PRESENTASI Vassula Ryden Mistikus Hati Kudus masa kini Sr. Judith Clare Phillips, VHM Makalah tentang Spiritualitas Hati Kudus ini disampaikan oleh Sr. Judith di ruang bawah Biara Visitasi, di Wilmington, DE, pada 2 Mei 1993. tinggal kami yang sementara di Pittsfield, MA, kami tinggal bersama para Suster Felisian yang tinggal di daerah Marian di Stockbridge. Di sanalah, secara tak terduga, saya melihat jilid pertama amanat-amanat Vassula dan menyatakan keheranan dan sukacita saya kepada Suster Jeanne yang sedang membacanya. Seketika itu juga ia menawarkannya kepada saya, tetapi saya menolak, karena sudah berterima kasih mengetahui penerbitnya tempat saya dapat memperoleh eksemplarnya bagi diri saya sendiri. Beberapa minggu kemudian kelompok kedua para suster kembali ke Berkshires. Sementara itu, Sr. Jeanne, yang biasa amat murah hati, sudah mendapatkan kelima jilid untuk saya. Sebelum para suster kami meninggalkan Marian, Sr. Jeanne mengingatkan Muder Margaret Mary untuk membawa buku-buku itu untuk saya. Tetapi dalam kesibukan berpamitan, Muder itu lupa dan pergi tanpa buku-buku tersebut. Karena sudah merasa dalam hatinya bahwa bukubuku itu ketinggalan, Sr. Jeanne kembali untuk mencarinya di tempat aslinya dan bergegas kembali bergabung dengan para suster yang sedang berangkat sambil berpesan agar buku-buku itu dibawa dan diserahkan di Wilmington. Sekarang saya memiliki kelima jilid wahyu Vassula Ryden yang berjudul Hidup Sejati dalam Allah. Dan pada hari ini saya ingin merenungkannya dalam rangka kasih istimewa kita kepada Hati Yesus dan Maria. TEMAN-TEMAN YANG BAIK DARI HATI KRISTUS, Pernahkah anda merenungkan apa rasanya mendapat pengalaman mistik seperti Santa Margaret Maria? Mengalami Hati Kudus Yesus yang menampakkan diri-Nya di hadapan anda? Pertemuan pribadi dengan Hati Yesus semacam ini, bagi kebanyakan dari kita, tampak sebagai sesuatu yang dicanangkan hanya untuk “jiwa-jiwa sempurna”, atau hanya untuk para pendekar spiritual sejati yang hidup dalam masa lain. Bagi kita orang moderen, sulit dibayangkan bahwa hal seperti ini terjadi pada kita atau terjadi di masa kini. Saya harus mengakui bahwa saya sendiri juga cenderung bersikap seperti itu. Saya berkata “cenderung”, yaitu sampai saat saya mendengar tentang Vassula Ryden.Vassula adalah seorang Margaret Maria masa kini, dalam arti, bahwa ia telah menerima wahyu pribadi dari Hati Kudus Yesus. Perkenala saya dengan Vassula terjadi melalui sebuah tape yang diberikan kepada saya oleh seorang teman di biara ini. Kata-kata dan presentasinya mengguggah sesuatu dalam hati saya, dan saya merasakan di dalam inti kedalaman diri saya suatu roh kebenaran dan keabsahan amanat-amanatnya. Saya mulai tahu tentang tulisan-tulisannya - amanatamanat yang didikte kepadanya oleh Hati Kudus - dan timbul keinginan untuk membacanya. Namun, tulisan-tulisan itu tidak dapat ditemui di mana. Tetapi saya percaya bahwa dalam penyelenggaraan-Nya Allah telah menyiapkan suatu kemungkinan agar saya memperolehnya. Siapa sebenarnya Vassula Ryden itu? Vassula adalah contoh sempurna bagaimana Hati Yesus berkarya secara khas. Siapa Vassula? Dia bukan siapa-siapa, maksudnya, di mata dunia. Dia seorang manusia biasa yang sebelum pertemuan-pertemuan surgawinya mulai, pada bulan November 1985 belum pernah ke gereja kecuali untuk tugas-tugas sosial seperti perkawinan dan pemakaman. Ia lahir pada tahun 1942, di Mesir, dalam iman Ortodoks Yunani, dan ia menikah pada tahun 1966 dan berputra dua orang. Karir suaminya Dalam perjalanan kami pada bulan Februari (1993) ke Berkshires untuk melihat tempat VII telah membawanya dari negara ke negara dan dari benua ke benua. Ia pertama-tama menerima amanat-amanatnya di Bangladesh, Asia, di mana dia diserap oleh lapisan masyarakat elit dunia. Peragawati, pelukis berbakat, juara nasional tenis - begitulah “kualifikasi” , yang dapat disebutkan, yang menunjukkan betapa kuatnya daya transformasi kasih Allah dan kerahiman. Vassula, makhluk kecil, yang malang, menjadi “Vassula dari Hati Kudus-Ku” oleh hati lembut Kristus yang tak terbatas. Yesus meyakinkan Vassula, ajaran-ajaran lama dari Injil Yesus dan Yesus yang dikenal melalui para penulis mistik, tetapi dengan suatu nada yang menyentuh hati saya dengan kasih yang tak ada habisnya dan belas kasihan. Di bawah ini ada beberapa contoh untuk mengungkapkan maksud saya: Vassula, Aku mengasihi engkau. Hai kecil, engkau milik-Ku. Putri, berilah Aku kasih, dan biarkanlah Aku beristirahat. Biarkanlah Aku istirahat di dalam hatimu. Terimalah Aku, Vassula, jangan menolak Aku. Vassula, tahukah engkau berapa tahun Aku telah menanti- nanti, supaya engkau menerima Aku? O, betapa terasingnya engkau pada waktu itu dari Hati-Ku! Pernahkah Kukatakan kepadamu, apa yang Kurasakan pada waktu itu? Akan Kukatakan kepadamu. Aku prihatin terhadap dirimu. Engkau telah mengembara jauh dari Aku dan Hati-Ku sungguh- sungguh terkoyak karena duka. Vassula, mengapa engkau tega melawan panggilan-Ku, terkasih?! Aku telah menunggu sekian tahun lamanya! Vassula, terimalah Kasih-Ku. Kasih-Ku menyembuhkan engkau. Mari bersama-Ku. Aku menyimpan suatu rahasia yang ingin Kusampaikan kepadamu ˙ Vassula, tahukah engkau, mengapa Aku mengasihi engkau? (Ya, Engkau telah mengatakannya kepadaku). Masih ada satu alasan lain lagi. Aku mengasihi engkau, sebab engkau mengasihi anak- anak-Ku. Mendekatlah sekarang kepada-Ku. Maukah engkau mengizinkan Aku masuk ke dalam hatimu? (Ya, silakan Yesus). Betapa engkau membahagiakan Aku! Sebab Aku tahu bahwa Aku dapat beristirahat di dalam dirimu. Jangan menolak Aku lagi, sebab Aku rindu untuk masuk ke dalam hati semua manusia. (Barangkali Engkau akan menemukan di dalamnya noda-noda...) Semua ketidakmurnian yang akan Kutemukan, akan Kucuci bersih. Terkasih-Ku, Darah-Ku akan membersihkan engkau. (BC 7, hlm 45-46). “Kemalanganmu tertarik oleh KerahimanKu; kelemahanmu yang tak terlukiskan oleh Kekuatan-Ku; ketiadaanmu oleh segala sesuatu yang menjadi diri-Ku.”. (BC 12 hal 200 edisi baru) ... “Yang kecil memukau perhatian-Ku; yang bukan apa-apa, mempesona Aku.” (BC 12, hal 199). “Aku telah memilih engkau untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Aku tidak membutuhkan wibawa atau kesucian apa pun. Aku telah memilih seorang anak bersahaja, yang tidak berdaya dan berdosa, tanpa wibawa apa pun, yang tidak mengenal seorang pun yang berkuasa, untuk menyatakan - melalui sarana yang lemah ini berkat rahmat-Ku, Damai dan Kasih yang ada pada-Ku terhadap kalian semua. Aku ingin menyampaikan Amanat-Ku kepada dunia yang gelap ini, dan dengan demikian menunjukkan pencurahan rahmat-Ku kepada dunia. Sebab kerahiman-Ku tidak terucapkan dan sayang-Ku melampaui segala paham manusiawi.” (BC 8, hal 81-82). Tanpa membaca kata pendahuluan jilid satu dan tulisan-tulisan argumentatif para pakar seperti P. Robert Faricy, SJ, Sr, Lucy Rooney, SND, Patrick de Laubier (Profesor Universitas Jenewa, Universitas Fribourg, Swiss), P. Rene Laurentin, dsb., saya menyelami membaca jilid dua, mengabaikan rekomendasi Vassula untuk membaca bukubukunya secara berurutan. Saya terilhami oleh apa yang saya temukan di dalamnya. Dalam amanat yang ditulis dengan tangan - Yesus meminta Vassula apakah Ia boleh menggunakan tangannya - saya menemukan VIII dibersihkan dalam darah-Nya. Undangan ini disampaikan kepada setiap manusia yang diciptakan-Nya. Vassula, inilah Aku, Yesus Kristus. Aku mengasihi engkau. Amanat apa pun yang berisi tuduhan-tuduhan atau kata- kata keras - ketahuilah - tidak datang dari Aku. Aku adalah kasih, kasih, kasih. Hati-Ku adalah lembah kasih tanpa batas. ... Putri, betapa Aku telah rindu untuk memiliki engkau dekat pada-Ku. Betapa Aku telah rindu, supaya engkau mengasihi Aku. Betapa Aku telah rindu, supaya anak- anak- Ku tercinta lain mengasihi Aku pula. Aku memanggil mereka. Setiap hari dan setiap malam Kuhabiskan waktu di depan pintu mereka, sambil menanti dan mengharapkan suatu jawaban. Terus menerus Kuamati mereka. Pandangan-Ku tidak pernah terlepas dari mereka. (BC 7: hlm 46-47) Dalam dunia yang dibombardir dengan sekularisme, kita sangat perlu diingatkan akan kehadiran Yesus yang tetap di antara kita dan akan kasih eksklusifnya bagi kita masingmasing. Yesus ingin hati kita menjadi milikNya, karena Ia tahu bahwa bila Ia dengan mutlak berkuasa di dalamnya, maka kita akan menjadi seperti Dia, kita akan mendapat kembali keserupaan ilahi dalam jiwa kita yang sudah tertutup oleh kekotoran dunia. Saya tidak setuju dengan pendapat bahwa amanat ini terlalu kabur atau terlalu sulit untuk dapat dicerna oleh kebanyakan dari kita. Kita diyakinkan kembali dan lega karena tahu kerinduan yang mendalam dan kasih Yesus bagi kita. Tetapi wahyu-wahyu Vassula, seperti halnya dengan kebanyakan karya Tuhan yang diinspirasikan secara otentik, mengandung tanda-tanda dari pedang bermata dua. (Vassula: Tuhan, ambillah jiwaku dan hatiku, dan tempatkanlah di tengah-tengah Hati Kudus-Mu.) Oh, anak-Ku, betapa telah Kurindu untuk mendengar engkau mengucapkan kata-kata ini lagi kepada-Ku! Betapa Aku rindu mendengar kata-kata ini dari hati setiap orang! (BC 46: hlm 128). Hati Yesus datang bagaikan pengemis, berupaya dengan sekuat tenaga memenangkan kasih kita dengan suatu upaya yang amat mengherankan. Bila umat manusia tidak menanggapi, kerahiman utama Allah akan berubah menjadi penghakiman Allah yang menyeluruh. Sambil membacanya, jelaslah bagi saya bahwa amanat-amanat ini tidaklah untuk Vassula saja. Yesus menyapa kita dan memanggil kita masing-masing untuk memberi kasih kepadaNya, memberi istirahat kepada-Nya. Dalam kenyataannya, Vassula memberitahukan kepada kita dalam “sambutannya” pada awal setiap jilid bahwa Yesus meminta dia memberitahukan kepada kita untuk mengganti namanya, Vassula, dari amanat-amanat ini dan menggantikannya dengan nama kita. Bayangkan kata-kata ini ditujukan kepada anda, sebab Yesus ingin bahwa Vassula hanyalah menjadi saluran, penyambung lidah untuk menyampaikan amanat-amanat-Nya dan keinginan-keinginan-Nya kepada hati kita. Yesus mengatakan kepada kita, malah mengemis kepada kita agar kita mengizinkan Dia memasuki hati kita. Jangan menunggu sampai anda sempurna, himbau-Nya. Datanglah kepada-Nya sebagaimana adanya anda dan segala ketidakmurnian akan Bila kita sebentar saja melirik dunia di sekitar kita, atau komunitas kita sendiri, maka harus kita simpulkan bahwa kita tidak mungkin terus melangkah lebih lama dengan cara yang kita jalani sekarang ini. Korupsi, perpecahan, kesombongan dan melunturnya nilai-nilai Kristen (kesetiaan, kerendahan hati, ketaatan, kemurnian, kesabaran, doa berkesinambungan) - di dalam maupun di luar gereja - tak mungkin tidak diperhatikan oleh Allah selama-lamanya. Amanat-amanat Vassula meyakinkan kita bahwa hati Yesus yang mengasihi sedang merancang suatu rencana penyelamatan yang jauh melampaui bayangan kita yang segila apa pun: IX “Hari-harinya dapat dihitung sekarang. Hari-hari pemurnianmu. Mereka, yang telah berdoa kepada-Ku demi pembaharuan Gereja-Ku, telah Kudengar. Aku telah mendengar semua doa mereka kepada-Ku. Aku berjanji kepadamu, bahwa Aku, Tuhan, akan memperbaharui Gereja-Ku.... Aku akan selalu sangat dekat pada hatimu. Aku akan membuat kalian merasakan Aku”. (BC 29, hal. 10). Sarana mempersiapkan diri kita menghadapi hal-hal besar yang disediakan Allah bagi kita ialah terjun lebih dalam ke dalam Hati Kudus ... “Aku berjanji kepadamu, kalian yang mengasihi Aku” kata Yesus dengan khidmat, “bahwa pada hari-hari kegelapan itu yang akan menimpa seluruh dunia, Aku akan melindungi kalian agar selamat, dan aku akan menyimpan diri kalian terkunci dalam Hati Kudus-Ku” (BC 42, hal 25-26). Saya rasa kita perlu bertanya kepada diri kita apakah kita memperhatikan apa yang ingin disampaikan Allah kepada kita sekarang ini. Sudahkah kita mempedulikan tanda-tanda zaman - banyaknya penampakan-penampakan Maria, curahan Roh Kudus dengan cara-cara yang belum pernah terjadi, gejala-gejala alamiah yang menunjukkan bahwa bumi kita ini mengalami masalah. Yesus ingin agar kita berjaga-jaga dan waspada. Ia mengutus pesuruhnya sebelum kedatangan-Nya seperti yang Ia sampaikan kepada kita melalui Vassula, “Aku akan mengutus pesuruh-Ku untuk mempersiapkan jalan bagi-Ku, dan tepatnya, inilah yang dilakukan Bunda-Ku, yang juga adalah Bunda kalian”. Di mana Hati Yesus berkarya, di situ juga ada Hati Bunda-Nya. Bunda menyampaikan katakata yang mengagumkan ini: “... Banyak orang di antara kalian telah melihat banyak tanda. Tanda-tanda ini harus diindahkan. Tanda-tanda ini merupakan tanda akhir Zaman. Ini bukan tanda akhir dunia, melainkan tanda berakhirnya suatu era. Yesus dan Aku sedang mempersiapkan kalian semua untuk memasuki suatu era Kasih dan Damai. Surga Baru dan Bumi Baru yang telah dijanjikan kepadamu sejak dulu...” (BC 40, hal. 358-359). Intisari wahyu Vassula hal ini tidak dapat disangkal lagi berasal dari Hati Yesus Kristus. Kasih dan kerahiman Hati itu yang serba kuasa menyatakan diri-Nya dan terasa dalam cara-cara yang tak terlukiskan di masa kini. Hati Yesus ingin berbagi dengan kita hal-hal sama yang ingin dibagikan dengan Vassula suatu warisan yang tak terbayangkan ... “Kasihilah Aku dan Aku akan terus mencurahkan Kekayaan Hati Kudus-Ku kepadamu, semua kekayaan yang telah disediakan bagi Zamanmu. Aku pernah berkata bahwa dari Hati Kudus-Ku akan Kuadakan pada Akhir Zaman, karya yang lebih hebat dari yang pernah Kulakukan sebelumnya, karya-karya yang akan membuat engkau heran, untuk menunjukkan kemuliaan gemilang Hati Kudus-Ku. Aku telah berjanji bahwa Aku akan menunjukkan Hati Kudus-Ku secara menyeluruh dan dengan sepenuh hati, untuk merayu banyak hati, karena sabda-Ku lebih manis daripada madu.” (BC 53, hal. 356). X