimbang dapat mendorong dinamika lembaga dan pertumbuhan menuju pencapaian visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Manajemen keuangan lersebut perlu didukung oleh kerapihan administrasi khususnya terkait dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta akuntabililas publik yang dituntut masyarakat. Manajemen keuangan tersebut secara kebijakan di bawah tanggung jawab pimpinan 165 STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan secara operasional dikelola oleh Biro Administrasi Umum dan Kepegawalan, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan unsur pelaksana di tingkat jurusan. g. Manajemen Sinstem Informasi Sebagai konsekuensi dari suatu lembaga pendidikan tinggi yang memberikan layanan kepada ribuan mahasiwa, jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang tidak sedikit, banyaknya fasilitas dan infrastruktur serta jumlah uang yang beredar cukup besar, maka manajemen sistem informasi menjadi suatu keharusan, Manajemen sistem informasi ini meliputi : penyediaan sarana dan prasarana sistem informasi dan backbone jaringan telekomunikasi yang memungkinkan informasi proses Utama pendidikan tinggi tersebut dapat diakses dengan cepat, akurat dan terpercaya. Model informasi bahwa terhenti tersebut luga harus memberikan layanan informasi karena kerusakan kepada sistem jaminan masyarakat jaringan tidak telekomunikasi ataupun kesalahan dalam perangkat lunak sistem informasi Manajemen sistem informasi secara kebijakan di bawah 166 pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan secara operasional dilaksanakan oleh UPT Pusat Komputer tiap unit pelaksatra akademik seyogyanya menriliki unsur pelaksana sistem informasi. h. Penempatan Personel Yang Tepat Dengan terbentuknya suatu lembaga yang mampu menjabarkan visi' misi' strategi dalam tataran rencana strategis dan operasional' maka tahap selanjutnya adalah perlunya untuk mencari personel dengan kualifikasi yang tepat pada setiap posisi jabatan untuk menjalankan roda organisasi. Pemilihan personel tersebutd apat dilakukan melalui serangkaian tahap seleksi yang terdiri atas: (1)seleksi administrasi berupa rekam jejak kualifikasi pendidikan dan pengalaman' (2) seleksi kompetensi dan kesesuaian teknis dengan jabatan yang ditawarkan, dan (3) seleksi sikap dan attitude dalam bentuk model wawan cara dan psikotes untuk kepatutan dan kePantasan. 10.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengelolaan Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut : 167 1. Pemenuhan Visi, Misi, Strategi dan Program Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik, pada tahap awal diperlukan kejelasan visi dan misi dengan memperhatikan aspirasi seluruh stakeholders STIKes Mitra Bunda Persada Batam. visi lersebut menjadi tujuan dan sasaran dan misi pengembangan ke depan dan memberikan gambaran atas bagaimana bentuk ideal STIKes Mitra Bunda Persada Batam dimasa yang akan datang. 2. Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan suasana kerja yang kondusif. 3. Penguatan Kelembagaan Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka perangkat kelembagaan 168 tersebut perlu dilengkapi dengan beberapa instrumen organisasi seperti : a. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang ditetapkan pemerintah dan dokumen-dokumen acuan kerja yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop, b. Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/ kuatifikasi jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi tersebur. penetapan ini dapat dirangkum dalam ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK). c. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif. d. Pembakuan mekanisme kerja kelembagaan dan mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut telah mampu bekerja dan berkinerja yang optimal. 4. Pelatihan dan Sosialisasi Untuk membangun suatu manajemen yang kuat maka kelembagaan program pelatihan dan sosialisasi yang dilaksanakaan Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini antara lain untuk membangun 169 kesadaran stakeholders internal untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk mencapai visi dan misi tersebut. Program pelatihan dan sosialisasi tersebut dapat dilakukan Secara berjenjang, sebagai berikut.: a. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru, yang merupakan tahap pengenalan organisasi dan pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan sistem/mekanis medalam organisasi. b. Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang merupakan tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan tersebut. c. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama / baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan 170 tupoksi suatu jabatan tertentu terkait dengan perkembangan ke butuhan dan tuntutan masyarakat 5. Penguatan Suasana Kerja Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang kondusif yang melibatkan selu ru h stake holders yang terkait kelembagaan serta perkembangan dengan secara dan tuntutan pelaksanaan dinamis masyarakat tugas mengikuti sebagai pengguna layanan. Keterlibatan setiap anggota organisasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja. Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat secara luas dan pemerintah. Membangun kepatuhan tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan. Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai tanggung jawab terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk kesadaran 171 internal yang mengakar pada setiap individu dan organisasi. 10.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengelolaan Proses pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di suatu kelembagaan pendidikan tinggi terbagi menjadi 3 (tiga) proses utama, yaitu: pengawasan secara internal, pengawasan secara eksternal, dan akuntabilitas publik. 1. Pengawasan Internal Pengawasan internal dilaksanakan oleh suatu unit independen di bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang di beberapa STIKes Mitra Bunda Persada Batam sering disebut sebagai lnternal Audit (lA) atau Satuan Audit lnternal (SAl) atau Satuan Pengawas lnternal (SPl). Fungsi utama unit ini adalah untuk mendampingi semua unit di lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam serta ketentuan yang berlaku. Ruang lingkup tugas unit audit internal ini dimulai pada saat penyusunan rencana kegiatan tahunan, pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan hasil capaian program dalam satu kurun waktu terteniu dengan butir-butir 172 pengawasan sebagai berikut : a. Hasil capaian kinerja suatu unit relatif terhadap perencanaan yang telah disusun. b. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. c. Kerapian manajemen dalam proses pengadaan barang dan jasa. d. Kerapian manajemen dalam pengelolaan keuangan Keempat kerangka acuan tersebut dituangkan dalam suatu borang pemeriksaan yang berisi keseluruhan informasi yang terkait dengan dokumen perencanaan, proses pelaksanaan dan hasil capaian pada kurun waktu tertentu. Dokumen tersebut dikirimkan secara rutin kepada setiap untuk diisi dan menjadi dasar dalam pemeriksaan lapangan. Hasil pemeriksaan audit intemal tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan pimpinan universitas dalam menentukan kebijakan perbaikan dan pengembangan program pada kurun waktu berikutnya. 2. Pengawasan Eksternal Pengawasan eksternal Jenderal, BPKP dan 173 dilakukan BPK oleh lnspektorat yang merupakan suatu instansi pengawasan pemerintah baik maupun lembaga ditingkat tinggi departemen negara Program pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga tersebut merupakan suatu bentuk pengawasan, kinerja organisasi, kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan perundangan serta sebagai upaya pencegahan terhadap setiap penyimpangan baik yang dilakukan instansi secara prosedural maupun perseorangan yang berindikasi pada tindak pidana korupsi Mekanisme kerja satuan pengawasan eksternal ditetapkan oleh masing – masing instansi tersebut berdasar peraturan perundangan yang terkait dengan mekanisme audit instansi Pemerintah 3. Akuntabilitas Publik Pada prinsip tata kelola dan akuntabilitas publik, maka pengguna layanan diletakkan pada tempat tertinggi dalam mernahami apa kebutuhan atas layanan pendidikan tinggi yang baik. Tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction lndex') menjadi faktor menentukan keberhasilan sebuah program 174 utama dalam BAB XI STANDAR PEMBIAYAAN 11.1 Pendahuluan Dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tinggi, unsur pembiayaan merupakan salah satu unsur utama demi kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan tinggi tersebut. Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada pendidikan Stikes Mitra Bunda Persada tinggi yakni setiap satuan Batammembutuhkan tolak ukur minimum atau standar agar pembiayaan penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan STIKES Mitra Bunda Persada Batam transparan, akuntabel dan bermutu. Hal inilah yang menjelaskan mengapa masalah pengelolaan pembiayaan dalam Stikes Mitra Bunda Persada Batammasuk menjadi salah satu komponen dari Sistem Penjaminan Mutu lnternal Stikes Mitra Bunda Persada Batam(SPMI- STIKES Mitra Bunda Persada Batam). Pembiayaan pada Stikes Mitra Bunda Persada Batam tidak hanya diperuntukkan melainkan bagi kegiatan pembelajaran saja juga untuk kegiatan penelitian dan pengabdian 175 kepada masyarakat Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam, serta untuk kesejahteraan Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa juga. oleh karena itu, standar mutu pembiayaan sebagai salah satu komponen dalam SPMIPT, bertujuan untuk meningkatkan mutu pembiayaan, dan meningkatkan relevansi kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam dengan rencana pembiayaan yang telah ditetapkan. Pembiayaan yang berhasil baik dan bermutu pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam itulah yang menjadi sasaran atau tujuan dari SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Untuk mengukur keberhasilan dan bermutu atau tidaknya pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam diperlukan adanya standar mutu yang selanjutnya akan diberi nama Standar Pembiayaan. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 butir 10, menyebutkan bahwa Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar ini harus ditingkatkan secara terus menerus dari waktu ke waktu, sehingga dapat berkembang dan berkelanjutan. Semakin tinggi standar yang digunakan dalam pembiayaan STIKes 176 Mitra Bunda Persada Batam, diharapkan akan semakin bermutu pula hasil kegiatan yang dibiayai. Tentang kata mutu ini, kiranya dapat diartikan sebagai (a) sesuai dengan standar (b) sesuai dengan harapan pelanggan (c) sesuai dengan harapan 'pihak – pihak terkait (stakeholders) (d) sesuai dengan yang 'dijanjikan, dan (e) semua karakterislik produk dan layanan yang memenuhi persyaratan dan harapan. Bila kelima arti tersebut diaplikasikan untuk pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam maka hasilnya adalah sebagai berikut. Pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam disebut bermutu jika pembiayaan itu, khususnya tentang aspek pengelolaannya, sesuai dengan standar keuangan yang berlaku, misalnya saja standar akuntansi. Pengertian mutu sesuai dengan harapan pelanggan adalah jika apa yang dihasilkan sudah sesuai dengan harapan pelanggan pada saat melakukan'transaksi' dengan penyelenggara/pengelola. Didalam pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, pelanggan dapat diberi batasan sebagai sumber dana, baik berasal dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun masyarakat. Bermutu dalam pengertian sesuai dengan harapan pihak-pihak terkait mirip dengan pelanggan, tetapi mencakup pihak-pihak yang lebih luas termasuk mahasiswa, pegawai, dan pimpinan unit kerja. 177 Selanjutnya pengertian mutu sesuai dengan yang dijanjikan adalah pengertian umum untuk menunjukkan, bahwa setiap program harus didahului dengan suatu perencanaan, dan perencanaan itu hakikatnya berisi Janji yang harus dipenuhi dalam implementasinya. Didalam pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, yang dimaksud dengan Janji adalah perencanaan anggaran, disebut dengan yang dalam terminologi lain sering Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT). RKAT inilah yang menjadi salah satu indicator keberhasilan pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Selain indicator lain yaitu hasil pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran, serta outcome atau dampak yang ditimbulkan dari kegiatan dan anggaran yang dikeluarkan /dilaksanakan. 11.2 Mekanisme Penetapan Standar Pembiayaan Stikes Mitra Bunda Persada Batam Langkah pertama yang STIKes Mitra Bunda Persada sebaiknya Batam dilakukan apabila oleh hendak menetapkan substansi atau isi dari Standar Pembiayaan adalah : a. Meneliti terlebih dahulu peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang persoalan pembiayaan pada STIKES 178 Mitra Bunda Persada Batam b. Merumuskan substansi atau isi standar mutu sedemikian rupa agar tetap konsisten atau selaras dengan visi, misi dan tujuan STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan. Ketika merumuskan substansi standar ini pun terbuka kemungkinan bagi STIKes Mitra Bunda Persada Batam untuk mencari dan menerima masukan / kontribusi pemikiran dari para stakeholders dan/atau pihak-pihak lain di luar lingkungan STIKES Mitra Bunda Persada Batam apabila memang dipandang perlu. Apabila melihat pada Pasal 62 PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), diketahui bahwa substansi Standar Pembiayaan pada setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam setidaknya mengatur atau menetapkan butir-butir mutu tentang : 1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya Personal. 2. Biaya dimaksud sarana investasi pada satuan ayat pendidikan (1) dan prasarana, meliputi biaya pengembangan manusia, dan modal kerja tetap 179 sebagaimana penyediaan sumberdaya 3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. 4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat Pada gaji b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, telekomuniKasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Jadi, Standar Pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam diharapkan berisi tentang tolok ukur atau kriteria minimum tentang biaya inv estasi, biaya operasi, dan biaya personal. Luas lingkup ketiga jenis biaya yang masuk sebagai susbtansi atau isi dari Standar Pembiayaan dapat dilihat dari definisi dalam Pasal 62 PP tentang SNP di atas. Tentang luas lingkup dari biaya investasi dan biaya operasi, misalnya, lazimnya dalam praktik penyelenggaraan PT disebut sebagai 180 pengelolaan keuangan PT, yang umumnya terdlri atas komponen – komponen sbb : 1. Proposal Rencana Kegiatan danAnggaran Tahunan (RKAT), 2. Pembahasan RKAT; 3. Pengajuan Persekot Kerja (PQ; 4. Realisasi Dana; 5. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dan Laporan Keuangan; 6. Evaluasi terhadap kesesuaian antara RKAT, Persekot Kerja, dan SPJ 7. Auditing atau Penilaian. Dengan demikian, contoh penetapan Standar Pembiayaan pada STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat dimulai dengan membuat beberapa standar turunannya, yaitu misalnya : a. Standar arah kebijakan pengelolaan keuangan; b. Standar proses pengelolaan keuangan; dan c. Standar pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Standar mutu kegiatan pengelolaan keuangan disusun berdasarkan RKAT, dengan mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai oleh setiap kegiatan itu. Standar ditetapkan dengan mengacu pada visi dan misi STIKes Mitra Bunda 181 Persada Batam dan kebutuhan stakeholders dalam setiap satuan kegiatan dalam Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam. STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat merumuskan substansi standar sesuai dengan situasi lingkungan internal dan eksternal, yang secara singkat dapat digambarkan melalui analisis lingkungan strategis (Renstra & Renop) sebagai bahan untuk penyusunan RKAT setiap kegiatan Tridhanna STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 1. Standar Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Pengelolaan keuangan rnerupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mewujudkan good governance dalam sebuah institusi tak terkecuali institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Good governance ini mernpunyai karakteristik antara lain partisipatif taat hukum, transparan, responsif, orientasi pada konsensus, keselaraan, efisien dan efektif, akuntabel, dan bervisi strategis. Dalam hal pengelolaan keuangan, dari semua karakteristrk di atas yang paling utama adalah partisipatif, taat hukum, transparan, efisien dan efektif, dan akuntabel. Penetapan standar arah kebijakan pengelolaan keuangan harus mengacu pada unsur-unsur utama tersebut partisipatif 182 artinya bahwa seluruh stake hotders bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan dengan turut serta memikirkan partisipasi masing-masing, khususnya dalam hal penggalian dana untuk menunjang kegiatan pendidikan untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan Taat hukum artinya seluruh aktivitas yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan dilakukan dengan mematuhi semua aturan yang disepakati dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Aktivilas yang bersifat strategis sebagai sumber pendapatan (evenue) di STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan dan dijalankan mengikuti rambu-rambu hukum maupun peraturan intemal. Penggunaan dana diarahkan pada pembiayaan kegiatan dalam rangka pencapaian mutu kademik yang dicita – citakan. Penggunaan dana harus melalui suatu perencanaan dengan mematuhi tahapan dan aturan yang telah ditetapkan oleh institusi. seluruh penggunaan dana dipertanggung jawabkan melalui standar pelaporan pertanggung jawaban yang telah ditetapkan institusi. Transparansi artinya dibangun atas dasar kebebasan arus informasi semua informasi tentang pengelolaan keuangan harus secara langsung dapat diterima oleh siapapun yang memerlukan. lnformasi harus dapat dipahami dan dipantau. Efisien dan efektif adinya penggunaan 183 dana atau penganggaran yang efisien dapat dilakukan melalui tahapan perencanaan yang baik. Perencanaan harus dikoordinasikan dengan seluruh unit di STIKES Mitra Bunda Persada Batam agar duplikasi kegiatan maupun anggaran tidak terjadi. Efektivitas perencanaan yang penggunaan didasarkan dana dicapai dengan atas rencana stratejik dan rencana operasional yang disusun dalam rangka mencapai visi yang ditetapkan. Akuntabilitas artinya pembuat keputusan yang berhubungan dengan masalah keuangan bertanggung jawab secara internal, tidak melainkan hanya juga bertanggung jawab kepada publik maupun seluruh stakeholders. 2. Standar Proses Pengelolaan Keuangan Setelah RKAT disusun, diperoleh jumlah anggaran yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan yang direncanakan tersebut. Sejauh mana ketersediaan dana yang dapat dianggarkan untuk melaksanakan RKAT. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan inventarisasi sumber – sumber pemasukan keuangan beserta besaran dananya. Sumber – sumber pemasukan keuangan tersebut antara lain dapat berupa donatur, SPP mahasiswa, SPMA mahasiswa baru, kontrak penelitian, 184 kegiatan usaha, dana rutin pemerintah, pinjaman bank dan lain-lain. Rencana penerimaan keuangan ini sangat penting karena menentukan keberhasilan implementasi RKAT. Perlu ditetapkan tentang apa yang sebaiknya dilakukan jika estimasi pemasukan keuangan dari sumber – sumber pendapatan yang sudah anggaran pasti, untuk temyata jumlahnya melaksanakan lebih RKAT. kecil dari Terdapat dua kemungkinan yang dapat dilakukan yaitu merevisi RKAT, atau STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan sumber pemasukan baru. Merevisi RKAT dengan menyesuaikan kegiatan terhadap dana yang tersedia sebaiknya menjadi pilihan terakhir, karena pilihan ini akan berdampak pada penurunan capaian sasamn dan tujuan yang telah digariskan dalam rencana str ategis. STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan sumber pemasukan baru tidak terbatas pada mencari kontrak penelitian, kegiatan usaha, pinjaman bank yang baru tetapi dapat juga melalui kebijakan – kebijakan baru seperti melakukan investasi dengan return yang cepat dengan resiko kecil, menerapkan manajemen energi untuk menghemat pengeluaran pembiayaan, menerapkan manajemen aset untuk menurunkan pemborosan atau meningkatkan efisiensi. 185 3. Standar Pertanggung jawaban Pengelolaan Keuangan Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan ditetapkan berdasarkan standar atau sistem akuntansi yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan karena selain dapat memperlancar audit atau penilaian, baik secara internal maupun eksternal, dapat pula menjamin ketercapaian mutu dalam pengelolaan keuangan. Audit internal dilaksanakan dalam rangka penyesuaian perencanaan anggaran dan pelaksanaannya, sehingga dengan cepat dapat diketahui kesesuaian danperubahannya, Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan dapat menjamin mutu ketercapaian program kegiatan. Sedangkan ketidak sesuaian atau perubahan diperlukan penjelasan agar dapat diketahui penyusunan Standar kendala pelaksanaan perencanaan akuntasi yang keuangan dimaksud sebagai periode antara lain dalam berikutnya meliputi penyusunan neraca danpenjelasannya, penulisan satuan alokasi anggaran, modifikasi dan pelaporan 186 11.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Keuangan Stikes Mitra Bunda Persada Batam 1. Standar Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Sebagai upaya untuk menjamin arah pengelolaan keuangan agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus membentuk badan pengawas internal, misalnya satuan Pengawas lnternal (SPl) atau satuan Audit lntemal (SAl) atau nama-nama lain di STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang mencakup ranah keuangan. Komitmen terhadap perencanaan anggaran keuangan juga harus dipegang teguh oleh penentu kebijakan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, dalam mengalokasikan dana untuk setiap kegiatan Tridharma STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 2. Standar Proses Pengelolaan Keuangan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan pada hakikatnya adalah panduan bagi semua pihak dalam setiap pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam, Dengan RKAT diharapkan setiap kegiatan dapat diikuti dan dilacak kesesuaiannya dengan 187 perencanaan. Dengan perkataan lain, setiap kegiatan yang didasarkan atas RKAT dapat akuntabilitasnya setiap kegiatan sebagai dijamin pelaksanaan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam jenjang dan unit manapun harus dilaksanakan berdasarkan RKAT Dengan dipertanggung demikian, jawabkan setiap sejak kegiatan dari dapat perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya . Tahapan penyusunan RKAT dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasar visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, disusunlah rencana strategik berupa tindakan, langkah atau cara untuk mencapainya. Rencana strategik tersebut dinyatakan dalam kebijakan – kebijakan yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, kerjasama, dan pengabdian kepada masyarakat serta bidang kemahasiswaan, dan bidang – bidang lain sesuai dengan kebutuhan Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan. Masing-masing tindakan, langkah atau Cara tersebut mempunyai satu atau lebih tujuan yang dijadwalkan akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan yang bersifat umum dituangkan lagi ke dalam bentuk sasaran yang diprediksikan akan dapat dicapai 188 dalam kurun tersebut akan waktu satu dicapai tahun melalui sasaran program – sasaran – program kegiatan. Sebagai langkah pengendali, setelah disusun RKAT lebih baik disertai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), sehingga dapat diketahui secara terukur target sasaran dalam setiap kegiatan. HaI ini sesuai dengan tata alur yang diberlakukan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstan Pemerintah (LAKIP), yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Beberapa STIKes Mitra Bunda Persada Batam di lndonesia menciptakan sendiri tata alir dalam pengelolaan 189 telah kegiatan RENCANA STRATEGIK PERUMUSAN PROGRAM KERJA PENJABARAN PROGRAM KERJA SUB PROGRAM KERJA PENAJAMAN RENCANA STRATEGIK Arah dan Kebijakan Umum STIKes. Strategi dan Prioritas Kondisi Ekonomi dan Keuangan RENCANA KINERJA RENCANA KEUANGAN KEGIATAN RKT / RKAT Gambar 11.1 Diagram hubungan antara Renstra dan RKAT Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam, terutama Secara mengenai ringkas pertanggungjawaban unsurnya terdiri atas keuangan. Rencana Strategik (Renstra), Rencana Operasional (Renop), Rencana Kegiatan Angaran Tahunan (RKAT), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan diakhiri dengan Laporan Pertanggung jawaban dalam bentuk Laporan Kinerja. 190 lndikator kinerja mempunyai karakteristik antara lain 1. Terkait pada tujuan dan program, serta menggamabarkan pencapaian hasil 2. Dibatasi pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengamblian keputusan 3. Diutamakan pada hal – hal yang perlu mendapatkan priioritas 4. Terkait dengan sistern pertanggung jawaban yang memperihatkan hasil dari kegiatan. Indikator kineria mempunyai fungsi : 1. Apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan 2. Menciptakan konsesus untuk menghindari kesalahan intepretasi 3. Sebagai dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja Sebuah program tidak harus mengacu pada satu tujuan ajau sasaran tertentu saja.sangat dimungkinkan sebuah program yang diiaksanakan dapat sekaligus mencapai lebih dari satu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. 191 3. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahunan Salah satu aktivitas paling krusial dalam setiap pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah sistem dan mekanisme realisasi anggaran. Oleh karena itu agar kegiatan tidak terhambat oleh penetapan panduan pelaksanaan sistem yang pencairan berlaku, dana atau diperlukan realisasi anggaian dalam bentuk bagan alir yang sederhana, mudah dipahamidiketahui Semua pihak, dan diiaati oleh semua yang terlibat didalamnya. Hal ini dapat dikemas dalam bentuk buku Manual Prosedur yang berisi tahapan – tahapan yang harus dilalui berikut institusi personel penangung jawab tiap tahapannya. 192 STIKes ARAH & KEBIJAKAN UMUM Tujuan Umum Sasaran Umum STRATEGI PRIORITAS INDIKASI OUTCOME PROGRAM KEGIATAN UNIT KERJA RKAT UK : Tupoksi Tujuan UK Sasaran UK Prioritas Program FORMULIR USULAN Kegiatan RK REKAP KEGIATAN : Target Keluaran Indikasi Outcome RINGKASAN RKAT DASAR PENILAIAN OLEH TIM ANGGARAN EKSEKUTIF Nama Kegiatan Masukan Keluaran SAB / RKAT Belanja Pegawai B. Barang & Jasa B. Perjalanan Gambar 4.9. Contoh tata alur praktek baik dalam pengelolaan keuangan perguruantinggi 193 11.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pembiayaan Stikes Mitra Bunda Persada Batam 1. Evaluasi Kegiatan dan Anggaran Tahunan Tahap akhir dalam pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKES Mitra Bunda Persada Batam berdasarkan RKAT adalah evaluasi kegiatan" Evaluasi dilakukan sebagai pengendalian atas pelaksaaan kegiatan yang telah didasarkan atas RKAT, dan melibatkan alokasi anggaran dalam satuan anggaran tertentu sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan. Evaluasi dilakukanterhadap kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang mendukung kegiatan itu. Perubahan jenis kegiatan dimungkinkan sesuai dengan kondisi setempat, tanpa mempengaruhi jumlah nominal anggaran yang ditetapkan dalam RKAT. Perubahan seperti ini diperlukan penjelasan yang rasional tentang jenis kegiatan yang berubah dalam pelaksanaannya, agar dapat dipertanggung jawabkan prosedur pengelolaan keuangan mengharuskan adanya Pengendalian Mutu Jurnal(pendampingan pengelola keuangan), yang secara terus keterlibatan menerus Asistensi membina kualitas publikasi dan pengelolaan jumal menggunakan pedoman tersebut diatas. 194 Praktik baik penerapan anggaran tahunan dalam kegiatan pengembangan pendidikan antara lain dapat berujud : 1. Peningkatan kuatitas metode pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam, di misalnya dariTCL ke SCL; 2. Penerapan peninjauan pendidikan silabi didukung matakuliah oleh kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Standar Pelaporan Keuangan Pada tingkat STIKes Mitra Bunda Persada Batam /program studi, standar dinyatakan dalam kebijakan pengelolaan keuangan dan standar keuangan. Pengendalian standar dilakukan melalui evaluasi yang dilakukan sesuai dengan siklus penjaminan.mutu di masing – masing STIKes Mitra Bunda Persada Batam (dapat semesteran atau tahunan). Perlu dijadwalkan monitorirtg dan evaluasi untuk mengetahui apakah standar yang ditetapkan telah dipenuhi dan perlu ditingkatkan lagi. Beberapa aspek penting dalam pengelolaan keuangan termasuk indicator kinerja seperti yang tercantum dalam 195 Lampiran 1 dievaluasi sebagai berikut : 1. Laporan pertanggungjawaban keuangan tentang evaluasi pelaksanaan kegiatan dan laporan akuntabilitasnya ; 2. Evaluasi pelaksanaan anggaran biaya dalam setiap kegiatan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan dalam RKAT. Penqendalian standar melalui auditing keuangan 1. Evaluasi kualitas kinerja keuangan oleh tim pendamping keuangan 2. Jumlah dan kualitas pencapaian anggaran sesuai dengan RKAT berdasarkan indikator yang telah ciitetapkan. 3. Evaluasi atas Akuntabilitas Keuangan dan Ketaatan pada Hukum 1) Evaluasi atas Akuntabilitas Keuangan Evaluasi akuntabilitas keuangan dilakukan pada tahapan-tahapan yang dimulai dari perumusan perencanaan keuangan, pelaksanaan kegiatan evaluasi atas kinerja keuangan dan pelaksanaan pelaporannya 196 2) Evaluasi atas proses penganggaran Evaluasi yang dilakukan berdasarkan pada prinsip bahwa : 1. Anggaran yang dibuat oleh perguruan ringgi harus didasarkan pada rencana strategik organisasi; 2. Anggaran harus dibuat memperhatikan realistik dengan tingkat capaian kinerja yang diinginkan pada tahun yang bersangkutan; 3. Anggaran menyediakan informasi mengenai standar kinerja keuangan Berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut, maka langkah – langkah yang dilakukan dalam melakukan evaluasi adalah: 1. Meneliti kesesuaian angaran yang dibuat kegiatan yang dengan prinsip – prinsip di atas; 2. Meneriti apakah semua direncanakan telahdiakomodasi pembiayaannya dalam anggaran keuangan yang diajukan. 3. Meneliti kelengkapan anggaran yang diajukan mencakup sumber pembiayaan dan jenisnya, penerimaan dari Negara, rencana 197 investasi, rencana pinjaman, dan lain-lain. 4. Peneliti apakah dari jumlah anggaran yang disetujui telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan dalam tingkatan kinerja yang diinginkan. 5. Meneliti keuangan kewajaran yang mencantumkan standar dibuat rasio kinerja apakah kehematan telah efisiensi, efektivitas pelaksanaan kegiatan 3) Evaluasi atas pelaksanaan pembiayaan kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan perlu difahami peraturan yang mengatur tentang pelaksanan penerimaan' penyimpangan' penyetoran' dan pengeluaran uang untuk pembiayaan kegiatan' Langkah-langka'r evaluasi yang dilakukan adalah : 1. Meneliti apakah terdapat hambatan dalam pelaksanaan Pembiayaan kegiatan; 2. Meneliti sebab terjadi hambatan tersebut; 3. Meneliti hal – hal seperti masalah ekonomi makro atau masalah ekonomi pada umumnya yang menimbulkan masalah dalam pencapaian tingkat kinerja keuangan 198 4. Melakukan analisis atas hasil evaluasi di atas' 4) Evaluasi atas kinerja keuangan Dalam melakukan evaluasi atas capaian kinerja keuangan perlu dilakukan langkah –langkah berikut: 1. Meneliti kewajaran perhitungan capaian kinerja keuangan termasuk tingkat akurasi data yang dihasilkan data pembanding dan data lain yang berkaitan 2. Meneliti kemungkinan terdapat data lain yang dapat digunakan untuk menilai tingkat capaian yang belum dimanfaatkan; 3. Melakukan analisis apakah ev aluasi pencapai dan kinerja yang dilakukan, menggunakan standard yang telah ditetapkan tedebih dahulu atau standar lain yang mungkin dapat digunakan 4. Meneliti hasil evaluasi atas capaian kinerja, apakah telah mencakup seluruh masalah yang berkaitan dan memiliki alasan yang dapat diterima kewajarannya. 5) Evaluasi atas pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akuntabilitas keuangan. Oleh sebab itu, perlu 199 dilakukan evaluasi mengenai pelaksanan pelaporan keuangan yang mencangkup langkah sebagai berikut: 1. Meneliti mengenai pelaksanaan pelaporan keuangan apakah telah di laksanakan semestinya dan tidak ditemukan hambatan dalam pelaksanaannya 2. Meneliti apakah telah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan pelaporan yang dilakukan 3. Melakukan analisis yang mencakup kewajaran frekuensi pelaporan, kebenaran isi laporan, dan lain-lain. 6) Evaluasiatas ketaatan pada hukum Pelaksanaan eval uasi atas ketaatan pada peraturan perundang-undang mencangkup langkah sebagai berikut : a. Meneliti yang peraturan berkaitan perundang dengan – undangan pelaksanaan kegiatan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, termasuk ketentuan mengenai pengelolaan keuangan dan sumberdaya lainnya b. Meneliti apakah laporan akuntabilitas yang ada telah mengungkapkan dengan jelas dan cukup, 200 semua hal ketidaktaatan yang menyangkut terhadap ketaatan dan peraturan perundang- undangan yang ada c. Melakukan analisis mengenai sebab dan alasan yang dikemukakan apabila terdapat pengungkapan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang – undangan tertentu. 201 Gambar 4.9.Tahapan dalam pengelolaan perguruan tinggi untuk memenuhi akuntabilitas kinerja institusi 202 203 BAB XII pada saat yang sama menghasilkan sumber daya manusia yang berilmu STANDAR NASIONAL PENELITIAN pengetahuan dan pada saat yang pada giliranya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Perguruan tinggi harus memandu, mengelola 12.1 dan memfasilitasi agar dharma pendidikan dan penelitian dapat Pendahulaun Penelitian ilmiah selanjutnya disebut sebagai penelitian adalah dilaksanakan oleh setiap dosen dengan seimbang, baik secara individu kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara maupun kelompok sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang Selain karena kewajiban oleh UU Nomor 14 Tahuan 2005 tentang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidak Guru dan Dosen, setidaknya ada tiga alasan mengapa dosen pada benaran suatau asumsi dan / atau hipotesis dibidang ilmu pengetahuan perguruan tinggi harus melakukan penelitian. Dalam melaksanakan dan teknologi serta menari kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan perkuliahan dosen dapat mengajarkan materi yamg mereka kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ( UU Nomor 18 tahuan 2002 tentang sendiri dan kuasai dengan baik, sehingga perkuliahan yang mereka sistem mampu menjadi lebih menarik dan bermakna, dosen juga dapat melatih nasional penelitian, pengembangan dan penarapan ilmu pengetahuan dan tegnlogi ) mahasiswa kemampuan pemecahan masalah dan learning how to learn Dalam pendidikan tinggi, penelitian merupakan salah satu dharma dengan fasih, karena mereka telah dan senantiasa mengalaminya. Selain perguruan tinggi ( PT ) yang tak kalah pentingnya dari dharma itu, dosen dapat pendidikan. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 18 Tahun 2002, terhadap ilmu pengetahuan, karena mereka tahu betul berapa indah dan perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang berfungsi menarinya ilmu pengetahuan tersebut. Di perguruan tinggi pendidkan membentuk sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan tegnologi, serta pene;itian bagaikan dua sisi mata uang koin yang walaupun dapat bertanggung dibedakan namun tak dapat dipisahkan jawab menngkatkan kemampuan pendidikan dan menumbuhkan keinginkan dan apresiasi mahasiswa pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengambdian pada masyarakat sesui dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara universal, misi utama STIKES Mitra Bunda Persada 12.2 Mekanisme penetapan standar penelitian adalah Penetapan standar penelitian biasanya dilakukan setelah perguruan menghasilkan , melestarikan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan tinggi menetapkan visi, misi dan rencana induk pengembanganya. Dalam 204 bidang akademik perguruan tinggi yang mengemban misi tri dharma Ketaatan penelitian terhadap kode etik penelitian sngat penting oleh harus Untuk karena hal ini menjadi wujud dari integritas ilmiah penelitian dan melaksanakan dharma penelitian perguruan tinggi harus memiliki institusi tempat melakukan penelita yang mendukung. Agar setiap lembaga atau unit yang mengelola, mengkoordinasi, memfasilitasi dan penelitian terjamin validasinya maka setiap institusi harus membuat memantau kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosenya dan standar mutu yang berisi tentang kode etik penelitian dan keharusan perguruan tinggi harus memiliki prasaqrana yang memadai untuk bagi setiap penelitian untuk menggunakan metode penelitian yang mendukung penelitian. sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti mempunyai agenda yang mencakup penelitian. Dengan demikian standar penelitian yang perlu ditetapkan setidanya meliputi : d. Pendanaan penelitian a. Agenda penelitian Pendanaan perlu diperhatiakan bahwa standar yang bersangkutan Agenda pemnelitian berisi antara lain area penelitian yang akan harus berisi pula aturan dan atau prosedur pengajuan dana atau digarap, tujuan sasaran dan dapat pula disertai dengan roadmap dan anggaran penelitian, pancarian dana , penggunaan serta pelaporan atau target capaianya yang menjadi pemandu bagi unit-unit akademik penggunaan dana penelitian. yang melaksanakan penelitian serta para dosen di perguruan tinggi e. Sarana dan prasarana pendukung penelitian yang bersangkutan. Pelaksanaan penelitian perlu didkung oleh sarana dan prasarana yang b. Pelaksanaan dan manajemen penelitian memadai seperti perpustakaan, laboratorium, computer dan lainnya Penelitian secara umum dilaksanakan oleh dosen. Namun bagai mana f. Output dan outcome penelitian Output penelitian dapat berupa caranya perguruan tinggi mewujudkan agenda penelitianya serta publikasi, karya, paten dan sedangkan outcome dapat berupa sitasi, bagaimana caranya perguruan tinggi mengelola, mengkoordinasi, produk baru, penghargaan atau implikasi kebijakan memfasilitasi memantau dan mengevaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosenya, merupakan standar yang perlu 12.3 Mekanisme pemenuhan standar penelitian diperhatiakan Pemenuhan dan standar penelitian berarti standar atau kerangka acuan c. Kode etik dan metode penelitian kerja yang telah ditetapkan atau disepakati dalam bentuk agenda 205 penelitian dijadikan acuan. Pemenuhan standar merupakan implementasi Pengendalian merupakan tindakan manajemen agar standar yang nyata agar penjamnan mutu penelitian dapat terpenuhi dari tingkat telah ditetapkan dapat dicapai, langka selanjutnya meningkat standar institusi hingga dosen. menjadi standar baru yang lebih tinggi. Dengan demikian mutu penelitian a. Tingkat institusi pemenuhan standar penelitian diawali oleh dari waktu ke waktu akan menjadi lebih baik. Beberapa hal yang perlu perguruan tingggi dengan menyusun agenda penelitian, yang dilakukan antara lain : menetapkan area penelitian gerapan untuk beberapa tahuan a. Serangkaian kegiatan yang menilai secara objektif pelaksanaan kedepan. b. penelitian Untuk melaksanakan penelitian, selain unit0unit akademik yang b. Kegiatan membandingkan hal yang telah dilakukan dalam penelitian ada yaitu fakultas dan jurusan, pusat-pusat penelitian mukin perlu dengan hal yang belum dilakukan didrikan sebagai rumah kedua bagi dosen c. Penelitian yang baik bukan semata untuk memperoleh hasil yang dicapai baik nemun juga memperhatiakan kode etikoleh karena itu Hasil monitoringdan evaluasi serta audit internal tentu perlu STIKES Mitra bunda persada membuat sebgai d. e. f. c. Kegiatan mencari kesesuain antara tujuan dan hasil penelitian yang rambu-rambu bagi penelitian kode etik penelitian dalam didokumentasikan. Rekaman perjalanan pelaksanaan penelitian kelak melaksanakan menjadi bahan berharga bak dalam rangka memenuhi dan meningkatkan penelitiannya mutu penelitian maupun melakukan pengembangan agenda dan tujuan Pelaksanaan penelitian yang bermutu memerlukan pendanaan yang penelitian. memadai 1. Standar hasil penelitian Mutu sarana dan prasarana pendukung penelitian tentunya harus Mencakup kriteria minimal tentang: a) mutu hasilpenelitian; b) diperhatikan diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Mutu output dan outcome penelitian perlu ditetapkan dan dipantau serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa; pencapaianya c) semua luaran yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan 12.4 Mekanisme pengendalian standar penelitian dan budaya akademik; d) terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan 206 serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; e) tidak rangka melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan harus memenuhi ketentuan dan juga harus mengarah pada kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan cara terpenuhinya diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi. dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi 4. Standar penilaian penelitian masyarakat. Merupakan kriteria minimal penilaian yang meliputi: a) proses dan hasil penelitian yang dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip 2. Standar isi penelitian, Merupakan kriteria minimal yang meliputi: a) kedalaman dan penilaian paling sedikit edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan keluasan materi penelitian dasar dan penelitian terapan; b) yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan; b) harus penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, berupa inovasi serta memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat standar proses penelitian; c) penggunaan metode dan instrumen yang bagi masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri; d) mencakup materi relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja kajian khusus untuk kepentingan nasional; dan d) memuat prinsip- proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian dengan mengacu prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi. Standar peneliti, masa mendatang. merupakan kriteria minimal peneliti yang meliputi: a) kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian; b) kemampuan tingkat 3. Standar proses penelitian Meliputi: a) kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan, penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang pelaksanaan, dan pelaporan; b) memenuhi kaidah dan metode ilmiah keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya kedalaman penelitian yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik; c) mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, akademik dan hasil penelitian; c) menentukan kewenangan kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan melaksanakan lingkungan; d) penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam dikeluarkan oleh Direktur Jenderal. 207 penelitian diatur dalampedoman rinci yang dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat; b) 5. Standar sarana dan prasarana penelitian Merupakan kriteria minimal: a) sarana dan prasarana yang digunakan untuk membiayai perencanaan penelitian, pelaksanaan diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian penelitian, pengendalian penelitian, pemantauan dan evaluasi dalam rangka memenuhi hasil penelitian; b) fasilitas perguruan tinggi penelitian, pelaporan hasil penelitian, dan diseminasi hasil penelitian; yang digunakan untuk memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait c) dana pengelolaan penelitian digunakan untuk membiayai dengan bidang ilmu program studi serta dapat dimanfaatkan juga manajemen penelitian (seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian), peningkatan masyarakat; c) memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kapasitas peneliti, dan insentif publikasi ilmiah atau insentif hak kesehatan, kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarakat, dan kekayaan intelektual (HKI). lingkungan. 6. Standar pengelolaan penelitian Merupakan kriteria minimal tentang: a) perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan penelitian; b) pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian seperti lembaga penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi. 7. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian Yaitu: a) kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian yang berasal dana penelitian internal pergruan tinggi, pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik di 208 tingkat perkembangan dan kemampuan PT. BAB XIII STANDAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT 13.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 13.1 Pendahuluan menetapkan substansi standar pengabdian kepada Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan Tinggi masyarakat memperlihatkan bahwa STIKes Mitra Bunda Persada (PT) tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memperhatikan beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan kegiatan (IPTEK), serta tuntutan masyarakat, seirama dengan meningkatnya pengabdian kepada masyarakat. Prinsip dasar ini relevan sebab dapat kualitas hidup mereka. Didalam Pasal 24 Butir 2 UU No.20 Tahun menjadi arah bagi para perencana dan pelaksana dari kegiatan tersebut. 2003, tentang system pendidikan nasional telah dinyatakan bahwa PT Berikut ini uraian tentang prinsip tersebut. memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat Prinsip Dasar Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian 1. Keterpaduan Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi masyarakat. Strategi-Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003-2010 Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi PT yaitu pendidikan, (HELTS) juga menyebutkan bahwa daya saing bangsa seyogyanya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga aspek ditumbuhkan melalui pengembangan dan layanan masyarakat sebagai tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. dan terpadu. Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bagian dari jasa PT, dilaksanakan dengan menganut asas kelembagaan, asas ilmuamaliah dan amal-ilmiah, asas kerjasama, asas kesinambungan serta Pendidi kan asas edukatif dan pengembangan. Dalam pelaksanaannya di lapangan yang dapat menjadi stakeholders : (a) perorangan, (b) kelompok, (c) komunitas, dan (d) lembaga. Cakupannya meliputi masyarakat perkotaan atau pedesaan, misalnya industry atau agraris, dan pemerintah maupun swasta. Pemilihan stakeholders sasaran, disesuaikan dengan 209 Penelitia n Pengabd ian Kepada Masyara kat 2. Empati-Partisipatif Pengabdian partisipatif, interdisipliner, realistis-pragmatis, dan environmental kepada masyarakat dilaksanakan untuk development dilaksanakan secara terpadu. Agar kegiatan tersebut menggerakan masyarakat dalam pembangunan melalui berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa berjalan baik maka pelaksanaan perlu memperhatikan sebagai berikut : melibatkan, mengikutsertakan, dan memiliki masyarakat terhadap 1. Co-creation pembangunan. pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama 3. Interdisipliner Pengabdian antara PT dengan pihak pemerintah daerah, mitra kerja, dan kepada masyarakat di laksanakan oleh masyarakat setempat. dosen/mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan pelaksanaanya dikoordinasikan oleh lembaga 2. Co-financing pengabdian pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan pendanaan kepada masyarakat. bersama antara PT, pemerintah daerah, mitra kerja, dan 4. Realistis-Pragmatis masyarakat setempat disesuaikan dengan tema dan program Program-program kegiatan yang direncanakan pada dasarnya yang telah di sepakati. bertumpu pada permasalahan dan kebutuhan nyata di lapangan 3. Flexibility 5. Environmental Development pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan pada Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk melestarikan suatu tema dan program yang sesuai dengan situasi dan dan mengembangkan lingkungan fisik dan social untuk kebutuhan pemerintahan daerah, mitra kerja dan masyarakat kepentingan bersama. setempat dalam proses pembangunan daerah. 4. Sustainability pengabdian 13.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Mekanisme pemenuhan standar pengabdian kepada masyarakat kepada masyarakat dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai yang memiliki prinsip keterpaduan aspek tri dharma PT, empati- dengan tempat dan target tertentu. 210 Pengumpulan Untuk pelaksanaan tersebut perlu disusun tahapan-tahapan kerja Survei Awal sebagai berikut ke Lapangan / data dari aparat Analisis dan Situasi menyangkut Tahap Rincian Kegiatan Kegiatan Persiapan masyarakat kondisi Penetapan Judul potensi wilayah. Pengumpulan Kegiatan Pengabdian data Ipteks sasaran yang menyangkut akan dilakukan Penetapan kebutuhan Tim khalayak sasaran Tugas serta Pokok Penetapan dan kondisinya. Analisa Data Sasaran Review Identifikasi perumusan masalah Kepustakaan yang potret, profil Kelompok Terkait dari kelompok Penerepan dan dan Ipteks Perumusan akan Tujuan Manfaat diabdikan 211 dan Kegiatan perbaikan Penetapan Implementasi Prosedur Implementasi kerangka Evaluasi pemecahan Masalah Penetapan waktu dan metode 13.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengabdian Kepada Masyarakat kegiatan Hasil evaluasi harus dapat dijadikan dasar untuk peningkatan Penetapan mutu selanjutnya. Dalam hal mutu PT, terdapat dua tujuan evaluasi yaitu (1) untuk pengendalian mutu dan (2) untuk peningkatan mutu. rancangan 1. evaluasi Penyusunan Perbaika langsung dilakukan jika terjadi kesalahan, sehingga mutu terjamin. Dengan demikian, semua proses Rencana Biaya Penetapan Pengendalian standar tahap proposal Penyusunan terkendali dengan baik. Tahapan seleksi proposal yang berjenjang, dapat sampai tiga tahap utama : tahap seleksi I (pra Proposal proposal), tahap seleksi II (Proposal Lengkap), tahap seleksi III Diskusi (Site Visit). perbaikan proses 2. Pengendalian Pengabdian Standar Melalui Tahap Pelaksanaan (Monitoring) Pengabdian Kepada Masyarakat. dalam proposal Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat pada dasranya Penyusunan tidak berdiri sendiri tetapi membutuhkan kegiatan lain, yaitu tindakan monitoring. Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan 212 yang saing melengkapi. Dengan monitoring dan evaluasi dapat masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang diketahui berbagai al yang menyangkut perencanaan, proses relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu pelaksanaan, dan hasil yang dicapai. pengetahuan dan teknologi atau bahan ajar atau modul pelatihan untuk 3. Pengendalian Standar melalui hasil akhir pengabdian pengayaan sumber belajar. Untuk peningkatan mutu, evalusi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh PT dilakukan secara menyeluruh B. Standar isi pengabdian kepada masyarakat terhadap proses, penyajian, dan hasil pengabdian masyarakat. Merupakan kriteria minimal tentang: a) kedalaman dan keluasan 4. Pengendalian Standar Keberlanjutan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil Sebagai suatu program bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan yang atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai tinggi dengan kebutuhan masyarakat, b) hasil penelitian atau pengembangan (dosen/mahasiswa), masyarakat dan kelembagaan diharapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan langsung dan dapat menimbulkan dampak positif. Fungsi dari evaluasi ini dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, memberdayakan masyarakat, adalah untuk menjaga agar dampak positif dari pelaksanaan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dapat terus di kembangkan dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, model dilestarikan serta meminimalkan dampak negatif. pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan melibatkan secara pengabdian sinergis kepada masyarakat unsur perguruna pengabdian kepada masyarakat yaitu bersumber dari hasil penelitian yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah, serta hak kekayaan intelektual (HKI) A. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat Merupakan kriteria yang meliputi: a) minimal hasil pengabdian kepada yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan dan/atau industri. ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa; b) hasil pengabdian kepada C. Standar proses pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria masyarakat dapat berupa penyelesaian masalah yang dihadapi minimal tentang: a) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang 213 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan; b) ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pelayanan terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu dengan bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat; atau pengetahuan dan teknologi, serta teratasinya masalah sosial dan pemberdayaan masyaraka; c) pengabdian kepada masyarakat yang rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja, kepentingan; e) dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan instrument yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran lingkungan; d) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran kepada masyarakat. harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; e) kegiatan E. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat, merupakan pengabdian kepada masyarakat yng harus diselenggarakan secara kriteria minimal yang meliputi: a) kemampuan pelaksana untuk terarah, terukur, dan terprogram. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat; b) wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan D. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat, merupakan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman kriteria minimal penilaian terhadap: a) proses dan hasil pengabdian sasaran kegiatan yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik kepada masyarakat; b)penilaian proses dan hasil pengabdian kepada dan hasil pengabdian kepada masyarakat; c) kemampuan pelaksana masyarakat dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian pengabdian kepada masyarakat untuk menentukan kewenangan paling sedikit dari sisi edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan; c) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang diatur dalam kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal. pengabdian kepada masyarakat; d) tingkat kepuasan masyarakat, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada F. masyarakat sesuai dengan sasaran program, dapat dimanfaatkannya Standar sarana dan prasarana pengabdian Merupakan criteria minimal tentang: a) sarana dan prasarana yang diperlukan untuk 214 G. menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengabdian memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat yang ada di perguruan pemantauan, evaluasi pelaksanaan, diseminasi hasil pengabdian tinggi untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang terkait kepada masyarakat; d) kelembagaan yang dapat memfasilitasi kegiatan dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan; b) sarana dan prasarana memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas perguruan tinggi masyarakat yang berprestasi, mendayagunakan sarana dan prasarana yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama; penelitian serta harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, e) kemampuan lembaga untuk dapat melakukan analisis kebutuhan kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat pengabdian kepada masyarakat, serta menyusun dan menyampaikan Merupakan kriteria minimal tentang: a) perencanaan, pelaksanaan, kelembagaan H. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian Merupakan pengabdian kepada masyarakat dengan bentuk lembaga penelitian dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat melalui dana internal pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis perguruan tinggi, pendanaan pemerintah, kerja sama dengan lembaga sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi; b) lain, baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat; kelembagaan yang wajib untuk menyusun dan mengembangkan b) pengelolaan pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen rencana program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan atau instruktur yang digunakan untuk membiayai perencanaan, rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, serta serta menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; c) mekanisme penjaminan mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat; c) pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat yang harus kelembagaan diatur berdasarkan ketentuan di perguruan tinggi; d) perguruan tinggi memfasilitasi untuk pelaksanaan kriteria minimal: a) sumber dan mekanisme pendanaan dan dapat bertugas meliputi mengelola yang yang yang pangkalan data pendidikan tinggi. pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh unit kerja bentuk masyarakat laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya ke pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan dalam kepada pelaksanaan kegiatan 215 wajib menyediakan dana pengelolaan termasuk peningkatan kapasitas BAB XIV pelaksana pengabdian kepada masyarakat. STANDAR IDENTITAS Selain mengembangkan berbagai program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat langsung ke perguruan tinggi, STIKes 14.1 Mitra Bunda Persada Batam juga senantiasa membangun kerjasama Definisi Identitas atau identity secara sederhana dapat diartikan sebagai jati dengan berbagai lembaga mitra, baik di tingkat nasional maupun diri atau sekumpulan unsur internasional. Di tingkat nasional, kerjasama dilakukan dengan mencitrakan tentang siapa dan atau apa Stikes Mitra Bunda Persada lembaga Batam. Identitas atau identity sebagai sebuah kata benda yang diambil pemerintah, seperti kementerian/non-kementerian, pemerintah daerah, dan lembaga kemasyarakatan. yang secara bersamaan mampu dari kamus adalah identitas : ingin jadi siapa atau seperti apa ; Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di kondisi dimana ingin menjadi sama dengan sesuatu gambaran atau STIKes Mitra Bunda Persada dipercayakan pengelolaannya kepada memiliki karakter yang diinginkan. Singkatnya, identitas menunjuk LPPM pada STIKes mengarahkan, Mitra Bunda Persada mengkoordinasikan, yang bertugas melaksanakan, untuk dan tampilan (look) dari Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Sehingga identitas Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat dilihat dari mengadministrasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada nama, logo, alamat, visi, misi, dst. masyarakat sehingga diharapkan kedua dharma tersebut dapat Untuk STIKES Mitra Bunda Persada Batam, identitas tidak lain dilaksanakan oleh setiap dosen dengan seimbang, baik secara adalah karakteristik esensial dan khas yang melekat pada STIKes Mitra individual maupun kelompok. Bunda Persada Batam sehingga membedakannya dengan institusi mampu mencitrakan dan serupa yang lain. Karakteristik identitas yang harus dipenuhi adalah (a) bersifat administrative : nama, logo/lambang, alamat (b) bersifat substansial : nilai – nilai dasar, visi, misi, tujuan, bidang kajian dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Berbeda dengan standar mutu lainnya, standar identitas dari Stikes Mitra Bunda Persada Batam sebenarnya dapat menjadi payung 216 bagi beragam mutu lainnya yaitu menjadi dasar dan arah bagi seluruh sebuah Perguruan Tinggi agar dapat disebut sebagai sebuah institusi unit kerja didalam lingkungan dari Stikes Mitra Bunda Persada perguruan tinggi yang memiliki identitas : Batam untuk meningkatkan mutunya secara utuh, menyeluruh dan 1. Memiliki tujuan berkelanjutan. 2. Memiliki statuta 3. Memiliki anggaran dasar 14.2 4. Memiliki rencana induk pengembangan Mekanisme Penetapan Standar Identitas Untuk menetapkan isi dari standar identitas Stikes Mitra Bunda Persada Batam ditempuh 5. Memiliki kode etik civitas akademika langkah-langkah utama sebagai Elemen lain yang tidak tersebut dalam aturan normative, yang bersifat berikut : esensial dan perlu ditambahkan adalah : 1. Melakukan studi terlebih dahulu terhadap seluruh ketentuan 1. Memiliki visi normative berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur 2. Memiliki misi tentang identitas perguruan tinggi. 3.Memiliki keterangan : Nama, lambang /logo, motto, kartu nama (Id 2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan analisis SWOT dan Card), emblem, cap stempel, dsb atau studi pelacakan untuk merumuskan isi standar, khusus bila 4. Bila perlu sampai pada tataran indikator keberhasilan. akan merumuskan pernyataan visi, misi institusi. Catatan : 3. Melakukan uji public, apa bila perlu terhadap rancangan isi 1) Pernyataan visi, misi dan tujuan menjadi acuan utama bagi dengan mengandung perwakilan dari unsure – unsure seluruh standar mutu didalam SPM- STIKES Mitra Bunda Persada standar pemangku kepentingan (stake holders) perguruan tinggi. Batam. logikanya adalah jika semua standar mutu di dalam SPMSTIKes Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu visi,misi dan 14.3 tujuan, Standar Identitas Minimum STIKes Mitra Bunda Persada Berdasarkan PP No. 60 Tahun 1999, Pasal 2 dan Kepmendiknas maka ketika seluruh standar tersebut dapat diupayakan pemenuhannya hal ini berarti visi, misi dan tujuan STIKES Mitra No. 234/U/2000, Pasal 5, 118. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah Bunda Persada Batam tersebut telah tercapai. telah menetapkan standar minimum yang harus dipenuhi oleh 2) Kesesuaian visi, misi, tujuan dalam tingkatan Stikes, Prodi dan UPT 217 yang ada. Bunda Persada Batam senantiasa mengontrol/memantau bagi 3) Pernyataan visi, misi rumusanya jelas dan ringkas tidak lebih dari satu terlaksananya standar identitas secara konsisten di lapangan atau pada paragraf, pilihan kata dan struktur kalimatnya lugas, jelas dan kondisi faktual. Dengan kata lain pimpinan unit kerja selalu melihat komunikatif. kondisi faktual, 4) Rumusan visi, misi dan tujuan prodi harus bersifat strategis dan mengambil mampu menunjukan kekhasan prodi yang sesuai dengan lokalitas, bila mana perlu pimpinan unit kerja segera langkah koreksi bila didapatkan penyimpangan atau kesalahan. potensi sumber daya, serta gairah dan atau yang dapat memotivasi Kemudian untuk kepentingan pengembangan standar pada siklus semua unsur didalam program studi. penjaminan mutu Stikes Mitra Bunda Persada Batam berikutnya dievaluasi secara berkala yaitu 5 tahunan. Untuk itu sebaiknya 14.4 pengelola standar identitas membuat catatan tertulis yang memuat Mekanisme Pemenuhan Standar Identitas Pada prinsipnya pada tahap ini setiap unit kerja pada STIKES semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar, Mitra Bunda Persada Batam haruslah secara konsisten melalui penyebab terjadinya ketidaksesuaian antara pencapaian dengan kebijakan – kebijakan tersetruktur berupaya memenuhi untuk substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil. memenuhi atau mencapai isi dari standar identitas yang telah Mekanisme Proses Pengendalian ditetapkan. Hal ini berarti pimpinan dari unit tersebut harus secara a. Pimpinan unit kerja harus memeriksa apakah fakta dilapangan sadar menjadikan standar ini sebagai tolak ukur bagi unit masing – Standar benar-benar telah sesuai dengan apa yang dituliskan di masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pada tahap ini standar identitas perlunya bagi pimpinan unit kerja melakukan sosialisasi standar b. Pimpinan unit segera mengambil langkah koreksi apabila ditemukan isi kepada seluruh pemangku kepentingan: dosen, mahasiswa, bila ada suatu kesalahan / ketidaksesuaiann antara apa yang terjadi perlu orang tua/wali dan alumni. dilapangan dengan isi standar. c. Pimpinan unit kerja mencatat semua temua dilapangan yang 14.5 tidak sesuai dengan isi standar, atau hal – hal lain yang berkaiitan Mekanisme Pengendalian Standar Identitas Pada tahap ini setiap unit kerja di dalam lingkungan STIKES Mitra dengan upaya pengendalian isi standar pada formulir yang telah 218 disediakan Pemenuhan Ilustrasi Mekanisme Penetapan Hingga Pengendalian Standar Standar Identitas a. Semua pimpinan unit kerja Stikes Mitra Bunda Persada Batam membuat Standar pernyataan visi, misi dan tujuan sesuai dengan isi standar identitas Tabel 14.1. Stikes, Tabel Mekanisme Penetapan Hingga Pengendalian Standar menggunakan studi terhadap peraturan perundang – Proses Pengendalian undangan yang relevan. Penetapan Pimpinan unit kerja dengan melibatkan Standar pemangku prodi b. Pimpinan unit kerja harus mengisi harus borang /formulir checklist pernyataan menetapkan visi, misi dan tujuan unit visi yang telah disediakan dan juga kerja, menuliskan pernyataan visi tersebut yang kepentingan cara analisi SWOT, studi pelacakan, dan Identitas STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam Mekanisme dengan rumusannya harus memenuhi kreteria antara lain : pada formulir visi a. Mencerminkan nilai – nilai dasar c. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab STIKES Mitra Bunda Persada Batam b. Tidak bertentangan untuk melakukan berbagai upaya agar visi bernar – benar terpenuhi. dengan visi,misi,dan tujuan STIKES Mitra Caranya tentu saja dapat diwujudkan Bunda Persada Batam melalui c. Singkat jelas dan komunikatif proses pembelajaran, penyusunan kurikulum dan kompetensi Borang/formulir yang butuhkan adalah : lulusan, pembinaan a. Checklist pernyataan visi dan misi perencanaan b. Formulir yang berisi visi dan misi sarana 219 dosen, penelitian, anggaran, penyediaan dan prasarana, unit penunjang BAB XV teknis, dst. STANDAR KERJASAMA d. Pimpinan unit membuat catatan atas semua upayanya untuk memenuhi isi standar tersebut. Catatanbisa Standar Pendahuluan dan Kerjasama dulakukan untuk mendukung tercapainya peningkatan belum dilakukan, hambatan-hambatan, kualitas tau mutu suatu institusi, dengan demikian maka kerjasama strategi mengatasi, dst. suatu institusi termasuk institusi pendidikan sebaiknya diarahkan untuk apa saja yang telah Pengendalian 15.1 berupa dilakukan a. Semua Pimpinan Unit kerja harus mendukung tercapainya visi dan misi institusi tersebut.Kerjasama yang memeriksa apakah fakta di lapangan dilakukan oleh stikes mitra bunda persada batam merupakan langkah benar-benar telah sesuai dengan apa nyata perwujudan pendidikan dalam mencapai solusi terhadap yang di tuliskan dalam standar. permasalahan, kesenjangan atau langkah nyata dalam upaya peningkatan mutu suatu pendidikan. b. Semua Pimpinan Unit kerja segera mengambil langkah koreksi apabila Agar kerjasama terlaksana dengan baik perlu adanya standar mutu ditemukan ada suatu kesalahan / ketidak tentang tentang kerjasama dengan institusi lain, agar tidak adanya sesuaian antara apa yang terjadi di pelanggaran peraturan-peraturan yang telah ada. Standar mutu ini lapangan dengan isi standar. manjadi tolak ukur atas keberhasilan yang telah tercapai , dan selalu ada peningkatan dari waktu kewaktu berkembang secara berkelanjutan. c. Semua Pimpinan Unit kerja mencatat temuan di lapangan yang tidak sesuai Kerjasama dalam dan luar negeri dilakukan dengan maksud agar dengan isi standar, atau hal lain yang mahasiswa Stikes mitra bunda persada batam mendapat ilmu yang lebih berkaitan dengan upaya pengendalian isi luas dan pengalaman kerja yang lebih baik. standar pada formulir yang telah disediakan. 220 15.2 terjadi sehingga dapat saling mengisi kekosongan dan saling Mekanisme penetapan standar kerjasama Penetapan standar kerjasama merupkan langkah awal untuk memperkaya serta mamperkuat institusi untuk berkembang tercapainya penjaminan mutu kerjasama. Dalam penetapan standar lebih optimal kerjasama harus mempelajari peraturan perundang-undangan yang telah ada yaitu pada peraturan mendiknas. perundang-undangan yang harus c. azas manfaat atau saling menguntungkan penjelasan tentang peraturan diperhatikan dalam kerjasama yang dilakukan hars saling menguntungkan peraturan antara kedua belah pihak yang telah melakukan perjanjian, mendiknas no 26 tahun 2007 apabila tidak saling menguntungkan maka kerjasama telah Prinsip dasar penyelenggaraan kerjasama melenceng dari perjanjian perundang-undangan yang telah kerjasama sebaiknya dilakukan berdasarkan pemahaman ditetapkan dan bukanlah kerjasama yang baik diantara dan kesadaran bersama yang telah disepakati untuk mencapai tujuan bersama. dlakukan secara kesetaraan, saling pasal 6-8 peraturan mendiknas menyebutkan bahwa menghormati dan saling menguntungkan, memperhatikan kerjasama meliputi kegiatan pengelolaan pergutuan tinggi, hukum-hukum pendidikan dan penelitian atau pengabdian masyarakat yang kelembagaan, Kerjasama berdasarkan internasional hanya institusi tersebut prinsip dan nasional dan d. bidang kerjasama tidak mengganggu kebijakkan pembangunan bangsa dan negara dapat berbentuk : pertahanan dan keamanan nasional ( pasal 4 ) 1). kerjasama manajemen, dengan pendirian program a. azas kesetaraan secara bersama dan wajib mengikuti peraturan dari dengan kesetaraan diharapkan kedua belah pihak program tersebut melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing untuk 2). program kembaran, terutama perguruan tinggi luar mengembangkan kerjasama yang telah dirintis tanpa ada negri agar diakui dima saja paksaan dari pihak lain dan tercapai prestasi yang baik 3). program gelar ganda, yng dilakukan oleh luar dan b. azas penghormatan identitas dalam negeri setiap institusi harus saling menghormati perbedaan yang 4). program credit transfer system, pengakuan bersama 221 kredit mata kuliah tertentu antara perguruan tinggi yang terjadi akan mudah terselesaikan dan dapat dengan mudah telah melakukan kerhjasama dievaluasi 5). kerjasama penelitian, j. rentang waktu kerjasama harus pasti 6). kerjasama tukar menukar staff pengajar k. pemilihan mitra kerjasama harus dipertimbangan dengan baik 7). kerjasama pemanfaatan sumberdaya dalam kegiatan bagi perguruan tinggi yang mendapat kesempatan untuk melakukan akademik kerjasama harus mengkuti prakualifikasi sebelum kerjasama 8). kerjasama penerbitan karya ilmiah disepakati, dan perguruan tinggi harus menyiapkan surat penawaran 9). kerjasama dalam pemberian beasiswa dan pemberian yang berisi kesempatan magang a. doumen administarasi e. tujuan kerjasama harus jelas perumusan kerjasama butir-butir ; surat penawaran, syrat kesanggupan melaksanakan langkah awal yang sangat pekerjaan, surat kuasa yang ditanda tangani, kartu NPWP, dst menentukan perjalanan kejasama selanjutnya b. dokumen usulan teknis f. kemampuan kerjasama mita bervariasi butir-butir : latar belakang kerjasama dilakukan, penetapan kemampuan yang berbeda dan saling melengkapi baik tujuan dan sasaran, skema dan alur pemikiran yang logis dalam dalam keterampilan,penetahuan, teknologi dan sumberdaya penyelesaian masalah, rencana kerja serta tahap, daftar tenaga akan menguntungkan kerjasama kerja yang terlibat, riwayat hidup personal yang terlibat, daftar g. penggunaan dana harus efektif peralatan dan fasilitas yag digunakan penggunaan dana kerjasama harus efektif, adil dan c. dokumen usulan biaya seimbang sesui dengan tujuan kerjasama butir-butir : beban biaya personal dan upah dasar, biaya h. kompetensi pihak yang bekerjasama harus dipaparkan dengan pemakaian alat dan bahan habis pakai, analisa harga satuan jelas apabila persyaratan telah dilengkapi dan penandatangan i. kerangka masalah dalam kerjasama harus jelas, denga adanya perjanjian kerjasama akan dilakukan maka dalam pembuatan kejelasan kerangka dalam perjanjian maka masalah yang naskah kesepahaman ( MOU ) beberapa hal merupak kisi-kisi yang 222 diperhatiakan a. serangkaian kegiatan yang menilai secara objektif pelaksanaan a. judul naskah kerja sama b. nomor naskah b. c. nama lembaga kegiatan membandingkan kerjasama yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan d. pernyataan kesepahaman c. kegiatan mencari kesesuaian tujuan dan rancangan serta e. masa berlaku standar kerjasama dan pelaksanaan kerjasama yang telah f. keterangan tentang jumlah naskah dilakukan g. waktu dan tempat pelaksanaan penandatanganan naskah dalam pengendalian standar kerjasama, setelah diadakan penilaian h. penutup baik tidaknya kinerja kerjasama atau sesuai tidaknya dengan standar mutu yang telah ditetapkan maka dapat diketaui dengan jelas kendala 15.3 yang terjadi atau mungkin penyimpangan pelaksanaan kerjasama Mekanisme pemenuhan standar kerjasama pemenuhan standar mutu kerjasama berarti standar atau kerangka semuanya perlu didokumentasikan. acuan kerja telah ditetapkan dan disepakati yang dijadikan acuan. Dengan prinsip perbaikan terus menerus maka pelaksanaan Dalam pelaksanaany, langkah-langkah implementasi kerjasama perlu kerjasama dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dibut secara rinci dan diperlukan tindakan tambahan sekiranya ada atau jika kendala besar perlu dlakukan peninjauan kembali kontrak beberapa hal yang yang harus dilakukan koreksi. kerjasama yang dilakukan untuk dilakukan perbaikan bahkan pemberhentian kerjasama apabial memeng tidak bisa dilanjutkan lagi 15.4 dengan sebaiknya. Mekanisme pengendalian standar kerjasama pengendalian merupaka tindakan manajemen agar standar yang telah ditetapkan dapat tercapai. Langkah berikutnya meningkatkan standar baru yang lebih tinggi dan baik.dengan demikian kualitas kerjasama dari waktu ke waktu akan lebih baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan 223 Persada Batam yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian BAB XVI kepada masyarakat. Dengan PENGOLOLAAN memperhatikan karakter pendidikan tinggi dan tuntutan masyarakat atas peran strategis STIKes Mitra Bunda Persada 16.1 Pendahuluan Batam, 16.1.1 Proses Utama Pendidikan Tinggi STIKes Mitra Bunda Persada Batam merupakan lembaga maka proses utama pendidikan tinggi dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut : yang memiliki fungsi dan kompetensi dalam menjalankan dan mengembangkan proses pendidikan tinggi, mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta menerapkan keunggulan iptek tersebut untuk kemanfaatan bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Disamping melaksanakan fungsi tersebut di atas, STIKes Mitra Bunda Persada Batam juga menjadi salah satu pilar dalam upaya menegakkan demokrasi, menjaga nilai-nilai moral dan kemanusiaan, serta menjunjung tinggi rasa keadilan bagi masyarakat. Peran STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang demikian penting tersebut harus didukung dengan upaya-upaya untuk Gambar 8.1. Proses Utama Pendidikan Tinggi selalu meningkatkan mutu, relevansi, daya saing, tata kelola baik, akuntabilitas, pencitraan publik, serta Untuk menjaga melaksanakan tridarma STIKes Mitra Bunda Persada Batam diperlukan serangkaian input yang mencakup pemerataan dan perluasan akses atas layanan pendidikan kurikulum, tinggi bagi masyarakat. Layanan akademik lembaga pendidikan kependidikan, fasilitas fisik, informasi, dan keuangan. Output tinggi dicakup dalam istilah tridarma STIKes Mitra Bunda kegiatan tridarma adalah lulusan, karya penelitian, dan karya 224 mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga pengabdian kepada masyarakat. Penggunaan outp ut kegiatan berkelanjutan. tridarma adalah kalangan pemerintah maupun swasta. Untuk mengelola keseluruhan proses dan berbagai faktor GOAL input dan ouput diperlukan suatu manajemen kelembagaan yang tepat. Ada suatu keyakinan bahwa semakin baik output suatu STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka penghargaan masyarakat terhadap STIKes Mitra Bunda Persada SCOOPE OF MANAGEMENT Batam tersebut akan semakin baik dan berdampak pada input yang PLANNING CONTROLLING DIRECTING EVALUATING semakin baik pula. 16.1.2 Manajemen Kelembagaan RESOURCES Manajemen merupakan langkah dinamis dan sistematis menuju pencapaian tujuan dengan menggunakan dukungan MAN MATERIAL MACHINERY METHOD MONEY MARKET sumber daya yang tersedia sumberdaya manusia, bahan, peralatan, metode kerja, modal, dan potensi besar). Kegiatan manajemen pemantauan, mencakup dan perencanaan, evaluasi. Tujuan pengorganisasian, dalam Gambar 8.2. Prinsip Dasar Manajemen manajemen Manajemen kelembagaan diharapkan dapat menghasilkan pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak (moving target) layanan tridarma STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang yang ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal terwadahi oleh organisasi formal yang memiliki kekuatan dan eksternal serta kesiapan sumber raya yang dimiliki. hukum. Dengan cara demikian diharapkan masyarakat dapat Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu memperoleh layanan pendidikan tinggi secara berkelanjutan disertai dengan upaya penguatan terus-menerus sumberdaya yang dengan rasa aman dan kepercayaan tinggi. Selanjutnya dimiliki sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan secara dalam kerangka hukum formal berbagai bentuk kesepakatan 225 antar pihak perlu dituangkan dalam perjanjian yang bersifat - Higher Education LongTerm Strategy (HELTS) 2003 - 2010 tertulis sehingga mempunyai kekuatan hukum formal. 16.1.3 Pokok Pikiran pertama : Nation Competitiveness Dasar Hukum dan Kebijakan Tentang Manajemen Pokok Pikiran Kedua : University Autonomy Pokok Pikiran Ketiga : Organizational Health Kelembagaan Prinsip manajemen kelembagaan pendidikan tinggi diatur dalam UU No.20/Tahun Pokok pikiran ketiga dalam HELTS 2003 - 2010 tersebut 2003 tentang sistem pendidikan menetapkan organization Health dengan beberapa point penting Nasional (sisdiknas) : antara lain : Pasal 51 ayat 2 : Hurnan Resources, Financial performance, “Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan Assurance berdasarkan atas prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu sebagai pikiran dan Quality dasar tentang manajemen kelembagaan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam. dan evaluasi yang transparan ". 16.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengelolaan Sesuai prinsip otonomi dan akuntabilitas tersebut setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam University Governance, capacity Building, Standar disusun dengan rnemperhatikan proses utama pendidikan tinggi, prinsip – prinsip manajemen diharapkan dapat kelembagaan dan peraturan- merumuskan visi dan misi yang diemban, proses utama peraturan yang berlaku serta kebijakan manajemen STIKES Mitra pendidikan Bunda Persada Batam. yang diselenggarakan, dan wadah kelembagaannya. - Rencana Strategis pendidikan Nasional 2007 - 2025 16.2.1 Penetapan Visi, Misi, Strategi dan Program Yang Jelas Pilar pertama : pemerataan dan perluasan Akses Dalam mendirikan STIKes Mitra Bunda Persada Batam para Pilar kedua : peningkatan mutu. Relevansi, dan Daya Saing pendiri yang dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat tentu PilarKetiga : penguatan Tata Kerola, Akuntabilitas, dan memiliki alasan dan maksud yang kuat. Perumusan alasan dan maksud tersebut perlu dituangkan ke dalam visi, misi, nilai – nilai dan pencitraan publik strategi pengembangan 226 STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Dokumen-dokumen yang memuat pokok pemikiran dasar lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Mekanisme manajemen kelembagaan adalah STATUTA bagi Stikes Mitra Bunda penetapan kepemimpinan tersebut menjadi dasar legitimasi seorang Persada Batam serta Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran.Rumah pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh Tangga (ART) bagi STIKES Mitra Bunda Persada Batam Konsep sumber daya yang dimiliki STIKES Mitra Bunda Persada Batam dasar pendirian STIKes Mitra Bunda Persada Batam selanjutnya dalam menjalankan strategi dan program untuk mencapai visi, misi, perlu dijabarkan kedalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) tujuan, dan sasaran. dan dijabarkan lebih lanjut pada tataran operasional ke dalam dokumen Rencana Operasional (Renop) yang memuat sasaran- 16.2.3 Pembentukan Kelembagaan Yang Efektif dan Efisien sasaran baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kedua Untuk melaksanakan statuta, renstra dan renop diperlukan dokumen itu menjadi dasar pelaksanaan program kerja oleh para lembaga – lembaga atau unit – unit dengan tugas pokok dan fungsi pimpinan dan seluruh stakeholder (tupoksi) Stikes Mitra Bunda Persada Batam. yang saling mendukung dan melengkapi. Besar atau kecilnya lembaga/unit disesuaikan dengan tupoksi dan pertimbangan efisiensi serta efektifitas kinerja lembaga/unit tersebut. Bentuk lembaga/unit tersebut harus mempertimbangkan hubungan kerja 16.2.2 Penetapan Mekanisme Kepemimpinan Yang Efektif STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus memiliki mekanisme vertikal ke atas dan ke bawah dan hubungan horisontal dengan kepemimpinan untuk melaksanakan ketentuan – ketentuan yang lembaga di sampingnya untuk menjaga fungsi koordinasi dan ditetapkan dalam dokumen statuta, renstra, dan renop tersebut. komunikasi antar lembaga di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin STIKES Mitra Bunda Persada Batam dipilih melalui suatu Pembentukan kelembagaan harus didasarkan pada suatu mekanisme yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. Mekanisme kepemimpinan harus diselenggarakan bentuk secara keputusan yang berkekuatan hukum formal dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berada di atasnya, Persada Batam. Penetapan pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Dirjen, dll. Batam akan diikuti oleh penetapan pimpinan lembaga/unit lain di Gambaran 227 misal: umum Undang – transparan dengan melibatkan sivitas akademika STIKes Mitra Bunda tentang Undang, Peraturan peran masing-masing Pemerintah, tupoksi dan kelembagaan dalam menunjang proses utama pendidikan tinggi A) Manajemen Akademik dapat dilihat pada gambar di bawah ini Unsur utama manajemen akademik yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, layanan sarana SUMBER DAYA MANAJEMEN AKADEMIK MANAJEMEN KEMAHASISWAAN penunjang proses pembelajaran, dan penjaminan mutu proses TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN VISI/ MISI MEKANISME KEPEMIMPINAN STRATEGI/P ROGRAM PENJAMINAN MUTU KOORDINASI/MO NITORING LEMBAGA PELAKSANA seleksi calon mahasiswa baru, pendaftaran, pembayaran SPP dan INTERNAL AUDIT (laboratorium, minat workshop, studio dan di luar perpustakaan) kelas serta dan bakat, penalaran dan kesejahteraan mahasiwa. Keseluruhan proses ini disusun dan dievaluasi dalam kerangka SUMBER DAYA MANAJEMEN KEUANGAN pengisian KRS, pembelajaran di kelas dan berbagai kegiatan penunjang kemahasiswaan seperti : kegiatan MANAJEMEN FASILITAS/INFRASTRUKT UR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA pembelajaran. Proses utama manajemen akademik meriputi : acuan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pengembangan PROSES PENDIDIKAN manajemen akademik tersebut akan semakin kompleks dengan PROSES PENELITIAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI banyaknya jumlah mahasiswa yang tercatat dalam STIKES Mitra Bunda Persada Batam, sehingga sistem administrasi perlu dilaksanakan dengan rapih dan didukung PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT dengan sistem informasi yang memadai. Kebijakan manajemen akademik MANAJEMEN SISTEM INFORMASI ditetapkan oleh pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan operasionarisasinya dilaksanakan oleh beberapa lembaga/unit Gambar.8.3 Manejemen Kelembagaan Pendidikan Tinggi yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala Bagian Akademik, Pusat Penjaminan mutu (PPM), pusat pengkajian dan Pengembangan Akitifitas Instruksional (P3AT), dan berbagai Unit Pelaksana 228 Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan akademik (seperti: Bagian Kemahasiswaan, dan berbagai Unit pelaksana Teknis UPT Multi Media, UPT Perpustakaan, UPT Pusat Komputer, (UPT) untuk penunjang kegiatan kemahasiswaan (seperti: UPT UPT penerbita, dil). Asrama, UPT Fasilitas Olah raga, UPT Medical Centre, UPT SAC dit). B) Manajemen Kemahasiswaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu mengembangkan C) Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat berbagai layanan yang melengkapi kegiatan mahasiswa selain Salah satu keluaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam proses – proses pembelajaran di kelas dan laboratorium. adalah karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan kemahasiswaan antara lain terdiri atas : pengembangan Karya tersebut merupakan hasil dari proses penelitian dan minat dan bakat, pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga pengembangan kegiatan penalaran dan pengembangan fasilitas kesejahteraan untuk mahasiswa. pendidik dan kependidikan beserta mahasiswa, sebagai respon Kegiatan – kegiatan tersebut perlu didukung dengan atas kebutuhan yang berkembang dimasyarakat dan tuntutan untuk berbagai fasilitas penunjang dan organisasi yang mengelolanya. SelaIu mengembangkan iptek, Fasilitas tersebut dapat berupa: asrama mahasiswa, fasilitas dukungan olahraga, kantin, berbagai toko yang menyediakan kebutuhan yang harus dikelola secara profesional. mahasiswa, sarana kesehatan dll. organisasi pengelola fasilitas dan pengabdian kepada masyarakat tersebut Secara kebijakan tersebut melaksanakan di bawah pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan tugasnya harus berupaya untuk dapat menampung berbagai secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang aspirasi mahasisara yang sangat beragam. relevan seperti : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada perlu dibentuk khusus dan dalam Manajemen kemahasiswaan tersebut secara kebijakan di Kegiatan tersebut memerlukan sumber daya STIKES Mitra Bunda Persada Batam Masyarakat dan berbagai untuk penunjang kegiatan bawah pimpinan universitas dan secara operasional dilaksanakan penelitian oleh Laboratorium Terpadu, Laboratorium ditingkat jurusan, dll). beberapa lembaga yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala 229 danpengabdian unit Manajemen penelitian kepada masyarakat (seperti ; UPT D) Manajemen Fasilitas dan Infrastruktur dan tenaga kependidikan baru, penempatanpada tugas dan jabatan Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi maka yang sesuai, penyusunan jenjang karir, pelatihan dan penguatan diperlukan sejumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang kapasitas diri, penegakan disiplin dan pemberian penghargaan meliputi : ruang kelas, laboratorium, studio, workshop, serta persiapan pensiun. Pengembangan sumber daya manusia perpustakaan, ruang dosen dan administrasi dan berbagai tersebut perlu didukung oleh sistem administrasi yang rapi penunjang lainnya, seperti : asrama, fasilitas olah rag, kantin, yang memungkinkan semua pihak untuk memperoleh akses dll. Fasilitas dan infra struktur tersebut perlu dikelola dengan informasi yang terkait dengan rencana pengembangan karir baik, dengan beberapa tahap pelaksanaan seperti : proses masing-masing. Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut pengadaan, inventarisasi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, secara kebijakan di bawah pimpinan perguruan tinggi dan penghapusan (bila telah rusak berat) serta administrasi secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang pembukuan yang rapih agar dapat diketahui nilai aset yang relevan seperti: Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian, dimiliki Pada setiap saat. Manajemen fasilitas dan infrastruktur Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas, serta berbagai Unit secara kebijakan di bawah pimpinan universitas dan secara Pelaksana operasional sumberdaya manusia (seperti:UPT Medical Centre, Koperasi dikelola oleh Biro Administrasi umurn dan Kepegawaian, dan ditingkat fakultas dibawah Kepala Bagian Tata Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan Pegawai, dll). Usaha Fakultas dan di tingkat unit dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemeliharaan, UPT. Asrama, UPT Fasum dll' F) Manajemen Keuangan Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka E) Manajemen Sumber Daya Manusia pembiayaan menjadi faktor kunci yang sangat menentukan Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka sumber daya manusia keberhasilan yang meliputi tenaga pendidik dan program dan layanan kepada masyarakat. Kemampuan untuk merencanakan potensi penerimaan dan kependidikan merupakan faktor yang penting. Manajemen sumber rencana daya manusia meliputi tahapan : rekrutmen tenaga pendidik dinamika lembaga dan pertumbuhan menuju pencapaian visi 230 pengeluaran yang berimbang dapat mendorong dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Manajemen informasi kepada masyarakat tidak terhenti karena kerusakan keuangan lersebut perlu didukung oleh kerapihan administrasi jaringan telekomunikasi ataupun kesalahan dalam perangkat lunak khususnya terkait dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap sistem informasi Manajemen sistem informasi secara kebijakan di peraturan perundangan yang berlaku serta akuntabililas publik bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan yang dituntut masyarakat. secara operasional dilaksanakan oleh UPT Pusat Komputer tiap Manajemen keuangan tersebut secara kebijakan di bawah unit pelaksatra akademik seyogyanya menriliki unsur pelaksana tanggung jawab pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam sistem informasi. dan secara operasional dikelola oleh Biro Administrasi Umum dan Kepegawalan, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan H) Penempatan Personel Yang Tepat unsur pelaksana di tingkat jurusan. Dengan terbentuknya suatu lembaga yang mampu menjabarkan visi' misi' strategi dalam tataran rencana strategis dan G) Manajemen Sinstem Informasi operasional' maka tahap selanjutnya adalah perlunya untuk Sebagai konsekuensi dari suatu lembaga pendidikan tinggi mencari personel dengan kualifikasi yang tepat pada setiap yang memberikan layanan kepada ribuan mahasiwa, jumlah posisi jabatan untuk menjalankan roda organisasi. Pemilihan tenaga sedikit, personel tersebutd apat dilakukan melalui serangkaian tahap banyaknya fasilitas dan infrastruktur serta jumlah uang yang seleksi yang terdiri atas: (1)seleksi administrasi berupa rekam beredar cukup besar, maka manajemen sistem informasi menjadi jejak kualifikasi pendidikan dan pengalaman' (2) seleksi suatu keharusan, Manajemen sistem informasi ini meliputi : kompetensi dan kesesuaian penyediaan sarana prasarana sistem ditawarkan, dan (3) seleksi sikap dan attitude dalam bentuk backbone jaringan telekomunikasi yang pendidik dan dan kependidikan yang tidak informasi dan memungkinkan teknis dengan jabatan yang model wawan cara dan psikotes untuk kepatutan dan kePantasan. informasi proses Utama pendidikan tinggi tersebut dapat diakses dengan cepat, akurat dan terpercaya. Model sistem informasi tersebut luga harus memberikan jaminan bahwa layanan 231 dilengkapi dengan beberapa instrumen organisasi seperti : 16.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengelolaan Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas b. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut : ditetapkan pemerintah dan dokumen-dokumen acuan kerja A. yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop, Pemenuhan Visi, Misi, Strategi dan Program Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik, pada tahap awal memperhatikan diperlukan kejelasan visi dan d. misi dengan jabatan aspirasi seluruh stakeholders STIKes Mitra dapat pelaksanakan ini dapat dirangkum tupoksi tersebur. dalam ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK). sasaran pengembangan ke depan dan memberikan gambaran atas e. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik bagaimana bentuk ideal STIKes Mitra Bunda Persada Batam internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran dimasa yang akan datang. utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif. Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan Peran kepemimpinan menjadi f. sangat penting dalam Pembakuan mekanisme kerja kelembagaan dan mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh mampu bekerja dan berkinerja yang optimal. perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga D. diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan C. yang penetapan Bunda Persada Batam. visi dan misi lersebut menjadi tujuan dan B. Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/ kuatifikasi telah Pelatihan dan Sosialisasi Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan yang kuat kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan maka program pelatihan dan sosialisasi yang dilaksanakaan dengan suasana kerja yang kondusif. Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini Penguatan Kelembagaan antara lain untuk membangun kesadaran stakeholders internal Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi STIKes Mitra Bunda Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan Persada Batam, maka perangkat kelembagaan tersebut perlu mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran 232 masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun kondusif yang melibatkan selu ru h stake holders yang terkait kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk dengan pelaksanaan tugas kelembagaan serta secara dinamis mencapai visi dan misi tersebut. mengikuti perkembangan Program pelatihan dan sosialisasi tersebut dapat dilakukan dan tuntutan masyarakat sebagai pengguna layanan. Keterlibatan setiap anggota organisasi dalam Secara berjenjang, sebagai berikut.: proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi a. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru, program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung yang jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja. merupakan pendekatan b. c. tahap pengenalan terhadap Suasana organisasi kerja baru dan dan Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap sistem/mekanis medalam organisasi. masyarakat secara luas dan pemerintah. Membangun kepatuhan Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang merupakan tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan. bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai tanggung dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda jawab terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk tersebut. kesadaran internal yang mengakar pada setiap individu dan Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru organisasi. merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama / baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan tupoksi suatu 16.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengelolaan jabatan tertentu terkait dengan perkembangan ke butuhan Proses pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di suatu dan tuntutan masyarakat E. kelembagaan pendidikan tinggi terbagi menjadi 3 (tiga) proses utama, Penguatan Suasana Kerja yaitu: pengawasan secara internal, pengawasan secara eksternal, dan Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen akuntabilitas publik. kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang A. 233 Pengawasan Internal Pengawasan internal dilaksanakan oleh suatu unit pelaksanaan dan hasil capaian pada kurun waktu tertentu. independen di bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Dokumen tersebut dikirimkan secara rutin kepada setiap untuk Batam yang di beberapa STIKes Mitra Bunda Persada Batam diisi dan menjadi dasar dalam pemeriksaan lapangan. sering disebut sebagai lnternal Audit (lA) atau Satuan Audit Hasil pemeriksaan audit intemal tersebut dapat menjadi lnternal (SAl) atau Satuan Pengawas lnternal (SPl). Fungsi dasar pertimbangan pimpinan universitas dalam menentukan utama unit ini adalah untuk mendampingi semua unit di kebijakan perbaikan dan pengembangan program pada kurun lingkungan waktu berikutnya. STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada B. Batam serta Pengawasaneksternal dilakukan oleh lnspektorat Jenderal, ketentuan yang berlaku. BPKP dan BPK yang merupakan suatu instansi pengawasan Ruang lingkup tugas unit audit internal ini dimulai pada saat penyusunan Pengawasan Eksternal rencana baik ditingkat departemen pemerintah maupun lembaga tinggi kegiatan tahunan, pelaksanaan negara Program pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga pekerjaan, dan pelaporan hasil capaian program dalam satu kurun tersebut merupakan waktu terteniu dengan butir-butir pengawasan sebagai berikut : organisasi, kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan a. Hasil capaian kinerja suatu unit relatif terhadap perencanaan perundangan serta sebagai upaya pencegahan terhadap setiap yang telah disusun. suatu bentuk pengawasan, kinerja penyimpangan baik yang dilakukan instansi secara prosedural b. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. maupun perseorangan yang berindikasi pada tindak pidana c. Kerapian manajemen dalam proses pengadaan barang dan korupsi d. Kerapian manajemen dalam pengelolaan keuangan satuan pengawasan eksternal peraturan perundangan yang terkait dengan mekanisme audit Keempat kerangka acuan tersebut dituangkan dalam instansi Pemerintah suatu borang pemeriksaan yang berisi keseluruhan informasi terkait kerja ditetapkan oleh masing – masing instansi tersebut berdasar jasa. yang Mekanisme dengan dokumen perencanaan, proses 234 C. Akuntabilitas Publik BAB XVII Pada prinsip tata kelola dan akuntabilitas publik, maka pengguna layanan diletakkan pada tempat tertinggi KEMAHASISWAAN dalam mernahami apa kebutuhan atas layanan pendidikan tinggi 17.1 Pendahuluan yang baik. Tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Mahasiswa adalah seluruh peserta didik yang terdaftar dan lndex') menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Peserta didik menurut Undang sebuah program Undang No. 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dir melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Undang undang tentang system pendidikan nasional tersebut mengamanatkan : “Pendidikan Nasioanl berfungsi mengemnbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa., bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pembimbingan mahsiswa pada dasarnya merupakan pembimbingan pembelajaran, agar potensi yang dimiliki mahasiswa dapat membentuk kompetensi yang bergunadalam kehidupannnya. Acuan adalah pasal 1 butir 1 Undang Undang tentang siistem 235 pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan jenis jenis kegiatan yang dapat diselenggarakan. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan A. Penetapan jenis kegiataan kemahasiswaan proses pembelajaran, agar peserta idik secara aktif mengembangkan Siswa Penetapan jenis kegiatan kemahasisiwaan mengacu potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pada visi dan misi Perguruan Tinggi, yang kemudian pengendalian diri, kepribadian, ahklak mulia serta keterampilan yang diturunkan menjadi visi dan misi dalam pembimbingan diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan Negara. kemahasisiwaan. Yang dimaksud dengan kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan mampu Kegiatan meningkatkan kemahasiiswaan kepekaan diharapkan mahahasiswa terhadap kemahasiswaan yang bersifat kurikuler dan ekstrakurikuler, dengan permasalhan kehidupan masyarakat, menganngkat nama PT, tujuan mendorong perubahan sikap mahasiswa menjadi dwasa melestarikan kekayaan budaya bagsa, dsb. khususnya dibidang keilmuan, tingkah laku dan manajemen Kegiatan hidup.Pembimbingan yang bersifat kurikuler dan ekstrakurikuler bidangnya sbb: antara lain diarahkan pada pembimbingan kecakapan hidup yang a. Bidang penalaran meliputi b. Bidang minat, bakat dan kegemaran kecakapan intelektual, keolahragaan, kesenian, kepemimpinan, kewirausawan dsb. kemahasiswaan dikelompokkan sesuai c. Bidang organisasi d. Bidang kesejahteraan dan bakti social 17.2 B. Mekanisme Penetapan Standar Target target kegiatan Semua kegiatan kemahsiswaan ini dilaksanakan sesuai dengan Keberhasilan target kegiatan yang akan dicapai antara lain standar yang telah ditetapkan oleh setiap institusi dengan melakukan dipengaruhi oleh pembimbing kemahasiswaan dan fasilitas benchmark.Untuk mengukur tingkat keberhasilan, setiap kegiatan yang tersedia. kemahasiswaan harus dapat dukuantifikasi dan dievalusi secara C. Pembimbing Kemahasiswaan prodik. Makin tinggi standar yang diguakan makin tinggi pula mutu Pembimbing kemahasiswaan adlah Dosen atau tenaga kegiatan kemahasisswaan yang dilakukan . kependidikan di Perguruan Tinggi yang karena tugas atau Sebelum mennetukan standar mutu terlebuh dahulu ditentukan jabatannya ditetapkan meangani bidang kemahasiswaan. 236 Pembimbing kemahasiswaan adalah orang orang yang a. Bidang Penalaran memiliki kompetensi sesuai dengan bidang kegiatan yang yang Dilaksanakan satu kali setahun didalam maupun diluar terdiri atas dosen pembimbing kegiatan kemahasiswaan, dosen kampus. mata kuliah, dan pembimbing internal dari kalangan b. Bidang minat , bakat dan kegemaran mahasiswa (Badan Ekskutif Mahasiswa/ Himpunan atau Seperti pramuka, resimen mahasiswa perkampus, pencinta Keluarga Mahasiswa), yang dinilai memiliki kemapuan dan alam, korp sukarela palang merah, olahraga dan kesenian kegiatan dalam suatu kegiatan teetentu. Ketua jurusan/ c. Bidang organisasi Bagian/Departemen dan Dosen mata kuliah juga perlu Mengikuti kegiatan organisasi yang bersifat kepanitiaan, memahami maupun kelembagaan, intra maupun ekstrakampus. masalah kemahasiswaan, sehingga dapat membantu pembimbing kemahasiswaan. d. Bidang kesejahteraan dan bakti social D. Fasilitas Kegiatan Kegiatan bakti social, didalam maupun diluar kampus. Fasilitas kegiatan terdiri dari sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kemahsiswaan untuk pengembangan 17.3 minat, bakat dan kegemaran, organisasi kesejahteraan dan Mekanisme Pemenuhan Standar A. bakti social. Standar cara Pembimbingan kemahasiswaan Untuk Penyediaan fasilitas untuk kemahasiswaan diarahkan menyelenggarak proses bimbingan dosen pembimbing wajib mempunyai keterampilan yang diperoleh sedemikian rupa untuk dapat menunjang perwujudan Susana melalui akdemik yang kondusif. pengembangan E. Standar mutu Kegiatan Pelatihan Standar mutu kegiatan ditentukan dengan mengacu kepada pelatihan khusus pembimbing pelatih orientasi seperti pelatihan kemahasiswaan pengembangan orientasi (OPPEK), pembimbing kemahassiwaan(PROPPEK), training for trainers bidang sasarn yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan. Sebagai contoh, penalaran, praktek baik dibawah ini dapat dijadikan standar pada keempat manajemen mahasiwa (PPLKMM), diselenggarakan oleh bidang kegiatan kemahasiswaan : Dirjen Dikti maupun oleh Pt tersebut. 237 pelatihan pemandu latihan keterampilan, B. Standar kegiatan dan proses Pembimbingan a. Prilaku mahasiswa kemahasiswaan Semakin positif dan terus termotivasi untuk belajar melalui Untuk melakukan kegiatan dibuatlah suatu peremncanaan, organisasi maupun bekerja dalam tim, memiliki jiwa pemenuhan kegiatan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, kepemimpinan, sportif, menghmati norma dan etika yang berlaku atau bersifat incidental, serta dudukung sarana dan prasarana dimasayarakat yang secara keseluruhan mendorong mahasiswa yang memadai. untuk selalu kreatif dan berprestasi. Pembimbingan dapat berupa pelatihan jangka pendek b. IPK mahasiswa dengan target kompetensi yang spesifik. Standar kegiatan Kegiatan kemahasiswaamn yang diikuti mahasiswa harus ditetapkan secara realistis yang dapat memberikan informasi meningkatkan semangat belajar, sehingga positif mempengaruhi tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak prestasi akademis (IPK) lanjuthasil evaluasi (PDCA). C. c. Pembimbing Standar fasilitas kegiatan Para pembimbing harus selalu mencari peluang untuk Standar fasilitas untuk mencapai standar kegiatan kemahasiswaan yang baik dapat disesuaikan meningkatkan kegiatan kemahassiwaan baik secara kualitatif dengan maupun kuantitatif di tingkat local, nasional, regional, maupun kondisidan potensi masing masing PT. Kelengkapan dan kualitas fasilitas yang disediakan hendaknya internasional. selalu d. Institusi ditingkatkan, sehingga jenis kegiatan yang diprogramkan dapat Tersedianya berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. kemahasiswaan sperti saran olahraga, kesenian, kelompok belajar, atau kegiatan lain, sejalan dengan skala prioritas yang tercantum 9.1 dalam visi dan misi PT. Manajemen Pengendalian Standar Manajemen pengendalian standar merupakan tahap evaluasi Mekanisme pengendalian lazim dikenal dengan manajemen dari penetapan dan pemenuhan standar. Keberhasilannya ditunjukkan mutu sebagai langkah PDCA(plan, Do, Check, Action). Contoh : antara lain : a. Keikutsertaan mahaiwa dalam kegiatan kemahasiswaan 238 b. Kehadiran dosen dalam proses bimbingan BAB XVIII c. Persentase dosen yang mengikuti pelatihan OPPK SUASANA AKADEMIK d. Peningkatan jumlah atau jenis kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. 18.1 Pendahuluan Proses pendidikan adalah sebuah proses transformasi-produktif yang intinya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, berkualitas dan mampu memenuhi kepuasan dari mereka (user) yang akan memanfaatkannyasebagai sumber daya produksi aktif di industri ataupun lapangan kerja yang lain. Suasana akademik, seperti halnya komponen-komponen masukan dan proses lainnya, merupakan salah satu komponen yang akan memberi pengaruh signifikan di dalam menghasilkan kualitas keluaran (lulusan, dll). Suasana akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu di perbaiki dan ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah satu komponen penjamin mutu. Suasana Akademik (academic atmosphere) merupakan kondisi yang harus diciptakan untuk membuat proses pembelajaran di perguruan tinggi berjalan sesuai visi, misi, dan tujuannya. Dalam lingkungan pendidikan tinggi, suasana akademik menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan akademik, seperti interaksi antara dosen dan mahasiswa, interaksi antarmahasiswa, maupun interaksi antardosen, untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Perguruan Tinggi. Suasana akademik bukan komponen fi sik 239 yang memiliki dimensi yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang jelas, namun suasana akademik yang berkualitas akan mampu dikenali Masukan Lingkungan dan dirasakan. Suasana akademik yang kondusif akan menghasilkan Visi dan Misi Sasaran dan Tujuan proses pembelajaran (transformasiproduktif) yang berkualitas. Untuk memberikan gambaran tentang suasana akademik yang kondusif, maka langkah praktis yang bisa dilakukan adalah dengan melihat dan melakukan evaluasi terhadap komponen-komponen pendukungnya. Metode pendekatan bisa terfokus pada berbagai hal seperti interaksi Masukan (Mahasiswa) akademik, kegiatan akademik, akses terhadap sumber belajar, kecukupan dan ketepatan sumber belajar, keikutsertaan mahasiswa PROSES Tata Pamong (Governance) Pengelolaan Program Proses Pembelajaran SUASANA AKADEMIK Penelitian Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat Keluaran (Lulusan, dll) dalam aktivitas kurikuler (termasuk penelitian) maupun ko-kurikuler dan ekstrakurikuler, dan lain-lain. Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan (dosen, fasilitas/sarana prasarana, Dosen dan Tenaga Pendukung Sarana dan Prasarana Kurikulum, Biaya dan Sumber Daya laboratorium, perpustakaan, organisasi manajemen dan kurikulum) yang mampu memberikan kontribusi dukungan untuk kelancaran proses Masukan Instrumental pembelajaran Sistem Informasi & Kendali Mutu Gambar 18.1 Proses Transformasi-Produktif di Perguruan Tingg 240 bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fi sik serta psikologi peserta didik 18.2 Landasan Hukum Standar Suasana Akademik 1. Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 b) Pasal 19 ayat (3) Pasal 1 ayat 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Setiap menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan didik proses dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkunganbelajar. 2. pendidikan pembelajaran melakukan untuk perencanaan, terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Pasal 60 butir b Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: tugas keprofesionalan dosen 3. Statuta STIKes Mitra Bunda Persada Batam tentang mahasiswa dan adalah alumni. merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai 4. Rencana strategis (Renstra) STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Proses pembelajaran 5. Kebijakan Mutu STIKes Mitra Bunda Persada Batam diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, 3. satuan 18.3 Luas Lingkup Standar Suasana Akademik serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan Suasana akademik yang kondusif akan tercermin dari proses kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik pembelajaran yang berlangsung dalam sebuah suasana ”feeling at serta psikologis peserta didik. home”. Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang standar (dosen, nasional pendidikan (SNP) menjelaskan: organisasi manajemen dan kurikulum) dan mahasiswa yang mampu a) Pasal 19 ayat (1) Proses pembelajaran fasilitas/ memberikan diselenggarakan secara interaktif, sarana kontribusi prasarana, dukungan laboratorium, untuk perpustakaan, kelancaran proses pembelajaran. Untuk mencapai hal itu maka perlu ditetapkan Standar inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik Suasana Akademik. untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup 241 18.4 Mekanisme Penetapan Standar Susana Akademik Pengetahuan (Knowledge) Seberapa jauh suasana akademik sudah berhasil mencapai tingkat Sikap/Mental (Attitude) Etika, Moral, Integritas, Tanggung Jawab Liability dan Accountability Specific Technical Issues Hukum & UU Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya kualitas yang diidealkan, maka hal tersebut bias diukur dengan bias diwujudkannya budaya akademik yang mengedepankan nilai-nilai dan etika akademik dari seluruh sivitas akademik PT. milai –nilai standar etika tersebut adalah sbb : A. Standar Etika Akademik Istilah etik dan moral metupakan istilah-istilah yang memiliki konotasi yang sama yaitu sebuah pengertian tentang salah dan benaratau buruk dan baik. Sementara itu banyak orang Keterampilan (Skill) menaruh harapan terhadap lembaga pendidikan agar tidak hanya memberi bekal pengetahuan (knowledge), ataupun keterampilan (skill) saja kepada anak didik, melainkan juga pemahaman dan pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku (attitude) di dalam kehidupan sehari-hari. Tiga aspek tersebut akhirnya akan menjadi dasar pembentukan dan penilaian terhadap kompetensi seseorang sebagai hasil dari sebuah proses pendidikan seperti yang di tunjukan dalam gambar di bawah ini 242 Keterampilan Teknis Komunikasi Interpersonal Skill Sadar Kualitas Organisasi, Bisnis, Manajemen, dan Kepemimpinan. Sebagai contoh mekanisme penetapan standar suasana b. Etika Mahasiswa akademik dapat dikemukakan beberapa standar etika akademik, Seperti halnya dengan dosen, maka mahasiswa sebagai direpresentasikan sebagai etika salah satu unsur sivitas akademika yang merupakan obyek dosen dan etika mahasiswa, yang akan memberikan dan sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga jaminan mutu proses interaksi dosen-mahasiswa dan suasana perlu memiliki, memahami dan mengindahkan, etika akademik yang kondusif sbb : akademik khususnya pada saat mereka sedang berinteraksi a. Etika Dosen dengan dosen maupun sesama mahasiswa yang lain pada Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan saat mereka berada dalam lingkungan kampus. Mahasiswa secara sadar diambil oleh seseorang yang ingin terlibat PT memiliki sejumlah hak, berbagai kewajiban dan dalam proses mencerdaskan bangsa. Untuk itu dosen wajib beberapa larangan (plus sanksi manakala dilanggar) selama untuk berada dilingkungan akademik. senantiasa meningkatkan kompetensi dan kualitasnya dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara berkelanjutan dan bertanggung B. Standar Budaya Akademik jawab. Berkaitan dengan hal-hal tersebut seorang dosen Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang sudah lama harus mematuhi beberapa etika akademik yang berlaku dikenal orang, yang memiliki tradisi maupun budaya akademik bagi dosen pada saat melaksanakan kewajiban serta yang khas, unik, spesifik sampai ke eksklusif. Budaya akademik tanggung jawabnya. Kalau perlu etika akademik (dosen) adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang beranekaragam, ini dijabarka melalui peraturan atau kontrak kerja yang majemuk, multicultural yang bernaung dalam sebuah institusi mengikat, serta diikut dengan sanksi akademik maupun yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan kepegawaian bagi mereka yang melakukan pelanggaran. obyektifitas. Budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip keebasan berpikir, berpendapat dan mimbar akademik dalam berbagai sumber daya pendidikan hanya factor pendukung, tetapi suasana akademik yang dinamis, terbuka serta ilmiah. kesadaran akan tanggung jawab dari sivitas akademika yang lebih Hal yang disebut terkhir merupakan suatu standar untuk signifikan dan menjadi roh terwujudnya suasana akademik yang menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama diharapkan. berkaitan dengan model interaksi dosen-mahasiswa di dalam proses pembelajaran maupun penelitian. Suasana akademik yang dibangun dengan prinsip ini jelas akan menghapuskan doktrin in-loco parentis yang seringkali dijumpai dalam sebuah A. Standar Sarana dan Prasarana Akademik komunitas tradisional dan tertutup. Doktrin ini menempatkan STIkes Mitra Bunda Persada memiliki ruang kuliah dalam dosen sebagai manusia superior yang tidak pernah salah, dan jumlah dan luas yang memadai. Dalam hal ini standar yang memiliki otoritas kebenaran yang harus sepenuhnya di taati oleh digunakan sebagai acuan yaitu sekitar, 1,25 m2/mahasiswa. mahasiswa. Untuk menciptakan kenyamanan dalam penyelenggaraan pembelajaran di ruang kuliah telah dilengkapi fasilitas system 18.5 Mekanisme Pemenuhan Standar Suasana Akademik Suasana akademik harus mampu diwujudkan, dipelihara, dan pengatur udara (AC) di setiap ruangan kuliah. Dan telah ditingkatkan secara persuasif, dinamis, serta berkelanjutan dengan memiliki ruangan Aula yang digunakan untuk kegiatan seminar memperbaiki segala kekurangan yang ada. Beberapa parameter seperti ataupun kegiatan wisuda dengan kapasitan 200-350 orang sarana/prasarana akademik, mutu dan kuantitas interaksi kegiatan, mahasiswa. rancangan kegiatan, keterlibatan sivitas akademika dalam berbagai B. Standar Mutu dan Kuantitas Interaksi Kegiata Akademik kegiatan, dan pengembangan kepribadian ilmiah akan dijadikan sebagai Pemenuhan standar kuantitatif antara lain dapat diukur tolak ukur pemenuhan standar terwujudnya suasana akademik yang melalui frekuensi kehadiran yang harus dipenuhi per semester. diharapkan. Interaksi kegiatan akademiktidak hanya mencakup perubahan Dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif, fasilitas dan ranah kognitif saja, melainkan juga meliputi perubahan ranah 244 afektif, psikomotorik dan kooperatif. Berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar, Untuk menjamin mutu akademik diperlukan pemantauan symposium, konfrensi, workshop, pelatihan merupakan upaya secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan pembeajaran, baik sivitas akademika untuk menunjukan kepada masyarakat mengenai maupun maupun profesimengenai fungsi dan peran PT sebagai lembaga keseluruhan substansi perkuliahan yang dibahas dengan Satuan pendidikan yang memberi perhatian pada pengembangan ilmu acara Perkuliahan (SAP) atau Rencana Program Kegiatan dan teknologi, serta problematika yang dihadapi bangsa dan Pembelajaran Semester (RPKPS). Negara. frekuensi kehadiran dosen/mahasiswa Seluruh sivitas akademika juga memiliki tanggung awab C. Standar Rancangan Pengembangan Suasana Akademik dan komitmen yang kuat untuk terlibat aktif dalam setiap upaya Setiap materi kuliah memerlukan rancangan yang berbeda. untuk mencari serta menawarkan alternative solusi terbaik untuk Demikian pula kematangan mahasiswa yang berbeda akan kemaslahatan bersama. Pendidikan/Pengajaran Wawasan/Knowledge Buku Ajar/Hand-Out Studi Kasus Nyata memerlukan scenario pembelajaran yang berbeda. Mahasiswa semester awal berbeda kematangannya dengan mahasiswa semester akhir, karena itu memerlukan pendekatan maupun strategi pembelajaran perancangan metode yang berbeda pula. Tentu Wawasan Baru Knowledge Teori/ Information Metodologi saja pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan kurikulum, silabus RPS yang telah ditetapkan. D. Standar Keterlibatan Sivitas Akademika Dalam Kegiatan Akademik Penelitian Publikasi Ilmiah Patent Kompetensi Kepakaran Jasa Konsultasi, Pelatihan dll Problem solving (Aplikasi) Permasalahan Studi kasus nyata Pengabdian/Pelayanan Pada Masyarakat Jasa Produk, Informasi Nilai-Nilai Baru Gambar 18.3 Mekanisme Standar Keterkaitan Tri Dharma Sarana & Prasara na Perguruan Tinggi Terintegrasi dengan Perwujudan Suasana Akademik Kondusif E. Standar Pengembangan Kepribadian Ilmiah SP BelajarMengajar (OHP, LCD, Multimedia, dll) Pengembangan kepribadian ilmiah dikalangan dosen difokuskan dengan cara memotivasi dosen melakuakn kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara proporsional. Selain itu juga didorong untuk senantiasa aktif menjalankan dan melestarikan budaya baca-tulis. Kemampuan dan kemauan dosen untuk melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Fasilitas OR, Refreshing, Student Centre, Asrama Pustakawan , Laboran, Staf Adm Peralatan & Petunjuk Praktiku m Ruang Lab/ Workshop/S tudio 3. Tupo ksi Staff Dosen Mahasis wa 1. At ura n Metod a Tu PP ju an U m u m Sebab 4. Tuju (Cause) Tinggi selain akan membentukkepribadian ilmiah, juga dapat an UK dijadikan panutan dan memberi teladan kepada mahasiswa atau sejawat dosen lainnya yang lebih muda. a. Nam a Kegi atan Kualitas Suasana Akademik Akibat (Effect) 2. Sa sa ra b.Mas n Secara sederhana, suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan ukan U dari derajat kepuasan dan derajat motivasi sivitas akademika dalam berprilaku m c. Kelu untuk mencapai tujuan pribadi, sebagai ufungsi dari tujuan PT. Dalam aran m 18.6 Mekanisme Pengendalian Standar Suasana Akademik A. Manus ia (SDM) Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik Suasana akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai macam komponen pendukung seperti digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota sivitas akademika (yang tidak ku Teks, Jurnal, tujuan CD terlepas dan dilandasi dengan pribadi) terkait menunjang kinerja Akademi Rom, dll 246 k kelembagaan. B. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari Pengukuran Knaerja Suasana Akademik pembangunan nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementrian Peningkatan suasana akademik seperti halnya dengan peningkatan kesehatan yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan kinerja, tidak terjadi secara acak atau kebetulan, tetapi lebih merupakan berkeadilan melalui pelaksanaan misi. Meningkatkan derajat akibat dari tindakan pengelolaan/pembinaan yang direncanakan, kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk diorganisasikan dilaksanakan dan dikendalikan, komprehensif dan swasta dan madani. Melindungi kesehatan masyarajat dengan terintegrasi. menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai upaya keehatan yang harus didukung oleh tenaga kesehatan yang memasai sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan, untuk mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh melalui BAB XIX pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan STANDAR LAHAN PRAKTIK penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga 19.1 Latar Belakang pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan. 19.3 Pengertian Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar 1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu mengerjakan tugas –tugas dibidang pekerjaan tertentu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Dalam 2. implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang Praktik Klinik adalah Pembelajaran yang dilaksanakan dilahan praktik dalam jangka waktu tertentu pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Salah 3. Standar Praktik adalahKriteria minimal yang harus dipenuhi satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan. kompetensi peserta didik 4. dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk 19.2 Tujuan Standar lahan praktik ini bertujuan untuk: 1. menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dan lahan praktik didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi yang dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan 2. 3. Lahan Praktik adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang 5. Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja kewenangan profesinya pada institusi pendidikan dan memiliki tugas dan tanggung jawab Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dalam memilih memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan lahan praktikyang menunjang pencapaian kompetensi praktik klinik Membantu institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik 6. dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik Laporan Praktik klinik adalah Merupakan laporan hasil kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal- . hal yang telah dilaksanakan, meliputi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran Praktik klinik, kendala yang 248 dihadapi dan cara mengatasi masalah, membandingkan masalah 1. dan bertukar pengalaman didalam kelompok. 7. a) Memiliki MoU adalah model kerjasama dan kemitraan antara institusi proses awal sebelum pelayanan keperawatan, jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8) bersama-sama melaksanakan proses pembelajaran praktik klinik merupakan dan b) Memiliki instruktur klinik sesuai kualifikasi dengan klinik dari pendidikan dan instruktur klinik dari wahana praktik Pembekalan fasilitas kebidanan dan farmasi pendidikan dengan wahana praktik pendidikan, dimana instruktur 8. Rumah Sakit c) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan mahasiswa dengan Lahan Praktik mengelola klien dimana pembimbing mengevaluasi kesiapan d) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien mahasiswa dalam mengelola klien yang meliputi kesiapan yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan instrumen dan tugas yang harus dikerjakan praktikan sebagai dicapai bahan untuk mencapai kompetensi. e) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fitting, dan evaluasi 19.4 Standar Lahan Praktik Standar lahan praktik klinik adalah standar minimal yang harus 2. Puskesmas sebagai lahan untuk melaksanakan praktik CBR dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik klinik untuk (Community Based Rehabilitation) mencapai kompetensi peserta didik. a) Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi sesuai A. Lahan Praktik Klinik Lahan praktik Klinik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan praktik klinik sebagai berikut ini : dengan bidang keilmuannya b) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik c) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien Fungsi utama dari pembimbing adalah melaksanakan yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan bimbingan pada peserta didik sehingga dapat mencapai dicapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. d) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, 2. termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan Kriteria pembimbing praktik klinik sebagai berikut : a. asessment, casting, fitting, dan evaluasi 3. Dosen berkualifikasi minimal Diploma III atau Sarjana dengan masa kerja minimal tiga tahun Bidan Praktik Mandiri b. Dosen memiliki kompetensi sesuai keahliannya c. Dosen tim mata ajar yang terlibat dalam proses belajar a) Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi sesuai mengajar dengan bidang keilmuannya d. Memiliki SK pengangkatan sebagai pembimbing. b) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik C. Instruktur Klinik c) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien 1. Fungsi yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan Fungsi dicapai utama Instruktur Klinik adalah memfasilitasi dan melaksanakan bimbingan praktik di lahan d) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, praktik sehingga peserta didikdapat mencapai kompetensi termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan sesuai tuntutan kurikulum. asessment, casting, fitting, dan evaluasi 2. Kriteria instruktur klinik sebagai berikut: Mempunyai B. Pembimbing 1. dari latar belakang pendidikan dengan kualifikasi Diploma IIIatau setingkat lebih tinggi Fungsi dengan pendidikan yang diselenggarakan a. 250 Mempunyai latar belakang di bidang Diploma III Ortotik Prostetik sesuai dengan bidang keilmuannya dengan pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai tenaga di lahan praktik b. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STRMemiliki BAB XX sertifikat sebagai pembimbing praktik klinik c. Memiliki SK pengangkatan sebagai instruktur Lahan Praktik d. e. STANDAR SARANA DAN PRASARANA Merencanakan, melaksanakan mengevaluasi proses 20.1 Pendahuluan Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pembelajaran praktik klinik pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Instruktur Klinik khusus untuk lahan praktik Puskesmas Pemerintah tidak harus berasal dari pendidikan Ortotik Prostetik, pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana. melainkan berkualifikas Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang melalui menteri pendidikan menerbitkan peraturan standar nasional pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 20.2 Definisi a. Standar sarana dan prasarana adalah criteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,serta sumber bekajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan sumber informasi dan komunikasi b. Sarana adalah segala informasi yang didapat sebagai alat/media c. Lampiran 1 Prasarana adalah perangkat penunjang suatu proses pendidikan agar Struktur Organisasi STIKes Mitra Bunda Persada tujuan pendidikan tercapai 20.3 Prasarana KETUA YAYASAN Prasarana akademik dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1. Prasarana Bangunan KETUA Mencangkup lahan dan bangunan gedung baik untuk keperluan Senat STIKes STIKes MITRA BUNDA PERSADA ruang kuliah, ruang kantor, ruang dosen, ruang seminar, ruang rapat, ruang alboratorium, ruang perpustakaan, ruang komputer, Dewan Pertimbangan kegiatan mahasiswa, fasilitas umum, dan pelayanan mahasiswa D seperti kantin, tempat ibadah, sarana olahraga, dan transportasi 2. berupa mobil bus untuk kegiatan praktik mahasiswa ke lapangan PUKET I PUKET II Prasarana umum berupa air, sanitasi, drainase, listruk, jaringan BIDANG AKADEMIK Bid. Adm. Umum dan Kepegawaian Bag. Administrasi Akademik (BAA) telekomunikasi dan gedung parker Bag. Administrasi Um dan Kepegawaian Bag. Administrasi Keuangan Bag. Sistem Informasi Manajemen 252 PRODI PRODI S-1 Kep Ners PRODI Bag. Koperasi PRODI PRODI D-III Keperawatan S-1 Farmasi Ka. LPPM Laboratorium Lampiran 2 Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Nama Unit di No. (1) 1 Nama Generik Perguruan Unit Tinggi (2) (3) Pimpinan STIKes Ketua Tugas Pokok dan Fungsi (4) Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada sebagai penanggung jawab utama untuk melaksanakan dan Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi memberikan arahan serta lingkungan kebijakan umum dan b. Membina dan menetapkan peraturan, norma, melaksanakan dan tolak ukur kerjasama penyelenggaraan pendidikan instansi, badan swasta tinggi yang berada dibawah dan masyarakat untuk dan bertanggung jawab memecahkan persoalan langsung kepada Yayasan yang timbul, terutama Harapan Bunda Batam. Ketua yang mempunyai tugas dan fungsi: bidang tanggung jawab a. Memimpin yang menyelenggarakan lembaga pendidikan, penelitian c. Ketua dengan menyangkut menguntungkan bertanggung dan pengabdian kepada jawab atas ketertiban masyarakat, membina dan keamanan didalam tenaga pendidik, kampus STIKes Mitra mahasiswa, tenaga administrasi, serta hubungannya dengan Bunda Persada Batam. d. Ketua semua 254 membentuk panitia dan Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi e. No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi menghadiri semua rapat pengurusan dilingkungan serta STIKes Mitra Bunda Persada kepada Ketua yayasan berkewajiban yayasan mengusulkan pengurus tentang menilai laporan semua pengangkatan, kenaikan bidang kegiatan semua pangkat, rapat pemberhentian STIKes Mitra mutasi dan staf Bunda Persada Batam personalia Pembantu baik dengan prosedur yang Ketua I Ketua, Ketua program berlaku dengan studi, memberi laporan dari Pegawai f. Pembantu Staf Pengajar, Administrasi sesuai berkala tentang keadaan lainnya. dan perkembangan Ketua sebagai anggota STIKes Mitra ex-officio dari yayasan Persada Batam kepada menghadiri semua rapat Yayasan Bunda Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi g. Ketua atas No. prakarsa Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Ketua III kurikulum, bahan pengajaran, Pembantu sendiri Ketua II berdasarkan atas usulan pengembangan SDM dari Pembantu Ketua akademik, kegiatan merumuskan kepustakaan maupun sumber mengolah rencana maupun Tugas Pokok dan Fungsi dan ujian, penelitian dan serta rencana- belajar lainnya; untuk Dalam menjalankan tugasnya melaksanakan Pembantu Ketua I mempunyai pengembangan pembangunan dan fungsi : STIKes a. Pelaksana kegiatan dalam Mitra Bunda Persada rangka membantu Ketua Batam sesuai dengan dalam prosedur pelaksanaan kebijaksanaan / kepada memimpin pendidikan, penelitian dan pengabdian Menristekdikti kepada masyarakat. b. Membantu Ketua dalam Pembantu Pembantu Ketua I Bidang pelaksanaan Akademik membantu Ketua STIKes Mitra dalam bidang pengembangan Persada Batam 256 pembinaan Bunda serta Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi mengkoordinasikan memberikan kegiatan dan petunjuk pelaksanaan perancanaan, pelaksanaan dan bimbingan tugas; pengembangan pendidikan d. Pelaksana pengajaran, penelitian, dan kedinasan lain yang pengabdian diberikan oleh Ketua kepada masyarakat tugas-tugas STIKes; c. Membantu Ketua menentukan Pembantu Ketua II Bidang Kebijaksanaan dan Keuangan dan administrasi bertanggung jawab untuk umum membantu Ketua memimpin dalam bidang pengelolaan dan mengkoordinasikan semua administrasi umum dan unsur pengembangan SDM non yang dilingkungan sekolah terkait pendidikan tinggi serta akademik; Dalam menjalankan tugasnya, Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi Pembantu Ketua II Pembantu Ketua III Bidang mempunyai fungsi: Kemahasiswaan membantu a. Pelaksana kegiatan dalam Ketua dalam penerimaan rangka membantu Ketua mahasiswa baru, pembinaan dalam mahasiswa dan alumni, kegiatan pelaksanaan di kepegawaian, bidang kerjasama serta bantuan hukum keuangan untuk mahasiswa. dan administrasi umum; Dalam menjalankan tugasnya, b. Pelaksana kegiatan dalam Pembantu Ketua III rangka membantu Ketua mempunyai fungsi : dalam menentukan kebijaksanaan keuangan, a. Pelaksana dibidang mahasiawa baru STIKes kepegawaian Mitra Bunda Persada dan administrasi umum; c. Pelaksanaan penerimaan b. Membantu Ketua tugas-tugas dalam pengabdian masyarakat; dinas lain yang diberikan oleh Ketua STIKes Mitra c. Membantu Ketua Bunda Persada pembinaan serta 258 dalam mahasiswa layanan Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi kesejahteraan mahasiswa; d. Membantu Ketua dalam pengurusan ijazah; e. Membantu Ketua bantuan hukum dalam Unit Tinggi Akademik Tugas Pokok dan Fungsi pertimbangan penyelenggaraan akademik, akademik serta hubungan dalam melaksanakan tugas untuk sebagaimana dimaksud ayat (1) Senat Akademik g. Melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh STIKes Perguruan dengan lingkungannya. Dalam mahasiswa; Ketua Nama Generik kebijakan dan pengembangan pembinaan alumni; f. Membantu Ketua No. Mitra Bunda Persada. mempunyai fungsi : 1. Perumusan akademik dan pengembangan akademik; 2. Perumusan 2 kebijakan kebijakan Senat Senat Senat Akademik mempunyai penilaian prestasi akademik perguruan Akademik tugas merumuskan, menilai, dan memberikan persetujuan dan kepribadian tinggi/senat kecakapan serta civitas Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi akademik; 3. Perumusan akademik norma dan pendidikan, 7. Penegak sesuai 8. Bersama ketua menyiapkan anggaran program akademik seperti belanja Renstra, RIP dan Peraturan akademik yang diajukan Akademik oleh pimpinan akademik; 3 5. Penilaian Dewan Dewan Melakukan monitoring dan Pengawas Pengawas evaluasi terhadap kegiatan pertanggungjawaban civitas akademika pimpinan akademik atas pelaksanaan 4 kebijakan Dewan Dewan Memberikan pertimbangan Pertimbangan Pertimbangan kepada Ketua dalam membuat yang telah ditetapkan; 6. Perumusan peraturan norma-norma akademik 4. Pemberian persetujuan atas dan otonomi yang berlaku bagi civitas pedoman penyelenggaraan; rencana dan keilmuan akademik tolok ukur penyelenggaraan pendapatan Tugas Pokok dan Fungsi norma kebijakan-kebijakan untuk dan civitas akademik dan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar stakeholder 5 260 Dewan Kode Dewan Kode Menegakan terhadap Etik Etik implementasi kode etik bagi Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi civitas akademika 6 Program Studi Tugas Pokok dan Fungsi b. Menyiapkan proses Ketua Ketua program studi pembelajaran pada program Program Studi membantu Ketua STIKes studi masing-masing c. Melaksanakan Mitra Bunda Persada dalam proses proses pembelajaran, dalam pembelajaran pada program program studi tersebut dan studi masing-masing d. Melaksanakan bertanggung jawab kepada evaluasi Ketua STIKes Mitra Bunda proses pembelajaran pada Persada .Dalam menjalankan program tugasnya, Ketua program masing studi mempunyai fungsi : e. Pelaksana a. Pelaksana kegiatan dalam rangka dalam membantu Ketua masing; masing- tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Ketua STIKes pelaksanaan pendidikan di prodi masing- studi 7 Sekretaris Sekretaris program studi Program Studi mempunyai tugas Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi melaksanakan sebagian akademik pada program urusan proses pembelajaran di studi; masing-masing program studi. Untuk melaksanakan d. Pengkoordinasi tata tertib tugas perkuliahan, jadwal sebagaimana dimaksud ayat kegiatan dosen (1) dan efektifitas kurikulum pasal program ini studi sekretaris mempunyai lainnya fungsi : program studi; a. Pelaksana kegiatan proses e. Pengatur penyelenggaraan pembelajaran; ujian akhir dan ujian tengah b. Pelaksana pengolahan urusan data semester dan pada program studi; program kegiatan program f. Penyusun studi; laporan dan evaluasi terhadap berbagai c. Mengkoordinasikan tugastugas pada pengajar penilaian pendidikan pengembangan kegiatan hasil administrasi akademik program studi; dan g. Menghimpun data dan dalam menyusun rencana kegiatan rangka peningkatan mutu yang berhubungan dengan 262 Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi kurikulum mahasiswa pada menghimpun bahan laporan program studi; serta h. Mengatur penyelenggaraan jam perkuliahan pendidikan praktek teori pada supervisi terhadap kegiatan yang menyangkut serta administrasi akademik pada atau program studi; program k. Pelaksana tugas-tugas lain studi; yang diberikan oleh Ketua / Ketua Program Studi; i. Mengatur pelaksanaan Bagian Membuat perencanaan program pemberian materi Perencanaan pengembangan tentang pelajaran dan kegiatan pengajaran, dan dosen 8 pengajar ditempat pengembangan penelitian, pengabdian perkuliahan maupun Tri Dharma masyarakat serta penunjang ekstrakurikuler lainnya Perguruan Tri Dharma Perguruan Tinggi Tinggi yang akan dikoordiansikan pada program studi; j. Memantau dan dengan Pembantu Ketua I, Ka Nama Unit di No. 9 Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi Program Studi dan Ka LPPM pengembangan dalam Pelaksana Bagian Bagian Administrasi rangka kegiatan Administrasi Akademik mempunyai tugas mutu akademik. akademik Akademik dan dan fungsi : Kemahasiswaan a. Bertugas melaksanakan (BAAK) peningkatan 4. Pengkoordinasian tata tertib perkuliahan, sebagian urusan koordinasi jadwal kegiatan dosen dan kegiatan administrasi pengajar, di bidang akademik efektifitas kurikulum. 5. Penyelenggaraan ujian b. Fungsi : tengah 1. Pelaksana pengolahan dan 6. Menyusun dan program akademik, berhubungan kegiatan kurikulum. administrasi yang dengan 7. Mengatur akademik. penyelenggaraan 3. Mengkoordinasikan pendidikan rencana kegiatan laporan EPSBED dan evaluasi penilaian akhir semester data 2. Penyusun dan perkuliahan hasil jam serta pendidikan teori dan dan 264 Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi praktek. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi mahasiswa, serta alumni. 8. Pelaksana tugas-tugas lain No. yang diberikan oleh Pembantu Ketua I b. Fungsi : 1. Pelaksana data pengolahan dan kegiatan serta program pembinaan pelayanan Bagian Administrasi kesejahteraan Kemahasiswaan di kemahasiswaan. lingkungan STIKES Mitra 2. Penyelenggaraan dan Bunda Persada yang memiliki penerimaan mahasiswa tugas dan fungsi : baru. a. Bertugas melaksanakan sebagian urusan, 3. Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan koordinasi, dan kegiatan di administrasi kegiatan bidang kemahasiswaan. kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian 4. Pengelola data Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi administrasi mahasiswa b. Melaksanakan serta dokumentasi. 5. Pelaksana kegiatan dalam bentuk neraca, buku penelitian dan kas serta semua transaksi harian 6. Pelaksana study c. Melakukan pembayaran transaksi pengadaan sarana kerja. dan prasarana; tugas-tugas d. Menyusun dan membuat lain yang diberikan oleh Kepegawaian Pembantu Ketua III. tugas : pelayanan dan a. Merencanakan membuat pengajuan laporan buku kas dan buku bank, e. Melakukan Unit Keuangan mempunyai administrasi, pendukung memberikan informasi lowongan 7. Pelaksana Keuangan dan nomor bukti transaksi. pelacakan alumni dan Pelaksana kegiatan pencatatan dan pelaporan pengabdian mahasiswa. 10 Tugas Pokok dan Fungsi penyusunan data rekapitulasi dan pembayaran berdasarkan kas usulan dan aturan yang berlaku. untuk menunjang kegiatan tri dharma perguruan tinggi f. Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tugasnya; 266 Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi lain yang diberikan oleh No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi d. Melaksanakan administrasi Ketua STIKes Mitra Bunda Kepegawaian, Persada ; melaksanakan pembinaan, peningkatan disiplin dan pengembangan karier serta Unit Kepegawaian mempunyai upaya Umum dan tugas : kesejahteraan pegawai; Perlengkapan a. Merencanakan menganalisa dan kebutuhan SDM berdasarkan rasio. b. Melaksanakan rekrutmen pegawai baru. dengan pendidikan. baru e. Mengusulkan jabatan fungsional dosen. f. Melaksanakan mutasi pada semua pegawai. c. Melaksanakan penempatan pegawai peningkatan g. Melaksanakan tugas-tugas sesuai lain yang diberikan oleh kualifikasi Ketua STIKes Mitra Bunda Persada ; Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi melaksanakan keindahan, kebersihan dan keamanan Unit Umum dan Perlengkapan kantor; mempunyai tugas : a. Merencanakan kebutuhan e. Menyusun rencana kebutuhan barang, sarana dan prasarana PBM mengatur dan mengelola dan barang-barang non PBM sesuai kebutuhan. inventaris kantor; b. Menyiapkan data f. Menangani pengaduan inventarisasi perlengkapan masyarakat terkait dengan dan pelaksanaaan tugas. informasi penyusunan guna kebijakan g. Melaksanakan tugas-tugas teknis dan operasional; c. Melaksanakan lain yang diberikan oleh urusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu administrasi umum, rumah Kesehatan tangga, Persada perlengkapan, ketatalaksanaan rencana Bunda (surat menyurat) dan kearsipan; d. Menyusun Mitra 11 dan 268 Pelaksana Penjaminan Penjaminan mutu merupakan Penjaminan Mutu kegiatan sistemik penjaminan Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi mutu pendidikan tinggi di Mutu perguruan tinggi, oleh perguruan tinggi (internally driven), 12 No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi sumber daya. b. Fungsi : 1. Pelaksanaan, untuk mengawasi perencanaan, penyelenggaraan pendidikan pengarahan tinggi oleh perguruan tinggi pengembangan secara berkelanjutan. pendidikan dan profesi Lembaga Pendidikan, Pendidikan memiliki tugas dan untuk kemajuan ilmu Penelitian dan Penelitian, dan fungsi : pengetahuan. Pengabdian Pengabdian a. Bertugas Masyarakat Masyarakat melaksanakan, 2. Pelaksanaan mengkoordinasikan, memantau, dan pelaksanaan menilai kegiatan peningkatan mutu pengembangan pengembangan pendidikan pendidikan dan profesi dan secara berkelanjutan profesi, serta mengusahakan administrasi Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi Penelitian dan Pengabdian bidang Masyarakat memiliki tugas dan Kebidanan. dan fungsi : a. Bertugas 3. Mengkoordinasikan melaksanakan, kegiatan mengkoordinasikan, memantau, Keperawatan dan dengan menilai pelaksanaan penelitian instansi terkait/pihak ketiga. kegiatan 4. Melaksanakan penelitian dan pengabdian pengabdian masyarakat masyarakat sesuai b. Fungsi : kemampuan, 1. Melaksanakan pengkajian dengan tugas, dan kewenangan. penelitian 5. Melaksanakan dan pengembangan di tugas bidang keperawatan dan diberikan oleh Ketua kebidanan. STIKes Mitra Bunda 2. Melaksanakan lain tugasyang Persada. pengembangan hasil 13 Dosen dan Dosen adalah tenaga pengajar penelitian dalam rangka Tenaga di lingkungan STIKes Mitra perumusan Pendidik Bunda Persada yang berada di kebijakan 270 Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi bawah tanggung jawab Ketua c. Melaksanakan kegiatan STIKes Mitra Bunda Persada ; pengabdian kepada Kelompok Dosen mempunyai masyarakat dalam rangka tugas: pendidikan dan pengajaran a. Melaksanakan kegiatan atau dalam kegiatan lain pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan wewenang pelaksanaan tugas umum jenjang pemerintah jabatan akademiknya b. Melaksanakan penelitian dalam dalam dan pembangunan kegiatan rangka pendidikan dan pengajaran atau menunjang kegiatan sesuai dengan wewenang jenjang jabatan akademiknya d. Menyusun silabus mata ajaran berdasarkan tujuan pengembangan ilmu sesuai pendidikan yang ingin dengan wewenang jenjang dicapai dengan cara jabatan akademiknya melaksanakan koordinasi Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. dengan pihak yang terkait e. Membuat satuan Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi dapat acara berjalan sesuai apa yang dengan perkuliahan f. Memberikan Nama Generik diharapkan bimbingan h. Menyusun serta kepada peserta didik secara mengembangkan khusus atau dalam paket modul pendidikan melaksanakan penugasan/ sesuai diskusi dalam kelas, agar perkembangan tujuan instruksional yang kesehatan serta situasi dan telah kondisi ditentukan dapat tercapai dengan tuntutan program yang dihadapi dalam g. Memberikan bimbingan meningkatkan kepada peserta didik dalam penatalaksanaan rangka kualitas program pendidikan praktek i. Membuat instrumen lapangan yang menghadapi evaluasi bersama – sama masalah tim dan memberi dari mata ajaran pertimbangan penyelesaian tersebut agar pelaksanaan praktek dengan mata ajaran yang lapangan praktek lapangan sudah 272 disesuaikan diberikan dalam Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi mata ajaran satuan kredit pada ketua program studi semester agar (SKS) rangka dalam meningkatkan kualitas pendidikan mengumumkan pada didik menentukan sekaligus waktu perbaikan sebelumnya menentukan evaluasi dari peserta didik dalam j. Memeriksa hasil test dan peserta dapat rangka penyelenggaraan pendidikan l. Melaksanakan evaluasi uji mata ajaran bersama – (yang sama dengan tim mata telah ajaran tersebut untuk dikonsultasikan pada ketua melihat program dalam kompetensi yang rangka tercapainya tujuan diharapkan sekaligus proses membuat alternatif studi) belajar dan mengajar. k. Memberikan ketercapaian pemecahan masalah dalam nilai final rangka meningkatkan mutu Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi ajaran oleh ketua program studi. m. Memberikan bimbingan yang berhubungan dengan 14 pengalaman dengan teknis pendidikan serta penatalaksanaan tugas belum Unit Perpustakaan mempunyai fungsi : b. Memberi d. Melakukan laporan reverensi. mengenai kegiatan e. Melakukan pendidikan, pengajaran dan layanan tata usaha perpustakaan penelitian sebagai masukan f. Melaksanakan tugas-tugas untuk lain yang diberikan oleh mengambil kesimpulan tugas bahan c. Memelihara bahan pustaka. n. Membuat o. Melaksanakan dan pustaka. dan pemimpin layanan pendayagunaan meningkatkan mutu dosen bagi dan mengolah bahan pustaka menjalin kerjasama Perpustakaan a. Menyediakan berpengalaman rangka Unit Penunjang Teknis lainnya kepada dosen yang dalam Tugas Pokok dan Fungsi Ketua STIKes Mitra Bunda – Persada tugas lain yang diberikan 274 Nama Unit di No. 15. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi Penanggung Tugas Jawab laboratorium: Laboratorium a. No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi penanggungjawab laboratorium Pemeliharaan prasarana Melaksanakan Pelaksana bimbingan STIKes memperdalam Ilmu Persada Keperawatan dan Kebidanan. 16 pemantauan kegiatan praktek dilakukan yang mahasiswa dalam laboratorium. d. oleh Ketua / pimpinan untuk Pelaksana Mengevaluasi melaporkan kegiatan tugas- tugas lain yang diberikan praktek c. sesuai dengan kurikulum. laboratorium. b. Tugas Pokok dan Fungsi Komputer fungsi : a. Menyusun persiapan pengadaan komputer. semua b. Menyusun di Bunda Unit Komputer mempunyai dan praktek Mitra program dalam rangka laboratorium program pelatihan komputer civitas Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi akademika. a. Melaksanakan c. Mengadakan jaringan Tugas Pokok dan Fungsi sarana internet perencanaan, dan pengelolaan dan pengawasan asrama. membuat sharing dengan beberapa komputer. b. Mempertanggungjawabkan d. Mengumpulkan, atas keadaan/kondisi pada mengelola, menyajikan, menyimpan data informasi lingkungan asrama. dan c. Mengawasi kebutuhan dan serta penghuni asrama. memberikan layanan untuk program d. Melaksanakan tugas lain pendidikan, yang diberikan oleh Ketua penelitian dan pengabdian STIKes kepada masyarakat. Persada . e. Melaksanakan tugas-tugas 18 lain yang diberikan oleh 17 Asrama Koperasi Mitra Bunda Koperasi mempunyai tugas : a. Merencanakan pengadaan Ketua STIKes Mitra Bunda barang kebutuhan sehari- Persada . hari bagi civitas akademika Unit Asrama dan mempunyai tugas : masyarakat kampus. 276 sekitar Nama Unit di No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi b. Menyediakan pokok No. Nama Generik Perguruan Unit Tinggi Tugas Pokok dan Fungsi kebutuhan kepada akademika STIKes civitas Mitra Bunda Persada . maupun masyarakat sekitar kampus. Lampiran 3 c. Mengelola koperasi menjadi kegiatan INSTRUMEN EVALUASI KINERJA DOSEN DALAM TRI yang DHARMA PERGURUAN TINGGI berkembang dan mandiri. d. Melaksanakan tertib administrasi serta keuangan koperasi. e. Sebagai untuk pegawai bentuk usaha kesejahteraan STIKes Mitra Bunda Persada. Nama Dosen : Program Studi : Tahun Akademik : 1. ASPEK PENGAJARAN No Komponen Penilaian Prestasi Skor Nilai (P) (S) Dose f. Melaksanakan tugas-tugas n (P lain yang diberikan Ketua X S) 1. Ketaatan terhadapa rencan perkuliahan semester/ kalender akademik 1. Sangat kurang 15 % hari 2. Kurang 5. Tepat 3. Cukup lebih awal 4. Baik 5 5. Sangat baik 2 Persiapan bahan perkuliahan: silabus, 15 % (1 2. Kurang 3. Cukup alat bantu 4. Baik Ketepatan dalam minggu sesudah Kehadiran memberi (sesuai dalam 2. 40 -50 % pertemuan 3. 60 – 70 % seharusnya) dalam menyerahkan soal ujian sesuai waktu yang ditentukan (1 minggu sebelum ujian) pelaksanaan 1. Terlambat minggu 5. Tepat waktu/ lebih awal 6 Hasil feed back penilaian >1 / ( sesuai hasil 25 % dari penilaian dosen oleh mahasiswa 10 % tentang mahasiswa) proses perkuliahan 1 minggu 3. Terlambat 3-5 hari 15 % minggu 2. Terlambat 1 4. Terlambat 1- 2 4. < 90 % Ketepatan 10 % hari 5. > 90 % 4. 2. Terlambat 3. Terlambat 1. < 40% perkuliahan >1 minggu pelaksanaan ujian) 5. Sangat baik 3. 1. Terlambat menyerahkan nilai ujian 1. Sangat kurang SAP, materi kuliah dan waktu/ 7 3-5 Hasil self-evaluation ( penilaian kinerja dosen hari 4. Terlambat 1- 2 sesuai penilaian self- ovaluation oleh dosen) 278 hasil 10 % NILAI TOTAL 100 % 4 2. ASPEK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH Identitas dosen yang dinilai Nama Dosen : NIDN : Program Studi : Tahun Akademik : NO 1 2 3 KRITERIA Tidak melakukan penelitian Dana Penelitian KUALIFIKASI JUMLAH SKOR - 0 1 a. Tingkat Kota 1 >1 1 >1 1 >1 2 3 3 4 3 4 b. Tingkat Provinsi a. Dana STIKes NILAI DOSEN 5 b. Dana Dikti/ Pemerintah Kota Publikasi a. Tidak penelitian/ Dipublikasik Karya ilmiah an b. Jurnal/ Makalah ilmiah nasional tidak terakreditasi c. Jurnal/ Makalah ilmiah nasional terakreditasi d. Jurnal/ Makalah internasional Penelitian Tingkat karya ilmiah regional/ lokal dipresentasikan Tingkat nasional dalam pertemuan Tingkat 1 >1 4 5 - 2 1 >1 3 4 1 >1 4 5 ≥1 5 1 >1 1 >1 ≥1 2 3 3 4 5 ilmiah 3. internasional TOTAL NILAI Nilai Kinerja Dosen Aspek Penelitian = Total Nilai/4 ASPEK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Nama Dosen yang dinilai : NIDN : Program Studi : Semester/Tahun Akademik : NO KRITERIA 1 Tidak melakukan kegiatan 2 Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tingkat Kota 3 Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tingkat Provinsi 4 Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tingkat Nasional 280 JUMLAH SKOR 0 1 1 >1 2 3 > 1 4 > 1 TOTAL NILAI 5 NILAI DOSEN RATA-RATA PENILAIAN KINERJA DOSEN STANDAR PENILAIAN KINERJA DOSEN OLEH TIM AUDIT MUTU INTERNAL Rata-rata Skor Klasifikasi Kinerja Nilai Kinerja Dosen Dosen Nama Dosen yang dinilai : 4,51 - 5 Sangat Baik NIDN : 3,51 - 4,50 Baik Program Studi : 2,01 - 3,50 Cukup Semester/Tahun Akademik : 1.01 – 2.00 Kurang <1 Sangat Kurang No ASPEK BOBOT 1 Pengajaran 60% 2 Penelitian 25% 3 Pengabdian 15% Kepada Masyarakat TOTAL NILAI KINERJA DOSEN NILAI BOBOT DOSEN X NILAI Batam, ………………….. Penilai, Lampiran 4 2 Dosen menyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta INSTRUMEN PENILAIAN DOSEN OLEH MAHASISWA Nama Dosen yang dinilai : NIDN : Program Studi : Semester/Tahun Akademik : setiap mahasiswa memilikinya 3 Dosen mengisi absensi peserta mata kuliah 4 Kesesuaian pelaksanaan perkuliahan dengan jadwal Petunjuk pengisian: perkuliahan 1. Saudara diminta memberikan penilaian terhadap kinerja dosen dalam 5 Dosen mengisi berita acara melaksanakan tugas pembelajaran. perkuliahan 2. Penilaian dilakukan dengan membuat tanda check (v) pada skala 6 Dosen menetapkan atau penilaian yang telah ditetapkan. menginformasikan tata tertib dan 3. Skala penilaian: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang ketentuan akademis yang harus sekali diikuti mahasiswa 7 No Aspek-Aspek yang Dievaluasi Skala perkuliahan kepada mahasiswa Penilaian 1 2 3 4 Dosen menyampaikan program dan tujuan perkuliahan yang 5 ingin dicapai A Persiapan 1 SAP, Silabus, materi perkuliahan B Pelaksanaan dan alat bantu pembelajaran 8 Ketepatan waktu dosen dalam yang dipersiapkan oleh dosen 282 mengawali dan mengakhiri perkuliahan 9 Pada saat kuliah pertama, dosen melakukan sosialisasi tentang pengelolaan agenda perkuliahan, kehadiran, tujuan mata kuliah, materi tugas, dan penilaian 10 Penggunaan media/ alat pelajaran dalam setiap pertemuan 11 Penguasaan materi kuliah oleh dosen pada saat mengajar 12 Penggunaan metode perkuliaha yang sesuai dengan materi kuliah dan tujuan pembelajaran 13 Dosen melakukan pembelajaran berpusat pada mahasiswa 14 Kemampuan dosen dalam menegakkan peraturan dalam perkuliahan 15 Dose memberikan tugas tersktruktur dan tugas mandiri pada mahasiswa sesuai dengan bobot SKS dan tujuan perkuliahan 16 Dosen memberikan pertemuan tambahan jika jumlah pertemuan belum mencapai 16 pertemuan 17 Kemampuan dosen dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif 18 Kemampuan dosen dalam menciptakan lingkungan fisik atau penataan sarana pembelajaran di kelas 19 Kemampuan dalam memotivasi mahasiswa agar aktif dalam proses belajar mengajar 20 Penampilan dosen, seperti kerapihan, kebersihan, dan keserasian dalam berpakaian C Penilaian hasil belajar mahasiswa 21 Penggunaan bahasa dalam 25 Dosen melaksanakan UTS dan pelaksanaan perkuliahan (kejelasan, sopan dan santun UAS sesuai dengan waktu yang berbahasa) telah ditetapkan/ kalender akademik 22 Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentang upaya- 26 Dosen melayani mahasiswa upaya perbaikan kualitas mengikuti UAS yang jumlah pembelajaran kehadirannya dalam perkuliahan 23 Skap dosen dalam menerima pendapat mahasiswa yang terkait sekurang-kurangnya 75%dari dengan materi perkuliahan jumlah tatap muka 27 Obyektifitas dalam memberikan 24 Kemampuan dosen dalam nilai kepada mahasiswa menghindari penggunaan bahasa 28 Transparasi dalam penetapan yang bersifat menghina, melecehkan, mengejek dan nilai akhir mahasiswa dan menyinggung perasaan orang pengumuman nilai akhir kepada lain mahasiswa 284 29 Dalam pelaksanaan ujian dosen hanya melayani mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E pada semester yang baru berjalan terdapat sebagai pesera mata kuliah 33 Jika ada keberatan atas nilai ujian, mahasiswa peserta ujian 30 Dosen memberikan ujian susulan dapat menyampaikan keberatan bagi mahasiswa peserta ujian tersebut kepada dosen yang tidak dapat hadir pada saat penanggung jawab ujian dengan alasan yang kuat 34 Kesesuaian antara materi yang 31 Dosen penanggung jawab mata kuliah menentukan waktu dan diujiankan dengan materi kuliah yang disampaikan tempat penyelengggaraan ujian susulan selambat-lambatnya satu 35 Kesesuaian materi yang minggu setelah mahasiswa diujiankan dengan materi kuliah meminta ujian susulan yang disampaikan 32 Dosen menyelenggarakan ujian ulang bagi mahasiswa yang 36 Kesesuaian materi ujian dengan tujuan pembelajaran INSTRUMEN PENILAIAN DOSEN 37 Bentuk-bentuk soal ujian yang (self evaluation) diberikan oleh dosen JUMLAH 1. Identitas dosen a. Nama dosen b. Mata kuliah yang diampu c. Jurusan/ prodi Petunjuk pengisian: 1. Saudara diminta memberikan penilaian terhadap kinerja anda sendiri dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 2. Penilaian dilakukan dengan membuat tanda check (v) pada skala penilaian yang telah ditetapkan. 3. Skala penilaian: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang sekali Skala No Aspek-Aspek yang Dievaluasi Penilaian 1 2 3 4 5 A 1 Persiapan Penyiapan SAP, Silabus, materi perkuliahan dan alat bantu pembelajaran 286 2 Dalam menyusun materi perkuliahan mempertimbangkan 11 perkembangan keilmuan, baik secara nasional maupun internasional 3 melecehkan, mengejek, dan menyinggung perasaan materi kuliah yang sama di PT lain dengan melihat silabus mahasiswa 13 sosialisasi tentang pengelolaan agenda perkuliahan, kehadiran, berakhir dan merevisinya sesuai dengan perkembangan tujuan mata kuliahan, materi tugas, penilaian,tugas. 14 Membawa daftar hadir mahasiswa saat perkuliahan Pelaksanaan Perkuliahan 6 Kesesuaian perkuliahan yang disampaikan dengan silabus dan Bapak/Ibu memberi tugas terstruktur dan tugas mandiri pada dipenuhi mahasiswa 15 Ketepatan waktu dosen dalam melaksanakan 9 Pengisian berita acara perkuliahan oleh dosen dan penandatanganan berita acara oleh dosen Menyerahkan berita acara perkuliahan ke prodi Kemampuan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan mahasiswa atau suasana kelas yang kondusif 16 Kemampuan dosen dalam menyampaikan tujuan yang akan dicapai mahasiswa 8 Kemampuan dosen dalam memberikan sanksi akademis dan non akademis jika tata tertib dan ketentuan akademis tidak materi yang telah ditetapkan 10 Kegiatan dosen pada pertemuan pertama melakukan Meninjau ulang materi yang disampaikan setiap semester B 7 Menghindari penggunaan bahasa yang bersifat menghina, Materi kuliah yang disusun dosen di-banchmark dengan keilmuan 5 mahasiswa memilikinya 12 mata kuliah di internet 4 Penyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta setiap 17 Dosen melakukan absensi kehadiran mahasiswa setiap pertemuan 18 Keterbukaan dalam menerima pendapat mahasiswa, dengan memeperhatikan kaidah ilmiah dan kebenaran umum 19 Bapak/Ibu dalam melakukan pembelajaran berpusat pada 29 mahasiswa 20 21 kelender akademik) Dosen memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terlambat 23 30 penilaian Kemampuan dosen dalam memberikan tugas kepada transparan kepada mahasiswa 31 25 Menghindarkan diri dari sikap arogan terhadap pendapat 32 Ketepatan waktu dalam mengumumkan dan menyerahkan nilai ke BAAK Bapak/Ibu menggunakan metoda pengajar yang sesuai dengan 33 Kegiatan dosen dalam memberikan tes formatif atau kuis tujuan kuliah untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh Dosen mengajar mata kuliah yang diampu sebanyak 16x mahasiswa 34 Dosen memerikasa dan menilai tugas mahasiswa dan hasil penilaian disampaikan kepada mahasiswa Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan 35 Kesuaian soal UTS dan UAS sesuai dengan silabus dan materi yang telah disampaikan Kemampuan dalam menguasai materi kuliah pada mata kuliah 36 Ketepatan waktu penyerahan soal ke koordinator evaluasi untuk digandakan Penggunaan alat bantu pembelajaran oleh dosen dalam setiap 37 perkuliahan C Pengolahan nilai yang merupakan akumulasi dari berbagai lainnya) yang diampu 28 secara pada mahasiswa benar dalam mengajar 27 menyampaikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Tugas,UTS,UAS,dan pertemuan.Jika kurang maka akan melenggkapi 26 (UTS,UAS,Tugas,dsb) Bapak/Ibu memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri mahasiswa 24 Kemampuan melakukan Administrasikan setiap komponen lebih dari 30 menit mahasiswa 22 Ketetapan waktu pelaksanaan UTS dan UAS (sesuai dengan Konsistensi dosen dalam melayani mahasiswa untuk mengikuti ujian adalah yang terdaftar perserta mata kuliah Penilaian Hasil Belajar 288 38 39 Konsistensi dosen dalam melayani mahasiswa untuk mahasiswa peserta ujian selambat-lambatnya 2 minggu setelah perkuliahan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah tatap muka pelaksanaan ujian melalui papan pengumuman dijurusan Ketertiban dalam pengisian berita acara perkuliahaan, yaitu Sikap dosen terhadap keberatan atas nilai ujian,mahasiswa peserta ujian dapat menyampaikan keberatan tersebut kepada acara ujian sebanyak rangkat dua, satu untuk dosen pengampu dosen penanggung jawab 45 Pelayanan dosen terhadap mahasiswa peserta ujian yang tidak ujian susulan kepada dosen penanggung jawab selambatlambat 1 minggu setelah ujian Penetapan waktu ujian susulan oleh penanggung jawab mata kuliah dalam menentukan waktu dan tempat penyelenggaraan ujian susulan selambat-lambatnya satu minggu setelah mahasiswa meminta ujian susulan 42 44 dosen sebagai pengawas membuat dan menandatangani berita hadir pada saat ujian dengan alasan yang kuat, dapat meminta 41 Dosen penanggung jawab mata kuliah mengumumkan nilai mengikuti UAS adalah yang jumlah kehadirannya dalam mata kuliah dan untuk jurusan setelah ujian selesai ujian 40 43 Penyelenggaraan ujian ulang bagi mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E pada semester yang baru berjalan selambat-lambatnya 1 minggu setelah nilai akhir mata kuliah diumumkan Dosen memberikan konsultasi kepada mahasiswa yang mengalami masalah dalam perkuliahan 46 Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentangtentang upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran JUMLAH