Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE Isthifa Kemal1 dan Delimawati2 Abstrak Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis adalah rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca, kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda bahasa, kaidah-kaidah penulisan, penggunaan kelompok kata, penyusunan klausa dan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf, kesulitan guru menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa, serta, ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif. Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini mengkaji masalah yaitu bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan keterampilan membuat kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri I Alafan Kabupaten Simeulue .Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan siswa dalam membuat kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri I Alafan Kabupaten Simeulue. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap siklus I dan tahap siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dengan prosedur: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi (observing), 4) refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 32 orang, terdiri dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 15 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis kalimat melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membuat kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan keterampilan membuat kalimat tersebut diketahui dari hasil tes siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata tes membuat kalimat setelah dilakukan tindakan siklus I mencapai 2,68 dengan kategori cukup baik. Pada siklus II, nilai ratarata tersebut mengalami peningkatan sebesar 28,12% menjadi 4,41 dengan kategori baik. Kata Kunci: Peningkatakan Kemampuan, Kalimat, Pelajaran Kooperatif Tipe STAD 1 2 Isthifa Kemal, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email: [email protected] Delimawati, Mahasiswa S1 Prodi PGSD, STKIP Bina Bangsa Getsempena ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 47 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Adapun A. Pendahuluan alasan penulis memilih Dalam proses belajar mengajar pada penelitian membuat kalimat, berdasarkan hasil dasarnya merupakan proses interaksi antara observasi empirik yang dilakukan di SD yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Negeri I Alafan yaitu sebagai berikut 1) Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila rendahnya tingkat penguasaan kosa kata ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya sebagai akibat rendahnya minat baca, 2) ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap kurangnya penguasaan tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. mikrobahasa, seperti Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah bahasa, kaidah-kaidah penulisan, penggunaan mengajar apabila ia telah membantu siswa atau kelompok orang lain untuk memperoleh perubahan yang kalimat dengan struktur yang benar, sampai dikehendaki. Guru sebagai fasilitator dalam penyusunan proses belajar mengajar hendaknya berupaya menemukan metode pembelajaran menulis menciptakan yang yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar siswa, serta 4) ketiadaan atau keterbatasan situasi memungkinkan dan terjadinya kondisi proses mengajar yang efektif dan efesien untuk para Dalam pembelajaran penyusunan paragraf, 3) tanda klausa dan kesulitan guru Salah satu metode pembelajaran yang akan diterapkan penulis dalam kelas adalah siswa metode kooperatif tipe STAD. Pembelajaran dipandang sebagai subyek bukan obyek dan bahasa Indonesia dengan metode kooperatif belajar lebih dipentingkan daripada mengajar. tipe Disamping itu siswa ikut berpartisipasi ikut keterlibatan guru sehingga siswa nampak lebih mencoba dan melakukan sendiri yang sedang aktif. dipelajari. Sedangkan dalam pembelajaran pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian yang mengacu pada pembelajaran aktif, besar siswa berani dan ingin bertanya pada fungsi guru adalah menciptakan suatu kondisi guru mengenai materi yang kurang dipahami. belajar Suasana belajar di kelas menjadi sangat yang aktif penggunaan media pembelajaran menulis yang efektif. siswanya. Dalam hal ini dapat meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar. kata, keterampilan memungkinkan siswa berkembang secara optimal. SD Negeri I STAD cenderung Kebiasaan bersikap meminimalkan aktif dalam menarik dan aktif. Alafan merupakan sekolah yang kurang faforit Kooperatif learning mencakup suatu dan terletak di Kabupaten Simeulue. Siswa- kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai siswa di sekolah ini tergolong siswa yang sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah kurang pandai dan kurang cepat dalam masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menerima suatu materi pelajaran. Meskipun untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai demikian dipandang perlu adanya peningkatan tujuan bersama lainnya. Salah satu kooperatif aktivitas, pola berfikir kritis, dan kreatif pada learning adalah STAD. Menurut Sabariyanto matapelajaran bahasa Indonesia. (1999:60) ”Inti dari STAD adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 48 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... siswa bergabung dalam kelompoknya yang 4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di terdiri atas empat atau lima orang untuk Palembang. menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh 5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film. guru”. Setelah selesai mereka m,enyerahkan 6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman pekerjaannya secara tunggal untuk setiap mencarikan saya pekerjaan. kelompok kepada guru. 7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti. Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat B. Kajian Pustaka diperluas dengan berbagai keterangan dan 1. Pengertian Kalimat Sekurang-kurangnya kalimat dalam dapat pula pola-pola dasar itu digabung- ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau kompleks. tidak memiliki unsur subjek dan unsur 3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Pembelajaran kooperatif merupakan Dengan kata yang seperti itu hanya dapat strategi belajar dimana siswa belajar dalam disebut kelompok sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa. pembelajaran Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan kecil. Dalam pengelolaan kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain yang untuk mencapai satu penghargaan bersama. mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam Mereka akan berbagi penghargaan tersebut wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan Unsur-unsur dasar pembelajaran diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud kooperatif menurut Ibrahim (2000:21) antara tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan lain: (1) siswa dalam kelompoknya haruslah huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. beranggapan (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). sepenanggungan 2. Pola Kalimat Dasar bahwa “sehidup mereka bersama”, (2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di Setelah membicarakan beberapa unsur dalam kelompoknya, seperti milik mereka yang membentuk sebuah kalimat yang benar, sendiri, (3) siswa haruslah melihat bahwa kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar semua itu sendiri. Berdasarkan penelitian para ahli, memiliki tujuan yang sama, (4) siswa haruslah pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia membagi tugas dan tanggung jawab yang sama adalah sebagai berikut. di antara anggota kelompoknya, (5) siswa akan 1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi. dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau 2. KB + KS : Dosen itu ramah. penghargaan yang juga akan dikenakan untuk 3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu semua anggota kelompok, (6) siswa berbagi rupiah. kepemimpinan dan mereka membutuhkan anggota di dalam kelompoknya keterampilan untuk belajar bersama selama ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 49 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... proses belajarnya, (7) siswa akan diminta tugas akademik. Siswa kelompok atas akan untuk secara menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah. dalam Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani kelompok kooperatif. Kebanyakan akan meningkat kemampuan akademiknya pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif dapat karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam. memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Ibrahim, Pembelajaran kooperatif memiliki 2000:59): efek penting dalam penerimaan yang luas 1. siswa bekerja dalam kelompok secara terhadap orang yang berbeda menurut ras, kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. budaya, klas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. 2. kelompok dibentuk dari siswa Pembelajaran kooperatif yang memberi peluang kepada siswa yang berbeda memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling rendah. bergantung satu sama lain atas tugas-tugas 3. bilamana mungkin, anggota kelompok bersama, dan melalui struktur penghargaan berasal dari ras, budaya, suku, jenis kooperatif, belajar untuk menghargai satu kelamin berbeda-beda. sama lain. 4. penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu. Tujuan penting selanjutnya adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja 4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat kooperatif penting untuk dimiliki di dalam masyarakat setidak- dimana banyak kerja orang dewasa sebagian tidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil besar dilakukan dalam organisasi yang saling belajar bergantung satu sama lain (Ibrahim, 2000:63). dikembangkan untuk akademik, mencapai penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan 5. sosial. Beberapa ahli berpendapat bahwa STAD Pembelajaran Kooperatif Tipe pembelajaran ini unggul dalam membantu STAD (student Teams Achievement siswa memahami konsep-konsep sulit. Para Division) merupakan pendekatan pembelajaran ahli telah menunjukkan bahwa model struktur kooperatif yang paling sederhana. Guru yang penghargaan dapat menggunakan STAD, juga mengacu kepada meningkatkan penilaian siswa pada belajar belajar kelompok siswa dimana setiap minggu akademik guru menggunakan presentasi verbal atau teks. kooperatif dan perubahan telah norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah kooperatif dapat menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, baik siswa setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri kelompok bawah maupun siswa kelompok atas dari laki-laki dan perempuan, berasal dari memberi keuntungan pada yang bekerja bersama menyelesaikan tugasISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 50 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin. Slavin Anggota tim menggunakan lembar (2005:11) menyatakan, pembelajaran ini kegiatan atau perangkat pembelajaran yang terdiri dari lima komponen yaitu prestasi kelas, lain untuk menuntaskan materi pelajarannya kerja kelompok, kuis, skor, skor perbaikan dan kemudian saling membantu satu sama lain individual, untuk memahami bahan pelajaran melalui Kelima komponen ini diuraikan sebagai tutorial, kuis, dan atau melakukan diskusi. berikut. Secara individual setiap minggu atau setiap dan penghargaan kelompok. 1) Presentasi Kelas dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor Presentasi kelas sering menggunakan dan tiap siswa diberi skor perkembangan pengajaran langsung atau suatu ceramah- (Ibrahim, 2000:39). diskusi yang dilakukan guru, namun dapat Pengetesan pembelajaran kooperatif meliputi presentasi audio visual atau kegiatan tipe STAD, guru meminta siswa menjawab penemuan kelompok. Presentasi kelas pada kuis tentang bahan pelajaran. Butir-butir tes STAD berbeda dengan pengajaran biasa, yaitu pada kuis ini harus merupakan suatu jenis tes siswa lebih difokuskan pada unit STAD. Siswa obyektif tertulis (paper-and-pencil), sehingga menyadari bahwa mereka harus sungguh- butir-butir itu dapat diskor di kelas atau segera sungguh setelah tes itu diberikan. Laporan atau presensi tersebut, karena dengan begitu akan membantu kelompok dapat digunakan sebagai salah satu mereka mengerjakan kuis dengan baik, dan dasar evaluasi dan siswa hendaknya diberi skor penghargaan perannya secara individual dan kelompoknya. hasil kolektif. memperhatikan kuis mereka presentasi menentukan kelas skor 2) Kerja Kelompok Dalam pembelajaran kooperatif, guru Siswa bekerja/berdiskusi di dalam harus hati-hati dengan cara menilai yang kelompok yang dilakukan dengan membagi diterapkan di luar sistem penilaian harian atau siswa atas empat atau lima siswa secara mingguan, konsisten dengan konsep struktur heterogen penghargaan kooperatif, adalah penting bagi kemampuannya tinggi, sedang, dan rendah. guru untuk menghargai hasil kelompok berupa Fungsi utama kelompok adalah menyiapkan hasil akhir maupun perilaku kooperatif yang anggotanya agar berhasil menghadapi kuis. menghasilkan hasil akhir itu. Bagaimanapun kelompok berkumpul untuk mempelajari LKS juga, atau bahan lain. Ketika siswa mendiskusikan tugas penilaian ganda ini dapat yang yang masalah menentukan nilai individual untuk suatu hasil jawaban, kerja kelompok yang paling sering kelompok (Corebima, 2002:47). dilakukan adalah dan siswa menyulitkan guru pada saat guru mencoba a. Kajian Umum bersama memuat membandingkan membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila sesama kelompok membuat kesalahan. ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 51 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Kerja kelompok tersebut merupakan ciri terpenting STAD. Pada setiap saat setiap siswa secara individu bertanggung jawab untuk mengetahui materi pelajaran. penekanan diberikan pada anggota kelompok agar melakukan yang terbaik Dengan sering mengadakan ulangan untuk atau kuis maka penguasaan siswa terhadap kelompoknya, dan pada kelompok sendiri agar mutu pelajaran makin baik dan mudah melakukan yang terbaik untuk membantu direproduksi, sehingga anggotanya. Kelompok tersebut menyediakan aplikasikan. Tujuannya dukungan teman mengukur pemahaman siswa tentang topik sebaya untuk kerja akademik yang memiliki yang pengaruh berarti pada pembelajaran, dan sebelumnya. kelompok menunjukkan saling peduli dan telah diajarkan dapat mereka adalah pada untuk pertemuan 4) Skor Perbaikan Individu hormat. Hal ini memberikan pengaruh berarti Maksudnya adalah perbaikan skor pada hasil-hasil belajar, seperti hubungan antar yang diperoleh siswa pada suatu periode dan kelompok, periode sebelumnya. Ini hanya dapat dicapai harga diri, dan penerimaan terhadap kebanyakan siswa. jika siswa bekerja keras dan tampil lebih baik dari 3) Kuis Untuk mengetahui efektif sebelumnya. Setiap siswa dapat atau menyumbangkan nilai maksimum kepada tidaknya suatu belajar kelompok maka perlu kelompoknya dalam sistem penskoran, kecuali diadakan evaluasi, hal ini berguna bagi jika mereka tidak mengalami peningkatan skor penyelenggara belajar kelompok, agar tidak dari sebelumnya. Setiap siswa mendapat skor mengulangi kasalahan-kesalahan yang sama awal yang diambil dari nilai sebelumnya, dan memperbaiki kesalahankesalahan dalam kemudian belajar kelompok yang akan datang, sebagai kelompok mereka berdasarkan berapa banyak alat evaluasi disini diadakan kuis. Kuis adalah nilai kuis mereka yang melebihi skor awal suatu tes singkat yang dilaksanakan 10 menit mereka. setelah belajar kelompok. Tes terdiri dari satu atau beberapa pertanyaan sederhana yang siswa mendapat poin untuk 5) Penghargaan Kelompok Skor kelompok yang melampaui berkenaan dengan materi pelajaran yang telah kriteria penilaian tertentu, pantas mendapatkan dipelajari sebelumnya. penghargaan dengan cara guru memberikan Pada pembelajaran kooperatif tipe nilai tambahan, pujian, atau hadiah yang akan STAD kuis yang diadakan setelah kira-kira membuat satu sampai dua periode dari persentase guru bertambah dan satu sampai dua periode dari latihan prestasinya dalam belajar. Disini siswa akan kelompok, secara lebih menghargai seorang guru karena mereka individual. Siswa tidak dibolehkan untuk merasa sangat dihargai dengan apa yang saling membantu yang lain selama kuis. Jadi, dikerjakannya. siswa ISSN 2355-0066 diberikan kuis siswa giat lebih untuk termotivasi dan meningkatkan Jurnal Tunas Bangsa| 52 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Kelompok pantas mendapatkan memberikan sumbangan sertifikat atau hadiah jika rata-rata skor maksimum untuk kelompoknya. melampaui Perhitungan skor perkembangan kriteria memberikan tertentu. penghargaan Dalam kelompok, adalah sebagai berikut : dilakukan dua tahap yaitu : a) Menghitung skor individu dan skor kelompok Skor yang diperoleh siswa digunakan untuk menentukan nilai perkembangan individu dan untuk menentukan skor kelompok, dengan cara ini anggota kelompok memiliki kesempatan untuk Tabel 1. Perhitungan nilai perkembangan Skor Tes Akhir Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 poin hingga 1 poin di bawah awal Skor awal hingga 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal Pekerjaan sempurna Sumber Ibrahim, (2000:57) Nilai Perkembangan 3 10 20 30 40 b) Menghargai prestasi kelompok Dalam memberikan penghargaan terhadap prestasi kelompok, terdapat tiga tingkatan penghargaan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Tingkat penghargaan kelompok Nilai Rata-Rata Penghargaan 5 – 14 Baik 15 – 24 Hebat 25 – 30 Super Sumber Ibrahim, (2000:62) Selanjutnya Ibrahim (2000:72) mengganggu teman-tamannya yang aktif menyampaikan juga bahwa agar pembelajaran sehingga selain merugikan dirinya sendiri seperti ini dapat optimal, maka beberapa juga merugikan kelompoknya. kelemahan yang dapat muncul padanya dapat 2. Bila guru tidak merencanakan tugas dengan diantisipasi. Adapun kelemahannya adalah: baik yang mengharuskan setiap anggota 1. Dalam proses diskusi terdapat peluang kelompok aktif berpartisipasi mengerjakan anggota kelompok tidak aktif yang hanya ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 53 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... tugas kelompok, maka kerjasama tidak dalam menulis kalimat melalui model akan berjalan dengan baik. pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Menurut Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini Muhammad Nur (2005:1) bahwa : Dalam diharapkan guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang diatasi pembelajaran dirancang untuk pembelajaran kelemahan-kelemahan yang dapat terjadi. kelompok. Dengan menggunakan LKS atau Misalnya, guru dapat merencanakan untuk perangkat pembelajaran yang lain, siswa menyuruh siswa membuat bekerja baik. diskusi Dengan secara ini individu, dapat laporan hasil walaupun ini kooperatif secara STAD, bersama-sama materi untuk menyelesaikan materi. Siswa saling membantu merupakan tanggung jawab kelompok. satu sama lain untuk memahami materi C. Metode Penelitian pelajaran, sehingga setiap anggota kelompok A. Setting Penelitian dapat memahami materi pelajaran secara Penelitian ini merupakan penelitian tuntas. Aspek-aspek yang dinilai yaitu, tindakan kelas (classroom action research). membuat, mengubah kalimat, dan penggunaan Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk kalimat yang benar. pada model Kurt Lewin yang D. Validasi Data menunjuk empat komponen pokok penelitian yakni : 1) perencanaan (planning), (acting), refleksi 3) pengamatan (reflecting) 2) tindakan (observing), (Arikunto, 4) 2008:21). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Untuk mengukur tingkat validitas data, maka penulis menggunakan tes penilaian unjuk kerja siswa. E. Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan Alafan Kabupaten Simeulue. menggunakan teknik tabulasi data secara A. Subjek Penelitian kuantitatif dan kualitatif berdasarkan hasil Subjek dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus. siswa kelas V yang berjumlah 32 orang, terdiri Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 15 dengan hasil tes awal untuk mengetahui siswa. Penelitian ini dilakukan pada kelas persentase peningkatan hasil belajar siswa tersebut membuat kalimat dikarenakan siswa kurang melalui pembelajaran termotivasi dalam mengikuti matapelajaran kooperatif tipe STAD. biologi, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Pada Setiap siklus dideskripsikan siswa yang sangat rendah. jumlah skor yang diperoleh semua siswa, daya C. Teknik Pengumpulan Data serap, dan rata-rata skor untuk aspek kognitif, Untuk memperoleh data yang valid, dan aspek psikomotorik. Selain itu, juga data dikumpulkan melalui cara / teknik berikut dideskripsikan jumlah nilai dan selisih antara ini : pretes dan postes, jumlah nilai keterampilan Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa ISSN 2355-0066 proses, tanggapan siswa, dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus. Jurnal Tunas Bangsa| 54 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... F. Prosedur Penelitian Rancangan 1. Perencanaan penelitian Rencana yang dilakukan pada siklus tindakan kelas ini, direncanakan melalui 2 pertama adalah peneliti mengajak siswa untuk siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan membuat perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang pembelajaran kooperatif tipe STAD. sudah penelitian. 2. Pelaksanaan Tindakan Observasi awal dilakukan untuk mengetahui Pelaksanaan siklus dibuat prosedur dalam variabel kalimat melalui melalui I dilakukan tindakan yang tepat yang diberikan dalam selama rangka meningkatkan keterampilan membuat melaksanakan kalimat dengan menerapkan Kooperatif Tipe melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan STAD sebagai model pembelajaran. pembelajaran membuat kalimat, mengubah dua jam pelajaran. Sebelum pembelajaran, peneliti Dari hasil observasi awal, maka dalam kalimat, dan penggunaan kalimat yang benar refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang pada hari itu. Dilanjutkan melalui diskusi digunakan bagaimana kelompok. Selain itu, guru Guru memberikan penerapan model pembelajaran Kooperatif tes/kuis kepada setiap siswa secara individu Tipe sehingga untuk STAD mengetahui dalam meningkatkan akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa dalam menulis kalimat. kemampuan siswa. Guru memberikan sedikit Menurut Arikunto (2008:32), bahwa dengan penjelasan mengenai materi membuat kalimat berpatokan pada refleksi awal tersebut akan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini Setelah dengan prosedur: 1) perencanaan (planning), mendiskusikan 2) 3) kalimat, mengubah kalimat dan penggunaan refleksi kalimat yang benar. Secara berkelompok pelaksanaan observasi tindakan (observing), (acting), 4) itu, siswa secara berkelompok beberapa contoh membuat (reflecting). siswa menyampaikan hasil diskusi untuk D. Hasil Penelitian ditanggapi oleh kelompok lain. A. Hasil Penelitian Langkah selanjutnya, Pada siklus I Hasil penelitian yang diuraikan pada siswa menulis dialog sederhana antara dua bagian ini meliputi hasil tes baik siklus I atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta dan siklus II. Hasil tes berupa penilaian hasil perannya, peneliti menjelaskan kalimat dalam membuat kalimat, mengubah kalimat, dan bentuk karangan, surat undangan, dan dialog penggunaan Hasil tertulis. Guru membentuk beberapa kelompok. penelitian yang berupa tes diuraikan dalam Setiap kelompok terdiri dari 4–5 anggota, bentuk data kuantitatif. dimana 1) Hasil Penelitian Siklus I kemampuan akademik yang berbeda-beda kalimat yang benar. anggota kelompok mempunyai Pada penelitian siklus I, disusun (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai anggota kelompok berasal dari budaya atau berikut : suku yang berbeda serta memperhatikan ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 55 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... kesetaraan jender. Kegiatan selanjutnya, Guru Sebelum melakukan tindakan siklus memberikan tugas kepada kelompok berkaitan I, siklus II dan siklus III, peneliti melakukan dengan observasi dan wawancara dengan guru bahasa materi yang mendiskusikannya telah secara diberikan, bersama-sama, dan sastra Indonesia untuk mengetahui nilai saling membantu antar anggota lain, serta rata-rata tes dari aspek keterampilan membuat membahas jawaban tugas yang diberikan guru. kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa STAD. Nilai tersebut digunakan sebagai nilai setiap kelompok dapat menguasai konsep dan awal untuk membandingkan dan menentukan materi. kelompok standar ketuntasan pada siklus I. Berikut ini dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar hasil tes dari aspek keterampilan membuat yang diharapkan dapat dicapai. kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe 3. Observasi STAD pada siklus I. Bahan tugas untuk a) Keterampilan Membuat Kalimat Tabel 3. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Membuat Kalimat No. 1 2 3 4 5 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Berdasarkan diketahui Nilai 5 4 3 2 1 Jumlah Nilai 0 0 2 8 18 54 12 24 0 0 32 tabel bahwa F tersebut karena pada hasil yang dicapai pada pembelajaran yang telah dilakukan guru atau keterampilan membuat kalimat pada siklus I siklus I masih belum memuaskan. Perlu sekali mencapai adanya perbaikan, Hasil rata-rata dapat tes 2,68. hasil 86 Persen Rata-Rata Nilai (%) 0% Nilaisiswa 6,25% = Siswa 56,25% 37,50% 86 = 0% 32 = 2,68 (cukup) 100% tersebut belum agar siswa mampu menunjukkan hasil yang maksimal. Oleh membuat kalimat. Untuk itu, harus karena itu, perlu dilakukan tindakan siklus II perbaikan tindakan yang akan dilakukan sebagai peneliti pada siklus II. perbaikan hasil tes dari aspek keterampilan membuat kalimat. Rata-rata nilai pada siklus I ini digunakan untuk menentukan standar ketuntasan nilai tes dari aspek keterampilan membuat kalimat pada siklus I I. Dengan Keterampilan Mengubah Kalimat Penilaian aspek mengubah kalimat difokuskan pada keterampilan siswa dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif demikian, keterampilan membuat kalimat perlu ditingkatkan ISSN 2355-0066 b) ada lagi, dan sebaliknya. Hasil tes membuat kalimat pada aspek mengubah kalimat secara klasikal Jurnal Tunas Bangsa| 56 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... mencapai nilai 2,94 dan dapat disimpulkan pada aspek mengubah kalimat dapat dilihat bahwa siswa masih kurang dalam menyusun secara rinci pada tabel berikut. kalimat. Hasil penilaian tes membuat kalimat Tabel 4. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Mengubah Kalimat No. 1 2 3 4 5 Kategori Nilai Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Data pada dideskripsikan Jumlah Nilai 1 5 3 12 21 63 7 14 0 0 32 tabel hasil keterampilan 5 4 3 2 1 F tes mengubah 94 Persen Rata-Rata Nilai (%) 3,13% Nilaisiswa 9,37% = Siswa 65,63% 21,87% 94 = 0% 32 = 2,94 (cukup) 100% tersebut dapat mengubah kalimat. Untuk itu, harus ada dari aspek perbaikan tindakan yang akan dilakukan kalimat untuk peneliti pada siklus II. kategori sangat baik dengan nilai 5 dicapai 1 c) Penggunaan Kalimat yang Benar siswa atau sekitar 3,13%. Kategori baik Penilaian aspek penggunaan kalimat dengan nilai 4 dicapai 3 siswa atau sekitar yang benar difokuskan pada keterampilan 9,37%, sedangkan kategori cukup dengan niali siswa dalam menyusun kalimat. Hasil tes 3 dicapai 21 siswa atau sekitar 65,63%. membuat kalimat pada aspek penggunaan Selanjutnya, kategori kurang dengan nilai 2 kalimat yang benar secara klasikal mencapai dicapai 7 siswa atau sekitar 21,87%. nilai Dengan demikian, keterampilan 2,7 dan berkategori cukup. Hasil penilaian tes membuat kalimat pada aspek mengubah kalimat perlu ditingkatkan lagi, penggunaan kalimat yang benar dapat dilihat karena dicapai pada secara rinci pada tabel berikut. telah dilakukan guru pada pembelajaran hasil yang yang pada siklus I masih belum memuaskan. Perlu sekali adanya perbaikan, agar siswa mampu Tabel 5. Hasil Tes Siklus I Penggunaan Kalimat yang Benar No. 1 2 3 4 5 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah ISSN 2355-0066 Nilai 5 4 3 2 1 F Jumlah Nilai 2 10 4 16 16 48 7 14 3 3 32 91 Persen Rata-Rata Nilai (%) 6,25% Nilaisiswa 12,50% = Siswa 50% 21,87% 91 = 9,38% 32 = 2,84 (cukup) 100% Jurnal Tunas Bangsa| 57 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Data pada tabel diatas menunjukkan Dengan demikian, siswa cenderung bahwa pada tes aspek penggunaan kalimat masih kebingungan dalam penggunaan kalimat yang benar untuk kategori sangat baik dengan yang benar, sehingga penggunaan kosa kata nilai 5 dicapai 2 siswa atau sekitar 6,25%. tidak efektif, tidak tepat dan tidak sesuai Kategori baik dengan nilai 4 dicapai 4 siswa dengan kaidah ejaan yang disempurnakan. atau sekitar 12,50%, sedangkan kategori cukup d) Respon Siswa dengan niali 3 dicapai 16 siswa atau sekitar Berdasarkan hasil penyebaran 50%. Selanjutnya, kategori kurang dengan lembaran respons kepada siswa tentang proses nilai 2 dicapai 7 siswa atau sekitar 21,87%. pembelajaran diperoleh keterangan sebagai Dan kategori sangat kurang dengan nilai 1 berikut : dicapai 3 siswa atau sekitar 9,38%. Tabel 6. Persentase Respon Siswa Siklus I No. Aspek yang Direspon Persentase Hasil 1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman) 2. Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai materi membuat kalimat yang sedang diajarkan. 3. Siswa tidak melakukan diskusi dengan baik (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman). 4. Siswa meremehkan kegiatan membuat kalimat. 32,5% 5. Siswa meremehkan kegiatan mengubah kalimat. 22,5% 25% 30% 12,5% 6. Siswa mengganggu teman lain pada saat membuat kalimat. 7. Siswa mengikuti proses penulisan kalimat dengan baik. 8. Siswa membuat kalimat dengan baik dan penuh konsentrasi. Berdasarkan data pada tabel 6 15% 72,5% 77,5% hasil observasi awal, hal ini sudah baik. tersebut dapat didiskripsikan bahwa hasil Perhatian respons siswa pada siklus I sebanyak 32,5% ketertarikan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. pembelajaran. Mereka bicara sendiri, melamun dan siswa sudah siswa menunjukkan terhadap materi Pada siklus I ini, keaktifan bertanya mengganggu teman. Sedangkan 67,5% siswa siswa sudah sangat sedikit sekali. Sebanyak 25% atau 8 Mereka memperhatikan sangat penjelasan antusias guru. mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan. Sebagai ISSN 2355-0066 siswa terhadap materi membuat kalimat menunjukkan keaktifannya mengenai materi membuat kalimat, sedangkan 75% atau Jurnal Tunas Bangsa| 58 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... 24 siswa memilih pasif. Respons siswa tidak melaksanakannya dengan baik. yang diberikan siswa, Sebanyak 77,5% siswa melaksanakan ketika peneliti meminta untuk membentuk proses pembelajaran sesuai dengan perintah kelompok sangat baik, karena mereka jarang guru. Hasil tersebut menunjukkan bahwa diminta untuk berkelompok oleh guru. Pada siswa saat kegiatan diskusi kelompok, memahami pembelajaran. 30% siswa masih kurang berpartisipasi dalam membuat kelompok. melamun Mereka dan jalannya Selain kalimat proses itu, pada sebanyak temannya 15% siswa 85% siswa berbicara sendiri, mengganggu asyik bercerita. Hampir melakukan dengan penuh konsentrasi. Hasil seluruh siswa sudah melaksanakan tugas dari dalam diskusi kelompok dengan baik, yaitu nantinya sekitar 70%. Mereka berdiskusi membahas kalimat yang benar, hal ini menyebabkan tugas yang siswa melaksanakan dengan sungguh-sungguh. disampaikan oleh guru. Secara tepat waktu siswa sudah kegiatan dan proses dapat menyelesaikannya dengan baik. Hasil dari membuat kalimat ini yang menjadi Perolehan mengenai dasar hasil dalam membuat observasi proses siswa membuat kalimat observasi kegiatan membuat kalimat melalui menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah melakukannya dengan baik. Terdapat sekitar pembelajaran berlangsung 27,5% siswa tidak melaksanakan dengan baik. sebagian besar siswa sudah melaksanakan Hal ini disebabkan proses pembelajaran sesuai dengan petunjuk dan penuh antusias, sebelumnya walaupun tidak semua siswa mengikutinya dengan baik. Beberapa siswa bertanya pada dengan baik. temannya mengenai membuat kalimat dengan selama proses Pelaksanaan meliputi proses kegiatan pembelajaran membuat kalimat, 72,5% siswa dapat mereka tidak melakukannya benar. Hasil observasi pada saat melakukan proses pembelajaran terakhir yaitu membuat mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat kalimat yang benar. Kegiatan pertama yaitu membuat sebesar 77,5 sudah menunjukkan sikap yang kalimat, pada kegiatan tersebut 87,5% siswa baik selama menulis kalimat. Siswa tenang melakukan dan serius menulis kalimat yang ditugaskan baik. dengan Sebagian penuh besar perhatian dan siswa melakukan menunjukkan bahwa bermain sendiri atau berbicara sendiri. Hal ini pembelajaran menunjukkan pembelajaran kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada proses siswa berantusias membuat kooperatif mengikuti kalimat melalui tipe STAD. Umumnya para siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dari awal hingga selanjutnya, proses kegiatan membuat kalimat sebanyak 22,5% ISSN 2355-0066 baik, Berdasarkan data yang ada diketahui peneliti. Sedangkan 12,5% siswa mereka membuat yang oleh guru. sesuai dengan petunjuk yang diminta oleh bahwa siswa tertarik pada hasil akhir. Hal ini ditunjukan dengan antusias mereka mulai dari membuat kalimat, Jurnal Tunas Bangsa| 59 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadi yang benar. tugas guru pada siklus II untuk melakukan Meskipun pembelajaran suatu cara agar perilaku negatif tersebut kurang kondusif dengan adanya beberapa dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada siswa teman siklus II tentunya harus lebih matang dan sekelompok, namun hasil yang dicapai siswa lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa sudah yang negatif menjadi positif. yang berbicara cukup antusias proses baik dalam membuat dengan dan siswa mengikuti pembelajaran melalui pembelajaran kalimat kooperatif tipe STAD. Antusias diketahui masih dari respon siswa atau 4. Refleksi Hasil tes membuat kalimat siklus I ini mencapai rata-rata 2,68 atau berkategori ekspresi cukup baik. Permasalahan ini disebabkan sebagian besar siswa. Perilaku siswa dalam karena melaksanakan proses pembelajaran selama membuat kalimat. Siswa tidak mengetahui cara pembelajaran membuat kalimat berlangsung membuat kalimat yang baik. Aspek membuat ditunjukkan oleh sikap yang positif dan sikap kalimat negatif. Perilaku positif tampak pada sikap mengubah kalimat dan penggunaan kalimat siswa selama mengikuti yang benar. Hal ini disebabkan juga karena kegiatan membuat kalimat. Hal ini terlihat siswa masih jarang berlatih membuat kalimat, dari sehingga yang siswa antusias yang merasa senang dengan menampakkan ekspresi kagum terhadap karena pembelajaran kurang memahami materi belum begitu dikuasai, seperti pengetahuan mengenai materi membuat kalimat tersebut kurang dikuasai. metode mengajar dan media yang peneliti gunakan, siswa Pada data non tes siklus I yang membuat berupa observasi dapat diketahui bahwa kalimat melalui pendekatan kooperatif tipe siswa senang dengan pembelajaran yang STAD memberikan pengalaman baru yang dilakukan oleh guru melalui pembelajaran bermakna bagi siswa. kooperatif tipe STAD. Melalui kooperatif tipe Berdasarkan peneliti STAD dapat diatasi masalah yang dihadapi selama pembelajaran membuat kalimat dapat oleh siswa. Namun demikian, pada siklus I ini disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa masih ada beberapa siswa yang berperilaku masih ada selama pembelajaran berlangsung. negatif selama pembelajaran berlangsung. Sikap negatif dimungkinkan karena siswa Mereka belum dapat menyesuaikan diri melamun, pola diterapkan oleh penjelasan guru. Selain itu, masih banyak guru. Keadaan ini merupakan masalah besar siswa yang bersikap pasif. Mereka malu dan yang harus dipecahkan oleh peneliti. takut menanggapi. Mereka mau menanggapi pembelajaran pengamatan yang terhadap Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan menghilangkan sikap negatif siswa pada saat ISSN 2355-0066 ada yang masih ramai sendiri, dan tidak memperhatikan kalau ditunjuk saja. Melalui jurnal diketahui bahwa siswa beberapa siklus I siswa masih Jurnal Tunas Bangsa| 60 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... mengalami kesulitan dalam proses membuat pembelajaran kalimat. Hal ini bahwa tergolong normal belum tampak perubahan pembelajaran belum mencapai hasil yang yang berarti. Dengan demikian, tindakan diharapkan. siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil STAD sebagai Pembelajaran yang kooperatif digunakan maksimal dapat bukti belum tipe secara membantu siswa dalam membuat kalimat masih tes membuat kalimat pada siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan membuat kalimat. Walaupun menurut pendapat Pada siklus II, penelitian dilaksanakan siswa, mereka senang dengan pembelajaran dengan rencana yang lebih matang daripada membuat kalimat yang dilakukan oleh guru siklus I. Salah satunya adalah berkaitan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. dengan Hasil refleksi baik dari data tes maupun non tes mencapai refleksi hasil pada yang tersebut memperbaiki Sehingga, siklus hasil dilaksanakan pembelajaran yang akan melalui diskusi kelompok. I belum Melalui usaha tersebut, maka hasil penelitian maksimal. Hasil yang berupa nilai tes membuat kalimat dapat untuk meningkat dari kategori cukup baik ke sebagai hasilnya rencana acuan pada yang siklus dicapai II. lebih kategori baik. Meningkatnya hasil tes ini diikuti pula dengan perubahan dan maksimal. peningkatan perilaku siswa yaitu lebih aktif 2) Hasil Penelitian Siklus 2 dalam Berdasarkan hasil tes dari siklus I, mengikuti pembelajaran membuat kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe maka disusun rencana pembelajaran sebagai STAD. berikut : 3. Observasi Siklus II a) Keterampilan Membuat Kalimat 1. Perencanaan Perencanaan siklus II Pelaksanaan merupakan kelanjutan dari siklus I. Perencanaan ini selama dilaksanakan karena membuat kalimat keterampilan membuat kalimat pada siswa pada siklus I hasil kelas V SD Negeri 1 Alafan Kabupaten penelitian observasi dilakukan berlangsung. Hasil melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7 berikut Simeulue masih dalam kategori yang cukup baik yaitu dengan nilai rata-rata 2,68. Selain itu, perubahan tingkah laku dalam Tabel 7. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Membuat Kalimat No. 1 2 3 4 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang ISSN 2355-0066 Nilai 5 4 3 2 F Jumlah Nilai 4 20 20 100 5 15 3 6 tes Persen (%) 12,50% 62,50% 15,63% 9,37% Rata-Rata Nilai = Nilaisiswa Siswa Jurnal Tunas Bangsa| 61 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... 5 Sangat Kurang Jumlah Data 0 0% 32 141 100% = 141 32 = 4,41 (baik) Faktor eksternal itu adalah pemilihan dan bahwa keterampilan membuat kalimat siswa penggunaan metode kooperatif tipe STAD kelas V SD Negeri 1 Alafan Kabupaten yang digunakan selama penelitian. sudah tabel 0 menunjukkan Simeulue pada 1 mencapai kategori baik Di samping itu, guru yaitu, dengan rata-rata nilai secara klasikal menerapkan mencapai santai, alamiah dan mampu meningkatkan 4,41. Dari jumlah keseluruhan pembelajaran pemahaman 12,50% membuat kalimat. Hasil rata-rata yang telah kategori sangat baik dicapai siswa atau 62,50% dengan nilai 4. Kategori merupakan keberhasilan guru dan siswa cukup baik dengan nilai 3 dicapai oleh 5 dalam melaksanakan pembelajaran membuat siswa atau 15,63% dan untuk kategori kurang kalimat melalui metode kooperatif tipe STAD. baik dengan nilai 2 dicapai oleh 3 siswa atau Dapat 9,37%. Dengan demikian, secara menggunakan metode kooperatif tipe STAD sudah mencapai 84,37% siswa yang sangat pembelajaran dengan nilai 5. Kategori baik dicapai oleh 20 klasikal yang terhadap terkesan siswa yaitu 32 siswa, 4 siswa diantaranya mencapai siswa yang juga disimpulkan dapat meningkatkan memuaskan bahwa ini, dengan keterampilan siswa mencapai nilai di atas nilai minimal. Hal ini dalam membuat kalimat, sehingga siswa juga membuktikan bahwa siswa sudah mencapai mengalami ketuntasan pembelajaran membuat kalimat. dalam pembelajaran membuat kalimat. b) Peningkatan keterampilan membuat perubahan perilaku Keterampilan dalam Mengubah Kalimat kalimat pada siswa kelas V SD Negeri 1 Penilaian aspek mengubah kalimat Alafan Kabupaten Simeulue dikarenakan oleh difokuskan pada keterampilan siswa dalam dua faktor yang melingkupinya, yaitu faktor mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan sebaliknya. Hasil tes membuat kalimat dalam adalah keterampilan pada aspek mengubah kalimat secara klasikal siswa dalam membuat kalimat yang semakin mencapai nilai 3,71 dan dapat disimpulkan meningkat. Hal ini sebagai bukti bahwa siswa bahwa siswa telah dapat menyusun kalimat mulai paham dengan yang dengan baik. Hasil penilaian tes membuat dapat kalimat pada aspek mengubah kalimat dapat penelitian dilakukan oleh ini pembelajaran guru, sehingga mengubah perilaku terhadap pembelajaran dilihat secara rinci pada tabel berikut. membuat kalimat ke arah yang positif. Selain itu, terdapat juga faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan penelitian ini. ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 62 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Tabel 8. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Mengubah Kalimat No. Kategori Nilai F Jumlah Nilai 4 20 18 72 7 21 3 6 32 0 1 2 3 4 5 Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup 3 Kurang 2 Sangat 1 Kurang Jumlah 32 119 Data pada tabel 8 dapat dideskripsikan Persen Rata-Rata Nilai (%) 12,50% Nilaisiswa 56,25% = Siswa 21,88% 9,37% 119 = 0% 32 = 3,71 (baik) 100% kalimat. hasil tes dari aspek keterampilan mengubah c) Penggunaan Kalimat yang Benar kalimat untuk kategori sangat baik dengan Penilaian aspek penggunaan kalimat nilai 5 dicapai 4 siswa atau sekitar 12,50%. yang benar difokuskan pada keterampilan Kategori baik dengan nilai 4 dicapai 18 siswa siswa dalam menyusun kalimat. Hasil tes atau sekitar 56,25%, sedangkan kategori cukup membuat kalimat pada aspek penggunaan dengan niali 3 dicapai 7 siswa atau sekitar kalimat yang benar secara klasikal mencapai 21,88%. Selanjutnya, kategori kurang dengan nilai nilai 2 dicapai 3 siswa atau sekitar 9,37%. penilaian tes membuat kalimat pada aspek Dengan demikian, secara sudah mencapai klasikal 68,75% siswa yang 2,7 dan berkategori cukup. Hasil penggunaan kalimat yang benar dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut. mencapai nilai di atas nilai minimal. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan dalam pembelajaran membuat Tabel 9. Hasil Tes Siklus II Penggunaan Kalimat yang Benar No. 1 2 3 4 5 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Nilai 5 4 3 2 1 F Jumlah Nilai 8 40 18 72 5 15 1 2 0 0 32 129 Persen Rata-Rata Nilai (%) 25% Nilaisiswa 56,25% = Siswa 15,63% 3,12% 129 = 0% 32 = 4,03 (baik) 100% Data pada tabel 9 menunjukkan bahwa dengan niali 3 dicapai 5 siswa atau sekitar pada tes aspek penggunaan kalimat yang benar 15,63%. Selanjutnya, kategori kurang dengan untuk kategori sangat baik dengan nilai 5 nilai 2 dicapai 1 siswa atau sekitar 3,12%. Dan dicapai 8 siswa atau sekitar 25%. Kategori tidak ada siswa yang memperoleh kategori baik dengan nilai 4 dicapai 18 siswa atau sangat kurang dengan nilai 1 atau sekitar 0%. sekitar 56,25%, sedangkan kategori cukup ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 63 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Dengan demikian, dapat disimpulkan d) Respon Siswa bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe Berdasarkan hasil penyebaran STAD siswa kelas V SD Negeri 1 Alafan lembaran respons kepada siswa tentang proses Kabupaten pembelajaran diperoleh keterangan sebagai Simeulue dapat menggunakan kalimat yang benar. berikut : Tabel 10. Persentase Respon Siswa Siklus II No. Aspek yang Direspon Persentase Hasil 1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman). 15% 2. Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai materi membuat kalimat yang sedang diajarkan. 3. Siswa tidak melakukan diskusi dengan baik (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman). 4. Siswa meremehkan kegiatan membuat kalimat. 5. Siswa meremehkan kegiatan mengubah kalimat. 6. Siswa mengganggu teman lain pada saat membuat kalimat. 7. Siswa mengikuti proses membuat kalimat dengan baik. 8. Siswa membuat kalimat dengan baik dan penuh konsentrasi. 56,25% Berdasarkan data pada tabel 8 tersebut dapat 6,25% 10% 15% 7,5% 80% 90% Pada siklus II ini, keaktifan bertanya didiskripsikan bahwa hasil respons siswa pada siswa siklus telah cukup baik. Sebanyak 56,25% atau 18 II hanya memperhatikan 15% penjelasan siswa guru. tidak Mereka siswa terhadap materi membuat kalimat menunjukkan keaktifannya mengenai bicara sendiri, melamun dan mengganggu materi membuat kalimat, sedangkan 43,75% teman. atau 14 siswa memilih pasif. Sedangkan memperhatikan 85% penjelasan sangat antusias materi yang siswa guru. mendengarkan disampaikan. sudah Mereka penjelasan Sebagai hasil Respons yang diberikan siswa, ketika peneliti meminta untuk membentuk kelompok sangat baik, karena mereka jarang observasi awal, hal ini sudah baik. Perhatian diminta untuk berkelompok oleh guru. Pada siswa sudah menunjukkan ketertarikan siswa saat kegiatan diskusi kelompok, 6,25% siswa terhadap materi pembelajaran. masih kurang berpartisipasi dalam kelompok. ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 64 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Mereka berbicara sendiri, asyik bercerita. melamun dan Hampir seluruh siswa konsentrasi. Hasil dari kegiatan membuat kalimat ini yang nantinya menjadi dasar sudah melaksanakan tugas dalam diskusi dalam membuat kalimat yang benar, hal ini kelompok menyebabkan siswa melaksanakan dengan dengan baik, yaitu sekitar 93,75%. Mereka berdiskusi membahas tugas sungguh-sungguh. yang disampaikan oleh guru. Secara tepat waktu siswa Perolehan sudah dapat menyelesaikannya mengenai hasil proses observasi membuat siswa kalimat dengan baik. Hasil dari observasi kegiatan menunjukkan 80% siswa dapat melakukannya membuat kalimat pembelajaran dengan baik. Terdapat sekitar 20% siswa kooperatif tipe STAD adalah selama proses tidak melaksanakan dengan baik. Hal ini pembelajaran besar disebabkan proses pembelajaran sebelumnya siswa sudah melaksanakan sesuai dengan mereka tidak melakukannya dengan baik. petunjuk dan penuh antusias, walaupun tidak Beberapa semua siswa mengikutinya dengan baik. mengenai membuat kalimat dengan benar. melalui berlangsung sebagian Pelaksanaan meliputi proses kegiatan pembelajaran membuat kalimat, Hasil siswa bertanya pada temannya observasi pada saat melakukan proses pembelajaran terakhir yaitu membuat mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat kalimat yang benar. Kegiatan pertama yaitu membuat sebesar 90% sudah menunjukkan sikap yang kalimat, pada kegiatan tersebut 90% siswa baik selama menulis kalimat. Siswa tenang melakukan dan serius menulis kalimat yang ditugaskan baik. dengan Sebagian penuh besar perhatian dan siswa melakukan Sedangkan 10% siswa mereka bahwa siswa pembelajaran menunjukkan pembelajaran membuat kalimat melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada proses yang baik, Berdasarkan data yang ada diketahui bermain sendiri atau berbicara sendiri. Hal ini bahwa siswa tertarik pada hasil oleh guru. sesuai dengan petunjuk yang diminta oleh peneliti. menunjukkan berantusias membuat mengikuti kalimat melalui tipe STAD. kooperatif Umumnya para siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dari awal hingga selanjutnya, proses akhir. Hal ini ditunjukan dengan antusias kegiatan mengubah kalimat sebanyak 15% mereka mulai dari membuat kalimat, siswa tidak melaksanakannya dengan baik. mengubah kalimat, dan penggunaan kalimat Sebanyak 85% siswa melaksanakan proses yang benar. pembelajaran sesuai dengan perintah guru. Proses pembelajaran telah kondusif Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan t i d a k adanya siswa yang berbicara memahami jalannya proses pembelajaran. dengan teman sekelompok, aerta hasil yang Selain itu, pada proses membuat kalimat dicapai siswa sudah baik dan siswa masih sebanyak 7,5% siswa mengganggu temannya antusias dan 92,5% siswa melakukan dengan membuat ISSN 2355-0066 penuh dalam kalimat mengikuti pembelajaran melalui pembelajaran Jurnal Tunas Bangsa| 65 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... kooperatif tipe STAD. Antusias diketahui dari respon siswa atau ini untuk merubah pola pembelajaran agar lebih ekspresi disukai oleh siswa dan sebagai perbaikan dari sebagian besar siswa. Perilaku siswa dalam siklus I. melaksanakan proses pembelajaran selama 4. Refleksi pembelajaran membuat kalimat berlangsung Hasil keterampilan ditunjukkan oleh sikap yang positif dan sikap kalimat negatif. Perilaku positif tampak pada sikap peningkatan dari siswa sudah yang antusias selama mengikuti pada siklus II siklus mencapai tes telah mengalami I. Hasil tersebut rata-rata berkategori dari mencapai target yang diharapkan. yang merasa senang dengan menampakkan ekspresi tersebut atau sudah terhadap Pada siklus II ini siswa sudah dapat metode mengajar dan media yang peneliti menpersuasifkan objek yang ditulis dengan gunakan, membuat lebih detail, jelas dan lengkap. Selain itu, pada kalimat melalui pendekatan kooperatif tipe aspek mengubah kalimat siswa juga sudah STAD memberikan pengalaman baru yang baik. Selanjutnya, aspek penggunaan kalimat bermakna bagi siswa. yang benar dan EYD siswa sudah dapat karena kagum Hasil 4,41 kegiatan membuat kalimat. Hal ini terlihat siswa baik. membuat pembelajaran Berdasarkan pengamatan peneliti memahaminya. Membuat kalimat yang ditulis selama pembelajaran membuat kalimat dapat oleh siswa pada siklus II sudah lebih baik disimpulkan bahwa siswa telah berprilaku daripada siklus I. Hal ini merupakan hasil positif yang selama pembelajaran berlangsung. sangat menggembirakan, karena Sikap positif telah ditunjukkan oleh siswa berdasarkan hasil tes pada siklus II, terlihat dengan menyesuaikan juga adanya perubahan perilaku siswa ke diri terhadap pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru. arah positif. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan Pada tahap observasi, terlihat siswa yang melakukan perilaku negatif mulai menghilangkan sikap negatif siswa pada saat berkurang. Siswa mengikuti pembelajaran pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadi dari awal hingga akhir dengan sikap yang tugas guru pada siklus II untuk melakukan baik. Hal ini dibuktikan suatu cara agar perilaku negatif tersebut observasi dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada peningkatan persentase perilaku positif siswa siklus II tentunya harus lebih matang dan pada lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa yang negatif menjadi positif. Peningkatan perilaku negatif perilaku observasi siklus menanggapi dengan positif pembelajaran yang Mereka senang adanya II. Siswa terhadap dilakukan oleh dengan guru. pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hampir sebagian besar diharapkan, siswa menyatakan pembelajaran ini sangat karena guru sudah berusaha secara maksimal menyenangkan. Hal ini sebagai bukti adanya hal ISSN 2355-0066 yang perilaku dari hasil menunjukkan hasil positif merupakan ke siswa yang melalui sangat Jurnal Tunas Bangsa| 66 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... perubahan perilaku siswa yang positif. Melalui B. Pembahasan Hasil Penelitian mendapatkan hasil penelitian berupa hasil tes Penelitian siklus I ini, peneliti dilakukan dan nontes. Tes yang digunakan dalam merupakan penelitian tindakan kelas yang penelitian ini adalah tes hasil karya (produk) terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan yang siklus II. Setiap siklus melalui beberapa membuat tahap, pembelajaran hari itu dan sesuai dengan materi yaitu yang kegiatan perencanaan, tindakan, berupa membuat kalimat. kalimat sesuai dengan pengamatan (observasi), dan refleksi. Pada yang diberikan oleh penulis. siklus II, tahap-tahap tersebut dilaksanakan nontes diperoleh dari kegiatan dengan perbaikan dari pembelajaran siklus I. wawancara, dan jurnal Siswa tema Adapun hasil observasi, siswa. Masing- Hasil penelitian ini diperoleh dari masing data hasil nontes tersebut kemudian data tes dan nontes, baik pada siklus I didiskripsikan secara jelas sebagai pelengkap maupun siklus II. Hasil pada kedua siklus hasil tes. tersebut digunakan peningkatan membuat untuk keterampilan kalimat mengetahui siswa melalui dalam metode Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dan untuk membuat mengetahui perubahan perilaku siswa selama keadaan siswa, menyiapkan kondisi media mengikuti proses pembelajaran. Berikut ini yang akan digunakan dalam pembelajaran uraian dan pelaksanaan perolehan data pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kegiatan prasiklus kalimat pembelajaran menjelaskan dengan tujuan membuat kalimat melalui ini menanyakan pembelajaran metode dilakukan pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD. oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Kegiatan ini bertujuan untuk melatih ingatan Indonesia sendiri. Peneliti hanya melihat nilai siswa mengenai materi membuat kalimat. hasil membuat kalimat siswa, wawancara Setelah itu guru menjelaskan segala kegiatan dengan guru dan siswa. Hal ini dilakukan yang akan dilakukan selama 3 jam pelajaran. peneliti untuk mengetahui kemampuan dasar Kegiatan inti pada siklus I ini siswa dalam membuat kalimat. Nilai rata-rata diawali dengan guru menjelaskan yang dalam diperoleh siswa adalah 2,68. diskusi kelompok. aturan Masing-masing Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, kelompok terdiri atas lima siswa. Guru siswa mengikuti memberikan tugas pada siswa untuk mencari Alasan ciri-ciri kalimat, hakikat kalimat dan topik- siswa karena pembelajaran membuat kalimat topik yang dapat dikembangkan menjadi membosankan sehingga siswa banyak yang kalimat. kurang pembelajaran berminat membuat kalimat. berperilaku negatif. Perwakilan masing-masing kelompok Kegiatan siklus I sebagai kegiatan membacakan hasil diskusi. Secara bergantian awal dalam penelitian membuat kalimat ini. siswa membacakan hasilnya. Kelompok lain ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 67 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... diminta untuk memberikan tanggapan atau arah positif terhadap pembelajaran membuat pendapat. kalimat. Kegiatan diskusi dengan guru menegaskan dan ini berakhir menjelaskan Kegiatan pada siklus II hampir sama mengenai ciri-ciri kalimat, hakikat kalimat dengan siklus I. Kegiatan diawali dengan dan topik-topik yang dapat dikembangkan mengkondisikan menjadi kalimat. mengikuti Kegiatan dilanjutkan dengan siswa melakukan proses pembelajaran siswa pembelajaran agar siap untuk membuat kalimat. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran yaitu membuat kalimat pada hari itu. Kemudian mengubah kalimat dan penggunaan kalimat guru memberi tahu mengenai hasil tes yang benar. Kegiatan inti dalam pembelajaran membuat kalimat pada siklus I. Guru juga ini adalah keterampilan membuat kalimat. menjelaskan beberapa kesalahan yang banyak Kegiatan inti ini bertujuan untuk mengetahui dilakukan siswa pada hasil pekerjaan siswa sejauhmana membuat pemahaman siswa terhadap kalimat. Selain guru mengenai aspek materi membuat kalimat. Secara individu, menjelaskan siswa membuat yang berupa produk siswa penilaian yang digunakan dalam selama pembelajaran. kalimat. Siswa yang belum paham diberi Siswa pembelajaran sangat antusias kembali itu, membuat dengan kesempatan untuk bertanya. Kesempatan ini membuat kalimat melalui tidak dibiarkan begitu saja oleh siswa. pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bagi Siswa banyak siswa ini merupakan hal yang sangat baru. pelaksanaan Kegiatan aspek selanjutnya adalah merefleksi pembelajaran dan pengisian jurnal siswa. bertanya proses penilaian mengenai pembelajaran yang digunakan dan dalam membuat kalimat. Masing-masing siswa mendapatkan jurnal Kegiatan dilanjutkan dengan siswa siswa. Jurnal ini berisi ungkapan pendapat melakukan diskusi kelompok seperti pada siswa siklus I. Masing-masing kelompok masih mengenai pembelajaran membuat kalimat yang baru saja dilakukan. Terdapat tetap delapan pertanyaan yang harus dijawab oleh melakukan proses pembelajaran yang hasil siswa. Kegiatan ini merupakan akhir proses dari proses ini nanti berupa kalimat yang pembelajaran membuat kalimat pada siklus I. baik. secara berkelompok siswa membuat Melalui hasil tes pada siklus I, lima kalimat siswa. Siswa diminta untuk dengan memperhatikan aspek peneliti berusaha melakukan perbaikan untuk penilaian kegiatan siklus II agar lebih baik lagi. Siklus selesai, perwakilan masing-masing kelompok II ini merupakan kelanjutan dari siklus I. membacakan Pada siklus II ini mengalami beberapa penggunaan perubahan seperti rencana pembelajaran dan bergantian, kelompok lain menanggapi dan pendekatan yang akan digunakan. Tujuannya menilai secara lisan sesuai adalah untuk merubah perilaku siswa ke penilaian yang sudah dijelaskan oleh guru. ISSN 2355-0066 yang telah dijelaskan. Setelah hasil diskusi yaitu berupa kalimat yang baik. Secara dengan aspek Jurnal Tunas Bangsa| 68 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Guru selalu membimbing jalannya diskusi. Pada siklus II ini tampilan yang disajikan untuk tugas individu yang semakin meningkat dibandingkan siklus I. Rata-rata nilai membuat kalimat yang berupa semula pada siklus I mencapai nilai 2,68 atau membuat kalimat majemuk seperti pada berkategori cukup baik meningkat menjadi siklus siswa untuk 4,41 atau berkategori baik. Meningkatnya dengan hasil rata-rata nilai dan berubahnya kategori baik. Pada kesempatan ini, siswa tampak tersebut membuktikan bahwa siswa semakin lebih dalam paham dengan pembelajaran membuat kalimat. pembelajaran. Tahapan Peningkatan keterampilan membuat I. Guru melakukan proses serius mengikuti dalam mengajak pembelajaran dan proses dilakukan kalimat pada siswa kelas V ini memuaskan. dengan baik. Pada kegiatan membuat kalimat Sebelum dilakukan tindakan siklus I maupun siswa terlihat lebih konsentrasi dan serius. siklus II, keterampilan siswa dalam membuat Pembelajaran membuat kalimat pada siklus kalimat masih kurang. Hal ini sangat berbeda II setelah dilakukan tindakan siklus I dan ini proses konsentrasi pembelajaran diakhiri dengan pengisian jurnal siswa. Pertanyaan yang diajukan dalam jurnal siklus masih tetap sama seperti pada siklus I. melalui metode kooperatif tipe STAD. Melalui 1) Peningkatan Hasil Tes Membuat Kalimat tindakan ini, melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe membuat kalimat mengalami peningkatan. STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Dengan demikian, penggunaan pembelajaran Alafan Kabupaten Simeulue kooperatif tipe STAD mampu membantu siswa Berdasarkan serangkaian analisis data II pembelajaran membuat kalimat keterampilan siswa dalam dalam meningkatkan keterampilan membuat baik tes dan nontes dalam pembelajaran kalimat. Selain itu, pemahaman keterampilan terhadap materi membuat kalimat yang baik membuat kalimat melalui siswa metode kooperatif tipe STAD dapat dijelaskan juga bahwa melalui tindakan ini dapat merubah perilaku perilaku menunjukkan siswa dalam adanya belajar perubahan. semakin bertambah. Oleh karena itu, siswa ke arah yang positif. Perubahan ini mengarah pada perubahan Pembelajaran kooperatif tipe STAD perilaku siswa ke arah positif. Suasana dapat meningkatkan keterampilan membuat kelas kalimat pada siswa kelas V SD Negeri 1 yang semula kurang kondusif berganti dengan suasana kelas yang nyaman, Alafan menyenangkan dan kondusif. Siswa semakin membantu serius dalam mengikuti proses pembelajaran. menggali kreativitas dan pengetahuan siswa. Dalam pembelajaran, siswa Pembelajaran membuat kalimat yang terkesan pasif menjadi siswa yang dulunya yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kabupaten menjemukan Simeulue kelancaran dan mampu pembelajaran, membosankan menjadi menyenangkan dengan penerapan metode Perubahan perilaku ke arah positif pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode ini dibuktikan melalui hasil tes pada siklus II ini telah mampu memberikan dorongan pada ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 69 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... siswa sehingga pembelajaran lebih menarik, (2) Terjadi perubahan positif perilaku menyenangkan, santai, dan lebih bermakna siswa terhadap pembelajaran membuat bagi siswa. kalimat melalui metode kooperatif tipe Dikatakan lebih bermakna, karena pembelajaran membuat kalimat melalui STAD. Peningkatan oleh siswa ini disebabkan tertarik terhadap metode kooperatif tipe STAD mampu merubah pembelajaran membuat kalimat melalui perilaku siswa ke arah yang positif. Hal ini pembelajaran kooperatif tipe STAD. dibuktikan dalam Ketertarikan siswa ini dibuktikan oleh menanggapi pembelajaran yang dilakukan hasil observasi, wawancara, dan jurnal. oleh guru. Melalui metode kooperatif tipe Berdasarkan STAD siswa memperoleh kemampuan yang siklus I dan siklus II, siswa terlihat dapat sangat dengan digunakan sikap untuk siswa meningkatkan hasil observasi aktif dalam mengikuti membuat kalimat. keterampilan siswa. Oleh karena itu hasil tes pembelajaran membuat Berdasarkan hasil wawancara kalimat semakin baik dan pada pada meningkat. siklus I dan siklus II mereka merespons E. Simpulan positif terhadap pembelajaran Berdasarkan hasil analisis dan yang telah disampaikan oleh guru. Siswa pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sangat sebagai berikut : metode pembelajaran kooperatif tipe (1) Keterampilan membuat kalimat siswa STAD dalam pembelajaran membuat kelas V SD Negeri 1 Alafan Kabupaten kalimat. Selain Simeulue perubahan mengalami peningkatan tertarik dengan penerapan itu, peningkatan dan sikap siswa terhadap setelah dilakukan penelitian tindakan pembelajaran kelas melalui pembelajaran kooperatif dibuktikan tipe STAD. Peningkatan keterampilan observasi. membuat kalimat tersebut diketahui dari Dengan hasil tes siklus I dan siklus II. Nilai kooperatif tipe STAD telah berhasil rata-rata tes membuat kalimat setelah meningkatkan keterampilan membuat dilakukan tindakan siklus I mencapai kalimat pada siswa kelas V SD Negeri 1 2,68 dengan kategori cukup baik. Pada Alafan Kabupaten Simeulue. Hal ini siklus II, membuktikan mengalami nilai rata-rata tersebut peningkatan sebesar perilaku membuat juga melalui demikian, perubahan positif 28,12% menjadi 4,41 dengan kategori pemahaman baik. pembelajaran membuat kalimat. ISSN 2355-0066 siswa hasil pembelajaran adanya yang kalimat terhadap melalui materi Jurnal Tunas Bangsa| 70 Isthifa Kemal dan Delimawati, Upaya Peningkatan Keterampilan... Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Effendi, S. (1995). Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya. Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta. Ibrahim, Muslim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA. Kartono, Kartini. (2007). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Mandar Maju. Jakarta. Muhammad Nur, 2005, Pembelajaran Kooperatif, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu Jawa Timur. Muhibbin, Syah. (2006). Psikologi Belajar. Rajawali Pers. Jakarta. Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses. PT. Bumi Aksara. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. CV. Media Abadi. Jakarta. Purwanto, M. Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. CV. Rosda. Jakarta. Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. CV. Media Abadi. Jakarta. ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 71