jurnal kedokteran

advertisement
JURNAL KEDOKTERAN
wlRsf.
ISSN: 0854 - 1159, VOL. 16 NO. 1 JANUARI - APRIL 2008
DAF'TAR ISI
Artikel penelitian / Research articles:
Cytotoxicity and Antioxidant Activity oI Zingiber officinale and 6-cingerol on HepG2 Cells
Harliansyah, NoorAzian Murad, Wan Zurinah Wan Ngah, Yasmin Anum Mohd Yusof
Pengaruh Probiotik terhadap Gambaran Histologis Mukosa Usus pada Mencit Balb/C Model Alergi
The Effect ofProbiotic on the Histology Structure oflntesttkal Layer in Balb/C Mice Modet of Allergt
Diding HP, Endang Listyaningsih S dan AA Subijanto
Pengaruh Ekstrak D^un Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) terhadap Kadar IgE pada Mencit
Model Alergi
The Effect of Phyllahthus Acidus [L.J Skeels LeafExtract on IgE Level in Mice Model o/ Altergy
AA Subijanto dan Diding HP
Karakteristik Molekular Fragmen Gen merB Isolal Pseudomonas aeruginosa Muhbesisten
Molecular Characterizdtio of mexB Gine Fragment from Muhiresistant Pseudomonas aentginosa
Isolates
Fatmawaty Badaruddin, Imam Supardi, Usman Chatib Wa6a, Debbie Soefie Retnoningrum
Pengaruh Medium Kultur Bebas Serum terhadap Perkembangan Preimplantasi Embrio Mencit r'r, ytro
The EJfect of Serum Free i1 Media Culture on Preimplantation Derelopment of Mouse Embryos in vitro
K. Eriani, Sunal1i, M. Nasir, I. Djuwita
Peran Serta Masyarakat Secara Mandiri dalam Melestarikat Bacillus thufingiensis H-l4 Galur Lokal
dalam Buah Kelapa untuk Mengendalikan Jentik,l,, opheles sp diKampung Laut Kabupaten Cilacap
Society Inclependent Palticipation on the Cuhuling Process of Bacillus thuringiensis H 14 Local Strain in
the Coconut Medium to Control Anopheles sp Larvae in Kampung Laut Cilacap Regency
Blondine Ch.P dan R.A. Yuniarti
Kecerdasan Emosional Bidan Desa serta Kaitannya dengan Kinerja Mereka dalam Pelaksanaan Tugas
The Coftelation between Emotion Quotient and Performante ofthe Midwlfes on Theit Duty
Mulyono Notosiswoyo
001-005
006-012
013-017
018-027
028-032
033-038
039-044
Pengaruh Pemberian Suplemen Selenium dan Iodium terhadap Status Gizi, Skor IQ dan Jumlah
Tanda Khas Kretin pada Anak Sekolah Dasar
The Effect ofSelenium and lodine Supplementation in School Children on Nutritional Status, Ie-score a d
Ath'i but e s of Cretinism
DilTah Hanim, Rimbawan,
Ali Khomsan, Drajat Martianto
Pengaruh Waktu Latihan terhadap Peningkatan Aktivitas Fibrinolisis pada Latihan Aerobik
Intensitas Sedang
The Influence ofExercise Time ofthe Day on Fibt inoutic Actiyiry d ling Moderate Intewiiy ofAerobic Exercise
Nawanto A. Pmstowo
Hubungan antara Indeks Produksi Retikulosit (lPR) dengan Red Blood CeII Distfibation Width (RDrI)
pada Klasifikasi Anemia Berdasarkan Defek Fungsional
Correlation of Reticulocyte Production Index (RPI) and Red Blood Cell Distribution Width (RDW) on
Anemia Classifcation based on Functional Defect
Setyawati, Endah Pembantjanawati, Linda Rosila
Indeks Subyek
Indeks Penulis
iru;
*rG*
.tERsz
,
_\
4 Rb
Diterbitkan oleh :
Fakultas Kedokteran
U niversitas YARSI Jakarta
063-071
12
72
r
JURNAL KEDOKTELIN Y.,IRSI J6 (11 : D31))2
rut
II
-rr
Pengaruh Medium
Kultur Bebas Serum
terhadap
Perkembangan Preimplantasi Embrio Mencit in z.titro
Effect
of
Serum Free Media Culture
Dettelopment of Motrse Embryos in aitro
on
Preimplantation
K. Erianir, Sunartil, M. Nasirr, l. Djun'ita2
llrnll Actlt
lfn Ltlhl af Vtttrrtrnt
KE1'WORD5
ABSTRACT
uut, lfistitu tc af Agt
i,:
lt
ttofBogar(lPB)Bogor
reproductizte biotecllnolooy; dcttelopnental biology; MEM; itr t itro deuelopmenf
Tlrc usc of scrunt irt l culture ntediunt is a contnton praclice irt tlrc study ctf ntcttLse ernbrtlo
decelopntent in rifro. HatLte-ocr, lltc rolc of uttknorott fncfors in seuLn influancing tlrc enrbnlo
det,elopweut lns beett di.lfictLlt to eletarnrine. 71rc nint of tlis studrl ions to iilr,est'igate the efect' o;f
dnrino ncid in serum frec urcdiuut ou itt oitro deuelopnent of ntLtusa entbrtlo. Tltis studtl uns
cordtLcted in tlrc folloiL:itrg -Lt1a!s: (7) nediu l M'|6 supplenented ruith 0.3% BSA, (2) nediurtt M16
supplentetrted ruigr 2T. rrftt MEM, cLnd (3) ntedium M16 slpplenentd rrith 2'/a rt/r, MEM ttnd 0.7
nturol of glutnntine. T!rc enrbnlos ioere collecled in .3 sfagc of det,elopurcnt: zVgote (darl 7), ntor a
(dnv-3) nn,] contpncted nrcrola (dty-4). TlLe resuLts itLdictlterl tlnt supple enfnlion oJ antirto lcid into
M16 ctLlttrrc rreditun could repltce tfu role of BSA aints nl supportitrg fhe deuelopurentnl polency Lt.f
ntoust entbn/Lts itt ttilro.
Penelitian di bidang kultur fu i'lfro, memiliki
peranan yang sangat besar dalam menentukan
kemajuan teknologi kullff i/r lifro. Hal ini sciring
dengan kebutuhan akan embrio untuk kepentingan
penerapan maupun penelitian di bidang bioteknologi
reproduksi dan biologi perkembangan.
Sel embrio dapat turnbuh secara ir lifro cli
dalam medium kultur 1,ang diberi tambahan serum
sepelti serurn vang berasal dari fetus atau induk.
\amun ,lenrikian, untrrk nremp.laj.rri lenorn.rra g.r
tumbuhan dan perkembangan emblio, unsur yang
belunr dikctahui (unknoit,n ./hcfor-) r'ang terkanclung
dalam serum dapat mengaburkan fenomena yang
ingin diketahui, schingga sulit untuk menentukan
faktor yang berperan cli dalarrr pertumbuhan. Untuk
rnengetahui komposisi bahan kimia vang ditambahkan secara pasti, maka cligunakan rneclium kultur
tanpa penambaan setuln. Kebutuhan nutrisi clasar
scperti protein vang biasanya terpenuhi oleh serum
.l:b-nri ,l('nB,rn men,'n l,.tltL.tn ar.,nr . nir'ro \dng
rliketahui secara pasti. Medium tersebut clikenal
.ltngan clrenricclly defi trcd n ed iu m.
t
Pada pertumbuhan embrio mamalia secara ir
. :;r'c, kendala ,vang palinpJ menonjol aclalah terjadi:-..i harnbatan perkembangan pada arn'al perkemba-
:-::n
(Nasr-Esfahani dan Johnson, 1991; Mivoshi e/
1994). Kendala tersebut terutama disebaL.tkan oleh
-. faktor, yaitu dihasilkannva oksigen radiklrl
- --:ti hiclrogen peroksicla (H2O2) dan super oksida
(O,) (Nasr-Esfahani dan Johnson, 1991; NasrEsfalrani ef al., 1.992), serta hambatan pada proses
glikolisis sehingga embrio tidak dapat secara optimal
memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi
(Seshagiri dan Bavister, 1991). Untuk itu, perlu aclanya penambahan bahan yang dapat bertinclak sebagai agen pen€iikat (clrclnfing nger.l) untuk meniadakan oksigen raclikal serta sumber energi selain
glukosa.
Aurich dan Han (1994) rlenyatakan bahn'a
asam amino sangat dibutuhkan clalam jurnlah tinggi
pacla talrap awal perkembangan embrio. Brirrster
(1973) mengatakan bahu,a sistein, triptofan,
fenilalanin, lisin, arginin dan valin esensial untuk
pembelahan ar'val embrio kelinci. Demikian juga
Chatot ?t n1. (1989) mencobakan glutamin ke c1alam
medium kultur vang masih disuplementasikan BSA,
sehingga faktor penyebab hilangnva hambatan perembangan pada tahap 2 sel tidak dapat cliketairui.
Oleh karena itu cli clalam penelitian ini clilakukan
penambahan asam arnino dan rnenghilangkan serum
(BSA) lang cliharapkan dapat mengatasi keciua
pcrmasalahan terscbut.
Irr. Kd,ti,ri Lrtnri, M9. Dtt tt),ott L,f B Llogtt, trk ltv .f
j nrril N',rtrfnl -5.rrr,.., Strrrlr Krlnln LIntrL \iht,
Ddrrr.nrl'rrr. Bn ltl Aa,lr, Il SVrlt AbllttrLtf No.-'l Drlrrss/rld,r
Mntlrrl,rdii(
N,1Dl.ll11 Erttlil: t:trtr':, i:.ttii',11.! :', r. linttltli2
PENGARUH MEDIUM KULIUR BEBAS SERUM TERHADAP PERKEMBA.NGAN PREIMPLANTASI EMBRIO
MENCIT /N I{TRO
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetatahui pengaruh penarnbahan asarn amino esensial
mittimum dengan dan tdnpd d.,1m amino non
esensial glutamin ke dalan medium kultur M16
intra peritoneal dengalr 5 IU PMSG, dua hari ke-
bebas serum terhadap perkembangan embrio mencit
secata i |itro.
yang menandakan mencit telah kan'in; (2) Mencit
betirLa yang positif kawin dipanen dengan beberapa
cara: (i) sigot (h1) dipanen dengan penorehan pada
bagian tuba; (ii) 8-sel (h3) dilakukan pernbilasan
tuba; dan (iii) morula kompak (h4) dilakukan pernbilasan pada ovidak (cara i, ii dan iii dilakukan di
bawah mikroskop); (3) Pencucian dilakukan berturut-turut di dalam medium PBS dan medium
kultur masing-masing sebanyak tiga kali; (4) Embrio
diinkubasi dalam inkubator CO, 5% modifikasi pada
mudian disuntik melalui intra peritoneal dengan 5 IU
hCC dan mencit segera dikawinkan. Keesokan hari-
nya dilakukan pemeriksaan sumbat vagina
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus albinos)
strair-L DPY betina berumur dua bulan dan mencit
jantan dari strain yang sama berumur tiga sampai
(h1),
suhu 37'C.
empat bu1an.
Penelitian dirancang menggunakan rancang-
Pengamatan embrio
an acak lengkap dengan tiga perlakuan, yaitu: M16 +
Pengamatan perkembangan embrio untuk
setiap tahap embrio yang dipanen (h1, h3 dan h4)
dilakukan tiap 24 jam inkubasi. Parameter yang
BSA, M16 + MEM, dan M16 + MEM + Glutamin
dalam tiga ulangan. Data perkembangar-L embrio dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan
untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 19E9).
diamati adalah jumlah embrio yang berkembang
menjadi 2-, 4-, 8-sel, morula dan blastosis selama 96
jam masa inkubasi (4 hari) untuk tahap sigot (h1),
sedangkan untuk tahap 8-sel (h3) dan morula
kompak (h4) diamati selama 48 jam inkubasi.
Evaluasi dilakukan berdasarkan persentasi embrio
yang berkernbang per jumlah enrbrio yang dikultur.
Pembuatan medium
Medium yang digunakan untuk koleksi dan
pencucian embrio adalah medium phosphate buffer
saline (PBS, Sigma, USA) yang diberi tambahan 0.3%
bovine serum albumin (BSA, Sigma, USA), penisilin
HASIL
dan steptomisin. Medium dasar yang digunakan
adalah medium M16 yang dimodifikasi dengan
penambahan 1.0 ng polivinilalkohol ml1 (PVA),
Pengaruh penambahan asam amino terhadap
penisilin dan streptomisin. Sebagai perlakuan pada
nredium dasar dilakukan penambahan: (7) 2% (v/u)
minimal essensial medium (MEM) essensial amino
acid solution (EAA, Gibco, USA), (2) medium (1) +
0.1 mmol glutamin l-r (Gln, Gibco, USA) untuk kultur
embrio iir alfro.
M16 terhadap perkembangan sigot mencit djbandingkan dengan kontrol tidak menunjukkan
perbedaan nyata (P>0,05) masing-rnasing untuk
Panen dan
perkembangan sigot
Penambahan asam amino ke medium kultur
penambahan BSA, MEM, dan MEM+cln, yaitu 65,
63, dan 71% untuk mencapai tahap 2-sel; 21,24 dan
25% untuk mencapai tahap 4-sel; serta 10, 1l dan 6%
kultur embrio
untuk mencapai tahap 8-sel (Tabel 1). Hal ini
Panen dan kultur embrio dilakukan melalui
beberapa tahap sebagai berikut: (1) Superovulasi di-
menunjukkan bahwa asam amino dapat dipakai
sebagai pengganti BSA dalam rangka mernbuat
medium yang komposisi kimia diketahui dengan
lakukan dengan menggunakan hormon pregnant
nrare serum gonadotropin (PMSG) dan human
chorionic gonatropin (hCG), yaitu disuntik melalui
tepat (clrcmicalltl defined medium).
Tabel 1. Pengaruh penambahan asam amino ke dalarn medium kultur M16 terhadap perkembangan sigot
selama 96
Medium
kultul
M16+BSA
M16+MEM
M16+MEM+GI1-I
I
vang
Dikultur
embrio
88
54
masa inkubasi
: embrio yang dikultur
2-sel
57 (65)"
34 (63)"
35 (71)"
4-sel
21 (24) ^
13 (24) "
12 (25) ^
8-sel
e 00)"
6 (11)"
3 (6)"
Morula
0 (0)
0 (0)
49
0 (0)
34
3
Keterangan: Angka-angka dalam satu lajur yang ctiikuii oleh huruf vang sama iidak berbeda pada taraf nyata 5%
M16+BSA+EDTA
Blastosis
0 (0)
0 (0)
0 (0)
2
030
K. ERIANI, SL]}IARTI, M. NASIR. I. DJUWITA
Pengaruh penambahan asam arnino terhadap
proses pembentukan blastosis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan asam amino, yaitu MEM dan MEM
Glutamin
+ Gln ke dalam medium kultur M16,
mampu mendukung perkembangan embrio tahap 8
sel nrasing-masing75 dan 78% untuk mencapai tahap
morula kompak, 23 dan 37% untuk mencapai tahap
blastosis serta 23 dan 37% untuk mencapai tahap
blastosis ekspans. Hasil ini tidak berbeda nyata
(P>0.05) dibandingkan dengan penambahan BSA,
yaitt T6% Qnorula kompak) clan 28% (blastosis) serta
11% (blastosis ekspans) seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh penambahan asam amino ke dalam medium kultur M16 terhadap perkembangan embrio
tahap 8-sel selama 48 jam masa inkubasi
Medium
kultur
Jurnlah morula
Yang di kultur
M16+BSA
78
M16+MFM
M16+MEM+Gln
63
Jumlah embrio yang berkembane (%
MK
Blastosis
5e (76)^
17 (7s)"
22 (28)^
11 (23)"
BE
Hatclin
e (11)"
2 (4.2)^
0 (0)
0 (0)
79
Keterangan: Angka-angka dalam satu lajur vang cliikuti oleh hurlrf yang sama tidak berbeda pada raraf ny.rta
596
MK = morula kompak, BE = blastosis ekspans
Pengaruh penambahan asam amino terhadap
prcses hqtchiflg
Hasil uji lanjut menunjukkan penambahan
kultur M16 terhadap
asanr amino ke dalam medium
perkembangan morula kompak ke tahap perkemba-
ngan selanjuhrya tidak berbecla nyata
(P>0.05)
menunjukkan bahwa asam amino dapat menggantikan BSA untuk mendukung perkembangan embrio
tahap morula kornpak ke tahap blastosis. Demikian
juga untuk mencapai tahap blastosis ekspans, yaitu
13, 19 dan 10% untuk masing-masing penambahan
MEM. MEM + Gln dan BSA.
dengan medium kontrol (+BSA), yaitu 73% (MEM),
84% (MEM + Gln), dan 80% (BSA) (Tabel 3). Ini
Tabel 3. Pengaruh penambahan asam amino ke dalam rnedium kultur M16 terhadap perkembangan embrio
tahap ntorula kompak selama 48 jam masa inkubasi
Medium
Kultur
Jurnlah morula Kompak
M16+BSA
M]6+MEM
M16+MEM+Ghl
Keteranlian: Angka
lvfK
=
30
30
24 (80).
22 (73)^
31
26
2 (10)"
4 03)"
angka rtalam s.rtu Lajur yang dilkuti oleh huruf vang sama tidak berlrcda padn taraf nvata
orula konpnk, BE = blasiosis ekspans
PEMBAHASAN
Pengaruh penambahan asam amino terhadap perkembangan sigot
Walaupun hasil uji lanjut tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata (P>0,05) nanrun berdasarkan
nilai persentasi terlihat pada medium M16 + MEM +
Cln lebil.r tinggi persentasinya untuk mencapai tahap
1-sel (71iX,). Tingginya persentasi perkembangan
aacla media yang ditarnbahkan glutamin mungkin
.list.babkan pada tahap awal pembelahan (sigot)
-lib'-rtuhkan energi yang tinggi yang dapat diperoleh
Jorgan penambahan glutamin. Karena glutamin
1
(5).
1
(3)"
4 13)
5l%
<lapat langsung dimanfaatkan melalui metabolisme
mitokondria (melalui siklus Krebs). Hal ini sesuai
dengan Eagle (1995) yang menvatakan pada beberapa sel, pembahan glutamin ke-2 ketoglutarat
dapat meningkatkan pemecahan ;1rgus karbon
sebagai penghasil energi untuk pernecahan asarn
amino vang lain. Aclapun energi vang diperoleh dari
glukosa ticlak dapat dimanfaatkan secara maksimal
karena pacta arval pembelahan glukosa tictak clapat
ditranspor ke nitokondria akibat menurumrya laju
glikolisis karena adanva peristi$'a negative ftedbnr:k
vang Ll.rpat r.nenghambat enzin fosfofruktokinase
(Gardner dan Leese, 1990).
PENGARUH MEDIUM KULTUR BEBAS SERUi\.I
TERH.\J:.i
MENCIT
Memasuki tahap 8-sel, penambahan MEM +
Gln menunjukkan persentasi perkembangan embrio
yang menurun (6%) dibandingkan dengan MEM
(11%). Hal ini disebabkan netabolisme glutamin
pada proses pembelahan embrio tahap 4-sel ke 8-sel
urenurun. Hal ini sejalan dengan penelitian Chatot ef
nl. (1990) yang melakukan pengukuran metabolisme
glutamin secara lir rrlfro menunjukkan bahwa metabolisrne meningkat dari tahap pembelahan sigot (1sel) ke tahap 2-sel, menurun pada tahap 8-sel, namun
kemudian rneningkat lagi dan mencapai maksimum
pacla tahap blastosis. Reiger ei nl. (1-992) menyatakan
bahr'r'a enzirn yang berperan dalam meiabolisme
glutamin pada tahap perkembangan 2-sel dan 4-se1
berasal dari maternal, namun enzim ataupun mRNA
lang berasal dari maternal rnulai rnenurun secara
signifikan pada tahap 8-sel karena degradasi.
Setelah 48 jam masa inkubasi, embrio yang
nencapai tahap 8-sel umumnya mengalami degene
rasi. Jika dibandingkan dengan penambahan BSA +
EDTA, tampak bahwa sigot mampu melewati tahap
S-sel dan rnencapai tahap blastosis di dalam rnedium
kultur dan ini sejalan dengan hasil penelitian NasrEsfahani e/ al. (1992). Penarnbahan EDTA ke dalam
medium kultur dapat melindungi embrio
secara
eksternal (clrcltrting nsert) terhadap pengaruh logam/
hldrogen peroksida dan radikal bebas yang konsentrasi bahan-bahan ini diketahui tinggi di dalam
nedium kultur Nasr-Esfahani ei al. (1992).
Pengaruh penambahan asam amino terhadap
proses pembentukan blastosis
Pengambilan asam amino untuk pembentu-
ran blastosis pada mencit, mungkin bukan untuk
jintesis protein saja, tetapi juga untuk melaksanakan
keperluan metabolisme lain aiau sebagai substrat
untuk nrenghasilkan energi. Energi dibutuhkan Iebih
banyak pada kompaksi, karena pada saat ini sel-sel
mulai berintegrasi (blastomer luar menjadi kutup
polar, sedangkan blastomer dalam menjadi apolar)
untuk rnembentuk rongga blastosul. Proses di atas
membutuhkan sumber energi yang tinggi seperti
,,lihasilkan oleh glutamin.
Devreker et nl. (2001) menggunakan media
+
gJ.utamin, Earle's + asam amino dan KEarle's
SCIM persentasi perkembangan enbrio rnanusia
!ang berkembang nencapai blastosis berturut-turut
adalah ;10.5%, 5E,"1" dan 599/". Persentasi perkernbangan blastosis lebih tinggi dibandingkan menggunakan
meclia Ml6 pada penelitian ini karena media Earle's
clan K-SCIM lebih komplek nutrisi untuk rnen
dukung perLembangur etnhrio nr,rnu\in .e.drd r/,
liilo. Media tersebut diberi tarnbahan taurin dan 20
1\ ;,';:
::: r-: r--
1ia: -:-:. ::l':.1- | _,-.: !*-::r:
pada saluran rel'r,.-:j\: .' i- - :>- -iM16 pada penelitian inj :' :::i----:-- .'i--l--.- J!l--tutknown factor agar mengetai.ur :ir:-:::::-:.:r-asam arruno
kembangan embrio.
129951 t1€'-gatal:r :--: j-:.i -:mediun KSONI tanpa Fe:i::.:.:,media, dapat menyebabkan sigot berkembang se;:::
efektif mencapai tahap blastosis pada hari ke 5. Haini menunjukkan per-Lambahan asan amino tidak
bersifat toksik dalam mempengaruhi perkembangan
sigot mencit. Lebih lanjut Macklon ei nl. (2002) n.re
lakukan kultur sigot manusia dengan menggunakan
Bigger. c/ nI
asam amino dalam
media vang disebut Rotterdam yang disuplementasi
dengan asarn amino telah berhasil melahirkan bayi
nornal. Hal ini menunjukkan penarnbahan asam
amino sangat mendukung berkembangan embrio
kulLur paJ a taha p preim pl.r
n
l;.i.
Pengaruh penambahan asam amino terhadap
proses hatching
Berdasarkan persentasi hnfcltittg, lerlihal
medium yang ditambahkan MEM + Gln lebih tinggi
dibandingkan n.Lediun-L yang hanya ditambahkan
MEM saja, yaitu 13% dan 3%. Ada indikasi bahwa
untuk mencapai hafclirg clibutuhkan sumber energi
yang tinggi, sehingga bila medium hanya ditambahkan MEM saja, energi vang dibutuhkan untuk proses
hntchirg tdak tercukupi. lni sesuai dengan penelitiar.r
Reiger dan Guay (1998) dalnru larnsidlt dan Kave
(1995) I'ang nenyatakan glutamin dapat dimetabolisme oleh blastosis sapi. Glutamin merupakan
prekursor untuk sintesis protein dan biosintesis
pirimidin.
T:ingginl'a persentasi /rafcJrlrrg pada medium
yang ditambahkan asam amino, dinungkinkan
karena menurut Lamb dan Leese (1994) perubahan
sistim transport asam amino banyak terjadi pada
tahap blastosis, sehubungan dengan meningkatnya
kompetisi uptake asani. amino. Untuk perkembangan
dari tahap blaslosis ke /rnfcftfilg dibutuhkan sumber
energi dalarn jumlah yang banvak. Asam arninir
dapat diman{aatkan sebagai salah satu sumber
energi yang dapat digunakan untuk perkenbangan
embrio.
Keberadaan asam amino non esensial dan
atau asanl amino esensial dapat bertindak sebagai
prekursor dalam rnediurn kultur yang
secara
langsung dapat mernpengaruhi proses blastosis ke
/rnlclring. Namun demikian asam amino esensial yang
terdapat dalam MEM tidak dapat meningkatkan
persentasi proses hafclirg lebih baik dari medium
yang ditambahkan BSA. Ini menunjukkan bahwa
K, IRIANI, SUNARTI, M. NASIR. ], DJUW]TA
asam amino eaensial yang acla dalam MEM kurang
lengkap untuk dapat meningkatkan proses lrafclrfu.q.
Menurut Spindle clan Pederson (1973) dalriu Schiewe
ef al. (1995) bukti secara irr lllr-o menclukung konsep
bahlr'a proses hntching dan in-Lplantasi merupakalr
peristiwa eksklusif vang dipengaruhi oleh perbedaan
pengambilan asarr anrino dan protein.
Pada pcristiwa /ufclring terjadi pcrubahan
bentuk pada zona pelusicla bagian polar tropotokderm, yang mcnunjukkan bahu'a informasi
seperti perubahan, merupakan hal penting pada
blastosis untuk proses hafclriirg. Niinura dan Fujii
(1997) telah menbuktikan ada dua pola perubahan
bentuk clalam proses lratclring, perubahan besar pada
blastosis ekspans dan perubahan kecil berupa penonjolan pada bagian tropoblastin, proliferasi dan
irnplantasi. Semua peristiwa di atas dikontrol oleh
ICM (itmcr cell nnss\.
Biggers el at. (2005) dengan melakukan
transfer blastosis yang dikultur dalam rnedia KSOMg
+ asam arnino dan nedia G1.2 nrenunjukkan persentasi fetus yang lahir masing-nasing yaitu 67.6'll"
dan 46.6%. lni menunjukkan penanbahan asam
amino vang lebih kornplek dapat meningkatkan
proses lrrrfcllirg dan selanjutnya melakukan implantasi pada uterus induk.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahta perubahan asam arnino esensial rninirnum
(\1E\l) clengan asam anino nonesensial glutamin
dapat cligunakan sebagai pengganti serum (BSA)
untuk perkembl.rngan embrio mencit lr lift'0.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan agar clilakukan penelitian lebih lanjut terhadali mgfllllm kultur M16 yang ditambahkan asam
amino esensial minimum dengan dan tanpa asam
nonesensial glutamin yang diikuti dengan senyawa
vang datrat bertindak sebagai cllelsting dgenl seperti
EDTA.
Biggcrs JD, Mccinnis T-K and Lawitts lA 2005. One siep versur
iwo-step cultllre of mouse preimplantation cnrbrvos: is there
a difierence? ttu t R41ft\.1.20 (12): 137G3384.
Brinstcr RL 1973. Nutrition arLl neiabolism of the ovur1, zytoie
and blastocvst. In Cejgcr SR. (Ed) Fndocrinology An1€'rican
PhysioloBical Socieit', Washhgk]l1. 165-1i15
Chatot CI-, Zionck CA, Bdvistl'r'BD, l.ewis JL and lorrcs 119E9
An rmprovecl culture nediurn supports developnent ot
random-breLl 1-cell mouse embr_vos nr
Terirna kasih disampaikan kepada Dr. Arief
Boecliono, Dr. Hasim, DEA dan Prof . Dr. drh. Yuhara
Sukra vang banyak memberikan pengarahan dan
masukan vang berharga untuk menvelesaikan
penelitian ini.
Auri.h C .u.t Han J
1994. J,r rrito maturation, fertilization, and
.ulture ol bovne oocytes in a nodified menczo 82 medium.
.1,Jj:"r ,(4r?,1. 5.i. 35: 153 163.
F.riil.86:
JT-, Toncs I |rrcl Ziomek CA 1990. Dcveiopment
of l'ccll mouse enrbrvos 6-om dillerenl strains of mic-. in CZB
nledjum. Biol. ltcfro,/. 42:,132-,1-lt)
D-.vreker F, Flardy K, \tan den Bergh Nl, Vanmn AS, Emiliani,
lnglcrt Y 2001. Amiio acids promot€' hunan blastorvst
deveLopDrent,r |itl|l. t] | |1n Rcp nd. L6 $) : 7 19-759.
Eagle H 1995. Nutrition nccds of maDmalian cells in tissuc
culture. Ndlr/r. 122: 501-509.
Carrlner DK anet Lecse HJ 1990. Concentration of nutricns in
ousr'oviduct flriid and thcir effr'cts on cnbryos (leleloll
meni anLl metabolism )n ,'itrn R.t)r.d. Fcttil E8: 361-368.
l'l 1995. Cluiamine lransport b)'mouse
inncrs ccll masscs. ll..ptot. Fettil 744:9197.
Lamb VK and l-eese HJ 199,1. Uptake of a mixture of amino acicls
Iry mouse blastoc)'sis. lt (t1 ft . L' ( t t i l. 702: 169 17 9.
Iamshidi MB and Kaye
Macklon NS, Plieters MllEC, Hassan \1A, Jeuchen PHM,
Eilkenans MJC ancl Fauser BCJM 2002. A prosfeciive
randomized comparison of sequential ver-sus nronoculture
svsiems for J, rir..r human blastocysi developmcnt. ltulrl
Ilaprotl
. 17 : 27AA 2745
.
Miyoshi K, Punahshi H, Okuda K and Nin.r K 1994. ljevelopm$t
of rat one'c-.ll enrbrl'o in a chemicalll' defincd mcdiurr:
Eilects of glucore, phosphate and osmolnriiv. Pvryrcd Fertil.
100:21 26.
Nasr-Esfaluni MII anci lohnson NIII 1991. The origin of reactive
oxygcn specics in mouse crnbryos cultured i, i'iho. Dli'.
113(2):5s1-600.
Nasr l:sfahani MH, \\'irlston 1,\J .rnd Joluson MH 1992 Effects of
lllucosc, g)utanlinc, ethylenedinminetetraaccUc acid and
oxvgen tcnsion on the !:oncentration of reactive oxvgen
species ancl on developneni of ihe mouse l,reinplantatron
embryo ;r |ir'0. R.Ir0d. Ftrtil.92: 219-231 .
Niimura S and Fujii 1997. A morphologir:al studv of blasiocyst
haiching irl the mouse and rat. Itqr0l. Ddi,. ,13(4): 295 302
Rcjgcr D, I oskutoFf N\f and Betteridge Kl 1992. De\.elopmentally
related changes in thc mctabolism of glucosc dnd glutanrinc
bv cattlc cmbryo produceLl and co culiured )n |itro. R.lrod.
i] .
104: 257 -262.
anll Balm.rceda JIr 1995.
Phvsiological characterization of blastocyst hatching
mechanisns bv trse ol a mouse antihatching model. Fcrfil.
Schie\,'e MC, tlazeleger NL, Sclinenti C
Srrrtl. 63(2): 288-294.
Seshagiri PB and Bavisier BD 1991. Clucosc and !,hosphate iniibii
rcspiation and orsidative metabolism in cultured hnmster
eiglli cell en1bryos: Evidence for the crabtree effeci. Mol.
ll.frorl. I)di'. 30: 105 111
Stecl RGD ancl Torrie III 1989. Prnlsip dan Dasar Statistik. Edisi 2.
PT Cran1edia, Jakarta.
KEPUSTAKAAN
Rqrr,r,?.
Chatot CI-, Lt'rvis
F ert
UCAPAN TERIMA KASIH
|ir'..
679 688.
Download