BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem terdiri dari dua bagian, yaitu sistem pengisian baterai dan sistem pengendali nyala lampu. Blok diagram untuk sistem ini ditunjukkan oleh gambar berikut ini: Gambar 3.1 Blok diagram sistem 3.1.1. Sistem Pengisian Baterai Tegangan AC yang digunakan pada waktu perancangan sebesar230 V, dengan frekuensi 50 Hz. Transformer yang dipakai adalah transformer step down non-CT (tidak Center Tapped) 1 A, dengan tegangan primer maksimum sebesar 240 V dan tegangan sekunder maksimum sebesar 15 V. Penulis menggunakan tegangan primer maksimum yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan tegangan sekunder maksimum yang dihubungkan dengan rectifier pada rangkaian pengisian baterai. 35 36 Rectifier yang digunakan adalah full wave rectifier untuk mengkonversi seluruh bentuk gelombang input menjadi gelombang dengan polaritas konstan pada ouput-nya baik positif ataupun negatif, guna mendapatkan tegangan DC rata-rata yang tinggi dengan ripple yang sedikit. Dioda bridge digunakan untuk membuat full wave rectifier pada transformer non-CT. Rangkaian filterseperti kapasitor digunakan untuk meminimalkan ripple dari rectifierdan mendapatkan tegangan DC yang mendekati ideal, sementara ituDC-DC voltage regulator digunakan untuk mendapatkan tegangan konstan yang dibutuhkan dalam proses pengisian baterai. Terdapat rangkaian trickle charge mode yang akan membantu mengurangi arus ketika baterai sudah terisi penuh.Trickle charging merupakan metode pengisian baterai secara lambat dan terus menerus. Metode ini berarti mengisi baterai yang telah terisi penuh tanpa terhubung beban pada tingkat yang sama dengan tingkat discharge-nya, sehingga memungkinkan baterai tetap pada tingkat terisi penuh dan menghindari overcharging. 3.1.2. Sistem Pengendali Nyala Lampu Baterai terhubung ke linear regulator untuk mendapatkan tegangan yang dibutuhkan oleh mikrokontroler dan MOSFET driver. Baterai juga terhubung langsung ke DC-DC converter untuk memberikan tegangan asli baterai. Sistem memiliki pengaturan dimming yang didapatkan dari pengaturan dip switch sehingga nyala lampu dapat disesuaikan tingkat luminous flux-nya. DC-DC converter adalahsynchronousbuck yang converter. digunakan untuk Converterini LED driver berfungsi untuk menurunkan tegangan (step down) dari baterai. Tegangan baterai sebesar 12,6 volt akan diturunkan ke 10,5 volt. Tegangan yang lebih rendah ini akan digunakan untuk menyalakan lampu LED portabel. Lampu LED tersebut terdiri dari 45 buah LED yang tersusun dari 15 array dengan 3 LED pada masing-masing array tersebut. Tiap array 37 dibatasi arus 23 mA, sehingga jumlah arus keseluruhan yang digunakan lampu LED adalah 345 mA. Rangkaian array lampu tersebut dihubungkan dengan resistor berukuran kecil untuk mengetahui berapa arus yang melewati rangkaian tersebut dengan mengecek tegangan yang jatuh pada resistor tersebut, sehingga apabila terjadi perubahan arus, rangkaian kontroler dapat menentukan langkah tepat yang harus dilakukan. 3.2. Perancangan Perangkat Keras 3.2.1. Perancangan Battery Charger Baterai yang digunakan sebagai sumber daya untuk rangkaian pengendali nyala lampu adalah baterai jenis VRLA (Valve Regulated Lead Acid). Tegangan yang dimiliki baterai ini sebesar 12 Volt dengan kapasitas 5 Ah. Berikut ini adalah charging instruction yang tertera pada badanbaterai: Tabel 3.1 MF 12V5Ah VRLA Charging Instruction Application Voltage Regulation Floating use 13,5 – 13,8 V Cycle use 14,4 – 14,7 V Initial Current Kurang dari 1,5 A Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa apabila tegangan yang diberikan charger pada saat baterai dihubungkan melebihi 14,7 Volt, maka akan terjadi overcharging. Arus yang diberikan juga dibatasi, tidak lebih dari 1,5 Ampere. Pada BAB 2 sudah dijelaskan bagaimana menentukan charger yang dibutuhkan oleh baterai lead-acid agar terisi penuh dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan cara tersebut akan ditentukan berapa arus yang dibutuhkan oleh baterai yang penulis gunakan supaya memiliki waktu pengisian selama 5 jam. • Tegangan baterai yang akan dicharge adalah 12 V • Jumlah baterai yang akan dicharge adalah 1 buah • Kapasitas baterai adalah 5 Ah, sehingga total kapasitas baterai tetap 5 Ah • Waktu pengisian yang dibutuhkan adalah 5 jam (hour) 38 • Membagi kapasitas total dengan waktu pengisian: = 1 Ampere • Menambahkan 20% dari arus tersebut, sehingga menjadi: 1 + (1 = 1,2 A Perhitungan tersebut menjelaskan bahwa pengisian sampai penuh baterai VRLA yang digunakan dapat dilakukan dengan waktu sekitar 5 jam, dengan arus yang konstan di 1,2 Ampere. Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang dibutuhkan pada proses charging baterai VRLA, digunakan regulator tegangan LM317 dengan rangkaian pengaturan yang menggunakan komponen resistor yang dipasang pada pin output dan pin VADJ. Berikut ini merupakan perhitungan untuk merancang rangkaian pengaturan tegangan LM317 dengan tegangan output yang dibutuhkan baterai sebesar 13,8 Volt dan R2 sebesar 1470 Ω (trimpot 1 KΩ diseri dengan resistor 470 Ω)secara teori: (Persamaan 2.4) = 148 Ω 39 IADJ ideal bernilai kurang dari 100µA. Pada prakteknya, perhitungan untuk mendapatkan tegangan output mendekati 13,8V adalah dengan menambahkan 1 V sampai 1,25 V ke tegangan output yang diinginkan. Penulis menambahkan tegangan 1,2 V sehingga tegangan menjadi 15,008 V. Penggunaan R1 dengan nilai 135 Ω dapat memenuhi hasil tersebut. = 15,008 Volt 3.2.2. Perancangan Lampu LED Portabel Perancangan ini berfungsi untuk mendapatkan arus untuk rangkaian lampu LED dengan pembatas arus agar luminous flux yang didapat bisa sebesar mungkin serta tidak mengurangi lifetime lampu. Resistor yang digunakan pada tiap array adalah 3,9 Ω dengan sumber tegangan 10,5 Volt dari power supply (tanpa modul pengendali). Sebuah LED menggunakan tegangan sekitar 3,3 Volt. Menghubungkan 3 buah LED secara seri membuat satu array LED menggunakan 9,9 Volt. Tegangan yang jatuh pada resistor tersebut sekitar 0.6 V yang akan menghantarkan arus sebesar 150 mA tiap array-nya. Secara prakteknya, arus yang didapatkan menjadi hanya sekitar 30 mA ketika disipasi daya terjadi saat power supply terhubung ke beban. Besar arus tersebut mampu membuat lampu LED memancarkan cahaya sangat terang (lux tidak diukur). Penggunaan baterai VRLA dengan tegangan 12,6 Volt membutuhkan penurun tegangan untuk memberikan tegangan 10,5 Volt untuk rangkaian lampu LED portabel, maka dari itu digunakan stepdown converter berupa synchronous buck. 3.2.3. Perancangan Modul Battery Charger Berikut ini merupakan skematik dari battery charger untuk baterai VRLA 12 Volt: 40 Gambar 3.2 Rangkaian battery charger LM317 digunakan untuk mendapatkan output tegangan yang dibutuhkan. Kapasitor C2 dan C3 berfungsi untuk filter AC noise/spike dan ripple dari rangkaian rectifier, sedangkan C4 untuk filter tegangan DC keluaran dari regulator. Trimpot VR1 digunakan untuk mengatur dan menyesuaikan arus dan tegangan yang dibutuhkan.R5 sebagai R1 serta trimpot VR1 dan R7 sebagai R2yang digunakan sebagai pencari tegangan output.LED digunakan untuk indikator. LM317 merupakan linear regulator yang menarik arus sebanyak yang dihantarkan. Ketika arus ini dikalikan dengan beda tegangan antara input dan output, maka daya dalam jumlah yang cukup signifikan terbuang dalam bentuk energi panas atau disipasi daya. Penggunaan komponen ini tidak efisien dan membutuhkan heatsink untuk mencegah overheating. Ada alternatif lain dibandingkan menggunakan linear regulator, yaitu menggunakan switching regulator. Switching regulator adalah salah satu DC-DC converter, dengan menyimpan energi input sementara dan kemudian melepaskan energi tersebut ke output pada tegangan yang berbeda. Metode konversi ini lebih baik dalam hal efisiensi daya, namun membutuhkan tempat pemasangan yang lebih besar, serta komponen yang lebih kompleks. 41 3.2.4. Perancangan Modul Pengendali Nyala Lampu Perancangan Rangkaian Kontroler Berikut ini merupakan skematik rangkaian kontroler sebagai pusat pengendali nyala lampu: Gambar 3.3 Rangkaian kontroler PIC12F752 Pin VCC U1 terhubung ke tegangan input yang sudah teregulasi. Kapasitor C1 dihubungkan dari VCC ke ground sebagai kapasitor bypass. Pin RA5 dihubungkan ke R3 untuk menciptakan pembagi tegangan yang akan menjadi input untuk RA0. RA4 merupakan pin yang terhubung dengan rangkaian current sensing yang akan menjadi input dalam analoguntuk modul comparator dalam IC. RA3 dihubungkan dengan master clear yang akan melakukan reset apabila input dengan logika 0 diberikan (active low). RA2 digunakan untuk menghasilkan COG yang terhubung ke MOSFET driver, sedangkan RA1 terhubung ke rangkaian dip switch yang akan mengatur menjadi input dalam analog untuk modul ADC. Pin VSS dihubungkan ke ground. 42 Perancangan Rangkaian Switch Berikut ini merupakan rangkaian switch untuk pengaturan nyala lampu LED: Gambar 3.4 Rangkaian saklar untuk dimming Kaki 5,6,7, dan 8 pada dip switch dihubungkan ke ground. Rangkaian ini bekerja dengan menciptakan pembagi tegangan dengan resistor R1 sebesar 30 KΩsebagai pembatas arus yang ada pada rangkaian kontroler (Gambar 3.3). Ketika saklar pertama pada kaki 4 dihubungkan ke ground dengan menutup saklar, maka akan terjadi koneksi langsung ke ground dan tegangan yang terbaca oleh ADC pada kontroler adalah 0 V. Saat saklar pertama dibuka sehingga memutus hubungan rangkaian dengan ground, maka semua saklar akan terbuka semua, sehingga tegangan yang terbaca oleh kontroler adalah 5 V. Saklar kedua, ketiga, dan keempat memiliki efek yang berbeda pada pembagi tegangan saat dihubungkan ke ground, dengan syarat 43 saklar yang lain harus terbuka (putus) hubungannya dengan ground.Ketika saklar kedua ditutup, maka tegangan yang terbaca oleh kontroler adalah 1,25 V. Ketika saklar ketiga ditutup, tegangan yang terbaca oleh kontroler adalah 2,5 V. Ketika saklar keempat ditutup, tegangan yang terbaca oleh kontroler adalah 3,3 V. Berikut ini adalah cara penulis menentukan tegangan 3,3 V yang akan dibaca oleh kontroler pada saat saklar keempat ditutup: Perancangan Rangkaian MOSFET Driver Berikut ini adalah skematik dari MOSFET gate driver: Gambar 3.5 Rangkaian MCP14628 MOSFET gate driver MOSFET driver yang digunakan adalah MCP14628 yang dapat menyediakan arus puncak sebesar 2 A untuk synchronous buck power MOSFET. MCP14628 merupakan driver untuk dua MOSFET gate 44 yang dirancang untuk mengoptimalkan pengendalian dua MOSFET NChannel. Pin 1 terhubung ke high-sidegateMOSFET. Pin 2 terhubung ke kapasitor yang juga terhubung ke pin 8 untuk menyediakan charge yang diperlukan untuk mengaktifkan high-side power MOSFET. Pin 3 tehubung ke sinyal pengendali dari kontroler. Pin PWM ini mengendalikan state pin HIDR dan LODR. Pin 4 terhubung ke ground. High peak current akan mengalir pada pin ini ketika low-side power MOSFET tidak aktif. Pin 5 terhubung ke low-side gate MOSFET. Pin 6 terhubung ke pin VCC. Bypass kapasitor diletakan antara pin ini dengan pin GND. Pin 7 terhubung ke VCC untuk mengaktifkan forced continuous conduction mode. Pin 8 menyediakan jalan kembali untuk high-side MOSFET. Source dari high-side MOSFET terhubung ke pin ini. Pada forced continuous conduction mode, LODR pada MCP14628 tidak dinonaktifkan sampai input sinyal PWM mengalami transisi dari low ke high. Perancangan RangkaianSynchronous Buck Converter Berikut ini merupakan skematik buck converter yang digunakan: Gambar 3.6 Rangkaian synchronous buck converter Dua buah power MOSFET N-channel digunakan pada rangkaian ini. Penulis menggunakan sebuah IC yang di dalamnya terdapat 2 buah power MOSFET N-channelyaitu FDS9926A. Sourcehigh-side 45 MOSFET terhubung dengan induktor dan drain pada low-side MOSFET. Terdapat juga sambungan menuju pin PHASE pada MOSFET driver. Tiga buah kapasitor dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan nilai 66 µF. Perancangan Rangkaian Lampu LED Berikut ini merupakan skematik dari lampu LED: Gambar 3.7 Rangkaian LED dengan pembatas arus Terminal Block H3 menghubungkan rangkaian synchronous buck dengan anoda dan katoda pada LED. Sebelum terhubung ke kaki anoda LED, resistor membatasi arus untuk mendapatkan arus yang dibutuhkan oleh LED. Perancangan Rangkaian Current Sense Berikut ini adalah skematik current sense: Gambar 3.8 Rangkaian current sense menggunakan resistor bernilai kecil 46 R29 yang bernilai 0,1 Ω yang diparalel dengan resistor yang bernilai sama akan menghasilkan nilai setengahnya dari resistor tersebut. Resistor ini berfungsi sebagai resistor current sensing yang dapat mengetahui arus yang lewat pada beban dengan membaca tegangan yang jatuh.Resistor R28 berfungsi sebagai pembatas arus yang masuk ke pin mikrokontroler Kapasitor C10 berfungsi untuk bypass. 3.2.5. Perancangan Modul Linear Regulator dan Rangkaian ICSP Berikutini adalah skematik regulator tegangan yang digunakan: Gambar 3.9 Rangkaian voltage regulator menggunakan LM7805 Kapasitor digunakan sebagai AC noise (spike) filter dan ripple filter. Fuse terhubung dari positif baterai ke rangkaian filter untuk mengamankan rangkaian.Linear regulator LM7805 digunakan untuk memberikan tegangan keluaran sebesar 5 volt yang akan menjadi VCC untuk dihantarkan ke pin VCC pada IC kontroler utama dan MOSFET driver. Penggunaan LM7805 ini tidak lepas dari beberapa faktor, yaitu : 1. Harga komponen ini lebih murah dibandingkan dengan switching regulator. 2. Komponen pendukung utama yang dibutuhkan untuk linear regulator LM7805 agar bekerja dengan baik tidak terlalu kompleks. Penulis sebelumnya telah merancang step down regulator menggunakan switching regulator LM2576 untuk menggantikan fungsi 47 LM7805, namun tidak berhasil diimplementasikan karena tegangan keluarannya kurang dari dan tidak dapat mencapai 5 Volt. Penggunaan LM2576 juga dapat menghasilkan arus yang besar, dimana pin VCC rangkaian keseluruhan tidak membutuhkan arus yang besar untuk dapat bekerja. Berikut ini merupakan skematik rangkaian ICSP (In-Circuit Serial Programming) untuk memprogram komponen IC PIC12F752 yang digunakan: Gambar 3.10 Rangkaian ICSP 3.3. Perancangan Perangkat Lunak Kontroler Untuk Pengendali Nyala LED Berikut ini merupakan flowchart program yang dipergunakan untuk kontroler pengendali nyala LED: Gambar 3.11 Diagram alir untuk kontroler pengendali lampu 48 Kontroler mulai inisialisasi register dan variabel, setelah itu terjadi delay sekian milisecond. Tahap selanjutnya adalah pengecekan logika MCLR (master clear) dan ADC pada dip switch. Tahap berikutnya adalah mengaktifkan PWM. Tahap selanjutnya adalah proses update PWM. 3.4. Rancang Bangun Berikut ini merupakan penampilan fisik dari battery charger, modul pengendali nyala lampu, dan susunan LED pada lampu portabel: Gambar 3.12 Tampak depan battery charger 49 Gambar 3.13 Tampak belakang battery charger Gambar 3.14 Modul pengendali LED 50 Gambar 3.15 Susunan LED pada lampu portabel