BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan sistolik di atas 140 mm Hg atau
diastolik di atas 90 mm Hg (JNC VII).
Hipertensi sampai saat ini masih merupakan masalah besar tidak hanya di
negara barat tapi juga di Indonesia. Menurut American Heart Association (AHA),
kasus hipertensi ditemukan satu dari setiap tiga orang, dan hanya sepertiga yang
mengetahui dirinya mengidap hipertensi serta hanya 61% yang melakukan
pengobatan. Dari penderita yang mendapatkan pengobatan hanya sepertiga yang
mencapai target tekanan darah optimal/normal. Studi MONICA 2000 di daerah
perkotaan Jakarta dan studi FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan
Cijeruk menunjukkan morbiditas kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC
VII) masing-masing 20,9% dan 16,9%. Jumlah penderita yang melakukan
pengobatan hanya sebagian kecil, yaitu 13.3% dan 4,2% (Yayasan Jantung
Indonesia). Menurut Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan Tahun 2007,
31,7% penduduk Indonesia mengidap hipertensi (Agus, 2009).
Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya serangan jantung (infark
miokard akut), gagal jantung dan stroke. Di negara barat, pasien yang mengalami
serangan jantung setengahnya mengidap hipertensi dan pasien yang mengalami
stroke dua pertiganya juga mengidap hipertensi (Yayasan Jantung Indonesia,
2007).
Upaya untuk menghindarkan komplikasi di atas dapat dengan melakukan
penatalaksanaan hipertensi secara baik dan berkesinambungan. Penatalaksanaan
dilakukan secara non medikamentosa dan medikamentosa. Penatalaksanaan non
medikamentosa dengan merubah gaya hidup, misalnya menjaga makanan yang
dikonsumsi, berhenti merokok dan minum minuman beralkohol. Penatalaksanaan
non medikamentosa tidak selalu berhasil, sehingga diperlukan penatalaksanaan
medikamentosa yang menggunakan obat-obatan kimia. Beberapa golongan obat
1
2
yang digunakan untuk mengobati hipertensi, misalnya diuretika, Ca-blocker, βblocker, ACE-Inhibitor, vasodilator, dan sebagainya. Masing-masing obat
mempunyai efek samping yang berbeda-beda, misalnya golongan diuretik
mempunyai
hiperurisemia,
efek
samping
hiperkalsemia,
hipokalemia,
hipomagnesemia,
hiperglikemia,
hiponatremia,
hiperkolesterolemia,
dan
hipertrigliseridemia; golongan ACE-Inhibitor mempunyai efek samping batuk
kering, gangguan pengecap (disgeusia), rash, oedem angioneurotik, sampai gagal
ginjal akut; golongan vasodilator mempunyai efek samping retensi cairan, sakit
kepala, takikardia, rash, efusi pleura, dan hipotensi (Arini Setiawati dan Zunilda
S.Bustami,1995). Pada laki-laki, beberapa obat anti hipertensi dapat menyebabkan
masalah dengan gangguan ereksi (Iwan,2009).
Adanya efek samping menyebabkan masyarakat lebih memilih herbal sebagai
alternatif pengobatan hipertensi. Di Indonesia pengobatan herbal untuk hipertensi
sekarang telah banyak dilakukan. Banyak tanaman di sekitar kita dipercaya
masyarakat dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah, misalnya buah
tomat (Lycopersicum esculentum Mill.), pisang, semangka, apel, belimbing, dan
kentang (Made Astawan,2004 ; Devid,2009).
Buah tomat mempunyai banyak manfaat, antara lain : menurunkan risiko
penyakit jantung, mengatasi hipertensi, menghilangkan kelelahan dan menambah
nafsu makan, mencegah kanker prostat, cervix, payudara dan endometrium,
memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular
degeneration), mengurangi risiko apendicitis, membantu fungsi hepar, ginjal, dan
mencegah konstipasi, serta menghilangkan jerawat (Dechacare, 2006 ;
PERSI,2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
dari buah tomat terhadap tekanan darah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah adalah Apakah jus
buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) menurunkan tekanan darah.
3
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah menjadikan buah tomat sebagai obat
alternatif untuk menurunkan tekanan darah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jus buah tomat terhadap
tekanan darah normal pada perempuan dewasa.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan farmakologi obat tradisional
khususnya mengenai pengaruh buah tomat terhadap tekanan darah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat
luas akan manfaat buah tomat dalam menurunkan tekanan darah sehingga dapat
digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
prehipertensi dan hipertensi.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Tekanan darah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu curah jantung dan tahanan
perifer total. Curah jantung merupakan hasil kali antara denyut jantung dan isi
sekuncup. Jika denyut jantung menurun maka curah jantung menurun, sehingga
tekanan darah juga menurun. Sementara itu tahanan perifer total dipengaruhi oleh
diameter pembuluh darah. Jika terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer,
maka tahanan perifer total meningkat sehingga tekanan darah pun meningkat.
4
Sebaliknya, jika terjadi vasodilatasi pembuluh darah perifer, maka tahanan perifer
total menurun sehingga tekanan darah akan menurun (Guyton & Hall,1997).
Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) mengandung bioflavonoid
(termasuk rutin), alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat,
asam sitrat, protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenine, trigonelin, kolin,
tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, klorin), vitamin (B1, B2, B6, C, E,
likopen, dan histamin (PERSI,2006).
Bioflavonoid memiliki efek ACE-Inhibitor sehingga angiotensin I tidak akan
diubah menjadi angiotensin II (Robinson, 1991). Hal ini mengakibatkan
pembuluh darah mengalami vasodilatasi. Selain itu kalium dan magnesium juga
mempunyai efek vasodilator (Guyton & Hall, 1997). Kalium berefek menekan
sekresi renin sehingga ekskresi natrium meningkat, merangsang aktivasi Na+, K+ATPase dan menurunkan Ca2+ intraseluler serta mengurangi kepekaan terhadap
vasokonstriktor endogen (Oates & Brown, 2001). Hal-hal di atas menyebabkan
pemberian jus buah tomat dapat menurunkan tekanan darah.
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Jus buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) menurunkan tekanan darah.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan, memakai rancangan acak
lengkap (RAL) dengan desain pretes dan postes. Data yang diukur adalah tekanan
darah sistol dan diastol dalam mmHg. Analisis data menggunakan uji ”t”
berpasangan dengan α = 0,05 menggunakan program komputer. Tingkat
kemaknaan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.
5
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.
Waktu penelitian : Desember 2009 – Desember 2010.
Download