BAB X DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

advertisement
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 355 BAB X
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 1290
Tugas pokok Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang adalah menyelenggarakan sebagian
tugas pokok Departemen di bidang pengelolaan utang dan hibah sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 1291
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1290, Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang pengelolaan utang dan hibah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang dan hibah;
c. penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengelolaan
utang dan hibah;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan utang dan hibah;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 1292
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pinjaman dan Hibah;
c. Direktorat Surat Utang Negara;
d. Direktorat Pembiayaan Syariah;
e. Direktorat Starategi dan Portofolio Utang;
f. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 356 -
Bagian Ketiga
Sekretariat Direktorat Jenderal
Pasal 1293
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1294
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1293, Sekretariat Direktorat
Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Direktorat Jenderal;
b. penyelenggaraan pengelolaan urusan penataan organisasi dan ketatalaksanaan, serta
pemantauan tindaklanjut laporan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan
pengawasan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal;
c. penyelenggaraan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, dan dukungan teknis di
lingkungan Direktorat Jenderal;
d. pelaksanaan urusan tata usaha, kearsipan, dokumentasi, kepustakaan, rumah tangga,
dan kesejahteraan pegawai Direktorat Jenderal.
Pasal 1295
Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari:
a. Bagian Organisasi dan Tata Laksana;
b. Bagian Kepegawaian;
c. Bagian Keuangan;
d. Bagian Dukungan Teknis;
e. Bagian Umum;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 1296
Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penataan organisasi
dan ketatalaksanaan, serta pemantauan tindaklanjut laporan hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 357 Pasal 1297
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1296, Bagian Organisasi dan
Tata Laksana menyelenggarakan fungsi:
a. penataan organisasi, evaluasi dan perumusan pembakuan prestasi kinerja, pemantauan
prestasi kinerja, penelaahan dan evaluasi jabatan, penyusunan rencana strategis, rencana
kinerja, rencana kerja, dan jabatan fungsional Direktorat Jenderal;
b. ketatalaksanaan, penyusunan prosedur dan metoda kerja, serta evaluasi pelaksanaannya
di lingkungan Direktorat Jenderal;
c. penyusunan laporan akuntabilitas kinerja dan jawaban atas pertanyaan Dewan
Perwakilan Rakyat, pemantauan tindaklanjut laporan hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1298
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri dari:
a. Subbagian Organisasi;
b. Subbagian Tata Laksana;
c. Subbagian Pelaporan.
Pasal 1299
(1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penataan
organisasi, evaluasi dan perumusan pembakuan prestasi kinerja, pemantauan prestasi
kinerja, penelaahan dan evaluasi jabatan, penyusunan rencana strategis, rencana kinerja,
rencana kerja, dan jabatan fungsional Direktorat Jenderal.
(2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
ketatalaksanaan, penyusunan prosedur dan metoda kerja, serta evaluasi pelaksanaannya
di lingkungan Direktorat Jenderal.
(3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
laporan akuntabilitas kinerja dan jawaban atas pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat,
pemantauan tindaklanjut laporan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan
pengawasan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1300
Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian di lingkungan
Direktorat Jenderal.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 358 Pasal 1301
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1300, Bagian Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan formasi, melakukan urusan tata usaha, dokumentasi, penghargaan dan
hukuman disiplin pegawai, pelaksanaan kode etik, serta melaksanakan sistem informasi
kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal;
b. pelaksanaan urusan pengangkatan, gaji berkala, kepangkatan, pemberhentian,
pemensiunan, dan mutasi kepegawaian lainnya di lingkungan Direktorat Jenderal;
c. pelaksanaan urusan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi metode pengembangan
pegawai, pendayagunaan kompetensi pegawai, asessment center, dan seleksi pegawai
dalam rangka pendidikan dan pelatihan, ujian jabatan, serta mempersiapkan usul
penyempurnaan kurikulum pendidikan dan pelatihan pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal.
Pasal 1302
Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Subbagian Pengembangan Pegawai;
b. Subbagian Mutasi Kepegawaian;
c. Subbagian Umum Kepegawaian.
Pasal 1303
(1) Subbagian Pengembangan pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi metode pengembangan pegawai,
pendayagunaan kompetensi pegawai, asessment center, dan seleksi pegawai dalam
rangka pendidikan dan pelatihan, ujian jabatan, serta mempersiapkan usul
penyempurnaan kurikulum pendidikan dan pelatihan pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal.
(2) Subbagian Mutasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan pengangkatan,
gaji berkala, kepangkatan, pemberhentian, pemensiunan, dan mutasi kepegawaian
lainnya di lingkungan Direktorat Jenderal.
(3) Subbagian Umum Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
formasi, melakukan urusan tata usaha, dokumentasi, penghargaan dan hukuman
disiplin pegawai, pelaksanaan kode etik, serta melaksanakan sistem informasi
kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 359 Pasal 1304
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan di lingkungan
Direktorat Jenderal.
Pasal 1305
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1304, Bagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal;
b. pelaksanaan urusan perbendaharaan Direktorat Jenderal dan penerbitan surat perintah
pembayaran;
c. akuntansi pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan Direktorat Jenderal.
Pasal 1306
Bagian Keuangan terdiri dari:
a. Subbagian Penyusunan Anggaran;
b. Subbagian Perbendaharaan;
c. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan.
Pasal 1307
(1) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal.
(2) Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan urusan perbendaharaan
Direktorat Jenderal dan penerbitan surat perintah pembayaran.
(3) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan akuntansi
pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan Direktorat Jenderal.
Pasal 1308
Bagian Dukungan Teknis mempunyai tugas melaksanakan urusan dukungan teknis di
lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1309
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1308, Bagian Dukungan
Teknis menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan kebutuhan, instalasi, pemeliharaan, dan bimbingan teknis mengenai
perangkat lunak komputer;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 360 b. perencanaan kebutuhan, instalasi, pemeliharaan, serta bimbingan teknis mengenai
perangkat keras komputer dan jaringan komputer;
c. perencanaan kebutuhan dan pelaksanaan urusan pengadaan barang/jasa, urusan
penerimaan, penyimpanan, dan distribusi barang perlengkapan, pemeliharaan barang
perlengkapan yang belum didistribusikan, serta inventarisasi dan penghapusan Barang
Milik Negara di lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1310
Bagian Dukungan Teknis terdiri dari:
a. Subbagian Perangkat Lunak Komputer;
b. Subbagian Perangkat Keras dan Jaringan Komputer;
c. Subbagian Perlengkapan.
Pasal 1311
(1) Subbagian Perangkat Lunak Komputer mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perencanaan kebutuhan, instalasi, pemeliharaan, dan bimbingan teknis mengenai
perangkat lunak komputer.
(2) Subbagian Perangkat Keras dan Jaringan Komputer mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan kebutuhan, instalasi, pemeliharaan, serta bimbingan
teknis mengenai perangkat keras komputer dan jaringan komputer.
(3) Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan
kebutuhan dan pelaksanaan urusan pengadaan barang/jasa, urusan penerimaan,
penyimpanan, dan distribusi barang perlengkapan, pemeliharaan barang perlengkapan
yang belum didistribusikan, serta inventarisasi dan penghapusan Barang Milik Negara di
lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1312
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha, kearsipan, dokumentasi,
kepustakaan, rumah tangga, dan kesejahteraan pegawai Direktorat Jenderal.
Pasal 1313
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1312, Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, kepustakaan, ekspedisi,
pengetikan, dan penggandaan;
b. pelaksanaan urusan rumah tangga, keprotokolan, dan pemeliharaan barang inventaris;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 361 c. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai, mengajukan permintaan pembayaran,
pembuatan daftar gaji dan tunjangan, pembayaran gaji dan tunjangan, serta
pertanggungjawabannya.
Pasal 1314
Bagian Umum terdiri dari:
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Subbagian Rumah Tangga;
c. Subbagian Gaji.
Pasal 1315
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan,
dokumentasi, kepustakaan, ekspedisi, pengetikan, dan penggandaan.
(2) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan dalam, pengangkutan
pegawai, urusan perjalanan dinas, keprotokolan, dan pemeliharaan barang inventaris.
(3) Subbagian Gaji mempunyai tugas melakukan urusan kesejahteraan pegawai,
mengajukan permintaan pembayaran, pembuatan daftar gaji dan tunjangan, pembayaran
gaji dan tunjangan, serta pertanggungjawabannya.
Bagian Keempat
Direktorat Pinjaman dan Hibah
Pasal 1316
Direktorat Pinjaman dan Hibah mempunyai tugas merumuskan pelaksanaan kebijakan dan
standardisasi pengelolaan pinjaman dan hibah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1317
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1316, Direktorat Pinjaman
dan Hibah menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah;
b. analisis kelayakan pembiayaan proyek-proyek yang bersumber dari pinjaman dan hibah;
c. pelaksanaan kegiatan negosiasi dan penyiapan dokumen, serta penatausahaan perjanjian
pinjaman dan hibah;
d. penyusunan naskah perjanjian pinjaman dan hibah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 362 e. penyusunan standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan dalam
pengelolaan pinjaman dan hibah;
f. pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Pasal 1318
Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah terdiri dari:
a. Subdirektorat Pinjaman dan Hibah I;
b. Subdirektorat Pinjaman dan Hibah II;
c. Subdirektorat Pinjaman dan Hibah III;
d. Subdirektorat Pinjaman dan Hibah IV;
e. Subbagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 1319
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah I mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rumusan
pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah, analisis kelayakan pembiayaan proyek,
negosiasi, penyiapan dokumen dan penatausahaan perjanjian pinjaman dan hibah,
penyusunan naskah perjanjian pinjaman dan hibah, penyusunan standardisasi materi
perjanjian, peraturan perundang-undangan, dan pengembangan prosedur operasi standar
terkait pengelolaan pinjaman dan hibah dari Asian Development Bank, IFAD, dan Islamic
Development Bank.
Pasal 1320
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1319, Subdirektorat
Pinjaman dan Hibah I menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah;
b. analisis kelayakan pembiayaan proyek yang bersumber dari pinjaman dan hibah;
c. pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian pinjaman;
d. penyelesaian pelaksanaan pinjaman dan hibah;
e. penyusunan naskah perjanjian pinjaman dan hibah;
f. penyusunan standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan;
g. pengembangan prosedur operasi standar.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 363 Pasal 1321
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah I terdiri dari:
a. Seksi Pinjaman dan Hibah IA;
b. Seksi Pinjaman dan Hibah IB;
c. Seksi Pinjaman dan Hibah IC;
d. Seksi Pinjaman dan Hibah ID.
Pasal 1322
Seksi Pinjaman dan Hibah IA, IB, IC, dan ID masing-masing mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan, analisis kelayakan
pembiayaan proyek, pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian,
penyelesaian pelaksanaan pinjaman, penyusunan naskah perjanjian, penyusunan
standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan serta penyusunan dan
pengembangan prosedur operasi standar, terkait pengelolaan pinjaman dan hibah sesuai
penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1323
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah II mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rumusan
pelaksanaan kebijakan, analisis kelayakan pembiayaan proyek, negosiasi, penyiapan
dokumen dan penatausahaan perjanjian, penyusunan naskah perjanjian, penyusunan
standardisasi materi perjanjian, peraturan perundang-undangan, pengembangan prosedur
operasi standar terkait pengelolaan pinjaman dan hibah dari World Bank, European
Invesment Bank (EIB), UN Institution, dan multilateral lainnya.
Pasal 1324
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1323, Subdirektorat
Pinjaman dan Hibah II menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah;
b. analisis kelayakan pembiayaan proyek yang bersumber dari pinjaman dan hibah;
c. pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian pinjaman;
d. penyelesaian pelaksanaan pinjaman dan hibah;
e. penyusunan naskah perjanjian pinjaman dan hibah;
f. penyusunan standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan dalam
pengelolaan pinjaman dan hibah;
g. pengembangan prosedur operasi standar.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 364 Pasal 1325
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah II terdiri dari:
a. Seksi Pinjaman dan Hibah IIA;
b. Seksi Pinjaman dan Hibah IIB;
c. Seksi Pinjaman dan Hibah IIC;
d. Seksi Pinjaman dan Hibah IID.
Pasal 1326
Seksi Pinjaman dan Hibah IIA, IIB, IIC, dan IID masing-masing mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan, analisis
kelayakan pembiayaan proyek, pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian,
penyelesaian pelaksanaan pinjaman,
penyusunan naskah perjanjian, penyusunan
standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan serta penyusunan dan
pengembangan prosedur operasi standar terkait pengelolaan pinjaman dan hibah sesuai
penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1327
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah III mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rumusan pelaksanaan kebijakan, analisis kelayakan pembiayaan proyek, negosiasi,
penyiapan dokumen dan penatausahaan perjanjian, penyusunan naskah perjanjian,
penyusunan
standardisasi
materi
perjanjian,
peraturan
perundang-undangan,
pengembangan prosedur operasi standar terkait pengelolaan pinjaman dan hibah dari
negara Singapura, Cina, Inggris, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, Finlandia, Denmark,
Austria, Swedia, Swiss, Italia, Norwegia dan Negara Eropa Barat lainnya, Slovakia, Rusia,
Australia, dan Selandia Baru.
Pasal 1328
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1327, Subdirektorat
Pinjaman dan Hibah III menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah;
b. analisis kelayakan pembiayaan proyek yang bersumber dari pinjaman dan hibah;
c. pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian pinjaman;
d. penyelesaian pelaksanaan pinjaman dan hibah;
e. penyusunan naskah perjanjian pinjaman dan hibah;
f. penyusunan standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan dalam
pengelolaan pinjaman dan hibah;
g. pengembangan prosedur operasi standar.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 365 Pasal 1329
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah III terdiri dari:
a. Seksi Pinjaman dan Hibah IIIA;
b. Seksi Pinjaman dan Hibah IIIB;
c. Seksi Pinjaman dan Hibah IIIC;
d. Seksi Pinjaman dan Hibah IIID.
Pasal 1330
Seksi Pinjaman dan Hibah IIIA, IIIB, IIIC, dan IIID masing-masing mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan, analisis
kelayakan pembiayaan proyek, pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian,
penyelesaian pelaksanaan pinjaman, penyusunan naskah perjanjian, penyusunan
standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan serta penyusunan dan
pengembangan prosedur operasi standar terkait pengelolaan pinjaman dan hibah sesuai
penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1331
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah IV mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rumusan pelaksanaan kebijakan, analisis kelayakan pembiayaan proyek, negosiasi,
penyiapan dokumen dan penatausahaan perjanjian, penyusunan naskah perjanjian,
penyusunan
standardisasi
materi
perjanjian,
peraturan
perundang-undangan,
pengembangan prosedur operasi standar terkait pengelolaan pinjaman dan hibah dari
negara Jepang, Korea, Malaysia, Brunei Darussalam dan negara Asia lainnya, Spanyol,
Polandia, Rumania, Hungaria dan Negara Eropa Timur lainnya, Amerika Serikat, Canada,
negara-negara Timur Tengah/Islamic lainnya, dan dalam negeri.
Pasal 1332
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1331, Subdirektorat
Pinjaman dan Hibah IV menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah;
b. analisis kelayakan pembiayaan proyek yang bersumber dari pinjaman dan hibah;
c. pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian pinjaman;
d. penyelesaian pelaksanaan pinjaman dan hibah;
e. penyusunan naskah perjanjian pinjaman dan hibah;
f. penyusunan standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan dalam
pengelolaan pinjaman dan hibah;
g. pengembangan prosedur operasi standar.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 366 Pasal 1333
Subdirektorat Pinjaman dan Hibah IV terdiri dari:
a. Seksi Pinjaman dan Hibah IVA;
b. Seksi Pinjaman dan Hibah IVB;
c. Seksi Pinjaman dan Hibah IVC;
d. Seksi Pinjaman dan Hibah IVD.
Pasal 1334
Seksi Pinjaman dan Hibah IVA, IVB, IVC, dan IVD masing-masing mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rumusan pelaksanaan kebijakan, analisis
kelayakan pembiayaan proyek, pelaksanaan negosiasi dan penyiapan dokumen perjanjian,
penyelesaian pelaksanaan pinjaman,
penyusunan naskah perjanjian, penyusunan
standardisasi materi perjanjian dan peraturan perundang-undangan serta penyusunan dan
pengembangan prosedur operasi standar terkait pengelolaan pinjaman dan hibah sesuai
penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1335
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga, serta melakukan koordinasi penyiapan data dan bantuan teknis Direktorat.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administratif dibina oleh
Kepala Subdirektorat Pinjaman dan Hibah IV.
Bagian Kelima
Direktorat Surat Utang Negara
Pasal 1336
Direktorat Surat Utang Negara mempunyai tugas merumuskan pelaksanaan kebijakan
pengelolaan portofolio, pengembangan pasar, analisis keuangan dan pasar Surat Utang
Negara, serta merumuskan peraturan dan kebijakan operasional Surat Utang Negara
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1337
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1336, Direktorat Surat
Utang Negara menyelenggarakan fungsi:
a. analisis kebutuhan infrastruktur perdagangan Surat Utang Negara;
b. perumusan rekomendasi Surat Utang Negara yang akan ditransaksikan;
c. pelaksanaan transaksi Surat Utang Negara;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 367 d. koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan transaksi dan pengembangan
pasar;
e. pengembangan instrumen terkait pengelolaan portofolio Surat Utang Negara;
f. pelaksanaan pelayanan publik dan hubungan investor;
g. pelaksanaan analisis keuangan dan pasar Surat Utang Negara terkait pelaksanaan
transaksi;
h. perumusan peraturan dan kebijakan operasional pengelolaan Surat Utang Negara;
i.
pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Pasal 1338
Direktorat Surat Utang Negara terdiri dari:
a. Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara;
b. Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Utang Negara;
c. Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara;
d. Subdirektorat Peraturan Surat Utang Negara dan Kebijakan Operasional;
e. Subbagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 1339
Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara melaksanakan analisis kebutuhan
infrastruktur perdagangan, penyiapan rekomendasi Surat Utang Negara yang akan
ditransaksikan, dan pelaksanaan transaksi Surat Utang Negara dan derivatif.
Pasal 1340
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1339, Subdirektorat
Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara menyelenggarakan fungsi:
a. analisis kebutuhan infrastruktur perdagangan;
b. penyiapan rekomendasi Obligasi Negara yang akan ditransaksikan;
c. pelaksanaan penerbitan, penjualan, pembelian kembali, penukaran dan peminjaman
Obligasi Negara di pasar perdana dan pasar sekunder;
d. pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan dokumen pelaksanaan transaksi
Obligasi Negara di pasar perdana dan pasar sekunder;
e. penyiapan rekomendasi Surat Perbendaharaan Negara dan Derivatif yang akan
ditransaksikan;
f. pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan dokumen pelaksanaan transaksi
Surat Perbendaharaan Negara di pasar perdana dan pasar sekunder.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 368 Pasal 1341
Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara terdiri dari:
a. Seksi Infrastruktur Perdagangan;
b. Seksi Pelaksanaan Transaksi Obligasi Negara;
c. Seksi Pelaksanaan Transaksi Surat Perbendaharaan Negara dan Derivatif.
Pasal 1342
(1) Seksi Infrastruktur Perdagangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis
kebutuhan program aplikasi, analisis kebutuhan sistem perdagangan terkait
pengelolaan Surat Utang Negara.
(2) Seksi Pelaksanaan Transaksi Obligasi Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan rekomendasi Obligasi Negara yang akan ditransaksikan, pengumpulan dan
pengolahan data, penyiapan dokumen pelaksanaan transaksi, penyiapan ketentuan dan
persyaratan Obligasi Negara yang akan ditransaksikan, serta pelaksanaan transaksi
penerbitan, penjualan, pembelian kembali, dan penukaran Obligasi Negara di pasar
perdana dan sekunder.
(3) Seksi Pelaksanaan Transaksi Surat Perbendaharaan Negara dan Derivatif mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan rekomendasi Surat Perbendaharaan Negara dan
Derivatif yang akan ditransaksikan, pengumpulan dan pengolahan data, penyiapan
dokumen pelaksanaan transaksi, dan pelaksanaan transaksi penerbitan, penjualan,
pembelian kembali, penyiapan ketentuan dan persyaratan Surat Perbendaharaan Negara
dan Derivatif yang akan ditransaksikan, serta penukaran Surat Perbendaharaan Negara
dan Derivatif di pasar perdana dan sekunder.
Pasal 1343
Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Utang Negara mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dengan instansi atau lembaga terkait dan para pelaku pasar, perumusan dan
pengembangan instrumen, serta penyiapan dan pengembangan layanan publik terkait
pengelolaan Surat Utang Negara.
Pasal 1344
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1343, Subdirektorat
Pengembangan Pasar Surat Utang Negara menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi dengan instansi atau lembaga terkait dan para pelaku pasar dalam rangka
pengembangan pasar Surat Utang Negara;
b. penyiapan bahan perumusan dan pengembangan instrumen Surat Utang Negara;
c. penyiapan dan pengembangan layanan publik dalam rangka pengembangan pasar Surat
Utang Negara.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 369 -
Pasal 1345
Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Utang Negara terdiri dari:
a. Seksi Hubungan Kelembagaan;
b. Seksi Pengembangan Instrumen Surat Utang Negara;
c. Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor.
Pasal 1346
(1) Seksi Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga terkait dan kerjasama internasional
dalam rangka pengelolaan Surat Utang Negara.
(2) Seksi Pengembangan Instrumen Surat Utang Negara mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pengembangan instrumen Surat Utang Negara, serta
penyiapan bahan perumusan ketentuan dan persyaratan Surat Utang Negara.
(3) Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi
dengan publik dan investor terkait pengelolaan Surat Utang Negara.
Pasal 1347
Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara mempunyai tugas
melaksanakan analisis pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pembuatan
proyeksi, monitoring, dan pemutakhiran arus kas dalam pengelolaan Surat Utang Negara,
pemantauan dan analisis kinerja potensi pasar Surat Utang Negara, serta perumusan
rekomendasi harga/yield Surat Utang Negara.
Pasal 1348
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1347, Subdirektorat Analisis
Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara menyelenggarakan fungsi:
a. analisis pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. pembuatan proyeksi, monitoring, dan pemutakhiran arus kas terkait pengelolaan Surat
Utang Negara;
c. pemantauan dan analisis kinerja serta potensi pasar Surat Utang Negara;
d. penyiapan bahan perumusan rekomendasi harga/yield Surat Utang Negara;
e. pemantauan dan analisis pasar uang dan derivatif terkait pengelolaan Surat Utang
Negara.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 370 Pasal 1349
Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara terdiri dari:
a. Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal;
b. Seksi Analisis Pasar Surat Utang Negara;
c. Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif.
Pasal 1350
(1) Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
analisis pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pembuatan proyeksi,
monitoring, dan pemutakhiran arus kas dalam pengelolaan Surat Utang Negara.
(2) Seksi Analisis Pasar Surat Utang Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pemantauan dan analisis kinerja serta potensi pasar Surat Utang Negara, serta penyiapan
rekomendasi harga/yield Obligasi Negara.
(3) Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pemantauan dan analisis pasar uang dan derivatif, serta menyiapkan rekomendasi
harga/yield Surat Perbendaharaan Negara.
Pasal 1351
Subdirektorat Peraturan Surat Utang Negara dan Kebijakan Operasional mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan peraturan perundang-undangan dan dokumen hukum,
penyusunan dan pengembangan prosedur operasi standar, penelitian kelengkapan
adminitrasi institusi, serta evaluasi pelaksanaan prosedur standar dan kewajiban institusi
terkait pelaksanaan transaksi.
Pasal 1352
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1351, Subdirektorat
Peraturan Surat Utang Negara dan Kebijakan Operasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan peraturan perundang-undangan dan pengkajian peraturan
yang terkait;
b. penyiapan dokumen hukum transaksi;
c. penyusunan dan pengembangan prosedur operasi standar;
d. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan prosedur standar dan kewajiban institusi;
e. penelitian kelengkapan administrasi institusi;
f. koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pemeriksaan atas pelaksanaan tugas
Direktorat.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 371 Pasal 1353
Subdirektorat Peraturan Surat Utang Negara dan Kebijakan Operasional terdiri dari:
a. Seksi Peraturan Surat Utang Negara;
b. Seksi Kebijakan Operasional;
c. Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi.
Pasal 1354
(1) Seksi Peraturan Surat Utang Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan peraturan perundang-undangan, pengkajian peraturan yang terkait, dan
penyiapan dokumen hukum.
(2) Seksi Kebijakan Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan kebijakan operasional berkaitan dengan pengelolaan Surat Utang
Negara.
(3) Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi pelaksanaan prosedur standar, evaluasi kewajiban institusi dan penelitian
kelengkapan administrasi institusi, serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait
dalam rangka pemeriksaan atas pelaksanaan tugas Direktorat.
Pasal 1355
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga, serta melakukan koordinasi penyiapan data dan bantuan teknis Direktorat.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administratif dibina oleh
Kepala Subdirektorat Peraturan Surat Utang Negara dan Kebijakan Operasional.
Bagian Keenam
Direktorat Pembiayaan Syariah
Pasal 1356
Direktorat Pembiayaan Syariah mempunyai tugas merumuskan kebijakan pengelolaan
pembiayaan syariah yang meliputi penerbitan, penjualan, pembelian kembali, dan
penukaran Surat Berharga Syariah Negara, perencanaan dan pengembangan instrumen
pembiayaan syariah, pemantauan dan analisis perkembangan pasar keuangan, serta
penyiapan peraturan dan dokumen hukum, baik yang diterbitkan secara langsung oleh
Pemerintah maupun melalui Perusahaan Penerbit
Surat Berharga Syariah Negara,
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 372 Pasal 1357
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1356, Direktorat
Pembiayaan Syariah menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan, pelaksanaan, dan penatausahaan transaksi yang meliputi penerbitan,
penjualan, pembelian kembali, dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara;
b. penyusunan daftar inventaris Barang Milik Negara yang akan digunakan sebagai aset
Surat Berharga Syariah Negara;
c. pengembangan instrumen pembiayaan syariah dan infrastruktur pasar;
d. koordinasi dengan pihak terkait;
e. pemantauan dan analisis perkembangan pasar keuangan, termasuk analisis kinerja dan
potensi pasar Surat Berharga Syariah Negara;
f.
perumusan peraturan perundang-undangan dan pengkajian peraturan yang berkaitan
dengan pembiayaan syariah;
g. penyiapan dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah;
h. perumusan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan operasional Direktorat;
i.
pelaksanaan evaluasi atas pelaksanaan prosedur operasi standar;
j.
pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Pasal 1358
Direktorat Pembiayaan Syariah terdiri dari:
a. Subdirektorat Pengelolaan Transaksi;
b. Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara;
c. Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara;
d. Subdirektorat Peraturan dan Kebijakan Operasional;
e. Subbagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 1359
Subdirektorat Pengelolaan Transaksi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan transaksi, dan penatausahaan aset, serta penyusunan daftar
inventaris Barang Milik Negara yang akan digunakan sebagai aset Surat Berharga Syariah
Negara.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 373 Pasal 1360
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1359, Subdirektorat
Pengelolaan Transaksi menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan transaksi dan penyusunan jadwal penerbitan (calendar of issuance) Surat
Berharga Syariah Negara;
b. penyusunan daftar inventaris Barang Milik Negara yang akan digunakan sebagai aset
Surat Berharga Syariah Negara;
c. pelaksanaan transaksi yang meliputi kegiatan penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran Surat Berharga Syariah Negara;
d. penyiapan dan pengolahan data transaksi, penyusunan dokumen transaksi selain
dokumen hukum, koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pelaksanaan transaksi
Surat Berharga Syariah Negara;
e. penatausahaan transaksi dan aset Surat Berharga Syariah Negara.
Pasal 1361
Subdirektorat Pengelolaan Transaksi terdiri dari:
a. Seksi Perencanaan Transaksi;
b. Seksi Pelaksanaan Transaksi;
c.
Seksi Penatausahaan Transaksi.
Pasal 1362
(1) Seksi Perencanaan Transaksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perencanaan transaksi dan penyusunan jadwal penerbitan (calendar of issuance) Surat
Berharga Syariah Negara, serta penyusunan daftar inventaris Barang Milik Negara yang
akan digunakan sebagai aset Surat Berharga Syariah Negara.
(2) Seksi Pelaksanaan Transaksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan transaksi yang meliputi kegiatan penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran Surat Berharga Syariah Negara, serta penyiapan dan pengolahan data
transaksi, penyusunan dokumen transaksi selain dokumen hukum, koordinasi dengan
pihak terkait dalam rangka pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara.
(3) Seksi Penatausahaan Transaksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penatausahaan transaksi dan aset Surat Berharga Syariah Negara.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 374 Pasal 1363
Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan instrumen pembiayaan syariah dan infrastruktur pasar, serta
koordinasi dengan pihak terkait.
Pasal 1364
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1363, Subdirektorat
Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara menyelenggarakan fungsi:
a. pengembangan instrumen pembiayaan syariah;
b. penyusunan rekomendasi mengenai instrumen pembiayaan syariah;
c.
pengembangan infrastruktur pasar Surat Berharga Syariah Negara;
d. penyusunan rekomendasi mengenai infrastruktur pasar Surat Berharga Syariah Negara;
e.
pelaksanaan koordinasi dengan pihak terkait;
f.
pengembangan metode dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan pihak
terkait.
Pasal 1365
Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara terdiri dari:
a. Seksi Pengembangan Instrumen;
b. Seksi Pengembangan Infrastruktur Pasar;
c.
Seksi Hubungan Investor dan Kelembagaan.
Pasal 1366
(1) Seksi Pengembangan Instrumen mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan instrumen pembiayaan syariah, dan penyusunan rekomendasi mengenai
instrumen pembiayaan syariah.
(2) Seksi Pengembangan Infrastruktur Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan infrastruktur pasar Surat Berharga Syariah Negara, dan penyusunan
rekomendasi mengenai infrastruktur pasar Surat Berharga Syariah Negara.
(3) Seksi Hubungan Investor dan Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pelaksanaan koordinasi, dan pengembangan metode dan materi layanan informasi
dan komunikasi dengan pihak terkait.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 375 Pasal 1367
Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara mempunyai
tugas melaksanakan pemantauan dan analisis terhadap perkembangan pasar keuangan,
analisis kinerja, dan potensi pasar Surat Berharga Syariah Negara.
Pasal 1368
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1367, Subdirektorat Analisis
Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan dan analisis perkembangan pasar keuangan, termasuk analisis kinerja dan
potensi pasar Surat Berharga Syariah Negara;
b. penyusunan strategi dalam rangka peningkatan likuiditas pasar Surat Berharga Syariah
Negara;
c. pemantauan dan analisis perkembangan harga instrumen keuangan;
d. penyusunan rekomendasi mengenai harga acuan (benchmark atau owner estimate) dalam
rangka penerbitan, pembelian kembali dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara;
e. penyusunan proyeksi, monitoring, dan pemutakhiran arus kas Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara terkait pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara;
f. pelaksanaan pemantauan dan analisis terhadap perkembangan pasar uang dan
instrumen derivatif dalam rangka pengembangan pasar Surat Berharga Syariah Negara.
Pasal 1369
Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara terdiri dari:
a. Seksi Analisis Pasar Surat Berharga Syariah Negara;
b. Seksi Analisis Harga Surat Berharga Syariah Negara;
c. Seksi Analisis Fiskal, Pasar Uang, dan Derivatif.
Pasal 1370
(1) Seksi Analisis Pasar Surat Berharga Syariah Negara mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan dan analisis perkembangan pasar keuangan, analisis
kinerja dan potensi pasar Surat Berharga Syariah Negara, serta penyusunan strategi
dalam rangka peningkatan likuiditas pasar Surat Berharga Syariah Negara.
(2) Seksi Analisis Harga Surat Berharga Syariah Negara mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan dan analisis perkembangan harga instrumen keuangan,
serta penyusunan rekomendasi mengenai harga acuan (benchmark atau owner estimate)
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali dan penukaran Surat Berharga Syariah
Negara.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 376 (3) Seksi Analisis Fiskal, Pasar Uang, dan Derivatif mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan proyeksi, monitoring, dan pemutakhiran arus kas Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara terkait pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara, serta
pelaksanaan pemantauan dan analisis terhadap perkembangan pasar uang dan
instrumen derivatif dalam rangka pengembangan pasar Surat Berharga Syariah Negara.
Pasal 1371
Subdirektorat Peraturan dan Kebijakan Operasional mempunyai tugas melaksanakan
perumusan peraturan perundang-undangan dan pengkajian peraturan yang berkaitan
dengan pembiayaan syariah, penyiapan dokumen hukum dalam rangka penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah, perumusan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan operasional Direktorat, serta pelaksanaan evaluasi atas pelaksanaan
prosedur operasi standar.
Pasal 1372
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1371, Subdirektorat
Peraturan dan Kebijakan Operasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan peraturan perundang-undangan dan pengkajian peraturan
yang berkaitan dengan pembiayaan syariah;
b. penyiapan dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah;
c. penyiapan bahan perumusan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan operasional Direktorat;
d. pelaksanaan atas evaluasi pelaksanaan prosedur operasi standar.
Pasal 1373
Subdirektorat Peraturan dan Kebijakan Operasional terdiri dari:
a. Seksi Peraturan Pembiayaan Syariah;
b. Seksi Dokumen Hukum;
c. Seksi Kebijakan Operasional dan Evaluasi Kinerja.
Pasal 1374
(1) Seksi Peraturan Pembiayaan Syariah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan peraturan perundang-undangan dan pengkajian peraturan yang berkaitan
dengan pembiayaan syariah.
(2) Seksi Dokumen Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dokumen
hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 377 (3) Seksi Kebijakan Operasional dan Evaluasi Kinerja mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan operasional Direktorat,
serta pelaksanaan atas evaluasi pelaksanaan prosedur operasi standar.
Pasal 1375
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga, serta melakukan koordinasi penyiapan data dan bantuan teknis Direktorat.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administratif dibina oleh
Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara.
Bagian Ketujuh
Direktorat Strategi dan Portofolio Utang
Pasal 1376
Direktorat Strategi dan
Portofolio Utang mempunyai tugas merumuskan,
merekomendasikan, dan mengevaluasi strategi pengelolaan utang, menyusun rencana
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui utang dan hibah, mengkaji
pengelolaan utang, merekomendasikan struktur portofolio utang yang optimal, mengelola
risiko utang, merumuskan kebijakan dan strategi peningkatan peringkat kredit,
mengkoordinasikan pengelolaan strategi utang dengan lembaga terkait, merumuskan
strategi pengembangan instrumen utang, memantau risiko dan kewajiban kontinjensi,
memantau, merekomendasikan dan mengevaluasi kepatuhan terhadap prosedur standar
pengelolaan utang, kode etik, peraturan perundangan, dan perjanjian yang terkait dengan
pengelolaan utang.
Pasal 1377
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1376, Direktorat Strategi
dan Portofolio Utang menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penyiapan rekomendasi, dan evaluasi strategi pengelolaan utang;
b. perencanaan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui utang dan
hibah;
c. pengkajian pengelolaan utang;
d. penyiapan rekomendasi struktur portofolio utang yang optimal;
e. pengelolaan risiko utang;
f. perumusan kebijakan dan strategi peningkatan peringkat kredit;
g. koordinasi pengelolaan strategi utang dengan lembaga terkait;
h. perumusan strategi pengembangan instrumen utang;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 378 i.
pemantauan risiko dan kewajiban kontinjensi;
j.
pemantauan, penyiapan rekomendasi dan evaluasi kepatuhan terhadap prosedur standar
pengelolaan utang, kode etik, peraturan perundangan, dan perjanjian yang terkait
dengan pengelolaan utang;
k. pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Pasal 1378
Direktorat Strategi dan Portofolio Utang terdiri dari:
a. Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Utang;
b. Subdirektorat Portofolio dan Risiko Utang;
c. Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi;
d. Subdirektorat Kepatuhan dan Risiko Operasional;
e. Subbagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 1379
Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Utang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
rumusan, penyiapan rekomendasi, dan evaluasi strategi pengelolaan utang jangka
menengah dan jangka panjang, penyusunan rencana pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara melalui utang dan hibah, kegiatan riset yang mendukung penyusunan
rencana dan strategi pengelolaan utang, strategi lindung nilai, dan peningkatan peringkat
kredit, perumusan strategi pengembangan instrumen derivatif dan strategi pengelolaan
risiko utang yang menggunakan instrumen derivatif, pengumpulan data/informasi untuk
keperluan analisis dan penyusunan proyeksi skenario kondisi perekonomian domestik dan
internasional yang mendukung penyusunan rencana dan strategi pengelolaan utang,
pembinaan hubungan dengan lembaga terkait pengelolaan utang, perumusan kebijakan dan
strategi dalam rangka peningkatan peringkat kredit, pengumpulan dan analisis
data/informasi hasil riset pengelolaan pinjaman dan hibah, Surat Berharga Negara, dan
instrumen derivatif.
Pasal 1380
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1379, Subdirektorat
Perencanaan dan Strategi Utang menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan, rekomendasi, dan evaluasi strategi pengelolaan utang
jangka menengah dan jangka panjang;
b. penyiapan bahan penyusunan rencana pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara melalui utang dan hibah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 379 c. penyiapan kegiatan riset yang mendukung penyusunan rencana dan strategi pengelolaan
utang, strategi lindung nilai, dan peningkatan peringkat kredit;
d. penyiapan bahan rumusan strategi pengembangan instrumen derivatif dan strategi
pengelolaan risiko utang yang menggunakan instrumen derivatif;
e. pengumpulan data/informasi untuk keperluan analisis dan penyusunan proyeksi
skenario kondisi perekonomian domestik dan internasional yang mendukung
penyusunan rencana dan strategi pengelolaan utang;
f. pembinaan hubungan dengan lembaga terkait pengelolaan utang;
g. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi dalam rangka peningkatan peringkat
kredit;
h. pengumpulan dan analisis data/informasi hasil riset pengelolaan pinjaman dan hibah,
Surat Berharga Negara, dan instrumen derivatif;
i.
koordinasi dengan pihak terkait dalam pengkajian pengelolaan utang.
Pasal 1381
Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Utang terdiri dari:
a. Seksi Perencanaan dan Strategi Pinjaman dan Hibah;
b. Seksi Perencanaan dan Strategi Surat Berharga Negara;
c. Seksi Perencanaan dan Strategi Instrumen Derivatif.
Pasal 1382
(1) Seksi Perencanaan dan Strategi Pinjaman dan Hibah mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, penyusunan rekomendasi, dan evaluasi strategi
pengelolaan pinjaman dan hibah jangka menengah dan jangka panjang, penyusunan
rencana pembiayaan dan biaya terkait dengan penggunaan pinjaman dan hibah dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan pelaksanaan kegiatan riset serta
pengumpulan data/informasi untuk keperluan analisis dan penyusunan proyeksi
skenario kondisi perekonomian domestik dan internasional yang mendukung
penyusunan rencana dan strategi pengelolaan utang terkait dengan pengelolaan
pinjaman dan hibah.
(2) Seksi Perencanaan dan Strategi Surat Berharga Negara mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, penyusunan rekomendasi, dan evaluasi strategi
pengelolaan Surat Berharga Negara jangka menengah dan jangka panjang, penyusunan
rencana pembiayaan dan biaya terkait dengan penerbitan Surat Berharga Negara dalam
membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan pelaksanaan kegiatan riset
serta pengumpulan data/informasi untuk keperluan analisis dan penyusunan proyeksi
skenario kondisi perekonomian domestik dan internasional yang mendukung
penyusunan rencana dan strategi pengelolaan utang terkait dengan pengelolaan Surat
Berharga Negara.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 380 (3) Seksi Perencanaan dan Strategi Instrumen Derivatif mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan strategi pengembangan instrumen derivatif, strategi
pengelolaan risiko utang yang menggunakan instrumen derivatif, pembinaan hubungan
dengan analis pasar, lembaga pemeringkat, kreditur dan lembaga/institusi lainnya,
perumusan kebijakan dan strategi dalam rangka peningkatan peringkat kredit,
pelaksanaan kegiatan riset dan pengumpulan data/informasi untuk keperluan analisis
dan penyusunan proyeksi skenario kondisi perekonomian domestik dan internasional
yang mendukung penyusunan rencana dan strategi pengelolaan utang terkait dengan
pengelolaan instrumen derivatif, strategi lindung nilai, dan peningkatan peringkat kredit,
pengumpulan dan analisis data/informasi hasil riset pengelolaan pinjaman dan hibah,
Surat Berharga Negara, dan instrumen derivatif, serta pengumpulan dan penyiapan
bahan koordinasi pengkajian pengelolaan utang.
Pasal 1383
Subdirektorat Portofolio dan Risiko Utang mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan
penyiapan rekomendasi struktur portofolio utang, penyusunan dan penyampaian
rekomendasi struktur portofolio utang yang optimal, penyusunan strategi utang,
pemantauan perkembangan indikator portofolio, risiko, pemenuhan kebutuhan pembiayaan
dan pembayaran kewajiban utang, pengkajian dan perumusan strategi pengendalian risiko
utang dan pasar, pengidentifikasian, pengukuran dan penganalisaan risiko pasar,
pelaksanaan kegiatan riset yang mendukung penyusunan dan strategi pencapaian struktur
portofolio utang yang optimal, pengumpulan dan analisis data/informasi hasil riset yang
mendukung penyusunan dan strategi pencapaian struktur portofolio utang yang optimal,
pengkoordinasian penyusunan laporan dan rekomendasi pengelolaan portofolio dan risiko
utang, dan penyusunan skenario kondisi pasar untuk mendukung penyusunan strategi
portofolio utang, serta melaksanakan pengolahan basis data utang dan pasar keuangan.
Pasal 1384
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1383, Subdirektorat
Portofolio dan Risiko Utang menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian struktur portofolio utang;
b. penyusunan dan penyampaian rekomendasi struktur portofolio utang yang optimal;
c. penyusunan strategi utang;
d. penyiapan bahan pemantauan perkembangan indikator portofolio, risiko, pemenuhan
kebutuhan pembiayaan dan pembayaran kewajiban utang;
e. penyiapan bahan pengkajian dan perumusan strategi pengendalian risiko utang dan
pasar;
f. identifikasi, pengukuran dan penganalisaan risiko pasar;
g. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan riset yang mendukung penyusunan dan strategi
pencapaian struktur portofolio utang yang optimal;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 381 h. pengumpulan dan analisis data/informasi hasil riset yang mendukung penyusunan dan
strategi pencapaian struktur portofolio utang yang optimal;
i.
koordinasian dengan pihak terkait dalam penyusunan laporan dan rekomendasi
pengelolaan portofolio dan risiko utang;
j.
penyusunan skenario kondisi pasar untuk mendukung penyusunan strategi portofolio
utang;
k. pengolahan basis data utang dan pasar keuangan.
Pasal 1385
Subdirektorat Portofolio dan Risiko Utang terdiri dari:
a. Seksi Portofolio dan Risiko Pinjaman;
b. Seksi Portofolio dan Risiko Surat Berharga Negara;
c. Seksi Risiko Pasar.
Pasal 1386
(1) Seksi Portofolio dan Risiko Pinjaman mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengkajian dan rekomendasi struktur portofolio pinjaman jangka menengah dan panjang
yang optimal, strategi pinjaman tahunan, pemantauan perkembangan indikator
portofolio, risiko pinjaman, pemenuhan kebutuhan pembiayaan dan pembayaran
kewajiban pinjaman, pengkajian dan perumusan strategi pengendalian risiko keuangan
terkait portofolio pinjaman, dan pelaksanaan kegiatan riset yang mendukung
penyusunan dan strategi pencapaian struktur portofolio utang yang optimal terkait
pengelolaan portofolio dan risiko pinjaman.
(2) Seksi Portofolio dan Risiko Surat Berharga Negara mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pengkajian dan rekomendasi struktur portofolio Surat Berharga Negara
jangka menengah dan panjang yang optimal, strategi penerbitan Surat Berharga Negara
tahunan, pemantauan perkembangan indikator portofolio, risiko Surat Berharga Negara,
pemenuhan pembiayaan dan pembayaran kewajiban Surat Berharga Negara, pengkajian
dan perumusan strategi pengendalian risiko keuangan terkait portofolio Surat Berharga
Negara, dan pelaksanaan kegiatan riset yang mendukung penyusunan dan strategi
pencapaian struktur portofolio utang yang optimal terkait pengelolaan portofolio dan
risiko Surat Berharga Negara.
(3) Seksi Risiko Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengidentifikasian,
pengukuran dan penganalisaan risiko pasar, pelaksanaan kegiatan riset risiko pasar
yang mendukung penyusunan dan strategi pencapaian struktur portofolio utang yang
optimal, melakukan pengumpulan dan analisis data/informasi hasil riset yang
mendukung penyusunan dan strategi pencapaian struktur portofolio utang yang
optimal, pengkoordinasian penyusunan laporan dan rekomendasi pengelolaan portofolio
dan risiko utang, penyusunan skenario kondisi pasar untuk mendukung penyusunan
strategi portofolio utang, dan pengolahan basis data utang dan pasar keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 382 -
Pasal 1387
Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi mempunyai tugas melaksanakan identifikasi,
pemetaan, dan pengklasifikasian kegiatan yang berpotensi menimbulkan kewajiban
kontinjensi, penyiapan bahan penyusunan rekomendasi pengelolaan kewajiban kontinjensi,
pengelolaan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi, penyiapan dan
pengembangan infrastruktur dalam rangka penyelesaian kewajiban kontinjensi, pengukuran
dan analisa besaran kewajiban kontinjensi yang harus ditanggung Pemerintah, penyiapan
bahan pemantauan terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan kewajiban kontinjensi,
penyiapan bahan koordinasi dengan unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan yang
melaksanakan fungsi pengelolaan risiko fiskal, pemberian dukungan dalam rangka
penyelesaian kewajiban kontinjensi.
Pasal 1388
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1387, Subdirektorat
Kewajiban Kontinjensi menyelenggarakan fungsi:
a. identifikasi, pemetaan, dan pengklasifikasian kegiatan yang berpotensi menimbulkan
kewajiban kontinjensi;
b. penyusunan rekomendasi pengelolaan kewajiban kontinjensi;
c. pengelolaan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi;
d. penyiapan dan pengembangan infrastruktur dalam rangka penyelesaian kewajiban
kontinjensi;
e. pengukuran dan analisa besaran kewajiban kontinjensi yang harus ditanggung
Pemerintah;
f. pemantauan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kewajiban kontinjensi;
g. koordinasi dengan pihak terkait yang melaksanakan fungsi pengelolaan risiko fiskal;
h. pemberian dukungan dalam rangka penyelesaian kewajiban kontinjensi.
Pasal 1389
Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi terdiri dari:
a. Seksi Identifikasi, Infrastruktur, dan Dokumentasi;
b. Seksi Pemantauan Kewajiban I;
c. Seksi Pemantauan Kewajiban II.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 383 Pasal 1390
(1) Seksi Identifikasi, Infrastruktur, dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi, pemetaan, dan klasifikasi kegiatan yang berpotensi
menimbulkan kewajiban kontinjensi, baik dari sektor riil maupun finansial, penyusunan
rekomendasi pengelolaan kewajiban kontinjensi; dan melakukan pengelolaan
dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi, serta penyiapan dan
pengembangan infrastruktur dalam rangka penyelesaian kewajiban kontinjensi.
(2) Seksi Pemantauan Kewajiban I dan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengukuran dan analisis besaran kewajiban kontinjensi yang harus ditanggung
Pemerintah untuk bahan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
pemantauan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kewajiban kontinjensi, koordinasi
dengan unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan yang melaksanakan fungsi
pengelolaan risiko fiskal, pemberian dukungan dalam rangka penyelesaian kewajiban
kontinjensi sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1391
Subdirektorat Kepatuhan dan Risiko Operasional mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan kerangka kerja pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi kepatuhan
terhadap prosedur standar pengelolaan utang, kode etik dan peraturan perundangan dan
perjanjian yang terkait dengan pengelolaan utang, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan
rekomendasi pelaksanaan terhadap prosedur standar pengelolaan utang, kode etik dan
peraturan perundangan dan perjanjian yang terkait dengan pengelolaan utang, pengkajian
dan penyusunan rekomendasi atas materi prosedur standar pengelolaan utang, kode etik
dan peraturan perundangan dan perjanjian yang terkait dengan pengelolaan utang,
penyusunan kerangka kerja manajemen risiko operasional, identifikasi, pengklasifikasian,
pengukuran, dan analisis risiko operasional, penyusunan profil risiko operasional dan
perumusan strategi pengendalian risiko operasional, serta pemantauan, evaluasi dan
penyusunan rekomendasi terhadap pelaksanaan pengendalian risiko operasional.
Pasal 1392
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1391, Subdirektorat
Kepatuhan dan Risiko Operasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kerangka kerja pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi kepatuhan
terhadap prosedur standar pengelolaan utang, kode etik dan peraturan perundangan dan
perjanjian yang terkait dengan pengelolaan utang;
b. pemantauan, evaluasi, dan penyusunan rekomendasi pelaksanaan terhadap prosedur
standar pengelolaan utang, kode etik dan peraturan perundangan dan perjanjian yang
terkait dengan pengelolaan utang;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 384 c. pengkajian dan penyusunan rekomendasi atas materi prosedur standar pengelolaan
utang, kode etik dan peraturan perundangan dan perjanjian yang terkait dengan
pengelolaan utang;
d. penyusunan kerangka kerja manajemen risiko operasional;
e. identifikasi, pengklasifikasian, pengukuran, dan analisis risiko operasional;
f. penyusunan profil risiko operasional dan perumusan strategi pengendalian risiko
operasional;
g. pemantauan, evaluasi dan penyusunan rekomendasi terhadap pelaksanaan pengendalian
risiko operasional.
Pasal 1393
Subdirektorat Kepatuhan dan Risiko Operasional terdiri dari:
a. Seksi Kepatuhan Prosedur Standar dan Kode Etik;
b. Seksi Kepatuhan Hukum;
c. Seksi Risiko Operasional.
Pasal 1394
(1) Seksi Kepatuhan Prosedur Standar dan Kode Etik mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan kerangka kerja pelaksanaan kegiatan pemantauan dan
evaluasi kepatuhan terhadap prosedur standar pengelolaan utang dan Kode Etik,
pemantauan, evaluasi, dan penyusunan rekomendasi terhadap pelaksanaan prosedur
standar pengelolaan utang dan Kode Etik,
serta pengkajian dan penyusunan
rekomendasi atas materi prosedur standar pengelolaan utang dan Kode Etik.
(2) Seksi Kepatuhan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
kerangka kerja pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi kepatuhan terhadap
peraturan perundangan dan perjanjian yang terkait dengan pengelolaan utang,
pemantauan, evaluasi, dan penyusunan rekomendasi terhadap pelaksanaan peraturan
perundangan dan perjanjian yang terkait dengan pengelolaan utang, pengkajian dan
penyusunan rekomendasi atas materi peraturan perundangan dan perjanjian yang terkait
dengan pengelolaan utang.
(3) Seksi Risiko Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
kerangka kerja manajemen risiko operasional, identifikasi, pengklasifikasian,
pengukuran, dan analisis risiko operasional, dan penyusunan profil risiko operasional,
perumusan strategi pengendalian risiko operasional, serta pemantauan, evaluasi dan
penyusunan rekomendasi terhadap pelaksanaan pengendalian risiko operasional.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 385 Pasal 1395
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga, serta melakukan koordinasi penyiapan data dan bantuan teknis Direktorat.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administratif dibina oleh
Kepala Subdirektorat Kepatuhan dan Risiko Operasional.
Bagian Kedelapan
Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen
Pasal 1396
Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen mempunyai tugas merumuskan kebijakan
monitoring dan evaluasi, verifikasi dan administrasi, penyelesaian pembayaran kewajiban,
pelaksanaan akuntansi dan pelaporan, pengembangan sistem informasi utang berdasarkan
kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal terkait dengan pinjaman, hibah, dan
instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1397
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1396, Direktorat Evaluasi,
Akuntansi, dan Setelmen menyelenggarakan fungsi:
a. monitoring dan evaluasi terkait dengan pengelolaan pinjaman, hibah, dan instrumen
pembiayaan syariah;
b. analisis kinerja perkembangan pelaksanaan pinjaman, hibah, dan instrumen pembiayaan
syariah;
c. penyiapan rekomendasi action plan percepatan pelaksanaan pinjaman, hibah, dan
instrumen pembiayaan syariah;
d. pelaksanaan verifikasi dan administrasi kewajiban yang timbul dari pengelolaan
pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
e. pelaksanaan penyelesaian kewajiban, yang timbul dari pengelolaan pinjaman, hibah,
Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
f. pelaksanaan penyelesaian transaksi penjualan Surat Berharga Negara;
g. pelaksanaan pengendalian internal atas input dan output dalam pengelolaan pinjaman,
hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
h. pelaksanaan akuntansi dan konsolidasi data, verifikasi data, pencatatan basis data,
penyajian laporan, diseminasi laporan, dan publikasi laporan terkait pengelolaan
pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
i. pengembangan sistem informasi dalam rangka pengelolaan utang;
j. pelaksanaan tata usaha Direktorat.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 386 -
Pasal 1398
Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen terdiri dari:
a. Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi;
b. Subdirektorat Administrasi dan Verifikasi;
c. Subdirektorat Setelmen Transaksi;
d. Subdirektorat Akuntansi dan Pelaporan;
e. Subdirektorat Sistem Informasi Utang;
f. Subbagian Tata Usaha;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 1399
Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan
evaluasi pengelolaan pinjaman, hibah, dan instrumen pembiayaan syariah, pelaksanaan
analisis kinerja perkembangan pelaksanaan pinjaman, hibah, dan instrumen pembiayaan
syariah, dan penyiapan rekomendasi action plan percepatan pelaksanaan pinjaman, hibah,
dan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1400
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1399, Subdirektorat
Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan pinjaman, hibah, dan instrumen
pembiayaan syariah;
b. pelaksanaan analisis kinerja perkembangan pelaksanaan pinjaman, hibah, dan instrumen
pembiayaan syariah;
c. penyiapan rekomendasi action plan percepatan pelaksanaan pinjaman, hibah, dan
instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1401
Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi terdiri dari:
a. Seksi Monitoring dan Evaluasi I;
b. Seksi Monitoring dan Evaluasi II;
c. Seksi Monitoring dan Evaluasi III.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 387 Pasal 1402
Seksi Monitoring dan Evaluasi I, II, dan III masing-masing mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan dan pengolahan data realisasi, analisis perkembangan, evaluasi cakupan
pencairan dan efektifitas, serta koordinasi dan penyiapan rencana tindak (action plan)
berkaitan dengan pinjaman, hibah, dan instrumen pembiayaan syariah sesuai penugasan
yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1403
Subdirektorat Administrasi dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan
dokumen perjanjian, dokumen penarikan, dan dokumen pembayaran, standarisasi
pengkodean dan pengentrian data referensi, verifikasi keabsahan dan kebenaran dokumen,
kebenaran dan konsistensi besarnya tagihan dan terms, kebenaran pencatatan/data entry,
realisasi penarikan / hasil penjualan, realisasi pembayaran kewajiban, dan data laporan
berkaitan dengan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1404
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1403, Subdirektorat
Administrasi dan Verifikasi menyelenggarakan fungsi:
a. penatausahaan dokumen perjanjian, dokumen penarikan, dan dokumen pembayaran
berkaitan dengan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan
syariah;
b. standarisasi pengkodean dan pengentrian data referensi berkaitan dengan pinjaman,
hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
c. verifikasi keabsahan dan kebenaran dokumen, kebenaran dan konsistensi besarnya
tagihan dan terms, kebenaran pencatatan/data entry, realisasi penarikan / hasil penjualan,
realisasi pembayaran kewajiban, dan data laporan, serta proyeksi pembayaran kewajiban
berkaitan dengan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan
syariah;
d. pengesahan/persetujuan (approval) keabsahan dokumen-dokumen berkaitan dengan
pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1405
Subdirektorat Administrasi dan Verifikasi:
a. Seksi Administrasi I;
b. Seksi Administrasi II;
c. Seksi Verifikasi I;
d. Seksi Verifikasi II.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 388 Pasal 1406
(1) Seksi Administrasi I dan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penatausahaan dokumen perjanjian, dokumen penarikan, dan dokumen pembayaran,
serta standarisasi pengkodean dan pengentrian data referensi berkaitan dengan
pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah sesuai
penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
(2) Seksi Verifikasi I dan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan verifikasi
keabsahan dan kebenaran dokumen, kebenaran dan konsistensi besarnya tagihan dan
terms, kebenaran pencatatan/data entry, realisasi penarikan / hasil penjualan, realisasi
pembayaran kewajiban, data laporan, dan proyeksi pembayaran kewajiban, serta
penyiapan dokumen pengesahan/persetujuan (approval) keabsahan dokumen berkaitan
dengan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah sesuai
penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1407
Subdirektorat Setelmen Transaksi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan data dan
informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan pelaksanaan dan pembayaran
kewajiban; rekonsiliasi data, penyiapan data pelaksanaan dan pembayaran, perhitungan,
pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban, serta pelaksanaan pengendalian internal
atas input dan output terkait dengan penyelesaian pengelolaan transaksi pinjaman, hibah,
Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1408
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1407, Subdirektorat
Setelmen Transaksi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan
penarikan dan pembayaran kewajiban, rekonsiliasi data, penyiapan data penarikan dan
pembayaran, perhitungan, pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban, serta
pelaksanaan pengendalian internal atas input dan output terkait dengan pengelolaan
transaksi pinjaman dan hibah;
b. penyiapan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan hasil
penjualan dan pembayaran kewajiban, rekonsiliasi data, penyiapan data hasil penjualan
dan pembayaran, perhitungan, pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban, serta
pelaksanaan pengendalian internal atas input dan output terkait dengan penyelesaian
pengelolaan transaksi Surat Utang Negara;
c. penyiapan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan hasil
penjualan dan pembayaran kewajiban, rekonsiliasi data, penyiapan data hasil penjualan
dan pembayaran, perhitungan, pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban terkait
dengan pengelolaan instrumen pembiayaan syariah.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 389 Pasal 1409
Subdirektorat Setelmen Transaksi terdiri dari:
a. Seksi Setelmen Transaksi Pinjaman dan Hibah I;
b. Seksi Setelmen Transaksi Pinjaman dan Hibah II;
c. Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara;
d. Seksi Setelmen Transaksi Instrumen Pembiayaan Syariah.
Pasal 1410
(1) Seksi Setelmen Transaksi Pinjaman dan Hibah I dan II mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan
penarikan dan pembayaran kewajiban, rekonsiliasi data, penyiapan data penarikan dan
pembayaran, perhitungan, pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban terkait
dengan pengelolaan pinjaman dan hibah sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh
Direktur Jenderal.
(2) Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan hasil
penjualan dan pembayaran kewajiban, rekonsiliasi data, penyiapan data hasil penjualan
dan pembayaran, perhitungan, pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban terkait
dengan pengelolaan Surat Utang Negara.
(3) Seksi Setelmen Transaksi Instrumen Pembiayaan Syariah mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban, penatausahaan hasil
penjualan dan pembayaran kewajiban, rekonsiliasi data, penyiapan data hasil penjualan
dan pembayaran, perhitungan, pemrosesan pencatatan, dan pelaporan kewajiban terkait
dengan pengelolaan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1411
Subdirektorat Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan akuntansi dan
konsolidasi data, verifikasi data, pencatatan basis data, penyajian laporan, diseminasi
laporan, dan publikasi laporan terkait pengelolaan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara,
dan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1412
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1411, Subdirektorat
Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan akuntansi pengelolaan pinjaman, hibah, dan Surat Berharga Negara;
b. pelaksanaan rekonsiliasi data terkait dengan pengelolaan pinjaman, hibah, Surat Utang
Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 390 c. pelaksanaan konsolidasi data dan diseminasi laporan terkait dengan pengelolaan
pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah;
d. penyiapan, penyajian, dan publikasi laporan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan
instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1413
Subdirektorat Akuntansi dan Pelaporan terdiri dari:
a. Seksi Akuntansi Pinjaman dan Hibah;
b. Seksi Akuntansi Surat Berharga Negara;
c. Seksi Konsolidasi Data;
d. Seksi Penyajian Laporan dan Publikasi.
Pasal 1414
(1) Seksi Akuntansi Pinjaman dan Hibah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan akuntansi dan rekonsiliasi data terkait dengan pengelolaan pinjaman dan
hibah.
(2) Seksi Akuntansi Surat Berharga Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan akuntansi dan rekonsiliasi data terkait dengan pengelolaan Surat Utang
Negara dan instrumen pembiayaan syariah.
(3) Seksi Konsolidasi Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan konsolidasi data,
menyusun data, mengembangkan data, dan pengujian validitas data terkait dengan
pengelolaan pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah.
(4) Seksi Penyajian Laporan dan Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyajian data statistik dan penyiapan materi publikasi terkait dengan pengelolaan
pinjaman, hibah, Surat Utang Negara, dan instrumen pembiayaan syariah.
Pasal 1415
Subdirektorat Sistem Informasi Utang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
sistem aplikasi, pengelolaan basis data, dan dukungan operasional teknologi informasi
terkait pengelolaan utang.
Pasal 1416
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1415, Subdirektorat Sistem
Informasi Utang menyelenggarakan fungsi:
a. analisis kebutuhan dan evaluasi program aplikasi, penyusunan dan pelaksanaan evaluasi
spesifikasi sistem perangkat lunak serta pemeliharaan sistem dan program aplikasi
terkait pengelolaan utang;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 391 b. analisis kebutuhan data dan elemen data, pengaturan kinerja dan keamanan data,
pengelolaan pertukaran/integrasi data, pengelolaan Data Recovery Center (DRC), serta
melakukan koordinasi dengan unit penyedia paket aplikasi terkait pengelolaan utang;
c. analisis spesifikasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, penyimpanan data
elektronik, pemberian dukungan operasional terkait aplikasi pengelolaan utang, layanan
internet, dan email di lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1417
Subdirektorat Sistem Informasi Utang terdiri dari:
a. Seksi Pengembangan Sistem Aplikasi I;
b. Seksi Pengembangan Sistem Aplikasi II;
c. Seksi Pengelolaan Basis Data;
d. Seksi Operasional Teknologi Informasi.
Pasal 1418
(1) Seksi Pengembangan Sistem Aplikasi I dan II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan analisis kebutuhan, penyiapan, dan evaluasi sistem aplikasi terkait pengelolaan
utang sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
(2) Seksi Pengelolaan Basis Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis
kebutuhan data dan elemen data, mengatur kinerja dan keamanan data, mengelola
pertukaran/integrasi data, mengelola Data Recovery Center (DRC), serta melakukan
koordinasi dengan unit penyedia paket aplikasi terkait dengan pengelolaan utang.
(3) Seksi Operasional Teknologi Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
analisis spesifikasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak; melakukan
penyimpanan data elektronik; dan memberikan dukungan operasional terkait aplikasi
pengelolaan utang, layanan internet, dan email di lingkungan Direktorat Jenderal.
Pasal 1419
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga, serta melakukan koordinasi penyiapan data dan bantuan teknis Direktorat.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administratif dibina oleh
Kepala Subdirektorat Sistem Informasi Utang.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 392 Bagian Kesembilan
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 1420
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 1421
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi
dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Setiap kelompok tersebut pada ayat (1) Pasal ini dikoordinasikan oleh pejabat fungsional
senior yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.
(3) Jumlah jabatan fungsional tersebut pada ayat (1) Pasal ini ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Download