IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH MELALUI UPAYA PEREMAJAAN (Studi Kasus Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai Kota Padang Panjang) Febri Rahman1), Ir Hamdi Nur 2), Harne Julianti Tou 3) Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang Email : [email protected],[email protected], [email protected] Abstrak Keberadaan kawasan permukiman kumuh di Kota-kota besar dan sedang telah menjadi masalah serius bagi masyarakat dan pemerintah baik ditinjau dari aspek tata ruang, estetika, lingkungan dan sosial. Peremajaan lingkungan kumuh menyangkut kesiapan sosial dan kelembagaan masyarakat, pemecahan masalah lingkungan kumuh harus didasarkan atas kondisi setempat yang spesifik dan pendekatan bersifat partisipatif. Padatnya lingkungan perumahan dan permukiman di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai dapat menimbulkan dampak lingkungan dengan kondisi yang sangat buruk, dilihat dari kondisi fisik bangunan serta kondisi prasarananya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk penanganan kawasan permukiman kumuh melalui upaya peremajaan. Penelitian ini menggunakan pedoman identifikasi permukiman kumuh yang meliputi kriteria vitalitas non ekonomi, kriteria vitalitas ekonomi, kriteria status tanah, kriteria kondisi prasarana serta komitmen pemerintah (daerah). Metode yang digunakan untuk menilai kriteria permukiman kumuh adalah dengan system pembobotan. Hasil penilaian menunjukan bahwa di Kelurahan Pasar Baru memiliki kategori tingkat kekumuhan sedang, dan di Kelurahan Balai-Balai memiliki kategori tingkat kekumuhan ringan. Berdasarkan kategori tingkat kekumuhan tersebut, Penanganan melalui upaya peremajaan yang sesuai dimasing-masing Kelurahan yaitu pada Kelurahan Pasar Baru melalui skema penanganan kawasan kumuh yaitu Pembangunan Rumah Susun Sewa oleh Pemerintah dengan syarat sipemilik bangunan/lahan bersedia menjual lahannya dengan harga murah dan sipemilik bangunan/lahan diberi keuntungan dengan mendapatkan beberapa unit rumah dari pembangunan rusunawa sedangkan di Kelurahan Balai-Balai melalui Program Perbaikan Kampung. Kata kunci : Kawasan Kumuh , Tingkat Kekumuhan, Peremajaaan. THE IDENTIFICATION AND HANDLING OF SLUM AREA THROUGH THE EFFORTS REJUVENATION (A Case Study of Pasar Baru and Balai-Balai Village in Padang Panjang) Febri Rahman1), Ir Hamdi Nur 2), Harne Julianti Tou 3) The Engineering Department of Urban and Regional Planning Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Bung Hatta University, Padang Email : [email protected],[email protected], [email protected] Abstract The existence of slum areas in the large and medium cities has become a serious problem for the society and the government, both in aspects of spatial, aesthetic, environmental and social. Rejuvenation of the slum environment related to the readiness of social and community institutions, solving the environmental problems of slums must be based on specific local conditions and participatory approach. The denseness of residential neighborhoods and habitation in the Pasar Baru and Balai- Balai Village can lead the environmental impact with a very bad condition, seeing from the condition of the physical of buildings and infrastructure. The aim of this study was to determine the form of the handling of the slum area through the efforts of rejuvenation. This study uses a slum identification guideline that includes criteria of vitality of non-economic, the economic, the status of land, infrastructure conditions and commitments criteria of the government (local). The method used to assess the criteria of slums is the weighting system. Assessment results show that in the Pasar Baru Village has a medium level of untidiness and in the Balai-Balai Village has a low level of untidiness. Based on the level of untidiness, the handling through to rejuvenate appropriate in each of the Village is in the Pasar Baru Village the handling is using a scheme slum namely The Project of Flats Rent by the Government, as a requirement is the owner of the building/land is willing to sell their land at low prices and will get the advantage by getting some housing units of development rusunawa while in the Balai-Balai Village is through the Improvement Programme of the Village. Keywords: Slum Area, Level of Untidiness, Rejuvenation. Pendahuluan Kota merupakan tempat tinggal dan tempat bekerja bagi sebagian dari penduduk dunia yang persentasenya semakin besar, merupakan tempat yang dapat memberikan peluang atau harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi sekelompok orang,merupakan tempat yang telah menarik penduduk dari pinggiran kota dari waktu ke waktu (Melville C.Branch,1995). Peremajaan Kota merupakan upaya dan kegiatan pembangunan yang terencana untuk mengubah atau memperbaharui suatu kawasan terbangun di kota yang sudah merosot fungsinya agar kawasan tersebut fungsinya meningkat lagi sesuai dengan pengembangan kota. Dilihat dari tipologi kawasan permukiman, Kelurahan Pasar Baru terletak dikawasan pusat perdagangan yang mana terdapat pasar dengan skala lokal sedangkan Kelurahan Balai-Balai terletak di kawasan permukiman dengan kepadatan kawasan perumahan yang tinggi berdasarkan Rencana Pola Ruang Kota Padang Panjang. Dengan perbandingan tipologi kawasan yang berbeda di dua kawasan tersebut, jika dilihat dari permasalahan yang terjadi saat ini di antara dua kawasan yang berbeda khususnya di Kawasan Pasar Baru pada umumnya penduduk menempati rumah yang kondisinya sangat memprihatinkan, bangunan rumah rawan terhadap kebakaran dikarenakan rumah yang terlalu rapat sehingga tidak ada rongga ruang yang kosong, selain itu beberapa bangunan rumah berada diatas Sungai Batang Aia Bakarek-Karek seperti rumah yang berada di Kawasan Pasar Baru yang terdapat di RT 1 dan lingkungannya yang tidak teratur, serta kurangnya fasilitas prasarana lingkungan (mck, air bersih, saluran buangan, gang, lingkungan terkesan jorok dan menjadi sarang penyakit). Berbeda di Kawasan Balai-Balai hanya beberapa penduduk yang menempati rumah yang kondisinya sangat memprihatinkan serta masih terdapat kurangnya fasilitas prasarana lingkungan Dengan demikian, penulis berminat memilih studi yang berkaitan dengan masalah lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai Kota Padang Panjang, dengan judul: “Identifikasi dan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Melalui Upaya Peremajaan. Studi Kasus: Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai Kota Padang Panjang” sebagai solusi penanganan permukiman kumuh Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan yang akan dipecahkan yaitu Bagaimanakah bentuk penanganan kawasan permukiman kumuh melalui upaya peremajaan, ditinjau dari kriteria vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi prasarana sarana serta komitmen pemerintah (daerah). Tujuan dan Sasaran Tujuan studi yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk penanganan kawasan permukiman kumuh melalui upaya peremajaan ditinjau dari kriteria vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi prasarana sarana serta komitmen pemerintah (daerah). Gambar 1.2 Peta Administrasi Kawasan Kumuh di Kelurahan Balai-Balai Adapun sasaran yang ingin dicapai antara lain: 1. Mengidentifikasi tingkat kekumuhan permukiman kumuh di Kelurahan Pasar Baru dan Balai-Balai. 2. Merumuskan pendekatan penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan pertimbangan hasil penilaian kriteria pembentuk kawasan kumuh yang telah dilakukan. 3. Menganalisis bentuk peremajaan permukiman kumuh di Kelurahan Pasar Baru dan Balai-Balai Ruang Lingkup A. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah studi terletak di Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang Provinsi Sumatera Barat. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kawasan Kumuh di Kelurahan Pasar Baru B. Ruang Lingkup Materi Secara umum lingkup materi pada studi ini dilakukan dengan cara deskriptif dengan memberikan gambaran terhadap lokasi melalui identifikasi terhadap variabel-variabel yang akan dianalisis. Kriteria pada penetapan kawasan kumuh (Ditjen Pengembangan Permukiman: 2006) antara lain: 1. Kriteria vitalitas non ekonomi: Sesuai tata ruang, kondisi fisik bangunan, dan kondisi kependudukan 2. Kriteria vitalitas ekonomi: Letak Strategis kawasan, jarak ke tempat mata pencaharian, fungsi kawasan sekitar. 3. Status tanah: Dominasi status tanah dan status kepemilikan tanah 4. Kondisi prasarana sarana: Kondisi jalan lingkungan, kondisi drainase, kondisi air limbah, dan kondisi persampahan 5. Komitmen pemerintah daerah: Indikasi keinginan dan upaya penanganan Metodologi barulah bisa dicari seberapa besar tingkat kekumuhan dikawasan studi. Metode Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dilakukan melalui survey primer dan sekunder, dengan cara sebagai berikut: 1. Survey primer (lapangan), dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data studi langsung dari sumbernya yaitu dengan cara wawancara ke RT (Rukun Tetangga) untuk mengetahui kondisi kawasan studi. 2. Survey sekunder (instansional), dilakukan untuk memperoleh datadata sekunder melaui kajian kepustakaan dan data dari instansi pemerintah yang terkait A. Metode Analisis Dalam melakukan analisis ini menggunakan beberapa metode analisis seperti metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif. Variabel-variabel penilaian dalam metode analisis adalah dengan melihat dari segi kriteria penentuan kawasan permukiman kumuh di kawasan tersebut. Metode analisis tersebut perlu dibantu dengan menggunakan alat analisis scoring atau pembobotan untuk menentukan kriteria tingkat kekumuhan. Metode yang akan digunakan untuk menetukan kriteria tingkat kekumuhan yaitu dengan metode sebagai berikut: Metode Scoring (Pembobotan) Metode scoring atau pembobotan digunakan untuk mencari bobot tertinggi dan terendah dalam menyusun tingkat kekumuhan di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai berdasarkan hasil identifikasi kawasan studi sehingga Indikator Peremajaan Permukiman Kumuh Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (2006), untuk melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh digunakan kriteria, penentuan kriteria kawasan kumuh dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek atau dimensi. Maka dari itu untuk menetapkan lokasi kawasan permukiman kumuh digunakan indikator yang dikelompok kedalam kriteria: Vitalitas Non Ekonomi Vitalitas Ekonomi Kawasan Status Kepemilikan Tanah Keadaan Prasarana Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota Kegiatan penilaian kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan sistem pembobotan pada masing-masing kriteria diatas. Umumnya dimaksudkan bahwa setiap kriteria memiliki bobot pengaruh yang berbeda-beda. Selanjutnya dalam penentuan bobot kriteria bersifat relatif dan bergantung pada preferensi individu atau kelompok masyarakat dalam melihat pengaruh masing-masing kriteria. Proses penilaian menggunakan batas ambang yang dikategorikan kedalam: Penilaian dinilai Kategori Tinggi Penilaian dinilai Kategori Sedang Penilaian dinilai Kategori Rendah Berikut ini diperlihatkan contoh penggunaan formula pada penentuan kategori sebagai tersebut diatas, sebagai berikut: Rumus: Nilai Rentang (NR) = (∑ Nilai Tertinggi - ∑ Nilai Terendah) 3 (1150 – 460) 3 = = 230 Berdasarkan diperoleh hasil sebagai berikut : rumus tersebut, tingkat kekumuhan Sangat Kumuh = 1150 – 920 Kumuh Sedang = 919 – 689 Kumuh Ringan = 688 – 460 Sejumlah indikator tersebut menunjukkan tingkat kekumuhan suatu lingkungan permukiman antara beberapa wilayah sehingga dapat diketahui nilai kekumuhan permukiman pada masingmasing wilayah yang dikondisikan dalam lima kriteria, meliputi: vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi prasarana, dan komitmen pemerintah. Upaya Peremajaan Permukiman Kumuh Menurut Komarudin (1997:98), sedikitnya dikenal lima alternatif yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah permukiman kumuh dengan peremajaan lingkungan kumuh, antara lain : 1. Program perbaikan kampung 2. Relokasi dan penataan lingkungan permukiman kumuh dengan membangun rumah susun sederhana yang disewakan kepada penghuni lama. 3. Penataan daerah kumuh dengan memasukkan Perumnas yaitu penghuni lama menyewa dengan biaya murah sebesar operating cost saja. 4. Pembangunan rumah susun sederhana yaitu penghuni lama diberi ganti rugi yang cukup untuk membayar uang muka KPR 5. Pembebasan tanah dan melibatkan peran serta swasta yaitu pembangunan lingkungan permukiman kumuh menjadi kawasan permukiman, pertokoan, perkantoran dan perdagangan Hasil Dan Pembahasan Tingkat Kekumuhan Tingkat kekumuhan pada permukiman kumuh di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai dinilai berdasarkan penilaian terhadap kriteria kawasan kumuh berdasarkan pedoman dari Pekerjaan Umum dalam penetapan kawasan kumuh tahun 2006. Penilaian tersebut menggunakan alat analisis scoring atau pembobotan. Tahap-tahap perhitungan tingkat kekumuhan tersebut dengan menggunakan rumus koefesien ambang interval (rentang) dengan cara mengurangkan nilai tertinggi (hasil penilaian tertinggi) dari dari hasil pembobotan dengan nilai terendah (hasil penilaian terendah) dari jumlah penilaian dibagi 3 yang hasilnya didapat klasifikasi tingkat kekumuhan. Rumus tersebut sama dengan rumus yang digunakan untuk mencari kriteriakriteria penilaian terhadap tindak penanganan kawasan permukiman kumuh. Kriteria yang akan digunakan dalam penentuan tingkat kekumuhan dengan menggunakan 5 kriteria yaitu kriteria vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi prasarana dan komitmen pemerintah. Tabel 1.1 Penilaian Tingkat Kekumuhan di Kelurahan Pasar Baru dan Balai-Balai Dan selanjutnya berdasarkan tingkat kekumuhan dimasing-masing kelurahan ditentukan tindakan pendekatan penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan hasil penilaian kategori kriteria kawasan kumuh Adapun tindakan penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan tabel diatas untuk di Kelurahan Pasar Baru dengan kategori tingkat kekumuhan sedang melalui pendekatan Property Development (PD) sedangkan di Kelurahan Balai-Balai dengan kategori tingkat kekumuhan ringan melalui pendekatan Community Based Development (CBD). Pendekatan ini nantinya digunakan sebagai solusi penanganan didalam menganalisis bentuk peremajaan di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai. Analisis Bentuk Peremajaan Permukiman Kumuh di Kelurahan Pasar baru dan Kelurahan Balai-Balai Berdasarkan dari hasil penilaian scoring terhadap kriteria vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi prasarana dan komitmen pemerintah didapat bahwasanya untuk Kelurahan Pasar Baru dengan score 810 termasuk kedalam Kategori Kumuh Sedang, sedangkan untuk Kelurahan Balai-Balai dengan score 660 termasuk kedalam Kategori Kumuh Ringan. Menimbang dari pemahaman serta permasalahan kondisi eksisting, untuk tindakan penanganan yang terpilih di Kelurahan Pasar Baru yaitu Property Development (PD) tidak bisa dilakukan sehingga perlu skema penanganan permukiman kumuh yaitu Pembangunan Rumah Susun Sewa oleh Pemerintah dengan syarat sipemilik/lahan bersedia menjual lahannya dengan harga murah dan sipemilik bangunan/lahan diberi keuntungan dengan mendapatkan beberapa unit rumah dari pembangunan RUSUNAWA tersebut. Selain itu terdapat beberapa kawasan permukiman di kawasan studi Kelurahan Pasar Baru yang posisinya strategis dan dianggap memiliki nilai ekonomis kawasan yang tinggi yang berbatasan langsung dengan jalan, sehingga memerlukan penanganan yaitu Pengoptimalan lahan potensial kawasan permukiman disepanjang jalan utama yang akan dijadikan sebagai kawasan komersial Gambar 1.3 Penanganan Peremajaan di Kelurahan Pasar Baru Sedangkan untuk tindakan pendekatan penanganan di Kelurahan Balai-Balai yaitu dengan pendekatan Community Based Development (CBD), bentuk peremajaan yang sesuai yaitu melalui Program Perbaikan Kampung. Maksud dari program ini yaitu peningkatan dan pengadaan fasilitas sosial seperti perbaikan fisik rumah tempat tinggal, jalan, air bersih, sanitasi, dan persampahan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan berdasarkan data, standar dan kondisi eksisting pada kawasan studi dapat disimpulkan bahwa untuk kategori tingkat kekumuhan di Kelurahan Pasar Baru dikategorikan Kumuh Sedang dan untuk di Kelurahan Balai-Balai dikategorikan Kumuh Ringan. Berdasarkan hasil penilaian scoring (pembobotan) masing-masing kriteria penentuan kawasan permukiman kumuh yang telah dilakukan didapat beberapa masing-masing kategori penilaian. Hasil kategori penilaian tersebut digunakan untuk merumuskan pendekatan penanganan dengan mempertimbangkan hasil-hasil penilaian kriteria pembentuk kawasan permukiman kumuh dikawasan studi. Pendekatan penanganan di Kelurahan Pasar Baru didapat yaitu Property Development. Pendekatan ini tidak dapat digunakan pada kawasan studi sehingga perlu skema penanganan kawasan kumuh yaitu Pembangunan Rumah Susun Sewa oleh pemerintah dengan syarat sipemilik bangunan/lahan bersedia menjual lahannya dengan harga murah dan sipemilik bangunan/lahan diberi keuntungan dengan mendapatkan beberapa unit rumah dari pembangunan rusunawa. Selain itu kawasan permukiman yang berada berbatasan langsung dengan jalan utama mempunyai nilai ekonomis lahan yang tinggi, sehingga memerlukan penanganan yaitu Pengoptimalan lahan potensial kawasan permukiman disepanjang jalan utama yang akan dijadikan sebagai kawasan komersial yang mana dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar untuk pengembangan usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sedangkan untuk di Kelurahan BalaiBalai didapat pendekatan penanganannya yaitu Community Based Development. Pendekatan Community Based Development merupakan pendekatan penanganan yang berbasis masyarakat. Melalui pendekatan Community Based Development didapat alternatif bentuk penanganan melalui upaya peremajaan yaitu Program Perbaikan Kampung. Program perbaikan kampung merupakan program perbaikan suatu lingkungan yang penduduknya terdiri dari masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah dengan maksud meningkatkan suatu standar hidup masyarakat pada suatu taraf yang layak melalui peningkatan dan pengadaan fasilitas sosial seperti perbaikan fisik rumah tempat tinggal, jalan, air minum, saluran sanitasi dan tempat pembuangan sampah. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kawasan studi masih banyaknya rumah tidak layak huni serta kondisi prasarana yang kurang memadai sehingga perlu dilakukan penanganan berdasarkan program perbaikan kampung sebagai upaya dalam peremajaan permukiman kumuh. Rekomendasi Untuk tindak lanjut dari langkah penanganan melalui upaya peremajaan permukiman kumuh maka hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dikawasan kumuh serta solusi yang terbaik dalam permukiman kumuh di Kota Padang Panjang khususnya pada dua kawasan studi. Hal yang perlu dilakukan adalah: 1. Perlunya study kelayakan (feasibility study) terhadap bentuk penanganan pada kawasan pasar baru. 2. Peningkatan kualitas lingkungan yang lebih layak dan sehat khususnya 3. 4. 5. 6. pada perbaikan rumah tidak layak huni dengan cara pemberian bantuan bahan bangunan dari pemerintah sehingga dapat menciptakan lingkungan permukiman yang baik bagi masyarakat kurang mampu. Peningkatan serta perbaikan kondisi prasarana permukiman pada lingkungan permukiman kumuh Memberikan pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya suatu keluarga yang sehat. Penanganan yang akan dilakukan, harus berdasarkan pada semangat pemberdayaan masyarakat yang seutuhnya, dalam arti penanganan yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan nyata dari umumnya masyarakat yang tinggal dilingkungan permukiman kumuh. Hendaknya program apapun yang dilaksanakan harus didasarkan pada: Tersedianya dana dari instansi yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan program apapun terhadap penanganan kawasan kumuh Perlu mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program ini dengan melakukan penyuluhan atau sosialisasi program kepada masyarakat. Perlu mempersiapkan lokasi penampungan apabila sebagian masyarakat harus dipindahkan. DAFTAR PUSTAKA Branch, Melville C. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal. 2006. Panduan Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh. Dirjen Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal. 2006.Panduan Pelaksanaan Peremajaan Kawasan Permukian Kota. Dirjen Cipta Karya. Gallion, Arthur B. 1994. Pengantar Perancangan Kota. Jakarta. Erlangga Kementrian Negara Perumahan Rakyat Tentang Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) Program Penanganan Kawasan Kumuh Melalui Peremajaan Kota Di Keluarkan Oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Pekerjaan Umum, 2006 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2006. Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Menteri Pekerjaan Umum Komarudin. 1997, Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Jakarta: Yayasan Real Estate Indonesia, PT. Rakasindo, Jakarta. Undang-Undang RI No 1 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Yanto, Rusdi. 2002. Prioritas Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh Disekitar Pantai Purus Kota Padang. Tugas Akhir, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Padang. Universitas Bung Hatta.