i KATA PENGANTAR Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, saya menyambut gembira terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 ini. RPJMD merupakan dokumen resmi perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu lima tahun yang telah mendapatkan legitimasi hukum dan politik melalui Peraturan Daerah. Oleh karena itu RPJMD menjadi instrumen penting untuk mengarahkan dan mengendalikan proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan daerah dalam lima tahun mendatang. Akhirnya, saya selaku Gubernur Bengkulu mengajak kepada seluruh aparatur Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se Provinsi Bengkulu serta para pemangku kepentingan untuk bekerjasama, ikhlas dan penuh semangat dalam melaksanakan seluruh kebijakan dan program pembangunan yang telah ditetapkan demi Mewujudkan Masyarakat Bengkulu yang Semakin Maju, Semakin Bertakwa dan Semakin Sejahtera. Sekian dan terima kasih. Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bengkulu, Agustus 2014 GUBERNUR BENGKULU H. JUNAIDI HAMSYAH ii DAFTAR ISI Hal. BAB I P EN D A H U L U A N ....................................................................... 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH …………………..................... 11 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ................................................................ 56 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS….…………………………………………… 78 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ……………………......................... 84 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ................................................... 117 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH…….. 135 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN................................................................ 157 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH …………........................ 231 BAB X KAIDAH PELAKSANAAN ……………………………………………………….. 241 DAFTAR GAMBAR Hal. BAB I Gambar 1.1 PENDAHULUAN Hubungan Antar Dokumen BAB II Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Peta Administratif Provinsi Bengkulu Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu Perkembangan Produksi Padi Sawah Dan Padi Ladang 2006-2009 (ton) Distribusi Luas Lahan Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman 2009 Proposi Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 Angka Buta Huruf Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 AKB Dan AKAB Provinsi Bengkulu Tahun 2005 - 2009 Perkembangan Penderita Gizi Buruk Tahun 2005 – 2009 Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun 2005 – 2009 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun 2009 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2009 Distribusi Persentase Kasus Kriminal Di Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 4 7 9 10 11 16 22 24 25 25 26 26 27 28 DAFTAR TABEL Hal. BAB II Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tabel 2.16 Tabel 2.17 Tabel 2.18 Tabel 2.19 BAB III Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu Luas Areal, Produksi, Nilai Produksi Dan Rumah Tangga Nelayan Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Potensi Bencana Alam Di Provinsi Bengkulu Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2005 – 2009 Luas Hutan Lindung Dan Wilayah Penyebarannya PDRB Dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009 PDRB per Kapita Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009 Perkembangan IPM Nasional Dan Provinsi Bengkulu Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007 – 2008 Angka Partisipasi Kasar Dan Angka Partisipasi Murni Tahun 2005 – 2009 Peristiwa Kejahatan Yang Dilaporkan Dan Diselesaikan Di POLDA dan POLRES Kabupaten/Kota Di Provinsi Bengkulu Tahun 2006 - 2008 Rasio Guru Terhadap Murid Dan Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2009 Jumlah Sekolah, Murid Dan Guru per Kabupaten Se-Provinsi Bengkulu Tahun 2009 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009 Banyaknya Tenaga Kesehatan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2006 - 2009 Kondisi Dan Status Jalan di Provinsi Bengkulu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat Kesempatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Rekapitulasi Indikator Kinerja Daerah 2006-2009 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010 Pertumbuhan Pendapatan periode 2007-2010 Proporsi PAD, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Neraca Untuk Periode s/d 31 Desember 2009 Provinsi Bengkulu Analisis Rasio Keuangan Provinsi Bengkulu 2008 - 2009 Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010 Pertumbuhan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010 Komposisi Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010 Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010 8 9 13 15 16 18 21 21 22 23 23 27 28 29 30 30 31 32 33 38 39 40 41 43 44 45 45 46 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Pertumbuhan Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010 Penutup Defisit Riil Anggaran Proyeksi Pendapatan Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015 Proyeksi Belanja Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015 47 48 50 50 BAB V Tabel 5.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Rumusan Sasaran Dan Indikator Kinerja Sasaran 60 BAB VI Tabel 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi Dan Arah Kebijakan 71 BAB VII Tabel 7.1 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah 97 BAB VIII Tabel 8.1 Tabel 8.2 Tabel 8.3 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERATI KEBUTUHAN PENDANAAN Kebutuhan Pendanaan per Misi Kebutuhan Pendanaan per SKPD Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan 120 121 123 BAB IX Tabel 9.1 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan Indikator Kinerja Daerah 216 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal 150 ayat (3) huruf b, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi Bengkulu, maka untuk menjabarkan visi, misi, dan program Gubernur Bengkulu masa jabatan Periode 2010–2015 ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, program prioritas Gubernur Bengkulu, dan arah kebijakan keuangan Daerah Provinsi Bengkulu, dipandang perlu adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015; b. bahwa berdasarkan Pasal 150 ayat (3) huruf e, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015. Mengingat 1. : 2. 3. 4. 5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 441); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969 tentang Berlakunya UndangUndang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor ); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006; Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 tahun 2010, No 0199/MPPN/04/2010, No PMK 95/PMK/07/2010 tentang Penyelarasan RPJMD dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, 18. 19. 20. 21. Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2006 Nomor 3); Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4); Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6). Dengan Persetujuan Bersama GUBERNUR BENGKULU dan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BENGKULU MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2015. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2010-2015. 2. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Tahunan Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 3. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 4. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 5. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 6. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan. 7. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 8. Daerah adalah Provinsi Bengkulu. 9. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Bengkulu. 10. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu. 11. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu. BAB II KEDUDUKAN RPJMD Pasal 2 (1) RPJMD Tahun 2010-2015, disusun berdasarkan Visi, Misi dan Program Pembangunan Gubernur. (2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan dan berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang mengakomodasi berbagai aspirasi untuk jangka waktu lima tahun dan satu tahun transisi ke depan sebagai upaya untuk mengarahkan semua sumber daya yang dimiliki dan mengupayakan sumber daya lain untuk pelaksanaan program-program pembangunan dan untuk mencapai tujuan pembangunan yang ditetapkan. BAB III DOKUMEN RPJMD Pasal 3 (1) Dokumen RPJMD Tahun 2010-2015, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. (2) Sistematika RPJMD Tahun 2010-2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: - Bab I : Pendahuluan - Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah - Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan - Bab IV : Analisis Isu-isu Strategis - Bab V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran - Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan - Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah - Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan - Bab IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah - Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan BAB IV PENYUSUNAN RKPD TAHUN PERTAMA PERIODE GUBERNUR BERIKUTNYA Pasal 4 Gubernur Bengkulu yang sedang memimpin pada tahun terakhir pemerintahannya wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu untuk tahun pertama periode Pemerintahan Gubernur Bengkulu berikutnya, dengan mengacu kepada RPJMD ini. Pasal 5 RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu tahun pertama periode Pemerintahan Gubernur Bengkulu berikutnya. BAB V PERUBAHAN Pasal 6 (1) RPJMD dapat diubah dalam hal: a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan substansi yang dirumuskan dalam RPJMD belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangundangan; b. terjadi perubahan yang mendasar; atau c. merugikan kepentingan nasional. (2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional. (3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional. (4) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan peraturan daerah dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI PENUTUP Pasal 7 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu. Ditetapkan di Bengkulu Pada tanggal 09 Juni 2011 Plt. GUBERNUR BENGKULU, H. JUNAIDI HAMSYAH Diundangkan di Bengkulu Pada tanggal 14 Juni 2011 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BENGKULU, H. ASNAWI. A. LAMAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 NOMOR 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) merupakan satu tahapan rencana pembangunan yang harus disusun oleh semua tingkatan pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam hal ini sudah telah memliki RPJMD Provinsi Bengkulu periode 2010-2015 yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Ssistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Daerah disusun dengan maksud untuk menjabarkan Visi dan Misi Gubernur sebagai kepala daerah dalam jangka waktu lima tahun, kemudian RPJM tersebut harus menggambarkan rencana pembangunan yang terukur baik anggaran maupun target capaian yang diinginkan dalam rangka melakukan peubahan dari suatu kondisi pada kondisi yang lebih baik. Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 sudah dilaksanakan berbagai program/kegiatan pembangunan di Provinsi Bengkulu dari berbagai sumber dana baik dari APBN maupun dari APBD, namun program dan kegiatan yang dilaksanakan belum semuanya sesuai dengan RPJMD yang telah disusun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi rencana tersebut seperti keterbatasan dana yang tersedia, terjadinya bencana alam serta adanya kegiatan mendesak lainnya yang harus segera dilaksanakan. 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014, pasal 2 ayat 3.b yang disebutkan bahwa RPJMN berfungsi sebagai bahan penyusunan dan perbaikan RPJMD dengan memperhatikan tugas Pemerintah di Daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJMN. Dalam perjalanan pelaksanaan dari target kinerja, program/kegiatan ada beberapa yang mengalami perubahan disesuaikan dengan hasil kondisi dan situasi pada saat ini. Hal ini sesuai dengan evaluasi RPJMD Tahun 2010- 2015 yang menjelaskan bahwa : 1. Beberapa realisasi kinerja yang sudah melampaui target kinerja yang sudah ditetapkan, dan sebaliknya ada target indikator kinerja yang memerlukan penyesuaian karena diprediksi tidak mungkin tercapai; 2. Beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum terakomodir dalam RPJMD Tahun 2010-2015, dan sebaliknya ada indikator kinerja yang seharusnya menjadi indikator kinerja SKPD; 3. Beberapa Prioritas Nasional yang belum terakomodir dalam RPJMD Tahun 2010-2015; 4. Beberapa program kegiatan yang sifatnya mendesak tetapi belum terakomodir dalam RPJMD Tahun 2010-2015; 5. Beberapa kebijakan-kebijakan nasional yang belum terakomodir dalam RPJMD Tahun 2010-2015 yaitu kebijakan menyangkut percepatan pencapaian target MDG’s, MP3EI, GRK, MP3KI; 6. Pagu Indikatif yang ada pada Bab III sudah tidak sesuai lagi dengan Realisasi APBD Provinsi Bengkulu. Dari hasil analisa evaluasi tersebut dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencanapembangunan Daerah Pasal 50 ayat 1 yang menyatakan bahwa Rencana pembangunan daerah dapat diubah apabila hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme 2 yang diatur Peraturan dalam Daerah Pembangunan peraturan Nomor Jangka 4 perundang-undangan Tahun Menengah 2011 Daerah sehingga tentang Rencana (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 perlu dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2828); 2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 3. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor ); 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 4 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 tahun 2010, No 0199/MPPN/04/2010, No PMK 95/PMK/07/2010 tentang Penyelarasan RPJMD dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 19. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2006 Nomor 3) ; 20. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4); 21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6). 5 1.3 Hubungan Antar Dokumen Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 memiliki keterkaitan yang erat dengan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2030 serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014, RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2010 dan RTRW Provinsi lainnya. 1.3 RPJP NASIONAL 1.3 Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen MEMPEDOMANI MENGACU RPJP DAERAH MEMPEDOMANI RTRW PROVINSI RPJM NASIONAL MEMPERHATIKAN MEMPEDOMANI MEMPEDOMANI RPJM DAERAH MEMPERHATIKAN RTRW PROVINSI LAINNYA 6 1.4 Sistematika Penulisan BAB I. Pendahuluan Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RPJMD, dasar hukum penyusunan, hubungan antara dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan RPJMD serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD. BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi Provinsi Bengkulu serta indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Bengkulu yang meliputi 3 (tiga) aspek utama, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan pemahaman tentang apa, pembangunan bagaimana, daerah yang dan sejauh dilakukan mana selama keberhasilan ini, dan/atau mengidentifikasi faktor-faktor atau berbagai aspek yang nantinya perlu ditingkatkan untuk optimalisasi pencapaian keberhasilan pembangunan daerah. BAB III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah yang meliputi kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan. Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. BAB IV. Analisis Isu-Isu Strategis Penyajian isu-isu strategis daerah meliputi permasalahan- permasalahan daerah dan isu-isu strategis daerah. Permasalahan7 permasalahan daerah yang permasalahan pembangunan disajikan dan adalah permasalahan- permasalahan-permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Isu-isu strategis daerah dapat berasal dari permasalahan-permasalahan daerah maupun yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional. hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah isu tersebut dapat memberikan manfaat/pengaruh dimasa datang terhadap daerah tersebut. BAB V. Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Bab ini berisi tentang visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang sekaligus sebagai visi dan misi RPJMD Provinsi Bengkulu 2010-2015 beserta penjelasannya. Bab ini juga menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran dari setiap misi. Bab VI. Strategi Dan Arah Kebijakan Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi. BAB VII. Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah Bab ini menjabarkan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja. Selain itu disajikan pula penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih. BAB VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Pada bagian ini disajikan pula pencapaian target indikator kinerja per program termasuk pagu indikatif per tahunnya dan target indikator 8 kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan. BAB IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun ataup indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. BAB X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Bab ini menjelaskan 2 (dua) hal yaitu pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Bagian pedoman transisi menjelaskan bahwa RPJMD menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil Pemilukada pada periode berikutnya. Bagian kaidah pelaksanaan menjelaskan bahwa seluruh stake holder pembangunan berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya. RPJMD juga merupakan pedoman bagi setiap kepala SKPD untuk menyusun Renstra SKPD dan pedoman bagi Bappeda dalam menyusun RKPD. 1.5 Maksud dan Tujuan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 yang telah ditetapkan dengan peraturan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2011 sudah dilaksanakan selama periode 2010, 2011 dan 2012 namun masih banyak program/kegiatan yang dilaksanakan tidak ada dalam RPJMD Provinsi Bengkulu, maka perlu dilakukan review sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 pasal 2 ayat 3 point (b). 9 Tujuan review RPJMD Provinsi Bengkulu periode 2010-2015 adalah untuk menilai tingkat capaian target dan program/kegiatan yang telah dilaksanakan serta penyesuaian dengan target nasional (RPJMN 2010-2014). Selanjutnya hasil review RPJMD Provinsi Bengkulu ini akan menjadi acuan untuk penyusunan : 1. Review Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD; 2. Rencana Kerja Tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu; serta 3. Sebagai landasan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Bengkulu. 10 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Provinsi Bengkulu adalah salah satu provinsi di Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828) memiliki luas 34.724,69 km2 dengan luas daratan 19.795,15 km2 dan luas lautan 14.929,54 km2 (Bakosurtanal, 2010). Sejak tahun 1967, Provinsi Bengkulu mengalami beberapa kali pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 Kabupaten dan 1 Kota, akan tetapi semenjak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu, Provinsi Bengkulu secara administratif terbagi menjadi 8 (delapan) Kabupaten dan 1(satu) Kota. Dan pada tahun 2008, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) di Provinsi Bengkulu membagi Provinsi Bengkulu menjadi 9 (Sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota dengan sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, sebelah Selatan dengan Provinsi Lampung dan sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. 11 Gambar 2.1 Peta Administratif Provinsi Bengkulu Tabel 2.1 Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu No Kabupaten/Kota 1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong 3 Bengkulu Utara 4 5 6 7 8 9 10 Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Ibu Kota Manna Curup Arga Makmur Bintuhan Tais Mukomuko Muara Aman Kepahiang Karang Tinggi Kota Bengkulu Kecamatan Desa/Kelurahan 11 175 15 156 12 212 15 14 15 13 8 10 194 190 151 110 110 136 8 67 Jumlah 121 1.501 Sumber : Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bengkulu, 2010 Secara geografis, Provinsi Bengkulu terletak pada 101°01 - 103°46 Bujur Timur serta 2° 16 - 3°31 Lintang Selatan dan terletak di Pantai 12 Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, sepanjang Bukit Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat dan dataran tinggi yang membentang dari ujung utara sampai ujung selatan dengan lebar + 50 km. Dataran tinggi merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Provinsi Bengkulu memiliki bentuk wilayah relatif memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai + 525 km. Wilayah Provinsi Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude) berkisar antara 0 1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung Kaba. Ditinjau berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Wilayah dengan ketinggian tempat 0 - 250 m dpl, meliputi areal seluas 976.624 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan dataran aluvium; b. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 - 500 m dpl, meliputi areal seluas 338.365 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan peralihan dari aluvium ke perbukitan; c. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 - 750 m dpl, meliputi areal seluas 228.881 ha yang menyebar disebagian besar Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong; d. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 - 1000 m dpl, meliputi areal seluas 181.548 ha yang menyebar di Kabupaen Mukomuko, Bengkulu Utara, dan Kaur yang merupakan Taman Nasional; e. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 - 1.250 m dpl, meliputi areal seluas 128.664 ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman Nasional; f. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 - 1.500 m dpl, meliputi areal seluas 78.630 ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Kaur; 13 g. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 - 2.000 m dpl, meliputi areal seluas 70.338 ha yang merupakan puncak gunung-gunung di sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Gambar 2.2 Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu Berdasarkan fungsinya kawasan hutan dibagi dalam 3 kelompok yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2 Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu No 1 2 3 4 Fungsi / Kawasan Hutan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Cagar Alam Taman Nasional Taman Wisata Alam Taman Hutan Raya Taman Buru Kawasan Hutan Hutan Lindung Luas Kawasan Hutan (Ha) Kawasan Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Hutan Fungsi Khusus Jumlah 444.882 Luas (%) 48,31 6.723 405.286 14.954 1.22 16.797 476.082 252.042 182.210 34.965 6.865 920.964 27,37 19,78 3,80 0,78 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, 2009 Luasan kawasan hutan berdasarkan fungsinya di Provinsi Bengkulu adalah seluas ± 920.964 ha yang terdiri dari : 1. Hutan dengan fungsi konservasi seluas 444.882 ha 2. Hutan dengan fungsi lindung seluas 252.042 ha 14 3. Hutan dengan fungsi produksi seluas 224.040 ha Khusus untuk kawasan hutan dengan fungsi konservasi, maka seluruh fungsi kawasan hutan (konservasi) terdapat/terwakili di Provinsi Bengkulu. Dalam wilayah Propinsi Bengkulu, kawasan hutan lindung telah ditetapkan pada TGHK dengan total luas 251.485,70 Ha dan dapat didelineasikan dalam peta wilayah Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu memilliki jumlah curah hujan tahunan yang relatif tinggi, bervariasi antara 2000 - 6000 mm pertahun dan jumlah hari hujan bervariasi antara 100 - 250 hari pertahun. Suhu udara rata-rata 25,60C, suhu minimum berkisar antara 21,40C sampai 22,50C dan suhu maksimum rata-rata antara 31,40C sampai 32,50C. Kelembaban udara rata-rata diatas 50 % dengan lama penyinaran matahari ratarata 6 jam per hari dan penguapan rata-rata 4 mm perhari . Keadaan angin di Provinsi Bengkulu dominan dari arah Barat dan Selatan. Kecepatan rata-rata 8 km/jam, dengan kecepatan maksimum rata-rata 34 km/jam dan kecepatan maksimum absolut pernah mencapai 81 km/jam (Provinsi Bengkulu Dalam Angka, BPS Tahun 2009). 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah 1. Pertanian Tanaman Pangan Pertanian tanaman pangan merupakan penyumbang pendapatan daerah yang terbesar dengan produksi yang relatif terus meningkat setiap tahunnya. Hingga tahun 2007, Provinsi Bengkulu memiliki lahan persawahan dengan pengairan irigasi mencapai 69.413 ha dari luas total lahan persawahan yang ada 91.972 ha (Sumber :Bengkulu Dalam Angka, 2010) dengan tanaman padi sebagai komoditas utama. Setiap tahunnya, lahan produksi maupun luas panen meningkat lebih dari 20%. Pada tahun 2009 total luas panen padi di Provinsi Bengkulu mencapai 132,98 ribu hektar yang terdiri dari 120,88 ribu hektar atau sebesar 90,9 persen padi sawah dan 12,1 ribu hektar atau sebesar 9,1 persen padi ladang. 15 Lahan pertanian tanaman pangan sendiri tersebar di setiap kabupaten dan kota termasuk kota Bengkulu meski tidak sebesar yang ada di kabupaten lain dengan luas tanam kurang lebih 4.539 ha. Adapun kabupaten dengan luas tanam dan luas panen pertanian tanaman pangan terbesar adalah di Kabupaten Bengkulu Utara serta Kabupaten Seluma dan Lebong. Pemerintah daerah sendiri, terus berupaya untuk mengembangkan sektor pertanian tanaman pangan khususnya beras. Lahan tegalan umumnya dikembangkan oleh petani di lahan-lahan dengan kemiringan agak berbukit hingga berbukit, bahkan di beberapa tempat banyak yang di lahan agak bergunung, sehingga rawan terhadap bahaya erosi. Penyebaran pola penggunaan tanah tegalan banyak dijumpai di Kabupaten Muko-Muko, Seluma dan Kaur. Sawah di Provinsi Bengkulu umumnya dikembangkan di dataran aluvium sungai, dengan sistem irigasi desa dan setengah teknis. Wilayah kabupaten yang banyak dijumpai areal sawah adalah Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Tengah. Gambar 2.3 Perkembangan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang 2006-2009 (ton) Sumber : BPS, Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010 Sub sektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor pertanian. Komoditas padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang adalah produk utama sektor bahan makanan. Produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas panen dan produktifitas per hektar. Pada tahun 2008 total luas panen padi di Provinsi Bengkulu 16 mencapai 127,51 ribu hektar yang terdiri dari 114,75 hektar atau sebesar 90 % padi sawah dan 12,76 % ribu hektar atau sebesar 10 % padi ladang. Sedanagkan tahun 2009 total luas panen padi di Provinsi Bengkulu mencapai 132,87 ribu hektar. Hal ini berarti pada kurun waktu 2008-2009 luas panen padi di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 4,13 persen. Peningkatan luas panen padi di Provinsi Bengkulu pada periode 2008-2009 berasal dari peningkatan luas panen padi sawah yang meningkat sebesar 5,33 persen. Sedangkan luas panen padi ladang pada kurun waktu yang sama menurun sebesar 5,3 persen. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini. 2. Perkebunan Selain pertanian tanaman pangan, perkebunan juga merupakan salah satu sub sektor penyumbang PDRB yang cukup besar di Provinsi Bengkulu. Kesuburan tanah serta iklim yang mendukung membantu perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Bengkulu. Beberapa perusahaan perkebunan besar hingga saat ini telah menanamkan investasinya di Provinsi Bengkulu dengan membuka kawasan-kawasan perkebunan dengan komoditi unggulan adalah Kelapa Sawit. Usaha Perkebunan di Provinsi Bengkulu, sebagian diusahakan oleh perusahaan perkebunan swasta, dan sebagian lagi oleh perkebunan rakyat. Kawasan perkebunan besar kelapa sawit swasta, serta kawasan perkebunan kelapa sawit rakyat baik yang telah bekerja sama dengan pabrik pengolahan maupun belum bekerjasama mencapai luas total 105.654 Ha (Sumber: Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2008) yang tersebar di masing-masing kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Sedangkan komoditas lain yang juga diusahakan adalah Kopi, Karet, Kelapa, Cengkeh, Coklat, Aren, Lada, Kayu Manis, Pinang, Jahe, Nilam, Teh, dan Tembakau. Kontribusi subsektor perkebunan dalam PDRB Provinsi Bengkulu Tahun 2009 adalah sebesar 9,13 persen, menurun dibandingkan tahun 2008 yang 17 sebesar 23,08 persen juga menurun dibanding tahun 2008 yang sebesar 24,34 persen. Penurunan kontribusi subsektor perkebunan lebih disebabkan oleh menurunnya harga beberapa komiditi perkebunan. Gambar 2.4 Distribusi Luas Lahan Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman 2009 Kawasan perkebunan besar swasta maupun perkebunan rakyat tersebar secara merata pada masing-masing Kabupaten dan Kota dengan komoditas unggulan yang berbeda-beda. Namun secara umum didominasi oleh perkebunan Kelapa Sawit, Kopi, serta Karet. Usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu sebagian dilakukan oleh rumah tangga perkebunan rakyat dan sebagian lagi diusahakan oleh perkebunan swasta. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan rumah tangga di Provinsi Bengkulu adalah tanaman karet, kelapa, kopi, kelapa sawit dan cokelat. 3. Pertambangan dan Industri Kegiatan pertambangan, meski peranannya dalam PDRB tidak terlalu besar, namun Provinsi Bengkulu memiliki cadangan sumber daya mineral yang cukup banyak meliputi Pengelolaan usaha pertambangan yang ditetapkan dalam wilayah pertambangan (WP), 18 terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN), sedangkan untuk potensi usaha pertambangan dapat dikelompokkan menjadi pertambangan mineral dan pertambangan batu bara. Selanjutnya pertambangan mineral digolongkan atas pertambangan mineral radioaktif, pertambangan mineral logam, pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan. Potensi tambang di Provinsi Bengkulu meliputi Batu Bara, Pasir Besi, serta Emas dan mineral pengikutnya. Kegiatan eksploitasi dan eksplorasi tambang batubara sendiri sudah di beberapa wilayah. Batu bara yang diproduksi pada umumnya ditujukan untuk pasar ekspor dengan produksi yang masih relatif kecil atau rata-rata kurang dari 80.000 ton setiap bulannya. Kegiatan eksploitasi tambang Batubara berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, serta Seluma. Sedangkan kegiatan eksplorasi batubara berada di beberapa wilayah seperti Kecamatan Ketahun, Batik Nau, serta Lais di Kabupaten Bengkulu Utara; Kecamatan Air Napal, Karang Tinggi, serta Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kecamatan Sukaraja, Seluma, serta Talo di Kabupaten Seluma; Kecamatan Kedurang di Bengkulu Selatan; dan Kecamatan Kaur Utara di Kabupaten Kaur. Kegiatan pertambangan eksplorasi pasir besi di Provinsi Bengkulu terdapat di kawasan pantai barat yang tersebar di beberapa wilayah di masing-masing Kabupaten. Sedangkan untuk potensi tambang emas dan mineral pengikutnya (Dmp), telah dikeluarkan beberapa SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan) di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur. Potensi tambang galian di Provinsi Bengkulu cukup beragam, dari batubara, emas, pasir besi, batu gamping, batu apung, bentonit, lempung, zeolit/tras serta bahan galian C seperti pasir dan batu. Secara geologis cadangan tambang bernilai ekonomi sebenarnya 19 sangat menjanjikan. Potensi Batubara secara umum terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan sebagaian kecil di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu di daerah Kota Padang, Kecamatan Padang Ulak Tanding. Menurut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu secara umum cadangan batubara dapat digolongkan menjadi 3 kriteria dengan rincian sebagai berikut : - Cadangan terukur (proved) : 122.913.304 ton - Cadangan terunjuk (probable) : 169.295.783 ton - Cadangan tereka (possible) : 101.087.376 ton - Layak tambang (mineable) : 122.319.304 ton Hingga saat ini pengusahaan batubara di Provinsi Bengkulu yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah Tahap eksplorasi sebanyak 3 KP dan Tahap eksploitasi sebanyak 12 KP. 4. Perikanan dan Kelautan Produksi kelautan di Propinsi Bengkulu hingga saat ini baru untuk pemenuhan kebutuhan sendiri. Hal ini mengingat upaya penangkap ikan laut baru dilaksanakan di wilayah pesisir pantai karena kurangnya sarana dan prasarana pendukung yang memadai untuk merambah kawasan ZEE. Kegiatan perikanan laut di Propinsi Bengkulu, berlokasi di pantai barat pulau Sumatera yang menghadap laut Hindia yang mempunyai pantai sepanjang 525 km. Sedangkan usaha budi daya pengembangan perikanan air tawar (perikanan darat) di Provinsi Bengkulu, pada umumnya diusahakan melalui tambak, keramba, sawah dan perairan ul‑num. Adapun luasnya mencapai 50.867,5 Ha yang tersebar di Kabupaten Bengkulu Utara, Muko-Muko, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur, Kepahyang, Rejang Lebong, serta Lebong. Luas kawasan yang digunakan untuk perikanan darat di Kabupaten Bengkulu Utara dan Muko-muko mencapai 14.106,25 Ha, dan di Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan, serta Kaur adalah 19.545 ha. Sedangkan di Kabupaten Rejang Lebong, Kepahyang, dan Lebong mencapai 10.000 ha. 20 Subsektor perikanan di Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang cukup besar, terutama perikanan laut. Hal ini disebabkan letak wilayah Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dengan panjang pantai yang diperkirakan sekitar 525 km, dengan luas Laut Teritorial sebesar 53.000 km2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu batas jarak 12-200 mil laut dari pantai dengan luas sebesar 685.000 km2. Potensi sumberdaya perikanan laut di Provinsi Bengkulu, berlokasi di Pantai Barat Pulau Sumatra menghadap Samudra Hindia yang mempunyai luas panjang garis pantai lebih kurang 525 km, luas laut teritorial 53.000 km2, dan luas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebesar 685.000 km2. Luas areal sumberdaya perikanan laut di Provinsi Bengkulu adalah 0-200 mil laut, 0-12 mil sudah dimanfaatkan dan sisanya 188 mil laut belum dimanfaatkan. Tabel 2.3 Luas Areal, Produksi, Nilai Produksi dan RT Nelayan Provinsi Bengkulu Tahun 2008 No A 1 2 B 1 2 3 4 5 Luas (Ha) Usaha Perikanan PENANGKAPAN Perikanan laut Perairan umum BUDIDAYA PERIKANAN Tambak Kolam Sawah Keramba Jaring apung JUMLAH Produksi (Ton) Nilai (000 Rp) 12.335,2 12.335,2 5.893,5 42.404,8 581.287.600 41.847,5 574.931.840 557.3 6.355.760 12.726,91 192.406.732 456 3.467 692 1.275 3,50 18.228,7 898,14 8.796,05 2.860,40 130,05 42,27 55.131,71 38.497.214 116.944.938 34.740.635 1.625,625 598,320 773.694.332 Rumah Tangga Nelayan 11.220 8.039 3.181 5.572 68 3.845 1.479 76 104 16.792 Sumber : Provinsi Bengkulu dalam Angka 2009 3. Pariwisata dan Budaya Provinsi Bengkulu memiliki berbagai potensi dan daya tarik wisata yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan datang dan menikmati kekayaan alam dan budaya Provinsi Bengkulu. Sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Bengkulu diketahui bahwa dari sekian banyak potensi dan daya tarik yang dimiliki masih banyak 21 yang belum diolah dan dimanfaatkan sebagai potensi wisata dan sebagian potensi yang telah dimanfaatkan cenderung belum dikelola dengan baik. Belum diolah dan dikelolanya potensi dan daya tarik pariwisata secara baik dan menyeluruh tersebut membuat Provinsi Bengkulu dalam konteks Daerah Tujuan Wisata dapat dikatakan masih jauh dari memadai untuk siap menerima wisatawan serta masih belum mampu untuk memberikan nuansa pariwisata tersendiri yang dapat memuaskan wisatawannya. Berikut ini merupakan beberapa objek wisata yang dimiliki Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut : Kota bengkulu (1) Pantai Panjang, (2) Danau Dendam Tak Sudah (3) Tapak Padri & Pantai Jakat, (4) Benteng Marlborough, (5) Rumah peninggalan Bung Karno, (6) Monumen Parr & Hamilton, (7) Makam Sentot Ali Basya, (8) Masjid Jamik. Kabupaten Rejang lebong (1) Telaga 7 warna, (2) Air terjun & air panas Suban, (3) Bukit kaba. Kabupaten Lebong (1) Danau tes. Kabupaten Bengkulu Utara (1) Pantai Lais, (2) Pantai Sungai Suci, (3) Air Terjun Kemumu, (4) Taman Nasional Kerinci Seblat, (5) Air terjun 9 tingkat, (6) Danau Gedang, (7) Peninggalan kerajaan Balai Buntar. Kabupaten Bengkulu selatan (1) Pantai pasar bawah, (2) Danau ulu seginim, (3) Pantai gunung perak mutiara Kedurang, (4) Air sungai Manna. Kabupaten Mukomuko (1) Pantai indah, (2) Bendungan air manjunto. Kabupaten Kaur (1) Pantai Muara Kedurang, (2) Pantai linau. Kabupaten Seluma (1) Air terjun batu bekinyau, (2) Bendungan seluma, (3) Pantai Seluma. Kabupaten Kepahiang (1) Air terjun curug embun kabawetan, (2) Kebun teh kabawetan, (3) Cagar alam bunga Rafflesia. Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun domestik adalah wisata budaya berupa perayaan Tabot yang setiap tahunnya diagendakan pemerintah daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam tahun Hijriah. 22 Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan dilaksanakan secara lintas sektoral dan mendapat dukungan dari dinas/ instansi terkait melalui program multi years seperti penataan kawasan wisata pantai panjang, berupa pembuatan jalan dua jalur, jogging track, sea wall, sunset deck, gazebo, revitalisasi objek wisata sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess pemda, marina, dan lain-lain. 2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama, yaitu dataran pantai yang membentang dari Kabupaten MukoMuko sampai Kabupaten Kaur, dataran alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dengan karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang rawan bencana, terutama untuk pulau-pulau kecil yang berada di Samudera Hindia, seperti Pulau Enggano, Pulau Merbau, Pulau Tapak Balai dan lain-lain. Bencana alam yang cukup tinggi yang terjadi baru-baru ini adalah gempa bumi yang berkekuatan 7,4 SR tanggal 4 Juni 2000 dengan korban meninggal 88 orang, luka-luka 959 orang dan pada tanggal Maret 2007 terjadi lagi dgn kekuatan 5,1 SR dan menimbulkan kepanikan isu tsunami. NO 1 2 Tabel 2.4 Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu JENIS KETERANGAN LOKASI BENCANA Banjir Kota Bengkulu Muara Bangkahulu, (Rawan Bengkulu Utara Talang Empat Banjir) Mukomuko Mukomuko Utara Lebong Lebong Selatan, Lebong Tengah Kepahyang Bermani Ilir Seluma Ilir Talo, Sukaraja dan Air Periukan. Kaur Kaur Selatan, Nasal, Tanjung Iman Tanah Bengkulu Utara Pagar Jati, Taba Penanjung, longsor Karang Tinggi Mukomuko Lubuk Pinang, Teras Terunjam, Pondok Suguh 23 NO JENIS BENCANA Rejang Lebong Lebong Kepahyang Seluma Bengkulu Selatan Kaur 3 4 Gunung Berapi Gempa bumi KETERANGAN LOKASI Rejang Lebong Lebong Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding, Lebong Selatan, dan Lebong Atas Bermani Ilir Ulu Talo, Talo, Seluma Utara dan Lubuk Sandi Pino Raya, Ulu Manna, Kedurang Ilir Nasal, Tanjung Iman, Tanjung Kemuning Gunung Kaba Gunung Belerang Gempa mengguncang pada tanggal 20 Juni 2000 sekitar pukul 23.38 WIB kekuatan 7,3 SR dan hari Rabu tanggal 12 September 2007 sekitar pukul 18.10 WIB. Data BMG kekuatan 7,9 skala Richter serta berpotensi menimbulkan Tsunami. Episentrum Gempa terletak 4,5 LS - 101 BT, posisi 159 km Barat Daya Bengkulu, pada kedalaman 10 km bawah laut. Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu 2010-2030 Dalam rangka mengantisipasi dan mengurangi risiko atas bencana yang akan terjadi, dan dalam upaya menjalankan mandat UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi terkait Penanggulangan Bencana untuk penanganan pasca bencana terutama untuk rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab/rekon). Pemerintah Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak bencana, bencana dengan mengurangi mengidentifikasi kerentanan bencana daerah-daerah dan rawan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer Communities through Disaster Risk Reduction). Dalam rangka program BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multistakeholder sebagai „pemain‟ utama, yang dibantu oleh tim ahli dari Swisscontact sebagai „pelatih‟. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi 24 dan kabupaten/kota, DPRD, Masyarakat, Sektor Swasta, Lembaga Perguruan Tinggi dan Media Massa. Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan peta detail tentang risiko bencana yang dipresentasikan dalam Atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk masingmasing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan rekomendasi untuk menyapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh UndangUndang No. 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004. 2.1.4. Demografi Menurut data BPS, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 berjumlah 1.666.920 jiwa, kepadatan rata-ratanya 99 jiwa/meter persegi, dan tingkat pertumbuhan penduduk kurun waktu tahun 20052009 sebesar 1,59 % per tahun. 25 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2005 – 2009 No Kabupaten/Kota 1. Bengkulu Selatan 2005 130.096 2. Rejang Lebong 239.201 3. Bengkulu Utara 328.751 4. Kaur 106.184 5. Seluma 156.814 6. Mukomuko 130.401 7. 8. Lebongz Kepahiang 85.850 113.511 Bengkulu Tengah Kota Bengkulu 258.465 9. 10. JUMLAH 1.541.5 51 Jumlah Penduduk (jiwa) 2006 2007 2008 134.346 137.203 140.08 3 245.763 249.714 253.66 1 336.130 339.873 343.56 8 109.919 112.528 115.16 8 160.325 162.104 163.85 9 135.181 138.590 142.04 7 88.238 89.690 91.142 115.826 116.882 117.91 6 265.681 270.079 274.47 7 1.566.16 1.591.4 1.616. 7 09 663 2009 142.964 257.563 253.052 117.821 165.564 145.530 92.579 118.910 94.106 278.831 1.666.9 20 Sumber : BPS, Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010 Berdasarkan data dari Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bengkulu, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.810.987 jiwa. Proporsi jumlah penduduk yang terbesar adalah Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 20,94%, di susul Kota Bengkulu sebesar 16,73 % dan Kabupaten Rejang Lebong sebesar 15,46%. Lebih banyaknya jumlah penduduk di 3 daerah di atas, mengartikan bahwa pentingnya peranan ketiga daerah tersebut dalam kegiatan perekonomian di Provinsi Bengkulu. 26 Gambar 2.5 Proposi Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2010 Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara merupakan daerah pusat pengembangan agrobisnis dan perkebunan besar di Provinsi Bengkulu. Sedangkan Kota Bengkulu adalah pusat pemerintahan, perdagangan dan pendidikan di Provinsi Bengkulu. Hal ini mendorong penduduk dari kabupaten lainnya, bahkan dari luar Provinsi Bengkulu untuk pindah ke Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan Kota Bengkulu. Dibandingkan dengan luas daerahnya, penduduk di Provinsi Bengkulu tergolong jarang. Pada Tahun 2009, kepadatan penduduk di Provinsi Bengkulu sebesar 99 jiwa/km2. Artinya, setiap 1 km2 didiami kurang lebih 99 jiwa. Dari Sembilan kabupaten dan kota yang terdapat di Provinsi Bengkulu, daerah yang paling padat penduduknya adalah Kota Bengkulu dengan jumlah 1.936 jiwa/km2. 2.1.5. Pola Ruang dan Struktur Ruang 1. Pola Ruang Pola ruang wilayah Provinsi Bengkulu merupakan distribusi peruntukan ruang dalam wilayah provinsi yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Pola ruang wilayah Provinsi Bengkulu berfungsi sbb: a. sebagai alokasi ruang untuk kawasan budi daya bagi berbagai kegiatan sosial 27 b. ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi; c. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; d. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan e. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah provinsi. Pola ruang wilayah Provinsi Bengkulu dirumuskan berdasarkan: a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dengan memperhatikan; b. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional; c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah provinsi Bengkulu yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan dan lain-lain; d. kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budi daya dan kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tataguna lahan, kesesuaian lahan, dan penataan kawasan hutan di wilayah ini; dan e. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait antara lain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut: 1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembagunan yang berkelanjutan.Tujuan perlindungan terhadap kawasan hutan lindung adalah untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, 28 air tanah dan air permukaan. Rincian Luas Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu berdasarkan Rencana Review Kawasan Hutan Tahun 2009 mengacu kepada KEPMENHUTBUN No : 420/KptsII/199 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu seluas 920.964 Ha dengan luas Kawasan Hutan Lindung adalah 252.042 Ha. Tabel 2.6 Luas Hutan Lindung dan Wilayah Penyebarannya No Nama Hutan Lindung Luas (Ha) Wilayah Penyebaran 1 Hutan Lindung Bukit 90.805,0 Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang, Daun 7 dan Bengkulu Utara 2 2 Hutan lindung Bukit 128,89 Kabupaten Rejang Lebong Basa 33 Hutan Lindung Konak 11,11 Kabupaten Kepahiang 54 Hutan Lindung Rimbo 433,30 Kabupaten Kepahiang Donok 55 Hutan Lindung Bukit 18.069,0 Kabupaten Rejang Lebong dan Balai Rejang 0 Kepahiang 66 Hutan Lindung Koho 3.450,00 Pulau Enggano dan Bengkulu Utara Buwabuwa 77 Hutan Lindung Bukit 70.924,0 Seluma dan Bengkulu Selatan Sanggul 0 88 Hutan Lindung Bukit 4.370,00 Bengkulu Selatan Riki 99 Hutan Lindung Bukit 63.294,0 Bengkulu Selatan dan Kaur Rajamendara 0 Sumber : Hasil analisis Tahun 2007 2. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. Penetapan kawasan budidaya di Provinsi Bengkulu hingga tahun 2028 selain didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN, RaperpPres Pulau Sumatera, juga hasil kesepakatan antar wilayah pada Ditjen Penataan Ruang yang menyangkut klasifikasi pemanfaatan ruang provinsi. Serta Penetapan dan Usulan (Review) Luas Kawasan Hutan (TGHK) Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Nomor : 420/KPTS-II/1999 Tanggal : 15 Juni 1999 Perkebunan tentang : Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu Seluas : 920.964 Ha sebagai Kawasan Hutan. 29 2. Struktur Ruang a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki PKN adalah pelabuhan laut internasional, bandar udara pengumpul, terminal regional tipe A, pasar induk antar wilayah, rumah sakit umum kelas A, perguruan tinggi, serta prasarana perumahan permukiman yang meliputi jaringan air minum lintas wilayah, tempat pembuangan akhir sampah regional, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT). Pengembangan Kegiatan Pelayanan dalam rangka mendukung Kota Bengkulu dan sekitarnya untuk menjadi PKNp (promosi) adalah sbb: a) Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan Bandara Nasional Fatmawati penyebaran tersier (Padang (Nasional) Kemiling) menjadi sebagai pusat pusat pelayanan sekunder/Primer; b) Pengembangan pelabuhan laut Pulau Baai menjadi pelabuhan utama prioritas sedang, dengan klasifikasi Pelabuhan Pengumpan Regional; c) Pengembangan Terminal Regional Utama Air Sebakul. Arahan pengembangan terminal regional dini dimaksudkan untuk menarik perkembangan kota ke arah timur dan selatan ; d) Pengembangan infrastruktur jalan Kota; e) Pengembangan agro industri untuk mendukung perkembangan industry pupuk, industri hilir kelapa sawit, industri pengolahan kelapa sawit, industri pengolahan kakao, industry perikanan dan industry perikanan tambak; f) Mengembangkan industri dan pergudangan untuk menyiapkan peran dan fungsi Kota Bengkulu sebagai ‘hub’ di Provinsi Bengkulu yang terintegrasi dengan pelabuhan laut pulau Baai, bandara Fatmawati, stasiun kereta api dan jalan lingkar kota Bengkulu; 30 g) Menempatkan dan merelokasi industri besar dan sedang serta industri polutif di pusat kota ke kawasan industri di Kecamatan Kampung Melayu dan Kecamatan Selebar; h) Pengembangan dan penataan Zona industri kecil sekitar kawasan pariwisata tersebar di di sepanjang Pantai Panjang, sekitar Jl. Soekarno-Hatta, Benteng Marlborough yang meliputi industri makanan khas, industri kerajinan tangan sebagai cinderamata dalam mendukung pengembangan kawasan pariwisata; i) Melakukan kerjasama pengembangan industri dengan wilayah di sekitar Kota Bengkulu; j) Pengembangan sarana perdagangan regional (seperti pasar induk) diarahkan pengembangannya pada koridor-koridor arteri, baik primer maupun sekunder terutama pada kawasan di sekitar Air Sebakul sebagai pasar induk antar wilayah; k) Mempertahankan lokasi kawasan pemerintahan tingkat provinsi pada lokasi yang ada saat ini di Jl. Pembangunan dan kawasan Padang Harapan; l) Pengembangan sarana pendidikan tinggi Universitas Bengkulu sebagai perguruan tinggi terkemuka di tingkat nasional. Lokasi pusat pendidikan tinggi diarahkan pada pengembangan di pinggiran kota sebagaimana yang sudah berkembang pada saat ini di Kecamatan Bangkahulu dan Gading Cempaka, Kecamatan Kecamatan Muara Segara. Arahan Teluk pengembangan ruang selanjutnya untuk pendidikan tinggi diarahkan ke Kecamatan Selebar dalam rangka menarik perkembangan kota ke arah timur; m) Peningkatan dan Pengembangan sarana kesehatan Rumah Sakit Umum (RSU) dr. M.Yunus sebagai salah satu rumah sakit tipe A di Indonesia; n) Peningkatan kapasitas pelayanan air minum sesuai kebutuhan masyarakat; 31 o) Pengembangan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Regional di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Pengembangan lokasi Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Kota di WP-IV (Kecamatan Selebar) serta prasarana dan sarana persampahan lainnya; p) Pengembangan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di WP-I yaitu di Pusat Kota terletak di (Kec. Teluk Segara, Kec.Ratu Samban dan Kec. Ratu Agung) dan Pengembangan jaringan air limbah kota; q) Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana permukiman dengan berbasis pada mitigasi bencana(gempa) antara lain, penetapan KDB maksimal 70 %, penyiapan jalurjalur evakuasi, pengembangan RTH dll. b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap PKW dan PKWp terdiri dari terminal regional tipe B dan atau, pelabuhan udara pengumpan atau pelabuhan laut nasional, pasar regional, rumah sakit umum kelas B, perguruan tinggi serta prasarana perumahan dan permukiman yang meliputi jaringan air minum lintas wilayah, tempat pembuangan akhir sampah regional, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT). Pengembangan dan Peningkatan Fungsi PKW (Kota Curup, Kota Manna dan Mukomuko) serta PKWp (Kota Arga Makmur, Muara Aman, Kepahiang, Tais Bintuhan dan Karang Tinggi ) yang dilakukan melalui kegiatan: a. Peningkatan pelayanan rumah sakit kelas A atau B; b. Pembangunan atau peningkatan rumah sakit kelas B menjadi kelas A c. Peningkatan pasar regional; d. Pemberdayaan terminal regional tipe B yaitu Terminal Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara, Ipuh di Kabupaten Muko-Muko, 32 Lubuk Pinang di Kabupaten Muko-Muko,Tabah Penanjung di Bengkulu Tengah,Simpang Nangka di Rejang Lebong dan Gunung Ayu di Bengkulu Selatan; e. Peningkatan Mukomuko yang bandar udara pengumpan Bandar Udara di Kabupaten Mukomuko dari lapangan terbang ada sekarang, menjadi bandara dengan kapasitas pelayanan untuk pesawat kecil. Pengembangan Bandar Udara di Enggano, yang akan mendukung pengembangan Pulau Enggano, terutama untuk mendukung kegiatan pariwisata; f. Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu menjadi pelabuhan utama prioritas sedang, dengan klasifikasi Pelabuhan Pengumpan Regional dan Pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Bintuhan di Kabupaten Kaur; g. Peningkatan pelabuhan Muko-Muko di Kabupaten Mukomuko; h. Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di perkotaan; i. Peningkatan TPA Regional serta prasarana dan sarana persampahan; j. Peningkatan dan pengembangan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL); k. Peningkatan kapasitas prasarana dan sarana permukiman. c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap PKL (Lubuk Pinang, Penarik Jaya, Ipuh, Lais, Padang Jaya, Ketahun, Malakoni, Bang Haji, Taba Penanjung, Merigi Kelindang, Kota Padang, Selupu Rejang, Kebawetan, Bermani Ilir, Ujan Mas, Pelabai, Amen, Lebong Tengah, Sindang Kelingi, Sukaraja, Masmambang, Rimbo Kedui, Linau, Simpang Tiga, Tanjung Kemuning Masat, Seginim dan Pino Raya terdiri dari terminal regional tipe C dan atau pelabuhan laut regional/lokal, pasar lokal, rumah sakit umum kelas C, serta prasarana perumahan dan permukiman yang meliputi jaringan air minum, tempat pembuangan akhir sampah, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan 33 Limbah Tinja (IPLT). Pengembangan PKL dilakukan melalui kegiatan: a. Peningkatan pelayanan rumah sakit kelas B atau C; b. Peningkatan sarana pasar; c. Pembangunan atau peningkatan pelayanan terminal regional tipe C menjadi tipe B; d. Pengembangan Bandar Udara di Enggano, yang akan mendukung pengembangan Pulau Enggano, terutama untuk mendukung kegiatan pariwisata; e. Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di perkotaan; f. Pengembangan prasarana dan sarana permukiman; g. Pengembangan prasarana dan sarana agropolitan/minapolitan. 2.2 . Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun 2005-2009, kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan di Provinsi Bengkulu dari tahun 2005 – 2009 untuk jelasnya dapat dilihat pada indikator dibawah ini. Tabel 2.7 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009 Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 PDRB ADHB 10.134, 11.397,0 12.874,3 14.502,9 15.532,607 (Miliar Rupiah) 45 04 44 02 PDRB ADHK 6.610,63 7.682,08 2000 (Miliar 6.239,3 7.037,40 7.384,03 Rupiah) 6 Pertumbuhan 5,82 5,95 6,45 4,93 5,58 Ekonomi (%) Sumber : BPS, Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka 34 Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2008 sedikit mengalami penurunan yang disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda seluruh negara tidak terkecuali Indonesia. Namun pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu sedikit membaik dengan berada pada kisaran angka 5,18%. berdasarkan angka sementara, Dan pada pertumbuhan tahun 2010 ini ekonomi Provinsi Bengkulu naik sebesar 1,62% dibandingkan tahun 2009 menjadi 6,8%. Tabel 2.8 PDRB per Kapita Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009 Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 PDRB ADHB 10.134,45 11.397,00 12.874,00 14.502,90 15.532,60 (Miliar Rupiah) Jumlah 1.566.167 1.591.409 1.616.663 1.641.921 1.929.057 Penduduk PDRB 6.512.486 7.161.581 7.963.530 8.832.887 9.318.148 perkapita (Rupiah) Sumber: BPS Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka, 2010 Pada tahun 2008 nilai nominal PDRB per kapita per tahun penduduk Provinsi Bengkulu sebesar Rp. 8,79 juta. Sementara itu nilai riil PDRB per kapita per tahun penduduk Provinsi Bengkulu sebesar Rp. 4,47 juta. Akan tetapi bila dibandingkan dengan nilai nominal dan nilai riil PDRB per kapita, tingkat kesejahteraan penduduk Provinsi Bengkulu masih jauh dibawah tingkat kesejahteraan penduduk di tingkat nasional. Pada tahun 2008 nilai nominal PDRB per kapita penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari Rp. 12 juta. Pada tahun 2009, nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (nilai nominal) berdasarkan angka sementara sebesar Rp. 9,31 juta dan pada tahun 2010 diproyeksikan mencapai Rp. 10,34 juta. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu ditransformasikan oleh sektor-sektor lainnya. masih sangat sulit Hal ini dapat dilihat dari 35 besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Gambar 2.6 Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 Sumber: BPS Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka, 2010 Pada gambar 2.6 tampak bahwa sektor pertanian menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu. Nilai nominal PDRB sektor pertanian Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2009 sebesar Rp. 5,13 triliun, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 39,58 %. Selain Sektor Pertanian, struktur perekonomian Provinsi Bengkulu juga dibentuk oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebesar 20,74 %, sedikit naik dibandingkan dengan tahun 2007 yang nilainya mencapai 19,70 %. Setelah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran struktur perekonomian Provinsi Bengkulu juga dibentuk oleh Sektor Jasa-Jasa dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Kontribusi Sektor Jasa-jasa dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 sebesar 16,03 % dan 8,55 %. Sementara itu kontribusi 5 (lima) sektor yaitu Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahan, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan dan Sektor Listrik, Gas dan Air Minum dalam PDRB Provinsi Bengkulu cukup naik signifikan 36 dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Kontribusi kelima sektor tersebut pada tahun 2009 sekitar 15,37%. Hasil perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2007 dan 2008, menempatkan Provinsi Bengkulu sebagai daerah yang nilai pembangunan manusianya berada pada level menengah atas. Skornya diatas 66. Dari waktu ke waktu, IPM Provinsi Bengkulu selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, skor IPM Provinsi Bengkulu 71,28. Pada 2007, skornya naik menjadi 71,57. Dengan skor ini, Provinsi Bengkulu menempati peringkat ke–11 IPM Nasional. Pada tahun 2008, skor IPM Provinsi Bengkulu meningkat menjadi 72,14 dan menempati peringkat 10 Nasional dan tahun 2009 IPM Provinsi Bengkulu adalah 72,5. Tabel 2.9 Perkembangan IPM Nasional dan Provinsi Bengkulu No. Uraian 2005 2006 2007 2008 1. Nasional 69,6 70,1 70,59 71,17 2. Provinsi Bengkulu 71,1 71,3 71,6 72,14 3. Ranking Nasional 17/33 15/33 11/33 10/33 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2009 2009 72,5 - Tabel 2.10 Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007 – 2008 IPM Peringkat Nasional Kabupaten/Kota 2007 2008 2007 2008 Bengkulu Selatan 70,44 71,03 205 Rejang Lebong 69,35 69,88 253 Bengkulu Utara 70,16 70,63 216 Kaur 67,99 68,63 324 Seluma 65,66 66,11 402 Muko – Muko 69,19 69,62 271 Lebong 68,38 69,08 307 Kepahiang 66,36 67,00 385 Bengkulu Tengah 67,86 Kota Bengkulu 76,61 77,01 17 Provinsi Bengkulu 71,57 72,14 11 11 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2009 37 Jika melihat dari indikator IPM menurut kabupaten/kota, jelas terlihat fakta selama periode 2007-2008, IPM tertinggi dipegang oleh Kota Bengkulu. Berdasarkan indikator UNDP, Kota Bengkulu memasuki kategori “Menengah Atas” dengan skor 76,61 pada tahun 2007 dan 77,01 pada tahun 2008. Salah satu indikator kesejahteraan rakyat adalah angka kemiskinan. 2.2.2.1. Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan Dari tabel di bawah ini dapat dilihat untuk tingkat SD, APK masih melebihi 100 %. Ini artinya masih banyak siswa yang berumur di bawah tujuh tahun (underage) dan di atas 12 tahun (overage) yang masih mengikuti pendidikan di tingkat SD. Tabel 2.11 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Tahun 2005 – 2009 No Jenjang Pendidikan APK (%) 2005 114,2 2006 2008 117,0 2009 116,6 2005 92,5 3 9 7 8 1 SD 2 SLTP 83,58 85,6 85,88 84,46 88,32 3 SLTA 63,10 60,72 60,85 62,04 66,08 5 110,4 APM (%) 2007 109,2 60,7 4 44,4 1 2006 2007 2008 2009 93,89 94,21 94,30 94,39 66,73 68,73 68,85 70,60 47,1 48,53 48,64 51,69 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu-Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010 APK pada tingkat SLTP mengalami penurunan dari 85,88% pada tahun 2007 menjadi 84,46% pada tahun 2008 namun naik lagi pada tahun 2008 menjadi 88,32%. Sedangkan APK pada tingkat SLTA mengalami terus mengalami kenaikan selama kurun waktu 20052009. Angka Partisipasi Murni (APM) per jenjang pendidikan terus meningkat selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Ini menunjukan bahwa akses masyarakat untuk memasuki sekolah per jenjang pendidikan terus meningkat. 38 Gambar 2.7 Angka Buta Huruf Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kab/Kota Tahun 2009 4.87 5.17 Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara 8.01 4.66 Kaur 6.14 Seluma Muko-Muko 6.02 Lebong 4.24 4.2 4 4.83 Kepahiang Kota Bengkulu 1.0 5 Provinsi Bengkulu 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2009 APM menurut jenjang pendidikan adalah untuk mengukur banyaknya usia sekolah yang bersekolah tepat waktu dalam suatu jenjang pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah, yaitu SD 7-12 tahun, SLTP 13-15 tahun dan SLTA 16-18 tahun. Dari gambaran di atas juga dapat dilihat, semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat partisipasi sekolah semakin kecil. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya fasilitas sehingga mempersulit akses, keterbatasan ekonomi sehingga terpaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan intelektual. Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan secara makro adalah kemampuan baca dan tulis. Indikator ini menggambarkan mutu SDM yang diukur dalam aspek pendidikan. Semakin tinggi indikator ini, semakin tinggi pula mutu SDM nya. Pada tahun 2008, angka buta huruf berkisar sebesar 4,83 % dari penduduk usia 10 tahun ke atas. Hal ini dapat di lihat pada gambar di atas. 39 2. Kesehatan Angka Kematian Bayi (AKB) menggambarkan proporsi bayi meninggal setelah dilahirkan dan belum cukup mencapai umur satu tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan Angka Kematian Balita (AKAB) menggambarkan proposi balita meninggal antara satu sampai lima tahun per 1.000 kelahiran. Estimasi AKB bedasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2004-2007 menunjukan penurunan yaitu dari 74 per 1000 kelahiran menjadi 46 per 1000 kelahiran atau turun sebesar 37,92 %. Sedangkan AKAB periode 2004-2007 menurun sebesar 63,10 %. Indikator kesejahteraan rakyat yang lainnya adalah jumlah penderita gizi buruk. Di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu Tahun 20052009, terjadi penurunan persentase penderita gizi buruk yang cukup signifikan. Hal ini menunjukan bahwa adanya perkembangan dalam pemenuhan gizi Gambar 2.8 AKB dan AKAB Provinsi Bengkulu Tahun 2005 - 2009 Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2009 Selain itu, Indikator kesehatan dapat dilihat dari Usia Harapan Hidup pada tahun 2006 sebesar 69,66, tahun 2007 sebesar 69.96, tahun 2008 sebesar 70.18 dan tahun 2009 sebesar 70.44. Kenaikan tiap tahun untuk indikator ini menunjukkan adanya peningkatan 40 taraf kesehatan di Provinsi Bengkulu. Hal ini diikuti dengan penurunan (Sunting), angka indikator Presentase Peta Prevalensia Infromasi Anak Masyarakat Balita Pendek Kurang gizi, Prevalensia HIV, Prevalensia TBC, Prevalensia Malaria, Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap, Angka Kesakitan DBD, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Nenonatal, Cakupan KN lengkap, Cakupan Peserta KB. Gambar 2.9 Perkembangan Penderita Gizi Buruk Tahun 2005 – 2009 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu 2009 Indikator pendorong peningkatan indikator kesehatan lainnya adalah presentase Ibu bersalin ditolong Nakes terlatih dimana pada tahun 2006 sebesar 72, tahun 2007 sebesar 74, tahun 2008 sebesar 76 dan tahun 2009 sebesar 78. Presentase Keluarga dengan PHBS dimana pada tahun 2006 sebesar 7, tahun 2007 sebesar 14, tahun 2008 sebesar 21 dan tahun 2009 sebesar 28. Jumlah PKM yang memenuhi standar dimana pada tahun 2006 sebesar 24,800, tahun 2007 sebesar 40,60, tahun 2008 sebesar 56,400 dan tahun 2009 sebesar 72,200. 3. Kemiskinan Pada Tahun 2009, angka kemiskinan Provinsi Bengkulu sebesar 18,3 % dari total jumlah penduduk atau menurun sebesar 2,34 % dari Tahun 2008. Hal ini manandakan bahwa adanya peningkatan 41 kesejahteraan rakyat, mengindikasikan dimana adanya angka peningkatan kemiskinan di berbagai menurun indikator kesejahteraan rakyat. Gambar 2.10 Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun 2005 – 2009 Sumber : BPS Nasional, 2009 4. Kesempatan kerja Kualitas pendidikan pekerja di Provinsi Bengkulu ditinjau dari tingkat pendidikan yang ditamatkan tergolong rendah. Tingkat pendidikan yang ditamatkan pekerja di Provinsi Bengkulu umumnya tamatan SD ke bawah. Hal ini dapat dilihat dari data statistik berikut ini. Gambar 2.11 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2009 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Bengkulu 42 Distribusi persentase pekerja menurut lapangan pekerjaan tergambar pada Gambar berikut ini, dimana tampak pada tahun 2009 proposi pekerja terserap di sektor Pertanian mencapai 63,27 %. Sedangkan di sektor Perdagangan dan Jasa – Jasa relative rendah masing – masing sebesar 12,60 % dan 10,91 %. Padahal dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sektor Perdagangan dan Jasa adalah sektor ekonominya yang dominan. Gambar 2.12 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2009 Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2010 5. Kriminalitas Situasi kemanan dan ketertiban masyarakat di Provinsi Bengkulu pada periode 2007- 2008 cukup memprihatinkan. Hal ini terlihat dari cenderung meningkatnya angka kriminalitas yang dilaporkan masyarakat di wilayah hukum kepolisian daerah Provinsi Bengkulu pada tahun 2008. 43 Tabel 2.12 Peristiwa Kejahatan yang Dilaporkan dan Diselesaikan di Polda dan Polres Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2006-2008 Wilayah Kepolisian Polda Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko – Muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Jumlah Provinsi 2006 49 199 Dilaporkan 2007 2008 126 245 238 235 2006 22 155 Diselesaikan 2007 2008 54 167 172 144 353 284 226 206 216 188 402 481 469 211 279 276 62 207 96 79 117 114 86 155 142 42 116 51 51 122 74 62 101 69 44 53 955 50 120 901 118 62 1041 27 40 471 33 82 449 46 83 533 2.420 2.510 2.779 1.341 1.532 1.669 Sumber : Polda Bengkulu Pada Tahun 2007 kasus kriminalitas yang dilaporkan masyarakat di Provinsi Bengkulu sebanyak 2.510 kasus, kemudian meningkat menjadi 2.779 pada tahun 2008. Itu artinya ada peningkatan kasus kriminalitas sebesar 10,72 %. Tabel di atas menggambarkan jumlah kasus kriminalitas yang dilaporkan dan diselesaikan di Polda Provinsi dan Polres Kabupaten/Kota tahun 2006-2008. Pada Gambar berikut ini, tampak dari 2.779 kasus kriminal yang dilaporkan penduduk Provinsi Bengkulu pada kepolisian tercatat sebanyak 3 kasus kriminal yang meresahkan warga, yaitu : kasus pencurian dengan pemberatan sebanak 571 kasus, curanmor sebanyak 209 kasus dan narkotika sebanyak 134 kasus. 44 Gambar 2.13 Distribusi Persentase Kasus Kriminal di Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Sumber : Polda Bengkulu 2.3. Pelayanan Umum 2.3.1. Pelayanan Dasar 1. Pendidikan Pembangunan di bidang pendidikan bertujuan umtuk mencerdaskan bangsa. Partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan sangat diharapkan, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah. Peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pendidikan tentunya harus di ikuti dengan berbagai peningkatan penyediaan sarana fisik pendidikan dan tenaga pendidik yang memadai. Berikut akan di gambarkan rasio guru terhadap murid dan rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah menurut Jenjang pendidikan di Provinsi Bengkulu tahun 2007 – 2009. Tabel 2.13 Rasio Guru Terhadap Murid dan Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah Rasio Guru-Murid (%) No Tahun Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Rasio Sekolah-Penduduk Usia Sekolah (%) Pendidikan Pendidikan Dasar Menengah 9,74 43,33 1 2007 52,87 79,88 2 2008 55,51 81,57 43,48 9,75 3 2009 57,31 83,80 44,55 10,68 Sumber : Diknas Provinsi Bengkulu, 2009 45 Tabel di atas menunjukan bahwa adanya perkembangan rasio guru terhadap murid dan rasio ketersedian sekolah terhadap penduduk usia sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah selama 3 tahun terakhir. Pendidikan di Provinsi Bengkulu menjadi prioritas pemerintah demi mewujudkan SDM yang berkualitas. Adapun data keadaan sekolah, baik jumlah sekolah per jenjang pendidikan, jumlah murid dan jumlah guru per kabupaten se-Provinsi Bengkulu tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.14 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru per Kabupaten Se-Provinsi Bengkulu Tahun 2009 Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko – Muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu Jenjang SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA Jumlah Sekolah 127 36 14 178 54 17 208 34 10 132 33 8 181 26 7 116 38 9 96 47 14 98 44 11 100 48 27 1.332 381 122 Jumlah Guru 1.446 626 373 1.771 631 302 2.735 859 382 1.379 319 122 1.448 494 163 1.287 456 229 806 273 125 1.043 347 149 1.467 1.042 621 14.103 5.273 2.518 Jumlah Murid 18.853 8.613 7.210 35.478 7.800 3.971 16.476 5.076 2.533 17.046 3.747 1.968 12.028 3.518 749 22.309 2.760 1.385 29.638 4.623 2.530 29.129 4.647 2.096 38.835 15.624 8.951 230.743 58.277 32.218 Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu 46 3. Kesehatan Upaya yang dilakukan pemerintah sebagai penjabaran dari arah kebijaksaan pembangunan kesehatan di Provinsi Bengkulu diantaranya meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan melalui pembangunan saraba kesehatan di setiap daerah. Hingga 2008 jumlah Puskesmas yang telah dibangun di Provinsi Bengkulu telah mencapai 147 buah. Tapi, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Provinsi Bengkulu, jumlah Puskesmas yang ada masih jauh dari cukup. Hal ini terlihat dari kecilnya rasio pusksesmas terhadap penduduk. Pada Tahun 2008 rasio puskesmas per 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 0,58 %. Angka tersebut mengungkapkan bahwa setiap 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu dilayani oleh 1 Puskesmas. Pada tahun 2008, jumlah Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling di Provinsi Bengkulu masing–masing sebanyak 505 buah dan 164 buah. Banyaknya Fasilitas Kesehatan menurut Jenisnya dari Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel 5 dan Jumlah Puskesmas dan Rasio Per-10.000 penduduk dapat dilihat di Tabel di bawah ini : Tabel 2.15 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009 Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Umum RS TNI/POLRI Rumah Sakit Swasta Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Klinik/KIA Posyandu Rumah Bersalin Rumah Sakit Jiwa 2005 2006 2007 2008 2009 7 2 2 122 478 115 10 1.295 5 7 2 2 125 482 115 10 1.743 5 9 3 2 142 478 163 124 1.776 17 9 3 2 147 505 164 124 1.720 17 10 3 2 167 587 152 126 1.798 17 1 1 1 1 1 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2010 47 Adapun banyaknya tenaga kesehatan menurut jenis tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu kurun waktu 2006 – 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.16 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2006 – 2009 Jenis Tenaga Kesehatan Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Ahli Apoteker Sarjana Kesehatan Paramedik Perawatan Bidan Paramedik non Perawatan Tenaga Kesehatan lainnya Tenaga Kesehatan di luar Depkes Jumlah 2006 328 55 32 30 174 1.208 1.591 652 110 259 4.639 2007 365 64 30 21 205 1.039 1.543 606 180 288 4.341 2008 369 97 47 52 307 1.967 2.078 842 28 55 5.842 2009 395 80 45 68 486 2.574 2.055 782 476 1.119 8.080 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Untuk aspek pelayanan umum kesehatan, ada beberapa indikator kesehatan yang mempengaruhi peningkatan taraf hidup masyarakat di Provinsi Bengkulu antara lain Rasio posyandu per satuan balita dari tahun 2005- 2009 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2005 sebesar 8,58, tahun 2006 sebesar 11,97, tahun 2007 seebsar 11,83,tahun 2008 sebesar 11,28 dan tahun 2009 sebesar 11,23. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk pada tahun 2005 sebesar 0,54, tahun 2006 sebesar 0,47, tahun 2007 sebesar 0,57, tahun 2008 sebesar 0,58 dan tahun 2009 sebesar 0,59. Rasio rumah sakit per satuan penduduk pada tahun 2005 sebesar 0,008, tahun 2006 sebesar 0,008, tahun 2007 sebesar 0,009, tahun 2008 sebesar 0,009 dan tahun 2009 sebesar 0,012. 3. Sarana Dan Prasarana Umum Hingga tahun 2009, panjang jalan yang telah dibangun di Provinsi Bengkulu mencapai 6.307, 14 km. Ditinjau dari penguasaannya di Provinsi Bengkulu terdapat sepanjang 736,44 km atau sebesar 11.67 % jalan negara, sepanjang 1.563,67 km atau sebesar 24,79 % jalan Provinsi dan sepanjang 4.007, 03 km atau sebesar 63,53 % jalan kabupaten. 48 Tabel 2.17 Kondisi dan Status Jalan di Provinsi Bengkulu NO 1 2 3 STATUS Nasional Provinsi Kabupaten Jumlah PANJANG (Km) 736,44 1.562,67 5.677,304 7.976,414 KONDISI (DALAM KM) RUSAK RUSAK BAIK SEDANG RINGAN BERAT 413,02 196,64 68,00 58,78 975,62 301,00 225,85 60,20 1.752,45 1.436,46 1.595,39 892,90 Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2009 Kondisi jalan rusak di Provinsi Bengkulu diakibatkan percepatan kerusakan yang sangat signifikan akibat perkerasan semula kondisi rusak ringan kemudian menjadi rusak berat dan tidak diimbangi pendanaan yang cukup serta kondisi MST jalan yang tidak seragam ditambah kendaraan yang lewat melebihi tonase. 4. Perhubungan Provinsi Bengkulu saat ini memiliki 1 (satu) bandara yaitu Fatmawati Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan udara di Provinsi Bengkulu. Terletak 14 km dari Kota Bengkulu, saat ini Bandara Fatmawati Soekarno telah dapat melayani pesawat jenis Boeing 737 – 200 dengan rute penerbangan masih terbatas pada rute Bengkulu Jakarta PP dengan maskapai Batavia Air, Lion Air, Sriwijaya Air dan Mandala. Pada masa yang akan datang, diharapkan sarana transportasi udara dapat dibangun dan dikembangkan di daerah-daerah yang letaknya jauh dari Kota Bengkulu seperti Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Kaur, dan Pulau Enggano yaitu dengan sistem penerbangan perintis antar daerah Kabupaten/Kota yang dapat menggunakan pesawat kecil jenis Cessna dan Twin Otter atau Casa-212. Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis 49 mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di bagian Barat Pulau Sumatera. Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti : lahan Pelabuhan seluas 1.200 Ha, wilayah perairan seluas 3.180 Ha, kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah dermaga sebanyak 3 buah yaitu Dermaga Samudera panjang 165 m dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan 1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m; break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m. Untuk kelancaran dan keamanan lalu lintas kapal di Pelabuhan Pulau Baai dipertahankan kedalaman alur antara -7 MLWS – 10 MLWS (Meter Low Water Spring), namun saat ini kedalaman alur menjadi + 3.8 MLWS karena dampak sedimentasi yang cukup tinggi pada alur Pelabuhan Bulau Baai. Untuk memulihkan fungsi alur Pelabuhan dilaksanakan program pemeliharaan dengan melakukan pengerukan secara rutin. 2.3.2. Pelayanan Penunjang 1. Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) selama kurun waktu 2005-2009 tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan atau cenderung konstan. Pada tahun 2005, jumlah KUD tercatat sekitar 128 unit dan pada akhir tahun 2009 hanya bertambah 2 unit KUD menjadi 130 unit. Kondisi sebaliknya terjadi pada koperasi swasta/koperasi non KUD, dimana pada tahun 2005 jumlah koperasi non KUD sebanyak 949 unit dan pada tahun 2009 tumbuh menjadi 1.349 unit. Sedangkan jumlah Bank Perkreditan Rakyat juga mengalami pertumbuhan yang lambat. Pada tahun 2005 jumlah BPR sebanyak 11 unit dan pada tahun bertambah sebanyak 7 unit menjadi 18 unit. 50 2. Ketenagakerjaan Bila dibandingkan pada Tahun 2007, maka proposi yang terserap di sektor pertanian dan industri terjadi penurunan. Pekerja yang terserap di sektor perdagangan sedikit meningkat dan begitu juga halnya pada sektor kontruksi, Hal ini menunjukan terjadinya pergeseran penyerapan tenaga kerja dimana angka penambahan tertinggi adalah ke sektor konstruksi. Ini artinya, selain sektor pertanian, sektor konstruksi juga merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam penyerapan tenaga kerja. Tabel 2.18 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat Kesempatan Kerja menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Kab/Kota Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu JUMLAH TPAK 73,04 74,35 70,12 67,01 68,97 69,49 74,18 74,33 63,03 69,88 TPT 6,87 3,45 3,13 3,61 3,82 5,28 2,92 5,53 8,87 4,90 TKK 93,13 96,55 96,87 96,39 96,18 94,72 97,08 94,47 91,13 95,10 Sumber : BPS, Sakernas Agustus 2008 Dari tabel statistik di atas, dapat kita lihat bahwa pada Tahun 2008 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tertinggi terdapat di Kabupaten Rejang Lebong, tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi terdapat di Kota Bengkulu dan Tingkat Kesempatan Kerja tertinggi ada di Kabupaten Lebong. 3. KB dan KS Rata-rata jumlah anak per keluarga mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Tahun 2005, rata-rata jumlah anak per keluarga sebesar 3,79. Tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 berturut-turut sebesar 4,07; 4,09; 3,83 dan 3,79. Rasio akseptor KB juga mengalami pertumbuhan yang serupa yaitu berturut-turut dari tahun 2005 – 2009 sebanyak 88,47; 81,79; 84,32; 82,29 dan 86,40. 51 2.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah Angka konsumsi rumah tangga per kapita mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada tahun 2005 sebesar Rp. 2.305.812 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 3.711.663 atau naik sebesar 60,97 %. Dari jumlah tersebut, persentase konsumsi untuk non pangan rata-rata sekitar 36,5 %. Sedangkan produktivitas daerah masih didominasi oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa-jasa. 2.4.2. Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur Sedangkan untuk bidang energi, sumber daya energi listrik di Provinsi Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber daya alam yaitu Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2 PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi. PLTA Danau Tes menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x 4.410 KW (18.960 KW), sedangkan PLTA Musi mempunyai kapasitas pembangkit 3x70 MW (210 MW) yang mampu membangkitkan energi listrik sebesar 1.140 GWH/tahun. Daya listrik yang dibangkitkan PLTA Musi untuk memenuhi dan mensuplai listrik seluruh wilayah Sumatera melalui jaringan interkoneksi 150 kV/275 kV baik untuk wilayah bagian selatan maupun utara. Selain mengandalkan kedua PLTA tersebut, pemerintah kini terus mengembangkan potensi panas bumi (geothermal) secara bertahap sebagai sumber cadangan energi listrik di Bengkulu. Dinas ESDM Provinsi Bengkulu menemukan tiga titik sumber panas bumi (geothermal) di Desa Ulu Lais, Tambang Sawah dan Bukit Danau Kabupaten Lebong. Potensi ketiga titik sumber panas bumi tersebut bervariasi yaitu sumber panas di Desa Ulu Lais diperkirakan dapat menghasilkan 660 MW tenaga listrik sedangkan Tambang Sawah 250 MW dan Bukit Danau 173 MW. 52 Tabel 2.19 Rekapitulasi Indikator Kinerja Daerah 2006-2009 Indikator 2006 2007 2008 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan ekonomi (%) b. Laju inflasi provinsi (%) c. PDRB per kapita (Rp) d. IPM Kesejahteraan Sosial Pendidikan a. Angka melek huruf (%) b. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) c. Angka partisipasi murni (%) SD SLTP SLTA d. Angka pendidikan yang ditamatkan (tahun) Kesehatan a. Angka kelangsungan hidup bayi b. Angka usia harapan hidup (tahun) c. Persentase balita gizi buruk (%) Kemiskinan a. Angka kemiskinan (%) b. Persentase penduduk diatas garis kemiskinan (%) Kesempatan Kerja a.Rasio penduduk yang bekerja b.Pengangguran terbuka (%) ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan Dasar Pendidikan Pendidikan dasar a. Angka partisipasi sekolah (%) b. Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah c. Rasio guru/murid Pendidikan Menengah a. Angka partisipasi sekolah (%) b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah c. Rasio guru terhadap murid Kesehatan a. Rasio posyandu per satuan balita b. Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu per satuan penduduk. 2009 5.95 6.52 7,161,581 71.30 6.45 5.00 7,963,530 71.60 4.93 13.44 8,832,887 72.14 5.58 4.98 9,318,148 72.50 94.5 94.56 95.17 95.78 8.00 8.00 8.00 8.08 93.89 66.73 47.1 94.21 68.73 48.53 94.3 68.85 48.64 94.39 70.60 51.69 3.97 4.17 4.47 4.70 989 989 992 993 68.9 69.2 69.4 70.7 1.56 0.63 0.43 0.02 23 22,13 20,64 18,59 77 77.87 79.36 81.41 1.38 6.91 1.44 4.68 1.43 4.9 1.46 4.62 837.53 811.67 776.46 820 45.07 43.33 43.48 44.55 53.82 52.87 60.96 57.31 304.84 285.08 292.62 305.69 10.03 9.74 9.75 10.68 73.34 79.88 81.57 83.80 11.97 11.83 11.28 11.23 0.47 0.57 0.58 0.59 53 Indikator c. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk d. Rasio dokter per satuan penduduk e. Rasio tenaga medis per satuan penduduk Sarana dan Prasarana Umum a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Perhubungan a. Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis Pelayanan Penunjang KUKM a. Jumlah koperasi unit desa (KUD) b. Jumlah koperasi non KUD c. Jumlah BPR Ketenagakerjaan a. Angka partisipasi angkatan kerja (%) KB dan KS a. Rata-rata jumlah anak per keluarga (jiwa) b.Rasio akseptor KB Pertanahan Persentase luas lahan bersertifikat Pemberdayaan masyarakat dan desa a. Jumlah LSM Perpustakaan a. Jumlah perpustakaan (unit) b. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang) ASPEK DAYA SAING DAERAH Kemampuan Ekonomi Daerah a. Angka konsumsi RT per kapita (Rp) b. Persentase Konsumsi RT untuk non pangan (%) c. Produktivitas total daerah pada 8 sektor (Rp) : 1) Pertanian 2) Pertambangan dan penggalian 3) Industri pengolahan 4) Listrik 5) Bangunan 6) Perdagangan 7) Pengangkutan dan komunikasi 8) Keuangan 9. Jasa-jasa 2006 2007 2008 2009 0.008 0.009 0.009 0.012 0.23 0.28 0.20 0.256 2.06 1.72 1.78 1.79 0.19 0.27 0.39 0.35 12 12 12 13 128 997 11 129 1209 12 129 1350 20 130 1,349 18 72.30 75.62 72.46 78.03 4.07 4.09 3.83 3.79 81.79 84.32 82.29 86.40 22.23 20.77 25.75 29.67 14 10 11 19 9 9 9 10 45,823 54,376 55,470 61,537 3,071,784 3,156,072 3,413,453 3,711,663 39.18 36.09 37.70 38.75 3,214,409 259,153 330,654 35,275 234,495 1,641,715 692,019 380,415 1,311,346 3,194,007 257,846 329,032 35,842 237,857 1,651,102 684,834 374,909 1,310,932 3,485,961 280,644 352,116 39,858 261,505 1,757,073 727,053 402,638 1,487,754 3,491,284 282,410 356,193 40,388 249,695 1,741,182 710,529 397,982 1,387,336 54 Indikator Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Aksesibilitas daerah a. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan b. Jumlah orang melalui dermaga dan bandara per tahun Fasilitas Bank a. Jumlah bank (unit) Fasilitas listrik a. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (%) Ketersediaan penginapan a. Jumlah penginapan/ hotel (unit) Sumber Daya Manusia a. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) b. Rasio ketergantungan (%) 2006 2007 2008 2009 0.043 0.035 0.026 0.023 349,797 426,238 392,083 485,035 113 146 169 165 48.63 50.13 50.22 50.87 199 211 210 217 39.83 163 159.73 173.73 53.34 53.33 53.33 51.08 55 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004, kebijakan otonomi diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Beberapa perubahan pembangunan dan mendasar penganggaran dalam daerah sistem menuntut perencanaan dilakukannya sejumlah perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah, terutama dalam aspek anggaran, akuntansi dan pemeriksaan. Serangkaian perubahan tersebut mengarahkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan konsep money follow function, yaitu pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, efisen, transparan, dan akuntabel yang diimplementasikan dalam sistem anggaran berbasis kinerja. Konsep itu sendiri mengandung tiga elemen yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan publiknya, yaitu (i) secara ekonomis dapat meminimalisir input resources yang digunakan; (ii) efisiensi mencapai hasil yang optimal dengan biaya yang minimal (output/input); dan (iii) efektivitas mencapai target yang ditetapkan (outcome/output). Penganggaran yang sesuai kemampuan keuangan daerah, diarahkan dan dikelola berazaskan: (i). Fungsi otorisasi, sebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan; (ii). Fungsi Perencanaan, menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan;(iii) Fungsi pengawasan, menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; (iv) Fungsi alokasi, mengarahkan anggaran daerah 56 untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatan efesiensi dan efektifitas perekonomian; (v) Fungsi distribusi, yaitu kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan stabilisasi, menjadi rasa alat keadilan untuk dan kepatutan; memelihara dan (vi) Fungsi mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah. Berdasarkan sejumlah fungsi tersebut, penyusunan pendapatan dan belanja daerah tahun 2011-2015, harus merujuk kepada sejumlah norma dan prinsip anggaran sebagai pedoman dan kerangka acuan dalam penyusunannya. Sejumlah norma dan prinsip tersebut meliputi: 1. Transparansi dan Akutanbilitas Anggaran Daerah: merupakan persyaratan utama untuk mewujudkan pemerintah yang baik, bersih dan bertanggung jawab. Sebagai instrumen evaluasi pencapaian kinerja dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam mensejahterakan rakyat, maka APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan dan atau program; 2. Disiplin Anggaran: program harus disusun dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa meningalkan keseimbangan dan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan anggaran dilakukan berlandaskan azas efisensi, tepat guna, tepat waktu pelaksanaan dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan; 3. Keadilan Anggaran: pendapatan pada hakekatnya diperoleh melalui mekanisme pajak dan retribusi atau beban lainnya yang dipikul segenap lapisan mengalokasikan masyarakat. Untuk penggunaannya itu secara pemerintah adil dan wajib merata berdasarkan pertimbangan yang objektif agar dapat dinikmati seluruh kelompok masyarakat, tanpa dikriminasi dalam pemberian pelayanan; 57 4. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran: dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan secara optimal guna kepentingan masyarakat. Perencanaan perlu ditetapkan secara jelas arah dan tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang diprogramkan. Tuntunan akuntabilitas publik mengharuskan pemerintah daerah tidak hanya melakukan vertical reporting, tetapi lebih penting daripada itu juga melakukan horizontal reporting sebagai bentuk pertanggung jawaban kinerja pemerintah daerah kepada masyarakat. Bentuk pertanggung jawaban publik meliputi beberapa hal mendasar, yaitu akuntabilitas regulasi daerah, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Akuntabilitas regulasi daerah terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain dalam penggunaan sumberdaya publik. Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan telah memberikan pelayanan publik yang cepat, reponsif dan murah. Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan feasible dan reliable, serta apakah pemerintah daerah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil optimal dengan biaya minimal. Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintahan terhadap kebijakan politik yang diambil pemerintah dan lembaga legislatif. 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu selama kurun waktu 2007-2010 seluruhnya berjumlah Rp 5.047.910.072.022 terdiri dari Pendapatan Asli Daerah Rp.1.679.939.161.079,- atau sekitar 33,27 persen, dana perimbangan Rp.2.868.158.776.443,- atau sekitar 56,81 persen dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 58 Rp.499.812.134.500,- atau sekitar 9,90 persen. Jelas terlihat dari komposisi pendapatan daerah tersebut ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat masih cukup besar. Tabel 3.1 Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010 URAIAN PENDAPATA N DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbanga n Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Hibah 2007 2008 669.322.480.61 1.248.154.832. 9 416 202.644.315.0 322.037.372.8 24 53 2009 2010 1.071.240.550 .846 413.570.042.3 73 1.101.857.789 .352 442.804.450.3 72 132.139.436. 386 37.654.387.4 40 9.282.170.19 8 210.462.526. 951 42.416.648.0 00 7.475.804.78 7 246.818.011. 336 60.397.813.4 87 12.351.918.7 44 250.968.989. 603 62.586.147.0 00 14.844.760.0 00 23.568.321.0 00 61.682.393.1 15 94.002.298.8 06 114.404.553. 769 466.678.165. 596 550.285.964. 563 600.309.638. 973 603.718.338. 980 60.820.165.5 96 42.417.154.5 63 59.693.148.9 73 59.693.148.9 80 405.858.000. 000 482.472.810. 000 487.339.490. 000 523.041.290. 000 - 25.396.000.0 00 53.277.000.0 00 20.983.900.0 00 - 375.831.495. 000 57.360.869.5 00 55.335.000.0 00 - 375.831.495. 000 57.360.869.5 00 55.335.000.0 00 59 Pertumbuhan pendapatan total APBD dari tahun 2007-2010 bersifat fluktuatif. Dimana pada tahun 2007 dan 2008 terjadi pertumbuhan yang positif, namun kemudian terjadi pertumbuhan yang negatif pada tahun 2009 dan kemudian terjadi perumbuhan yang positif lagi pada tahun 2010 walaupun nilai pertumbuhannya cukup kecil. Pola pertumbuhan ini dibentuk oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan yang mengalami pertumbuhan yang fluktuatif selama periode 2007-2010. Pertumbuhan pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 86,48 %. Kenaikan pertumbuhan pendapatan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah sebesar 58,92 % dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 100 %. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2009 yang disebabkan oleh menurunnya semua pos penyumbang pendapatan yaitu PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Tabel 3.2 Pertumbuhan Pendapatan Periode 2007-2010 URAIAN 2007 2008 2009 2010 PENDAPATAN DAERAH 15,95 86,48 (14,17) 2,86 Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Hibah 17,16 24,91 (1,49) 117,05 58,92 59,27 12,65 (19,46) 28,42 17,27 42,39 65,23 7,07 1,68 3,62 20,18 (4,45) 161,72 52,40 21,70 15,63 17,92 138,02 (30,26) 9,09 40,73 0,57 0,00 7,36 (100) 18,88 100 1,01 109,79 (84,74) 7,33 (60,61) (3,53) - - (84,74) (3,53) 60 Berdasarkan tabel 3.3 terlihat bahwa pada tahun 2007 proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan APBD adalah sebesar 30,28 % sedangkan proporsi Dana Perimbangan sebesar 69,72. Pada tahun 2008 proporsi PAD sebesar 25,80%, Dana Perimbangan sebesar 44,09% dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar 30,11 %. Nilai Lain-lain Pendapatan Yang Sah yang besar pada tahun 2008 ini berasal dari pos hibah dari pemerintah pusat untuk penanggulangan bencana gempa di Provinsi Bengkulu yang terjadi pada tahun tersebut. Komposisi proporsi pada tahun 2009 masih didominasi oleh Dana Perimbangan sebesar 56,04 %. Sedangkan proporsi PAD sebesar 38,61% dan proporsi Lain-lain Pendapatan Yang Sah hanya sebesar 5,35%. Tahun 2010 proporsi PAD sedikit bertambah menjadi sebesar 40,19%. Sedangkan proporsi Dana Perimbangan sedikit menurun menjadi 54,7 % dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar 5,02%. Data di atas menunjukkan bahwa kemampuan fiskal Provinsi Bengkulu masih belum tinggi. Hal ini dapat dilihat dari proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih kecil dari dana perimbangan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya upaya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama optimalisasi pajak dan retribusi daerah. 61 Tabel 3.3 Proporsi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah URAIAN PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Hibah 3.1.2. 2007 (%) 100 30,28 19,74 5,63 1,39 2008 (%) 100 25,80 16,86 3,40 0,60 2009 (%) 100 38,61 23,04 5,64 1,15 2010 (%) 100 40,19 22,78 5,68 1,35 3,52 4,94 8,78 10,38 69,72 9,09 44,09 3,40 56,04 5,57 54,79 5,42 60,64 - 38,65 2,03 30,11 45,49 4,97 5,35 47,47 1,90 5,02 - 30,11 5,35 5,02 Neraca Daerah Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sedangkan untuk jangka panjangnya digunakan rasio solvabilitas. Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan Pemerintah Daerah. Jenis rasio aktivitas yang digunakan untuk Pemerintah Daerah antara lain : a. Rata-rata umur piutang yaitu rasio untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas) b. Rata-rata umur persediaan yaitu rasio untuk melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberi pelayanan publik) 62 Tabel 3.4 NERACA UNTUK PERIODE S/D 31 DESEMBER 2009 PROVINSI BENGKULU URAIAN ASET ASET LANCAR 1 Kas di Kas Daerah 2 Kas di Unit Swadana PER 31 DESEMBER 2009 PER 31 DESEMBER 2008 3,035,239,064.86 7,320,052,908.00 208,732,564,710.64 6,591,939,152.00 3 5 Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Piutang Pajak 6 Piutang Retribusi 7 8 Bagian Lancar Kemitraan Pihak ke Tiga Piutang Lain-Lain 9 Persediaan 4 JUMLAH ASET LANCAR INVESTASI JANGKA PANJANG 10 Investasi Non Permanen Lainnya 11 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG ASET TETAP 12 13 14 15 16 17 18 Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap JUMLAH AKTIVA TETAP 3,696,027,918.00 536,812,500.00 214,853,997.00 3,377,959,599.00 5,660,520,158.00 4,935,793,702.00 3,481,306,838.00 676,207,000.00 50,400,000.00 43,700,000.00 4,654,160,291.23 14,861,422,222.92 7,477,008,491.00 35,589,569,666.09 4,100,338,607.00 243,856,737,493.56 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 80,955,419,282.82 80,955,419,282.82 81,955,419,282.82 81,955,419,282.82 162,256,993,773.00 256,186,290,592.00 379,274,925,108.00 593,164,996,926.00 157,453,724,598.00 185,930,781,707.00 281,418,218,031.00 396,134,116,416.00 3,745,694,994.00 66,458,296,953.00 3,718,194,994.00 206,321,653,878.00 - - 1,461,087,198,346.00 1,230,976,689,624.00 - - - - 765,000,000.00 350,000,000.00 530,039,626.57 652,092,354.57 DANA CADANGAN 19 Dana Cadangan JUMLAH DANA CADANGAN ASET LAINNYA 20 21 Aset Tak Berwujud Tagihan Penjualan Angsuran 63 URAIAN 22 23 Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak ke Tiga 24 Aset Lain-Lain PER 31 DESEMBER 2009 JUMLAH ASET LAINNYA JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 25 Utang Jangka Pendek Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 26 Utang Jangka Panjang Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG JUMLAH KEWAJIBAN PER 31 DESEMBER 2008 71,904,992.00 71,904,992.00 365,000,000.00 395,500,000.00 15,466,321,252.00 - 7,198,265,870.57 1,595,830,453,165.48 1,469,497,346.57 1,558,258,343,746.95 38,834,217,787.81 220,170,107,237.43 38,834,217,787.81 220,170,107,237.43 - - - 38,834,217,787.81 220,170,107,237.43 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR 27 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 28 Pendapatan yang ditangguhkan 29 Cadangan Piutang 30 Cadangan Persediaan 31 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jgk Pendek JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR EKUITAS DANA INVESTASI 32 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 33 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 34 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 35 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jgk Panjang JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI EKUITAS DANA CADANGAN 36 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA 10,570,145,969.86 218,702,463,461.64 3,696,027,918.00 536,812,500.00 13,846,387,287.23 7,477,008,491.00 (38,834,217,787.81) 20,517,122,924.92 4,100,338,607.00 (220,170,107,237.43) (3,244,648,121.72) 23,686,630,256.13 81,955,419,282.82 81,955,419,282.82 1,461,087,198,346.00 1,230,976,689,624.00 17,198,265,870.57 1,469,497,346.57 - - 1,560,240,883,499.39 1,314,401,606,253.39 - - - - 64 URAIAN PER 31 DESEMBER 2009 PER 31 DESEMBER 2008 1,556,996,235,377.67 1,338,088,236,509.52 1,595,830,453,165.48 1,558,258,343,746.95 CADANGAN JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009 NO Uraian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rasio lancar (current ratio) Rasio quick (quick ratio) Rasio total hutang terhadap total aset Rasio hutang terhadap modal Rata-rata umur piutang (hari) Perputaran piutang (hari) 7. Rata-rata piutang pendapatan daerah (Rp) 8. 9. Rata-rata umur persediaan (hari) Perputaran persediaan (hari) 2008 2009 1,10 1,08 0,14 0,16 1,99 182,89 4.598.6 62.429 182,5 2 0,91 0,72 0,02 0,02 1,56 232,94 6.824.47 4.308 182,5 2 Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Rasio lancar tahun 2008 sebesar 1,1 berarti Rp. 1 kewajiban jangka pendek akan di back up oleh Rp. 1,1 aktiva lancar sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 0,91 yang berarti Rp. 1 kewajiban jangka pendek akan di back up oleh Rp. 0,91 aktiva lancar b. Rasio quick tahun 2008 sebesar 1,08 berarti Rp. 1 kewajiban jangka pendek akan di back up oleh Rp. 1,08 aktiva lancar minus persediaan sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 0,72 yang berarti Rp. 1 kewajiban jangka pendek akan di back up oleh Rp. 0,72 aktiva lancar minus persediaan 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberi keleluasan kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan fungsi utamanya melayani masyarakat melalui pelimpahan kewenangan yang melalui aspek politik, adminitratif maupun fiskal. Khusus dalam aspek keuangan, sepeti yang tertuang dalam penjelasan UU nomor 17 Tahun 65 2003 tentang Keuangan Negara, Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah bertindak sebagai Chief Financial Officer (CFO) yang dibantu lembaga berupa badan, dinas, biro, kantor UPTD. Kepala satuan Kerja bertindak sebagai Chief Operation Officer (COO). Prinsip pemisahan ini perlu dilaksanakan secara konsisten agar terdapat kejelasan pembagian wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya checks and balances serta mendorong peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan. Keuangan daerah merupakan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijaksanaan anggaran daerah. Keuangan Daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini akan tercermin dari proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Sebelum menentukan arah pengelolaan pendapatan daerah, arah pengelolaan belanja daerah dan kebijakan umum anggaran lima tahun yang akan datang, maka perkembangan struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah perlu dibahas. 3.2.1.Proporsi Penggunaan Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu selama kurun waktu 2007-2010 seluruhnya berjumlah Rp 4.538.329.020.646 dengan komposisi belanja tidak langsung sebesar Rp 1.822.039.754.100 atau sekitar 40,15 % dari total belanja dan belanja langsung sebesar Rp 2.716.289.266.546 atau sekitar 59,85%. 66 Tabel 3.6 Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007-2010 2007 BELANJA DAERAH 2008 2009 2010 763.859.321.12 7 1.531.005.219.13 3 1.099.497.687.81 0 1.143.966.792.57 6 297.035.771.99 9 367.674.202.868 496.659.400.017 660.670.379.216 197.932.437.932 247.118.805.108 311.990.411.651 435.022.466.270 2.000.000.000 17.515.520.000 7.540.822.919 Belanja Subsidi - - - Belanja Hibah - 2.709.000.000 33.651.570.000 75.000.000.000 Bantuan dan 23.266.108.799 13.989.689.607 15.751.300.000 15.541.300.000 Belanja Bagi Hasil Kepada Kab/Kota dan Pemerintah Desa 55.087.225.268 77.341.188.153 117.475.295.447 117.475.295.446 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 6.750.000.000 1.000.000.000 3.000.000.000 7.631.317.500 Tak 12.000.000.000 8.000.000.000 7.250.000.000 10.000.000.000 Belanja Langsung 466.823.549.12 8 1.163.331.016.26 5 602.838.287.793 483.296.413.360 60.774.057.633 60.368.163.745 55.743.863.875 47.668.525.500 164.614.442.641 529.578.230.910 241.633.056.652 257.070.048.915 241.435.048.854 573.384.621.610 305.461.367.266 178.557.838.945 Belanja Langsung Tidak Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Sosial Lainnya Belanja Terduga Belanja Pegawai Belanja Dan Jasa Barang Belanja Modal Pertumbuhan belanja total APBD dari tahun 2007-2010 bersifat fluktuatif. Dimana pada tahun 2007 terdapat pertumbuhan yang negatif, namun kemudian terjadi pertumbuhan yang positif dan sangat besar pada tahun 2008. Selanjutnya pertumbuhan yang negatif terjadi lagi pada tahun 2009 dan akhirnya meningkat lagi menjadi positif walaupun nilai pertumbuhannya cukup kecil. Pola pertumbuhan ini dibentuk oleh belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan social, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan keuangan kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa dan komponen 67 belanja langsung yang mengalami pertumbuhan yang fluktuatif selama periode 2007-2010. Pertumbuhan belanja tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 100,43 %. Kenaikan pertumbuhan belanja tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan belanja bunga sebesar 775,78 %, belanja barang dan jasa sebesar 221,71 % dan belanja modal sebesar 137,49 %. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu -30,53 % yang disebabkan oleh terjadinya pertumbuhan yang negatif di pos belanja belanja pegawai pada belanja tidak langsung, belanja bunga, belanja hibah, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Tabel 3.7 Pertumbuhan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010 2007 (%) BELANJA DAERAH (30.53) 2008 (%) 100.43 2009 (%) 2010 (%) (28.18) 4.04 Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Dan Lainnya Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tak Terduga (40.19) (36.56) (73.48) (100.00) 47.71 23.78 24.85 775.78 (39.87) 35.08 26.25 (56.95) 1,142.21 12.59 33.02 39.43 (100.00) 122.87 (1.33) (53.11) 40.40 51.89 (0.00) 125.00 (85.19) 200.00 154.38 65.52 (33.33) (9.38) 37.93 Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang Dan Jasa Belanja Modal (22.56) 9.02 (31.87) (20.96) 149.20 (0.67) 221.71 137.49 (48.18) (7.66) (54.37) (46.73) (19.83) (14.49) 6.39 (41.54) 68 Berdasarkan tabel 3.6 terlihat bahwa selama periode 2007-2009 proporsi belanja langsung selalu lebih besar dari belanja tidak langsung. Namun pada tahun 2010 kondisi yang terjadi sebaliknya dimana proporsi belanja tidak langsung selalu lebih besar dari belanja langsung. Hal ini disebabkan karena naiknya nilai belanja pegawai pada belanja tidak langsung akibat dari adanya penambahan jumlah Pegawai Negeri Sipil baru yang cukup signifikan dan adanya penurunan belanja modal. Tabel 3.8 Komposisi Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Periode 2007-2010 2007 2008 2009 2010 URAIAN (%) (%) (%) (%) BELANJA DAERAH 100.00 100.00 100.00 100.00 Belanja Tidak Langsung 38.89 24.02 45.17 57.75 Belanja Pegawai 25.91 16.14 28.38 38.03 Belanja Bunga 0.26 1.14 0.69 Belanja Subsidi Belanja Hibah 0.18 3.06 6.56 Belanja Bantuan Sosial Dan 3.05 0.91 1.43 1.36 Lainnya Belanja Bagi Hasil Kepada 7.21 5.05 10.68 10.27 Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan 0.88 0.07 0.27 0.67 Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tak Terduga 1.57 0.52 0.66 0.87 Belanja Langsung 61.11 75.98 54.83 42.25 Belanja Pegawai 7.96 3.94 5.07 4.17 Belanja Barang Dan Jasa 21.55 34.59 21.98 22.47 Belanja modal 31.61 37.45 27.78 15.61 Sementara itu proporsi belanja aparatur yang diperoleh dari penjumlahan belanja pegawai pada belanja tidak langsung maupun pada belanja langsung selama periode 2007-2010 selalu lebih kecil dibandingkan dengan belanja untuk pembangunan. Pada tahun 2007, nilai belanja aparatur sebesar Rp. 258.706.495.565 atau sekitar 33,86%. Nilai belanja aparatur ini naik pada tahun 2008 menjadi Rp. 307.486.968.853 walaupun secara persentase turun menjadi 20,08 %. 69 Pada tahun 2009, belanja aparatur ini naik lagi secara nilai maupun secara persentase menjadi Rp. 367.734.275.526 atau 33,44 %. Dan pada tahun 2010 ini naik cukup signifikan menjadi Rp. 482.690.991.770 atau 42,19 % dari total belanja APBD. 3.2.2. Analisis Pembiayaan Pembiayaan daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan dapat dikategorikan sebagai kegiatan investatif berdimensi dalam waktu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Penerimaan pembiayaan selama kurun waktu 2007-2010 adalah sebesar Rp. 715.763.367.413, pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 265.900.000.000 dan pembiayaan netto sebesar Rp. 449.863.367.413. Secara rincinya dapat dilihat pada tablel 3.8 di bawah ini : Tabel 3.9 Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010 URAIAN 2007 2008 2009 2010 102.936.840.50 8 350.350.386.71 7 218.257.136.96 4 44.219.003.22 4 77.084.095.701 95.850.386.717 218.257.136.964 44.219.003.224 - - PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya Perincian dan Cadangan - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - 4.500.000.000 - - Penerimaan Pinjaman Daerah - 250.000.000.000 - - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - Penerimaan Piutang Daerah 25.852.744.807 - - - Pengeluaran Pembiayaan 8.400.000.000 67.500.000.000 190.000.000.00 0 - - - - - 190.000.000.000 - Transfer ke dana Cadangan Penyertaan Modal Daerah Pembayaran Pokok Hutang - 8.400.000.000 - 7.500.000.000 60.000.000.000 70 URAIAN 2007 2008 2009 2010 Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan - - - Pembayaran Defisit Anggaran Tahun Berjalan - - - 28.257.136.964 44.219.003.22 4 PEMBIAYAAN NETTO 94.536.840.508 282.850.386.71 7 Penerimaan Pembiayaan selama periode 2007 - 2010 juga mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan yang positif hanya terjadi pada tahun 2007 dan 2008 sedangkan 2 tahun selanjutnya yaitu selama tahun 2009 dan 2010 terjadi pertumbuhan yang negatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 240,35 % yang berasal dari adanya pinjaman daerah yang cukup besar untuk membiayai proyek multiyears. Sedangkan Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan selama periode di atas juga mengalami pola yang tidak jauh berbeda. Tahun 2007 terjadi pertumbuhan yang positif, selanjutnya selama tahun 2008 dan 2009, pengeluaran pembiayaan mengalami pertumbuhan yang negatif dan pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang positif lagi. Pertumbuhan pengeluaran pembiayaan yang tertinggi tetap terjadi pada tahun 2008 sebesar 703,57 % yang berasal dari pos pembayaran pokok hutang. Tabel 3.10 Pertumbuhan Pembiayaan Daerah Periode 2007-2010 URAIAN PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya Perincian dan Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah Pengeluaran Pembiayaan Transfer ke dana Cadangan 2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 42,50 6,71 240,35 24,35 (37,70) 127,71 (79,74) (79,74) - - (100) - - - (100) - - (79,26) - (100) 703,57 - 181,48 - (100) 71 Penyertaan Modal (investasi) Daerah Pembayaran Pokok Hutang Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan Pembayaran Defisit Anggaran Tahun Berjalan PEMBIAYAAN NETTO - (10,71) (100) - (100) - - 216,67 - (100) - - - - - - - - - Dari Tabel Penutup Defisit Riil Anggaran dan Tabel Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran di bawah dapat jabarkan sebagai berikut : Tahun Anggaran 2007 Belanja Daerah Rp.763,859,321,127,- dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp.8,400,000,000,- sedangkan pendapatan daerah sebesar Rp.669,322,480,619.34,- sehingga defisit riil pada tahun anggaran 2007 sebesar Rp.102,936,840,507.66,- atau 13.33% dan defisit riil anggaran ditutupi oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp.77,084,095,701.00,- atau sebesar 74.88% dan Penerimaan Piutang Daerah sebesar Rp. 25,852,744,806.66,- atau sebesar 25.12%. Tahun Anggaran 2008 Belanja Daerah Rp.1,531,005,219,133,- dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp.67,500,000,000,- sedangkan pendapatan daerah sebesar Rp.1,248,154,832,416,- sehingga defisit riil pada tahun anggaran 2008 sebesar Rp.350,350,386,717,- atau 21.92% dan defisit riil anggaran ditutupi oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp.95,850,386,717,- atau sebesar 27.36%, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang di Pisahkan sebesar Rp.4,500,000,000,- atau sebesar 1.28% dan Penerimaan Piutang Daerah sebesar Rp.250,000,000,000,atau sebesar 71.36%. Tahun Anggaran 2009 Belanja Daerah Rp.1,099,497,687,809.75,- dan Pengeluaran sedangkan sehingga Pembiayaan pendapatan defisit riil Daerah daerah pada sebesar sebesar tahun Rp.190,000,000,000.00,Rp.1,071,240,550,845.75,- anggaran 2009 sebesar Rp.218,257,136,964,- atau 16.93% dan defisit riil anggaran ditutupi 72 secara keseluruhan oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp.218,257,136,964,- atau sebesar 100%. Tahun Anggaran 2010 Belanja Daerah Rp.1,143,966,792,576,- sedangkan pendapatan daerah sebesar Rp.1,101,857,789,352,- sehingga defisit riil pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp.42,109,003,224,- atau 3.68% dan defisit riil anggaran ditutupi secara keseluruhan oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp.44,219,003,224,- atau sebesar 105% sehingga terjadi Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan sebesar Rp.2,110,000,000,- atau sebesar 5%. Tabel 3.11 Penutup Defisit Riil Anggaran URAIAN Realisasi Pendapatan Daerah 2007 2008 2009 2010 669.322.480.619 1.248.154.832.4 16 1.071.240.550.8 46 1.101.857.789.3 52 763.859.321.127 1.531.005.219.1 33 1.099.497.687.8 10 1.143.966.792.5 76 8.400.000.000 67.500.000.000 190.000.000.000 - (102.936.840.5 08) (350.350.386.7 17) (218.257.136.9 64) (42.109.003.22 4) 77.084.095.701 95.850.386.717 218.257.136.964 44.219.003.224 - - - - Dikurangi realisasi: Belanja Daerah Pengeluaran Pembiayaan Defisit Riil Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan: SILPA Tahun Anggaran sebelumnya Pencairan Dana Cadangan - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang - - 4.500.000.000 73 URAIAN di Pisahkan 2007 2008 2009 2010 Penerimaan Pinjaman - 250.000.000.000 - - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - - Penerimaan Piutang Daerah 25.852.744.807 - - - Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan 102.936.840.50 8 350.350.386.71 7 218.257.136.96 4 44.219.003.224 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan - - - 2.110.000.000 3.3. Kerangka Pendanaan A. Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015 Dikarenakan masih belum begitu tingginya kemampuan fiskal Provinsi Bengkulu di dalam membiayai pembangunan daerah, maka perlu diambil kebijakan-kebijakan guna meningkatkan pendapatan daerah seperti : 1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik intensifikasi maupun ekstensifikasi dengan menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan yang sudah ada maupun sumbersumber penerimaan baru. 2. Kebijakan dalam meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat/wajib pajak. 3. Membangun sistem dan prosedur adminstrasi pelayanan perpajakan dan retribusi yang nyaman dan sederhana. 4. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta profesionalisme sumber daya manusia (SDM) aparatur. 74 5. Meningkatkan dana dari Pusat diluar DAU dan DAK ke Daerah 6. Meningkatkan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Berdasarkan beberapa kebijakan di atas, maka diproyeksikan pendapatan Provinsi Bengkulu selama periode 2011-2015 sebagai berikut : Tabel 3.12 Proyeksi Pendapatan Provinsi Bengkulu tahun 2011-2015 Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 PENDAPAT AN DAERAH Pendapata n Asli Daerah Pajak Daerah 1,145,967,155, 233 1,542,457,184, 377 1,683,861,773, 760 1,810,151,406, 790 1,840,275,517, 096 421,521,179,8 75 479,298,148,5 60 504,814,605,40 7 542,675,700,8 11 583,376,378,3 70 293,672,568,72 5 358,382,760,20 0 394,221,036,22 0 423,787,613,93 6 455.571.684.98 1 12,305,420,300 10,144,174,150 9,529,666,677 10,244,391,677 11,012,721,052 12,101,760,000 12,948,883,200 7,601,760,000 8,171,892,000 8,784,783,900 103,441,430,85 0 97,822,331,010 93,462,142,510 100,471,803,19 8 108,007,188,43 7 694,595,975,3 58 854,530,115,3 58 971,418,247,8 94 1,044,274,616, 486 50,598,339,358 50,598,339,358 65,183,089,894 70,071,821,636 75,327,208,258 607,388,036,00 0 775,311,166,00 0 854,647,828,00 0 918,746,415,10 0 987,652,396,23 2 36,609,600,000 28,620,610,000 51,587,330,000 55,456,379,750 59,615,608,231 29,850,000,00 0 208,628,920,4 59 207,628,920,4 59 223,201,089,4 93 239,941,171,2 04 Retribusi Daerah Hasil Pengelolaa n Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbang an Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapata n Daerah Yang Sah 1,016,957,967, 522 B. Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011-2015 Belanja Daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan lainnya, belanja bagi hasil kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Belanja 75 tak terduga. Sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang/jasa dan belanja modal yang dipergunakan mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Provinsi. Adapun kewenangan Provinsi meliputi urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Tabel 3.13 Proyeksi belanja Provinsi Bengkulu tahun 2011-2015 Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Belanja 1,155,766,50 4,059 1,586,154,929, 122 1,768,329,2 82,448 1,900,953,97 9,219 2.064.787.63 2.435 Tidak 574,073,994, 059 812,535,036,5 85 829,288,40 3,077 891,485,033, 306 979.608.515. 579 369,297,430, 498 424,252,800,82 8 453,370,990 ,018 487,373,814, 269 523,926,850,3 39 - - - - - Belanja Subsidi 1,000,000,00 0 - - - - Belanja Hibah 21,600,000,0 00 234,409,520,00 0 213,803,360 ,000 229,838,612, 000 247,076,507,9 00 Belanja sosial 11,591,160,0 00 - - - - Belanja bagi hasil 127,660,403, 561 138,032,451,00 0 143,338,489 ,198 154,088,875, 887 186,907,596,8 54 Belanja bantuan keuangan 4,000,000,00 0 3,904,000,000 7,727,648,0 00 8,307,221,60 0 8,930,312,720 tidak 38,925,000,0 00 11,936,264,757 11,047,915, 861 11,876,509,5 50 12,767,247,76 6 Belanja Langsung 581,692,510, 000 773,619,892,5 37 939,040,87 9,371 1,009,468,94 5,913 1.085.179.11 6.856 Belanja Pegawai 65,481,078,8 50 72,556,956,500 89,809,754, 375 96,545,485,9 53 103.786.397.3 99 Belanja Dan Jasa 286,514,807, 250 379,452,730,05 0 549,090,206 ,656 590,271,972, 745 634.542.370.7 01 Total Daerah Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja terduga bantuan Barang 76 Uraian Belanja modal 2011 2012 2013 2014 2015 229,696,623, 900 321,610,205,98 7 300,140,918 ,340 322,651,487, 215 346.850.348.7 56 77 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan-Permasalahan Daerah Berdasarkan analisis Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah, maka disimpulkan permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi Provinsi Bengkulu, yaitu : 1. Bidang Perekonomian Rakyat Dan Iklim Investasi a. Masih rendahnya produktivitas dan daya saing produk-produk pertanian dan perdagangan; b. Struktur perekonomian masih didominasi oleh sektor primer terutama pertanian; c. Masih rendahnya kreativitas dan penguasaan teknologi bagi industri mikro dan kecil; d. Pembangunan perekonomian rakyat belum dibangun secara komprehensif mulai dari sektor hulu sampai hilir ; e. Prosedur perizinan dan regulasi investasi yang belum maksimal dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif; f. Masih belum optimalnya pengelolaan Pendapatan Asli Daerah. 2. Bidang Sumber Daya Manusia a. Struktur penduduk didominasi oleh usia muda akibat dari tingginya tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat kematian penduduk sehingga tingkat ketergantungan cukup tinggi ; b. Sarana dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan belum optimal; c. Masih rendahnya mutu pendidikan yang ditandai dengan rendahnya nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) dan banyaknya siswa yang tidak lulus UAN; d. Kurangnya tenaga kesehatan baik itu tenaga medis, dokter maupun dokter spesialis; e. Tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja masih rendah. 78 3. Bidang Kesejahteraan Rakyat Dan Penanggulangan Kemiskinan a. Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi ; b. Masih cukup tingginya kesenjangan sosial ekonomi antar golongan pendapatan, antar masyarakat dan antar wilayah ; c. Masih banyaknya wilayah yang tergolong tertinggal baik pada tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten ; d. Kabupaten/Kota belum maksimal dalam mendukung dan memanfaatkan program-program pusat untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti PNPM Mandiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). 4. Bidang Revitalisasi Pertanian Dan Ketahanan Pangan a. Produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian masih cukup rendah; b. Penggunaan teknologi pertanian masih belum optimal; c. Masih rendahnya teknologi, sarana dan prasarana perikanan tangkap; d. Kurangnya modal kerja dan belum profesionalnya manajemen pengelolaan perikanan darat; e. Perlu adanya dukungan infrastruktur terutama jalan untuk memperlancar distribusi dan pemasaran produk-produk pertanian; f. Perlunya dilakukan reformulasi ulang terhadap kebutuhan jumlah dan kompetensi penyuluh. 5. Bidang Infrastruktur Dasar a. Perlunya kelanjutan pembangunan sarana dan prasarana yang belum terselesaikan dan belum berfungsi optimal; b. Kondisi infrastruktur dasar masih banyak yang kurang dan mengalami kerusakan; c. Masih belum optimalisasi pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana yang sudah ada; d. Masih terbatasnya diversifikasi energi dan pemanfaatan energi alternatif e. Belum maksimalnya pemerataan pasokan energi listrik antar wilayah. 79 6. Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup Dan Mitigasi Bencana a. Kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup masih belum optimal; b. Masih kurangnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; c. Belum maksimalnya pengelolaan sumber daya mineral dan tambang; d. Terbatasnya penggunaan ruang akibat adanya limitasi fisik berupa kawasan lindung; e. Masih belum optimalnya konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan hutan; f. Perlunya peningkatan kualitas informasi bencana alam serta kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana alam. 7. Bidang Pariwisata, Kebudayaan, Kreativitas Dan Inovasi Teknologi a. Potensi wisata masih belum optimal direncanakan dan dikembangkan secara terpadu dan terintegrasi; b. Potensi wisata belum didukung sarana dan prasarana yang memadai serta kegiatan promosi wisata belum optimal; c. Belum optimalnya pengelolaan keanekaragaman budaya; d. Kreativitas masyarakat belum berkembang dalam menumbuhkan usaha kecil dan rumah tangga; e. Masih rendahnya inovasi teknologi dan penggunaan teknologi tepat guna pada usaha mikro dan kecil. 8. Bidang pemerintahan, hukum dan ketertiban umum a. Pelayanan publik masih belum optimal; b. Belum optimalnya pembangunan “capacity building” institusiinstitusi pemerintahan sehingga kurang berperan dalam alokasi sumber daya secara efektif dan efisien; c. Masih rendahnya moralitas di jajaran pemerintahan yang tercermin dalam banyaknya kasus-kasus pelanggaran asusila, narkoba maupun korupsi; 80 d. Masih rendahnya tingkat transparasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah; e. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam menjalani mekanisme pembangunan daerah; f. Rendahnya partisipasi masyarakat dan aparatur negara dalam melaksanakan pembangunan daerah; g. Kurangnya sinergitas antar stakeholder dalam pembangunan daerah; h. Masih banyaknya potensi dan aturan-aturan yang belum mempunyai kekuatan hukum. Dari permasalahan-permasalahan tersebut disusunlah isu-isu strategis daerah dengan mempertimbangkan kondisi keuangan daerah, kemampuan sumber daya aparatur pelaksana, pengaruh terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional dan daerah, dampak yang ditimbulkannya terhadap publik, daya ungkit terhadap pembangunan daerah dan kemudahan untuk dilaksanakan. 4.2. Isu-Isu Strategis Daerah Isu-isu strategis daerah tersebut dapat dirangkum sebagai berikut : 1. Masih adanya pembangunan sarana dan prasarana yang belum terselesaikan dan belum berfungsi secara optimal 2. Masih rendahnya produktivitas dan daya saing daerah Produktivitas dan nilai tambah sektor-sektor PDRB masih cukup rendah terutama di sektor pertanian, pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan 3. Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi Sampai dengan tahun 2010 angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu masih sebesar 18,59 % sedangkan nasional pada tahun yang sama sebesar 13,5 % 4. Masih rendahnya jenis dan nilai investasi yang masuk Investasi dalam 5 tahun ke depan akan diarahkan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan industri kerakyatan seperti pabrik- 81 parik industri hilir pengolah hasil pertanian, perkebunan dan perikanan 5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal Pada tahun 2010, proporsi PAD terhadap pendapatan daerah masih sebesar 40%. Artinya ketergantungan pendanaan untuk pembangunan masih cukup bergantung pada Pemerintah Pusat. Sehingga ke depannya masih sangat diperlukan peningkatan PAD terutama melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD 6. Pembangunan perekonomian rakyat belum dibangun secara komprehensif mulai dari sektor hulu sampai hilir Perlu dikembangkan klaster industri di setiap kabupaten/kota sesuai dengan potensi unggulan masing-masing daerah 7. Sarana dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan belum optimal Persebaran fasilitas pendidikan dan kesehatan belum merata antar kabupaten terutama di kabupaten-kabupaten pemekaran. Masih perlu ditingkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat miskin 8. Masih banyaknya wilayah yang tergolong tertinggal baik pada tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten Dari 10 kab/kota di Provinsi Bengkulu, baru 4 kab/kota yang tidak tergolong daerah tertinggal yaitu Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang Lebong) 9. Infrastruktur terutama jalan sentra produksi untuk memperlancar distribusi dan pemasaran produk-produk pertanian belum memadai. Hal ini sangat penting dalam rangka mengurangi ongkos angkut produksi bagi petani, nelayan maupun pengusaha kecil. 10. Kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup masih belum optimal 11. Perlunya peningkatan kualitas informasi bencana alam serta kapasitas adaptasi dan penanggulangan bencana alam Kedepannya akan ditingkatkan kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana seperti sosialisasi mitigasi bencana pada masyarakat dan anak sekolah, pembentukan satgas bencana, pembangunan jalur-jalur evakuasi bencana, pemetaan daerah rawan bencana, penyusunan 82 RTRW berbasis mitigasi bencana, pembangunan gedung evakuasi (escape building), pembangunan tower pemantau tsunami dan gudang penyimpan cadangan makanan (buffer stock) 12. Peningkatan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) Kedepannya kerjasama dan peningkatan peran inspektorat dan BPKP dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi program-program pembangunan daerah akan ditingkatkan 13. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan Peningkatkan pendidikan dan keahlian aparatur pemerintah di bidang tersebut akan ditingkatkan seperti dengan memberikan beasiswa S2 dan S3, mengikutsertakan dalam diklat-diklat perencanaan dan penganggaran. 14. Masih adanya permasalahan perbatasan wilayah antar Provinsi dan antar kabupaten dalam Provinsi Bengkulu. Hal ini penting dan mendesak untuk diselesaikan karena dapat mengganggu hubungan kerjasama antar Provinsi dan antar kabupaten yang mengalami permasalahan perbatasan tersebut. 83 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi “Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang semakin maju, semakin bertakwa dan semakin sejahtera” Visi di atas mengandung 3 (tiga) kata kunci yaitu maju, bertakwa dan sejahtera. Pembangunan yang dilaksanakan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang maju baik secara materi maupun secara non materi. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang kompetitif yaitu masyarakat yang memiliki pendidikan, keterampilan dan keahlian yang tinggi dan spesifik sehingga mampu bersaing dengan masyarakat/daerah lainnya. Variabel maju ditandai dengan indikator terus meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ketakwaan merupakan persyaratan dalam mewujudkan kehidupan agamis, serta menjadikan masyarakat yang saleh dan taat pada tuntunan ajaran agama yang diyakini. Pembangunan dibidang atau sektor apapun tidak akan mendatangkan kemaslahatan dan keberkahan tanpa dilandasi oleh iman dan takwa. Selain itu juga dengan ketakwaan akan mendorong terciptanya masyarakat yang harmonis dan rukun yang merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Tujuan akhir dari pembangunan yang dilaksanakan adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Masyarakat yang sejahtera bukan hanya diukur dari terpenuhinya kebutuhan yang bersifat jasmaniah seperti terpenuhinya kebutuhan sehari-hari melainkan juga mencakup kebutuhan yang bersifat batiniah seperti rasa aman, kebersamaan dan 84 cinta kasih, serta harga diri dan aktualisasi diri. Variabel sejahtera ditandai dengan indikator terus meningkatnya angka pendapatan perkapita serta terus menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran. 5.2. Misi 1. Mewujudkan perekonomian rakyat yang berdaya saing; 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman; 3. Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan; 4. Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat; Misi Pertama : “Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing”. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di bidang investasi, perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah, pertanian dalam arti luas, permberdayaan masyarakat dan desa, ketenagakerjaan dan keuangan daerah. Perekonomian yang dibangun bertumpu pada perekonomian rakyat dengan menggali dan mengoptimalkan resource base : pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, pertambangan dan pariwisata. Pembangunan perekonomian rakyat ini harus didukung oleh peningkatan kreativitas, inovasi teknologi dan nilai tambah (value added) produk. 85 Perekonomian yang akan dibangun bertumpu pada kekuatan ekonomi rakyat, sedangkan pemerintah berperan sebagai penjamin keberlangsungan dan keberlanjutan usaha-usaha yang dikembangkan oleh rakyat. Pembangunan perekonomian tersebut akan mendorong tumbuh kembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan dan kebutuhan pokok masyarakat disemua daerah. Pembangunan perekonomian tersebut juga harus mampu mendatangkan investor dari dalam dan luar negeri serta mampu menjamin keberlanjutan usaha yang dikembangkan. Misi Kedua : “Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman“. Memayungi semua kebijakan, program dan pembangunan daerah dalam bidang agama, kepemudaan, pendidikan, olahraga kesehatan, serta kesejahteraan pemberdayaan perempuan sosial, dan kependudukan. Sistem pendidikan diarahkan agar demokratis dan dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada rakyat untuk memperoleh pendidikan formal maupun non formal Pembangunan pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Pembangunan kesejahteraan sosial ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial pada seluruh masyarakat. 86 Masyarakat Beriman adalah masyarakat yang senantiasa mengejawantahkan nilai-nilai ajaran agama di dalam prikehidupan sehari-hari secara konsisten sehingga terwujud akan terwujud kemaslahatan dalam kehidupan sehari-hari serta keharmonisan dan ketentraman antar penganut agama di masyarakat. Misi Ketiga : ”Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan”. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah dibidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup, infrastruktur, mitigasi bencana, pariwisata, kehutanan, perhubungan, komunikasi dan informatika. Misi ini mengarahkan pada pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati dalam menunjang perekonomian daerah serta meningkatkan kapasitas infrastuktur jalan, perhubungan, energi, komunikasi dan informatika di dalam mendukung pengembangan. Disamping itu pembangunan infrastruktur juga dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar air bersih, penerangan, perumahan dan sanitasi lingkungan. Selain itu peningkatan informasi dan kapasitas adaptasi serta penanggulangan bencana dalam menghadapi segala kemungkinan dan risiko terjadinya bencana sangat diperlukan. Tindakan-tindakan preventif untuk menghindari terjadinya bencana terutama bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia sangat diperlukan. Penanganan 87 pada saat bencana dan pasca bencana juga harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Semua hal tersebut sangat diperlukan agar pembangunan yang akan, sedang dan telah dilaksanakan dapat dijaga keberlanjutannya. Misi Keempat : “Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan budaya yang mengayomi masyarakat”. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan di bidang pemerintahan, hukum, politik, ketertiban umum dan budaya. Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel dilakukan dengan menempatkan SDM the right man on the right place dalam jajaran birokrasi pemerintahan, kerja keras dan disiplin tinggi, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan dalam pengelolaan pemerintahan terutama dalam pengelolaan keuangan daerah serta mampu memotivasi rakyat untuk memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki dan berperan aktif dalam pembangunan daerah. Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel tersebut diatas diimplementasikan kedalam penyelenggaraan Reformasi Birokrasi yang meliputi perubahan mendasar pada Organisasi, Tatalaksana, Peraturan Perundang-undangan, Sumber Daya Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik, Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur. Sistem politik yang ada di dorong agar mampu menyerap aspirasi rakyat melalui komunikasi politik. Pembangunan politik lima tahun kedepan harus mampu mendorong pemberdayaan masyarakat sebagai subjek pembangunan, keterlibatan masyarakat dengan terorganisir di lembaga legislatif maupun organisasi politik. Pembangunan hukum lima tahun 88 kedepan harus mampu membela dan mengayomi masyarakat terutama masyarakat kelas bawah, menyadarkan rakyat akan hak dan kewajibannya. Selain itu Pemerintah harus mampu menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat melalui perlindungan masyarakat secara terintegrasi dan menyeluruh serta mempertebal rasa persatuan dan cinta tanah air Indonesia melalui bela negara. 5.3. Tujuan dan Sasaran Misi I : Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Berdaya Saing Tujuan : - Meningkatnya Penanaman Penanaman Modal Asing Modal (PMA) Dalam dalam Negeri (PMDN) rangka dan menunjang pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth) - Meningkatnya nilai tambah sektor-sektor pembentuk PDRB - Terwujudnya penanggulangan kemiskinan dalam rangka mendukung program Pro-Poor - Terwujudnya penanggulangan pengangguran dalam rangka mendukung program Pro-Job - Meningkatkan pendapatan daerah Sasaran : - Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi - Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat - Menurunnya angka kemiskinan - Menurunnya angka pengangguran - Meningkatkan pendapatan daerah 89 Misi II: Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan Beriman Tujuan : - Menjadikan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa; - Meningkatnya kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat; - Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat; - Meningkatnya peran pemuda, olahraga dan perempuan dalam pembangunan serta kesejahteraan dan perlindungan anak. Sasaran: - Meningkatnya kualitas kehidupan bergama; - Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - Meningkatnya perlindungan dan pelayanan sosial bagi masyarakat; - Meningkatnya peran pemuda dan olahraga dalam pembangunan; - Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak. Misi III : Mengembangkan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Infrastruktur Dasar Dan Penanggulangan Bencana Dalam Rangka Menunjang Daya Saing Perekonomian Daerah Dan Pembangunan Yang Berkelanjutan Tujuan : - Optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan bencana dalam mendukung perekonomian daerah dan kesejahterahan yang berkelanjutan; - Meningkatnya kapasitas infrastruktur dasar dalam menunjang perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Sasaran : - Meningkatkan eksplorasi dan produksi hasil-hasil sumber daya alam serta pengendalian lingkungan hidup secara berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukungnya - Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur darat, laut dan udara sesuai standar pelayanan minimum (SPM) 90 Misi IV : Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan yang mengayomi masyarakat Tujuan : - Melaksanakan Reformasi Birokrasi untuk mewujudkan clean goverment dan good governance - Menciptakan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat Sasaran : - Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah - Meningkatnya nilai SAKIP Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun; - Meningkatnya LKPD yang memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); - Optimalnya pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah; - Semakin meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif serta kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan daerah; - Semakin membaiknya penegakan hukum dan keamanan dari tahun ke tahun. 91 Tabel 5.1. Rumusan Sasaran Dan Indikator Kinerja Sasaran Sasaran 1.Meningkatnya perekonomian daerah Indikator Sasaran 1. Laju pertumbuhan Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 6,02 6,2 - 6,4 6,4-6,6 6,6-6,8 6,8-7,0 7,0-7,2 7,5 -14,38 10,00- 10,00- 12,5-15,00 15,00-17,5 17,5-20,00 16,17 12,5 8,42-8,78 8,78-9,14 10,11 – 10,81 – 10,81 11,59 ekonomi 2. Laju investasi (%) 3. Nilai PDRB dasar atas 8,06 9,46-10,11 harga konstan (Rp Triliun) 4. Jumlah usaha 23.808 24.046 24.286 24.529 24.774 25.022 10,34 11,14- 11,93- 13,68-15,90 15,90- 16,99- 11,93 12,72 16,99 19,12 mikro, kecil dan menengah Meningkatnya 1. Nilai PDRB kesejahteraan perkapita 92 Sasaran masyarakat Indikator Sasaran Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 17,16 17,16- 18,61- 24,17-27,64 27,64- 31,60- 18,61 20,06 31,60 36,13 103 Ha 103 Ha 103 Ha 103 Ha 516.868- 529.790- 543.034- 556.610- 570.526- 529.790 543.034 556.610 570.526 584.789 679.724- 696.717- 714.135- 731.988- 750.288- 696.717 714.135 731.988 750.288 769.045 3.623.122- 3.713.70- 3.806.543- 3.901.706- 3.999.249- 3.713.700 3.806.543 3.901.706 3.999.249 4.099.230 (Rp Juta 2. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku (Rp Triliun) 3. Jumlah koperasi 4. Luas areal sawah 5. Produksi padi 516.868 (ton) 6. Produksi hortikultura ( ton) : a. buah-buahan b. sayuran 679.724 3.623.122 93 Sasaran Indikator Sasaran 7. Produksi palawija Kondisi Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 157.383 157.383- 161.318- 165.351- 169.484- 173.721- 161.318 165.351 169.484 173.721 178.064 584.434- 613.656- 644.339- 676.556- 710.384- 613.656 644.339 676.556 710.384 745.903 5.861- 6.008- 6.158- 6.312- 6.470- 6.008 6.158 6.312 6.470 6.631 104.336- 106.944- 109.618- 112.358- 115.167- 106.944 109.618 112.358 115.167 118.047 17,83- 16,92- 17,50- 17,00- 16,75- 16,92 16,00 17,00 16,75 16,50 (ton) 8. Produksi Target Indikator Sasaran 584.434 Perkebunan unggulan (ton) : a. Sawit 9. Produksi daging 5.861 ternak (ton) 10. Produksi 104.336 Perikanan sebesar (ton) 3.Menurunya angka Angka kemiskinan (%) kemiskinan 18,59 94 Sasaran Indikator Sasaran 4.Menurunya angka Angka pengangguran pengangguran (%) 5.Meningkatnya Pendapatan daerah pendapatan daerah (Rp Triliun) 6. Meningkatnya Jumlah kualitas tempat Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 4,22 3,82-3,42 3,42-3,01 3,61-3,00 3,00-2,50 2,50-2,10 1,10 1,14 1,26 1,54 -1,8 1,8 -1,94 1,94 - 2,1 3.813 3.832- 3.851- 3.870- 3.889- 3.908- 3.851 3.870 3.889 3.908 3.928 73,53- 74,00- 73,92- 74,36- 74,74- 74,00 74,47 74,36 74,74 75,27 72-72,7 72,7-73,4 73,4-74,1 74,1-74,7 74,7-75,4 ibadah (unit) kehidupan beragama 7. Meningkatnya kualitas 1. IPM 73,06 sumber daya manusia 2. Usia harapan 71,3 hidup (tahun) 95 Sasaran Indikator Sasaran 3. Angka melek Kondisi Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 96,24 96,70- 97,17- 97,63- 98,10- 98,56- 97,17 97,63 98,10 98,56 99,02 8,12 8,16-8,20 8,20-8,24 8,24-8,28 8,28-8,32 8,32-8,36 5,17 juta 5,79-6,40 6,40-7,02 7,02-7,63 7,63-8,25 8,25-8,86 huruf (%) 4. Rata-rata lama Target Indikator Sasaran sekolah (tahun) 5. Pengeluaran perkapita jt masyarakat (Rp) 6. Angka Partisipasi Murni a. SD 94,59 94,79- 94,99- 95,19- 95,39- 95,59- b. SLTP 72,15 94,99 95,19 95,39 95,59 95,79 c. SLTA 53,46 73,70- 75,24- 76,79- 78,33- 79,88- 75,24 76,79 78,33 79,88 81,43 55,22- 56,99- 58,76- 60,53- 62,29- 56,99 58,76 60,53 62,29 64,06 96 Sasaran Indikator Sasaran Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 118,30 119,93- 121,57- 123,20- 124,84- 126,47- b. SLTP 88,79 121,57 123,20 124,84 126,47 128,10 c. SLTA 68,32 91,27- 92,74- 94,21- 95,68- 97,15- 92,74 94,21 95,68 97,15 98,62 70,57- 72,81- 75,05- 77,30- 79,54- 72,81 75,05 77,30 79,54 81,79 833,62- 840,43- 847,24- 854,05- 860,86- 840,43 847,24 854,05 860,86 867,67 318,70- 325,21- 331,71- 338,22- 344,72- 325,21 331,71 338,22 344,72 351,23 7. Angka Partisipasi Kasar a. SD 8. Angka Partisipasi Sekolah a. Pendidikan 826,81 Dasar b. Pendidikan menengah 312,20 97 Sasaran Indikator Sasaran Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 44,88 45,20- 45,53- 45,85- 46,17- 46,50- 45,53 45,85 46,17 46,50 46,82 11,76- 12,30- 12,84- 13,38- 13,92- 12,30 12,84 13,38 13,92 14,46 58,84- 59,61- 60,37- 61,14- 61,90- 59,61 60,37 61,14 61,90 62,67 88,27- 90,50- 92,73- 94,96- 97,20- 90,50 92,73 94,96 97,20 99,43 9. Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah : a. Pendidikan dasar 11,22 b. Pendidikan Menengah 10. Rasio guru terhadap murid : a. Pendidikan 58,07 dasar b. Pendidikan Menengah 86,-4 98 Sasaran Indikator Sasaran 11. Angka Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 34 31 29 27 26 24 228 200 180 160 125 100 77,00 77,00 77,00 77,00 77,00 77,00 0,61 0,63 - 0,65 0,65 - 0,66 - 0,68 0,68 - 0,70 0,70 - 0,72 Kematian Bayi per 1000 kelahiran bayi 12. Angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan 13. Rasio Posyandu per satuan balita 14. Rasio puskesmas, poliklinik, per 0,66 pustu satuan penduduk. 99 Sasaran Indikator Sasaran 15. Rasio Rumah Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0,013 0,014 - 0,015 - 0,016 - 0,017 - 0,018 - 0,015 0,016 0,017 0,018 0,019 0,260 - 0,262 - 0,264 - 0,266 - 0,268 - 0,262 0,264 0,266 0,268 0,270 1,83 - 1,84 1,84 - 1,86 - 1,87 1,87 - 1,89 1,89 - 1,91 32-35 35-39 39-43 3.440- 3.268-3.014 Sakit per satuan penduduk 16. Rasio per dokter 0,258 satuan penduduk 17. Rasio tenaga 1,81 medis per satuan 1,86 penduduk 8. Meningkatnya perlindungan pelayanan 1. Jumlah panti dan sosial bagi masyarakat 24 26-29 29-32 30.968 29.420- 27.949- 27.949 26.551 asuhan (unit) 2. Jumlah penyandang 3.621-3.440 3.268 kesejahteraan sosial (orang) 100 Sasaran Indikator Sasaran 9. Meningkatnya 1. Jumlah partisipasi pemuda organisasi dan pemuda (OKP) olahraga dalam 2. Jumlah even pembangunan Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 45 50-55 55-60 60-65 65-70 70-75 6 6-8 8-9 9-10 10-11 11-12 228 210 182 165 136 118 15-20 20-25 25-30 30 30 30 90,72 95,26- 100,02- 105,02- 110,27- 115,78- 100,02 105,02 110,27 115,78 121,57 olahraga Nasional/Regiona l yang diikuti 10. Meningkatnya pemberdayaan, kualitas ibu melahirkan 2. Persentase kehidupan perempuan 1. Angka kematian perempuan di serta kesejahteraan dan perlindungan anak DPRD Provinsi (%) 3. Prevalensi perserta KB aktif 101 Sasaran 11. Indikator Sasaran Meningkatkan eksplorasi dan produksi hasil- hasil sumber daya alam serta pengendalian lingkungan Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 341 375 412 454 499 549 56 65 75 87 101 117 1.806.601 1.806.601- 1.896.931 1.991.777- 2.091.366- 2.195.934- 1.896.931 - 2.091.366 2.195.934 2.305.731 73-75 75-77 77-80 Miliar) 2. Nilai Investasi Pertanian dan Kehutanan (Rp Miliar) hidup secara berkelanjutan dan sesuai 1. Nilai investasi (Rp Kondisi 3. Produksi batubara (ton) 1.991.777 dengan daya dukungnya 12. Meningkanya kuantitas dan 1. Persentase 58,27 68,79 72,26 jaringan jalan kualitas provinsi dalam infrastruktur kondisi sesuai SPM baik/sedang (%) 102 Sasaran Indikator Sasaran 2. Rasio panjang Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 0,021 0,019 - jalan terhadap 2012 0,017 - 2013 2014 2015 0,015 - 0,014 - 0,012 - 0,014 0,012 0,011 0,017 0,015 52,61- 53,49- 54,36- 55,24- 56,11- 53,49 54,36 55,24 56,11 56,98 jumlah kendaraan 3. Persentase 51,74 Rumah tangga yang menggunakan listrik 13. Meningkatnya 1. Opini Akuntabilitas pemeriksaan atas Pengelolaan laporan keuangan Keuangan Daerah dan kualitas pelayanan publik 2. Persentase WDP WTP WTP WTP WTP WTP 0,77 0,17 <1 <1 <1 <1 temuan kerugian negara terhadap total APBD (%) 103 Sasaran Indikator Sasaran 3. Penetapan APBD tepat waktu 4. Penyampaian Laporan Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tidak Tidak Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat waktu waktu waktu waktu waktu waktu Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat waktu waktu waktu waktu waktu waktu 5 5 4 3 2 1 Tidak Tidak Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat waktu waktu waktu waktu waktu waktu 80 90 100 100 100 100 Keuangan Pemerintah Daerah tepat waktu 5. Lama proses perizinan (hari) 14. Meningkatnya nilai SAKIP 1. Penetapan RKPD tepat waktu Pemerintah Daerah dari tahun 2. Persentase SKPD ke tahun yang menyusun dokumen Renja (%) 104 Sasaran Indikator Sasaran Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 80 90 100 100 100 100 4. Pengiriman Lakip Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat dan Tapkin ke waktu waktu waktu waktu waktu waktu 0% 0% 0% 10 % 20% 50% 6 11 10 3 4 4 3. Persentase SKPD yang menyusun LAKIP (%) MenpanRB 15. Optimalnya Persentase SKPD pemanfaatan Iptek yang pengelolaan dan Infokom keuangannya telah dalam online ke server pembangunan PPKD daerah 16. Semakin 1. Persentase meningkatnya RAPREDA yang sinergitas antara disahkan menjadi eksekutif dan PERDA 105 Sasaran Indikator Sasaran legislatif serta 2. Jumlah MoU kerja sama antar kerjasama antar pemerintah daerah pemerintah Kondisi Target Indikator Sasaran Awal 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2 2 2 3 3 3 7,56 6,8-6,12 6,12-5,51 5,51-4,96 4,96-4,46 4,46-4,42 daerah 17. Semakin Angka kriminalitas membaiknya (Kasus) penegakan hukum dan dari keamanan tahun ke tahun 106 107 Ada beberapa catatan penting yang berkaitan dengan target indikator sasaran terutama target untuk tahun 2013 hingga 2015 untuk beberapa sasaran. Penyesuaian target tersebut dikarenakan berarapa target tidak realistis lagi karena ada dinamika didalam menentukan target misalnya terjadi under estimate dan overestimate. Artinya jika target tersebut dibiarkan maka menjadi tidak rasional dan juga tidak bermanfaat. Beberapa perubahan lain adalah perubahan beberapa indikator dan penambahan beberapa indiKator. Beberapa catatan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sasaran ke-1 yang sebelumnya berbunyi “Laju pertumbuhan ekonomi”, sedangkan dalam RPJMD revisi menjadi “Meningkatnya perekonomian daerah”. Pada RPJMD sebelum revisi hanya terdiri dari dua indicator sasaran, sedangkan dalam RPJMD revisi ada penambahan dua indikator sasaran. Ke-dua indicator tambahan tersebut adalah Laju pertumbuhan ekonomi dan Jumlah usaha mikro. Proyeksi target indikator sasaran jumlah usaha mikro didasarkan pada data awal sebanyak 23.808 usaha mikro, kecil dan menengah dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 25.022 usaha mikro, kecil dan menengah. 2. Indikator sasaran Nilai PDRB perkapita sebelumnya tidak ada dalam RPJMD sebelum revisi, sedangkan dalam RPJMD revisi dimasukkan dalam sasaran no.2 yaitu Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Kondisi awal PDRB perkapita adalah sebesar 10,34 juta rupiah pada tahun 2010 sedangkan pada akhir tahun 2015 ditargetkan menjadi antara 16,99 s.d 19,12 juta rupiah. Nilai Tukar Petani , Produksi padi, Produksi hortikultura, Produksi palawija, Produksi Perkebunan unggulan , Produksi daging ternak ,dan Produksi Perikanan sebesar adalah indikator sasaran tambahan yang tidak ada dalam RPJMD sebelum revisi, sedangkan dalam RPJMD revisi dimasukkan dalam sasaran no.2 yaitu Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. 107 3. Indikator sasaran angka kemiskinan yang tadinya terlalu optimis yaitu sebesar 14,18% s.d 13,26% pada tahun 2015 dirasionalisasi menjadi 16,75%- 16,50% pada tahun 2015. Rasionalisasi target tersebut didasarkan kenyataan rata-rata nasional dan alokasi APBD yang mendukung program tersebut. 4. Indikator sasaran angka pengangguran merupakan revisi indikator yang sebelumnya terdiri dari dua indikator yaitu penurunan persentase pengangguran terbuka dan peningkatan rasio penduduk yang bekerja. 5. Sasaran no. 7 yaitu “Meningkatnya kualitas sumber daya manusia” adalah revisi nama sasaran yang sebelumnya dalam RPJMD sebelum revisi berjudul “Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia atau IPM”. Beberapa indikator sasaran tambahan dalam sasaran ini adalah IPM, Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Sekolah, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah, Rasio guru terhadap murid, Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran bayi, Angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan, Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu per satuan penduduk, Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk, Rasio dokter per satuan penduduk, Rasio tenaga medis per satuan penduduk, Rasio dokter per satuan penduduk, dan Rasio tenaga medis per satuan penduduk. 6. Sasaran nomor 10 yaitu “Meningkatnya pemberdayaan, kualitas kehidupan perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak” ada beberapa perubahan dalam indicator sasaran yang semula ada empat dalam RPMJD sebelum revisi. Dalam RPMJD revisi hanya indicator sasaran nomor 1 yang dipertahankan yaitu “Angka kematian ibu melahirkan”, sedangkan indikator 3 s.d 4 dalam RPMJD revisi adalah indikator pengganti dalam RPJMD sebelum revisi. Adapun indikator tambahan atau perubahan adalah: Persentase perempuan di DPRD Provinsi, Persentase Perempuan yang 108 menduduki jabatan Eselonering di Pemda Provinsi Bengkulu, dan Prevalensi perserta KB aktif. 7. Sasaran nomor 11 yaitu “Meningkatkan eksplorasi dan produksi hasil-hasil sumber daya alam serta pengendalian lingkungan hidup secara berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukungnya” adalah revisi redaksi sasaran sebelumnya yang berbunyi “Meningkatkan kontribusi sumberdaya alam, LH dan bencana terhadap pendapatan daerah serta kesejahteraan berkelanjutan”. Ada tiga indiator sasaran dalam RPJMD sebelum revisi, dari ke-3 indikator tersebut hanya indikator Nilai Investasi Pertanian dan Kehutanan yang dipertahankan dan indicator ini ada perubahan base data yang digunakan karena ada kekeliriun sebelumnya dalam menafsirkan data yang digunakan seperti dalam table 5.1. Dalam RPJMD revisi ada beberapa indikator tambahan yaitu: Nilai investasi, Produksi batubara, Pencemaran Air, Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, Tempat pembuangan sampah per satuan penduduk. 8. Sasaran no. 12 yaitu ”Meningkanya kuantitas dan kualitas infrastruktur sesuai SPM” ada beberapa perubahan indicator dan penambahan. RPJMD sebelum revisi ada tiga indicator sasaran, dari ke-3 indikator sasaran tersebut hanya indicator sasaran Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan yang dipertahankan. Ada beberapa penambahan indicator sasaran yaitu: Persentase jaringan jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang, Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik, Luas areal sawah beririgasi (teknis, semi teknis, sederhana), dan Rumah tangga yang menggunakan air bersih/PDAM. 9. Sasaran nomor 13 sebelumnya berbunyi “Menurunnya angka korupsi” dalam RPJMD revisi menjadi “Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan kualitas pelayanan publik”. 109 Sasaran ini sebelumnya memiliki tiga indicator sasaran, dari ke-3 indikator sasaran tersebut hanya indikator “Opini pemeriksaan atas laporan keuangan” yang masih dipertahankan. Selain indikator tersebut juga ada beberapa tambahan indikator baru yaitu: Persentase temuan kerugian negara terhadap total APBD, Penetapan APBD tepat waktu, Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tepat waktu, dan Lama proses perizinan. 10. Dalam sasaran nomor 15 yaitu “Optimalnya pemanfaatan Iptek dan Infokom dalam pembangunan daerah” yang sebelumnya memiliki tiga indikator sasaran. Ke-3 indikator sasaran tersebut dalam RPJMD revisi diganti dengan empat indicator sasaran yang baru. Penggantian tersebut dikarenakan ke-3 indikator tidak bisa diukur dikarenakan tidak tersedia data yang memadai. Adapun indicator pengganti tersebut adalah: Persentase SKPD yang pengelolaan keuangannya telah online ke server PPKD, Persentase SKPD yang pengelolaan asetnya sudah online ke server (SIMBADA), Persentase SKPD yang pengelolaan kepegawaianya sudah online ke SIMPEG, dan Hasil penelitian yang di gunakan dalam program pembangunan. 11. Sasaran ke-16 yaitu: “Semakin meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif serta kerja sama antar pemerintah daerah” yang pada RPJMD sebelum revisi terdiri dari tiga indikator sasaran. Tidak tersedianya data secara memadai dan akurat sehingga ke-3 indikator sasaran tersebut tidak bisa dievaluasi, sehingga dalam RPJMD revisi terdiri dua indikator sasaran yaitu: Persentase RAPREDA yang disahkan menjadi PERDA dan Jumlah MoU kerjasama antar pemerintah daerah. 110 5.4. Prioritas Pembangunan Daerah 1. Reformasi birokrasi Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel dilakukan dengan menempatkan SDM the right man on the right place dalam jajaran birokrasi pemerintahan, kerja keras dan disiplin tinggi, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan dalam pengelolaan pemerintahan terutama dalam pengelolaan keuangan daerah serta mampu memotivasi rakyat untuk memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki dan berperan aktif dalam pembangunan daerah. Tata pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel tersebut diatas Reformasi diimplementasikan Birokrasi yang meliputi kedalam perubahan penyelenggaraan mendasar pada Organisasi, Tatalaksana, Peraturan Perundang-undangan, Sumber Daya Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik, Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur. 2. Perekonomian rakyat dan iklim investasi Perekonomian yang dibangun bertumpu pada perekonomian rakyat dengan menggali dan mengoptimalkan resource base : pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, pertambangan dan pariwisata. Pembangunan perekonomian rakyat ini harus didukung oleh peningkatan kreativitas, inovasi teknologi dan nilai tambah (value added) produk. Pembangunan perekonomian tersebut akan mendorong tumbuh kembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan dan kebutuhan pokok masyarakat disemua daerah. Investasi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, sistem informasi dan kebijakan daerah. Selain itu juga diperlukan adanya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber investasi. Namun perlu 111 diperhatikan agar investasi tersebut dapat membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja baru sehingga dapat berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan angka kemiskinan di daerah. Prioritas perekonomian rakyat dan iklim investasi ini selaras dengan kebijakan Pemerintah Pusat dalam mendukung program-program Pro Growth. 3. Sumber daya manusia (agama, pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak) Pembangunan di bidang keagamaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama masyarakat, meningkatkan keimanan dan budi pekerti masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang berakhlak mulia, rukun dan damai. Pembangunan di bidang pendidikan melalui pemerataan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diarahkan untuk mewujudkan lulusan pendidikan yang mampu bersaing secara nasional dan global, mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja baru. Pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat kurang mampu dan terpencil, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan dan tenaga kesehatan terutama di daerah tertinggal dan terpencil. Pembangunan kepemudaan dan olahraga diarahkan untuk meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan, mendorong pemuda untuk kreatif dalam menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan prestasi olahraga sehingga dapat mengharumkan nama daerah. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diarahkan untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan, melindungi kaum perempuan dari tindakan kekerasan 112 dalam rumah tangga serta meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi anak. Prioritas sumberdaya meningkatkan nilai manusia Indeks ini dilaksanakan Pembangunan dalam Manusia rangka (IPM) dan mencapai sasaran-sasaran Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s). 4. Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan Arah kebijakan dan program/kegiatan yang dianggarkan dalam RPJMD diarahkan agar efektif, tepat sasaran dan tepat guna sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan. Hal ini dalam rangka mendukung sasaran pembangunan Pro Job dan Pro Poor. Melalui sinergi program pusat-daerah, Provinsi Bengkulu berupaya untuk memprioritaskan upaya penyelenggaraan kesejahteraan rakyat dan pengentasan kemiskinan. Salah satu sinergi program dimaksud diimplementasikan dalam program urusan bersama antara pemerintah pusat dan daerah seperti melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Program Keluarga Harapan (PKH) dan fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Tim Penanggulangan Kemiskinan Nasional. 5. Revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan Revitalisasi pertanian dipandang perlu sebagai kebijakan untuk memberdayakan meningkatkan menyegarkan kembali kemampuannya, kinerjanya, serta usaha, proses dan daya membangun hidup pertanian, daya-saingnya, menyejahterakan pelakunya, terutama petani, nelayan, dan petani hutan; sebagai bagian dari usaha untuk menyejahterakan seluruh rakyat. Prioritas revitalisasi dan ketahanan pangan ditujukan untuk meningkatan pendapatan petani, nilai tukar petani, dan kelestarian lingkungan atau pertanian berkelanjutan. 113 6. Infrastruktur dasar (pekerjaan umum,perhubungan, komunikasi dan informatika) Infrastruktur ekonomi, memiliki dalam menciptakan peranan jangka lapangan positif pendek kerja sektor terhadap pertumbuhan pembangunan infrastruktur konstruksi. Dalam jangka menengah dan panjang infrastruktur akan mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait. Infrastruktur dapat menjadi jawaban bagi wilayah yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, karena penanggulangan ketersediaan kemiskinan, infrastruktur dapat meningkatkan membantu kualitas hidup, mendukung tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta menurunkan biaya aktivitas investor dalam dan luar negeri. 7. Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana Pola pembangunan berkelanjutan mengharuskan pengelolaan sumberdaya alam harus dilakkukan secara rasional dan bijaksana. Hal ini berarti bahwa pengelolaan sumberdaya alam, seperti sumber alam pertambangan, hutan pelestarian alam, hutan lindung, dan hutan produksi, dapat diolah secara rasional dan bijaksana dengan memperhatikan kelanjutannya. Untuk itu, diperlukan keterpaduan antara pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup (pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup). Kondisi iklim dan cuaca yang tidak dapat diprediksi sesuai perkiraan serta banyaknya bencana alam yang terjadi memerlukan kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana seperti sosialisasi mitigasi bencana pada masyarakat dan anak sekolah, pembentukan satgas bencana, pembangunan jalur-jalur evakuasi bencana, pemetaan daerah rawan bencana, penyusunan RTRW berbasis mitigasi bencana, pembangunan gedung evakuasi (escape building), pembangunan tower pemantau tsunami dan gudang penyimpan cadangan makanan (buffer stock). 114 8. Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi Prioritas pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi diarahkan untuk mengembangkan potensi wisata secara terpadu dan terintegrasi, membangun sarana dan prasarana kepariwisataan, meningkatkan promosi wisata, meningkatkan pengelolaan dan pelestarian keanekaragaman seni dan budaya, meningkatkan peran serta masyarakat, lembaga adat dalam pengembangan dan pelestarian budaya lokal, kawasan mengembangkan budaya kreativitas dan benda masyarakat cagar dalam budaya, memacu pertumbuhan usaha kecil dan rumah tangga dan meningkatkan penggunaan teknologi dalam inovasi tepat guna pada usaha mikro dan kecil. 9. Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum. Pembangunan di bidang pemerintahan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, meningkatkan sinergitas koordinasi dan kerjasama antara lembaga eksekutif dan legislatif, meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya maupun dengan dengan pihak swasta dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan serta menjalankan fungsi administrasi pemerintahan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan penataan batas wilayah antara masing-masing daerah otonom. Sistem politik yang ada di dorong agar mampu menyerap aspirasi rakyat melalui komunikasi politik. Pembangunan politik lima tahun kedepan sebagai harus subjek terorganisir di mampu mendorong pembangunan, lembaga pemberdayaan keterlibatan legislatif maupun masyarakat masyarakat dengan organisasi politik. Pembangunan hukum lima tahun kedepan harus mampu membela 115 dan mengayomi masyarakat terutama masyarakat kelas bawah, menyadarkan rakyat akan hak dan kewajibannya. Selain itu Pemerintah harus mampu menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat melalui perlindungan masyarakat secara terintegrasi dan menyeluruh serta mempertebal rasa persatuan dan cinta tanah air Indonesia melalui bela negara. 116 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan komponen dari bagian yang diperlukan dalam mencapai misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah, sebagai dasar perumusan program menurut urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Rumusan strategi merupakan uraian pernyataan yang menjelaskan bagaimana misi, tujuan dan sasaran akan diwujudkan. Strategi akan dilengkapi dengan menunjukkan fokus atau prioritas perhatian arah kebijakan, yang yang ditetapkan untuk mendukung terjaganya proses pembangunan agar menuju pada pencapaian misi, tujuan dan sasaran dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Untuk mewujudkan 4 (empat) misi, 13 (tiga belas) tujuan dan 17 (tujuh belas) sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015, maka disusunlah 25 (dua puluh lima) strategi dan 101 (seratus satu) arah kebijakan dengan rincian : a) Misi I sebanyak 7 strategi dan 29 arah kebijakan; b) Misi II sebanyak 8 strategi dan 32 arah kebijakan; c) Misi III sebanyak 5 strategi dan 20 arah kebijakan dan d) Misi IV sebanyak 5 strategi dan 20 arah kebijakan. Strategi dan arah kebijakan untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : A. Misi I : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi I dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Strategi : Optimalisasi pengelolaan investasi Untuk mewujudkan optimalisasi pengelolaan investasi, maka disusunlah beberapa arah kebijakan yaitu meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis investasi, serta debirokrasi prosedur investasi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. 117 2. Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian daerah 3. Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah beberapa arah kebijakan yaitu (resource-based mengembangkan industries) industri terutama berbasis pertanian, sumber daya pariwisata dan pertambangan serta perikanan, membangun pola jaringan rumpun industri (industrial cluster) di setiap kabupaten/kota sesuai dengan potensi daerah masing-masing dan mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian masyarakat. 4. Strategi : Meningkatnya peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang berdaya saing tinggi Arah kebijakan yang diambil adalah meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk-produk UMKM dan Menjamin ketersedian bantuan teknis, manajemen dan teknologi tepat guna bagi UMKM dan koperasi 5. Strategi : Optimalisasi kebijakan revitalisasi pertanian dan kelautan dan perikanan Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan peternakan serta kelautan dan perikanan, meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan, meningkatkan teknologi, 118 sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan, meningkatkan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan, meningkatkan pemberdayaan penyuluh pertanian dan perkebunan, meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan, meningkatkan teknologi, sarana pencegahan dan dan prasarana penaggulangan peternakan, penyakit meningkatakan ternak, meningkatkan produksi dan produktifitas Kelautan dan Perikanan dan meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana Kelautan dan Perikanan. 6. Strategi : Peningkatan penanggulangan kualitas kemiskinan kebijakan melalui dan kebijakan program afirmatif /keberpihakan Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah beberapa arah kebijakan yaitu pelaksanaan menyempurnakan PNPM Mandiri dan dan meningkatkan meningkatkan efektifitas sinkronisasi dan efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan 7. Strategi : Mengembangkan pusat-pusat ekonomi dan kewirausahaan masyarakat serta peningkatan kualitas tenaga kerja Arah kebijakan yang ditempuh adalah menumbuh kembangkan pusatpusat ekonomi lokal, mengembangkan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Keluarga, meningkatkan pemberdayaran masyarakat dan aparatur desa, Optimalisasi peran Balai Latihan Kerja (BLK) dalam mencetak wirausahawan baru, Meningkatkan pengawasan, perlindungan dan keselamatan tenaga kerja, Peningkatan kesempatan, Kualitas dan kompetensi Tenaga Kerja dan Optimalisasi perencanaan dan pengendalian kebijakan ketenagakerjaan 8. Strategi : Meningkatkan pengelolaan pendapatan, aset dan belanja daerah Arah kebijakan yang ditempuh adalah mengoptimalkan dan memperluas sumber dan jenis pendapatan daerah dan Optimalisasi Pengolahan dan menajemen aset daerah. 119 B. Misi II : Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi II dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Strategi : Optimalisasi peran sumber daya manusia, kelembagaan dan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah Meningkatkan peran perangkat agama dan lembagalembaga agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama dengan Memperbanyak dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama. 2. Strategi : Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah arah kebijakan membangun dan memperbaiki sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk masyarakat 3. Strategi : Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan Arah kebijakan yang diambil adalah meningkatkan kualitas pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik dan Manajemen Pendidikan, Membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana kesehatan, membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana kesehatan, memperbanyak dan memeratakan distribusi jumlah dokter dan tenaga medis dan meningkatkan pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan bagi penduduk miskin. 4. Strategi : Peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan Agar strategi di atas dapat dilaksanakan dalam bentuk program, maka disusunlah arah kebijakan yaitu Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat, Penanggulangan Penyakit Menular dan Pengembangan Pola Hidup Sehat. 120 5. Strategi : Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial Arah kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi tersebut adalah dengan meningkatkan perbaikan gizi masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular, meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita, meningkatkan pengembangan pola hidup dan lingkungan yang sehat, meningkatkan standarisasi, kesehatan, meningkatkan promosi dan kemitraan pelayanan gangguan pelayanan kejiwaan dan ketergantungan obat serta meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan 6. Strategi : Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial Arah kebijakan yang diambil adalah Meningkatkan kualitas pelayanan soaial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial). 7. Strategi : Peningkatan peran, potensi dan prestasi pemuda dan olahraga Untuk memudahkan penyusunan program, maka disusunlah arah kebijakan yaitu Meningkatkan Pembinaan, Sarana dan peran pemuda serta prestasi olahraga. 8. Strategi : Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak Arah kebijakan pemberdayaan dan yang diambil perlindungan adalah Meningkatkan perempuan dan peran, meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak. C. Misi III: Mengembangkan sumber daya alam dan buatan, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi III dapat dijelaskan sebagai berikut : 121 1. Strategi : Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah meningkatkan eksplorasi sumber daya alam, mengembangkan pusat-pusat industri pariwisata serta meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata, melestarikan dan mengembangan nilai-nilai seni dan budaya daerah, penahanan laju kerusakan transportasi darat, laut pengolahan persampahan meningkatkan daya dukung lingkungan, dan udara dan peningkatan Meningkatkan meningkatkan pelayanan pemanfaatan perlindungan dan konservasi hutan. 2. Strategi : Meningkatkan pengelolaan kawasan rawan bencana Arah kebijakan yang diambil adalah dengan membangun sistem penanggulangan bencana yang baik, melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko bencana dan menyelenggarakan penanggulangan bencana yang terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh 3. Strategi : Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara Arah kebijakan yang diambil adalah Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan irigasi dan drainase, peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara, mengembangkan prasarana lingkungan, air baku dan air limbah dan meningkatkan akses dan pemerataan pasokan listrik D. Misi IV: Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan yang mengayomi masyarakat Strategi dan arah kebijakan untuk mewujudkan Misi IV dapat dijelaskan sebagai berikut : 122 1. Strategi : Mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel Dalam menunjang strategi di atas, maka disusunlah arah kebijakan Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 2. Strategi : Meningkatnya kontribusi, kualitas dan kuantitas Penelitian, Teknologi, informasi dan komunikasi hasil dalam pengambilan keputusan dan kebijakan daerah Arah kebijakan yang diambil adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Statistik, meningkatkan Pengembangan dan Pemeliharaan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, mewujudkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Data dalam Sistem Manajemen Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik dan meningkatkan peran informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah 3. Strategi : Membangun sistem politik dan kerjasama antar pemerintah daerah sehingga mampu menciptakan stabilitas dan kemajuan daerah Arah kebijakan yang direncanakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah dan meningkatkan dan mengembangkan kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan 4. Strategi : Menegakkan supremasi hukum, dan keamanan Agar strategi di atas dapat dilaksanakan dalam bentuk program, maka disusunlah beberapa arah kebijakan diantaranya meningkatkan penegakkan supermasi hukum, optimalisasi penyusunan produk – produk hukum dan peraturan perundang – undangan, meningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat dan meningkatkan wawasan kebangsaan dan poltik mansyarakat. 123 TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang semakin maju, semakin bertakwa dan dan semakin sejahtera Misi I : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatnya nilai 1. Meningkatnya 1. Optimalisasi pengelolaan investasi 1. Meningkatkan promosi investasi dalam perekonomian daerah investasi dan negeri dan luar memperbanyak sumber negeri dan jenis investasi 2. Debirokrasi prosedur 2. Meningkatnya investasi dan produktivitas dan menciptakan iklim nilai tambah sektorinvestasi yang kondusif sektor pembentuk PDRB 2. Mewujudkan struktur perekonomian 1. Mengembangkan sektor 3. Terwujudnya yang kokoh dengan menjadikan industri perdagangan dan jasa penanggulangan rakyat sebagai motor penggerak dan sebagai penggerak roda kemiskinan industri perdagangan dan jasa sebagai penggerak perekonomian pendukung daerah 4. Terwujudnya penanggulangan 2.Kesejahteraan Masyarakat 3. Mewujudkan struktur perekonomian 1. Mengembangkan industri pengangguran yang kokoh dengan menjadikan industri berbasis sumber daya rakyat sebagai motor penggerak dan (resource-based industri perdagangan dan jasa sebagai industries) terutama 5. Peningkatan pendukung pertanian, pariwisata dan keuangan daerah pertambangan serta perikanan 124 2. Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian masyarakat 3. Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian masyarakat 4. Meningkatnya peranan Usaha Mikro 1. Meningkatkan nilai Kecil dan Menengah (UMKM) dan tambah dan nilai jual Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang produk-produk UMKM berdaya saing tinggi. dan koperasi. 2. Menjamin ketersedian bantuan teknis, manajemen dan teknologi tepat guna bagi UMKM dan koperasi 5. Optimalisasi kebijakan revitalisasi pertanian dan kelautan dan perikanan 1. Meningkatkan kesejahteraan petani 2. Meningkatkan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan peternakan serta kelautan dan perikanan 3. Meningkatkan produksi 125 dan produktifitas pertanian dan perkebunan 4. Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan 5. Meningkatkan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan 6. Meningkatkan pemberdayaan penyuluh pertanian dan perkebunan 7. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan 8. Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana peternakan 9. Meningkatakan pencegahan dan penaggulangan penyakit ternak 10. Meningkatkan produksi dan produktifitas Kelautan dan Perikanan 11. Meningkatkan teknologi, sarana dan 126 prasarana Kelautan dan Perikanan 6. Peningkatan kualitas kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan afirmatif /keberfihakan 1. Menyempurnakan dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan PNPM Mandiri. 2. Meningkatkan sinkronisasi dan efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan 7. Mengembangkan pusat-pusat ekonomi dan kewirausahaan masyarakat serta peningkatan kualitas tenaga kerja 1. Menumbuh kembangkan pusat-pusat ekonomi lokal 2. Mengembangkan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Keluarga 3. Meningkatkan pemberdayaran masyarakat dan aparatur desa 4. Optimalisasi peran Balai Latihan Kerja (BLK) dalam mencetak wirausahawan baru 5. Meningkatkan pengawasan, perlindungan dan keselamatan tenaga kerja 127 6. Peningkatan kesempatan, Kualitas dan Kompetensi Tenaga Kerja 7. Optimalisasi perencanaan dan pengendalian kebijakan ketenagakerjaan 3. Meningkatkan pendapatan daerah 8. Meningkatkan pengelolaan pendapatan, aset dan belanja daerah Misi II : Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul Tujuan Sasaran 1. Menjadikan sumber 1. Meningkatnya kualitas 1. daya manusia yang kehidupan bergama beriman dan bertaqwa 1. Mengoptimalkan dan memperluas sumber dan jenis pendapatan daerah 2. Optimalisasi Pengolahan dan menajemen aset daerah dan beriman Strategi Optimalisasi peran sumber daya manusia, kelembagaan dan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama Arah Kebijakan 1. Meningkatkan peran perangkat agama dan lembaga-lembaga agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama dengan Memperbanyak dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama 128 2. Meningkatnya 2.Meningkatnya kualitas kualitas kesehatan sumber daya manusia dan pendidikan masyarakat 2. Perluasan dan pemerataan pendidikan 3. Peningkatan pendidikan mutu 4. Peningkatan kesehatan mutu dan dan akses 1. Membangun dan memperbaiki sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan pusat pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk masyarakat relevansi 1. Meningkatkan kualitas pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik dan Manajemen Pendidikan 2. Membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana kesehatan 3. Memperbanyak dan memeratakan distribusi jumlah dokter dan tenaga medis 4. Meningkatkan pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan bagi penduduk miskin pelayanan 1. Meningkatkan perbaikan masyarakat, Penanggulangan gizi 129 Penyakit Menular dan Pengembangan Pola Hidup Sehat 2. 3. Meningkatnya 3.Meningkatnya kesejahteraan sosial perlindungan masyarakat pelayanan sosial masyarakat dan bagi 4. Meningkatnya peran 4.Meningkatnya peran pemuda, olahraga pemuda dan olahraga dan perempuan dalam pembangunan dalam pembangunan serta kesejahteraan dan 5.Meningkatnya perlindungan anak pemberdayaan, kualitas kehidupan perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak 5. Peningkatan kualitas kesejahteraan sosial pelayanan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan soaial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial). 6. Peningkatan peran, potensi dan prestasi pemuda dan olahraga 1. Meningkatkan Pembinaan, Sarana dan peran pemuda serta prestasi olahraga. 7. Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak 1. Meningkatkan peran, pemberdayaan dan perlindungan perempuan 2. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak Misi III : Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Optimalnya 1. Meningkatkan eksplorasi 1. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya 1. Meningkatkan pemanfaatan dan dan produksi hasil-hasil alam eksplorasi sumber daya pengelolaan sumber sumber daya alam serta alam daya alam, pengendalian lingkungan 2. Mengembangkan pusat- 130 lingkungan hidup dan bencana dalam mendukung perekonomian daerah dan kesejahteraan yang berkelanjutan hidup secara berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukungnya 3. 4. 5. 6. 2. Berkurangnya bencana resiko 2. Meningkatnya 3. Meningkanya kuantitas kapasitas dan kualitas infrastruktur dasar infrastruktur sesuai SPM dalam menunjang 2. Meningkatkan rawan bencana pengelolaan kawasan 3. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara pusat industri pariwisata serta meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata Melestarikan dan mengembangan nilainilai seni dan budaya daerah Meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara Meningkatkan pemanfaatan pengolahan persampahan Meningkatkan perlindungan dan konservasi hutan 1. Optimalisasi pengurangan bencana risiko 1. Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan irigasi dan drainase 131 perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 2. Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara 3. Mengembangkan prasarana lingkungan, air baku dan air limbah 4. Meningkatkan akses dan pemerataan pasokan listrik Misi IV : Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan yang mengayomi masyarakat Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Mewujudkan clean 1. Meningkatnya 1. Mewujudkan sistem pemerintahan yang 1. Mewujudkan dan good governance Akuntabilitas transparan dan akuntabel Transparansi dan Pengelolaan Keuangan Akuntabilitas Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah dan kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 2. Menciptakan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat 2. Meningkatnya nilai SAKIP Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun 1. Menciptakan sistem pemerintahan dan sumber daya aparatur yang profesional 1. Meningkatakan perencanaan, pembinaan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah 132 3. Optimalnya Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah 1. Meningkatnya kontribusi, kualitas dan kuantitas hasil Penelitian, Teknologi, informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan daerah 1. 2. 3. 4. 4. Semakin meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif serta kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan daerah 1. Membangun sistem politik dan kerjasama antar pemerintah daerah sehingga mampu menciptakan stabilitas dan kemajuan daerah Meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Statistik Meningkatkan Pengembangan dan Pemeliharaan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Mewujudkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Data dalam Sistem Manajemen Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik Meningkatkan peran informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah 1. Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah 2. Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama antar pemerintah daerah 133 dalam pembangunan 5. Semakin membaiknya penegakan hukum dan keamanan dari tahun ke tahun 1. Menegakkan supremasi hukum, dan keamanan 1. Meningkatkan penegakkan supermasi hukum 2. timalisasi penyusunan produk – produk hukum dan peraturan perundang - undangan 3. Miningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat 4. Meingkatkan wawasan kebangsaan dan poltik mansyarakat 134 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan umum bertujuan menggambarkan keterkaitan antar bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran, dan berfungsi sebagai acuan dalam menyusun program pembangunan daerah jangka menengah. Program yang disusun untuk mewujudkan sasaran strategis, dengan memakai sumberdaya, sesuai pula dengan ketentuan serta berdasar strategi maupun arah kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan 65 (enam puluh lima) arah kebijakan pembangunan daerah lima tahun ke depan, disusunlah sebanyak 162 program pembangunan daerah dengan rincian sebagai berikut : a) Misi I sebanyak 30 arah kebijakan dan 48 program; b) Misi II sebanyak 11 arah kebijakan dan 48 program; c) Misi III sebanyak 11 arah kebijakan dan 33 program; d) Misi IV sebanyak 13 arah kebijakan dan 33 program. Arah kebijakan dan program pembangunan daerah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Misi I : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing 1. Arah Kebijakan : Meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis investasi Program : - Peningkatan promosi dan kerjasama investasi - Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah 2. Arah Kebijakan : Debirokrasi prosedur investasi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif Program : - Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi - Peningkatan Pelayanan Publik - Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan 135 3. Arah Kebijakan : Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian daerah Program : - Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan - Peningkatan kerjasama perdagangan internasional - Peningkatan dan pengembangan ekspor - Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 4. Arah Kebijakan : Mengembangkan industri berbasis sumber daya (resource-based industries) terutama pertanian, pariwisata dan pertambangan serta perikanan Program : - Pengembangan industri kecil dan menengah - Penciptaan iklim UKM yang Kondusif 5. Arah Kebijakan : Membangun pola jaringan rumpun industri (industrial cluster) di setiap kabupaten/kota sesuai dengan potensi daerah masing-masing Program : - Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi - Pengembangan industri kecil dan menengah - Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM 6. Arah Kebijakan : Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian masyarakat Program : - Pembinaan pendagang kaki lima dan asongan 7. Arah Kebijakan : Meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk-produk UMKM dan koperasi Program : - Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif 136 8. Arah Kebijakan : Menjamin ketersedian bantuan teknis, manajemen dan teknologi tepat guna bagi UMKM dan koperasi Program : - Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 9. Arah Kebijakan : Meningkatkan kesejahteraan petani Program : - Peningkatan kesejahteraan petani - Program peningkatan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan 10. Arah Kebijakan : Meningkatkan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan peternakan serta kelautan dan perikanan Program : - Peningkataan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan - Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan - Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir 11. Arah Kebijakan : Meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan Program : - Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 12. Arah Kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan Program : - Peningkatan teknologi, sarana dan prasarana pertanian/perkebunan 13. Arah Kebijakan : Meningkatkan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan 137 Program : - Peningkatan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan 14. Arah Kebijakan : Meningkatkan pemberdayaan penyuluh pertanian dan perkebunan Program : - Peningkatan pemberdayaan penyuluh pertanian /perkebuan lapangan 15. Arah Kebijakan : Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan Program : - Peningkatan produksi hasil peternakan 16. Arah Kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana peternakan Program : - Peningkatan penerapan teknologi peternakan 17. Arah Kebijakan : meningkatakan pencegahan dan penaggulangan penyakit ternak Program : - Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 18. Arah Kebijakan : Meningkatkan produksi dan produktifitas Kelautan dan Perikanan Program : - Pengembangan budi daya perikanan 19. Arah Kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana Kelautan dan Perikanan Program : - Pengembangan perikanan tangkap 20. Arah Kebijakan : Menyempurnakan dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan PNPM Mandiri. Program : - Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan 138 - Peningkatan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh - Perencanaan Sosial dan Budaya 21. Arah Kebijakan : Meningkatkan sinkronisasi dan efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan Program : - Perencanaan Pembangunan Ekonomi - Perencanaan Sosial dan Budaya 22. Arah Kebijakan : Menumbuh kembangkan pusat-pusat ekonomi lokal Program : - Pengembangan wilayah transmigrasi 23. Arah Kebijakan : Mengembangkan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Keluarga Program : - Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan - Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM 24. Arah Kebijakan : Meningkatkan pemberdayaran masyarakat dan aparatur desa Program : - Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa - Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 25. Arah Kebijakan : Optimalisasi peran Balai Latihan Kerja (BLK) dalam mencetak wirausahawan baru Program : - Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 26. Arah Kebijakan : Meningkatkan pengawasan, perlindungan dan keselamatan tenaga kerja Program : - Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja 139 27. Arah kebijakan : Peningkatan kesempatan, Kualitas dan Kompetensi Tenaga Kerja Program : - Peningkatan Kesempatan Kerja 28. Arah Kebijakan : Optimalisasi perencanaan dan pengendalian kebijakan ketenagakerjaan Program : - Penyusunan Perencanaan ketenagakerjaan 29. Arah Kebijakan : Mengoptimalkan dan memperluas sumber dan jenis pendapatan daerah Program : - Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah - Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan 30. Arah Kebijakan : Optimalisasi Pengolahan dan menajemen aset daerah Program : - Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah B. Misi II : Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan beriman 1. Arah Kebijakan : Meningkatkan peran perangkat agama dan lembaga-lembaga agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama dengan Memperbanyak dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama Program : - Peningkatan kualitas Agama - Peningkatan Pemahaman Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai agama 140 - Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama 2. Arah Kebijakan : Membangun dan memperbaiki sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk masyarakat Program : - Pendidikan anak usia dini - Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun - Pendidikan menengah - Pendidikan Non Formal - Program Pendidikan Luar Biasa - Program Pengmbangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 3. Arah Kebijakan : Meningkatkan kualitas pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik dan Manajemen Pendidikan Program : - Pendidikan usia dini - Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun - Pendidikan menengah - Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan - Manajemen Pelayanan Pendidikan 4. Arah Kebijakan : Membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana kesehatan Program : - Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita - Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya - Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan Rumah Sakit Mata 141 - Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan Rumah Sakit Mata 5. Arah Kebijakan : Memperbanyak dan memeratakan distribusi jumlah dokter dan tenaga medis Program : - Program Sumber Daya Kesehatan 6. Arah Kebijakan : Meningkatkan pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan bagi penduduk miskin Program : - Pelayanan kesehatan penduduk miskin - Kemitraan Peningkatan pelayanan kesehatan 7. Arah Kebijakan : Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat, Penanggulangan Penyakit Menular dan Pengembangan Pola Hidup Sehat Program : - Perbaikan gizi masyarakat - Pencegahan dan penanggulangan penyakit penular - Obat dan perbekalan kesehatan - Pengembangan lingkungan sehat - Standarisasi pelayanan kesehatan - Upaya Kesehatan Masyarakat - Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat - Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak - Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita - Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 8. Arah Kebijakan : Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial). Program : - Pemberdayaan kesejahterahan sosial - Pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainya 142 - Pemberdayaan kelembagaan kesejahterahan sosial - Bantuan dan jaminan kesejahterahan sosial - Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak 9. Arah Kebijakan : Meningkatkan Pembinaan, Sarana dan peran pemuda serta prestasi olahraga. Program : - Peningkatan peran serta kepemudaan - Pengembangan dan Keserasian Kebijakan pemuda - Peningkatan peran serta kepemudaan - Peningkatan sarana dan prasarana olahraga - Pendukung kebijakan pengembangan olahraga - Pembinaan olahraga - Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga 10. Arah Kebijakan : Meningkatkan peran, pemberdayaan dan perlindungan perempuan Program : - Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan - Promosi KIA melalui Kegiatan di Masyarakat - Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa - Remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi - Keserasian kebijakan Peningkatan kualitas anak dan perempuan - Kualitas Hidup Perempuan dan Perlindungan Anak 11. Arah Kebijakan : Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak Program : - Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan& pembinaan tumbuh kembang anak - Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gander dan anak 143 C. Misi III : Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan penanggulangan bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah dan pembangunan yang berkelanjutan 1. Arah Kebijakan : Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam Program : - Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber Daya Alam - Pemanfataan Potensi Sumber Daya Hutan - Perencanaan dan Pengembangan Hutan - Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan 2. Arah Kebijakan : Mengembangkan pusat-pusat industri pariwisata serta meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata Program : - Pengembangan Destinasi Pariwisata - Pengembangan Produk dan Pelayanan Pariwisata - Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata - Program Pengembangan Perencanaan Pariwisata 3. Arah Kebijakan : Melestarikan dan mengembangan nilai-nilai seni dan budaya daerah Program : - Pengembangan nilai budaya - Pengelolaan Keragaman Budaya 4. Arah Kebijakan : Meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan Program : - Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup - Perlindungan dan konservasi sumber daya alam - Peningkatan Pengendalian Polusi - Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 144 5. Arah Kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara Meningkatkan pemanfaatan pengolahan persampahan Program : - Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 6. Arah Kebijakan : Meningkatkan perlindungan dan konservasi hutan Program : - Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan - Rehabilitasi Hutan dan Lahan 7. Arah Kebijakan : Optimalisasi pengurangan risiko bencana Program : - Peningkatan Kualitas SDM dan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat - Penguatan Peraturan Perundangan dan Kapasitas Kelembagaan - Pemulihan Dengan Segera Sarana dan Prasarana Vital - Pengurangan Resiko Bencana 8. Arah Kebijakan : Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan irigasi dan drainase Program : - Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan - Rehabilitasi jalan dan jembatan - Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong - Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, sawah dan jaringan pengairan lainnya - Program Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber Daya Alam 9. Arah Kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara Program : - Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 145 - Peningkatan Pelayanan Angkutan - Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan - Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas - Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor 10. Arah Kebijakan : Mengembangkan prasarana lingkungan, air baku dan air limbah Program : - Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 11. Arah Kebijakan : Meningkatkan akses dan pemerataan pasokan listrik Program : D. Misi IV : Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikkan Menyelenggarakan pemerintahan yg profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan kemanan yg mengayomi masyarakat 1. Arah Kebijakan : Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Program : - Pembinaan dan Pengembangan Aparatur - Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pengelolaan keuangan daerah - Pembinaan dan Pengembangan Aparatur pengelolaan keuangan dan aset daerah - Pembinaan dan Pengembangan Aparatur pengelolaan keuangan dan aset daerah - Pengembangan sistem pengelolaan keuangan daerah - peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan - Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat - Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan SDM Aparatur 146 - Peningkatan Kompetensi Fungsional SDM Aparatur - Pendidikan Kedinasan 2. Arah Kebijakan : Meningkatakan perencanaan, pembinaan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah Program : - Perencanaan pembangunan daerah - Program pengukutan kinerja 3. Arah Kebijakan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Statistik Program : - Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi 4. Arah Kebijakan : Meningkatkan Pengembangan dan Pemeliharaan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Program : - Pengembangan data/informasi - Program Peningkatan aparatur Negara 5. Arah Kebijakan : Mewujudkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Data dalam Sistem Manajemen Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik Program : - Pengembangan data/informasi 6. Arah Kebijakan : Meningkatkan peran informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah Program : - Kerjasama Informasi dengan Mass Media 147 7. Arah Kebijakan : Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah Program : - Pembinaan dan Pengembangan Aparatur - Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah 8. Arah Kebijakan : Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah Program : - Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah - Kegiatan penyusunan legislasi rancangan Perda 9. Arah Kebijakan : Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan Program : - Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah 10. Arah Kebijakan : Meningkatkan penegakkan supermasi hukum Program : - Inventarisasi penyelesaian sengketa hukum dan HAM - Pemanfaatan Iptek - Peningkatan kapasitas calon peneliti 11. Arah kebijakan : Optimalisasi penyusunan produk – produk hukum dan peraturan perundang - undangan 12. Arah kebijakan : Miningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat Program : - Kegiatan telaah rancangan Perda/ Pergub/ Keputusan Gubernur. 13. Arah Kebijakan : Kebijakan Meingkatkan wawasan kebangsaan dan poltik mansyarakat 148 Program : - Pengkajian Rancangan Keputusan Gubernur - Kegiatan telaah rancangan Perda kabupaten/kota - Pembinaan SDM dan evaluasi kontrak / perjanjian - Peningkatan Keamanan dan Kenyaman Lingkungan - Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Kemanan - Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) - pemeliharaan Trantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal - Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan - Pendidikan Politik Masyarakat 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 Tabel 7.1 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 1 2 3 KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 4 5 PROGRAM URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 6 7 8 Misi I : Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Berdaya Saing Meningkatnya perekonomian daerah Strategi : Optimalisasi pengelolaan investasi Arah Kebijakan : Meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis investasi Arah Kebijakan : Debirokrasi prosedur investasi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif Pertumbuhan ekonomi 6.02 7,0 - 7,2 Laju investasi 7,5 - 14,38 17,5 - 20,0 Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Rp Triliun) 8.06 10,81-11,59 Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Penanaman modal daerah Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Pemerintahan umum Daerah Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Jumlah realisasi kerjasama bidang penanaman modal Nilai realisasi investasi PMA/PMDN BKPMD KP2T Penanaman modal daerah BKPMD, KP2T Program Peningkatan Pelayanan Publik Pemerintahan umum KP2T Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan Pemerintahan umum KP2T Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Perdagangan Diskop UKM Perindag Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional Perdagangan Diskop UKM Perindag Program peningkatan dan pengembangan ekspor Perdagangan Diskop UKM Perindag Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Perdagangan Diskop UKM Perindag Program pengembangan industri kecil dan menengah Perindustrian Disperindagkop dan UKM Program Penciptaan iklim UKM yang Kondusif Perindustrian Disperindagkop dan UKM Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Perindustrian Disperindagkop dan UKM Program pengembangan industri kecil dan menengah Perindustrian Disperindagkop dan UKM Program pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM Perindustrian Disperindagkop dan UKM Program pembinaan pendagang kaki lima dan asongan Perdagangan Disperindagkop dan UKM Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung arah kebijakan : Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian daerah Kesjahteraan Masyarakat Strategi : Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung arah kebijakan : Mengembangkan industri berbasis sumber daya (resource-based industries) terutama pertanian, pariwisata dan pertambangan serta perikanan Arah kebijakan : Membangun pola jaringan rumpun industri (industrial cluster) di setiap kabupaten/kota sesuai dengan potensi daerah masing-masing Arah kebijakan : Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai penggerak roda penggerak perekonomian masyarakat Nilai PDRB Perkapita ( Rp Juta) 10.34 16,99 - 19,12 Nilai PDRB atas dasar harga berlaku (Rp Triliun) 17.16 31,60 - 36,13 Jumlah Usaha Mikro,Kecil dan Menengah 23.808 25.022 Jumlah koperasi (cek BDA) Startegi : Meningkatnya peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang berdaya saing tinggi. Arah kebijakan : Meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk-produk UMKM dan koperasi Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM Arah kebijakan : Menjamin ketersedian bantuan teknis, manajemen dan teknologi tepat guna bagi UMKM dan koperasi Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 2 Startegi : Optimalisasi kebijakan pertanian dan kelautan dan perikanan KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 3 4 5 Nilai Tukar Petani 103.48 PROGRAM URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 6 7 8 Pertanian Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan keswan, Bakorluh, BKP revitalisasi arah kebijakan : Meningkatkan kesejahteraan petani Program Peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan arah kebijakan :Meningkatkan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan peternakan serta kelautan dan perikanan Program peningkataan permodalan dan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Luas areal sawah - Produksi padi (ton) arah kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan arah kebijakan : Meningkatkan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan arah kebijakan: Meningkatkan pemberdayaan penyuluh pertanian dan perkebunan 103 Ha 516858 679,724 Dinas Pertanian Peternakan Dinas Peternakan dan keswan Dinas kelautan dan Perikanan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Pertanian Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan Program peningkatan teknologi, sarana dan prasarana pertanian/perkebunan Pertanian Dinas Peternakan dan keswan Program peningkatan pemberdayaan penyuluh pertanian /perkebuan lapangan Pertanian Bakorluh 570.526 - 584.789 Produksi hortikultura (Ton) : a. Buah-buahan Pertanian kelautan dan Perikanan Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan Badan ketahanan pangan dan Setda (Biro SDA) 750.288 - 769.045 b. Sayuran 3,623,122 3.999.249 4.099.250 Produksi Palawija (Ton) Produksi Perkebunan Unggulan (Ton) : a. Sawit b. Karet c. Kopi (Arabica & Robusta) d. Kakao Populasi ternak (besar dan kecil) 157,383 173.721 - 178.064 Produksi daging ternak (Ton) 5,861 558,807 127,193 89,105 6,138 719,968 Program peningkatan produksi hasil peternakan Peternakan Dinas Peternakan dan keswan 6.470 - 6.631 Program peningkatan produksi hasil peternakan Peternakan Dinas Peternakan dan keswan arah kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana peternakan Program peningkatan penerapan teknologi peternakan Peternakan Dinas Peternakan dan keswan arah kebijakan: Meningkatakan pencegahan dan penaggulangan penyakit ternak Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Peternakan Dinas Peternakan dan keswan Program pengembangan budi daya perikanan Kelautan dan Perikanan Dinas kelautan dan Perikanan Program pengembangan perikanan tangkap Kelautan dan Perikanan Dinas kelautan dan Perikanan Pemberdayaan masyarakat BPMPD Pekerjaan umum Dinas Pekerjaan Umum Program Perencanaan Sosial dan Budaya Perencanaan pembangunan Bappeda Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Perencanaan pembangunan Bappeda arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan produktifitas Kelautan dan Perikanan Produksi Perikanan (Ton) 104,336 115.167 - 118.047 arah kebijakan : Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana Kelautan dan Perikanan Strategi : Peningkatan kualitas kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan afirmatif /keberfihakan Arah Kebijakan : Menyempurnakan dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan PNPM Mandiri. Angka kemiskinan (%) 18.59 16,75 - 16,50 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program Peningkatan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh arah kebijakan :Meningkatkan sinkronisasi dan efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan 151 CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN arah kebijakan :Meningkatkan sinkronisasi dan efektifitas koordinasi penanggulangan kemiskinan 1 2 INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 3 KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 4 5 URUSAN PROGRAM 6 Program Perencanaan Sosial dan Budaya Strategi : Mengembangkan pusat-pusat ekonomi dan kewirausahaan masyarakat serta peningkatan kualitas tenaga kerja arah kebijakan : Menumbuh kembangkan pusat-pusat ekonomi lokal Angka Pengangguran (%) 4.02 7 8 Perencanaan pembangunan Bappeda Transmigrasi Disnakertras 2,5 - 2,1 Program pengembangan wilayah transmigrasi Arah kebijakan : Mengembangkan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Keluarga Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Pemberdayaan masyarakat BPMPD Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Pemberdayaan masyarakat BPMPD Program Peningkatan Perdesaan Pemberdayaan masyarakat BPMPD Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu Program pengembangan bagi UMKM Arah kebijakan : Meningkatkan pemberdayaran masyarakat dan aparatur desa Meningkatkan pendapatan daerah SKPD PENANGGUNG JAWAB Sistem Pendukung Usaha Keberdayaan Arah Kebijakan: Optimalisasi peran Balai Latihan Kerja (BLK) dalam mencetak wirausahawan baru Program Peningkatan Tenaga Kerja Arah kebijakan : Meningkatkan pengawasan, perlindungan dan keselamatan tenaga kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu Arah kebijakan : Peningkatan kesempatan, Kualitas dan Kompetensi Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu Arah kebijakan : Optimalisasi perencanaan dan pengendalian kebijakan ketenagakerjaan Program Penyusunan Perencanaan ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu Strategi : Meningkatkan pengelolaan pendapatan, aset dan belanja daerah Arah Kebijakan : Mengoptimalkan dan memperluas sumber dan jenis pendapatan daerah Pendapatan daerah (RP Triliun) 1,10 Kualitas dan Masyarakat Produktivitas 1,94 - 2,10 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan Pemerintahan Umum keuangan daerah Program Pembinaan Pertambangan arah kebijakan : Optimalisasi Pengolahan dan menajemen aset daerah dan Pengawasan Bidang Kantor Perwakilan Energi dan sumber daya mineral Dinas ESDM Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemerintahan umum Setda (Biro Umum) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan umum Setda (Biro Umum) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintahan umum Setda (Biro Umum) Misi II : Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan Beriman Meningkatnya bergama kualitas kehidupan Strategi : Optimalisasi peran sumber daya manusia, kelembagaan dan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama Arah kebijakan : Meningkatkan peran perangkat agama dan lembaga-lembaga agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama dengan Memperbanyak dan mengoptimalkan kegiatankegiatan keagamaan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama Program peningkatan kualitas Agama Jumlah calon jama’ah haji (orang) Jumlah tempat ibadah (unit) 3.813 3,908 - 3,928 Pemerintahan umum Setda (Biro Kesra) Program Peningkatan Pemahaman Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai agama Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama Meningkatnya kualitas sumber daya manusia Strategi : pendidikan Perluasan dan pemerataan akses Arah Kebijakan : Membangun dan memperbaiki sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk masyarakat Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah : a. Pendidikan Dasar b.Pendidikan Menengah Rasio guru terhadap murid : a. Pendidikan Dasar 152 44.88 46.50-46.82 11.22 13.92-14.46 Program pendidikan anak usia dini Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah 58.07 61.90 -62.67 Program pendidikan anak usia dini Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Meningkatnya kualitas sumber daya manusia SASARAN 1 Arah Kebijakan : Membangun dan memperbaiki sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk masyarakat STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 2 CAPAIAN KINERJA INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) a. Pendidikan Dasar 3 b.Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Murni a. SD b.SLTP c. SLTA PROGRAM KONDISI AWAL 58.07 4 KONDISI AKHIR 86.04 97.20-99.43 Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah 94.59 752.15 53.46 95.59-95.79 79.88-81.43 62.29-64.06 Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah 118.3 88.79 72.81 126.47-128.10 97.15-98.15 79.54-81.79 Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah 61.90 5-62.67 6 Angka Partisipasi Kasar a. SD b.SLTP c. SLTA Angka Partisipasi Sekolah 153 URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 7 Dinas Pendidikan 8 Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan sarana & prasarana pendidikan serta meningkatkan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan untuk masyarakat CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 1 2 Strategi :Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan arah kebijakan: Meningkatkan kualitas pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik dan Manajemen Pendidikan arah kebijakan : Membangun, memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana kesehatan INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) KONDISI AWAL 3 4 5 a. Pendidikan Dasar 826.81 860.86-867.67 b. Pendidikan Menengah Angka Melek Huruf 312.2 96.24 344.72-351.23 98.56-99.02 rata - rata lama sekolah 8.12 8.28-8.32 77.00 Rasio Posyandu per satuan balita Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk. arah kebijakan : Meningkatkan pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan bagi penduduk miskin Strategi : Peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan arah kebijakan : Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat, Penanggulangan Penyakit Menular dan Pengembangan Pola Hidup Sehat 0.61 0.013 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk arah kebijakan :Memperbanyak dan memeratakan distribusi jumlah dokter dan tenaga medis KONDISI AKHIR 77.00 0.70-0.72 0.018-0.019 Rasio dokter per satuan penduduk 0.258 0.268-0.270 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk Jumlah Peduduk Miskin yang Dilayani oleh Jamkesda 1.81 1.89-1.91 Usia Harapan Hidup 71.3 34 74.7-75.4 24 Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran bayi Angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan 154 228 100 PROGRAM 6 URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 7 8 Program pendidikan anak usia dini Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Luar Biasa Program Pengmbangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Badan Perpusatakaan Program pendidkan anak usia dini Pendidikan Dinas Pendidikan Program wajib belaja pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Setda (biro kesra) Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pendidikan Pendidikan Kesehatan Program Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya Kesehatan Dinas Kesehatan Program Pengadaan , Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan Rumah Sakit Mata Kesehatan RSUD M. Yunus Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Patu-Paru dan Rumah Sakit Mata Kesehatan RSUD M. Yunus Program Sumber Daya Kesehatan Kesehatan Dinas kesehatan Program Sumber Daya Kesehatan Program pelayanan kesehatan penduduk miskin Kesehatan Kesehatan Dinas kesehatan RSUD M Yunus Program kemitraan Peningkatan pelayanan kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Dinas kesehatan RSUD M Yunus Progaram perbaikan gizi masyarakat RSJKO SOEPRAPTO Dinas kesehatan Kesehatan Dinas kesehatan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kesehatan Dinas kesehatan Program obat dan perbekalan kesehatan Program pengembangan lingkungan sehat Program standarisasi pelayanan kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan RSUD RSUD RSUD RSUD Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Kesehatan RSUD M Yunus Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita Kesehatan RSUD M Yunus Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Kesehatan RSUD M Yunus M M M M Yunus Yunus Yunus Yunus CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 Meningkatnya perlindungan pelayanan sosial bagi masyarakat STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 2 dan strategi : Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial arah kebijakan :Meningkatkan kualitas pelayanan soaial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial). PROGRAM URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 5 6 7 8 39 -43 Progra pemberdayaan kesejahterahan sosial Program pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainya Sosial Sosial Sosial Setda (biro kesra) Dinas Sosial Program pemberdayaan kelembagaan kesejahterahan sosial Sosial Dinas Sosial KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 3 4 Jumlah panti asuhan (unit) Jumlah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 24 Jumlah Panti Sosial (Panti Asuhan, Jompo dan Rehabilitasi) Meningkatnya peran pemuda olahraga dalam pembangunan dan Strategi : Peningkatan peran, potensi dan prestasi pemuda dan olahraga Arah kebijakan : Meningkatkan Pembinaan, Sarana dan peran pemuda serta prestasi olahraga. Jumlah organisasi pemuda (OKP) 45 70 - 75 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Program peningkatan peran serta kepemudaan Pemuda dan Olahraga Setda (biro kesra) Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga Pemuda dan Olahraga DISPORA PROV Program pendukung kebijakan pengembangan olahraga Pemuda dan Olahraga DISPORA PROV Program pembinaan olahraga Pemuda dan Olahraga DISPORA PROV Program pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga Pemuda dan Olahraga DISPORA PROV Jumlah Prestasi Olah Raga tingkat Nasional dan Internasional. Jumlah Organisasi Kewanitaan 228 118 Persentase Perempuan dalam keanggotaan DPRD Provinsi. dan Keserasian Kebijakan Pemuda dan Olahraga DISPORA PROV Program Pengembangan pemuda Jumlah Kegiatan Olah Raga arah kebijakan : Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak Pemuda dan Olahraga Jumlah Organisasi Olah Raga Jumlah Gelanggang Sarana Olahraga Meningkatnya pemberdayaan, kualitas strategi :Peningkatan kualitas kehidupan dan peran kehidupan perempuan serta perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan kesejahteraan dan perlindungan anak anak arah kebijakan :Meningkatkan peran, pemberdayaan dan perlindungan perempuan Program peningkatan peran serta kepemudaan DISPORA PROV Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Pemberdayaan perempuan Setda (biro kesra) Program Promosi KIA melalui Kegiatan di Masyarakat Pemberdayaan perempuan BPP& PA Persentase perempuan di DPRD Provinsi (%) 15 - 20 30 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemberdayaan Membangun Desa Masyarakat dan Desa Persentase Perempuan yang menduduki jabatan Eselonering pada Pemprov Bengkulu. 15 - 20 30 Program remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi Pemberdayaan perempuan BPP& PA Program Keserasian kebijakan Peningkatan kualitas anak dan perempuan Pemberdayaan perempuan BPP& PA Peningkatan Kualitas Perlindungan Anak dan Pemberdayaan perempuan BPP& PA Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan& pembinaan tumbuh kembang anak Pemberdayaan perempuan BPP&PA Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gander dan anak Pemberdayaan perempuan BPP&PA Program Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber Daya Alam Perencanaan Pembangunan Bappeda Kehutanan Pemerintahan Umum Dinas kehutanan Setda (Biro SDA) Kehutanan Energi dan sumber daya mineral Dinas kehutanan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Pariwisata Dinas Pariwisata dan Budaya Jumlah Pengaduan Kekerasan Terhadap Anak Jumlah Panti Asuhan Anak Hidup Perempuan BPP& PA Persentase penurunan Traficking Jumlah kegiatan terkait perlindungan anak. Misi III : Mengembangkan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Infrastruktur Dasar Dan Penanggulangan Bencana Dalam Rangka Menunjang Daya Saing Perekonomian Daerah Dan Pembangunan Yang Berkelanjutan Meningkatkan eksplorasi dan produksi hasil-hasil sumber daya alam serta pengendalian lingkungan hidup secara berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukungnya Strategi : Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam arah kebijakan :Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam Nilai investasi (Rp Miliar) 341 549 Nilai Investasi bidang Pertanian dan Kehutanan (Rp Miliar) 56 117 Program Pemanfataan Potensi Sumber Daya Hutan Produkasi batubara (ton) Arah Kebijakan : Mengembangkan pusat-pusat industri pariwisata serta meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata 1,806,601 Nilai investasi bidang pariwisata dan budaya (Rp Miliar) 2.195.934 2.305.731 Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Produk dan Pelayanan Pariwisata 155 Meningkatkan eksplorasi dan produksi hasil-hasil sumber daya alam serta pengendalian lingkungan hidup secara berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukungnya SASARAN 1 Arah Kebijakan : Mengembangkan pusat-pusat industri pariwisata promosi dan STRATEGIserta DANmeningkatkan ARAH KEBIJAKAN pemasaran pariwisata 2 CAPAIAN KINERJA INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 3 KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 4 5 URUSAN PROGRAM 6 7 8 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Budaya Program Pengembangan Perencanaan Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Budaya Lingkungan hidup Badan Lingkungan Hidup Budaya Dinas Pariwisata dan Budaya Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Arah Kebijakan :Melestarikan dan mengembangan nilai-nilai seni dan budaya daerah Program pengembangan nilai budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Arah kebijakan : Meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan arah kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara Meningkatkan pemanfaatan pengolahan persampahan Arah kebijakan : Meningkatkan perlindungan dan konservasi hutan Budaya Dinas Pariwisata dan Budaya Pencemaran air dan udara Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup Badan Lingkungan Hidup Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam Lingkungan hidup Badan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup Lingkungan hidup Badan Lingkungan BadanHidup Lingkungan Hidup Program Pengembangan Persampahan Lingkungan hidup Badan Lingkungan Hidup Kehutanan Dinas kehutanan Tempat pembuangan sampah per satuan penduduk Persentase lahan kritis Kinerja Pengelolaan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Pemerintahan Umum Setda (Biro SDA) Kehutanan Dinas kehutanan Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Program Penguatan Peraturan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Program Pemulihan Dengan Segera Sarana dan Prasarana Vital Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Program Pengurangan Resiko Bencana Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Program rehabilitasi jalan dan jembatan Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Program Pembangunan Saluran Drainase/Goronggorong Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, sawah dan jaringan pengairan lainnya Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Program Perencanaan Prasrana Wilayah dan Sumber Daya Alam Perencanaan pembangunan Bappeda Program Pembangunan Perhubungan Perhubungan Dishubkominfo Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Berkurangnya resiko bencana Startegi : Meningkatkan pengelolaan kawasan rawan bencana Persentase alokasi anggaran dana siaga bencana (dana tak terduga) Meningkanya kuantitas dan kualitas infrastruktur sesuai SPM SKPD PENANGGUNG JAWAB 0.5 1,0 Perundangan dan Startegi : Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara Arah Kebijakan : Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan irigasi dan drainase arah kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara Persentase jaringan jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang (%) 58.27 77 - 80 Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan 0.021 0,012 -0,011 Luas areal sawah beririgasi 58,467 Frekuensi Penerbangan per hari 156 Sarana dan Prasarana infrastruktur sesuai SPM CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN arah kebijakan : Peningkatan pelayanan transportasi darat, laut dan udara 2 INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 3 4 5 Jumlah orang yang melalui bandara dan dermaga per tahun 542,040 827.042 - 884.043 6 Frekuensi pemberangkatan kapal laut Jumlah angkutan umum per jumlah penduduk Arah Kebijakan : Mengembangkan prasarana lingkungan, air baku dan air limbah Arah kebijakan : Meningkatkan akses dan pemerataan pasokan listrik URUSAN PROGRAM Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih 52,968 9. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik 51.74 56,11 - 56,98 Terhimpunya Data DSP Setda Provinsi Bengkulu 1 Keg 6 Keg Opini pemeriksaan atas laporan keuangan WDP WTP SKPD PENANGGUNG JAWAB 7 8 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Perhubungan Dishubkominfo Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Perhubungan Dishubkominfo Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Perhubungan Dishubkominfo Program Peningkatan Kendaraan Bermotor Kelaikan Perhubungan Dishubkominfo Program Pengembangan Minum dan Air Limbah Kinerja Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Energi dan sumberdaya mineral Dinas Energi dan sumberdaya mineral Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemerintahan Umum setda (Biro Ortala) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pengelolaan keuangan daerah Pemerintahan Umum setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD Program Pembinaan Ketenagalistrikkan dan Pengoperasian Pengelolaan Pengawasan Air Usaha Misi IV : Menyelenggarakan Pemerintahan Yang Profesional Dan Akuntabel Serta Mewujudkan Sistem Politik, Hukum Dan Keamanan Yang Mengayomi Masyarakat Meningkatnya Akuntabilitas strategi : Mewujudkan sistem pemerintahan yang Pengelolaan Keuangan Daerah transparan dan akuntabel arah kebijakan : Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan kinerja aparatur pemerintah dengan Mengoptimalkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Persentase temuan kerugian negara terhadap total APBD (%) Penetapan APBD tepat waktu Tepat Waktu Pembinaan dan Pengembangan Aparatur pengelolaan Pemerintahan Umum keuangan dan aset daerah setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tepat waktu Tepat Waktu Pembinaan dan Pengembangan Aparatur pengelolaan Pemerintahan Umum keuangan dan aset daerah setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD Pengembangan sistem pengelolaan keuangan daerah setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD setda , BPKD, Pemerintahan Umum Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan Pemerintahan Umum capaian kinerja dan keuangan tenaga Pemerintahan Umum Inspektorat di dukung SKPD setda , BPKD, pengaduan Pemerintahan Umum Inspektorat di dukung SKPD setda , BPKD, Program peningkatan profesionalisme pemeriksaan dan aparatur pengawasan Program mengintensifkan masyarakat penanganan Program Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan SDM Pemerintahan Umum Aparatur Program Peningkatan Kompetensi Fungsional SDM Pemerintahan Umum Aparatur Program Pendidikan Kedinasan Pemerintahan Umum Inspektorat di dukung SKPD setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD setda , BPKD, Inspektorat di dukung SKPD Meningkatnya nilai SAKIP Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun Strategi : Menciptakan sistem pemerintahan dan sumber daya aparatur yang profesional arah kebijakan : Meningkatakan perencanaan, pembinaan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah Penetapan RKPD tepat waktu Tidak Tepat waktu Persentase SKPD yang menyusun dokumen Renja (%) Persentase SKPD yang menyusun LAKIP (%) Persentase SKPD yang telah memiliki Akuntabilitas Kinerja Baik (%) Pengiriman Lakip dan Tapkin ke MenpanRB 157 Tepat waktu Program perencanaan pembangunan daerah p susilo 80 80 Tepat waktu Program pengukutan kinerja??? Confirm by susilo 100 100 Tepat waktu Kepegawaian ? Badan Diklat Prov. Bengkulu ? CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 1 2 3 Optimalnya Pemanfaatan Ilmu strategi : Meningkatnya kontribusi, kualitas dan Pengetahuan, Teknologi, informasi dan kuantitas hasil Penelitian, Teknologi, informasi komunikasi dalam pemerintahan dan komunikasi dalam pengambilan keputusan daerah dan kebijakan daerah arah kebijakan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Statistik arah kebijakan :Meningkatkan Pengembangan dan Pemeliharaan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi arah Kebijakan : Mewujudkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Data dalam Sistem Manajemen Informasi yang Mendukung Pelayanan Publik Semakin meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif serta kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan daerah KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 4 5 URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 6 7 8 Pemerintahan Umum Balitbang dan statistik Perencanaan Pembangunan BAPPEDA Program Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi Terkomputerisasinya secara online pengelolaan kaeuangan ke seluruh SKPD Terkomputerisasinya secara online pengelolaan aset/BMD ke seluruh SKPD Pengembangan data/informasi Terkomputerisasinya secara online pengelolaan pegawai ke seluruh SKPD (SIMPEG) Program Peningkatan aparatur Negara Perencanaan Pembangunan BAPPEDA Hasil penelitian yang di gunakan dalam program pembangunan Program :Pengembangan data/informasi Perencanaan Pembangunan BAPPEDA arah kebijakan : Meningkatkan peran informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media Komunikasi dan Informatika Sekretariat KPID Provinsi Bengkulu strategi :Membangun sistem politik dan kerjasama antar pemerintah daerah sehingga mampu menciptakan stabilitas dan kemajuan daerah Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemerintahan Umum Biro Ortala arah kebijakan : Mengoptimalkan peran politisi dalam melaksanakan otonomi daerah Persentase RAPREDA yang disahkan menjadi PERDA Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan Pemerintahan Umum rakyat daerah Biro OrtalaSekretariat DPRD Jumlah MoU kerjasama antar pemerintah daerah Program : Kegiatan penyusunan legislasi rancangan Pemerintahan Umum Perda Biro OrtalaSekretariat DPRD Program : Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah inspektoratSetda (Biro ekonomi) arah kebijakan :Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan Semakin membaiknya penegakan hukum dan keamanan dari tahun ke tahun PROGRAM Pemerintahan Umum strategi : Menegakkan supremasi hukum, dan keamanan arah kebijakan : Meningkatkan penegakkan supermasi hukum Jumlah Pergub yang dilaksanakan Program Inventarisasi penyelesaian sengketa hukum Pemerintahan Umum dan HAM Setda (Biro Hukum) Arah Kebijakan : Miningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat Program Kegiatan telaah rancangan Perda/ Pergub/ Keputusan Gubernur. (kurang indikator sasaran) Pemerintahan Umum Setda (Biro Hukum) Arah Kebijakan Meingkatkan wawasan kebangsaan dan poltik mansyarakat Program Pengkajian Rancangan Keputusan Gubernur arah kebijakan : Optimalisasi penyusunan produk – produk hukum dan peraturan perundang - undangan Pemerintahan Umum Setda (Biro Hukum) Perda Pemerintahan Umum Setda (Biro Hukum) Program Pembinaan SDM dan evaluasi kontrak / Pemerintahan Umum perjanjian Setda (Biro Hukum) Program Kegiatan kabupaten/kota Angka kriminalitas (Kasus) 7.56 158 4,46-4,42 telaah rancangan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyaman Lingkungan Kesbang dan Pol Dalam Negeri KESBANGPOL Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Kemanan Kesbang dan Pol Dalam Negeri KESBANGPOL Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) Kesbang dan Pol Dalam Negeri KESBANGPOL Program pemeliharaan Trantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal Kesbang dan Pol Dalam Negeri Satpol PP Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Kesbang dan Pol Dalam Negeri Satpol PP Program Pendidikan Politik Masyarakat Kesbang dan Pol Dalam Negeri KESBANGPOL CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) 1 2 3 159 KONDISI AWAL KONDISI AKHIR 4 5 PROGRAM URUSAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 6 7 8 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan merupakan indikasi dari rencana program yang didasarkan pada arah kebijakan yang disertai dengan kebutuhan pendanaan, bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), atau lintas SKPD maupun antar kewilayahan. Program disusun dengan mempertimbangkan tingkat kemudahan dari pelaksanaannya, juga faktor lain seperti keterbatasan waktu, anggaran, maupun kapasitas serta sumberdaya daerah. Program juga harus memiliki sasaran yang jelas dan dapat diukur hasilnya. Akumulasi pencapaian kinerja pada masing-masing kegiatan, akan menjadi sasaran program. Sasaran program akan mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Kebutuhan pendanaan selama 5 (lima) tahun ke depan untuk menjalankan 180 program pembangunan daerah adalah sebesar Rp. 3.663.840.913.405 dengan rincian sebagai berikut: a) Tahun 2011 sebesar Rp.606.574.532.435; b) Tahun 2012 sebesar Rp.710.646.832.516; c) Tahun 2013 sebesar Rp.746.884.017.780; d) Tahun 2014 sebesar Rp.762.993.639.755; dan e) Tahun 2015 sebesar Rp.836.741.890.919. Sedangkan kebutuhan pendanaan per Misi selama lima tahun dari total dana sebesar Rp. 3.663.840.913.405 adalah sebagai berikut : 1) Misi I sebesar Rp.571.346.613.410 dengan persentase 15,59 %; 2) Misi II sebesar Rp.1.154.062.810.074 dengan persentase 31,50 %; 3) Misi III sebesar Rp.1.136.362.185.077 dengan persentase 31,02 %; dan 4) Misi IV sebesar Rp.786.103.421.844 dengan persentase 21,46 %. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 157 Tabel 8.1 Kebutuhan Pendanaan per Misi Misi Misi I Persentase (%) Misi II Persentase (%) Misi III Persentase (%) Misi IV Persentase (%) Total Persentase (%) 2011 97.967.340.500 16,15 2012 2013 2014 2015 110.625.629.700 119.315.016.920 116.166.397.162 127.272.166.128 15,57 15,98 15,23 15,21 Total 571.346.613.410 15,59 190.109.687.345 218.712.861.900 238.712.541.713 243.195.924.281 263.331.794.745 1.154.062.810.074 31,34 30,78 31,96 31,87 31,47 31,50 173.927.245.000 234.138.639.916 233.271.762.147 235.477.364.962 259.547.173.052 1.136.362.185.077 28,67 32,95 31,23 30,86 31,02 142.806.759.500 144.110.388.000 151.885.660.000 165.155.589.350 182.145.024.994 23,54 20,28 20,34 21,65 21,77 31,02 786.103.421.844 21,46 606.574.532.435 710.646.832.516 746.884.017.780 762.993.639.755 836.741.890.919 3.663.840.913.405 100 100 100 100 100 100 158 Sedangkan kebutuhan pendanaan per SKPD dapat dilihat pada Tabel berikut. 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 Tabel 8.3 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM/KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA KONDISI AWAL TAHUN 2011 TARGET KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Administrasi Perkantoran Program peningkatan sarana prasarana aparatur Sarana dan Prasarana Aparatur Program peningkatan disiplin aparatur Disiplin Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Jumlah dokumen perencanaan, pelaporan ,evaluasi dan penganggaran Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media Jumlah lembaga penyiaran yang mengajukan proses perizinan TAHUN 2012 (Rp) TARGET 1,181,360,000 615,731,000 1 th TARGET 1 th 1 th - - 368,629,000 1 th 320,000,000 1 th 19,800,000 1 Th 33,160,000 27 3 TARGET 1 th - 27 (Rp) 1 th 1 th - TAHUN 2014 2,126,945,000 679,000,000 130,268,000 35,000,000 28 (Rp) 1,520,082,000 692,554,000 162,000,000 1 Th TAHUN 2013 27 664,100,000 3 (Rp) TARGET 2,627,745,000 955,900,000 1 th 83,000,000 1 th - 45,625,000 1,062,520,000 (Rp) TARGET 4,340,400,000 976,400,000 1 th 1 th (Rp) 11,796,532,000 3,919,585,000 KPID KPID 1,435,268,000 KPID 5th 75,000,000 1 Th 94,800,000 KPID 298,785,000 KPID 6,048,094,000 KPID 1 Th 100,000,000 28 1,503,845,000 10 137 2,449,000,000 15 36 Jumlah lembaga penyiaran yang telah mendapat izin penyiaran 7 30,000,000 9 40,000,000 10 50,000,000 20 60,000,000 13 70,000,000 59 250,000,000 Persentase pengaduan penyiaran yang ditindaklanjuti 5 160,000,000 5 170,000,000 4 180,000,000 4 190,000,000 3 200,000,000 21 900,000,000 3 8 2 100,000,000 3 10 3 120,000,000 6 20 2 140,000,000 10 13 0 160,000,000 22 56 10 520,000,000 4 0 4 0 10 52 0 Jumlah penertiban siaran Jumlah penyiaran radioa/TV lokal Persentase ijin siaran yang tidak memiliki ijin resmi Hubungan dengan mitra kerja dan antar lembaga 5 3 4 0 220 30 SKPD 5th 740,000,000 85,000,000 27 5 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA TAHUN 2015 - BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator Kinerja Kunci (IKK) adalah indikator kinerja utama yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan yang terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Tujuan akhir otonomi daerah ditunjukkan dengan parameter tinggi kualitas manusia yang secara internasional diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM digunakan untuk mengecek apakah aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah dapat dipertanggungjawabkan. Indikator Kinerja Kunci pada aspek kesejahteraan masyarakat diantaranya adalah nilai PDRB perkapita, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Nilai Tukar Petani, produksi padi, Produksi hortikultura (ton) :buah-buahan dan sayuran, Produksi palawija (ton), produksi perkebunan unggulan, produksi daging ternak dan Produksi Perikanan sebesar. Pada aspek Meningkatnya kualitas sumber daya manusia, IKK nya adalah sebagai berikut Indeks Pembangunan Manusia (IPM), usia harapan hidup, angka melek huruf, ratarata lama sekolah, pengeluaran perkapita masyarakat, Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah, rasio guru terhadap murid, Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran bayi, angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan, rasio posyandu per satuan balita, rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk, rasio rumah sakit per satuan penduduk, rasio dokter per satuan penduduk, rasio tenaga medis per satuan penduduk. Indikator Kinerja Kunci pada aspek daya saing daerah diantaranya angka konsumsi rumah tangga perkapita dan rasio kualitas tenaga kerja (rasio lulusan S1/S2/S3). 231 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada waktu tertentu. Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Angka partisipasi sekolah adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. Rasio dokter per jumlah penduduk adalah jumlah dokter per 1.000 penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga dokter. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan. Angka konsumsi RT perkapita adalah rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Rasio lulusan S1/S2/S3 adalah jumlah lulusan S1/S2/S3 per 10.000 penduduk. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. 232 Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditargetkan naik sebesar 2,35 – 2,82 dimana pada tahun 2010, IPM Provinsi Bengkulu sebesar 73,06 dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 75,41 - 75,88. Pertumbuhan PDRB (pertumbuhan ekonomi) pada tahun 2010 sebesar 6,02 % dan pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 7 - 7,2 % atau naik sebesar 0,98 - 1,18 %. Inflasi pada tahun 2010 sebesar 4,73 % dan lima tahun ke depan diproyeksikan turun sebesar 1,07 – 1,25 % menjadi 3,66 – 3,48 %. PDRB perkapita pada tahun 2010 sebesar Rp. 10,3 juta dan pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 14,3 – 15,1 juta. Angka kemiskinan pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 14,18 – 13,26 % atau turun sebesar 4,41 – 5,33 % dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 18,59 %. Angka pengangguran diproyeksikan turun sebesar 2,01 – 2,42 % selama 5 tahun ke depan dimana angka pengangguran pada tahun 2010 sebesar 4,22 % dan tahun 2015 dipeoyeksikan menjadi 2,21 – 1,8 %. Angka partisipasi sekolah (APS) pendidikan dasar tahun 2010 sebesar 826,81 dan pada tahun 2015 diproyeksikan menjadi 860,86 – 867,67 sedangkan untuk pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 312,2 dan tahun 2015 ditargetkan menjadi 344,72 – 351,23. Rasio ketersediaan sekolah pendidikan dasar tahun 2010 sebesar 44,88 dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar 46,50 – 46,82 sedangkan untuk pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 11,22 dan tahun 2015 sebesar 13,92 – 14,46. Rasio dokter persatuan penduduk tahun 2010 sebesar 0,258 dan tahun 2015 diproyeksikan naik menjadi 0,265 – 0,270. Proporsi panjang jaringan dalam kondisi baik tahun 2010 sebesar 0,38 dan tahun 2015 sebesar 0,53 – 0,55. 233 Angka konsumsi rumah tangga perkapita tahun 2010 sebesar Rp. 4 juta dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar Rp. 5,5 – 5,8 juta atau naik sebesar Rp. 1,5 – 1,8 juta. Rasio kualitas tenaga kerja tahun 2010 sebesar 193,67 dan pada tahun 2015 menjadi 309,59 – 332,23 atau naik sebesar 115,92 – 138,56. Indikator kinerja kunci secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : 234 235 236 237 238 239 Tabel 9.1 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD No 1 2 3 4 5 6 7 A.2 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Indikator ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan PDRB (%) Lju inflasi provinsi (%) PDRB per kapita (Rp Jt) IPM Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Rp T) Nilai PDRB atas dasar harga bBerlaku (Rp T) Nilai Tukar Petani - NTP 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2015 6.02 4,73 10.34 73,06 8,06 17,16 6,2 - 6,4 4,49 - 4,27 11,14-11,93 73,53 - 74,00 8,42-8,78 17,16-18,61 6,4 - 6,6 4,27 - 4,06 11,93-12,72 74,00 - 74,47 8,78-9,14 18,61-20,06 6,6 - 6,8 4,06 - 3,85 13,68-15.,90 74,47 - 74,94 9,46-10,11 24,17-27,64 6,8 - 7 3,85 - 3,66 15,90-16,99 74,94 - 75,41 10,11-10,81 27,64-31,60 7 - 7,2 3,66 - 3,48 16,99- 19,12 75,41 - 75,88 10,81-11,59 31,60-36,13 7 - 7,2 3,66 - 3,48 16,99- 19,12 75,41 - 75,88 10,81-11,59 31,60-36,13 96,24 8,12 96,70 - 97,17 8,16 - 8,20 97,17 - 97,63 8,20 - 8,24 97,63 - 98,10 8,24 - 8,28 98,10 - 98,56 8,28 - 8,32 98,56 - 99,02 8,32 - 8,36 98,56 - 99,02 8,32 - 8,36 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kesejahteraan Sosial Pendidikan Angka melek huruf (%) Angka rata-rata lama sekolah (tahun) Angka partisipasi murni (%) SD SLTP SLTA Angka partisipasi kasar (%) SD SLTP SLTA Angka pendidikan yang ditamatkan (tahun) 94,59 72,15 53,46 94,79 - 94,99 73,70 - 75,24 55,22 - 56,99 94,99 - 95,19 75,24 - 76,79 56,99 - 58,76 95,19 - 95,39 76,79 - 78,33 58,76 - 60,53 95,39 - 95,59 78,33 - 79,88 60,53 - 62,29 95,59 - 95,79 79,88 - 81,43 62,29 - 64,06 95,59 - 95,79 79,88 - 81,43 62,29 - 64,06 118,30 89,79 68,32 4,95 119,93 - 121,57 91,27 - 92,74 70,57 - 72,81 5,20 - 5,45 121,57 - 123,20 92,74 - 94,21 72,81 - 75,05 5,45 - 5,70 123,20 - 124,84 94,21 - 95,68 75,05 - 77,30 5,70 - 5,95 124,84 - 126,47 95,68 - 97,15 77,30 - 79,54 5,95 - 6,20 126,47 - 128,10 97,15 - 98,62 79,54 - 81,79 6,20 - 6,44 126,47 - 128,10 97,15 - 98,62 79,54 - 81,79 6,20 - 6,44 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kesehatan Angka kelangsungan hidup bayi Angka usia harapan hidup (tahun) Persentase balita gizi buruk (%) Prevalensi HIV Prevalensi TBC Prevalensi Malaria Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Angka Kesakitan DBD Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi Angka Kematian Nenonatal Persentase Ibu Bersalin ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%) 966 71,3 0.79 0.200 235 4.92 80.00 55.00 228.00 34.00 15.00 80 969 72,0 - 72,7 0.60 0.200 235 1.75 82.00 54.00 200.00 31.00 15.00 82 971 72,7 - 73,4 0.50 0.300 235 1.50 84.00 40.00 180.00 29.00 15.00 85 973 73,4 - 74,1 0.40 0.400 234 1.00 86.00 35.00 160.00 27.00 15.00 88 974 74,1 - 74,7 0.30 0.400 234 1.00 88.00 30.00 125.00 26.00 15.00 90 976 74,7 - 75,4 0.20 0.500 234 1.00 90.00 25.00 100.00 24.00 15.00 90 976 74,7 - 75,4 0.20 0.500 234 1.00 90.00 51.00 118.00 24.00 15.00 90 235 Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD No 31 32 33 34 35 36 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Indikator Persentase Keluarga dengan PHBS (%) Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan Jumlah kab/kota yang memfasiliatsi penyelenggaraan STBM Jumlah PKM yang memenuhi standar Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat Jumlah kab/kota yang mempunyai tenaga terlatih penanggulangan krisis kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2015 35 0 0 88 5 5 58 2 5 125 8 8 67 4 7 136 10 10 74 6 9 148 10 10 79 8 10 155 10 10 85 10 10 167 10 10 85 10 10 167 10 10 37 Sosial jumlah panti asuhan (unit) 38 jumlah penyandang kesejahteraan sosial (orang) 39 Kemiskinan Angka kemiskinan (%) 18.59 17,83 - 16,92 16,92 - 16,00 17,50-17,00 17,00-16,75 16,75-16,50 16,75-16,50 40 Kesempatan kerja Pengangguran terbuka (%) 4,22 3,82 - 3,42 3,42 - 3,01 3,61-3,00 3,00-2,50 2,50-2,10 2,50-2,10 680 13 687 14 694 15 701 16 708 17 715 18 715 18 WDP 0.77 Tidak Tepat Waktu Tepat Waktu 5 Tidak Tepat Waktu 80 80 WTP 0.17 Tidak Tepat Waktu Tepat Waktu 5 Tidak Tepat Waktu 90 90 WTP <1 Tepat Waktu Tepat Waktu 4 Tepat Waktu 100 100 WTP <1 Tepat Waktu Tepat Waktu 3 Tepat Waktu 100 100 WTP <1 Tepat Waktu Tepat Waktu 2 Tepat Waktu 100 100 WTP <1 Tepat Waktu Tepat Waktu 2 Tepat Waktu 100 100 WTP <1 Tepat Waktu Tepat Waktu 2 Tepat Waktu 100 100 A.3 41 42 43 44 45 46 B. B.1 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Pariwisata, Seni Budaya, Olah Raga dan Kepemudaan Jumlah wisatawan Jumlah grup kesenian Jumlah gedung kesenian Organisasi Kempemudaan (OKP) Jumlah event olah raga nasional/regional yang diikuti (banyaknya event olah raga yang diikuti) Jumlah fasiltas olahraga ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan Dasar Reformasi Birokrasi dan Tatakelola Pemerintahan Opini pemeriksaan atas laporan keuangan Persentase temuan kerugian negara terhadap total APBD Penetepan APBD tepat waktu Penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah tepat waktu Lama proses perizinan (hari) Penetapan RKPD tepat waktu Persentase SKPD yang menyusun RENJA SKPD presentase SKPD yang menyusun Lakip Persentase SKPD yang memiliki akuntabilitas kinerja baik (hasil evaluasi inspektorat) Pengiriman LAKIP dan TAPKIN ke Kementeraian PAN & RB Persentase RAPREDA yang disahkan menjadi PERDA 236 Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD No Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2015 58 59 Jumlah MoU kerjasama antar pemerintah daerah Tersedianya data base kependudukan skala provinsi 60 61 62 Pendidikan Pendidikan dasar Angka partisipasi sekolah Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah Rasio guru/murid 826.81 44.88 58.07 833,62 - 840,43 45,20 - 45,53 58,84 - 59,61 840,43 - 847,24 45,53 - 45,85 59,61 - 60,37 847,24 - 854,05 45,85 - 46,17 60,37 - 61,14 854,05 - 860,86 46,17 - 46,50 61,14 - 61,90 860,86 - 867,67 46,50 - 46,82 61,90 - 62,67 860,86 - 867,67 46,50 - 46,82 61,90 - 62,67 63 64 65 Pendidikan menengah Angka partisipasi sekolah Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah Rasio guru terhadap murid 312.20 11.22 86.04 318,70 - 325,21 11,76 - 12,30 88,27 - 90,50 325,21 - 331,71 12,30 - 12,84 90,50 - 92,73 331,71 - 338,22 12,84 - 13,38 92,73 - 94,96 338,22 - 344,72 13,38 - 13,92 94,96 - 97,20 344,72 - 351,23 13,92 - 14,46 97,20 - 99,43 344,72 - 351,23 13,92 - 14,46 97,20 - 99,43 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 Kesehatan Rasio posyandu per satuan balita Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu per satuan penduduk. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Rasio poskesdes per desa Rasio dokter per satuan penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk Persentase Desa Siaga aktif Cakupan tempat umum yang memenuhi syarat Cakupan rumah yang memenuhi syarat Jumlah RS yang memenuhi standar Jumlah Labkes yang memenuhi standar Rasio Penduduk termasuk penduduk miskin memiliki jaminan kesehatan Persentase Ketersediaan obat dan vaksin Persentase instalasi Farmasi sesuai standar 77.00 0.61 0.013 1.000 0.258 1.81 10.76 66.80 61.10 4 1 57 100 80 77.00 0,63 - 0,65 0,014 - 0,015 1.000 0,260 - 0,262 1,83 - 1,84 58 79.00 75.00 4 2 65 100 85 77.00 0,65 - 0,66 0,015 - 0,016 1.000 0,262 - 0,264 1,84 - 1,86 67 80.00 79.00 8 3 70 100 90 77.00 0,66 - 0,68 0,016 - 0,017 1.000 0,264 - 0,266 1,86 - 1,87 74 82.00 82.00 10 4 75 100 95 77.00 0,68 - 0,70 0,017 - 0,018 1.000 0,266 - 0,268 1,87 - 1,89 79 85.00 85.00 12 4 85 100 95 77.00 0,70 - 0,72 0,018 - 0,019 1.000 0,268 - 0,270 1,89 - 1,91 85 85.00 85.00 14 5 100 100 100 77.00 0,70 - 0,72 0,018 - 0,019 1.000 0,268 - 0,270 1,89 - 1,91 85 85.00 85.00 14 5 100 100 100 80 81 Agama Jumlah calon jemaah haji (orang) jumlah tempat ibadah (unit) 3,813 3.832-3.851 3.851-3.870 3.870-3.889 3.889-3.908 3.908-3.928 3.908-3.928 82 83 Sarana dan Prasarana Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Jumlah tempat ibadah 0.38 3,813 0,41 - 0,44 3.832 - 3.851 0,44 - 0,47 3.851 - 3.870 0,47 - 0,50 3.870 - 3.889 0,50 - 0,53 3.889 - 3.908 0,53 - 0,55 3.908 - 3.928 0,53 - 0,55 3.908 - 3.928 84 85 Perhubungan Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis Tipe Bandara Fatmawati 12 B 13 - 14 B 14 - 15 B 15 - 16 B 16 - 17 A 17 - 18 A 17 - 18 A 237 Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD No 86 87 88 89 90 B.2 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2015 37 14.38 41 16.17 45 16-17-17,25 50 17,25-18,35 55 18,35-19,05 61 19,05-1975 61 19,05-1975 131 1 23,808 20 132 - 133 1.523 - 1.611 24,046 22 - 23 133 - 134 1.611 - 1.698 24,286 23 - 25 134 - 135 1.698 - 1.785 24,529 25 - 27 135 - 136 1.785 - 1.873 24,774 27 - 28 136 - 137 1.873 - 1.960 25,022 28 - 30 136 - 137 1.873 - 1.960 25,022 28 - 30 79,52 81,01 - 82,49 82,49 - 83,98 83,98 - 85,46 85,46 - 86,95 86,95 - 88,44 86,95 - 88,44 Sanitasi dan Lingkungan Hidup Pencemaran air Cakupan Pengawasan terhadap pelaksanaan amdal (Jumlah perusahaan wajib amdal yang telah diawasi) Tempat Pembuangan sampah per satuan penduduk Persentase Rumah tangga bersanitasi Persentase lahan kritis yang dilakukan rehabilitasi 91 92 93 Pelayanan Penunjang Penanaman Modal Jumlah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Laju investasi berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (%) Nilai investasi pertanian dan kehutanan 94. 95 96 KUKM Jumlah koperasi aktif Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Jumlah BPR 97 98 Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Angka partisipasi angkatan kerja (%) Persentase transmigrasi swakarsa 99 100 KB dan KS Rata-rata jumlah anak per keluarga Prevalensi peserta KB aktif 3,72 90,72 3,64 - 3,57 95,26 - 100,02 3,57 - 3,50 100,02 - 105,02 3,50 - 3,42 105,02 - 110,27 3,42 - 3,35 110,27 - 115,78 3,35 - 3,28 115,78 - 121,57 3,35 - 3,28 115,78 - 121,57 101 Pertanahan Persentase luas lahan bersertifikat 33,59 - 37,51 37,51 - 41,43 41,43 - 45,36 45,36 - 49,28 49,28 - 53,20 53,20 - 57,12 53,20 - 57,12 102 Pemberdayaan masyarakat dan desa Jumlah LSM 18 19 - 21 21 - 22 22 - 24 24 - 26 26 - 27 26 - 27 103 104 Perpustakaan Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 10 66 11 - 12 71.184 - 76.007 12 - 13 76.007 - 80.831 13 - 14 80.831 - 85.654 14 - 15 85.654 - 90.478 15 - 16 90.478 - 95.301 15 - 16 90.478 - 95.301 105 Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 1,598 1,808 2,018 2,228 2,438 2,650 2,650 238 Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD No 106 107 Indikator IPTEK dan INFOKOM Ketersediaan Website Pemerintah Daerah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2015 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 1.10 4.009.872 39,80 1.14 4.308.082 - 4.606.292 40,85 - 41,90 1.26 4.606.292 - 4.904.501 41,90 - 42,95 1,54-1,80 4.904.501 - 5.202.711 42,95 - 44,00 1,80-1,94 5.202.711 - 5.500.920 44,00 - 46,10 1,94-2,10 5.500.920 - 5.799.130 46,10 - 47,15 1,94-2,10 5.500.920 - 5.799.130 46,10 - 47,15 3.585.690 290.839 364.451 41.947 253.269 1.773.291 716.627 404.759 1.419.235 3.680.097 - 3.774.504 299.269 - 307.699 372.709 - 380.968 43.506 - 45.064 256.842 - 260.415 1.805.400 - 1.837.509 722.724 - 728.822 411.536 - 418.313 1.451.134 - 1.483.034 3.774.504 - 3.868.910 307.699 - 316.128 380.968 - 389.226 45.064 - 46.623 260.415 - 263.989 1.837.509 - 1.869.618 728.822 - 734.920 418.313 - 425.091 1.483.034 - 1.515.933 3.868.910 - 3.963.317 316.128 - 324.558 389.226 - 397.484 46.623 - 48.182 263.989 - 267.562 1.869.618 - 1.901.727 734.920 - 741.017 425.091 - 431.868 1.514.933 - 1.546.833 3.963.317 - 4.057.723 324.558 - 332.987 397.484 - 405.742 48.182 - 49.740 267.562 - 271.135 1.901.727 - 1.933.836 741.017 - 747.115 431.868 - 438.645 1.546.833 - 1.578.732 4.057.723 - 4.152.130 332.987 - 341.417 405.742 - 414.000 49.740 - 51.299 271.135 - 274.709 1.933.836 - 1.965.945 747.115 - 753.213 438.645 - 445.422 1.578.732 - 1.610.631 4.057.723 - 4.152.130 332.987 - 341.417 405.742 - 414.000 49.740 - 51.299 271.135 - 274.709 1.933.836 - 1.965.945 747.115 - 753.213 438.645 - 445.422 1.578.732 - 1.610.631 516.868 516.868-529.790 529.790-543.034 543.034-556.610 556.610-570.526 570.526-584.789 570.526-584.789 Persentase SKPD yang pengelolaan keuangannya telah online ke server PPKD 108 Persentase SKPD yang pengelolaan asetnya sudah online ke server (SIMBADA) 109 Persentase SKPD yang pengelolaan kepegawaianya sudah online ke SIMPEG 110 Hasil penelitian yang di gunakan dalam program pembangunan C. C.1 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 ASPEK DAYA SAING DAERAH Kemampuan Ekonomi Daerah Pendapatan Daerah (Rp T) Angka konsumsi RT per kapita (Rp) Persentase Konsumsi RT untuk non pangan Produktivitas 9 sektor PDRB (Rp) : Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan komunikasi Keuangan Jasa-jasa Presentase luas areal sawah beririgasi Produksi padi (Ton) Produksi Hortikultura (Ton : a. Buah-buahan b. Sayur-sayuran Produksi Palawija (Ton) Produksi perkebunan unggulan (Ton) Produksi daging ternak (Ton) Produksi Perikanan (Ton) Produksi batubara 127 128 129 130 131 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun 239 Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD No C.2 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2015 0.021 542.04 0,019 - 0,017 599.037 - 656.038 0,017 - 0,015 656.038 - 713.039 0,015 - 0,014 713.039 - 770.040 0,014 - 0,012 770.040 - 827.042 0,012 -0,011 827.042 - 884.043 0,012 -0,011 827.042 - 884.043 177 189 - 202 202 - 214 214 - 226 226 - 238 238 - 250 238 - 250 51,74 52,61 - 53,49 53,49 - 54,36 54,36 - 55,24 55,24 - 56,11 56,11 - 56,98 56,11 - 56,98 132 133 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Aksesibilitas daerah Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang melalui dermaga/ bandara per tahun 134 Fasilitas bank Jumlah bank 135 136 Kelistrikan dan Air Bersih Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (%) Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih (%) 137 Ketersediaan restoran/rumah makan Jumlah restoran/rumah makan 132 145 160 176 194 213 213 138 Ketersediaan penginapan Jumlah penginapan/ hotel 225 232 - 240 240 - 248 248 - 255 255 - 263 263 - 271 263 - 271 139 140 141 Iklim Berinvestasi Angka kriminalitas Jumlah demo Lama proses perijinan (hari) 7,56 7 5 6,80 - 6,12 6 5 6,12 - 5,51 5 4 5,51 - 4,96 4 3 4,96 - 4,46 3 2 4,46 - 4,42 2 1 4,46 - 4,42 2 1 196,37 50,06 219,01 - 241,66 49,04 - 48,01 241,66 - 264,30 48,01 - 46,99 264,30 - 286,95 46,99 - 45,97 286,95 - 309,59 45,97 - 44,95 309,59 - 332,23 44,95 - 43,92 309,59 - 332,23 44,95 - 43,92 142 143 144 145 Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Perempuan Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) Rasio ketergantungan (%) Presentase perempuan di DPRD Provinsi Presentase perempuan yang menduduki jabatan eselonering di Pemerintah Proivinsi Bengkulu 240