KORPORASI Bisnis Indonesia, Senin, 3 Januari 2011 f3 Evolusi Astra Graphia kian nyata EKSPOSE Bisnis solusi dokumen jadi andalan Surya Citra akuisisi Bangka TV JAKARTA: PT Surya Citra Media Tbk mengakuisisi PT Bangka Tele Vision dengan membeli 85% kepemilikan pemegang saham lama yaitu PT Kuda Persada Sakti dan PT Indonesia Network Information. Hardijanto Saroso, Corporate Secretary Surya Citra dalam laporan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia 30 Desember 2010, mengatakan pihaknya membeli 425 lembar saham Bangka Tele Vision. “Total nilai pembelian saham sebesar Rp425 juta atau Rp1 juta per lembar saham pada harga nominal,” katanya. Emiten dengan kode saham SCMA ini merupakan induk stasiun televisi swasta nasional SCTV. (BISNIS/FAA) Ratu Prabu raih ratifikasi JAKARTA: Rapat umum pemegang saham luar biasa PT Ratu Prabu Energi Tbk pada 29 Desember 2010 menyetujui untuk memberikan ratifikasi atas tindakan direksi perseroan terkait dengan penandatanganan perjanjian sehubungan dengan pengambilalihan saham-saham dalam PT Lekom Mars Selain itu, keterbukaan informasi perseroan pada 30 Desember 2010 menyebutkan ratifikasi juga diberikan atas koreksi laporan keuangan tahun buku 2008 dan 2009 yang pelaksanaannya dilakukan pada tahun buku 2010. Ratifikasi diberikan sehubungan adanya perubahan jumlah lembar saham Lekom Mars yang diambil alih perseroan, dari 299.970 lembar sesuai RUPS 30 Juni 2008, menjadi 683.930 lembar. (BISNIS/FAA) Mandiri muhibah rights issue JAKARTA: PT Bank Mandiri Tbk mulai melakukan road show ke sejumlah kota dan negara terkait dengan rencana penerbitan saham terbatas (rights issue) perseroan pada pertengahan pekan ini. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan road show domestik akan dilakukan pada 5-7 Januari 2011. Adapun muhibah luar negeri akan dilakukan pada 10-19 Januari 2011. “Kami akan road show ke Jakarta dan Bandung pada 5-7 Januari 2011, lalu dilanjutkan ke Singapura, Hong Kong, New York, dan London pada 10-19 Januari 2011,” ujarnya, akhir pekan lalu. Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan penentuan komposisi investor lokal dan asing baru kemungkinan ditentukan pada pertengahan bulan ini. Namun, Mustafa menegaskan alokasi saham akan diberikan lebih banyak untuk investor lokal. (BISNIS/05) OLEH STEFANUS ARIEF SETIAJI Kontributor Bisnis Indonesia Mengarungi bisnis yang menawarkan solusi dokumen (document solution) dalam kurun waktu 30 tahun menjadi sebuah perjalanan panjang dari sebuah evolusi kemajuan teknologi informasi. Itulah yang dilakoni oleh PT Astra Graphia Tbk. miten ini sadar dengan semakin majunya teknologi informasi, semakin banyak perusahaan yang membutuhkan layanan solusi dokumen dengan sumber daya yang andal. Semua itu tentunya agar tetap menjadi pilihan utama di tengah derasnya persaingan. Sebagai salah satu konglomerasi grup usaha PT Astra International Tbk, perseroan ini masih setia menggandeng Fuji Xerox Co Ltd sebagai prinsipal utama yang juga berpengalaman melintasi bisnis sejenis di Jepang. Bisnis solusi dokumen ini tidak sekadar bisnis mesin fotokopi semata, tetapi juga menyelam lebih jauh hingga bertransformasi, bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi ini. Astra Graphia memiliki 77 pusat layanan dengan 22 kantor cabang di seluruh Indonesia dan menjadi salah satu penyedia solusi dokumen terbesar di Tanah Air. Sepanjang 9 bulan pertama 2010, pendapatan bersih perseroan dengan kode saham ASGR ini tercatat Rp848,84 miliar, turun 11,48% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama 2009 sebesar Rp958,91 miliar. Analis PT Kim Eng Securities Adi N. Wicaksono yakin performa perseroan akan tetap baik hingga akhir tahun 2010. Laba bersih yang dibukukan E perseroan sepanjang periode Januari-September 2010 mencapai Rp73,54 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun lalu Rp47,13 miliar. Riset PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan efisiensi yang dilakukan Astra Graphia membuat perseroan bisa menaikkan laba bersih. Hal itu tercermin dari turunnya harga pokok penjualan. Sampai dengan akhir tahun 2010, Astra Graphia diperkirakan membukukan pendapatan Rp1,35 triliun, naik tipis 1,49% dibandingkan dengan pendapatan akhir tahun lalu Rp1,33 triliun. Laba bersih perseroan sampai akhir 2010 diperkirakan mendekati Rp111 miliar, tumbuh 65% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu Rp67 miliar. Solusi dokumen Sejauh ini, segmen usaha masih didukung portofolio bisnis yang berbasis sebagai penyedia solusi dokumen, seperti office product business (OPB) yang menyediakan solusi penanganan dokumen di perkantoran, mulai dari unit departemen sampai tingkat korporasi. Layanan yang ditawarkan ini berupa perangkat multifungsi yakni scan, copy, print, dan fax, serta perangkat lunak manajemen dokumen. Tahun lalu, OPB memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Astra Graphia sebesar 51,4%. Perseroan juga menawarkan production service business (PSB) dengan menyediakan solusi dokumen yang fokus pada skala produksi, dengan karakteristik pencetakan digital berkecepatan tinggi dan volume dokumen all round, baik besar maupun kecil. Pelanggan baru bisnis graphic arts ini menunjukkan peningkatan sekitar 15% pada 2009, dan PSB tetap dapat mempertahankan pangsa pasar mesin cetak digital berwarna sebesar 59%. Dari bisnis printer channel business (PCB), Astra Graphia berusaha menjawab untuk menye- 18 Okt. 800 Rp780 Rp690 PT Astra Graphia Tbk 750 650 550 Pergerakan saham 16 Jul. Rp380 450 350 30 Jul. 31 Agst. 30 Sept. 30 Okt. 30 Nov. 31 Des. Kinerja keuangan Keterangan Pendapatan (Rp.miliar) Laba bersih (Rp.miliar) EPS (Rp) PER (x) PBV (x) 2009 1.335 67 49,6 13,7 2,4 2010* 1.355 111 82,3 8,3 1,8 2011* 1.456 121 89,4 7,6 1,5 Sumber: PT Pefindo, diolah Keterangan: *Perkiraan; EPS: laba per lembar saham; PER: rasio harga saham terhadap laba per saham; PBV: rasio harga saham terhadap nilai buku. Data efek Astra Graphia : ASGR : Rp690* : Rp930,66 miliar : Rp1.050 (rekomenddasi Kim Eng Securities per 27 September 2010) Kode saham Harga saham Kapitalisasi pasar Target harga BISNIS/HUSIN PARAPAT Keterangan: *Per 30 Desember 2010 diakan solusi berbasis printer laser, termasuk printer multifungsi. PCB berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 5%, sedangkan penjualan printer meningkat 11% tahun lalu. Layanan lainnya berupa FX Global Services (FXGS) mengintegrasikan semua produk portofolio solusi dokumen, dan menyediakan pelayananan alih daya atas produk dan sesuai kebutuhan pelanggan. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6% pada 2010 dan 6,5% tahun depan serta pemulihan daya beli, pangsa pasar Astra Graphia tetap tumbuh pada 2011. ([email protected]) Aturan MKBD akomodasi usulan asosiasi OLEH IRVIN AVRIANO A. & RATNA ARIYANTI Bisnis Indonesia BISNIS/DEDI GUNAWAN AKUISISI SAHAM: Dua pekerja PT Aneka Tambang (Antam) Tbk melakukan pengeboran emas di Pongkor, Bogor, Jawa Barat belum lama ini. Antam membeli 45% saham PT Abuki Jaya Stainless Indonesia dari Jindal Stainles Ltd senilai Rp8,64 triliun. Skema penjaminan dana investor disiapkan OLEH ARIF GUNAWAN S. Bisnis Indonesia JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyiapkan skema penjaminan dana nasabah bursa, yang akan diatur dalam revisi Undang-Undang No. 8/1995 tentang Pasar Modal Premi untuk mengumpulkan dana penjaminan tersebut akan diambil dari para pelaku pasar, dengan besar beragam sesuai dengan aset kelolaan dana nasabah masing-masing perusahaan sekuritas. Kepala Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum (PBH) Bapepam-LK Robinson Simbolon menyatakan skema pembentukan institusi serupa dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di perbankan itu masuk dalam draf revisi Undang-Undang Pasar Modal (UUPM). “Nanti perlu persetujuan dari DPR. Menurut rencana, dananya nanti diambil dari premi yang ditarik ke tiap perusahaan peserta. Mereka kan su- dah menarik komisi dari nasabah, nah sebagian dari itu bisa dialokasikan ke ‘LPS’ ini,” tuturnya kepada pers, akhir pekan lalu. Lembaga tersebut, lanjutnya, diharapkan terbentuk secepatnya pada tahun ini, setelah DPR mengesahkan revisi UUPM. Tujuan pembentukan lembaga penjaminan dana nasabah tersebut tidak lain untuk melindungi nasabah bursa dari risiko penyelewengan (fraud) pasar modal. Namun, otoritas pasar modal baru menyiapkan ketentuan umum dalam draf revisi UUPM. Peraturan yang lebih detail mengenai penarikan premi akan diatur melalui peraturan Bapepam-LK dan juga peraturan bursa. “Untuk detailnya seperti jenis nasabah yang akan mendapat jaminan, besar premi, dan mekanisme pembayarannya akan diatur dalam peraturan Bapepam-LK,” jelas Robinson. Sepanjang tahun lalu, dunia pasar modal diwarnai kasus penyelewengan dana nasabah oleh manajeman perusahaan efek, di antaranya kasus PT Sarijaya Permana Securities, PT Antaboga Delta Sekuritas, PT Signature Capital Indonesia, dan PT Optima Kharya Capital Securities. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menyebutkan konsep penjaminan dana nasabah tersebut telah direncanakan sejak 2007 berupa dana perlindungan investor (investor protection funds/ IPF). “Kami telah bertemu dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk mempelajari mekanisme awal pembentukan LPS. Mungkin nanti formatnya mirip dengan itu,” jelasnya. Meski demikian, lanjutnya, berbeda dari LPS yang dibentuk berdasarkan inisiatif negara, IPF merupakan inisiatif dari self regulatory organization (SRO) dan pelaku industri pasar modal. Ito mengatakan pihaknya telah melakukan studi terhadap lembaga serupa yang telah dibentuk di negara lain. JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)akhirnya meningkatkan batas minimal modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) kepada manajer investasi, selain meningkatkan batasan modal itu untuk sekuritas. Dalam revisi peraturan BapepamLK No.V.D.5 tentang Pelaporan MKBD pada pekan lalu batas minimal MKBD ditingkatkan, baik untuk sekuritas berizin perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, maupun manajer investasi. Penerbitan peraturan itu bersamaan dengan penerbitan revisi peraturan V.D.3 dan V.D.4. Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK Nurhaida mengatakan MKBD untuk manajer investasi itu ditingkatkan dari hanya Rp200 juta menjadi Rp200 juta ditambah 0,1% dari dana kelolaan masing-masing perusahaan karena batasan MKBD lama dinilai sangat kecil. “Batasan Rp200 juta itu sangat sedikit, walaupun risiko manajer investasi kecil tetapi tetap saja dana kelolaannya perlu diseimbangkan dengan besaran modal,” ujar Nurhaida kepada Bisnis akhir pekan la- lu. Dia juga menilai batasan 0,1% dari dana kelolaan juga relatif kecil. Nurhaida mencontohkan manajer investasi berdana kelolaan sebesar Rp40 triliun hanya diwajibkan menyediakan MKBD minimal sebesar Rp40,2 miliar saja. Menurut dia, MKBD minimal bagi manajer investasi kemungkinan besar sudah tertutupi aset perusahaan manajer investasi itu, atau jika kurang dapat dipenuhi dari penambahan modal dari pemegang sahamnya yang hanya perlu dicatatkan dan tidak akan hilang. Nurhaida mengatakan peraturan minimal MKBD yang baru itu juga telah mengakomodasi beberapa usulan dari pelaku pasar, salah satunya Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI). Dia menuturkan salah satu usulan yang diakomodasi dalam peraturan yang baru terbit itu adalah potongan nilai aset (haircut) deposito di bawah 3 bulan sebagai instrumen penambah MKBD yang ditetapkan sebesar 0%. Koordinator Komite Ketua Umum APEI Lily Wijaya ketika ditanyakan komentarnya terhadap revisi peraturan itu masih menyayangkan tidak diturunkannya ketentuan 6,25% dari kewajiban terperingkat (ranking liabilities) yang menjadi aset pengurang MKBD. Namun, tuturnya, asosiasi menyambut baik beberapa usulan dari asosiasi. “Selain tentang haircut deposito, beberapa ketentuan lain yang cukup meringankan pelaku pasar modal adalah tentang penghitungan MKBD minimal untuk penjamin emisi efek,” jelasnya. Jaminan kredit Penghitungan MKBD itu, lanjutnya, diringankan dengan adanya klausul untuk sekuritas berizin penjaminan emisi yang memiliki kontrak kesanggupan penuh (full commitment) dalam penjaminan emisi suatu efek. Dia mengatakan sekuritas itu dapat mengurangi ranking liabilitiesnya dengan mencari pinjaman garansi dari bank atau jaminan kredit (credit line). Menurut dia, selain dengan kedua jenis penjaman bank itu, risiko sekuritas dan penghitungan MKBD juga dapat diturunkan dengan mengganti jenis kesanggupan kontrak penjaminan emisi dari full commitment dengan pengupayaan terbaik (best efforts). Best efforts merupakan kesanggupan penjaminan emisi dengan tidak menanggung penuh seluruh risiko tidak terserapnya penerbitan emisi efek oleh investor. Rights issue Amstelco mundur OLEH IRVIN AVRIANO A. Bisnis Indonesia JAKARTA: Rencana penawaran umum terbatas (PUT/rights issue) PT Amstelco Indonesia Tbk senilai Rp3,6 triliun mundur. Penundaan rencana itu disebabkan perseroan belum mengantongi pencabutan izin pembiayaan dari Bapepam-LK. Rencana rights issue itu mundur karena masuk ke dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang seharusnya digelar akhir pekan lalu, tetapi tidak jadi terlaksana karena pencabutan izin belum dilakukan otoritas pasar modal dan lembaga keuangan itu. “[RUPSLB lanjutan] segera kami agendakan lagi,” ujar Direktur Utama Amstelco Yayah Diasmono melalui layanan pesan singkat kemarin. Namun, dia belum dapat menjelaskan waktu yang akan ditarget perusahaan selanjutnya untuk menyelenggarakan RUPSLB untuk meminta izin rights issue itu. Rights issue itu merupakan skema pengambilalihan terbalik (reverse take over/RTO) dan mengindikasikan adanya usaha mencatatkan saham perusahaan tanpa melalui proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang biasa disebut backdoor listing. Backdoor listing dapat berupa pembelian saham perusahaan yang sudah tercatat atau melakukan RTO yang seolah-olah membeli perusahaan tetapi pada akhirnya perusahaan tercatat itu justru yang diambil alih. Dalam rencana aksi korporasi itu, Amstelco ingin membeli saham Amstelco Plc senilai Rp2,75 triliun dan pembelian PT Amstelco Energy Resources. Dana pembelian itu rencananya didapatkan perusahaan dari pembeli siaga yang siap menampung saham yang tidak dieksekusi pemegang saham lain, yaitu Amco Plc. Dari dana itu sendiri, Amstelco Plc akan membayar utangnya kepada Amco. Selain rights issue, dalam agenda RUPSLB yang batal digelar akhir pekan lalu juga dimasukkan rencana penggantian manajemen dan seluruh pejabat direksi perseroan. Penggantian direksi terjadi dari sebelumnya Yayah Diasmoro, Hoemar Putranto dan Dedet Yandrinal, menjadi Robert Bonnier, Didit Hadiatno, Dody Nawangsidi, dan Robert Huptje. Didit Hadiatno merupakan mantan direktur utama PT Bumi Resources Tbk. Dari situsnya, Amstelco Plc juga dipimpin komisaris utama Noke Kiroyan, mantan direktur utama PT Newmont.