UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN VARIASI BRAIN GYM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEBUMEN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : KOMARUDIN 11408261 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN VARIASI BRAIN GYM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEBUMEN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : KOMARUDIN 11408261 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Komarudin NIM : 1140857 Jurusan : Tarbiyah Program Studi` : Pendidikan Agama Islam Judul : UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN VARIASI BRAIN GYM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEBUMEN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG 2010 telah kami setujui untuk dimonaqosahkan. Salatiga, 30 Juli 2010 Pembimbing Jaka Siswanta,M.Pd NIP.19710219 200003 1 002 DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.323706 Fax.323433 Kode Pos.50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail : akademik@stain salatiga ac.id PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara KOMARUDIN dengan NIM 11408261 yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE BRAIN GYM PADA KELAS V SD NEGERI 2 KEBUMEN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 “ telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 16 Syawal 1431 H 25 September 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang Sekertaris Sidang Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 Dr. Rahmad Hariyadi,M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005 Penguji I Penguji II Drs. Machfudz,M.Ag NIP.19610210 198703 1 006 HJj. Maslikhah,M.Si NIP.19700529 200003 2 001 Pembimbing Jaka Siswanta,M.Pd NIP.19710219 200003 1 00 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : KOMARUDIN NIM : 11408261 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga,22 Juli 2010 Yang menyatakan KOMARUDIN MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO ﻣﻥ ﺼﺎ ﻡ ﺮﻣﻀﺎ ﻥ ﺍ ﻴﻤﺎ ﻧﺎ ﺍ ﺣﺷﺎ ﺑﺎ ﻏﻘﺮ ﻠﻪ Artinya: “barang siapa berpuasa dengan iman dan perhitungan maka diampuni dosanya yang telah lalu.” PERSEMBAHAN 1. Waliyah, Istriku tercinta 2. M. Adip Khusni Mufida dan Bina Abidatul Khusna,Anakku tercinta 3. Kepala Sekolah dan Rekan Guru SD Negeri 2 Kebumen KATA PENGANTAR ِسم ْ ِال َّرحِيمِ حْمنِ الّرَ اهللِ ب Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penyelesaian penulisan skripsi ini tiada lain berkat bantuan dan ketulusan hati serta sumbang saran dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu peneliti dalam proses perencanaan, penelitian sampai penulisan skripsi. Oleh sebab itu peneliti mengucapkan terima kasih, dengan iringan doa semoga amal ibadah mereka mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Dr.Imam Sutomo, M.Ag , Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi. 2. Drs. Djoko Sutopo Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga, yang memberi dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi. 3. Jaka Siswanta,M.Pd sebagai dosen pembimbing, yang dengan tulus ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 4. Kepala Sekolah beserta bapak, ibu guru SD N 2 Kebumen, Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung yang telah membantu secara aktif terhadap penyerlesaian penulisan skripsi. 5. Waliyah, istri tercinta dengan penuh ketulusan dan pengertian telah memberi dorongan moril dan materiil dalam penyelesaian studi dan skripsi. 6. M. Adip Khusni Mufida dan Bina Abidatul Khusna, ananda tercinta yang telah ikut mendorong dan memberikan semangat dalam studi lanjut serta penyelesaian skripsi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Peneliti KOMARUDIN ABSTRAK Komarudin. 2010. Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Brain Gym Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah, Program studi Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,Dosen Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd Kata kunci: Penguasaan Materi Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Penerapan Metode Brain Gym Faktor penyebab rendahnya penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung terletak pada kelemahan siswa yang tidak konsentrasi dan merasa bosan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Karena itu perlu diterapkan metode brain gym dalam pembelajaran supaya tercipta suasana atau kondisi belajar yang menyenangkan dan memotivasi bagi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung supaya dapat meningkatkan penguasaaan materi pembelajaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan penguasaan materi pembelajaran siswa dalam Pendidikan Agama Islam melalui penerapkan metode brain gym. Penelitian ini di laksanakan di SD N 2 KebumenKecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung, jumlah peserta didik ada 17 siswa dengan metode penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian yang diperoleh pada pembelajaran siklus I, ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym adalah 8, pada siklus II dengan hasil 12 dan siklus III 19 berarti ketrampilan guru sudah baik. Ada pembelajaran siklus I aktivitas siswa mencapai 80, pada siklus II 83, untuk siklus III 93.Dengan menerapankan pembelajaran model pembelajaran brain gym dapat meningkatkan penguasaan materi Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SD N 2 Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Dengan hasil yang diperoleh siswa, pada siklus I dari siswa yang mendapat nilai tuntas 52,94% dengan rata-rata 65,88, siklus II 82,35% tuntas dengan rata-rata77,65 dan siklus III 100% tuntas dengan rata-rata 97,65. Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah Guru seharusnya menggunakan metode yang bervariasi jangan metode ceramah saja.Sebagai guru harus melakukan suatu perubahan mengajar dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, Salah satu perubahan tersebut adalah dengan menerapkan metode brain gym kedalam pembelajaran yang berimplikasi pada meningkatnya tingkat kesenangan siswa mengikuti pelajaran sehingga penguasaan materi pembelajaran meningkat.Agar memperhatikan proses pembelajaran sebelum peningkatan hasil belajar siswa.Selalu mengadakan perbaikan pembelajaran untuk kemajuan bersama.Penerapan metode brain gym dapat pula diterapkan pada mata pelajaran lainnya. DAFTAR ISI Halaman Sampul........................................................................................................ i Lembar Berlogo .................................................................................... ii Judul ..................................................................................................... iii Persetujuan Pembimbing ........................................................................ iv Pengesahan Kelulusan ........................................................................... v Pernyataan Keaslian Tulisan ..................................................................... vi Motto dan Persembahan ......................................................................... vii Kata Pengantar ...................................................................................... viii Abstrak ................................................................................................. x Daftar Isi................................................................................................ xi Daftar Tabel ..................................................................................... xiii Daftar Grafik .............................................................................................. xv Daftar Lampiran ......................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................. 7 C. Tujuan Penelitian .............................................................. 8 D. Hipotesis Tindakan .......................................................... 8 E. Keguanaan Penelitian ....................................................... 8 F. Definisi Istilah/ Operasional .............................................. 9 G. Metode Penelitian ............................................................. 10 H. Sistematika Penulisan ...................................................... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................ 16 A. Pendidikan Agama Islam .................................................. 16 B. Metode Ceramah .............................................................. 29 C. Brain Gym ....................................................................... 31 D. Hubungan Brayn Gym Dengan Peningkatan Penguasaan Materi Pembelajaran ......................................................... 37 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ......................................... 40 A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................... 40 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ......................................... 46 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ....................................... 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 53 A. Deskripsi Per Siklus .......................................................... 53 B. Pembahasan ...................................................................... 69 BAB V PENUTUP ............................................................................. 72 A. Kesimpulan ....................................................................... 72 B. Saran ................................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................. RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Hasil Tes Formatif Siklus I .................................................... 43 Tabel 3.2 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I ........ 44 Tabel 3.3 Hasil Tes Formatif Siklus II ................................................... 47 Tabel 3.4 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa II ......................... 48 Tabel 3.5 Hasil Tes Formatif Siklus III ................................................. 50 Tabel 3.6 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus III.... 51 Tabel 4.1 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus I ............................ 54 Tabel 4.2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada siklus I ............................................................ 55 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidika Agama Islam Siklus I .................................................................................... 56 Tabel 4.4 Hasil pengamatan terhadap Ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus II ............................ 60 Tabel 4.5 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada siklus II .......................................................... 62 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus II ................................................................................... 63 Tabel 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III ............................ 66 Tabel 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III ............................................. 67 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus III ........................................................................................ 68 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus I ............................. 54 Grafik 4.2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada siklus I ......................................................... 56 Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus I .................................................................................. 57 Grafik 4.4 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus I .............................. 61 Grafik 4.5 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus II ............................. 62 Grafik 4.6 Hasil Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus II ................................................................................. 63 Grafik 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III .......................... 66 Grafik 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III .......................... 67 Garfik 4.9 Hasil Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus III ................................................................................ 68 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 Silabus Lampiran 3 Soal Formatif I,II,III Lampiran 4 Tabulasi Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Meningkatkan Penguasaan Materi PAI melalui Metode Brain Gym. Lampiran 5 Lembar observasi guru siklus I, II, III penerapan Brain Gym Lampiran 6 Foto-Foto Pelaksanaan PTK Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 8 Hasil Nilai Tes Formatif I,II,III Siswa yang Terendah dan Tertinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu peran guru dalam pendidikan sangat penting, mulai dari perencanaan, proses dan penilaian demi mencerdaskan siswa. Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi. Theodore Meyer Greene dalam tafsir (2002:6) mengajukan definisi pendidikan yang sangat umum, pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna. Dari pengertian tersebut bahwa pendidikan merupakan upaya yang terorganisir memiliki makna bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri, ada tahapannya dan ada komitmen bersama didalam proses pendidikan itu. Berencana mengandung arti bahwa pendidikan itu direncanakan sebelumnya, dengan suatu proses perhitungan yang matang dan berbagai sistem pendukung yang disiapkan. Berlangsung kontinyu artinya pendidikan itu terus menerus sepanjang hayat, selama manusia hidup proses pendidikan itu akan tetap dibutuhkan, kecuali apabila manusia sudah mati, tidak memerlukan lagi suatu proses pendidikan. Menurut Nahlawi bahwa pendidikan sejati atau maha pendidikan itu adalah Allah yang telah menciptakan fitrah manusia dengan segala potensi dan kelebihan serta menetapkan hukum pertumbuhan, perkembangan, dan interaksinya, sekaligus jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuannya yang terkandung prinsip integrasi. Prinsip Integrasi adalah suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat dielakkan agar masa kehidupan di dunia ini benar benar bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Perilaku yang terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam kehidupan harus diabdikan untuk mencapai kelayakan mematuhi keinginan Tuhan. Allah Swt Berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat, dan janganlah kanu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi...” (QS. Al Qoshosh: 77). Menurut Hitami (2004:25) ayat ini menunjukkan kepada prinsip integrasi di mana diri dan segala yang ada padanya dikembangkan pada satu arah, yakni kebajikan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan yang dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan baik atau buruknya pribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Dalam perkembangan, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh orang orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa dan mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi. Dalam arti mental pendidikan mempunyai pengertian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, seksama, terencana dan bertujuan, yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikannya kepada anak didik secara bertahap. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok kehidupan manusia dalam berfikir dan menjalani kehidupan dunia, dalam rangka mempertahankan hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk selalu beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta‟alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan dikembangkan menjadi suatu budaya belajar, namun dalam mengembangkanya perlu belajar yang mana dan bagaimana diupayakan untuk diwujudkan. Persoalan belajar sebagai budaya yang akan dikembangkan, tidak bisa dipisahkan dengan pemaknaan hakikat manusia baik yang belajar maupun yang membelajarkan. Oleh karena itu diperlukan sebuah pembaharuan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembaharuan diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi disegala bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaharuan pendidikan diterapkan di dalam berbagai jenjang pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan pembaharuan pendidikan agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Salah satu bentuk pembaharuan pembelajaran menurut Savitri (2010:3) adalah dengan memanfaatkan metode-metode pembelajaran yang efektif, menarik dan bermakna bagi siswa dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat. Bukan masanya lagi seorang guru hanya mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi. Guru dituntut untuk aktif dan kreatif membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran. Mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki tugas penting yaitu pembinaan akhlaq, budi pekerti dan usaha untuk memberi dasar iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik. Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar, metode dan model pembelajaran merupakan kemampuan penting dalam menentukan strategi pembelajaran. Dalam hal ini penggunaan model bervariasi sangat membantu keberhasilan proses pembelajaran. Biasanya para guru enggan menggunakan aneka model pembelajaran hanya yang biasa digunakan antara lain metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas. Pada hal model pembelajaran yang bervariasi bagi peserta didik sangat menyenangkan juga menambah keberhasilan siswa secara maksimal. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih para peserta didik. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik, guru harus mampu menguasai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara professional. Ini berarti, guru tidak hanya dituntut menguasai materi ajar atau mampu menyajikannya secara tepat, tetapi juga dituntut mampu menilai kinerjanya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang terutama di fokuskan pada keadaan seputar kelas, yaitu penelitian dikelas sendiri. Demikian halnya yang telah peneliti lakukan, PTK menjadi alternatif pembaharuan pembelajaran yang peneliti tempuh untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Kebumen, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, karena hasil prestasi belajar salah satunya di tentukan oleh bagaimana kondisi belajar yang berlangsung pada saat pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa. Dari penelitian yang dilakukan Ridley diperoleh informasi apabila siswa berpendapat bahwa belajar itu menyenangkan, serta secara pribadi sangat bermakna dan relevan, ditambah lingkungan yang mendorong siswa untuk mempunyai kendali terhadap proses dan hasil belajar, maka motivasi belajar dan kecenderungan untuk mengatur sendiri proses belajar (self-regulate) akan muncul dengan sendirinya. Pakar lain dalam Bobby (1999: 45) juga menyebutkan bahwa siswa yang termotivasi belajar dan senang berada di sekolah menggambarkan sekolahnya sebagai tempat belajar yang mendukung usaha siswa. Deskripsi singkat tentang siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Kebumen diantaranya adalah siswa sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan di dalam kelas, kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seizin guru, kurang memiliki keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran berlangsung, berbicara di luar materi pelajaran dengan teman sebelahnya saat guru menjelaskan dan saat ditanya siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru. Siswa enggan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, kurangnya umpan balik pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa kurang serius dalam menerima informasi guru. Deskripsi guru pada saat mengajar pendidian agama Islam adalah guru lebih aktif dalam metode ceramah yang dominan selama pembelajaran. Guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa padahal anak sedang mengalami fase perkembangan siswa, dimana dalam fase ini anak senang akan bermain. Berdasarkan deskripsi di atas, maka penulis mencoba menerapkan metode brain gym dalam pembelajaran supaya tercipta suasana atau kondisi belajar yang menyenangkan dan menarik bagi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Penyampaian materi dapat menggunakan metode brain gym sesuai dengan kompetensi dasar menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan di kelas V SD Negeri 2 Kebumen, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung yang akan disampaikan oleh guru. Para siswa akan antusias dalam menerima berbagai informasi yang diberikan oleh guru apabila guru juga senantiasa menggunakan metode pembelajaran brain gym yang dapat membuat siswa senang terhadap yang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam suatu dikelas, karena seusia anak SD kelas V membutuhan variasi dalam suatu proses pembelajaran akan menimbulkan semangat, keingintahuan dan rasa senang yang mendalam pada saat mengikuti kegiatan tersebut sehingga siswa dapat menguasai materi yang diajarkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumusan permasalahan sebagai berikut : “Apakah dengan menerapkan metode brain gym dapat meningkatan penguasaan materi pembelajaran pada siswa kelas V Mata Pelajaran pendidikan agama islam SD Negeri 2 Kebumen?” C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peningkatkan penguasaan materi pembelajaran siswa dalam Pendidikan Agama Islam melalui penerapkan metode brain gym. D. Hipotesis Tindakan Jika metode brain gym diterapkam maka dapat meningkatan penguasaan materi pembelajaran pada siswa kelas V mata pelajaran pendidikan agama Islam SD Negeri 2 Kebumen tahun 2010. E. Kegunaan Penelitian Penelitian dengan pola PTK ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan bagi siswa a. Siswa tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran, karena guru tidak menerapkan metode yang monoton melainkan menerapkan metode baru yaitu metode brain gym. b. Anak memperoleh cara belajar yang menyenangkan sesuai dengan fase perkembangan otaknya. c. Dengan menerapkan metode brain gym, diharapkan penguasaan materi siswa menjadi meningkat. 2. Kegunaan bagi guru a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran. b. Membantu guru berkembang secara professional. c. Memperoleh umpan balik untuk kemajuan pembelajaran. d. Dapat menggunakan metode yang inovatif. 3. Kegunaan bagi sekolah a. Mengetahui dampak penggunaan metode brain gym, jika dampak nya dapat meningkatkan penguasaan materi siswa, maka dapat diterapkan oleh rekan-rekan guru yang lain . b. Memperoleh kualitas pendidikan yang baik bagi siswa-siswinya. c. Tercipta iklim pendidikan yang kondusif di sekolah. F. Definisi Operasional 1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu maksud atau mencari jalan keluar yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. 2. Materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Materi pembelajaran pada penelitian ini adalah menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan. 3. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru melalui aspek kognitif (Pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik (keterampilan). 4. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha secara sadar dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menyiapkan siswa memahami ajaran Islam, berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran dengan materi-materi tentang pengetahuan guna menjalankan kehidupan yang bermakna dalam sehari-hari. Metode brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan Brain Gym ke dalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas diawali dengan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yang sekaligus guru pendidikan agama Islam di SD 2 Kebumen. Observasi ini bertujuan untu mengetahui secara mendalam masalah yang ada di lingkungan sekitar dan kelas V pada pelajaran pendidikan agama Islam. Setelah itu, membuat perencanaan tindakan yang dimuat pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Peneliti melaksanakan perencanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada pelaksanaan pembelajaran di observasi oleh observer (guru kelas V). Setelah selesai pelaksanaan maka melakukan refleksi sendiri dan dengan observer. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan ini adalah semua siswa kelas V yang berjumlah 17, terdiri dari 11 putra dan 6 putri dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam . Dipilihnya kelas V sebagai subyek karena banyak siswa yang sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan di dalam kelas. Siswa kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seijzin guru, kurang memiliki keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan dari latar belakang orang tua yang tingkat perekonomian menengah kebawah dengan profesi petani dan buruh tani. Siswa sepulang sekolah disuruh untuk membantu para orang tua ke ladang atau sawah, sehingga waktu bermain siswa tidak ada. Perhatian dan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya juga sangat rendah, sehingga kurang mendukung pentingnya pendidikan bagi anaknya, membuat siswa berperilaku semaunya disekolah. Penelitian tindakan kelas dilakukan mulai 17 Mei 2010 sampai 31 Mei 2010. 3. Langkah-Langkah Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas langkah-langah penelitian dalam masingmasing siklus meliputi kegiatan: a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan dan observasi c. Refleksi Langkah penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : REFLEKSI Siklus 1 PELAKSANAAN TINDAKAN DAN OBSERVASI RENCANA YANG DIREVISI Siklus 2 PELAKSANAAN TINDAKAN DAN OBSERVASI REFLEKSI Siklus 3 PELAKSANAAN TINDAKAN DAN OBSERVASI RENCANA REFLEKSI RENCANA YANG DIREVISI Gambar 1.1 Langkah-langkah penelitian a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya perangkat pembelajaran. b. Tindakan dan observasi meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran brayn gym. c. Refleksi, peneliti dan observer (dilakukan guru kelas V) mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Observasi, wawancara, dan angket. a. Tes Tes berupa soal yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. b. Lembar Observasi Lembar Observasi ini digunakan sebagai instrumen untuk mengamati aktivitas kerja ilmiah peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. c. Dokumentasi Hasil latihan siswa berupa nilai dan foto kegiatan pembelajaran. 5. Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini, pengambilan data yang berupa nilai siswa kelas V mata pelajaran pendidikan agama Islam menggunakan tes dilakukan sebanyak 3 kali pada siklus I, siklus II dan siklus III. Adapun data tentang proses belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan kelas diambil dengan lembar observasi. Apabila hasil observasi jawaban ya maka skornya 1 dan apabila jawabanya tidak maka skornya 0. Selama pelaksanaan didokumentasikan dengan nilai dan foto kegiatan pembelajaran. 6. Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai berikut : a. Merekapitulasi hasil tes. b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masingmasing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai minimal 65. c. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri dan observer selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Analisis hasil observasi dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memahami masalah yang terdapat dalam skripsi ini, maka perlu diketahui dari urut-urutannya, sehingga para pembaca secara sepintas akan dapat menggambarkan isi dari skripsi ini. Adapun dalam skripsi ini penulis susun menjadi lima bab, sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan. Bab II Kajian pustaka dalam bab ini diuraikan tentang pengertian pembelajaran, pengertian Pendidikan Agama Islam, tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pengertian metode, pengertian brain gym, manfaat metode brain gym, hubungan brain gym dengan peningkatan penguasaan materi pembelajaran. Bab III Deskripsi pelaksanaan Siklus I terdiri dari dua pertemuan dan Deskripsi pelaksanaan Siklus II meliputi (rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi) Pengumpulan data hasil observasi dan Data hasil prestasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi per siklus yang terdiri dari data hasil pelaksanaan, pengamatan, refleksi, keberhasilan dan kegagalan. Bab V Kesimpulan dan Saran. Kemudian mengakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut Slameto (2003:40) adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui belajar, mengajar, dan pengalaman. Sedangkan menurut Poerwadarminta menyebutkan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata Instruction yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau instruere yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Surya dalam Slameto (2003:41) berpendapat bahwa pembelajaran itu ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran yaitu: 1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku . Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan hasil pembelajaran. Pengertian yang dirumuskan oleh Oemar Hamalik, bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi , material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan , perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif ,afektif dan motorik. 3. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. 4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai . Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan. 5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman . Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang ternyata dengan tujuan tertentu , pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman diri situasi nyata. Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut sebagai kondisi pembelajaran yang berkualitas. Sudjana dalam Dimyati (2006: 28) mengatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodologi pengajaran yang tepat dan cara penilaian yang baik. Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, dimana metode mengajar dan media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang di kondisikan oleh guru dan dapat memberikan motivasi dalam mengikuti pelajaran. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Sumantri (2001:32) ada enam ciri pembelajaran yang efektif : 1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungan melalui mengofservasi membandingkan , menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan yang ditemukan. 2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkayaan 4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisa informasi. 5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan ketrampilan pola berfikir. 6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru melalui aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik (keterampilan). 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan bail dilingkungan keluarga,sekolah maupun masyarakat. Rupert C. Lodge dalam philosophy of education menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sehingga dengan kata lain, kehidupan adalah pendidikan. Sedangkan Joe Pack merumuskan pendidikan sebagai seni proses memperoleh pengetahuan dari instruksi-instruksi yang dipelajari. Dalam definisi ini tekanan kegiatan pendidikan diletakkan pada pengajaran, sedangkan segi kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan. Greene dalam Sanaky (2003:4) mengajukan definisi pendidikan yang sangat umum. Menurutnya pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna. Alfred North Whitehead menyusun definisi pendidikan yang menekankan segi ketrampilan menggunakan pengetahuan. Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan kecerdasan, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan berbagai kompleksitas yang ada. Dalam penciptaaannya menurut Naquib (1998:43), manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan dengan dua fungsi, yaitu fungsi sebagai khalifah di muka bumi dan fungsi manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki kewajiban untuk menyembah-Nya. Kedua fungsi tersebut juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut, “…Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…” [Q.S Al-Baqarah(2): 30]. Ketika Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan dengannya Allah SWT mengamanahkan bumi beserta isi kehidupannya kepada manusia, maka manusia merupakan wakil yang memiliki tugas sebagai pemimpin dibumi Allah. Dari pengertian pendidikan secara umum, yang kemudian dihubungkan dengan Islam menimbulkan pengertian secara implisit menjelaskan karakteristik yang dimilikinya. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya, dalam konteks Islam mempunyai banyak istilah seperti tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah itu mengandung makna yang amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Menurut Sanaki (2003:57) Istilah itu sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam secara informal, formal, dan nonformal. Batasan tentang definisi pendidikan agama Islam dalam dua hal, yaitu; a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam; b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam. Sehingga pengertian Pendidikan Agama Islam merupakan usaha secara sadar dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menyiapkan siswa memahami ajaran Islam, berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran dengan materi-materi tentang pengetahuan guna menjalankan kehidupan yang bermakna dalam sehari-hari. 3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah aspek tujuan. Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip prinsip dasarnya. Hal tersebut disebabkan pendidikan adalah upaya yang paling utama, bahkan satu satunya untuk membentuk manusia menurut apa yang dikehendakinya. Karena itu menurut Khaldun (2001:9), tujuan pendidikan pada hakekatnya merupakan rumusan-rumusan dari berbagai harapan ataupun keinginan manusia. Ghozali dalam Tafsir (2002:12) melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Sanaky (2003:67) menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu Rohmatan Lil „Alamin. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al Qur‟an. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang ideal, sebab visi dan misinya adalah Rohmatan Lil „Alamin, yaitu untuk membangun kehidupan dua yang yang makmur, demokratis, adil, damai, taat hukum, dinamis, dan harmonis. Hitami (2004:12) berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya. Bila dilihat dari ayat-ayat al Qur‟an ataupun hadits yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan, terdapat beberapa macam tujuan, termasuk tujuan yang bersifat teleologik itu sebagai berbau mistik dan takhayul dapat dipahami karena mereka menganut konsep konsep ontologi positivistik yang mendasar kebenaran hanya kepada empiris sensual, yakni sesuatu yang teramati dan terukur. Sesuai dengan kurikulum KTSP Pendidikan agama Islam bertujuan untuk : 1. Menumbuhkembangkan pengembangan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berahlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah,cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,bertoleransi (tasamuh),menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam konmunitas sekolah. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan manusia yang taat beragama sebagai hamba Allah SWT. 4. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup pendidikan Islam sesuai dengan kurikulum KTSP Pendidikan agama Islam meliputi aspek-aspek : a. Al-Qur‟an dan Hadits 1) Al-Qur‟an merupakan Kalam Allah ta‟ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu „alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. 2) Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an. b. Aqidah Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. c. Ahlak Akhlaq secara bahasa merupakan bentuk jama‟ dari khulq artinya perangai, tabiat, pekerti. Sedang secara istilah akhlak adalah kemampuan jiwa yang merupakan sumber dari segala kegiatan manusia yang dilakukan secara spontan tanpa pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang (pembiasaan). Akhlaq memiliki kedudukan utama, bahkan menjadi puncak kesempurnaan manusia dalam Islam. Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW yang mengungkapkan ketinggian akhlaq. “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia”, “Agama adalah akhlaq yang baik”, “Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaqnya”. d. Fiqih Fiqih atau fiqh ( )ﻓﻘﻪadalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. e. Tarikh dan Kebudayaan Islam Tarikh dalam lingkup dunia islam. Secara ilmu Etimologi neh Tarikh itu sendiri dalam bahasa arab di artikan sebagai “Sejarah” ( )تﺎريخsedangkan kata “Sejarah “. Kebudayaan Islam adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia (segala tindakan dan sikap seseorang) untuk merealisasikan pokok ajaran Islam dalam kehidupan, yang diperoleh dan dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi pekerti yang didasari oleh Alquran dan hadits dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan. Ruang lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam yang menekankan pada keseimbangan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Dalam aspek fiqih pada kelas V diajarkan di semester 2, terdiri dari kompetensi dasar mengenal puasa wajib yang terbagi atas dua standar kompetensi menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa ramadhan dan menyebutkan hikmah puasa. 5. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai makhluk yang paling sempurna dan paling lengkap, baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia tersebut adalah berbagai indera untuk menjalani kehidupan. Adapun dari segi mental, manusia diberikan kelengkapan yang tidak diberikan kepada makhluk lain, yakni intelek. Intelek ini merupakan indera manusia yang menurut seorang sufi swiss, bersifat Ilahi, tidak tercipta dan tidak dapat diciptakan. Intelek merupakan sarana yang berfungsi untuk memahami, memilih, dan memilah, menginterprestasi atau menafsirkan, dan sebagainya. Sehingga dengan anugerah kecerdasan inilah manusia dikatakan sebagai puncak kesempurnaan ciptaan Allah SWT, sesuai dengan firman-Nya dalam surat At-Thin ayat 4 sebagai berikut: Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya“. Namun berbagai kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. tersebut hanya dapat berkembang apabila diarahkan melalui pendidikan atau pembelajaran. Pendidikan ialah serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan, antara manusia dewasa dan peserta didik secara tatap mukaatau dengan menggunakan media, dalam rangka memberikan bantuan terhadap peserta didik seutuhnya. Dalam arti, membantu peserta didik dalam upaya megembangkan potensinya, yakni potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan, agar di kemudian hari tumbuh menjadi manusia yang dewasa secara fisik mapun mental. Upaya ini selalu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab secara moral dalam segala perilaku. Adapun pembelajaran Pendidikan Agama Islam di pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, dan penghayatan nilai- nilai keislaman, serta pemahamannya. Sehingga kemudian diharapkan dapat menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlaq mulia., dalam arti memiliki kesadaran moral yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan agama Islam memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Pendidikan diperlukan untuk memperdalam pengetahuan agama. Upaya mewujudkan pendidikan agama Islam yang bermakna dibutuhkanlah sebuah pola pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru melalui aspek kognitif (Pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) yang terangkum didalam materi pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika nilai peserta didik di atas standar ketuntasan yang sudah ditetapkan. Selain itu keberhasilan pembelajaran apabila prestasi, sikap dan ketrampilan peserta didik tidaklah hanya berkisar pada nilai yang diperoleh tetapi diusahakan untuk selalu ditingkatkan sesuai nilai-nilai agama Islam. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan menjadikan ajaranajaran agama Islam sebagai fokus pembelajaran atau dengan ungkapan lain adalah sebagai sebuah upaya berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik dan mengarahkannya pada penghayatan dan pengamalan ajaran dan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Islam sebagai agama memiliki peranan penting dalam memberikan pedoman dan petunjuk bagaimana seharusnya menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara beradab. Dalam pendidikan, nilai-nilai agama Islam terangkum pada materi pembelajaran. materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan,seperti Al-Quran dan Hadits, aqidah, akhlak, fiqih, tarikh dan kebudayaan Islam. Dalam proses pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode, adalah hal yang sangat penting dan sangat menentukan. Sebab, proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa didukung oleh penggunaan metode yang baik. Metode yang baik adalah metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sarana-prasarana, kurikulum, dan sebagainya. Metode pembelajaran merupakan alat pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum. Jadi, penggunaan metode yang tepat, sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan pada materi pembelajaran menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan. B. Metode Ceramah 1. Pengertian Metode Metode dalam Ali (2004:24) berasal dari Bahasa Yunani “Methodos‟‟ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid dengan keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem yang sedang dibahas dalam pelajaran. Dalam penerapan metode, guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat digunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, penerapan metode dapat menggunakan variasi model-model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa. Metode mengajar menurut Sumantri (2001:254) adalah cara tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan informasi dari satu penyampai informasi kepada penerima informasi. sedangkan Slameto (2003:54) mengatakan bahwa Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Dalam Tesarus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi metode dalam pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Pengertian Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahan secara lisan kepada peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah merupakan metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi tetapi paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literarur yang sesuai dengan jangkauan kepahaman peserta didik. C. Brain Gym 1. Pengertian Brain Gym Brain gym atau senam otak menurut Nirmala dalam Team Power Brain Indonesia (2005:32) adalah serangkaian latihan fisik yang bisa digunakan untuk memperbaiki konsentrasi belajar. Pendapat lain menyebutkan brain gym adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari. Tokoh lain menyebutkan bahwa brain gym adalah serangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan, pendapat yang sama menyebutkan bahwa brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan para murid di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Gerakan-gerakan dalam brain gym yang dilakukan dengan membuat segala macam pelajaran menjadi lebih mudah, dan terutama sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik. Kata Education berasal dari kata Latin educare, yang berarti menarik keluar. Kinesiology dikutip dari Bahasa Yunani Kinesis, berarti gerakan dan merupakan pelajaran gerakan tubuh manusia. Edu-K adalah suatu sistem yang memberdayakan semua orang yang belajar, tanpa batas umur, dengan menggunakan aktivitas gerakan-gerakan untuk menarik keluar seluruh potensi seseorang. Senam yang bertujuan mengaktifkan dan melancarkan semua fungsi otak, serta dilakukan dengan gerakan-gerakan sederhana itu, terbukti dapat menjaga keseimbangan manusia, meningkatkan percaya diri, serta mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki. Pada umumnya pendidik mengatasi kegagalan dengan membuat program untuk lebih memotivasi, menekankan, mengulang-ulang, dan memaksa belajar. Orang mencoba terlalu keras dan mematikan mekanisme integrasi otak yang diperlikan untuk menyerap pelajaran secara keseluruhan. Informasi diterima oleh otak bagian belakang sebagai pesan, tetapi tidak dapat diungkapkan oleh otak bagian depan. Ketidakmampuan untuk menerangkan apa yang sudah dipelajari menyebabkan pelajar terperangkap dalam sindrom kegagalan. Jalan keluarnya adalah belajar dengan seluruh otak, melalui pembaruan pola bergerak dan kegiatan brain gym sehingga pelajat dapat menguasai juga bagian-bagian otak yang sebelumnya terhambat. Perubahan belajar dan perilaku kadang-kadang amat cepat dan mendalam, karena para pelajar menemukan cara untuk menerima informasi dan pada saat yang sama dapat mengungkapkan diri. Buzan dalam Denison (2004:89) menyarankan, “Pastikan bahwa anak-anak sedini mungkin mendapatkan latihan sebanyak yang mereka inginkan, yang mengandung sebanyak mungkin aktivitas fisik: tangan, kaki, merangkak dan memanjat. Biarkan ia membuat kesalahannya sehingga ia belajar dengan cara cobacoba. Anak-anak belajar paling cepat dari pengalaman indrawi.” Olahraga sederhana dapat menumbuhkan semangat belajar pada anak. Palmer mantan presiden Masyarakat Pembelajaran Dan Pengajaran Cepat menyarankan memberikan aktifitas-aktifitas stimulasi yang didesain untuk mengaktifkan bagian- bagian otak yang akan meningkatkan indra penglihatan, perasa dan pendengaran sebaik kemampuan mereka menyerap pengatahuan. Otak merupakan bagian yang paling penting dari tubuh kita, karena semua fungsi organ-organ tubuh, dan semua pusat kehidupan kita terletak diotak. Contoh: jantung yang merupakan organ, denyutnya diatur oleh susuanan saraf otonem yang berpusat di salah satu bagian otak . Berdasarkan fungsi keseluruhan otak, maka akan menstimulasi, meringankan, atau merelaksasi peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengatasi semua hambatan belajarnya. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa senam otak atau brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan brain gym kedalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Adapun gerakan – gerakan brain gym menurut Denison (2004 :14) adalah sebagai berikut : 1. Pengisi Energi a. Cara: Duduk nyaman di kursi, kedua lengan bawah dan dahi diletakkan di atas meja. Tangan ditempatkan di depan bahu dengan jari-jari menghadap sedikit ke dalam. Ketika menarik napas rasakan napas mengalir ke garis tengah seperti pancuran energi, mengangkat dahi, kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. Diafragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks. b. Manfaat: Mengembalikan vitalitas otak setelah serangkaian aktivitas yang melelahkan, mengusir stres, meningkatkan konsentrasi dan perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berpikir rasional. 2. Menguap Berenergi a. Cara: Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot di sekitar persendian rahang. Lalu melemaskan otot-otot tersebut. b. Manfaat: Mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara efisien dan rileks, meningkatkan perhatian dan daya penglihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatkan kemampuan untuk memilah informasi. 3. Tombol Imbang a. Cara : Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, pada lekukan di belakang telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar selama kurang lebih 30 detik. Lalukan secara bergantian. Selama melakukan gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap ke depan. b. Manfaat : Mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian, mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif 4. Saklar Otak a. Cara : Letakkan satu tangan di atas pusar dengan ibu jari dan jari – jari tangan yang lain, raba kedua lekukan di antara rusuk tepat di bawah tulang selangka dan kira-kira 2-3 cm kiri-kanan dari tulang dada. Pijat daerah ini selama 30 detik sampai satu menit, sambil melirik mata dari kiri ke kanan dan sebaliknya. b. Manfaat : membantu memulihkan komunikasi antar bagian –bagian tubuh, memudahkan membaca, menulis, dan berbicara. 5. Gerakan Silang a. Cara: Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan, samping atau belakang. Agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik. b. Manfaat: Merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang mengungkapkan informasi, sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat. 3. Manfaat Metode Brain Gym Manfaat dari metode brain gym menurut Denison (2004:23) , di antaranya adalah sebagai berikut : a. Membantu peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar secara berkesinambungan secara aktif dan kreatif. b. Memberikan stimulus terhadap aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan seluruh kemampuan otak. c. Dapat mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik. d. Menjadikan anak tidak mudah bosan dengan aktivitasnya e. Menumbuhkan rasa senang anak f. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress g. Dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit) h. Tidak memerlukan bahan atau tempat khusus i. Dapat dipakai dalam semua situasi termasuk saat belajar/bekerja j. Meningkatkan kepercayaan diri k. Menunjukkan hasil dengan segera l. Sangat efektif dalam penanganan seseorang yang mengalami hambatan dan stress belajar. m. Diakui sebagai salah satu tehnik belajar yang paling baik oleh National Learning Foundation USA, dan sudah tersebar luar di lebih dari 80 negara. Jadi manfaat metode brain gym untuk membantu peserta didik meningkatkan penguasaan materi kegiatan mengajar Pendidikan Agama Islam secara efektif dan efisien. 4. Metode dan Manfaat Brain Gym Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Salah satu metode yang dapat mencapai tujuan pembelajaran adalah metode brain gym. Brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan brain gym kedalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun gerakan – gerakan brain gym adalah pengisi energi, menguap berenergi, tombol imbang, saklar otak dan gerakan silang. Manfaat metode brain gym untuk membantu peserta didik meningkatkan penguasaan materi kegiatan mengajar Pendidikan Agama Islam secara efektif dan efisien. Hal ini diakui sebagai salah satu tehnik belajar yang paling baik oleh National Learning Foundation USA, dan sudah tersebar luar di lebih dari 80 negara. D. Hubungan Brain Gym Dengan Peningkatan Penguasaan Materi Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Cara tersebut berkaitan dengan cara menyampaikan bahan pelajaran oleh guru kepada siswa dalam proses belajar agar dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Agar informasi tersebut dapat diserap oleh siswa, maka cara mengajar harus dilakukan secara tepat. Seorang guru diharapkan mengerti betul karateristik peserta didiknya. Salah satu jenis karakteristik anak sekolah dasar usia 5 – 12 tahun adalah mereka senang akan bermain. Maka metode yang sesuai dengan karakter siswa Sekolah Dasar adalah penerapan metode brain gym. Brain gym dalam penelitian ini adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan brain gym kedalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang menjadi dasar dalam penerapkan brain gym adalah untuk meningkatkan motivasi belajar anak, sehingga tercipta penguasaan pembelajaran. Penerapan brain gym sangat baik dilakukan pada awal proses pembelajaran terlebih dilakukan dengan riang dan gembira. Brain gym juga bisa dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran murid setelah menjalani proses pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi yang mengakibatkan kelelahan pada otak. Brain gym mempunyai tujuan agar murid dapat bermain dan melakukan olah tubuh yang dapat membantu meningkatkan kemampuan otak mereka. Adapun gerakan tubuh dalam brain gym dapat dilakukan dengan mudah oleh siapa saja dan dengan efek yang langsung terlihat. Brain gym telah digunakan oleh guru dan para ahli terapi dalam suatu program yang ditujukan untuk membantu anak yang mengalami kesulitan dalam perkembangan dan pembelajaran. Apabila brain gym dilakukan teratur dalam kegiatan pembelajaran di kelas, akan menghasilkan efek positif, seperti konsentrasi pikiran serta penawar kejenuhan belajar yang pada akhirnya membantu memunculan spirit, motivasi, energi positif dan optimis dalam meraih prestasi. Dengan Kondisi kelas yang nyaman selama proses belajar mengajar berlangsung dapat membuat siswa memfokuskan perhatiannya selama menerima berbagai informasi yang diberikan oleh guru, dengan kata lain siswa merasa tidak tertekan dan tidak bosan selama KBM berlangsung. Berdasarkan fase perkembangan anak, anak usia Sekolah Dasar senang akan kondisi belajar yang tidak terlalu serius, dalam arti siswa tidak merasa tertekan selama mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dirasa nyaman dapat membuat prestasi para siswa meningkat dan berujung pada penguasaan materi pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Siklus I Observasi awal telah dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai guru pendidikan agama Islam sebelum penelitian ini dilaksanakan, maksudnya untuk mendapatkan data-data awal yang ada di tempat penelitian. Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Bahwa hasil Observasi awal yang telah peneliti lakukan di SD N 2 Kebumen pada umumnya dan di kelas V pada khususnya bahwa sekolah tersebut berada di Dusun Karangsawung, Desa Kebumen, Kecamatan Pringsurat. Jarak SD N 2 Kebumen dari kota kecamatan kurang lebih 1 Km. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sangat rendah, bekerja sebagai petani dan buruh tani. Perhatian dan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya juga sangat rendah bahkan kurang, serta sarana dan prasarana sekolah yang sangat minim sekali. Namun begitu guru-guru tetap bersemangat dalam pengabdiannya demi kemajuan anak didik. Hasil observasi awal yang peneliti lakukan bahwa siswa kelas V SD N 2 Kebumen diantaranya adalah siswa sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan di dalam kelas, kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seijzin guru, kurang memiliki keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran berlangsung. Itulah kenyataan yang ada di SD N 2 Kebumen sebagai hasil observasi awal, yang digunakan dasar untuk menentukan tindakan yang peneliti lakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sarana dan prasarana. 1. Perencanaan Perencanaan tindakan yang dilakukan meliputi : a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkatnya (lampiran 1). b) Dalam mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran termasuk alat peraga yang diperlukan dalam pembelajaran, guru mempersiapkan alat peraga berupa gambar gerak brain gym. Untuk memperagakan gerakan brain gym melibatkan siswa, diantaranya dengan meminta siswa bergerak sesuai contoh pada gambar dan guru secara bersama. Guru menyiapkan RPP, alat peraga dan tes formatif I (lampiran 3 ). c) Mendesain metode brain gym di kegiatan awal, dengan tujuan sebelum pelajaran di mulai anak merasa senang dengan gerakan sederhana brain gym yang diharapkan dapat menstimulus otak agar lebih fokus dan tertarik terhadap berbagai informasi yang disampaikan oleh guru. Secara tidak langsung siswa sudah melatih otak mereka agar lebih berkonsentrasi terhadap suatu hal, lebih mudah mengingat pesan atau informasi yang diberikan oleh guru, meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi. d) Dasar penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas V semester 2 mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator-indikator yang akan dicapai. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2010 di kelas V SD Negeri 2 Kebumen, Pringsurat, Temanggung dengan jumlah 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Observasi ini dilakukan oleh Observer dilakukan oleh guru kelas V dan peneliti untuk mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan metode brain gym. Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Guru membuka pembelajaran dengan gerakan brain gym dan apersepsi. Pada pelaksanaan guru membagi kelompok untuk mendiskusikan, mencatat, melaporkan tentang puasa. Guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk umpan balik dan kesempatan bertanya kepada siswa dilanjutkan dengan menyimpulkan pembelajaran bersama. Kesimpulan yang didapat pengertian puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari disertai niat. Setelah selesai maka siswa mengerjakan tes berupa tes formatif I bentuk tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang pengusaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (terlampir). Selama pelaksanaan siklus I didokumentasikan dengan nilai dan foto kegiatan pembelajaran. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P= Siswa yang tuntas belajar × 100% Siswa Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel: 3.1 Hasil Tes Formatif Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NAMA Agus Daniyanto Deny Irmawan Al Anallah Rizki S Fathul Rahman Gunawan Nandang Santosani Nisa Atus Zahroh Rahma Desmawati Wiki Hari Pratama Riya Yasnita Siti Fatimah JENIS KELAMIN L L L L L L P P L P P NILAI TES FORMATIF 50 60 70 60 80 80 80 70 40 70 90 12 Triyatmi P 70 13 Toni Alamsyah L 70 14 Deni Aditiyanto L 60 15 Risa P 60 16 Yusa Mada Rurwa I L 60 17 Agus Prasetya L 50 Perhitungan prosentase ketuntasan belajar pada siklus I adalah sebagai berikut : P= P= Siswa yang tuntas belajar × 100% Siswa 9 x 100% = 52,94% 17 Setelah perhitungan prosentase ketuntasan siswa pada siklus I maka direkapitulasi pada tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I NO URAIAN 1. Nilai rata-rata tes formatif 2. Jumlah siswa yang tuntas HASIL PERTEMUAN I 65,88 9 belajar 3. Prosentase ketuntasan belajar 52,94% Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran brain gym diperoleh nilai rata-rata 65,88 dan ketuntasan belajar mencapai 52,94% atau hanya ada 9 siswa dari 17 siswa yang tuntas. Hasil menunjukkan di siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 hanya sebesar 52,94%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa malu dan asing untuk memperagakan brain gym yang digunakan guru. Siswa Kelas V SD N 2 Kebumen juga kurang bisa beradaptasi dengan baik terhadap hal baru. 3. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I. Berdasarkan hasil observasi ditemukan kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki kembali pada siklus berikutnya, yaitu: a. Kurangnya ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran. b. Kurangnya tanya jawab guru dengan siswa, masih adanya rasa bosan siswa selama mengikuti pelajaran. c. Kurangnya keberanian siswa dalam menjelaskan jawabannya didepan kelas. d. Guru dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan pembelajaran. e. Guru tidak mendemonstrasikan gerakan bersama siswa. f. Guru tidak menyampaikan pendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran Dengan memperhatikan kekurangan tersebut, maka peneliti dalam pertemuan berikutnya merancang berbagai tindakan guna perbaikan pada pertemuan selanjutnya. B. Deskripsi Siklus II Siklus II dirancang apabila Siklus I belum berhasil, pada tahap ini pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya tindakannya diperbaiki dan disempurnakan sesuai hasil analisis dan refleksi siklus I. 1. Perencanaan Berdasarkan refleksi, observasi dan penilaian pada siklus II merupakan perbaikan pada pertemuan siklus I. Rencana tindakan pada siklus II disusun berdasarkan kekurangan yang dijumpai pada siklus I. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 1), soal tes formatif II (lampiran 3) dan gambar model brain gym. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk pertemuan di siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2010 di kelas V SD Negeri 2 Kebumen, Pringsurat, Temanggung dengan jumlah 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan,sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I diharapkan tidak terulang lagi pada siklus II. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Observasi ini dilakukan oleh Observer dilakukan oleh guru kelas V dan peneliti untuk mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan metode brain gym. Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Guru membuka pembelajaran dengan gerakan brain gym dan apersepsi. Pada pelaksanaan guru membagi kelompok untuk mendiskusikan, mencatat, melaporkan tentang rukun puasa. Guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk umpan balik dan kesempatan bertanya kepada siswa dilanjutkan dengan menyimpulkan pembelajaran bersama. Setelah selesai maka siswa mengerjakan tes berupa tes formatif II bentuk tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang pengusaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (lampiran 3). Selama pelaksanaan siklus II didokumentasikan dengan nilai dan foto kegiatan pembelajaran (lampiran 6). Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel: 3.3 Hasil Tes Formatif Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 NAMA Agus Daniyanto Deny Irmawan Al Anallah Rizki S Fathul Rahman Gunawan Nandang Santosani JENIS KELAMIN L L L L L L NILAI TES FORMATIF 70 80 80 70 90 100 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nisa Atus Zahroh Rahma Desmawati Wiki Hari Pratama Riya Yasnita Siti Fatimah Triyatmi Toni Alamsyah Deni Aditiyanto Risa Yusa Mada Rurwa I Agus Prasetya P P L P P P L L P L L 80 70 60 100 90 70 70 60 90 80 60 Perhitungan prosentase ketuntasan belajar pada siklus II adalah sebagai berikut : P= P= Siswa yang tuntas belajar × 100% Siswa 14 x 100% = 82,35% 17 Tabel 3.4 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa II NO URAIAN 1. Nilai rata-rata tes formatif 2. Jumlah siswa yang tuntas HASIL PERTEMUAN I 77,65 14 belajar 3. Prosentase ketuntasan belajar 82,35% Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran brain gym diperoleh nilai rata-rata 77,65 dan ketuntasan belajar mencapai 82,35% atau hanya ada 14 siswa dari 17 siswa yang tuntas. Hasil menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 hanya sebesar 82,35%. 3. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada pertemuan di siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama pelaksaan tindakan pada siklus II. Kelebihan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada siklus III. Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat beberapa kendala atau masalah dalam belajar, antara lain : 1. Penyampaian pendapat guru mengenai pelaksanaan pembelajaran masih kurang. 2. Guru kurang memotivasi anak giat belajar dalam peningkatan pengusaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Guru dan siswa tidak bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran. C. Deskripsi Siklus III Siklus ke tiga dirancang apabila Siklus ke dua belum berhasil, tahap ini pada dasarnya sama dengan siklus I dan siklus II, hanya tindakannya diperbaiki dan disempurnakan sesuai hasil analisis dan refleksi siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan yang perlu direncanakan kembali pada siklus berikutnya, yaitu: 1. Perencanaan Berdasarkan refleksi, observasi dan penilaian yang belum tuntas pada siklus I dan siklus II maka diadakan perbaikan pada siklus III. Rencana tindakan pada Siklus III disusun berdasarkan kekurangan yang dijumpai pada siklus I dan siklus II. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 1), soal tes formatif III (lampiran 3) dan gambar model brain gym. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010 di kelas V SD Negeri 2 Kebumen, Pringsurat, Temanggung dengan jumlah 17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I dan siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel: 3.5 Hasil Tes Formatif Siklus III NO 1 2 NAMA Agus Daniyanto Deny Irmawan JENIS KELAMIN L L NILAI TES FORMATIF 100 100 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Al Anallah Rizki S Fathul Rahman Gunawan Nandang Santosani Nisa Atus Zahroh Rahma Desmawati Wiki Hari Pratama Riya Yasnita Siti Fatimah Triyatmi Toni Alamsyah Deni Aditiyanto Risa Yusa Mada Rurwa I Agus Prasetya L L L L P P L P P P L L P L L 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80 100 100 80 Perhitungan prosentase ketuntasan belajar pada siklus III sebagai berikut : P= P= Siswa yang tuntas belajar × 100% Siswa 17 x 100% 17 = 100% Tabel 3.6 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus III NO URAIAN 1. Nilai rata-rata tes formatif 2. Jumlah siswa yang tuntas HASIL PERTEMUAN I 97,65 17 belajar 3. Prosentase ketuntasan belajar 100% Dari tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran brain gym diperoleh nilai rata-rata 97,65 dan ketuntasan belajar mencapai 100% dari 17 siswa yang tuntas. Hasil menunjukkan bahwa pada siklus III secara klasikal siswa tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 berjumlah 100% atau 17 siswa. 3. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan di siklus III. Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam meningkat, penerapan brain gym dalam pembelajaran lebih optimal sehingga tercapai tujuan belajar siswa pada Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan dengan ketuntasan belajar siswa 100 %. Hasil temuan : a. Pada siklus II menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa SDN 2 Kebumen termasuk dalam kategori Sangat Tinggi karena dari 17 siswa kelas V atau 100% tuntas. b. Dalam merefleksi kegiatan pembelajaran guru dan siswa merefleksikan kegiatan belajar mengajar secara bersama. belum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melakukan perencanaan peneliti melakukan observasi awal untuk lebih mengetahui lebih mendalam tentang karakteristik subyek pelelitian yaitu siswa kelas V dengan jumlah 17 siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua siklus, Siklus I terdiri dari dua pertemuan dan siklus II terdiri I pertemuan. 1. Pelaksanaan siklus I a. Deskripsi ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym. Dari hasil refleksi sikus I, diketahui bahwa guru dalam melaksanakan penerapan metode brain gym telah berjalan cukup baik. Tetapi dalam penerapan metode ini, guru masih sedikit memberikan penguatan positif kepada siswa, terutama dalam melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, peran guru masih terlihat dominan, terlalu menguasai kelas dan masih sedikit melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Siswa juga masih kurang aktif karena belum terbiasa dengan brain gym. Hasil ketrampilan guru dalam lembar observasi (lampiran 5) apabila jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0 maka dapat diketahui hasil perhitunganya sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus I No Aspek yang diamati Jumlah hasil 1 Persiapan mengajar 3 2 Proses mengajar 2 3 Pengelolaan kelas/siswa 2 4 Evaluasi pembelajaran 1 Grafik 4.1 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus I Jumlah hasil 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Persiapan mengajar Proses mengajar 1 2 Pengelolaan Evaluasi kelas/siswa pembelajaran 3 Jumlah hasil 4 b. Deskripsi Aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym Dari langkah perbaikan siklus I diperoleh temuan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hasilnya bagus maskipun masih terdapat kelemahan. Kelemahan dari siklus I ialah siswa masih kurang memperhatikan keterangan guru akhirnya siswa kurang benar menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan soal juga kurang benar, melakukan brain gym masih malu dengan teman lain, dalam merespon jawaban teman juga masih kurang. Mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap benar skornya masih sangat rendah. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.2 yang diperoleh pada lembar observasi siswa (lampiran 4). Tabel 4.2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada siklus I No Aspek yang dinilai Hasil 1 Memperhatikan materi pelajaran 13 2 Menjawab pertanyaan guru 9 3 Mengerjakan soal 12 4 Mempresentasikan jawaban 12 5 Melakukan brain gym tanpa malu dengan teman lain. 9 6 Bertukar pendapat dengan teman lain 10 7 Merespon jawaban 5 8 Meningkatkan motivasi belajar dengan brain gym 5 Grafik 4.2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada siklus I Hasil Pengamatan 14 12 10 8 6 4 2 0 Hasil Mempe Menjaw Mempr Melaku Bertuka Mening Meresp Menger esentasi kan rhatikan ab r katkan on materi pertany jakan kan brain pendap motivas jawaba soal jawaba gym pelajara aan at i belajar n n guru n tanpa… denga… denga… 13 9 12 12 9 10 5 5 c. Deskripsi penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I rata-rata hasil tes formatif I adalah 65,88 dengan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 65 ada 9 siswa atau 52,94%. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus I NO NILAI TES FORMATIF I 1 40 2 50 3 60 4 70 5 80 6 90 7 100 JUMLAH JUMLAH SISWA 1 2 5 5 3 1 0 17 PROSENTASE 5,88 % 11,76 % 29,42 % 29,42 % 17,64 % 5,88 % 0% 100% Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus I Nilai Formatif I 100 80 60 40 20 0 Series1 1 40 2 50 3 60 4 70 5 80 6 90 7 100 Series2 1 2 5 5 3 1 0 Series3 5.88% 11.76% 29.42% 29.42% 17.64% 5.88% 0% Berdasarkan grafik pada siklus I diketahui bahwa dari 17 siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 1 siswa, 50 sebanyak 2 siswa, yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 5 siswa, nilai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 3 siswa, dan 90 hanya 1 siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada observer (guru kelas V) dan peneliti untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer. Hasil dari lembar observasi yang perlu diterapkan dalam pertemuan berikutnya diantaranya adalah kesiapan guru dan siswa selama mengikuti pelajaran sudah baik, guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM, guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan brain gym, guru sudah jelas dalam menyampaikan materi pelajaran, guru sudah tenang dalam menyampaikan materi pelajaran, guru membantu mengarahkan siswa selama kegiatan pembelajaran, berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan metode yang sesuai karakteristik anak, dan melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi dan tujuan. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantara yaitu: kurangnya ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran karena guru banyak bercerita, kurangnya tanya jawab guru dengan siswa, guru tidak mendemonstrasikan gerakan bersama siswa, guru belum penyampaian pendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru belum memotivasi anak giat belajar dalam KBM, guru kurang serius dalam mengajar, dan guru dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan pembelajaran. Dengan memperhatikan kekurangan dan kelebihan tersebut, maka peneliti dalam pertemuan berikutnya merancang berbagai tindakan guna perbaikan sebelumnya. Kegiatan tersebut diantaranya adalah merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu pelaksanaan pembelajaran, mengurangi bercerita kepada siswa mengenai suatu hal yang tidak penting, membuat pertanyaan bagi siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran, guru membantu mengadaptasi siswa dengan hal baru yaitu gerakan brain gym dengan mengulang gerakan yang sama pada pertemuan berikutnya dengan tujuan agar siswa merasa tidak asing selama mengikuti pelajaran dan agar guru lebih dekat dengan siswa sehingga guru dianggap teman dalam belajar yang berimplikasi pada keberanian siswa dalam menjelaskan jawaban di depan kelas, dan membimbing atau mengarahkan siswa mengenai pelajaran apa saja yang telah didapatkan dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Upaya tersebut yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus II. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I, maka peneliti merefleksi berbagai kekurangan dan kelebihan, dimana kekurangan akan diperbaiki dan kelebihan akan tetap di pertahankan dalam pertemuan berikutnya. Hasil dari refleksi tersebut, diantaranya adalah peneliti harus lebih memanajemen waktu dengan sebaik-baiknya agar tersedia cukup waktu selama PBM, lebih banyak membuat pertanyaan sebagai umpan balik dalam pembelajaran, memperhatikan suasana belajar dikelas agar tercipta iklim pembelajaran yang menyenangkan bagi anak khususnya dalam mendesain metode pembelajaran, pengelolaan kelas sudah baik, dan penguasaan materi sudah baik. Tindak lanjut dari refleksi ini adalah memperkenalkan gerakan brain gym dengan mengulangnya pada kegiatan awal yang dimaksudkan agar peserta didik lebih senang dalam mengikuti pelajaran. Dari refleksi tersebut yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan kegiatan dalam siklus II yang merupakan tindak lanjut dari siklus I. 2. Pelaksanaan siklus II a. Deskripsi ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym. Dari hasil refleksi sikus II, diketahui bahwa guru dalam melaksanakan penerapan metode brain gym telah berjalan dengan baik. Tetapi dalam penerapan metode ini, guru kurang jelas dalam menyampaikan, kurang berupaya memotivasi anak agar giat belajar, dan guru dan siswa tidak merefleksi kegiatan pembelajaran. Tetapi siswa sudah mulai aktif karena sudah mulai mengenal dengan brain gym. Hasil ketrampilan guru pada lembar observasi (lampiran 5) apabila jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0 maka dapat diketahui hasil perhitunganya sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil pengamatan terhadap Ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus II No Aspek yang diamati Jumlah hasil 1 Persiapan mengajar 3 2 Proses mengajar 4 3 Pengelolaan kelas/siswa 4 4 Evaluasi pembelajaran 1 Grafik 4.4 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus I Hasil Ketrampilan Guru 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Jumlah hasil Persiapan mengajar Proses mengajar 3 4 Pengelolaa n kelas/sisw a 4 Evaluasi pembelaja ran 1 b. Deskripsi Aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym Dari langkah perbaikan siklus II diperoleh temuan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hasilnya bagus. Kelemahan dari siklus II ialah siswa masih kurang memperhatikan keterangan guru akhirnya masih ada siswa salah dalam menjawab pertanyaan dari guru, dan melakukan brain gym masih malu dengan teman lain. Mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap benar skornya masih sangat rendah. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode brain gym secara garis besar cukup berhasil dibandingkan pada pertemuan I. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.5 yang diperoleh dari lembar observasi (lampiran 4) Tabel 4.5 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 Aspek yang dinilai Memperhatikan materi pelajaran Menjawab pertanyaan guru Mengerjakan soal Mempresentasikan jawaban Melakukan brain gym tanpa malu dengan teman lain. Bertukar pendapat dengan teman lain Merespon jawaban Meningkatkan motivasi belajar dengan brain gym Hasil 10 10 14 13 11 11 7 7 Grafik 4.5 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus II Hasil 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Hasil Melaku Mempe Menjaw Mempr kan Menger esentasi brain rhatikan ab materi pertany jakan kan gym soal jawaba tanpa pelajara aan n guru n malu denga… 10 10 14 13 11 Bertuka Mening r katkan Meresp pendap motivas on at i belajar jawaba dengan dengan n teman brain lain gym 11 7 7 c. Deskripsi penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II rata-rata hasil tes formatif II adalah 77,65 dengan nilai tertinggi 100. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 65 ada 14 siswa atau 82,35%. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus II NO 1 2 3 4 5 NILAI TES FORMATIF II JUMLAH SISWA PROSENTASE 60 3 17,64 70 5 29,42 80 4 23,54 90 3 17,64 100 2 11,76 JUMLAH 17 100% Grafik 4.6 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus II NILAI TES FORMATIF II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 NILAI TES FORMATIF II 1 60 2 70 3 80 4 90 5 100 JUMLAH SISWA 3 5 4 3 2 17.64 29.42 23.54 17.64 11.76 PROSENTASE Berdasarkan grafik 4.6 diketahui bahwa dari 17 siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 90 sebanyak 3 siswa dan nilai 100 sebanyak 2 siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada observer (guru kelas V) dan peneliti ikut untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer. Hasil dari lembar observasi yang perlu diterapkan dalam pertemuan berikutnya diantaranya adalah kesiapan guru dan siswa selama mengikuti pelajaran sudah baik, guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM, guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan brain gym, guru sudah jelas dalam menyampaikan materi pelajaran, guru sudah tenang dalam menyampaikan materi pelajaran, guru sudah melakukan tanya jawab dengan siswa, guru membantu mengarahkan siswa selama kegiatan pembelajaran, ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran, keseriusan guru mengajar, berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan metode yang sesuai karakteristik anak, dan melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantara yaitu: guru belum penyampaian pendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru belum memotivasi anak giat belajar dalam KBM, dan guru dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan pembelajaran. Upaya tersebut yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan siklus III. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II, maka peneliti merefleksi berbagai kekurangan dan kelebihan, dimana kekurangan akan diperbaiki dan kelebihan akan tetap di pertahankan dalam pertemuan berikutnya. Hasil dari refleksi tersebut, diantaranya adalah berupaya memotivasi anak giat belajar dengan memperhatikan suasana belajar dikelas, guru dan siswa bersamasama merefleksi kegiatan pembelajaran dan berupaya penyampaian pendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran. Tindak lanjut dari refleksi ini adalah memperkenalkan gerakan brain gym dengan mengulangnya pada kegiatan awal dan tengah yang dimaksudkan agar peserta didik lebih senang dalam mengikuti pelajaran. Dari refleksi tersebut yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan kegiatan dalam siklus III. 3. Pelaksanaan Siklus III a. Deskripsi ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym. Dari hasil refleksi sikus I dan siklus II, diketahui bahwa guru dalam melaksanakan penerapan metode brain gym telah berjalan dengan baik. Tetapi dalam penerapan metode ini, guru belum merefleksikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan bersama siswa. Hasil ketrampilan guru pada lembar observasi guru (lampiran 5) apabila jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0 maka dapat diketahui hasil perhitunganya sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III No Aspek yang diamati Jumlah hasil 1 Persiapan mengajar 3 2 Proses mengajar 5 3 Pengelolaan kelas/siswa 5 4 Evaluasi pembelajaran 1 Grafik 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III Jumlah hasil 6 5 4 3 2 1 0 Jumlah hasil Persiapan mengajar Proses mengajar Pengelolaan kelas/siswa Evaluasi pembelajaran 1 2 3 4 3 5 5 1 b. Deskripsi Aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym Dari langkah perbaikan siklus III diperoleh temuan pada siswa dalam proses pembelajaran hasilnya bagus. Kelemahan dari siklus III ialah guru dan siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus III dengan menggunakan metode brain gym secara garis besar berhasil dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.8 yang didapat dari lembar observasi (lampiran 4) Tabel 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III No Aspek yang dinilai Hasil 1 Memperhatikan materi pelajaran 15 2 Menjawab pertanyaan guru 11 3 Mengerjakan soal 13 4 Mempresentasikan jawaban 12 5 Melakukan brain gym tanpa malu dengan teman lain. 12 6 Bertukar pendapat dengan teman lain 10 7 Merespon jawaban 9 8 Meningkatkan motivasi belajar dengan brain gym 11 Grafik 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan metode brain gym pada siklus III 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Hasil Melakuk Meningk an brain Bertukar atkan Memper Menjawa Mempre gym pendapa Merespo motivasi Mengerj sentasika hatikan b tanpa t dengan belajar n materi pertanya akan soal n teman jawaban dengan malu pelajaran an guru jawaban lain dengan brain teman… gym 15 11 13 12 12 10 9 11 c. Deskripsi penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas siklus III rata-rata hasil tes formatif III adalah 97,65 dengan nilai tertinggi 100. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 65 ada 17 siswa atau 100%. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus III NO 1 2 NILAI TES FORMATIF III 80 100 JUMLAH JUMLAH SISWA 2 15 17 PROSENTASE 11,76 88,24 100% Grafik 4.9 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus III 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 JUMLAH SISWA PROSENTASE Series1 NILAI TES FORMATIF III 80 2 11.76 Series2 100 15 88.24 . Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada observer (guru kelas V) dan peneliti ikut untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer. Dalam persiapan mengajar, proses mengajar, pengelolaan kelas dan siswa sudah terlaksana dengan baik Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam evaluasi pembelajaran yaitu guru dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan pembelajaran.Meskipun begitu hasil siswa sudah tuntas 100% dengan nilai ratarata kelas 78,82. B. PEMBAHASAN Dari uraian hasil penelitian yang telah peneliti sajikan, maka Penerapan brain gym selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Paul E Denison di awal 1981. Penelitian Denison (2004:43) mengatakan bahwa brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan di Educational School untuk meningkatkan penguasaan belajar siswa dengan menggunakan keseluruhan otak. Selain itu brain gym dimanfaatkan untuk anak yang mengalami ganggguan hiperartif, kerusakan otak, sulit berkonsentrasi dan depresi. Peningkatan penguasaan materi Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru melalui aspek kognitif (Pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) yang terangkum didalam materi, dapat dikatakan menguasai materi jika nilai peserta didik di atas standar ketuntasan yang sudah ditetapkan. Selain itu keberhasilan pembelajaran apabila prestasi, sikap dan ketrampilan peserta didik tidaklah hanya berkisar pada nilai yang diperoleh tetapi diusahakan untuk selalu ditingkatkan sesuai nilai-nilai agama Islam. Hasil dari penelitian ini adalah upaya peningkatan penguasaan materi Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan dengan menerapkan metode brain gym di kelas V SDN 2 Kebumen semester II Mata Pelajaran PAI, hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan materi siswa yang signifikan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Adapun peningkatan itu adalah siklus I menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 65,88 dan tuntas 9 siswa, kemudian untuk siklus II meningkat menjadi 77,65 dengan ketuntasan mencapai 82,35% atau 14 siswa tuntas dan dilanjutkan siklus III yang meningkat 20 menjadi 97,65 dengan 100% ketuntasan. Sehingga penelitian ini sejalan dengan tokoh penelitian yaitu Paul E Denisson. Dalam penelitian ini terdapat berbagai persamaan dengan hasil penelitian tersebut, persamaan tersebut diantaranya adalah dapat meningkatkan penguasaan materi siswa dalam belajarnya, dapat menciptakan pelajaran yang mengasikkan sehingga memperhatikan materi pelajaran, dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan mempresentasikan hasil dikelas dan merespon jawaban teman. membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dengan mendengarkan informasi dari guru, mengikuti perintah guru; dan dapat memahami materi, mempermudah siswa dalam menerima berbagai materi dari guru dengan indikator menjawab pertanyaan dari guru yang diarahkan kepadanya, memusatkan perhatian, dan dapat mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap benar. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan penguasaan materi pembelajaran siswa terhadap Pendidikan Agama Islam dari siklus I hingga pelaksanaan siklus III. Adapun peningkatan itu adalah pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai siswa 65,88 dan hanya 52,94% atau 9 siswa tuntas, kemudian untuk siklus II meningkat menjadi 77,65 dengan ketuntasan mencapai 82,35% atau 14 siswa tuntas dan siklus III ketuntasan meningkat menjadi 97,65 dengan 100%. Dengan menerapkan metode brain gym ke dalam pembelajaran, maka dapat meningkatan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 2 Kebumen 2009/2010. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat menyimpulkan berbagai saran agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih meningkatkan penguasaan materi, diantaranya adalah : 1. Guru seharusnya menggunakan metode yang bervariasi jangan metode ceramah saja. 2. Sebagai guru harus melakukan suatu perubahan mengajar dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, Salah satu perubahan tersebut adalah dengan menerapkan metode brain gym kedalam pembelajaran yang berimplikasi pada meningkatnya tingkat kesenangan siswa mengikuti pelajaran sehingga penguasaan materi pembelajaran meningkat. 3. Agar memperhatikan proses pembelajaran sebelum peningkatan hasil belajar siswa 4. Selalu mengadakan perbaikan pembelajaran untuk kemajuan bersama. 5. Penerapan metode brain gym dapat pula diterapkan pada mata pelajaran lainnya. LAMPIRAN I Pertemuan Pertama (Siklus I) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas / Semester : V / II Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan A. Standar Kompetensi Mengenal puasa wajib. B. Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan. C. Indikator Menjelaskan pengertian puasa. D. Tujuan Siswa dapat menjelaskan pengertian puasa dan puasa Ramadhan E. Materi Pembelajaran Pengertian puasa dan puasa Ramadhan. F. Metode Pembelajaran 2. Ceramah 3. Tanya jawab 4. Demonstrasi 5. Diskusi 6. Brain Gym 7. Penugasan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal : a) Memperkenalkan brain gym kepada siswa. b) Guru menempelkan gambar berbagai gerakan brain gym. c) Memberikan contoh dan mendemonstrasikan gerakan Brain Gym, diantaranya yaitu gerakan silang, gajah, menguap berenergi, tombol imbang dan saklar otak. d) Melakukan berbagai gerakan brain gym secara bersama-sama. e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba secara mandiri berbagai gerakan brain gym yang telah dilakukan secara bersama-sama, f) Menjelaskan kegunaan dan manfaat brain gym kepada siswa, g) Memberikan Apersepsi kepada siswa mengenai materi pelajaran. ”Apa yang siswa ketahui tentang puasa?” 2. Kegiatan Inti a) Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3 orang. b) Secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas : Mengemukakan pengertian puasa dan puasa Ramadhan. c) Mencatat dan melaporkan hasil diskusi dalam diskusi kelas. d) Menyimpulkan hasil diskusi. e) Guru memberikan masukan terhadap hasil diskusi siswa dilanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian puasa. f) Tanya jawab dengan siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran. g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 3. Kegiatan Akhir a. Pemantapan Konsep b. Penanaman pesan moral c. Pemberian tugas individu(Mengerjakan tes formatif I yang telah dipersiapkan oleh guru). d. Refleksi e. Memberikan PR yaitu membaca materi pelajaran yang akan datang. H. Sumber Bahan : 1. Buku Ajar Fokus 2. Buku Erlangga I. Penilaian : Kognitif : Tertulis (tugas individu) Kebumen, 17 Mei 2010 Mengetahui Kepala sekolah Peneliti Slamet Sarmadi S.Pd.Jas Komarudin NIP. 19640612 198405 1 002 NIM.11408261 SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas / Semester : V / II Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan Standar Kompetensi Mengenal puasa wajib B. Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan C. Indikator Menyebutkan rukun puasa D. Tujuan Siswa dapat menyebutkan rukun puasa H. Materi Pembelajaran Rukun puasa wajib I. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Diskusi Brain Gym Penugasan J. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal : a. Memperkenalkan brain gym kepada siswa. b. Guru menempelkan gambar berbagai gerakan brain gym. c. Salah satu siswa mendemonstrasikan gerakan brain gym di depan kelas sesuai gambar, diantaranya yaitu gerakan silang, gajah, menguap berenergi, tombol imbang dan saklar otak. d. Melakukan berbagai gerakan brain gym secara bersama-sama. e. Menjelaskan kegunaan dan manfaat brain gym kepada siswa. f. Memberikan apersepsi kepada siswa mengenai materi pelajaran. ”Bagaimana rukun puasa?” 2. Kegiatan Inti a. Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3 orang. b. Secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas : Mengemukakan rukun puasa. c. Mencatat dan melaporkan hasil diskusi dalam diskusi kelas. d. Menyimpulkan hasil diskusi. e. Guru memberikan masukan terhadap hasil diskusi siswa dilanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran tentang rukun puasa. f. Tanya jawab dengan siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran, g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 3. Kegiatan Akhir a. Pemantapan Konsep. b. Penanaman pesan moral. c. Pemberian tugas individu (Mengerjakan tes formatif II yang telah dipersiapkan oleh guru) d. Refleksi H. Sumber Bahan : 1. Buku Ajar Fokus 2. Buku Erlangga I. Penilaian : Kognitif : Tertulis (tugas individu) Kebumen, 24 Mei 2010 Mengetahui Kepala sekolah Peneliti Slamet Sarmadi S.Pd.Jas NIP. 19640612 198405 1 002 Komarudin NIM.11408261 SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas / Semester : V / II Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan A. Standar Kompetensi Mengenal puasa wajib B. Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan C. Indikator Menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa D. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa 2. Siswa dapat menjelaskan penyebab hal-hal yang membatalkan puasa E. Materi Pembelajaran hal-hal yang membatalkan puasa F. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Diskusi Brain Gym Penugasan b. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal : Apersepsi : Tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu untuk mengingatkan siswa, misalnya apa arti puasa? Karena haus sekali apakah minum di siang hari waktu bulan Ramadhan boleh? 2. Kegiatan Inti a. Guru membagi siswa menjadi 6 Kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3 orang. b. Siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 2 gerakan, yaitu pengisi energi dan menguap berenergi. c. Secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas : menyebutkan dan menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa. d. Mencatat hasil diskusi dan siswa melaporkan hasil diskusi dengan maju ke depan kelas. e. Menyimpulkan hasil diskusi. f. Siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 2 gerakan, yaitu saklar otak dan gerakan silang. g. Guru memberikan masukan terhadap hasil diskusi siswa dilanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran tentang hal-hal yang membatalkan puasa. h. Tanya jawab dengan siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran. i. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. j. Siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 1 gerakan. 3. Kegiatan Akhir a. Pemantapan Konsep. b. Penanaman pesan moral. c. Evaluasi (Mengerjakan tes formatif III yang telah dipersiapkan oleh guru) d. Refleksi. H. Sumber Bahan : 1. Buku Ajar Fokus 2. Buku Erlangga I. Penilaian : Kognitif : Tertulis (tugas individu) Kebumen, 31 Mei 2010 Mengetahui Kepala sekolah Slamet Sarmadi S.Pd.Jas NIP. 19640612 198405 1 002 Peneliti Komarudin NIM.11408261 Lampiran 5 Lembar observasi guru siklus I penerapan Brain Gym No 1 2 Aspek yang diamati Persiapan Mengajar a. Kesiapan Guru dan siswa selama mengikuti pelajaran Ada b. Guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM √ c. Guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan Brain Gym √ √ Proses Mengajar a. Guru mendemonstrasikan gerakan bersama siswa b. Kejelasan guru menyampaikan materi pelajaran c. Penyampaian pendapat pelaksanaan pembelajaran guru √ √ √ mengenai d. Ketenangan guru menyampaikan pelajaran / tidak gugup materi √ √ e. Tanya jawab guru dengan siswa 3 Pengelola kelas/siswa a. Membantu mengarahkan siswa selama kegiatan pembelajaran b. Berupaya memotivasi anak giat belajar c. Ketersediaan cukup waktu menyampaikan materi pelajaran d. Keseriusan guru mengajar 4. Tidak √ √ √ dalam e. Berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan metode yang sesuai karakteristik anak Evaluasi Pembelajaran a. Melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi dan tujuan √ √ √ √ b. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran Lembar observasi guru siklus II penerapan Brain Gym No 1 2 Aspek yang diamati Persiapan Mengajar a. Kesiapan Guru dan siswa selama mengikuti pelajaran Ya √ b. Guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM √ c. Guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan Brain Gym √ Proses Mengajar a. Guru mendemonstrasikan gerakan bersama siswa b. Kejelasan pelajaran guru menyampaikan materi √ √ √ c. Penyampaian pendapat guru mengenai pelaksanaan pembelajaran 3 d. Ketenangan guru meyampaikan materi pelajaran / tidak grogi √ e. Tanya jawab guru dengan siswa √ Pengelola kelas/siswa a. Membantu mengarahkan siswa selama kegiatan pembelajaran b. Berupaya memotivasi anak giat belajar c. Ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran Tidak √ √ √ √ d. Keseriusan guru mengajar e. Berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan metode yang sesuai karakteristik anak 4. Evaluasi Pembelajaran a. Melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi dan tujuan b. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran Lembar observasi guru siklus III Penerapan Brain Gym No 1 2 √ √ Aspek yang diamati Persiapan Mengajar a. Kesiapan Guru dan siswa selama mengikuti pelajaran Ya b. Guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM √ c. Guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan Brain Gym √ Proses Mengajar a. Guru mendemonstrasikan gerakan bersama siswa b. Kejelasan pelajaran guru menyampaikan c. Penyampaian pendapat pelaksanaan pembelajaran guru d. Ketenangan guru meyampaikan pelajaran / tidak grogi Pengelola kelas/siswa a. Membantu mengarahkan siswa √ √ materi √ mengenai √ materi √ √ e. Tanya jawab guru dengan siswa 3 √ selama √ Tidak kegiatan pembelajaran 4. b. Berupaya memotivasi anak giat belajar c. Ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran d. Keseriusan guru mengajar √ √ e. Berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan metode yang sesuai karakteristik anak Evaluasi Pembelajaran a. Melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi dan tujuan f. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran √ √ √ √ Lampiran 6 Foto-Foto Penerapan Metode Brain Gym Untuk Peningkatan Penguasaan Materi Pendidikan Agama Islam Gambar I Guru Menjelaskan Mengenai Brain Gym Gambar II Guru membenarkan gerakan Brain Gym yang masih salah. Gambar 3 Melakukan Gerakan Brain Gym Pengisi Energi Gambar 3 Melakukan Gerakan Brain Gym Tombol Imbang Gambar 5 Guru Menyimpulkan pelajaran bersama siswa