BAB II TEORI PEMASARAN A. Pengertian Pemasaran Menurut Kottler, pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran mempunyai arti penting karena keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang manajer pemasaran dalam memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan demikian konsumen bisa puas dengan hasil produksi serta pelayanan yang diberikan.25 Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan hubungan, dengan tujuan menciptakan nilai, memuaskan kebutuhan dan keinginan. Jadi kita kembali pada definisi mengenai pemasaran sebagai sebuah proses, yang degannya seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan dan saling menukarkan produk dan nilai dengan orang lain.26 Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran yang terpendek adalah “memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”. 25 Phillip Kottler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta: Prehallindo, 2002) hlm 125 26 Phillip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm 16 24 25 Asosiasi pemasaran Amerika memberikan definisi formal27 yaitu pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan pengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Kotler mendefinisikanbahwa28 manajemen pemasaran sebagai suatu seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan,menjaga,dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Kotler dan AB Susanto memberikan definisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar, pemasaran dan pemasar.29 Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan yang optimal kepada pelanggan. Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah: a. Kebutuhan (needs) adalah suatu pernyataan dari perasaan kekurangan. 27 Philllip Kotler, Marketing Manajemen, (New Jersey: Prentice Hall, 2000), hlm 8 Ibid. 29 Phillip Kotler dan AB Susanto, Manajemen pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hlm 7 28 26 b. Keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang. c. Permintaan (demands) adalah keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. B. Tujuan Pemasaran Dalam praktiknya tujuan suatu lembaga keuangan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu lembaga keuangan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran lembaga keuangan adalah untuk:30 a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan atau nasabah melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya. 30 Kasmir, Pemasaran bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm 66 27 c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. C. Konsep-konsep Pemasaran Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Saat ini terdapat 5 konsep dalam pemasaran dimana masing-masing konsep saling bersaing satu sama lainnya. Setiap konsep dijadikan landasan pemasaran oleh masingmasing perusahaan untuk menjalankan kegiatan pemasarannya.31 Adapun konsep-konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Konsep Produksi Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini menekankan kepada vulome produksi atau distribusi yang seluas-luasnya dengan harga ditekan serendah mungkin. b. Konsep Produk Konsep produk berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarka mutu dan kinerja yang paling baik dan memiliki 31 Ibid., hlm 68 28 keistimewaan yang mencolok. Secara umum konsep produk menekankan kepada kualitas, penampilan dan cirri-ciri yang terbaik. c. Konsep Penjualan Kebanyakan konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh. Konsep penjualan biasanya diterapkan pada produk-produk asuransi atau ensiklopedia juga untuk lembaga nirlaba. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar. d. Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler konsep ini menekankan kedalam pengertian dibawah ini: 1) Menemukan keinginan pelanggan dan berusaha untuk memenuhi keinginan tersebut. 2) Membuatlah apa yang dapat Anda jual, daripada menjual apa yang Anda buat. 3) Cintailah pelanggan. 4) Andalah yang menentukan. 5) Berhenti memasarkan produk yang dapat Anda buat dan mencoba membuat produkyang dapat Anda jual. e. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan Konsep pemasaran kemasyarakatan merupakan konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, 29 keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. D. Segmentasi Pasar, Menetapkan Pasar Sasaran, dan Menentukan Posisi Pasar 1. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri. Bank dalam menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Pembagian pasar ini akan memudahkan bank dalam menentukan nasabah atau konsumen sasarannya.32 Menurut Kotler, segmentasi pasar adalah proses pengelompokan ke dalam kelompok pembeli yang potensial yang memiliki kebutuhan yang sama dan atau karakteristik yang disukai serta memperlihatkan hubungan pembelian yang sama.33 Dalam segmentasi pasar ini manajemen harus memiliki kriteria tertentu agar menempatkannya dalam posisi yang lebih baik. Setiap kriteria yang dipakai harus dapat dibuat ukuran-ukurannya. Tingkat permintaan 32 Ibid, hlm 115 Phillip Kotler dalam M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 85 33 30 rata-rata untuk suatu merk harus berbeda antara segmen yang satu dengan segmen yang lainnya.34 Dalam melakukan segmentasi, ada beberapa langkah yang perlu diikuti, yaitu35: a. Pendefinisian pasar yang ingin dimasuki. b. Identifikasi dasar/basis alternatif untuk segmentasi. c. Pengujian basis tersebut dan memilih dasar-dasar yang terbaik untuk segmentasi. d. Identifikasi segmen pasar individu, menunjukkan daya tariknya dan seleksi akan segmen yang menjadi target secara spesifik. Segmentasi dibagi berdasarkan karakteristik konsumen, yaitu36: a. Segmentasi demografi dan sosioekonomi. Segmentasi demografi melibatkan faktor seperti jenis kelamin, usia, ukuran keluarga, dan sebagainya. Sosioekonomi terdiri dari pendapatan, pendidikan, kelas sosial, agama, kebangsaan dan etnik. Faktor-faktor ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen pelanggan, karena kebutuhan konsumen, keinginan dan tingkat penggunaan seringkali sangat dekat dengan variabel demografi dan sosio ekonomi, serta lebih mudah diukur daripada variabel lain. 34 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty, 2008), hlm 90 35 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 90 36 Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, alih bahasa Benyamin Molan (Jakarta: Indeks, 2007), hlm 301-317 31 b. Segmentasi psikografis, yaitu membagi pasar menjadi suatu kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik kepribadian. Sehingga dari karakteristik kelas sosial, gaya hidup serta kepribadian tersebut dapatlah dibuat produk-produk apa saja yang cocok bagi masing-masing segmen tersebut. c. Segmentasi geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit geografis seperti negara, provinsi, perkotaan, pedesaan atau kompleks perumahan atau pemukiman. Sebuah bank mungkin dapat memutuskan untuk beroperasi di semua wilayah tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai. Sebab kebutuhan masing-masing unit geografis akan berbeda, misalkan antara kebutuhan antara masyarakat di perkotaan dengan di pedesaan pasti akan berbeda. 2. Menetapkan Pasar Sasaran Menetapkan pasar sasaran artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih dari salah satu segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuranukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan. Kegiatan menetapkan pasar sasaran meliputi37: a. Evaluasi segmen pasar yang meliputi: 1) Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin atau gaya hidup dari setiap segmen. 37 Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana, 2005), hlm 119 32 2) Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti (subtitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti pegadaian, kantor pos dan giro, leasing atau money changer. 3) Sasaran dan sumber daya bank dengan memperhatikan energi yang dimiliki bank yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk ketrampilan yang dimilikinya. b. Memilih segmen Memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani, dapat dilakukan dengan cara berikut: Pertama membagi pemasaran menjadi: 1) Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan maupun wilayah. Keuntungan pemasaran serbasama adalah hemat biaya. 2) Pemasaran serbaneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan, atau kepribadian. Untuk pasar ini memerlukan biaya tinggi. 3) Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas. 33 Kedua terdapat lima alternatif untuk melakukan seleksi atau memilih pasar sasaran. Hal ini penting mengingat masing-masing alternatif memiliki kelebihannya tersendiri. Adapun kelima alternatif tersebut adalah: 1) Single segmen concentration Dengan mengkonsentrasikan segmen mana yang paling potensial dan menguntungkan bank, dengan pertimbangan: keterbatasan dana, segmen tersebut belum tergara, atau segmen tersebut cenderung diabaikan pesaing. 2) Selective specialitation Merupakan cara untuk memilih sejumlah segmen yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. 3) Market specialitation Dalam hal ini perusahaan melakukan segmentasi dengan mengkhususkan diri untuk melayani berbagai kebutuhan dari sekelompok nasabah atau pelanggan tertentu saja. 4) Product specialitation Merupakan cara perusahaan untuk hanya memfokuskan kepada produk yang kemudian dijual kepada berbagai segmen pasar. 34 5) Full market coverage Perusahaan melakukan atau melayani semua segmen yang ada dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan tanpa adanya batasan tertentu. 3. Menentukan Posisi Pasar Pengertian posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh nasabah atau konsumen atas dasar atribut-atributnya. Strategi penentuan posisi pasar dapat dilakukan sebagai berikut38: a. Atas dasar atribut Didasarkan pada penentuan atribut produk tertentu, misalnya bagi hasil rendah atau tinggi baik untuk simpanan dan marjin yang rendah ataupun tinggi untuk pembiayaan. b. Kesempatan penggunaan Maksudnya adalah simpanan diposisikan sebagai kas atau tempat mengamankan uang atau tempat untuk melakukan investasi. c. Menurut pengguna Produk diposisikan berdasarkan penggunaan produk tersebut, misalnya tabungan haji yang dikhususkan nasabah yang memiliki niat untuk pergi haji. d. Langsung menghadapi pesaing Produk diposisikan sebagai sesuatu yang lebih baik dibandingkan pesaing, misalnya bank kami memiliki jaringan ATM terluas. 38 Kasmir, Ibid, hlm 121 35 e. Kelas produk Maksudnya produk tersebut ditujukan kepada kelompok tertentu, misalnya pembiayaan bagi UKM. Ada tiga langkah dalam melaksanakan posisi pasar, yaitu39: a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing. Mengenali keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan nilai yang terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu: 1) Diferensiasi produk 2) Diferensiasi jasa 3) Diferensiasi personal 4) Diferensiasi citra b. Memilih keungulan-keunggulan yang paling kuat menonjol. Pertimbangan memilih keunggulan kompetitif yang paling menonjol adalah: 1) Berapa banyak perbedaan yang dipromosikan 2) Perbedaan mana yang dipromosikan c. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target pasar. Ada beberapa kesalahan posisi pasar yang harus mampu dihindari, yaitu40: a. Under positioning, dimana konsumen tidak mampu mengenali kekhususan produk/merk/atribut yang dikomunikasikan. 39 40 Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, hlm 374 Phillpi Kotler, Marketing Management, hlm 276 36 b. Over positioning, konsumen mempunyai gambaran yang terlalu sempit mengenai suatu produk. c. Confused positioning, konsumen tidak merasa perlu dengan citra suatu produk karena terlalu banyak janji yang diberikan atau positioning yang terlalu sering berubah. d. Doubtful positioning, konsumen merasa ragu dengan janji produk tersebut seperti kemampuan produk, harga dan hasilnya. E. Strategi Bauran Pemasaran 1. Strategi Produk Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat respon yang positif. Bahkan cenderung mengalami kegagalan jauh lebih besar dibanding keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peluncuran produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus dengan yang berkaitan dengan produk, strategi ini dikenal strategi produk. Dalam dunia perbankan strategi produk yang dilakukan dalam mengembangkan suatu produk, yaitu41: a. Penentuan Logo dan Moto Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. 41 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 141-143 37 Pertimbangan pembuatan logo dan moto adalah sebagai berikut: 1) Memiliki arti dan maksud yang memiliki makna positif serta bermakna baik bagi kemajuan perusahaan. 2) Manarik perhatian, logo tersebut harus mampu menarik perhatian masyarakat baik secara desain maupun warnanya. 3) Mudah diingat, sehingga ketika konsumen melihat logo tersebut maka ia akan langsung terikat pada produk perusahaan. 4) Memiliki ciri khas atau diferensiasi tersendiri dibandingkan dengan produk sejenis yang dimiliki pesaing. b. Menciptakan Merek Karena jasa meiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat pembeli. Nama ini dikenal dengan merek. Untuk berbagai jenis jasa bank yang ada perlu diberikan merek tertentu. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya. Penciptaan merek harus mempertimbangkan faktor-faktor, antara lain: 1) Mudah diingat 2) Terkesan hebat dan modern 3) Memiliki arti (dalam arti positif) 4) Menarik perhatian 38 c. Menciptakan Kemasan Kemasan merupakan sebuah pembungkus suatu produk. Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah disamping juga sebagai pembungkus untuk beberapa jenis jasanya, seperti buku tabungan, cek, bilyet giro, atau kartu kredit. d. Keputusan Label Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Didalam label dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya, waktu kadaluarsa, komposisi isi dan informasi lainnya. 2. Strategi Harga Bank Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut42: a. Untuk bertahan hidup Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran, seperti marjin pembiayaan yang lebih rendah dari produk pembiayan di bank lain. 42 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 153-154 39 b. Untuk memaksimalkan laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi. c. Untuk memperbesar market share Penentuan harga ini denga harga yang murah (dalam hal ini bank syariah adalah marjin), sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan. d. Mutu produk Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin dan biasanya untuk marjin pembiayaan ditawarkan dengan rendah. e. Karena pesaing Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing. 3. Strategi Tempat (Lokasi) Lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penentuan lokasi bank43 antara lain sebagai berikut: 43 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 163-164 40 a. Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat untuk lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas atau lokasi mesin-mesin ATM. Tujuannya agar memudahkan nasabah berhubungan atau melakukan transaksi dengan bank. b. Agar bank dapat menentukan dan membeli atau menggunakan teknologi yang paling tepat dalam memberikan kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya. c. Agar bank dapat menentukan layout yang sesuai dengan standar keamanan, keindahan dan kenyamanan bagi nasabahnya. d. Agar bank dapat menentukan metode antrian yang paling optimal, terutama pada hari atau jam-jam sibuk, baik di depan teller atau kasir. e. Agar bank dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa yang akan datang. Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut44: a. Jenis usaha yang dijalankan. b. Dekat dengan pasar. c. Dekat dengan bahan baku. d. Dekat tenaga kerja e. Tersedia saran dan prasarana (transportasi, listrik dan air). f. Dekat pemerintahan. g. Dekat lembaga keuangan. 44 Ibid. Hlm 167-168 41 h. Di kawasan industri. i. Kemudahan untuk ekspansi. j. Adat istiadat/budaya/sikap/masyarakat. k. Hukum yang berlaku. Secara khusus paling tidak ada 2 faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu bank45, yaitu: a. Faktor utama (primer) Pertimbangan dalam faktor primer dalam penentuan lokasi bank adalah: 1) Dekat dengan pasar 2) Dekat dengan perumahan 3) Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan 4) Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya, atau kereta api, atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara 5) Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik, telepon dan sarana lainnya 6) Sikap masyarakat b. Faktor sekunder Pertimbangan dalam faktor sekunder dalam penentuan lokasi bank adalah: 1) Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung. 45 Ibid 42 2) Prospek perkembangan harga tanah, gedung atau kemajuan di lokasi tersebut. 3) Kemungkinan untuk perluasan lokasi. 4) Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan. 5) Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat. 4. Strategi Promosi Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan kegiatan strategi produk, harga dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung ataupun tidak langsung. Tujuan promosi adalah46: a. Memperkenalkan dan menjual jasa-jasa dan produk yang dihasilkan. b. Agar bank dapat menghadapi saingan dalam pasar yang semakin kompetitif dan kompleks. c. Menjual goodwill image dan idea yang baik tentang bank bersangkutan. Secara garis besar ada empat sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan antara lain47: a. Periklanan (advertising) Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh perusahaan (bank) guna menginformasikan segala sesuatu produk yang dihasilkan 46 Herry Achnad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-dasar Pemasaran Bank, hlm 79 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 176 47 43 oleh perusahaan (bank). Informasi yang diberikan mengenai nama produk, manfaat produk, harga produk serta keuntungan-keuntungan produk dibandingkan produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Tujuan promosi lewat iklan ini adalah berusaha untuk menarik dan mempengaruhi nasabah serta calon nasabahnya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan media seperti lewat: 1) Pemasangan billboard (papan nama) di jalan-jalan strategis. 2) Pencetakan brosur baik disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan. 3) Pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis. 4) Melalui koran. 5) Melalui majalah. 6) Melalui televisi. 7) Melalui radio. 8) Dan menggunakan media lainnya. Agar iklan yang dijalankan efektif dan efisien maka perlu dilakukan program pemasaran yang tepat. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut48: 1) Identifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. 2) Menentukan misi yang menyangkut sasaran penjualan dan tujuan periklanan. 3) Anggaran iklan yang ditetapkan. 48 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 177-178 44 4) Merancang pesan yang akan disampaikan. 5) Memilih media yang akan digunakan. 6) Mengukur dampak dari iklan. Ciri-ciri yang terdapat dari suatu periklanan adalah49: 1) Public presentation (penyajian di muka umum) Iklan menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang. 2) Pervasiveness (penyerahan menyeluruh) Memungkinkan perusahaan (bank) untuk mengulang pesan berulang kali. 3) Expresiveness (daya tangkap yang kuat) Berpeluang untuk mendramatisir produk melalui pemanfaatan suara, warna atau bentuk produk. 4) Impresonality (kurang kepribadian) Konsumen atau nasabah tidak wajib untuk memperhatikan dan merespon iklan sekarang. Penggunaan sarana media dalam promosi melalui iklan harus mempertimbangkan50: 1) Jangkauan media yang akan digunakan. 2) Sasaran atau konsumen yang akan dituju. 3) Biaya yang akan dikeluarkan. 49 Herry Achnad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-dasar Pemasaran Bank, hlm 87-88 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 178 50 45 b. Promosi penjualan (sales promotion) Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dapat dilakukan melalui pemberian diskon, kontes, kupon, atau sampel produk. Dengan akan menggunakan alat tersebut, akan memberikan manfaat51, antara lain: 1) Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik dan mempengaruhi perhatian nasabah untuk membeli. 2) Insentif, yaitu memberikan dorongan dan semangat kepada nasabah untuk segera membeli produk yang ditawarkan. 3) Invitasi mengharapkan nasabah segera merealisasikan pembelian produk perbankan. Bagi bank program promosi penjualan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu52: 1) Pemberian tingkat bagi hasil khusus (special rate) untuk nasabah yang menaruh sejumlah dana yang relatif besar walaupun hal ini akan mengakibatkan persaingan tidak sehat diantara bank. 2) Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan saldo tertentu. Misalkan kepada nasabah yang memiliki saldo diatas jumlah tertentu, ditiadakan biaya administrasi atas tabungannya. Atau nasabah yang memilih layanan perbankan prioritas maka mendapatkan beberapa kemudahan atau fasilitas 51 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 180 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, hlm 179 52 46 tambahn dibandingkan nasabah biasa, misalkan antrian khusus yang diberikan kepada nasabah perbankan prioritas. 3) Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang setia. Misalkan program 365 hadiah umroh yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri kepada nasabah TSM. 4) Bentuk promosi penjualan lainnya. Sama seperti halnya dengan dengan iklan, promosi penjualan juga memiliki program tersendiri. Dalam praktiknya program promosi penjualan memiliki tiga macam cara, yaitu53: 1) Promosi konsumen, seperti penggunaan kupon, sampel produk, hadiah, atau bentuk undian. 2) Promosi dagang yaitu berupa bantuan peralatan atau insentif. 3) Promosi wiraniaga melalui kontes penjualan. c. Publisitas (publicity) Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, yang disebut dengan hubungan masyarakat, dan meliputi usah-usaha untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara organisasi (bank) dengan masyarakat, termasuk pemilik perusahaan, karyawan, lembaga pemerintahan dan juga calon nasabah.54 Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial serta kegiatan 53 54 Kasmir, Pemasaran Bank, hlm 181 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm 352 47 lainnya. Tujuannya adalah agar nasabah mengenal bank lebih dekat. Kegiatan publisitas dapat dilakukan melalui55: 1) Ikut pameran. 2) Ikut kegiatan amal. 3) Ikut bakti sosial. 4) Sponsorship kegiatan. d. Penjualan pribadi (personal selling) Dalam personal selling terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara calon pembeli (nasabah) dengan penjual (marketing). Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat individual dan dua arah, sehingga penjual (marketing) dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan pembeli (calon nasabah).56 Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai cleaning service, satpam sampai pejabat bank. Personal selling juga dilakukan melalui merekrut tenaga-tenaga salesman dan salesgirl untuk melakukan penjualan door to door. 55 56 Ibid Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm 352 48 Penjualan secara personal selling akan memberikan beberapa keuntungan bank, antara lain: 1) Bank dapat langsung bertatap muka dengan nasabah atau calon nasabah, sehingga dapat langsung menjelaskan tentang produk bank kepada nasabah secara rinci. 2) Dapat memperoleh informasi langsung dari nasabah tentang produk kita langsung dari nasabah, terutama dari keluhan yang nasabah sampaikan termasuk informasi dari nasabah tentang bank lain. 3) Petugas bank dapat langsung memengaruhi nasabah dengan berbagai argumen yang kita miliki. 4) Memungkinkan hubungan terjalin akrab antara bank dengan nasabah. 5) Petugas bank yang memberikan pelayanan merupakan citra bank yang diberikan kepada nasabah apabila pelayanan yang diberikan baik dan memuaskan. 6) Membuat situasi seolah-olah mengahruskan nasabah mendengarkan, memperhatikan, dan menanggapi bank.