IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN

advertisement
IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH MELALUI UPAYA PEREMAJAAN
(Studi Kasus Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai
Kota Padang Panjang)
Febri Rahman1), Ir Hamdi Nur 2), Harne Julianti Tou 3)
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Bung Hatta, Padang
Email : [email protected],[email protected],
[email protected]
Abstrak
Keberadaan kawasan permukiman kumuh di Kota-kota besar dan sedang telah
menjadi masalah serius bagi masyarakat dan pemerintah baik ditinjau dari aspek
tata ruang, estetika, lingkungan dan sosial. Peremajaan lingkungan kumuh
menyangkut kesiapan sosial dan kelembagaan masyarakat, pemecahan masalah
lingkungan kumuh harus didasarkan atas kondisi setempat yang spesifik dan
pendekatan bersifat partisipatif. Padatnya lingkungan perumahan dan permukiman
di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Balai-Balai dapat menimbulkan dampak
lingkungan dengan kondisi yang sangat buruk, dilihat dari kondisi fisik bangunan
serta kondisi prasarananya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk
penanganan kawasan permukiman kumuh melalui upaya peremajaan. Penelitian
ini menggunakan pedoman identifikasi permukiman kumuh yang meliputi kriteria
vitalitas non ekonomi, kriteria vitalitas ekonomi, kriteria status tanah, kriteria
kondisi prasarana serta komitmen pemerintah (daerah). Metode yang digunakan
untuk menilai kriteria permukiman kumuh adalah dengan system pembobotan.
Hasil penilaian menunjukan bahwa di Kelurahan Pasar Baru memiliki kategori
tingkat kekumuhan sedang, dan di Kelurahan Balai-Balai memiliki kategori
tingkat kekumuhan ringan. Berdasarkan kategori tingkat kekumuhan tersebut,
Penanganan melalui upaya peremajaan yang sesuai dimasing-masing Kelurahan
yaitu pada Kelurahan Pasar Baru melalui skema penanganan kawasan kumuh
yaitu Pembangunan Rumah Susun Sewa oleh Pemerintah dengan syarat sipemilik
bangunan/lahan bersedia menjual lahannya dengan harga murah dan sipemilik
bangunan/lahan diberi keuntungan dengan mendapatkan beberapa unit rumah dari
pembangunan rusunawa sedangkan di Kelurahan Balai-Balai melalui Program
Perbaikan Kampung.
Kata kunci : Kawasan Kumuh , Tingkat Kekumuhan, Peremajaaan.
THE IDENTIFICATION AND HANDLING OF SLUM AREA THROUGH
THE EFFORTS REJUVENATION
(A Case Study of Pasar Baru and Balai-Balai Village in Padang Panjang)
Febri Rahman1), Ir Hamdi Nur 2), Harne Julianti Tou 3)
The Engineering Department of Urban and Regional Planning
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Bung Hatta University, Padang
Email : [email protected],[email protected],
[email protected]
Abstract
The existence of slum areas in the large and medium cities has become a serious
problem for the society and the government, both in aspects of spatial, aesthetic,
environmental and social. Rejuvenation of the slum environment related to the
readiness of social and community institutions, solving the environmental
problems of slums must be based on specific local conditions and participatory
approach. The denseness of residential neighborhoods and habitation in the Pasar
Baru and Balai- Balai Village can lead the environmental impact with a very bad
condition, seeing from the condition of the physical of buildings and
infrastructure. The aim of this study was to determine the form of the handling of
the slum area through the efforts of rejuvenation. This study uses a slum
identification guideline that includes criteria of vitality of non-economic, the
economic, the status of land, infrastructure conditions and commitments criteria of
the government (local). The method used to assess the criteria of slums is the
weighting system. Assessment results show that in the Pasar Baru Village has a
medium level of untidiness and in the Balai-Balai Village has a low level of
untidiness. Based on the level of untidiness, the handling through to rejuvenate
appropriate in each of the Village is in the Pasar Baru Village the handling is
using a scheme slum namely The Project of Flats Rent by the Government, as a
requirement is the owner of the building/land is willing to sell their land at low
prices and will get the advantage by getting some housing units of development
rusunawa while in the Balai-Balai Village is through the Improvement
Programme of the Village.
Keywords: Slum Area, Level of Untidiness, Rejuvenation.
Pendahuluan
Kota merupakan tempat tinggal dan
tempat bekerja bagi sebagian dari
penduduk dunia yang persentasenya
semakin besar, merupakan tempat yang
dapat memberikan peluang atau harapan
untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih
baik
bagi
sekelompok
orang,merupakan tempat yang telah
menarik penduduk dari pinggiran kota
dari waktu ke waktu (Melville
C.Branch,1995).
Peremajaan Kota merupakan upaya
dan kegiatan pembangunan yang
terencana untuk mengubah atau
memperbaharui
suatu
kawasan
terbangun di kota yang sudah merosot
fungsinya agar kawasan tersebut
fungsinya meningkat lagi sesuai dengan
pengembangan kota.
Dilihat dari tipologi kawasan
permukiman, Kelurahan Pasar Baru
terletak dikawasan pusat perdagangan
yang mana terdapat pasar dengan skala
lokal sedangkan Kelurahan Balai-Balai
terletak di kawasan permukiman dengan
kepadatan kawasan perumahan yang
tinggi berdasarkan Rencana Pola Ruang
Kota
Padang
Panjang.
Dengan
perbandingan tipologi kawasan yang
berbeda di dua kawasan tersebut, jika
dilihat dari permasalahan yang terjadi
saat ini di antara dua kawasan yang
berbeda khususnya di Kawasan Pasar
Baru
pada
umumnya
penduduk
menempati rumah yang kondisinya
sangat
memprihatinkan,
bangunan
rumah rawan terhadap kebakaran
dikarenakan rumah yang terlalu rapat
sehingga tidak ada rongga ruang yang
kosong, selain itu beberapa bangunan
rumah berada diatas Sungai Batang Aia
Bakarek-Karek seperti rumah yang
berada di Kawasan Pasar Baru yang
terdapat di RT 1 dan lingkungannya
yang tidak teratur, serta kurangnya
fasilitas prasarana lingkungan (mck, air
bersih,
saluran
buangan,
gang,
lingkungan terkesan jorok dan menjadi
sarang penyakit). Berbeda di Kawasan
Balai-Balai hanya beberapa penduduk
yang menempati rumah yang kondisinya
sangat memprihatinkan serta masih
terdapat kurangnya fasilitas prasarana
lingkungan
Dengan demikian, penulis berminat
memilih studi yang berkaitan dengan
masalah lingkungan permukiman kumuh
di Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan
Balai-Balai Kota Padang Panjang,
dengan judul: “Identifikasi dan
Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh Melalui Upaya Peremajaan.
Studi Kasus: Kelurahan Pasar Baru
dan Kelurahan Balai-Balai Kota
Padang Panjang” sebagai solusi
penanganan permukiman kumuh
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
diatas maka permasalahan yang akan
dipecahkan yaitu Bagaimanakah bentuk
penanganan
kawasan
permukiman
kumuh melalui upaya peremajaan,
ditinjau dari kriteria vitalitas non
ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah,
kondisi prasarana sarana serta komitmen
pemerintah (daerah).
Tujuan dan Sasaran
Tujuan studi yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah mengetahui bentuk
penanganan
kawasan
permukiman
kumuh melalui upaya peremajaan
ditinjau dari kriteria vitalitas non
ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah,
kondisi prasarana sarana serta komitmen
pemerintah (daerah).
Gambar 1.2
Peta Administrasi Kawasan Kumuh di
Kelurahan Balai-Balai
Adapun sasaran yang ingin dicapai
antara lain:
1. Mengidentifikasi tingkat kekumuhan
permukiman kumuh di Kelurahan
Pasar Baru dan Balai-Balai.
2. Merumuskan pendekatan penanganan
kawasan
permukiman
kumuh
berdasarkan pertimbangan hasil
penilaian
kriteria
pembentuk
kawasan
kumuh
yang
telah
dilakukan.
3. Menganalisis bentuk peremajaan
permukiman kumuh di Kelurahan
Pasar Baru dan Balai-Balai
Ruang Lingkup
A. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah studi terletak
di Kecamatan Padang Panjang Barat
Kota Padang Panjang Provinsi Sumatera
Barat.
Gambar 1.1
Peta Administrasi Kawasan Kumuh di
Kelurahan Pasar Baru
B. Ruang Lingkup Materi
Secara umum lingkup materi pada
studi ini dilakukan dengan cara
deskriptif dengan memberikan gambaran
terhadap lokasi melalui identifikasi
terhadap variabel-variabel yang akan
dianalisis. Kriteria pada penetapan
kawasan kumuh (Ditjen Pengembangan
Permukiman: 2006) antara lain:
1. Kriteria vitalitas non ekonomi:
Sesuai tata ruang, kondisi fisik
bangunan, dan kondisi kependudukan
2. Kriteria vitalitas ekonomi: Letak
Strategis kawasan, jarak ke tempat
mata pencaharian, fungsi kawasan
sekitar.
3. Status tanah: Dominasi status tanah
dan status kepemilikan tanah
4. Kondisi prasarana sarana: Kondisi
jalan lingkungan, kondisi drainase,
kondisi air limbah, dan kondisi
persampahan
5. Komitmen
pemerintah
daerah:
Indikasi keinginan dan upaya
penanganan
Metodologi
barulah bisa dicari seberapa besar
tingkat kekumuhan dikawasan studi.
Metode Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan
melalui survey primer dan sekunder,
dengan cara sebagai berikut:
1. Survey primer (lapangan), dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh
data studi langsung dari sumbernya
yaitu dengan cara wawancara ke RT
(Rukun Tetangga) untuk mengetahui
kondisi kawasan studi.
2. Survey sekunder (instansional),
dilakukan untuk memperoleh datadata
sekunder
melaui
kajian
kepustakaan dan data dari instansi
pemerintah yang terkait
A. Metode Analisis
Dalam melakukan analisis ini
menggunakan beberapa metode analisis
seperti metode deskriptif kualitatif dan
metode kuantitatif. Variabel-variabel
penilaian dalam metode analisis adalah
dengan melihat dari segi kriteria
penentuan kawasan permukiman kumuh
di kawasan tersebut. Metode analisis
tersebut
perlu
dibantu
dengan
menggunakan alat analisis scoring atau
pembobotan untuk menentukan kriteria
tingkat kekumuhan. Metode yang akan
digunakan untuk menetukan kriteria
tingkat kekumuhan yaitu dengan metode
sebagai berikut:
 Metode Scoring (Pembobotan)
Metode scoring atau pembobotan
digunakan untuk mencari bobot
tertinggi dan terendah dalam
menyusun tingkat kekumuhan di
Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan
Balai-Balai
berdasarkan
hasil
identifikasi kawasan studi sehingga
 Indikator Peremajaan Permukiman
Kumuh
Menurut Direktorat Jendral Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum
(2006), untuk melakukan identifikasi
kawasan permukiman kumuh digunakan
kriteria, penentuan kriteria kawasan
kumuh
dilakukan
dengan
mempertimbangkan berbagai aspek atau
dimensi. Maka dari itu untuk
menetapkan
lokasi
kawasan
permukiman kumuh digunakan indikator
yang dikelompok kedalam kriteria:





Vitalitas Non Ekonomi
Vitalitas Ekonomi Kawasan
Status Kepemilikan Tanah
Keadaan Prasarana
Komitmen
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Kegiatan
penilaian
kawasan
permukiman kumuh dilakukan dengan
sistem pembobotan pada masing-masing
kriteria diatas. Umumnya dimaksudkan
bahwa setiap kriteria memiliki bobot
pengaruh
yang
berbeda-beda.
Selanjutnya dalam penentuan bobot
kriteria bersifat relatif dan bergantung
pada preferensi individu atau kelompok
masyarakat dalam melihat pengaruh
masing-masing kriteria.
Proses penilaian menggunakan batas
ambang yang dikategorikan kedalam:
 Penilaian dinilai Kategori Tinggi
 Penilaian dinilai Kategori Sedang
 Penilaian dinilai Kategori Rendah
Berikut ini diperlihatkan contoh
penggunaan formula pada penentuan
kategori sebagai tersebut diatas, sebagai
berikut:
Rumus:
Nilai Rentang (NR)
= (∑ Nilai Tertinggi - ∑ Nilai Terendah)
3
(1150 – 460)
3
=
=
230
Berdasarkan
diperoleh hasil
sebagai berikut :



rumus
tersebut,
tingkat kekumuhan
Sangat Kumuh = 1150 – 920
Kumuh Sedang = 919 – 689
Kumuh Ringan = 688 – 460
Sejumlah
indikator
tersebut
menunjukkan tingkat kekumuhan suatu
lingkungan permukiman antara beberapa
wilayah sehingga dapat diketahui nilai
kekumuhan permukiman pada masingmasing wilayah yang dikondisikan
dalam lima kriteria, meliputi: vitalitas
non ekonomi, vitalitas ekonomi, status
tanah, kondisi prasarana, dan komitmen
pemerintah.
Upaya Peremajaan Permukiman
Kumuh
Menurut Komarudin (1997:98),
sedikitnya dikenal lima alternatif yang
perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah permukiman kumuh dengan
peremajaan lingkungan kumuh, antara
lain :
1. Program perbaikan kampung
2. Relokasi dan penataan lingkungan
permukiman
kumuh
dengan
membangun
rumah
susun
sederhana yang disewakan kepada
penghuni lama.
3. Penataan daerah kumuh dengan
memasukkan
Perumnas
yaitu
penghuni lama menyewa dengan
biaya murah sebesar operating cost
saja.
4. Pembangunan
rumah
susun
sederhana yaitu penghuni lama
diberi ganti rugi yang cukup untuk
membayar uang muka KPR
5. Pembebasan tanah dan melibatkan
peran
serta
swasta
yaitu
pembangunan
lingkungan
permukiman
kumuh
menjadi
kawasan permukiman, pertokoan,
perkantoran dan perdagangan
Hasil Dan Pembahasan
 Tingkat Kekumuhan
Tingkat
kekumuhan
pada
permukiman kumuh di Kelurahan Pasar
Baru dan Kelurahan Balai-Balai dinilai
berdasarkan penilaian terhadap kriteria
kawasan kumuh berdasarkan pedoman
dari Pekerjaan Umum dalam penetapan
kawasan kumuh tahun 2006. Penilaian
tersebut menggunakan alat analisis
scoring atau pembobotan. Tahap-tahap
perhitungan tingkat kekumuhan tersebut
dengan menggunakan rumus koefesien
ambang interval (rentang) dengan cara
mengurangkan nilai tertinggi (hasil
penilaian tertinggi) dari dari hasil
pembobotan dengan nilai terendah (hasil
penilaian
terendah)
dari
jumlah
penilaian dibagi 3 yang hasilnya didapat
klasifikasi tingkat kekumuhan. Rumus
tersebut sama dengan rumus yang
digunakan untuk mencari kriteriakriteria penilaian terhadap tindak
penanganan
kawasan
permukiman
kumuh.
Kriteria yang akan digunakan dalam
penentuan tingkat kekumuhan dengan
menggunakan 5 kriteria yaitu kriteria
vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi,
status tanah, kondisi prasarana dan
komitmen pemerintah.
Tabel 1.1
Penilaian Tingkat Kekumuhan di
Kelurahan Pasar Baru dan Balai-Balai
Dan selanjutnya berdasarkan tingkat
kekumuhan dimasing-masing kelurahan
ditentukan
tindakan
pendekatan
penanganan
kawasan
permukiman
kumuh berdasarkan hasil penilaian
kategori kriteria kawasan kumuh
Adapun
tindakan
penanganan
kawasan
permukiman
kumuh
berdasarkan tabel diatas untuk di
Kelurahan Pasar Baru dengan kategori
tingkat kekumuhan sedang melalui
pendekatan Property Development (PD)
sedangkan di Kelurahan Balai-Balai
dengan kategori tingkat kekumuhan
ringan melalui pendekatan Community
Based Development (CBD). Pendekatan
ini nantinya digunakan sebagai solusi
penanganan
didalam
menganalisis
bentuk peremajaan di Kelurahan Pasar
Baru dan Kelurahan Balai-Balai.
 Analisis
Bentuk
Peremajaan
Permukiman Kumuh di Kelurahan Pasar
baru dan Kelurahan Balai-Balai
Berdasarkan dari hasil penilaian
scoring terhadap kriteria vitalitas non
ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah,
kondisi prasarana dan komitmen
pemerintah didapat bahwasanya untuk
Kelurahan Pasar Baru dengan score 810
termasuk kedalam Kategori Kumuh
Sedang, sedangkan untuk Kelurahan
Balai-Balai dengan score 660 termasuk
kedalam Kategori Kumuh Ringan.
Menimbang dari pemahaman serta
permasalahan kondisi eksisting, untuk
tindakan penanganan yang terpilih di
Kelurahan Pasar Baru yaitu Property
Development (PD) tidak bisa dilakukan
sehingga perlu skema penanganan
permukiman
kumuh
yaitu
Pembangunan Rumah Susun Sewa
oleh Pemerintah dengan syarat
sipemilik/lahan bersedia menjual
lahannya dengan harga murah dan
sipemilik
bangunan/lahan
diberi
keuntungan dengan mendapatkan
beberapa
unit
rumah
dari
pembangunan RUSUNAWA tersebut.
Selain itu terdapat beberapa
kawasan permukiman di kawasan studi
Kelurahan Pasar Baru yang posisinya
strategis dan dianggap memiliki nilai
ekonomis kawasan yang tinggi yang
berbatasan langsung dengan jalan,
sehingga memerlukan penanganan yaitu
Pengoptimalan
lahan
potensial
kawasan permukiman disepanjang
jalan utama yang akan dijadikan
sebagai kawasan komersial
Gambar 1.3
Penanganan Peremajaan
di Kelurahan Pasar Baru
Sedangkan untuk tindakan pendekatan
penanganan di Kelurahan Balai-Balai
yaitu dengan pendekatan Community
Based Development (CBD), bentuk
peremajaan yang sesuai yaitu melalui
Program
Perbaikan
Kampung.
Maksud dari program ini yaitu
peningkatan dan pengadaan fasilitas
sosial seperti perbaikan fisik rumah
tempat tinggal, jalan, air bersih, sanitasi,
dan persampahan.
Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah
dilakukan berdasarkan data, standar dan
kondisi eksisting pada kawasan studi
dapat disimpulkan bahwa untuk kategori
tingkat kekumuhan di Kelurahan Pasar
Baru dikategorikan Kumuh Sedang dan
untuk
di
Kelurahan
Balai-Balai
dikategorikan Kumuh Ringan.
Berdasarkan hasil penilaian scoring
(pembobotan) masing-masing kriteria
penentuan kawasan permukiman kumuh
yang telah dilakukan didapat beberapa
masing-masing kategori penilaian. Hasil
kategori penilaian tersebut digunakan
untuk
merumuskan
pendekatan
penanganan dengan mempertimbangkan
hasil-hasil penilaian kriteria pembentuk
kawasan permukiman kumuh dikawasan
studi. Pendekatan penanganan di
Kelurahan Pasar Baru didapat yaitu
Property Development. Pendekatan ini
tidak dapat digunakan pada kawasan
studi sehingga perlu skema penanganan
kawasan kumuh yaitu Pembangunan
Rumah Susun Sewa oleh pemerintah
dengan
syarat
sipemilik
bangunan/lahan bersedia menjual
lahannya dengan harga murah dan
sipemilik
bangunan/lahan
diberi
keuntungan dengan mendapatkan
beberapa
unit
rumah
dari
pembangunan rusunawa.
Selain itu kawasan permukiman yang
berada berbatasan langsung dengan jalan
utama mempunyai nilai ekonomis lahan
yang tinggi, sehingga memerlukan
penanganan yaitu Pengoptimalan lahan
potensial
kawasan
permukiman
disepanjang jalan utama yang akan
dijadikan sebagai kawasan komersial
yang mana dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat sekitar untuk
pengembangan usaha sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sedangkan untuk di Kelurahan BalaiBalai
didapat
pendekatan
penanganannya yaitu Community Based
Development. Pendekatan Community
Based
Development
merupakan
pendekatan penanganan yang berbasis
masyarakat.
Melalui
pendekatan
Community Based Development didapat
alternatif bentuk penanganan melalui
upaya peremajaan yaitu Program
Perbaikan
Kampung.
Program
perbaikan kampung merupakan program
perbaikan suatu lingkungan yang
penduduknya terdiri dari masyarakat
berpenghasilan rendah dan menengah
dengan maksud meningkatkan suatu
standar hidup masyarakat pada suatu
taraf yang layak melalui peningkatan
dan pengadaan fasilitas sosial seperti
perbaikan fisik rumah tempat tinggal,
jalan, air minum, saluran sanitasi dan
tempat
pembuangan
sampah.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada kawasan studi masih banyaknya
rumah tidak layak huni serta kondisi
prasarana yang kurang memadai
sehingga perlu dilakukan penanganan
berdasarkan
program
perbaikan
kampung
sebagai
upaya
dalam
peremajaan permukiman kumuh.
 Rekomendasi
Untuk tindak lanjut dari langkah
penanganan melalui upaya peremajaan
permukiman kumuh maka hal yang
perlu dilakukan dalam mengatasi
masalah-masalah yang terjadi dikawasan
kumuh serta solusi yang terbaik dalam
permukiman kumuh di Kota Padang
Panjang khususnya pada dua kawasan
studi. Hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Perlunya study kelayakan (feasibility
study) terhadap bentuk penanganan
pada kawasan pasar baru.
2. Peningkatan kualitas lingkungan
yang lebih layak dan sehat khususnya
3.
4.
5.
6.
pada perbaikan rumah tidak layak
huni dengan cara pemberian bantuan
bahan bangunan dari pemerintah
sehingga
dapat
menciptakan
lingkungan permukiman yang baik
bagi masyarakat kurang mampu.
Peningkatan serta perbaikan kondisi
prasarana
permukiman
pada
lingkungan permukiman kumuh
Memberikan pembinaan kepada
masyarakat akan pentingnya suatu
keluarga yang sehat.
Penanganan yang akan dilakukan,
harus berdasarkan pada semangat
pemberdayaan masyarakat yang
seutuhnya, dalam arti penanganan
yang dilakukan didasarkan pada
kebutuhan nyata dari umumnya
masyarakat
yang
tinggal
dilingkungan permukiman kumuh.
Hendaknya program apapun yang
dilaksanakan harus didasarkan pada:
 Tersedianya dana dari instansi
yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan program apapun
terhadap penanganan kawasan
kumuh
 Perlu mempersiapkan masyarakat
untuk
berpartisipasi
dalam
program ini dengan melakukan
penyuluhan
atau
sosialisasi
program kepada masyarakat.
 Perlu mempersiapkan lokasi
penampungan apabila sebagian
masyarakat harus dipindahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Branch, Melville C. 1995. Perencanaan
Kota Komprehensif. Yogyakarta.
Gajah Mada University Press.
Departemen
Pekerjaan
Umum
Direktorat Jenderal. 2006. Panduan
Identifikasi Kawasan Permukiman
Kumuh. Dirjen Cipta Karya.
Departemen
Pekerjaan
Umum
Direktorat Jenderal. 2006.Panduan
Pelaksanaan Peremajaan Kawasan
Permukian Kota. Dirjen Cipta Karya.
Gallion, Arthur B. 1994. Pengantar
Perancangan Kota. Jakarta. Erlangga
Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Tentang Penanganan Lingkungan
Perumahan dan Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
Program Penanganan Kawasan Kumuh
Melalui Peremajaan Kota Di
Keluarkan Oleh Direktorat Jenderal
Cipta Karya Pekerjaan Umum, 2006
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.
2006. Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan
Gedung.
Menteri
Pekerjaan Umum
Komarudin. 1997, Menelusuri
Pembangunan Perumahan dan
Permukiman, Jakarta: Yayasan Real
Estate Indonesia, PT. Rakasindo,
Jakarta.
Undang-Undang RI No 1 tahun 2011
Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Yanto, Rusdi. 2002. Prioritas
Penanganan
Lingkungan
Permukiman Kumuh Disekitar
Pantai Purus Kota Padang. Tugas
Akhir,
Jurusan
Perencanaan
Wilayah dan Kota. Padang.
Universitas Bung Hatta.
Download