upaya peningkatan penguasaan materi pembelajaran pendidikan

advertisement
UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI
PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN VARIASI BRAIN
GYM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEBUMEN
KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG
2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
KOMARUDIN
11408261
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI
PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN VARIASI BRAIN
GYM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEBUMEN
KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG
2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
KOMARUDIN
11408261
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama
: Komarudin
NIM
: 1140857
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi`
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN
MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN
METODE CERAMAH DENGAN VARIASI BRAIN
GYM PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 2 KEBUMEN KECAMATAN
PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG
2010
telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.
Salatiga, 30 Juli 2010
Pembimbing
Jaka Siswanta,M.Pd
NIP.19710219 200003 1 002
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.323706 Fax.323433 Kode Pos.50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail : akademik@stain salatiga ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara KOMARUDIN dengan NIM 11408261 yang berjudul “UPAYA
PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE BRAIN GYM PADA
KELAS
V
SD
NEGERI
2
KEBUMEN
KECAMATAN
PRINGSURAT
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 “ telah dimunaqosahkan dalam
Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN
) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari
syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Salatiga, 16 Syawal 1431 H
25 September 2010 M
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekertaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmad Hariyadi,M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Machfudz,M.Ag
NIP.19610210 198703 1 006
HJj. Maslikhah,M.Si
NIP.19700529 200003 2 001
Pembimbing
Jaka Siswanta,M.Pd
NIP.19710219 200003 1 00
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: KOMARUDIN
NIM
: 11408261
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,22 Juli 2010
Yang menyatakan
KOMARUDIN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
‫ﻣﻥ ﺼﺎ ﻡ ﺮﻣﻀﺎ ﻥ ﺍ ﻴﻤﺎ ﻧﺎ ﺍ ﺣﺷﺎ ﺑﺎ‬
‫ﻏﻘﺮ ﻠﻪ‬
Artinya: “barang siapa berpuasa dengan iman dan perhitungan maka diampuni
dosanya yang telah lalu.”
PERSEMBAHAN
1. Waliyah, Istriku tercinta
2. M. Adip Khusni Mufida dan Bina
Abidatul Khusna,Anakku tercinta
3. Kepala Sekolah dan Rekan Guru SD
Negeri 2 Kebumen
KATA PENGANTAR
ِ‫سم‬
ْ ِ‫ال َّرحِيمِ حْمنِ الّرَ اهللِ ب‬
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tiada lain berkat bantuan dan ketulusan hati
serta sumbang saran dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu peneliti
dalam proses perencanaan, penelitian sampai penulisan skripsi. Oleh sebab itu
peneliti mengucapkan terima kasih, dengan iringan doa semoga amal ibadah mereka
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Dr.Imam Sutomo, M.Ag , Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
yang memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi.
2. Drs. Djoko Sutopo Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam Salatiga, yang memberi dorongan untuk segera menyelesaikan
skripsi.
3. Jaka Siswanta,M.Pd sebagai dosen pembimbing, yang dengan tulus ikhlas membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Kepala Sekolah beserta bapak, ibu guru SD N 2 Kebumen, Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung yang telah membantu secara aktif terhadap penyerlesaian
penulisan skripsi.
5. Waliyah, istri tercinta dengan penuh ketulusan dan pengertian telah memberi
dorongan moril dan materiil dalam penyelesaian studi dan skripsi.
6. M. Adip Khusni Mufida dan Bina Abidatul Khusna, ananda tercinta yang telah
ikut mendorong dan memberikan semangat dalam studi lanjut serta penyelesaian
skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangannya. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca.
Peneliti
KOMARUDIN
ABSTRAK
Komarudin. 2010. Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Melalui Penerapan Metode Brain Gym Pada Siswa Kelas
V
SD Negeri 2 Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah, Program studi
Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,Dosen
Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd
Kata kunci: Penguasaan Materi Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Penerapan
Metode Brain Gym
Faktor penyebab rendahnya penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kebumen Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung terletak pada kelemahan siswa yang tidak konsentrasi dan
merasa bosan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Karena itu perlu diterapkan
metode brain gym dalam pembelajaran supaya tercipta suasana atau kondisi belajar
yang menyenangkan dan memotivasi bagi siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung supaya dapat meningkatkan penguasaaan materi pembelajaran.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan penguasaan materi pembelajaran siswa
dalam Pendidikan Agama Islam melalui penerapkan metode brain gym. Penelitian ini
di laksanakan di SD N 2 KebumenKecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung,
jumlah peserta didik ada 17 siswa dengan metode penelitian tindakan kelas.
Hasil penelitian yang diperoleh pada pembelajaran siklus I, ketrampilan guru
dalam penerapan metode brain gym adalah 8, pada siklus II dengan hasil 12 dan
siklus III 19 berarti ketrampilan guru sudah baik. Ada pembelajaran siklus I aktivitas
siswa mencapai 80, pada siklus II 83, untuk siklus III 93.Dengan menerapankan
pembelajaran model pembelajaran brain gym dapat meningkatkan penguasaan materi
Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SD N 2 Kebumen Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung. Dengan hasil yang diperoleh siswa, pada siklus I
dari siswa yang mendapat nilai tuntas 52,94% dengan rata-rata 65,88, siklus II
82,35% tuntas dengan rata-rata77,65 dan siklus III 100% tuntas dengan rata-rata
97,65.
Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah Guru seharusnya menggunakan
metode yang bervariasi jangan metode ceramah saja.Sebagai guru harus melakukan suatu
perubahan mengajar dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, Salah satu
perubahan tersebut adalah dengan menerapkan metode brain gym kedalam pembelajaran
yang berimplikasi pada meningkatnya tingkat kesenangan siswa mengikuti pelajaran
sehingga penguasaan materi pembelajaran meningkat.Agar memperhatikan proses
pembelajaran sebelum peningkatan hasil belajar siswa.Selalu mengadakan perbaikan
pembelajaran untuk kemajuan bersama.Penerapan metode brain gym dapat pula
diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul........................................................................................................ i
Lembar Berlogo .................................................................................... ii
Judul ..................................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ........................................................................ iv
Pengesahan Kelulusan ........................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ..................................................................... vi
Motto dan Persembahan ......................................................................... vii
Kata Pengantar ...................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................. x
Daftar Isi................................................................................................ xi
Daftar Tabel
..................................................................................... xiii
Daftar Grafik .............................................................................................. xv
Daftar Lampiran ......................................................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 8
D. Hipotesis Tindakan .......................................................... 8
E. Keguanaan Penelitian ....................................................... 8
F. Definisi Istilah/ Operasional .............................................. 9
G. Metode Penelitian ............................................................. 10
H. Sistematika Penulisan ...................................................... 14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ............................................................ 16
A. Pendidikan Agama Islam .................................................. 16
B. Metode Ceramah .............................................................. 29
C. Brain Gym ....................................................................... 31
D. Hubungan Brayn Gym Dengan Peningkatan Penguasaan
Materi Pembelajaran ......................................................... 37
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ......................................... 40
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................... 40
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ......................................... 46
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ....................................... 49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 53
A. Deskripsi Per Siklus .......................................................... 53
B. Pembahasan ...................................................................... 69
BAB V
PENUTUP ............................................................................. 72
A. Kesimpulan ....................................................................... 72
B. Saran ................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
LAMPIRAN - LAMPIRAN ..................................................................
RIWAYAT HIDUP PENULIS .............................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Hasil Tes Formatif Siklus I .................................................... 43
Tabel 3.2 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I ........ 44
Tabel 3.3 Hasil Tes Formatif Siklus II ................................................... 47
Tabel 3.4 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa II ......................... 48
Tabel 3.5 Hasil Tes Formatif Siklus III ................................................. 50
Tabel 3.6 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus III.... 51
Tabel 4.1 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus I ............................ 54
Tabel 4.2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode
brain gym pada siklus I ............................................................ 55
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidika Agama Islam
Siklus I .................................................................................... 56
Tabel 4.4 Hasil pengamatan terhadap Ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus II ............................ 60
Tabel 4.5 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode
brain gym pada siklus II .......................................................... 62
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus II ................................................................................... 63
Tabel 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus III ............................ 66
Tabel 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan
metode brain gym pada siklus III ............................................. 67
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus III ........................................................................................ 68
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus I ............................. 54
Grafik 4.2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode
brain gym pada siklus I ......................................................... 56
Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus I .................................................................................. 57
Grafik 4.4 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus I .............................. 61
Grafik 4.5 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus II ............................. 62
Grafik 4.6 Hasil Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus II ................................................................................. 63
Grafik 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus III .......................... 66
Grafik 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus III .......................... 67
Garfik 4.9 Hasil Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus III ................................................................................ 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2
Silabus
Lampiran 3
Soal Formatif I,II,III
Lampiran 4
Tabulasi Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Meningkatkan
Penguasaan Materi PAI melalui Metode Brain Gym.
Lampiran 5
Lembar observasi guru siklus I, II, III penerapan Brain Gym
Lampiran 6
Foto-Foto Pelaksanaan PTK
Lampiran 7
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 8 Hasil Nilai Tes Formatif I,II,III Siswa yang Terendah dan Tertinggi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Oleh karena itu peran guru dalam pendidikan sangat penting,
mulai dari perencanaan, proses dan penilaian demi mencerdaskan siswa.
Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan
juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan
Ideologi. Theodore Meyer Greene dalam tafsir (2002:6) mengajukan definisi
pendidikan yang sangat umum, pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan
dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna.
Dari pengertian tersebut bahwa pendidikan merupakan upaya yang
terorganisir memiliki makna bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha sadar
manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas untuk mengembangkan potensi yang ada
pada diri, ada tahapannya dan ada komitmen bersama didalam proses pendidikan itu.
Berencana mengandung arti bahwa pendidikan itu direncanakan sebelumnya, dengan
suatu proses perhitungan yang matang dan berbagai sistem pendukung yang
disiapkan. Berlangsung kontinyu artinya pendidikan itu terus menerus sepanjang
hayat, selama manusia hidup proses pendidikan itu akan tetap dibutuhkan, kecuali
apabila manusia sudah mati, tidak memerlukan lagi suatu proses pendidikan. Menurut
Nahlawi bahwa pendidikan sejati atau maha pendidikan itu adalah Allah yang telah
menciptakan fitrah manusia dengan segala potensi dan kelebihan serta menetapkan
hukum pertumbuhan, perkembangan, dan interaksinya, sekaligus jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuannya yang terkandung prinsip integrasi.
Prinsip Integrasi adalah suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa
dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu, mempersiapkan
diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat dielakkan agar masa kehidupan di
dunia ini benar benar bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Perilaku
yang terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam kehidupan harus
diabdikan untuk mencapai kelayakan mematuhi keinginan Tuhan. Allah Swt
Berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) kampung akhirat, dan janganlah kanu melupakan kebahagiaanmu
dari kenikmatan duniawi...” (QS. Al Qoshosh: 77). Menurut Hitami (2004:25) ayat
ini menunjukkan kepada prinsip integrasi di mana diri dan segala yang ada padanya
dikembangkan pada satu arah, yakni kebajikan dalam rangka pengabdian kepada
Tuhan yang dapat diwujudkan melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan baik atau buruknya
pribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani
bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon
terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan
sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk
memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan,
pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi
perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan
prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Dalam
perkembangan, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh orang orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa dan mencapai
tingkat penghidupan yang lebih tinggi. Dalam arti mental pendidikan mempunyai
pengertian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, seksama, terencana dan
bertujuan, yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang
memiliki bekal ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikannya kepada anak didik secara
bertahap.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok kehidupan manusia dalam
berfikir dan menjalani kehidupan dunia, dalam rangka mempertahankan hidup dan
penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk selalu
beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha
watta‟alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk
Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya
diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan dikembangkan menjadi suatu budaya belajar,
namun dalam mengembangkanya perlu belajar yang mana dan bagaimana diupayakan
untuk diwujudkan. Persoalan belajar sebagai budaya yang akan dikembangkan, tidak
bisa dipisahkan dengan pemaknaan hakikat manusia baik yang belajar maupun yang
membelajarkan. Oleh karena itu diperlukan sebuah pembaharuan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Pembaharuan diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi disegala
bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaharuan pendidikan diterapkan di dalam
berbagai jenjang pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat
menerapkan
pembaharuan
pendidikan
agar
dapat
mengembangkan
proses
pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Salah satu bentuk pembaharuan pembelajaran menurut Savitri (2010:3) adalah
dengan memanfaatkan metode-metode pembelajaran yang efektif, menarik dan
bermakna bagi siswa dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa
terhadap materi pelajaran meningkat. Bukan masanya lagi seorang guru hanya
mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi. Guru dituntut untuk aktif dan
kreatif membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah salah satu mata
pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pendidikan Agama
Islam (PAI) memiliki tugas penting yaitu pembinaan akhlaq, budi pekerti dan usaha
untuk memberi dasar iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama yang dianut oleh peserta didik. Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Sekolah Dasar, metode dan model pembelajaran merupakan kemampuan penting
dalam menentukan strategi pembelajaran. Dalam hal ini penggunaan model bervariasi
sangat membantu keberhasilan proses pembelajaran. Biasanya para guru enggan
menggunakan aneka model pembelajaran hanya yang biasa digunakan antara lain
metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas. Pada hal model pembelajaran yang
bervariasi bagi peserta didik sangat menyenangkan juga menambah keberhasilan
siswa secara maksimal.
Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih para
peserta didik. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik, guru harus
mampu menguasai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai
adalah mengembangkan diri secara professional. Ini berarti, guru tidak hanya dituntut
menguasai materi ajar atau mampu menyajikannya secara tepat, tetapi juga dituntut
mampu menilai kinerjanya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang
terutama di fokuskan pada keadaan seputar kelas, yaitu penelitian dikelas sendiri.
Demikian halnya yang telah peneliti lakukan, PTK menjadi alternatif
pembaharuan pembelajaran yang peneliti tempuh untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Kebumen, Kecamatan
Pringsurat, Kabupaten Temanggung, karena hasil prestasi belajar salah satunya di
tentukan oleh bagaimana kondisi belajar yang berlangsung pada saat pembelajaran
dilakukan oleh guru dan siswa. Dari penelitian yang dilakukan Ridley diperoleh
informasi apabila siswa berpendapat bahwa belajar itu menyenangkan, serta secara
pribadi sangat bermakna dan relevan, ditambah lingkungan yang mendorong siswa
untuk mempunyai kendali terhadap proses dan hasil belajar, maka motivasi belajar
dan kecenderungan untuk mengatur sendiri proses belajar (self-regulate) akan muncul
dengan sendirinya. Pakar lain dalam Bobby (1999: 45) juga menyebutkan bahwa
siswa yang termotivasi belajar dan senang berada di sekolah menggambarkan
sekolahnya sebagai tempat belajar yang mendukung usaha siswa.
Deskripsi singkat tentang siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Kebumen
diantaranya adalah siswa sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran
berlangsung, berjalan-jalan di dalam kelas, kurang memperhatikan guru sewaktu
menerangkan suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seizin guru, kurang
memiliki keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik
kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran berlangsung,
berbicara di luar materi pelajaran dengan teman sebelahnya saat guru menjelaskan
dan saat ditanya siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru. Siswa enggan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, kurangnya umpan balik pertanyaan
yang diberikan oleh guru, siswa kurang serius dalam menerima informasi guru.
Deskripsi guru pada saat mengajar pendidian agama Islam adalah guru lebih
aktif dalam metode ceramah yang dominan selama pembelajaran. Guru belum
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa padahal anak sedang
mengalami fase perkembangan siswa, dimana dalam fase ini anak senang akan
bermain.
Berdasarkan deskripsi di atas, maka penulis mencoba menerapkan metode
brain gym dalam pembelajaran supaya tercipta suasana atau kondisi belajar yang
menyenangkan dan menarik bagi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Penyampaian materi dapat menggunakan metode brain gym sesuai dengan
kompetensi dasar menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan di kelas V SD
Negeri 2 Kebumen, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung yang akan
disampaikan oleh guru. Para siswa akan antusias dalam menerima berbagai informasi
yang diberikan oleh guru apabila guru juga senantiasa menggunakan metode
pembelajaran brain gym yang dapat membuat siswa senang terhadap yang mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam suatu dikelas, karena seusia anak SD kelas
V membutuhan variasi dalam suatu proses pembelajaran akan menimbulkan
semangat, keingintahuan dan rasa senang yang mendalam pada saat mengikuti
kegiatan tersebut sehingga siswa dapat menguasai materi yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumusan permasalahan
sebagai berikut :
“Apakah dengan menerapkan metode brain gym dapat
meningkatan
penguasaan materi pembelajaran pada siswa kelas V Mata Pelajaran pendidikan
agama islam SD Negeri 2 Kebumen?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatkan penguasaan materi pembelajaran siswa
dalam Pendidikan Agama Islam melalui penerapkan metode brain gym.
D. Hipotesis Tindakan
Jika metode brain gym diterapkam maka dapat meningkatan penguasaan
materi pembelajaran pada siswa kelas V mata pelajaran pendidikan agama Islam
SD Negeri 2 Kebumen tahun 2010.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian dengan pola PTK ini mempunyai beberapa manfaat,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Kegunaan bagi siswa
a.
Siswa tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran, karena guru tidak
menerapkan metode yang monoton melainkan menerapkan metode baru
yaitu metode brain gym.
b.
Anak memperoleh cara belajar yang menyenangkan sesuai dengan fase
perkembangan otaknya.
c.
Dengan menerapkan metode brain gym, diharapkan penguasaan materi
siswa menjadi meningkat.
2.
Kegunaan bagi guru
a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran.
b. Membantu guru berkembang secara professional.
c. Memperoleh umpan balik untuk kemajuan pembelajaran.
d. Dapat menggunakan metode yang inovatif.
3. Kegunaan bagi sekolah
a. Mengetahui dampak penggunaan metode brain gym, jika dampak nya
dapat meningkatkan penguasaan materi siswa, maka dapat diterapkan
oleh rekan-rekan guru yang lain .
b. Memperoleh kualitas pendidikan yang baik bagi siswa-siswinya.
c. Tercipta iklim pendidikan yang kondusif di sekolah.
F. Definisi Operasional
1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu maksud atau mencari jalan keluar
yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
2. Materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan,ketrampilan
dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Materi pembelajaran pada penelitian ini
adalah menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan.
3. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru melalui aspek kognitif (Pengetahuan),
afektif (sikap) dan Psikomotorik (keterampilan).
4. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha secara sadar dalam memberikan
bimbingan kepada peserta didik untuk menyiapkan siswa memahami ajaran
Islam, berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran
dengan materi-materi tentang pengetahuan guna menjalankan kehidupan yang
bermakna dalam sehari-hari.
Metode brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun
rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan Brain
Gym ke dalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat
teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas diawali dengan observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti yang sekaligus guru pendidikan agama Islam di SD 2 Kebumen.
Observasi ini bertujuan untu mengetahui secara mendalam masalah yang ada di
lingkungan sekitar dan kelas V pada pelajaran pendidikan agama Islam. Setelah
itu, membuat perencanaan tindakan yang dimuat pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti melaksanakan perencanaan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada pelaksanaan pembelajaran di
observasi oleh observer (guru kelas V). Setelah selesai pelaksanaan maka
melakukan refleksi sendiri dan dengan observer.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan ini adalah semua siswa kelas V yang
berjumlah 17, terdiri dari 11 putra dan 6 putri dengan mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam .
Dipilihnya kelas V sebagai subyek karena banyak siswa yang sering
bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan
di dalam kelas. Siswa kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan suatu
materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seijzin guru, kurang memiliki
keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik
kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran
berlangsung.
Hal ini dikarenakan dari latar belakang orang tua yang tingkat
perekonomian menengah kebawah dengan profesi petani dan buruh tani. Siswa
sepulang sekolah disuruh untuk membantu para orang tua ke ladang atau sawah,
sehingga waktu bermain siswa tidak ada. Perhatian dan kesadaran orang tua
terhadap pendidikan anak-anaknya juga sangat rendah, sehingga kurang
mendukung pentingnya pendidikan bagi anaknya, membuat siswa berperilaku
semaunya disekolah. Penelitian tindakan kelas dilakukan mulai 17 Mei 2010
sampai 31 Mei 2010.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas langkah-langah penelitian dalam masingmasing siklus meliputi kegiatan:
a.
Perencanaan
b.
Pelaksanaan tindakan dan observasi
c.
Refleksi
Langkah penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :
REFLEKSI
Siklus 1
PELAKSANAAN
TINDAKAN
DAN OBSERVASI
RENCANA
YANG
DIREVISI
Siklus 2
PELAKSANAAN
TINDAKAN
DAN OBSERVASI
REFLEKSI
Siklus 3
PELAKSANAAN
TINDAKAN DAN
OBSERVASI
RENCANA
REFLEKSI
RENCANA
YANG
DIREVISI
Gambar 1.1
Langkah-langkah penelitian
a.
Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
perangkat pembelajaran.
b.
Tindakan dan observasi meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak
dari diterapkannya pengajaran brayn gym.
c.
Refleksi, peneliti dan observer (dilakukan guru kelas V) mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar pengamatan rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
4.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Observasi,
wawancara, dan angket.
a. Tes
Tes berupa soal yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
b. Lembar Observasi
Lembar Observasi ini digunakan sebagai instrumen untuk mengamati
aktivitas kerja ilmiah peneliti dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
c. Dokumentasi
Hasil latihan siswa berupa nilai dan foto kegiatan pembelajaran.
5. Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, pengambilan data yang berupa nilai siswa kelas
V mata pelajaran pendidikan agama Islam menggunakan tes dilakukan sebanyak
3 kali pada siklus I, siklus II dan siklus III. Adapun data tentang proses belajar
mengajar pada saat dilaksanakan tindakan kelas diambil dengan lembar
observasi. Apabila hasil observasi jawaban ya maka skornya 1 dan apabila
jawabanya tidak maka skornya 0. Selama pelaksanaan didokumentasikan dengan
nilai dan foto kegiatan pembelajaran.
6.
Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga
dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka
digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data
kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi
pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai berikut :
a. Merekapitulasi hasil tes.
b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masingmasing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang
terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas
secara individual jika mendapat nilai minimal 65.
c. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri dan observer
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Analisis hasil observasi
dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran selesai.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami masalah yang terdapat dalam
skripsi ini, maka perlu diketahui dari urut-urutannya, sehingga para pembaca
secara sepintas akan dapat menggambarkan isi dari skripsi ini. Adapun dalam
skripsi ini penulis susun menjadi lima bab, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi
operasional, pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka dalam bab ini diuraikan tentang pengertian
pembelajaran, pengertian Pendidikan Agama Islam, tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, pengertian metode, pengertian brain gym, manfaat
metode brain gym, hubungan brain gym dengan peningkatan penguasaan materi
pembelajaran.
Bab III Deskripsi pelaksanaan Siklus I terdiri dari dua pertemuan dan
Deskripsi pelaksanaan Siklus II meliputi (rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi) Pengumpulan data hasil observasi dan Data hasil prestasi siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi per siklus
yang terdiri dari data hasil pelaksanaan, pengamatan, refleksi, keberhasilan dan
kegagalan.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Kemudian mengakhiri dengan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PEDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Slameto (2003:40) adalah proses penguasaan
pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui belajar, mengajar, dan
pengalaman. Sedangkan menurut Poerwadarminta menyebutkan pembelajaran
merupakan terjemahan dari kata Instruction yang dalam bahasa Yunani disebut
instructus atau instruere yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian
arti intruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru
sebagai pelaku perubahan. Surya dalam Slameto (2003:41) berpendapat bahwa
pembelajaran itu ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil
dari pengalaman
individu
itu sendiri
dalam
interaksi dengan
lingkungannya.
Pada dasarnya ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian
pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku .
Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu
adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak
semua perubahan perilaku individu merupakan hasil pembelajaran.
Pengertian yang dirumuskan oleh Oemar Hamalik, bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi ,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan ,
perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek
perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi
aspek kognitif ,afektif dan motorik.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses.
Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan
suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam aktivitas itu terjadi adanya
tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan
adanya suatu tujuan yang akan dicapai .
Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran itu terjadi karena adanya
kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.
5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman .
Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang ternyata
dengan tujuan tertentu , pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu
dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman diri
situasi nyata.
Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut
sebagai kondisi pembelajaran yang berkualitas. Sudjana dalam Dimyati (2006:
28) mengatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai,
metodologi pengajaran yang tepat dan cara penilaian yang baik. Di dalam
metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode
mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, dimana metode
mengajar dan media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar
yang di kondisikan oleh guru dan dapat memberikan motivasi dalam mengikuti
pelajaran.
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Sumantri (2001:32) ada enam ciri
pembelajaran yang efektif :
1. Siswa
menjadi pengkaji yang aktif terhadap
lingkungan melalui
mengofservasi membandingkan , menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam
pelajaran.
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkayaan
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisa informasi.
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
ketrampilan pola berfikir.
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan
dan gaya mengajar guru.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang
baru melalui aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik
(keterampilan).
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui
pendidikan bail dilingkungan keluarga,sekolah maupun masyarakat.
Rupert C. Lodge dalam philosophy of education menyatakan bahwa dalam
pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sehingga
dengan kata lain, kehidupan adalah pendidikan. Sedangkan Joe Pack merumuskan
pendidikan sebagai seni proses memperoleh pengetahuan dari instruksi-instruksi
yang dipelajari. Dalam definisi ini tekanan kegiatan pendidikan diletakkan pada
pengajaran, sedangkan segi kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan
kebiasaan. Greene dalam Sanaky (2003:4) mengajukan definisi pendidikan yang
sangat umum. Menurutnya pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan
dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna. Alfred North Whitehead
menyusun definisi pendidikan yang menekankan segi ketrampilan menggunakan
pengetahuan.
Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup
individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku.
Melalui pendidikan, setiap potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT dapat
dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di
muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting
tidak hanya dalam hal pengembangan kecerdasan, namun juga untuk membawa
peserta didik pada tingkat manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman
modern dengan berbagai kompleksitas yang ada.
Dalam penciptaaannya menurut Naquib (1998:43), manusia diciptakan
oleh Allah SWT dengan dengan dua fungsi, yaitu fungsi sebagai khalifah di muka
bumi dan fungsi manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki kewajiban untuk
menyembah-Nya. Kedua fungsi tersebut juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam
firman-Nya berikut, “…Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi…” [Q.S Al-Baqarah(2): 30]. Ketika Allah menjadikan manusia
sebagai khalifah di muka bumi dan dengannya Allah SWT mengamanahkan bumi
beserta isi kehidupannya kepada manusia, maka manusia merupakan wakil yang
memiliki tugas sebagai pemimpin dibumi Allah.
Dari pengertian pendidikan secara umum, yang kemudian dihubungkan
dengan Islam menimbulkan pengertian secara implisit menjelaskan karakteristik
yang dimilikinya. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya, dalam
konteks Islam mempunyai banyak istilah seperti tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib yang
harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah itu mengandung makna yang
amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam
hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Menurut Sanaki
(2003:57) Istilah itu sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam
secara informal, formal, dan nonformal.
Batasan tentang definisi pendidikan agama Islam dalam dua hal, yaitu; a)
mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak
Islam; b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam.
Sehingga pengertian Pendidikan Agama Islam merupakan usaha secara
sadar dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menyiapkan siswa
memahami ajaran Islam, berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan memberikan
pelajaran dengan materi-materi tentang pengetahuan guna menjalankan kehidupan
yang bermakna dalam sehari-hari.
3.
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah aspek
tujuan. Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam
mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep
dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip
prinsip dasarnya. Hal tersebut disebabkan pendidikan adalah upaya yang paling
utama, bahkan satu satunya untuk membentuk manusia menurut apa yang
dikehendakinya. Karena itu menurut Khaldun (2001:9), tujuan pendidikan pada
hakekatnya merupakan rumusan-rumusan dari berbagai harapan ataupun keinginan
manusia.
Ghozali dalam Tafsir (2002:12) melukiskan tujuan pendidikan sesuai
dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu
sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa
dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan
sifat-sifat utama dan takwa.
Sanaky (2003:67) menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi
dan misi pendidikan Islam. Menurutnya sebenarnya pendidikan Islam telah memiki
visi dan misi yang ideal, yaitu Rohmatan Lil „Alamin. Selain itu, sebenarnya konsep
dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup
multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan
manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam
rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari
sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al Qur‟an. Pendidikan Islam adalah
pendidikan yang ideal, sebab visi dan misinya adalah Rohmatan Lil „Alamin, yaitu
untuk membangun kehidupan dua yang yang makmur, demokratis, adil, damai, taat
hukum, dinamis, dan harmonis.
Hitami (2004:12) berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari
tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup,
atau keinginan-keinginan lainnya. Bila dilihat dari ayat-ayat al Qur‟an ataupun
hadits yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang sekaligus menjadi tujuan
pendidikan, terdapat beberapa macam tujuan, termasuk tujuan yang bersifat
teleologik itu sebagai berbau mistik dan takhayul dapat dipahami karena mereka
menganut konsep konsep ontologi positivistik yang mendasar kebenaran hanya
kepada empiris sensual, yakni sesuatu yang teramati dan terukur. Sesuai dengan
kurikulum KTSP Pendidikan agama Islam bertujuan untuk :
1. Menumbuhkembangkan
pengembangan
akidah
melalui
pemberian,
pemupukan
dan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah
SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berahlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah,cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin,bertoleransi (tasamuh),menjaga keharmonisan secara personal
dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam konmunitas sekolah.
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan
pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan manusia yang taat beragama sebagai
hamba Allah SWT.
4. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan Islam sesuai dengan kurikulum KTSP Pendidikan
agama Islam meliputi aspek-aspek :
a. Al-Qur‟an dan Hadits
1) Al-Qur‟an merupakan Kalam Allah ta‟ala yang diturunkan kepada Rasul
dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu „alaihi wasallam,
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
2) Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama
Islam selain Al-Qur'an.
b. Aqidah
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan
adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
c. Ahlak
Akhlaq secara bahasa merupakan bentuk jama‟ dari khulq artinya
perangai, tabiat, pekerti. Sedang secara istilah akhlak adalah kemampuan jiwa
yang merupakan sumber dari segala kegiatan manusia yang dilakukan secara
spontan tanpa pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang
(pembiasaan). Akhlaq memiliki kedudukan utama, bahkan menjadi puncak
kesempurnaan manusia dalam Islam. Hal ini sebagaimana telah disabdakan
oleh Rasulullah SAW yang mengungkapkan ketinggian akhlaq. “Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaq manusia”, “Agama adalah akhlaq yang
baik”, “Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaqnya”.
d. Fiqih
Fiqih atau fiqh (‫ )ﻓﻘﻪ‬adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam
yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai
aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun
kehidupan manusia dengan Tuhannya.
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam
Tarikh dalam lingkup dunia islam. Secara ilmu Etimologi neh Tarikh
itu sendiri dalam bahasa arab di artikan sebagai “Sejarah” ( ‫ )تﺎريخ‬sedangkan
kata “Sejarah “.
Kebudayaan Islam adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia (segala
tindakan dan sikap seseorang) untuk merealisasikan pokok ajaran Islam dalam
kehidupan, yang diperoleh dan dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat
budi pekerti yang didasari oleh Alquran dan hadits dengan tujuan untuk
mencapai kesempurnaan.
Ruang lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala
aspek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam yang menekankan
pada keseimbangan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan diri sendiri
dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Dalam aspek fiqih pada kelas V
diajarkan di semester 2, terdiri dari kompetensi dasar mengenal puasa wajib
yang terbagi atas dua standar kompetensi menyebutkan ketentuan-ketentuan
puasa ramadhan dan menyebutkan hikmah puasa.
5. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai makhluk yang paling
sempurna dan paling lengkap, baik secara fisik maupun mental. Secara fisik,
kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia tersebut adalah
berbagai indera untuk menjalani kehidupan. Adapun dari segi mental, manusia
diberikan kelengkapan yang tidak diberikan kepada makhluk lain, yakni intelek.
Intelek ini merupakan indera manusia yang menurut seorang sufi swiss, bersifat
Ilahi, tidak tercipta dan tidak dapat diciptakan. Intelek merupakan sarana yang
berfungsi untuk memahami, memilih, dan memilah, menginterprestasi atau
menafsirkan, dan sebagainya. Sehingga dengan anugerah kecerdasan inilah
manusia dikatakan sebagai puncak kesempurnaan ciptaan Allah SWT, sesuai
dengan firman-Nya dalam surat At-Thin ayat 4 sebagai berikut: Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya“.
Namun berbagai kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. tersebut
hanya
dapat
berkembang
apabila
diarahkan
melalui
pendidikan
atau
pembelajaran. Pendidikan ialah serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan,
antara manusia dewasa dan peserta didik secara tatap mukaatau dengan
menggunakan media, dalam rangka memberikan bantuan terhadap peserta didik
seutuhnya. Dalam arti, membantu peserta didik dalam upaya megembangkan
potensinya, yakni potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan
keterampilan, agar di kemudian hari tumbuh menjadi manusia yang dewasa secara
fisik mapun mental.
Upaya ini selalu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab
secara moral dalam segala perilaku. Adapun pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
dan penghayatan nilai- nilai keislaman, serta pemahamannya. Sehingga kemudian
diharapkan dapat menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
serta berakhlaq mulia., dalam arti memiliki kesadaran moral yang tinggi dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pendidikan agama Islam memiliki peran yang amat penting dalam
kehidupan
umat
manusia.
Pendidikan
diperlukan
untuk
memperdalam
pengetahuan agama. Upaya mewujudkan pendidikan agama Islam yang bermakna
dibutuhkanlah sebuah pola pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru melalui
aspek kognitif (Pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik (keterampilan)
yang terangkum didalam materi pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan
berhasil jika nilai peserta didik di atas standar ketuntasan yang sudah ditetapkan.
Selain itu keberhasilan pembelajaran apabila prestasi, sikap dan ketrampilan
peserta didik tidaklah hanya berkisar pada nilai yang diperoleh tetapi diusahakan
untuk selalu ditingkatkan sesuai nilai-nilai agama Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan menjadikan ajaranajaran agama Islam sebagai fokus pembelajaran atau dengan ungkapan lain adalah
sebagai sebuah upaya berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik dan
mengarahkannya pada penghayatan dan pengamalan ajaran dan nilai-nilai
keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Islam sebagai agama memiliki peranan
penting dalam memberikan pedoman dan petunjuk bagaimana seharusnya
menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara beradab.
Dalam pendidikan, nilai-nilai agama Islam terangkum pada materi
pembelajaran. materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan,seperti Al-Quran dan Hadits, aqidah, akhlak,
fiqih, tarikh dan kebudayaan Islam.
Dalam proses pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode, adalah
hal yang sangat penting dan sangat menentukan. Sebab, proses pembelajaran
tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa didukung oleh
penggunaan metode yang baik. Metode yang baik adalah metode yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sarana-prasarana, kurikulum, dan
sebagainya. Metode pembelajaran merupakan alat pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan secara umum. Jadi, penggunaan metode yang tepat, sangat
menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan pada materi pembelajaran
menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan.
B. Metode Ceramah
1.
Pengertian Metode
Metode dalam Ali (2004:24) berasal dari Bahasa Yunani “Methodos‟‟
yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya
ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami
objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh
para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada
tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah
belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid dengan
keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem yang sedang
dibahas dalam pelajaran.
Dalam penerapan metode, guru dapat membimbing dan mendidik siswa
untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang
berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga
bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang
lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah
ciri dari metode yang dapat digunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi
dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat
tercapai,
penerapan
metode
dapat
menggunakan
variasi
model-model
pembelajaran menarik dan memotivasi siswa.
Metode mengajar
menurut Sumantri (2001:254) adalah cara tertentu
yang digunakan untuk menyampaikan pesan informasi dari satu penyampai
informasi kepada penerima informasi. sedangkan Slameto (2003:54) mengatakan
bahwa Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan
dalam mengajar. Dalam Tesarus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode
adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Jadi metode dalam pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahan secara lisan kepada peserta didik yang pada umumnya
mengikuti secara pasif.
Metode ceramah merupakan metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi tetapi paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literarur yang sesuai dengan jangkauan kepahaman peserta didik.
C. Brain Gym
1. Pengertian Brain Gym
Brain gym atau senam otak menurut Nirmala dalam Team Power Brain
Indonesia (2005:32) adalah serangkaian latihan fisik yang bisa digunakan untuk
memperbaiki konsentrasi belajar. Pendapat lain menyebutkan brain gym adalah
serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan
penyesuaian dengan tuntutan sehari. Tokoh lain menyebutkan bahwa brain gym
adalah serangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang digunakan untuk
memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar,
membangun harga diri dan rasa kebersamaan, pendapat yang sama menyebutkan
bahwa brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan
digunakan para murid di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan
kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak.
Gerakan-gerakan dalam brain gym yang dilakukan dengan membuat
segala macam pelajaran menjadi lebih mudah, dan terutama sangat bermanfaat bagi
kemampuan akademik. Kata Education berasal dari kata Latin educare, yang berarti
menarik keluar. Kinesiology dikutip dari Bahasa Yunani Kinesis, berarti gerakan
dan merupakan pelajaran gerakan tubuh manusia. Edu-K adalah suatu sistem yang
memberdayakan semua orang yang belajar, tanpa batas umur, dengan menggunakan
aktivitas gerakan-gerakan untuk menarik keluar seluruh potensi seseorang. Senam
yang bertujuan mengaktifkan dan melancarkan semua fungsi otak, serta dilakukan
dengan gerakan-gerakan sederhana itu, terbukti dapat menjaga keseimbangan
manusia, meningkatkan percaya diri, serta mengoptimalkan seluruh potensi dan
kemampuan yang dimiliki.
Pada umumnya pendidik mengatasi kegagalan dengan membuat program
untuk lebih memotivasi, menekankan, mengulang-ulang, dan memaksa belajar.
Orang mencoba terlalu keras dan mematikan mekanisme integrasi otak yang
diperlikan untuk menyerap pelajaran secara keseluruhan. Informasi diterima oleh
otak bagian belakang sebagai pesan, tetapi tidak dapat diungkapkan oleh otak
bagian depan. Ketidakmampuan untuk menerangkan apa yang sudah dipelajari
menyebabkan pelajar terperangkap dalam sindrom kegagalan. Jalan keluarnya
adalah belajar dengan seluruh otak, melalui pembaruan pola bergerak dan kegiatan
brain gym sehingga pelajat dapat menguasai juga bagian-bagian otak yang
sebelumnya terhambat. Perubahan belajar dan perilaku kadang-kadang amat cepat
dan mendalam, karena para pelajar menemukan cara untuk menerima informasi dan
pada saat yang sama dapat mengungkapkan diri.
Buzan dalam Denison (2004:89) menyarankan, “Pastikan bahwa anak-anak
sedini mungkin mendapatkan latihan sebanyak yang mereka inginkan, yang
mengandung sebanyak mungkin aktivitas fisik: tangan, kaki, merangkak dan
memanjat. Biarkan ia membuat kesalahannya sehingga ia belajar dengan cara cobacoba. Anak-anak belajar paling cepat dari pengalaman indrawi.” Olahraga
sederhana dapat menumbuhkan semangat belajar pada anak. Palmer mantan
presiden
Masyarakat
Pembelajaran
Dan
Pengajaran
Cepat
menyarankan
memberikan aktifitas-aktifitas stimulasi yang didesain untuk mengaktifkan bagian-
bagian otak yang akan meningkatkan indra penglihatan, perasa dan pendengaran
sebaik kemampuan mereka menyerap pengatahuan.
Otak merupakan bagian yang paling penting dari tubuh kita, karena semua
fungsi organ-organ tubuh, dan semua pusat kehidupan kita terletak diotak. Contoh:
jantung yang merupakan organ, denyutnya diatur oleh susuanan saraf otonem yang
berpusat di salah satu bagian otak . Berdasarkan fungsi keseluruhan otak, maka
akan menstimulasi, meringankan, atau merelaksasi peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat mengatasi semua hambatan belajarnya.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa senam otak atau brain
gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa
kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan brain
gym kedalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat
teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Adapun gerakan – gerakan brain gym menurut Denison (2004 :14) adalah sebagai
berikut :
1. Pengisi Energi
a. Cara: Duduk nyaman di kursi, kedua lengan bawah dan dahi diletakkan di
atas meja. Tangan ditempatkan di depan bahu dengan jari-jari menghadap
sedikit ke dalam. Ketika menarik napas rasakan napas mengalir ke garis
tengah seperti pancuran energi, mengangkat dahi, kemudian tengkuk dan
terakhir punggung atas. Diafragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap
rileks.
b. Manfaat: Mengembalikan vitalitas otak setelah serangkaian aktivitas yang
melelahkan, mengusir stres, meningkatkan konsentrasi dan perhatian serta
meningkatkan kemampuan memahami dan berpikir rasional.
2. Menguap Berenergi
a. Cara: Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot di
sekitar persendian rahang. Lalu melemaskan otot-otot tersebut.
b. Manfaat: Mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi
secara efisien dan rileks, meningkatkan perhatian dan daya penglihatan,
memperbaiki
komunikasi
lisan
dan
ekspresif
serta
meningkatkan
kemampuan untuk memilah informasi.
3. Tombol Imbang
a. Cara : Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, pada lekukan di belakang telinga
sementara tangan satunya menyentuh pusar selama kurang lebih 30 detik. Lalukan
secara bergantian. Selama melakukan gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam
posisi normal menghadap ke depan.
b. Manfaat : Mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian,
mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif
4. Saklar Otak
a. Cara : Letakkan satu tangan di atas pusar dengan ibu jari dan jari – jari
tangan yang lain, raba kedua lekukan di antara rusuk tepat di bawah tulang
selangka dan kira-kira 2-3 cm kiri-kanan dari tulang dada. Pijat daerah ini
selama 30 detik sampai satu menit, sambil melirik mata dari kiri ke kanan
dan sebaliknya.
b. Manfaat : membantu memulihkan komunikasi antar bagian –bagian tubuh,
memudahkan membaca, menulis, dan berbicara.
5. Gerakan Silang
a. Cara: Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan,
samping atau belakang. Agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan
irama musik.
b. Manfaat: Merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian
yang mengungkapkan informasi, sehingga memudahkan proses mempelajari
hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat.
3. Manfaat Metode Brain Gym
Manfaat dari metode brain gym menurut Denison (2004:23) , di antaranya
adalah sebagai berikut :
a. Membantu peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar secara
berkesinambungan secara aktif dan kreatif.
b. Memberikan stimulus terhadap aktivitas belajar peserta didik dengan
menggunakan seluruh kemampuan otak.
c. Dapat mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik.
d. Menjadikan anak tidak mudah bosan dengan aktivitasnya
e. Menumbuhkan rasa senang anak
f. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress
g. Dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit)
h. Tidak memerlukan bahan atau tempat khusus
i.
Dapat dipakai dalam semua situasi termasuk saat belajar/bekerja
j.
Meningkatkan kepercayaan diri
k. Menunjukkan hasil dengan segera
l.
Sangat efektif dalam penanganan seseorang yang mengalami hambatan dan
stress belajar.
m. Diakui sebagai salah satu tehnik belajar yang paling baik oleh National
Learning Foundation USA, dan sudah tersebar luar di lebih dari 80 negara.
Jadi manfaat metode brain gym untuk membantu peserta didik meningkatkan
penguasaan materi kegiatan mengajar Pendidikan Agama Islam secara efektif dan
efisien.
4. Metode dan Manfaat Brain Gym
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para
pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat
atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Salah satu metode yang
dapat mencapai tujuan pembelajaran adalah metode brain gym. Brain gym adalah
serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan
menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan brain gym kedalam
pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi sehingga
dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun gerakan – gerakan brain gym adalah pengisi energi, menguap
berenergi, tombol imbang, saklar otak dan gerakan silang. Manfaat metode brain
gym untuk membantu peserta didik meningkatkan penguasaan materi kegiatan
mengajar Pendidikan Agama Islam secara efektif dan efisien. Hal ini diakui sebagai
salah satu tehnik belajar yang paling baik oleh National Learning Foundation USA,
dan sudah tersebar luar di lebih dari 80 negara.
D. Hubungan Brain Gym Dengan Peningkatan Penguasaan Materi
Pembelajaran
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam
mengajar. Cara tersebut berkaitan dengan cara menyampaikan bahan pelajaran
oleh guru kepada siswa dalam proses belajar agar dapat menguasai materi
pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Agar informasi tersebut dapat diserap
oleh siswa, maka cara mengajar harus dilakukan secara tepat. Seorang guru
diharapkan mengerti betul karateristik peserta didiknya. Salah satu jenis
karakteristik anak sekolah dasar usia 5 – 12 tahun adalah mereka senang akan
bermain. Maka metode yang sesuai dengan karakter siswa Sekolah Dasar adalah
penerapan metode brain gym.
Brain gym dalam penelitian ini adalah serangkaian gerak sederhana yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya
diri dan membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak.
Dengan menerapkan brain gym kedalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai
kesulitan belajar dapat teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih
efektif dan pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka yang menjadi dasar dalam penerapkan brain gym
adalah untuk meningkatkan motivasi belajar anak, sehingga tercipta penguasaan
pembelajaran.
Penerapan brain gym sangat baik dilakukan pada awal proses pembelajaran
terlebih dilakukan dengan riang dan gembira. Brain gym juga bisa dilakukan
untuk menyegarkan fisik dan pikiran murid setelah menjalani proses
pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi yang mengakibatkan
kelelahan pada otak. Brain gym mempunyai tujuan agar murid dapat bermain dan
melakukan olah tubuh yang dapat membantu meningkatkan kemampuan otak
mereka. Adapun gerakan tubuh dalam brain gym dapat dilakukan dengan mudah
oleh siapa saja dan dengan efek yang langsung terlihat.
Brain gym telah digunakan oleh guru dan para ahli terapi dalam suatu
program yang ditujukan untuk membantu anak yang mengalami kesulitan dalam
perkembangan dan pembelajaran. Apabila brain gym dilakukan teratur dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, akan menghasilkan efek positif, seperti
konsentrasi pikiran serta penawar kejenuhan belajar yang pada akhirnya
membantu memunculan spirit, motivasi, energi positif dan optimis dalam meraih
prestasi.
Dengan Kondisi kelas yang nyaman selama proses belajar mengajar
berlangsung dapat membuat siswa memfokuskan perhatiannya selama menerima
berbagai informasi yang diberikan oleh guru, dengan kata lain siswa merasa tidak
tertekan dan tidak bosan selama KBM berlangsung. Berdasarkan fase
perkembangan anak, anak usia Sekolah Dasar senang akan kondisi belajar yang
tidak terlalu serius, dalam arti siswa tidak merasa tertekan selama mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dirasa nyaman dapat
membuat prestasi para siswa meningkat dan berujung pada penguasaan materi
pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Siklus I
Observasi awal telah dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai guru
pendidikan agama Islam sebelum penelitian ini dilaksanakan, maksudnya untuk
mendapatkan data-data awal yang ada di tempat penelitian. Data-data inilah yang
nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk menentukan tindakan yang harus
dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya.
Bahwa hasil Observasi awal yang telah peneliti lakukan di SD N 2
Kebumen pada umumnya dan di kelas V pada khususnya bahwa sekolah tersebut
berada di Dusun Karangsawung, Desa Kebumen, Kecamatan Pringsurat. Jarak SD
N 2 Kebumen dari kota kecamatan kurang lebih 1 Km. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat sangat rendah, bekerja sebagai petani dan buruh tani. Perhatian dan
kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya juga sangat rendah bahkan
kurang, serta sarana dan prasarana sekolah yang sangat minim sekali. Namun
begitu guru-guru tetap bersemangat dalam pengabdiannya demi kemajuan anak
didik.
Hasil observasi awal yang peneliti lakukan bahwa siswa kelas V SD N 2
Kebumen diantaranya adalah siswa sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu
pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan di dalam kelas, kurang memperhatikan
guru sewaktu menerangkan suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa
seijzin guru, kurang memiliki keberanian dalam bertanya maupun dalam
mengutarakan pendapatnya baik kepada guru maupun kepada sesama teman waktu
proses pembelajaran berlangsung. Itulah kenyataan yang ada di SD N 2 Kebumen
sebagai hasil observasi awal, yang digunakan dasar untuk menentukan tindakan
yang peneliti lakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan sarana dan prasarana.
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan meliputi :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkatnya
(lampiran 1).
b) Dalam mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran termasuk alat
peraga yang diperlukan dalam pembelajaran, guru mempersiapkan alat
peraga berupa gambar gerak brain gym. Untuk memperagakan gerakan brain
gym melibatkan siswa, diantaranya dengan meminta siswa bergerak sesuai
contoh pada gambar dan guru secara bersama. Guru menyiapkan RPP, alat
peraga dan tes formatif I (lampiran 3 ).
c) Mendesain metode brain gym di kegiatan awal, dengan tujuan sebelum
pelajaran di mulai anak merasa senang dengan gerakan sederhana brain gym
yang diharapkan dapat menstimulus otak agar lebih fokus
dan tertarik
terhadap berbagai informasi yang disampaikan oleh guru. Secara tidak
langsung siswa sudah melatih otak mereka agar lebih berkonsentrasi terhadap
suatu hal, lebih mudah mengingat pesan atau informasi yang diberikan oleh
guru, meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi.
d) Dasar penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam kelas V semester 2 mengacu pada standar
kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator-indikator yang akan dicapai.
2.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2010 di kelas V SD Negeri 2 Kebumen,
Pringsurat, Temanggung
dengan jumlah 17 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana
pelajaran
yang
telah
dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Observasi ini
dilakukan oleh Observer dilakukan oleh guru kelas V dan peneliti untuk
mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan metode brain gym.
Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Guru membuka pembelajaran
dengan gerakan brain gym dan apersepsi. Pada pelaksanaan guru membagi
kelompok untuk mendiskusikan, mencatat, melaporkan tentang puasa. Guru
memberikan kesepatan kepada siswa untuk umpan balik dan kesempatan
bertanya kepada siswa dilanjutkan dengan menyimpulkan pembelajaran
bersama.
Kesimpulan yang didapat pengertian puasa adalah menahan diri dari
makan dan minum serta menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa
semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari disertai niat. Setelah selesai
maka siswa mengerjakan tes berupa tes formatif I bentuk tes tertulis untuk
mengumpulkan data tentang pengusaan materi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (terlampir). Selama pelaksanaan siklus I didokumentasikan dengan nilai
dan foto kegiatan pembelajaran.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Untuk menghitung prosentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P=
Siswa yang tuntas belajar × 100%
Siswa
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.1 Hasil Tes Formatif Siklus I
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
NAMA
Agus Daniyanto
Deny Irmawan
Al Anallah Rizki S
Fathul Rahman
Gunawan
Nandang Santosani
Nisa Atus Zahroh
Rahma Desmawati
Wiki Hari Pratama
Riya Yasnita
Siti Fatimah
JENIS
KELAMIN
L
L
L
L
L
L
P
P
L
P
P
NILAI TES
FORMATIF
50
60
70
60
80
80
80
70
40
70
90
12
Triyatmi
P
70
13
Toni Alamsyah
L
70
14
Deni Aditiyanto
L
60
15
Risa
P
60
16
Yusa Mada Rurwa I
L
60
17
Agus Prasetya
L
50
Perhitungan prosentase ketuntasan belajar pada siklus I adalah sebagai
berikut :
P=
P=
Siswa yang tuntas belajar × 100%
Siswa
9 x 100%
= 52,94%
17
Setelah perhitungan prosentase ketuntasan siswa pada siklus I maka
direkapitulasi pada tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I
NO
URAIAN
1.
Nilai rata-rata tes formatif
2.
Jumlah
siswa
yang
tuntas
HASIL
PERTEMUAN I
65,88
9
belajar
3.
Prosentase ketuntasan belajar
52,94%
Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran brain gym diperoleh nilai rata-rata 65,88 dan ketuntasan belajar
mencapai 52,94% atau hanya ada 9 siswa dari 17 siswa yang tuntas. Hasil
menunjukkan di siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena siswa
yang memperoleh nilai lebih dari 65 hanya sebesar 52,94%. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa malu dan asing untuk memperagakan brain gym yang
digunakan guru. Siswa Kelas V SD N 2 Kebumen juga kurang bisa beradaptasi
dengan baik terhadap hal baru.
3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan
yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang
dijumpai selama siklus I. Berdasarkan hasil observasi ditemukan kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki kembali pada siklus berikutnya, yaitu:
a. Kurangnya ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi
pelajaran.
b. Kurangnya tanya jawab guru dengan siswa, masih adanya rasa bosan siswa
selama mengikuti pelajaran.
c. Kurangnya keberanian siswa dalam menjelaskan jawabannya didepan
kelas.
d. Guru dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan
pembelajaran.
e. Guru tidak mendemonstrasikan gerakan bersama siswa.
f. Guru tidak menyampaikan pendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran
Dengan memperhatikan kekurangan tersebut, maka peneliti dalam pertemuan
berikutnya merancang berbagai tindakan guna perbaikan pada pertemuan
selanjutnya.
B. Deskripsi Siklus II
Siklus II dirancang apabila Siklus I belum berhasil, pada tahap ini pada
dasarnya sama dengan siklus I, hanya tindakannya diperbaiki dan disempurnakan
sesuai hasil analisis dan refleksi siklus I.
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi, observasi dan penilaian pada siklus II merupakan
perbaikan pada pertemuan siklus I. Rencana tindakan pada siklus II disusun
berdasarkan kekurangan yang dijumpai pada siklus I. Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (lampiran 1), soal tes formatif II (lampiran 3) dan gambar model
brain gym.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk pertemuan di
siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2010 di kelas V SD Negeri 2
Kebumen, Pringsurat, Temanggung dengan jumlah 17 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan,sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I diharapkan tidak terulang lagi pada siklus II. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Observasi ini dilakukan oleh Observer dilakukan oleh guru kelas V dan peneliti
untuk mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan metode brain gym.
Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Guru membuka pembelajaran
dengan gerakan brain gym dan apersepsi. Pada pelaksanaan guru membagi
kelompok untuk mendiskusikan, mencatat, melaporkan tentang rukun puasa.
Guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk umpan balik dan kesempatan
bertanya kepada siswa dilanjutkan dengan menyimpulkan pembelajaran
bersama.
Setelah selesai maka siswa mengerjakan tes berupa tes formatif II
bentuk tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang pengusaan materi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (lampiran 3). Selama pelaksanaan siklus
II didokumentasikan dengan nilai dan foto kegiatan pembelajaran (lampiran 6).
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.3 Hasil Tes Formatif Siklus II
NO
1
2
3
4
5
6
NAMA
Agus Daniyanto
Deny Irmawan
Al Anallah Rizki S
Fathul Rahman
Gunawan
Nandang Santosani
JENIS
KELAMIN
L
L
L
L
L
L
NILAI TES
FORMATIF
70
80
80
70
90
100
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nisa Atus Zahroh
Rahma Desmawati
Wiki Hari Pratama
Riya Yasnita
Siti Fatimah
Triyatmi
Toni Alamsyah
Deni Aditiyanto
Risa
Yusa Mada Rurwa I
Agus Prasetya
P
P
L
P
P
P
L
L
P
L
L
80
70
60
100
90
70
70
60
90
80
60
Perhitungan prosentase ketuntasan belajar pada siklus II adalah sebagai berikut :
P=
P=
Siswa yang tuntas belajar × 100%
Siswa
14 x 100%
= 82,35%
17
Tabel 3.4 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa II
NO
URAIAN
1.
Nilai rata-rata tes formatif
2.
Jumlah
siswa
yang
tuntas
HASIL
PERTEMUAN I
77,65
14
belajar
3.
Prosentase ketuntasan belajar
82,35%
Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran brain gym diperoleh nilai rata-rata 77,65 dan ketuntasan belajar
mencapai 82,35% atau hanya ada 14 siswa dari 17 siswa yang tuntas. Hasil
menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa belum tuntas belajar
karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 hanya sebesar 82,35%.
3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang
dilakukan pada pertemuan di siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai
selama pelaksaan tindakan pada siklus II. Kelebihan tetap dipertahankan,
sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada siklus III.
Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat beberapa
kendala atau masalah dalam belajar, antara lain :
1. Penyampaian pendapat guru mengenai pelaksanaan pembelajaran masih
kurang.
2. Guru kurang memotivasi anak giat belajar dalam peningkatan pengusaan
materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Guru dan siswa tidak bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran.
C. Deskripsi Siklus III
Siklus ke tiga dirancang apabila Siklus ke dua belum berhasil, tahap ini
pada dasarnya sama dengan siklus I dan siklus II, hanya tindakannya diperbaiki
dan disempurnakan sesuai hasil analisis dan refleksi siklus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan yang perlu
direncanakan kembali pada siklus berikutnya, yaitu:
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi, observasi dan penilaian yang belum tuntas pada
siklus I dan siklus II maka diadakan perbaikan pada siklus III. Rencana
tindakan pada Siklus III disusun berdasarkan kekurangan yang dijumpai pada
siklus I dan siklus II. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 1),
soal tes formatif III (lampiran 3) dan gambar model brain gym.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi.
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010 di kelas V SD Negeri 2 Kebumen,
Pringsurat, Temanggung
dengan jumlah 17 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana pelajaran yang telah dipersiapkan, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I dan siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan.
Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.5 Hasil Tes Formatif Siklus III
NO
1
2
NAMA
Agus Daniyanto
Deny Irmawan
JENIS
KELAMIN
L
L
NILAI TES
FORMATIF
100
100
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Al Anallah Rizki S
Fathul Rahman
Gunawan
Nandang Santosani
Nisa Atus Zahroh
Rahma Desmawati
Wiki Hari Pratama
Riya Yasnita
Siti Fatimah
Triyatmi
Toni Alamsyah
Deni Aditiyanto
Risa
Yusa Mada Rurwa I
Agus Prasetya
L
L
L
L
P
P
L
P
P
P
L
L
P
L
L
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
80
100
100
80
Perhitungan prosentase ketuntasan belajar pada siklus III sebagai berikut :
P=
P=
Siswa yang tuntas belajar × 100%
Siswa
17 x 100%
17
= 100%
Tabel 3.6 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Siswa pada Siklus III
NO
URAIAN
1.
Nilai rata-rata tes formatif
2.
Jumlah
siswa
yang
tuntas
HASIL
PERTEMUAN I
97,65
17
belajar
3.
Prosentase ketuntasan belajar
100%
Dari tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran brain gym diperoleh nilai rata-rata 97,65 dan ketuntasan belajar
mencapai 100% dari 17 siswa yang tuntas. Hasil menunjukkan bahwa pada siklus
III secara klasikal siswa tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai lebih
dari 65 berjumlah 100% atau 17 siswa.
3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang
dilakukan di siklus III. Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang
menjadi refleksi pada siklus ini adalah penguasaan materi pembelajaran
Pendidikan Agama Islam meningkat, penerapan brain gym dalam pembelajaran
lebih optimal sehingga tercapai tujuan belajar siswa pada Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan dengan ketuntasan belajar
siswa 100 %. Hasil temuan :
a. Pada siklus II menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam siswa SDN 2 Kebumen termasuk dalam kategori Sangat
Tinggi karena dari 17 siswa kelas V atau 100% tuntas.
b. Dalam
merefleksi kegiatan pembelajaran guru dan siswa
merefleksikan kegiatan belajar mengajar secara bersama.
belum
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Sebelum melakukan perencanaan peneliti melakukan observasi awal untuk
lebih mengetahui lebih mendalam tentang karakteristik subyek pelelitian yaitu
siswa kelas V dengan jumlah 17 siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua
siklus, Siklus I terdiri dari dua pertemuan dan siklus II terdiri I pertemuan.
1. Pelaksanaan siklus I
a. Deskripsi ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym.
Dari hasil refleksi sikus I, diketahui bahwa guru dalam melaksanakan
penerapan metode brain gym telah berjalan cukup baik. Tetapi dalam
penerapan metode ini, guru masih sedikit memberikan penguatan positif
kepada siswa, terutama dalam melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa, peran guru masih terlihat dominan, terlalu
menguasai kelas dan masih sedikit melibatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa juga masih kurang aktif karena belum terbiasa dengan
brain gym. Hasil ketrampilan guru dalam lembar observasi (lampiran 5)
apabila jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0 maka dapat diketahui hasil
perhitunganya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan penerapan
metode brain gym pada siklus I
No
Aspek yang diamati
Jumlah hasil
1
Persiapan mengajar
3
2
Proses mengajar
2
3
Pengelolaan kelas/siswa
2
4
Evaluasi pembelajaran
1
Grafik 4.1
Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus I
Jumlah hasil
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Persiapan
mengajar
Proses
mengajar
1
2
Pengelolaan
Evaluasi
kelas/siswa pembelajaran
3
Jumlah hasil
4
b. Deskripsi Aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym
Dari langkah perbaikan siklus I diperoleh temuan pada aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran hasilnya bagus maskipun masih terdapat kelemahan.
Kelemahan dari siklus I ialah siswa masih kurang memperhatikan keterangan
guru akhirnya siswa kurang benar menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan
soal juga kurang benar, melakukan brain gym masih malu dengan teman lain,
dalam merespon jawaban teman juga masih kurang. Mengambil keputusan dari
semua jawaban
yang dianggap benar skornya masih sangat rendah. Hasil
selengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.2 yang diperoleh pada lembar observasi
siswa (lampiran 4).
Tabel 4.2
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain
gym pada siklus I
No
Aspek yang dinilai
Hasil
1
Memperhatikan materi pelajaran
13
2
Menjawab pertanyaan guru
9
3
Mengerjakan soal
12
4
Mempresentasikan jawaban
12
5
Melakukan brain gym tanpa malu dengan teman lain.
9
6
Bertukar pendapat dengan teman lain
10
7
Merespon jawaban
5
8
Meningkatkan motivasi belajar dengan brain gym
5
Grafik 4.2
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym pada
siklus I
Hasil Pengamatan
14
12
10
8
6
4
2
0
Hasil
Mempe Menjaw
Mempr Melaku Bertuka
Mening
Meresp
Menger esentasi kan
rhatikan
ab
r
katkan
on
materi pertany jakan
kan
brain pendap
motivas
jawaba
soal jawaba gym
pelajara aan
at
i belajar
n
n
guru
n
tanpa… denga…
denga…
13
9
12
12
9
10
5
5
c. Deskripsi penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I rata-rata hasil tes
formatif I adalah 65,88 dengan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 65 ada 9 siswa atau 52,94%.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siklus I
NO NILAI TES FORMATIF I
1
40
2
50
3
60
4
70
5
80
6
90
7
100
JUMLAH
JUMLAH SISWA
1
2
5
5
3
1
0
17
PROSENTASE
5,88 %
11,76 %
29,42 %
29,42 %
17,64 %
5,88 %
0%
100%
Grafik 4.3
Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus I
Nilai Formatif I
100
80
60
40
20
0
Series1
1
40
2
50
3
60
4
70
5
80
6
90
7
100
Series2
1
2
5
5
3
1
0
Series3
5.88%
11.76%
29.42%
29.42%
17.64%
5.88%
0%
Berdasarkan grafik pada siklus I diketahui bahwa dari 17 siswa yang
mendapatkan nilai 40 sebanyak 1 siswa, 50 sebanyak 2 siswa, yang mendapatkan
nilai 60 sebanyak 5 siswa, nilai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 3 siswa,
dan 90 hanya 1 siswa.
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada
observer (guru kelas V) dan peneliti untuk mengamati jalannya pembelajaran dari
awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan.
Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer.
Hasil dari lembar observasi yang perlu diterapkan dalam pertemuan berikutnya
diantaranya adalah kesiapan guru dan siswa selama mengikuti pelajaran sudah
baik, guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM,
guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan brain gym, guru
sudah jelas dalam menyampaikan materi pelajaran, guru sudah tenang dalam
menyampaikan materi pelajaran, guru membantu mengarahkan siswa selama
kegiatan pembelajaran, berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan
metode yang sesuai karakteristik anak, dan melaksanakan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi dan tujuan.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantara yaitu: kurangnya ketersediaan
cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran karena guru banyak bercerita,
kurangnya tanya jawab guru dengan siswa, guru tidak mendemonstrasikan gerakan
bersama siswa, guru belum penyampaian pendapat mengenai pelaksanaan
pembelajaran, guru belum memotivasi anak giat belajar dalam KBM, guru kurang
serius dalam mengajar, dan guru dan siswa belum merefleksi secara bersama
mengenai kegiatan pembelajaran. Dengan memperhatikan kekurangan dan
kelebihan tersebut, maka peneliti dalam pertemuan berikutnya merancang berbagai
tindakan guna perbaikan sebelumnya. Kegiatan tersebut diantaranya adalah
merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu pelaksanaan pembelajaran,
mengurangi
bercerita kepada siswa mengenai suatu hal yang tidak penting,
membuat pertanyaan bagi siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran, guru
membantu mengadaptasi siswa dengan hal baru yaitu gerakan brain gym dengan
mengulang gerakan yang sama pada pertemuan berikutnya dengan tujuan agar
siswa merasa tidak asing selama mengikuti pelajaran dan agar guru lebih dekat
dengan siswa sehingga guru dianggap teman dalam belajar yang berimplikasi pada
keberanian siswa dalam menjelaskan jawaban di depan kelas, dan membimbing
atau mengarahkan siswa mengenai pelajaran apa saja yang telah didapatkan dari
awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Upaya tersebut yang menjadi
perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus II.
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I, maka peneliti
merefleksi berbagai kekurangan dan kelebihan, dimana kekurangan akan
diperbaiki dan kelebihan akan tetap di pertahankan dalam pertemuan berikutnya.
Hasil dari refleksi tersebut, diantaranya adalah peneliti harus lebih memanajemen
waktu dengan sebaik-baiknya agar tersedia cukup waktu selama PBM, lebih
banyak membuat pertanyaan sebagai umpan balik dalam pembelajaran,
memperhatikan suasana belajar dikelas agar tercipta iklim pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak khususnya dalam mendesain metode pembelajaran,
pengelolaan kelas sudah baik, dan penguasaan materi sudah baik. Tindak lanjut
dari refleksi ini adalah memperkenalkan gerakan brain gym dengan mengulangnya
pada kegiatan awal yang dimaksudkan agar peserta didik lebih senang dalam
mengikuti pelajaran. Dari refleksi tersebut yang menjadi acuan peneliti untuk
melakukan kegiatan dalam siklus II yang merupakan tindak lanjut dari siklus I.
2. Pelaksanaan siklus II
a. Deskripsi ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym.
Dari hasil refleksi sikus II, diketahui bahwa guru dalam melaksanakan
penerapan metode brain gym telah berjalan dengan baik. Tetapi dalam
penerapan metode ini, guru kurang jelas dalam menyampaikan, kurang
berupaya memotivasi anak agar giat belajar, dan guru dan siswa tidak
merefleksi kegiatan pembelajaran. Tetapi siswa sudah mulai aktif karena sudah
mulai mengenal dengan brain gym. Hasil ketrampilan guru pada lembar
observasi (lampiran 5) apabila jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0 maka dapat
diketahui hasil perhitunganya sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil pengamatan terhadap Ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus II
No
Aspek yang diamati
Jumlah hasil
1
Persiapan mengajar
3
2
Proses mengajar
4
3
Pengelolaan kelas/siswa
4
4
Evaluasi pembelajaran
1
Grafik 4.4
Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus I
Hasil Ketrampilan Guru
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Jumlah hasil
Persiapan
mengajar
Proses
mengajar
3
4
Pengelolaa
n
kelas/sisw
a
4
Evaluasi
pembelaja
ran
1
b. Deskripsi Aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym
Dari langkah perbaikan siklus II diperoleh temuan pada aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran hasilnya bagus. Kelemahan dari siklus II ialah siswa
masih kurang memperhatikan keterangan guru akhirnya masih ada siswa salah
dalam menjawab pertanyaan dari guru, dan melakukan brain gym masih malu
dengan teman lain. Mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap
benar skornya masih sangat rendah. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode brain
gym secara garis besar cukup berhasil dibandingkan pada pertemuan I. Hasil
selengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.5 yang diperoleh dari lembar observasi
(lampiran 4)
Tabel 4.5
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam penerapan metode brain
gym pada siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek yang dinilai
Memperhatikan materi pelajaran
Menjawab pertanyaan guru
Mengerjakan soal
Mempresentasikan jawaban
Melakukan brain gym tanpa malu dengan teman lain.
Bertukar pendapat dengan teman lain
Merespon jawaban
Meningkatkan motivasi belajar dengan brain gym
Hasil
10
10
14
13
11
11
7
7
Grafik 4.5
Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus II
Hasil
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Hasil
Melaku
Mempe Menjaw
Mempr kan
Menger esentasi brain
rhatikan
ab
materi pertany jakan
kan
gym
soal jawaba tanpa
pelajara aan
n
guru
n
malu
denga…
10
10
14
13
11
Bertuka
Mening
r
katkan
Meresp
pendap
motivas
on
at
i belajar
jawaba
dengan
dengan
n
teman
brain
lain
gym
11
7
7
c. Deskripsi penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II rata-rata hasil tes
formatif II adalah 77,65 dengan nilai tertinggi 100. Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 65 ada 14 siswa atau 82,35%.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus II
NO
1
2
3
4
5
NILAI TES FORMATIF II
JUMLAH SISWA PROSENTASE
60
3
17,64
70
5
29,42
80
4
23,54
90
3
17,64
100
2
11,76
JUMLAH
17
100%
Grafik 4.6 Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus II
NILAI TES FORMATIF II
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
NILAI TES FORMATIF II
1
60
2
70
3
80
4
90
5
100
JUMLAH SISWA
3
5
4
3
2
17.64
29.42
23.54
17.64
11.76
PROSENTASE
Berdasarkan grafik 4.6 diketahui bahwa dari 17 siswa yang mendapatkan
nilai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 4 siswa,
nilai 90 sebanyak 3 siswa dan nilai 100 sebanyak 2 siswa.
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada
observer (guru kelas V) dan peneliti ikut untuk mengamati atau merekam
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan.
Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer.
Hasil dari lembar observasi yang perlu diterapkan dalam pertemuan berikutnya
diantaranya adalah kesiapan guru dan siswa selama mengikuti pelajaran sudah
baik, guru menata tempat duduk siswa untuk memudahkan pelaksanaan PBM,
guru dalam pembelajaran memberikan berbagai contoh gerakan brain gym, guru
sudah jelas dalam menyampaikan materi pelajaran, guru sudah tenang dalam
menyampaikan materi pelajaran, guru sudah melakukan tanya jawab dengan
siswa, guru membantu mengarahkan siswa selama kegiatan pembelajaran,
ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran, keseriusan
guru mengajar, berupaya mencapai tujuan belajar dengan menerapkan metode
yang sesuai karakteristik anak, dan melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantara yaitu: guru belum
penyampaian pendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru belum
memotivasi anak giat belajar dalam KBM, dan guru dan siswa belum merefleksi
secara bersama mengenai kegiatan pembelajaran. Upaya tersebut yang menjadi
perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan siklus III.
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II, maka peneliti
merefleksi berbagai kekurangan dan kelebihan, dimana kekurangan akan
diperbaiki dan kelebihan akan tetap di pertahankan dalam pertemuan berikutnya.
Hasil dari refleksi tersebut, diantaranya adalah berupaya memotivasi anak giat
belajar dengan memperhatikan suasana belajar dikelas, guru dan siswa bersamasama merefleksi kegiatan pembelajaran dan berupaya penyampaian pendapat
mengenai pelaksanaan pembelajaran.
Tindak lanjut dari refleksi ini adalah memperkenalkan gerakan brain gym
dengan mengulangnya pada kegiatan awal dan tengah yang dimaksudkan agar
peserta didik lebih senang dalam mengikuti pelajaran. Dari refleksi tersebut yang
menjadi acuan peneliti untuk melakukan kegiatan dalam siklus III.
3. Pelaksanaan Siklus III
a. Deskripsi ketrampilan guru dalam penerapan metode brain gym.
Dari hasil refleksi sikus I dan siklus II, diketahui bahwa guru dalam
melaksanakan penerapan metode brain gym telah berjalan dengan baik. Tetapi
dalam
penerapan
metode
ini,
guru
belum
merefleksikan
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan bersama siswa. Hasil ketrampilan guru pada
lembar observasi guru (lampiran 5) apabila jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0
maka dapat diketahui hasil perhitunganya sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus III
No
Aspek yang diamati
Jumlah hasil
1
Persiapan mengajar
3
2
Proses mengajar
5
3
Pengelolaan kelas/siswa
5
4
Evaluasi pembelajaran
1
Grafik 4.7 Hasil pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam pengelolaan
penerapan metode brain gym pada siklus III
Jumlah hasil
6
5
4
3
2
1
0
Jumlah hasil
Persiapan
mengajar
Proses
mengajar
Pengelolaan
kelas/siswa
Evaluasi
pembelajaran
1
2
3
4
3
5
5
1
b. Deskripsi Aktivitas siswa dalam penerapan metode brain gym
Dari langkah perbaikan siklus III diperoleh temuan pada siswa dalam
proses pembelajaran hasilnya bagus. Kelemahan dari siklus III ialah guru dan
siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran. Dari uraian ini dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus III dengan
menggunakan metode brain gym secara garis besar berhasil dibandingkan
dengan siklus I dan siklus II. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.8 yang
didapat dari lembar observasi (lampiran 4)
Tabel 4.8 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan
metode brain gym pada siklus III
No
Aspek yang dinilai
Hasil
1
Memperhatikan materi pelajaran
15
2
Menjawab pertanyaan guru
11
3
Mengerjakan soal
13
4
Mempresentasikan jawaban
12
5
Melakukan brain gym tanpa malu dengan teman lain.
12
6
Bertukar pendapat dengan teman lain
10
7
Merespon jawaban
9
8
Meningkatkan motivasi belajar dengan brain gym
11
Grafik 4.8
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan penerapan metode
brain gym pada siklus III
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Hasil
Melakuk
Meningk
an brain Bertukar
atkan
Memper Menjawa
Mempre
gym
pendapa Merespo motivasi
Mengerj sentasika
hatikan
b
tanpa t dengan
belajar
n
materi pertanya akan soal
n
teman jawaban dengan
malu
pelajaran an guru
jawaban
lain
dengan
brain
teman…
gym
15
11
13
12
12
10
9
11
c. Deskripsi penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas siklus III rata-rata hasil tes
formatif III adalah 97,65 dengan nilai tertinggi 100. Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 65 ada 17 siswa atau 100%.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus III
NO
1
2
NILAI TES FORMATIF III
80
100
JUMLAH
JUMLAH SISWA
2
15
17
PROSENTASE
11,76
88,24
100%
Grafik 4.9
Distribusi Frekuensi Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siklus III
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
JUMLAH SISWA
PROSENTASE
Series1
NILAI TES
FORMATIF III
80
2
11.76
Series2
100
15
88.24
.
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada
observer (guru kelas V) dan peneliti ikut untuk mengamati atau merekam jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar
observasi yang telah disediakan.
Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer.
Dalam persiapan mengajar, proses mengajar, pengelolaan kelas dan siswa sudah
terlaksana dengan baik
Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam evaluasi pembelajaran yaitu
guru dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan
pembelajaran.Meskipun begitu hasil siswa sudah tuntas 100% dengan nilai ratarata kelas 78,82.
B. PEMBAHASAN
Dari uraian hasil penelitian yang telah peneliti sajikan, maka Penerapan
brain gym selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Paul E Denison di
awal 1981. Penelitian Denison (2004:43) mengatakan bahwa brain gym adalah
serangkaian gerak sederhana yang digunakan di Educational School untuk
meningkatkan penguasaan belajar siswa dengan menggunakan keseluruhan otak.
Selain itu brain gym dimanfaatkan untuk anak yang mengalami ganggguan
hiperartif, kerusakan otak, sulit berkonsentrasi dan depresi.
Peningkatan penguasaan materi Pendidikan Agama Islam adalah suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang
baru melalui aspek kognitif (Pengetahuan), afektif (sikap) dan Psikomotorik
(keterampilan) yang terangkum didalam materi, dapat dikatakan menguasai
materi jika nilai peserta didik di atas standar ketuntasan yang sudah ditetapkan.
Selain itu keberhasilan pembelajaran apabila prestasi, sikap dan ketrampilan
peserta didik tidaklah hanya berkisar pada nilai yang diperoleh tetapi diusahakan
untuk selalu ditingkatkan sesuai nilai-nilai agama Islam.
Hasil dari penelitian ini adalah upaya peningkatan penguasaan
materi Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan dengan menerapkan metode
brain gym di kelas V SDN 2 Kebumen semester II Mata Pelajaran PAI, hasil
penelitian menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan materi siswa yang
signifikan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Adapun peningkatan itu adalah
siklus I menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 65,88 dan tuntas 9 siswa,
kemudian untuk siklus II meningkat menjadi 77,65 dengan ketuntasan mencapai
82,35% atau 14 siswa tuntas dan dilanjutkan siklus III yang meningkat 20
menjadi 97,65 dengan 100% ketuntasan. Sehingga penelitian ini sejalan dengan
tokoh penelitian yaitu Paul E Denisson.
Dalam penelitian ini terdapat berbagai persamaan dengan hasil penelitian
tersebut, persamaan tersebut diantaranya adalah dapat meningkatkan penguasaan
materi siswa dalam belajarnya, dapat menciptakan pelajaran yang mengasikkan
sehingga memperhatikan materi pelajaran, dapat meningkatkan kepercayaan diri
siswa dengan mempresentasikan hasil dikelas dan merespon jawaban teman.
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dengan
mendengarkan informasi dari guru, mengikuti perintah guru; dan dapat
memahami materi, mempermudah siswa dalam menerima berbagai materi dari
guru dengan indikator menjawab pertanyaan dari guru yang diarahkan kepadanya,
memusatkan perhatian, dan dapat mengambil keputusan dari semua jawaban yang
dianggap benar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah terjadi
peningkatan penguasaan materi pembelajaran siswa terhadap Pendidikan Agama
Islam dari siklus I hingga pelaksanaan siklus III. Adapun peningkatan itu adalah
pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai siswa 65,88 dan hanya 52,94% atau 9
siswa tuntas, kemudian untuk siklus II meningkat menjadi 77,65 dengan
ketuntasan mencapai 82,35% atau 14 siswa tuntas dan siklus III ketuntasan
meningkat menjadi 97,65 dengan 100%.
Dengan menerapkan metode brain gym ke dalam pembelajaran, maka
dapat meningkatan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas V SD Negeri 2 Kebumen 2009/2010.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat menyimpulkan berbagai
saran agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih meningkatkan
penguasaan materi, diantaranya adalah :
1. Guru seharusnya menggunakan metode yang bervariasi jangan metode
ceramah saja.
2. Sebagai guru harus melakukan suatu perubahan mengajar dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, Salah satu perubahan tersebut
adalah dengan menerapkan metode brain gym kedalam pembelajaran yang
berimplikasi pada meningkatnya tingkat kesenangan siswa mengikuti
pelajaran sehingga penguasaan materi pembelajaran meningkat.
3. Agar memperhatikan proses pembelajaran sebelum peningkatan hasil belajar
siswa
4. Selalu mengadakan perbaikan pembelajaran untuk kemajuan bersama.
5. Penerapan metode brain gym dapat pula diterapkan pada mata pelajaran
lainnya.
LAMPIRAN I
Pertemuan Pertama (Siklus I)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 1 X Pertemuan
A. Standar Kompetensi
Mengenal puasa wajib.
B. Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian puasa.
D. Tujuan
Siswa dapat menjelaskan pengertian puasa dan puasa Ramadhan
E. Materi Pembelajaran
Pengertian puasa dan puasa Ramadhan.
F. Metode Pembelajaran
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Demonstrasi
5. Diskusi
6. Brain Gym
7. Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal :
a) Memperkenalkan brain gym kepada siswa.
b) Guru menempelkan gambar berbagai gerakan brain gym.
c) Memberikan contoh dan mendemonstrasikan gerakan Brain Gym,
diantaranya yaitu gerakan silang, gajah, menguap berenergi, tombol
imbang dan saklar otak.
d) Melakukan berbagai gerakan brain gym secara bersama-sama.
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba secara mandiri
berbagai gerakan brain gym yang telah dilakukan secara bersama-sama,
f) Menjelaskan kegunaan dan manfaat brain gym kepada siswa,
g) Memberikan Apersepsi kepada siswa mengenai materi pelajaran.
”Apa yang siswa ketahui tentang puasa?”
2. Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3
orang.
b) Secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas : Mengemukakan
pengertian puasa dan puasa Ramadhan.
c) Mencatat dan melaporkan hasil diskusi dalam diskusi kelas.
d) Menyimpulkan hasil diskusi.
e) Guru memberikan masukan terhadap hasil diskusi siswa dilanjutkan
dengan menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian puasa.
f) Tanya jawab dengan siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran.
g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
3. Kegiatan Akhir
a. Pemantapan Konsep
b. Penanaman pesan moral
c. Pemberian tugas individu(Mengerjakan tes formatif I yang telah dipersiapkan
oleh guru).
d. Refleksi
e. Memberikan PR yaitu membaca materi pelajaran yang akan datang.
H. Sumber Bahan :
1. Buku Ajar Fokus
2. Buku Erlangga
I. Penilaian :
Kognitif : Tertulis (tugas individu)
Kebumen, 17 Mei 2010
Mengetahui
Kepala sekolah
Peneliti
Slamet Sarmadi S.Pd.Jas
Komarudin
NIP. 19640612 198405 1 002
NIM.11408261
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A.
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 1 X Pertemuan
Standar Kompetensi
Mengenal puasa wajib
B. Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan
C. Indikator
Menyebutkan rukun puasa
D. Tujuan
Siswa dapat menyebutkan rukun puasa
H. Materi Pembelajaran
Rukun puasa wajib
I. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
Diskusi
Brain Gym
Penugasan
J. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal :
a.
Memperkenalkan brain gym kepada siswa.
b.
Guru menempelkan gambar berbagai gerakan brain gym.
c.
Salah satu siswa mendemonstrasikan gerakan brain gym di depan kelas
sesuai gambar, diantaranya yaitu gerakan silang, gajah, menguap
berenergi, tombol imbang dan saklar otak.
d.
Melakukan berbagai gerakan brain gym secara bersama-sama.
e.
Menjelaskan kegunaan dan manfaat brain gym kepada siswa.
f.
Memberikan apersepsi kepada siswa mengenai materi pelajaran.
”Bagaimana rukun puasa?”
2.
Kegiatan Inti
a.
Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3
orang.
b.
Secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas : Mengemukakan
rukun puasa.
c.
Mencatat dan melaporkan hasil diskusi dalam diskusi kelas.
d.
Menyimpulkan hasil diskusi.
e.
Guru memberikan masukan terhadap hasil diskusi siswa dilanjutkan
dengan menjelaskan materi pelajaran tentang rukun puasa.
f.
Tanya jawab dengan siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran,
g.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
3. Kegiatan Akhir
a.
Pemantapan Konsep.
b.
Penanaman pesan moral.
c.
Pemberian tugas individu (Mengerjakan tes formatif II yang telah
dipersiapkan oleh guru)
d.
Refleksi
H. Sumber Bahan :
1. Buku Ajar Fokus
2. Buku Erlangga
I. Penilaian :
Kognitif : Tertulis (tugas individu)
Kebumen, 24 Mei 2010
Mengetahui
Kepala sekolah
Peneliti
Slamet Sarmadi S.Pd.Jas
NIP. 19640612 198405 1 002
Komarudin
NIM.11408261
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 1 X Pertemuan
A. Standar Kompetensi
Mengenal puasa wajib
B. Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan
C. Indikator
Menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa
D. Tujuan
1. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa
2. Siswa dapat menjelaskan penyebab hal-hal yang membatalkan puasa
E. Materi Pembelajaran
hal-hal yang membatalkan puasa
F. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
Diskusi
Brain Gym
Penugasan
b.
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal :
Apersepsi :
Tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu untuk mengingatkan siswa,
misalnya apa arti puasa? Karena haus sekali apakah minum di siang hari
waktu bulan Ramadhan boleh?
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi siswa menjadi 6 Kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 2 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3
orang.
b. Siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 2 gerakan, yaitu pengisi
energi dan menguap berenergi.
c. Secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas : menyebutkan dan
menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
d. Mencatat hasil diskusi dan siswa melaporkan hasil diskusi dengan maju
ke depan kelas.
e. Menyimpulkan hasil diskusi.
f. Siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 2 gerakan, yaitu saklar
otak dan gerakan silang.
g. Guru memberikan masukan terhadap hasil diskusi siswa dilanjutkan
dengan menjelaskan materi pelajaran tentang hal-hal yang membatalkan
puasa.
h. Tanya jawab dengan siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran.
i. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
j. Siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 1 gerakan.
3. Kegiatan Akhir
a. Pemantapan Konsep.
b. Penanaman pesan moral.
c. Evaluasi (Mengerjakan tes formatif III yang telah dipersiapkan oleh guru)
d. Refleksi.
H. Sumber Bahan :
1. Buku Ajar Fokus
2. Buku Erlangga
I. Penilaian :
Kognitif : Tertulis (tugas individu)
Kebumen, 31 Mei 2010
Mengetahui
Kepala sekolah
Slamet Sarmadi S.Pd.Jas
NIP. 19640612 198405 1 002
Peneliti
Komarudin
NIM.11408261
Lampiran 5
Lembar observasi guru siklus I penerapan Brain Gym
No
1
2
Aspek yang diamati
Persiapan Mengajar
a. Kesiapan Guru dan siswa selama mengikuti
pelajaran
Ada
b. Guru menata tempat duduk siswa untuk
memudahkan pelaksanaan PBM
√
c. Guru dalam pembelajaran memberikan berbagai
contoh gerakan Brain Gym
√
√
Proses Mengajar
a. Guru mendemonstrasikan gerakan bersama
siswa
b. Kejelasan guru menyampaikan materi pelajaran
c. Penyampaian pendapat
pelaksanaan pembelajaran
guru
√
√
√
mengenai
d. Ketenangan guru menyampaikan
pelajaran / tidak gugup
materi
√
√
e. Tanya jawab guru dengan siswa
3
Pengelola kelas/siswa
a. Membantu mengarahkan siswa selama kegiatan
pembelajaran
b. Berupaya memotivasi anak giat belajar
c. Ketersediaan
cukup
waktu
menyampaikan materi pelajaran
d. Keseriusan guru mengajar
4.
Tidak
√
√
√
dalam
e. Berupaya mencapai tujuan belajar dengan
menerapkan metode yang sesuai karakteristik
anak
Evaluasi Pembelajaran
a. Melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dan tujuan
√
√
√
√
b. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi
kegiatan pembelajaran
Lembar observasi guru siklus II penerapan Brain Gym
No
1
2
Aspek yang diamati
Persiapan Mengajar
a. Kesiapan Guru dan siswa selama mengikuti
pelajaran
Ya
√
b. Guru menata tempat duduk siswa untuk
memudahkan pelaksanaan PBM
√
c. Guru dalam pembelajaran memberikan
berbagai contoh gerakan Brain Gym
√
Proses Mengajar
a. Guru mendemonstrasikan gerakan bersama
siswa
b. Kejelasan
pelajaran
guru
menyampaikan
materi
√
√
√
c. Penyampaian pendapat guru mengenai
pelaksanaan pembelajaran
3
d. Ketenangan guru meyampaikan materi
pelajaran / tidak grogi
√
e. Tanya jawab guru dengan siswa
√
Pengelola kelas/siswa
a. Membantu mengarahkan siswa selama
kegiatan pembelajaran
b. Berupaya memotivasi anak giat belajar
c. Ketersediaan
cukup
waktu
dalam
menyampaikan materi pelajaran
Tidak
√
√
√
√
d. Keseriusan guru mengajar
e. Berupaya mencapai tujuan belajar dengan
menerapkan
metode
yang
sesuai
karakteristik anak
4.
Evaluasi Pembelajaran
a. Melaksanakan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi dan tujuan
b. Guru
dan
siswa
bersama-sama
merefleksi kegiatan pembelajaran
Lembar observasi guru siklus III Penerapan Brain Gym
No
1
2
√
√
Aspek yang diamati
Persiapan Mengajar
a. Kesiapan Guru dan siswa selama mengikuti
pelajaran
Ya
b. Guru menata tempat duduk siswa untuk
memudahkan pelaksanaan PBM
√
c. Guru dalam pembelajaran memberikan
berbagai contoh gerakan Brain Gym
√
Proses Mengajar
a. Guru mendemonstrasikan gerakan bersama
siswa
b. Kejelasan
pelajaran
guru
menyampaikan
c. Penyampaian pendapat
pelaksanaan pembelajaran
guru
d. Ketenangan guru meyampaikan
pelajaran / tidak grogi
Pengelola kelas/siswa
a. Membantu mengarahkan
siswa
√
√
materi
√
mengenai
√
materi
√
√
e. Tanya jawab guru dengan siswa
3
√
selama
√
Tidak
kegiatan pembelajaran
4.
b. Berupaya memotivasi anak giat belajar
c. Ketersediaan
cukup
waktu
dalam
menyampaikan materi pelajaran
d. Keseriusan guru mengajar
√
√
e. Berupaya mencapai tujuan belajar dengan
menerapkan metode yang sesuai karakteristik
anak
Evaluasi Pembelajaran
a. Melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dan tujuan
f. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi
kegiatan pembelajaran
√
√
√
√
Lampiran 6
Foto-Foto Penerapan Metode Brain Gym Untuk Peningkatan Penguasaan
Materi Pendidikan Agama Islam
Gambar I
Guru Menjelaskan Mengenai Brain Gym
Gambar II
Guru membenarkan gerakan Brain Gym yang masih salah.
Gambar 3
Melakukan Gerakan Brain Gym Pengisi Energi
Gambar 3
Melakukan Gerakan Brain Gym Tombol Imbang
Gambar 5
Guru Menyimpulkan pelajaran bersama siswa
Download