TOPIK UTAMA Era Perspektif Baru Kajian Kewirausahaan : Studi Komunikasi Intrapersonal Wahyu Budi Priatna Staf Pengajar Fakultas Ekonomi & Manajemen Institut Pertanian Bogor Abstrak Inti kewirausahaan adalah kemandirian seseorang untuk bertanggung jawab atas nasibnya. Kemandirian yang dibangun dari perjalanan sepanjang kehidupan individu, baik hasil dialog saat kesendiriannya maupun hasil dari proses komunikasi dengan lingkungannya. Kemandirian dalam kewirausahaan tiada lain “kebebasan” atau “kemerdekaan”. Oleh karena itu, kemandirian membutuhkan kepercayaan diri yang terukur. Salah satu pisau analisa yang kerap diabaikan dalam studi kewirausahaan adalah komunikasi, dalam hal ini komunikasi intrapersonal. pendekatan komunikasi intrapersonal memainkan peranan yang sangat penting karena akan mampu memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kewirausahaan. Dialog di dalam diri individu yang memilih jalan hidup sebagai wirausaha, telah mampu melampaui kekhawatiran akan “keamanan penghasilan” (gaji rutin meskipun rendah), seandainya dia memilih profesi sebagai pegawai perusahaan atau pemerintah. Wirausaha telah melepaskan diri dari budaya “prihatin asal aman”, dengan kemampuan dan keberanian mengambil resiko. Kata Kunci: Kajian Kewirausahaan, Komunikasi Intrapersonal Pendahuluan Penelaahan tentang usaha kecil, selama ini secara umum lebih menekankan pada aspek -aspek ekonomi dan manajemen. Hal ini tidaklah sebuah kekeliruan. Kewirausahaan merupakan salah satu jalan untuk pemenuhan aspek kesejahteraan, yang ditandai dengan adanya peningkatan keuntungan, yang seringkali diukur dari hasil finansial bagi pengusahanya. Namun demikian, pengabaian terhadap proses kewirausahaan pembentukan sejatinya menghantarkan proses hanya jiwa akan kemandirian usaha (wirausaha) ini menjadi sebuah kesia-siaan belaka. Salah satu pisau analisa yang kerap diabaikan dalam studi kewirausahaan adalah komunikasi, dalah hal ini komunikasi intrapersonal. Menurut West dan Turner (2007), komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri, meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri (dialog internal), serta kegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional) terhadap lingkungan. dialog internal dalam diri manusia adalah esensi dari komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal selain memberikan penilaian terhadap orang lain, ju- PENTINGNYA Era Perspektif KOMUNIKASI Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL : DALAM KEBERHASILAN Studi Komunikasi MODIFIKASIIntrapersonal KOMUNIKASI ANTARMANUSIA ga memberikan kesempatan bagi individu un- mengembangkan kewirausahaan. tuk menilai dirinya sendiri. Individu akan Studi kali ini bersifat kajian kepustakaan memiliki kemampuan untuk menilai tentang tentang dinamika perilaku kewirausahaan se- kelebihan dan kekurangan dirinya dalam be- bagai aktivitas terencana yang berbasis pada berapa situasi tertentu. Selanjutnya dikatakan komunikasi intrapersonal pada pengusaha, bahwa, penelitian komunikasi intrapersonal khususnya berfokus pada kognisi, simbol dan niat dikedepankan ? Krisis pada Juli 1997, yang (intensi) yang dimiliki seseorang terhadap per- awalnya bertumpu pada keuangan, berlanjut ilaku tertentu. menjadi krisis multi dimensi. Hal ini semakin agribisnis. Mengapa hal ini Dengan demikian, pendekatan komu- menyadarkan banyak pihak adanya kekeliruan nikasi intrapersonal memainkan peranan yang dalam menerapkan prinsip perekonomian. sangat penting karena akan mampu mem- Pemerintah cenderung mengutamakan ke- berikan pandangan yang lebih komprehensif bijakan makro ekonomi. Tetapi sektor riil yang tentang kewirausahaan. Dialog di dalam diri lebih berkeadilan dan pemerataan, kurang individu yang memilih jalan hidup sebagai mendapat perhatian. Padahal, sebagian besar wirausaha, telah mampu melampaui kek- masyarakat menghidupi keluarga mereka dari hawatiran akan “keamanan penghasilan” (gaji sektor riil (Basri & Munandar, 2009). rutin meskipun rendah), seandainya dia mem- Menurut Kolopaking (2009), kondisi ilih profesi sebagai pegawai perusahaan atau krisis yang lebih buruk dapat diredam oleh pemerintah. Wirausaha telah melepaskan diri perkembangan sektor tradisional dan kecil dari budaya “prihatin asal aman”, dengan ke- (ekonomi kerakyatan). Fungsi penyelamatan mampuan dan keberanian mengambil risiko. ini segera terlihat pada sektor-sektor penye- Berangkat dari fenomena tersebut, diaan kebutuhan pokok rakyat melalui maka penelaahan kewirausahaan tidak cukup produksi dan normalisasi distribusi. Bukti ter- hanya dengan mengandalkan pada proses pem- sebut paling tidak telah menumbuhkan opti- belajaran, pelatihan keterampilan berusaha dan misme baru bagi sebagian besar orang yang dukungan pemodalan. Dalam situasi demikian, menguasai sebagian kecil sumberdaya, akan maka pendekatan komunikasi adalah sebuah kemampuannya untuk menjadi motor pertum- pilihan konstruksi berfikir paradigmatik yang buhan bagi pemulihan ekonomi. Suherman mampu memberikan penjelasan tentang belum (2008) menyatakan bahwa, usaha mikro-kecil tumbuhkembangnya jiwa kewirausahaan itu (UMK) merupakan salah satu solusi keberlang- sendiri. Melalui pendekatan komunikasi in- sungan ekonomi negara yang langsung bersen- trapersonal, akan dapat menjelaskan berbagai tuhan pada eksistensi masyarakat secara faktor yang diestimasi dapat menjadi indikator berkesinambungan. untuk upaya-upaya meningkatkan dan Sejarah perekonomian Indonesia di masa Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia krisis, telah menunjukkan kelenturan dan ke- saha besar. Meskipun, lapisan atas mulai pulih mandirian usaha mikro, kecil dan menengah semenjak tahun 2003, lebih cepat dibanding- (UMKM), terutama UMK dibandingkan para kan kelompok usaha rakyat. Namun menyisa- pengusaha besar (Kusmuljono, 2009; Basri & kan persoalan hutang dalam jumlah yang san- Munandar, 2009; Kolopaking, 2009, Tambu- gat besar, yang mesti ditanggung oleh generasi nan, 2009). Pelaku UMK lebih dari 45 persen selanjutnya. Pengusaha besar dengan segala bergerak di sektor agribisnis. Ketangguhan fasilitas yang diberikan perbankan dan keber- sektor agribisnis diindikasikan oleh kemampu- pihakan kebijakan pemerintah, terbukti rapuh annya untuk tumbuh secara positif (0,22%). menopang perekonomian Indonesia. Sementara perekonomian nasional secara agre- Krisis keuangan global telah mengajarkan gat mengalami kontraksi yang sangat hebat (- kepada banyak negara maju, untuk kembali 13,7%), sehingga terjadi penurunan penyera- pada basic ekonomi, yaitu UMK, khususnya pan tenaga kerja nasional. Hal yang se- UMK pertanian. Dari sisi pengembangan baliknya, sektor agribisnis justru mampu pasar, meningkatkan kapasitas penyerapan tenaga mendayagunakan pasar domestik dan tidak kerja. Fakta empiris ini menunjukkan bahwa tergantung hanya pada pasar global. Pasar sektor agribisnis merupakan sektor yang paling domestik, tangguh dalam menghadapi krisis, dan paling ekonomi yang juga sangat besar (Kusmuljono, berjasa dalam menampung pengangguran se- 2009; Daryanto, 2009). Pada saat krisis keuangan global tahun kembali membuktikan menunjukkan ternyata pentingnya menyimpan potensi Kondisi tersebut merupakan peluang besar bagai akibat krisis (Saragih, 2001). 2008, krisis bahwa bagi tumbuhnya wirausaha-wirausaha Indonesia, untuk masuk ke sektor agribisnis berskala perekonomian harus dibangun dengan mem- kecil, perkokoh real based economy. Rente ekonomi menghadapi berbagai kondisi krisis. Selain itu, harus dilakukan dengan kegiatan investasi pengembangan pengusaha kecil diyakini telah yang produktif (Kolopaking, 2009; Basri dan mampu meningkatkan pertumbuhan dan men- Munandar, 2009). Pemerintah sudah seha- gubah struktur ekonomi nasional menjadi lebih rusnya, memberikan lebih banyak kesempatan kokoh dan berimbang (Pambudy dkk., 1999). dan fasilitas untuk perkembangan sektor riil. karena kelenturannya sekalipun Peranan wirausaha kecil agribisnis yang Keberpihakan pemerintah, khususnya pada mampu UMK agribisnis merupakan pilihan tepat kare- perekonomian na keberadaan pemerintah untuk mensejahtera- ketangguhan usaha yang dikelolanya. Hal ini kan kehidupan nyata rakyatnya, bukan hanya menarik untuk menjadikan wirausaha kecil ag- mengejar pertumbuhan ekonomi yang kese- ribisnis sebagai subjek dari penelitian yang jahteraan rakyat diwakili sebagian kecil pengu- akan dilakukan. Wirausaha kecil agribisnis Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 bertahan dari nasional, kebangkrutan mengindikasikan 25 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA adalah sumberdaya manusia yang paling proses kesadaran yang menyebabkan ter- menentukan keberlangsungan usaha kecil agri- jadinya perilaku itu. bisnis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap Menurut West dan Turner (2007), komu- wirausaha kecil agribisnis, diharapkan akan nikasi intrapersonal merupakan komunikasi membantu perkembangannya. yang berlangsung dalam diri, meliputi kegiatan fokus berbicara kepada diri sendiri (dialog internal), karena serta kegiatan mengamati dan memberi makna kewirausahaan tidak sekedar kemampuan da- (intelektual dan emosional) terhadap ling- lam berbuat, tetapi lebih jauh merupakan pros- kungan. Dengan demikian, pendekatan komu- es pengolahan informasi untuk berperilaku nikasi intrapersonal memainkan peranan yang wirausaha. Dengan demikian, dialog dalam diri sangat penting karena akan mampu mem- sendiri merupakan faktor yang sangat menen- berikan pandangan yang lebih komprehensif tukan munculnya perilaku kewirausahaan yang tentang kewirausahaan, yang selama ini lebih ditampilkan. Dialog dalam diri sendiri bukan- banyak dikaji dari sudut pandang manajemen lah proses yang terlepas dari aktivitas individu dan ekonomi. Komunikasi penelitian intrapersonal yang akan menjadi dilakukan dengan pihak lain dan lingkungannya. Namun Pemikiran West & Turner (2007), justru, dialog terjadi sebagai hasil dan aktivitas menekankan bahwa dialog internal dalam diri individu saat bertransaksi dengan pihak lain manusia adalah esensi dari komunikasi in- dan lingkungan sekitar. trapersonal. Komunikasi intrapersonal selain Rakhmat (1994), menjelaskan bahwa memberikan penilaian terhadap orang lain, ju- psikologi tidak hanya mengulas komunikasi ga memberikan kesempatan bagi individu un- diantara neuron, tetapi mencoba menganalisis tuk menilai dirinya sendiri. Individu akan seluruh komponen yang terlibat dalam proses memiliki kemampuan untuk menilai tentang komunikasi. Psikologi mengkaji komunikasi kelebihan dan kekurangan dirinya dalam be- intrapersonal, yakni berkaitan dengan berbagai berapa situasi tertentu. Selanjutnya dikatakan karakteristik dan sifat-sifat individu serta bahwa, penelitian komunikasi intrapersonal menganalisis berbagai faktor internal maupun berfokus pada kognisi, simbol dan niat eksternal yang mempengaruhi perilaku komu- (intensi) yang dimiliki seseorang terhadap per- nikasinya. Selain itu, psikologi tertarik juga ilaku tertentu. untuk memahami komunikasi antarpribadi dan Mulyana (2005) berpendapat, bahwa yang istilah komunikasi intrapersonal sebenarnya digunakan. Selanjutnya dijelaskan bahwa, pen- belum tepat, karena pengertian segala perilaku dekatan psikologi berkaitan dengan kesadaran dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua dan pengalaman manusia, terutama pada per- orang atau lebih. Namun demikian, tidak dira- ilaku manusia dan mencoba menyimpulkan gukan sebelum individu melakukan komu- penggunaan lambang-lambang Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia nikasi dengan orang lain akan melakukan dirinya dengan beberapa tindakan. Sikap ter- komunikasi dengan diri sendiri. Berdasarkan hadap perilaku adalah evaluasi positif atau pemikiran Mulyana (2007), komunikasi in- negatif dari individu sebagai perwujudan ket- trapersonal merupakan landasan komunikasi ertarikan terhadap perilaku tertentu. Norma antarpribadi dan komunikasi dalam konteks- subjektif adalah persepsi sebagian besar orang konteks lainnya. Komunikasi intrapersonal da- yang dianggap penting bagi dirinya yang lam disiplin komunikasi belum dipaparkan mengharapkan dirinya melakukan atau tidak secara rinci dan tuntas, karena melekat pada melakukan suatu perilaku tertentu. Beberapa komunikasi antarpribadi dan bentuk-bentuk tahun kemudian, setelah melalui serangkaian komunikasi lainnya. Hal yang sangat menarik pengujian dan kritik, maka Icek Ajzen me- dikatakannya bahwa, keberhasilan komunikasi nyempurnakan kita dengan orang lain bergantung pada luasnya menjadi Teori Perilaku Terencana keefektifan (Theory of Planned Behavior) pada tahun komunikasi kita dengan diri 1985. sendiri. Faktor teorinya kendali dengan perilaku memper- terasakan Dalam tinjauan teori komunikasi yang (perceived behavioral control) dimasukan se- berperspektif psikologi tersebut, pada awalnya bagai yang juga mempengaruhi intensi per- intensi untuk melaksanakan sesuatu dijelaskan ilaku. dalam Teori Tindakan Beralasan (Theory of Kajian tentang wirausaha dalam perspek- Reasoned Action) dari Martin Fishbein & Icek tif komunikasi adalah salah satu kecabangan Ajzen (1975). Teori Tindakan Beralasan meru- disiplin ilmu komunikasi yang relatif belum pakan salah satu teori terbaik yang mampu dikembangkan di Indonesia. Selama ini, pen- menjelaskan sikap elaahan wirausaha dan kewirausahaan lebih mempengaruhi perilaku melalui intensi per- banyak didekati dari disiplin ilmu manajemen ilaku (Baldwin et. al. 2004). dan ekonomi. Padahal yang tidak dapat dia- dikatakan, tentang bahwa bagaimana teori Selanjutnya didesain dengan mengetahui intensi perilaku terhadap situasi baikan dari interaksi wirausaha adalah manusia sebagai pelaku komunikasi. atau objek spesifik. Teori ini mengemukakan Zimmerer & Scarborough (2008), menya- bahwa intensi perilaku dipengaruhi oleh faktor takan wirausaha dituntut untuk menyukai sikap terhadap perilaku (attitude toward the tanggung jawab, keberanian mengambil resiko, behavior) dan norma-norma subjektif (subjective norms). memiliki kepercayaan diri, hasrat untuk langsung mendapatkan umpan balik, semangat Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisi- yang tinggi, orientasi ke depan, keterampilan kan intensi perilaku dalam teorinya, sebagai mengorganisasi, menilai prestasi lebih tinggi penempatan seseorang dalam suatu dimensi dari uang, berkomitmen tinggi, toleransi pada kemungkinan subjektif dalam kaitannya antara ketidakpastian, fleksibelitas, dan keuletan. Hal Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 27 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA ini mengindikasi pentingnya kepemilikian po- makna pada pesan yang dikirim oleh sumber tensi diri, yang hanya muncul ketika individu dalam rangka mempengaruhi. mampu melakukan dialog wirausaha secara Penelitian yang akan dilakukan termasuk internal. Menurut Mulyana (2007), keefektifan dalam kajian komunikasi intrapersonal di mana komunikasi kita dengan diri sendiri akan berlangsung dialog internal di dalam diri menentukan keberhasilan komunikasi kita wirausaha. Morrow, 1998 (dalam West & dengan orang lain. Turner, 2007) mengungkapkan bahwa aktivitas Griffin (2006) mengemukakan bahwa, manusia didominasi oleh perilaku konversasi salah satu dalam pemetaan studi komunikasi dengan dirinya sendiri, alih-alih dengan orang adalah penemuan kebenaran secara sistematis lain. Aitken & Shedletsky, 1997 (dalam West dan berbasis pada prinsip kausalitas. Me- & Turner, 2007) menambahkan, bahwa komu- mahami komunikasi sejatinya adalah berbicara nikasi tentang proses interaksi, yang mana individu atribusi tentang apa yang seharusnya diper- memanfaatkan bentuk tanda atau simbol untuk buat. Dengan kata lain, melalui dialog internal membentuk dan memberikan makna dalam seseorang sebuah hubungan (Mulyana, 2005; West & menghadirkan pemaknaan yang dipersepsikan Turner, 2007). Mereka juga menandaskan, penting dalam kehidupan. intrapersonal menghadirkan berusaha membentuk pula dan bahwa komunikasi terjadi jika orang memberi Tabel 1. Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2005 dan 2007 Indikator Jumlah total UMKM (unit) 2005 2007 44.689.588 49.840.489 99,90 99,99 77.678.498 91.752.318 96,77 97,33 Investasi UMKM (Rp miliar) 275.367 462.012 PDB dari UMKM (Rp miliar) 1.480.003 2.121.310 PDB UMKM terhadap Total PDB (%) 54,22 53,60 Ekspor Non Migas UMKM (Rp miliar) 109.129 142.822 19,16 20,02 Total UMKM/Total Usaha (%) Tenaga kerja UMKM (orang) Tenaga kerja UMKM terhadap Total TK (%) Ekspor Non Migas UMKM terhadap Total Ekspor (%) Sumber: Kusmuljono (2009) Peranan UMKM dalam perekonomian UMKM), yang mampu menyerap hampir 77 Indonesia pada tahun 2005 dan 2007 diper- juta orang atau 81,7% dari total tenaga kerja lihatkan pada Tabel 1. Peranan UMKM dalam (Kusmuljono, 2009). Dengan demikian, usaha perekonomian Indonesia pada tahun 2007, mikro adalah usaha yang paling banyak mengidentifikasikan pula bahwa jumlah usaha digeluti dan menyerap tenaga kerja. Apabila mikro sekitar 47,7 juta unit usaha (95,7% total pemerintah mampu meningkatkan 10% - 15% Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA usaha mikro menjadi usaha kecil, maka bisa Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang diharapkan pengangguran terbuka yang pada UMKM (Tabel 2). Nilai nominal sebagai krite- Agustus 2009 berjumlah sekitar sembilan juta ria pengelompokan usaha, dapat mengalami orang, akan segera mendapat pekerjaan. perubahan Di Indonesia batasan mengenai UMKM telah ditentukan dengan terbitnya Undang- sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Tabel 2. Kriteria UMKM Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Aset < Rp 50 jt Rp 50 jt < Aset < Rp. 500 jt Rp 500 jt < Aset < Rp10M (tidak termasuk tanah dan (tidak termasuk tanah dan bangunan) (tidak termasuk tanah dan bangunan) bangunan) Omset per th < 300 jt Rp 300 jt < Omset per th < Rp 2.5M Rp 2.5M < Omset per th < Rp Sumber: Kusmuljono (2009) Wirausaha adalah individu-individu yang dan keteladanan dalam mengambil risiko yang berorientasi pada tindakan, bermotivasi tinggi, bersumber pada kemampuan sendiri. Oleh ka- dan berani mengambil resiko dalam mengejar rena itu, wirausaha mengarah pada dua aspek tujuannya (Meredith et al, 1996; Suryahadi, utama, 2007; & memupuk sikap mental wira (berani, utama, Scarborough, 2008; Nitisastro, 2009;). Dengan luhur, teladan); dan (2) sikap mental berusaha demikian, wirausaha memiliki karakteristik (inovatif, mandiri). Suryana, 2008; Zimmerer yaitu (1) mengembangkan dan percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, Menurut Soesarsono (1996), kemajuan pengambil resiko, mandiri, inisiatif, energik, dan keterbelakangan suatu negara bukan dan bekerja keras. Wirausaha juga memiliki disebabkan karena baru atau sudah lama kemampuan merdeka, bukan berlimpahnya kekayaan alam, untuk memimpin, berjiwa inovatif, kreatif, dan be-rorientasi masa depan. Drucker (1985) menyatakan bahwa di luas wilayah atau jumlah penduduk yang dimiliki, tetapi karena sumberdaya manusia yang Amerika, wirausaha seringkali diartikan se- bemutu bagai seseorang yang memulai bisnis baru, dikatakan wirausaha adalah individu-individu kecil dan milik sendiri. Selain itu, wirausaha yang mempunyai sikap mental ksatria dan selalu mencari perubahan (inovasi), me- mampu “berdiri sendiri”, terutama untuk mem- nanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peroleh nafkah dan kebutuhan hidup. “Berdiri peluang. (dalam sendiri” hendaknya ditafsirkan secara kritis Soesarsono, 1996), mengartikan wirausaha se- dan dinamis, yaitu menuntut adanya kerjasama bagai sifat keberanian, keutamaan, keluhuran dan interaksi yang erat serta kepercayaan diri Sumahamijaya, Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 1980 tinggi (wirausaha). Selanjutnya 29 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia untuk mengatasi berbagai tantangan hidup. kurangnya jumlah wirausaha. Wirausaha- Indonesia dengan luas wilayah dan jumlah wirausaha harus terus didorong, setidaknya penduduk yang besar, serta kekayaan alam untuk lingkup agribisnis yang merupakan yang luar biasa, sampai sekarang belum dapat lapangan pekerjaan yang paling banyak dige- mensejahterakan rakyatnya sesuai luti amanat oleh masyarakat dan fundamental masyarakat Indonesia UUD 1945. Padahal berdasarkan pemaparan perekonomian Kusmuljono adalah (Solahuddin, 2009; Mangkuprawira, 2009). Di penghasil crude palm oil (CPO) terbesar di Indonesia konsep dan pemikiran sistem dan dunia tetapi pusat transaksinya di Rotterdam, usaha agribisnis penghasil karet nomor dua di dunia dengan oleh pusat transaksinya di Ohio-AS, rumput laut, kepentingan dan perkembangan masyarakat rempah-rempah, kopi, kakao (transaksi di Indonesia sendiri. (2009), Indonesia Saragih dikembangkan antara lain dkk., dengan modifikasi Swiss) dan masih banyak produk perkebunan Sistem agribisnis merupakan totalitas atau lainnya. Indonesia juga penghasil gas alam kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari kedelapan terbesar di dunia, penghasil batu subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan bara dan emas ketujuh terbesar di dunia, ekonomi penghasil teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan minyak bumi serta penghasil input produksi, informasi, dan dunia. produksi pertanian primer tanaman dan hewan; Subianto, et. al. (2009) mengatakan juga subsistem agribisnis pengolahan, subsistem bahwa Indonesia merupakan negara tropis pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu terbesar kedua, sedangkan panjang pantai dan dukungan sarana dan prasarana serta ling- luas lautnya terluas ke empat di dunia. kungan yang kondusif bagi pengembangan ag- tembaga dan nikel nomor lima Fenomena terjadi karena masih lemahnya ribisnis (Saragih, 2001; Tampubolon, 2002; kemampuan bangsa Indonesia mengelola sum- Krisnamurthi, 2005). Dengan demikian, pem- berdaya, yang mengindikasikan masih sangat bangunan sistem agribisnis mencakup lima sub Gambar 1. Konsep Sistem Agribisnis Subsistem Pengadaan& Distribusi Input: Subsistem Budidaya: Subsistem Pengolahan Hasil: Subsistem Pemasaran: Subsistem Penunjang: Pemerintah, Koperasi, Perbankan, Lembaga Penelitian, Asosiasi, Transportasi, Asuransi, dll. Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia Pengembangan agribisnis telah menjadi faktor wirausaha. Kuratko & Hodgetts (2007); kebijakan pemerintahan 2004-2009 dalam Hisbrich et al (2008); Zimmerer & Scar- rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat In- borough (2008); Baron & Shane (2008), donesia melalui revitalisasi pertanian dalam menyatakan wirausaha menuntut suatu sikap arti luas. Pembangunan pertanian diarahkan dan laku berupa keberanian mengambil resiko, untuk mendorong pengamanan ketahanan pan- bijaksana dalam pembuatan keputusan, ke- gan, peningkatan daya saing, diversifikasi, pandaian dalam melihat peluang dan berke- peningkatan produktivitas dan nilai tambah mampuan manajerial yang baik, dan di atas produk pertanian, peternakan, perkebunan, segala-galanya wirausaha menuntut intensi un- perikanan serta kehutanan untuk peningkatan tuk melakukan kegiatan bisnis. Nybakk & Hansen (2008) mengungkap- kesejahteraan petani dan nelayan. Hal ini mengandung makna bahwa, dibutuhkan lebih kan, banyak sumberdaya manusia yang mampu un- mendapatkan perhatian banyak dalam berbagai tuk penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan kewirausahaan namun dan sangat inovasi telah sedikit yang mengkhususkan diri dalam pembahasaan usaha (Daryanto, 2009). kemudian skala kecil. Riset yang dilakukan di Norwegia mengemuka, ketika berwirausaha adalah se- menunjukkan, bahwa para wirausaha yang buah solusi yang konstruktif dalam meng- memiliki sikap yang positif untuk mandiri gerakkan sektor riil, yang sekaligus membuka cenderung akan lapangan pekerjaan, dan bermuara pada pen- mengelola usaha ingkatan kesejahteraan hidup, mengapa banyak meningkatknya program pemerintah maupun swasta yang dangkan merupakan stimulus untuk wirausaha rakyat riwisataan di Australia ditemukan fakta bahwa mengalami banyak kendala, bahkan kegaga- melalui kewirausahaan, seseorang mampu lan? Apakah benar hanya karena masyarakat melihat potensi dari situasi yang secara ke- lebih suka memilih profesi sebagai pegawai banyakan orang dinilai sebagai kerumitan mul- pemerintah atau swasta yang sifatnya depen- tidimensi alih-alih menganggapnya sebagai dentif? Apa yang menjadi pertimbangan indi- penghambat dominan yang tidak mungkin vidu dalam memilih wirausaha sebagai “jalan terselesaikan (Russell & Faulkner, 2004). hidup”? Penelitian serupa yang dilakukan di Yunani Sebuah pertanyaan besar dalam mengubah dan tingkat studi cara mereka berimplikasi pada kesejahteraan. Sepengelolaan kepa- Banyak bukti empiris yang menunjukkan, menunjukkan bahwa kreativitas, proaktivitas kegagalan program stimulus wirausaha karena dan kendali situasi menentukan hasrat dan pen- faktor ketepatan pemilihan calon penerima itikberatan individu untuk terlibat dalam stimulus yang masih lemah. Ternyata calon kegiatan kewirausahaan (Zampetakis, 2008). kurang cukup, bahkan tidak memiliki faktor- Sedangkan di China, selain pemberdayaan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 31 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA masyarakat lokal, deregulasi kebijakan dan Peneliti kembali memasukan variabel tamba- pemberian hak privatisasi atas hasil karyanya, han dari literatur, yakni kesiapan berwirausaha maka kebangkitan usaha mikro dan kecil dan efektivitas diri. Variabel-variabel ditandai oleh perilaku kewirausahaan secara tersebut, kemudian massif (Gibb & Li, 2003). Bergevoet, et. al. dioperasionalkan pada komponen-komponen (2004) menambahkan, penelitian pada peter- dari Teori Perilaku Terencana. Pengujian in- nak sapi perah di Belanda menunjukkan bahwa tensi wirausaha dilakukan kepada para maha- tujuan, ekspektasi dan sikap secara signifikan siswa studi sarjana administrasi bisnis dari em- lebih perilaku pat perguruan tinggi lainnya, dengan ukuran kewirausahaan alih-alih besaran kepemilikan total sampel 1.225 orang. Hasil penelitian usaha itu sendiri. menunjukkan bahwa ada dua variabel yang menentukan strategi dan Studi yang dilakukan oleh Van Gelderen et al (2008) dalam Career Development International, dengan tentang intensi menggunakan Teori wirausaha paling penting dari penjelasan intensi wirausaha, yaitu adanya kesiapan berwirausaha dan pentingnya keamanan financial (financial Perilaku security). Terencana. Metodologi yang digunakan adalah Studi ini juga menunjukkan intensi studi replikasi sampel. Penelitian dimulai wirausaha dapat dijelaskan dengan baik oleh dengan riset kualitatif terhadap 373 mahasiswa Teori Perilaku Terencana. Namun demikian, dua perguruan tinggi di Belanda. Pertanyaan Teori Perilaku Terencana hanya mampu men- pokok yang diajukan adalah (1) Menurut anda, jelaskan 35 persen dari varians dalam niat aspek apa yang menarik tentang wirausaha? wirausaha. Menurut peneliti, hal ini dikare- dan (2) Aspek apa yang anda pikir tidak nakan faktor usia sampel yang rata-rata 22 ta- menarik tentang wirausaha? Dua pertanyaan hun dan masih mahasiswa, sehingga pada terbuka lainnya digunakan untuk menentukan umumnya belum pasti dalam memutuskan ka- kendali rirnya. keyakinan, yaitu (1) apa yang Van Gelderen et al telah melakukan diperlukan untuk mendirikan sebuah bisnis? dan (2) apa yang dibutuhkan untuk sukses pengujian Teori menjalankan bisnis? dua tahap Perilaku Terencana dengan penelitian, yang sampelnya Hasilnya, yang menarik dari wirausaha mahasiswa. Penelitian yang akan dilakukan, adalah otonomi dan tantangan, yang tidak berusaha untuk menerapkanya pada sampel menarik adalah kurangnya keamanan finansial para wirausaha kecil dibidang agribisnis, dan beban kerja. Berdasarkan literatur, peneliti dengan mempertimbangkan kelompok usaha memasukan variabel akumulasi pendapatan yang dilakukannya (off farm hulu, on farm, off dan kekayaan. Jawaban untuk dua pertanyaan farm hilir). berikutnya adalah ketekunan dan kreativitas. Zampetakis (2008), dengan penelitiannya Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia yang berjudul The role of creativity and proac- lamin, agama, etnis, pendidikan, keluarga, sta- tivity on perceived entrepreneurial desirability tus sosial ekonomi dan pengalaman profes- memfokuskan diri pada peranan kreativitas dan sional) akan menyulitkan orang-orang untuk sifat proaktif mahasiswa di Yunani terhadap belajar menjadi wirausaha. Hal ini dikarenakan intensi kuatnya faktor penciptaan atau keturunan. kewirausahaan. Penelitian menggunakan Teori Perilaku Terencana dan Peneliti menerapkan teori intensi dari Icek Model Kegiatan Kewirausahaan untuk menguji Ajzen yang diintegrasikan dengan faktor- pada 199 mahasiswa dari tiga univesitas di faktor modal sosial (hubungan formal dan in- Yunani, yang berlatar belakang pendidikan formal yang dihasilkan individu dalam in- manajemen sumberdaya manusia. teraksinya dengan orang lain untuk mendapat- Pengolahan datanya menggunakan teknik kan apa yang diharapkannya). Dengan analisa Struktural Ekuasi Model (SEM). Hasil- demikian, modal sosial merupakan hasil dari nya menunjukkan bahwa, secara terpisah dan suatu proses investasi hubungan manusia, yang bersama-sama bahwa proaktif dan kreativitas memerlukan sumberdaya dan waktu. memiliki berpengaruh langsung dan nyata pada Subyek penelitiannya adalah mahasiswa intensi kewirausahaan. Model yang didalilkan manajemen (69.2%) dan mahasiswa ekonomi secara teoritis juga adalah fit. (30.8%), yang total ukuran sampelnya Penelitian ini memiliki keserupaan dalam sebanyak 354 orang (55% wanita dan 45% laki penentuan aspek variabel terikat, yakni intensi -laki) dari dua PTN di Seville. Uji reliabili- wirausaha tasnya dengan menggunakan teknik menggunakan Cronbach Alpha. struktural ekuasi model sebagai pisau ana- Pengaruh variabel diketahui dengan uji regresi lisanya. Namun demikian, penelitian yang berganda akan dilakukan memiliki variabel bebas yang terkecil parsial (partial least square). yang didasarkan pada kuadrat lebih lengkap, tidak hanya sekedar kreativitas Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, dan proaktif. Diharapkan penelitian yang dil- modal sosial nyata secara tidak langsung akukan relatif lebih komprehensif dan lebih mempengaruhi sesuai untuk perilaku wirausaha di Indonesia. wirausaha. Modal sosial dibutuhkan karena intensi untuk memulai Penelitian yang dilakukan Linan & Santos mampu memberikan akses pada sumber- (2007) berjudul “does social capital affect en- sumber produksi melalui hubungan timbal ba- trepreneurial intentions?” Penelitian ini dilatar lik dan rasa saling percaya. Ada dua modal so- belakangi pendapat mereka bahwa, studi ten- sial tang aspek-aspek kualitatif wirausaha yang wirausaha, yaitu hubungan individu dengan berfokus pada karakteristik psikologis dan orang-orang terdekat dan hubungan individu kepribadian serta yang menekankan pent- dengan lingkungan wirausaha. ingnya faktor-faktor demografi (usia, jenis keActa diurnA │Vol 6 No 2 │2010 yang penting untuk niat memulai Penelitian Linan dan Santos, mempunyai 33 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA pendapat latar belakang teori yang agak ber- lebih fokus pada pengintegrasian dua teori da- beda lam dengan penelitian yang akan dil- aksanakan. Peneliti mempunyai keyakinan bahwa, meskipun setiap orang dapat menjadi sebuah model. Selain itu, teknik analisanya relatif berbeda. Davis et (2002), al telah meneliti wirausaha, tetapi perlu ada cara-cara yang mengenai keputusan siswa keturunan Afrika di lebih baik untuk mengetahui tingkatan potensi Amerika untuk menyelesaikan SMU sebgai setiap orang. Hal ini untuk memudahkan sele- penerapan Teori Perilaku Terencana. Survei ksi dan pengembangannya. Hal yang relatif dilakukan kepada 166 siswa SMU keturunan sama adalah adanya upaya-upaya untuk Afrika di Amerika. Hasilnya menunjukkan mengintegrasikan variabel lain dalam Teori bahwa, niat (intensi) untuk menyelesaikan Perilaku Terencana yang dikemukakan oleh sekolah SMU dapat secara akurat diperkirakan Icek Ajen. dari sikap, norma subjektif dan kendali per- Entrepreneurial behaviour of dutch dairy farmers under a milk quota system: goals, ob- ilaku (R = 0.71: p < 0.01) yang dikemukan oleh Teori Perilaku Terencana. jectives and attitudes adalah judul penelitian Saltzera (1981), meneliti tentang moderasi yang dilaksanakan oleh Bergevoet, et al kognitif diri suatu hubungan antara intensi (2004). Penelitian di desain dengan model em- perilaku dan perilaku itu sendiri. Saltzera, piris berdasarkan Teori Perilaku Terencana mengungkapkan bahwa studi intensi perilaku untuk melihat perbedaan tujuan, sasaran dan berkaitan dengan perilaku faktual. Peneliti sikap sebagai determinan strategis dan perilaku mencari penjelasan apakah kontrol perilaku kewirausahaan. dan nilai yang dihasilkan dari perilaku akan Hasil penelitian terhadap 112 peternak mempengaruhi hubungan antara intensi dari organisasi peternak di Belanda Utara perilaku dan perilaku faktual. Survey dalam dengan teknik analisa regresi, menunjukkan studi ini dilakukan terhadap 115 orang yang bahwa tujuan, sasaran dan sikap yang tercer- berumur diantara 15 hingga 68 tahun, berkait min dalam keinginan untuk berubah, pening- dengan program penurunan berat badan. katan penghasilan dan pandangan hidup adalah Hasil dalam penelitian tersebut prediktor yang kuat dalam memahami perilaku mengungkapkan bahwa, kuatnya hubungan kewirausahaan. antara intensi perilaku dan perilaku faktual Kekuatan Teori Perilaku Terencana dalam memprediksi faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kontrol perilaku turunnya berat badan dan nilai relevan yang didapat dari mempengaruhi perilaku kewirausahaan, se- turunnya berat badan makin meyakinkan peneliti untuk mengujinya. mengindikasikan Dengan demikian, teori yang sama akan akan yakin jika perilaku yang dilakukan dapat digunakan oleh peneliti, namun akan dilakukan menghasilkan nilai-nilai lebih. Jadi nilai-nilai bahwa, tersebut. Hal ini individu-individu Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia internal dengan lebih menentukan nilai-nilai dibandingkan eksternal dalam menampilkan perilaku tersebut. Penelitian Saltzera identik dari hasil penelitiannya adalah adanya hubungan yang kuat antara intensi perilaku dengan perilaku faktual yang ditampilkan dalam individu. Hal ini sejalan dengan Teori Perilaku pemanfaatan intensi, namun berbeda dengan Terencana yang meyakini bahwa intensi rencana penelitian ke depan di mana teori yang merupakan diintegrasikan adalah teori kewirausahaan alih- perilakunya. prediksi yang kuat untuk alih moderasi kognitif diri. Hal yang menarik 1. Van Gelderen et al (2008) Menjelaskan Intensi Wirausaha melalui Teori Perilaku Terencana Korelasi, Regresi, dan kualitatif 1.225 mahasiswa 4 PT di Belanda 373 mahasiswa 2 PT di Belanda (kualitatif) Intensi wirausaha nyata sangat dipengaruhi oleh kesiapan berwirausaha dan kebutuhan akan keamanan finansial. Teori Perilaku Terencana bermanfaat dalam menjelaskan niat wirausaha. 2. Zampetakis (2008) Peran kreativitas dan proaktif dalam kewirausahaan mahasiswa di Yunani SEM Kreativitas dan proaktif memiliki pengaruh sangat nyata terhadap intensi kewirausahaan, baik secara terpisah maupun bersama-sama 3. Linan & Santos (2007) Modal Sosial dan Intensi (niat) wirausaha Survei Modal sosial nyata secara tidak langsung mempengaruhi niat untuk memulai wirausaha. Modal sosial adalah seluruh rangkaian hubungan yang dimiliki individu Partial Least Square 354 mahasiswa 2 PT di Seville 4. 5. 6. Bergevoet et al (2004) Perilaku wirausaha peternak Regresi Davis et al (2002) Keputusan siswa Keturunan Afrika di Amerika untuk menyelesaikan SMU: Penerapan Teori Perilaku Terencana Survei Hubungan antara intensi perilaku dan perilaku faktual Survey Saltzera (1981) 112 peternak di Belanda 166 siswa SMU keturunan Afrika – Amerika Perilaku wirausaha dapat dipahami melalui sikap, tujuan, dan sasaran usahanya. Niat (intensi) untuk menyelesaikan sekolah SMU dapat secara akurat diperkirakan dari sikap, norma subjektif dan kendali perilaku (R = 0.71: p < 0.01) Nilai-nilai internal (keyakinan) lebih menentukan dibandingkan nilai-nilai eksternal dalam mewujudnya perilaku Tabel 3. Penelitian-Penelitian Terdahulu Tentang Intensi Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 35 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia Teori tentang intensi (niat) dipandang pengertian tersebut, intensi (niat) dapat dimak- peneliti merupakan salah satu teori komunikasi sudkan sebagai dasar pemikiran individu da- berdimensi psikologis yang akan mampu untuk lam dirinya, yang akan ditampilkan pada per- digunakan menjelaskan dan mengelaborasi ilaku. Ajzen juga menyatakan bahwa, intensi tentang perilaku wirausaha.Teori yang pertama dapat digunakan untuk meramalkan seberapa kali mengemukakan dengan jelas tentang in- kuat keinginan individu untuk menampilkan, tensi digagas oleh Icek Ajzen dan Martin dan seberapa banyak usaha yang dilakukan Fishbein dalam Theory of Reasoned Action individu untuk menampilkan perilaku. (Teori Tindakan Berasalan) pada tahun 1975. Sikap memiliki arti kecenderungan se- Pada beberapa tahun kemudian, setelah me- bagai respon yang disukai ataupun tidak lalui serangkaian pengujian dan kritik, maka disukai terhadap objek, orang, institusi, atau Icek Ajzen (1985, 1988, 1991) menyempur- peristiwa. nakan teorinya dengan mengemukakan Theory berbagai hal, seperti pengalaman langsung of Planned Behavior (Teori Perilaku Ter- dengan objek sikap (pengalaman pribadi dan encana). asosiasi objek dengan objek lain dimana sikap Setelah diperluas menjadi Teori Perilaku Terencana, intensi dipengaruhi oleh tiga dimensi, yaitu sikap berperilaku (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective Sikap dapat terbentuk karena telah terbentuk), orang tua, kelompok, teman sebaya dan pengaruh media. Sikap seseorang dapat berkembang sebagaimana orang tersebut dapat berkembang. dirasakan Perkembangan sikap seseorang berbeda antara (perceived behavioral control). Penelitian yang satu orang dengan orang yang lain. Hal ini akan dilakukan, salah satu teorinya merupakan menyebabkan perbedaan sikap seseorang dari penerapan model dari Teori Perilaku Ter- sikap orang lain. Dengan mengetahui faktor encana tersebut. Secara teoritis, perilaku indi- yang berkaitan dengan sikap, maka diharapkan vidu dapat diprediksi dari intensinya. Dengan dapat memprediksi perilaku orang dalam perkataan lain, intensi wirausaha merupakan waktu tertentu atau ingin mengendalikan prediktor tindakan seseorang. Selain itu, akan diketahui dan norms), kendali yang perilaku kuat untuk perilaku cara-cara untuk mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan individu. Intensi didefinisikan oleh Fishbein dan baru, cara-cara menguatkan atau melemahkan Ajzen (1975), sebagai penempatan seseorang bahkan menghilangkan sikap pada seseorang dalam suatu dimensi kemungkinan subjektif atau sekelompok orang. dalam kaitannya antara dirinya dengan bebera- Sikap terhadap perilaku (attitude toward pa tindakan. Sebuah intensi perilaku merupa- the behavior) merupakan evaluasi positif atau kan kemungkinan subjektif seseorang yang negatif individu sebagai perwujudan ketertari- akan kan terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap ditunjukan dalam perilaku. Dari Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA perilaku (attitude toward the behavior) di- maka individu tersebut akan menganggap bah- pengaruhi oleh dua determinan, yaitu keya- wa perilaku tersebut adalah sesuatu yang posi- kinan berperilaku (behavioral beliefs) dan tif baginya (menyenangkan, menguntungkan evaluasi atau baik), demikian juga sebaliknya. terhadap konsekuensi perilaku Secara matematis sikap terhadap perilaku (evaluation of that consequences). Keyakinan berperilaku (behavioral be- dapat dirumuskan sebagai berikut (Fishbein & liefs) adalah kemungkinan subjektif dari hub- Ajzen, 1975): ungan antara objek yang diyakininya dengan n Ab = S bi . ei i=1 Ab= Sikap berperilaku seseorang Bi = Belief seseorang bahwa tingkah laku tersebut akan membawa konsekuensi i. ei = Evaluasi terhadap konsekuensi i. n = Jumlah belief seseorang tentang tingkah nilai, konsep, atau atribut atas objek. Belief terhadap objek terbentuk ketika seseorang menghubungkan objek tersebut dengan atribusi tertentu, dimana atribusi ini diperoleh melalui informasi, pengalaman dan penyimpulan. Sebuah penilaian subjektif seseorang terhadap suatu objek, yang mana hal tersebut menampilkan informasi yang dimiliki seseorang melalui pengalaman, pengetahuan dari orang lain, maupun proses resumeisasi atas belief-belief sebelumnya. Individu memungkinkan untuk memiliki belief yang banyak jumlahnya terhadap suatu objek, namun yang sangat menentukan sikapnya hanyalah belief yang mendasar. Belief mendasar yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek diperkirakan hanya berjumlah sekitar 5-9 item saja. Dengan mengidentifikasi belief yang mendasar ini, maka akan dapat diramalkan sikap individu secara lebih akurat. Evaluasi konsekuensi berperilaku (evaluation of that consequences) adalah kemungkinan subjektif yang mewujud sebagai konsekuensi logis yang akan didapat dari perilaku tertentu. Apabila dengan berperilaku tertentu individu yakin bahwa, akan menghasilkan konsekuensi positif baginya, Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 laku tersebut. Norma subjektif (subjective norms) merupakan persepsi sebagian besar orang yang dianggap penting bagi dirinya dan mempengaruhinya (significant others’), yang mengharapkan dirinya melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Norma subjektif ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu normative beliefs (keyakinan normatif) dan motivation to comply (motivasi kepatuhan). Keyakinan normatif (normative beliefs) adalah representasi persepsi dari orang-orang yang penting bagi seseorang dan mempengaruhinya (significant others’) tentang perilaku terbaik yang harus dilakukan. Dengan perkataan lain, keyakinan seseorang mengenai apa yang harus dilakukannya sesuai dengan harapan orang-orang yang penting baginya dan mempengaruhinya tentang perilaku yang dinilai terbaik. Motivasi kepatuhan (motivation to comply), berarti kemungkinan subjektif dari orang37 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia orang yang penting baginya dan but, maka kendali keyakinan seseorang di- mempengaruhinya (sebagai referen), sehingga pengaruhi oleh informasi dari orang lain yang seseorang harus menampilkan perilaku tertentu pernah mengalaminya, serta faktor lain yang dan memotivasinya untuk patuh terhadap ek- dapat meningkatkan atau menurunkan persep- spetasi referens. Motivasi kepatuhan ini, antara sinya akan kemudahan untuk menampilkan lain dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian tingkahlaku tertentu. Semakin yakin seseorang tertentu, seperti kebutuhan untuk diterima atau bahwa dia memiliki kesempatan dan sum- afiliasi harga diri individu. berdaya yang besar, dan semakin sedikit ha- Pengukuran terhadap norma subjektif dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian normative belief dengan motivation to comply (Fishbein & Ajzen, 1975). langan yang individu persepsikan ada, maka kendali perilakunya semakin kuat. Kemampuan menciptakan pekerjaan dan ketahanan terhadap krisis ekonomi, bahkan n SN = S bi. mi. i=1 krisis multidimensi telah ditunjukkan pula oleh wirausaha UMKM di Indonesia. UMKM telah SN = Norma subjektif seseorang terhadap tingkah laku bi = Keyakinan normatif terhadap significant others’ mi = Motivasi kepatuhan seseorang terhadap harapan significant others’ n = Jumlah individu/ kelompok yang berarti baginya Kendali perilaku (perceived behavioral mampu menyerap lebih dari 97% tenaga kerja (2007), dan mampu mencegah kehancuran ekonomi Indonesia di masa krisis (Kusmuljono, 2009). Peranan dan ketangguhan wirausaha UMKM inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menempatkannya sebagai subjek penelitian. Berdasarkan data tersebut, subjek penelitian akan difokuskan pada individu wirausaha kecil yang bergerak dibidang agri- mengenai mudah atau sulitnya memunculkan bisnis. Usaha kecil agribisnis dipilih karena suatu perilaku tertentu, serta diasumsikan se- merupakan bagai refleksi dari pengalaman masa lalunya dengan kebutuhan dasar masyarakat, sehingga dan hambatan-hambatan yang diantisipasi. sangat Kendali perilaku (perceived behavioral con- perekonomian Nasional. control) merupakan persepsi usaha yang menentukan paling berkaitan kelangsungan hidup trol) dipresentasikan melalui control beliefs Wirausaha (entrepreneur) adalah orang (kendali keyakinan), yang merupakan keya- yang melaksanakan perilaku kewirausahaan. kinan mengenai kesempatan dan sumberdaya Seorang wirausaha mampu mengubah tan- yang dimiliki individu dalam melakukan suatu tangan dan peluang menjadi manfaat bernilai tingkahlaku. Kendali keyakinan dapat ter- tambah sehingga memberikan keuntungan, bentuk dari pengalaman terhadap tingkahlaku dengan kemandirian sebagai dasar aktivi- tersebut, jika tidak memiliki pengalaman terse- tasnya. Oleh karena itu, wirausaha merupakan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA orang yang mempunyai energi, kreatif, ino- memberikan perubahan dengan konsekuensi vatif, optimis, pekerja keras, berani mengambil ketidakpastian. resiko dan kemauan menerima tanggungjawab Inovasi yang sukses adalah hasil pencari- pribadi dalam mewujudkan suatu impian se- an dengan penuh kesadaran dan bertujuan hingga menjadi prestasi terbaik dengan orien- mengantisipasi munculnya peluang. Inovasi tasi ke masa depan. Wirausaha adalah pencipta harus kekayaan, pusat pertumbuhan pekerjaan dan berbagai proses interaksi dan didukung budaya ekonomi, yang memberikan mekanisme pem- untuk selalu bertanya. dikembangkan dengan pengelolaan Dalam praktek sehari-hari, tampaknya bagian kekayaan. Selain kemandirian, seorang wirausaha wirausaha dalam arti luas tidak selalu dituntut memiliki kreativitas yang bermanfaat memerlukan sesuatu yang baru. Banyak bisnis untuk menciptakan inovasi. Kreativitas adalah yang berhasil karena meniru bisnis orang lain proses timbulnya ide yang baru, sedangkan (Me-too business), dan ternyata juga bisa inovasi adalah pengimplementasian ide itu se- menghasilkan uang yang memadai. Inovasi hingga menimbulkan perubahan. Kreativitas dibutuhkan wirausaha, saat tak lagi ada dibentuk oleh motivasi, rasa keingintahuan dan perkembangan yang berarti karena orang lain kemauan untuk mengatasi akan mempelajari kekuatan usaha kita dan ketidakpastian. untuk menirunya (imitation). Oleh karenanya, setiap mengembangkan ide-ide baru dan menemukan saat dibutuhkan adanya inovasi dari sebagian cara-cara baru dalam memecahkan berbagai wirausaha untuk menumbuhkan pasar-pasar masalah dan menghadapi peluang. baru. Kreativitas berarti kemampuan Inovasi berarti kemampuan untuk men- Kewirausahaan (entrepreneurship) meru- erapkan kreativitas dalam rangka memecahkan pakan kemampuan individu untuk mencip- masalah dan mengelola peluang untuk mening- takan ide, produk atau jasa bernilai tambah katkan atau memperkaya kehidupan. Inovasi melalui berarti sesuatu atau melakukan sesuatu yang pendayagunaan seluruh potensi dirinya dan baru atau dianggap baru pada lingkunganya. didukung lingkungan yang terukur secara cer- Inovasi dapat dilakukan terhadap produk, sis- mat tem, proses, dan metode yang secara ringkas mendapatkan kemandirian dan kesejahteraan. berorientasi pada nilai tambah. Inovasi meru- Dengan perkataan lain, kewirausahaan mem- pakan sumber kekuatan dan kemampuan baru butuhkan kedinamisan individu untuk selalu untuk wirausaha dalam menciptakan kese- memunculkan perilaku terbaik, sehingga mem- jahteraan masyarakat, yang sekaligus berdam- berikan banyak manfaat bagi diri dan ling- pak pada kehidupan dirinya. Inovasi adalah kungannya. menciptakan “sumberdaya” ekonomi. Inovasi Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 kreativitas dalam Standar risiko yang dan inovasi ketidakpastian diterapkan dengan untuk dalam 39 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia kewirausahaan adalah mencapai prestasi ter- kewirausahaan tiada lain “kebebasan” atau baik. Ide, jasa dan produk yang dihasilkannya “kemerdekaan”. Oleh karena itu, kemandirian akan selalu memberikan nilai tambah dan ber- membutuhkan kepercayaan diri yang terukur. manfaat untuk sendi-sendi kehidupan masyara- Dengan demikian, kewirausahaan lebih kat. Dengan demikian, kewirausahaan merupa- banyak kan suatu kualitas terbaik dari perilaku mandiri wirausaha. Hal ini mengindikasikan pula pent- seseorang, tidak cukup sekedar keahlian dan ingnya pengkajian lebih mendalam terhadap tidak sekedar berbuat. Inti kewirausahaan ada- faktor-faktor yang berpengaruh pada muncul- lah kemandirian seseorang untuk bertanggung nya perilaku wirausaha. Beranjak dari kerang- jawab yang ka ini, maka sesungguhnya peranan komu- dibangun dari perjalanan sepanjang kehidupan nikasi, khususnya komunikasi intrapersonal individu, baik hasil dialog saat kesendiriannya memainkan peranan yang sangat penting untuk maupun hasil dari proses komunikasi dengan melihat bagaimana sesungguhnya dialektika di lingkungannya. dalam diri individu yang memilih jalan hidup atas nasibnya. Kemandirian Kemandirian dalam berkaitan dengan potensi diri Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA Daftar Pustaka Ajzen, I. 1985. "From intentions to actions: a theory of planned behaviour", in Kuhl, J. et al. (Ed.), Action-Control: From Cognition to Behaviour, Springer, Heidelberg, pp. 11-39. Ajzen, I. 1988. Attitude, Personality, and Behavior. Milton Keynes, England: Open University Press. Ajzen, I. 1991. "The theory of planned behaviour", Organizational Behaviour and Human Decision Processes, Vol. 50, pp. 179-211. Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Antoncic, B. 2009. The Entrepreneur's General Personality Traits and Technological Developments, World Academy of Science, Engineering and Technology 53. 2009. Asrori, M. (tanpa tahun). Hubungan Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavior Control dengan Intensi Menghindari Pajak (Studi pada Wajib Pajak, Pajak Penghasilan Perorangan di Kodia Semarang). Perpustakaan Pusat UI. Melalui hp://lontar.cs.ui.ac.id/gateway/file? file=digital/74400-t 143.pdf Baker, W.E. & J.M. Sinkula. 2009. The Complementary Effect of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation on Profitability in Small Businesses. Journal of Small Business Management. Milwaukee: Oct 2009. Vol. 47. Iss. 4: pg. 443, 22 pgs. Baldwin, J.R., S.D. Perry & M.A. Moffitt. 2004. Communication Theories: for Everyday Life. United State of America: Pearson Education, Inc. Bann, C.L. 2009. An Innovative View of the Entrepreneur Through Exploration of the "Lived Experience" of the Entrepreneur in Startup of the Business. The Journal of Business and Economic Studies. Oakdale: Vol. 15, Iss. 2; pg. 62, 22 pgs. Baron, R.A. & S.A. Shane. 2008. Entrepreneurship: a process perspective. China: Thomson SouthWestern. Basri, F. & H. Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group. Bergevoet, R.M.H., C.J.M. Ondersteijn, H.W. Saatkamp, C.M.J. van Woerkum & R.B.M. Huirne. 2004. Entrepreneurial behaviour of dutch dairy farmers under a milk quota system: goals, objectives and attitudes. http://www. sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/agsy, Agricultural Systems 80 (2004) 1–21 Biro Pusat Statistik Jawa Barat. 2009. Jawa Barat Dalam Angka 2009. Bandung. Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2009. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2009. Bogor. Boeree, C.G. 2009. Personality Theories. Terjemahan. Inyiak Ridwan Muzir. Jogyakarta: Prismashopie. Cochran, W.G. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan. Rudiansyah dan Erwin R. Osman. Jakarta: UI-Press. Costa, P.T., & McCrae, R.R. 1992. NEO PI-R. Professional manual. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources, Inc. Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor: IPB Press. Davis, Larry E., Icek Ajzen, Jeanne Saunders and Trina Williams. 2002. The Decision of African American Students to Complete High School: An Application of the Theory of Planned Behavior. School of Social Work, University of Pittsburgh, University of Massachusetts, George Warren Brown, and Washington University. Fishbein, M. & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Reseach. Sydney: Addison-Wesley Publishing Company. Gartner. 1990. What Are We Talking About When We Talk About Entrepreneurship? Journal of Business Venturing. 5 (1), pg.15-28 Gibb A. & J. Li . 2003. Organizing for Enterprise in China: what can we learn from the Chinese Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 41 PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti StudiMATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi Intrapersonal MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia micro, small, and medium enterprise development experience. http://www.sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/futures future 35 (2003) 403-421. Griffin, E.M. 2006. A First Look At Communication Theory. New York: McGraw-Hill. Hisrich, R.D., M.P. Peters & D.A. Shepherd. 2008. Kewirausahaan. Terjemahan. Criswan Sungkono dan Diana Angelica. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat. Kolopaking, L.M. 2009. Mengatasi Pengangguran melalui Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Makalah Lokakarya Nasional Upaya Pemberdayaan Usha Mikro Sektor Pangan dan Ketenagakerjaan. IICC-Bogor. Krech, D., R.S, Crutchfield and E.L. Ballachey. 1963. Individual in Society. International Student Edition. McGraw-Hill International Book Company. Tokyo. Krisnamurthi, B. 2005. Menumbuhkan Ide dan Pemikiran: Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis. Bogor: Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan-LPPM IPB. Kuratko, D.F. & R.M. Hodgetts. 2007. Entrepreneurship. Canada: Thomson South-Western. Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. Bogor: IPB Press. Linan, F. & F.J. Santos. 2007. Does Social Capital Affect Entrepreneurial Intentions? International Atlantic Society. http://www.proquest.com [9/9/2007] Lupiyoadi, R. 2007. Entrepreneurship: from mindset to strategy. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi UI. Mangkuprawira, S.Tb. 2009. Bisnis, Manajemen dan Sumberdaya Manusia. Bogor: IPB Press. Mastuti, E. 2008. Memahami Perilaku Prokrastinasi Akademik Berdasar Tingkat Self Regulation Learning dan Trait Kepribadian. Surabaya: Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga. Meredith, G.G., R.E. Nelson & P.A. Neck. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Terjemahan. Andre Asparasayogi. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo. Muatip, K. 2008. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah: Kasus Peternak Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bogor: Program Pascasarjana IPB. Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nitisusastro, M. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta. Nybakk & Hansen. 2008. Entrepreneurial attitude, innovation and performance among Norwegian nature-based tourism enterprises. http://www. sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/forpol, Forest Policy and Economics 10 (2008) 473–479 Pambudy, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A. Satria. 1999. Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis: Bogor: Pustaka Wirausaha Muda. Phalestie, A.A. 2007. Hubungan Antara Trait Kepribadian dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Kerja pada Agen Asuransi. Skripsi. Jakarta: Universitas Atmajaya. Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil: UKM & Industri. Bandung: Alfabeta. Rakhmat, J. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: CV Remadja Karya. Rokhman, A. 2008. Peranan Kebijakan Publik, Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi Sumberdaya Manusia dalam Pengembangan Produk Perikanan Prima. Bogor: Program Pascasarjana IPB. Russell, R & B. Faulkner. 2004. Entrepreneurship, Chaos And The Tourism Area Lifecycle. http:// www.sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/atoures. Annals of Tourism Research, Vol. 31, No. 3, pp. 556–579, 2004. Saragih, B. 2001. Membangun Sistem Agribisnis. Bogor: USESE Foundation dan Sucofindo. Saragih, B. 2001. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor: Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT Surveyor Indonesia. Saltzera, E.B. 1981. Cognitive moderators of the relationship between behavioral intentions and behavior. Journal of Personality and Social Psychology Volume 41, Issue 2, August 1981, Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA Pages 260-271, Seniati, A.N.L. 2002. Pengaruh Masa Kerja, Trait Kepribadian, Kepuasan Kerja, dan Iklim Psikologis Terhadap Komitmen Dosen pada Universitas Indoensia. Desertasi. Depok: Program Pascasarjana UI. Solahuddin, S. 2009. Pertanian: Harapan Masa Depan Bangsa. Bogor. IPB Press. Soesarsono. 1996. Pengantar Kewiraswastaan. Bogor: Jurusan Teknologi Industri, Fateta, IPB. Subianto, P., H. Djojohadikusumo, R. Pambudy, E.S. Thohari, Frans BMD, R. Purnama dan W. Purnama. 2009. Membangun Kembali Indonesia Raya: Haluan Baru Menuju Kemakmuran. Jakarta: Institut Garuda Nusantara. Suharyadi, A. Nugroho, Purwanto S.K. dan M. Faturohman. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat. Suherman, E. 2008. Business Entrepreneur. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, S. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suryabrata, S. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi. Suryana. 2008. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Tambunan, T.T.H. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. Tampubolon, S.M.H. 2002. Sistem dan Usaha Agribisnis. Bogor: Pusat Studi Pembangunan IPB dan USESE Foundation. Van Gelderen, M., M. Brand, M. van Praag, & W. Bodewes. 2008. Explaining entrepreneurial intentions by means of the theory of planned behavior. Career Development International. Bradford: 2008. Vol. 13, Iss. 6; pg. 538. West, R. & L.H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory: Analysis and Application. New York: McGraw-Hill. Zampetakis. 2008. The role of creativity and proactivity on perceived entrepreneurial desirability. http://www.sciencedirect.com www.elsevier .com/locate/tsc Thinking Skills and Creativity 3 (2008) 154–162 Zimmerer, T.W. & N. M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Terjemahan. Deni Arnos Kwary. Jakarta: PT Indeks. Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 43