Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan

advertisement
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE
Isthifa Kemal1 dan Delimawati2
Abstrak
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis adalah rendahnya tingkat penguasaan kosa kata
sebagai akibat rendahnya minat baca, kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti
penggunaan tanda bahasa, kaidah-kaidah penulisan, penggunaan kelompok kata, penyusunan klausa
dan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf, kesulitan guru menemukan
metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa, serta, ketiadaan
atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif. Berdasarkan paparan di atas, penelitian
ini mengkaji masalah yaitu bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan keterampilan membuat
kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri I Alafan
Kabupaten Simeulue .Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan siswa dalam
membuat kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri I Alafan
Kabupaten Simeulue. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan
dalam dua tahap, yaitu tahap siklus I dan tahap siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dengan
prosedur: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi
(observing), 4) refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 32
orang, terdiri dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 15 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis kalimat melalui model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membuat
kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan keterampilan membuat kalimat
tersebut diketahui dari hasil tes siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata tes membuat kalimat setelah
dilakukan tindakan siklus I mencapai 2,68 dengan kategori cukup baik. Pada siklus II, nilai ratarata tersebut mengalami peningkatan sebesar 28,12% menjadi 4,41 dengan kategori baik.
Kata Kunci: Peningkatakan Kemampuan, Kalimat, Pelajaran Kooperatif Tipe STAD
1
2
Isthifa Kemal, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email: [email protected]
Delimawati, Mahasiswa S1 Prodi PGSD, STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 47
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Adapun
A. Pendahuluan
alasan
penulis
memilih
Dalam proses belajar mengajar pada
penelitian membuat kalimat, berdasarkan hasil
dasarnya merupakan proses interaksi antara
observasi empirik yang dilakukan di SD
yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru).
Negeri I Alafan yaitu sebagai berikut 1)
Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila
rendahnya tingkat penguasaan kosa kata
ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya
sebagai akibat rendahnya minat baca, 2)
ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap
kurangnya
penguasaan
tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya.
mikrobahasa,
seperti
Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah
bahasa, kaidah-kaidah penulisan, penggunaan
mengajar apabila ia telah membantu siswa atau
kelompok
orang lain untuk memperoleh perubahan yang
kalimat dengan struktur yang benar, sampai
dikehendaki. Guru sebagai fasilitator dalam
penyusunan
proses belajar mengajar hendaknya berupaya
menemukan metode pembelajaran menulis
menciptakan
yang
yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
belajar
siswa, serta 4) ketiadaan atau keterbatasan
situasi
memungkinkan
dan
terjadinya
kondisi
proses
mengajar yang efektif dan efesien untuk para
Dalam
pembelajaran
penyusunan
paragraf,
3)
tanda
klausa
dan
kesulitan
guru
Salah satu metode pembelajaran yang
akan diterapkan penulis dalam kelas adalah
siswa
metode kooperatif tipe STAD. Pembelajaran
dipandang sebagai subyek bukan obyek dan
bahasa Indonesia dengan metode kooperatif
belajar lebih dipentingkan daripada mengajar.
tipe
Disamping itu siswa ikut berpartisipasi ikut
keterlibatan guru sehingga siswa nampak lebih
mencoba dan melakukan sendiri yang sedang
aktif.
dipelajari. Sedangkan dalam pembelajaran
pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian
yang mengacu pada pembelajaran
aktif,
besar siswa berani dan ingin bertanya pada
fungsi guru adalah menciptakan suatu kondisi
guru mengenai materi yang kurang dipahami.
belajar
Suasana belajar di kelas menjadi sangat
yang
aktif
penggunaan
media pembelajaran menulis yang efektif.
siswanya. Dalam hal ini dapat meningkatkan
efektivitas kegiatan belajar mengajar.
kata,
keterampilan
memungkinkan
siswa
berkembang secara optimal. SD Negeri I
STAD
cenderung
Kebiasaan
bersikap
meminimalkan
aktif
dalam
menarik dan aktif.
Alafan merupakan sekolah yang kurang faforit
Kooperatif learning mencakup suatu
dan terletak di Kabupaten Simeulue. Siswa-
kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai
siswa di sekolah ini tergolong siswa yang
sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah
kurang pandai dan kurang cepat dalam
masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau
menerima suatu materi pelajaran. Meskipun
untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai
demikian dipandang perlu adanya peningkatan
tujuan bersama lainnya. Salah satu kooperatif
aktivitas, pola berfikir kritis, dan kreatif pada
learning adalah STAD. Menurut Sabariyanto
matapelajaran bahasa Indonesia.
(1999:60) ”Inti dari STAD adalah guru
menyampaikan suatu materi, kemudian para
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 48
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
siswa bergabung dalam kelompoknya yang
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di
terdiri atas empat atau lima orang untuk
Palembang.
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
guru”. Setelah selesai mereka m,enyerahkan
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman
pekerjaannya secara tunggal untuk setiap
mencarikan saya pekerjaan.
kelompok kepada guru.
7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat
B. Kajian Pustaka
diperluas dengan berbagai keterangan dan
1. Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam
dapat pula pola-pola dasar itu digabung-
ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus
gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan
memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau
kompleks.
tidak memiliki unsur subjek dan unsur
3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat.
Pembelajaran kooperatif merupakan
Dengan kata yang seperti itu hanya dapat
strategi belajar dimana siswa belajar dalam
disebut
kelompok
sebagai
frasa.
Inilah
yang
membedakan kalimat dengan frasa.
pembelajaran
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,
dalam
wujud
lisan
atau
tulisan
kecil.
Dalam
pengelolaan
kooperatif, dua
atau
lebih
individu saling tergantung satu sama lain
yang
untuk mencapai satu penghargaan bersama.
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam
Mereka akan berbagi penghargaan tersebut
wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
Unsur-unsur
dasar
pembelajaran
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
kooperatif menurut Ibrahim (2000:21) antara
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
lain: (1) siswa dalam kelompoknya haruslah
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
beranggapan
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
sepenanggungan
2. Pola Kalimat Dasar
bahwa
“sehidup
mereka
bersama”,
(2)
siswa
bertanggung jawab atas segala sesuatu di
Setelah membicarakan beberapa unsur
dalam kelompoknya, seperti milik mereka
yang membentuk sebuah kalimat yang benar,
sendiri, (3) siswa haruslah melihat bahwa
kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar
semua
itu sendiri. Berdasarkan penelitian para ahli,
memiliki tujuan yang sama, (4) siswa haruslah
pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
adalah sebagai berikut.
di antara anggota kelompoknya, (5) siswa akan
1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
penghargaan yang juga akan dikenakan untuk
3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu
semua anggota kelompok, (6) siswa berbagi
rupiah.
kepemimpinan dan mereka membutuhkan
anggota
di
dalam
kelompoknya
keterampilan untuk belajar bersama selama
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 49
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
proses belajarnya, (7) siswa akan diminta
tugas akademik. Siswa kelompok atas akan
untuk
secara
menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah.
dalam
Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas
mempertanggungjawabkan
individual
materi
yang
ditangani
kelompok kooperatif.
Kebanyakan
akan meningkat kemampuan akademiknya
pembelajaran
yang
menggunakan pembelajaran kooperatif dapat
karena memberi pelayanan sebagai tutor
membutuhkan pemikiran lebih mendalam.
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Ibrahim,
Pembelajaran
kooperatif
memiliki
2000:59):
efek penting dalam penerimaan yang luas
1. siswa bekerja dalam kelompok secara
terhadap orang yang berbeda menurut ras,
kooperatif
untuk menuntaskan
materi
belajarnya.
budaya, klas sosial, kemampuan maupun
ketidakmampuan.
2. kelompok dibentuk dari
siswa
Pembelajaran
kooperatif
yang
memberi peluang kepada siswa yang berbeda
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling
rendah.
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
3. bilamana mungkin, anggota kelompok
bersama, dan melalui struktur penghargaan
berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kooperatif, belajar untuk menghargai satu
kelamin berbeda-beda.
sama lain.
4. penghargaan lebih berorientasi kelompok
daripada individu.
Tujuan penting selanjutnya adalah
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat
kooperatif
penting untuk dimiliki di dalam masyarakat
setidak-
dimana banyak kerja orang dewasa sebagian
tidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil
besar dilakukan dalam organisasi yang saling
belajar
bergantung satu sama lain (Ibrahim, 2000:63).
dikembangkan
untuk
akademik,
mencapai
penerimaan
terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan
5.
sosial. Beberapa ahli berpendapat bahwa
STAD
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
pembelajaran ini unggul dalam membantu
STAD (student Teams Achievement
siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
Division) merupakan pendekatan pembelajaran
ahli telah menunjukkan bahwa model struktur
kooperatif yang paling sederhana. Guru yang
penghargaan
dapat
menggunakan STAD, juga mengacu kepada
meningkatkan penilaian siswa pada belajar
belajar kelompok siswa dimana setiap minggu
akademik
guru menggunakan presentasi verbal atau teks.
kooperatif
dan
perubahan
telah
norma
yang
berhubungan dengan hasil belajar.
Pembelajaran
Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah
kooperatif
dapat
menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang,
baik
siswa
setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri
kelompok bawah maupun siswa kelompok atas
dari laki-laki dan perempuan, berasal dari
memberi
keuntungan
pada
yang bekerja bersama menyelesaikan tugasISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 50
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikembangkan oleh Robert Slavin. Slavin
Anggota tim menggunakan lembar
(2005:11)
menyatakan,
pembelajaran
ini
kegiatan atau perangkat pembelajaran yang
terdiri dari lima komponen yaitu prestasi kelas,
lain untuk menuntaskan materi pelajarannya
kerja kelompok, kuis, skor, skor perbaikan
dan kemudian saling membantu satu sama lain
individual,
untuk memahami bahan pelajaran melalui
Kelima komponen ini diuraikan sebagai
tutorial, kuis, dan atau melakukan diskusi.
berikut.
Secara individual setiap minggu atau setiap
dan
penghargaan
kelompok.
1) Presentasi Kelas
dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor
Presentasi kelas sering menggunakan
dan tiap siswa diberi skor perkembangan
pengajaran langsung atau suatu ceramah-
(Ibrahim, 2000:39).
diskusi yang dilakukan guru, namun dapat
Pengetesan
pembelajaran kooperatif
meliputi presentasi audio visual atau kegiatan
tipe STAD, guru meminta siswa menjawab
penemuan kelompok. Presentasi kelas pada
kuis tentang bahan pelajaran. Butir-butir tes
STAD berbeda dengan pengajaran biasa, yaitu
pada kuis ini harus merupakan suatu jenis tes
siswa lebih difokuskan pada unit STAD. Siswa
obyektif tertulis (paper-and-pencil), sehingga
menyadari bahwa mereka harus sungguh-
butir-butir itu dapat diskor di kelas atau segera
sungguh
setelah tes itu diberikan. Laporan atau presensi
tersebut, karena dengan begitu akan membantu
kelompok dapat digunakan sebagai salah satu
mereka mengerjakan kuis dengan baik, dan
dasar evaluasi dan siswa hendaknya diberi
skor
penghargaan perannya secara individual dan
kelompoknya.
hasil kolektif.
memperhatikan
kuis
mereka
presentasi
menentukan
kelas
skor
2) Kerja Kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif, guru
Siswa bekerja/berdiskusi di dalam
harus hati-hati dengan cara menilai yang
kelompok yang dilakukan dengan membagi
diterapkan di luar sistem penilaian harian atau
siswa atas empat atau lima siswa secara
mingguan, konsisten dengan konsep struktur
heterogen
penghargaan kooperatif, adalah penting bagi
kemampuannya tinggi, sedang, dan rendah.
guru untuk menghargai hasil kelompok berupa
Fungsi utama kelompok adalah menyiapkan
hasil akhir maupun perilaku kooperatif yang
anggotanya agar berhasil menghadapi kuis.
menghasilkan hasil akhir itu. Bagaimanapun
kelompok berkumpul untuk mempelajari LKS
juga,
atau bahan lain. Ketika siswa mendiskusikan
tugas
penilaian
ganda
ini
dapat
yang
yang
masalah
menentukan nilai individual untuk suatu hasil
jawaban, kerja kelompok yang paling sering
kelompok (Corebima, 2002:47).
dilakukan
adalah
dan
siswa
menyulitkan guru pada saat guru mencoba
a. Kajian Umum
bersama
memuat
membandingkan
membetulkan
setiap
kekeliruan atau miskonsepsi apabila sesama
kelompok membuat kesalahan.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 51
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Kerja kelompok tersebut merupakan
ciri terpenting STAD. Pada setiap saat
setiap siswa secara individu bertanggung
jawab untuk mengetahui materi pelajaran.
penekanan diberikan pada anggota kelompok
agar
melakukan
yang
terbaik
Dengan sering mengadakan ulangan
untuk
atau kuis maka penguasaan siswa terhadap
kelompoknya, dan pada kelompok sendiri agar
mutu pelajaran makin baik dan mudah
melakukan yang terbaik untuk membantu
direproduksi,
sehingga
anggotanya. Kelompok tersebut menyediakan
aplikasikan.
Tujuannya
dukungan teman
mengukur pemahaman siswa tentang topik
sebaya untuk kerja akademik yang memiliki
yang
pengaruh berarti pada pembelajaran, dan
sebelumnya.
kelompok menunjukkan saling peduli dan
telah
diajarkan
dapat
mereka
adalah
pada
untuk
pertemuan
4) Skor Perbaikan Individu
hormat. Hal ini memberikan pengaruh berarti
Maksudnya adalah perbaikan skor
pada hasil-hasil belajar, seperti hubungan antar
yang diperoleh siswa pada suatu periode dan
kelompok,
periode sebelumnya. Ini hanya dapat dicapai
harga
diri,
dan
penerimaan
terhadap kebanyakan siswa.
jika siswa bekerja keras dan tampil lebih baik
dari
3) Kuis
Untuk
mengetahui
efektif
sebelumnya.
Setiap
siswa
dapat
atau
menyumbangkan nilai maksimum kepada
tidaknya suatu belajar kelompok maka perlu
kelompoknya dalam sistem penskoran, kecuali
diadakan evaluasi, hal ini berguna bagi
jika mereka tidak mengalami peningkatan skor
penyelenggara belajar kelompok, agar tidak
dari sebelumnya. Setiap siswa mendapat skor
mengulangi kasalahan-kesalahan yang sama
awal yang diambil dari nilai sebelumnya,
dan memperbaiki kesalahankesalahan dalam
kemudian
belajar kelompok yang akan datang, sebagai
kelompok mereka berdasarkan berapa banyak
alat evaluasi disini diadakan kuis. Kuis adalah
nilai kuis mereka yang melebihi skor awal
suatu tes singkat yang dilaksanakan 10 menit
mereka.
setelah belajar kelompok. Tes terdiri dari satu
atau beberapa pertanyaan sederhana yang
siswa
mendapat
poin
untuk
5) Penghargaan Kelompok
Skor
kelompok
yang
melampaui
berkenaan dengan materi pelajaran yang telah
kriteria penilaian tertentu, pantas mendapatkan
dipelajari sebelumnya.
penghargaan dengan cara guru memberikan
Pada pembelajaran kooperatif tipe
nilai tambahan, pujian, atau hadiah yang akan
STAD kuis yang diadakan setelah kira-kira
membuat
satu sampai dua periode dari persentase guru
bertambah
dan satu sampai dua periode dari latihan
prestasinya dalam belajar. Disini siswa akan
kelompok,
secara
lebih menghargai seorang guru karena mereka
individual. Siswa tidak dibolehkan untuk
merasa sangat dihargai dengan apa yang
saling membantu yang lain selama kuis. Jadi,
dikerjakannya.
siswa
ISSN 2355-0066
diberikan
kuis
siswa
giat
lebih
untuk
termotivasi
dan
meningkatkan
Jurnal Tunas Bangsa| 52
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Kelompok
pantas
mendapatkan
memberikan
sumbangan
sertifikat atau hadiah jika rata-rata skor
maksimum untuk kelompoknya.
melampaui
Perhitungan skor perkembangan
kriteria
memberikan
tertentu.
penghargaan
Dalam
kelompok,
adalah sebagai berikut :
dilakukan dua tahap yaitu :
a) Menghitung skor individu dan skor
kelompok
Skor
yang
diperoleh
siswa
digunakan untuk menentukan nilai
perkembangan individu dan untuk
menentukan
skor
kelompok,
dengan cara ini anggota kelompok
memiliki
kesempatan
untuk
Tabel 1. Perhitungan nilai perkembangan
Skor Tes Akhir
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
10 poin hingga 1 poin di bawah awal
Skor awal hingga 10 poin di atas skor awal
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
Pekerjaan sempurna
Sumber Ibrahim, (2000:57)
Nilai Perkembangan
3
10
20
30
40
b) Menghargai prestasi kelompok
Dalam memberikan penghargaan terhadap prestasi kelompok, terdapat tiga tingkatan
penghargaan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Tingkat penghargaan kelompok
Nilai Rata-Rata
Penghargaan
5 – 14
Baik
15 – 24
Hebat
25 – 30
Super
Sumber Ibrahim, (2000:62)
Selanjutnya
Ibrahim
(2000:72)
mengganggu teman-tamannya yang aktif
menyampaikan juga bahwa agar pembelajaran
sehingga selain merugikan dirinya sendiri
seperti ini dapat optimal, maka beberapa
juga merugikan kelompoknya.
kelemahan yang dapat muncul padanya dapat
2. Bila guru tidak merencanakan tugas dengan
diantisipasi. Adapun kelemahannya adalah:
baik yang mengharuskan setiap anggota
1. Dalam proses diskusi terdapat peluang
kelompok aktif berpartisipasi mengerjakan
anggota kelompok tidak aktif yang hanya
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 53
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
tugas kelompok, maka kerjasama tidak
dalam
menulis
kalimat
melalui
model
akan berjalan dengan baik.
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Menurut
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini
Muhammad Nur (2005:1) bahwa : Dalam
diharapkan guru dapat membuat perencanaan
pembelajaran
yang
diatasi
pembelajaran dirancang untuk pembelajaran
kelemahan-kelemahan yang dapat terjadi.
kelompok. Dengan menggunakan LKS atau
Misalnya, guru dapat merencanakan untuk
perangkat pembelajaran yang lain, siswa
menyuruh siswa membuat
bekerja
baik.
diskusi
Dengan
secara
ini
individu,
dapat
laporan
hasil
walaupun
ini
kooperatif
secara
STAD,
bersama-sama
materi
untuk
menyelesaikan materi. Siswa saling membantu
merupakan tanggung jawab kelompok.
satu sama lain untuk memahami materi
C. Metode Penelitian
pelajaran, sehingga setiap anggota kelompok
A. Setting Penelitian
dapat memahami materi pelajaran secara
Penelitian ini merupakan penelitian
tuntas.
Aspek-aspek
yang
dinilai
yaitu,
tindakan kelas (classroom action research).
membuat, mengubah kalimat, dan penggunaan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk
kalimat yang benar.
pada model Kurt Lewin yang
D. Validasi Data
menunjuk
empat komponen pokok penelitian yakni :
1)
perencanaan (planning),
(acting),
refleksi
3)
pengamatan
(reflecting)
2)
tindakan
(observing),
(Arikunto,
4)
2008:21).
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I
Untuk mengukur tingkat validitas
data, maka penulis menggunakan tes penilaian
unjuk kerja siswa.
E. Analisis Data
Data
penelitian
dianalisis
dengan
Alafan Kabupaten Simeulue.
menggunakan teknik tabulasi data secara
A. Subjek Penelitian
kuantitatif dan kualitatif berdasarkan hasil
Subjek dalam penelitian ini adalah
tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus.
siswa kelas V yang berjumlah 32 orang, terdiri
Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan
dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 15
dengan hasil tes awal untuk mengetahui
siswa. Penelitian ini dilakukan pada kelas
persentase peningkatan hasil belajar siswa
tersebut
membuat kalimat
dikarenakan
siswa
kurang
melalui pembelajaran
termotivasi dalam mengikuti matapelajaran
kooperatif tipe STAD.
biologi, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
Pada
Setiap
siklus
dideskripsikan
siswa yang sangat rendah.
jumlah skor yang diperoleh semua siswa, daya
C. Teknik Pengumpulan Data
serap, dan rata-rata skor untuk aspek kognitif,
Untuk memperoleh data yang valid,
dan aspek psikomotorik. Selain itu, juga
data dikumpulkan melalui cara / teknik berikut
dideskripsikan jumlah nilai dan selisih antara
ini :
pretes dan postes, jumlah nilai keterampilan
Teknik pengumpulan data digunakan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
ISSN 2355-0066
proses, tanggapan siswa, dan ketuntasan
belajar siswa pada setiap siklus.
Jurnal Tunas Bangsa| 54
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
F. Prosedur Penelitian
Rancangan
1. Perencanaan
penelitian
Rencana yang dilakukan pada siklus
tindakan kelas ini, direncanakan melalui 2
pertama adalah peneliti mengajak siswa untuk
siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
membuat
perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
sudah
penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Observasi awal dilakukan untuk mengetahui
Pelaksanaan siklus
dibuat
prosedur
dalam
variabel
kalimat
melalui
melalui
I dilakukan
tindakan yang tepat yang diberikan dalam
selama
rangka meningkatkan keterampilan membuat
melaksanakan
kalimat dengan menerapkan Kooperatif Tipe
melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan
STAD sebagai model pembelajaran.
pembelajaran membuat kalimat, mengubah
dua
jam
pelajaran.
Sebelum
pembelajaran,
peneliti
Dari hasil observasi awal, maka dalam
kalimat, dan penggunaan kalimat yang benar
refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang
pada hari itu. Dilanjutkan melalui diskusi
digunakan
bagaimana
kelompok. Selain itu, guru Guru memberikan
penerapan model pembelajaran Kooperatif
tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
Tipe
sehingga
untuk
STAD
mengetahui
dalam
meningkatkan
akan
diperoleh
nilai
awal
kemampuan siswa dalam menulis kalimat.
kemampuan siswa. Guru memberikan sedikit
Menurut Arikunto (2008:32), bahwa dengan
penjelasan mengenai materi membuat kalimat
berpatokan pada refleksi awal tersebut akan
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini
Setelah
dengan prosedur: 1) perencanaan (planning),
mendiskusikan
2)
3)
kalimat, mengubah kalimat dan penggunaan
refleksi
kalimat yang benar. Secara berkelompok
pelaksanaan
observasi
tindakan
(observing),
(acting),
4)
itu, siswa secara berkelompok
beberapa
contoh
membuat
(reflecting).
siswa menyampaikan hasil diskusi untuk
D. Hasil Penelitian
ditanggapi oleh kelompok lain.
A. Hasil Penelitian
Langkah selanjutnya, Pada siklus I
Hasil penelitian yang diuraikan pada
siswa menulis dialog sederhana antara dua
bagian ini meliputi hasil tes baik siklus I
atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta
dan siklus II. Hasil tes berupa penilaian hasil
perannya, peneliti menjelaskan kalimat dalam
membuat kalimat, mengubah kalimat, dan
bentuk karangan, surat undangan, dan dialog
penggunaan
Hasil
tertulis. Guru membentuk beberapa kelompok.
penelitian yang berupa tes diuraikan dalam
Setiap kelompok terdiri dari 4–5 anggota,
bentuk data kuantitatif.
dimana
1) Hasil Penelitian Siklus I
kemampuan akademik yang berbeda-beda
kalimat
yang
benar.
anggota
kelompok
mempunyai
Pada penelitian siklus I, disusun
(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin,
kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai
anggota kelompok berasal dari budaya atau
berikut :
suku yang berbeda serta memperhatikan
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 55
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
kesetaraan jender. Kegiatan selanjutnya, Guru
Sebelum melakukan tindakan siklus
memberikan tugas kepada kelompok berkaitan
I, siklus II dan siklus III, peneliti melakukan
dengan
observasi dan wawancara dengan guru bahasa
materi
yang
mendiskusikannya
telah
secara
diberikan,
bersama-sama,
dan sastra Indonesia
untuk mengetahui nilai
saling membantu antar anggota lain, serta
rata-rata tes dari aspek keterampilan membuat
membahas jawaban tugas yang diberikan guru.
kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe
Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa
STAD. Nilai tersebut digunakan sebagai nilai
setiap kelompok dapat menguasai konsep dan
awal untuk membandingkan dan menentukan
materi.
kelompok
standar ketuntasan pada siklus I. Berikut ini
dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar
hasil tes dari aspek keterampilan membuat
yang diharapkan dapat dicapai.
kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe
3. Observasi
STAD pada siklus I.
Bahan
tugas
untuk
a) Keterampilan Membuat Kalimat
Tabel 3. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Membuat Kalimat
No.
1
2
3
4
5
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
Berdasarkan
diketahui
Nilai
5
4
3
2
1
Jumlah
Nilai
0
0
2
8
18
54
12
24
0
0
32
tabel
bahwa
F
tersebut
karena
pada
hasil
yang
dicapai
pada
pembelajaran yang telah dilakukan guru atau
keterampilan membuat kalimat pada siklus I
siklus I masih belum memuaskan. Perlu sekali
mencapai
adanya perbaikan,
Hasil
rata-rata
dapat


tes
2,68.
hasil
86
Persen
Rata-Rata Nilai
(%)
0%
Nilaisiswa
6,25% =
Siswa
56,25%
37,50%
86
=
0%
32
= 2,68 (cukup)
100%
tersebut
belum
agar
siswa
mampu
menunjukkan hasil yang maksimal. Oleh
membuat kalimat. Untuk itu, harus
karena itu, perlu dilakukan tindakan siklus II
perbaikan tindakan yang akan dilakukan
sebagai
peneliti pada siklus II.
perbaikan
hasil
tes
dari
aspek
keterampilan membuat kalimat. Rata-rata nilai
pada siklus I
ini
digunakan
untuk
menentukan standar ketuntasan nilai tes dari
aspek keterampilan membuat kalimat
pada
siklus I I.
Dengan
Keterampilan
Mengubah
Kalimat
Penilaian aspek mengubah kalimat
difokuskan pada keterampilan siswa dalam
mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif
demikian,
keterampilan
membuat kalimat perlu ditingkatkan
ISSN 2355-0066
b)
ada
lagi,
dan sebaliknya. Hasil tes membuat kalimat
pada aspek mengubah kalimat secara klasikal
Jurnal Tunas Bangsa| 56
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
mencapai nilai 2,94 dan dapat disimpulkan
pada aspek mengubah kalimat dapat dilihat
bahwa siswa masih kurang dalam menyusun
secara rinci pada tabel berikut.
kalimat. Hasil penilaian tes membuat kalimat
Tabel 4. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Mengubah Kalimat
No.
1
2
3
4
5
Kategori
Nilai
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
Data
pada
dideskripsikan
Jumlah
Nilai
1
5
3
12
21
63
7
14
0
0
32
tabel
hasil
keterampilan
5
4
3
2
1
F
tes
mengubah
94
Persen
Rata-Rata Nilai
(%)
3,13%
Nilaisiswa
9,37% =
Siswa
65,63%
21,87%
94
=
0%
32
= 2,94 (cukup)
100%


tersebut
dapat
mengubah kalimat. Untuk itu, harus ada
dari
aspek
perbaikan tindakan yang akan dilakukan
kalimat
untuk
peneliti pada siklus II.
kategori sangat baik dengan nilai 5 dicapai 1
c) Penggunaan Kalimat yang Benar
siswa atau sekitar 3,13%. Kategori baik
Penilaian aspek penggunaan kalimat
dengan nilai 4 dicapai 3 siswa atau sekitar
yang benar difokuskan pada keterampilan
9,37%, sedangkan kategori cukup dengan niali
siswa dalam menyusun kalimat. Hasil tes
3 dicapai 21 siswa atau sekitar 65,63%.
membuat kalimat pada aspek penggunaan
Selanjutnya, kategori kurang dengan nilai 2
kalimat yang benar secara klasikal mencapai
dicapai 7 siswa atau sekitar 21,87%.
nilai
Dengan
demikian,
keterampilan
2,7 dan
berkategori
cukup.
Hasil
penilaian tes membuat kalimat pada aspek
mengubah kalimat perlu ditingkatkan
lagi,
penggunaan kalimat yang benar dapat dilihat
karena
dicapai
pada
secara rinci pada tabel berikut.
telah dilakukan
guru
pada
pembelajaran
hasil
yang
yang
pada siklus I masih belum memuaskan. Perlu
sekali adanya perbaikan, agar siswa mampu
Tabel 5. Hasil Tes Siklus I Penggunaan Kalimat yang Benar
No.
1
2
3
4
5
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
ISSN 2355-0066
Nilai
5
4
3
2
1
F
Jumlah
Nilai
2
10
4
16
16
48
7
14
3
3
32
91
Persen
Rata-Rata Nilai
(%)
6,25%
Nilaisiswa
12,50% =
Siswa
50%
21,87%
91
=
9,38%
32
= 2,84 (cukup)
100%


Jurnal Tunas Bangsa| 57
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Data pada tabel diatas menunjukkan
Dengan demikian, siswa cenderung
bahwa pada tes aspek penggunaan kalimat
masih kebingungan dalam penggunaan kalimat
yang benar untuk kategori sangat baik dengan
yang benar, sehingga penggunaan kosa kata
nilai 5 dicapai 2 siswa atau sekitar 6,25%.
tidak efektif, tidak tepat dan tidak sesuai
Kategori baik dengan nilai 4 dicapai 4 siswa
dengan kaidah ejaan yang disempurnakan.
atau sekitar 12,50%, sedangkan kategori cukup
d) Respon Siswa
dengan niali 3 dicapai 16 siswa atau sekitar
Berdasarkan
hasil
penyebaran
50%. Selanjutnya, kategori kurang dengan
lembaran respons kepada siswa tentang proses
nilai 2 dicapai 7 siswa atau sekitar 21,87%.
pembelajaran diperoleh keterangan sebagai
Dan kategori sangat kurang dengan nilai 1
berikut
:
dicapai 3 siswa atau sekitar 9,38%.
Tabel 6. Persentase Respon Siswa Siklus I
No.
Aspek yang Direspon
Persentase Hasil
1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan
melakukan
kegiatan yang tidak perlu (bicara
sendiri, melamun, mengganggu teman)
2. Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai
materi membuat kalimat yang sedang diajarkan.
3. Siswa tidak melakukan diskusi dengan baik (bicara
sendiri, melamun, mengganggu teman).
4. Siswa meremehkan kegiatan membuat kalimat.
32,5%
5. Siswa meremehkan kegiatan mengubah kalimat.
22,5%
25%
30%
12,5%
6. Siswa mengganggu teman lain pada saat membuat
kalimat.
7. Siswa mengikuti proses penulisan kalimat dengan
baik.
8. Siswa membuat kalimat dengan baik dan
penuh konsentrasi.
Berdasarkan
data
pada
tabel
6
15%
72,5%
77,5%
hasil observasi awal, hal ini sudah baik.
tersebut dapat didiskripsikan bahwa hasil
Perhatian
respons siswa pada siklus I sebanyak 32,5%
ketertarikan
siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
pembelajaran.
Mereka
bicara
sendiri,
melamun
dan
siswa
sudah
siswa
menunjukkan
terhadap
materi
Pada siklus I ini, keaktifan bertanya
mengganggu teman. Sedangkan 67,5% siswa
siswa
sudah
sangat sedikit sekali. Sebanyak 25% atau 8
Mereka
memperhatikan
sangat
penjelasan
antusias
guru.
mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan. Sebagai
ISSN 2355-0066
siswa
terhadap
materi
membuat kalimat
menunjukkan keaktifannya mengenai
materi membuat kalimat, sedangkan 75% atau
Jurnal Tunas Bangsa| 58
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
24 siswa memilih pasif.
Respons
siswa tidak melaksanakannya dengan baik.
yang
diberikan
siswa,
Sebanyak
77,5%
siswa
melaksanakan
ketika peneliti meminta untuk membentuk
proses pembelajaran sesuai dengan perintah
kelompok sangat baik, karena mereka jarang
guru. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
diminta untuk berkelompok oleh guru. Pada
siswa
saat kegiatan
diskusi kelompok,
memahami
pembelajaran.
30% siswa masih kurang berpartisipasi dalam
membuat
kelompok.
melamun
Mereka
dan
jalannya
Selain
kalimat
proses
itu, pada
sebanyak
temannya
15%
siswa
85%
siswa
berbicara
sendiri,
mengganggu
asyik bercerita.
Hampir
melakukan dengan penuh konsentrasi. Hasil
seluruh siswa sudah melaksanakan tugas
dari
dalam diskusi kelompok dengan baik, yaitu
nantinya
sekitar 70%. Mereka berdiskusi membahas
kalimat yang benar, hal ini menyebabkan
tugas yang
siswa melaksanakan dengan sungguh-sungguh.
disampaikan oleh guru. Secara
tepat waktu siswa
sudah
kegiatan
dan
proses
dapat
menyelesaikannya dengan baik. Hasil
dari
membuat kalimat ini yang
menjadi
Perolehan
mengenai
dasar
hasil
dalam membuat
observasi
proses
siswa
membuat kalimat
observasi kegiatan membuat kalimat melalui
menunjukkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah
melakukannya dengan baik. Terdapat sekitar
pembelajaran berlangsung
27,5% siswa tidak melaksanakan dengan baik.
sebagian besar siswa sudah melaksanakan
Hal ini disebabkan proses pembelajaran
sesuai dengan petunjuk dan penuh antusias,
sebelumnya
walaupun tidak semua siswa mengikutinya
dengan baik. Beberapa siswa bertanya pada
dengan baik.
temannya mengenai membuat kalimat dengan
selama
proses
Pelaksanaan
meliputi
proses
kegiatan
pembelajaran
membuat
kalimat,
72,5%
siswa
dapat
mereka tidak melakukannya
benar. Hasil observasi pada saat melakukan
proses pembelajaran terakhir yaitu membuat
mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat
kalimat
yang benar. Kegiatan pertama yaitu membuat
sebesar 77,5 sudah menunjukkan sikap yang
kalimat, pada kegiatan tersebut 87,5% siswa
baik selama menulis kalimat. Siswa tenang
melakukan
dan serius menulis kalimat yang ditugaskan
baik.
dengan
Sebagian
penuh
besar
perhatian
dan
siswa melakukan
menunjukkan
bahwa
bermain sendiri atau berbicara sendiri. Hal ini
pembelajaran
menunjukkan
pembelajaran
kalimat
melalui
pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Pada
proses
siswa
berantusias
membuat
kooperatif
mengikuti
kalimat
melalui
tipe
STAD.
Umumnya para siswa bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran dari awal hingga
selanjutnya,
proses
kegiatan membuat kalimat sebanyak 22,5%
ISSN 2355-0066
baik,
Berdasarkan data yang ada diketahui
peneliti. Sedangkan 12,5% siswa mereka
membuat
yang
oleh guru.
sesuai dengan petunjuk yang diminta oleh
bahwa siswa tertarik pada
hasil
akhir. Hal ini ditunjukan dengan antusias
mereka
mulai
dari membuat kalimat,
Jurnal Tunas Bangsa| 59
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat
pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadi
yang benar.
tugas guru pada siklus II untuk melakukan
Meskipun
pembelajaran
suatu cara agar perilaku negatif tersebut
kurang kondusif dengan adanya beberapa
dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada
siswa
teman
siklus II tentunya harus lebih matang dan
sekelompok, namun hasil yang dicapai siswa
lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa
sudah
yang negatif menjadi positif.
yang
berbicara
cukup
antusias
proses
baik
dalam
membuat
dengan
dan
siswa
mengikuti
pembelajaran
melalui
pembelajaran
kalimat
kooperatif tipe STAD. Antusias
diketahui
masih
dari
respon
siswa
atau
4. Refleksi
Hasil tes membuat kalimat siklus I
ini
mencapai rata-rata 2,68 atau berkategori
ekspresi
cukup baik. Permasalahan ini disebabkan
sebagian besar siswa. Perilaku siswa dalam
karena
melaksanakan proses pembelajaran selama
membuat kalimat. Siswa tidak mengetahui cara
pembelajaran membuat kalimat berlangsung
membuat kalimat yang baik. Aspek membuat
ditunjukkan oleh sikap yang positif dan sikap
kalimat
negatif. Perilaku positif tampak pada sikap
mengubah kalimat dan penggunaan kalimat
siswa
selama mengikuti
yang benar. Hal ini disebabkan juga karena
kegiatan membuat kalimat. Hal ini terlihat
siswa masih jarang berlatih membuat kalimat,
dari
sehingga
yang
siswa
antusias
yang merasa senang dengan
menampakkan
ekspresi
kagum
terhadap
karena
pembelajaran
kurang memahami materi
belum
begitu
dikuasai,
seperti
pengetahuan mengenai materi
membuat kalimat tersebut kurang dikuasai.
metode mengajar dan media yang peneliti
gunakan,
siswa
Pada data non tes siklus I yang
membuat
berupa observasi dapat diketahui bahwa
kalimat melalui pendekatan kooperatif tipe
siswa senang dengan pembelajaran yang
STAD memberikan pengalaman baru yang
dilakukan oleh guru melalui pembelajaran
bermakna bagi siswa.
kooperatif tipe STAD. Melalui kooperatif tipe
Berdasarkan
peneliti
STAD dapat diatasi masalah yang dihadapi
selama pembelajaran membuat kalimat dapat
oleh siswa. Namun demikian, pada siklus I ini
disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa
masih ada beberapa siswa yang berperilaku
masih ada selama pembelajaran berlangsung.
negatif selama pembelajaran berlangsung.
Sikap negatif dimungkinkan karena siswa
Mereka
belum dapat menyesuaikan
diri
melamun,
pola
diterapkan oleh
penjelasan guru. Selain itu, masih banyak
guru. Keadaan ini merupakan masalah besar
siswa yang bersikap pasif. Mereka malu dan
yang harus dipecahkan oleh peneliti.
takut menanggapi. Mereka mau menanggapi
pembelajaran
pengamatan
yang
terhadap
Oleh karena itu, perlu dilakukan
tindakan
agar
dapat
mengurangi
dan
menghilangkan sikap negatif siswa pada saat
ISSN 2355-0066
ada
yang masih ramai sendiri,
dan
tidak
memperhatikan
kalau ditunjuk saja.
Melalui jurnal
diketahui
bahwa
siswa
beberapa
siklus I
siswa
masih
Jurnal Tunas Bangsa| 60
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
mengalami kesulitan dalam proses membuat
pembelajaran
kalimat. Hal ini
bahwa
tergolong normal belum tampak perubahan
pembelajaran belum mencapai hasil yang
yang berarti. Dengan demikian, tindakan
diharapkan.
siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil
STAD
sebagai
Pembelajaran
yang
kooperatif
digunakan
maksimal dapat
bukti
belum
tipe
secara
membantu siswa dalam
membuat kalimat
masih
tes membuat kalimat pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
membuat kalimat. Walaupun menurut pendapat
Pada siklus II, penelitian dilaksanakan
siswa, mereka senang dengan pembelajaran
dengan rencana yang lebih matang daripada
membuat kalimat yang dilakukan oleh guru
siklus I. Salah satunya adalah berkaitan
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
dengan
Hasil refleksi baik dari data tes
maupun
non tes
mencapai
refleksi
hasil
pada
yang
tersebut
memperbaiki
Sehingga,
siklus
hasil
dilaksanakan
pembelajaran yang akan
melalui
diskusi
kelompok.
I
belum
Melalui usaha tersebut, maka hasil penelitian
maksimal.
Hasil
yang berupa nilai tes membuat kalimat dapat
untuk
meningkat dari kategori cukup baik ke
sebagai
hasilnya
rencana
acuan
pada
yang
siklus
dicapai
II.
lebih
kategori baik. Meningkatnya hasil tes ini
diikuti
pula
dengan perubahan dan
maksimal.
peningkatan perilaku siswa yaitu lebih aktif
2) Hasil Penelitian Siklus 2
dalam
Berdasarkan hasil tes dari siklus I,
mengikuti
pembelajaran
membuat
kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe
maka disusun rencana pembelajaran sebagai
STAD.
berikut :
3. Observasi Siklus II
a) Keterampilan Membuat Kalimat
1. Perencanaan
Perencanaan
siklus
II
Pelaksanaan
merupakan
kelanjutan dari siklus I. Perencanaan ini
selama
dilaksanakan
karena
membuat kalimat
keterampilan
membuat kalimat pada siswa
pada
siklus
I hasil
kelas V SD Negeri 1 Alafan Kabupaten
penelitian
observasi
dilakukan
berlangsung. Hasil
melalui
pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada siklus II dapat
dilihat
pada
tabel
7
berikut
Simeulue masih dalam kategori yang cukup
baik yaitu dengan nilai rata-rata 2,68. Selain
itu,
perubahan
tingkah
laku
dalam
Tabel 7. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Membuat Kalimat
No.
1
2
3
4
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
ISSN 2355-0066
Nilai
5
4
3
2
F
Jumlah
Nilai
4
20
20
100
5
15
3
6
tes
Persen
(%)
12,50%
62,50%
15,63%
9,37%
Rata-Rata Nilai
=
 Nilaisiswa
 Siswa
Jurnal Tunas Bangsa| 61
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
5
Sangat
Kurang
Jumlah
Data
0
0%
32
141
100%
=
141
32
= 4,41 (baik)
Faktor eksternal itu adalah pemilihan dan
bahwa keterampilan membuat kalimat siswa
penggunaan metode kooperatif tipe STAD
kelas V SD Negeri 1 Alafan Kabupaten
yang digunakan selama penelitian.
sudah
tabel
0
menunjukkan
Simeulue
pada
1
mencapai
kategori baik
Di
samping itu, guru
yaitu, dengan rata-rata nilai secara klasikal
menerapkan
mencapai
santai, alamiah dan mampu meningkatkan
4,41.
Dari
jumlah keseluruhan
pembelajaran
pemahaman
12,50%
membuat kalimat. Hasil rata-rata yang telah
kategori sangat baik
dicapai
siswa atau 62,50% dengan nilai 4. Kategori
merupakan keberhasilan guru dan siswa
cukup baik dengan nilai 3 dicapai oleh 5
dalam melaksanakan pembelajaran membuat
siswa atau 15,63% dan untuk kategori kurang
kalimat melalui metode kooperatif tipe STAD.
baik dengan nilai 2 dicapai oleh 3 siswa atau
Dapat
9,37%. Dengan demikian, secara
menggunakan metode kooperatif tipe STAD
sudah
mencapai
84,37% siswa
yang
sangat
pembelajaran
dengan nilai 5. Kategori baik dicapai oleh 20
klasikal
yang
terhadap
terkesan
siswa yaitu 32 siswa, 4 siswa diantaranya
mencapai
siswa
yang
juga
disimpulkan
dapat meningkatkan
memuaskan
bahwa
ini,
dengan
keterampilan
siswa
mencapai nilai di atas nilai minimal. Hal ini
dalam membuat kalimat, sehingga siswa juga
membuktikan bahwa siswa sudah mencapai
mengalami
ketuntasan
pembelajaran membuat kalimat.
dalam
pembelajaran
membuat
kalimat.
b)
Peningkatan keterampilan membuat
perubahan
perilaku
Keterampilan
dalam
Mengubah
Kalimat
kalimat pada siswa kelas V SD Negeri 1
Penilaian aspek mengubah kalimat
Alafan Kabupaten Simeulue dikarenakan oleh
difokuskan pada keterampilan siswa dalam
dua faktor yang melingkupinya, yaitu faktor
mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
dan sebaliknya. Hasil tes membuat kalimat
dalam
adalah keterampilan
pada aspek mengubah kalimat secara klasikal
siswa dalam membuat kalimat yang semakin
mencapai nilai 3,71 dan dapat disimpulkan
meningkat. Hal ini sebagai bukti bahwa siswa
bahwa siswa telah dapat menyusun kalimat
mulai paham dengan
yang
dengan baik. Hasil penilaian tes membuat
dapat
kalimat pada aspek mengubah kalimat dapat
penelitian
dilakukan
oleh
ini
pembelajaran
guru,
sehingga
mengubah perilaku terhadap pembelajaran
dilihat secara rinci pada tabel berikut.
membuat kalimat ke arah yang positif. Selain
itu,
terdapat
juga
faktor eksternal
yang
mempengaruhi keberhasilan penelitian ini.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 62
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Tabel 8. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Mengubah Kalimat
No.
Kategori
Nilai
F
Jumlah
Nilai
4
20
18
72
7
21
3
6
32
0
1
2
3
4
5
Sangat Baik
5
Baik
4
Cukup
3
Kurang
2
Sangat
1
Kurang
Jumlah
32
119
Data pada tabel 8 dapat dideskripsikan
Persen
Rata-Rata Nilai
(%)
12,50%
Nilaisiswa
56,25% =
Siswa
21,88%
9,37%
119
=
0%
32
= 3,71 (baik)
100%
kalimat.


hasil tes dari aspek keterampilan mengubah
c) Penggunaan Kalimat yang Benar
kalimat untuk kategori sangat baik dengan
Penilaian aspek penggunaan kalimat
nilai 5 dicapai 4 siswa atau sekitar 12,50%.
yang benar difokuskan pada keterampilan
Kategori baik dengan nilai 4 dicapai 18 siswa
siswa dalam menyusun kalimat. Hasil tes
atau sekitar 56,25%, sedangkan kategori cukup
membuat kalimat pada aspek penggunaan
dengan niali 3 dicapai 7 siswa atau sekitar
kalimat yang benar secara klasikal mencapai
21,88%. Selanjutnya, kategori kurang dengan
nilai
nilai 2 dicapai 3 siswa atau sekitar 9,37%.
penilaian tes membuat kalimat pada aspek
Dengan demikian, secara
sudah
mencapai
klasikal
68,75% siswa
yang
2,7 dan
berkategori
cukup.
Hasil
penggunaan kalimat yang benar dapat dilihat
secara rinci pada tabel berikut.
mencapai nilai di atas nilai minimal. Hal ini
membuktikan bahwa siswa sudah mencapai
ketuntasan
dalam
pembelajaran
membuat
Tabel 9. Hasil Tes Siklus II Penggunaan Kalimat yang Benar
No.
1
2
3
4
5
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
Nilai
5
4
3
2
1
F
Jumlah
Nilai
8
40
18
72
5
15
1
2
0
0
32
129
Persen
Rata-Rata Nilai
(%)
25%
Nilaisiswa
56,25% =
Siswa
15,63%
3,12%
129
=
0%
32
= 4,03 (baik)
100%


Data pada tabel 9 menunjukkan bahwa
dengan niali 3 dicapai 5 siswa atau sekitar
pada tes aspek penggunaan kalimat yang benar
15,63%. Selanjutnya, kategori kurang dengan
untuk kategori sangat baik dengan nilai 5
nilai 2 dicapai 1 siswa atau sekitar 3,12%. Dan
dicapai 8 siswa atau sekitar 25%. Kategori
tidak ada siswa yang memperoleh kategori
baik dengan nilai 4 dicapai 18 siswa atau
sangat kurang dengan nilai 1 atau sekitar 0%.
sekitar 56,25%, sedangkan kategori cukup
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 63
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Dengan demikian, dapat disimpulkan
d) Respon Siswa
bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe
Berdasarkan
hasil
penyebaran
STAD siswa kelas V SD Negeri 1 Alafan
lembaran respons kepada siswa tentang proses
Kabupaten
pembelajaran diperoleh keterangan sebagai
Simeulue
dapat
menggunakan
kalimat yang benar.
berikut
:
Tabel 10. Persentase Respon Siswa Siklus II
No.
Aspek yang Direspon
Persentase
Hasil
1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan
melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara
sendiri, melamun, mengganggu teman).
15%
2. Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai
materi membuat kalimat yang sedang diajarkan.
3. Siswa tidak melakukan diskusi dengan baik (bicara
sendiri, melamun, mengganggu teman).
4. Siswa meremehkan kegiatan membuat kalimat.
5. Siswa meremehkan kegiatan mengubah kalimat.
6. Siswa mengganggu teman lain pada saat membuat
kalimat.
7. Siswa mengikuti proses membuat kalimat dengan
baik.
8. Siswa membuat kalimat dengan baik dan
penuh konsentrasi.
56,25%
Berdasarkan data pada tabel 8 tersebut dapat
6,25%
10%
15%
7,5%
80%
90%
Pada siklus II ini, keaktifan bertanya
didiskripsikan bahwa hasil respons siswa pada
siswa
siklus
telah cukup baik. Sebanyak 56,25% atau 18
II
hanya
memperhatikan
15%
penjelasan
siswa
guru.
tidak
Mereka
siswa
terhadap
materi
membuat kalimat
menunjukkan keaktifannya mengenai
bicara sendiri, melamun dan mengganggu
materi membuat kalimat, sedangkan 43,75%
teman.
atau 14 siswa memilih pasif.
Sedangkan
memperhatikan
85%
penjelasan
sangat
antusias
materi
yang
siswa
guru.
mendengarkan
disampaikan.
sudah
Mereka
penjelasan
Sebagai
hasil
Respons
yang
diberikan
siswa,
ketika peneliti meminta untuk membentuk
kelompok sangat baik, karena mereka jarang
observasi awal, hal ini sudah baik. Perhatian
diminta untuk berkelompok oleh guru. Pada
siswa sudah menunjukkan ketertarikan siswa
saat kegiatan diskusi kelompok, 6,25% siswa
terhadap materi pembelajaran.
masih kurang berpartisipasi dalam kelompok.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 64
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Mereka
berbicara sendiri,
asyik bercerita.
melamun dan
Hampir
seluruh
siswa
konsentrasi. Hasil dari kegiatan membuat
kalimat ini
yang nantinya menjadi dasar
sudah melaksanakan tugas dalam diskusi
dalam membuat kalimat yang benar, hal ini
kelompok
menyebabkan siswa melaksanakan dengan
dengan
baik,
yaitu
sekitar
93,75%. Mereka berdiskusi membahas tugas
sungguh-sungguh.
yang disampaikan oleh guru. Secara tepat
waktu siswa
Perolehan
sudah dapat menyelesaikannya
mengenai
hasil
proses
observasi
membuat
siswa
kalimat
dengan baik. Hasil dari observasi kegiatan
menunjukkan 80% siswa dapat melakukannya
membuat kalimat
pembelajaran
dengan baik. Terdapat sekitar 20% siswa
kooperatif tipe STAD adalah selama proses
tidak melaksanakan dengan baik. Hal ini
pembelajaran
besar
disebabkan proses pembelajaran sebelumnya
siswa sudah melaksanakan sesuai dengan
mereka tidak melakukannya dengan baik.
petunjuk dan penuh antusias, walaupun tidak
Beberapa
semua siswa mengikutinya dengan baik.
mengenai membuat kalimat dengan benar.
melalui
berlangsung sebagian
Pelaksanaan
meliputi
proses
kegiatan
pembelajaran
membuat
kalimat,
Hasil
siswa bertanya pada temannya
observasi
pada
saat
melakukan
proses pembelajaran terakhir yaitu membuat
mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat
kalimat
yang benar. Kegiatan pertama yaitu membuat
sebesar 90% sudah menunjukkan sikap yang
kalimat, pada kegiatan tersebut 90% siswa
baik selama menulis kalimat. Siswa tenang
melakukan
dan serius menulis kalimat yang ditugaskan
baik.
dengan
Sebagian
penuh
besar
perhatian
dan
siswa melakukan
Sedangkan
10%
siswa
mereka
bahwa
siswa
pembelajaran
menunjukkan
pembelajaran
membuat
kalimat
melalui
pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Pada
proses
yang
baik,
Berdasarkan data yang ada diketahui
bermain sendiri atau berbicara sendiri. Hal ini
bahwa siswa tertarik pada
hasil
oleh guru.
sesuai dengan petunjuk yang diminta oleh
peneliti.
menunjukkan
berantusias
membuat
mengikuti
kalimat
melalui
tipe
STAD.
kooperatif
Umumnya para siswa bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran dari awal hingga
selanjutnya,
proses
akhir. Hal ini ditunjukan dengan antusias
kegiatan mengubah kalimat sebanyak 15%
mereka
mulai
dari membuat kalimat,
siswa tidak melaksanakannya dengan baik.
mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat
Sebanyak 85% siswa melaksanakan proses
yang benar.
pembelajaran sesuai dengan perintah guru.
Proses pembelajaran telah kondusif
Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
dengan t i d a k adanya siswa yang berbicara
memahami jalannya proses pembelajaran.
dengan teman sekelompok, aerta hasil yang
Selain itu, pada proses membuat kalimat
dicapai siswa sudah baik dan siswa masih
sebanyak 7,5% siswa mengganggu temannya
antusias
dan 92,5% siswa melakukan dengan
membuat
ISSN 2355-0066
penuh
dalam
kalimat
mengikuti
pembelajaran
melalui
pembelajaran
Jurnal Tunas Bangsa| 65
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
kooperatif tipe STAD. Antusias
diketahui
dari
respon
siswa
atau
ini
untuk merubah pola pembelajaran agar lebih
ekspresi
disukai oleh siswa dan sebagai perbaikan dari
sebagian besar siswa. Perilaku siswa dalam
siklus I.
melaksanakan proses pembelajaran selama
4. Refleksi
pembelajaran membuat kalimat berlangsung
Hasil
keterampilan
ditunjukkan oleh sikap yang positif dan sikap
kalimat
negatif. Perilaku positif tampak pada sikap
peningkatan dari
siswa
sudah
yang
antusias
selama mengikuti
pada
siklus
II
siklus
mencapai
tes
telah mengalami
I. Hasil tersebut
rata-rata
berkategori
dari
mencapai target yang diharapkan.
yang merasa senang dengan
menampakkan
ekspresi
tersebut
atau
sudah
terhadap
Pada siklus II ini siswa sudah dapat
metode mengajar dan media yang peneliti
menpersuasifkan objek yang ditulis dengan
gunakan,
membuat
lebih detail, jelas dan lengkap. Selain itu, pada
kalimat melalui pendekatan kooperatif tipe
aspek mengubah kalimat siswa juga sudah
STAD memberikan pengalaman baru yang
baik. Selanjutnya, aspek penggunaan kalimat
bermakna bagi siswa.
yang benar dan EYD siswa sudah dapat
karena
kagum
Hasil
4,41
kegiatan membuat kalimat. Hal ini terlihat
siswa
baik.
membuat
pembelajaran
Berdasarkan
pengamatan
peneliti
memahaminya. Membuat kalimat yang ditulis
selama pembelajaran membuat kalimat dapat
oleh siswa pada siklus II sudah lebih baik
disimpulkan bahwa siswa telah berprilaku
daripada siklus I. Hal ini merupakan hasil
positif
yang
selama pembelajaran berlangsung.
sangat
menggembirakan,
karena
Sikap positif telah ditunjukkan oleh siswa
berdasarkan hasil tes pada siklus II, terlihat
dengan menyesuaikan
juga adanya perubahan perilaku siswa ke
diri
terhadap
pola
pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
arah positif.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
tindakan
agar
dapat
mengurangi
dan
Pada tahap observasi, terlihat siswa
yang
melakukan
perilaku
negatif mulai
menghilangkan sikap negatif siswa pada saat
berkurang. Siswa mengikuti pembelajaran
pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadi
dari awal hingga akhir dengan sikap yang
tugas guru pada siklus II untuk melakukan
baik. Hal ini dibuktikan
suatu cara agar perilaku negatif tersebut
observasi
dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada
peningkatan persentase perilaku positif siswa
siklus II tentunya harus lebih matang dan
pada
lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa
yang negatif menjadi positif.
Peningkatan
perilaku negatif
perilaku
observasi
siklus
menanggapi
dengan
positif
pembelajaran
yang
Mereka
senang
adanya
II.
Siswa
terhadap
dilakukan oleh
dengan
guru.
pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Hampir sebagian besar
diharapkan,
siswa menyatakan pembelajaran ini sangat
karena guru sudah berusaha secara maksimal
menyenangkan. Hal ini sebagai bukti adanya
hal
ISSN 2355-0066
yang
perilaku
dari
hasil
menunjukkan
hasil
positif
merupakan
ke
siswa
yang
melalui
sangat
Jurnal Tunas Bangsa| 66
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
perubahan perilaku siswa yang positif.
Melalui
B. Pembahasan Hasil Penelitian
mendapatkan hasil penelitian berupa hasil tes
Penelitian
siklus
I
ini,
peneliti
dilakukan
dan nontes. Tes yang digunakan dalam
merupakan penelitian tindakan kelas yang
penelitian ini adalah tes hasil karya (produk)
terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan
yang
siklus II. Setiap siklus melalui beberapa
membuat
tahap,
pembelajaran hari itu dan sesuai dengan materi
yaitu
yang
kegiatan
perencanaan,
tindakan,
berupa
membuat kalimat.
kalimat
sesuai
dengan
pengamatan (observasi), dan refleksi. Pada
yang diberikan oleh penulis.
siklus II, tahap-tahap tersebut dilaksanakan
nontes diperoleh dari kegiatan
dengan perbaikan dari pembelajaran siklus I.
wawancara,
dan jurnal
Siswa
tema
Adapun hasil
observasi,
siswa.
Masing-
Hasil penelitian ini diperoleh dari
masing data hasil nontes tersebut kemudian
data tes dan nontes, baik pada siklus I
didiskripsikan secara jelas sebagai pelengkap
maupun siklus II. Hasil pada kedua siklus
hasil tes.
tersebut
digunakan
peningkatan
membuat
untuk
keterampilan
kalimat
mengetahui
siswa
melalui
dalam
metode
Pada siklus I, proses pembelajaran
diawali dengan mengkondisikan siswa agar
siap
untuk
mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan untuk
membuat
mengetahui perubahan perilaku siswa selama
keadaan siswa, menyiapkan kondisi media
mengikuti proses pembelajaran. Berikut ini
yang akan digunakan dalam pembelajaran
uraian
dan
pelaksanaan perolehan data pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Kegiatan
prasiklus
kalimat
pembelajaran
menjelaskan
dengan
tujuan
membuat kalimat melalui
ini
menanyakan
pembelajaran
metode
dilakukan
pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD.
oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih ingatan
Indonesia sendiri. Peneliti hanya melihat nilai
siswa mengenai materi membuat kalimat.
hasil membuat kalimat siswa, wawancara
Setelah itu guru menjelaskan segala kegiatan
dengan guru dan siswa. Hal ini dilakukan
yang akan dilakukan selama 3 jam pelajaran.
peneliti untuk mengetahui kemampuan dasar
Kegiatan inti pada siklus I ini
siswa dalam membuat kalimat. Nilai rata-rata
diawali dengan guru menjelaskan
yang
dalam
diperoleh
siswa
adalah
2,68.
diskusi
kelompok.
aturan
Masing-masing
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru,
kelompok terdiri atas lima siswa. Guru
siswa
mengikuti
memberikan tugas pada siswa untuk mencari
Alasan
ciri-ciri kalimat, hakikat kalimat dan topik-
siswa karena pembelajaran membuat kalimat
topik yang dapat dikembangkan menjadi
membosankan sehingga siswa banyak yang
kalimat.
kurang
pembelajaran
berminat
membuat kalimat.
berperilaku negatif.
Perwakilan masing-masing kelompok
Kegiatan siklus I sebagai kegiatan
membacakan hasil diskusi. Secara bergantian
awal dalam penelitian membuat kalimat ini.
siswa membacakan hasilnya. Kelompok lain
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 67
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
diminta untuk memberikan tanggapan atau
arah positif terhadap pembelajaran membuat
pendapat.
kalimat.
Kegiatan
diskusi
dengan guru menegaskan
dan
ini
berakhir
menjelaskan
Kegiatan pada siklus II hampir sama
mengenai ciri-ciri kalimat, hakikat kalimat
dengan siklus I. Kegiatan diawali dengan
dan topik-topik yang dapat dikembangkan
mengkondisikan
menjadi kalimat.
mengikuti
Kegiatan dilanjutkan dengan siswa
melakukan proses
pembelajaran
siswa
pembelajaran
agar
siap
untuk
membuat kalimat.
Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran
yaitu
membuat kalimat pada hari itu. Kemudian
mengubah kalimat dan penggunaan kalimat
guru memberi tahu mengenai hasil tes
yang benar. Kegiatan inti dalam pembelajaran
membuat kalimat pada siklus I. Guru juga
ini adalah keterampilan membuat kalimat.
menjelaskan beberapa kesalahan yang banyak
Kegiatan inti ini bertujuan untuk mengetahui
dilakukan siswa pada hasil pekerjaan siswa
sejauhmana
membuat
pemahaman
siswa
terhadap
kalimat.
Selain
guru
mengenai
aspek
materi membuat kalimat. Secara individu,
menjelaskan
siswa membuat yang berupa produk siswa
penilaian yang digunakan dalam
selama pembelajaran.
kalimat. Siswa yang belum paham diberi
Siswa
pembelajaran
sangat
antusias
kembali
itu,
membuat
dengan
kesempatan untuk bertanya. Kesempatan ini
membuat kalimat melalui
tidak dibiarkan begitu saja oleh siswa.
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bagi
Siswa banyak
siswa ini merupakan hal yang sangat baru.
pelaksanaan
Kegiatan
aspek
selanjutnya
adalah
merefleksi
pembelajaran dan pengisian jurnal siswa.
bertanya
proses
penilaian
mengenai
pembelajaran
yang
digunakan
dan
dalam
membuat kalimat.
Masing-masing siswa mendapatkan jurnal
Kegiatan dilanjutkan dengan siswa
siswa. Jurnal ini berisi ungkapan pendapat
melakukan diskusi kelompok seperti pada
siswa
siklus I. Masing-masing kelompok masih
mengenai
pembelajaran
membuat
kalimat yang baru saja dilakukan. Terdapat
tetap
delapan pertanyaan yang harus dijawab oleh
melakukan proses pembelajaran yang hasil
siswa. Kegiatan ini merupakan akhir proses
dari proses ini nanti berupa kalimat yang
pembelajaran membuat kalimat pada siklus I.
baik. secara berkelompok siswa membuat
Melalui hasil tes pada siklus I,
lima
kalimat
siswa.
Siswa
diminta untuk
dengan memperhatikan aspek
peneliti berusaha melakukan perbaikan untuk
penilaian
kegiatan siklus II agar lebih baik lagi. Siklus
selesai, perwakilan masing-masing kelompok
II ini merupakan kelanjutan dari siklus I.
membacakan
Pada siklus II ini mengalami beberapa
penggunaan
perubahan seperti rencana pembelajaran dan
bergantian, kelompok lain menanggapi dan
pendekatan yang akan digunakan. Tujuannya
menilai secara lisan sesuai
adalah untuk merubah perilaku siswa ke
penilaian yang sudah dijelaskan oleh guru.
ISSN 2355-0066
yang
telah
dijelaskan.
Setelah
hasil
diskusi
yaitu
berupa
kalimat
yang
baik.
Secara
dengan
aspek
Jurnal Tunas Bangsa| 68
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Guru selalu membimbing jalannya diskusi.
Pada siklus II ini tampilan yang
disajikan
untuk
tugas
individu
yang semakin meningkat dibandingkan siklus
I. Rata-rata nilai membuat kalimat yang
berupa
semula pada siklus I mencapai nilai 2,68 atau
membuat kalimat majemuk
seperti
pada
berkategori cukup baik meningkat menjadi
siklus
siswa
untuk
4,41 atau berkategori baik. Meningkatnya
dengan
hasil rata-rata nilai dan berubahnya kategori
baik. Pada kesempatan ini, siswa tampak
tersebut membuktikan bahwa siswa semakin
lebih
dalam
paham dengan pembelajaran membuat kalimat.
pembelajaran. Tahapan
Peningkatan keterampilan membuat
I.
Guru
melakukan
proses
serius
mengikuti
dalam
mengajak
pembelajaran
dan
proses
dilakukan
kalimat pada siswa kelas V ini memuaskan.
dengan baik. Pada kegiatan membuat kalimat
Sebelum dilakukan tindakan siklus I maupun
siswa terlihat lebih konsentrasi dan serius.
siklus II, keterampilan siswa dalam membuat
Pembelajaran membuat kalimat pada siklus
kalimat masih kurang. Hal ini sangat berbeda
II
setelah dilakukan tindakan siklus I dan
ini
proses
konsentrasi
pembelajaran
diakhiri
dengan pengisian jurnal
siswa. Pertanyaan yang diajukan dalam jurnal
siklus
masih tetap sama seperti pada siklus I.
melalui metode kooperatif tipe STAD. Melalui
1)
Peningkatan Hasil Tes Membuat Kalimat
tindakan ini,
melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
membuat kalimat mengalami peningkatan.
STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri
Dengan demikian, penggunaan pembelajaran
Alafan Kabupaten Simeulue
kooperatif tipe STAD mampu membantu siswa
Berdasarkan serangkaian analisis data
II
pembelajaran
membuat kalimat
keterampilan
siswa
dalam
dalam meningkatkan keterampilan membuat
baik tes dan nontes dalam pembelajaran
kalimat. Selain itu, pemahaman
keterampilan
terhadap materi membuat kalimat yang baik
membuat
kalimat
melalui
siswa
metode kooperatif tipe STAD dapat dijelaskan
juga
bahwa
melalui tindakan ini dapat merubah perilaku
perilaku
menunjukkan
siswa
dalam
adanya
belajar
perubahan.
semakin bertambah. Oleh karena itu,
siswa ke arah yang positif.
Perubahan ini mengarah pada perubahan
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
perilaku siswa ke arah positif. Suasana
dapat meningkatkan keterampilan membuat
kelas
kalimat pada siswa kelas V SD Negeri 1
yang
semula
kurang
kondusif
berganti dengan suasana kelas yang nyaman,
Alafan
menyenangkan dan kondusif. Siswa semakin
membantu
serius dalam mengikuti proses pembelajaran.
menggali kreativitas dan pengetahuan siswa.
Dalam pembelajaran, siswa
Pembelajaran membuat kalimat yang terkesan
pasif
menjadi
siswa
yang
dulunya
yang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Kabupaten
menjemukan
Simeulue
kelancaran
dan
mampu
pembelajaran,
membosankan
menjadi
menyenangkan dengan penerapan
metode
Perubahan perilaku ke arah positif
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode
ini dibuktikan melalui hasil tes pada siklus II
ini telah mampu memberikan dorongan pada
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 69
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
siswa sehingga pembelajaran lebih menarik,
(2)
Terjadi
perubahan
positif
perilaku
menyenangkan, santai, dan lebih bermakna
siswa terhadap pembelajaran membuat
bagi siswa.
kalimat melalui metode kooperatif tipe
Dikatakan lebih bermakna, karena
pembelajaran
membuat
kalimat
melalui
STAD.
Peningkatan
oleh
siswa
ini disebabkan
tertarik
terhadap
metode kooperatif tipe STAD mampu merubah
pembelajaran membuat kalimat melalui
perilaku siswa ke arah yang positif. Hal ini
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
dibuktikan
dalam
Ketertarikan siswa ini dibuktikan oleh
menanggapi pembelajaran yang dilakukan
hasil observasi, wawancara, dan jurnal.
oleh guru. Melalui metode kooperatif tipe
Berdasarkan
STAD siswa memperoleh kemampuan yang
siklus I dan siklus II, siswa terlihat
dapat
sangat
dengan
digunakan
sikap
untuk
siswa
meningkatkan
hasil
observasi
aktif
dalam
mengikuti
membuat
kalimat.
keterampilan siswa. Oleh karena itu hasil tes
pembelajaran
membuat
Berdasarkan hasil wawancara
kalimat
semakin
baik
dan
pada
pada
meningkat.
siklus I dan siklus II mereka merespons
E. Simpulan
positif terhadap pembelajaran
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
yang
telah disampaikan oleh guru. Siswa
pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan
sangat
sebagai berikut :
metode pembelajaran kooperatif tipe
(1)
Keterampilan membuat kalimat siswa
STAD dalam pembelajaran membuat
kelas V SD Negeri 1 Alafan Kabupaten
kalimat. Selain
Simeulue
perubahan
mengalami
peningkatan
tertarik
dengan penerapan
itu,
peningkatan dan
sikap
siswa
terhadap
setelah dilakukan penelitian tindakan
pembelajaran
kelas melalui pembelajaran kooperatif
dibuktikan
tipe STAD. Peningkatan keterampilan
observasi.
membuat kalimat tersebut diketahui dari
Dengan
hasil tes siklus I dan siklus II. Nilai
kooperatif tipe STAD telah berhasil
rata-rata tes membuat kalimat setelah
meningkatkan keterampilan membuat
dilakukan tindakan siklus I mencapai
kalimat pada siswa kelas V SD Negeri 1
2,68 dengan kategori cukup baik. Pada
Alafan Kabupaten Simeulue. Hal ini
siklus II,
membuktikan
mengalami
nilai
rata-rata tersebut
peningkatan
sebesar
perilaku
membuat
juga
melalui
demikian,
perubahan
positif
28,12% menjadi 4,41 dengan kategori
pemahaman
baik.
pembelajaran membuat kalimat.
ISSN 2355-0066
siswa
hasil
pembelajaran
adanya
yang
kalimat
terhadap
melalui
materi
Jurnal Tunas Bangsa| 70
Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan...
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Effendi, S. (1995). Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.
Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.
Ibrahim, Muslim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA.
Kartono, Kartini. (2007). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Mandar Maju. Jakarta.
Muhammad Nur, 2005, Pembelajaran Kooperatif, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu Jawa Timur.
Muhibbin, Syah. (2006). Psikologi Belajar. Rajawali Pers. Jakarta.
Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses. PT. Bumi Aksara.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. CV. Media Abadi. Jakarta.
Purwanto, M. Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. CV. Rosda. Jakarta.
Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. CV. Media Abadi. Jakarta.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 71
Download