BAB I - Pemerintah Provinsi Bengkulu

advertisement
i
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh.
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, saya menyambut gembira terbitnya Peraturan
Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 ini. RPJMD merupakan dokumen resmi perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka waktu lima tahun yang telah mendapatkan legitimasi hukum
dan politik melalui Peraturan Daerah. Oleh karena itu RPJMD menjadi instrumen penting untuk
mengarahkan dan mengendalikan proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi
kebijakan dan program pembangunan daerah dalam lima tahun mendatang.
Akhirnya, saya selaku Gubernur Bengkulu mengajak kepada seluruh aparatur Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota se Provinsi Bengkulu serta para pemangku kepentingan untuk
bekerjasama, ikhlas dan penuh semangat dalam melaksanakan seluruh kebijakan dan program
pembangunan yang telah ditetapkan demi Mewujudkan Masyarakat Bengkulu yang Semakin
Maju, Semakin Bertakwa dan Semakin Sejahtera.
Sekian dan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bengkulu, Agustus 2014
GUBERNUR BENGKULU
H. JUNAIDI HAMSYAH
ii
DAFTAR ISI
Hal.
BAB I
P EN D A H U L U A N .......................................................................
1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ………………….....................
11
BAB III
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH
SERTA
KERANGKA PENDANAAN ................................................................
56
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS….……………………………………………
78
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN …………………….........................
84
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ...................................................
117
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH……..
135
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN................................................................
157
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH …………........................
231
BAB X
KAIDAH PELAKSANAAN ………………………………………………………..
241
DAFTAR GAMBAR
Hal.
BAB I
Gambar 1.1
PENDAHULUAN
Hubungan Antar Dokumen
BAB II
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Peta Administratif Provinsi Bengkulu
Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu
Perkembangan Produksi Padi Sawah Dan Padi Ladang 2006-2009 (ton)
Distribusi Luas Lahan Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis
Tanaman 2009
Proposi Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) di Provinsi Bengkulu Tahun 2009
Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
Angka Buta Huruf Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2009
AKB Dan AKAB Provinsi Bengkulu Tahun 2005 - 2009
Perkembangan Penderita Gizi Buruk Tahun 2005 – 2009
Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun 2005 – 2009
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja
Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun 2009
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Tahun 2009
Distribusi Persentase Kasus Kriminal Di Provinsi Bengkulu Tahun 2008
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
4
7
9
10
11
16
22
24
25
25
26
26
27
28
DAFTAR TABEL
Hal.
BAB II
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Tabel 2.10
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.13
Tabel 2.14
Tabel 2.15
Tabel 2.16
Tabel 2.17
Tabel 2.18
Tabel 2.19
BAB III
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu
Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu
Luas Areal, Produksi, Nilai Produksi Dan Rumah Tangga Nelayan Provinsi
Bengkulu Tahun 2008
Potensi Bencana Alam Di Provinsi Bengkulu
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2005 –
2009
Luas Hutan Lindung Dan Wilayah Penyebarannya
PDRB Dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009
PDRB per Kapita Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009
Perkembangan IPM Nasional Dan Provinsi Bengkulu
Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007 –
2008
Angka Partisipasi Kasar Dan Angka Partisipasi Murni Tahun 2005 – 2009
Peristiwa Kejahatan Yang Dilaporkan Dan Diselesaikan Di POLDA dan POLRES
Kabupaten/Kota Di Provinsi Bengkulu Tahun 2006 - 2008
Rasio Guru Terhadap Murid Dan Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk
Usia Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2009
Jumlah Sekolah, Murid Dan Guru per Kabupaten Se-Provinsi Bengkulu Tahun
2009
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu Tahun
2005-2009
Banyaknya Tenaga Kesehatan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2006 - 2009
Kondisi Dan Status Jalan di Provinsi Bengkulu
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat
Kesempatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bengkulu Tahun 2008
Rekapitulasi Indikator Kinerja Daerah 2006-2009
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA
PENDANAAN
Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010
Pertumbuhan Pendapatan periode 2007-2010
Proporsi PAD, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Neraca Untuk Periode s/d 31 Desember 2009 Provinsi Bengkulu
Analisis Rasio Keuangan Provinsi Bengkulu 2008 - 2009
Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010
Pertumbuhan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010
Komposisi Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010
Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010
8
9
13
15
16
18
21
21
22
23
23
27
28
29
30
30
31
32
33
38
39
40
41
43
44
45
45
46
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Pertumbuhan Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010
Penutup Defisit Riil Anggaran
Proyeksi Pendapatan Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015
Proyeksi Belanja Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015
47
48
50
50
BAB V
Tabel 5.1
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Rumusan Sasaran Dan Indikator Kinerja Sasaran
60
BAB VI
Tabel 6.1
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi Dan Arah Kebijakan
71
BAB VII
Tabel 7.1
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah
97
BAB VIII
Tabel 8.1
Tabel 8.2
Tabel 8.3
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERATI KEBUTUHAN
PENDANAAN
Kebutuhan Pendanaan per Misi
Kebutuhan Pendanaan per SKPD
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
120
121
123
BAB IX
Tabel 9.1
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
216
PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU
PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU
NOMOR 4 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BENGKULU,
Menimbang :
a. bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal 150 ayat (3) huruf b, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan sebagai dasar
penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi Bengkulu, maka untuk
menjabarkan visi, misi, dan program Gubernur Bengkulu masa jabatan Periode
2010–2015 ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, program
prioritas Gubernur Bengkulu, dan arah kebijakan keuangan Daerah Provinsi
Bengkulu, dipandang perlu adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015;
b. bahwa berdasarkan Pasal 150 ayat (3) huruf e, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015.
Mengingat
1.
:
2.
3.
4.
5.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi
Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);
Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 441);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969 tentang Berlakunya UndangUndang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi
Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34,
Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan SPM (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor );
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006;
Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 tahun 2010, No
0199/MPPN/04/2010, No PMK 95/PMK/07/2010 tentang Penyelarasan RPJMD
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 –
2014;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
18.
19.
20.
21.
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah
Provinsi Bengkulu Tahun 2006 Nomor 3);
Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4);
Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu
Tahun 2010 Nomor 6).
Dengan Persetujuan Bersama
GUBERNUR BENGKULU
dan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BENGKULU
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2015.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen
perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2010-2015.
2. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Tahunan Daerah
(RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
3. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
4. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
5. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
6. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
7. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
8. Daerah adalah Provinsi Bengkulu.
9. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Bengkulu.
10. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu.
11. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat Bappeda adalah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu.
BAB II
KEDUDUKAN RPJMD
Pasal 2
(1) RPJMD Tahun 2010-2015, disusun berdasarkan Visi, Misi dan Program Pembangunan Gubernur.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan dan berfungsi sebagai dokumen
perencanaan yang mengakomodasi berbagai aspirasi untuk jangka waktu lima tahun dan satu tahun
transisi ke depan sebagai upaya untuk mengarahkan semua sumber daya yang dimiliki dan
mengupayakan sumber daya lain untuk pelaksanaan program-program pembangunan dan untuk
mencapai tujuan pembangunan yang ditetapkan.
BAB III
DOKUMEN RPJMD
Pasal 3
(1) Dokumen RPJMD Tahun 2010-2015, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.
(2) Sistematika RPJMD Tahun 2010-2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
- Bab I : Pendahuluan
- Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
- Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan
- Bab IV : Analisis Isu-isu Strategis
- Bab V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
- Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan
- Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
- Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
- Bab IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah
- Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
BAB IV
PENYUSUNAN RKPD TAHUN PERTAMA PERIODE GUBERNUR BERIKUTNYA
Pasal 4
Gubernur Bengkulu yang sedang memimpin pada tahun terakhir pemerintahannya wajib menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu untuk tahun pertama periode Pemerintahan
Gubernur Bengkulu berikutnya, dengan mengacu kepada RPJMD ini.
Pasal 5
RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu tahun pertama periode Pemerintahan Gubernur
Bengkulu berikutnya.
BAB V
PERUBAHAN
Pasal 6
(1) RPJMD dapat diubah dalam hal:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan substansi yang
dirumuskan dalam RPJMD belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangundangan;
b. terjadi perubahan yang mendasar; atau
c. merugikan kepentingan nasional.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup antara lain
terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan,
pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila bertentangan
dengan kebijakan nasional.
(4) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan peraturan daerah dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu.
Ditetapkan di Bengkulu
Pada tanggal 09 Juni 2011
Plt. GUBERNUR BENGKULU,
H. JUNAIDI HAMSYAH
Diundangkan di Bengkulu
Pada tanggal 14 Juni 2011
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI BENGKULU,
H. ASNAWI. A. LAMAT
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 NOMOR 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) merupakan
satu tahapan rencana pembangunan yang harus disusun oleh semua
tingkatan pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam hal ini sudah telah memliki
RPJMD Provinsi Bengkulu periode 2010-2015 yang ditetapkan dalam
Peraturan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Bengkulu Tahun 2010-2015.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Ssistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
bahwa
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Daerah disusun
dengan maksud untuk menjabarkan Visi dan Misi Gubernur sebagai
kepala daerah dalam jangka waktu lima tahun, kemudian RPJM
tersebut harus menggambarkan rencana pembangunan yang terukur
baik anggaran maupun target capaian yang diinginkan dalam rangka
melakukan peubahan dari suatu kondisi pada kondisi yang lebih
baik.
Sejak
tahun
2010
sampai
dengan
tahun
2012
sudah
dilaksanakan berbagai program/kegiatan pembangunan di Provinsi
Bengkulu dari berbagai sumber dana baik dari APBN maupun dari
APBD, namun program dan kegiatan yang dilaksanakan belum
semuanya sesuai dengan RPJMD yang telah disusun. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi rencana
tersebut seperti keterbatasan dana yang tersedia, terjadinya bencana
alam serta adanya kegiatan mendesak lainnya yang harus segera
dilaksanakan.
1
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
periode 2010-2014, pasal 2 ayat 3.b yang disebutkan bahwa RPJMN
berfungsi sebagai bahan penyusunan dan perbaikan RPJMD dengan
memperhatikan tugas Pemerintah di Daerah dalam mencapai sasaran
Nasional yang termuat dalam RPJMN. Dalam perjalanan pelaksanaan
dari target kinerja, program/kegiatan ada beberapa yang mengalami
perubahan disesuaikan dengan hasil kondisi dan situasi pada saat
ini. Hal ini sesuai dengan evaluasi RPJMD Tahun 2010- 2015 yang
menjelaskan bahwa :
1. Beberapa realisasi kinerja yang sudah melampaui target kinerja
yang sudah ditetapkan, dan sebaliknya ada target indikator kinerja
yang memerlukan penyesuaian karena diprediksi tidak mungkin
tercapai;
2. Beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum terakomodir
dalam RPJMD Tahun 2010-2015, dan sebaliknya ada indikator
kinerja yang seharusnya menjadi indikator kinerja SKPD;
3. Beberapa Prioritas Nasional yang belum terakomodir dalam RPJMD
Tahun 2010-2015;
4. Beberapa program kegiatan yang sifatnya mendesak tetapi belum
terakomodir dalam RPJMD Tahun 2010-2015;
5. Beberapa kebijakan-kebijakan nasional yang belum terakomodir
dalam RPJMD Tahun 2010-2015 yaitu kebijakan menyangkut
percepatan pencapaian target MDG’s, MP3EI, GRK, MP3KI;
6. Pagu Indikatif yang ada pada Bab III sudah tidak sesuai lagi
dengan Realisasi APBD Provinsi Bengkulu.
Dari hasil analisa evaluasi tersebut dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencanapembangunan Daerah Pasal 50 ayat 1 yang menyatakan
bahwa Rencana pembangunan daerah dapat diubah apabila hasil
pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan
dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme
2
yang
diatur
Peraturan
dalam
Daerah
Pembangunan
peraturan
Nomor
Jangka
4
perundang-undangan
Tahun
Menengah
2011
Daerah
sehingga
tentang
Rencana
(RPJMD)
Provinsi
Bengkulu Tahun 2010-2015 perlu dilakukan penyesuaian dan
penyempurnaan.
1.2
Dasar Hukum Penyusunan
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan
Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2828);
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);
3. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor
4438);
3
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969 tentang
Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan
Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan SPM (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia Nomor );
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi,dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Penjelasan
Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
4
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 tahun
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
16. Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan
Nomor 28 tahun 2010, No 0199/MPPN/04/2010, No PMK
95/PMK/07/2010 tentang Penyelarasan RPJMD dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010 – 2014
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
19. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu
Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun
2006 Nomor 3) ;
20. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008
Nomor 4);
21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6).
5
1.3
Hubungan Antar Dokumen
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 memiliki keterkaitan yang erat
dengan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD Provinsi
Bengkulu
Tahun
2010-2015
berpedoman
pada
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bengkulu
Tahun 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Bengkulu
Tahun
2010-2030
serta
memperhatikan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014, RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2010 dan RTRW
Provinsi lainnya.
1.3
RPJP
NASIONAL
1.3
Gambar 1.1
Hubungan Antar Dokumen
MEMPEDOMANI
MENGACU
RPJP
DAERAH
MEMPEDOMANI
RTRW
PROVINSI
RPJM
NASIONAL
MEMPERHATIKAN
MEMPEDOMANI
MEMPEDOMANI
RPJM
DAERAH
MEMPERHATIKAN
RTRW
PROVINSI
LAINNYA
6
1.4
Sistematika Penulisan
BAB I. Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RPJMD,
dasar hukum penyusunan, hubungan antara dokumen RPJMD
dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan RPJMD
serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD.
BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang kondisi
geografi dan demografi Provinsi Bengkulu serta indikator capaian
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Bengkulu
yang meliputi 3 (tiga) aspek utama, yaitu aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan pemahaman
tentang
apa,
pembangunan
bagaimana,
daerah
yang
dan
sejauh
dilakukan
mana
selama
keberhasilan
ini,
dan/atau
mengidentifikasi faktor-faktor atau berbagai aspek yang nantinya
perlu ditingkatkan untuk optimalisasi pencapaian
keberhasilan
pembangunan daerah.
BAB III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka
Pendanaan
Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis
terhadap
pengelolaan
keuangan
daerah
yang
meliputi
kinerja
keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan
kerangka pendanaan. Analisis pengelolaan keuangan daerah pada
dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang
kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai
penyelenggaraan pembangunan daerah.
BAB IV. Analisis Isu-Isu Strategis
Penyajian
isu-isu
strategis
daerah
meliputi
permasalahan-
permasalahan daerah dan isu-isu strategis daerah. Permasalahan7
permasalahan
daerah
yang
permasalahan
pembangunan
disajikan
dan
adalah
permasalahan-
permasalahan-permasalahan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Isu-isu strategis
daerah
dapat
berasal
dari
permasalahan-permasalahan
daerah
maupun yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional
maupun regional. hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah isu
tersebut
dapat
memberikan
manfaat/pengaruh
dimasa
datang
terhadap daerah tersebut.
BAB V. Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran
Bab ini berisi tentang visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang
sekaligus sebagai visi dan misi RPJMD Provinsi Bengkulu 2010-2015
beserta penjelasannya. Bab ini juga menjelaskan mengenai tujuan
dan sasaran dari setiap misi.
Bab VI. Strategi Dan Arah Kebijakan
Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi.
BAB VII. Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah
Bab ini menjabarkan hubungan antara kebijakan umum yang berisi
arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih
dengan target capaian indikator kinerja. Selain itu disajikan pula
penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah
dengan indikator kinerja yang dipilih.
BAB VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan
Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD
terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Pada
bagian ini disajikan pula pencapaian target indikator kinerja per
program termasuk pagu indikatif per tahunnya dan target indikator
8
kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan
pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.
BAB IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Penetapan indikator kinerja daerah
bertujuan untuk
memberi
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa
jabatan. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator
outcome program pembangunan daerah setiap tahun ataup indikator
capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja
yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
BAB X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Bab ini menjelaskan 2 (dua) hal yaitu pedoman transisi dan kaidah
pelaksanaan. Bagian pedoman transisi menjelaskan bahwa RPJMD
menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di
bawah kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih hasil Pemilukada pada periode berikutnya. Bagian kaidah
pelaksanaan menjelaskan bahwa seluruh stake holder pembangunan
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD
dengan sebaik-baiknya. RPJMD juga merupakan pedoman bagi setiap
kepala SKPD untuk menyusun Renstra SKPD dan pedoman bagi
Bappeda dalam menyusun RKPD.
1.5
Maksud dan Tujuan
RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 yang telah
ditetapkan dengan peraturan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor 4
Tahun 2011 sudah dilaksanakan selama periode 2010, 2011 dan
2012 namun masih banyak program/kegiatan yang dilaksanakan
tidak ada dalam RPJMD Provinsi Bengkulu, maka perlu dilakukan
review sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 pasal 2 ayat 3 point (b).
9
Tujuan review RPJMD Provinsi Bengkulu periode 2010-2015
adalah untuk menilai tingkat capaian target dan program/kegiatan
yang telah dilaksanakan serta penyesuaian dengan target nasional
(RPJMN 2010-2014). Selanjutnya hasil review RPJMD Provinsi
Bengkulu ini akan menjadi acuan untuk penyusunan :
1. Review Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD;
2. Rencana Kerja Tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Provinsi Bengkulu; serta
3. Sebagai
landasan
dalam
penyusunan
Rancangan
Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Bengkulu.
10
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.
Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Provinsi Bengkulu adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang
Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2828) memiliki luas 34.724,69 km2
dengan luas
daratan 19.795,15 km2 dan luas lautan 14.929,54 km2 (Bakosurtanal,
2010). Sejak tahun 1967, Provinsi Bengkulu mengalami beberapa kali
pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 Kabupaten dan 1
Kota, akan tetapi semenjak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten
Seluma dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu dan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan
Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu, Provinsi Bengkulu secara
administratif terbagi menjadi 8 (delapan) Kabupaten dan 1(satu) Kota.
Dan pada tahun 2008, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 24
Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah
(Benteng) di Provinsi Bengkulu membagi Provinsi Bengkulu menjadi 9
(Sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota dengan sebelah Utara
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, sebelah Timur dengan
Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, sebelah Selatan dengan Provinsi
Lampung dan sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.
11
Gambar 2.1
Peta Administratif Provinsi Bengkulu
Tabel 2.1
Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa
Provinsi Bengkulu
No Kabupaten/Kota
1 Bengkulu Selatan
2 Rejang Lebong
3 Bengkulu Utara
4
5
6
7
8
9
10
Kaur
Seluma
Mukomuko
Lebong
Kepahiang
Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
Ibu Kota
Manna
Curup
Arga
Makmur
Bintuhan
Tais
Mukomuko
Muara Aman
Kepahiang
Karang
Tinggi
Kota
Bengkulu
Kecamatan Desa/Kelurahan
11
175
15
156
12
212
15
14
15
13
8
10
194
190
151
110
110
136
8
67
Jumlah
121
1.501
Sumber : Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bengkulu, 2010
Secara geografis, Provinsi Bengkulu terletak pada 101°01 - 103°46
Bujur Timur serta 2° 16 - 3°31 Lintang Selatan dan terletak di Pantai
12
Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, sepanjang
Bukit Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung
di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat dan
dataran tinggi yang membentang dari ujung utara sampai ujung
selatan dengan lebar + 50 km. Dataran tinggi merupakan bagian dari
Pegunungan Bukit Barisan. Provinsi Bengkulu memiliki bentuk wilayah
relatif memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai +
525
km.
Wilayah
Provinsi
Bengkulu
memiliki
kontur
yang
bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude) berkisar antara 0 1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di
sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung
Kaba.
Ditinjau berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah
Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Wilayah dengan ketinggian tempat 0 - 250 m dpl, meliputi areal
seluas 976.624 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara
sampai bagian selatan yang merupakan dataran aluvium;
b. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 - 500 m dpl, meliputi areal
seluas 338.365 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara
sampai bagian selatan yang merupakan peralihan dari aluvium ke
perbukitan;
c. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 - 750 m dpl, meliputi areal
seluas 228.881 ha yang menyebar disebagian besar Kabupaten
Lebong dan Rejang Lebong;
d. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 - 1000 m dpl, meliputi areal
seluas 181.548 ha yang menyebar di Kabupaen Mukomuko,
Bengkulu Utara, dan Kaur yang merupakan Taman Nasional;
e. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 - 1.250 m dpl, meliputi
areal seluas 128.664 ha di sepanjang bagian bawah pegunungan
bukit barisan yang merupakan Taman Nasional;
f. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 - 1.500 m dpl, meliputi
areal seluas 78.630 ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang
bagian bawah pegunungan bukit barisan di Kabupaten Lebong,
Rejang Lebong dan Kaur;
13
g. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 - 2.000 m dpl, meliputi
areal seluas 70.338 ha yang merupakan puncak gunung-gunung di
sepanjang pegunungan Bukit Barisan.
Gambar 2.2
Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu
Berdasarkan fungsinya kawasan hutan dibagi dalam 3 kelompok yaitu
fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2
Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu
No
1
2
3
4
Fungsi / Kawasan Hutan
Kawasan
Suaka
Alam,
Pelestarian Alam
Cagar Alam
Taman Nasional
Taman Wisata Alam
Taman Hutan Raya
Taman Buru
Kawasan Hutan
Hutan Lindung
Luas Kawasan
Hutan (Ha)
Kawasan
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Tetap
Hutan Fungsi Khusus
Jumlah
444.882
Luas (%)
48,31
6.723
405.286
14.954
1.22
16.797
476.082
252.042
182.210
34.965
6.865
920.964
27,37
19,78
3,80
0,78
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, 2009
Luasan kawasan hutan berdasarkan fungsinya di Provinsi Bengkulu
adalah seluas ± 920.964 ha yang terdiri dari :
1. Hutan dengan fungsi konservasi seluas
444.882 ha
2. Hutan dengan fungsi lindung seluas
252.042 ha
14
3. Hutan dengan fungsi produksi seluas
224.040 ha
Khusus untuk kawasan hutan dengan fungsi konservasi, maka seluruh
fungsi kawasan hutan (konservasi) terdapat/terwakili di Provinsi
Bengkulu. Dalam wilayah Propinsi Bengkulu, kawasan hutan lindung
telah ditetapkan pada TGHK dengan total luas 251.485,70 Ha dan
dapat didelineasikan dalam peta wilayah Provinsi Bengkulu.
Provinsi Bengkulu memilliki jumlah curah hujan tahunan yang relatif
tinggi, bervariasi antara 2000 - 6000 mm pertahun dan jumlah hari
hujan bervariasi antara 100 - 250 hari pertahun. Suhu udara rata-rata
25,60C, suhu minimum berkisar antara 21,40C sampai 22,50C dan
suhu maksimum rata-rata antara 31,40C sampai 32,50C.
Kelembaban
udara rata-rata diatas 50 % dengan lama penyinaran matahari ratarata 6 jam per hari dan penguapan rata-rata 4 mm perhari . Keadaan
angin di Provinsi Bengkulu dominan dari arah Barat dan Selatan.
Kecepatan rata-rata 8 km/jam, dengan kecepatan maksimum rata-rata
34 km/jam dan kecepatan maksimum absolut pernah mencapai 81
km/jam (Provinsi Bengkulu Dalam Angka, BPS Tahun 2009).
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
1. Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan merupakan penyumbang pendapatan
daerah yang terbesar dengan produksi yang relatif terus meningkat
setiap tahunnya.
Hingga tahun 2007, Provinsi Bengkulu memiliki
lahan persawahan dengan pengairan
irigasi mencapai 69.413 ha
dari luas total lahan persawahan yang ada 91.972 ha (Sumber
:Bengkulu Dalam Angka, 2010) dengan tanaman padi sebagai
komoditas utama. Setiap tahunnya, lahan produksi maupun luas
panen meningkat lebih dari 20%. Pada tahun 2009 total luas panen
padi di Provinsi Bengkulu mencapai 132,98 ribu hektar yang terdiri
dari 120,88 ribu hektar atau sebesar 90,9 persen padi sawah dan
12,1 ribu hektar atau sebesar 9,1 persen padi ladang.
15
Lahan
pertanian
tanaman
pangan
sendiri
tersebar
di
setiap
kabupaten dan kota termasuk kota Bengkulu meski tidak sebesar
yang ada di kabupaten lain dengan luas tanam kurang lebih 4.539
ha. Adapun kabupaten dengan luas tanam dan luas panen pertanian
tanaman pangan terbesar adalah di Kabupaten Bengkulu Utara serta
Kabupaten Seluma dan Lebong. Pemerintah daerah sendiri, terus
berupaya untuk mengembangkan sektor pertanian tanaman pangan
khususnya beras.
Lahan tegalan umumnya dikembangkan oleh petani di lahan-lahan
dengan kemiringan agak berbukit hingga berbukit, bahkan di
beberapa tempat banyak yang di lahan agak bergunung, sehingga
rawan terhadap bahaya erosi. Penyebaran pola penggunaan tanah
tegalan banyak dijumpai di Kabupaten Muko-Muko, Seluma dan
Kaur. Sawah di Provinsi Bengkulu umumnya dikembangkan di
dataran aluvium sungai, dengan sistem irigasi desa dan setengah
teknis.
Wilayah kabupaten yang banyak dijumpai areal sawah
adalah Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Tengah.
Gambar 2.3
Perkembangan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang 2006-2009 (ton)
Sumber : BPS, Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010
Sub sektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor
pertanian. Komoditas padi yang terdiri dari padi sawah dan padi
ladang adalah produk utama sektor bahan makanan. Produksi padi
sangat dipengaruhi oleh luas panen dan produktifitas per hektar.
Pada tahun 2008 total luas panen padi di Provinsi Bengkulu
16
mencapai 127,51 ribu hektar yang terdiri dari 114,75 hektar atau
sebesar 90 % padi sawah dan 12,76 % ribu hektar atau sebesar 10 %
padi ladang. Sedanagkan tahun 2009 total luas panen padi di
Provinsi Bengkulu mencapai 132,87 ribu hektar. Hal ini berarti pada
kurun waktu 2008-2009 luas panen padi di Provinsi Bengkulu
mengalami peningkatan sebesar 4,13 persen.
Peningkatan luas panen padi di Provinsi Bengkulu pada periode
2008-2009 berasal dari peningkatan luas panen padi sawah yang
meningkat sebesar 5,33 persen. Sedangkan luas panen padi ladang
pada kurun waktu yang sama menurun sebesar 5,3 persen. Untuk
selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
2. Perkebunan
Selain pertanian tanaman pangan, perkebunan juga merupakan
salah satu sub sektor penyumbang PDRB yang cukup besar di
Provinsi Bengkulu. Kesuburan tanah serta iklim yang mendukung
membantu
perkembangan
kegiatan
perkebunan
di
Provinsi
Bengkulu. Beberapa perusahaan perkebunan besar hingga saat ini
telah menanamkan investasinya di Provinsi Bengkulu dengan
membuka kawasan-kawasan perkebunan dengan komoditi unggulan
adalah Kelapa Sawit. Usaha Perkebunan di Provinsi Bengkulu,
sebagian diusahakan oleh perusahaan perkebunan swasta, dan
sebagian lagi oleh perkebunan rakyat.
Kawasan perkebunan besar kelapa sawit swasta, serta kawasan
perkebunan kelapa sawit rakyat baik yang telah bekerja sama
dengan pabrik pengolahan maupun belum bekerjasama mencapai
luas total 105.654 Ha (Sumber: Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2008)
yang tersebar di masing-masing kabupaten dan kota di Provinsi
Bengkulu. Sedangkan komoditas lain yang juga diusahakan adalah
Kopi, Karet, Kelapa, Cengkeh, Coklat, Aren, Lada, Kayu Manis,
Pinang, Jahe, Nilam, Teh, dan Tembakau. Kontribusi subsektor
perkebunan dalam PDRB Provinsi Bengkulu Tahun 2009 adalah
sebesar 9,13 persen, menurun dibandingkan tahun 2008 yang
17
sebesar 23,08 persen juga menurun dibanding tahun 2008 yang
sebesar 24,34 persen. Penurunan kontribusi subsektor perkebunan
lebih
disebabkan
oleh
menurunnya
harga
beberapa
komiditi
perkebunan.
Gambar 2.4
Distribusi Luas Lahan Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut
Jenis Tanaman 2009
Kawasan perkebunan besar swasta maupun perkebunan rakyat
tersebar secara merata pada masing-masing Kabupaten dan Kota
dengan komoditas unggulan yang berbeda-beda. Namun secara
umum didominasi oleh perkebunan Kelapa Sawit, Kopi, serta Karet.
Usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu sebagian dilakukan oleh
rumah tangga perkebunan rakyat dan sebagian lagi diusahakan oleh
perkebunan swasta. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan
rumah tangga di Provinsi Bengkulu adalah tanaman karet, kelapa,
kopi, kelapa sawit dan cokelat.
3. Pertambangan dan Industri
Kegiatan pertambangan, meski peranannya dalam PDRB tidak
terlalu besar, namun Provinsi Bengkulu memiliki cadangan sumber
daya mineral yang cukup banyak meliputi Pengelolaan usaha
pertambangan yang ditetapkan dalam wilayah pertambangan (WP),
18
terdiri
dari
wilayah
usaha
pertambangan
(WUP),
wilayah
pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN),
sedangkan untuk potensi usaha pertambangan dapat dikelompokkan
menjadi pertambangan mineral dan pertambangan batu bara.
Selanjutnya pertambangan mineral digolongkan atas pertambangan
mineral radioaktif, pertambangan mineral logam, pertambangan
mineral bukan logam dan pertambangan batuan.
Potensi tambang di Provinsi Bengkulu meliputi Batu Bara, Pasir
Besi, serta Emas dan mineral pengikutnya. Kegiatan eksploitasi dan
eksplorasi tambang batubara sendiri sudah di beberapa wilayah.
Batu bara yang diproduksi pada umumnya ditujukan untuk pasar
ekspor dengan produksi yang masih relatif kecil atau rata-rata
kurang dari 80.000 ton setiap bulannya. Kegiatan eksploitasi
tambang Batubara berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
Tengah, serta Seluma. Sedangkan kegiatan eksplorasi batubara
berada di beberapa wilayah seperti Kecamatan Ketahun, Batik Nau,
serta Lais di Kabupaten Bengkulu Utara; Kecamatan Air Napal,
Karang Tinggi, serta Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu
Tengah; Kecamatan Sukaraja, Seluma, serta Talo di Kabupaten
Seluma; Kecamatan Kedurang di Bengkulu Selatan; dan Kecamatan
Kaur Utara di Kabupaten Kaur.
Kegiatan pertambangan eksplorasi pasir besi di Provinsi Bengkulu
terdapat di kawasan pantai barat yang tersebar di beberapa wilayah
di masing-masing Kabupaten. Sedangkan untuk potensi tambang
emas dan mineral pengikutnya (Dmp), telah dikeluarkan beberapa
SIPP
(Surat
Ijin
Penyelidikan
Pendahuluan)
di
Kabupaten
Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Seluma,
Bengkulu Selatan dan Kaur.
Potensi tambang galian di Provinsi Bengkulu cukup beragam, dari
batubara, emas, pasir besi, batu gamping, batu apung, bentonit,
lempung, zeolit/tras serta bahan galian C seperti pasir dan batu.
Secara geologis cadangan tambang bernilai ekonomi sebenarnya
19
sangat menjanjikan. Potensi Batubara secara umum terdapat di
Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan sebagaian kecil di
Kabupaten Rejang Lebong, yaitu di daerah Kota Padang, Kecamatan
Padang Ulak Tanding.
Menurut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu
secara umum cadangan batubara dapat digolongkan menjadi 3
kriteria dengan rincian sebagai berikut :
-
Cadangan terukur (proved)
: 122.913.304 ton
-
Cadangan terunjuk (probable)
: 169.295.783 ton
-
Cadangan tereka (possible)
: 101.087.376 ton
-
Layak tambang (mineable)
: 122.319.304 ton
Hingga saat ini pengusahaan batubara di Provinsi Bengkulu yang
telah dilakukan oleh perusahaan adalah Tahap eksplorasi sebanyak
3 KP dan Tahap eksploitasi sebanyak 12 KP.
4. Perikanan dan Kelautan
Produksi kelautan di Propinsi Bengkulu hingga saat ini baru untuk
pemenuhan kebutuhan sendiri. Hal ini mengingat upaya penangkap
ikan laut baru dilaksanakan di wilayah pesisir pantai karena
kurangnya sarana dan prasarana pendukung yang memadai untuk
merambah kawasan ZEE. Kegiatan perikanan laut di Propinsi
Bengkulu,
berlokasi
di
pantai
barat
pulau
Sumatera
yang
menghadap laut Hindia yang mempunyai pantai sepanjang 525 km.
Sedangkan usaha budi daya pengembangan perikanan air tawar
(perikanan darat) di Provinsi Bengkulu, pada umumnya diusahakan
melalui tambak, keramba, sawah dan perairan ul‑num. Adapun
luasnya mencapai 50.867,5 Ha yang tersebar di Kabupaten Bengkulu
Utara, Muko-Muko, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur, Kepahyang,
Rejang Lebong, serta Lebong. Luas kawasan yang digunakan untuk
perikanan darat di Kabupaten Bengkulu Utara dan Muko-muko
mencapai 14.106,25 Ha, dan di Kabupaten Seluma, Bengkulu
Selatan, serta Kaur adalah 19.545 ha. Sedangkan di Kabupaten
Rejang Lebong, Kepahyang, dan Lebong mencapai 10.000 ha.
20
Subsektor perikanan di Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang
cukup besar, terutama perikanan laut. Hal ini disebabkan letak
wilayah Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke
Samudera Hindia dengan panjang pantai yang diperkirakan sekitar
525 km, dengan luas Laut Teritorial sebesar 53.000 km2 dan luas
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu batas jarak 12-200 mil laut dari
pantai dengan luas sebesar 685.000 km2.
Potensi sumberdaya perikanan laut di Provinsi Bengkulu, berlokasi
di Pantai Barat Pulau Sumatra menghadap Samudra Hindia yang
mempunyai luas panjang garis pantai lebih kurang 525 km, luas laut
teritorial 53.000 km2, dan luas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebesar
685.000 km2. Luas areal sumberdaya perikanan laut di Provinsi
Bengkulu adalah 0-200 mil laut, 0-12 mil sudah dimanfaatkan dan
sisanya 188 mil laut belum dimanfaatkan.
Tabel 2.3
Luas Areal, Produksi, Nilai Produksi dan RT Nelayan Provinsi Bengkulu
Tahun 2008
No
A
1
2
B
1
2
3
4
5
Luas
(Ha)
Usaha Perikanan
PENANGKAPAN
Perikanan laut
Perairan umum
BUDIDAYA
PERIKANAN
Tambak
Kolam
Sawah
Keramba
Jaring apung
JUMLAH
Produksi
(Ton)
Nilai (000 Rp)
12.335,2
12.335,2
5.893,5
42.404,8 581.287.600
41.847,5
574.931.840
557.3
6.355.760
12.726,91
192.406.732
456
3.467
692
1.275
3,50
18.228,7
898,14
8.796,05
2.860,40
130,05
42,27
55.131,71
38.497.214
116.944.938
34.740.635
1.625,625
598,320
773.694.332
Rumah
Tangga
Nelayan
11.220
8.039
3.181
5.572
68
3.845
1.479
76
104
16.792
Sumber : Provinsi Bengkulu dalam Angka 2009
3. Pariwisata dan Budaya
Provinsi Bengkulu memiliki berbagai potensi dan daya tarik wisata
yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan datang dan
menikmati
kekayaan
alam
dan
budaya
Provinsi
Bengkulu.
Sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Bengkulu diketahui bahwa dari
sekian banyak potensi dan daya tarik yang dimiliki masih banyak
21
yang belum diolah dan dimanfaatkan sebagai potensi wisata dan
sebagian potensi yang telah dimanfaatkan cenderung belum dikelola
dengan baik.
Belum diolah dan dikelolanya potensi dan daya tarik pariwisata
secara baik dan menyeluruh tersebut membuat Provinsi Bengkulu
dalam konteks Daerah Tujuan Wisata dapat dikatakan masih jauh
dari memadai untuk siap menerima wisatawan serta masih belum
mampu untuk memberikan nuansa pariwisata tersendiri yang dapat
memuaskan wisatawannya.
Berikut ini merupakan beberapa objek wisata yang dimiliki Provinsi
Bengkulu adalah sebagai berikut : Kota bengkulu (1) Pantai Panjang,
(2) Danau Dendam Tak Sudah (3) Tapak Padri & Pantai Jakat, (4)
Benteng Marlborough, (5) Rumah peninggalan Bung Karno, (6)
Monumen Parr & Hamilton, (7) Makam Sentot Ali Basya, (8) Masjid
Jamik. Kabupaten Rejang lebong (1) Telaga 7 warna, (2) Air terjun &
air panas Suban, (3) Bukit kaba. Kabupaten Lebong (1) Danau tes.
Kabupaten Bengkulu Utara (1) Pantai Lais, (2) Pantai Sungai Suci, (3)
Air Terjun Kemumu, (4) Taman Nasional Kerinci Seblat, (5) Air terjun
9 tingkat, (6) Danau Gedang, (7) Peninggalan kerajaan Balai Buntar.
Kabupaten Bengkulu selatan (1) Pantai pasar bawah, (2) Danau ulu
seginim, (3) Pantai gunung perak mutiara Kedurang, (4) Air sungai
Manna. Kabupaten Mukomuko (1) Pantai indah, (2) Bendungan air
manjunto. Kabupaten Kaur (1) Pantai Muara Kedurang, (2) Pantai
linau.
Kabupaten
Seluma
(1)
Air
terjun
batu
bekinyau,
(2)
Bendungan seluma, (3) Pantai Seluma. Kabupaten Kepahiang (1) Air
terjun curug embun kabawetan, (2) Kebun teh kabawetan, (3) Cagar
alam bunga Rafflesia.
Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan
mancanegara maupun domestik adalah wisata budaya berupa
perayaan Tabot yang setiap tahunnya diagendakan pemerintah
daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam tahun
Hijriah.
22
Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan
dilaksanakan secara lintas sektoral dan mendapat dukungan dari
dinas/ instansi terkait melalui program multi years seperti penataan
kawasan wisata pantai panjang, berupa pembuatan jalan dua jalur,
jogging track, sea wall, sunset deck, gazebo, revitalisasi objek wisata
sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess pemda,
marina, dan lain-lain.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter
utama, yaitu dataran pantai yang membentang dari Kabupaten MukoMuko sampai Kabupaten Kaur, dataran alluvial dan zona vulkanik
yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dengan
karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan
kondisi ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang rawan
bencana, terutama untuk pulau-pulau kecil yang berada di Samudera
Hindia, seperti Pulau Enggano, Pulau Merbau, Pulau Tapak Balai dan
lain-lain. Bencana alam yang cukup tinggi yang terjadi baru-baru ini
adalah gempa bumi yang berkekuatan 7,4 SR
tanggal 4 Juni 2000
dengan korban meninggal 88 orang, luka-luka 959 orang dan pada
tanggal Maret 2007 terjadi lagi dgn kekuatan 5,1 SR dan menimbulkan
kepanikan isu tsunami.
NO
1
2
Tabel 2.4
Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu
JENIS
KETERANGAN
LOKASI
BENCANA
Banjir
Kota Bengkulu
Muara Bangkahulu,
(Rawan
Bengkulu Utara
Talang Empat
Banjir)
Mukomuko
Mukomuko Utara
Lebong
Lebong Selatan, Lebong Tengah
Kepahyang
Bermani Ilir
Seluma
Ilir Talo, Sukaraja dan Air
Periukan.
Kaur
Kaur Selatan, Nasal, Tanjung
Iman
Tanah
Bengkulu Utara
Pagar Jati, Taba Penanjung,
longsor
Karang Tinggi
Mukomuko
Lubuk Pinang, Teras Terunjam,
Pondok Suguh
23
NO
JENIS
BENCANA
Rejang Lebong
Lebong
Kepahyang
Seluma
Bengkulu Selatan
Kaur
3
4
Gunung
Berapi
Gempa bumi
KETERANGAN
LOKASI
Rejang Lebong
Lebong
Bermani Ulu Raya, Padang Ulak
Tanding,
Lebong Selatan, dan Lebong Atas
Bermani Ilir
Ulu Talo, Talo, Seluma Utara dan
Lubuk Sandi
Pino Raya, Ulu Manna, Kedurang
Ilir
Nasal, Tanjung Iman, Tanjung
Kemuning
Gunung Kaba
Gunung Belerang
Gempa
mengguncang
pada
tanggal 20 Juni 2000 sekitar
pukul 23.38 WIB kekuatan 7,3
SR dan hari Rabu tanggal 12
September 2007 sekitar pukul
18.10 WIB. Data BMG kekuatan
7,9 skala Richter serta berpotensi
menimbulkan
Tsunami.
Episentrum Gempa terletak 4,5
LS - 101 BT, posisi 159 km Barat
Daya Bengkulu, pada kedalaman
10 km bawah laut.
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu 2010-2030
Dalam rangka mengantisipasi dan mengurangi risiko atas bencana
yang akan terjadi, dan dalam upaya menjalankan mandat UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB),
Pemerintah Provinsi Bengkulu telah memiliki sejumlah kebijakan dan
regulasi terkait Penanggulangan Bencana untuk penanganan pasca
bencana terutama untuk rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab/rekon).
Pemerintah Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi
dampak
bencana,
bencana
dengan
mengurangi
mengidentifikasi
kerentanan
bencana
daerah-daerah
dan
rawan
meningkatkan
kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang didukung oleh
Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer
Communities through Disaster Risk Reduction). Dalam rangka program
BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu
telah membentuk tim kerja multistakeholder sebagai „pemain‟ utama,
yang dibantu oleh tim ahli dari Swisscontact sebagai „pelatih‟. Tim kerja
multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi
24
dan kabupaten/kota, DPRD, Masyarakat, Sektor Swasta, Lembaga
Perguruan Tinggi dan Media Massa.
Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan
peta detail tentang risiko bencana yang dipresentasikan dalam Atlas.
Tipe-tipe bencana yang terkait dengan Bengkulu adalah gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, angin puting beliung, kekeringan, banjir,
tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk masingmasing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi
Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta
risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan
rekomendasi untuk menyapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh UndangUndang No. 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004.
2.1.4. Demografi
Menurut data BPS, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun
2009 berjumlah 1.666.920 jiwa, kepadatan rata-ratanya 99 jiwa/meter
persegi, dan tingkat pertumbuhan penduduk kurun waktu tahun 20052009 sebesar 1,59 % per tahun.
25
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu
Tahun 2005 – 2009
No
Kabupaten/Kota
1.
Bengkulu Selatan
2005
130.096
2.
Rejang Lebong
239.201
3.
Bengkulu Utara
328.751
4.
Kaur
106.184
5.
Seluma
156.814
6.
Mukomuko
130.401
7.
8.
Lebongz
Kepahiang
85.850
113.511
Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
258.465
9.
10.
JUMLAH
1.541.5
51
Jumlah Penduduk (jiwa)
2006
2007
2008
134.346 137.203 140.08
3
245.763 249.714 253.66
1
336.130 339.873 343.56
8
109.919 112.528 115.16
8
160.325 162.104 163.85
9
135.181 138.590 142.04
7
88.238
89.690 91.142
115.826 116.882 117.91
6
265.681 270.079 274.47
7
1.566.16 1.591.4 1.616.
7
09
663
2009
142.964
257.563
253.052
117.821
165.564
145.530
92.579
118.910
94.106
278.831
1.666.9
20
Sumber : BPS, Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010
Berdasarkan data dari Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bengkulu,
jumlah
penduduk
Provinsi
Bengkulu
pada
tahun
2010
adalah
sebanyak 1.810.987 jiwa. Proporsi jumlah penduduk yang terbesar
adalah Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 20,94%, di susul Kota
Bengkulu sebesar 16,73 % dan Kabupaten Rejang Lebong sebesar
15,46%. Lebih banyaknya jumlah penduduk di 3 daerah di atas,
mengartikan bahwa pentingnya peranan ketiga daerah tersebut dalam
kegiatan perekonomian di Provinsi Bengkulu.
26
Gambar 2.5
Proposi Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) di Provinsi Bengkulu
Tahun 2009
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2010
Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara merupakan
daerah pusat pengembangan agrobisnis dan perkebunan besar di
Provinsi
Bengkulu.
Sedangkan
Kota
Bengkulu
adalah
pusat
pemerintahan, perdagangan dan pendidikan di Provinsi Bengkulu. Hal
ini mendorong penduduk dari kabupaten lainnya, bahkan dari luar
Provinsi Bengkulu untuk pindah ke Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang
Lebong dan Kota Bengkulu.
Dibandingkan dengan luas daerahnya, penduduk di Provinsi Bengkulu
tergolong jarang. Pada Tahun 2009, kepadatan penduduk di Provinsi
Bengkulu sebesar 99 jiwa/km2. Artinya, setiap 1 km2 didiami kurang
lebih 99 jiwa. Dari Sembilan kabupaten dan kota yang terdapat di
Provinsi Bengkulu, daerah yang paling padat penduduknya adalah Kota
Bengkulu dengan jumlah 1.936 jiwa/km2.
2.1.5. Pola Ruang dan Struktur Ruang
1. Pola Ruang
Pola
ruang
wilayah
Provinsi
Bengkulu
merupakan
distribusi
peruntukan ruang dalam wilayah provinsi yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya. Pola ruang wilayah Provinsi Bengkulu berfungsi sbb:
a. sebagai alokasi ruang untuk kawasan budi daya bagi berbagai
kegiatan sosial
27
b. ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam
wilayah provinsi;
c. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
d. sebagai
dasar
penyusunan
indikasi
program
utama
jangka
menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan
e. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang skala besar
pada wilayah provinsi.
Pola ruang wilayah Provinsi Bengkulu dirumuskan berdasarkan:
a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dengan
memperhatikan;
b. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional;
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah provinsi
Bengkulu yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian
lahan, penataan kawasan hutan dan lain-lain;
d. kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budi daya dan
kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah,
perkembangan tataguna lahan, kesesuaian lahan, dan penataan
kawasan hutan di wilayah ini; dan
e. ketentuan
peraturan
perundang-undangan
terkait
antara
lain
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 1997, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun
1990.
Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997, dan Keputusan Presiden Nomor 32
Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah
sebagai berikut:
1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk
kepentingan pembagunan yang berkelanjutan.Tujuan perlindungan
terhadap
kawasan
hutan
lindung
adalah
untuk
mencegah
terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi
hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,
28
air tanah dan air permukaan. Rincian Luas Kawasan Hutan
Provinsi Bengkulu berdasarkan Rencana Review Kawasan Hutan
Tahun 2009 mengacu kepada KEPMENHUTBUN No : 420/KptsII/199 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu
seluas 920.964 Ha dengan luas Kawasan Hutan Lindung adalah
252.042 Ha.
Tabel 2.6
Luas Hutan Lindung dan Wilayah Penyebarannya
No Nama Hutan Lindung Luas (Ha)
Wilayah Penyebaran
1 Hutan Lindung Bukit
90.805,0 Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang,
Daun
7 dan Bengkulu Utara
2 2 Hutan lindung Bukit
128,89 Kabupaten Rejang Lebong
Basa
33 Hutan Lindung Konak
11,11 Kabupaten Kepahiang
54 Hutan Lindung Rimbo
433,30 Kabupaten Kepahiang
Donok
55 Hutan Lindung Bukit
18.069,0 Kabupaten Rejang Lebong dan
Balai Rejang
0 Kepahiang
66 Hutan Lindung Koho
3.450,00 Pulau Enggano dan Bengkulu Utara
Buwabuwa
77 Hutan Lindung Bukit
70.924,0 Seluma dan Bengkulu Selatan
Sanggul
0
88 Hutan Lindung Bukit
4.370,00 Bengkulu Selatan
Riki
99 Hutan Lindung Bukit
63.294,0 Bengkulu Selatan dan Kaur
Rajamendara
0
Sumber : Hasil analisis Tahun 2007
2. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia.
Penetapan kawasan budidaya di Provinsi Bengkulu hingga tahun
2028 selain didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26
tahun 2008 tentang RTRWN, RaperpPres Pulau Sumatera, juga
hasil kesepakatan antar wilayah pada Ditjen Penataan Ruang yang
menyangkut
klasifikasi
pemanfaatan
ruang
provinsi.
Serta
Penetapan dan Usulan (Review) Luas Kawasan Hutan (TGHK)
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kehutanan
dan
Nomor : 420/KPTS-II/1999 Tanggal : 15 Juni 1999
Perkebunan
tentang :
Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu Seluas : 920.964
Ha sebagai Kawasan Hutan.
29
2. Struktur Ruang
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki PKN adalah
pelabuhan laut internasional, bandar udara pengumpul, terminal
regional tipe A, pasar induk antar wilayah, rumah sakit umum
kelas A, perguruan tinggi, serta prasarana perumahan permukiman
yang
meliputi
jaringan
air
minum
lintas
wilayah,
tempat
pembuangan akhir sampah regional, Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT).
Pengembangan Kegiatan Pelayanan dalam rangka mendukung Kota
Bengkulu dan sekitarnya untuk menjadi PKNp (promosi) adalah
sbb:
a) Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan Bandara
Nasional
Fatmawati
penyebaran
tersier
(Padang
(Nasional)
Kemiling)
menjadi
sebagai
pusat
pusat
pelayanan
sekunder/Primer;
b) Pengembangan pelabuhan laut Pulau Baai menjadi pelabuhan
utama
prioritas
sedang,
dengan
klasifikasi
Pelabuhan
Pengumpan Regional;
c) Pengembangan Terminal Regional Utama Air Sebakul. Arahan
pengembangan terminal regional dini dimaksudkan untuk
menarik perkembangan kota ke arah timur dan selatan ;
d) Pengembangan infrastruktur jalan Kota;
e) Pengembangan agro industri untuk mendukung perkembangan
industry pupuk, industri hilir kelapa sawit, industri pengolahan
kelapa sawit, industri pengolahan kakao, industry perikanan
dan industry perikanan tambak;
f)
Mengembangkan industri dan pergudangan untuk menyiapkan
peran dan fungsi Kota Bengkulu sebagai ‘hub’ di Provinsi
Bengkulu yang terintegrasi dengan pelabuhan laut pulau Baai,
bandara Fatmawati, stasiun kereta api dan jalan lingkar kota
Bengkulu;
30
g) Menempatkan dan merelokasi industri besar dan sedang serta
industri polutif di pusat kota ke kawasan industri di Kecamatan
Kampung Melayu dan Kecamatan Selebar;
h) Pengembangan dan penataan Zona industri kecil
sekitar kawasan pariwisata
tersebar di
di sepanjang Pantai Panjang,
sekitar Jl. Soekarno-Hatta, Benteng Marlborough yang meliputi
industri makanan khas, industri kerajinan tangan sebagai
cinderamata
dalam
mendukung
pengembangan
kawasan
pariwisata;
i)
Melakukan kerjasama pengembangan industri dengan wilayah
di sekitar Kota Bengkulu;
j)
Pengembangan sarana perdagangan regional (seperti pasar
induk)
diarahkan
pengembangannya
pada
koridor-koridor
arteri, baik primer maupun sekunder terutama pada kawasan di
sekitar Air Sebakul sebagai pasar induk antar wilayah;
k) Mempertahankan lokasi kawasan pemerintahan tingkat provinsi
pada lokasi yang ada saat ini di Jl. Pembangunan dan kawasan
Padang Harapan;
l)
Pengembangan sarana pendidikan tinggi Universitas Bengkulu
sebagai perguruan tinggi terkemuka di tingkat nasional. Lokasi
pusat pendidikan
tinggi diarahkan pada pengembangan di
pinggiran kota sebagaimana yang sudah berkembang pada saat
ini
di
Kecamatan
Bangkahulu
dan
Gading
Cempaka,
Kecamatan
Kecamatan
Muara
Segara.
Arahan
Teluk
pengembangan ruang selanjutnya untuk pendidikan tinggi
diarahkan
ke
Kecamatan
Selebar
dalam
rangka
menarik
perkembangan kota ke arah timur;
m) Peningkatan dan Pengembangan sarana kesehatan Rumah Sakit
Umum (RSU) dr. M.Yunus sebagai salah satu rumah sakit tipe A
di Indonesia;
n) Peningkatan kapasitas pelayanan air minum sesuai kebutuhan
masyarakat;
31
o) Pengembangan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Regional di
wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Pengembangan lokasi
Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Kota di WP-IV (Kecamatan
Selebar) serta prasarana dan sarana persampahan lainnya;
p) Pengembangan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
WP-I yaitu di Pusat Kota terletak di (Kec. Teluk Segara, Kec.Ratu
Samban dan Kec. Ratu Agung) dan Pengembangan jaringan air
limbah kota;
q) Peningkatan
dan
pengembangan
prasarana
dan
sarana
permukiman dengan berbasis pada mitigasi bencana(gempa)
antara lain, penetapan KDB maksimal 70 %, penyiapan jalurjalur evakuasi, pengembangan RTH dll.
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Wilayah
Promosi (PKWp)
Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap PKW
dan PKWp terdiri dari terminal regional tipe B dan atau, pelabuhan
udara pengumpan atau pelabuhan laut nasional, pasar regional,
rumah sakit umum kelas B, perguruan tinggi serta prasarana
perumahan dan permukiman yang meliputi jaringan air minum
lintas
wilayah,
tempat
pembuangan
akhir
sampah
regional,
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja (IPLT).
Pengembangan dan Peningkatan Fungsi PKW (Kota Curup, Kota
Manna dan Mukomuko) serta PKWp (Kota Arga Makmur, Muara
Aman, Kepahiang, Tais Bintuhan dan Karang Tinggi ) yang
dilakukan melalui kegiatan:
a. Peningkatan pelayanan rumah sakit kelas A atau B;
b. Pembangunan atau peningkatan rumah sakit kelas B menjadi
kelas A
c. Peningkatan pasar regional;
d. Pemberdayaan terminal regional tipe B yaitu Terminal Ketahun
di Kabupaten Bengkulu Utara, Ipuh di Kabupaten Muko-Muko,
32
Lubuk Pinang di Kabupaten Muko-Muko,Tabah Penanjung di
Bengkulu Tengah,Simpang
Nangka di Rejang Lebong dan
Gunung Ayu di Bengkulu Selatan;
e. Peningkatan
Mukomuko
yang
bandar
udara
pengumpan
Bandar
Udara
di Kabupaten Mukomuko dari lapangan terbang
ada
sekarang,
menjadi
bandara
dengan
kapasitas
pelayanan untuk pesawat kecil. Pengembangan Bandar Udara di
Enggano,
yang
akan
mendukung
pengembangan
Pulau
Enggano, terutama untuk mendukung kegiatan pariwisata;
f.
Pengembangan
Pelabuhan
Pulau
Baai
di
Kota
Bengkulu
menjadi pelabuhan utama prioritas sedang, dengan klasifikasi
Pelabuhan
Pengumpan
Regional
dan
Pengembangan
dan
pembangunan Pelabuhan Bintuhan di Kabupaten Kaur;
g. Peningkatan pelabuhan Muko-Muko di Kabupaten Mukomuko;
h. Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di perkotaan;
i.
Peningkatan
TPA
Regional
serta
prasarana
dan
sarana
persampahan;
j.
Peningkatan
dan
pengembangan
instalasi
pengelolaan
air
limbah (IPAL);
k. Peningkatan kapasitas prasarana dan sarana permukiman.
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap PKL
(Lubuk Pinang, Penarik Jaya, Ipuh, Lais, Padang Jaya, Ketahun,
Malakoni, Bang Haji, Taba Penanjung, Merigi Kelindang, Kota
Padang, Selupu Rejang, Kebawetan, Bermani Ilir, Ujan Mas, Pelabai,
Amen, Lebong Tengah, Sindang Kelingi, Sukaraja, Masmambang,
Rimbo Kedui, Linau, Simpang Tiga, Tanjung Kemuning Masat,
Seginim dan Pino Raya
terdiri dari terminal regional tipe C dan
atau pelabuhan laut regional/lokal, pasar lokal, rumah sakit umum
kelas C, serta prasarana perumahan dan permukiman yang
meliputi jaringan air minum, tempat pembuangan akhir sampah,
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan
33
Limbah
Tinja
(IPLT).
Pengembangan
PKL
dilakukan
melalui
kegiatan:
a.
Peningkatan pelayanan rumah sakit kelas B atau C;
b.
Peningkatan sarana pasar;
c.
Pembangunan atau peningkatan pelayanan terminal regional
tipe C menjadi tipe B;
d.
Pengembangan
Bandar
Udara
di
Enggano,
yang
akan
mendukung pengembangan Pulau Enggano, terutama untuk
mendukung kegiatan pariwisata;
e.
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di perkotaan;
f.
Pengembangan prasarana dan sarana permukiman;
g.
Pengembangan prasarana dan sarana agropolitan/minapolitan.
2.2 . Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun 2005-2009, kinerja
perekonomian Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam
mengelola sumber daya alam dan indikator faktor produksi lainnya
untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas
perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas
dasar Harga Berlaku
dan Harga Konstan di Provinsi Bengkulu dari tahun 2005 – 2009 untuk
jelasnya dapat dilihat pada indikator dibawah ini.
Tabel 2.7
PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009
Uraian
2005
2006
2007
2008
2009
PDRB ADHB
10.134,
11.397,0
12.874,3 14.502,9 15.532,607
(Miliar Rupiah)
45
04
44
02
PDRB ADHK
6.610,63
7.682,08
2000 (Miliar
6.239,3
7.037,40 7.384,03
Rupiah)
6
Pertumbuhan
5,82
5,95
6,45
4,93
5,58
Ekonomi (%)
Sumber : BPS, Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka
34
Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang
terus
meningkat,
kecuali
pada
tahun
2008
sedikit
mengalami
penurunan yang disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda
seluruh negara tidak terkecuali Indonesia. Namun pada tahun 2009,
pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu sedikit membaik dengan
berada pada kisaran angka 5,18%.
berdasarkan
angka
sementara,
Dan pada
pertumbuhan
tahun 2010 ini
ekonomi
Provinsi
Bengkulu naik sebesar 1,62% dibandingkan tahun 2009 menjadi 6,8%.
Tabel 2.8
PDRB per Kapita Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009
Uraian
2005
2006
2007
2008
2009
PDRB ADHB 10.134,45
11.397,00
12.874,00 14.502,90 15.532,60
(Miliar
Rupiah)
Jumlah
1.566.167
1.591.409
1.616.663 1.641.921 1.929.057
Penduduk
PDRB
6.512.486
7.161.581
7.963.530 8.832.887 9.318.148
perkapita
(Rupiah)
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka, 2010
Pada tahun 2008 nilai nominal PDRB per kapita per tahun penduduk
Provinsi Bengkulu sebesar Rp. 8,79 juta. Sementara itu nilai riil PDRB
per kapita per tahun penduduk Provinsi Bengkulu sebesar Rp. 4,47 juta.
Akan tetapi bila dibandingkan dengan nilai nominal dan nilai riil PDRB
per kapita, tingkat kesejahteraan penduduk Provinsi Bengkulu masih
jauh dibawah tingkat kesejahteraan penduduk di tingkat nasional. Pada
tahun 2008 nilai nominal PDRB per kapita penduduk Indonesia telah
mencapai lebih dari Rp. 12 juta. Pada tahun 2009, nilai PDRB per kapita
atas dasar harga berlaku (nilai nominal) berdasarkan angka sementara
sebesar Rp. 9,31 juta dan pada tahun 2010 diproyeksikan mencapai Rp.
10,34 juta.
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih
sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector
dalam
perekonomian
Provinsi
Bengkulu
ditransformasikan oleh sektor-sektor lainnya.
masih
sangat
sulit
Hal ini dapat dilihat dari
35
besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu
dibandingkan dengan sektor-sektor lain.
Gambar 2.6
Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka, 2010
Pada gambar 2.6 tampak bahwa sektor pertanian menempati urutan
teratas dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu. Nilai nominal
PDRB sektor pertanian Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2009
sebesar Rp. 5,13 triliun, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi
Bengkulu sebesar 39,58 %.
Selain Sektor Pertanian, struktur perekonomian Provinsi Bengkulu juga
dibentuk oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Kontribusi
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu
tahun 2009 sebesar 20,74 %, sedikit naik dibandingkan dengan tahun
2007 yang nilainya mencapai 19,70 %. Setelah Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran struktur perekonomian Provinsi Bengkulu juga
dibentuk
oleh
Sektor
Jasa-Jasa
dan
Sektor
Pengangkutan
dan
Komunikasi. Kontribusi Sektor Jasa-jasa dan Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 sebesar
16,03 % dan 8,55 %.
Sementara itu kontribusi 5 (lima) sektor yaitu Sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahan, Sektor Industri Pengolahan, Sektor
Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan dan Sektor Listrik, Gas
dan Air Minum dalam PDRB Provinsi Bengkulu cukup naik signifikan
36
dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Kontribusi kelima sektor
tersebut pada tahun 2009 sekitar 15,37%.
Hasil perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2007
dan 2008, menempatkan Provinsi Bengkulu sebagai daerah yang nilai
pembangunan manusianya berada pada level menengah atas. Skornya
diatas 66. Dari waktu ke waktu, IPM Provinsi Bengkulu selalu
mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, skor IPM Provinsi Bengkulu
71,28. Pada 2007, skornya naik menjadi 71,57. Dengan skor ini,
Provinsi Bengkulu menempati peringkat ke–11 IPM Nasional. Pada tahun
2008, skor IPM Provinsi Bengkulu meningkat menjadi 72,14 dan
menempati peringkat 10 Nasional dan tahun 2009 IPM Provinsi
Bengkulu adalah 72,5.
Tabel 2.9
Perkembangan IPM Nasional dan Provinsi Bengkulu
No.
Uraian
2005
2006
2007
2008
1.
Nasional
69,6
70,1
70,59
71,17
2.
Provinsi Bengkulu
71,1
71,3
71,6
72,14
3.
Ranking Nasional
17/33
15/33
11/33
10/33
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2009
2009
72,5
-
Tabel 2.10
Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM)
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007 – 2008
IPM
Peringkat Nasional
Kabupaten/Kota
2007
2008
2007
2008
Bengkulu Selatan
70,44
71,03
205
Rejang Lebong
69,35
69,88
253
Bengkulu Utara
70,16
70,63
216
Kaur
67,99
68,63
324
Seluma
65,66
66,11
402
Muko – Muko
69,19
69,62
271
Lebong
68,38
69,08
307
Kepahiang
66,36
67,00
385
Bengkulu Tengah
67,86
Kota Bengkulu
76,61
77,01
17
Provinsi Bengkulu
71,57
72,14
11
11
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2009
37
Jika melihat dari indikator IPM menurut kabupaten/kota, jelas terlihat
fakta selama periode 2007-2008, IPM tertinggi dipegang oleh Kota
Bengkulu. Berdasarkan indikator UNDP, Kota Bengkulu memasuki
kategori “Menengah Atas” dengan skor 76,61 pada tahun 2007 dan
77,01 pada tahun 2008. Salah satu indikator kesejahteraan rakyat
adalah angka kemiskinan.
2.2.2.1.
Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan
Dari tabel di bawah ini dapat dilihat untuk tingkat SD, APK masih
melebihi 100 %. Ini artinya masih banyak siswa yang berumur di
bawah tujuh tahun (underage) dan di atas 12 tahun (overage) yang
masih mengikuti pendidikan di tingkat SD.
Tabel 2.11
Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Tahun 2005 – 2009
No
Jenjang
Pendidikan
APK (%)
2005
114,2
2006
2008
117,0
2009
116,6
2005
92,5
3
9
7
8
1
SD
2
SLTP
83,58
85,6
85,88
84,46
88,32
3
SLTA
63,10
60,72
60,85
62,04
66,08
5
110,4
APM (%)
2007
109,2
60,7
4
44,4
1
2006
2007
2008
2009
93,89
94,21
94,30
94,39
66,73
68,73
68,85
70,60
47,1
48,53
48,64
51,69
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010
APK pada tingkat SLTP mengalami penurunan dari 85,88% pada
tahun 2007 menjadi 84,46% pada tahun 2008 namun naik lagi pada
tahun 2008 menjadi 88,32%. Sedangkan APK pada tingkat SLTA
mengalami terus mengalami kenaikan selama kurun waktu 20052009. Angka Partisipasi Murni (APM) per jenjang pendidikan terus
meningkat selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Ini menunjukan
bahwa akses masyarakat untuk memasuki sekolah per jenjang
pendidikan terus meningkat.
38
Gambar 2.7
Angka Buta Huruf Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kab/Kota
Tahun 2009
4.87
5.17
Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
Bengkulu Utara
8.01
4.66
Kaur
6.14
Seluma
Muko-Muko
6.02
Lebong
4.24
4.2
4
4.83
Kepahiang
Kota Bengkulu
1.0
5
Provinsi Bengkulu
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2009
APM
menurut
jenjang
pendidikan
adalah
untuk
mengukur
banyaknya usia sekolah yang bersekolah tepat waktu dalam suatu
jenjang pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah, yaitu SD
7-12 tahun, SLTP 13-15 tahun dan SLTA 16-18 tahun. Dari
gambaran di atas juga dapat dilihat, semakin tinggi tingkat
pendidikan maka tingkat partisipasi sekolah semakin kecil. Hal ini di
sebabkan oleh kurangnya fasilitas sehingga mempersulit akses,
keterbatasan ekonomi sehingga terpaksa harus bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan intelektual.
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan secara makro
adalah kemampuan baca dan tulis. Indikator ini menggambarkan
mutu SDM yang diukur dalam aspek pendidikan. Semakin tinggi
indikator ini, semakin tinggi pula mutu SDM nya. Pada tahun 2008,
angka buta huruf berkisar sebesar 4,83 % dari penduduk usia 10
tahun ke atas. Hal ini dapat di lihat pada gambar di atas.
39
2. Kesehatan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB)
menggambarkan
proporsi
bayi
meninggal setelah dilahirkan dan belum cukup mencapai umur satu
tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan Angka Kematian Balita
(AKAB) menggambarkan proposi balita meninggal antara satu sampai
lima tahun per 1.000 kelahiran. Estimasi AKB bedasarkan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2004-2007 menunjukan
penurunan yaitu dari 74 per 1000 kelahiran menjadi 46 per 1000
kelahiran atau turun sebesar 37,92 %. Sedangkan AKAB periode
2004-2007 menurun sebesar 63,10 %.
Indikator kesejahteraan rakyat yang lainnya adalah jumlah penderita
gizi buruk. Di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu Tahun 20052009, terjadi penurunan persentase penderita gizi buruk yang cukup
signifikan. Hal ini menunjukan bahwa adanya perkembangan dalam
pemenuhan gizi
Gambar 2.8
AKB dan AKAB Provinsi Bengkulu Tahun 2005 - 2009
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2009
Selain itu, Indikator kesehatan dapat dilihat dari Usia Harapan
Hidup pada tahun 2006 sebesar 69,66, tahun 2007 sebesar 69.96,
tahun 2008 sebesar 70.18 dan tahun 2009 sebesar 70.44. Kenaikan
tiap tahun untuk indikator ini menunjukkan adanya peningkatan
40
taraf kesehatan di Provinsi Bengkulu. Hal ini diikuti dengan
penurunan
(Sunting),
angka
indikator
Presentase
Peta
Prevalensia
Infromasi
Anak
Masyarakat
Balita
Pendek
Kurang
gizi,
Prevalensia HIV, Prevalensia TBC, Prevalensia Malaria, Cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap, Angka Kesakitan DBD, Angka Kematian
Ibu, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Nenonatal, Cakupan KN
lengkap, Cakupan Peserta KB.
Gambar 2.9
Perkembangan Penderita Gizi Buruk Tahun 2005 – 2009
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu 2009
Indikator pendorong peningkatan indikator kesehatan lainnya adalah
presentase Ibu bersalin ditolong Nakes terlatih dimana pada tahun
2006 sebesar 72, tahun 2007 sebesar 74, tahun 2008 sebesar 76
dan tahun 2009 sebesar 78. Presentase Keluarga dengan PHBS
dimana pada tahun 2006 sebesar 7, tahun 2007 sebesar 14, tahun
2008 sebesar 21 dan tahun 2009 sebesar 28. Jumlah PKM yang
memenuhi standar dimana pada tahun 2006 sebesar 24,800, tahun
2007 sebesar 40,60, tahun 2008 sebesar 56,400 dan tahun 2009
sebesar 72,200.
3. Kemiskinan
Pada Tahun 2009, angka kemiskinan Provinsi Bengkulu sebesar 18,3
% dari total jumlah penduduk atau menurun sebesar 2,34 % dari
Tahun 2008. Hal ini manandakan bahwa adanya peningkatan
41
kesejahteraan
rakyat,
mengindikasikan
dimana
adanya
angka
peningkatan
kemiskinan
di
berbagai
menurun
indikator
kesejahteraan rakyat.
Gambar 2.10
Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun 2005 – 2009
Sumber : BPS Nasional, 2009
4. Kesempatan kerja
Kualitas pendidikan pekerja di Provinsi Bengkulu ditinjau dari
tingkat pendidikan yang ditamatkan tergolong rendah. Tingkat
pendidikan yang ditamatkan pekerja di Provinsi Bengkulu umumnya
tamatan SD ke bawah. Hal ini dapat dilihat dari data statistik
berikut ini.
Gambar 2.11
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2009
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Bengkulu
42
Distribusi
persentase
pekerja
menurut
lapangan
pekerjaan
tergambar pada Gambar berikut ini, dimana tampak pada tahun
2009 proposi pekerja terserap di sektor Pertanian mencapai 63,27 %.
Sedangkan di sektor Perdagangan dan Jasa – Jasa relative rendah
masing – masing sebesar 12,60 % dan 10,91 %. Padahal dalam
struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sektor Perdagangan dan
Jasa adalah sektor ekonominya yang dominan.
Gambar 2.12
Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Tahun 2009
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2010
5. Kriminalitas
Situasi kemanan dan ketertiban masyarakat di Provinsi Bengkulu
pada periode 2007- 2008 cukup memprihatinkan. Hal ini terlihat
dari cenderung meningkatnya angka kriminalitas yang dilaporkan
masyarakat di wilayah hukum kepolisian daerah Provinsi Bengkulu
pada tahun 2008.
43
Tabel 2.12
Peristiwa Kejahatan yang Dilaporkan dan Diselesaikan
di Polda dan Polres Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2006-2008
Wilayah
Kepolisian
Polda
Bengkulu
Selatan
Rejang
Lebong
Bengkulu
Utara
Kaur
Seluma
Muko –
Muko
Lebong
Kepahiang
Kota
Bengkulu
Jumlah
Provinsi
2006
49
199
Dilaporkan
2007
2008
126
245
238
235
2006
22
155
Diselesaikan
2007
2008
54
167
172
144
353
284
226
206
216
188
402
481
469
211
279
276
62
207
96
79
117
114
86
155
142
42
116
51
51
122
74
62
101
69
44
53
955
50
120
901
118
62
1041
27
40
471
33
82
449
46
83
533
2.420
2.510
2.779
1.341
1.532
1.669
Sumber : Polda Bengkulu
Pada Tahun 2007 kasus kriminalitas yang dilaporkan masyarakat di
Provinsi Bengkulu sebanyak 2.510 kasus, kemudian meningkat
menjadi 2.779 pada tahun 2008. Itu artinya ada peningkatan kasus
kriminalitas sebesar 10,72 %. Tabel di atas menggambarkan jumlah
kasus kriminalitas yang dilaporkan dan diselesaikan di Polda
Provinsi dan Polres Kabupaten/Kota tahun 2006-2008.
Pada Gambar berikut ini, tampak dari 2.779 kasus kriminal yang
dilaporkan penduduk Provinsi Bengkulu pada kepolisian tercatat
sebanyak 3 kasus kriminal yang meresahkan warga, yaitu : kasus
pencurian dengan pemberatan sebanak 571 kasus, curanmor
sebanyak 209 kasus dan narkotika sebanyak 134 kasus.
44
Gambar 2.13
Distribusi Persentase Kasus Kriminal di Provinsi Bengkulu
Tahun 2008
Sumber : Polda Bengkulu
2.3. Pelayanan Umum
2.3.1. Pelayanan Dasar
1. Pendidikan
Pembangunan di bidang pendidikan bertujuan umtuk mencerdaskan
bangsa. Partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan
sangat diharapkan, hal ini berkaitan dengan berbagai program
pendidikan yang dicanangkan pemerintah. Peningkatan partisipasi
masyarakat di bidang pendidikan tentunya harus di ikuti dengan
berbagai peningkatan penyediaan sarana fisik pendidikan dan tenaga
pendidik yang memadai. Berikut akan di gambarkan rasio guru
terhadap murid dan rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk
usia sekolah menurut Jenjang pendidikan di Provinsi Bengkulu
tahun 2007 – 2009.
Tabel 2.13
Rasio Guru Terhadap Murid dan Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap
Penduduk Usia Sekolah
Rasio Guru-Murid (%)
No
Tahun
Pendidikan
Dasar
Pendidikan
Menengah
Rasio Sekolah-Penduduk
Usia Sekolah (%)
Pendidikan Pendidikan
Dasar
Menengah
9,74
43,33
1
2007
52,87
79,88
2
2008
55,51
81,57
43,48
9,75
3
2009
57,31
83,80
44,55
10,68
Sumber : Diknas Provinsi Bengkulu, 2009
45
Tabel di atas menunjukan bahwa adanya perkembangan rasio guru
terhadap murid dan rasio ketersedian sekolah terhadap penduduk
usia
sekolah
baik
pada
jenjang
pendidikan
dasar
maupun
pendidikan menengah selama 3 tahun terakhir.
Pendidikan di Provinsi Bengkulu menjadi prioritas pemerintah demi
mewujudkan SDM yang berkualitas. Adapun data keadaan sekolah,
baik jumlah sekolah per jenjang pendidikan, jumlah murid dan
jumlah guru per kabupaten se-Provinsi Bengkulu tahun 2008 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.14
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru per Kabupaten Se-Provinsi Bengkulu
Tahun 2009
Kabupaten
Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
Bengkulu Utara
Kaur
Seluma
Muko – Muko
Lebong
Kepahiang
Kota Bengkulu
Provinsi Bengkulu
Jenjang
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
SD
SLTP
SLTA
Jumlah
Sekolah
127
36
14
178
54
17
208
34
10
132
33
8
181
26
7
116
38
9
96
47
14
98
44
11
100
48
27
1.332
381
122
Jumlah
Guru
1.446
626
373
1.771
631
302
2.735
859
382
1.379
319
122
1.448
494
163
1.287
456
229
806
273
125
1.043
347
149
1.467
1.042
621
14.103
5.273
2.518
Jumlah
Murid
18.853
8.613
7.210
35.478
7.800
3.971
16.476
5.076
2.533
17.046
3.747
1.968
12.028
3.518
749
22.309
2.760
1.385
29.638
4.623
2.530
29.129
4.647
2.096
38.835
15.624
8.951
230.743
58.277
32.218
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu
46
3. Kesehatan
Upaya yang dilakukan pemerintah sebagai penjabaran dari arah
kebijaksaan
pembangunan
kesehatan
di
Provinsi
Bengkulu
diantaranya meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan melalui
pembangunan saraba kesehatan di setiap daerah. Hingga 2008
jumlah Puskesmas yang telah dibangun di Provinsi Bengkulu telah
mencapai 147 buah. Tapi, apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk Provinsi Bengkulu, jumlah Puskesmas yang ada masih
jauh dari cukup. Hal ini terlihat dari kecilnya rasio pusksesmas
terhadap penduduk.
Pada Tahun 2008 rasio puskesmas per 10.000 penduduk di Provinsi
Bengkulu tercatat sebesar 0,58 %. Angka tersebut mengungkapkan
bahwa setiap 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu dilayani oleh 1
Puskesmas. Pada tahun 2008, jumlah Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling di Provinsi Bengkulu masing–masing sebanyak
505 buah dan 164 buah. Banyaknya Fasilitas Kesehatan menurut
Jenisnya dari Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel 5
dan
Jumlah Puskesmas dan Rasio Per-10.000 penduduk dapat dilihat di
Tabel di bawah ini :
Tabel 2.15
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu
Tahun 2005-2009
Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit Umum
RS TNI/POLRI
Rumah Sakit Swasta
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Klinik/KIA
Posyandu
Rumah Bersalin
Rumah Sakit Jiwa
2005
2006
2007
2008
2009
7
2
2
122
478
115
10
1.295
5
7
2
2
125
482
115
10
1.743
5
9
3
2
142
478
163
124
1.776
17
9
3
2
147
505
164
124
1.720
17
10
3
2
167
587
152
126
1.798
17
1
1
1
1
1
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2010
47
Adapun
banyaknya
tenaga
kesehatan
menurut
jenis
tenaga
kesehatan di Provinsi Bengkulu kurun waktu 2006 – 2009 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.16
Banyaknya Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu
Tahun 2006 – 2009
Jenis Tenaga Kesehatan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Ahli
Apoteker
Sarjana Kesehatan
Paramedik Perawatan
Bidan
Paramedik non Perawatan
Tenaga Kesehatan lainnya
Tenaga Kesehatan di luar Depkes
Jumlah
2006
328
55
32
30
174
1.208
1.591
652
110
259
4.639
2007
365
64
30
21
205
1.039
1.543
606
180
288
4.341
2008
369
97
47
52
307
1.967
2.078
842
28
55
5.842
2009
395
80
45
68
486
2.574
2.055
782
476
1.119
8.080
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Untuk aspek pelayanan umum kesehatan, ada beberapa indikator
kesehatan yang mempengaruhi peningkatan taraf hidup masyarakat
di Provinsi Bengkulu antara lain Rasio posyandu per satuan balita
dari tahun 2005- 2009 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada
tahun 2005 sebesar 8,58, tahun 2006 sebesar 11,97, tahun 2007
seebsar 11,83,tahun 2008 sebesar 11,28 dan tahun 2009 sebesar
11,23. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk pada
tahun 2005 sebesar 0,54, tahun 2006 sebesar 0,47, tahun 2007
sebesar 0,57, tahun 2008 sebesar 0,58 dan tahun 2009 sebesar
0,59. Rasio rumah sakit per satuan penduduk pada tahun 2005
sebesar 0,008, tahun 2006 sebesar 0,008, tahun 2007 sebesar
0,009, tahun 2008 sebesar 0,009 dan tahun 2009 sebesar 0,012.
3. Sarana Dan Prasarana Umum
Hingga tahun 2009, panjang jalan yang telah dibangun di Provinsi
Bengkulu mencapai 6.307, 14 km. Ditinjau dari penguasaannya di
Provinsi Bengkulu terdapat sepanjang 736,44 km atau sebesar 11.67
% jalan negara, sepanjang 1.563,67 km atau sebesar 24,79 % jalan
Provinsi dan sepanjang 4.007, 03 km atau sebesar 63,53 % jalan
kabupaten.
48
Tabel 2.17
Kondisi dan Status Jalan di Provinsi Bengkulu
NO
1
2
3
STATUS
Nasional
Provinsi
Kabupaten
Jumlah
PANJANG
(Km)
736,44
1.562,67
5.677,304
7.976,414
KONDISI (DALAM KM)
RUSAK
RUSAK
BAIK
SEDANG
RINGAN BERAT
413,02
196,64
68,00
58,78
975,62
301,00
225,85
60,20
1.752,45 1.436,46 1.595,39 892,90
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2009
Kondisi jalan rusak di Provinsi Bengkulu diakibatkan
percepatan
kerusakan yang sangat signifikan akibat perkerasan semula kondisi
rusak ringan kemudian menjadi rusak berat dan tidak diimbangi
pendanaan yang cukup serta kondisi MST jalan yang tidak seragam
ditambah kendaraan yang lewat melebihi tonase.
4. Perhubungan
Provinsi Bengkulu saat ini memiliki 1 (satu) bandara yaitu Fatmawati
Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan
udara di Provinsi Bengkulu. Terletak 14 km dari Kota Bengkulu, saat
ini Bandara Fatmawati Soekarno telah dapat melayani pesawat jenis
Boeing 737 – 200 dengan rute penerbangan masih terbatas pada rute
Bengkulu Jakarta PP dengan maskapai Batavia Air, Lion Air,
Sriwijaya Air dan Mandala.
Pada masa yang akan datang, diharapkan sarana transportasi udara
dapat dibangun dan dikembangkan di daerah-daerah yang letaknya
jauh dari Kota Bengkulu seperti Kabupaten Muko-muko, Kabupaten
Kaur, dan Pulau Enggano yaitu dengan sistem penerbangan perintis
antar daerah Kabupaten/Kota yang dapat menggunakan pesawat
kecil jenis Cessna dan Twin Otter atau Casa-212.
Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan
pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut
bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota
dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi
pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis
49
mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di
bagian Barat Pulau Sumatera.
Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti :
lahan Pelabuhan seluas 1.200 Ha, wilayah perairan seluas 3.180 Ha,
kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai
saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah
dermaga sebanyak 3 buah yaitu Dermaga Samudera panjang 165 m
dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m
serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan
bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan
1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m;
break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m. Untuk kelancaran
dan
keamanan
lalu
lintas
kapal
di
Pelabuhan
Pulau
Baai
dipertahankan kedalaman alur antara -7 MLWS – 10 MLWS (Meter
Low Water Spring), namun saat ini kedalaman alur menjadi + 3.8
MLWS karena dampak sedimentasi yang cukup tinggi pada alur
Pelabuhan Bulau Baai. Untuk memulihkan fungsi alur Pelabuhan
dilaksanakan program pemeliharaan dengan melakukan pengerukan
secara rutin.
2.3.2.
Pelayanan Penunjang
1. Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah
Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) selama kurun waktu 2005-2009
tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan atau cenderung
konstan. Pada tahun 2005, jumlah KUD tercatat sekitar 128 unit
dan pada akhir tahun 2009 hanya bertambah 2 unit KUD menjadi
130 unit. Kondisi sebaliknya terjadi pada koperasi swasta/koperasi
non KUD, dimana pada tahun 2005 jumlah koperasi non KUD
sebanyak 949 unit dan pada tahun 2009 tumbuh menjadi 1.349
unit. Sedangkan jumlah Bank Perkreditan Rakyat juga mengalami
pertumbuhan yang lambat. Pada tahun 2005 jumlah BPR sebanyak
11 unit dan pada tahun bertambah sebanyak 7 unit menjadi 18 unit.
50
2. Ketenagakerjaan
Bila dibandingkan pada Tahun 2007, maka proposi yang terserap di
sektor pertanian dan industri terjadi penurunan. Pekerja yang
terserap di sektor perdagangan sedikit meningkat dan begitu juga
halnya pada sektor kontruksi, Hal ini menunjukan terjadinya
pergeseran penyerapan tenaga kerja dimana angka penambahan
tertinggi adalah ke sektor konstruksi. Ini artinya, selain sektor
pertanian, sektor konstruksi juga merupakan sektor yang dapat
diandalkan dalam penyerapan tenaga kerja.
Tabel 2.18
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan
Tingkat Kesempatan Kerja menurut Kab/Kota
di Provinsi Bengkulu Tahun 2008
Kab/Kota
Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
Bengkulu Utara
Kaur
Seluma
Mukomuko
Lebong
Kepahiang
Kota Bengkulu
JUMLAH
TPAK
73,04
74,35
70,12
67,01
68,97
69,49
74,18
74,33
63,03
69,88
TPT
6,87
3,45
3,13
3,61
3,82
5,28
2,92
5,53
8,87
4,90
TKK
93,13
96,55
96,87
96,39
96,18
94,72
97,08
94,47
91,13
95,10
Sumber : BPS, Sakernas Agustus 2008
Dari tabel statistik di atas, dapat kita lihat bahwa pada Tahun 2008
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tertinggi terdapat di
Kabupaten Rejang Lebong, tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
tertinggi terdapat di Kota Bengkulu dan Tingkat Kesempatan Kerja
tertinggi ada di Kabupaten Lebong.
3. KB dan KS
Rata-rata jumlah anak per keluarga mengalami pertumbuhan yang
fluktuatif. Tahun 2005, rata-rata jumlah anak per keluarga sebesar
3,79. Tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 berturut-turut sebesar
4,07; 4,09; 3,83 dan 3,79. Rasio akseptor KB juga mengalami
pertumbuhan yang serupa yaitu berturut-turut dari tahun 2005 –
2009 sebanyak 88,47; 81,79; 84,32; 82,29 dan 86,40.
51
2.4.
Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1.
Kemampuan Ekonomi Daerah
Angka konsumsi rumah tangga per kapita mengalami pertumbuhan
yang cukup signifikan. Pada tahun 2005 sebesar Rp. 2.305.812 dan
pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 3.711.663 atau naik sebesar
60,97 %. Dari jumlah tersebut, persentase konsumsi untuk non
pangan rata-rata sekitar 36,5 %. Sedangkan produktivitas daerah
masih didominasi oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa-jasa.
2.4.2.
Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
Sedangkan untuk bidang energi, sumber daya energi listrik di Provinsi
Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber daya alam yaitu
Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2
PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi.
PLTA Danau Tes
menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x 4.410 KW
(18.960 KW), sedangkan PLTA Musi mempunyai kapasitas pembangkit
3x70 MW (210 MW) yang mampu membangkitkan energi listrik
sebesar 1.140 GWH/tahun. Daya listrik yang dibangkitkan PLTA Musi
untuk memenuhi dan mensuplai listrik seluruh wilayah Sumatera
melalui jaringan interkoneksi 150 kV/275 kV baik untuk wilayah
bagian selatan maupun utara.
Selain mengandalkan kedua PLTA tersebut, pemerintah kini terus
mengembangkan potensi panas bumi (geothermal) secara bertahap
sebagai sumber cadangan energi listrik di Bengkulu. Dinas ESDM
Provinsi
Bengkulu
menemukan
tiga
titik
sumber
panas
bumi
(geothermal) di Desa Ulu Lais, Tambang Sawah dan Bukit Danau
Kabupaten Lebong. Potensi ketiga titik sumber panas bumi tersebut
bervariasi yaitu sumber panas di Desa Ulu Lais diperkirakan dapat
menghasilkan 660 MW tenaga listrik sedangkan Tambang Sawah 250
MW dan Bukit Danau 173 MW.
52
Tabel 2.19
Rekapitulasi Indikator Kinerja Daerah 2006-2009
Indikator
2006
2007
2008
ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi
a. Pertumbuhan ekonomi (%)
b. Laju inflasi provinsi (%)
c. PDRB per kapita (Rp)
d. IPM
Kesejahteraan Sosial
Pendidikan
a. Angka melek huruf (%)
b. Angka rata-rata lama sekolah
(tahun)
c. Angka partisipasi murni (%)
SD
SLTP
SLTA
d. Angka pendidikan yang
ditamatkan (tahun)
Kesehatan
a. Angka kelangsungan hidup bayi
b. Angka usia harapan hidup
(tahun)
c. Persentase balita gizi buruk (%)
Kemiskinan
a. Angka kemiskinan (%)
b. Persentase penduduk diatas
garis kemiskinan (%)
Kesempatan Kerja
a.Rasio penduduk yang bekerja
b.Pengangguran terbuka (%)
ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan Dasar
Pendidikan
Pendidikan dasar
a. Angka partisipasi sekolah (%)
b. Rasio ketersediaan sekolah/
penduduk usia sekolah
c. Rasio guru/murid
Pendidikan Menengah
a. Angka partisipasi sekolah (%)
b. Rasio ketersediaan sekolah
terhadap penduduk usia sekolah
c. Rasio guru terhadap murid
Kesehatan
a. Rasio posyandu per satuan balita
b. Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu
per satuan penduduk.
2009
5.95
6.52
7,161,581
71.30
6.45
5.00
7,963,530
71.60
4.93
13.44
8,832,887
72.14
5.58
4.98
9,318,148
72.50
94.5
94.56
95.17
95.78
8.00
8.00
8.00
8.08
93.89
66.73
47.1
94.21
68.73
48.53
94.3
68.85
48.64
94.39
70.60
51.69
3.97
4.17
4.47
4.70
989
989
992
993
68.9
69.2
69.4
70.7
1.56
0.63
0.43
0.02
23
22,13
20,64
18,59
77
77.87
79.36
81.41
1.38
6.91
1.44
4.68
1.43
4.9
1.46
4.62
837.53
811.67
776.46
820
45.07
43.33
43.48
44.55
53.82
52.87
60.96
57.31
304.84
285.08
292.62
305.69
10.03
9.74
9.75
10.68
73.34
79.88
81.57
83.80
11.97
11.83
11.28
11.23
0.47
0.57
0.58
0.59
53
Indikator
c. Rasio Rumah Sakit per satuan
penduduk
d. Rasio dokter per satuan
penduduk
e. Rasio tenaga medis per satuan
penduduk
Sarana dan Prasarana Umum
a. Proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik
Perhubungan
a. Jumlah pelabuhan
laut/udara/terminal bis
Pelayanan Penunjang
KUKM
a. Jumlah koperasi unit desa (KUD)
b. Jumlah koperasi non KUD
c. Jumlah BPR
Ketenagakerjaan
a. Angka partisipasi angkatan kerja
(%)
KB dan KS
a. Rata-rata jumlah anak per
keluarga (jiwa)
b.Rasio akseptor KB
Pertanahan
Persentase luas lahan bersertifikat
Pemberdayaan masyarakat dan
desa
a. Jumlah LSM
Perpustakaan
a. Jumlah perpustakaan (unit)
b. Jumlah pengunjung
perpustakaan per tahun (orang)
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Angka konsumsi RT per kapita
(Rp)
b. Persentase Konsumsi RT untuk
non pangan (%)
c. Produktivitas total daerah pada 8
sektor (Rp) :
1) Pertanian
2) Pertambangan dan penggalian
3) Industri pengolahan
4) Listrik
5) Bangunan
6) Perdagangan
7) Pengangkutan dan komunikasi
8) Keuangan
9. Jasa-jasa
2006
2007
2008
2009
0.008
0.009
0.009
0.012
0.23
0.28
0.20
0.256
2.06
1.72
1.78
1.79
0.19
0.27
0.39
0.35
12
12
12
13
128
997
11
129
1209
12
129
1350
20
130
1,349
18
72.30
75.62
72.46
78.03
4.07
4.09
3.83
3.79
81.79
84.32
82.29
86.40
22.23
20.77
25.75
29.67
14
10
11
19
9
9
9
10
45,823
54,376
55,470
61,537
3,071,784
3,156,072
3,413,453
3,711,663
39.18
36.09
37.70
38.75
3,214,409
259,153
330,654
35,275
234,495
1,641,715
692,019
380,415
1,311,346
3,194,007
257,846
329,032
35,842
237,857
1,651,102
684,834
374,909
1,310,932
3,485,961
280,644
352,116
39,858
261,505
1,757,073
727,053
402,638
1,487,754
3,491,284
282,410
356,193
40,388
249,695
1,741,182
710,529
397,982
1,387,336
54
Indikator
Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Aksesibilitas daerah
a. Rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan
b. Jumlah orang melalui dermaga
dan bandara per tahun
Fasilitas Bank
a. Jumlah bank (unit)
Fasilitas listrik
a. Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik (%)
Ketersediaan penginapan
a. Jumlah penginapan/ hotel (unit)
Sumber Daya Manusia
a. Kualitas tenaga kerja (Rasio
lulusan S1/S2/S3)
b. Rasio ketergantungan (%)
2006
2007
2008
2009
0.043
0.035
0.026
0.023
349,797
426,238
392,083
485,035
113
146
169
165
48.63
50.13
50.22
50.87
199
211
210
217
39.83
163
159.73
173.73
53.34
53.33
53.33
51.08
55
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004, kebijakan otonomi diarahkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Beberapa
perubahan
pembangunan
dan
mendasar
penganggaran
dalam
daerah
sistem
menuntut
perencanaan
dilakukannya
sejumlah perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah, terutama
dalam
aspek anggaran, akuntansi dan pemeriksaan. Serangkaian
perubahan
tersebut
mengarahkan
pengelolaan
keuangan
daerah
berdasarkan konsep money follow function, yaitu pengelolaan keuangan
daerah secara ekonomis, efektif, efisen, transparan, dan akuntabel yang
diimplementasikan dalam sistem anggaran berbasis kinerja. Konsep itu
sendiri mengandung tiga elemen yang harus dilakukan pemerintah
daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan publiknya, yaitu (i) secara
ekonomis dapat meminimalisir input resources yang digunakan; (ii)
efisiensi mencapai hasil yang optimal dengan biaya yang minimal
(output/input); dan (iii) efektivitas mencapai target yang ditetapkan
(outcome/output).
Penganggaran yang sesuai kemampuan keuangan daerah, diarahkan dan
dikelola
berazaskan:
(i).
Fungsi
otorisasi,
sebagai
dasar
untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan;
(ii). Fungsi Perencanaan, menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan;(iii) Fungsi
pengawasan,
menjadi
pedoman
untuk
menilai
apakah
kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan; (iv) Fungsi alokasi, mengarahkan anggaran daerah
56
untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatan efesiensi dan efektifitas
perekonomian; (v) Fungsi distribusi, yaitu kebijakan anggaran daerah
harus
memperhatikan
stabilisasi,
menjadi
rasa
alat
keadilan
untuk
dan
kepatutan;
memelihara
dan
(vi)
Fungsi
mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
Berdasarkan sejumlah fungsi tersebut, penyusunan pendapatan dan
belanja daerah tahun 2011-2015, harus merujuk kepada sejumlah
norma dan prinsip anggaran sebagai pedoman dan kerangka acuan
dalam penyusunannya. Sejumlah norma dan prinsip tersebut meliputi:
1. Transparansi dan Akutanbilitas Anggaran Daerah: merupakan
persyaratan utama untuk mewujudkan pemerintah yang baik,
bersih
dan
bertanggung
jawab.
Sebagai
instrumen
evaluasi
pencapaian kinerja dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam
mensejahterakan rakyat, maka APBD harus dapat menyajikan
informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran dan manfaat yang
diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan dan atau program;
2. Disiplin Anggaran: program harus disusun dengan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat tanpa meningalkan keseimbangan dan
pelayanan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan anggaran
dilakukan berlandaskan azas efisensi, tepat guna, tepat waktu
pelaksanaan dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan;
3. Keadilan Anggaran: pendapatan pada hakekatnya diperoleh melalui
mekanisme pajak dan retribusi atau beban lainnya yang dipikul
segenap
lapisan
mengalokasikan
masyarakat.
Untuk
penggunaannya
itu
secara
pemerintah
adil
dan
wajib
merata
berdasarkan pertimbangan yang objektif agar dapat dinikmati
seluruh kelompok masyarakat, tanpa dikriminasi dalam pemberian
pelayanan;
57
4. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran: dana yang tersedia harus
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan secara optimal guna
kepentingan masyarakat. Perencanaan perlu ditetapkan secara jelas
arah dan tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang diperoleh
masyarakat dari suatu kegiatan yang diprogramkan.
Tuntunan akuntabilitas publik mengharuskan pemerintah daerah tidak
hanya melakukan vertical reporting, tetapi lebih penting daripada itu juga
melakukan horizontal reporting sebagai bentuk pertanggung jawaban
kinerja pemerintah daerah kepada masyarakat. Bentuk pertanggung
jawaban publik meliputi beberapa hal mendasar, yaitu akuntabilitas
regulasi
daerah,
akuntabilitas
proses,
akuntabilitas
program,
dan
akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas regulasi daerah terkait dengan jaminan adanya kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan lain dalam penggunaan sumberdaya
publik. Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang
digunakan telah memberikan pelayanan publik yang cepat, reponsif dan
murah. Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan
yang ditetapkan feasible dan reliable, serta apakah pemerintah daerah
telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil
optimal dengan biaya minimal. Akuntabilitas kebijakan terkait dengan
pertanggungjawaban
pemerintahan
terhadap
kebijakan
politik
yang
diambil pemerintah dan lembaga legislatif.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu selama kurun
waktu 2007-2010 seluruhnya berjumlah Rp 5.047.910.072.022 terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah Rp.1.679.939.161.079,- atau sekitar
33,27 persen, dana perimbangan Rp.2.868.158.776.443,- atau sekitar
56,81
persen
dan
lain-lain
pendapatan
yang
sah
sebesar
58
Rp.499.812.134.500,- atau sekitar 9,90 persen. Jelas terlihat dari
komposisi
pendapatan
daerah
tersebut
ketergantungan
daerah
terhadap pemerintah pusat masih cukup besar.
Tabel 3.1
Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010
URAIAN
PENDAPATA
N DAERAH
Pendapatan
Asli Daerah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
Yang
Dipisahkan
Lain-lain
Pendapatan
Asli Daerah
Yang Sah
Dana
Perimbanga
n
Dana Bagi
Hasil Pajak
dan Bukan
Pajak
Dana
Alokasi
Umum
Dana
Alokasi
Khusus
Lain-Lain
Pendapatan
Yang Sah
Hibah
2007
2008
669.322.480.61 1.248.154.832.
9
416
202.644.315.0 322.037.372.8
24
53
2009
2010
1.071.240.550
.846
413.570.042.3
73
1.101.857.789
.352
442.804.450.3
72
132.139.436.
386
37.654.387.4
40
9.282.170.19
8
210.462.526.
951
42.416.648.0
00
7.475.804.78
7
246.818.011.
336
60.397.813.4
87
12.351.918.7
44
250.968.989.
603
62.586.147.0
00
14.844.760.0
00
23.568.321.0
00
61.682.393.1
15
94.002.298.8
06
114.404.553.
769
466.678.165.
596
550.285.964.
563
600.309.638.
973
603.718.338.
980
60.820.165.5
96
42.417.154.5
63
59.693.148.9
73
59.693.148.9
80
405.858.000.
000
482.472.810.
000
487.339.490.
000
523.041.290.
000
-
25.396.000.0
00
53.277.000.0
00
20.983.900.0
00
-
375.831.495.
000
57.360.869.5
00
55.335.000.0
00
-
375.831.495.
000
57.360.869.5
00
55.335.000.0
00
59
Pertumbuhan pendapatan total APBD dari tahun 2007-2010 bersifat
fluktuatif. Dimana pada tahun 2007 dan 2008 terjadi pertumbuhan
yang positif, namun kemudian terjadi pertumbuhan yang negatif pada
tahun 2009 dan kemudian terjadi perumbuhan yang positif lagi pada
tahun 2010 walaupun nilai pertumbuhannya cukup kecil. Pola
pertumbuhan ini dibentuk oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Dana Perimbangan yang mengalami pertumbuhan yang fluktuatif
selama periode 2007-2010.
Pertumbuhan pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu
sebesar 86,48 %. Kenaikan pertumbuhan pendapatan tersebut
dipengaruhi oleh pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah sebesar 58,92
% dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 100 %.
Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2009 yang
disebabkan oleh menurunnya semua pos penyumbang pendapatan
yaitu PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah.
Tabel 3.2
Pertumbuhan Pendapatan Periode 2007-2010
URAIAN
2007
2008
2009
2010
PENDAPATAN DAERAH
15,95
86,48
(14,17)
2,86
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah
Hibah
17,16
24,91
(1,49)
117,05
58,92
59,27
12,65
(19,46)
28,42
17,27
42,39
65,23
7,07
1,68
3,62
20,18
(4,45)
161,72
52,40
21,70
15,63
17,92
138,02 (30,26)
9,09
40,73
0,57
0,00
7,36
(100)
18,88
100
1,01
109,79
(84,74)
7,33
(60,61)
(3,53)
-
-
(84,74)
(3,53)
60
Berdasarkan tabel 3.3 terlihat bahwa pada tahun 2007 proporsi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan APBD
adalah sebesar 30,28 % sedangkan proporsi Dana Perimbangan
sebesar 69,72. Pada tahun 2008 proporsi PAD sebesar 25,80%, Dana
Perimbangan sebesar 44,09% dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah
sebesar 30,11 %. Nilai Lain-lain Pendapatan Yang Sah yang besar
pada tahun 2008 ini berasal dari pos hibah dari pemerintah pusat
untuk penanggulangan bencana gempa di Provinsi Bengkulu yang
terjadi pada tahun tersebut.
Komposisi proporsi pada tahun 2009 masih didominasi oleh Dana
Perimbangan sebesar 56,04 %. Sedangkan proporsi PAD sebesar
38,61% dan proporsi Lain-lain Pendapatan Yang Sah hanya sebesar
5,35%. Tahun 2010 proporsi PAD sedikit bertambah menjadi sebesar
40,19%. Sedangkan proporsi Dana Perimbangan sedikit menurun
menjadi 54,7 % dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar 5,02%.
Data di atas menunjukkan bahwa kemampuan fiskal Provinsi
Bengkulu masih belum tinggi. Hal ini dapat dilihat dari proporsi
Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD)
yang
lebih
kecil
dari
dana
perimbangan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya upaya
dalam
peningkatan
Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD)
terutama
optimalisasi pajak dan retribusi daerah.
61
Tabel 3.3
Proporsi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
URAIAN
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah
Hibah
3.1.2.
2007
(%)
100
30,28
19,74
5,63
1,39
2008
(%)
100
25,80
16,86
3,40
0,60
2009
(%)
100
38,61
23,04
5,64
1,15
2010
(%)
100
40,19
22,78
5,68
1,35
3,52
4,94
8,78
10,38
69,72
9,09
44,09
3,40
56,04
5,57
54,79
5,42
60,64
-
38,65
2,03
30,11
45,49
4,97
5,35
47,47
1,90
5,02
-
30,11
5,35
5,02
Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan
keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas,
solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk
penyediaan dana pembangunan daerah.
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sedangkan
untuk jangka panjangnya digunakan rasio solvabilitas. Rasio aktivitas
adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan
pelayanan Pemerintah Daerah. Jenis rasio aktivitas yang digunakan
untuk Pemerintah Daerah antara lain :
a.
Rata-rata umur piutang yaitu rasio untuk melihat berapa lama
waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang
menjadi kas)
b.
Rata-rata umur persediaan yaitu rasio untuk melihat berapa lama
dana
tertanam
dalam
bentuk
persediaan
(menggunakan
persediaan untuk memberi pelayanan publik)
62
Tabel 3.4
NERACA UNTUK PERIODE S/D 31 DESEMBER 2009
PROVINSI BENGKULU
URAIAN
ASET
ASET LANCAR
1
Kas di Kas Daerah
2
Kas di Unit Swadana
PER 31 DESEMBER
2009
PER 31 DESEMBER
2008
3,035,239,064.86
7,320,052,908.00
208,732,564,710.64
6,591,939,152.00
3
5
Kas di Bendahara
Penerimaan
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Piutang Pajak
6
Piutang Retribusi
7
8
Bagian Lancar
Kemitraan Pihak ke
Tiga
Piutang Lain-Lain
9
Persediaan
4
JUMLAH ASET LANCAR
INVESTASI JANGKA
PANJANG
10 Investasi Non Permanen
Lainnya
11 Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
JUMLAH INVESTASI
JANGKA PANJANG
ASET TETAP
12
13
14
15
16
17
18
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan Irigasi dan
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
JUMLAH AKTIVA TETAP
3,696,027,918.00
536,812,500.00
214,853,997.00
3,377,959,599.00
5,660,520,158.00
4,935,793,702.00
3,481,306,838.00
676,207,000.00
50,400,000.00
43,700,000.00
4,654,160,291.23
14,861,422,222.92
7,477,008,491.00
35,589,569,666.09
4,100,338,607.00
243,856,737,493.56
1,000,000,000.00
1,000,000,000.00
80,955,419,282.82
80,955,419,282.82
81,955,419,282.82
81,955,419,282.82
162,256,993,773.00
256,186,290,592.00
379,274,925,108.00
593,164,996,926.00
157,453,724,598.00
185,930,781,707.00
281,418,218,031.00
396,134,116,416.00
3,745,694,994.00
66,458,296,953.00
3,718,194,994.00
206,321,653,878.00
-
-
1,461,087,198,346.00
1,230,976,689,624.00
-
-
-
-
765,000,000.00
350,000,000.00
530,039,626.57
652,092,354.57
DANA CADANGAN
19
Dana Cadangan
JUMLAH DANA CADANGAN
ASET LAINNYA
20
21
Aset Tak Berwujud
Tagihan Penjualan
Angsuran
63
URAIAN
22
23
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan
Pihak ke Tiga
24
Aset Lain-Lain
PER 31 DESEMBER
2009
JUMLAH ASET LAINNYA
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
25 Utang Jangka Pendek
Lainnya
JUMLAH KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
26 Utang Jangka Panjang
Lainnya
JUMLAH KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
JUMLAH KEWAJIBAN
PER 31 DESEMBER
2008
71,904,992.00
71,904,992.00
365,000,000.00
395,500,000.00
15,466,321,252.00
-
7,198,265,870.57
1,595,830,453,165.48
1,469,497,346.57
1,558,258,343,746.95
38,834,217,787.81
220,170,107,237.43
38,834,217,787.81
220,170,107,237.43
-
-
-
38,834,217,787.81
220,170,107,237.43
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
27 Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA)
28 Pendapatan yang
ditangguhkan
29 Cadangan Piutang
30 Cadangan Persediaan
31 Dana yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jgk
Pendek
JUMLAH EKUITAS DANA
LANCAR
EKUITAS DANA INVESTASI
32 Diinvestasikan Dalam
Investasi Jangka
Panjang
33 Diinvestasikan Dalam
Aset Tetap
34 Diinvestasikan Dalam
Aset Lainnya
35 Dana yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jgk
Panjang
JUMLAH EKUITAS DANA
INVESTASI
EKUITAS DANA CADANGAN
36 Diinvestasikan Dalam
Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS DANA
10,570,145,969.86
218,702,463,461.64
3,696,027,918.00
536,812,500.00
13,846,387,287.23
7,477,008,491.00
(38,834,217,787.81)
20,517,122,924.92
4,100,338,607.00
(220,170,107,237.43)
(3,244,648,121.72)
23,686,630,256.13
81,955,419,282.82
81,955,419,282.82
1,461,087,198,346.00
1,230,976,689,624.00
17,198,265,870.57
1,469,497,346.57
-
-
1,560,240,883,499.39
1,314,401,606,253.39
-
-
-
-
64
URAIAN
PER 31 DESEMBER
2009
PER 31 DESEMBER
2008
1,556,996,235,377.67
1,338,088,236,509.52
1,595,830,453,165.48
1,558,258,343,746.95
CADANGAN
JUMLAH EKUITAS DANA
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009
NO
Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rasio lancar (current ratio)
Rasio quick (quick ratio)
Rasio total hutang terhadap total aset
Rasio hutang terhadap modal
Rata-rata umur piutang (hari)
Perputaran piutang (hari)
7.
Rata-rata piutang pendapatan daerah (Rp)
8.
9.
Rata-rata umur persediaan (hari)
Perputaran persediaan (hari)
2008
2009
1,10
1,08
0,14
0,16
1,99
182,89
4.598.6
62.429
182,5
2
0,91
0,72
0,02
0,02
1,56
232,94
6.824.47
4.308
182,5
2
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rasio lancar tahun 2008 sebesar 1,1 berarti Rp. 1 kewajiban jangka
pendek akan di back up oleh
Rp. 1,1 aktiva lancar sedangkan pada
tahun 2009 sebesar Rp. 0,91 yang berarti Rp. 1 kewajiban jangka
pendek akan di back up oleh Rp. 0,91 aktiva lancar
b. Rasio quick tahun 2008 sebesar 1,08 berarti Rp. 1 kewajiban jangka
pendek akan di back up oleh
Rp. 1,08 aktiva lancar minus
persediaan sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 0,72 yang
berarti Rp. 1 kewajiban jangka pendek akan di back up oleh
Rp.
0,72 aktiva lancar minus persediaan
3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberi
keleluasan kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan fungsi
utamanya melayani masyarakat melalui pelimpahan kewenangan yang
melalui aspek politik, adminitratif maupun fiskal. Khusus dalam aspek
keuangan, sepeti yang tertuang dalam penjelasan UU nomor 17 Tahun
65
2003 tentang Keuangan Negara, Kepala Daerah sebagai pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah bertindak sebagai Chief
Financial Officer (CFO) yang dibantu lembaga berupa badan, dinas, biro,
kantor UPTD. Kepala satuan Kerja bertindak sebagai Chief Operation
Officer (COO). Prinsip pemisahan ini perlu dilaksanakan secara konsisten
agar terdapat kejelasan pembagian wewenang dan tanggung jawab,
terlaksananya checks and balances serta mendorong peningkatan
profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.
Keuangan daerah merupakan tatanan, perangkat, kelembagaan dan
kebijaksanaan
anggaran
daerah.
Keuangan
Daerah
terdiri
dari
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang harus dikelola secara
tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab
serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini akan tercermin
dari proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan
struktur belanja daerah. Sebelum menentukan arah pengelolaan
pendapatan daerah, arah pengelolaan belanja daerah dan kebijakan
umum anggaran lima tahun yang akan datang, maka perkembangan
struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah perlu dibahas.
3.2.1.Proporsi Penggunaan Anggaran
Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu selama kurun waktu
2007-2010
seluruhnya
berjumlah
Rp
4.538.329.020.646
dengan
komposisi belanja tidak langsung sebesar Rp 1.822.039.754.100 atau
sekitar 40,15 % dari total belanja dan belanja langsung sebesar Rp
2.716.289.266.546 atau sekitar 59,85%.
66
Tabel 3.6
Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010
2007
BELANJA
DAERAH
2008
2009
2010
763.859.321.12
7
1.531.005.219.13
3
1.099.497.687.81
0
1.143.966.792.57
6
297.035.771.99
9
367.674.202.868
496.659.400.017
660.670.379.216
197.932.437.932
247.118.805.108
311.990.411.651
435.022.466.270
2.000.000.000
17.515.520.000
7.540.822.919
Belanja Subsidi
-
-
-
Belanja Hibah
-
2.709.000.000
33.651.570.000
75.000.000.000
Bantuan
dan
23.266.108.799
13.989.689.607
15.751.300.000
15.541.300.000
Belanja Bagi Hasil
Kepada Kab/Kota
dan
Pemerintah
Desa
55.087.225.268
77.341.188.153
117.475.295.447
117.475.295.446
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Kabupaten/Kota
dan
Pemerintah
Desa
6.750.000.000
1.000.000.000
3.000.000.000
7.631.317.500
Tak
12.000.000.000
8.000.000.000
7.250.000.000
10.000.000.000
Belanja Langsung
466.823.549.12
8
1.163.331.016.26
5
602.838.287.793
483.296.413.360
60.774.057.633
60.368.163.745
55.743.863.875
47.668.525.500
164.614.442.641
529.578.230.910
241.633.056.652
257.070.048.915
241.435.048.854
573.384.621.610
305.461.367.266
178.557.838.945
Belanja
Langsung
Tidak
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja
Sosial
Lainnya
Belanja
Terduga
Belanja Pegawai
Belanja
Dan Jasa
Barang
Belanja Modal
Pertumbuhan belanja total APBD dari tahun 2007-2010 bersifat
fluktuatif. Dimana pada tahun 2007 terdapat pertumbuhan yang negatif,
namun kemudian terjadi pertumbuhan yang positif dan sangat besar
pada tahun 2008. Selanjutnya pertumbuhan yang negatif terjadi lagi
pada tahun 2009 dan akhirnya meningkat lagi menjadi positif walaupun
nilai pertumbuhannya cukup kecil. Pola pertumbuhan ini dibentuk oleh
belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan social, belanja bagi hasil
kepada
kabupaten/kota
dan
pemerintah
desa,
belanja
bantuan
keuangan kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa dan komponen
67
belanja langsung yang mengalami pertumbuhan yang fluktuatif selama
periode 2007-2010.
Pertumbuhan belanja tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar
100,43 %. Kenaikan pertumbuhan belanja tersebut dipengaruhi oleh
pertumbuhan belanja bunga sebesar 775,78 %, belanja barang dan jasa
sebesar 221,71 % dan belanja modal sebesar 137,49 %. Sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu -30,53 % yang
disebabkan oleh terjadinya pertumbuhan yang negatif di pos belanja
belanja pegawai pada belanja tidak langsung, belanja bunga, belanja
hibah, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa,
belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Tabel 3.7
Pertumbuhan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010
2007 (%)
BELANJA DAERAH
(30.53)
2008
(%)
100.43
2009 (%)
2010 (%)
(28.18)
4.04
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial Dan
Lainnya
Belanja Bagi Hasil Kepada
Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Tak Terduga
(40.19)
(36.56)
(73.48)
(100.00)
47.71
23.78
24.85
775.78
(39.87)
35.08
26.25
(56.95)
1,142.21
12.59
33.02
39.43
(100.00)
122.87
(1.33)
(53.11)
40.40
51.89
(0.00)
125.00
(85.19)
200.00
154.38
65.52
(33.33)
(9.38)
37.93
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang Dan Jasa
Belanja Modal
(22.56)
9.02
(31.87)
(20.96)
149.20
(0.67)
221.71
137.49
(48.18)
(7.66)
(54.37)
(46.73)
(19.83)
(14.49)
6.39
(41.54)
68
Berdasarkan tabel 3.6 terlihat bahwa selama periode 2007-2009
proporsi belanja langsung selalu lebih besar dari belanja tidak langsung.
Namun pada tahun 2010 kondisi yang terjadi sebaliknya dimana
proporsi belanja tidak langsung selalu lebih besar dari belanja langsung.
Hal ini disebabkan karena naiknya nilai belanja pegawai pada belanja
tidak langsung akibat dari adanya penambahan jumlah Pegawai Negeri
Sipil baru yang cukup signifikan dan adanya penurunan belanja modal.
Tabel 3.8
Komposisi Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010
2007
2008
2009
2010
URAIAN
(%)
(%)
(%)
(%)
BELANJA DAERAH
100.00 100.00
100.00 100.00
Belanja Tidak Langsung
38.89
24.02
45.17
57.75
Belanja Pegawai
25.91
16.14
28.38
38.03
Belanja Bunga
0.26
1.14
0.69
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
0.18
3.06
6.56
Belanja Bantuan Sosial Dan
3.05
0.91
1.43
1.36
Lainnya
Belanja Bagi Hasil Kepada
7.21
5.05
10.68
10.27
Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa
Belanja Bantuan Keuangan
0.88
0.07
0.27
0.67
Kepada Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Tak Terduga
1.57
0.52
0.66
0.87
Belanja Langsung
61.11
75.98
54.83
42.25
Belanja Pegawai
7.96
3.94
5.07
4.17
Belanja Barang Dan Jasa
21.55
34.59
21.98
22.47
Belanja modal
31.61
37.45
27.78
15.61
Sementara
itu
proporsi
belanja
aparatur
yang
diperoleh
dari
penjumlahan belanja pegawai pada belanja tidak langsung maupun
pada belanja langsung selama periode 2007-2010 selalu lebih kecil
dibandingkan dengan belanja untuk pembangunan. Pada tahun 2007,
nilai belanja aparatur sebesar Rp. 258.706.495.565 atau sekitar 33,86%.
Nilai
belanja aparatur ini naik pada tahun 2008 menjadi Rp.
307.486.968.853 walaupun secara persentase turun menjadi 20,08 %.
69
Pada tahun 2009, belanja aparatur ini naik lagi secara nilai maupun
secara persentase menjadi Rp. 367.734.275.526 atau 33,44 %. Dan pada
tahun 2010 ini naik cukup signifikan menjadi Rp. 482.690.991.770 atau
42,19 % dari total belanja APBD.
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun
anggaran
yang
bersangkutan
maupun
pada
tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan dapat dikategorikan sebagai kegiatan
investatif berdimensi dalam waktu jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang.
Penerimaan pembiayaan selama kurun waktu 2007-2010 adalah sebesar
Rp.
715.763.367.413,
pengeluaran
pembiayaan
sebesar
Rp.
265.900.000.000 dan pembiayaan netto sebesar Rp. 449.863.367.413.
Secara rincinya dapat dilihat pada tablel 3.8 di bawah ini :
Tabel 3.9
Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010
URAIAN
2007
2008
2009
2010
102.936.840.50
8
350.350.386.71
7
218.257.136.96
4
44.219.003.22
4
77.084.095.701
95.850.386.717
218.257.136.964
44.219.003.224
-
-
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
SILPA Tahun Anggaran
Sebelumnya
Perincian dan Cadangan
-
-
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
-
4.500.000.000
-
-
Penerimaan Pinjaman
Daerah
-
250.000.000.000
-
-
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
-
-
-
-
Penerimaan Piutang
Daerah
25.852.744.807
-
-
-
Pengeluaran Pembiayaan
8.400.000.000
67.500.000.000
190.000.000.00
0
-
-
-
-
-
190.000.000.000
-
Transfer ke dana
Cadangan
Penyertaan Modal Daerah
Pembayaran Pokok
Hutang
-
8.400.000.000
-
7.500.000.000
60.000.000.000
70
URAIAN
2007
2008
2009
2010
Sisa Lebih Perhitungan
Tahun Berjalan
-
-
-
Pembayaran Defisit
Anggaran Tahun Berjalan
-
-
-
28.257.136.964
44.219.003.22
4
PEMBIAYAAN NETTO
94.536.840.508
282.850.386.71
7
Penerimaan Pembiayaan selama periode 2007 - 2010 juga mengalami
pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan yang positif hanya terjadi
pada tahun 2007 dan 2008 sedangkan 2 tahun selanjutnya yaitu selama
tahun 2009 dan 2010 terjadi pertumbuhan yang negatif. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 240,35 % yang berasal
dari adanya pinjaman daerah yang cukup besar untuk membiayai
proyek multiyears.
Sedangkan Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan selama periode di
atas juga mengalami pola yang tidak jauh berbeda. Tahun 2007 terjadi
pertumbuhan yang positif, selanjutnya selama tahun 2008 dan 2009,
pengeluaran pembiayaan mengalami pertumbuhan yang negatif dan
pada
tahun
2010
mengalami
pertumbuhan
yang
positif
lagi.
Pertumbuhan pengeluaran pembiayaan yang tertinggi tetap terjadi pada
tahun 2008 sebesar 703,57 % yang berasal dari pos pembayaran pokok
hutang.
Tabel 3.10
Pertumbuhan Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010
URAIAN
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
SILPA Tahun Anggaran
Sebelumnya
Perincian dan Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Transfer ke dana Cadangan
2007
(%)
2008
(%)
2009
(%)
2010
(%)
42,50
6,71
240,35
24,35
(37,70)
127,71
(79,74)
(79,74)
-
-
(100)
-
-
-
(100)
-
-
(79,26)
-
(100)
703,57
-
181,48
-
(100)
71
Penyertaan Modal (investasi)
Daerah
Pembayaran Pokok Hutang
Sisa Lebih Perhitungan Tahun
Berjalan
Pembayaran Defisit Anggaran
Tahun Berjalan
PEMBIAYAAN NETTO
-
(10,71)
(100)
-
(100)
-
-
216,67
-
(100)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Tabel Penutup Defisit Riil Anggaran dan Tabel Komposisi Penutup
Defisit Riil Anggaran di bawah dapat jabarkan sebagai berikut :
Tahun Anggaran 2007 Belanja Daerah Rp.763,859,321,127,- dan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp.8,400,000,000,- sedangkan
pendapatan daerah sebesar Rp.669,322,480,619.34,- sehingga defisit riil
pada tahun anggaran 2007 sebesar Rp.102,936,840,507.66,- atau
13.33% dan defisit riil anggaran ditutupi oleh Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran
(SILPA)
tahun
anggaran
sebelumnya
sebesar
Rp.77,084,095,701.00,- atau sebesar 74.88% dan Penerimaan Piutang
Daerah sebesar Rp. 25,852,744,806.66,- atau sebesar 25.12%.
Tahun Anggaran 2008 Belanja Daerah Rp.1,531,005,219,133,- dan
Pengeluaran
Pembiayaan
Daerah
sebesar
Rp.67,500,000,000,-
sedangkan pendapatan daerah sebesar Rp.1,248,154,832,416,- sehingga
defisit riil pada tahun anggaran 2008 sebesar Rp.350,350,386,717,- atau
21.92% dan defisit riil anggaran ditutupi oleh Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran
(SILPA)
tahun
anggaran
sebelumnya
sebesar
Rp.95,850,386,717,- atau sebesar 27.36%, Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang di Pisahkan sebesar Rp.4,500,000,000,- atau sebesar
1.28% dan Penerimaan Piutang Daerah sebesar Rp.250,000,000,000,atau sebesar 71.36%.
Tahun Anggaran 2009 Belanja Daerah Rp.1,099,497,687,809.75,- dan
Pengeluaran
sedangkan
sehingga
Pembiayaan
pendapatan
defisit
riil
Daerah
daerah
pada
sebesar
sebesar
tahun
Rp.190,000,000,000.00,Rp.1,071,240,550,845.75,-
anggaran
2009
sebesar
Rp.218,257,136,964,- atau 16.93% dan defisit riil anggaran ditutupi
72
secara keseluruhan oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun
anggaran sebelumnya sebesar Rp.218,257,136,964,- atau sebesar 100%.
Tahun
Anggaran
2010
Belanja
Daerah
Rp.1,143,966,792,576,-
sedangkan pendapatan daerah sebesar Rp.1,101,857,789,352,- sehingga
defisit riil pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp.42,109,003,224,- atau
3.68% dan defisit riil anggaran ditutupi secara keseluruhan oleh Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya
sebesar Rp.44,219,003,224,- atau sebesar 105% sehingga terjadi Sisa
lebih
pembiayaan
anggaran
tahun
berkenaan
sebesar
Rp.2,110,000,000,- atau sebesar 5%.
Tabel 3.11
Penutup Defisit Riil Anggaran
URAIAN
Realisasi
Pendapatan
Daerah
2007
2008
2009
2010
669.322.480.619
1.248.154.832.4
16
1.071.240.550.8
46
1.101.857.789.3
52
763.859.321.127
1.531.005.219.1
33
1.099.497.687.8
10
1.143.966.792.5
76
8.400.000.000
67.500.000.000
190.000.000.000
-
(102.936.840.5
08)
(350.350.386.7
17)
(218.257.136.9
64)
(42.109.003.22
4)
77.084.095.701
95.850.386.717
218.257.136.964
44.219.003.224
-
-
-
-
Dikurangi
realisasi:
Belanja
Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan
Defisit Riil
Ditutup oleh
realisasi
Penerimaan
Pembiayaan:
SILPA Tahun
Anggaran
sebelumnya
Pencairan
Dana
Cadangan
-
Hasil
Penjualan
Kekayaan
Daerah yang
-
-
4.500.000.000
73
URAIAN
di Pisahkan
2007
2008
2009
2010
Penerimaan
Pinjaman
-
250.000.000.000
-
-
Penerimaan
Kembali
Pemberian
Pinjaman
Daerah
-
-
-
-
Penerimaan
Piutang
Daerah
25.852.744.807
-
-
-
Total
Realisasi
Penerimaan
Pembiayaan
102.936.840.50
8
350.350.386.71
7
218.257.136.96
4
44.219.003.224
Sisa lebih
pembiayaan
anggaran
tahun
berkenaan
-
-
-
2.110.000.000
3.3. Kerangka Pendanaan
A. Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015
Dikarenakan masih belum begitu tingginya kemampuan fiskal Provinsi
Bengkulu di dalam membiayai pembangunan daerah, maka perlu
diambil kebijakan-kebijakan guna meningkatkan pendapatan daerah
seperti :
1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik intensifikasi
maupun ekstensifikasi dengan menggali dan mengembangkan
sumber-sumber penerimaan yang sudah ada maupun sumbersumber penerimaan baru.
2. Kebijakan
dalam
meningkatkan
pelayanan
umum
kepada
masyarakat/wajib pajak.
3. Membangun
sistem
dan
prosedur
adminstrasi
pelayanan
perpajakan dan retribusi yang nyaman dan sederhana.
4. Meningkatkan
keterampilan
dan
pengetahuan
serta
profesionalisme sumber daya manusia (SDM) aparatur.
74
5. Meningkatkan dana dari Pusat diluar DAU dan DAK ke Daerah
6. Meningkatkan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Berdasarkan
beberapa
kebijakan
di
atas,
maka
diproyeksikan
pendapatan Provinsi Bengkulu selama periode 2011-2015 sebagai
berikut :
Tabel 3.12
Proyeksi Pendapatan Provinsi Bengkulu tahun 2011-2015
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
PENDAPAT
AN
DAERAH
Pendapata
n Asli
Daerah
Pajak
Daerah
1,145,967,155,
233
1,542,457,184,
377
1,683,861,773,
760
1,810,151,406,
790
1,840,275,517,
096
421,521,179,8
75
479,298,148,5
60
504,814,605,40
7
542,675,700,8
11
583,376,378,3
70
293,672,568,72
5
358,382,760,20
0
394,221,036,22
0
423,787,613,93
6
455.571.684.98
1
12,305,420,300
10,144,174,150
9,529,666,677
10,244,391,677
11,012,721,052
12,101,760,000
12,948,883,200
7,601,760,000
8,171,892,000
8,784,783,900
103,441,430,85
0
97,822,331,010
93,462,142,510
100,471,803,19
8
108,007,188,43
7
694,595,975,3
58
854,530,115,3
58
971,418,247,8
94
1,044,274,616,
486
50,598,339,358
50,598,339,358
65,183,089,894
70,071,821,636
75,327,208,258
607,388,036,00
0
775,311,166,00
0
854,647,828,00
0
918,746,415,10
0
987,652,396,23
2
36,609,600,000
28,620,610,000
51,587,330,000
55,456,379,750
59,615,608,231
29,850,000,00
0
208,628,920,4
59
207,628,920,4
59
223,201,089,4
93
239,941,171,2
04
Retribusi
Daerah
Hasil
Pengelolaa
n Kekayaan
Daerah
Yang
Dipisahkan
Lain-lain
Pendapatan
Asli Daerah
Yang Sah
Dana
Perimbang
an
Dana Bagi
Hasil Pajak
dan Bukan
Pajak
Dana
Alokasi
Umum
Dana
Alokasi
Khusus
Lain-Lain
Pendapata
n Daerah
Yang Sah
1,016,957,967,
522
B. Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011-2015
Belanja Daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja
bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan lainnya, belanja bagi
hasil kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja bantuan
keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Belanja
75
tak terduga. Sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja pegawai,
belanja barang/jasa dan belanja modal yang dipergunakan mendanai
pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Provinsi.
Adapun kewenangan Provinsi meliputi urusan wajib dan urusan
pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Tabel 3.13
Proyeksi belanja Provinsi Bengkulu tahun 2011-2015
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
Belanja
1,155,766,50
4,059
1,586,154,929,
122
1,768,329,2
82,448
1,900,953,97
9,219
2.064.787.63
2.435
Tidak
574,073,994,
059
812,535,036,5
85
829,288,40
3,077
891,485,033,
306
979.608.515.
579
369,297,430,
498
424,252,800,82
8
453,370,990
,018
487,373,814,
269
523,926,850,3
39
-
-
-
-
-
Belanja Subsidi
1,000,000,00
0
-
-
-
-
Belanja Hibah
21,600,000,0
00
234,409,520,00
0
213,803,360
,000
229,838,612,
000
247,076,507,9
00
Belanja
sosial
11,591,160,0
00
-
-
-
-
Belanja bagi hasil
127,660,403,
561
138,032,451,00
0
143,338,489
,198
154,088,875,
887
186,907,596,8
54
Belanja bantuan
keuangan
4,000,000,00
0
3,904,000,000
7,727,648,0
00
8,307,221,60
0
8,930,312,720
tidak
38,925,000,0
00
11,936,264,757
11,047,915,
861
11,876,509,5
50
12,767,247,76
6
Belanja Langsung
581,692,510,
000
773,619,892,5
37
939,040,87
9,371
1,009,468,94
5,913
1.085.179.11
6.856
Belanja Pegawai
65,481,078,8
50
72,556,956,500
89,809,754,
375
96,545,485,9
53
103.786.397.3
99
Belanja
Dan Jasa
286,514,807,
250
379,452,730,05
0
549,090,206
,656
590,271,972,
745
634.542.370.7
01
Total
Daerah
Belanja
Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja
terduga
bantuan
Barang
76
Uraian
Belanja modal
2011
2012
2013
2014
2015
229,696,623,
900
321,610,205,98
7
300,140,918
,340
322,651,487,
215
346.850.348.7
56
77
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan-Permasalahan Daerah
Berdasarkan analisis Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah, maka
disimpulkan permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi Provinsi
Bengkulu, yaitu :
1. Bidang Perekonomian Rakyat Dan Iklim Investasi
a. Masih rendahnya produktivitas dan daya saing produk-produk
pertanian dan perdagangan;
b. Struktur perekonomian masih didominasi oleh sektor primer
terutama pertanian;
c. Masih rendahnya kreativitas dan penguasaan teknologi bagi
industri mikro dan kecil;
d. Pembangunan
perekonomian
rakyat
belum
dibangun
secara
komprehensif mulai dari sektor hulu sampai hilir ;
e. Prosedur perizinan dan regulasi investasi yang belum maksimal
dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif;
f.
Masih belum optimalnya pengelolaan Pendapatan Asli Daerah.
2. Bidang Sumber Daya Manusia
a. Struktur penduduk didominasi oleh usia muda akibat dari
tingginya tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat kematian
penduduk sehingga tingkat ketergantungan cukup tinggi ;
b. Sarana dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan belum
optimal;
c. Masih
rendahnya
mutu
pendidikan
yang
ditandai
dengan
rendahnya nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) dan banyaknya siswa
yang tidak lulus UAN;
d. Kurangnya tenaga kesehatan baik itu tenaga medis, dokter
maupun dokter spesialis;
e. Tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja masih rendah.
78
3. Bidang Kesejahteraan Rakyat Dan Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi ;
b. Masih cukup tingginya kesenjangan sosial ekonomi antar golongan
pendapatan, antar masyarakat dan antar wilayah ;
c. Masih banyaknya wilayah yang tergolong tertinggal baik pada
tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten ;
d. Kabupaten/Kota
belum
maksimal
dalam
mendukung
dan
memanfaatkan program-program pusat untuk penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti
PNPM Mandiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
4. Bidang Revitalisasi Pertanian Dan Ketahanan Pangan
a. Produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian masih cukup
rendah;
b. Penggunaan teknologi pertanian masih belum optimal;
c. Masih rendahnya teknologi, sarana dan prasarana perikanan
tangkap;
d. Kurangnya modal kerja dan belum profesionalnya manajemen
pengelolaan perikanan darat;
e. Perlu adanya dukungan infrastruktur terutama jalan untuk
memperlancar distribusi dan pemasaran produk-produk pertanian;
f.
Perlunya dilakukan reformulasi ulang terhadap kebutuhan jumlah
dan kompetensi penyuluh.
5. Bidang Infrastruktur Dasar
a. Perlunya kelanjutan pembangunan sarana dan prasarana yang
belum terselesaikan dan belum berfungsi optimal;
b. Kondisi infrastruktur dasar masih banyak yang kurang dan
mengalami kerusakan;
c. Masih belum optimalisasi pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
prasarana yang sudah ada;
d. Masih terbatasnya diversifikasi energi dan pemanfaatan energi
alternatif
e. Belum maksimalnya pemerataan pasokan energi listrik antar
wilayah.
79
6. Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup Dan Mitigasi
Bencana
a. Kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
masih belum optimal;
b. Masih kurangnya pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup;
c. Belum maksimalnya pengelolaan sumber daya mineral dan
tambang;
d. Terbatasnya penggunaan ruang akibat adanya limitasi fisik
berupa kawasan lindung;
e. Masih belum optimalnya konservasi keanekaragaman hayati dan
perlindungan hutan;
f.
Perlunya peningkatan kualitas informasi bencana alam serta
kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana alam.
7. Bidang Pariwisata, Kebudayaan, Kreativitas Dan Inovasi Teknologi
a. Potensi
wisata
masih
belum
optimal
direncanakan
dan
dikembangkan secara terpadu dan terintegrasi;
b. Potensi wisata belum didukung sarana dan prasarana yang
memadai serta kegiatan promosi wisata belum optimal;
c. Belum optimalnya pengelolaan keanekaragaman budaya;
d. Kreativitas masyarakat belum berkembang dalam menumbuhkan
usaha kecil dan rumah tangga;
e. Masih rendahnya inovasi teknologi dan penggunaan teknologi
tepat guna pada usaha mikro dan kecil.
8. Bidang pemerintahan, hukum dan ketertiban umum
a. Pelayanan publik masih belum optimal;
b. Belum optimalnya pembangunan “capacity building” institusiinstitusi pemerintahan sehingga kurang berperan dalam alokasi
sumber daya secara efektif dan efisien;
c. Masih
rendahnya
moralitas
di
jajaran
pemerintahan
yang
tercermin dalam banyaknya kasus-kasus pelanggaran asusila,
narkoba maupun korupsi;
80
d. Masih
rendahnya
tingkat
transparasi
dan
akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah;
e. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di bidang
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam menjalani
mekanisme pembangunan daerah;
f.
Rendahnya partisipasi masyarakat dan aparatur negara dalam
melaksanakan pembangunan daerah;
g. Kurangnya sinergitas antar stakeholder dalam pembangunan
daerah;
h. Masih
banyaknya
potensi
dan
aturan-aturan
yang
belum
mempunyai kekuatan hukum.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut disusunlah isu-isu strategis
daerah
dengan
mempertimbangkan
kondisi
keuangan
daerah,
kemampuan sumber daya aparatur pelaksana, pengaruh terhadap
pencapaian sasaran pembangunan nasional dan daerah, dampak yang
ditimbulkannya terhadap publik, daya ungkit terhadap pembangunan
daerah dan kemudahan untuk dilaksanakan.
4.2. Isu-Isu Strategis Daerah
Isu-isu strategis daerah tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Masih adanya pembangunan sarana dan prasarana yang belum
terselesaikan dan belum berfungsi secara optimal
2. Masih rendahnya produktivitas dan daya saing daerah
Produktivitas dan nilai tambah sektor-sektor PDRB masih cukup
rendah terutama di sektor pertanian, pertambangan dan penggalian
serta industri pengolahan
3. Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi
Sampai dengan tahun 2010 angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu
masih sebesar 18,59 % sedangkan nasional pada tahun yang sama
sebesar 13,5 %
4. Masih rendahnya jenis dan nilai investasi yang masuk
Investasi dalam 5 tahun ke depan akan diarahkan dalam menunjang
pertumbuhan dan perkembangan industri kerakyatan seperti pabrik-
81
parik
industri
hilir
pengolah
hasil
pertanian,
perkebunan
dan
perikanan
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal
Pada tahun 2010, proporsi PAD terhadap pendapatan daerah masih
sebesar 40%. Artinya ketergantungan pendanaan untuk pembangunan
masih cukup bergantung pada Pemerintah Pusat. Sehingga ke
depannya masih sangat diperlukan peningkatan PAD terutama melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD
6. Pembangunan
perekonomian
rakyat
belum
dibangun
secara
komprehensif mulai dari sektor hulu sampai hilir
Perlu dikembangkan klaster industri di setiap kabupaten/kota sesuai
dengan potensi unggulan masing-masing daerah
7. Sarana dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan belum optimal
Persebaran fasilitas pendidikan dan kesehatan belum merata antar
kabupaten terutama di kabupaten-kabupaten pemekaran. Masih perlu
ditingkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat
miskin
8. Masih banyaknya wilayah yang tergolong tertinggal baik pada tingkat
desa, kecamatan maupun kabupaten
Dari 10 kab/kota di Provinsi Bengkulu, baru 4 kab/kota yang tidak
tergolong daerah tertinggal yaitu Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang Lebong)
9. Infrastruktur terutama jalan sentra produksi untuk memperlancar
distribusi dan pemasaran produk-produk pertanian belum memadai.
Hal ini sangat penting dalam rangka mengurangi ongkos angkut
produksi bagi petani, nelayan maupun pengusaha kecil.
10. Kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup masih
belum optimal
11. Perlunya peningkatan kualitas informasi bencana alam serta kapasitas
adaptasi dan penanggulangan bencana alam
Kedepannya
akan
ditingkatkan
kapasitas
adaptasi
dan
mitigasi
bencana seperti sosialisasi mitigasi bencana pada masyarakat dan
anak sekolah, pembentukan satgas bencana, pembangunan jalur-jalur
evakuasi bencana, pemetaan daerah rawan bencana, penyusunan
82
RTRW berbasis mitigasi bencana, pembangunan gedung evakuasi
(escape building), pembangunan tower pemantau tsunami dan gudang
penyimpan cadangan makanan (buffer stock)
12. Peningkatan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP)
Kedepannya kerjasama dan peningkatan peran inspektorat dan BPKP
dalam
melaksanakan
monitoring
dan
evaluasi
program-program
pembangunan daerah akan ditingkatkan
13. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
Peningkatkan pendidikan dan keahlian aparatur pemerintah di bidang
tersebut akan ditingkatkan seperti dengan memberikan beasiswa S2
dan S3, mengikutsertakan dalam diklat-diklat perencanaan dan
penganggaran.
14. Masih adanya permasalahan perbatasan wilayah antar Provinsi dan
antar kabupaten dalam Provinsi Bengkulu. Hal ini penting dan
mendesak untuk diselesaikan karena dapat mengganggu hubungan
kerjasama antar Provinsi dan antar kabupaten yang mengalami
permasalahan perbatasan tersebut.
83
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
“Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang semakin maju, semakin
bertakwa dan semakin sejahtera”
Visi di atas mengandung 3 (tiga) kata kunci yaitu maju, bertakwa dan
sejahtera.
Pembangunan
yang
dilaksanakan
bertujuan
untuk
mewujudkan
masyarakat yang maju baik secara materi maupun secara non materi.
Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang kompetitif yaitu
masyarakat yang memiliki pendidikan, keterampilan dan keahlian yang
tinggi
dan
spesifik
sehingga
mampu
bersaing
dengan
masyarakat/daerah lainnya. Variabel maju ditandai dengan indikator
terus
meningkatnya
angka
pertumbuhan
ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Ketakwaan merupakan persyaratan dalam mewujudkan kehidupan
agamis, serta menjadikan masyarakat yang saleh dan taat pada
tuntunan ajaran agama yang diyakini. Pembangunan dibidang atau
sektor apapun tidak akan mendatangkan kemaslahatan dan keberkahan
tanpa dilandasi oleh iman dan takwa. Selain itu juga dengan ketakwaan
akan mendorong terciptanya masyarakat yang harmonis dan rukun yang
merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.
Tujuan akhir dari pembangunan yang dilaksanakan adalah mewujudkan
masyarakat yang sejahtera. Masyarakat yang sejahtera bukan hanya
diukur dari terpenuhinya kebutuhan yang bersifat jasmaniah seperti
terpenuhinya
kebutuhan
sehari-hari
melainkan
juga
mencakup
kebutuhan yang bersifat batiniah seperti rasa aman, kebersamaan dan
84
cinta kasih, serta harga diri dan aktualisasi diri. Variabel sejahtera
ditandai dengan indikator terus meningkatnya angka pendapatan
perkapita serta terus menurunnya angka kemiskinan dan angka
pengangguran.
5.2. Misi
1. Mewujudkan perekonomian rakyat yang berdaya saing;
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman;
3. Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur
dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka menunjang daya
saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan;
4. Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel
serta mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang
mengayomi masyarakat;
Misi Pertama : “Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya
saing”.
Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di
bidang investasi, perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil
menengah, pertanian dalam arti luas, permberdayaan masyarakat dan
desa, ketenagakerjaan dan keuangan daerah.
Perekonomian yang dibangun bertumpu pada perekonomian rakyat
dengan menggali dan mengoptimalkan resource base : pertanian,
perkebunan, perikanan dan kelautan, pertambangan dan pariwisata.
Pembangunan
perekonomian
rakyat
ini
harus
didukung
oleh
peningkatan kreativitas, inovasi teknologi dan nilai tambah (value added)
produk.
85
Perekonomian yang akan dibangun bertumpu pada kekuatan ekonomi
rakyat,
sedangkan
pemerintah
berperan
sebagai
penjamin
keberlangsungan dan keberlanjutan usaha-usaha yang dikembangkan
oleh rakyat.
Pembangunan
perekonomian
tersebut
akan
mendorong
tumbuh
kembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan
dan kebutuhan pokok masyarakat disemua daerah. Pembangunan
perekonomian tersebut juga harus mampu mendatangkan investor dari
dalam dan luar negeri serta mampu menjamin keberlanjutan usaha
yang dikembangkan.
Misi Kedua : “Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan
beriman“.
Memayungi semua kebijakan, program dan pembangunan daerah dalam
bidang
agama,
kepemudaan,
pendidikan,
olahraga
kesehatan,
serta
kesejahteraan
pemberdayaan
perempuan
sosial,
dan
kependudukan.
Sistem pendidikan diarahkan agar demokratis dan dapat memberikan
kesempatan
seluas-luasnya
kepada
rakyat
untuk
memperoleh
pendidikan formal maupun non formal Pembangunan pendidikan harus
mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan dibutuhkan
oleh pasar tenaga kerja. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Pembangunan
kesejahteraan sosial ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesejahteraan sosial pada seluruh masyarakat.
86
Masyarakat
Beriman
adalah
masyarakat
yang
senantiasa
mengejawantahkan nilai-nilai ajaran agama di dalam prikehidupan
sehari-hari
secara
konsisten
sehingga
terwujud
akan
terwujud
kemaslahatan dalam kehidupan sehari-hari serta keharmonisan dan
ketentraman antar penganut agama di masyarakat.
Misi Ketiga : ”Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup,
infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka
menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang
berkelanjutan”.
Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
daerah dibidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup,
infrastruktur, mitigasi bencana, pariwisata, kehutanan, perhubungan,
komunikasi dan informatika.
Misi
ini
mengarahkan
pada
pemanfaatan
sumber
daya
alam,
pengelolaan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati dalam
menunjang
perekonomian
daerah
serta
meningkatkan
kapasitas
infrastuktur jalan, perhubungan, energi, komunikasi dan informatika di
dalam
mendukung
pengembangan.
Disamping
itu
pembangunan
infrastruktur juga dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar air bersih,
penerangan, perumahan dan sanitasi lingkungan.
Selain
itu
peningkatan
informasi
dan
kapasitas
adaptasi
serta
penanggulangan bencana dalam menghadapi segala kemungkinan dan
risiko
terjadinya
bencana
sangat
diperlukan.
Tindakan-tindakan
preventif untuk menghindari terjadinya bencana terutama bencana yang
disebabkan oleh ulah tangan manusia sangat diperlukan. Penanganan
87
pada saat bencana dan pasca bencana juga harus direncanakan dengan
sebaik-baiknya.
Semua
hal
tersebut
sangat
diperlukan
agar
pembangunan yang akan, sedang dan telah dilaksanakan dapat dijaga
keberlanjutannya.
Misi Keempat : “Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan
akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan budaya yang
mengayomi masyarakat”.
Memayungi
semua
kebijakan,
program
dan
kegiatan
di
bidang
pemerintahan, hukum, politik, ketertiban umum dan budaya.
Tata
pemerintahan
yang
profesional,
transparan
dan
akuntabel
dilakukan dengan menempatkan SDM the right man on the right place
dalam jajaran birokrasi pemerintahan, kerja keras dan disiplin tinggi,
transparan
dan
bisa
dipertanggungjawabkan
dalam
pengelolaan
pemerintahan terutama dalam pengelolaan keuangan daerah serta
mampu memotivasi rakyat untuk memberdayakan seluruh potensi yang
dimiliki dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.
Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel tersebut
diatas diimplementasikan kedalam penyelenggaraan Reformasi Birokrasi
yang meliputi perubahan mendasar pada Organisasi, Tatalaksana,
Peraturan Perundang-undangan, Sumber Daya Aparatur, Pengawasan,
Akuntabilitas, Pelayanan Publik, Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur.
Sistem politik yang ada di dorong agar mampu menyerap aspirasi rakyat
melalui komunikasi politik. Pembangunan politik lima tahun kedepan
harus mampu mendorong pemberdayaan masyarakat sebagai subjek
pembangunan, keterlibatan masyarakat dengan terorganisir di lembaga
legislatif maupun organisasi politik. Pembangunan hukum lima tahun
88
kedepan harus mampu membela dan mengayomi masyarakat terutama
masyarakat
kelas
bawah,
menyadarkan
rakyat
akan
hak
dan
kewajibannya. Selain itu Pemerintah harus mampu menjamin keamanan
dan ketertiban masyarakat melalui perlindungan masyarakat secara
terintegrasi dan menyeluruh serta mempertebal rasa persatuan dan
cinta tanah air Indonesia melalui bela negara.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Misi I
: Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Berdaya
Saing
Tujuan :
-
Meningkatnya
Penanaman
Penanaman
Modal
Asing
Modal
(PMA)
Dalam
dalam
Negeri
(PMDN)
rangka
dan
menunjang
pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth)
-
Meningkatnya nilai tambah sektor-sektor pembentuk PDRB
-
Terwujudnya penanggulangan kemiskinan dalam rangka mendukung
program Pro-Poor
-
Terwujudnya
penanggulangan
pengangguran
dalam
rangka
mendukung program Pro-Job
-
Meningkatkan pendapatan daerah
Sasaran :
-
Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi
-
Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat
-
Menurunnya angka kemiskinan
-
Menurunnya angka pengangguran
-
Meningkatkan pendapatan daerah
89
Misi II: Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan
Beriman
Tujuan :
-
Menjadikan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa;
-
Meningkatnya kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat;
-
Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat;
-
Meningkatnya peran pemuda, olahraga dan perempuan dalam
pembangunan serta kesejahteraan dan perlindungan anak.
Sasaran:
-
Meningkatnya kualitas kehidupan bergama;
-
Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
-
Meningkatnya perlindungan dan pelayanan sosial bagi masyarakat;
-
Meningkatnya peran pemuda dan olahraga dalam pembangunan;
-
Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta
kesejahteraan dan perlindungan anak.
Misi III
: Mengembangkan Sumber Daya Alam, Lingkungan
Hidup, Infrastruktur Dasar Dan Penanggulangan Bencana Dalam
Rangka Menunjang Daya Saing Perekonomian Daerah Dan
Pembangunan Yang Berkelanjutan
Tujuan :
-
Optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam,
lingkungan hidup dan bencana dalam mendukung perekonomian
daerah dan kesejahterahan yang berkelanjutan;
-
Meningkatnya kapasitas infrastruktur dasar dalam menunjang
perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
Sasaran :
-
Meningkatkan eksplorasi dan produksi hasil-hasil sumber daya alam
serta pengendalian lingkungan hidup secara berkelanjutan dan
sesuai dengan daya dukungnya
-
Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur darat, laut dan
udara sesuai standar pelayanan minimum (SPM)
90
Misi IV
: Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan
akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan
yang mengayomi masyarakat
Tujuan :
-
Melaksanakan
Reformasi
Birokrasi
untuk
mewujudkan
clean
goverment dan good governance
-
Menciptakan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi
masyarakat
Sasaran :
-
Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
-
Meningkatnya nilai SAKIP Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun;
-
Meningkatnya LKPD yang memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP);
-
Optimalnya pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan
komunikasi dalam pemerintahan daerah;
-
Semakin meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif
serta kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan
daerah;
-
Semakin membaiknya penegakan hukum dan keamanan dari tahun
ke tahun.
91
Tabel 5.1.
Rumusan Sasaran Dan Indikator Kinerja Sasaran
Sasaran
1.Meningkatnya
perekonomian
daerah
Indikator Sasaran
1. Laju pertumbuhan
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
6,02
6,2 - 6,4
6,4-6,6
6,6-6,8
6,8-7,0
7,0-7,2
7,5 -14,38
10,00-
10,00-
12,5-15,00
15,00-17,5
17,5-20,00
16,17
12,5
8,42-8,78
8,78-9,14
10,11 –
10,81 –
10,81
11,59
ekonomi
2. Laju investasi (%)
3. Nilai
PDRB
dasar
atas
8,06
9,46-10,11
harga
konstan
(Rp
Triliun)
4. Jumlah usaha
23.808
24.046
24.286
24.529
24.774
25.022
10,34
11,14-
11,93-
13,68-15,90
15,90-
16,99-
11,93
12,72
16,99
19,12
mikro, kecil dan
menengah
Meningkatnya
1. Nilai PDRB
kesejahteraan
perkapita
92
Sasaran
masyarakat
Indikator Sasaran
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
17,16
17,16-
18,61-
24,17-27,64
27,64-
31,60-
18,61
20,06
31,60
36,13
103 Ha
103 Ha
103 Ha
103 Ha
516.868-
529.790-
543.034-
556.610-
570.526-
529.790
543.034
556.610
570.526
584.789
679.724-
696.717-
714.135-
731.988-
750.288-
696.717
714.135
731.988
750.288
769.045
3.623.122-
3.713.70-
3.806.543-
3.901.706-
3.999.249-
3.713.700
3.806.543
3.901.706
3.999.249
4.099.230
(Rp Juta
2. Nilai PDRB atas
dasar harga
berlaku (Rp
Triliun)
3. Jumlah koperasi
4. Luas areal sawah
5. Produksi padi
516.868
(ton)
6. Produksi
hortikultura
( ton) :
a. buah-buahan
b. sayuran
679.724
3.623.122
93
Sasaran
Indikator Sasaran
7. Produksi palawija
Kondisi
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
157.383
157.383-
161.318-
165.351-
169.484-
173.721-
161.318
165.351
169.484
173.721
178.064
584.434-
613.656-
644.339-
676.556-
710.384-
613.656
644.339
676.556
710.384
745.903
5.861-
6.008-
6.158-
6.312-
6.470-
6.008
6.158
6.312
6.470
6.631
104.336-
106.944-
109.618-
112.358-
115.167-
106.944
109.618
112.358
115.167
118.047
17,83-
16,92-
17,50-
17,00-
16,75-
16,92
16,00
17,00
16,75
16,50
(ton)
8. Produksi
Target Indikator Sasaran
584.434
Perkebunan
unggulan (ton) :
a. Sawit
9. Produksi daging
5.861
ternak (ton)
10.
Produksi
104.336
Perikanan sebesar
(ton)
3.Menurunya angka
Angka
kemiskinan
(%)
kemiskinan
18,59
94
Sasaran
Indikator Sasaran
4.Menurunya angka
Angka pengangguran
pengangguran
(%)
5.Meningkatnya
Pendapatan daerah
pendapatan daerah
(Rp Triliun)
6. Meningkatnya
Jumlah
kualitas
tempat
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
4,22
3,82-3,42
3,42-3,01
3,61-3,00
3,00-2,50
2,50-2,10
1,10
1,14
1,26
1,54 -1,8
1,8 -1,94
1,94 - 2,1
3.813
3.832-
3.851-
3.870-
3.889-
3.908-
3.851
3.870
3.889
3.908
3.928
73,53-
74,00-
73,92-
74,36-
74,74-
74,00
74,47
74,36
74,74
75,27
72-72,7
72,7-73,4
73,4-74,1
74,1-74,7
74,7-75,4
ibadah (unit)
kehidupan
beragama
7. Meningkatnya
kualitas
1. IPM
73,06
sumber
daya manusia
2. Usia harapan
71,3
hidup (tahun)
95
Sasaran
Indikator Sasaran
3. Angka melek
Kondisi
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
96,24
96,70-
97,17-
97,63-
98,10-
98,56-
97,17
97,63
98,10
98,56
99,02
8,12
8,16-8,20
8,20-8,24
8,24-8,28
8,28-8,32
8,32-8,36
5,17 juta
5,79-6,40
6,40-7,02
7,02-7,63
7,63-8,25
8,25-8,86
huruf (%)
4. Rata-rata lama
Target Indikator Sasaran
sekolah (tahun)
5. Pengeluaran
perkapita
jt
masyarakat (Rp)
6. Angka Partisipasi
Murni
a. SD
94,59
94,79-
94,99-
95,19-
95,39-
95,59-
b. SLTP
72,15
94,99
95,19
95,39
95,59
95,79
c. SLTA
53,46
73,70-
75,24-
76,79-
78,33-
79,88-
75,24
76,79
78,33
79,88
81,43
55,22-
56,99-
58,76-
60,53-
62,29-
56,99
58,76
60,53
62,29
64,06
96
Sasaran
Indikator Sasaran
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
118,30
119,93-
121,57-
123,20-
124,84-
126,47-
b. SLTP
88,79
121,57
123,20
124,84
126,47
128,10
c. SLTA
68,32
91,27-
92,74-
94,21-
95,68-
97,15-
92,74
94,21
95,68
97,15
98,62
70,57-
72,81-
75,05-
77,30-
79,54-
72,81
75,05
77,30
79,54
81,79
833,62-
840,43-
847,24-
854,05-
860,86-
840,43
847,24
854,05
860,86
867,67
318,70-
325,21-
331,71-
338,22-
344,72-
325,21
331,71
338,22
344,72
351,23
7. Angka Partisipasi
Kasar
a. SD
8. Angka Partisipasi
Sekolah
a. Pendidikan
826,81
Dasar
b. Pendidikan
menengah
312,20
97
Sasaran
Indikator Sasaran
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
44,88
45,20-
45,53-
45,85-
46,17-
46,50-
45,53
45,85
46,17
46,50
46,82
11,76-
12,30-
12,84-
13,38-
13,92-
12,30
12,84
13,38
13,92
14,46
58,84-
59,61-
60,37-
61,14-
61,90-
59,61
60,37
61,14
61,90
62,67
88,27-
90,50-
92,73-
94,96-
97,20-
90,50
92,73
94,96
97,20
99,43
9. Rasio
ketersediaan
sekolah per
penduduk usia
sekolah :
a. Pendidikan
dasar
11,22
b. Pendidikan
Menengah
10.
Rasio guru
terhadap murid :
a. Pendidikan
58,07
dasar
b. Pendidikan
Menengah
86,-4
98
Sasaran
Indikator Sasaran
11.
Angka
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
34
31
29
27
26
24
228
200
180
160
125
100
77,00
77,00
77,00
77,00
77,00
77,00
0,61
0,63 - 0,65
0,65 -
0,66 - 0,68
0,68 - 0,70
0,70 - 0,72
Kematian Bayi
per 1000
kelahiran bayi
12.
Angka
kematian ibu per
10.000
ibu
melahirkan
13.
Rasio
Posyandu
per
satuan balita
14.
Rasio
puskesmas,
poliklinik,
per
0,66
pustu
satuan
penduduk.
99
Sasaran
Indikator Sasaran
15.
Rasio
Rumah
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
0,013
0,014 -
0,015 -
0,016 -
0,017 -
0,018 -
0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,260 -
0,262 -
0,264 -
0,266 -
0,268 -
0,262
0,264
0,266
0,268
0,270
1,83 - 1,84
1,84 -
1,86 - 1,87
1,87 - 1,89
1,89 - 1,91
32-35
35-39
39-43
3.440-
3.268-3.014
Sakit per satuan
penduduk
16.
Rasio
per
dokter
0,258
satuan
penduduk
17.
Rasio
tenaga
1,81
medis per satuan
1,86
penduduk
8. Meningkatnya
perlindungan
pelayanan
1. Jumlah panti
dan
sosial
bagi masyarakat
24
26-29
29-32
30.968
29.420-
27.949-
27.949
26.551
asuhan (unit)
2. Jumlah
penyandang
3.621-3.440
3.268
kesejahteraan
sosial (orang)
100
Sasaran
Indikator Sasaran
9. Meningkatnya
1. Jumlah
partisipasi pemuda
organisasi
dan
pemuda (OKP)
olahraga
dalam
2. Jumlah even
pembangunan
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
45
50-55
55-60
60-65
65-70
70-75
6
6-8
8-9
9-10
10-11
11-12
228
210
182
165
136
118
15-20
20-25
25-30
30
30
30
90,72
95,26-
100,02-
105,02-
110,27-
115,78-
100,02
105,02
110,27
115,78
121,57
olahraga
Nasional/Regiona
l yang diikuti
10.
Meningkatnya
pemberdayaan,
kualitas
ibu melahirkan
2. Persentase
kehidupan
perempuan
1. Angka kematian
perempuan di
serta
kesejahteraan dan
perlindungan anak
DPRD Provinsi (%)
3. Prevalensi
perserta KB aktif
101
Sasaran
11.
Indikator Sasaran
Meningkatkan
eksplorasi
dan
produksi
hasil-
hasil sumber daya
alam
serta
pengendalian
lingkungan
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
341
375
412
454
499
549
56
65
75
87
101
117
1.806.601
1.806.601-
1.896.931
1.991.777-
2.091.366-
2.195.934-
1.896.931
-
2.091.366
2.195.934
2.305.731
73-75
75-77
77-80
Miliar)
2. Nilai Investasi
Pertanian dan
Kehutanan (Rp
Miliar)
hidup
secara
berkelanjutan dan
sesuai
1. Nilai investasi (Rp
Kondisi
3. Produksi
batubara (ton)
1.991.777
dengan
daya dukungnya
12.
Meningkanya
kuantitas
dan
1. Persentase
58,27
68,79
72,26
jaringan jalan
kualitas
provinsi dalam
infrastruktur
kondisi
sesuai SPM
baik/sedang (%)
102
Sasaran
Indikator Sasaran
2. Rasio panjang
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
0,021
0,019 -
jalan terhadap
2012
0,017 -
2013
2014
2015
0,015 -
0,014 -
0,012 -
0,014
0,012
0,011
0,017
0,015
52,61-
53,49-
54,36-
55,24-
56,11-
53,49
54,36
55,24
56,11
56,98
jumlah
kendaraan
3. Persentase
51,74
Rumah tangga
yang
menggunakan
listrik
13.
Meningkatnya
1. Opini
Akuntabilitas
pemeriksaan atas
Pengelolaan
laporan keuangan
Keuangan Daerah
dan
kualitas
pelayanan publik
2. Persentase
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
0,77
0,17
<1
<1
<1
<1
temuan kerugian
negara terhadap
total APBD (%)
103
Sasaran
Indikator Sasaran
3. Penetapan APBD
tepat waktu
4. Penyampaian
Laporan
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tidak
Tidak
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
5
5
4
3
2
1
Tidak
Tidak
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
80
90
100
100
100
100
Keuangan
Pemerintah
Daerah tepat
waktu
5. Lama proses
perizinan (hari)
14.
Meningkatnya
nilai
SAKIP
1. Penetapan RKPD
tepat waktu
Pemerintah
Daerah dari tahun 2. Persentase SKPD
ke tahun
yang menyusun
dokumen Renja
(%)
104
Sasaran
Indikator Sasaran
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
80
90
100
100
100
100
4. Pengiriman Lakip
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
dan Tapkin ke
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
waktu
0%
0%
0%
10 %
20%
50%
6
11
10
3
4
4
3. Persentase SKPD
yang menyusun
LAKIP (%)
MenpanRB
15.
Optimalnya
Persentase SKPD
pemanfaatan Iptek yang pengelolaan
dan
Infokom keuangannya telah
dalam
online ke server
pembangunan
PPKD
daerah
16.
Semakin
1. Persentase
meningkatnya
RAPREDA yang
sinergitas
antara
disahkan menjadi
eksekutif
dan
PERDA
105
Sasaran
Indikator Sasaran
legislatif
serta 2. Jumlah MoU
kerja sama antar
kerjasama antar
pemerintah daerah
pemerintah
Kondisi
Target Indikator Sasaran
Awal 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2
2
2
3
3
3
7,56
6,8-6,12
6,12-5,51
5,51-4,96
4,96-4,46
4,46-4,42
daerah
17.
Semakin
Angka kriminalitas
membaiknya
(Kasus)
penegakan hukum
dan
dari
keamanan
tahun
ke
tahun
106
107
Ada beberapa catatan penting yang berkaitan dengan target indikator
sasaran terutama target untuk tahun 2013 hingga 2015 untuk beberapa
sasaran. Penyesuaian target tersebut dikarenakan berarapa target tidak
realistis lagi karena ada dinamika didalam menentukan target misalnya
terjadi under estimate dan overestimate. Artinya jika target tersebut
dibiarkan maka menjadi tidak rasional dan juga tidak bermanfaat.
Beberapa perubahan lain adalah perubahan beberapa indikator dan
penambahan beberapa indiKator. Beberapa catatan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Sasaran
ke-1
yang
sebelumnya
berbunyi
“Laju
pertumbuhan
ekonomi”, sedangkan dalam RPJMD revisi menjadi “Meningkatnya
perekonomian daerah”. Pada RPJMD sebelum revisi hanya terdiri dari
dua
indicator
sasaran,
sedangkan
dalam
RPJMD
revisi
ada
penambahan dua indikator sasaran. Ke-dua indicator tambahan
tersebut adalah Laju pertumbuhan ekonomi dan Jumlah usaha
mikro. Proyeksi target indikator sasaran jumlah usaha mikro
didasarkan pada data awal sebanyak 23.808 usaha mikro, kecil dan
menengah dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 25.022 usaha
mikro, kecil dan menengah.
2. Indikator sasaran Nilai PDRB perkapita sebelumnya tidak ada dalam
RPJMD sebelum revisi, sedangkan dalam RPJMD revisi dimasukkan
dalam sasaran no.2 yaitu Meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Kondisi awal PDRB perkapita adalah sebesar 10,34 juta rupiah pada
tahun 2010 sedangkan pada akhir tahun 2015 ditargetkan menjadi
antara 16,99 s.d 19,12 juta rupiah. Nilai Tukar Petani , Produksi
padi, Produksi hortikultura, Produksi palawija, Produksi Perkebunan
unggulan , Produksi daging ternak ,dan Produksi Perikanan sebesar
adalah indikator sasaran tambahan yang tidak ada dalam RPJMD
sebelum revisi, sedangkan dalam RPJMD revisi dimasukkan dalam
sasaran no.2 yaitu Meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
107
3. Indikator sasaran angka kemiskinan yang tadinya terlalu optimis
yaitu sebesar 14,18% s.d 13,26% pada tahun 2015 dirasionalisasi
menjadi 16,75%- 16,50% pada tahun 2015. Rasionalisasi target
tersebut didasarkan kenyataan rata-rata nasional dan alokasi APBD
yang mendukung program tersebut.
4. Indikator sasaran angka pengangguran merupakan revisi indikator
yang sebelumnya
terdiri dari dua indikator yaitu penurunan
persentase pengangguran terbuka dan peningkatan rasio penduduk
yang bekerja.
5. Sasaran no. 7 yaitu “Meningkatnya kualitas sumber daya manusia”
adalah revisi nama sasaran yang sebelumnya dalam RPJMD sebelum
revisi berjudul “Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia atau
IPM”. Beberapa indikator sasaran tambahan dalam sasaran ini
adalah IPM, Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar, Angka
Partisipasi Sekolah, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia
sekolah, Rasio guru terhadap murid, Angka Kematian Bayi per 1000
kelahiran bayi, Angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan,
Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu
per
satuan
penduduk,
Rasio
Rumah Sakit per satuan penduduk, Rasio dokter per satuan
penduduk, Rasio tenaga medis per satuan penduduk, Rasio dokter
per satuan penduduk, dan Rasio tenaga medis per satuan penduduk.
6. Sasaran nomor 10 yaitu “Meningkatnya pemberdayaan, kualitas
kehidupan
perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak”
ada beberapa perubahan dalam indicator sasaran yang semula ada
empat dalam RPMJD sebelum revisi. Dalam RPMJD revisi hanya
indicator sasaran nomor 1 yang dipertahankan yaitu “Angka
kematian ibu melahirkan”, sedangkan indikator 3 s.d 4 dalam
RPMJD revisi adalah indikator pengganti dalam RPJMD sebelum
revisi.
Adapun
indikator
tambahan
atau
perubahan
adalah:
Persentase perempuan di DPRD Provinsi, Persentase Perempuan yang
108
menduduki jabatan Eselonering di Pemda Provinsi Bengkulu, dan
Prevalensi perserta KB aktif.
7. Sasaran nomor
11 yaitu “Meningkatkan eksplorasi dan produksi
hasil-hasil sumber daya alam serta pengendalian lingkungan hidup
secara berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukungnya” adalah
revisi redaksi sasaran sebelumnya yang berbunyi “Meningkatkan
kontribusi sumberdaya alam, LH dan bencana terhadap pendapatan
daerah serta kesejahteraan berkelanjutan”. Ada tiga indiator sasaran
dalam RPJMD sebelum revisi, dari ke-3 indikator tersebut hanya
indikator
Nilai
Investasi
Pertanian
dan
Kehutanan
yang
dipertahankan dan indicator ini ada perubahan base data yang
digunakan karena ada kekeliriun sebelumnya dalam menafsirkan
data yang digunakan seperti dalam table 5.1. Dalam RPJMD revisi
ada beberapa indikator tambahan yaitu: Nilai investasi, Produksi
batubara,
Pencemaran
Air,
Cakupan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan AMDAL, Tempat pembuangan sampah per satuan
penduduk.
8. Sasaran
no.
12
yaitu
”Meningkanya
kuantitas
dan
kualitas
infrastruktur sesuai SPM” ada beberapa perubahan indicator dan
penambahan. RPJMD sebelum revisi ada tiga indicator sasaran, dari
ke-3 indikator sasaran tersebut hanya indicator sasaran Rasio
panjang jalan terhadap jumlah kendaraan yang dipertahankan. Ada
beberapa penambahan indicator sasaran yaitu: Persentase jaringan
jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang, Persentase Rumah tangga
yang menggunakan listrik, Luas areal sawah beririgasi (teknis, semi
teknis, sederhana), dan Rumah tangga yang menggunakan air
bersih/PDAM.
9. Sasaran
nomor
13
sebelumnya
berbunyi
“Menurunnya
angka
korupsi” dalam RPJMD revisi menjadi “Meningkatnya Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah dan kualitas pelayanan publik”.
109
Sasaran ini sebelumnya memiliki tiga indicator sasaran, dari ke-3
indikator sasaran tersebut hanya indikator “Opini pemeriksaan atas
laporan keuangan” yang masih dipertahankan. Selain indikator
tersebut
juga
ada
beberapa
tambahan
indikator
baru
yaitu:
Persentase temuan kerugian negara terhadap total APBD, Penetapan
APBD tepat waktu, Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah tepat waktu, dan Lama proses perizinan.
10. Dalam sasaran nomor 15 yaitu “Optimalnya pemanfaatan Iptek dan
Infokom dalam pembangunan daerah” yang sebelumnya memiliki tiga
indikator sasaran. Ke-3 indikator sasaran tersebut dalam RPJMD
revisi diganti dengan empat indicator sasaran yang baru. Penggantian
tersebut dikarenakan ke-3 indikator tidak bisa diukur dikarenakan
tidak tersedia data yang memadai. Adapun indicator pengganti
tersebut adalah: Persentase SKPD yang pengelolaan keuangannya
telah online ke server PPKD, Persentase SKPD yang pengelolaan
asetnya sudah online ke server (SIMBADA), Persentase SKPD yang
pengelolaan kepegawaianya sudah online ke SIMPEG, dan Hasil
penelitian yang di gunakan dalam program pembangunan.
11. Sasaran ke-16 yaitu: “Semakin meningkatnya sinergitas antara
eksekutif dan legislatif serta kerja sama antar pemerintah daerah”
yang pada RPJMD sebelum revisi terdiri dari tiga indikator sasaran.
Tidak tersedianya data secara memadai dan akurat sehingga ke-3
indikator sasaran tersebut tidak bisa dievaluasi, sehingga dalam
RPJMD revisi terdiri dua indikator sasaran yaitu: Persentase
RAPREDA yang disahkan menjadi PERDA
dan Jumlah MoU
kerjasama antar pemerintah daerah.
110
5.4.
Prioritas Pembangunan Daerah
1. Reformasi birokrasi
Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel
dilakukan dengan menempatkan SDM the right man on the right place
dalam jajaran birokrasi pemerintahan, kerja keras dan disiplin tinggi,
transparan dan bisa dipertanggungjawabkan dalam pengelolaan
pemerintahan terutama dalam pengelolaan keuangan daerah serta
mampu memotivasi rakyat untuk memberdayakan seluruh potensi
yang dimiliki dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.
Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel
tersebut
diatas
Reformasi
diimplementasikan
Birokrasi
yang
meliputi
kedalam
perubahan
penyelenggaraan
mendasar
pada
Organisasi, Tatalaksana, Peraturan Perundang-undangan, Sumber
Daya Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik, Pola
Pikir dan Budaya Kerja Aparatur.
2. Perekonomian rakyat dan iklim investasi
Perekonomian yang dibangun bertumpu pada perekonomian rakyat
dengan menggali dan mengoptimalkan resource base : pertanian,
perkebunan, perikanan dan kelautan, pertambangan dan pariwisata.
Pembangunan
perekonomian
rakyat
ini
harus
didukung
oleh
peningkatan kreativitas, inovasi teknologi dan nilai tambah (value
added)
produk.
Pembangunan
perekonomian
tersebut
akan
mendorong tumbuh kembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi,
lapangan pekerjaan dan kebutuhan pokok masyarakat disemua
daerah.
Investasi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi harus didukung
oleh kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, sistem informasi
dan kebijakan daerah. Selain itu juga diperlukan adanya intensifikasi
dan
ekstensifikasi
sumber-sumber
investasi.
Namun
perlu
111
diperhatikan agar investasi tersebut dapat membuka lapangan kerja
dan menyerap tenaga kerja baru sehingga dapat berdampak pada
pengurangan angka pengangguran dan angka kemiskinan di daerah.
Prioritas perekonomian rakyat dan iklim investasi ini selaras dengan
kebijakan Pemerintah Pusat dalam mendukung program-program Pro
Growth.
3. Sumber daya manusia (agama, pendidikan, kesehatan, pemuda dan
olah raga, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak)
Pembangunan di bidang keagamaan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan beragama masyarakat, meningkatkan keimanan
dan budi pekerti masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang
berakhlak mulia, rukun dan damai.
Pembangunan di bidang pendidikan melalui pemerataan, peningkatan
mutu dan relevansi pendidikan diarahkan untuk mewujudkan lulusan
pendidikan yang mampu bersaing secara nasional dan global, mampu
menjawab kebutuhan dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja
baru.
Pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
pemerataan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat kurang
mampu dan terpencil, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,
meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan dan tenaga kesehatan
terutama di daerah tertinggal dan terpencil.
Pembangunan
kepemudaan
dan
olahraga
diarahkan
untuk
meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan, mendorong
pemuda untuk kreatif dalam menciptakan lapangan kerja baru serta
meningkatkan prestasi olahraga sehingga dapat mengharumkan nama
daerah.
Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
diarahkan untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam
pembangunan, melindungi kaum perempuan dari tindakan kekerasan
112
dalam
rumah
tangga
serta
meningkatkan
kesejahteraan
dan
perlindungan bagi anak.
Prioritas
sumberdaya
meningkatkan
nilai
manusia
Indeks
ini
dilaksanakan
Pembangunan
dalam
Manusia
rangka
(IPM)
dan
mencapai sasaran-sasaran Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s).
4. Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan
Arah kebijakan dan program/kegiatan yang dianggarkan dalam
RPJMD diarahkan agar efektif, tepat sasaran dan tepat guna sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka
pengangguran
dan
angka
kemiskinan.
Hal
ini
dalam
rangka
mendukung sasaran pembangunan Pro Job dan Pro Poor.
Melalui sinergi program pusat-daerah, Provinsi Bengkulu berupaya
untuk memprioritaskan upaya penyelenggaraan kesejahteraan rakyat
dan pengentasan kemiskinan. Salah satu sinergi program dimaksud
diimplementasikan
dalam
program
urusan
bersama
antara
pemerintah pusat dan daerah seperti melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Kredit Usaha Rakyat (KUR),
Program Keluarga Harapan (PKH) dan fasilitasi Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Tim Penanggulangan Kemiskinan Nasional.
5. Revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan
Revitalisasi pertanian dipandang perlu sebagai
kebijakan
untuk
memberdayakan
meningkatkan
menyegarkan
kembali
kemampuannya,
kinerjanya,
serta
usaha, proses dan
daya
membangun
hidup
pertanian,
daya-saingnya,
menyejahterakan
pelakunya,
terutama petani, nelayan, dan petani hutan; sebagai bagian dari
usaha untuk menyejahterakan seluruh rakyat. Prioritas revitalisasi
dan ketahanan pangan ditujukan untuk meningkatan pendapatan
petani, nilai tukar petani, dan kelestarian lingkungan atau pertanian
berkelanjutan.
113
6. Infrastruktur dasar (pekerjaan umum,perhubungan, komunikasi dan
informatika)
Infrastruktur
ekonomi,
memiliki
dalam
menciptakan
peranan
jangka
lapangan
positif
pendek
kerja
sektor
terhadap
pertumbuhan
pembangunan
infrastruktur
konstruksi.
Dalam
jangka
menengah dan panjang infrastruktur akan mendukung peningkatan
efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait. Infrastruktur dapat
menjadi jawaban bagi wilayah yang ingin mendorong pertumbuhan
ekonomi,
karena
penanggulangan
ketersediaan
kemiskinan,
infrastruktur
dapat
meningkatkan
membantu
kualitas
hidup,
mendukung tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas
barang dan jasa serta menurunkan biaya aktivitas investor dalam dan
luar negeri.
7. Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana
Pola
pembangunan
berkelanjutan
mengharuskan
pengelolaan
sumberdaya alam harus dilakkukan secara rasional dan bijaksana.
Hal ini berarti bahwa pengelolaan sumberdaya alam, seperti sumber
alam pertambangan, hutan pelestarian alam, hutan lindung, dan
hutan produksi, dapat diolah secara rasional dan bijaksana dengan
memperhatikan kelanjutannya. Untuk itu, diperlukan keterpaduan
antara
pembangunan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
(pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup).
Kondisi iklim dan cuaca yang tidak dapat diprediksi sesuai perkiraan
serta banyaknya bencana alam yang terjadi memerlukan kapasitas
adaptasi dan mitigasi bencana seperti sosialisasi mitigasi bencana
pada masyarakat dan anak sekolah, pembentukan satgas bencana,
pembangunan jalur-jalur evakuasi bencana, pemetaan daerah rawan
bencana,
penyusunan
RTRW
berbasis
mitigasi
bencana,
pembangunan gedung evakuasi (escape building), pembangunan tower
pemantau tsunami dan gudang penyimpan cadangan makanan (buffer
stock).
114
8. Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi
Prioritas pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi
diarahkan untuk mengembangkan potensi wisata secara terpadu dan
terintegrasi, membangun sarana dan prasarana kepariwisataan,
meningkatkan
promosi
wisata,
meningkatkan
pengelolaan
dan
pelestarian keanekaragaman seni dan budaya, meningkatkan peran
serta masyarakat, lembaga adat dalam pengembangan dan pelestarian
budaya
lokal,
kawasan
mengembangkan
budaya
kreativitas
dan
benda
masyarakat
cagar
dalam
budaya,
memacu
pertumbuhan usaha kecil dan rumah tangga dan meningkatkan
penggunaan teknologi dalam inovasi tepat guna pada usaha mikro
dan kecil.
9. Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum.
Pembangunan
di
bidang
pemerintahan
diarahkan
untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik kepada
masyarakat, meningkatkan sinergitas koordinasi dan kerjasama
antara lembaga eksekutif dan legislatif, meningkatkan hubungan
kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya
maupun
dengan
dengan
pihak
swasta
dalam
perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan serta menjalankan fungsi
administrasi
pemerintahan
terutama
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan otonomi daerah dan penataan batas wilayah antara
masing-masing daerah otonom.
Sistem politik yang ada di dorong agar mampu menyerap aspirasi
rakyat melalui komunikasi politik. Pembangunan politik lima tahun
kedepan
sebagai
harus
subjek
terorganisir
di
mampu
mendorong
pembangunan,
lembaga
pemberdayaan
keterlibatan
legislatif
maupun
masyarakat
masyarakat
dengan
organisasi
politik.
Pembangunan hukum lima tahun kedepan harus mampu membela
115
dan mengayomi masyarakat terutama masyarakat kelas bawah,
menyadarkan
rakyat
akan
hak
dan
kewajibannya.
Selain
itu
Pemerintah harus mampu menjamin keamanan dan ketertiban
masyarakat melalui perlindungan masyarakat secara terintegrasi dan
menyeluruh serta mempertebal rasa persatuan dan cinta tanah air
Indonesia melalui bela negara.
116
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan komponen dari bagian yang
diperlukan dalam mencapai misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah, sebagai dasar perumusan program menurut urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah. Rumusan strategi merupakan uraian
pernyataan yang menjelaskan bagaimana misi, tujuan dan sasaran akan
diwujudkan.
Strategi
akan
dilengkapi
dengan
menunjukkan fokus atau prioritas perhatian
arah
kebijakan,
yang
yang ditetapkan untuk
mendukung terjaganya proses pembangunan agar menuju pada pencapaian
misi, tujuan dan sasaran dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
Untuk mewujudkan 4 (empat) misi, 13 (tiga belas) tujuan dan 17 (tujuh belas)
sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi
Bengkulu Tahun 2010-2015, maka disusunlah 25 (dua puluh lima) strategi
dan 101 (seratus satu) arah kebijakan dengan rincian : a) Misi I sebanyak 7
strategi dan 29 arah kebijakan; b) Misi II sebanyak 8 strategi dan 32 arah
kebijakan; c) Misi III sebanyak 5 strategi dan 20 arah kebijakan dan d) Misi IV
sebanyak 5 strategi dan 20 arah kebijakan.
Strategi dan arah kebijakan untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Misi I : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing
Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi I dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Strategi : Optimalisasi pengelolaan investasi
Untuk
mewujudkan
optimalisasi
pengelolaan
investasi,
maka
disusunlah beberapa arah kebijakan yaitu meningkatkan promosi
investasi
dan
memperbanyak
sumber
dan
jenis
investasi,
serta
debirokrasi prosedur investasi dan menciptakan iklim investasi yang
kondusif.
117
2. Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan
menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri
perdagangan dan jasa sebagai pendukung
Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi
tersebut adalah mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai
penggerak roda penggerak perekonomian daerah
3. Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan
menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri
perdagangan dan jasa sebagai pendukung
Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah beberapa arah
kebijakan
yaitu
(resource-based
mengembangkan
industries)
industri
terutama
berbasis
pertanian,
sumber
daya
pariwisata
dan
pertambangan serta perikanan, membangun pola jaringan rumpun
industri (industrial cluster) di setiap kabupaten/kota sesuai dengan
potensi daerah masing-masing dan mengembangkan sektor perdagangan
dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian masyarakat.
4. Strategi : Meningkatnya peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang berdaya saing
tinggi
Arah kebijakan yang diambil adalah meningkatkan nilai tambah
dan
nilai jual produk-produk UMKM dan Menjamin ketersedian bantuan
teknis, manajemen dan teknologi tepat guna bagi UMKM dan koperasi
5. Strategi : Optimalisasi kebijakan revitalisasi pertanian dan kelautan
dan perikanan
Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi
tersebut adalah
meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan
permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan
peternakan serta kelautan dan perikanan, meningkatkan produksi dan
produktifitas
pertanian
dan perkebunan, meningkatkan teknologi,
118
sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan, meningkatkan
diversifikasi
pangan
dan
ketahanan
pangan
berkelanjutan,
meningkatkan pemberdayaan penyuluh pertanian dan perkebunan,
meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan, meningkatkan
teknologi,
sarana
pencegahan
dan
dan
prasarana
penaggulangan
peternakan,
penyakit
meningkatakan
ternak,
meningkatkan
produksi dan produktifitas Kelautan dan Perikanan dan meningkatkan
teknologi, sarana dan prasarana Kelautan dan Perikanan.
6. Strategi
:
Peningkatan
penanggulangan
kualitas
kemiskinan
kebijakan
melalui
dan
kebijakan
program
afirmatif
/keberpihakan
Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah beberapa arah
kebijakan
yaitu
pelaksanaan
menyempurnakan
PNPM
Mandiri
dan
dan
meningkatkan
meningkatkan
efektifitas
sinkronisasi
dan
efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan
7. Strategi : Mengembangkan pusat-pusat ekonomi dan kewirausahaan
masyarakat serta peningkatan kualitas tenaga kerja
Arah kebijakan yang ditempuh adalah menumbuh kembangkan pusatpusat ekonomi lokal, mengembangkan Usaha Ekonomi Masyarakat dan
Keluarga, meningkatkan pemberdayaran masyarakat dan aparatur desa,
Optimalisasi
peran
Balai
Latihan
Kerja
(BLK)
dalam
mencetak
wirausahawan baru, Meningkatkan pengawasan, perlindungan dan
keselamatan tenaga kerja, Peningkatan kesempatan, Kualitas dan
kompetensi
Tenaga
Kerja
dan
Optimalisasi
perencanaan
dan
pengendalian kebijakan ketenagakerjaan
8. Strategi : Meningkatkan pengelolaan pendapatan, aset dan belanja
daerah
Arah kebijakan yang ditempuh adalah mengoptimalkan dan memperluas
sumber dan jenis pendapatan daerah dan Optimalisasi Pengolahan dan
menajemen aset daerah.
119
B. Misi II : Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman
Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi II dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Strategi : Optimalisasi peran sumber daya manusia, kelembagaan
dan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan
beragama
Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi
tersebut adalah Meningkatkan peran perangkat agama dan lembagalembaga agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama
dengan
Memperbanyak
dan
mengoptimalkan
kegiatan-kegiatan
keagamaan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Strategi : Perluasan dan pemerataan
akses pendidikan
Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah arah kebijakan
membangun dan memperbaiki
sarana & prasarana pendidikan serta
meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk
masyarakat
3. Strategi : Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
Arah kebijakan yang diambil adalah meningkatkan kualitas pendidikan,
Kompetensi Tenaga Pendidik dan Manajemen Pendidikan, Membangun,
memperbaiki
dan
memelihara
sarana
dan
prasarana
kesehatan,
membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana
kesehatan, memperbanyak dan memeratakan distribusi jumlah dokter
dan tenaga medis dan meningkatkan pengembangan sistem jaminan
pembiayaan kesehatan bagi penduduk miskin.
4. Strategi : Peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan
Agar strategi di atas dapat dilaksanakan dalam bentuk program, maka
disusunlah
arah
kebijakan
yaitu
Meningkatkan
perbaikan
gizi
masyarakat, Penanggulangan Penyakit Menular dan Pengembangan Pola
Hidup Sehat.
120
5. Strategi : Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial
Arah kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi tersebut
adalah dengan meningkatkan perbaikan gizi masyarakat, menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan
penyakit tidak menular, meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita,
meningkatkan pengembangan pola hidup dan lingkungan yang sehat,
meningkatkan standarisasi,
kesehatan,
meningkatkan
promosi dan kemitraan
pelayanan
gangguan
pelayanan
kejiwaan
dan
ketergantungan obat serta meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas
serta pembinaan dan pemberian dukungan
6. Strategi : Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial
Arah kebijakan yang diambil adalah Meningkatkan kualitas pelayanan
soaial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial).
7. Strategi : Peningkatan peran, potensi dan prestasi pemuda dan
olahraga
Untuk memudahkan penyusunan program, maka disusunlah arah
kebijakan yaitu Meningkatkan Pembinaan, Sarana dan peran pemuda
serta prestasi olahraga.
8. Strategi : Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan
serta kesejahteraan dan perlindungan anak
Arah
kebijakan
pemberdayaan
dan
yang
diambil
perlindungan
adalah
Meningkatkan
perempuan
dan
peran,
meningkatkan
kesejahteraan dan perlindungan anak.
C. Misi III: Mengembangkan sumber daya alam dan buatan, lingkungan
hidup, infrastruktur dasar
dan penanggulangan bencana dalam
rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan
yang berkelanjutan
Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi III dapat dijelaskan
sebagai berikut :
121
1. Strategi : Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam
Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi
tersebut
adalah
meningkatkan
eksplorasi
sumber
daya
alam,
mengembangkan pusat-pusat industri pariwisata serta meningkatkan
promosi dan pemasaran pariwisata, melestarikan dan mengembangan
nilai-nilai seni dan budaya daerah,
penahanan
laju
kerusakan
transportasi
darat,
laut
pengolahan
persampahan
meningkatkan daya dukung
lingkungan,
dan
udara
dan
peningkatan
Meningkatkan
meningkatkan
pelayanan
pemanfaatan
perlindungan
dan
konservasi hutan.
2. Strategi : Meningkatkan pengelolaan kawasan rawan bencana
Arah kebijakan yang diambil adalah dengan membangun sistem
penanggulangan bencana yang baik, melindungi masyarakat dari
ancaman
bencana
melalui
pengurangan
risiko
bencana
dan
menyelenggarakan penanggulangan bencana yang terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh
3. Strategi
:
Pembangunan,
pengembangan
dan
pemeliharaan
infrastruktur darat, laut dan udara
Arah kebijakan yang diambil adalah Pembangunan dan pemeliharaan
jalan
dan jembatan irigasi dan drainase, peningkatan pelayanan
transportasi
darat,
laut
dan
udara,
mengembangkan
prasarana
lingkungan, air baku dan air limbah dan meningkatkan akses dan
pemerataan pasokan listrik
D. Misi
IV:
Menyelenggarakan
pemerintahan
yang
profesional
dan
akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan yang
mengayomi masyarakat
Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi IV dapat dijelaskan
sebagai berikut :
122
1. Strategi : Mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan
akuntabel
Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah arah kebijakan
Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Daerah dan kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
2. Strategi : Meningkatnya kontribusi, kualitas dan kuantitas
Penelitian,
Teknologi,
informasi
dan
komunikasi
hasil
dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan daerah
Arah kebijakan yang diambil adalah meningkatkan kuantitas dan
kualitas kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Statistik, meningkatkan
Pengembangan dan Pemeliharaan Peralatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, mewujudkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Data
dalam Sistem Manajemen Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik
dan
meningkatkan
peran
informasi
dan
komunikasi
dalam
pemerintahan daerah
3. Strategi
:
Membangun
sistem
politik
dan
kerjasama
antar
pemerintah daerah sehingga mampu menciptakan stabilitas dan
kemajuan daerah
Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi
tersebut adalah Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan
otonomi daerah dan meningkatkan dan mengembangkan kerjasama
antar pemerintah daerah dalam pembangunan
4. Strategi : Menegakkan supremasi hukum, dan keamanan
Agar strategi di atas dapat dilaksanakan dalam bentuk program, maka
disusunlah
beberapa
arah
kebijakan
diantaranya
meningkatkan
penegakkan supermasi hukum, optimalisasi penyusunan produk –
produk hukum dan peraturan perundang – undangan, meningkatkan
ketertiban dan keamanan masyarakat dan meningkatkan wawasan
kebangsaan dan poltik mansyarakat.
123
TABEL 6.1
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Visi : Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang semakin maju, semakin bertakwa dan dan semakin sejahtera
Misi I : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Meningkatnya nilai 1. Meningkatnya
1. Optimalisasi pengelolaan investasi
1. Meningkatkan
promosi
investasi
dalam
perekonomian daerah
investasi
dan
negeri
dan
luar
memperbanyak sumber
negeri
dan jenis investasi
2. Debirokrasi
prosedur
2. Meningkatnya
investasi
dan
produktivitas
dan
menciptakan
iklim
nilai tambah sektorinvestasi yang kondusif
sektor
pembentuk
PDRB
2. Mewujudkan struktur perekonomian 1. Mengembangkan sektor
3. Terwujudnya
yang kokoh dengan menjadikan industri
perdagangan dan jasa
penanggulangan
rakyat sebagai motor penggerak dan
sebagai penggerak roda
kemiskinan
industri perdagangan dan jasa sebagai
penggerak perekonomian
pendukung
daerah
4. Terwujudnya
penanggulangan
2.Kesejahteraan Masyarakat 3. Mewujudkan struktur perekonomian 1. Mengembangkan industri
pengangguran
yang kokoh dengan menjadikan industri
berbasis sumber daya
rakyat sebagai motor penggerak dan
(resource-based
industri perdagangan dan jasa sebagai
industries)
terutama
5. Peningkatan
pendukung
pertanian, pariwisata dan
keuangan daerah
pertambangan
serta
perikanan
124
2. Mengembangkan sektor
perdagangan dan jasa
sebagai penggerak roda
penggerak perekonomian
masyarakat
3. Mengembangkan sektor
perdagangan dan jasa
sebagai penggerak roda
penggerak perekonomian
masyarakat
4. Meningkatnya peranan Usaha Mikro 1. Meningkatkan
nilai
Kecil dan Menengah (UMKM) dan
tambah
dan nilai jual
Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang
produk-produk
UMKM
berdaya saing tinggi.
dan koperasi.
2. Menjamin
ketersedian
bantuan
teknis,
manajemen
dan
teknologi tepat guna bagi
UMKM dan koperasi
5. Optimalisasi
kebijakan
revitalisasi
pertanian dan kelautan dan perikanan
1. Meningkatkan
kesejahteraan petani
2. Meningkatkan
permodalan
dan
pemasaran hasil produksi
pertanian,
perkebunan
peternakan
serta
kelautan dan perikanan
3. Meningkatkan produksi
125
dan
produktifitas
pertanian
dan
perkebunan
4. Meningkatkan teknologi,
sarana dan prasarana
pertanian
dan
perkebunan
5. Meningkatkan
diversifikasi pangan dan
ketahanan
pangan
berkelanjutan
6. Meningkatkan
pemberdayaan penyuluh
pertanian
dan
perkebunan
7. Meningkatkan produksi
dan
produktifitas
peternakan
8. Meningkatkan teknologi,
sarana dan prasarana
peternakan
9. Meningkatakan
pencegahan
dan
penaggulangan penyakit
ternak
10.
Meningkatkan
produksi
dan
produktifitas
Kelautan
dan Perikanan
11.
Meningkatkan
teknologi, sarana dan
126
prasarana Kelautan dan
Perikanan
6. Peningkatan kualitas kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan
melalui
kebijakan
afirmatif
/keberfihakan
1. Menyempurnakan
dan
meningkatkan efektifitas
pelaksanaan
PNPM
Mandiri.
2. Meningkatkan
sinkronisasi
dan
efektifitas
koordinasi
penanggulangan
kemiskinan
7. Mengembangkan pusat-pusat ekonomi
dan kewirausahaan masyarakat serta
peningkatan kualitas tenaga kerja
1. Menumbuh kembangkan
pusat-pusat
ekonomi
lokal
2. Mengembangkan Usaha
Ekonomi Masyarakat dan
Keluarga
3. Meningkatkan
pemberdayaran
masyarakat dan aparatur
desa
4. Optimalisasi peran Balai
Latihan
Kerja
(BLK)
dalam
mencetak
wirausahawan baru
5. Meningkatkan
pengawasan,
perlindungan
dan
keselamatan tenaga kerja
127
6. Peningkatan kesempatan,
Kualitas dan Kompetensi
Tenaga Kerja
7. Optimalisasi
perencanaan
dan
pengendalian kebijakan
ketenagakerjaan
3. Meningkatkan
pendapatan daerah
8. Meningkatkan pengelolaan pendapatan,
aset dan belanja daerah
Misi II : Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul
Tujuan
Sasaran
1. Menjadikan sumber 1. Meningkatnya
kualitas 1.
daya manusia yang
kehidupan bergama
beriman
dan
bertaqwa
1. Mengoptimalkan
dan
memperluas sumber dan
jenis pendapatan daerah
2. Optimalisasi Pengolahan
dan
menajemen
aset
daerah
dan beriman
Strategi
Optimalisasi
peran
sumber
daya
manusia, kelembagaan dan kegiatan
keagamaan
dalam
meningkatkan
kualitas kehidupan beragama
Arah Kebijakan
1. Meningkatkan
peran
perangkat agama dan
lembaga-lembaga agama
dalam
meningkatkan
kualitas
kehidupan
beragama
dengan
Memperbanyak
dan
mengoptimalkan
kegiatan-kegiatan
keagamaan
dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
kehidupan
beragama
128
2. Meningkatnya
2.Meningkatnya
kualitas
kualitas kesehatan
sumber daya manusia
dan
pendidikan
masyarakat
2. Perluasan dan pemerataan
pendidikan
3. Peningkatan
pendidikan
mutu
4. Peningkatan
kesehatan
mutu
dan
dan
akses
1. Membangun
dan
memperbaiki sarana &
prasarana
pendidikan
serta
meningkatkan
pusat
pusat
Pembelajaran
dan
Pelatihan
untuk
masyarakat
relevansi
1. Meningkatkan kualitas
pendidikan, Kompetensi
Tenaga Pendidik dan
Manajemen Pendidikan
2. Membangun,
memperbaiki
dan
memelihara sarana dan
prasarana kesehatan
3. Memperbanyak
dan
memeratakan distribusi
jumlah
dokter
dan
tenaga medis
4. Meningkatkan
pengembangan sistem
jaminan
pembiayaan
kesehatan
bagi
penduduk miskin
pelayanan
1. Meningkatkan
perbaikan
masyarakat,
Penanggulangan
gizi
129
Penyakit Menular dan
Pengembangan
Pola
Hidup Sehat
2.
3. Meningkatnya
3.Meningkatnya
kesejahteraan sosial
perlindungan
masyarakat
pelayanan
sosial
masyarakat
dan
bagi
4. Meningkatnya peran 4.Meningkatnya
peran
pemuda,
olahraga
pemuda
dan
olahraga
dan
perempuan
dalam pembangunan
dalam
pembangunan serta
kesejahteraan
dan 5.Meningkatnya
perlindungan anak
pemberdayaan,
kualitas
kehidupan
perempuan
serta
kesejahteraan
dan
perlindungan anak
5. Peningkatan
kualitas
kesejahteraan sosial
pelayanan
1. Meningkatkan kualitas
pelayanan
soaial
masyarakat
dan
penyandang
kesejahteraan sosial).
6. Peningkatan peran, potensi dan prestasi
pemuda dan olahraga
1. Meningkatkan
Pembinaan, Sarana dan
peran
pemuda serta
prestasi olahraga.
7. Peningkatan kualitas kehidupan dan
peran perempuan serta kesejahteraan
dan perlindungan anak
1. Meningkatkan
peran,
pemberdayaan
dan
perlindungan
perempuan
2. Meningkatkan
kesejahteraan
dan
perlindungan anak
Misi III : Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam
rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Optimalnya
1. Meningkatkan eksplorasi 1. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya 1. Meningkatkan
pemanfaatan
dan
dan produksi hasil-hasil
alam
eksplorasi sumber daya
pengelolaan sumber
sumber daya alam serta
alam
daya
alam,
pengendalian lingkungan
2. Mengembangkan pusat-
130
lingkungan
hidup
dan bencana dalam
mendukung
perekonomian
daerah
dan
kesejahteraan yang
berkelanjutan
hidup
secara
berkelanjutan dan sesuai
dengan daya dukungnya
3.
4.
5.
6.
2. Berkurangnya
bencana
resiko
2. Meningkatnya
3. Meningkanya kuantitas
kapasitas
dan
kualitas
infrastruktur dasar
infrastruktur sesuai SPM
dalam
menunjang
2. Meningkatkan
rawan bencana
pengelolaan
kawasan
3. Pembangunan,
pengembangan
dan
pemeliharaan infrastruktur darat, laut
dan udara
pusat
industri
pariwisata
serta
meningkatkan promosi
dan
pemasaran
pariwisata
Melestarikan
dan
mengembangan
nilainilai seni dan budaya
daerah
Meningkatkan
daya
dukung penahanan laju
kerusakan lingkungan
Peningkatan pelayanan
transportasi darat, laut
dan
udara
Meningkatkan
pemanfaatan
pengolahan
persampahan
Meningkatkan
perlindungan
dan
konservasi hutan
1. Optimalisasi
pengurangan
bencana
risiko
1. Pembangunan
dan
pemeliharaan jalan dan
jembatan irigasi dan
drainase
131
perekonomian
daerah
dan
memenuhi
kebutuhan
dasar
masyarakat
2. Peningkatan pelayanan
transportasi darat, laut
dan udara
3. Mengembangkan
prasarana lingkungan,
air baku dan air limbah
4. Meningkatkan
akses
dan
pemerataan
pasokan listrik
Misi IV : Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan
kemanan yang mengayomi masyarakat
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan clean 1. Meningkatnya
1. Mewujudkan sistem pemerintahan yang 1. Mewujudkan
dan good governance
Akuntabilitas
transparan dan akuntabel
Transparansi
dan
Pengelolaan
Keuangan
Akuntabilitas
Daerah
Pengelolaan Keuangan
Daerah
dan
kinerja
aparatur
pemerintah
dengan
Mengoptimalkan Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah (SPIP)
2. Menciptakan sistem
politik, hukum dan
keamanan
yang
mengayomi
masyarakat
2. Meningkatnya
nilai
SAKIP
Pemerintah
Daerah dari tahun ke
tahun
1. Menciptakan sistem pemerintahan dan
sumber daya aparatur yang profesional
1. Meningkatakan
perencanaan,
pembinaan,
pengendalian
dan
evaluasi
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
132
3. Optimalnya Pemanfaatan
Ilmu
Pengetahuan,
Teknologi, informasi dan
komunikasi
dalam
pemerintahan daerah
1. Meningkatnya kontribusi, kualitas dan
kuantitas hasil Penelitian, Teknologi,
informasi dan komunikasi
dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan
daerah
1.
2.
3.
4.
4. Semakin meningkatnya
sinergitas
antara
eksekutif dan legislatif
serta kerjasama antar
pemerintah
daerah
dalam
pembangunan
daerah
1. Membangun
sistem
politik
dan
kerjasama antar pemerintah daerah
sehingga mampu menciptakan stabilitas
dan kemajuan daerah
Meningkatkan
kuantitas dan kualitas
kegiatan
Penelitian,
Pengembangan
dan
Statistik
Meningkatkan
Pengembangan
dan
Pemeliharaan Peralatan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Mewujudkan Efektivitas
dan
Efisiensi
Pengolahan Data dalam
Sistem
Manajemen
Informasi
yang
Mendukung Pelayanan
Publik
Meningkatkan
peran
informasi
dan
komunikasi
dalam
pemerintahan daerah
1. Mengoptimalkan peran
politisi
dalam
melaksanakan otonomi
daerah
2. Meningkatkan
dan
mengembangkan
kerjasama
antar
pemerintah
daerah
133
dalam pembangunan
5. Semakin
membaiknya
penegakan hukum dan
keamanan
dari tahun
ke tahun
1. Menegakkan supremasi hukum, dan
keamanan
1. Meningkatkan
penegakkan supermasi
hukum
2. timalisasi penyusunan
produk
–
produk
hukum dan peraturan
perundang - undangan
3. Miningkatkan
ketertiban
dan
keamanan masyarakat
4. Meingkatkan wawasan
kebangsaan dan poltik
mansyarakat
134
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Kebijakan umum bertujuan menggambarkan keterkaitan antar bidang urusan
pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran, dan
berfungsi sebagai acuan dalam menyusun program pembangunan daerah
jangka menengah. Program yang disusun untuk mewujudkan sasaran
strategis, dengan memakai sumberdaya, sesuai pula dengan ketentuan serta
berdasar strategi maupun arah kebijakan yang telah ditetapkan.
Untuk melaksanakan 65 (enam puluh lima) arah kebijakan pembangunan
daerah
lima
tahun
ke
depan,
disusunlah
sebanyak
162
program
pembangunan daerah dengan rincian sebagai berikut : a) Misi I sebanyak 30
arah kebijakan dan 48 program; b) Misi II sebanyak 11 arah kebijakan dan 48
program; c) Misi III sebanyak 11 arah kebijakan dan 33 program; d) Misi IV
sebanyak 13 arah kebijakan dan 33 program. Arah kebijakan dan program
pembangunan daerah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Misi I : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing
1. Arah Kebijakan :
Meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis
investasi
Program :
-
Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
-
Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
2. Arah Kebijakan :
Debirokrasi prosedur investasi dan menciptakan iklim investasi yang
kondusif
Program :
-
Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
-
Peningkatan Pelayanan Publik
-
Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan
135
3. Arah Kebijakan :
Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda
penggerak perekonomian daerah
Program :
-
Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
-
Peningkatan kerjasama perdagangan internasional
-
Peningkatan dan pengembangan ekspor
-
Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
4. Arah Kebijakan :
Mengembangkan
industri
berbasis
sumber
daya
(resource-based
industries) terutama pertanian, pariwisata dan pertambangan serta
perikanan
Program :
-
Pengembangan industri kecil dan menengah
-
Penciptaan iklim UKM yang Kondusif
5. Arah Kebijakan :
Membangun pola jaringan rumpun industri (industrial cluster) di setiap
kabupaten/kota sesuai dengan potensi daerah masing-masing
Program :
-
Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
-
Pengembangan industri kecil dan menengah
-
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM
6. Arah Kebijakan :
Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda
penggerak perekonomian masyarakat
Program :
-
Pembinaan pendagang kaki lima dan asongan
7. Arah Kebijakan :
Meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk-produk UMKM dan
koperasi
Program :
-
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
136
8. Arah Kebijakan :
Menjamin ketersedian bantuan teknis, manajemen dan teknologi tepat
guna bagi UMKM dan koperasi
Program :
-
Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
9. Arah Kebijakan :
Meningkatkan kesejahteraan petani
Program :
-
Peningkatan kesejahteraan petani
-
Program peningkatan diversifikasi pangan dan ketahanan
pangan berkelanjutan
10. Arah Kebijakan :
Meningkatkan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian,
perkebunan peternakan serta kelautan dan perikanan
Program :
-
Peningkataan permodalan dan pemasaran hasil produksi
pertanian/perkebunan
-
Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
-
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
11. Arah Kebijakan :
Meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan
Program :
-
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
12. Arah Kebijakan :
Meningkatkan
teknologi,
sarana
dan
prasarana
pertanian
dan
perkebunan
Program :
-
Peningkatan
teknologi,
sarana
dan
prasarana
pertanian/perkebunan
13. Arah Kebijakan :
Meningkatkan
diversifikasi
pangan
dan
ketahanan
pangan
berkelanjutan
137
Program :
-
Peningkatan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan
berkelanjutan
14. Arah Kebijakan :
Meningkatkan pemberdayaan penyuluh pertanian dan perkebunan
Program :
-
Peningkatan
pemberdayaan
penyuluh
pertanian
/perkebuan lapangan
15. Arah Kebijakan :
Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan
Program :
-
Peningkatan produksi hasil peternakan
16. Arah Kebijakan :
Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana peternakan
Program :
-
Peningkatan penerapan teknologi peternakan
17. Arah Kebijakan :
meningkatakan pencegahan dan penaggulangan penyakit ternak
Program :
-
Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
18. Arah Kebijakan :
Meningkatkan produksi dan produktifitas Kelautan dan Perikanan
Program :
-
Pengembangan budi daya perikanan
19. Arah Kebijakan :
Meningkatkan
teknologi,
sarana
dan
prasarana
Kelautan
dan
Perikanan
Program :
-
Pengembangan perikanan tangkap
20. Arah Kebijakan :
Menyempurnakan dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan PNPM
Mandiri.
Program :
-
Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
138
-
Peningkatan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
-
Perencanaan Sosial dan Budaya
21. Arah Kebijakan :
Meningkatkan sinkronisasi dan efektifitas koordinasi penanggulangan
kemiskinan
Program :
-
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
-
Perencanaan Sosial dan Budaya
22. Arah Kebijakan :
Menumbuh kembangkan pusat-pusat ekonomi lokal
Program :
-
Pengembangan wilayah transmigrasi
23. Arah Kebijakan :
Mengembangkan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Keluarga
Program :
-
Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
-
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM
24. Arah Kebijakan :
Meningkatkan pemberdayaran masyarakat dan aparatur desa
Program :
-
Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
-
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
25. Arah Kebijakan :
Optimalisasi
peran
Balai
Latihan
Kerja
(BLK)
dalam
mencetak
wirausahawan baru
Program :
-
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
26. Arah Kebijakan :
Meningkatkan pengawasan, perlindungan dan keselamatan tenaga
kerja
Program :
-
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
139
27. Arah kebijakan :
Peningkatan kesempatan, Kualitas dan Kompetensi Tenaga Kerja
Program :
-
Peningkatan Kesempatan Kerja
28. Arah Kebijakan :
Optimalisasi perencanaan dan pengendalian kebijakan ketenagakerjaan
Program :
-
Penyusunan Perencanaan ketenagakerjaan
29. Arah Kebijakan :
Mengoptimalkan dan memperluas sumber dan jenis pendapatan
daerah
Program :
-
Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
daerah
-
Program
Pembinaan
dan
Pengawasan
Bidang
Pertambangan
30. Arah Kebijakan :
Optimalisasi Pengolahan dan menajemen aset daerah
Program :
-
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
-
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
-
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
B. Misi II : Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman
1. Arah Kebijakan :
Meningkatkan peran perangkat agama dan lembaga-lembaga agama
dalam
meningkatkan
kualitas
kehidupan
beragama
dengan
Memperbanyak dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan keagamaan
dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama
Program :
-
Peningkatan kualitas Agama
-
Peningkatan Pemahaman Penghayatan, Pengamalan dan
Pengembangan Nilai agama
140
-
Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
2. Arah Kebijakan :
Membangun dan memperbaiki sarana & prasarana pendidikan serta
meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk
masyarakat
Program :
-
Pendidikan anak usia dini
-
Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
-
Pendidikan menengah
-
Pendidikan Non Formal
-
Program Pendidikan Luar Biasa
-
Program Pengmbangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
3. Arah Kebijakan :
Meningkatkan kualitas pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik dan
Manajemen Pendidikan
Program :
-
Pendidikan usia dini
-
Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
-
Pendidikan menengah
-
Program
peningkatan
mutu
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
-
Manajemen Pelayanan Pendidikan
4. Arah Kebijakan :
Membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana
kesehatan
Program :
-
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
-
Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
-
Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Patu-Paru dan Rumah Sakit Mata
141
-
Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan
Rumah Sakit Mata
5. Arah Kebijakan :
Memperbanyak dan memeratakan distribusi jumlah dokter dan tenaga
medis
Program :
-
Program Sumber Daya Kesehatan
6. Arah Kebijakan :
Meningkatkan pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan
bagi penduduk miskin
Program :
-
Pelayanan kesehatan penduduk miskin
-
Kemitraan Peningkatan pelayanan kesehatan
7. Arah Kebijakan :
Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat, Penanggulangan Penyakit
Menular dan Pengembangan Pola Hidup Sehat
Program :
-
Perbaikan gizi masyarakat
-
Pencegahan dan penanggulangan penyakit penular
-
Obat dan perbekalan kesehatan
-
Pengembangan lingkungan sehat
-
Standarisasi pelayanan kesehatan
-
Upaya Kesehatan Masyarakat
-
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
-
Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
-
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita
-
Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
8. Arah Kebijakan :
Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang
kesejahteraan sosial).
Program :
-
Pemberdayaan kesejahterahan sosial
-
Pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainya
142
-
Pemberdayaan kelembagaan kesejahterahan sosial
-
Bantuan dan jaminan kesejahterahan sosial
-
Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak
9. Arah Kebijakan :
Meningkatkan Pembinaan, Sarana dan peran pemuda serta prestasi
olahraga.
Program :
-
Peningkatan peran serta kepemudaan
-
Pengembangan dan Keserasian Kebijakan pemuda
-
Peningkatan peran serta kepemudaan
-
Peningkatan sarana dan prasarana olahraga
-
Pendukung kebijakan pengembangan olahraga
-
Pembinaan olahraga
-
Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga
10. Arah Kebijakan :
Meningkatkan peran, pemberdayaan dan perlindungan perempuan
Program :
-
Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
-
Promosi KIA melalui Kegiatan di Masyarakat
-
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun
Desa
-
Remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi
-
Keserasian kebijakan Peningkatan kualitas anak dan
perempuan
-
Kualitas Hidup Perempuan dan Perlindungan Anak
11. Arah Kebijakan :
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak
Program :
-
Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan&
pembinaan tumbuh kembang anak
-
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gander dan
anak
143
C. Misi III : Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup,
infrastruktur
dasar
dan
penanggulangan
bencana
dalam
rangka
menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang
berkelanjutan
1. Arah Kebijakan :
Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam
Program :
-
Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber Daya Alam
-
Pemanfataan Potensi Sumber Daya Hutan
-
Perencanaan dan Pengembangan Hutan
-
Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
2. Arah Kebijakan :
Mengembangkan pusat-pusat industri pariwisata serta meningkatkan
promosi dan pemasaran pariwisata
Program :
-
Pengembangan Destinasi Pariwisata
-
Pengembangan Produk dan Pelayanan Pariwisata
-
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
-
Program Pengembangan Perencanaan Pariwisata
3. Arah Kebijakan :
Melestarikan dan mengembangan nilai-nilai seni dan budaya daerah
Program :
-
Pengembangan nilai budaya
-
Pengelolaan Keragaman Budaya
4. Arah Kebijakan :
Meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan
Program :
-
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup
-
Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
-
Peningkatan Pengendalian Polusi
-
Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
144
5. Arah Kebijakan :
Peningkatan
pelayanan
transportasi
darat,
laut
dan
udara
Meningkatkan pemanfaatan pengolahan persampahan
Program :
-
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
6. Arah Kebijakan :
Meningkatkan perlindungan dan konservasi hutan
Program :
-
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
-
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
7. Arah Kebijakan :
Optimalisasi pengurangan risiko bencana
Program :
-
Peningkatan Kualitas SDM dan Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat
-
Penguatan
Peraturan
Perundangan
dan
Kapasitas
Kelembagaan
-
Pemulihan Dengan Segera Sarana dan Prasarana Vital
-
Pengurangan Resiko Bencana
8. Arah Kebijakan :
Pembangunan dan pemeliharaan jalan
dan jembatan irigasi dan
drainase
Program :
-
Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan
-
Rehabilitasi jalan dan jembatan
-
Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
-
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, sawah
dan jaringan pengairan lainnya
-
Program Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber
Daya Alam
9. Arah Kebijakan :
Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara
Program :
-
Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
145
-
Peningkatan Pelayanan Angkutan
-
Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
-
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
-
Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
10. Arah Kebijakan :
Mengembangkan prasarana lingkungan, air baku dan air limbah
Program :
-
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
11. Arah Kebijakan :
Meningkatkan akses dan pemerataan pasokan listrik
Program :
D. Misi
IV
:
Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikkan
Menyelenggarakan
pemerintahan
yg
profesional
dan
akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan yg
mengayomi masyarakat
1. Arah Kebijakan :
Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Daerah dan kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Program :
-
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
-
Peningkatan
Kapasitas
Sumber
Daya
Aparatur
pengelolaan keuangan daerah
-
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
pengelolaan
keuangan dan aset daerah
-
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
pengelolaan
keuangan dan aset daerah
-
Pengembangan sistem pengelolaan keuangan daerah
-
peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
-
Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
-
Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan SDM Aparatur
146
-
Peningkatan Kompetensi Fungsional SDM Aparatur
-
Pendidikan Kedinasan
2. Arah Kebijakan :
Meningkatakan perencanaan, pembinaan, pengendalian dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Program :
-
Perencanaan pembangunan daerah
-
Program pengukutan kinerja
3. Arah Kebijakan :
Meningkatkan
kuantitas
dan
kualitas
kegiatan
Penelitian,
Pengembangan dan Statistik
Program :
-
Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi
4. Arah Kebijakan :
Meningkatkan Pengembangan dan Pemeliharaan Peralatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Program :
-
Pengembangan data/informasi
-
Program Peningkatan aparatur Negara
5. Arah Kebijakan :
Mewujudkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Data dalam Sistem
Manajemen Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik
Program :
-
Pengembangan data/informasi
6. Arah Kebijakan :
Meningkatkan peran informasi dan komunikasi dalam pemerintahan
daerah
Program :
-
Kerjasama Informasi dengan Mass Media
147
7. Arah Kebijakan :
Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah
Program :
-
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
-
Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
8. Arah Kebijakan :
Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah
Program :
-
Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
-
Kegiatan penyusunan legislasi rancangan Perda
9. Arah Kebijakan :
Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama antar pemerintah
daerah dalam pembangunan
Program :
-
Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah
10. Arah Kebijakan :
Meningkatkan penegakkan supermasi hukum
Program :
-
Inventarisasi penyelesaian sengketa hukum dan HAM
-
Pemanfaatan Iptek
-
Peningkatan kapasitas calon peneliti
11. Arah kebijakan :
Optimalisasi penyusunan produk – produk hukum dan peraturan
perundang - undangan
12. Arah kebijakan :
Miningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat
Program :
-
Kegiatan telaah rancangan Perda/ Pergub/ Keputusan
Gubernur.
13. Arah Kebijakan :
Kebijakan Meingkatkan wawasan kebangsaan dan poltik mansyarakat
148
Program :
-
Pengkajian Rancangan Keputusan Gubernur
-
Kegiatan telaah rancangan Perda kabupaten/kota
-
Pembinaan SDM dan evaluasi kontrak / perjanjian
-
Peningkatan Keamanan dan Kenyaman Lingkungan
-
Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan
Kemanan
-
Peningkatan
Pemberantasan
Penyakit
Masyarakat
(PEKAT)
-
pemeliharaan Trantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal
-
Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
-
Pendidikan Politik Masyarakat
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Tabel 7.1
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
1
2
3
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
4
5
PROGRAM
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
6
7
8
Misi I : Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Berdaya Saing
Meningkatnya perekonomian daerah
Strategi : Optimalisasi pengelolaan investasi
Arah Kebijakan : Meningkatkan promosi investasi dan
memperbanyak sumber dan jenis investasi
Arah Kebijakan : Debirokrasi prosedur investasi dan
menciptakan iklim investasi yang kondusif
Pertumbuhan ekonomi
6.02
7,0 - 7,2
Laju investasi
7,5 - 14,38
17,5 - 20,0
Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Rp Triliun)
8.06
10,81-11,59
Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
Penanaman modal
daerah
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Pemerintahan umum
Daerah
Program peningkatan iklim investasi dan realisasi
investasi
Jumlah realisasi kerjasama bidang penanaman
modal
Nilai realisasi investasi PMA/PMDN
BKPMD
KP2T
Penanaman modal
daerah
BKPMD, KP2T
Program Peningkatan Pelayanan Publik
Pemerintahan umum
KP2T
Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan
Pemerintahan umum
KP2T
Program perlindungan konsumen dan pengamanan
perdagangan
Perdagangan
Diskop UKM Perindag
Program peningkatan kerjasama perdagangan
internasional
Perdagangan
Diskop UKM Perindag
Program peningkatan dan pengembangan ekspor
Perdagangan
Diskop UKM Perindag
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
Negeri
Perdagangan
Diskop UKM Perindag
Program pengembangan industri kecil dan menengah
Perindustrian
Disperindagkop dan
UKM
Program Penciptaan iklim UKM yang Kondusif
Perindustrian
Disperindagkop dan
UKM
Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
Perindustrian
Disperindagkop dan
UKM
Program pengembangan industri kecil dan menengah
Perindustrian
Disperindagkop dan
UKM
Program pengembangan Sistem Pendukung Usaha
bagi UMKM
Perindustrian
Disperindagkop dan
UKM
Program pembinaan pendagang kaki lima dan asongan
Perdagangan
Disperindagkop dan
UKM
Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang
kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai
motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa
sebagai pendukung
arah kebijakan : Mengembangkan sektor perdagangan
dan jasa sebagai penggerak roda penggerak
perekonomian daerah
Kesjahteraan Masyarakat
Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang
kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai
motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa
sebagai pendukung
arah kebijakan : Mengembangkan industri berbasis
sumber daya (resource-based industries) terutama
pertanian, pariwisata dan pertambangan serta
perikanan
Arah kebijakan : Membangun pola jaringan rumpun
industri (industrial cluster) di setiap kabupaten/kota
sesuai dengan potensi daerah masing-masing
Arah kebijakan : Mengembangkan sektor perdagangan
dan jasa sebagai penggerak roda penggerak
perekonomian masyarakat
Nilai PDRB Perkapita ( Rp Juta)
10.34
16,99 - 19,12
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku (Rp Triliun)
17.16
31,60 - 36,13
Jumlah Usaha Mikro,Kecil dan Menengah
23.808
25.022
Jumlah koperasi (cek BDA)
Startegi : Meningkatnya peranan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku
ekonomi yang berdaya saing tinggi.
Arah kebijakan : Meningkatkan nilai tambah dan nilai
jual produk-produk UMKM dan koperasi
Program pengembangan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif
Koperasi dan UKM
Disperindagkop dan
UKM
Arah kebijakan : Menjamin ketersedian bantuan
teknis, manajemen dan teknologi tepat guna bagi
UMKM dan koperasi
Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
Koperasi dan UKM
Disperindagkop dan
UKM
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
1
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
2
Startegi : Optimalisasi kebijakan
pertanian dan kelautan dan perikanan
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
3
4
5
Nilai Tukar Petani
103.48
PROGRAM
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
6
7
8
Pertanian
Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan, Dinas
Peternakan dan
keswan, Bakorluh, BKP
revitalisasi
arah kebijakan : Meningkatkan kesejahteraan petani
Program Peningkatan kesejahteraan petani
Program peningkatan diversifikasi pangan dan
ketahanan pangan berkelanjutan
arah kebijakan :Meningkatkan permodalan dan
pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan
peternakan serta kelautan dan perikanan
Program peningkataan permodalan dan pemasaran
hasil produksi pertanian/perkebunan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi
peternakan
Luas areal sawah
-
Produksi padi (ton)
arah kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan
prasarana pertanian dan perkebunan
arah kebijakan : Meningkatkan diversifikasi pangan
dan ketahanan pangan berkelanjutan
arah kebijakan: Meningkatkan pemberdayaan
penyuluh pertanian dan perkebunan
103 Ha
516858
679,724
Dinas Pertanian
Peternakan
Dinas Peternakan dan
keswan
Dinas kelautan dan
Perikanan
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Pertanian
Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan
Program peningkatan teknologi, sarana dan prasarana
pertanian/perkebunan
Pertanian
Dinas Peternakan dan
keswan
Program peningkatan pemberdayaan penyuluh
pertanian /perkebuan lapangan
Pertanian
Bakorluh
570.526 - 584.789
Produksi hortikultura (Ton) :
a. Buah-buahan
Pertanian
kelautan dan
Perikanan
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan
produktifitas pertanian dan perkebunan
Badan ketahanan
pangan dan Setda (Biro
SDA)
750.288 - 769.045
b. Sayuran
3,623,122
3.999.249 4.099.250
Produksi Palawija (Ton)
Produksi Perkebunan Unggulan (Ton) :
a. Sawit
b. Karet
c. Kopi (Arabica & Robusta)
d. Kakao
Populasi ternak (besar dan kecil)
157,383
173.721 - 178.064
Produksi daging ternak (Ton)
5,861
558,807
127,193
89,105
6,138
719,968
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Peternakan
Dinas Peternakan dan
keswan
6.470 - 6.631
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Peternakan
Dinas Peternakan dan
keswan
arah kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan
prasarana peternakan
Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
Peternakan
Dinas Peternakan dan
keswan
arah kebijakan: Meningkatakan pencegahan dan
penaggulangan penyakit ternak
Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit
ternak
Peternakan
Dinas Peternakan dan
keswan
Program pengembangan budi daya perikanan
Kelautan dan
Perikanan
Dinas kelautan dan
Perikanan
Program pengembangan perikanan tangkap
Kelautan dan
Perikanan
Dinas kelautan dan
Perikanan
Pemberdayaan
masyarakat
BPMPD
Pekerjaan umum
Dinas Pekerjaan Umum
Program Perencanaan Sosial dan Budaya
Perencanaan
pembangunan
Bappeda
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Perencanaan
pembangunan
Bappeda
arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan
produktifitas peternakan
arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan
produktifitas Kelautan dan Perikanan
Produksi Perikanan (Ton)
104,336 115.167 - 118.047
arah kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan
prasarana Kelautan dan Perikanan
Strategi : Peningkatan kualitas kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan melalui
kebijakan afirmatif /keberfihakan
Arah Kebijakan : Menyempurnakan dan
meningkatkan efektifitas pelaksanaan PNPM Mandiri.
Angka kemiskinan (%)
18.59 16,75 - 16,50
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Program Peningkatan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
arah kebijakan :Meningkatkan sinkronisasi dan
efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan
151
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
arah kebijakan :Meningkatkan sinkronisasi dan
efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan
1
2
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
3
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
4
5
URUSAN
PROGRAM
6
Program Perencanaan Sosial dan Budaya
Strategi : Mengembangkan pusat-pusat ekonomi
dan kewirausahaan masyarakat serta peningkatan
kualitas tenaga kerja
arah kebijakan : Menumbuh kembangkan pusat-pusat
ekonomi lokal
Angka Pengangguran (%)
4.02
7
8
Perencanaan
pembangunan
Bappeda
Transmigrasi
Disnakertras
2,5 - 2,1
Program pengembangan wilayah transmigrasi
Arah kebijakan : Mengembangkan Usaha Ekonomi
Masyarakat dan Keluarga
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Pemberdayaan
masyarakat
BPMPD
Koperasi dan UKM
Disperindagkop dan
UKM
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa
Pemberdayaan
masyarakat
BPMPD
Program
Peningkatan
Perdesaan
Pemberdayaan
masyarakat
BPMPD
Ketenagakerjaan
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi
Bengkulu
Program pengembangan
bagi UMKM
Arah kebijakan : Meningkatkan pemberdayaran
masyarakat dan aparatur desa
Meningkatkan pendapatan daerah
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Sistem Pendukung Usaha
Keberdayaan
Arah Kebijakan: Optimalisasi peran Balai Latihan
Kerja (BLK) dalam mencetak wirausahawan baru
Program Peningkatan
Tenaga Kerja
Arah kebijakan : Meningkatkan pengawasan,
perlindungan dan keselamatan tenaga kerja
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi
Bengkulu
Arah kebijakan : Peningkatan kesempatan, Kualitas
dan Kompetensi Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Ketenagakerjaan
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi
Bengkulu
Arah kebijakan : Optimalisasi perencanaan dan
pengendalian kebijakan ketenagakerjaan
Program Penyusunan Perencanaan ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi
Bengkulu
Strategi : Meningkatkan pengelolaan pendapatan,
aset dan belanja daerah
Arah Kebijakan : Mengoptimalkan dan memperluas
sumber dan jenis pendapatan daerah
Pendapatan daerah (RP Triliun)
1,10
Kualitas
dan
Masyarakat
Produktivitas
1,94 - 2,10
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan Pemerintahan Umum
keuangan daerah
Program
Pembinaan
Pertambangan
arah kebijakan : Optimalisasi Pengolahan dan
menajemen aset daerah
dan
Pengawasan
Bidang
Kantor Perwakilan
Energi dan sumber
daya mineral
Dinas ESDM
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pemerintahan umum
Setda (Biro Umum)
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pemerintahan umum
Setda (Biro Umum)
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pemerintahan umum
Setda (Biro Umum)
Misi II : Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan Beriman
Meningkatnya
bergama
kualitas
kehidupan Strategi : Optimalisasi peran sumber daya manusia,
kelembagaan dan kegiatan keagamaan dalam
meningkatkan kualitas kehidupan beragama
Arah kebijakan : Meningkatkan peran perangkat
agama dan lembaga-lembaga agama dalam
meningkatkan kualitas kehidupan beragama dengan
Memperbanyak dan mengoptimalkan kegiatankegiatan keagamaan dalam upaya meningkatkan
kualitas kehidupan beragama
Program peningkatan kualitas Agama
Jumlah calon jama’ah haji (orang)
Jumlah tempat ibadah (unit)
3.813
3,908 - 3,928
Pemerintahan umum
Setda (Biro Kesra)
Program Peningkatan Pemahaman Penghayatan,
Pengamalan dan Pengembangan Nilai agama
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Meningkatnya kualitas sumber daya
manusia
Strategi :
pendidikan
Perluasan
dan
pemerataan
akses
Arah Kebijakan : Membangun dan memperbaiki
sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan
pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk
masyarakat
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah :
a. Pendidikan Dasar
b.Pendidikan Menengah
Rasio guru terhadap murid :
a. Pendidikan Dasar
152
44.88
46.50-46.82
11.22
13.92-14.46
Program pendidikan anak usia dini
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengah
58.07
61.90 -62.67
Program pendidikan anak usia dini
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Meningkatnya kualitas sumber daya
manusia
SASARAN
1
Arah Kebijakan : Membangun dan memperbaiki
sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan
pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk
masyarakat
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
2
CAPAIAN KINERJA
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
a. Pendidikan
Dasar
3
b.Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Murni
a. SD
b.SLTP
c. SLTA
PROGRAM
KONDISI
AWAL
58.07
4
KONDISI AKHIR
86.04
97.20-99.43
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengah
94.59
752.15
53.46
95.59-95.79
79.88-81.43
62.29-64.06
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengah
118.3
88.79
72.81
126.47-128.10
97.15-98.15
79.54-81.79
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengah
61.90 5-62.67
6
Angka Partisipasi Kasar
a. SD
b.SLTP
c. SLTA
Angka Partisipasi Sekolah
153
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
7
Dinas Pendidikan
8
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan
pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk
masyarakat
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
1
2
Strategi
:Peningkatan
mutu
dan
relevansi
pendidikan
arah kebijakan: Meningkatkan kualitas pendidikan,
Kompetensi Tenaga Pendidik dan Manajemen
Pendidikan
arah kebijakan : Membangun, memperbaiki dan
memelihara sarana dan prasarana kesehatan
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
KONDISI
AWAL
3
4
5
a. Pendidikan Dasar
826.81
860.86-867.67
b. Pendidikan Menengah
Angka Melek Huruf
312.2
96.24
344.72-351.23
98.56-99.02
rata - rata lama sekolah
8.12
8.28-8.32
77.00
Rasio Posyandu per satuan balita
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
penduduk.
arah kebijakan : Meningkatkan pengembangan
sistem jaminan pembiayaan kesehatan bagi penduduk
miskin
Strategi : Peningkatan mutu dan pelayanan
kesehatan
arah kebijakan : Meningkatkan perbaikan gizi
masyarakat, Penanggulangan Penyakit Menular dan
Pengembangan Pola Hidup Sehat
0.61
0.013
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
arah kebijakan :Memperbanyak dan memeratakan
distribusi jumlah dokter dan tenaga medis
KONDISI AKHIR
77.00
0.70-0.72
0.018-0.019
Rasio dokter per satuan penduduk
0.258
0.268-0.270
Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk
Jumlah Peduduk Miskin yang Dilayani oleh Jamkesda
1.81
1.89-1.91
Usia Harapan Hidup
71.3
34
74.7-75.4
24
Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran bayi
Angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan
154
228
100
PROGRAM
6
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
7
8
Program pendidikan anak usia dini
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengah
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program Pendidikan Non Formal
Program Pendidikan Luar Biasa
Program Pengmbangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Badan Perpusatakaan
Program pendidkan anak usia dini
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Program wajib belaja pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengah
Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Setda (biro kesra)
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
Balita
Pendidikan
Pendidikan
Kesehatan
Program Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan
Jaringannya
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan Rumah Sakit Mata
Kesehatan
RSUD M. Yunus
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan
Rumah Sakit Mata
Kesehatan
RSUD M. Yunus
Program Sumber Daya Kesehatan
Kesehatan
Dinas kesehatan
Program Sumber Daya Kesehatan
Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
Kesehatan
Kesehatan
Dinas kesehatan
RSUD M Yunus
Program kemitraan Peningkatan pelayanan kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Dinas kesehatan
RSUD M Yunus
Progaram perbaikan gizi masyarakat
RSJKO SOEPRAPTO
Dinas kesehatan
Kesehatan
Dinas kesehatan
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular
Kesehatan
Dinas kesehatan
Program obat dan perbekalan kesehatan
Program pengembangan lingkungan sehat
Program standarisasi pelayanan kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
RSUD
RSUD
RSUD
RSUD
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
Kesehatan
RSUD M Yunus
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan
Balita
Kesehatan
RSUD M Yunus
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
Kesehatan
RSUD M Yunus
M
M
M
M
Yunus
Yunus
Yunus
Yunus
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
1
Meningkatnya
perlindungan
pelayanan sosial bagi masyarakat
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
2
dan strategi
:
Peningkatan
kualitas
pelayanan
kesejahteraan sosial
arah kebijakan :Meningkatkan kualitas pelayanan
soaial masyarakat dan penyandang kesejahteraan
sosial).
PROGRAM
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
5
6
7
8
39 -43
Progra pemberdayaan kesejahterahan sosial
Program pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS
lainya
Sosial
Sosial
Sosial
Setda (biro kesra)
Dinas Sosial
Program pemberdayaan kelembagaan kesejahterahan
sosial
Sosial
Dinas Sosial
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
3
4
Jumlah panti asuhan (unit)
Jumlah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
24
Jumlah Panti Sosial (Panti Asuhan, Jompo dan
Rehabilitasi)
Meningkatnya peran
pemuda
olahraga dalam pembangunan
dan Strategi : Peningkatan peran, potensi dan prestasi
pemuda dan olahraga
Arah kebijakan : Meningkatkan Pembinaan, Sarana
dan peran pemuda serta prestasi olahraga.
Jumlah organisasi pemuda (OKP)
45
70 - 75
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Program peningkatan peran serta kepemudaan
Pemuda dan Olahraga
Setda (biro kesra)
Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga
Pemuda dan Olahraga
DISPORA PROV
Program pendukung kebijakan pengembangan
olahraga
Pemuda dan Olahraga
DISPORA PROV
Program pembinaan olahraga
Pemuda dan Olahraga
DISPORA PROV
Program pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga Pemuda dan Olahraga
DISPORA PROV
Jumlah Prestasi Olah Raga tingkat Nasional dan
Internasional.
Jumlah Organisasi Kewanitaan
228
118
Persentase Perempuan dalam keanggotaan DPRD
Provinsi.
dan Keserasian Kebijakan Pemuda dan Olahraga
DISPORA PROV
Program Pengembangan
pemuda
Jumlah Kegiatan Olah Raga
arah kebijakan : Meningkatkan kesejahteraan dan
perlindungan anak
Pemuda dan Olahraga
Jumlah Organisasi Olah Raga
Jumlah Gelanggang Sarana Olahraga
Meningkatnya pemberdayaan, kualitas strategi :Peningkatan kualitas kehidupan dan peran
kehidupan
perempuan
serta perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan
kesejahteraan dan perlindungan anak
anak
arah kebijakan :Meningkatkan peran, pemberdayaan
dan perlindungan perempuan
Program peningkatan peran serta kepemudaan
DISPORA PROV
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan
gender dalam pembangunan
Pemberdayaan
perempuan
Setda (biro kesra)
Program Promosi KIA melalui Kegiatan di Masyarakat
Pemberdayaan
perempuan
BPP& PA
Persentase perempuan di DPRD Provinsi (%)
15 - 20
30
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pemberdayaan
Membangun Desa
Masyarakat dan Desa
Persentase Perempuan yang menduduki jabatan
Eselonering pada Pemprov Bengkulu.
15 - 20
30
Program remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi
Pemberdayaan
perempuan
BPP& PA
Program Keserasian kebijakan Peningkatan kualitas
anak dan perempuan
Pemberdayaan
perempuan
BPP& PA
Peningkatan
Kualitas
Perlindungan Anak
dan
Pemberdayaan
perempuan
BPP& PA
Program pengembangan bahan informasi tentang
pengasuhan& pembinaan tumbuh kembang anak
Pemberdayaan
perempuan
BPP&PA
Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan
gander dan anak
Pemberdayaan
perempuan
BPP&PA
Program Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber
Daya Alam
Perencanaan
Pembangunan
Bappeda
Kehutanan
Pemerintahan Umum
Dinas kehutanan
Setda (Biro SDA)
Kehutanan
Energi dan sumber
daya mineral
Dinas kehutanan
Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral
Pariwisata
Dinas Pariwisata dan
Budaya
Jumlah Pengaduan Kekerasan Terhadap Anak
Jumlah Panti Asuhan Anak
Hidup
Perempuan
BPP& PA
Persentase penurunan Traficking
Jumlah kegiatan terkait perlindungan anak.
Misi III : Mengembangkan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Infrastruktur Dasar Dan Penanggulangan Bencana Dalam Rangka Menunjang
Daya Saing Perekonomian Daerah Dan Pembangunan Yang Berkelanjutan
Meningkatkan eksplorasi dan produksi
hasil-hasil sumber daya alam serta
pengendalian lingkungan hidup secara
berkelanjutan dan sesuai dengan daya
dukungnya
Strategi : Meningkatkan pemanfaatan sumber daya
alam
arah kebijakan :Meningkatkan eksplorasi sumber
daya alam
Nilai investasi (Rp Miliar)
341
549
Nilai Investasi bidang Pertanian dan Kehutanan (Rp
Miliar)
56
117
Program Pemanfataan Potensi Sumber Daya Hutan
Produkasi batubara (ton)
Arah Kebijakan : Mengembangkan pusat-pusat
industri pariwisata serta meningkatkan promosi dan
pemasaran pariwisata
1,806,601
Nilai investasi bidang pariwisata dan budaya (Rp Miliar)
2.195.934 2.305.731
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang
Pertambangan
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Program Pengembangan Produk dan Pelayanan
Pariwisata
155
Meningkatkan eksplorasi dan produksi
hasil-hasil sumber daya alam serta
pengendalian lingkungan hidup secara
berkelanjutan dan sesuai dengan daya
dukungnya
SASARAN
1
Arah Kebijakan : Mengembangkan pusat-pusat
industri pariwisata
promosi dan
STRATEGIserta
DANmeningkatkan
ARAH KEBIJAKAN
pemasaran pariwisata
2
CAPAIAN KINERJA
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
3
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
4
5
URUSAN
PROGRAM
6
7
8
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Pariwisata
Dinas Pariwisata dan
Budaya
Program Pengembangan Perencanaan Pariwisata
Pariwisata
Dinas Pariwisata dan
Budaya
Lingkungan hidup
Badan Lingkungan
Hidup
Budaya
Dinas Pariwisata dan
Budaya
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Arah Kebijakan :Melestarikan dan mengembangan
nilai-nilai seni dan budaya daerah
Program pengembangan nilai budaya
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Arah kebijakan : Meningkatkan daya dukung
penahanan laju kerusakan lingkungan
arah kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi
darat, laut dan udara Meningkatkan pemanfaatan
pengolahan persampahan
Arah kebijakan : Meningkatkan perlindungan dan
konservasi hutan
Budaya
Dinas Pariwisata dan
Budaya
Pencemaran air dan udara
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup
Badan Lingkungan
Hidup
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL
Program perlindungan dan konservasi sumber daya
alam
Lingkungan hidup
Badan Lingkungan
Hidup
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup
Lingkungan hidup
Badan Lingkungan
BadanHidup
Lingkungan
Hidup
Program
Pengembangan
Persampahan
Lingkungan hidup
Badan Lingkungan
Hidup
Kehutanan
Dinas kehutanan
Tempat pembuangan sampah per satuan penduduk
Persentase lahan kritis
Kinerja
Pengelolaan
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Hutan
Pemerintahan Umum
Setda (Biro SDA)
Kehutanan
Dinas kehutanan
Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat
Penanggulangan
Bencana
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
Program Penguatan Peraturan
Kapasitas Kelembagaan
Penanggulangan
Bencana
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
Program Pemulihan Dengan Segera Sarana dan
Prasarana Vital
Penanggulangan
Bencana
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
Program Pengurangan Resiko Bencana
Penanggulangan
Bencana
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan
Jembatan
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Program rehabilitasi jalan dan jembatan
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Program Pembangunan Saluran Drainase/Goronggorong
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan
irigasi, sawah dan jaringan pengairan lainnya
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Program Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber
Daya Alam
Perencanaan
pembangunan
Bappeda
Program Pembangunan
Perhubungan
Perhubungan
Dishubkominfo
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Berkurangnya resiko bencana
Startegi : Meningkatkan pengelolaan kawasan
rawan bencana
Persentase alokasi anggaran dana siaga bencana (dana
tak terduga)
Meningkanya kuantitas dan kualitas
infrastruktur sesuai SPM
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
0.5
1,0
Perundangan
dan
Startegi : Pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara
Arah Kebijakan : Pembangunan dan pemeliharaan
jalan dan jembatan irigasi dan drainase
arah kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi
darat, laut dan udara
Persentase jaringan jalan provinsi dalam kondisi
baik/sedang (%)
58.27
77 - 80
Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan
0.021
0,012 -0,011
Luas areal sawah beririgasi
58,467
Frekuensi Penerbangan per hari
156
Sarana
dan
Prasarana
infrastruktur sesuai SPM
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
1
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
arah kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi
darat, laut dan udara
2
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
3
4
5
Jumlah orang yang melalui bandara dan dermaga per
tahun
542,040
827.042 - 884.043
6
Frekuensi pemberangkatan kapal laut
Jumlah angkutan umum per jumlah penduduk
Arah Kebijakan : Mengembangkan prasarana
lingkungan, air baku dan air limbah
Arah kebijakan : Meningkatkan akses dan pemerataan
pasokan listrik
URUSAN
PROGRAM
Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih
52,968
9. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
51.74
56,11 - 56,98
Terhimpunya Data DSP Setda Provinsi Bengkulu
1 Keg
6 Keg
Opini pemeriksaan atas laporan keuangan
WDP
WTP
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
7
8
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Perhubungan
Dishubkominfo
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana
Perhubungan
Perhubungan
Dishubkominfo
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Perhubungan
Dishubkominfo
Program
Peningkatan
Kendaraan Bermotor
Kelaikan
Perhubungan
Dishubkominfo
Program Pengembangan
Minum dan Air Limbah
Kinerja
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Energi dan
sumberdaya mineral
Dinas Energi dan
sumberdaya mineral
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Pemerintahan Umum
setda (Biro Ortala)
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
pengelolaan keuangan daerah
Pemerintahan Umum
setda , BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
Program
Pembinaan
Ketenagalistrikkan
dan
Pengoperasian
Pengelolaan
Pengawasan
Air
Usaha
Misi IV : Menyelenggarakan Pemerintahan Yang Profesional Dan Akuntabel Serta Mewujudkan Sistem Politik, Hukum Dan Keamanan Yang
Mengayomi Masyarakat
Meningkatnya
Akuntabilitas strategi : Mewujudkan sistem pemerintahan yang
Pengelolaan Keuangan Daerah
transparan dan akuntabel
arah kebijakan : Mewujudkan Transparansi dan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan
kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Persentase temuan kerugian negara terhadap total APBD
(%)
Penetapan APBD tepat waktu
Tepat Waktu
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur pengelolaan Pemerintahan Umum
keuangan dan aset daerah
setda , BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
tepat waktu
Tepat Waktu
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur pengelolaan Pemerintahan Umum
keuangan dan aset daerah
setda , BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
Pengembangan sistem pengelolaan keuangan daerah
setda , BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
setda
, BPKD,
Pemerintahan Umum
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan Pemerintahan Umum
capaian kinerja dan keuangan
tenaga Pemerintahan Umum
Inspektorat di dukung
SKPD
setda
, BPKD,
pengaduan Pemerintahan Umum
Inspektorat di dukung
SKPD
setda
, BPKD,
Program
peningkatan
profesionalisme
pemeriksaan dan aparatur pengawasan
Program mengintensifkan
masyarakat
penanganan
Program Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan SDM Pemerintahan Umum
Aparatur
Program Peningkatan Kompetensi Fungsional SDM Pemerintahan Umum
Aparatur
Program Pendidikan Kedinasan
Pemerintahan Umum
Inspektorat di dukung
SKPD
setda
, BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
setda
, BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
setda
, BPKD,
Inspektorat di dukung
SKPD
Meningkatnya nilai SAKIP Pemerintah
Daerah dari tahun ke tahun
Strategi : Menciptakan sistem pemerintahan dan
sumber daya aparatur yang profesional
arah kebijakan : Meningkatakan perencanaan,
pembinaan, pengendalian dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Penetapan RKPD tepat waktu
Tidak Tepat
waktu
Persentase SKPD yang menyusun dokumen Renja (%)
Persentase SKPD yang menyusun LAKIP (%)
Persentase SKPD yang telah memiliki Akuntabilitas
Kinerja Baik (%)
Pengiriman Lakip dan Tapkin ke MenpanRB
157
Tepat waktu
Program perencanaan pembangunan daerah
p susilo
80
80
Tepat waktu
Program pengukutan kinerja??? Confirm by susilo
100
100
Tepat waktu
Kepegawaian
?
Badan Diklat Prov.
Bengkulu
?
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
1
2
3
Optimalnya Pemanfaatan Ilmu
strategi : Meningkatnya kontribusi, kualitas dan
Pengetahuan, Teknologi, informasi dan kuantitas hasil Penelitian, Teknologi, informasi
komunikasi dalam pemerintahan
dan komunikasi dalam pengambilan keputusan
daerah
dan kebijakan daerah
arah kebijakan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas
kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Statistik
arah kebijakan :Meningkatkan Pengembangan dan
Pemeliharaan Peralatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
arah Kebijakan : Mewujudkan Efektivitas dan
Efisiensi Pengolahan Data dalam Sistem Manajemen
Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik
Semakin meningkatnya sinergitas
antara eksekutif dan legislatif serta
kerjasama antar pemerintah daerah
dalam pembangunan daerah
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
4
5
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
6
7
8
Pemerintahan Umum
Balitbang dan statistik
Perencanaan
Pembangunan
BAPPEDA
Program Optimalisasi pemanfaatan Teknologi
Informasi
Terkomputerisasinya secara online pengelolaan
kaeuangan ke seluruh SKPD
Terkomputerisasinya secara online pengelolaan
aset/BMD ke seluruh SKPD
Pengembangan data/informasi
Terkomputerisasinya secara online pengelolaan pegawai
ke seluruh SKPD (SIMPEG)
Program Peningkatan aparatur Negara
Perencanaan
Pembangunan
BAPPEDA
Hasil penelitian yang di gunakan dalam program
pembangunan
Program :Pengembangan data/informasi
Perencanaan
Pembangunan
BAPPEDA
arah kebijakan : Meningkatkan peran informasi dan
komunikasi dalam pemerintahan daerah
Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media
Komunikasi dan
Informatika
Sekretariat KPID
Provinsi Bengkulu
strategi :Membangun sistem politik dan kerjasama
antar pemerintah daerah sehingga mampu
menciptakan stabilitas dan kemajuan daerah
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Pemerintahan Umum
Biro Ortala
arah kebijakan : Mengoptimalkan peran politisi dalam
melaksanakan otonomi daerah
Persentase RAPREDA yang disahkan menjadi PERDA
Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan Pemerintahan Umum
rakyat daerah
Biro OrtalaSekretariat
DPRD
Jumlah MoU kerjasama antar pemerintah daerah
Program : Kegiatan penyusunan legislasi rancangan Pemerintahan Umum
Perda
Biro OrtalaSekretariat
DPRD
Program : Peningkatan kerjasama antar pemerintah
daerah
inspektoratSetda (Biro
ekonomi)
arah kebijakan :Meningkatkan dan mengembangkan
kerjasama antar pemerintah daerah dalam
pembangunan
Semakin membaiknya penegakan
hukum dan keamanan dari tahun ke
tahun
PROGRAM
Pemerintahan Umum
strategi : Menegakkan supremasi hukum, dan
keamanan
arah kebijakan : Meningkatkan penegakkan
supermasi hukum
Jumlah Pergub yang dilaksanakan
Program Inventarisasi penyelesaian sengketa hukum Pemerintahan Umum
dan HAM
Setda (Biro Hukum)
Arah Kebijakan : Miningkatkan ketertiban dan
keamanan masyarakat
Program Kegiatan telaah rancangan Perda/ Pergub/
Keputusan Gubernur. (kurang indikator sasaran)
Pemerintahan Umum
Setda (Biro Hukum)
Arah Kebijakan Meingkatkan wawasan kebangsaan
dan poltik mansyarakat
Program Pengkajian Rancangan Keputusan Gubernur
arah kebijakan : Optimalisasi penyusunan produk –
produk hukum dan peraturan perundang - undangan
Pemerintahan Umum
Setda (Biro Hukum)
Perda Pemerintahan Umum
Setda (Biro Hukum)
Program Pembinaan SDM dan evaluasi kontrak / Pemerintahan Umum
perjanjian
Setda (Biro Hukum)
Program
Kegiatan
kabupaten/kota
Angka kriminalitas (Kasus)
7.56
158
4,46-4,42
telaah
rancangan
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyaman
Lingkungan
Kesbang dan Pol
Dalam Negeri
KESBANGPOL
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Ketertiban dan Kemanan
Kesbang dan Pol
Dalam Negeri
KESBANGPOL
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit
Masyarakat (PEKAT)
Kesbang dan Pol
Dalam Negeri
KESBANGPOL
Program pemeliharaan Trantibmas & Pencegahan
Tindak Kriminal
Kesbang dan Pol
Dalam Negeri
Satpol PP
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Kesbang dan Pol
Dalam Negeri
Satpol PP
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Kesbang dan Pol
Dalam Negeri
KESBANGPOL
CAPAIAN KINERJA
SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA (OUTCOME)
1
2
3
159
KONDISI
AWAL
KONDISI AKHIR
4
5
PROGRAM
URUSAN
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
6
7
8
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan merupakan
indikasi dari rencana program yang didasarkan pada arah kebijakan yang disertai
dengan kebutuhan pendanaan, bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
atau
lintas
SKPD
maupun
antar
kewilayahan.
Program
disusun
dengan
mempertimbangkan tingkat kemudahan dari pelaksanaannya, juga faktor lain seperti
keterbatasan waktu, anggaran, maupun kapasitas serta sumberdaya daerah. Program
juga harus memiliki sasaran yang jelas dan dapat diukur hasilnya. Akumulasi
pencapaian kinerja pada masing-masing kegiatan, akan menjadi sasaran program.
Sasaran program akan mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan daerah.
Kebutuhan pendanaan selama 5 (lima) tahun ke depan untuk menjalankan 180
program pembangunan daerah adalah sebesar Rp. 3.663.840.913.405 dengan rincian
sebagai berikut:
a)
Tahun 2011 sebesar Rp.606.574.532.435;
b)
Tahun 2012 sebesar Rp.710.646.832.516;
c)
Tahun 2013 sebesar Rp.746.884.017.780;
d)
Tahun 2014 sebesar Rp.762.993.639.755; dan
e)
Tahun 2015 sebesar Rp.836.741.890.919.
Sedangkan kebutuhan pendanaan per Misi selama lima tahun dari total dana sebesar
Rp. 3.663.840.913.405 adalah sebagai berikut :
1)
Misi I sebesar Rp.571.346.613.410 dengan persentase 15,59 %;
2)
Misi II sebesar Rp.1.154.062.810.074 dengan persentase 31,50 %;
3)
Misi III sebesar Rp.1.136.362.185.077 dengan persentase 31,02 %; dan
4)
Misi IV sebesar Rp.786.103.421.844 dengan persentase 21,46 %.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
157
Tabel 8.1
Kebutuhan Pendanaan per Misi
Misi
Misi I
Persentase
(%)
Misi II
Persentase
(%)
Misi III
Persentase
(%)
Misi IV
Persentase
(%)
Total
Persentase
(%)
2011
97.967.340.500
16,15
2012
2013
2014
2015
110.625.629.700 119.315.016.920 116.166.397.162 127.272.166.128
15,57
15,98
15,23
15,21
Total
571.346.613.410
15,59
190.109.687.345 218.712.861.900 238.712.541.713 243.195.924.281 263.331.794.745 1.154.062.810.074
31,34
30,78
31,96
31,87
31,47
31,50
173.927.245.000 234.138.639.916 233.271.762.147 235.477.364.962 259.547.173.052 1.136.362.185.077
28,67
32,95
31,23
30,86
31,02
142.806.759.500 144.110.388.000 151.885.660.000 165.155.589.350 182.145.024.994
23,54
20,28
20,34
21,65
21,77
31,02
786.103.421.844
21,46
606.574.532.435 710.646.832.516 746.884.017.780 762.993.639.755 836.741.890.919 3.663.840.913.405
100
100
100
100
100
100
158
Sedangkan kebutuhan pendanaan per SKPD dapat dilihat pada Tabel berikut.
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
Tabel 8.3
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM/KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN
PROGRAM
INDIKATOR KINERJA
KONDISI
AWAL
TAHUN 2011
TARGET
KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana prasarana aparatur
Sarana dan Prasarana Aparatur
Program peningkatan disiplin aparatur
Disiplin Aparatur
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Jumlah dokumen perencanaan,
pelaporan ,evaluasi dan penganggaran
Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media
Jumlah lembaga penyiaran yang
mengajukan proses perizinan
TAHUN 2012
(Rp)
TARGET
1,181,360,000
615,731,000
1 th
TARGET
1 th
1 th
-
-
368,629,000
1 th
320,000,000
1 th
19,800,000
1 Th
33,160,000
27
3
TARGET
1 th
-
27
(Rp)
1 th
1 th
-
TAHUN 2014
2,126,945,000
679,000,000
130,268,000
35,000,000
28
(Rp)
1,520,082,000
692,554,000
162,000,000
1 Th
TAHUN 2013
27
664,100,000
3
(Rp)
TARGET
2,627,745,000
955,900,000
1 th
83,000,000
1 th
-
45,625,000
1,062,520,000
(Rp)
TARGET
4,340,400,000
976,400,000
1 th
1 th
(Rp)
11,796,532,000
3,919,585,000
KPID
KPID
1,435,268,000
KPID
5th
75,000,000
1 Th
94,800,000
KPID
298,785,000
KPID
6,048,094,000
KPID
1 Th
100,000,000
28
1,503,845,000
10
137
2,449,000,000
15
36
Jumlah lembaga penyiaran yang telah
mendapat izin penyiaran
7
30,000,000
9
40,000,000
10
50,000,000
20
60,000,000
13
70,000,000
59
250,000,000
Persentase pengaduan penyiaran yang
ditindaklanjuti
5
160,000,000
5
170,000,000
4
180,000,000
4
190,000,000
3
200,000,000
21
900,000,000
3
8
2
100,000,000
3
10
3
120,000,000
6
20
2
140,000,000
10
13
0
160,000,000
22
56
10
520,000,000
4
0
4
0
10
52
0
Jumlah penertiban siaran
Jumlah penyiaran radioa/TV lokal
Persentase ijin siaran yang tidak memiliki
ijin resmi
Hubungan dengan mitra kerja dan antar
lembaga
5
3
4
0
220
30
SKPD
5th
740,000,000
85,000,000
27
5
KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE
RENSTRA
TAHUN 2015
-
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator
Kinerja
Kunci
(IKK)
adalah
indikator
kinerja
utama
yang
mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan
yang terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Tujuan akhir otonomi daerah
ditunjukkan
dengan
parameter
tinggi
kualitas
manusia
yang
secara
internasional diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM
digunakan untuk mengecek apakah aspek-aspek yang digunakan untuk
mengukur
kemampuan
penyelenggaraan
otonomi
daerah
dapat
dipertanggungjawabkan.
Indikator Kinerja Kunci pada aspek kesejahteraan masyarakat diantaranya
adalah nilai PDRB perkapita, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Nilai
Tukar Petani, produksi padi, Produksi hortikultura (ton) :buah-buahan dan
sayuran, Produksi palawija (ton), produksi perkebunan unggulan, produksi
daging ternak dan Produksi Perikanan sebesar. Pada aspek Meningkatnya
kualitas sumber daya manusia, IKK nya adalah sebagai berikut Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), usia harapan hidup, angka melek huruf, ratarata lama sekolah, pengeluaran perkapita masyarakat, Angka Partisipasi
Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM),
rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah, rasio guru terhadap
murid, Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran bayi, angka kematian ibu per
10.000 ibu melahirkan, rasio posyandu per satuan balita, rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per satuan penduduk, rasio rumah sakit per satuan
penduduk, rasio dokter per satuan penduduk, rasio tenaga medis per satuan
penduduk. Indikator Kinerja Kunci pada aspek daya saing daerah diantaranya
angka konsumsi rumah tangga perkapita dan rasio kualitas tenaga kerja (rasio
lulusan S1/S2/S3).
231
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional
(provinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan output (nilai tambah) pada waktu tertentu. Laju inflasi
merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga
dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan
daya beli masyarakat. Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau
lainnya. Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama
hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
menurut umur. Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk
kategori miskin terhadap jumlah penduduk.
Angka partisipasi sekolah adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan
dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar
per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ketersediaan
sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10000 jumlah
penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan
untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio rumah
sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk.
Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah
penduduk. Rasio dokter per jumlah penduduk adalah jumlah dokter per 1.000
penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga
dokter. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang
jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan
(nasional, provinsi, dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas
jalan dari keseluruhan panjang jalan.
Angka konsumsi RT perkapita adalah rata-rata pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk
untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Rasio lulusan
S1/S2/S3 adalah jumlah lulusan S1/S2/S3 per 10.000 penduduk. Kualitas
tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.
232
Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu
wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditargetkan naik sebesar 2,35 – 2,82
dimana pada tahun 2010, IPM Provinsi Bengkulu sebesar 73,06 dan pada
tahun 2015 ditargetkan menjadi 75,41
-
75,88. Pertumbuhan PDRB
(pertumbuhan ekonomi) pada tahun 2010 sebesar 6,02 % dan pada tahun
2015 ditargetkan sebesar 7 - 7,2 % atau naik sebesar 0,98 - 1,18 %. Inflasi
pada tahun 2010 sebesar 4,73 % dan lima tahun ke depan diproyeksikan
turun sebesar 1,07 – 1,25 % menjadi 3,66 – 3,48 %. PDRB perkapita pada
tahun 2010 sebesar Rp. 10,3 juta dan pada tahun 2015 ditargetkan sebesar
Rp. 14,3 – 15,1 juta. Angka kemiskinan pada tahun 2015 diproyeksikan
sebesar 14,18 – 13,26 % atau turun sebesar 4,41 – 5,33 % dibandingkan
dengan tahun 2010 sebesar 18,59 %. Angka pengangguran diproyeksikan
turun sebesar 2,01 – 2,42 % selama 5 tahun ke depan dimana angka
pengangguran
pada
tahun
2010
sebesar
4,22
%
dan
tahun
2015
dipeoyeksikan menjadi 2,21 – 1,8 %.
Angka partisipasi sekolah (APS) pendidikan dasar tahun 2010 sebesar 826,81
dan pada tahun 2015 diproyeksikan menjadi 860,86 – 867,67 sedangkan
untuk pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 312,2 dan tahun 2015
ditargetkan menjadi 344,72 – 351,23. Rasio ketersediaan sekolah pendidikan
dasar tahun 2010 sebesar 44,88 dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi
sebesar 46,50 – 46,82 sedangkan untuk pendidikan menengah tahun 2010
sebesar 11,22 dan tahun 2015 sebesar 13,92 – 14,46. Rasio dokter persatuan
penduduk tahun 2010 sebesar 0,258 dan tahun 2015 diproyeksikan naik
menjadi 0,265 – 0,270. Proporsi panjang jaringan dalam kondisi baik tahun
2010 sebesar 0,38 dan tahun 2015 sebesar 0,53 – 0,55.
233
Angka konsumsi rumah tangga perkapita tahun 2010 sebesar Rp. 4 juta dan
pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar Rp. 5,5 – 5,8 juta atau naik
sebesar Rp. 1,5 – 1,8 juta. Rasio kualitas tenaga kerja tahun 2010 sebesar
193,67 dan pada tahun 2015 menjadi 309,59 – 332,23 atau naik sebesar
115,92 – 138,56. Indikator kinerja kunci secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut :
234
235
236
237
238
239
Tabel 9.1
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
No
1
2
3
4
5
6
7
A.2
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan PDRB (%)
Lju inflasi provinsi (%)
PDRB per kapita (Rp Jt)
IPM
Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Rp T)
Nilai PDRB atas dasar harga bBerlaku (Rp T)
Nilai Tukar Petani - NTP
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015
6.02
4,73
10.34
73,06
8,06
17,16
6,2 - 6,4
4,49 - 4,27
11,14-11,93
73,53 - 74,00
8,42-8,78
17,16-18,61
6,4 - 6,6
4,27 - 4,06
11,93-12,72
74,00 - 74,47
8,78-9,14
18,61-20,06
6,6 - 6,8
4,06 - 3,85
13,68-15.,90
74,47 - 74,94
9,46-10,11
24,17-27,64
6,8 - 7
3,85 - 3,66
15,90-16,99
74,94 - 75,41
10,11-10,81
27,64-31,60
7 - 7,2
3,66 - 3,48
16,99- 19,12
75,41 - 75,88
10,81-11,59
31,60-36,13
7 - 7,2
3,66 - 3,48
16,99- 19,12
75,41 - 75,88
10,81-11,59
31,60-36,13
96,24
8,12
96,70 - 97,17
8,16 - 8,20
97,17 - 97,63
8,20 - 8,24
97,63 - 98,10
8,24 - 8,28
98,10 - 98,56
8,28 - 8,32
98,56 - 99,02
8,32 - 8,36
98,56 - 99,02
8,32 - 8,36
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kesejahteraan Sosial
Pendidikan
Angka melek huruf (%)
Angka rata-rata lama sekolah (tahun)
Angka partisipasi murni (%)
SD
SLTP
SLTA
Angka partisipasi kasar (%)
SD
SLTP
SLTA
Angka pendidikan yang ditamatkan (tahun)
94,59
72,15
53,46
94,79 - 94,99
73,70 - 75,24
55,22 - 56,99
94,99 - 95,19
75,24 - 76,79
56,99 - 58,76
95,19 - 95,39
76,79 - 78,33
58,76 - 60,53
95,39 - 95,59
78,33 - 79,88
60,53 - 62,29
95,59 - 95,79
79,88 - 81,43
62,29 - 64,06
95,59 - 95,79
79,88 - 81,43
62,29 - 64,06
118,30
89,79
68,32
4,95
119,93 - 121,57
91,27 - 92,74
70,57 - 72,81
5,20 - 5,45
121,57 - 123,20
92,74 - 94,21
72,81 - 75,05
5,45 - 5,70
123,20 - 124,84
94,21 - 95,68
75,05 - 77,30
5,70 - 5,95
124,84 - 126,47
95,68 - 97,15
77,30 - 79,54
5,95 - 6,20
126,47 - 128,10
97,15 - 98,62
79,54 - 81,79
6,20 - 6,44
126,47 - 128,10
97,15 - 98,62
79,54 - 81,79
6,20 - 6,44
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kesehatan
Angka kelangsungan hidup bayi
Angka usia harapan hidup (tahun)
Persentase balita gizi buruk (%)
Prevalensi HIV
Prevalensi TBC
Prevalensi Malaria
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Angka Kesakitan DBD
Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Nenonatal
Persentase Ibu Bersalin ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%)
966
71,3
0.79
0.200
235
4.92
80.00
55.00
228.00
34.00
15.00
80
969
72,0 - 72,7
0.60
0.200
235
1.75
82.00
54.00
200.00
31.00
15.00
82
971
72,7 - 73,4
0.50
0.300
235
1.50
84.00
40.00
180.00
29.00
15.00
85
973
73,4 - 74,1
0.40
0.400
234
1.00
86.00
35.00
160.00
27.00
15.00
88
974
74,1 - 74,7
0.30
0.400
234
1.00
88.00
30.00
125.00
26.00
15.00
90
976
74,7 - 75,4
0.20
0.500
234
1.00
90.00
25.00
100.00
24.00
15.00
90
976
74,7 - 75,4
0.20
0.500
234
1.00
90.00
51.00
118.00
24.00
15.00
90
235
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
No
31
32
33
34
35
36
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator
Persentase Keluarga dengan PHBS (%)
Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan
Jumlah kab/kota yang memfasiliatsi penyelenggaraan STBM
Jumlah PKM yang memenuhi standar
Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat
Jumlah kab/kota yang mempunyai tenaga terlatih penanggulangan krisis
kesehatan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015
35
0
0
88
5
5
58
2
5
125
8
8
67
4
7
136
10
10
74
6
9
148
10
10
79
8
10
155
10
10
85
10
10
167
10
10
85
10
10
167
10
10
37
Sosial
jumlah panti asuhan (unit)
38
jumlah penyandang kesejahteraan sosial (orang)
39
Kemiskinan
Angka kemiskinan (%)
18.59
17,83 - 16,92
16,92 - 16,00
17,50-17,00
17,00-16,75
16,75-16,50
16,75-16,50
40
Kesempatan kerja
Pengangguran terbuka (%)
4,22
3,82 - 3,42
3,42 - 3,01
3,61-3,00
3,00-2,50
2,50-2,10
2,50-2,10
680
13
687
14
694
15
701
16
708
17
715
18
715
18
WDP
0.77
Tidak Tepat Waktu
Tepat Waktu
5
Tidak Tepat Waktu
80
80
WTP
0.17
Tidak Tepat Waktu
Tepat Waktu
5
Tidak Tepat Waktu
90
90
WTP
<1
Tepat Waktu
Tepat Waktu
4
Tepat Waktu
100
100
WTP
<1
Tepat Waktu
Tepat Waktu
3
Tepat Waktu
100
100
WTP
<1
Tepat Waktu
Tepat Waktu
2
Tepat Waktu
100
100
WTP
<1
Tepat Waktu
Tepat Waktu
2
Tepat Waktu
100
100
WTP
<1
Tepat Waktu
Tepat Waktu
2
Tepat Waktu
100
100
A.3
41
42
43
44
45
46
B.
B.1
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Pariwisata, Seni Budaya, Olah Raga dan Kepemudaan
Jumlah wisatawan
Jumlah grup kesenian
Jumlah gedung kesenian
Organisasi Kempemudaan (OKP)
Jumlah event olah raga nasional/regional yang diikuti (banyaknya event olah raga
yang diikuti)
Jumlah fasiltas olahraga
ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan Dasar
Reformasi Birokrasi dan Tatakelola Pemerintahan
Opini pemeriksaan atas laporan keuangan
Persentase temuan kerugian negara terhadap total APBD
Penetepan APBD tepat waktu
Penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah tepat waktu
Lama proses perizinan (hari)
Penetapan RKPD tepat waktu
Persentase SKPD yang menyusun RENJA SKPD
presentase SKPD yang menyusun Lakip
Persentase SKPD yang memiliki akuntabilitas kinerja baik (hasil evaluasi
inspektorat)
Pengiriman LAKIP dan TAPKIN ke Kementeraian PAN & RB
Persentase RAPREDA yang disahkan menjadi PERDA
236
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
No
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015
58
59
Jumlah MoU kerjasama antar pemerintah daerah
Tersedianya data base kependudukan skala provinsi
60
61
62
Pendidikan
Pendidikan dasar
Angka partisipasi sekolah
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah
Rasio guru/murid
826.81
44.88
58.07
833,62 - 840,43
45,20 - 45,53
58,84 - 59,61
840,43 - 847,24
45,53 - 45,85
59,61 - 60,37
847,24 - 854,05
45,85 - 46,17
60,37 - 61,14
854,05 - 860,86
46,17 - 46,50
61,14 - 61,90
860,86 - 867,67
46,50 - 46,82
61,90 - 62,67
860,86 - 867,67
46,50 - 46,82
61,90 - 62,67
63
64
65
Pendidikan menengah
Angka partisipasi sekolah
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Rasio guru terhadap murid
312.20
11.22
86.04
318,70 - 325,21
11,76 - 12,30
88,27 - 90,50
325,21 - 331,71
12,30 - 12,84
90,50 - 92,73
331,71 - 338,22
12,84 - 13,38
92,73 - 94,96
338,22 - 344,72
13,38 - 13,92
94,96 - 97,20
344,72 - 351,23
13,92 - 14,46
97,20 - 99,43
344,72 - 351,23
13,92 - 14,46
97,20 - 99,43
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Kesehatan
Rasio posyandu per satuan balita
Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu per satuan penduduk.
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
Rasio poskesdes per desa
Rasio dokter per satuan penduduk
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Persentase Desa Siaga aktif
Cakupan tempat umum yang memenuhi syarat
Cakupan rumah yang memenuhi syarat
Jumlah RS yang memenuhi standar
Jumlah Labkes yang memenuhi standar
Rasio Penduduk termasuk penduduk miskin memiliki jaminan kesehatan
Persentase Ketersediaan obat dan vaksin
Persentase instalasi Farmasi sesuai standar
77.00
0.61
0.013
1.000
0.258
1.81
10.76
66.80
61.10
4
1
57
100
80
77.00
0,63 - 0,65
0,014 - 0,015
1.000
0,260 - 0,262
1,83 - 1,84
58
79.00
75.00
4
2
65
100
85
77.00
0,65 - 0,66
0,015 - 0,016
1.000
0,262 - 0,264
1,84 - 1,86
67
80.00
79.00
8
3
70
100
90
77.00
0,66 - 0,68
0,016 - 0,017
1.000
0,264 - 0,266
1,86 - 1,87
74
82.00
82.00
10
4
75
100
95
77.00
0,68 - 0,70
0,017 - 0,018
1.000
0,266 - 0,268
1,87 - 1,89
79
85.00
85.00
12
4
85
100
95
77.00
0,70 - 0,72
0,018 - 0,019
1.000
0,268 - 0,270
1,89 - 1,91
85
85.00
85.00
14
5
100
100
100
77.00
0,70 - 0,72
0,018 - 0,019
1.000
0,268 - 0,270
1,89 - 1,91
85
85.00
85.00
14
5
100
100
100
80
81
Agama
Jumlah calon jemaah haji (orang)
jumlah tempat ibadah (unit)
3,813
3.832-3.851
3.851-3.870
3.870-3.889
3.889-3.908
3.908-3.928
3.908-3.928
82
83
Sarana dan Prasarana Umum
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Jumlah tempat ibadah
0.38
3,813
0,41 - 0,44
3.832 - 3.851
0,44 - 0,47
3.851 - 3.870
0,47 - 0,50
3.870 - 3.889
0,50 - 0,53
3.889 - 3.908
0,53 - 0,55
3.908 - 3.928
0,53 - 0,55
3.908 - 3.928
84
85
Perhubungan
Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis
Tipe Bandara Fatmawati
12
B
13 - 14
B
14 - 15
B
15 - 16
B
16 - 17
A
17 - 18
A
17 - 18
A
237
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
No
86
87
88
89
90
B.2
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015
37
14.38
41
16.17
45
16-17-17,25
50
17,25-18,35
55
18,35-19,05
61
19,05-1975
61
19,05-1975
131
1
23,808
20
132 - 133
1.523 - 1.611
24,046
22 - 23
133 - 134
1.611 - 1.698
24,286
23 - 25
134 - 135
1.698 - 1.785
24,529
25 - 27
135 - 136
1.785 - 1.873
24,774
27 - 28
136 - 137
1.873 - 1.960
25,022
28 - 30
136 - 137
1.873 - 1.960
25,022
28 - 30
79,52
81,01 - 82,49
82,49 - 83,98
83,98 - 85,46
85,46 - 86,95
86,95 - 88,44
86,95 - 88,44
Sanitasi dan Lingkungan Hidup
Pencemaran air
Cakupan Pengawasan terhadap pelaksanaan amdal (Jumlah perusahaan wajib
amdal yang telah diawasi)
Tempat Pembuangan sampah per satuan penduduk
Persentase Rumah tangga bersanitasi
Persentase lahan kritis yang dilakukan rehabilitasi
91
92
93
Pelayanan Penunjang
Penanaman Modal
Jumlah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN)
Laju investasi berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (%)
Nilai investasi pertanian dan kehutanan
94.
95
96
KUKM
Jumlah koperasi aktif
Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Jumlah BPR
97
98
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Angka partisipasi angkatan kerja (%)
Persentase transmigrasi swakarsa
99
100
KB dan KS
Rata-rata jumlah anak per keluarga
Prevalensi peserta KB aktif
3,72
90,72
3,64 - 3,57
95,26 - 100,02
3,57 - 3,50
100,02 - 105,02
3,50 - 3,42
105,02 - 110,27
3,42 - 3,35
110,27 - 115,78
3,35 - 3,28
115,78 - 121,57
3,35 - 3,28
115,78 - 121,57
101
Pertanahan
Persentase luas lahan bersertifikat
33,59 - 37,51
37,51 - 41,43
41,43 - 45,36
45,36 - 49,28
49,28 - 53,20
53,20 - 57,12
53,20 - 57,12
102
Pemberdayaan masyarakat dan desa
Jumlah LSM
18
19 - 21
21 - 22
22 - 24
24 - 26
26 - 27
26 - 27
103
104
Perpustakaan
Jumlah perpustakaan
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
10
66
11 - 12
71.184 - 76.007
12 - 13
76.007 - 80.831
13 - 14
80.831 - 85.654
14 - 15
85.654 - 90.478
15 - 16
90.478 - 95.301
15 - 16
90.478 - 95.301
105
Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
1,598
1,808
2,018
2,228
2,438
2,650
2,650
238
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
No
106
107
Indikator
IPTEK dan INFOKOM
Ketersediaan Website Pemerintah Daerah
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1.10
4.009.872
39,80
1.14
4.308.082 - 4.606.292
40,85 - 41,90
1.26
4.606.292 - 4.904.501
41,90 - 42,95
1,54-1,80
4.904.501 - 5.202.711
42,95 - 44,00
1,80-1,94
5.202.711 - 5.500.920
44,00 - 46,10
1,94-2,10
5.500.920 - 5.799.130
46,10 - 47,15
1,94-2,10
5.500.920 - 5.799.130
46,10 - 47,15
3.585.690
290.839
364.451
41.947
253.269
1.773.291
716.627
404.759
1.419.235
3.680.097 - 3.774.504
299.269 - 307.699
372.709 - 380.968
43.506 - 45.064
256.842 - 260.415
1.805.400 - 1.837.509
722.724 - 728.822
411.536 - 418.313
1.451.134 - 1.483.034
3.774.504 - 3.868.910
307.699 - 316.128
380.968 - 389.226
45.064 - 46.623
260.415 - 263.989
1.837.509 - 1.869.618
728.822 - 734.920
418.313 - 425.091
1.483.034 - 1.515.933
3.868.910 - 3.963.317
316.128 - 324.558
389.226 - 397.484
46.623 - 48.182
263.989 - 267.562
1.869.618 - 1.901.727
734.920 - 741.017
425.091 - 431.868
1.514.933 - 1.546.833
3.963.317 - 4.057.723
324.558 - 332.987
397.484 - 405.742
48.182 - 49.740
267.562 - 271.135
1.901.727 - 1.933.836
741.017 - 747.115
431.868 - 438.645
1.546.833 - 1.578.732
4.057.723 - 4.152.130
332.987 - 341.417
405.742 - 414.000
49.740 - 51.299
271.135 - 274.709
1.933.836 - 1.965.945
747.115 - 753.213
438.645 - 445.422
1.578.732 - 1.610.631
4.057.723 - 4.152.130
332.987 - 341.417
405.742 - 414.000
49.740 - 51.299
271.135 - 274.709
1.933.836 - 1.965.945
747.115 - 753.213
438.645 - 445.422
1.578.732 - 1.610.631
516.868
516.868-529.790
529.790-543.034
543.034-556.610
556.610-570.526
570.526-584.789
570.526-584.789
Persentase SKPD yang pengelolaan keuangannya telah online ke server
PPKD
108
Persentase SKPD yang pengelolaan asetnya sudah online ke server (SIMBADA)
109
Persentase SKPD yang pengelolaan kepegawaianya sudah online ke SIMPEG
110
Hasil penelitian yang di gunakan dalam program pembangunan
C.
C.1
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Kemampuan Ekonomi Daerah
Pendapatan Daerah (Rp T)
Angka konsumsi RT per kapita (Rp)
Persentase Konsumsi RT untuk non pangan
Produktivitas 9 sektor PDRB (Rp) :
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Listrik
Bangunan
Perdagangan
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan
Jasa-jasa
Presentase luas areal sawah beririgasi
Produksi padi (Ton)
Produksi Hortikultura (Ton :
a. Buah-buahan
b. Sayur-sayuran
Produksi Palawija (Ton)
Produksi perkebunan unggulan (Ton)
Produksi daging ternak (Ton)
Produksi Perikanan (Ton)
Produksi batubara
127
128
129
130
131
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
239
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
No
C.2
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015
0.021
542.04
0,019 - 0,017
599.037 - 656.038
0,017 - 0,015
656.038 - 713.039
0,015 - 0,014
713.039 - 770.040
0,014 - 0,012
770.040 - 827.042
0,012 -0,011
827.042 - 884.043
0,012 -0,011
827.042 - 884.043
177
189 - 202
202 - 214
214 - 226
226 - 238
238 - 250
238 - 250
51,74
52,61 - 53,49
53,49 - 54,36
54,36 - 55,24
55,24 - 56,11
56,11 - 56,98
56,11 - 56,98
132
133
Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Aksesibilitas daerah
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Jumlah orang melalui dermaga/ bandara per tahun
134
Fasilitas bank
Jumlah bank
135
136
Kelistrikan dan Air Bersih
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (%)
Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih (%)
137
Ketersediaan restoran/rumah makan
Jumlah restoran/rumah makan
132
145
160
176
194
213
213
138
Ketersediaan penginapan
Jumlah penginapan/ hotel
225
232 - 240
240 - 248
248 - 255
255 - 263
263 - 271
263 - 271
139
140
141
Iklim Berinvestasi
Angka kriminalitas
Jumlah demo
Lama proses perijinan (hari)
7,56
7
5
6,80 - 6,12
6
5
6,12 - 5,51
5
4
5,51 - 4,96
4
3
4,96 - 4,46
3
2
4,46 - 4,42
2
1
4,46 - 4,42
2
1
196,37
50,06
219,01 - 241,66
49,04 - 48,01
241,66 - 264,30
48,01 - 46,99
264,30 - 286,95
46,99 - 45,97
286,95 - 309,59
45,97 - 44,95
309,59 - 332,23
44,95 - 43,92
309,59 - 332,23
44,95 - 43,92
142
143
144
145
Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Perempuan
Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)
Rasio ketergantungan (%)
Presentase perempuan di DPRD Provinsi
Presentase perempuan yang menduduki jabatan eselonering di Pemerintah
Proivinsi Bengkulu
240
Download