Copy - Jurnal Acta II 2010 - S1 Ilmu Komunikasi UNSOED

advertisement
TOPIK UTAMA
Era Perspektif Baru Kajian Kewirausahaan :
Studi Komunikasi Intrapersonal
Wahyu Budi Priatna
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi & Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Abstrak
Inti kewirausahaan adalah kemandirian seseorang untuk bertanggung jawab atas nasibnya.
Kemandirian yang dibangun dari perjalanan sepanjang kehidupan individu, baik hasil dialog saat
kesendiriannya maupun hasil dari proses komunikasi dengan lingkungannya. Kemandirian dalam
kewirausahaan tiada lain “kebebasan” atau “kemerdekaan”. Oleh karena itu, kemandirian membutuhkan kepercayaan diri yang terukur. Salah satu pisau analisa yang kerap diabaikan dalam studi
kewirausahaan adalah komunikasi, dalam hal ini komunikasi intrapersonal. pendekatan komunikasi intrapersonal memainkan peranan yang sangat penting karena akan mampu memberikan
pandangan yang lebih komprehensif tentang kewirausahaan. Dialog di dalam diri individu yang
memilih jalan hidup sebagai wirausaha, telah mampu melampaui kekhawatiran akan “keamanan
penghasilan” (gaji rutin meskipun rendah), seandainya dia memilih profesi sebagai pegawai perusahaan atau pemerintah. Wirausaha telah melepaskan diri dari budaya “prihatin asal aman”, dengan
kemampuan dan keberanian mengambil resiko.
Kata Kunci: Kajian Kewirausahaan, Komunikasi Intrapersonal
Pendahuluan
Penelaahan tentang usaha kecil, selama
ini secara umum lebih menekankan pada aspek
-aspek ekonomi dan manajemen. Hal ini tidaklah sebuah kekeliruan.
Kewirausahaan
merupakan salah satu jalan untuk pemenuhan
aspek kesejahteraan, yang ditandai dengan
adanya peningkatan keuntungan, yang seringkali diukur dari hasil finansial bagi pengusahanya. Namun demikian, pengabaian terhadap
proses
kewirausahaan
pembentukan
sejatinya
menghantarkan proses
hanya
jiwa
akan
kemandirian usaha
(wirausaha) ini menjadi sebuah kesia-siaan
belaka.
Salah satu pisau analisa yang kerap diabaikan dalam studi kewirausahaan adalah
komunikasi, dalah hal ini komunikasi intrapersonal. Menurut West dan Turner (2007),
komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri, meliputi
kegiatan berbicara kepada diri sendiri (dialog
internal), serta kegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional) terhadap lingkungan. dialog internal dalam diri
manusia adalah esensi dari komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal selain
memberikan penilaian terhadap orang lain, ju-
PENTINGNYA
Era Perspektif
KOMUNIKASI
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
:
DALAM KEBERHASILAN
Studi Komunikasi
MODIFIKASIIntrapersonal
KOMUNIKASI ANTARMANUSIA
ga memberikan kesempatan bagi individu un-
mengembangkan kewirausahaan.
tuk menilai dirinya sendiri. Individu akan
Studi kali ini bersifat kajian kepustakaan
memiliki kemampuan untuk menilai tentang
tentang dinamika perilaku kewirausahaan se-
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam be-
bagai aktivitas terencana yang berbasis pada
berapa situasi tertentu. Selanjutnya dikatakan
komunikasi intrapersonal pada pengusaha,
bahwa, penelitian komunikasi intrapersonal
khususnya
berfokus pada kognisi, simbol dan niat
dikedepankan ? Krisis pada Juli 1997, yang
(intensi) yang dimiliki seseorang terhadap per-
awalnya bertumpu pada keuangan, berlanjut
ilaku tertentu.
menjadi krisis multi dimensi. Hal ini semakin
agribisnis.
Mengapa
hal
ini
Dengan demikian, pendekatan komu-
menyadarkan banyak pihak adanya kekeliruan
nikasi intrapersonal memainkan peranan yang
dalam menerapkan prinsip perekonomian.
sangat penting karena akan mampu mem-
Pemerintah cenderung mengutamakan ke-
berikan pandangan yang lebih komprehensif
bijakan makro ekonomi. Tetapi sektor riil yang
tentang kewirausahaan.
Dialog di dalam diri
lebih berkeadilan dan pemerataan, kurang
individu yang memilih jalan hidup sebagai
mendapat perhatian. Padahal, sebagian besar
wirausaha, telah mampu melampaui kek-
masyarakat menghidupi keluarga mereka dari
hawatiran akan “keamanan penghasilan” (gaji
sektor riil (Basri & Munandar, 2009).
rutin meskipun rendah), seandainya dia mem-
Menurut
Kolopaking
(2009),
kondisi
ilih profesi sebagai pegawai perusahaan atau
krisis yang lebih buruk dapat diredam oleh
pemerintah. Wirausaha telah melepaskan diri
perkembangan sektor tradisional dan kecil
dari budaya “prihatin asal aman”, dengan ke-
(ekonomi kerakyatan). Fungsi penyelamatan
mampuan dan keberanian mengambil risiko.
ini segera terlihat pada sektor-sektor penye-
Berangkat dari fenomena tersebut,
diaan
kebutuhan
pokok
rakyat
melalui
maka penelaahan kewirausahaan tidak cukup
produksi dan normalisasi distribusi. Bukti ter-
hanya dengan mengandalkan pada proses pem-
sebut paling tidak telah menumbuhkan opti-
belajaran, pelatihan keterampilan berusaha dan
misme baru bagi sebagian besar orang yang
dukungan pemodalan. Dalam situasi demikian,
menguasai sebagian kecil sumberdaya, akan
maka pendekatan komunikasi adalah sebuah
kemampuannya untuk menjadi motor pertum-
pilihan konstruksi berfikir paradigmatik yang
buhan bagi pemulihan ekonomi. Suherman
mampu memberikan penjelasan tentang belum
(2008) menyatakan bahwa, usaha mikro-kecil
tumbuhkembangnya jiwa kewirausahaan itu
(UMK) merupakan salah satu solusi keberlang-
sendiri. Melalui pendekatan komunikasi in-
sungan ekonomi negara yang langsung bersen-
trapersonal, akan dapat menjelaskan berbagai
tuhan pada eksistensi masyarakat secara
faktor yang diestimasi dapat menjadi indikator
berkesinambungan.
untuk
upaya-upaya
meningkatkan
dan
Sejarah perekonomian Indonesia di masa
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
krisis, telah menunjukkan kelenturan dan ke-
saha besar. Meskipun, lapisan atas mulai pulih
mandirian usaha mikro, kecil dan menengah
semenjak tahun 2003, lebih cepat dibanding-
(UMKM), terutama UMK dibandingkan para
kan kelompok usaha rakyat. Namun menyisa-
pengusaha besar (Kusmuljono, 2009; Basri &
kan persoalan hutang dalam jumlah yang san-
Munandar, 2009; Kolopaking, 2009, Tambu-
gat besar, yang mesti ditanggung oleh generasi
nan, 2009). Pelaku UMK lebih dari 45 persen
selanjutnya. Pengusaha besar dengan segala
bergerak di sektor agribisnis. Ketangguhan
fasilitas yang diberikan perbankan dan keber-
sektor agribisnis diindikasikan oleh kemampu-
pihakan kebijakan pemerintah, terbukti rapuh
annya untuk tumbuh secara positif (0,22%).
menopang perekonomian Indonesia.
Sementara perekonomian nasional secara agre-
Krisis keuangan global telah mengajarkan
gat mengalami kontraksi yang sangat hebat (-
kepada banyak negara maju, untuk kembali
13,7%), sehingga terjadi penurunan penyera-
pada basic ekonomi, yaitu UMK, khususnya
pan tenaga kerja nasional. Hal yang se-
UMK pertanian. Dari sisi pengembangan
baliknya, sektor agribisnis justru mampu
pasar,
meningkatkan kapasitas penyerapan tenaga
mendayagunakan pasar domestik dan tidak
kerja. Fakta empiris ini menunjukkan bahwa
tergantung hanya pada pasar global. Pasar
sektor agribisnis merupakan sektor yang paling
domestik,
tangguh dalam menghadapi krisis, dan paling
ekonomi yang juga sangat besar (Kusmuljono,
berjasa dalam menampung pengangguran se-
2009; Daryanto, 2009).
Pada saat krisis keuangan global tahun
kembali
membuktikan
menunjukkan
ternyata
pentingnya
menyimpan
potensi
Kondisi tersebut merupakan peluang besar
bagai akibat krisis (Saragih, 2001).
2008,
krisis
bahwa
bagi tumbuhnya wirausaha-wirausaha Indonesia, untuk masuk ke sektor agribisnis berskala
perekonomian harus dibangun dengan mem-
kecil,
perkokoh real based economy. Rente ekonomi
menghadapi berbagai kondisi krisis. Selain itu,
harus dilakukan dengan kegiatan investasi
pengembangan pengusaha kecil diyakini telah
yang produktif (Kolopaking, 2009; Basri dan
mampu meningkatkan pertumbuhan dan men-
Munandar, 2009). Pemerintah sudah seha-
gubah struktur ekonomi nasional menjadi lebih
rusnya, memberikan lebih banyak kesempatan
kokoh dan berimbang (Pambudy dkk., 1999).
dan fasilitas untuk perkembangan sektor riil.
karena
kelenturannya
sekalipun
Peranan wirausaha kecil agribisnis yang
Keberpihakan pemerintah, khususnya pada
mampu
UMK agribisnis merupakan pilihan tepat kare-
perekonomian
na keberadaan pemerintah untuk mensejahtera-
ketangguhan usaha yang dikelolanya. Hal ini
kan kehidupan nyata rakyatnya, bukan hanya
menarik untuk menjadikan wirausaha kecil ag-
mengejar pertumbuhan ekonomi yang kese-
ribisnis sebagai subjek dari penelitian yang
jahteraan rakyat diwakili sebagian kecil pengu-
akan dilakukan. Wirausaha kecil agribisnis
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
bertahan
dari
nasional,
kebangkrutan
mengindikasikan
25
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
adalah sumberdaya manusia yang paling
proses kesadaran yang menyebabkan ter-
menentukan keberlangsungan usaha kecil agri-
jadinya perilaku itu.
bisnis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
Menurut West dan Turner (2007), komu-
wirausaha kecil agribisnis, diharapkan akan
nikasi intrapersonal merupakan komunikasi
membantu perkembangannya.
yang berlangsung dalam diri, meliputi kegiatan
fokus
berbicara kepada diri sendiri (dialog internal),
karena
serta kegiatan mengamati dan memberi makna
kewirausahaan tidak sekedar kemampuan da-
(intelektual dan emosional) terhadap ling-
lam berbuat, tetapi lebih jauh merupakan pros-
kungan. Dengan demikian, pendekatan komu-
es pengolahan informasi untuk berperilaku
nikasi intrapersonal memainkan peranan yang
wirausaha. Dengan demikian, dialog dalam diri
sangat penting karena akan mampu mem-
sendiri merupakan faktor yang sangat menen-
berikan pandangan yang lebih komprehensif
tukan munculnya perilaku kewirausahaan yang
tentang kewirausahaan, yang selama ini lebih
ditampilkan. Dialog dalam diri sendiri bukan-
banyak dikaji dari sudut pandang manajemen
lah proses yang terlepas dari aktivitas individu
dan ekonomi.
Komunikasi
penelitian
intrapersonal
yang
akan
menjadi
dilakukan
dengan pihak lain dan lingkungannya. Namun
Pemikiran
West
&
Turner
(2007),
justru, dialog terjadi sebagai hasil dan aktivitas
menekankan bahwa dialog internal dalam diri
individu saat bertransaksi dengan pihak lain
manusia adalah esensi dari komunikasi in-
dan lingkungan sekitar.
trapersonal. Komunikasi intrapersonal selain
Rakhmat (1994), menjelaskan bahwa
memberikan penilaian terhadap orang lain, ju-
psikologi tidak hanya mengulas komunikasi
ga memberikan kesempatan bagi individu un-
diantara neuron, tetapi mencoba menganalisis
tuk menilai dirinya sendiri. Individu akan
seluruh komponen yang terlibat dalam proses
memiliki kemampuan untuk menilai tentang
komunikasi. Psikologi mengkaji komunikasi
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam be-
intrapersonal, yakni berkaitan dengan berbagai
berapa situasi tertentu. Selanjutnya dikatakan
karakteristik dan sifat-sifat individu serta
bahwa, penelitian komunikasi intrapersonal
menganalisis berbagai faktor internal maupun
berfokus pada kognisi, simbol dan niat
eksternal yang mempengaruhi perilaku komu-
(intensi) yang dimiliki seseorang terhadap per-
nikasinya. Selain itu, psikologi tertarik juga
ilaku tertentu.
untuk memahami komunikasi antarpribadi dan
Mulyana
(2005)
berpendapat,
bahwa
yang
istilah komunikasi intrapersonal sebenarnya
digunakan. Selanjutnya dijelaskan bahwa, pen-
belum tepat, karena pengertian segala perilaku
dekatan psikologi berkaitan dengan kesadaran
dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua
dan pengalaman manusia, terutama pada per-
orang atau lebih. Namun demikian, tidak dira-
ilaku manusia dan mencoba menyimpulkan
gukan sebelum individu melakukan komu-
penggunaan
lambang-lambang
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
nikasi dengan orang lain akan melakukan
dirinya dengan beberapa tindakan. Sikap ter-
komunikasi dengan diri sendiri. Berdasarkan
hadap perilaku adalah evaluasi positif atau
pemikiran Mulyana (2007), komunikasi in-
negatif dari individu sebagai perwujudan ket-
trapersonal merupakan landasan komunikasi
ertarikan terhadap perilaku tertentu. Norma
antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-
subjektif adalah persepsi sebagian besar orang
konteks lainnya. Komunikasi intrapersonal da-
yang dianggap penting bagi dirinya yang
lam disiplin komunikasi belum dipaparkan
mengharapkan dirinya melakukan atau tidak
secara rinci dan tuntas, karena melekat pada
melakukan suatu perilaku tertentu. Beberapa
komunikasi antarpribadi dan bentuk-bentuk
tahun kemudian, setelah melalui serangkaian
komunikasi lainnya. Hal yang sangat menarik
pengujian dan kritik, maka Icek Ajzen me-
dikatakannya bahwa, keberhasilan komunikasi
nyempurnakan
kita dengan orang lain bergantung pada
luasnya menjadi Teori Perilaku Terencana
keefektifan
(Theory of Planned Behavior) pada tahun
komunikasi
kita
dengan
diri
1985.
sendiri.
Faktor
teorinya
kendali
dengan
perilaku
memper-
terasakan
Dalam tinjauan teori komunikasi yang
(perceived behavioral control) dimasukan se-
berperspektif psikologi tersebut, pada awalnya
bagai yang juga mempengaruhi intensi per-
intensi untuk melaksanakan sesuatu dijelaskan
ilaku.
dalam Teori Tindakan Beralasan (Theory of
Kajian tentang wirausaha dalam perspek-
Reasoned Action) dari Martin Fishbein & Icek
tif komunikasi adalah salah satu kecabangan
Ajzen (1975). Teori Tindakan Beralasan meru-
disiplin ilmu komunikasi yang relatif belum
pakan salah satu teori terbaik yang mampu
dikembangkan di Indonesia. Selama ini, pen-
menjelaskan
sikap
elaahan wirausaha dan kewirausahaan lebih
mempengaruhi perilaku melalui intensi per-
banyak didekati dari disiplin ilmu manajemen
ilaku (Baldwin et. al. 2004).
dan ekonomi. Padahal yang tidak dapat dia-
dikatakan,
tentang
bahwa
bagaimana
teori
Selanjutnya
didesain
dengan
mengetahui intensi perilaku terhadap situasi
baikan dari interaksi wirausaha adalah manusia
sebagai pelaku komunikasi.
atau objek spesifik. Teori ini mengemukakan
Zimmerer & Scarborough (2008), menya-
bahwa intensi perilaku dipengaruhi oleh faktor
takan wirausaha dituntut untuk menyukai
sikap terhadap perilaku (attitude toward the
tanggung jawab, keberanian mengambil resiko,
behavior)
dan
norma-norma
subjektif
(subjective norms).
memiliki kepercayaan diri, hasrat untuk langsung mendapatkan umpan balik, semangat
Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisi-
yang tinggi, orientasi ke depan, keterampilan
kan intensi perilaku dalam teorinya, sebagai
mengorganisasi, menilai prestasi lebih tinggi
penempatan seseorang dalam suatu dimensi
dari uang, berkomitmen tinggi, toleransi pada
kemungkinan subjektif dalam kaitannya antara
ketidakpastian, fleksibelitas, dan keuletan. Hal
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
27
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
ini mengindikasi pentingnya kepemilikian po-
makna pada pesan yang dikirim oleh sumber
tensi diri, yang hanya muncul ketika individu
dalam rangka mempengaruhi.
mampu melakukan dialog wirausaha secara
Penelitian yang akan dilakukan termasuk
internal. Menurut Mulyana (2007), keefektifan
dalam kajian komunikasi intrapersonal di mana
komunikasi kita dengan diri sendiri akan
berlangsung dialog internal di dalam diri
menentukan keberhasilan komunikasi kita
wirausaha. Morrow, 1998 (dalam West &
dengan orang lain.
Turner, 2007) mengungkapkan bahwa aktivitas
Griffin (2006) mengemukakan bahwa,
manusia didominasi oleh perilaku konversasi
salah satu dalam pemetaan studi komunikasi
dengan dirinya sendiri, alih-alih dengan orang
adalah penemuan kebenaran secara sistematis
lain. Aitken & Shedletsky, 1997 (dalam West
dan berbasis pada prinsip kausalitas. Me-
& Turner, 2007) menambahkan, bahwa komu-
mahami komunikasi sejatinya adalah berbicara
nikasi
tentang proses interaksi, yang mana individu
atribusi tentang apa yang seharusnya diper-
memanfaatkan bentuk tanda atau simbol untuk
buat. Dengan kata lain, melalui dialog internal
membentuk dan memberikan makna dalam
seseorang
sebuah hubungan (Mulyana, 2005; West &
menghadirkan pemaknaan yang dipersepsikan
Turner, 2007). Mereka juga menandaskan,
penting dalam kehidupan.
intrapersonal
menghadirkan
berusaha
membentuk
pula
dan
bahwa komunikasi terjadi jika orang memberi
Tabel 1. Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2005 dan 2007
Indikator
Jumlah total UMKM (unit)
2005
2007
44.689.588
49.840.489
99,90
99,99
77.678.498
91.752.318
96,77
97,33
Investasi UMKM (Rp miliar)
275.367
462.012
PDB dari UMKM (Rp miliar)
1.480.003
2.121.310
PDB UMKM terhadap Total PDB (%)
54,22
53,60
Ekspor Non Migas UMKM (Rp miliar)
109.129
142.822
19,16
20,02
Total UMKM/Total Usaha (%)
Tenaga kerja UMKM (orang)
Tenaga kerja UMKM terhadap Total TK (%)
Ekspor Non Migas UMKM terhadap Total Ekspor (%)
Sumber: Kusmuljono (2009)
Peranan UMKM dalam perekonomian
UMKM), yang mampu menyerap hampir 77
Indonesia pada tahun 2005 dan 2007 diper-
juta orang atau 81,7% dari total tenaga kerja
lihatkan pada Tabel 1. Peranan UMKM dalam
(Kusmuljono, 2009). Dengan demikian, usaha
perekonomian Indonesia pada tahun 2007,
mikro adalah usaha yang paling banyak
mengidentifikasikan pula bahwa jumlah usaha
digeluti dan menyerap tenaga kerja. Apabila
mikro sekitar 47,7 juta unit usaha (95,7% total
pemerintah mampu meningkatkan 10% - 15%
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
usaha mikro menjadi usaha kecil, maka bisa
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
diharapkan pengangguran terbuka yang pada
UMKM (Tabel 2). Nilai nominal sebagai krite-
Agustus 2009 berjumlah sekitar sembilan juta
ria pengelompokan usaha, dapat mengalami
orang, akan segera mendapat pekerjaan.
perubahan
Di Indonesia batasan mengenai UMKM
telah ditentukan dengan terbitnya Undang-
sesuai
dengan
perkembangan
perekonomian, yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Tabel 2. Kriteria UMKM Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Aset < Rp 50 jt
Rp 50 jt < Aset < Rp. 500 jt
Rp 500 jt < Aset < Rp10M
(tidak termasuk tanah dan
(tidak termasuk tanah dan bangunan)
(tidak termasuk tanah dan
bangunan)
bangunan)
Omset per th < 300 jt
Rp 300 jt < Omset per th < Rp 2.5M
Rp 2.5M < Omset per th < Rp
Sumber: Kusmuljono (2009)
Wirausaha adalah individu-individu yang
dan keteladanan dalam mengambil risiko yang
berorientasi pada tindakan, bermotivasi tinggi,
bersumber pada kemampuan sendiri. Oleh ka-
dan berani mengambil resiko dalam mengejar
rena itu, wirausaha mengarah pada dua aspek
tujuannya (Meredith et al, 1996; Suryahadi,
utama,
2007;
&
memupuk sikap mental wira (berani, utama,
Scarborough, 2008; Nitisastro, 2009;). Dengan
luhur, teladan); dan (2) sikap mental berusaha
demikian, wirausaha memiliki karakteristik
(inovatif, mandiri).
Suryana,
2008;
Zimmerer
yaitu
(1)
mengembangkan
dan
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,
Menurut Soesarsono (1996), kemajuan
pengambil resiko, mandiri, inisiatif, energik,
dan keterbelakangan suatu negara bukan
dan bekerja keras. Wirausaha juga memiliki
disebabkan karena baru atau sudah lama
kemampuan
merdeka, bukan berlimpahnya kekayaan alam,
untuk
memimpin,
berjiwa
inovatif, kreatif, dan be-rorientasi masa depan.
Drucker (1985) menyatakan bahwa di
luas wilayah atau jumlah penduduk yang dimiliki, tetapi karena sumberdaya manusia yang
Amerika, wirausaha seringkali diartikan se-
bemutu
bagai seseorang yang memulai bisnis baru,
dikatakan wirausaha adalah individu-individu
kecil dan milik sendiri. Selain itu, wirausaha
yang mempunyai sikap mental ksatria dan
selalu mencari perubahan (inovasi), me-
mampu “berdiri sendiri”, terutama untuk mem-
nanggapinya dan memanfaatkannya sebagai
peroleh nafkah dan kebutuhan hidup. “Berdiri
peluang.
(dalam
sendiri” hendaknya ditafsirkan secara kritis
Soesarsono, 1996), mengartikan wirausaha se-
dan dinamis, yaitu menuntut adanya kerjasama
bagai sifat keberanian, keutamaan, keluhuran
dan interaksi yang erat serta kepercayaan diri
Sumahamijaya,
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
1980
tinggi
(wirausaha).
Selanjutnya
29
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
untuk mengatasi berbagai tantangan hidup.
kurangnya
jumlah
wirausaha.
Wirausaha-
Indonesia dengan luas wilayah dan jumlah
wirausaha harus terus didorong, setidaknya
penduduk yang besar, serta kekayaan alam
untuk lingkup agribisnis yang merupakan
yang luar biasa, sampai sekarang belum dapat
lapangan pekerjaan yang paling banyak dige-
mensejahterakan rakyatnya sesuai
luti
amanat
oleh
masyarakat
dan
fundamental
masyarakat
Indonesia
UUD 1945. Padahal berdasarkan pemaparan
perekonomian
Kusmuljono
adalah
(Solahuddin, 2009; Mangkuprawira, 2009). Di
penghasil crude palm oil (CPO) terbesar di
Indonesia konsep dan pemikiran sistem dan
dunia tetapi pusat transaksinya di Rotterdam,
usaha agribisnis
penghasil karet nomor dua di dunia dengan
oleh
pusat transaksinya di Ohio-AS, rumput laut,
kepentingan dan perkembangan masyarakat
rempah-rempah, kopi, kakao (transaksi di
Indonesia sendiri.
(2009),
Indonesia
Saragih
dikembangkan antara lain
dkk.,
dengan
modifikasi
Swiss) dan masih banyak produk perkebunan
Sistem agribisnis merupakan totalitas atau
lainnya. Indonesia juga penghasil gas alam
kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari
kedelapan terbesar di dunia, penghasil batu
subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan
bara dan emas ketujuh terbesar di dunia,
ekonomi
penghasil
teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan
minyak
bumi
serta
penghasil
input
produksi,
informasi,
dan
dunia.
produksi pertanian primer tanaman dan hewan;
Subianto, et. al. (2009) mengatakan juga
subsistem agribisnis pengolahan, subsistem
bahwa Indonesia merupakan negara tropis
pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu
terbesar kedua, sedangkan panjang pantai dan
dukungan sarana dan prasarana serta ling-
luas lautnya terluas ke empat di dunia.
kungan yang kondusif bagi pengembangan ag-
tembaga
dan
nikel
nomor
lima
Fenomena terjadi karena masih lemahnya
ribisnis (Saragih, 2001; Tampubolon, 2002;
kemampuan bangsa Indonesia mengelola sum-
Krisnamurthi, 2005). Dengan demikian, pem-
berdaya, yang mengindikasikan masih sangat
bangunan sistem agribisnis mencakup lima sub
Gambar 1. Konsep Sistem Agribisnis
Subsistem
Pengadaan&
Distribusi
Input:
Subsistem
Budidaya:
Subsistem
Pengolahan
Hasil:
Subsistem
Pemasaran:
Subsistem Penunjang:
Pemerintah, Koperasi, Perbankan, Lembaga Penelitian, Asosiasi, Transportasi, Asuransi,
dll.
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
Pengembangan agribisnis telah menjadi
faktor wirausaha. Kuratko & Hodgetts (2007);
kebijakan pemerintahan 2004-2009 dalam
Hisbrich et al (2008); Zimmerer & Scar-
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat In-
borough (2008); Baron & Shane (2008),
donesia melalui revitalisasi pertanian dalam
menyatakan wirausaha menuntut suatu sikap
arti luas. Pembangunan pertanian diarahkan
dan laku berupa keberanian mengambil resiko,
untuk mendorong pengamanan ketahanan pan-
bijaksana dalam pembuatan keputusan, ke-
gan, peningkatan daya saing, diversifikasi,
pandaian dalam melihat peluang dan berke-
peningkatan produktivitas dan nilai tambah
mampuan manajerial yang baik, dan di atas
produk pertanian, peternakan, perkebunan,
segala-galanya wirausaha menuntut intensi un-
perikanan serta kehutanan untuk peningkatan
tuk melakukan kegiatan bisnis.
Nybakk & Hansen (2008) mengungkap-
kesejahteraan petani dan nelayan. Hal ini
mengandung makna bahwa, dibutuhkan lebih
kan,
banyak sumberdaya manusia yang mampu un-
mendapatkan perhatian banyak dalam berbagai
tuk
penelitian,
melakukan
kegiatan
kewirausahaan
kewirausahaan
namun
dan
sangat
inovasi
telah
sedikit
yang
mengkhususkan diri dalam pembahasaan usaha
(Daryanto, 2009).
kemudian
skala kecil. Riset yang dilakukan di Norwegia
mengemuka, ketika berwirausaha adalah se-
menunjukkan, bahwa para wirausaha yang
buah solusi yang konstruktif dalam meng-
memiliki sikap yang positif untuk mandiri
gerakkan sektor riil, yang sekaligus membuka
cenderung
akan
lapangan pekerjaan, dan bermuara pada pen-
mengelola
usaha
ingkatan kesejahteraan hidup, mengapa banyak
meningkatknya
program pemerintah maupun swasta yang
dangkan
merupakan stimulus untuk wirausaha rakyat
riwisataan di Australia ditemukan fakta bahwa
mengalami banyak kendala, bahkan kegaga-
melalui kewirausahaan, seseorang mampu
lan? Apakah benar hanya karena masyarakat
melihat potensi dari situasi yang secara ke-
lebih suka memilih profesi sebagai pegawai
banyakan orang dinilai sebagai kerumitan mul-
pemerintah atau swasta yang sifatnya depen-
tidimensi alih-alih menganggapnya sebagai
dentif? Apa yang menjadi pertimbangan indi-
penghambat dominan yang tidak mungkin
vidu dalam memilih wirausaha sebagai “jalan
terselesaikan (Russell & Faulkner, 2004).
hidup”?
Penelitian serupa yang dilakukan di Yunani
Sebuah
pertanyaan
besar
dalam
mengubah
dan
tingkat
studi
cara
mereka
berimplikasi
pada
kesejahteraan. Sepengelolaan
kepa-
Banyak bukti empiris yang menunjukkan,
menunjukkan bahwa kreativitas, proaktivitas
kegagalan program stimulus wirausaha karena
dan kendali situasi menentukan hasrat dan pen-
faktor ketepatan pemilihan calon penerima
itikberatan individu untuk terlibat dalam
stimulus yang masih lemah. Ternyata calon
kegiatan kewirausahaan (Zampetakis, 2008).
kurang cukup, bahkan tidak memiliki faktor-
Sedangkan di China, selain pemberdayaan
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
31
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
masyarakat lokal, deregulasi kebijakan dan
Peneliti kembali memasukan variabel tamba-
pemberian hak privatisasi atas hasil karyanya,
han dari literatur, yakni kesiapan berwirausaha
maka kebangkitan usaha mikro dan kecil
dan efektivitas diri.
Variabel-variabel
ditandai oleh perilaku kewirausahaan secara
tersebut,
kemudian
massif (Gibb & Li, 2003). Bergevoet, et. al.
dioperasionalkan pada komponen-komponen
(2004) menambahkan, penelitian pada peter-
dari Teori Perilaku Terencana. Pengujian in-
nak sapi perah di Belanda menunjukkan bahwa
tensi wirausaha dilakukan kepada para maha-
tujuan, ekspektasi dan sikap secara signifikan
siswa studi sarjana administrasi bisnis dari em-
lebih
perilaku
pat perguruan tinggi lainnya, dengan ukuran
kewirausahaan alih-alih besaran kepemilikan
total sampel 1.225 orang. Hasil penelitian
usaha itu sendiri.
menunjukkan bahwa ada dua variabel yang
menentukan
strategi
dan
Studi yang dilakukan oleh Van Gelderen
et al (2008) dalam Career Development
International,
dengan
tentang
intensi
menggunakan
Teori
wirausaha
paling
penting
dari
penjelasan
intensi
wirausaha, yaitu adanya kesiapan berwirausaha
dan pentingnya keamanan financial (financial
Perilaku
security).
Terencana. Metodologi yang digunakan adalah
Studi
ini
juga
menunjukkan
intensi
studi replikasi sampel. Penelitian dimulai
wirausaha dapat dijelaskan dengan baik oleh
dengan riset kualitatif terhadap 373 mahasiswa
Teori Perilaku Terencana. Namun demikian,
dua perguruan tinggi di Belanda. Pertanyaan
Teori Perilaku Terencana hanya mampu men-
pokok yang diajukan adalah (1) Menurut anda,
jelaskan 35 persen dari varians dalam niat
aspek apa yang menarik tentang wirausaha?
wirausaha. Menurut peneliti, hal ini dikare-
dan (2) Aspek apa yang anda pikir tidak
nakan faktor usia sampel yang rata-rata 22 ta-
menarik tentang wirausaha? Dua pertanyaan
hun dan masih mahasiswa, sehingga pada
terbuka lainnya digunakan untuk menentukan
umumnya belum pasti dalam memutuskan ka-
kendali
rirnya.
keyakinan,
yaitu
(1)
apa
yang
Van Gelderen et al telah melakukan
diperlukan untuk mendirikan sebuah bisnis?
dan (2) apa yang dibutuhkan untuk sukses
pengujian Teori
menjalankan bisnis?
dua
tahap
Perilaku Terencana dengan
penelitian,
yang
sampelnya
Hasilnya, yang menarik dari wirausaha
mahasiswa. Penelitian yang akan dilakukan,
adalah otonomi dan tantangan, yang tidak
berusaha untuk menerapkanya pada sampel
menarik adalah kurangnya keamanan finansial
para wirausaha kecil dibidang agribisnis,
dan beban kerja. Berdasarkan literatur, peneliti
dengan mempertimbangkan kelompok usaha
memasukan variabel akumulasi pendapatan
yang dilakukannya (off farm hulu, on farm, off
dan kekayaan. Jawaban untuk dua pertanyaan
farm hilir).
berikutnya adalah ketekunan dan kreativitas.
Zampetakis (2008), dengan penelitiannya
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
yang berjudul The role of creativity and proac-
lamin, agama, etnis, pendidikan, keluarga, sta-
tivity on perceived entrepreneurial desirability
tus sosial ekonomi dan pengalaman profes-
memfokuskan diri pada peranan kreativitas dan
sional) akan menyulitkan orang-orang untuk
sifat proaktif mahasiswa di Yunani terhadap
belajar menjadi wirausaha. Hal ini dikarenakan
intensi
kuatnya faktor penciptaan atau keturunan.
kewirausahaan.
Penelitian
menggunakan Teori Perilaku Terencana dan
Peneliti menerapkan teori intensi dari Icek
Model Kegiatan Kewirausahaan untuk menguji
Ajzen yang diintegrasikan dengan faktor-
pada 199 mahasiswa dari tiga univesitas di
faktor modal sosial (hubungan formal dan in-
Yunani, yang berlatar belakang pendidikan
formal yang dihasilkan individu dalam in-
manajemen sumberdaya manusia.
teraksinya dengan orang lain untuk mendapat-
Pengolahan datanya menggunakan teknik
kan
apa
yang
diharapkannya).
Dengan
analisa Struktural Ekuasi Model (SEM). Hasil-
demikian, modal sosial merupakan hasil dari
nya menunjukkan bahwa, secara terpisah dan
suatu proses investasi hubungan manusia, yang
bersama-sama bahwa proaktif dan kreativitas
memerlukan sumberdaya dan waktu.
memiliki berpengaruh langsung dan nyata pada
Subyek penelitiannya adalah mahasiswa
intensi kewirausahaan. Model yang didalilkan
manajemen (69.2%) dan mahasiswa ekonomi
secara teoritis juga adalah fit.
(30.8%),
yang
total
ukuran
sampelnya
Penelitian ini memiliki keserupaan dalam
sebanyak 354 orang (55% wanita dan 45% laki
penentuan aspek variabel terikat, yakni intensi
-laki) dari dua PTN di Seville. Uji reliabili-
wirausaha
tasnya
dengan
menggunakan
teknik
menggunakan
Cronbach
Alpha.
struktural ekuasi model sebagai pisau ana-
Pengaruh variabel diketahui dengan uji regresi
lisanya. Namun demikian, penelitian yang
berganda
akan dilakukan memiliki variabel bebas yang
terkecil parsial (partial least square).
yang
didasarkan
pada
kuadrat
lebih lengkap, tidak hanya sekedar kreativitas
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa,
dan proaktif. Diharapkan penelitian yang dil-
modal sosial nyata secara tidak langsung
akukan relatif lebih komprehensif dan lebih
mempengaruhi
sesuai untuk perilaku wirausaha di Indonesia.
wirausaha. Modal sosial dibutuhkan karena
intensi
untuk
memulai
Penelitian yang dilakukan Linan & Santos
mampu memberikan akses pada sumber-
(2007) berjudul “does social capital affect en-
sumber produksi melalui hubungan timbal ba-
trepreneurial intentions?” Penelitian ini dilatar
lik dan rasa saling percaya. Ada dua modal so-
belakangi pendapat mereka bahwa, studi ten-
sial
tang aspek-aspek kualitatif wirausaha yang
wirausaha, yaitu hubungan individu dengan
berfokus pada karakteristik psikologis dan
orang-orang terdekat dan hubungan individu
kepribadian serta yang menekankan pent-
dengan lingkungan wirausaha.
ingnya faktor-faktor demografi (usia, jenis keActa diurnA │Vol 6 No 2 │2010
yang
penting
untuk
niat
memulai
Penelitian Linan dan Santos, mempunyai
33
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
pendapat latar belakang teori yang agak ber-
lebih fokus pada pengintegrasian dua teori da-
beda
lam
dengan
penelitian
yang akan
dil-
aksanakan. Peneliti mempunyai keyakinan
bahwa, meskipun setiap orang dapat menjadi
sebuah
model.
Selain
itu,
teknik
analisanya relatif berbeda.
Davis
et
(2002),
al
telah
meneliti
wirausaha, tetapi perlu ada cara-cara yang
mengenai keputusan siswa keturunan Afrika di
lebih baik untuk mengetahui tingkatan potensi
Amerika untuk menyelesaikan SMU sebgai
setiap orang. Hal ini untuk memudahkan sele-
penerapan Teori Perilaku Terencana. Survei
ksi dan pengembangannya. Hal yang relatif
dilakukan kepada 166 siswa SMU keturunan
sama
adalah adanya upaya-upaya untuk
Afrika di Amerika. Hasilnya menunjukkan
mengintegrasikan variabel lain dalam Teori
bahwa, niat (intensi) untuk menyelesaikan
Perilaku Terencana yang dikemukakan oleh
sekolah SMU dapat secara akurat diperkirakan
Icek Ajen.
dari sikap, norma subjektif dan kendali per-
Entrepreneurial behaviour of dutch dairy
farmers under a milk quota system: goals, ob-
ilaku (R = 0.71: p < 0.01) yang dikemukan
oleh Teori Perilaku Terencana.
jectives and attitudes adalah judul penelitian
Saltzera (1981), meneliti tentang moderasi
yang dilaksanakan oleh Bergevoet, et al
kognitif diri suatu hubungan antara intensi
(2004). Penelitian di desain dengan model em-
perilaku dan perilaku itu sendiri. Saltzera,
piris berdasarkan Teori Perilaku Terencana
mengungkapkan bahwa studi intensi perilaku
untuk melihat perbedaan tujuan, sasaran dan
berkaitan dengan perilaku faktual. Peneliti
sikap sebagai determinan strategis dan perilaku
mencari penjelasan apakah kontrol perilaku
kewirausahaan.
dan nilai yang dihasilkan dari perilaku akan
Hasil penelitian terhadap 112 peternak
mempengaruhi
hubungan
antara
intensi
dari organisasi peternak di Belanda Utara
perilaku dan perilaku faktual. Survey dalam
dengan teknik analisa regresi, menunjukkan
studi ini dilakukan terhadap 115 orang yang
bahwa tujuan, sasaran dan sikap yang tercer-
berumur diantara 15 hingga 68 tahun, berkait
min dalam keinginan untuk berubah, pening-
dengan program penurunan berat badan.
katan penghasilan dan pandangan hidup adalah
Hasil
dalam
penelitian
tersebut
prediktor yang kuat dalam memahami perilaku
mengungkapkan bahwa, kuatnya hubungan
kewirausahaan.
antara intensi perilaku dan perilaku faktual
Kekuatan Teori Perilaku Terencana dalam
memprediksi
faktor-faktor
yang
dipengaruhi oleh kontrol perilaku turunnya
berat badan dan nilai relevan yang didapat dari
mempengaruhi perilaku kewirausahaan, se-
turunnya
berat
badan
makin meyakinkan peneliti untuk mengujinya.
mengindikasikan
Dengan demikian, teori yang sama akan
akan yakin jika perilaku yang dilakukan dapat
digunakan oleh peneliti, namun akan dilakukan
menghasilkan nilai-nilai lebih. Jadi nilai-nilai
bahwa,
tersebut.
Hal
ini
individu-individu
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
internal
dengan
lebih
menentukan
nilai-nilai
dibandingkan
eksternal
dalam
menampilkan perilaku tersebut.
Penelitian
Saltzera
identik
dari
hasil
penelitiannya
adalah
adanya
hubungan yang kuat antara intensi perilaku
dengan perilaku faktual yang ditampilkan
dalam
individu. Hal ini sejalan dengan Teori Perilaku
pemanfaatan intensi, namun berbeda dengan
Terencana yang meyakini bahwa intensi
rencana penelitian ke depan di mana teori yang
merupakan
diintegrasikan adalah teori kewirausahaan alih-
perilakunya.
prediksi
yang
kuat
untuk
alih moderasi kognitif diri. Hal yang menarik
1.
Van Gelderen
et al (2008)
Menjelaskan Intensi
Wirausaha melalui
Teori Perilaku Terencana
Korelasi, Regresi,
dan kualitatif
1.225 mahasiswa
4 PT di Belanda
373 mahasiswa 2
PT di Belanda
(kualitatif)
Intensi wirausaha nyata sangat dipengaruhi
oleh kesiapan berwirausaha dan kebutuhan
akan keamanan finansial.
Teori Perilaku Terencana bermanfaat dalam menjelaskan niat wirausaha.
2.
Zampetakis
(2008)
Peran kreativitas dan
proaktif dalam
kewirausahaan mahasiswa di Yunani
SEM
Kreativitas dan proaktif memiliki pengaruh
sangat nyata terhadap intensi
kewirausahaan, baik secara terpisah maupun bersama-sama
3.
Linan & Santos
(2007)
Modal Sosial dan
Intensi (niat)
wirausaha
Survei
Modal sosial nyata secara tidak langsung
mempengaruhi niat untuk memulai
wirausaha. Modal sosial adalah seluruh
rangkaian hubungan yang dimiliki individu
Partial Least
Square
354 mahasiswa 2
PT di Seville
4.
5.
6.
Bergevoet et al
(2004)
Perilaku wirausaha
peternak
Regresi
Davis et al
(2002)
Keputusan siswa
Keturunan Afrika di
Amerika untuk menyelesaikan SMU:
Penerapan Teori Perilaku Terencana
Survei
Hubungan antara
intensi perilaku dan
perilaku faktual
Survey
Saltzera
(1981)
112 peternak di
Belanda
166 siswa SMU
keturunan Afrika –
Amerika
Perilaku wirausaha dapat dipahami melalui
sikap, tujuan, dan sasaran usahanya.
Niat (intensi) untuk menyelesaikan sekolah
SMU dapat secara akurat diperkirakan dari
sikap, norma subjektif dan kendali perilaku
(R = 0.71: p < 0.01)
Nilai-nilai internal (keyakinan) lebih
menentukan dibandingkan nilai-nilai eksternal dalam mewujudnya perilaku
Tabel 3. Penelitian-Penelitian Terdahulu Tentang Intensi
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
35
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
Teori tentang intensi (niat) dipandang
pengertian tersebut, intensi (niat) dapat dimak-
peneliti merupakan salah satu teori komunikasi
sudkan sebagai dasar pemikiran individu da-
berdimensi psikologis yang akan mampu untuk
lam dirinya, yang akan ditampilkan pada per-
digunakan menjelaskan dan mengelaborasi
ilaku. Ajzen juga menyatakan bahwa, intensi
tentang perilaku wirausaha.Teori yang pertama
dapat digunakan untuk meramalkan seberapa
kali mengemukakan dengan jelas tentang in-
kuat keinginan individu untuk menampilkan,
tensi digagas oleh Icek Ajzen dan Martin
dan seberapa banyak usaha yang dilakukan
Fishbein dalam Theory of Reasoned Action
individu untuk menampilkan perilaku.
(Teori Tindakan Berasalan) pada tahun 1975.
Sikap memiliki arti kecenderungan se-
Pada beberapa tahun kemudian, setelah me-
bagai respon yang disukai ataupun tidak
lalui serangkaian pengujian dan kritik, maka
disukai terhadap objek, orang, institusi, atau
Icek Ajzen (1985, 1988, 1991) menyempur-
peristiwa.
nakan teorinya dengan mengemukakan Theory
berbagai hal, seperti pengalaman langsung
of Planned Behavior (Teori Perilaku Ter-
dengan objek sikap (pengalaman pribadi dan
encana).
asosiasi objek dengan objek lain dimana sikap
Setelah diperluas menjadi Teori Perilaku
Terencana, intensi dipengaruhi oleh tiga dimensi, yaitu sikap berperilaku (attitude toward
the behavior), norma subjektif (subjective
Sikap
dapat
terbentuk
karena
telah terbentuk), orang tua, kelompok, teman
sebaya dan pengaruh media.
Sikap
seseorang
dapat
berkembang
sebagaimana orang tersebut dapat berkembang.
dirasakan
Perkembangan sikap seseorang berbeda antara
(perceived behavioral control). Penelitian yang
satu orang dengan orang yang lain. Hal ini
akan dilakukan, salah satu teorinya merupakan
menyebabkan perbedaan sikap seseorang dari
penerapan model dari Teori Perilaku Ter-
sikap orang lain. Dengan mengetahui faktor
encana tersebut. Secara teoritis, perilaku indi-
yang berkaitan dengan sikap, maka diharapkan
vidu dapat diprediksi dari intensinya. Dengan
dapat memprediksi perilaku orang dalam
perkataan lain, intensi wirausaha merupakan
waktu tertentu atau ingin mengendalikan
prediktor
tindakan seseorang. Selain itu, akan diketahui
dan
norms),
kendali
yang
perilaku
kuat
untuk
perilaku
cara-cara untuk mengembangkan sikap-sikap
kewirausahaan individu.
Intensi didefinisikan oleh Fishbein dan
baru, cara-cara menguatkan atau melemahkan
Ajzen (1975), sebagai penempatan seseorang
bahkan menghilangkan sikap pada seseorang
dalam suatu dimensi kemungkinan subjektif
atau sekelompok orang.
dalam kaitannya antara dirinya dengan bebera-
Sikap terhadap perilaku (attitude toward
pa tindakan. Sebuah intensi perilaku merupa-
the behavior) merupakan evaluasi positif atau
kan kemungkinan subjektif seseorang yang
negatif individu sebagai perwujudan ketertari-
akan
kan terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap
ditunjukan
dalam
perilaku.
Dari
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
perilaku (attitude toward the behavior) di-
maka individu tersebut akan menganggap bah-
pengaruhi oleh dua determinan, yaitu keya-
wa perilaku tersebut adalah sesuatu yang posi-
kinan berperilaku (behavioral beliefs) dan
tif baginya (menyenangkan, menguntungkan
evaluasi
atau baik), demikian juga sebaliknya.
terhadap
konsekuensi
perilaku
Secara matematis sikap terhadap perilaku
(evaluation of that consequences).
Keyakinan berperilaku (behavioral be-
dapat dirumuskan sebagai berikut (Fishbein &
liefs) adalah kemungkinan subjektif dari hub-
Ajzen, 1975):
ungan antara objek yang diyakininya dengan
n
Ab = S bi . ei
i=1
Ab= Sikap berperilaku seseorang
Bi = Belief seseorang bahwa tingkah laku tersebut akan membawa konsekuensi i.
ei = Evaluasi terhadap konsekuensi i.
n = Jumlah belief seseorang tentang tingkah
nilai, konsep, atau atribut atas objek. Belief
terhadap objek terbentuk ketika seseorang
menghubungkan objek tersebut dengan atribusi
tertentu, dimana atribusi ini diperoleh melalui
informasi, pengalaman dan penyimpulan. Sebuah penilaian subjektif seseorang terhadap
suatu objek, yang mana hal tersebut menampilkan informasi yang dimiliki seseorang melalui
pengalaman, pengetahuan dari orang lain,
maupun proses resumeisasi atas belief-belief
sebelumnya.
Individu memungkinkan untuk memiliki
belief yang banyak jumlahnya terhadap suatu
objek, namun yang sangat menentukan sikapnya hanyalah belief yang mendasar. Belief
mendasar yang dimiliki seseorang terhadap
suatu objek diperkirakan hanya berjumlah
sekitar 5-9 item saja. Dengan mengidentifikasi
belief yang mendasar ini, maka akan dapat
diramalkan sikap individu secara lebih akurat.
Evaluasi
konsekuensi
berperilaku
(evaluation of that consequences) adalah
kemungkinan subjektif yang mewujud sebagai
konsekuensi logis yang akan didapat dari perilaku tertentu. Apabila dengan berperilaku tertentu
individu
yakin
bahwa,
akan
menghasilkan konsekuensi positif baginya,
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
laku tersebut.
Norma subjektif (subjective norms) merupakan persepsi sebagian besar orang yang dianggap
penting
bagi
dirinya
dan
mempengaruhinya (significant others’), yang
mengharapkan dirinya melakukan atau tidak
melakukan suatu perilaku tertentu. Norma
subjektif ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
normative beliefs (keyakinan normatif) dan
motivation to comply (motivasi kepatuhan).
Keyakinan normatif (normative beliefs)
adalah representasi persepsi dari orang-orang
yang
penting
bagi
seseorang
dan
mempengaruhinya (significant others’) tentang
perilaku terbaik yang harus dilakukan. Dengan
perkataan lain, keyakinan seseorang mengenai
apa yang harus dilakukannya sesuai dengan
harapan orang-orang yang penting baginya dan
mempengaruhinya
tentang
perilaku
yang
dinilai terbaik.
Motivasi kepatuhan (motivation to comply), berarti kemungkinan subjektif dari orang37
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
orang
yang
penting
baginya
dan
but, maka kendali keyakinan seseorang di-
mempengaruhinya (sebagai referen), sehingga
pengaruhi oleh informasi dari orang lain yang
seseorang harus menampilkan perilaku tertentu
pernah mengalaminya, serta faktor lain yang
dan memotivasinya untuk patuh terhadap ek-
dapat meningkatkan atau menurunkan persep-
spetasi referens. Motivasi kepatuhan ini, antara
sinya akan kemudahan untuk menampilkan
lain dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian
tingkahlaku tertentu. Semakin yakin seseorang
tertentu, seperti kebutuhan untuk diterima atau
bahwa dia memiliki kesempatan dan sum-
afiliasi harga diri individu.
berdaya yang besar, dan semakin sedikit ha-
Pengukuran terhadap norma subjektif dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian
normative belief dengan motivation to comply
(Fishbein & Ajzen, 1975).
langan yang individu persepsikan ada, maka
kendali perilakunya semakin kuat.
Kemampuan menciptakan pekerjaan dan
ketahanan terhadap krisis ekonomi, bahkan
n
SN = S bi. mi.
i=1
krisis multidimensi telah ditunjukkan pula oleh
wirausaha UMKM di Indonesia. UMKM telah
SN = Norma subjektif seseorang terhadap
tingkah laku
bi = Keyakinan normatif terhadap significant
others’
mi = Motivasi kepatuhan seseorang terhadap
harapan significant others’
n = Jumlah individu/ kelompok yang berarti
baginya
Kendali perilaku (perceived behavioral
mampu menyerap lebih dari 97% tenaga kerja
(2007), dan mampu mencegah kehancuran
ekonomi
Indonesia
di
masa
krisis
(Kusmuljono, 2009). Peranan dan ketangguhan
wirausaha UMKM inilah yang menjadikan
peneliti tertarik untuk menempatkannya sebagai subjek penelitian. Berdasarkan data tersebut, subjek penelitian akan difokuskan pada
individu
wirausaha kecil yang bergerak dibidang agri-
mengenai mudah atau sulitnya memunculkan
bisnis. Usaha kecil agribisnis dipilih karena
suatu perilaku tertentu, serta diasumsikan se-
merupakan
bagai refleksi dari pengalaman masa lalunya
dengan kebutuhan dasar masyarakat, sehingga
dan hambatan-hambatan yang diantisipasi.
sangat
Kendali perilaku (perceived behavioral con-
perekonomian Nasional.
control)
merupakan
persepsi
usaha
yang
menentukan
paling
berkaitan
kelangsungan
hidup
trol) dipresentasikan melalui control beliefs
Wirausaha (entrepreneur) adalah orang
(kendali keyakinan), yang merupakan keya-
yang melaksanakan perilaku kewirausahaan.
kinan mengenai kesempatan dan sumberdaya
Seorang wirausaha mampu mengubah tan-
yang dimiliki individu dalam melakukan suatu
tangan dan peluang menjadi manfaat bernilai
tingkahlaku. Kendali keyakinan dapat ter-
tambah sehingga memberikan keuntungan,
bentuk dari pengalaman terhadap tingkahlaku
dengan kemandirian sebagai dasar aktivi-
tersebut, jika tidak memiliki pengalaman terse-
tasnya. Oleh karena itu, wirausaha merupakan
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
orang yang mempunyai energi, kreatif, ino-
memberikan perubahan dengan konsekuensi
vatif, optimis, pekerja keras, berani mengambil
ketidakpastian.
resiko dan kemauan menerima tanggungjawab
Inovasi yang sukses adalah hasil pencari-
pribadi dalam mewujudkan suatu impian se-
an dengan penuh kesadaran dan bertujuan
hingga menjadi prestasi terbaik dengan orien-
mengantisipasi munculnya peluang. Inovasi
tasi ke masa depan. Wirausaha adalah pencipta
harus
kekayaan, pusat pertumbuhan pekerjaan dan
berbagai proses interaksi dan didukung budaya
ekonomi, yang memberikan mekanisme pem-
untuk selalu bertanya.
dikembangkan
dengan
pengelolaan
Dalam praktek sehari-hari, tampaknya
bagian kekayaan.
Selain kemandirian, seorang wirausaha
wirausaha
dalam
arti
luas
tidak
selalu
dituntut memiliki kreativitas yang bermanfaat
memerlukan sesuatu yang baru. Banyak bisnis
untuk menciptakan inovasi. Kreativitas adalah
yang berhasil karena meniru bisnis orang lain
proses timbulnya ide yang baru, sedangkan
(Me-too business), dan ternyata juga bisa
inovasi adalah pengimplementasian ide itu se-
menghasilkan uang yang memadai. Inovasi
hingga menimbulkan perubahan. Kreativitas
dibutuhkan wirausaha, saat tak lagi ada
dibentuk oleh motivasi, rasa keingintahuan dan
perkembangan yang berarti karena orang lain
kemauan untuk mengatasi
akan mempelajari kekuatan usaha kita dan
ketidakpastian.
untuk
menirunya (imitation). Oleh karenanya, setiap
mengembangkan ide-ide baru dan menemukan
saat dibutuhkan adanya inovasi dari sebagian
cara-cara baru dalam memecahkan berbagai
wirausaha untuk menumbuhkan pasar-pasar
masalah dan menghadapi peluang.
baru.
Kreativitas
berarti
kemampuan
Inovasi berarti kemampuan untuk men-
Kewirausahaan (entrepreneurship) meru-
erapkan kreativitas dalam rangka memecahkan
pakan kemampuan individu untuk mencip-
masalah dan mengelola peluang untuk mening-
takan ide, produk atau jasa bernilai tambah
katkan atau memperkaya kehidupan. Inovasi
melalui
berarti sesuatu atau melakukan sesuatu yang
pendayagunaan seluruh potensi dirinya dan
baru atau dianggap baru pada lingkunganya.
didukung lingkungan yang terukur secara cer-
Inovasi dapat dilakukan terhadap produk, sis-
mat
tem, proses, dan metode yang secara ringkas
mendapatkan kemandirian dan kesejahteraan.
berorientasi pada nilai tambah. Inovasi meru-
Dengan perkataan lain, kewirausahaan mem-
pakan sumber kekuatan dan kemampuan baru
butuhkan kedinamisan individu untuk selalu
untuk wirausaha dalam menciptakan kese-
memunculkan perilaku terbaik, sehingga mem-
jahteraan masyarakat, yang sekaligus berdam-
berikan banyak manfaat bagi diri dan ling-
pak pada kehidupan dirinya. Inovasi adalah
kungannya.
menciptakan “sumberdaya” ekonomi. Inovasi
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
kreativitas
dalam
Standar
risiko
yang
dan
inovasi
ketidakpastian
diterapkan
dengan
untuk
dalam
39
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
kewirausahaan adalah mencapai prestasi ter-
kewirausahaan tiada lain “kebebasan” atau
baik. Ide, jasa dan produk yang dihasilkannya
“kemerdekaan”. Oleh karena itu, kemandirian
akan selalu memberikan nilai tambah dan ber-
membutuhkan kepercayaan diri yang terukur.
manfaat untuk sendi-sendi kehidupan masyara-
Dengan demikian, kewirausahaan lebih
kat. Dengan demikian, kewirausahaan merupa-
banyak
kan suatu kualitas terbaik dari perilaku mandiri
wirausaha. Hal ini mengindikasikan pula pent-
seseorang, tidak cukup sekedar keahlian dan
ingnya pengkajian lebih mendalam terhadap
tidak sekedar berbuat. Inti kewirausahaan ada-
faktor-faktor yang berpengaruh pada muncul-
lah kemandirian seseorang untuk bertanggung
nya perilaku wirausaha. Beranjak dari kerang-
jawab
yang
ka ini, maka sesungguhnya peranan komu-
dibangun dari perjalanan sepanjang kehidupan
nikasi, khususnya komunikasi intrapersonal
individu, baik hasil dialog saat kesendiriannya
memainkan peranan yang sangat penting untuk
maupun hasil dari proses komunikasi dengan
melihat bagaimana sesungguhnya dialektika di
lingkungannya.
dalam diri individu yang memilih jalan hidup
atas
nasibnya.
Kemandirian
Kemandirian
dalam
berkaitan
dengan
potensi
diri
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
Daftar Pustaka
Ajzen, I. 1985. "From intentions to actions: a theory of planned behaviour", in Kuhl, J. et
al. (Ed.), Action-Control: From Cognition to Behaviour, Springer, Heidelberg, pp. 11-39.
Ajzen, I. 1988. Attitude, Personality, and Behavior. Milton Keynes, England: Open University
Press.
Ajzen, I. 1991. "The theory of planned behaviour", Organizational Behaviour and Human Decision Processes, Vol. 50, pp. 179-211.
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Antoncic, B. 2009. The Entrepreneur's General Personality Traits and Technological Developments, World Academy of Science, Engineering and Technology 53. 2009.
Asrori, M. (tanpa tahun). Hubungan Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavior Control
dengan Intensi Menghindari Pajak (Studi pada Wajib Pajak, Pajak Penghasilan Perorangan di
Kodia Semarang). Perpustakaan Pusat UI. Melalui hp://lontar.cs.ui.ac.id/gateway/file?
file=digital/74400-t 143.pdf
Baker, W.E. & J.M. Sinkula. 2009. The Complementary Effect of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation on Profitability in Small Businesses. Journal of Small Business Management. Milwaukee: Oct 2009. Vol. 47. Iss. 4: pg. 443, 22 pgs.
Baldwin, J.R., S.D. Perry & M.A. Moffitt. 2004. Communication Theories: for Everyday Life.
United State of America: Pearson Education, Inc.
Bann, C.L. 2009. An Innovative View of the Entrepreneur Through Exploration of the "Lived Experience" of the Entrepreneur in Startup of the Business. The Journal of Business and Economic Studies. Oakdale: Vol. 15, Iss. 2; pg. 62, 22 pgs.
Baron, R.A. & S.A. Shane. 2008. Entrepreneurship: a process perspective. China: Thomson SouthWestern.
Basri, F. & H. Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta:
Prenada Media Group.
Bergevoet, R.M.H., C.J.M. Ondersteijn, H.W. Saatkamp, C.M.J. van Woerkum & R.B.M. Huirne.
2004. Entrepreneurial behaviour of dutch dairy farmers under a milk quota system: goals, objectives and attitudes. http://www. sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/agsy, Agricultural
Systems 80 (2004) 1–21
Biro Pusat Statistik Jawa Barat. 2009. Jawa Barat Dalam Angka 2009. Bandung.
Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2009. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2009. Bogor.
Boeree, C.G. 2009. Personality Theories. Terjemahan. Inyiak Ridwan Muzir. Jogyakarta:
Prismashopie.
Cochran, W.G. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan. Rudiansyah dan Erwin R. Osman.
Jakarta: UI-Press.
Costa, P.T., & McCrae, R.R. 1992. NEO PI-R. Professional manual. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources, Inc.
Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor: IPB Press.
Davis, Larry E., Icek Ajzen, Jeanne Saunders and Trina Williams. 2002. The Decision of African
American Students to Complete High School: An Application of the Theory of Planned Behavior. School of Social Work, University of Pittsburgh, University of Massachusetts, George
Warren Brown, and Washington University.
Fishbein, M. & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory
and Reseach. Sydney: Addison-Wesley Publishing Company.
Gartner. 1990. What Are We Talking About When We Talk About Entrepreneurship? Journal of
Business Venturing. 5 (1), pg.15-28
Gibb A. & J. Li . 2003. Organizing for Enterprise in China: what can we learn from the Chinese
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
41
PERILAKU
Perilaku
COPING
Era
Pentingnya
Coping
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
dalam
DALAM
Artifaktual
Mengatasi
MENGATASI
: Stres
STRES
dalamMENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
StudiMATA
Komunikasi
Mata
Modifikasi
KULIAH
KuliahKomunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKKuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
micro, small, and medium enterprise development experience. http://www.sciencedirect.com
www.elsevier.com/locate/futures future 35 (2003) 403-421.
Griffin, E.M. 2006. A First Look At Communication Theory. New York: McGraw-Hill.
Hisrich, R.D., M.P. Peters & D.A. Shepherd. 2008. Kewirausahaan. Terjemahan. Criswan
Sungkono dan Diana Angelica. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Kolopaking, L.M. 2009. Mengatasi Pengangguran melalui Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM). Makalah Lokakarya Nasional Upaya Pemberdayaan Usha Mikro Sektor
Pangan dan Ketenagakerjaan. IICC-Bogor.
Krech, D., R.S, Crutchfield and E.L. Ballachey. 1963. Individual in Society. International Student
Edition. McGraw-Hill International Book Company. Tokyo.
Krisnamurthi, B. 2005. Menumbuhkan Ide dan Pemikiran: Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis. Bogor: Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan-LPPM IPB.
Kuratko, D.F. & R.M. Hodgetts. 2007. Entrepreneurship. Canada: Thomson South-Western.
Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. Bogor: IPB Press.
Linan, F. & F.J. Santos. 2007. Does Social Capital Affect Entrepreneurial Intentions? International
Atlantic Society. http://www.proquest.com [9/9/2007]
Lupiyoadi, R. 2007. Entrepreneurship: from mindset to strategy. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga
Penerbit, Fakultas Ekonomi UI.
Mangkuprawira, S.Tb. 2009. Bisnis, Manajemen dan Sumberdaya Manusia. Bogor: IPB Press.
Mastuti, E. 2008. Memahami Perilaku Prokrastinasi Akademik Berdasar Tingkat Self Regulation
Learning dan Trait Kepribadian. Surabaya: Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga.
Meredith, G.G., R.E. Nelson & P.A. Neck. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Terjemahan.
Andre Asparasayogi. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo.
Muatip, K. 2008. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah: Kasus Peternak Sapi Perah
Rakyat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bogor:
Program Pascasarjana IPB.
Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nitisusastro, M. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta.
Nybakk & Hansen. 2008. Entrepreneurial attitude, innovation and performance among Norwegian
nature-based tourism enterprises. http://www. sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/forpol,
Forest Policy and Economics 10 (2008) 473–479
Pambudy, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A. Satria. 1999.
Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis: Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.
Phalestie, A.A. 2007. Hubungan Antara Trait Kepribadian dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Kerja pada Agen Asuransi. Skripsi. Jakarta: Universitas Atmajaya.
Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil: UKM & Industri. Bandung: Alfabeta.
Rakhmat, J. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: CV Remadja Karya.
Rokhman, A. 2008. Peranan Kebijakan Publik, Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi Sumberdaya Manusia dalam Pengembangan Produk Perikanan Prima. Bogor: Program Pascasarjana IPB.
Russell, R & B. Faulkner. 2004. Entrepreneurship, Chaos And The Tourism Area Lifecycle. http://
www.sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/atoures. Annals of Tourism Research, Vol. 31,
No. 3, pp. 556–579, 2004.
Saragih, B. 2001. Membangun Sistem Agribisnis. Bogor: USESE Foundation dan Sucofindo.
Saragih, B. 2001. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor:
Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT Surveyor Indonesia.
Saltzera, E.B. 1981. Cognitive moderators of the relationship between behavioral intentions and
behavior. Journal of Personality and Social Psychology Volume 41, Issue 2, August 1981,
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Perspektif
KOMUNIKASI
Komunikasi
Baru Kewirausahaan
ARTIFAKTUAL
Artifaktual :
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Studi Komunikasi
MODIFIKASI
Modifikasi Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Antarmanusia
ANTARMANUSIA
Pages 260-271,
Seniati, A.N.L. 2002. Pengaruh Masa Kerja, Trait Kepribadian, Kepuasan Kerja, dan Iklim
Psikologis Terhadap Komitmen Dosen pada Universitas Indoensia. Desertasi. Depok: Program Pascasarjana UI.
Solahuddin, S. 2009. Pertanian: Harapan Masa Depan Bangsa. Bogor. IPB Press.
Soesarsono. 1996. Pengantar Kewiraswastaan. Bogor: Jurusan Teknologi Industri, Fateta, IPB.
Subianto, P., H. Djojohadikusumo, R. Pambudy, E.S. Thohari, Frans BMD, R. Purnama dan W.
Purnama. 2009. Membangun Kembali Indonesia Raya: Haluan Baru Menuju Kemakmuran.
Jakarta: Institut Garuda Nusantara.
Suharyadi, A. Nugroho, Purwanto S.K. dan M. Faturohman. 2007. Kewirausahaan: Membangun
Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.
Suherman, E. 2008. Business Entrepreneur. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suryabrata, S. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi.
Suryana. 2008. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Tambunan, T.T.H. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tampubolon, S.M.H. 2002. Sistem dan Usaha Agribisnis. Bogor: Pusat Studi Pembangunan IPB
dan USESE Foundation.
Van Gelderen, M., M. Brand, M. van Praag, & W. Bodewes. 2008. Explaining entrepreneurial
intentions by means of the theory of planned behavior. Career Development International.
Bradford: 2008. Vol. 13, Iss. 6; pg. 538.
West, R. & L.H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory: Analysis and Application.
New York: McGraw-Hill.
Zampetakis. 2008. The role of creativity and proactivity on perceived entrepreneurial desirability.
http://www.sciencedirect.com www.elsevier .com/locate/tsc Thinking Skills and Creativity 3
(2008) 154–162
Zimmerer, T.W. & N. M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Terjemahan. Deni Arnos Kwary. Jakarta: PT Indeks.
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
43
Download