BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju
terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas.
Perkembangan memiliki sifat holistic (menyeluruh/kompleks) yaitu :
terdiridari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa
tahap(saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip
keserasian dan keseimbangan. Perkembangan Individu memiliki beberapa
prinsip-prinsip yaitu:Never ending process (perkembangan tidak akan pernah
berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (aspek
emosional, aspek disiplin,aspek agama dan aspek sosial), Perkembnagan
mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi
perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan)
Setiap individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase
perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagaipenahapan
rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau
pola-pola tingkah laku tertentu. Fase perkembangan tersebut berlangsung
secara bertahap atau tidak melompat-lompat. Fase faseperkembangan itu
meliputi fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak - kanak
awal, fase anak akhir, fase remaja, fase dewasa dan fase tua. Oleh karena itu melalui
makalah ini kita akan membahas tentang fase-fase perkembangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangansecara biologis, didaktis
dan psikologis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan tumbuh kembang pada manusia?
2. Apa ciri-ciri tumbuh kembang?
3. Apa prinsip-prinsip perkembangan anak dan factor yang
mempengaruhinya?
4. Bagaimana perkembangan reflex, gerak dan fungsinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan tumbuh kembang pada manusia?
2. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuh kembang?
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan anak dan factor yang
mempengaruhinya?
4. Untuk mengetahui perkembangan reflex, gerak dan fungsinya?
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periode dan Tahap-Tahap Tumbuh Kembang
1. Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang
dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to
day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental
Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung
sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai
berikut:
a.Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel
bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa
sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
1). Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai
akhir minggu kedua.
2). Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
3). Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
b. Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10
atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia, masa ini merupakan fase
pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi
pertumbuhan/perkembangan.
Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
1). Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari
seluruh periode perkembangan.
2). Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan
hidup/ perkembangan janin.
3). Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
4). Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal
perkembangan lebih lanjut.
c. Masa Bayi (Babyhood).
3
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi
ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian
karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian
dewasa pada masa ini diletakkan.
d. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood).
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun.
Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian
diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
e. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam
menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini
dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat
pada aspek intelek.
Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense
of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap
untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan
melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang
menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
f. Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena
mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal
masa remaja. Yaitu umur 11 atau 12 tahun sampai umur 15 atau 16
tahun. Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan
masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan
basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
1). Perubahan besarnya tubuh.
2). Perubahan proporsi tubuh.
3). Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4). Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
g. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
4
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa
khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari
umur 21 sampai umur 40. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40
sampai umur 60. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60 sampai
mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial,
periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,
kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
h. Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai umur 60
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara
lain:
1). Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari
seluruh kehidupan manusia.
2). Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya
dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru.
3). Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson,
selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4). Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat
dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi
dan sosial.
i. Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun.
B. Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan
organ – organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir,
mengingat, dan berkreasi)
5
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis
(perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas)
3. Lenyapnya tanda – tanda yang lama; tanda - tanda fisik (lenyapnya
kelenjar thymus (kelenjar anak – anak) seiring bertambahnya usia) aspek
psikis (lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku impulsif).
4. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi
dan karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda psikis (berkembangnya
rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis)
C. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never
ending process) artinya manusia secara terus menerus berkembang
dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek
perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial saling
mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya
perkembangan terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari
tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya. Arah atau pola perkembangan pola itu dikemukakan oleh
Yelon dan Weinstein (1977) :
a. Cephalocaudal & proximal – distal. Maksudnya, perkembangan manusia
itu mulai dari kepala ke kaki (cephalocaudal) dan dari tengah ; paru –
paru, jantung, ke pinggir : tangan (proximal – distal).
b. Struktur mendahului fungsi arinya bahwa anggota tubuh individu akan
dapat berfungsi setelah matang strukturnya.
c. Perkembangan itu berdiferensial maksudnya perkembangan itu
berlangsung dari umum ke khusus (spesiik)
d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak, maksudnya
perkembangan itu berproses dari suatu kemampuan berpikir yang
konkret (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak)
e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektifme,
berarti bahwa mulanya anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya
sendiri sebagai pusat, tapi melalui pengalamannya dalam bergaul
dengan temannya lambat laun sifat egosentris itu berubah menjadi
perspektivis (anak memiliki simpati terhadap kepentingan orang lain)
f. Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”,
maksudnya pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain
sehingga hidupnya didominasi oleh pengontrolan dari luar seiring
6
bertambahnya pengalaman dari lingkungan ia mampu mengontrol
dirinya sendiri.
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan menta mencapai kematangannya pada waktu
dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat)
5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dijelaskan dengan contoh yaitu :
a. Sampai usia dua tahun, anak memusatkan unuk mengenal
lingkungannya.
b. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk
menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain)
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase
perkembangan Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang
normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase – fase
perkembangan.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda-beda antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat
bahkan lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya. Proses
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di antaranya :
1. Faktor heriditer/ genetik
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi
pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin
bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi
baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual ( Supartini, 2000).
Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada
anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat
menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut,
warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap
tubuh seperti temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan
dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi
genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan
yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.
2. Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari
mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya
atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai
7
dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)
Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu
hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi,
stress, imunitas, dan anoksia embrio.
b. Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )
Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi :
1) Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
2) Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan
radiasi.
3) Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman
sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang
tua.
4) Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau
pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah
tangga, kepribadian orang tua.
c.Faktor Status Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang
anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial
yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya
dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status
ekonomi yang rendah.
d.Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang,
anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi
maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
e. Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh
kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan
untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila
kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan
E. Perkembangan Gerak Refleks, gerak dan fungsinya
Perilaku gerak pada anak sudah muncul saat masih dalam kandungan ibu
dan bulan pertama setelah lahir. Sebagian besar gerak yang dilakukan anak
masih bersifat reflex artinya setiap gerakan dilakukan tidak secara sukarela,
8
namun sebagai respon terhadap rangsangan tertentu. Contoh, apabila
diberikan rangsangan berupa sentuhan pada telapak tangan bayi, maka
telapak tangan tersebut akan menutup. Hal ini akan terus menerus dilakukan
oleh bayi apabila mendapat rangsangan yang sama. Jadi gerak refleks
dilakukan secara tidak sukarela oleh bayi, namun sebagai upaya tidak sadar
yang dilakukan oleh bayi.
1. Tahapan Gerak Refleks
Pada anak usia balita, gerak refleks pada umumnya tidak berlangsung
hingga melampaui ulang tahun pertama. Namun demikian, sebagian gerak
refleks akan bertahan dalam waktu yang lebih lama bahkan selama
hidupnya pada orang normal dan sehat. Gerak reflex bukan hanya
merupakan salah satu aspek perkembangan manusia yang menarik,
melainkan juga menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi
kehidupan umat manusia. Manusia lahir hanya dengan sedikit kemampuan
yang dapat dilakukan secara sadar dan dengan mobilitas yang sangat
terbatas. Manusia pada saat baru lahir (neonatal) sangatlah tidak berdaya
dan sangat menggantungkan diri pada orang lain dan pada refleks untuk
perlindungan dan kelangsungan hidupnya. Gerak refleks pada bayi
digunakan sebagai perlindungan kadar makanan (nutrisi). Refleks seperti
ini seing disebut dengan reflex primitif artinya gerak refleks yang muncul
pada saat perkembangan dalam kandungan atau setelah lahir dan
biasanya hilang setelah umur bayi 6 bulan.
Selain gerak refleks yang dilakukan tanpa kesadaran, ada juga gerak
refleks yang dilakukan dengan sadar (postular reflex). Gerak refleks ini
dianggap sebagai dasar dari gerakan-gerakan pada masa datang, karena
rangsangan timbul dari pusat otak. Gerak refleks postular ini
diintegrasikan, dimodifikasi, dan diterapkan secara langsung ke dalam
pola-pola gerakan secara sadar yang lebih kompleks. Contoh, gerak refleks
berjalan, seorang anak berusia 1 atau 2 bulan jika diangkat dengan kedua
kaki menyentuh lantai, maka tekanan pada telapak kaki akan merangsang
kaki untuk melakukan aksi berjalan. Jadi, gerak refleks memberikan suatu
gerak otomatis untuk mencapai gerakan-gerakan pada masa datang.
Gerak refleks ini akan digabung dengan pola-pola gerak yang dilaksanakan
secara sadar dan diperlukan untuk memulai gerakan dengan
mengembangkan otot.
Bentuk-bentuk perilaku gerak yang dilakukan secara tidak sadar pada
usia dini sangatlah penting dalam menentukan tingkat kematangan syaraf
pada bayi. Masing-masing gerak refleks pada bayi itu akan muncul dan
menghilang sebagai variasi untuk masing-masing bayi. Namun,
penyimpangan yang terlalu jauh dari kerangka waktu normal sebagai bukti
9
adanya ketidakberfungsian syaraf-syaraf bayi tersebut. Salah satu refleks
yang paling sering dipergunakan untuk menguji ketidakberfungsian syaraf
adalah refleks moro, yang dapat menunjukkan kerusakan otak pada saat
lahir jika reflex itu kurang simetris. Metode pengujian gerak refleks yang
terstandarisasi ini dapat memberikan peluang untuk memeriksa secara
visual pola gerak anak dan kelayakan pola gerak tersebut untuk usia anak
yang bersangkutan.
Beberapa tahapan perkembangan gerak refleks yang dialami anak saat
usia balita secara kronologis diuraikan pada kegiatan belajar 1, sebagai
berikut:
a. Tahap Gerak Refleks Telapak Tangan (palmar grasp reflex)
Tahapan gerak refleks telapak tangan merupakan salah satu dari
seluruh refleks bayi yang paling dikenal dan merupakan salah satu
yang paling awal muncul pada usia balita. Gerak refleks ini merupakan
respons yang ditampilkan terhadap rangsangan yang halus pada
telapak tangannya. Apabila telapak tangan dirangsang dengan apa
saja, maka keempat jari tangan secara spontan akan menutup,
meskipun ibu jari tidak memberikan respons terhadap rangsangan ini.
Namun gerak refleks tangan ini menjadi ciri khas dari perkembangan
motorik yang diperlihatkan anak balita. Jadi pada tahapan ini anak
balita sudah memiliki kemampuan menggunakan telapak tangannya
sebagai alat komunikasi dengan ibunya, seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini.
Gambar 1. Gerak Refleks Telapak Tangan (palmar grasp
reflex)
b. Tahap Gerak Refleks Menghisap (sucking reflex)
Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir yang
mendapat rangsangan, misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini
10
sebenarnya menimbulkan dua respons yang berkaitan dengan
menghisap yaitu
1) terbentuk tekanan negatif di dalam oral sehingga timbul aksi
menghisap.
2) lidah akan menimbulkan tekanan positif, lidah akan menekan ke
arah atas dan sedikit ke arah depan dengan setiap aksi
menghisap.
Setelah diberi rangsangan yang sesuai akan terjadi serangkaian
gerakan menghisap, masingmasing gerakan ini terdiri dari penerapan
tekanan positif dan negatif secara serentak. Jadi, padatahapan ini anak
sudah memiliki kemampuan menghisap seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2. Gerak Refleks Menghisap (sucking reflex)
c. Tahap Gerak Refleks Pencarian (search reflex)
Tahapan gerak refleks pada pencarian ini membantu bayi
mendapatkan sumber makanan dan kemudian refleks menghisap
membuat bayi dapat mencerna makanan. Refleks ini pada umumnya
dapat ditimbulkan dengan sentuhan lembut pada daerah sekitar mulut.
Jadi, pada tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan melakukan
pencarian sesuatu dengan geraknya seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3. Gerak Refleks Pencarian (search reflex)
11
d. Tahap Gerak Refleks Moro (moro reflex)
Tahapan gerak refleks moro paling bermanfaat untuk
mendiagnosis kematangan neurologis bayi. Gerak refleks ini sering kali
muncul pada saat lahir dan berakhir pada saat bayi berumur 4 s/d 6
bulan. Salah satu rangsangan untuk membangkitkan reflex moro
adalah dengan jalan menelentangkan bayi di atas kasur. Rangangan ini
akan membuat lengan, jari-jari, dan kaki meregang. Jadi pada tahapan
ini anak sudah memiliki kemampuan melakukan gerak refleks moro
seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Gerak Refleks Moro (moro reflex)
e. Tahap Gerak Refleks tidak Simetrik Leher (asymmetrical tonic neck
reflex)
Tahapan gerak refleks tidak simetrik leher pada umumnya dapat
dilihat pada bayi yang lahir prematur. Refleks ini dapat muncul jika
bayi dalam keadaan telungkup. Jika kepala bayi diputar ke salah satu
sisi atau yang lainnya, maka anggota tubuh yang searah dengan
perputaran tersebut akan membuka, sedangkan anggota tubuh pada
arah berlawanan akan menutup. Gerak refleks ini biasanya paling
bertahan hingga bayi berusia 2 s/d 3 bulan, selanjutnya akan
menghilang. Jadi, pada tahapan ini anak sudah memilki kemampuan
gerak refkleks tidak dimentrik seperti yang tampak pada gambar di
bawah ini.
12
Gambar 5. Gerak Refleks tidak Simetrik Leher (asymmetrical tonic neck
reflex)
f. Tahapan Gerak Refleks Simetrik Leher (symmetrical tonic neck reflex)
Tahapan gerak refleks simetrik pada leher memberikan respons
yang sama dengan anggota tubuhnya. Respons simetris ini dapat
timbul dengan jalan menempatkan bayi dalam posisi duduk yang
ditumpu (dipegang orang dewasa). Jika bayi dimiringkan cukup jauh ke
belakang, maka leher akan memanjang, yang sesuai dengan reflex
membuka tangan dan menutup kaki. Namun, apabila dimiringkan ke
depan maka terjadi refleks yang sebaliknya. Apabila refleks ini bertahan
lama akan menimbulkan hambatan pada kemampuan bayi dalam
mengangkat kepala dengan sadar saat berada dalam posisi telungkup.
Jadi, pada tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan refleks simetrik
pada bagian leher seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 6. Gerak Refleks Simetrik Leher (symmetrical tonic neck reflex)
g. Tahap Gerak Refleks Telapak Kaki (plantar grasp reflex)
Tahapan gerak refleks ini normalnya dapat dilihat pada anak mulai
dari sejak lahir hingga sepanjang tahun pertama usia bayi tersebut.
Refleks ini dapat ditimbulkan dengan jalan menerapkan sedikit
tekanan, biasanya dengan ujung jari, pada tumit kaki, yang membuat
13
seluruh jari kaki menutup. Gerakan menutup ini sebagai upayanya
untuk menangkap rangsangan. Refleks ini harus lebih dahulu
dilampaui sebelum anak dapat berdiri dengan tegak, berdiri sendiri,
dan berjalan. Jadi, pada tahapan ini anak sudah dapat melakukan
gerak refleks tepalak kaki seperti yang tampak pada gambar di bawah
ini.
Gambar 7. Gerak Refleks Telapak Kaki (plantar grasp reflex)
h. Tahap Gerak Refleks kedua Telapak Tangan (palmar mandibular reflex)
Tahapan gerak refleks ini dapat muncul dengan jalan menerapkan
tekanan secara serentak terhadap telapak dari masing-masing tangan,
sehingga akan menimbulkan semua atau salah satu dari respons
berikut: mulut terbuka, mata tertutup, dan leher menekuk. Gerak
refleks ini juga timbul jika tangan bayi itu dirangsang. Refleks ini
biasanya hilang setelah bayi berumur 3 bulan. Jadi, pada tahapan ini
anak sudah dapat melakukan gerak refleks dengan dua tangan seperti
yang tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 8 Gerak Refleks kedua Telapak Tangan (palmar mandibular reflex)
i. Tahap Gerak Refleks Berjalan Kaki (stepping reflex)
14
Tahapan gerak refleks ini merupakan gerakan yang sangat penting
yang dilakukan secara sadar, yaitu berjalan kaki. Gerak ini dapat
ditimbulkan dengan mengangkat bayi pada posisi tegak dengan kaki
menyentuh lantai. Tekanan pada telapak kaki akan membuat kaki
mengangkat dan selanjutnya diturunkan. Aksi kaki ini sering muncul
secara bergantian, dan oleh karena mirip dengan gerakan berjalan yang
masih pemula. Refleks ini sering disebut juga dengan refleks berjalan,
namun tidak disertai oleh stabilitas atau gerakan lengan yang terjadi
jika berjalan secara sadar. Jadi, pada tahapan ini anak sudah dapat
melakukan gerak refleks berjalan kaki seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini.
Gambar 9. Gerak Refleks Berjalan Kaki (stepping reflex)
j. Tahap Gerak Refleks Berenang (swimming reflex)
Tahapan Gerak refleks ini sangat luar biasa, karena gerakannya
seperti orang berenang gaya dada. Gerakan ini umumnya dilakukan
dengan tidak sadar. Untuk menimbulkan respons ini, bayi harus
dipegang dalam posisi telungkup (horizontal) seperti di atas sebuah
permukaan meja atau lantai, di atas air, atau di dalam air. Respons
terhadap rangsangan ini adalah gerakan tangan dan kaki seperti
berenang yang terkoordinasi dengan sangat baik. Gerakan-gerakan ini
dapat diamati mulai dari minggu ke 2 setelah lahir dan akan tetap
bertahan hingga bayi berumur 5 bulan. Pengenalan gerakan ini
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap populernya
program berenang pada bayi. Jadi, pada tahapan ini anak sudah dapat
melakukan gerak berenang seperti yang tampak pada gambar di bawah
ini.
15
Gambar 10. Gerak Refleks Berenang (swimming reflex)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas adalah bahwa periodisasi perkembangan
tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan, melainkan di dalamnya juga
terkandung tahap / periodisasi yang berlangsung secara terus-menerus, sehingga
perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu
tahap ke tahap berikutnya, dari masa pembuahan sampai dengan kematian.
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati.
Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang alami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang
16
berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.
Daftar pustaka
Gunarsa D, Singgih, 2010. Dasar dan Teori Perkembangan Anak: PT BPK
Gunung Mulia.
http://imeymaemunah.blogspot.co.id/2010/12/makalah-perkembanganmanusia.html
Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd. 2006. Psikoogi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Download