BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senam sangat erat kaitannya dengan gerakan. Setiap hari, tubuh manusia pasti selalu bergerak walau hanya sebentar. Limbangan (2012) mengungkapkan bahwa ketika manusia bergerak menggunakan tangan, sebenarnya mereka mengaktifkan fungsi otak bagian kiri. Namun, belahan otak kanan akan berfungsi jika manusia bergerak melalui tubuh bagian kanan. Berarti fungsi otak sangat penting bagi manusia. Otak manusia mengatur seluruh badan dan pemikiran manusia. Otak juga bertanggung jawab atas pembelajaran motorik dan fungsi tubuh lainnya (Wikipedia ensiklopedia bebas). Fungsi otak akan bekerja secara maksimal apabila manusia merangsangnya dengan optimal pula. Salah satunya dengan senam otak. Dennison (2002) mengatakan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan seluruh otak. Brain Gym membuka bagianbagian otak yang terhambat sehingga kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan seluruh otak atau whole brain learning (Demuth, 2005:104). Brain Gym juga disebut dengan gerakan pintu masuk belajar. Itulah alasan mengapa senam otak dilakukan sebelum belajar. 1 Gerakan Brain Gym tidak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Bermain, hal tersebut yang terlintas di dalam pikiran kita ketika kita mengingat anak-anak. Bermain yang menyenangkan tentunya. Semakin matang usia anak-anak, maka semakin banyak hal pula yang akan dilakukannya. Kegiatan yang dilakukan anak cenderung hal-hal yang mudah. Bahkan anak usia 5 tahun lebih berani mengambil resiko dibandingkan usia 4 tahun (Santrock, 2002:225). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti selama kurang lebih satu minggu di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Subjek penelitian ini berjumlah total 35 anak dari 17 anak TK B1 dan 18 anak TK B2. Berdasarkan pengamatan tersebut, penulis menemukan ada 10 anak yang mempunyai keterampilan motorik kasar rendah. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas. Setiap pagi, guru mengajak anak untuk melakukan gerakan motorik kasar. Ketika itu, ada anak yang kesulitan berdiri dengan tumit pada saat guru mengajak anak untuk melakukannya. Anak justru menapakkan kakinya di lantai. Anak juga belum mampu menyentuh kaki kiri dengan tangan kanan begitu pula sebaliknya. Anak masih keliru membedakan kanan dan kiri. Terjadi pula saat menirukan gerakan ikan berenang masih mengalami kesulitan dalam bergerakn serta ketika anak menirukan gerakan orang mengayuh sepeda, anak justru mendorong kakinya. Gerakan kaki, tangan dan kepala mereka masih kaku. Hal ini tidak sesuai dengan Permendiknas No.58 Tahun 2009 bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar Kelompok Usia 5 - ≤ 6 tahun adalah 2 mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan/kaki sesuai dengan irama musik/ritmik & lentur (berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara berlawanan sambil geleng-geleng, menirukan gerakan ikan berenang), senam fantasi bentuk meniru (menirukan gerakan orang mengayuh sepeda), berjalan ke berbagai arah : berjalan ke depan dengan tumit (berjalan ke depan dengan tumit) Padahal seharusnya keterampilan motorik kasar anak pada usia 5 tahun ke atas sudah lebih matang. Jika hal tersebut tidak distimulasi dengan baik dan rutin maka anak juga akan mengalami kesulitan terutama pada gerakan. Gerakan Brain Gym pada anak, akan meningkatkan keterampilan motorik kasar. Hal ini berdasar penelitian yang dilakukan Santika Ratna Wulan (2013) terhadap motorik kasar anak-anak TK B. Apalagi Brain gym termasuk hal baru bagi sebagian besar orang khususnya pendidik PAUD di daerah. Padahal berdasar penjelasan di atas, brain gym mudah dilakukan dengan gerakangerakan sederhana dan menyenangkan. Apalagi brain gym sangat bermanfaat bagi keseimbangan otak kita. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan keterampilan motorik kasar melalui brain gym pada anak usia 5 – 6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013 – 2014”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Brain Gym dapat meningkatkan 3 keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013 – 2014? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6 tahun melalui Brain Gym di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013 – 2014. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini serta memperkaya kajian dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui senam otak (brain gym) yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pedoman dalam penelitian selanjutnya. 1.4.2. Manfaat praktis Bagi anak Keterampilan motorik kasar anak akan semakin matang dengan distimulasi menggunakan Brain Gym sebelum pembelajaran dimulai Bagi guru a. Guru mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dengan melakukan gerakan Brain Gym 4 b. Guru memahami manfaat Brain Gym yang dilakukan anak setiap pagi Bagi sekolah a. Mendapatkan metode baru dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak b. Dapat dijadikan ciri khas sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah. 5